Akt keuangan
-
Upload
140413nay -
Category
Economy & Finance
-
view
53 -
download
5
description
Transcript of Akt keuangan
ASET TAKBERWUJUDKelompok 5
Nur Naisyah REviani
M. Andis PJayadi
DEFINISI ASET TAKBERWUJUD
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan aset
tak berwujud? PSAK 19 (revisi 2010)mendefinisikan aset takberwujud sebagai
asetnonmoneter yang dapat diidentifikasikan
tanpawujud fisik.
PENGAKUAN AWAL ASET TAKBERWUJUDKriteria pengakuan aset takberwujud padadasarnya sama dengan kriteria pengakuan asettetap. Aset takberwujud diakui sebagai aset jika:1. Memenuhi definisi aset takberwujud2. Memenuhi kriteria pengakuan, yaitu (a)
kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut; (b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.Jika kriteria pengakuan tidak dipenuhi, maka biaya yang dikeluarkan harus diakui sebagai beban.
LanjutanTerdapat beberapa kemungkinan cara
perolehanaset takberwujud, yaitu:1. Perolehan terpisah;2. Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis;3. Akuisisi dengan hibah pemerintah;4. Pertukaran aset;5. Aset takberwujud yang dihasilkan secara
internal (goodwill dan aset takberwujud lainnya)
Perolehan Terpisah
Untuk aset takberwujud yang diperoleh
secara terpisah maka pengukuran biaya
perolehannya terdiri atas:1. Harga pembelian, termasuk bea impor dan
pajak yang tidak dapat dikembalikan, dikurangi diskon dan rabat;
2. Biaya yang secara langsung dapat diatribusikan yang terjadi dalam menyiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai tujuan penggunaannya.
Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis
Biaya perolehan aset takberwujud yang diakuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis (PSAK 22) adalah nilai
wajarnyapada tanggal akuisisi. Penentuan nilai wajar dalam
kombinasi bisnis bukanlah hal mudah. Jika aset takberwujuddiperdagangkan secara bebas di pasar aktif, maka harga pasar adalah dasar pengakuan terbaik. Jika aset takberwajib tidak mempunyai pasar aktif, maka biaya perolehan ditentukan berdasarkan jumlah yang akan dibayarkan perusahaan dalam transaksi normal pada tanggal akuisisi.
Aset takberwujud juga dapat diperoleh melalui hibah pemerintah. Pemerintah dapat memindahkan atau mengalokasikan aset takberwujud, seperti hak untik mendarat di bandara udara, hak beroperasi pada stasiun televisi atau radio, hak impor atau hak quota atau hak untuk mngakses sumber-sumber terbatas lainnya, kepada entitas tertentu. Entitas yang memperoleh aset takberwujud dengan hibah pemerintah mempunyai pilihan untuk pengakuan aset takberwujud tersebut, yaitu:
1. Mengakui sebesar nilai wajar; atau2. Mengakui aset takberwujud dan hibah dengan nilai nominal
ditambah dengan segala pengeluaran yang berhubungan secara langsung untuk menyiapkan aset tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan maksud penggunanya.
Akuisisi dengan Hibah Pemerintah
Pertukaran Aset
Cara lain perolehan aset takberwujud adalah melalui pertukaran aset non moneter atau sekelompok aset moneter, atau kombinasi dari aset moneter dan aset non moneter. Sama seperti pada pertukaran aset tetap, biaya perolehandari aset takberwujud yang diperoleh dari pertukaran adalah diukur pada nilai wajar, kecuali:1. Transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki
subtansi komersial; atau2. Nilai wajar aset baik yang diterima maupun yang
dilepaskan tidak dapat diukur dengan andal.
Aset Takberwujud yang Dihasilkan secara Internal
Goodwill hanya boleh diakui sebagai akibat dari kombinasi bisnis. Goodwill yang timbul secara internal tidak diakui sebai aset takberwujud karena tidak memenuhi kriteria pengakuan sebagai berikut.
1. Dasar pengukuran biaya perolehan yang andal,
2. Identifikasi terpisah dari sumber daya yang lain,
3. Kendali oleh perusahaan.
PENGUKURAN SETELAH PEROLEHAN
Setelah pengakuan awal, entitas harus memilih salah satu dari dua dasar pengukuran aset takberwujud, yaitu (1) model biaya perolehan dan (2) model revaluasi. Jika memilih menggunakan model revaluasi maka semua aset dalam kelas yang sama harus diperlakukan sama, kecuali apabila tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
Model Biaya PerolehanJika entitas memilih menggunakan model biaya maka setelah pengukuran awal aset takberwujud dinilai berdasarkan biaya perolehannya dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Model RevaluasiApabila model revaluasi dipilih oleh entitas, maka aset setelah
pengukuran awal dinilai berdasarkan nilai wajar dikurangidengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Penerapan model revaluasi seperti yang telah
dijelaskan pada bab mengenai aset tetap.
Penentuan nilai wajar aset takberwujud hanya dapatditentukan dengan mengacu pada pasar aktif aset
takberwujud tersebut. Oleh karena ketentuan tersebut, model revaluasi
tidakdapat diterapkan untuk sebagian besar aset takberwujud.
LANJUTAN
Sebagai ilustrasi, PT ABC memiliki aset takberwujud dalam bentuk izin operator taksi. Izinoperator taksi tersebut sering diperdagangkan diantara operator taksi yang ada atau calon operatortaksi. Izin operator taksi tersebut diperolehtanggal 1 Januari 2008 dengan harga perolehanRp100.000.000. Umur manfaat izin tersebutadalah 5 tahun dan entitas menggunakan metodegaris lurus untuk mengamortisasinya. Padatanggal 31 Desember 2010, nilai diperdagangkanizin operator taksi tersebut adalah Rp120.000.000dan nilai akumulasi penyusutan per 31 Desember 2010adalah Rp40.000.000.
Lanjutan Harga perolehan Rp 100.000.000Akm. Amortisasi (40.000.000)Nilai tercatat Rp 60.000.000Nilai wajar 120.000.000Selisih revaluasi Rp 60.000.000
Ayat jurnal untuk mencatat revaluasi izinoperator taksi tersebut.Akm. amortisasi Izin operator taksi Rp40.000.000
Izin operator taksi Rp40.000.000
Izin operator taksi Rp60.000.000Selisih penilaian kembali a. takberwujudRp60.000.000
PENGHENTIAN PENGAKUAN
Suatu aset takberwujud harus dihentikan
pengakuan apabila:1. dalam (proses) pelepasan; atau 2. ketika tidak terdapat lagi manfaat
ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya,
PENYAJIAN ASET TAK BERWUJUD DAN AKUN TERKAIT
Dalam Laporan Posisi Keuangan (neraca), aset takberwujud termasuk dalam aset tak lancar. Dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif, penyajian bebanamortisasi dan kerugian dari penurunan nilai sebagai bagian dari laba operasi berkelanjutan, kecuali apabila kerugian dari penurunan nilai tersebut berhubungan dengan operasi tidak berkelanjutan (discontinued operations). Berikut adalah contoh penyajian di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian PT UNILEVER Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan 30 Juni 2011 dan 31Desember 2010.
LANJUTAN
Aset Tidak Lancar Non-Current Assets
Goodwill 61.925 21,11 61.925 Goodwill
(Setelah dikurangi akm. (Net of accumulated
amorisasi sebesar amortisation of
Rp22.029pada tahun 2010) Rp22.029 in 2010
Rp22.029 in 2010)
Aset tidak berwujud 617.917 20,12 645.355 Intangible assets
(Net of accumulated amortisation of Rp414.049 in 2011 and Rp353.522 in 2010)
PENGUNGKAPAN ASET TAKBERWUJUD DAN AKUN TERKAIT
Suatu entitas harus mengungkapkan hal -hal berikut untuk setiap kelas aset takberwujud, dipisahkan antara aset takberwujud yang dihasilkan secara internal dan aset takberwujud lainnya,antara lain:1. Apakah masa manfaat tidak terbatas atau terbatas. Jika masa
manfaat terbatas diungkapkan tingkat amortisasi yang digunakan atau masa manfaatnya;
2. Metode amortisasi yang digunakan untuk aset takberwujud dengan masa manfaat terbatas;
3. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (secara agregat dengan akumulasi kerugian akibat penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;
4. Unsur-unsur dalam laporan pendapatan komprehensif yang mana amortisasi aset takberwujud termasuk (didalamnya);
5. Pengakuan atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.