AK 1 Konseptual

12
KERANGKA DASAR PENYAJIAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Kerangka dasar penyajian dan penyusunan laporan keuangan, yang sering disebut juga sebagai kerangka konsptual, merupakan konsep-konsep yang menjadi dasar penyusunan danpenyajian laporan keuangan untuk tujuan umum. Kerangka konseptual digunakan sebagai pedoman penyusun standar dalam mengembangkan standar di masa mendatang dan sebagai pedoman dalam menyelesaikan permasalahan akuntansi yang belum diatur dalam standar yang telah ada. Kerangka konseptual ditunjukan untuk: 1) Penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya; 2) Penyusun laporan keuangan untuk menaggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan; 3) Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku; 4) Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Kerangka konseptual PSAK mengadopsi langsung conceptual framework IAS. Bahkan PSAK mencantukan kerangka konseptual dengan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, agar pembaca yang tidak memahami versi bahasa Indonesia dapat langsung melihat referensi bahasa Inggrisnya. Kerangka konseptual menurut IFRS cukup berbeda dengan kerangka konseptual versu US_GAAP. Saat ini, IASB dan FASB sedang merumuskan satu kerangka konseptual yang berlaku secara internasional. Kerangka konseptual bukan merupakan standar akuntansi keuangan. Dalam hal terjadi pertentangan antara ketentuan standar akuntansi keuangan dengan ketentuan dalam kerangka konseptual,maka ketentuan dalam standar akuntansi keuangan diunggulkan. Penyusun standar menggunakan kerangka konseptual ini sebagai acuan sehingga diharapkan konflik antara standar menggunakan kerangka konseptual ini sebagai acuan sehingga diharapkan konflik antara standar dan kerangka konseptual akan berkurang dengan berlalunya waktu. Sebagai contoh, kerangka

description

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN

Transcript of AK 1 Konseptual

Page 1: AK 1 Konseptual

KERANGKA DASAR PENYAJIAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Kerangka dasar penyajian dan penyusunan laporan keuangan, yang sering disebut juga sebagai kerangka konsptual, merupakan konsep-konsep yang menjadi dasar penyusunan danpenyajian laporan keuangan untuk tujuan umum. Kerangka konseptual digunakan sebagai pedoman penyusun standar dalam mengembangkan standar di masa mendatang dan sebagai pedoman dalam menyelesaikan permasalahan akuntansi yang belum diatur dalam standar yang telah ada.

Kerangka konseptual ditunjukan untuk:1) Penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya;2) Penyusun laporan keuangan untuk menaggulangi masalah akuntansi yang belum

diatur dalam standar akuntansi keuangan;3) Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku;4) Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Kerangka konseptual PSAK mengadopsi langsung conceptual framework IAS. Bahkan PSAK mencantukan kerangka konseptual dengan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, agar pembaca yang tidak memahami versi bahasa Indonesia dapat langsung melihat referensi bahasa Inggrisnya. Kerangka konseptual menurut IFRS cukup berbeda dengan kerangka konseptual versu US_GAAP. Saat ini, IASB dan FASB sedang merumuskan satu kerangka konseptual yang berlaku secara internasional.

Kerangka konseptual bukan merupakan standar akuntansi keuangan. Dalam hal terjadi pertentangan antara ketentuan standar akuntansi keuangan dengan ketentuan dalam kerangka konseptual,maka ketentuan dalam standar akuntansi keuangan diunggulkan. Penyusun standar menggunakan kerangka konseptual ini sebagai acuan sehingga diharapkan konflik antara standar menggunakan kerangka konseptual ini sebagai acuan sehingga diharapkan konflik antara standar dan kerangka konseptual akan berkurang dengan berlalunya waktu. Sebagai contoh, kerangka konseptual menggunakan konsep harga perolehan dalam mencatat nilai aset, namun dalam PSAK 19 Aset Takberwujud menyatakan bahwa pengakuan nilai aset takberwujud dari kegiatan perkembangan internal dilakukan setelah memenuhi kriteria tertentu.

Kerangka konseptual menurut PSAK terdiri atas:1. Pengguna laporan keuangan;2. Tujuan laporan keuangan;3. Asumsi dasar;4. Karakteristik kualitatif;5. Konsep pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan;6. Konsep pemeliharaan modal.

Kerangka konseptuak menjadi dasar penyusunan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement), termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun sekurang-kurangnya satu tahun sekali.

Page 2: AK 1 Konseptual

Kerangka konseptual menurut IFRS, informasi keuangan ditunjukkan untuk pngambilan keputusan bagi para pemakai. Informasi keuangan tersebut disusun berdasarkan suatu asumsi yang mendasari yaitu kelangsungan usaha akrual. Informasi keuangan yang disusun harus memenuhi karakteristik kualitatif relevan, keandalan, dan dapat dipahami. Agar memiliki kualitas relevan, laporan keuangan harus memiliki nilai prediksi, nilai konfirmasi (representation faitfulness), dan memperhatikan konsep materialistas. Untuk dapat memiliki kualitas keandalan, informasi harus bebas dari bias (netralitas) dengan pertimbangan yang sehat, memperhatikan kelengkapan, serta penyajian yang wajar dengan berpegangan pada konsep substansi mengungguli bentuk. Untuk dapat dipahami, laporan harus dapat dibandingkan dengan menjaga prinsip konsistensi dan pengungkapa. Dalam menyajikan laporan keuangan yang relevan dan andal, penyusun laporan harus memperhatikan faktor tepat waktu, keseimbangan antara biaya dan manfaat, serta keseimbangan antara karakteristik kualitatif.

Kerangka konseptual mengatur konsep umum tentang pengakuan dan pengukuran unsur-unsur dalam laporan keuangan. Unsur-unsur laporan keuangan yang dijelaskan adalah aset, liabilitas, pendapatan dan beban.

Pengguna dan Tujuan Laporan KeuanganPengguna laporan keuangan meliputi:

1. Investor : menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden dimasa mendatang.

2. Karyawan : kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

3. Pemberi jaminan : kemampuan membayar utang dan bunga yang akan memengaruhi keputusan apakah akan memberikan pinjaman.

4. Pemasok dan kreditur : kemampuan entitas membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan : kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya.6. Pemerintah : menilai bagaimana alokasi sumber daya.7. Masyarakat ; menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas.

Manajemen entitas merupakan penanggung jawab utama penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Manajemen memiliki akses informasi tentang pengelolaan entitas, namun yang disajikan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum, sebatas informasi yang ditentukan dalam standar.

Menurut kerangka konseptual IFRS, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan menjelaskan kinerja entitas dalam satu periode dalam laporan laba rugi komprehensif. Informasi tentang kinerja diperlukan untuk menilai perubahan modal potensial sumber daya ekonommi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dari sumber daya yang dimiliki. Profitabilitas yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif memberikan informasi efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya yang dikendalikan suatu entitas. Pemakai menggunakan ukuran profitabilitas untuk menilai kinerja entitas, menilai potensi arus kas, dan kelangsungan usaha di masa mendatang.

Page 3: AK 1 Konseptual

AsumsiAsumsi dalam penyusunan laporan keuangan diunakan sebagai konsep dasar yang

melandasi penyusunan laporan keuangan. Basis akrual merupakan asumsi yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan konsep akrual, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadinya (bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan). Konsep akrual lebih mencerminkan substansi ekonommi suatu transaksi. Berdasarkan asumsi ini, entitas tidak hanya mengakui kas yang diterima tetapi jua mengakui klaim kepada pihak lain (piutang), liabilitas kepada pihak lain (utang), mengakui aset selain kas. Penggunaan basis akrual akan membuat transaksi lebih netral terhadap kebijakan entitas untuk menunda atau mempercepat pembayaran.

Karakteristik KualitatifLaporan keuangan berisikan informasi keuangan yang pada hakikatnya adalah

informasi kuantitatif. Agar informasi tersebut berguna bagi pemakai informasi tersebut harus memenuhi karakteristik kualitatif tersebut, informasi kuantitatif dalam laporan keuangan dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Menurut PSAK, ada empat karateristik kualitatif pokok yaitu:

Dapat DipahamiLaporan keuangan harus dapat dipahami agar dapat digunakan untuk pengambilan

keputusan. Untuk dapat dipahami, para pemakai laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi, bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi.Dapat dibandingkan

Untuk dapat menganalisi tren kinerja entitas dan melihat posisi entitas dalam lingkungan usaha, pemakai perlu membandingkan laporan keuangan entitas antarperiode dan membandingkannya dengan entitas lain. Untuk tujuan perbandingan antarperiode dan dengan entitas lain, maka pengukuran dan penyajian dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten antarperiode dan konsisten dengan entitas lain.

RelevanRelevan berhubungan dengan kegunaan informasi tersebut dalam pengambilan

keputusan. Informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut memengaruhi keputusan ekonomi pemakai sehingga dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atua masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evalusi di masa lalu.Materialitas

Relevansi informasi berhubungan dengan materilitas. Informasi yang tidak material tidak relevan dalam pengambilan keputusan. Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas terantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusu dari kelalaian dalam mencantumkan (ommision) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas agar informasi dipandang berguna.

Page 4: AK 1 Konseptual

KeandalanInformasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,

kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.Penyajian Jujur

Agar dapat diandalkan informasi harus menyajikan dengan jujur dan wajar transaksi dan peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan. Neraca harus mengambarkan dengan jujur nilai aset, liabilitas, dan ekuitas entitas pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.

Substansi Mengungguli BentukTransaksi dan peristiwa lain seharusnya disajikan sesuai dengan substansi dan realitas

ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dari bentuk hukum.

NetralitasInformasi digunakan untuk kebutuhan umum pemakai serta tidak bergantung pada

kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Informasi tidak boleh ditunjukan menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, yang di sisi lain, akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

Pertimbangan SehatDalam ketidakpastian penyusunan laporan keuangan harus menggunakan

pertimbangan yang sehat. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan liabilitas atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

KelengkapanAgar dapat diandalkan informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam

batasan materialitas dan mempertimbangkan biaya penyusunan. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (ommision) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

Penyajian WajarLaporan keuangan harus menggambarkan atau menyajikan dengan wajar, posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keungan suatu entitas. Penerapan karakteristik kualitatif pokok dan standar akuntansi keuangan yang sesuai akan menghasilkan laporan keuangan yang wajar.

Kendala Informasi yang Relevan dan AndalTepat Waktu

Informasi yang disajikan terlambat akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan relevansinya. Manajemen harus menyeimbangkan manfaat informasi tepat waktu dan keandalan informasi. Dalam mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan informasi bagi pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.

Page 5: AK 1 Konseptual

Keseimbangan antara Biaya dan ManfaatKeseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupak kendala terbesar (pervasive)

dari karakteristik kualitattif. Manfaat yang dihasilkan informai harus melebihi biaya penyusunannya. Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.

Keseimbangan di Antara Karakteristik KualitatifDalam praktif, keseimbangan atau trade-off di antara berbagai karakteristik kualitatif

sering diperlukan. Tujuannya secara umum adalah untuk berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan keuangan. Kepentingan relatif dari berbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang berbeda merupakan masalah pertimbangan profesional.

Unsur Laporan KeuanganLaporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa

lain yang terjadi dalam satu entitas. Unsur laporan keuangan diklasifikasikan dalam beberapa kelompok menurut karakteristik ekonominya.

Posisi KeuanganUnsur dalam posisi keuangan didefinisikan sebagai berikut:

1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dari aset dapat mengalir ke dalam entitas dengan beberapa cara, misalnya aset dapat:- Digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam produksi barang dan jasa

yang dijual oleh entitas;- Dipertukarkan dengan aset lain;- Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau- Dibagikan kepada pemilik entitas.

2. Liabilitas merupaka utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.Karakteristik esensial liabilitas adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban masa kini, baik karena kontrak yang mengikat, peraturan perundang-undangan, atau dari praktik bisnis yang lazim.Penyelesaian kewajiban masa kini menharuskan entitas untuk mengorbankan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian liabilitas dapat dilakukan dengan:- Pembayaran kas;- Penyerahan aset lain;- Pemberian jasa;- Penggantian liabilitas tersebut dengan liabilitas lain; atau- Konversi liabilitas menjadi ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara

lain seperti kreditur membenaskan atau membatalkan haknya.

Page 6: AK 1 Konseptual

KinerjaLaba digunakan sebagai ukuran kinerja dan dasar bagi ukuran kinerja investasi (return on

investment) atau kinerja saham dengan melihat laba per saham (earnin per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan laba adalah:

1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan meliputi pendapatan (revenues) yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas biasa dan dikenal, sering disebut penjualan, penghasilan, jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Keuntungan (gains) mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.

2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban mencangkup kerugian maupun beban yang timbul dari aktivitas operasional suatu entitas yang biasa.

Pengakuan Unsur laporan KeuanganPengakuan (recognition) merupakan proses penentuan apakah suatu pos yang memenuhi

definisi unsur dinyatakan neraca atau laporan laba rugi komprehensif. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur laporan keuangan harus diakui jika:

1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan akan mengalir dari atau ke dalam entitas; dan

2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Konsep Pemeliharaan ModalMenurut konsep modal keuangan, moal adalah aset neto atau ekuitas entitas yaitu

uang atua daya beli yang diinvestasikan. Menurut konsep modal fisik, modal dipandang sebagai kapasitas produktif suatu entitas yang didasarkan pada hasil output per hari atau kemampuan untuk berproduksi.

Pemilihan konsep modal didasarkan pada kebutuhan pemakai laporan keuangan. Konsep modal keuangan seharusnya dianut jika pemakai berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal atau daya beli dari modal yang diinvestasikan, namun, jika pemakai berkepentingan dengan kemampuan usaha entitas, maka digunakan konsep modal fisik. Konsep yang dipilih menunjukkan sasaran yang akan dicapai dalam penetapan laba.

Dua konsep pemeliharaan modal ini menciptakan dua konsep laba sebagai berikut:1. Pemeliharaan modal keuangan

Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh jika jumlah finansial (uang) dari aset neto pada akhir periode melenihi jumlah finansial (uang) pada aset neto pada awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada, dan mengeluarkan setiap kontribusi dari, para pemilik selama satu periode.

2. Pemeliharaan modal fisikMenurut konsep ini, laba hanya diperoleh jika kapasitas produktif fisi (kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode,

Page 7: AK 1 Konseptual

setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada, dan mengeluarkan setiap kontribusi dari, para pemilik selama suatu periode.

Pemilihan dasar pengukuran dan konsep pemeliharan modal akan menentulan model akuntansi yan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.

KERANGKA KONSEPTUAL MENURUT US-GAAPKerangka konseptual menurut US-GAAP sedikit berbeda dengan kerangka konseptual

di Indonesia yang mengadopsi penuh dari IFRS. Namun secara konsep mendasar relatif sama, misalnya dari isi dan komponennya.Tujuan laoran keuangan menurut kerangka konseptual US-GAAP tidak berbeda jauh dengan kerangka konseptual IFRS, yaitu memberikan informasi untuk pengambilan keputusan. Karakteristik kualitatif terdiri atas karakteristik primer yang terdiri atas relevan dan andal serta sekunder yang terdiri atas dapat dibandingkan dna konsisten.

PERUBAHAN KINERJA KONSEPTUAL KONVERGENSI IFRSIASB saat ini sedang merumuskan kerangka konseptual IFRS yang baru hasil

konvergensi antara IASB dan FASB. Konsep reporting entity dimasukkan sebagai bagian tersendiri dalam kerangka konseptual, yang isinya menjelaskan mengenai laporan keuangan yan dihasilkan,

Karakteristik kualitatif terdiri dari karakteristik fundamental (relevance dan representational faithfulness) dan karakteristik kualitatif yang dapat meningkatkan relevanasi laporan keuangan (comparability, verifiability, timelines dan understandbility).

TANTANGAN AKUNTANSI DI MASA MENDATANGPenggunaan IFRS sebagai standar internasional memunculkan tantangan di masa

mendatang. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar dalam laporan keuangan akan menyebabkan banyak angka dalam laporan keuangan yang tidak berasal dri proses pencatatan akuntansi. Pada sisi lain, perkembangan teknologi, kompleksitas transaksi dalam bisnis, globalisasi, kebutuhan informasi nonkeuangan dalam pengambilan keputusan, dan faktor etika dalam penyusunan laporan keuangan menjadi tantangan akuntansi di masa mendatang.

Page 8: AK 1 Konseptual

MAKALAHAKUNTANSI KEUANGAN I

Kerangka Konseptual Akuntansi keuanganDosen Pengampu:

Yona Octiani L.,SE.,MSA

Akuntansi C

Disusun Oleh Kelompok 7:

M. Alief Juliardin (13520054)Eka Nikmatush S (13520071)Dinda Putri S (13520076)Aninda Chaerini (13520083)

Referensi: Dwi Martani – Akuntansi keuangan MenengahBerbasis PSAK

Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi

Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang2014