Akhir Bab2 TRANSport Wilayah

19
Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-1 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. UMUM Penyediaan dan pengembangan transportasi pada hakekatnya dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan trigatra, yakni gatra geografis, sumber daya alam, dan kependudukan. Penyelenggaraan transportasi dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi geografi wilayah dan kawasan lingkungan yang terdiri dari daratan dan perairan di dalamnya. Transportasi harus dapat menjangkau seluruh pelosok dan terjangkau oleh masyarakat banyak. Sumber daya alam, dalam bentuk sumber bahan makanan, sumber energi, bahan mineral, flora, serta fauna, memerlukan sarana dan prasarana transportasi agar dapat dieksplorasi, dieksploitasi, diproduksi, dan didistribusikan ataupun diperdagangkan agar bermanfaat secara optimal. Jumlah, persebaran penduduk, tingkat pertumbuhan, struktur, tingkat kesejahteraan, dan kualitas sumber daya manusia, merupakan masalah dan sekaligus potensi yang harus dipecahkan dan dilayani oleh sistem transportasi khususnya melalui peningkatan mobilitas penduduk. 2.2. GAMBARAN UMUM KALIMANTAN TENGAH 2.2.1 Letak Geografis Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Palangka Raya berada di 0° 45’ LU; 3° 30’ LS dan 111° - 116°BT . Batas wilayah administrasi Kalimantan Tengah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Barat (Kalbar ) Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kaltim dan Kalbar Sebelah Selatan dibatasi Laut Jawa, Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalbar. 2.2.2 Kondisi Fisik Wilayah Luas Provinsi Kalimantan Tengah ± 153.564 Km2 (15.356.400 Ha). Adapun luas wilayah tersebut terdiri dari : Hutan belantara : 126. 200 Km2 Rawa-rawa : 18.125 Km2 Sungai, Danau dan Genangan : 4.563 Km2 Lahan lainnya : 4.676 Km2 2

description

Tulisan

Transcript of Akhir Bab2 TRANSport Wilayah

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-1

GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. UMUM

Penyediaan dan pengembangan transportasi pada hakekatnya dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan trigatra, yakni gatra geografis, sumber daya alam, dan kependudukan. Penyelenggaraan transportasi dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi geografi wilayah dan kawasan lingkungan yang terdiri dari daratan dan perairan di dalamnya. Transportasi harus dapat menjangkau seluruh pelosok dan terjangkau oleh masyarakat banyak. Sumber daya alam, dalam bentuk sumber bahan makanan, sumber energi, bahan mineral, flora, serta fauna, memerlukan sarana dan prasarana transportasi agar dapat dieksplorasi, dieksploitasi, diproduksi, dan didistribusikan ataupun diperdagangkan agar bermanfaat secara optimal. Jumlah, persebaran penduduk, tingkat pertumbuhan, struktur, tingkat kesejahteraan, dan kualitas sumber daya manusia, merupakan masalah dan sekaligus potensi yang harus dipecahkan dan dilayani oleh sistem transportasi khususnya melalui peningkatan mobilitas penduduk.

2.2. GAMBARAN UMUM KALIMANTAN TENGAH 2.2.1 Letak Geografis

Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Palangka Raya berada di 0° 45’ LU; 3° 30’ LS dan 111° - 116°BT . Batas wilayah administrasi Kalimantan Tengah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Barat (Kalbar )

Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kaltim dan Kalbar Sebelah Selatan dibatasi Laut Jawa, Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalbar.

2.2.2 Kondisi Fisik Wilayah Luas Provinsi Kalimantan Tengah ± 153.564 Km2 (15.356.400 Ha). Adapun luas wilayah tersebut terdiri dari :

Hutan belantara : 126. 200 Km2 Rawa-rawa : 18.125 Km2 Sungai, Danau dan Genangan : 4.563 Km2 Lahan lainnya : 4.676 Km2

2

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-2

Berdasarkan rencana tata ruang Wilayah Provinsi Kalimanatan Tengah Perda No.8 Tahun 1999 dan No.8 tahun 2003 ditunjukkan pada Tabel 2.1.a.dan Tabel 2.1.b. Dalam wilayah seluas 153.564 km2, direncanakan tata guna lahan yang meliputi kawasan lindung 2.256.608 ha (14,7%) dan kawasan budidaya 13.099.787 ha (85,3%). Dalam kawasan budidaya meliput juga di dalamnya areal perairan seluas 154.850 ha (1,0%).

Tabel 2.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Tengah Perda No.8 Tahun 1999

No. Jenis Peruntukan Luas (Ha) Keterangan

Kawasan Lindung 1 Hutan Lindung 781.010 5,09% 2 Cagar Alam 239.860 1,56% 3 Taman Wisata 18.953 0,12% 4 Taman Nasional 484.394 3,15% 5 Suaka Margasatwa 71.111 0,46% 6 Perlindungan Pelestarian Hutan 1.631 0,01% 7 Kawasan Mangrove 30.407 0,20% 8 Konservasi Air Hitam 36.769 0,24% 9 Konservasi Flora dan Fauna 159.992 1,04%

10 Konservasi Hidrologi 181.858 1,18% 11 Konservasi Gambut Tebal 250.623 1,63%

Jumlah Kawasan Lindung 2.256.608 14,69% Kawasan Budidaya

12 Hutan Produksi 4.263.993 27,77% 13 Hutan Pendidikan dan Penelitian 4.989 0,03% 14 Hutan Produksi Terbatas 3.802.245 24,76% 15 Kawasan Pengembangan Produksi 2.713.426 17,67% 16 Kaw. Pemukiman dan Pengembangan Lain 1.940.331 12,64% 17 Kawasan Handil Rakyat 58.114 0,38% 18 Hutan Tanaman Industri 25.499 0,17% 19 Transmigrasi 136.340 0,89% 20 Perairan 154.850 1,01%

Jumlah Kawasan Budidaya 13.099.787 85,31% Jumlah Kawasan Keseluruhan 15.356.395 100,00%

2.2.3 Wilayah Administrasi Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2002 wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Tengah terbagi menjadi 13 Kabupaten dan 1 Kota yaitu terbentuknya Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Barito Timur.

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-3

Tabel 2.1.b. Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Tengah Perda No.8 Tahun 2003 No. Jenis Peruntukan Luas (Ha) Keterangan

Kawasan Lindung 1 Hutan Lindung 766.392,06 4,99% 2 Cagar Alam 235.079,45 1,53% 3 Taman Wisata 19.142,61 0,12% 4 Taman Nasional 488.056,29 3,18% 5 Suaka Margasatwa 71.664,71 0,47% 6 Perlindungan Pelestarian Hutan 1.628,43 0,01% 7 Kawasan Mangrove 31.018,40 0,20% 8 Konservasi Air Hitam 37.225,55 0,24% 9 Konservasi Flora dan Fauna 161.849,04 1,05%

10 Konservasi Hidrologi 185.023,14 1,21% 11 Konservasi Gambut Tebal 253.797,98 1,65% 12 Kawasan Handil Rakyat 59.046,32 0,38% 13 Perairan 155.716,95 1,01%

Jumlah Kawasan Lindung 2.465.640,93 16,06%

Kawasan Budidaya 1 Hutan Produksi 4.232.518,38 27,57% 2 Hutan Produksi Terbatas 3.784.495,64 24,65% 3 Hutan Kawasan Pengembangan Produksi 2.789.108,09 18,17% 4 Kaw. Pemukiman dan Pengembangan Lain 1.920.054,79 12,51% 5 Hutan Tanaman Industri 21.958,04 0,14% 6 Transmigrasi 137.920,13 0,90%

Jumlah Kawasan Budidaya 12.886.055,07 85,31%

Jumlah Kawasan Keseluruhan 15.351.696,00 100,00%

Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka 2011

Tabel 2.2. Luas Wilayah Kalimantan Tengah Menurut Kabupaten/Kota No Kabupaten/Kota Luas

(Km2) Persentase Luas

(%) 1 Kotawaringin Barat 10.759 7.01 2 Kotawaringin Timur 16.496 10.74 3 Kapuas 4.999 9.77 4 Barito Selatan 8.830 5.75 5 Barito Utara 8.300 5.40 6 Sukamara 3.827 2.49 7 Lamandau 6.414 4.18 8 Seruyan 16.404 10.68 9 Katingan 17.800 11.59 10 Pulang Pisau 8.997 5.86 11 Gunung Mas 10.804 7.04 12 Barito Timur 3.834 2.50 13 Murung Raya 23.700 15.43 14 Palangkaraya 2.400 1.56 Kalimantan Tengah 153.564,00 100

Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2011

2.2.4 Topografi Dan Fisiografi

Keadaan topografi Kalimantan Tengah dapat dibagi atas bagian-bagian yang membentang dari barat ke Timur serta mernbujur dari Utara ke Selatan sebagai berikut :

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-4

Bagian sebelah Selatan, daerah pantai dan rawa-rawa mempunyai ketinggian antara 0 - 50 meter dari permukaan laut yang mempunyai elevasi 0 - 8% serta dipengaruhi oleh pasang surut dan merupakan daerah yang mempunyai potensi banjir cukup besar.

Bagian Tengah, merupakan dataran (Plateu) dan perbukitan dengan kemiringan 8 - 15% dengan ketinggian antara 50 - 1.00 meter dari permukaan laut.

Bagian Utara dan Barat Daya merupakan perbukitan dan bergunung-gunung dengan kemiringan di atas 15 - 25% dan di atas 25% .

Geografis Kalimantan Tengah memperlihatkan bahwa sub-wilayah di bagian utara berbatasan dengan kawasan pegunungan Schwarner - Muller hingga ke bukit- bukit di bagian barat Kalimantan Tengah pada umumnya merupakan wilayah yang memilki tingkat kemajuan yang rendah. Kondisi ini terjadi akibat minimnya prasarana transportasi dan kegiatan ekonomi wilayah. Daerah di wilayah ini termasuk wilayah hulu Kalimantan Tengah, sehingga jangkauan kapal-kapal sebagai transportasi pedalaman pada umumnya mengalami hambatan, terutama terkait dengan minimnya kedalaman air, jeram, pusaran air, dan batu-batu besar di alur sungai. Kondisi di bagian tengah dan selatan Kalimantan Tengah pada umumnya merupakan tanah gambut yang memiliki kondisi karakter teknis tanah dan drainase kurang baik, kondisi ini berakibat pada musim penghujan selalu terjadi banjir. Upaya pembangunan transportasi jalan raya di kawasan Kalimantan Tengah secara umum memerlukan biaya yang cukup besar mengingat kondisi tanah yang kurang baik, bentang wilayah yang sangat luas dan cukup banyak jaringan sungai yang cukup lebar sehingga diperlukan bentang jembatan yang sangat besar. Dengan kondisi keterbatasan dana pembangunan jalan maka prioritas utama pembangunan jalan di Kalimantan Tengah adalah membuat terlebih dahulu lintasan jalan kerikil atau tanah. Kegiatan penyeberangan sungai di dermaga sungai menjadi solusi darurat untuk mengatasi ketiadaan fasilitas jembatan di sungai-sungai yang dilalui oleh jaringan jalan tersebut. Pembangunan prasarana transportasi sungai yang didukung oleh ketersediaan alur alamiah sungai serta budaya masyarakat yang pada umumnya beraktifitas di tepi sungai.

Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas 6 (enam) wilayah fisiografi, yaitu :

1. Dataran rendah pesisir 2. Unduk-unduk perbukitan di pedalaman 3. Dataran dan perbukitan di pedalaman

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-5

4. Pegunungan Schwaner 5. Pegunungan Muller 6. Pegunungan Meratus

Provinsi Kalimantan Tengah yang dikelilingi oleh Pegunungan Schwaner Pegunungan Muller dan Pegunungan Meratus, akan sangat berpengaruh terhadap tatanan sumber daya air areal antar pegunungan di bawahnya. Areal antara pegunungan tersebut di atas dialiri oleh sungai yang hulunya berasal dari ketiga rangkaian pegunungan di atas. Sebagian kabupaten, seperti Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kapuas, yang berkarakter pantai berawa dan daratan berbukit. Sementara itu, Kota Palangkaraya dan Kabupaten Barito Selatan merupakan daratan berawa dan berbukit, sedangkan Kabupaten Barito Utara berbentuk daratan berbukit dan bergunung-gunung.

2.2.5 Iklim

Iklim di Kalimantan Tengah termasuk iklim tropis yang lembab dan panas dengan suhu udara rata-rata 29°C. Suhu maksimum rata-rata 33°C dan suhu absolut atau maksimum setempat adalah 36 °C. Suhu relatif pada siang hari berkisar antara 26-30°C dan pada malam hari antara 15 - 26 °C. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 81% sampai dengan 88%. Curah hujan rata-rata perbulan adalah berkisar antara 93,3 mm sampai dengan 29,7 mm. Berdasarkan klasifikasi curah hujan menurut Schmit dan Ferguson, sebagian besar Wilayah Kalimantan Tengah termasuk Tipe A, dan sebagian kecil lainnya yaitu di daerah pantai termasuk Tipe B. Curah hujan di wilayah Kalimantan Tengah rata-rata 1.700 mm per tahun, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (400 mm)

Kondisi klimatologi di wilayah Kalimantan Tengah seperti berikut ini :

Lama penyinaran matahari : 2,80 – 7,30 jam/hari Suhu : 25,90 – 28,30 °C Kelembaban nisbi : 85,40 – 89,50 % Kecepatan angin : 42,00–161,00 km/hari Curah hujan bulanan : 101,00 – 460,00 mm Type Iklim (klasifikasi Oldeman) : C1, C2, B1, B2, A

Sedangkan karakteristik iklim Prov. Kalteng sebagai berikut : Type iklim adalah tropis lembab dan panas dgn klasifikasi Koppen Afa. Suhu udara rata-rata sebesar 29 °C dengan suhu maksimum 33 °C Curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2.732 mm dengan hari hujan rata-rata 120 hari.

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-6

Klasifikasi curah hujan Schmidt dan Farguson yaitu Type–A (Q = 14,3%) dan Type–B (Q = 33,3%), makin ke utara semakin tinggi.

Rata-rata penyinaran matahari 60% per tahun

2.2.6 Hidrologi

Dengan 11 sungai besar dan 33 sungai kecil atau anak sungai menunjukkan identitas atau ciri khas provinsi ini. Keadaan perairan wilayah Kalimantan Tengah terdiri atas perairan umum atau darat seluas 2.167.800 hektar, meliputi sungai 323.500 hektar, danau 132.800 hektar dan rawa 1.711.500 hektar serta perairan laut sepanjang lebih kurang 750 km. Wilayah perairan tersebut merupakan wilayah yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan, perikanan, irigasi, sumber air minum dan keperluan lainnya misalnya industri. Sungai-sungai yang mengalir dari hulu di utara yang bermuara di laut di sebelah selatan mempunyai fluktuasi debit yang sangat besar. Sungai yang juga merupakan prasarana perhubungan ini secara alami hanya 72,5% dari sungai-sungai tersebut yang dapat dilayari sepanjang tahun, karena keadaan alam topografi.

2.2.7 Kependudukan

Kalimantan Tengah luas di wilayahnya, jumlah penduduk masih sedikit dengan penyebaran yang tidak merata. Pola pemukiman penduduk Kalimantan Tengah mempunyai ciri khas, yaitu mengikuti pola aliran sungai. Ada 4 (empat) tipe permukiman/desa, yaitu :

1. Tipe Hulu Sungai 2. Tipe Linier Pertengahan Sungai 3. Tipe Pedalaman 4. Tipe Pesisir Pantai

Jumlah penduduk di Kalimantan Tengah pada tahun 2006 sekitar 2.004.110 jiwa dengan sex ratio sebesar 106, dan pada 2010 mencapai 2.212.089 jiwa dengan sex ratio sebesar 109. Dalam hal ini berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan dengan jumlah masing-masing sebesar 1.153.743 jiwa (52,2%) penduduk laki-laki dan 1.058.346 jiwa (47,8%) untuk perempuan.

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-7

Tabel 2.3. Demografi Wilayah Kalimantan Tengah

2.2.8 Kondisi Transportasi Tabel 2.4 dan Tabel 2.6 berikut ini memberikan gambaran keberadaan pelabuhan laut dan volume kegiatan bongkar-muat barang yang telah memberikan kontribusi perekonomian Kalimantan Tengah.

Tabel 2.4. Banyaknya Kapal Dan Bongkar Muai Barang Pelabuhan Laut

Pelabuhan Laut/ Kapal - Ships Barang - Cargo Port Kapal DWT/BRT Bongkar Muat (1) (2) (3) (4) (5)

1. Kuala Kapuas

2. Pulang Pisau 317,0 178.922,0 22.374,0 33.866,0

3. Pegatan Mendawai 4.803,0 163.548,0 4. Sampit 2.787,0 3.371.412,0 1.254.436,0 2.277.912,0 5. Kuala Pambuang 6. Samuda 106,0 6.744,0 1.462,0 1.969,0 7. Sukamara 652,0 87.797,0 1.109.280,0 1.647.670,0 8. Pankalan-Bun 593,0 450.949,0 114.125,0 165.068,0 9. Kumai 459,0 104.059,0 22.493.627,0 23.262.784,0 10. Kereng Bangkirai

Jumlah/Total 2010 4.914,0 4.199.883,0 25.000.107,0 27.552.817,0 2009 6.955,0 7.784.121,0 2.406.445,0 509.351,0 2008 8.778,0 8.799.613,0 .556.699,0 2.550.142,0 2007 9.459,0 5.822.965,0 2.213.650,0 3.30.869,0

Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka 2011

No. Kabupaten/ Kota Tahun Pria Wanita Wilayah Ratio sex Kepadatan(jiwa) (jiwa) (km2) (%) (jiwa/km2)

1 Kotawaringin Barat 124.799 111.004 10.759 112,4 21,9 2 KotawaringinTimur 197.527 176.648 16.496 111,8 22,7 3 Kapuas 168.139 161.507 4.999 104,1 65,9 4 Barito Selatan 63.309 60.819 8.830 104,1 14,1 5 Barito Utara 63.106 58.467 8.300 107,9 14,6 6 Sukamara 23.879 21.073 3.827 113,3 11,7 7 Lamandau 33.709 29.490 6.414 114,3 9,9 8 Seruyan 75.235 64.696 16.404 116,3 8,5 9 Katingan 76.657 69.782 17.800 109,9 8,2

10 Pulang Pisau 62.430 57.632 8.997 108,3 13,3 11 Gunung Mas 51.508 45.482 10.804 113,2 9,0 12 Barito Timur 50.104 47.268 3.834 106 25,4 13 Murung Raya 50.336 46.521 23.700 108,2 4,1 14 Palangka Raya 113.005 107.957 2.400 104,7 92,1

2010 1.153.743 1.058.346 153.564,00 109 23,0 2009 1.119.512 1.064.156 105,22008 1.082.750 1.050.088 103,12007 1.052.556 994.994 105,82006 1.028.890 975.220 105,5

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-8

Tabel 2.5. Jumlah Barang Yang Dibongkar Di Pelabuhan

Pelabuhan Laut Jenis Pelayaran - Kind of sailing (Ton)

Luar negeri

Dalam Negeri

Non Pelayaran

Pelayaran Rakyat Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kuala Kapuas 2. Pulang Pisau 189.222 3.452 22.374 3. Pegatan Mendawai 1.960 2.843 4.803 4. Sampit 7.589 1.102.095 144.752 1.254.436 5. Kuala Pambuang 6. Samuda 1.462 1.462 7. Kumai 3.891 853.157 252.232 1.104.280 8. Pankalan-Bun 10.344 103.025 756 114.125 9. Sukamara 10.594.785 741 11.898.101 22.493.627 10. Kereng Bangkirai

Jumlah/Total 2010 21.824 12.844.244 741 12.303.598 24.995.107 2009 9.185 2.186.034 - 211.226 2.406.445 2008 19.399 1.834.432 219.317 194.741 2.267.889 2007 51.846 1.646.726 - 515.078 2.213.650

Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka 2011

Tabel 2.6. Jumlah Barang Yang Dimuat Di Pelabuhan

Pelabuhan Laut/ Jenis Pelayaran - Kind of sailing (Ton)

Port Luar negeri Dalam Negeri

Non Pelayaran

Pelayaran Rakyat Jumlah

Internasional Domestic Non Sailing Public sailing Total (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Kuala Kapuas 2. Pulang Pisau 30.925 2.941 33.866 3. Pegatan Mendawai 146.607 16.941 163.548

4. Sampit 963.317 1.239.078 75.517 2.277.912 5. Kuala Pambuang 6. Samuda 1.969 1.969 7. Kumai 86.201 1.468.287 93.182 1.647.670 8. Pankalan-Bun 98.912 59.696 6.460 165.068 9. Sukamara 21.091.449 2.171.335 23.262.784 10. Kereng Bangkirai

Jumlah/Total 2010 1.148.430 24.036.042 - 2.368.345 27.552.817 2009 2.961.176 5.909.057 - 191.656 9.061.889 2008 454.223 1.636.850 152.251 306.818 2.550.142 2007 1.399.683 1.819.980 - 311.206 3.530.869 Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka 2011

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-9

2.3. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KAPUAS

2.3.1 Geografis

Kabupaten Kapuas merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. Luas wilayah Kabupaten Kapuas adalah seluas 14.999 Km2 atau 14.999.000 Ha (9,77 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah) yang terbagi dalam dua kawasan besar yaitu kawasan pasang surut (umumnya di bagian selatan) yang merupakan daerah potensi pertanian tanaman pangan dan kawasan non pasang surut (umumnya di bagian utara) yang merupakan potensi lahan perkebunan karet rakyat dan perkebunan besar swasta.

2.3.2 Batas Wilayah Batas wilayah Kabupaten Kapuas meliputi : a. Sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Barito Selatan dan Propinsi Kalimantan Selatan (Kabupaten Barito Kuala) b. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau c. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas d. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa.

2.3.3 Topografis Bagian utara merupakan daerah perbukitan, dengan ketinggian antara 100 - 500 meter dari permukaan air laut dan mempunyai tingkat kemiringian antara 8-15 derajat, dan merupakan daerah perbukitan/penggunungan dengan kemiringan ± 15 – 25 derajat. Bagian selatan terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan ketinggian antara 0 – 5 meter dari permukaan air laut yang mempunyai elevasi 0% -8% serta dipengaruhi oleh pasang surut dan merupakan daerah yang mempunyai potensi banjir yang cukup besar (air laut/pasang naik). Selain itu daerah Kabupaten Kapuas memiliki daerah/wilayah perairan yang meliputi danau, rawa dan beberapa sungai besar, yang berada/masuk wilayah Kabupaten Kapuas adalah : 1. Sungai Kapuas Murung, dengan panjang ± 66,38 Km 2. Sungai Kapuas, dengan panjang ± 600,00 Km 3. Daerah pantai/pesisir Laut Jawa, dengan panjang ± 189,85 Km

2.3.4 Hidrologi Selain sungai-sungai di atas, di Kabupaten Kapuas juga terdapat 4 (empat) buah anjir/kanal yaitu :

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-10

1. Anjir Serapat sepanjang ±28 km (yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 14 km dan wilayah Kalimantan Selatan 14 km)

2. Anjir Kalampan sepanjang ±14,5 km (yang menghubungkan Kota Mandomai Kecamatan Kapuas Barat ke Pulang Pisau wilayah Kabupaten Pulang Pisau mengarah ke Palangka Raya)

3. Anjir Basarang sepanjang ±24 km (yang menghubungkan Kuala Kapuas ke wilayah Pulang Pisau)

4. Anjir Tamban sepanjang ±25 km (yang menghubungkan Kuala Kapuas menuju Banjarmasin, wilayah Kalimantan Tengah sepanjang 13 km dan wilayah Kalimantan Selatan 12 km)

2.3.5 Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Kapuas tahun 2010 sekitar 329.440 orang, yang terdiri dari 167.937 orang penduduk laki-laki atau 50,98 persen dan 161.503 orang penduduk perempuan atau 49,02 persen. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Kapuas rata-rata sebanyak 21,96 orang per kilometer persegi. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Selat yaitu rerata 507,43 orang per kilometer persegi dan Kecamatan Mandau Talawang adalah terjarang penduduknya yaitu rerata 4,05 orang per kilometer persegi. Pemekaran Wilayah Kabupaten Kapuas pada tahun 2002 yang terdiri dari tiga Kabupaten yaitu Kapuas, Pulang Pisau dan Gunung Mas yang berarti diikuti pula oleh jumlah penduduk terpecah menjadi tiga Kabupaten. Komposisi penduduk serta penyebaran yang belum merata dan keberadaan penduduk masih banyak yang bertempat tinggal di sekitar ibukota kebupaten dan kecamatan.

Tabel 2.7 Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Kapuas

Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Luas Area (km2

Jumlah Desa

Kepadatan (jiwa/km2)

(1) (2) (3) (4) (5) 1. KAPUAS KUALA 42 301 427,00 14 99,07 2. KAPUAS TIMUR 23 132 202,00 7 114,51 3. S E L A T 90 500 394,00 16 229,70 4. BASARANG 15 992 206,00 13 77,63 5. KAPUAS HILIR 14 022 91,00 8 154,09 6. PULAU PETAK 19 887 135,00 8 147,31 7. KAPUAS BARAT 19 634 491,00 9 40,90 8. KAPUAS MURUNG 46 697 480,00 14 95,11 9. MANTANGAI 38 602 6 128,00 14 6,30 10. TIMPAH 8 019 2 016,00 9 3,98 11. KAPUAS TENGAH 18 793 1 833,00 19 10,25 12. KAPUAS HULU 15 653 2 596,00 17 6,03 KAPUAS 353 232 14 999,00 148

Sumber : Kapuas Dalam Angka, 2009

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-11

2.3.6 Transportasi Salah satu prasarana yang penting dalam memperlancar kegiatan ekonomi adalah jalan. Semakin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan melancarkan arus lalu lintas barang dari satu darerah ke daerah lain. Pada 2010 tercatat panjang jalan Negara dan propinsi di Kabupaten Kapuas yaitu 459,90 km dan 463,35 km, panjang jalan tersebut tidak mengalami perubahan dari tahun 2009. Sedangkan untuk jalan kabupaten pada 2010 panjangnya 1.682,71 km, sama persis seperti tahun kemarin. Dari 1.682,71 km jalan kabupaten tersebut, 930,61 km dalam keadaan rusak dan hanya 276,30 km dalam keadaan baik sisanya 475,80 dalam kondisi sedang. Permukaan jalan yang terpanjang masih berupa tanah, sedang yang dilapisi aspal masih 226,29 km.

2.3.7 Perekonomian Sesuai dengan kelaziman yang berlaku, untuk mengukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi pada suatu daerah, digunakan indicator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Perhitungan PDRB terbagi atas PDRB harga berlaku dan PDRB harga konstan. PDRB harga berlaku digunakan untuk menghitung struktur perekonomian, sedangkan PDRB harga konstan digunakanuntuk menghitung pertumbuhan perekonomian. Dilihat dari besarnya kontribusi masing-masing sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB kabupaten, maka perekonomian Kabupaten Kapuas didominasi oleh tiga sektor yaitu: sektor Pertanian (48%), sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (18%) serta sektor Jasa-jasa (10%). Sedangkan kontribusi sektor-sektor lainnya hanya berkisar antara 0,3% hingga 5,00%. Distribusi PDRB Kabupaten Kapuas pada sembilan sektor ekonomiatas dasar harga berlaku 2007.

Pertanian 48% Bangunan / Konstruksi 10% Perdagangan, Hotel dan Restauran 18% Pengangkutan danTelekomunikasi 4% Keuangan, Persewaandan Jasa Perusahaan 4% Jasa-Jasa 10% Listrik, Gas dan AirBersih 0% Industri Pengolahan 6% Pertambangan 0%

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 adalah 4.936,31 milyar rupiah atau meningkat 13,60% dari tahun sebelumnya. PDRB atas dasar harga konstan 2000, terjadi kenaikan 5,24% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2.166,96milyar rupiah.

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-12

Tahun 2010 PDRB atas dasar harga berlaku, sektor Pertanian memberi sumbangan yang terbesar dalam pembentukan PDRB, yaitu 45,99%. Kemudian disusul secara berturut-turut oleh sektor perdagangan, restoran & hotel 18,12% dan sektor jasa-jasa 10,87%. Pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 14,08%, yaitu dari 12,47 juta rupiah pada tahun 2009 menjadi 14,23 juta rupiah pada tahun 2011. Pendapatan regional perkapita atas dasar harga konstan 2000 selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2006 naik 5,37%, pada tahun 2007 naik 5,45%, pada tahun 2008 naik 5,61%, tahun 2009 naik 5,53%dan pada tahun 2010 naik 5,69%.

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-13

Gambar 2.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Kapuas

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-14

Gambar 2.2. Peta Fungsi Lahan Kabupaten Kapuas

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-15

Gambar 2.3. Rencana Tata Ruang Kabupaten Kapuas

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-16

2.4. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

2.4.1 Geografis dan Topografis

Dengan beribukota di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur yang terletak di antara 111º 0' 50" Bujur Timur sampai 113º 0' 46" Bujur Timur dan 0º 23' 14" Lintang Selatan sampai 3º 32' 54" Lintang Selatan. Kabupaten Kotawaringin Timur mempunyai batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Barat; Sebelah Selatan : Laut Jawa; Sebelah Timur : Kabupaten Katingan; Sebelah Barat : Kabupaten Seruyan.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan dataran rendah, yang meliputi bagian selatan sampai bagian tengah memanjang dari timur ke barat.

2.4.2 Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2010 sekitar 388.084 orang, yang terdiri dari 203.921 orang penduduk laki-laki atau 52,55 persen dan 184.163 orang penduduk perempuan atau 47,45 persen. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur rata-rata sebanyak 23,53 orang per kilometer persegi. Gambaran kependudukan Kotawaringin Timur ditampilkan pada Tabel 2.4

Tabel 2.8. Demografi Wilayah Kotawaringin Timur

Kecamatan Penduduk (jiwa)

Jumlah Sex Ratio

Luas wilayah

Km2

Kepadatan Jiwa/km2 Laki-laki Perempu

an Mentaya Hilir Selatan 10.659 10.408 21.067 102 318,00 66,2 Teluk Sampit 4.706 4.378 9.084 107 610,00 14,9 Pulau Hanaut 8.203 7.832 16.035 105 619,00 25,9 MentawaBaru/Ketapang 42.114 39.375 81.489 107 610,50 133,5 Seranau 5.006 4.706 9.712 106 547,50 17,7 Mentaya Hilir Utara 8.620 7.219 15.839 119 723,00 21,9 Kota Besi 8.153 7.294 15.447 112 1.860,21 8,3 Telawang 9.803 7.835 17.638 125 316,79 55,7 Baamang 26.181 26.514 52.695 99 338,00 155,9 Cempaga 9.980 9.367 19.347 107 1.241,00 15,6 Cempaga Hulu 12.984 11.402 24.386 114 1.183,00 20,6 Parenggean 20.118 16.520 36.638 122 1.774,00 20,7 Mentaya Hulu 16.663 13.731 30.394 121 1.766,00 17,2 Bukit Santuai 4.532 3.829 8.361 118 1.614,00 5,2 Antang Kalang 16.199 13.753 29.952 118 2.975,00 10,1 Jumlah / Total 2010 203.921 184.163 388.084 111 16.496,00 23,5

Sumber : Kabupaten Kotawaringin Timur dalam Angka 2011

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-17

2.4.3 Produksi Sumber Daya Alam

1. Pertanian Konstribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten Kotawaringin Timur adalah tinggi dan banyak menyerap tenaga kerja. a. Tanaman Pangan

Pada tahun 2009 dan 2010, perbandingan antara produksi, luas lahan dan produktivitas tanaman pangan terutama komoditi padi (sawah+ladang) mengalami kenaikan. Produksi padi tahun 2010 sebesar 44.497 ton meningkat 20,80% dibanding tahun 2009.

b. Peternakan & Perikanan Sektor peternakan dan perikanan, ternak babi dan ayam pedaging sampai dengan tahun 2010 merupakan jenis ternak dengan tingkat populasi tertinggi. Untuk hasil produksi perikanan, produksi perikanan laut nampak lebih besar dibanding dengan produksi perikanan darat.

c. Perkebunan & kehutanan Untuk sub sektor perkebunan, luas areal tanaman perkebunan rakyat tahun 2010 yang terluas adalah tanaman Perkebunan Kelapa Sawit (Tabel 2.11), hal ini disebabkan oleh meningkatnya kerjasama lintas sektoral terutama dalam penanaman modal di bidang perkebunan. Sedangkan di bidang kehutanan, makin berkurangnya kawasan hutan dan adanya kebijakan pemerintah yaitu penertipan ilegal logging di kabupaten Kotawaringin Timur tercermin dengan menurunnya hasil produksi kayu bulat.

Tabel 2.9. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-18

2. Pertambangan/Penggalian Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki potensi berbagai jenis bahan tambang, pada tahun 2010 hasil tambang bijih besi sebanyak 708.286 ton menurun sebesar 70,58% dibanding tahun 2009.

2.4.4 Perekonomian

PDRB Menurut Lapangan Usaha Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada 2010 adalah 7.847,02 milyar rupiah atau meningkat 16,70% dari tahun sebelumnya. PDRB atas dasarharga konstan 2000, terjadi kenaikan 6,81% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2.990,89 milyar rupiah. Tahun 2010 PDRB atas dasar harga berlaku, sektor Pertanian memberi sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB, yaitu 35,41%. Kemudian disusul secara berturut-turut oleh sektor perdagangan, restoran & hotel 28,08% dan sektor Industri Pengolahan 14,84%. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku selama 2006 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan. Pada 2010 mengalami peningkatan sebesar 14,47%, yaitu dari 18,32 juta rupiah pada 2009 menjadi 20,97 juta rupiah pada 2010. PDRB perkapita atas dasar harga konstan 2000 selama 2006 sampai dengan 2010 juga selalu mengalami kenaikan. Pada 2006 naik sebesar 3,62%, pada 2007 naik 3,97%, pada 2008 naik 13,83%, pada 2009 naik 10,73% dan pada 2010 naik sebesar 14,47%.

2.4.5 Transportasi Semakin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan melancarkan arus lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Pada 2009 tercatat panjang jalan Negara dan propinsi di Kabupaten Timur 192,70 km dan 259,10 km. Sedangkan untuk jalan kabupaten pada 2009 panjangnya 1.574,90 km. Dari 1.574,90 km jalan kabupaten tersebut, 837,15 km dalam keadaan rusak berat, 489,91 km dalam keadaan rusak dan hanya 124,01 km dalam keadaan baik sisanya 123,83 km dalam kondisi sedang. Permukaan jalan yang terpanjang masih berupa tanah, sedang yang dilapisi aspal masih 171,16 km. Di sektor perhubungan laut Kotawringin Timur merupakan termasuk salah satu kabupaten dengan kontribusi besar untuk nilai eksport Kalimantan Tengan, dengan adanya sarana pelabuhan lautnya. Tabel 2.10 dan Tabel 2.11 memberi informasi lalu lintas kapal dan barang melalui pelabuhan laut Sampit.

Desin Dermaga Sungai di kalteng Laporan Akhir 2-19

Tabel 2.10. Lalu Lintas Kapal Penumpang Di Pelabuhan Kota Sampit

Bulan Banyaknya Kapal Debarkasi Embarkasi Month Number of Ships Debarkation Embarkation

(unit) (orang) (orang) (1)' (2)' (3)' (4)'

Januari 17 9942 8995 Februari 17 10400 9082 Maret 15 9592 9505 April 13 9764 7146 Mei 16 10388 9047 Juni 15 11260 8753 Juli 19 9125 10160 Agustus 17 4477 14284 September 28 15542 13461 Oktober 24 15693 6884 Nopember 15 6832 5952 Desember 14 9366 8406

Total 2010 210 122381 111665 2009 180 116392 106622 2008 201 139677 117887 2007 187 124782 106125 2006 241 135466 116715

Sumber : Kabupaten Kotawaringin Timur dalam Angka 2011

Tabel 2.11. Lalu Lintas Barang Dan Penumpang Dengan Kapal Pedalaman Kapal /Ships Penumpang Barang/cargo (buah) (orang) (ton) Bulan Berangkat Datang Berangkat Datang Berangkat Datang Month Departure Arrival Departure arrivaj Departure Arrival (1)' (2)' (3)' (4)' (5)' (6)' (7)' januari 123 113 743 679 2500 5650 februari 122 114 734 684 2501 4050 Maret 146 157 880 945 1500 4500 April 120 138 725 830 1650 5250 Mei 105 129 630 775 3252 3530 Juni 94 108 565 650 3845 3702 Juli 129 136 779 821 1539 5191 Agustus 432 128 5191 1539 423 3494 September 199 174 2397 2141 2429 3171 Oktober 129 170 779 1531 2,51 3182 Nopember 233 238 2101 2142 2,64 3211 Desember 274 245 2471 2209 2,75 3452

Jumlah 2010 2106 1850 17995 14946 19646,90 48363 2009 1416 1416 12315 9820 34383 41954 2008 1441 1441 11964 10513 28365 51695 2007 886 873 8040 7910 23906 31500 2006 1559 1517 11798 11479 16756 19080

Sumber : Kabupaten Kotawaringin Timur dalam Angka 2011