AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN...

109
AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN KONTRIBUSINYA DALAM BIDANG SOSIAL, BUDAYA DAN AGAMA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : DIAN RAHMAYANTI 1110022000006 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN...

Page 1: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN

KONTRIBUSINYA DALAM BIDANG SOSIAL,

BUDAYA DAN AGAMA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh :

DIAN RAHMAYANTI

1110022000006

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN KONTRIBUSINYADALAM BIDANG SOSIAL, BUDAYA DAN AGAMA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sa{ana Humaniora (S.Hum)

Oleh

Dian Rahmavanti

NIM: 1110022000006

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Pembimbing

11992031001

Page 3: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

': Pengesahan Panitia Ujian

Skripsi dengan judul AISYryAH KOTA DEPOI(: SEJARAH BERDIRIDAN KONTRIBUSINYA DAI-AM BIDANG SOSIAL, BUDAYA DANAGAI\4A telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan FlumanioraUniversitas Islam Negeri Syarif I{idayatullah Jakarta padaT Januari 2015. Skripsiini telah diterirna sebagai salah satu syarat mernperoleh gelar Sarjana Humaniora(S. Hum) pada program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam.

Jakarta, T Januari 2015

Siclang Munaqasyah

Sekretaris Merangkap Anggota

H. Nurhgsan. M.ANIP: 1 9690124 199703 1 001

Anggota

:19150417 200501 2 007

NIP: 19590203 198903 I 003

Pengrji II

NIP: 1 9601212 199003

Pernbimbing

un llerani- M.ANIP: 19570227 199203 1 001

Page 4: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

T,EMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk rnemenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar strara 1 di Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkansesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya ataumerupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerimasanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

J-qkarla, 7 J anuari 20I 5

Mffi_WrrorroroiuurF -uurfr^ -

w'^DianTtahmayanti

Page 5: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

i

ABSTRAK

DIAN RAHMAYANTI

Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial,

Budaya dan Agama

Tujuan berdirinya Aisyiyah ialah untuk memberikan kemajuan kepada masyarakat

dari program kerjanya di berbagai bidang sosial, keagamaan, pendidikan, ekonomi,

kesejahteraan umat. Salah satunya Aisyiyah di kota Depok.

Dalam studi ini penulis menggunakan metode historis dengan pendekatan sosiologi

untuk mengetahui aspek-aspek sosial didalamnya, yaitu mengetahui sejarah berdiri

perkembangan serta kontribusi Aisyiyah di kota Depok.

Studi ini ingin mengungkap sejarah serta kontribusi Aisyiyah di kota Depok dalam

bidang sosial, budaya, dan agama melalui data survei lapangan dan wawancara.

Subjek Aisyiyah kota Depok, sedangkan objek ialah kontribusi Aisyiyah kota Depok

dalam bidang sosial, budaya, dan agama, yakni Amal Usaha Aisyiyah kota Depok

dalam berbagai bidang seperti Amal Usaha bidang Pendidikan, Majlis Tabligh,

Kesejahteraan Sosial, dan Ekonomi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, bahwasannya organisasi

Aisyiyah di kota Depok belum maksimal dalam merespon kebutuhan-kebutuhan

masyarakat dalam bidang sosial, budaya dan agama. Hal ini dikarenakan terdapat

beberapa Amal Usaha Aisyiyah yang sudah tidak berjalan dengan sebagaimana

semestinya, seperti dalam bidang ekonomi, kesehatan dan lingkungan hidup. Belum

maksimalnya organisasi Aisyiyah kota Depok dalam merespon kebutuhan-kebutuhan

masyarakat dikarenakan adanya faktor-faktor penyebab di antaranya: 1. faktor budaya

(kultur), 2. faktor kepemimpinan (leadership), 3. faktor manajemen organisasi.

Page 6: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahi Tawakalna ‘Alallah, Laa Haula Wala Qwata Illa Billah.

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. yang selalu melimpahkan kasih

dan sayang-Nya, semoga kita selalu dalam rahmat dan hidayah-Nya, Amin. Shalawat

serta salam, senantiasa kita persembahkan kepada sang tauladan umat manusia, yang

dengan sifat nubuwahnya telah mampu mempola Islam sebagai model peradaban

yang ideal di sepanjang sejarah kehidupan manusia. Seorang Revolusioner dan

Reformis dari kecanggungan berpikir manusia dari zaman jahiliyah menuju tatanan

kehidupan yang terang benderang. Shalawat serta salam juga kita curahkan kepada

keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa teguh kepada dua pusaka yang ia

wasiatkan, yakni Al-Qur’an dan Hadits.

Alhamdulillah atas rahmat dan kasih sayang Allah SWT., skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi dan

mencapai gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulis

menyusun skripsi ini dengan judul : “AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH

BERDIRI DAN KONTRIBUSINYA DALAM BIDANG SOSIAL, BUDAYA

DAN AGAMA”.

Dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak kendala dan kesulitan yang

penulis hadapi, namun berkat bimbingan, arahan, pandangan serta bantuan dari

berbagai pihak penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu dalam

Page 7: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

iii

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang

sedalam-dalamnya dengan keihklasan hati penulis kepada:

1. Kedua orang tua penulis, ibunda tercinta Raminah Hutagalung dan

ayahanda tersayang Irwan Dalimunthe, B.AC, yang selalu ikhlas

memberikan bimbingan, tak henti-hentinya mendo’akan, memberikan

kasih sayang, motivasi dan semangat kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, “Mom and Dad..your pray,

your support are the key of my strength..“. Semoga Allah SWT. selalu

melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada ibundaku tercinta dan

ayahandaku tersayang. Amin.

2. Kedua abangku tersayang, Ibram Pinondang, SE.SY, MM dan Syafrimal

Akbar, SE. SY. yang tak hentinya memberikan dorongan semangat, do’a,

motivasi, arahan serta bantuannya kepada penulis. Semoga Allah selalu

melindungi kedua abangku tersayang. Amin.

3. Afa dan ibu, yang telah penulis anggap seperti orang tua sendiri, penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas keikhlasan Afa

dan ibu dalam memberikan motivasi, membimbing, berdiskusi, membantu

dan mendo’akan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya

kepada Afa sekeluarga. Amin.

4. Bapak Dr. Saidun Derani, M.A. selaku dosen pembimbing, penulis

mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas

Page 8: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

iv

keikhlasan bapak dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, petunjuk

dan motivasi serta telah menyediakan waktu bagi penulis selama proses

penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT. selalu melimpahkan rahmat-

Nya dan membalas kebaikan serta keikhlasan untuk bapak sekeluarga.

Amin.

5. Bapak Prof. Dr. Oman Faturrahman, M.Hum. selaku dekan Fakultas Adab

dan Humaniora.

6. Bapak Drs. H. Maruf Misbah, M.A. selaku ketua prodi Sejarah dan Kebudayaan

Islam.

7. Ibu Solikatus Sa’diyah, M.Pd. selaku sekretaris jurusan Sejarah dan Kebudayaan

Islam.

8. Seluruh dosen jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam yang telah

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

9. Ibu Hj. Warnisma, M.Pd. selaku ketua pimpinan daerah Aisyiyah kota

Depok yang telah memberikan kesempatan serta kemudahan kepada

penulis untuk dapat melakukan penelitian, serta selalu meluangkan

waktunya untuk mendampingi penulis selama melakukan penelitian di

lapangan, memberikan sumber, data, dan informasi yang akurat guna

kebutuhan data skripsi ini. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan

kasih sayang-Nya kepada ibu dan selalu dalam keadaaan sehat wal’afiat

agar tetap terus berkontribusi untuk kemaslahatan umat. Amin.

Page 9: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

v

10. Ibu Hj. Ummi Kulsum, selaku tokoh pendiri Aisyiyah kota Depok yang

telah banyak membantu dalam memberikan informasi yang dibutuhkan

penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini.

Semoga Allah membalas kebaikan serta keikhlasan Umi dan selalu dalam

keadaan sehat wal’afiat agar tetap terus memberikan bimbingan untuk

kemaslahatan umat. Amin.

11. Bapak Drs. H. Farkhan AR, selaku ketua Pimpinan Daerah

Muhammadiyah kota Depok yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penulisan skripsi

ini.

12. Seluruh ibu-ibu pengurus, anggota Aisyiyah serta kepala sekolah TK

Aisyiyah yang telah membantu serta memberikan support dan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Para senior Sejarah dan Kebudayaan Islam, para senior BEM Fakultas

Adab dan Humaniora, kanda dan yunda HMI Komisariat Adab dan

Humaniora, serta teman-teman KKN Cendikiawan.

14. Ketiga sahabatku, Annisa Febriana, Ratu Rahma Felasiva dan Ade Tri

Cahyani yang telah membantu serta selalu memberikan semangat dan do’a

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

15. Seluruh sahabatku Jurusan SKI angkatan 2010, Fitri, Nana, Firman, Rina,

Wulan, Nung, Rifai, Iwan, Anto, Hana Nurrahmah, Hana Hanifah, Ela,

Hanafi, Endi, Tati, dan teman-teman lainnya, yang telah sama-sama

Page 10: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

vi

berjuang selama perkuliahan, serta yang tak hentinya mendo’akan dan

memberikan semangat kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

Semoga kelak kita dapat menjadi orang yang sukses serta bermanfaat bagi

nusa, bangsa, dan Agama. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar selanjutnya

dapat lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya.

Akhir kata hanya kepada-Nyalah kami meminta pertolongan dan hanya

kepada-Nyalah kami menyembah, semoga Allah bersama kita selalu. Amin.

Walhamdulillahirrabil ‘Alamin.

Jakarta, 5 November 2014

Penulis

Dian Rahmayanti

Page 11: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Permasalahan 9

a. Identifikasi Masalah .............................................................. 9

b. Batasan Masalah .................................................................... 9

c. Rumusan Masalah .................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 11

F. Metode Penelitian ........................................................................ 13

G. Sistematika Penulisan .................................................................. 15

Page 12: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

viii

BAB II SEJARAH BERDIRI DAN PERKEMBANGAN AISYIYAH KOTA

DEPOK ............................................................................................. 18

A. LahirnyaAisyiyah ......................................................................... 18

B. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Aisyiyah Kota Depok .......... 28

C. Visi dan Misi Aisyiyah Kota Depok ............................................ 40

BAB III AMAL USAHA AISYIYAH KOTA DEPOK DALAM BIDANG

SOSIAL, BUDAYA, DAN AGAMA ............................................... 43

A. Bidang Pendidikan ....................................................................... 47

B. Bidang Tabligh ............................................................................. 53

C. Bidang Kesejahteraan Sosial ........................................................ 57

D. Bidang Ekonomi ........................................................................... 57

BAB IV SITUASI DAN KONDISI HAMBATAN AISYIYAH KOTA

DEPOK .............................................................................................. 58

A. Profil Kota Depok ........................................................................ 58

B. Hambatan Kultur (Budaya) .......................................................... 60

C. Manajemen Organisasi ................................................................. 63

D. Kepemimpinan (Leadership) ........................................................ 66

Page 13: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

ix

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 68

A. Kesimpulan ................................................................................... 68

B. Saran ............................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 75

Page 14: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Izin Penelitian Kepada Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota

Depok ...................................................................................................... 75

2. Surat Keterangan telah mengadakan penelitian kepada Pimpinan Daerah

Aisyiyah kota Depok ................................................................................ 76

3. Surat Putusan Pengesahan Organisasi Aisyiyah kota Depok ................... 77

4. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Barat ...................... 78

5. Surat Keterangan telah melakukan wawancara dengan tokoh pendiri

Aisyiyah kota Depok ................................................................................ 79

6. Surat Keterangan telah melakukan wawancara dengan Ketua PDA

Depok ........................................................................................................ 80

7. Surat Keterangan telah melakukan wawancara dengan Ketua PDM

Depok ........................................................................................................ 81

8. Hasil Wawancara ..................................................................................... 82

9. Gambar atau foto ...................................................................................... 91

Page 15: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran sebuah organisasi masyarakat (ORMAS) merupakan jawaban atas

kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan di dalam masyarakat. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang sosiolog yang bernama William

Graham Sumner, bahwa suatu lembaga hadir karena adanya kebutuhan-kebutuhan

masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti 1. kebutuhan masyarakat akan

pendidikan, maka lahirlah sebuah lembaga pendidikan yakni sekolah, perguruan

tinggi; 2. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, maka lahirlah sebuah rumah sakit,

puskesmas, posyandu; 3. kebutuhan masyarakat akan ekonomi, maka lahirlah bank,

koperasi simpan pinjam, pegadaian; dan lain sebagainya.1 Dalam hal ini Aisyiyah

sebagai ormas Islam, merupakan salah satu yang berperan dalam merespon kebutuhan

masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan adanya Aisyiyah di kota Depok, telah memberikan dampak yang positif

bagi masyarakat khususnya bagi kaum perempuan, melalui program-program

Aisyiyah yang terwujud dalam berbagai Amal Usaha Aisyiyah. Namun, sejauh

penelusuran penulis belum ada yang mengungkap dan mendokumentasikan program

1Soeriono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali, 2012), hal. 173.

Page 16: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

2

kerja Aisyiyah di kota Depok, untuk itu studi ingin menjawab pertanyaan bagaimana

kontribusi Aisyiyah di kota Depok.

Aisyiyah ialah organisasi perempuan di bawah naungan salah satu organisasi

terbesar di Indonesia, yakni Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad

Dahlan. Lahirnya Aisyiyah di Indonesia tidak lepas dari sejarah Muhammadiyah

sebagai organisasi induknya, karena kedua organisasi ini berkaitan erat dalam hal visi

dan misi yang sama serta searah untuk mewujudkan cita-citanya.2

Organisasi Aisyiyah didirikan oleh Nyai Walidah Ahmad Dahlan, yakni istri dari

K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 27 Rajab 1335 H, bertepatan dengan 19 Mei 1917

M.3 Latar belakang didirikannya Aisyiyah dikarenakan kondisi umat Muslim di

Indonesia yang dalam praktik ibadahnya telah menyimpang dari ajaran Islam dan

karena kondisi kaum perempuan Indonesia khususnya, yang dapat dikatakan cukup

memprihatinkan.4 Untuk itu sebelum membahas lebih mendalam mengenai gambaran

Aisyiyah secara umum, perlu dibahas lebih dahulu mengenai kondisi sosial

masyarakat, khususnya kaum perempuan yang menjadi latar belakang sejarah

didirikannya organisasi Aisyiyah.

Menjelang lahirnya organisasi Aisyiyah, berkembang pola pikir yang menjadi

budaya masyarakat Indonesia mengenai posisi kaum perempuan, bahwa posisi kaum

perempuan didiskreditkan dan didiskriminasikan, artinya posisi kaum perempuan

hanya berada pada lingkungan rumah tangga, sehingga kaum perempuan tidak

2Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan, (Jakarta: Depdikbud, 1977), hal. 55.

3Ibid.,hal. 62.

4Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan „Aisyiyah, (Yogyakarta: Pimpinan Pusat „Aisyiyah,

t.t.), hal. 9.

Page 17: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

3

mendapat kesempatan untuk melakukan aktivitas di luar lingkungan rumah tangga,

seperti dalam hal pendidikan. Akibat dari pola pikir atau budaya masyarakat

Indonesia yang tertanam seperti itu, kaum perempuan berada pada kondisi

keterbelakangan, karena memiliki keterbatasan untuk mendapatkan kesempatan

dalam ruang publik, misalnya terbatasnya kesempatan untuk mendapatkan

pendidikan, sehingga jarang sekali kaum perempuan yang mengikuti kegiatan

sekolah.

Karena demikian terbelakangnya kaum perempuan Indonesia, maka lahirlah para

perintis yang berusaha untuk memajukan kaum perempuan. Para pejuang ini

membuka pintu gerbang dan melepas belenggu untuk memberikan kesempatan kaum

perempuan menuntut ilmu, mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan keluarga,

masyarakat dan bangsa serta agama. Tentunya, dalam hal ini mereka hadapi dengan

berbagai cara dan situasi.

Salah satu perintis pejuang kaum perempuan ialah R.A. Kartini, merupakan

tokoh yang erat diidentikan dengan emansipasi wanita, yakni proses pelepasan,

pembebasan kaum wanita dari kedudukan sosial karena adanya ketidak adilan (antara

laki-laki dan perempuan) yang membatasi kaum wanita untuk berkembang di ruang

publik, sehingga tercipta adanya persamaan hak antara laki-laki dan wanita dalam

berbagai aspek kehidupan di dalam masyarakat. Kartini menyadari bahwa kaum

perempuan Indonesia berada pada kondisi keterbelakangan, dan tidak seharusnya

kaum perempuan berada pada kondisi yang didiskreditkan.

“R.A. Kartini (1879-1904) menjadi penting untuk diperhatikan.R.A. Kartini adalah saksi

munculnya sebuah kesadaran baru di kalangan perempuan Indonesia, dan masyarakat Indonesia

secara umum, tentang kemajuan perempuan yang tumbuh menyusul politik etis.Kartini mewarisi

Page 18: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

4

semangat pembaharuan pendidikan dari Abandenon.Kartini memilih pendidikan sebagai jalur

yang harus ditempuh perempuan untuk memperoleh pengakuansejajar dengan kaum laki-

laki.Dan oleh karena itu, R.A. Kartini diakui sebagai simbol dari awal gerakan emasipasi

perempuan di Indonesia serta menjadi pelopor kebangkitan perempuan.”5

Dalam ajaran Islam, peran serta kewajiban yang utama sebagai perempuan, yakni

sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Akan tetapi, bukan berarti sebagai perempuan

tidak memiliki peran dalam ruang publik, karena terdapat kewajiban-kewajiban

perempuan di dalam ruang publik, antara lain kewajiban untuk menuntut ilmu,

berdakwah, dan aktivitas lainnya di luar lingkungan rumah tangga. Kemudian hal ini

harus diserasikan dengan peran perempuan dalam urusan rumah tangga yang menjadi

utama. Untuk itu Islam mengajarkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan,

mendapatkan hak serta kewajiban yang sama dalam ruang publik, seperti dalam hal

untuk mendapatkan pendidikan, sebagai modal untuk kemajuan dan kesejahteraan

hidupnya. Dalam Al-Qur‟an dinyatakan bahwa Allah SWT. akan mengangkat derajat

orang-orang yang menuntut ilmu, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-

Mujaadalah/58:11:

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:

“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan

5Amelia Fauzia, dkk.,Tentang Perempuan Islam: Wacana dan Gerakan, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2004), hal. 4-5.

Page 19: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

5

memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan berapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Di dalam ayat itu dikatakan bahwa, “Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan berapa

derajat”, artinya ajaran Islam mengarahkan kepada umat Islam, baik laki-laki

maupun perempuan untuk menuntut ilmu, karena orang yang mempunyai ilmu akan

mendapatkan kehormatan di sisi Allah dan Rasulnya.

Selain itu juga terdapat hadits yang menyatakan bahwa “Menuntut ilmu

merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.” (hadist shahih yang diriwayatkan oleh

beberapa sahabat, di antaranya: Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi

Thalib, dan Abu Sa‟id Al-Khudri Radhiallahu Anhu). Hadist ini mengandung makna

bahwa setiap muslim, yakni baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk

menuntut ilmu.

Untuk itu, sangat diperlukan upaya untuk mendidik dan memajukan kaum

perempuan disertai dengan penanaman nilai-nilai moral yang Islami. Selain itu, kaum

perempuan juga perlu dididik aktif dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan

keagamaan, sehingga dapat memiliki cakrawala dan kepekaan sosial, serta nilai-nilai

yang Islami.

Dalam hal ini perhatian K.H. Ahmad Dahlan sangatlah besar terhadap kaum

wanita. Kiai Ahmad Dahlan memiliki keyakinan bahwa betapa pentingnya peran

Page 20: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

6

kaum wanita, terutama dalam soal pendidikan dan rumah tangga.6 Dalam hal ini Nyai

Walidah, yakni istri dari K.H. Ahmad Dahlan juga memiliki perhatian yang sama

mengenai dunia pendidikan dan kaum perempuan, untuk itu Muhammadiyah dan

Aisyiyah sebagaimana tujuan didirikannya kedua organisasi ini, yang tertera dalam

anggaran dasar bahwa organisasi ini untuk mewujudkan masyarakat Islami dan

berkomitmen untuk terus menjaga pendidikan kaum ibu demi kemaslahatan agama,

bangsa, negara, serta setiap pribadi muslimah. Kiranya cita-cita R.A. Kartini sejalan

dengan cita-cita Aisyiyah untuk membina kaum perempuan ke arah kesadaran

beragama, memajukan dan meningkatkan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan

serta memperluas ilmu pengetahuan.

Untuk mencapai tujuannya, yakni untuk memajukan kaum perempuan

khususnya, berbagai usaha dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat,

melalui program kerja Aisyiyah melalui amal usaha Aisyiyah yang pada awalnya

hanya di bidang pendidikan, keagamaan dan daya kreatif, kemudian seiring

berjalannya waktu berkembang dalam bidang lainnya, menjadi berbagai aspek

kehidupan dalam masyarakat, di antaranya: bidang tabligh, bidang pendidikan dan

kebudayaan, bidang pembinaan kesejahteraan umat, bidang pendidikan paramedis,

bidang ekonomi, bidang pembinaan kader, dan hubungan Aisyiyah dengan pihak

luar. Hal ini sebagaimana maksud dari lambang organisasi Aisyiyah yang berbentuk

Matahari, yang di dalamnya terdapat filosofi, bahwa matahari ialah pusat dari dari

semua planet, yang memancarkan kekuatan sinar matahari yang sangat bermanfaat

6 Solochin Salam, K.H. Ahmad Dahlan Reformer Islam Indonesia, (Jakarta: Djajamurni, 1962),

hal. 52.

Page 21: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

7

bagi kehidupan semua makhluk hidup yang ada di bumi, dan Aisyiyah

menggambarkan jati diri, gerak serta manfaatnya sebagaimana matahari.7

Suatu lembaga ataupun ormas memiliki peran, manfaat serta kontribusi bagi

masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang pendidikan,

kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lain sebagainya.

Penelitian ini merupakan suatu kajian sejarah lokal yang berbatas pada suatu

tempat dan ruang. Menurut Taufik Abdullah, sejarah lokal dalam suatu kelompok

atau kelompok-kelompok masyarakat yang ada pada daerah geografis yang terbatas.8

Kajian sejarah lokal ini memiliki ciri yakni, 1. pembahasan dalam sejarah lokal

berkisar pada hal-hal yang terdapat di dalam lokal, tergantung dari pembatasan ruang-

lingkup geografisnya. 2. logika yang ada dimunculkan berdasarkan realitas lokal. 3.

pendekatan yang digunakan dari berbagai disiplin ilmu.

Kajian sejarah lokal yang akan diteliti ialah mengenai sejarah lokal yang terdapat

di kota Depok berkaitan dengan suatu kelompok sosial. Kelompok sosial yang

menjadi subjek penelitian ini ialah organisasi Aisyiyah kota Depok. Dalam struktur

keorganisasian Aisyiyah di kota Depok berada pada tingkat Pimpinan Daerah

Aisyiyah (PDA). Dengan adanya organisasi Aisyiyah di kota Depok, telah

memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan juga bagi pemerintah kota

Depok. Untuk itu sebelum membahas lebih mendalam perlu diketahui kondisi

masyarakat umat Islam di kota Depok yang melatar belakangi, sehingga Aisyiyah

didirikan di kota Depok.

7 Musthafa Kamal dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam (Dalam

Perspektif Historis dan Ideologis), (Yogyakarta: LPPI, 2002), hal. 121. 8Taufik Abdullah, Sejarah Lokal Indonesia (Yogyakarta: UGM Press, 1985), hal. 15.

Page 22: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

8

Aisyiyah kota Depok berawal dari ranting Beji Timur. Pada saat itu di

wilayah ini, kondisi kebutuhan masyarakat di sebagian wilayah Depok yang salah

satunya terletak di wilayah Beji belum terpenuhi dengan baik dalam bidang sosial,

budaya dan agama. Melihat kondisi yang seperti itu ibu Hj. Ummi Kulsum memiliki

gagasan untuk mendirikan organisasi Aisyiyah di wilayah Beji, sebagai bagian yang

ingin berperan serta berkontribusi untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat

yang belum terpenuhi, sebagaimana dengan maksud dan tujuan didirikannya

Aisyiyah, yakni memberikan kemajuan kepada masyarakat. Upaya dalam menjawab

kebutuhan-kebutuhan masyarakat kota Depok yang diwujudkan dalam program-

program Aisyiyah, melalui Amal Usaha Aisyiyah kota Depok dalam bidang sosial,

budaya dan agama hingga saat ini, di antaranya:

1. Upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan,

Aisyiyah mendirikan lembaga pendidikan, yakni sekolah-sekolah TK

Aisyiyah sebagai upaya dalam pembinaan karakter anak usia dini, yang

didirikan di hampir seluruh wilayah Depok serta mendirikan Madrasah

Diniyah Awaliyah.

2. Upaya memenuhi kebutuhan masyarakat juga dilakukan Aisyiyah dalam

bidang keagamaan (tabligh) melalui Majelis Tabligh sebagai wadah untuk

pembinaan umat, khususnya bagi kaum perempuan. Kegiatan dalam

Majelis Tabligh ini ialah pengajian-pengajian, ceramah dan dakwah

mengenai ajaran-ajaran Islam yang berdasar pada dengan Al-Qur‟an dan

Hadits, serta pelatihan bagi para mubaligh.

Page 23: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

9

3. Upaya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam aspek kesejahteraan

sosial juga dilakukan oleh Aisyiyah, melalui didirikannya Panti Asuhan.

Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui eksistensi dari Aisyiyah kota

Depok, untuk itu penulis menitik beratkan objek kajian penelitian pada kontribusi

Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kota Depok. Penelitian ini berawal dari mengenai

sejarah berdirinya Aisyiyah di kota Depok, perkembangannya, peran dan

kontribusinya melalui program kerjanya yang diwujudkan dalam Amal Usaha, serta

hambatan dan kendala yang dialami. Oleh karenanya, penulis mengangkat penulisan

ini melalui judul “AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN

KONTRIBUSINYA DALAM BIDANG SOSIAL, BUDAYA DAN AGAMA (2005-

2010)”.

B. Permasalahan

a. Identifikasi Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut: 1. belum optimalnya kontribusi Aisyiyah kota Depok dalam

bidang ekonomi; 2. belum optimalnya kontribusi Aisyiyah kota Depok dalam bidang

kesehatan; 3. belum optimalnya kontribusi Aisyiyah kota Depok dalam bidang

lingkungan hidup.

b. Batasan Masalah

Dalam studi ini penulis membatasi masalah pada kontribusi Aisyiyah kota Depok

dalam bidang sosial, budaya dan agama.

Page 24: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

10

c. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pokok studi ini adalah bagaimana kontribusi Aisyiyah kota

Depok dalam merespon kebutuhan masyarakat dalam bidang sosial, budaya dan

agama?

Adapun sub pertanyaan pokok adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah berdirinya Aisyiyah kota Depok?

2. Bagaimana caraAisyiyah kota Depok merespon kebutuhan masyarakat Islam kota

Depok?

3. Apa saja faktor penghambat kebutuhan masyarakat Islam kota Depok?

C. Tujuan

Tujuan studi ini adalah:

1. Ingin mengetahui sejarah berdirinya Aisyiyah di kota Depok dan

perkembangannya.

2. Ingin mengungkapkan kontribusi yang telah dilakukan Aisyiyah kota Depok yang

berdampak positif bagi kemajuan masyarakat, khususnya di kalangan kaum

perempuan.

3. Ingin menjelaskan kendala yang dialami Aisyiyah dalam implementasi program

kerja.

D. Manfaat

Manfaat studi ini adalah:

1. Dengan diketahuinya sejarah berdiri dan perkembangan Aisyiyah di kota Depok

diharapkan dapat menarik minat peneliti lainnya, terutama dikalangan mahasiswa.

Page 25: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

11

2. Dengan terungkapnya Amal Usaha organisasi Aisyiyah ini secara tertulis

diharapkan hal itu menjadi inspirasi untuk organisasi perempuan lainnya.

3. Dengan ditemukannya kendala dalam implementasi program kerja Aisyiyah

diharapkan temuan studi ini dapat memberikan solusinya.

E. Tinjauan Pustaka

Telah banyak karya tulis yang membahas mengenai organisasi Aisyiyah, baik

dalam bentuk buku, hasil penelitian seperti, Skripsi, Thesis dan lain sebagainya,

namun dari hasil penelusuran penulis belum menemukan studi mengenai Aisyiyah di

kota Depok.

Ada pun buku dan laporan penelitian berupa skripsi yang menjadi rujukan oleh

penulis, di antaranya sebagai berikut:

1. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Aisyiyah, yang diterbitkan oleh

Pimpinan Pusat Aisyiyah.9 Buku ini menguraikan akar gerakan Aisyiyah

sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, bagaimana kondisi sosial,

budaya, dan agama masyarakat yang melatar belakangi sejarah lahirnya

Aisyiyah di Yogyakarta, khususnya kaum perempuan saat itu yang

mendapatkan keterbatasan dalam ruang publik, dasar pemikiran Nyai Walidah

bersama K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Aisyiyah yang menjadi landasan

dari gerakan ini, perkembangannya serta apa saja yang dilakukan oleh

Aisyiyah dalam memajukan masyarakat umat Islam melalui berbagai bidang

Amal Usaha Aisyiyah sebagai aksi nyata Aisyiyah dalam mengamalkan

„Amal Makruf Nahi Munkar. Akan tetapi, dalam buku ini belum ada

9Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Aisyiyah (Yogyakarta: Pimpinan Pusat „Aisyiyah).

Page 26: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

12

pembahasan mengenai Aisyiyah di tingkat PDA (Pimpinan Daerah Aisyiyah),

yang salah satunya pembahasan tentang PDA kota Depok.

2. Shalah Qazan, Membangun Gerakan Menuju Pembebasan Perempuan.10

Dalam buku ini memaparkan bahwa terwujudnya kebebasan perempuan yang

sesungguhnya akan didapatkan dengan cara memulai kembali kehidupan yang

Islami, yakni bila perempuan Islam berpartisipasi aktif dalam upaya-upaya

untuk mengubah kondisi yang lebih baik, sehingga manfaatnya dapat

dirasakan oleh seluruh anggota masyarakat, baik bagi laki-laki maupun

perempuan.

3. Skripsi S-1 Jurusan SKI, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karya Rabi‟atul

Adawiyah, Peran Sosial Politik Aisyiyah Pada Masa Pergerakan Nasional

Sampai Orde Lama (1917-1965).11

Fokus studi skripsi ini membahas

Aisyiyah dari sisi politik, yakni Aisyiyah sebagai salah satu organisasi

perempuan Indonesia tertua di Indonesia yang telah banyak melahirkan tokoh-

tokoh perempuan dalam setiap masanya dan banyak melakukan kemaslahatan

untuk umat, untuk itu pada skripsi ini pembahasannya menitik beratkan pada

pembahasan tentang bagaimana kiprah politik dari Aisyiyah pada masa

Pergerakan Nasional sampai Orde Lama, yakni bagaimana peranan Aisyiyah

dalam gerakan perempuan di Indonesia masa itu dan partisipasi sosial politik

10

Shalah Qazan, Membangun Gerakan Menuju Pembebasan Perempuan, Cet. I (Solo: Era

Intermedia, 2001). 11

Rabi‟atul Adawiyah, Peran Sosial Politik Aisyiyah Pada Masa Pergerakan Nasional Sampai

Orde Lama (1917-1965, (Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2005).

Page 27: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

13

Aisyiyah dalam pengembangan umat, terutama dalam pemberdayaan

perempuan.

Selain itu juga banyak sarjana dan mahasiswa yang melakukan penelitian

mengenai Aisyiyah di tingkat daerah, namun sejauh ini studi mengenai Aisyiyah di

kota Depok, khususnya mengenai sejarah lahirnya, perkembangan serta kontribusinya

dalam bidang sosial, budaya, dan agama bagi masyarakat kota Depok belum ada yang

meneliti. Untuk itu studi penulis diharapkan dapat melengkapi studi-studi yang telah

diadakan oleh para peneliti sebelumnya.

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam studi ini ialah metode historis dengan pendekatan

sosiologi. Metode historis ialah sebuah penelitian yang tujuannya mendeskripsikan

dan menganalisis peristiwa-peristitwa masa lampau, yang bertumpu pada empat

langkah kegiatan di antaranya12

:

1. Heuristik

Heuristik merupakan tahap pertama, yakni kegiatan pengumpulan sumber.

Pengumpulan sumber dilakukan penulis melalui survei lapangan, data tertulis berupa

dokumen, buku-buku, majalah, dan wawancara langsung. Pengumpulan sumber-

sumber dilakukan penulis dengan menggunakan metode Field Research (Penelitian

Lapangan), yakni dengan mengunjungi kantor Pimpinan Daerah Aisyiyah dan

Muhammadiyah kota Depok, lokasi-lokasi Amal Usaha Aisyiyah kota Depok, seperti

sekolah-sekolah yang didirikan oleh Aisyiyah kota Depok untuk memperoleh data-

12

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, cet. II (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),

hal. 54.

Page 28: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

14

data yang ada di lapangan serta melakukan wawancara (interview) dengan

narasumber, kediaman ibu Hj. Ummi Kalsum sebagai salah satu tokoh pendiri

Aisyiyah kota Depok, kediaman ibu Hj. Warnisma, M.Pd sebagai Ketua Pimpinan

Daerah Aisyiyah (PDA) kota Depok dan Library Research (Penelusuran

Kepustakaan) yakni penelusuran data-data tertulis, berupa buku-buku dan skripsi-

skripsi yang terkait dengan tema yang serupa melalui perpustakaan pribadi milik Drs.

Saidun Derani, M.A. Dosen Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam,

Perpustakaan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Ciputat, Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber merupakan tahap yang kedua setelah melakukan pengumpulan

data. Dalam tahap ini penulis menganalisis dan mengkritisi sumber-sumber yang

didapat serta melakukan perbandingan terhadap sumber-sumber yang didapat agar

mendapatkan sumber yang valid dan relevan dengan tema yang dikaji penulis.

3. Interpretasi

Setelah sumber-sumber yang didapat dianalisis dan dikritisi, tahapan selanjutnya

yang dilakukan ialah penulis mencoba menafsirkan terhadap sumber yang telah

dikritisi dan melihat serta menafsirkan fakta-fakta yang didapat oleh penulis,

sehingga mendapatkan pemecahan atas permasalahannya.

4. Historiografi

Tahap ini adalah tahap akhir dari penelitian atau sebagai penulisan akhir, yang

berupa skripsi sebagai tugas akhir dalam perkuliahan di Program Studi Sejarah dan

Page 29: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

15

Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Pendekatan yang digunakan oleh penulis ialah pendekatan sosiologi. Menurut

Dudung Abdurrahman, pendekatan sosiologi ialah penggambaran peristiwa masa lalu

yang di dalamnya akan terungkap segi-segi sosial, yakni pembahasannya mencakup

golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik berdasarkan

kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial, dan sebagainya, oleh

karenanya metode historis dengan pendekatan sosiologi dapat dikatakan sebagai

sejarah sosial.13

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Sartono Kartodirdjo, yakni deskripsi

dalam sejarah sosial sebagai peta sosial gejala sejarah akan mencakup golongan

sosial, jenis hubungan sosial, pelapisan sosial, peranan dan status sosial, dan lain-

lain.14

Dalam hal ini hubungan pendekatan sosiologi yang digunakan penulis dengan

studi ini ialah pembahasan dalam studi ini mengenai suatu kelompok sosial, yakni

mengenai peran, serta kontribusi suatu kelompok sosial di dalam masyarakat.

G. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika pelaporan, penulis membagi pokok pembahasan menjadi lima

pokok pembahasan atau lima bab, yang terdiri dari:

Bab. I. Pendahuluan: Bab ini merupakan sebagai pengantar untuk memasuki

wacana-wacana yang akan dibahas secara mendalam. Dalam bab pendahuluan ini

13

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, Cet. I (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2007), hal. 22. 14

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1992), hal. 5.

Page 30: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

16

akan disampaikan sub bab, di antaranya: A. Latar Belakang yakni hal-hal yang

melatar belakangi diangkatnya tema penulisan.; B. Permasalahan, yakni sebagai

gambaran dan sebagai batasan masalah yang akan dibahas agar tidak terlalu luas.

Terdiri dari 3 sub bab, antara lain: a. Identifikasi Masalah, b. Batasan Masalah, c.

Rumusan Masalah.; C. Tujuan Penelitian; D. Manfaat Penelitian; E. Tinjauan

Pustaka; F. Metode Penelitian; G. Sistematika Penulisan.

Bab. II. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Aisyiyah Kota Depok:

Pada bab ini akan disampaikan mengenai bagaimana sejarah yang melatar

belakangi berdirinya, perjalanan serta perkembangan dari Aisyiyah kota Depok.

Uraiannya dimulai dari pembahasan mengenai lahirnya Aisyiyah kemudian

pembahasan mengenai sejarah serta perkembangan Aisyiyah kota Depok, yang

penulis bagi menjadi 3 sub bab, di antaranya: A. Lahirnya Aisyiyah: Pembahasan

mengenai latar belakang pertama kali didirikannya Aisyiyah di Yogyakarta, untuk

mengetahui bagaimana kondisi lingkungan dan masyarakat yang melatar belakangi

didirikannya Aisyiyah, hal ini penting dibahas terlebih dahulu sebelum masuk pada

pokok pembahasan mengenai Sejarah Aisyiyah di kota Depok; B. Sejarah Beridiri

Dan Perkembangan Aisyiyah Kota Depok: Uraian mengenai sejarah, perjalanan serta

bagaimana perkembangan dari Aisyiyah di kota Depok; C. Visi dan Misi Aisyiyah

Kota Depok: Pembahasan mengenai maksud dan tujuan didirikannya Aisyiyah kota

Depok, gunanya agar dapat mengetahui dan memahami arah didirikannya Aisyiyah

kota Depok.

Bab. III. Amal Usaha Aisyiyah Kota Depok dalam Bidang Sosial, Budaya dan

Agama: Bab ini berisi penjelasan mengenai kontribusi Aisyiyah di masyarakat

Page 31: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

17

melalui program kerja yang disebut dengan Amal Usaha Aisyiyah dalam berbagai

aspek kehidupan di dalam masyarakat yang dibagi menjadi 4 sub bab di antaranya, A.

Bidang Pendidikan, B. Bidang Tabligh, C. Bidang Kesejahteraan Sosial, D. Bidang

Ekonomi.

Bab. IV. Situasi Dan Kondisi Hambatan Aisyiyah Kota Depok: Dalam bab ini

berisikan tentang faktor-faktor yang menjadi permasalahan Aisyiyah di kota Depok

yang terdiri dari: A. Hambatan Kultur (Budaya); B. Manajemen Organisasi, C.

Kepemimpinan (Leadership).

Bab. V. Penutup: Berisi Kesimpulan. Yang merupakan hasil dari penelitian yaitu

jawaban atas permasalahan yang ada dalam rumusan masalah dan masalah yang

melatar belakangi penelitian yang dilakukan, serta saran-saran agar dalam penulisan

selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Kepustakaan

Lampiran

Page 32: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

18

BAB II

SEJARAH BERDIRI DAN PERKEMBANGAN

AISYIYAH KOTA DEPOK

A. Lahirnya Aisyiyah

Aisyiyah adalah organisasi yang berada dibawah naungan Muhammadiyah,

namun memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) tersendiri

dan khusus yang disebut dengan organisasi otonom. Organisasi ini didirikan oleh

Nyai Walidah di Yogyakarta pada tanggal 27 Rajab 1335 H yang bertepatan dengan

tanggal 22 April 1917 M1. Aisyiyah sebagai organisasi memiliki peran, manfaat serta

kontribusi kepada masyarakat. Dalam usianya yang telah mencapai 100 tahun

(dihitung dari kalender Hijriyah), organisasi ini telah banyak melakukan pengabdian

dan kontribusi untuk kemajuan serta mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya. Organisasi ini tetap solid dan eksis di tengah masyarakat walaupun dalam

berbagai kondisi dan situasi apapun. Sejarah berdirinya Aisyiyah sangat erat

hubungannya dengan latar belakang dan perjalanan Muhammadiyah, untuk itu

sebelum membahas lebih mendalam mengenai bagaimana sejarah berdirinya

Aisyiyah, perlu diketahui potret dari sejarah Muhammadiyah sebagai induk dari

organisasi Aisyiyah.

1 Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan, hal. 62.

Page 33: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

19

Tujuan Muhammadiyah adalah memberikan pengajaran agama Islam.

Muhammadiyah mengalami kemajuan dengan berdirinya sekolah-sekolah

Muhammadiyah di berbagai daerah di Indonesia.2

Muhammadiyah dibentuk pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta.3

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan, sebagai respon

terhadap kenyataan sosial-budaya dan sosial-keagamaan bangsa Indonesia saat itu.

Penghayatan yang mendalam terhadap sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur‟an, telah

memberikan inspirasi dan juga semangat baginya untuk berdakwah.4 Hal ini

sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur‟an, Surat Ali Imran/3:104, yang menjadi

dasar pemikiran Kiai Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah5:

Artinya: “setiap Muslim agar dapat membawa dirinya kepada gerakan Amal

Ma’ruf Nahi Munkar, agar manusia terbebas dari kebodohan, kesengsaraan dan

kemelaratan (Nahi Munkar)”.

K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah ialah sebagai upaya

penyempurnaan pemikiran beliau dalam melaksanakan Islam yang sebenar-benarnya

dan sebaik-baiknya. Sebelum resmi menjadi organisasi, awalnya Muhammadiyah

merupakan sebuah gerakan atau bentuk kegiatan untuk melaksanakan ajaran Islam

2 Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

2009), hal. 269. 3M. Rusli Karim, Muhammadiyah dalam Kritik dan Komentar, (Jakarta: Rajawali, 1986), hal. 98.

4Ismah Salman, Strategi dan Politik Dakwah Muhammadiyah (Suatu Kajian Pengantar), Mimbar

Agama dan Budaya, Vol. XIX, no. 1, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002), hal. 29. 5Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam

Perspektif Perubahan Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hal. 2.

Page 34: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

20

secara bersama-sama, yang bermula dilakukan di kampung Kauman.6 Kemudian pada

tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, yang bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M

resmi menjadi organisasi.

Adapun terdapat 2 faktor yang melatar belakangi lahirnya gerakan ini, yaitu

faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya dikarenakan kekhawatiran Kiai

Ahmad Dahlan terhadap situasi umat muslim dalam menjalankan syariat Islam yang

pada saat itu sudah tidak murni lagi, yang berarti agama Islam yang menjadi

keyakinan umat muslim sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip-prinsip ajaran Islam

yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Al-Hadits.

Masyarakat Islam pada saat itu banyak yang telah melakukan penyimpangan

dalam mengamalkan ajarannya. Ajaran Islam sudah banyak bercampur dengan ajaran

agama lainnya seperti adanya pengaruh Hindu-Buddha, yang telah menjadi tradisi

dan budaya masyarakat bangsa Indonesia. Hal itu tidak dapat dipungkiri karena

sebelum masuknya agama Islam di Indonesia, masyarakat banyak memeluk agama

Hindu dan Buddha dengan segala amalan dan tradisinya. Umat Islam saat itu telah

berbuat syirik maupun khurafat (tahayul) dan bid‟ah, sehingga dalam melakukan

praktik ibadahnya banyak orang Islam yang masih percaya terhadap benda-benda

berhala, seperti keris dan lain sebagainya.7 Sedangkan faktor eksternalnya

dikarenakan adanya gagasan pembaharuan Islam Timur Tengah yang dikembangkan

oleh Jamaludin Al-Afghani, Syekh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, yang

6Tim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Malang,

Muhammadiyah: Sejarah, Pemikiran, dan Amal Usaha, (Malang: PT. Tiara Wacana Yogya dan

Universitas Muhammadiyah Malang, 1990), hal. 3. 7Musthafa Kamal dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, hal. 114.

Page 35: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

21

berkaitan dengan aliran skriptualisme yaitu aliran yang menyerukan kembali pada Al-

Qur‟an dan Al-Hadits dalam menentukan segala sesuatunya, dalam menentukan hal

yang merupakan ajaran dan praktik Islam yang sebenarnya.8 Jamaluddin Al-Afghani

dan Muhammad Abduh dikenal sebagai tokoh utama gerakan pembaharuan Islam di

Mesir. Gerakan pembaharuan itu mempunyai dampak luas di kalangan masyarakat

Islam di seluruh dunia. Di Indonesia, gerakan tersebut mempunyai pengaruh yang

cukup kuat di kalangan pemeluk Islam. Lahirnya Muhammadiyah (1912) di

Yogyakarta, yang menghimpunan orang-orang Islam “modernis”, tidak terlepas dari

adanya pengaruh gerakan Al-Afghani dan Abduh.9 Oleh karenanya, Kiai Ahmad

Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah dengan tujuan untuk memurnikan

kembali ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur‟an dan Al-Hadits.

Upaya dalam memurnikan kembali ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur‟an

dan Al-Hadits, salah satunya dilakukan dengan cara melakukan dakwah. Pada saat itu

Nyai Walidah sebagai istri Kiai Ahmad Dahlan, selalu mendampingi setiap kegiatan

yang dilakukan oleh Kiai Ahmad Dahlan dan ikut aktif juga. Nyai Walidah juga

sering mengemukakan kepada Kiai Ahmad Dahlan agar dakwah yang dilakukan oleh

Kiai Ahmad Dahlan dapat disampaikan juga kepada perempuan, yang pada saat itu

kondisi kaum perempuan menjadi pihak yang didiskriminasikan. Keadaan perempuan

saat itu sangat memprihatinkan dengan adanya paham budaya yang turun-temurun

menempatkan wanita sebagai konco wingking (teman untuk urusan rumah tangga

8 Din Syamsuddin, Muhammadiyah Kini dan Esok, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), hal. 35-40.

9 M. Riza Sihbudi, Indonesia Timur Tengah: Masalah dan Prospek, Cet. I, (Jakarta: Gema Insani

Press, 1977), hal. 21.

Page 36: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

22

saja).10

Kaum perempuan hanya diperbolehkan berkecimpung dalam dunia rumah

tangga saja, para orang tua melarang anak perempuannya keluar rumah untuk

melakukan kegiatan atau aktivitas di luar kegiatan rumah tangga, seperti untuk

bersekolah, berkarir dalam dunia pekerjaan, mengikuti kegiatan pembinaan umat,

misalnya pengajian dan lain sebagainya. Oleh karenanya, melihat kondisi kaum

perempuan yang seperti itu Nyai Walidah ingin agar kaum perempuan mendapatkan

kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki, salah satunya kesempatan untuk

mendapatkan kegiatan pembinaan umat seperti mengikuti kegiatan dalam dakwah

yang disampaikan oleh Kiai Ahmad Dahlan mengenai ajaran-ajaran Islam.

Kiai Ahmad Dahlan sangat menyadari akan hal tersebut, bahwa pentingnya peran

dari semua golongan, baik perempuan maupun laki-laki dalam membangun bangsa.

Kesadaran itu ditanamkan kepada istrinya dengan mengajarkan pengetahuan

mengenai perempuan dalam perspektif Islam. Bersamaan dengan itu, Kiai Ahmad

Dahlan juga memberikan kesempatan yang sama agar kaum perempuan mampu

mengurus dirinya. Ia berpendapat, jika kaum perempuan memiliki wadah sendiri

untuk mengurus dirinya, dengan begitu mereka akan mampu mensinergikan potensi

yang ada pada diri mereka.11

Maka dari itu, diwujudkanlah suatu wadah oleh Kiai Ahmad Dahlan bersama

dengan Nyai Walidah, yang tujuannya untuk mengangkat dan memajukan harkat dan

martabat perempuan serta mencerdaskan kaum perempuan muslim dengan

mengadakan pembinaan umat mengenai hal keagamaan seperti mengadakan

10

Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Aisyiyah, hal. 9. 11

Jajat Burhanuddin, ed., Ulama Perempuan Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2001), hal. 47.

Page 37: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

23

pengajian dan mengajarkan ilmu tentang ajaran Islam bagi kaum perempuan. Pada

mulanya, wadah ini belum sebagai organisasi, melainkan kelompok pengajian untuk

kaum perempuan yang diberi nama Sopo Tresno12

. Melalui kelompok pengajian ini,

Nyai Walidah mengadakan pembinaan keagamaan bagi kaum perempuan baik yang

berusia remaja maupun yang sudah lanjut usia, yang diselenggarakan di kediaman

Nyai Walidah.

Anggota yang mengikuti kelompok pengajian ini berasal dari semua golongan

masyarakat, karena Nyai Walidah beranggapan bahwa pendidikan berlaku bagi

semua lapisan masyarakat tanpa memandang golongan. Dalam kelompok pengajian

ini, para anggota diajak untuk mendalami ajaran Islam, yakni dengan memahami Al-

Qur‟an dan Al-Hadist, yang berkenaan dengan hak dan kewajiban perempuan.

Kemudian bukan hanya itu, dalam kegiatan kelompok pengajian ini Nyai Walidah

juga mengajarkan para anggotanya membaca dan menulis. Dengan demikian, Nyai

Walidah memiliki harapan agar dapat menumbuhkan kesadaran bagi kaum

perempuan akan hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah dan warga negara.

Di samping itu, Nyai Walidah juga menginginkan bagi para remaja yang

mengikuti pengajiannya dapat memiliki daya kreatif dan memiliki jiwa

kepemimpinan sehingga dapat ikut serta dalam mengembangkan dan meneruskan

kegiatan pembinaan umat. Untuk itu, Nyai Walidah kadang-kadang mengajak murid-

muridnya untuk mendatangi rapat-rapat yang diselenggarakan oleh PSII (Partai

Sarekat Islam Indonesia), tujuannya agar murid-muridnya dapat mengetahui dan

12

Djarnawi Hadikusumo, Aliran Pembaharuan Islam dari Jamaluddin Al-Afghani Sampai K.H.A.

Dahlan, (Jogjakarta: persatuan, t.t.), hal. 81.

Page 38: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

24

belajar mengenai bagaimana cara untuk mengeluarkan pendapat, cara menanggapi

suatu pendapat dan lain sebagainya. Untuk yang pertama Nyai Walidah membina

beberapa muridnya yang dipersiapkan untuk menjadi pengurus dalam kelompok

pengajian yang didirikannya.

Melihat perkembangan yang positif dari kelompok pengajian ini, sebuah

pertemuan khusus diselenggarakan di kediaman Nyai Walidah. Pertemuan itu dihadiri

oleh Kiai Haji Fachruddin, Kiai Mukhtar, Ki Bagus Hadikusuma dan pengurus

lainnya. Pertemuan itu memutuskan untuk mengembangkan kelompok pengajian

Sopo Tresno menjadi sebuah organisasi perempuan Islam yang mapan dan dilengkapi

dengan anggaran dasar serta peraturan organisasi. Untuk itu, selanjutnya pemberian

nama organisasi ini dilakukan, awalnya ada yang mengusulkan nama Fatimah,

namun banyak yang tidak setuju. Lalu, terakhir diusulkan nama Aisyiyah oleh Kiai

Haji Fachruddin, dan kemudian nama itu diterima oleh forum sebagai nama dari

organisasi ini. Nama itu dianggap tepat karena diambil dari nama istri Nabi

Muhammad SAW., yakni Siti Aisyah. Dari nama itu diharapkan agar organisasi ini

dapat mewarisi perjuangan Siti Aisyiyah dalam mendakwahkan Islam. Setelah semua

setuju akan usulan itu, maka pada tanggal 27 Rajab 1335 H yang bertepatan dengan

tanggal 22 April 1917 M organisasi Aisyiyah resmi berdiri.13

Pada saat pelaksanaan peresmian Aisyiyah, bertepatan dengan peringatan Isra‟

Mi‟raj Nabi Muhammad SAW.yang diadakan oleh Muhammadiyah yang pertama

kali. Acara ini diadakan secara meriah oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah serta

13

Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan, hal. 62.

Page 39: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

25

masyarakat luas. Acara itu diadakan sekaligus awal pembentukkan kepengurusan

dalam organisasi Aisyiyah, di antaranya14

:

1. Siti Badriyah sebagai Ketua.

2. Siti Badillah sebagai Sekretaris.

3. Siti Aminah Harawi sebagai Bendahara.

4. Anggota: Siti Dalalah, Siti Busyro, Siti Wadingah.

Dalam membimbing dan mengikuti gerak langkah Aisyiyah, Nyai Ahmad Dahlan

diangkat sebagai pelindung. Saat itu Nyai Walidah sebagai sesepuh dari pengurus

Aisyiyah yang sewaktu-waktu menjadi tempat bertanya dan memohon nasihat.

Bahkan Nyai Ahmad Dahlan memberikan jiwa dan semangat organisasi untuk

membawa maju usaha-usahanya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, Nyai

Ahmad Dahlan diangkat sebagai ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah berturut-turut dari

tahun 1921 sampai tahun 1930.15

Adapun yang menjadi landasan dalam organisasi Aisyiyah, di antaranya16

:

a. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, perlu dilakukan usaha secara

bersama-sama. Maka, lahirlah satu bentuk kerja sama yang tertuang dalam

satu pergerakan yang disebut organisasi Aisyiyah. Sebagaimana dijelaskan

dalam Surat Ali Imran/3:104:

14

Yusron Asrofie, K.H.A. Dahlan Pemikiran dan Kepemimpinannya, (Yogyakarta: Yogya Offset,

1983), hal. 58. 15

Jajat Burhanuddin, Ulama Perempuan Indonesia, hal. 52. 16

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ‘Aisyiyah Cet. Ke-16, (Yogyakarta: Pimpinan

Pusat „Aisyiyah, 2012), hal 1-3.

Page 40: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

26

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kepada yang munkar,

merekalah orang-orang yang beruntung.”

b. „Aisyiyah dengan motif geraknya membawa kesadaran beragama dan

berorganisasi serta mengajak warganya menciptakan Baldatun Thayyibatun

Wa Rabbun Ghafur, suatu kehidupan bahagia dan sejahtera penuh limpahan

rahmat dan nikmat Allah SWT. di dunia dan akhirat. Hal ini sebagaimana

dinyatakan dalam Surat An-Nahl/16:97:

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun

perempuandalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada

mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Dalam perkembangannya, di tahun 1922 organisasi resmi menjadi bagian dari

Muhammadiyah. Kegiatan dalam organisasi ini pun berkembang tidak hanya sekadar

pengajian saja, tetapi juga memiliki program lainnya. Program Aisyiyah yang

diadakan, di antaranya: mengirim para mubaligh untuk memimpin shalat tarawih saat

bulan puasa, mengadakan hari-hari besar Islam, mengajarkan keterampilan-

Page 41: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

27

keterampilan bagi para perempuan.17

Tujuannya agar perempuan dapat

mengembangkan daya kreatifitasnya sehingga dapat hidup mandiri dan tidak

bergantung kepada orang lain.

Kemudian, organisasi ini berkembang dan meluas ke seluruh Indonesia. Program-

program Aisyiyah juga mengalami perluasan, bukan hanya kegiatan yang telah

disebutkan sebelumnya, tetapi juga mengembangkan program dalam bidang lainnya

yang disebut dengan Amal Usaha Aisyiyah. Bidang-bidang dalam program Aisyiyah

(Amal Usaha Aisyiyah) dibuat sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

di dalam masyarkat dalam berbagai aspek kehidupan di antaranya, bidang

pendidikan; bidang keagamaan; bidang kesejahteraan sosial; bidang kesehatan,

bidang ekonomi, dan lain sebagainya. Dengan program-program Aisyiyah yang

terwujud dalam Amal Usaha Aisyiyah telah berhasil memberikan manfaat bagi

peningkatan dan kemajuan perempuan serta masyarakat.

Aisyiyah berkembang dan meluas ke seluruh wilayah di Indonesia, yang salah

satunya hadir dan berkembang di wilayah kota Depok. Dengan adanya Aisyiyah di

wilayah kota Depok ini, telah berkontribusi serta memberikan dampak yang positif

bagi kemajuan masyarakat kota Depok, melalui program-program Aisyiyah yang

terwujud dalam Amal Usaha Aisyiyah.

17

Yusuf Abdullah Puar, Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah, (Jakarta: Pustaka Antara,

1989), hal. 60.

Page 42: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

28

B. Sejarah Berdirinya Aisyiyah Kota Depok dan Perkembangannya

Berdirinya Aisyiyah di kota Depok tak luput dari tokoh-tokoh pendirinya. Tokoh-

tokoh pendiri Aisyiyah di kota Depok ialah Ibu Hj. Ummi Kulsum bersama dengan

Ibu Hj. Mayani, Ibu Masnun, Ibu Rofi‟ah dan Ibu Rumanah,18

sebagai perintis dalam

menyebarkan paham-paham Aisyiyah di wilayah tersebut. Ibu Hj. Ummi Kulsum

sebelumnya, yakni di tahun 1965 aktif dalam kegiatan Nahsiyathul Aisyiyah di

wilayah Bandung, yang pada saat itu sedang melanjutkan sekolah di IAIN Sunan

Gunung Jati. Kemudian menikah dan pindah ke wilayah Depok dan aktif mengikuti

kegiatan ke-Muhammadiyahan mendampingi suami beliau dalam kegiatan

organisasinya.

Pada saat sebelum didirikannya Aisyiyah di kota Depok, kondisi sosial-ekonomi

sebagian masyarakat kota Depok yang salah satunya di wilayah Beji Timur saat itu

masih belum maju, masih jarang yang bekerja pada sektor industri, kebanyakan

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh. Dan dari segi tingkat

pendidikan, masyarakatnya pun masih rendah, masih banyak yang buta huruf, tidak

bersekolah, tidak lulus sekolah dasar (SD) dikarenakan biaya dan lain sebagainya.

Selain itu, dari segi sarana pendidikan, yakni jumlah lembaga pendidikan masih

terbilang minim, seperti Madrasah, sekolah menengah, dan taman kanak-kanak.19

Melihat kondisi masyarakat yang seperti itu, dan juga belum adanya kegiatan

keorganisasian Aisyiyah di wilayah ini, sebagaimana dengan visi dan misi Aisyiyah

18

Ibu Hj. Ummi Kulsum, Tokoh Pendiri Aisyiyah Kota Depok, Wawancara Pribadi, Depok, 5 Juli

2014, pukul: 13.00-14.30 WIB. 19

Ibu Hj. Ummi Kulsum, Tokoh Pendiri Aisyiyah Kota Depok, Wawancara Pribadi, Depok, 5 Juli

2014, pukul: 13.00-14.30 WIB.

Page 43: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

29

yakni mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya serta berdaya upaya

dalam memajukan masyarakat Islam, oleh karenanya didirikanlah organisasi Aisyiyah

di wilayah Beji Timur yang saat itu dalam struktur organisasi berada pada tingkat

pimpinan ranting Beji Timur, oleh ibu Hj. Ummi Kulsum meimiliki gagasan untuk

mengembangkan dan berjuang dalam menyebarkan ide-ide ke-Aisyiyahan.

Kemudian organisasi Aisyiyah dari ranting Beji Timur ini berkembang ke

wilayah Depok yang saat itu masih merupakan sebuah kecamatan. Wilayah cabang

Depok ini merupakan wilayah-wilayah bagi penduduk asli, yang meliputi wilayah

Beji, Kukusan, dan Pondok Cina. Wilayah-wilayah yang masuk ke dalam cabang

Depok saat itu diketuai oleh ibu Bayyinah20

, dan Aisyiyah cabang Depok ini dibawah

bimbingan Muhammadiyah cabang Depok. Kegiatan Aisyiyah di antaranya,

mengadakan pengajian-pengajian, dan mengikuti kegiatan pengkaderan yakni

pelajaran mengenai ke-Aisyiyahan yang diajarkan oleh K.H. M. Usman sebagai tokoh

pendiri Muhammadiyah di Depok.

Setelah mendapatkan pembekalan mengenai ke-Aisyiyahan ibu Hj. Ummi

Kalsum mengembangkan pelajaran ke-Aisyiyahan bersama dengan kader-kader yang

telah mengikuti kegiatan pengkaderan. Pada mulanya kegiatan Aisyiyah masih

sederhana, yakni mengadakan pengajian karena saat itu masih banyak yang buta

huruf, terutama huruf Arab, maka kegiatan dalam pengajian menekankan pada

pengenalan huruf-huruf Arab, belajar mengaji dengan tajwidnya yakni dari dasarnya

belajar membaca Iqra‟, Juz Amma hingga belajar membaca Al-Qur‟an, kemudian

hafalan surat-surat pendek dan bacaan-bacaan dzikir.

20

ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Wawancara, Depok, 22 Agustus 2014.

Page 44: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

30

Kegiatan belajar mengaji ini diadakan di halaman rumah ibu Hj. Ummi Kulsum,

dengan sarana yang masih sederhana dengan meja-meja kecil, papan tulis, kapur dan

beratapkan terpal. Dengan kegiatan ini, Aisyiyah telah membantu program

Pemerintah dalam pemberantasan buta huruf di kalangan masyarakat. Selain itu, ibu

Hj. Ummi Kulsum menyadari bahwa sebagai seorang perempuan tidak hanya

mengurus rumah tangga, untuk itu diberikanlah pengajaran tentang kreatifitas agar

ibu-ibu di wilayah ini memiliki keahlian agar dapat mandiri dan memiliki

penghasilan.

Pada awal berdirinya Aisyiyah di kota Depok, sebagai sebuah organisasi tentunya

tidak selalu berjalan dengan mulus, terdapat dinamika yang terjadi. Beragamnya

budaya masyarakat kota Depok, menyebabkan beragamnya paham keagamaan dan

tradisi masyarakat. Nahdathul Ulama merupakan salah satu paham keagamaan

mayoritas masyarakat kota Depok, paham keagamaan yang berazas ahli sunnah

waljamaah (Aswaja) ini menjadi paham keagamaan yang dominan di wilayah ini.

Dengan begitu, terdapat perbedaan pandangan, pro dan kontra dari masyarakat. Sikap

negatif masyarakat terhadap Muhammadiyah dan Aisyiyah dapat dilihat ketika

pelaksanaan shalat idul adha, lapangan tempat shalat „ied dikotori oleh masyarakat,

agar tidak dapat dipakai untuk melaksanakan shalat. Hal ini terjadi karena masyarakat

belum mengenal dan memahami tentang organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Namun, seiring berjalannya waktu masyarakat telah mengenal Aisyiyah dengan baik

serta merasakan manfaat yang positif dari keberadaan Aisyiyah dan dapat berjalan

dengan berdampingan, saling bantu-membantu.

Page 45: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

31

Aisyiyah Depok menjadi tingkat daerah (PDA) pada tahun 1994.21

Cabang-

cabang yang baru ada pada waktu Aisyiyah Depok menjadi tingkat daerah (PDA), di

antaranya: cabang Beji, cabang Pancoran Mas, cabang Depok Barat, cabang

Cimanggis Sukmajaya. Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) yang pertama adalah

ibu Hj. Khadijah Ali. dan waktu Muktamar tahun 1995 di Aceh, Aisyiyah kota Depok

untuk yang pertama kalinya menjadi peserta Muktamar.22

Kemudian pada tahun 2000 kota Depok mulai mengalami perkembangan dan

dipimpin oleh ibu Hj. Ummi Kulsum dari ranting Beji. Aisyiyah ranting Beji

didirikan pada tahun 1975 dan merupakan cikal bakal dari berdirinya Aisyiyah kota

Depok23

, oleh karenanya ranting ini merupakan ranting tertua yang ada di kota

Depok. Aisyiyah kota Depok saat itu berada di wilayah-wilayah penduduk asli, yakni

wilayah Beji, Kukusan, Beji Timur, Pondok Cina, dan Depok Barat. Wilayah

Pancoran Mas saat itu masih masuk ke dalam wilayah Depok Barat, sedangkan

wilayah Beji, Kukusan dan Pondok Cina sudah ada. Tokoh Muhammadiyah yang ada

di Beji saat itu adalah Kiai Haji M. Usman yakni orang tua dari bapak Wazir selaku

ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Depok pada tahun 1995-2005.

Cabang yang tertua selanjutnya ialah cabang Depok Barat yang dulunya wilayah

Pancoran Mas masuk ke dalam wilayah ini, dan merupakan wilayah penduduk asli.

Ranting-ranting dari cabang ini berada di wilayah Jemblongan, Rawadenok, Pulo,

21

Surat Putusan Pengesahan Organisasi yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat „Aisyiyah di

Yogyakarta pada tanggal 26 November 1994. 22

Ibu Hj. Warnisma M.Pd, Ketua PDA Kota Depok Periode 2005-2010 dan 2010-2015,

Wawancara Pribadi, Depok, 22 Agustus 2014 pukul: 09.00-10.00 WIB . 23

Ibu Hj. Ummi Kulsum, Tokoh Pendiri Aisyiyah Kota Depok, Wawancara Pribadi, Depok, 5 Juli

2014, pukul: 13.00-14.30 WIB

Page 46: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

32

dan tokoh-tokohnya saat itu ialah alm. Hj. Maryanih, Hj. Mahyani Mas‟udi.

Kemudian cabang selanjutnya, wilayah penduduk asli yang merupakan wilayah cikal

bakal dari Aisyiyah tingkat daerah (PDA) kota Depok ialah salah satunya cabang

Beji. Jadi, cikal bakal berdirinya Aisyiyah tingkat daerah (PDA) kota Depok terdiri

dari cabang Beji dan cabang Depok Barat, karena kedua daerah ini merupakan

wilayah dari penduduk asli Depok. Aisyiyah di wilayah ini dipimpin oleh ibu

Khadijah, yakni pada saat Aisyiyah menjadi tingkat Pimpinan Daerah Aisyiyah

(PDA) kota Depok.

Karena adanya struktur pemerintahan sehingga adanya pemekaran di kota Depok,

akhirnya wilayah Pancoran Mas memisahkan diri dari Kecamatan Depok Barat, yakni

menjadi Kecamatan Pancoran Mas. Oleh karenanya, wilayah Pancoran Mas yang

tadinya dalam struktur organisasi Aisyiyah merupakan sebuah ranting menjadi

sebuah cabang baru, yakni cabang Pancoran Mas pada tahun 1979. Selanjutnya,

muncul lagi cabang baru yakni cabang Cimanggis Sukmajaya, dan cabang ini juga

merupakan cabang yang tertua di kota Depok. Salah satu ranting dari cabang ini ialah

ranting Cisalak. Amal Usaha Aisyiyah yang ada di ranting Cisalak ini salah satunya

bergerak pada bidang pendidikan, yakni pembinaan karakter pada anak usia dini

melalui didirikannya TK Aisyiyah di Cisalak.

Kemudian Aisyiyah di cabang Cimanggis Sukmajaya ini berkembang dan muncul

ranting baru, di antaranya ranting Mekar Jaya, ranting Abadi Jaya, ranting Kota

Kembang yang sekarang dikenal dengan ranting Grand Depok City (GDC). cabang

yang muncul selanjutnya ialah cabang Sawangan. Saat itu Aisyiyah di wilayah ini

dibina oleh bapak Amiruddin Siregar, akan tetapi karena struktur pemerintah daerah

Page 47: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

33

saat itu, wilayah ini masuk ke dalam Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)

Jakarta Selatan.24

Kemudian, dengan adanya struktur pemerintah mengenai pemekaran kota Depok,

akibatnya muncul pemecahan, di mana yang tadinya Cimanggis bergabung dengan

cabang Sukmajaya, akan tetapi karena struktur pemerintah tersebut antara Cimanggis

dan Sukmajaya menjadi Kecamatan tersendiri, yakni Kecamatan Cimanggis dan

Kecamatan Sukmajaya, sehingga menjadi cabang Cimanggis dan cabang Sukmajaya.

Wilayah dari cabang Cimanggis meliputi, Tugu, Cisalak Pasar, dan Sukatani. Namun,

pemerintah kota Depok melakukan pemekaran lagi sehingga Sukatani sudah menjadi

Kecamatan tersendiri dan rencananya ranting Sukatani akan memisahkan diri dengan

cabang Cimanggis dan menjadi cabang tersendiri. Sama halnya seperti seorang anak

yang lahir dari ibunya, kemudian tumbuh besar dan dewasa, lalu menikah tentunya

akan memisahkan diri dari ibunya, dan begitu juga dengan Aisyiyah di tingkat ranting

yang setelah berkembang tentunya ada kemungkinan untuk memisahkan diri dari

cabangnya dan menjadi sebuah cabang sendiri.

Di wilayah barat Sawangan, yakni Meruyung yang letaknya dekat dengan

masjid Kubah Mas, sebelumnya wilayah Meruyung ini masuk ke dalam cabang

Sawangan, akan tetapi setelah adanya pemekaran kota Depok menjadi 11 kecamatan,

akhirnya Meruyung mendeklarasikan diri terpisah menjadi cabang sendiri yakni

cabang Limo, dan memiliki Amal Usaha Aisyiyah di bidang pendidikan melalui

didirikannya TK Aisyiyah 16. Akan tetapi, wilayah Cinere belum menjadi cabang

24

ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Ketua PDA Kota Depok Periode 2005-2010 dan 2010-2015,

Wawancara Pribadi, Depok, 22 Agustus 2014 pukul: 09.00-10.00 WIB

Page 48: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

34

sendiri dikarenakan belum menjadi sebuah kecamatan sendiri, sehingga Cinere

merupakan sebuah ranting dan masih masuk ke cabang Limo. Sebagian struktur

organisasi Aisyiyah di kota Depok mengikuti struktur Pemerintahan kota Depok,

dikarenakan agar memudahkan untuk mengontrol pembinaan ke wilayah karena

bermitra kerja dengan Pemerintah dan untuk memudahkan dalam pengembangan

ekspansi.25

Anggota Aisyiyah ialah anggota Muhammadiyah perempuan yang berasal

dari masyarakat sekitar kota Depok.26

Keanggotaan Aisyiyah sama halnya dengan

keanggotaan Muhammadiyah, yakni ada dua macam anggota, pertama anggota biasa

yaitu warga Negara Republik Indonesia yang beragama Islam, dan yang kedua

anggota luar biasa, yaitu orang Islam yang bukan warga Negara Indonesia. Seseorang

dapat diterima menjadi anggota Muhammadiyah ialah telah berusia 18 tahun,

menyetujui maksud dan tujuan persyarikatan, dengan konsekuen bersedia mendukung

dan melaksanakan amal usahanya. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban

sebagai berikut:

1. Tunduk dan patuh pada putusan-putusan dan peraturan-peraturan

persyarikatan.

2. Menjaga nama baik persyarikatan.

3. Sanggup menjadi suri tauladan utama seorang Islam.

4. Membayar uang pangkal dan iuran.

25

Ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Wawancara, Depok , 7 Februari 2015 pukul: 11.00-11.20 WIB 26

Ibu Hj. Ummi Kulsum, Ummi Kulsum, Tokoh Pendiri Aisyiyah Kota Depok, Wawancara

Pribadi, Depok, 5 Juli 2014, pukul: 13.00-14.30 WIB.

Page 49: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

35

Jumlah anggota Aisyiyah kota Depok meliputi 7 cabang dan 31 ranting, yang berasal

dari berbagai latar belakang pekerjaan. Adapun latar belakang profesi atau pekerjaan

anggota Aisyiyah kota Depok, di antaranya:

No. Cabang Pekerjaan Jumlah

dalam %

1. Beji 1. Pekerja (pegawai, guru)

2. IRT (Ibu Rumah Tangga)

3. Usaha

4. Home industri

5. Petani Belimbing

1. 19,9%

2. 25%

3. 50%

4. 5%

5. 0,1%

2. Pondok Cina 1. Pekerja (pegawai, guru)

2. IRT (Ibu Rumah Tangga)

3. Usaha

4. Industri

1. 10%

2. 25%

3. 60%

4. 5%

3. Depok Barat 1. Pekerja (pegawai, guru)

2. IRT (Ibu Rumah Tangga)

3. Usaha

4. Industri

1. 20%

2. 60%

3. 15%

4. 5%

4. Pancoran Mas 1. Pekerja (pegawai, guru)

2. IRT (Ibu Rumah Tangga)

3. Usaha

1. 30%

2. 50%

3. 20%

Page 50: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

36

5 Sukmajaya 1. Pekerja (pegawai, guru)

2. IRT (Ibu Rumah Tangga)

3. Usaha

4. Industri

1. 60%

2. 37,1%

3. 2%

4. 0,1%

6. Limo 1. Pekerja (pegawai, guru)

2. IRT (Ibu Rumah Tangga)

3. Usaha

1. 30%

2. 60%

3. 10%

7. Sawangan 1. Pekerja (pegawai, guru)

2. IRT (Ibu Rumah Tangga)

3. Usaha

1. 30%

2. 60%

3. 10%

Tabel. Latar belakang pekerjaan anggota Aisyiyah kota Depok. Sumber : Profil

Pimpinan Derah Aisyiyah Kota Depok.

Aisyiyah sebagai organisasi memerlukan adanya struktur organisasi. Struktur

organisasi Aisyiyah dibentuk sama seperti struktur organisasi Muhammadiyah yang

memiliki dua macam struktur organisasi, yakni struktur organisasi secara vertikal

yang disusun bertingkat dari bawah sampai ke atas dan struktur organisasi secara

horizontal yang terdiri atas bidang kegiatan amal usaha.

Struktur organisasi Aisyiyah secara vertikal disusun dari tingkat Pimpinan

Ranting (PR), Pimpinan Cabang (PC), Pimpinan Daerah (PD), Pimpinan Wilayah

(PW), Pimpinan Pusat (PP) yang merupakan kelompok dalam satu kesatuan tertentu.

Struktur organisasi Aisyiyah secara horizontal terdiri dari beberapa bagian sesuai

Page 51: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

37

dengan kewajiban dalam melaksanakan kegiatan di masing-masing jenjang

organisasi.

Saat ini jumlah cabang-cabang tingkat Daerah (PDA) kota Depok berjumlah

sebanyak 7 cabang dan jumlah rantingnya sebanyak 31 ranting. Ada pun perincian

nama-nama pimpinan cabang dan ranting se-daerah Depok, sebagai berikut:

Perincian Cabang dan Ranting Aisyiyah se-Daerah Kota Depok

Ranting Cabang

1. Kukusan

2. Beji Timur

3. Kukusan Timur

4. Pondok Cina

PC. Aisyiyah Beji

1. Rawadenok

2. Cipayung

3. Pulo

4. Parungbingung

5. Jemblongan

PC. Aisyiyah Depok Barat

1. Cisalak Pasar

2. Tugu

3. Sukatani

PC. Aisyiyah Cimanggis

1. Cisalak Kota

2. Mekarjaya

3. Abadijaya

PC. Aisyiyah Sukmajaya

Page 52: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

38

4. Bhaktijaya

5. Sukmajaya

6. Grand Depok City

1. Pancoranmas

2. Depok Jaya Barat

3. Depok Jaya

4. Depok Jaya Tengah

PC. Aisyiyah Pancoranmas

1. Sawangan Utara

2. Kampung Bulu

3. Kampong Bulak

4. Cinangka

5. Cipayung

6. Sawangan Kaum

PC. Aisyiyah Sawangan

1. Meruyung

2. Limo

3. Cinere

PC. Aisyiyah Limo

Periodesasi kepemimpinan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kota Depok sejak

didirikannya hingga sekarang, melalui Surat Keputusan Nomor

1416/PPA/A/XI/677/9427

, di antaranya sebagai berikut:

1. Periode pertama (1995-2000): ibu Khadijah Kasim (alm.)

27

Profil Pimpinan Derah Aisyiyah Kota Depok, (Depok: Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Depok,

2012), hal. 11.

Page 53: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

39

2. Periode kedua (2000-2005): ibu Hj. Ummi Kulsum, S.Ag.

3. Periode ketiga (2005-2010): ibu Hj. Warnisma, M.Pd.

4. Periode keempat (2010-2015): ibu Hj. Warnisma, M.Pd.

Dengan struktur kepengurusan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kota

Depok 2010-2015, sebagai berikut:

Ketua : Dra. Hj. Warnisma, M.Pd.

Wakil Ketua : Nurhayati, S.Pd.

Wakil Ketua : Hj. Ummi Kalsum, S.Ag.

Sekretaris : Dra. Ida Marhamah

Wakil Sekretaris : Rusmiyati Yahya, S.Pd., M.Pd.

Wakil Sekretaris : Badariyah, S.E.

Bendahara : Hj. Henny Rochainidar

Wakil Bendahara : Hj. Kusmiyati, S.Pd.

Ketua Majlis Tabligh : Titin Upit Kartinah

Anggota Majelis Tabligh :- Dzusmaniar, BA

- Hj. Maemunah

- Hj. Risnelly

- Yenita Anwar

Saat ini Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kota Depok memiliki berbagai Amal

Usaha, namun Amal Usaha yang menjadi ikon dari Aisyiyah kota Depok ialah Amal

Usaha di bidang pendidikan, yakni pembinaan karakter anak usia dini melalui sekolah

taman kanak-kanak (TK) yang sekarang jumlahnya sebanyak 24 sekolah TK, di

antaranya sebanyak 23 TK sudah berjalan, sedangkan yang satunya akan segera

Page 54: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

40

berjalan dan gedungnya baru saja diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2014, yang

gedung sekolahnya sekaligus digunakan sebagai gedung pusat dakwah Pimpinan

Daerah Aisyiyah (PDA) kota Depok, letaknya berada di Bedahan, Sawangan.

Masing-masing mereka yang memiliki taman kanak-kanak (TK) Aisyiyah ini, karena

Aisyiyah memang boleh mengelola TK, SD, SMP, akan tetapi yang dikelola oleh

Aisyiyah tingkat Daerah (PDA) adalah taman kanak-kanak dan PAUD Aisyiyah yang

berada di ranting-ranting kota Depok dan madrasah Diniyah Awaliyah yang berada di

ranting Sawangan Kaum.

C. Visi dan Misi Didirikan Aisyiyah Kota Depok

Dalam perjalanannya Aisyiyah telah melakukan banyak pengabdian bagi

kemaslahatan dan kemajuan untuk umat Islam, khususnya untuk kaum perempuan.

Sejak awal keberadaannya tahun 1917, Aisyiyah telah memiliki pandangan jauh ke

depan yakni bahwa kaum perempuan haruslah berwawasan luas, namun juga harus

sesuai dengan kedudukan dan fungsinya di dalam keluarga, tidak keluar dari

kodratnya sebagai perempuan yang tertera di dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Hal ini

sebagaimana dalam firman Allah terdapat 3 ayat yang menjadi landasan Aisyiyah,

yakni surat Ali Imran ayat: 104, surat At-Taubah ayat: 71, dan surat An-Nahl ayat:

97.

Ketiga ayat itulah yang menjadi dasar dan orientasi gerakan Aisyiyah, bahwa baik

perempuan maupun laki-laki sama-sama memiliki kewajiban untuk menjalankan

perintah Allah, yakni mengerjakan amar makruf nahi munkar. Aisyiyah merupakan

organisasi perempuan berkemajuan yang tiada henti melakukan sesuatu yang nyata

(riil), yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan Negara dalam menebar Islam

Page 55: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

41

yang Rahmatan Lil‟alamin. Oleh karenanya, misi abadi Aisyiyah ialah sebuah

organisasi perempuan yang berorientasi pada gerakan dakwah Islamiyah amar makruf

nahi munkar. Visi didirikannya Aisyiyah di kota Depok, ialah sebagaimana anggaran

dasar „Aisyiyah pada Bab III Pasal 7, yakni tegaknya agama Islam sehingga

terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.28

Ideologi dari organisasi Aisyiyah merupakan tali pengikat yang diwujudkan

dalam sistem Jam‟iyah, Jama‟ah, Imamah, dan gerakan Amal Usaha untuk

menjadikan Islam sebagai Rahmatan lil ‟alamin di muka bumi. Organisasi Aisyiyah

memiliki ciri-ciri gerakan sebagai berikut29

:

a. Berorientasi ke depan, Islam yang berkemajuan.

b. Selalu bergerak kreatif, banyak inovatif, dan energik atau dinamis.

c. Menjadi pioner penggerak.

Selain itu pada keputusan Tanwir yaitu kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas

tanggung jawab Pimpinan Pusat dan dihadiri oleh anggota Pimpinan Pusat, Ketua serta

Sekretaris Pimpinan Wilayah dan Wakil Wilayah yang diambil dari Daerah-Daerah. Kegiatan

ini berkaitan dengan Evaluasi dan Kerja Aisyiyah, yakni laporan Pimpinan Pusat,

pelaksanaan keputusan Muktamar, Organisasi, hambatan serta upaya mengatasi, dan lain-

lain, sebagaimana yang tertera dalam AD/ART Aisyiyah, Bab VIII pasal 24. Aisyiyah

menyebutkan bahwa Aisyiyah adalah organisasi yang gerakannya (action) pada

pemajuan, pemberdayaan, serta pengentasan. Untuk mencapai tujuan dakwah

Aisyiyah, dua tahun setelah berdirinya Asiyiyah yakni pada tahun 1919, berdirilah

28

ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Wawancara, Depok, 22 Agustus 2014. 29

Catatan Pribadi milik Ibu Hj. Ummi Kulsum saat mengikuti kegiatan ke-Muhammadiyahan kota

Depok tahun 1980-an.

Page 56: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

42

sekolah frobel atau taman kanak-kanak yang bertitik tolak dari Nabi Muhammad

S.A.W. yaitu Semua anak dilahirkan dalam keadaan fithrah (suci), kedua orang

tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Frobel yang pertama didirikan oleh pribumi (orang Indonesia). Pemberian nama

terhadap lembaga pendidikan anak usia dini ini berbeda dengan nama lembaga

pendidikan lainnya, yaitu Aisyiyah memberikan nama lembaga ini dengan Bustanul

Athfal. Nama ini diambil dari bahasa Arab, yang terdiri dari dua kata yakni Bustan

dan Athfal. Kata Bustan berarti taman, dan kata Athfal berarti anak-anak, jadi apabila

kedua kata ini dagabungkan artinya menjadi taman kanak-kanak, sehingga taman

kanak-kanak yang dimiliki oleh Aisyiyah dinamakan dengan Bustanul Athfal, namun

tidak semuanya dinamakan dengan Bustanul Athfal, ada juga yang dinamakan dengan

taman kanak-kanak Aisyiyah.

Lembaga pendidikan ini biasanya berada di tingkat cabang Aisyiyah, juga di

tingkat ranting-ranting, khususnya di Depok lembaga pendidikan Bustanul Athfal ini

berada dan tersebar di tingkat ranting-ranting Aisyiyah Depok. Misi Aisyiyah yang

lainnya untuk mencapai tujuan dakwah Aisyiyah, ialah dengan merintis berdirinya

kelompok pendidikan keterampilan bagi kaum perempuan pada tahun 1923.

Kelompok pendidikan ini dirintis oleh Nyai Walidah Ahmad Dahlan.

Kelompok pendidikan ini dibuat oleh Nyai Walidah sebagai upaya agar kaum

perempuan dapat mengembangkan daya kreatifitasnya. Kegiatan dalam kelompok ini

dilakukan di kediaman Nyai Walidah dengan berkegiatan menjahit, menyulam, dan

memasak. Dalam keterampilan itu dilaksanakan oleh kelompok remaja yang diberi

nama Siswo Proyo, yang kemudian berganti nama menjadi Nahsiyatul Aisyiyah.

Page 57: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

43

BAB III

AMAL USAHA AISYIYAH KOTA DEPOK

DALAM BIDANG SOSIAL-BUDAYA

Mayoritas masyarakat Indonesia menganut ajaran Islam, namun posisi masyarakat

Islam masih terpinggirkan. Padahal ajaran Islam seharusnya dapat menjadi motor

penggerak di dalam kehidupan sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur‟an dan Al-

Hadits. Dalam keputusan majlis Tarjih definisi dari ad-din ajaran Islam ialah sesuatu

yang disyariatkan oleh Allah dengan perantara para Nabi-Nya berupa perintah,

larangan serta tuntutan untuk kemaslahatan umat muslim di dunia dan akhirat dan

merupakan suatu yang telah diturunkan Allah dalam Al-Qur‟an yang termaktub

dalam sunnah yang shahih berupa perintah, larangan serta tuntutan untuk

kemaslahatan umat di dunia dan akhirat. Dengan kata lain, Muhammadiyah memiliki

pemahaman bahwa Islam bukan semata-mata mengajarkan bagaimana seharusnya

seseorang menghubungkan dirinya kepada Allah, seperti shalat, puasa, menunaikan

haji dan sebagainya, namun Islam membawa ajaran yang sempurna menuntun

hambanya mendapatkan kehidupan yang bahagia sejahtera di dunia dan akhirat. Islam

mencakup seluruh segi kehidupan manusia, baik perorangan maupun masyarakat

seperti masalah aqidah, ibadah, akhlak, kebudayaan, pendidikan ilmu pengetahuan

sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.1

1Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Aisyiyah, hal. 17-18.

Page 58: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

44

Untuk itu diperlukan suatu wadah sebagai upaya dalam menegakkan ajaran Islam

sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang bahagia dan sejahtera (Rahmatan

Lil „Alamin) dengan berpedoman pada ajaran Islam yang sebenar-benarnya, yakni

melalui suatu wadah yang bernama organisasi. Ajaran Islam mengajarkan umatnya

agar dalam upaya menegakkan ajaran Islam hendaknya dengan cara berorganisasi

sebagaimana dalam surat Ash-Shaf ayat 4, yang artinya “Sesungguhnya Allah senang

kepada orang-orang yang barjuang di jalan-Nya secara tersusun rapi (berbaris-baris)

ibarat suatu bangunan yang kokoh.” Dan ayat ini menjadi salah satu landasan

Aisyiyah dalam berorganisasi untuk melaksanakan kewajiban menegakkan ajaran

Islam hukumnya wajib.

Dengan ini, motif gerak Aisyiyah ialah membawa kesadaran beragama dan

berorganisasi, mengajak warganya menciptakan Baldatun Thoyyi-batun Warobun

Ghofur, yakni suatu kehidupan yang bahagia dan sejahtera, penuh limpahan rahmat

dan nikmat Allah S.W.T di dunia dan akhirat. Untuk itu, hal ini dikemas dalam

maksud dan tujuan didirikannya Aisyiyah, yakni untuk merealisasikan visi dan misi

Muhammadiyah yang tertera dalam anggaran dasar Aisyiyah pada Bab III pasal 7,

yaitu untuk menegakkan agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya.2

Untuk mencapai tujuan Aisyiyah, maka Aisyiyah melakukan program-program

kerja dalam berbagai aspek kehidupan, yang dituangkan melalui Amal Usaha

Aisyiyah dalam berbagai bidang dalam aspek kehidupan. Sebagaimana yang tertera

2Anggaran Dasar/Rumah Tangga ‘Aisyiyah, cet. Ke-16 (Yogyakarta: Pimpinan Pusat

„Aisyiyah, 2012), hal. 6.

Page 59: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

45

dalam anggaran rumah tangga Aisyiyah, Bab III Pasal 3, yakni usaha Aisyiyah

diwujudkan dalam bentuk program, amal usaha, dan kegiatan yang meliputi3:

1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman,

meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupan;

2. Memperteguh iman mempertinggi akhlak, meningkatkan semangat ibadah,

dan memperkuat muamalah duniawiyah;

3. Meningkatkan harkat dan martabat wanita sesuai ajaran Islam;

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap ajaran Islam;

5. Meningkatkan semangat jihad, zakat, infaq, sadaqah, wakaf, dan hibah;

6. Meningkatkan peran kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berbagai

bidang;

7. Mengembangkan kebudayaan, meningkatkan pendidikan, memperluas ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta menggairahkan penelitian;

8. Meningkatkan perekonomian masyarakat ke arah perbaikan hidup yang

berkualitas;

9. Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang kesejahteraan

sosial, kesehatan dan lingkungan hidup;

10. Meningkatkan upaya penegakan hukum, keadilan, kebenaran, perlindungan

hak asasi manusia dan melakukan advokasi serta pendidikan kewarganegaraan;

11. Meningkatkan semangat membangun memelihara dan memakmurkan tempat

ibadah, masjid, mushola dan sejenisnya;

3Ibid., hal. 22-23.

Page 60: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

46

12. Meningkatkan ukhuwah dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, baik

dalam maupun luar negeri;

13. Membina angkatan muda muhammadiyah untuk menjadi pelopor,

pelangsung, dan penyempurna gerakan Aisyiyah;

14. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana;

15. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Berbagai bidang Amal Usaha Aisyiyah, di antaranya Amal Usaha bidang

pendidikan, dalam perkembangannya terdapat 5365 taman kanak-kanak yang tersebar

di seluruh Indonesia, sekitar 507 madrasah Diniyah Awaliyah serta taman pendidikan

Al-Qur‟an (TPA) yang tersebar di setiap cabang dan ranting di seluruh Indonesia.

Selain itu, juga membentuk suatu wadah yang bernama IGABA (Ikatan Guru

Aisyiyah Bustanul Athfal) sebagai wadah untuk para guru untuk menambah wawasan

pendidikan, dan di tingkat akademi Aisyiyah memiliki 13 akademi/sekolah tinggi

yang tersebar di seluruh Indonesia yang dikoordinir oleh bagian Dikti (Pendidikan

Tinggi).4 Bidang keagamaan, mengadakan pengajian rutin yang kegiatannya belajar

mengaji, kegiatan dakwah, dan lain sebagainya. Bidang kesejahteraan sosial, yang

kegiatannya berupa penyantunan anak yatim, yang kemudian mendirikan panti

asuhan yang diberikan Aisyiyah untuk memberikan bantuan sosial kepada mereka,

dan kemudian kegiatan dalam bidang ini diperluas hingga meliputi sub bidang

perlindungan dan kesejahteraan keluarga, serta sub bidang bantuan kepada korban

bencana alam.

4Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan „Aisyiyah, hal. 59-62.

Page 61: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

47

Dalam bidang kesehatan, Aisyiyah berperan aktif dengan mendirikan Balai

Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) Aisyiyah. BKIA ini kemudian berkembang

menjadi klinik bersalin, rumah sakit bersalin, bahkan ada yang berkembang menjadi

rumah sakit. Bidang ekonomi, Aisyiyah mengembangkan usaha simpan pinjam dalam

bentuk koperasi, pada tahun 1985 tercatat terdapat sebanyak 27 buah koperasi

didaerah DKI Jakarata dan beberapa koperasi (pra koperasi) di Jawa Barat, Jawa

Tengah, dan Jawa Timur.5

Dalam hal ini Aisyiyah di tingkat Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kota Depok

juga terus melakukan upaya untuk masalah kemaslahatan dan untuk memajukan

masyarakat di daerah kota Depok, melalui Amal Usaha dalam berbagai bidang dalam

aspek-aspek dalam kehidupan. Terdapat berbagai program Amal Usaha Pimpinan

Daerah Aisyiyah kota Depok akan tetapi, berfokus kepada dua bidang, yakni

pendidikan dan tabligh. Berikut ini pemaparan mengenai Amal Usaha Aisyiyah

tingkat Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kota Depok dalam membawa masyarakat

kota Depok menuju arah yang lebih baik.

A. Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah unsur yang sangat penting bagi pembinaan suatu bangsa,

dengan pendidikan dapat diketahui bagaimana kemajuan perkembangan dalam suatu

bangsa. Untuk itu, pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat perlu dimulai

dari lingkungan keluarga, khususnya bagi orang tua sebagai pembimbing dalam

lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat di mana kelak seorang anak akan

5Ibid.,hal. 65-67.

Page 62: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

48

menjadi anggota masyarakat dan sebagai penyelenggara pendidikan sehingga dapat

membawa perubahan khsusnya perubahan untuk lingkungan masyarakat. Menyadari

akan pentingnya hal itu, Aisyiyah dalam kiprahnya memfokuskan diri pada bidang

pendidikan, khususnya Aisyiyah di kota Depok ini memfokuskan diri pada

pembinaan terhadap pendidikan Anak Usia Dini, melalui lembaga taman kanak-

kanak dan Paud sebagai ikon Amal Usaha Aisyiyah kota Depok. Hampir di seluruh

penjuru kota Depok dapat ditemukan TK Aisyiyah dengan mudah. TK Aisyiyah kota

Depok merupakan salah satu hasil riil gerakan Aisyiyah dalam bidang pendidikan.

Dalam konteks kekinian, di mana fenomena dan kondisi era globalisasi sedang

mengalami kondisi yang memprihatinkan. Di era globalisasi ini banyak ditemukan

berbagai problematika dekadensi moral pada generasi muda.6 Dekadensi moral terdiri

dari dua kata, yakni dekadensi dan moral. Menurut kamus besar bahasa Indonesia

(KBBI) dekadensi berarti kemerosotan (tata akhlak), kemunduran (tata seni, sastra)7,

sedangkan moral berarti (tata ajaran) baik dan buruk perbuatan, sikap, kewajiban,

akhlak, budi pekerti.8 Jadi, pengertian dari dekadensi moral ialah suatu kondisi

dimana terjadi kemerosotan dan kemunduran dalam tata akhlak, sikap, perbuatan, dan

budi pekerti pada generasi muda dalam era globalisasi ini.

Dekadensi moral yang terjadi pada generasi muda dapat dilihat dari fakta

lapangan yang diliput dalam media massa dan media cetak yakni terjadi tawuran

antar pelajar, penggunaan narkotika dan minuman keras, pergaulan bebas, serta

6 Maisar Binti Yasin, Wanita Karier Dalam Perbincangan, Cet.I, (Jakarta: Gema Insani Press,

1997), hal. 82. 7KBBI. Vol. I

8Ibid.

Page 63: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

49

generasi muda yang budi pekertinya sudah tidak santun lagi. Terjadinya dekadensi

moral dikalangan generasi muda dikarenakan dari berbagai faktor di antaranya, dari

lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, teknologi serta budaya barat yang

mempengaruhi budaya Indonesia, namun yang paling utama ialah dikarenakan

kurang kuatnya pembinaan karakter saat usia dini, sebagai fondasinya.

Kondisi moral generasi muda ini dikarenakan pembentukan karakter saat usia dini

yang kurang ditanam, sehingga saat ia tumbuh di usia remaja sangat rentan

dipengaruhi oleh nilai-nilai kebudayaan barat yang bersifat negatif, sehingga nilai-

nilai dalam ajaran Islam serta kearifan dan kebudayaan lokal lambat laun akan luntur

dan dilupakan. Tetapi, apabila penanaman pendidikan anak usia dini sudah

ditanamkan dengan kuat, maka kelak ketika ia tumbuh menjadi remaja ia akan dapat

membentengi diri dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya barat yang bersifat

negatif. Karena salah satu indikator majunya suatu Negara dilihat dari bagaimana

partisipasi generasi mudanya dalam membangun peradaban di Negaranya.

Melalui praktik pendidikan, peserta didik dalam konteks pembinaan generasi

muda (anak-anak) dipersiapkan untuk kelak dapat menghadapi dan menjawab

tantangan serta tuntutan zaman, dengan bekal ilmu pengetahuan, nilai-nilai budaya

dan agama. Agar kelak ketika seorang anak tumbuh dewasa, dan menjadi anggota

dalam masyarakat dan negara sebagai penyelenggara pendidikan, dapat

mengaplikasikan bekal ilmu pengetahuan dan nilai-nilai budaya serta agama sesuai

dengan perkembangan tuntutan dan tantangan zaman. Untuk itu sejak usia dini sangat

penting untuk dibina dan dididik sebaik dan semaksimal mungkin, sebagai bekal

terwujudnya generasi muda yang berkarakter. Untuk itu dalam aspek pendidikan,

Page 64: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

50

melalui didirikannya sekolah-sekolah untuk memberikan kesadaran dan kecerdasan

yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai dalam ajaran Islam, juga

sebagai wadah untuk melakukan dakwah dan misi mewujudkan masyarakat Islam

yang sebenar-benarnya, sebagaimana yang tertera dalam anggaran dasar Aisyiyah,

yakni menegakkan agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya.

Pada awal berdirinya Aisyiyah di kota Depok amal usaha di bidang pendidikan

diselenggarakan melalui didirikannya TK Aisyiyah 1 yang berada di ranting Beji

Timur, TK Aisyiyah 2 berada di ranting Kukusan, dan TK Aisyiyah 3 berada di

ranting Pondok Cina.9 Ketiga lembaga taman kanak-kanak (TK) ini merupakan

lembaga TK yang tertua karena didirikannya pada saat awal lahirnya Aisyiyah di kota

Depok, dan merupakan ranting-ranting yang tertua yang didirikan pada sekitar tahun

1960.

Ada pun perincian amal usaha Aisyiyah se-Daerah kota Depok di bidang

pendidikan di antaranya, sebagai berikut:

9ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Ketua PDA kota Depok 2005-2010 dan 2010-2015, Wawancara

Pribadi, Depok, 11 September 2014, pukul: 10.45-12.00 WIB

Page 65: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

51

Amal Usaha bidang Pendidikan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kota Depok

dengan pengelompokkan berdasarkan Pimpinan Cabang Aisyiyah se-Daerah

Depok.

Nama Amal Usaha Alamat

Pimpinan Cabang Beji

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1

TK Aisyiyah Bustnalu Athfal 3

Jl. Raya Kukusan

Jl. KH. Ahmad Dahlan Beji

Timur

Jl. Margonda Raya Masjid Al

furqan

Pimpinan Cabang Sukmajaya Dan Cimanggis

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 11

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 8

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 10

TPA Ahmad Dahlan

TPA Aisyiyah

TPA Aisyiyah

TPA Aisyiyah

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 9

TPA Aisyiyah

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 24

Jl. Citanduy III, 73a

Jl. Masjid Al Islah Rt. 03/03,

Cisalak

Jl. D Batur Depok Timur

PRA Baktijaya

PRA Cisalak

PRA Cisalak Pasar, Cimanggis

PRA Abdijaya

Jl. Kemulyaan Depok II Tengah

PRA Mekarjaya

Grand Depok City

Page 66: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

52

Pimpinan Cabang Depok Barat

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 7

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 13

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 5

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 21

Jl. Masjid Al Hukman, Parung

Bingung

Jl. Situ Asih, Kampung Dulo,

Depok

Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Rawa

Denok

Jl. Raya Sawangan No. 112

Jl. Blok Rambutan, Cipayung

Pimpinan Cabang Sawangan

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14

Diniyah Aisyiyah

Diniyah Aisyiyah

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 18

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 17

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 16

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 15

Diniyah Aisyiyah

Jl. H. Maksum No. 15

Jl. H. Baron

Jl. Maksum

Jl. Pondok Cabe Udik

Jl. Sirnagalih

Jl. H. Katam

Jl. A. Wahab No. 63

Jl. H. Katam

Tabel.Amal usaha Aisyiyah se-Daerah kota Depok bidang pendidikan.

Selain itu, dari lingkungan keluarga juga mempengaruhi dalam pembentukan

karakter generasi muda dan yang berperan besar dalam hal ini ialah bagaimana peran

seorang ibu dalam mendidik anaknya, untuk itu Aisyiyah melalui Amal Usahanya

Page 67: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

53

bergerak dalam bidang keagamaan, melalui pengajian dan dakwah kaum perempuan

diberikan nilai-nilai dalam ajaran Islam, salah satunya bagaimana dan apa yang

seharusnya kaum perempuan melakukan kewajibannya sebagai seorang perempuan

dan sebagai seorang ibu sesuai ajaran Islam yang tertera dalam Al-Qur‟an dan Al-

Hadits. Selain itu Amal Usaha Aisyiyah juga bergerak dalam bidang-bidang yang

lainnya, guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan daya kreatifitas,

kebutuhan akan ekonomi, dan kesejahteraan sosial. Untuk itu berikut ini penjelasan

dan gambaran mengenai Amal Usaha Aisyiyah kota Depok dalam bidang tabligh.

B. Bidang Tabligh

Tabligh memiliki pengertian menyampaikan Islam, untuk menyampaikan tabligh

maka dibentuklah majelis tabligh. Majelis tabligh dibentuk untuk membina

kehidupan agama para anggotanya dan meluruskan kepada masyarakat dengan cara

mengadakan pengajian, belajar agama di luar sekolah bagi anak-anak dan orang

dewasa. Kegiatan dalam majelis tabligh ini di antaranya, memberikan ceramah-

ceramah kepada masyarakat baik di dalam masjid maupun di luar masjid, seperti di

rumah-rumah, gedung yang dimiliki oleh Aisyiyah dan lain sebagainya, selain itu

juga kegiatan dalam majelis tabligh ini berupa belajar bersama tentang agama, dan

menyampaikan siraman rohani. Adapun usaha yang dilakukan dalam menggiatkan

dakwah antara lain:10

10

Yusuf Abdullah Puar, Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah (Jakarta: Pustaka Antara,

1989), hal. 215.

Page 68: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

54

a. Mengadakan siraman agama Islam dengan lisan, khutbah, tulisan dan lain

sebagainya.

b. Mengadakan pengajaran-pengajaran bagi para calon mubaligh

c. Menggiatkan pembangunan langgar (surau, mushalla) dan juga masjid serta

memeliharanya.

d. Mensyiarkan putusan-putusan majelis tarjih kepada masyarakat melalui

media-media lisan dan tulis.

Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Depok dalam upaya mensyiarkan dakwahnya

dilakukan dengan cara menyampaikan pesan dakwah melalui lisan dengan

menyelenggarakan pengajian-pengajian ataupun ceramah-ceramah dari rumah ke

rumah dan di dalam masjid. Kegiatan dalam pengajian ini selain belajar mengaji,

dakwah yang disampaikan lebih kepada pembahasan mengenai hukum-hukum Islam

dalam kehidupan sehari-hari, khususnya menyangkut Perempuan salah satunya

mengenai bagaimana tugas seorang ibu dalam ajaran Islam sebagai orang tua yang

banyak berperan dalam pembentukan karakter anaknya, dan juga pembahasan

mengenai lain sebagainya.

Selain menyampaikan pesan dakwah melalui lisan, pesan dakwah juga

disampaikan melalui perbuatan nyata, seperti mengadakan pengobatan gratis,

khususnya bagi para balita dan lansia, pemberian sembako, membagikan zakat,

hewan kurban dan lain sebagainya. Selain itu juga kegiatan ini dilakukan melalui

memberikan pengetahuan mengenai kesehatan bagi ibu dan anak, yang bekerja sama

dengan posyandu serta dokter-dokter.

Page 69: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

55

Pengajian rutin di tingkat PRA (Pimpinan Ranting Aisyiyah) diadakan setiap

minggu, sedangkan tingkat PCA (Pimpinan Cabang Aisyiyah) diadakan setiap dua

minggu sekali, dan pada tingkat PDA (Pimpinan Daerah Aisyiyah) diadakan setiap

sebulan sekali yang dilaksanakan di PCA secara bergiliran.

Amal Usaha Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Depok bidang tabligh

Nama pengajian (Tabligh) Alamat Jumlah anggota

1. Pengajian Cabang Depok

Barat

2. Pengajian Cabang Beji

3. Pengajian Cabang

Cimanggis

4. Pengajian Cabang

Pancoran mas

5. Pengajian Cabang

Sawangan

Jl. Raya Sawangan

Jl. Kh. Usman Betim

Jl. Serimpi VI Depok

Jl. Wijaya Kusuma Raya

Jl. Raya A. Wahab

254

234

313

127

709

6. Pengajian Ranting Pondok

Cina

7. Pengajian Ranting

Kukusan

8. Pengajian Ranting Beji

Timur

9. Pengajian Ranting

Pondok Cina

Kukusan

Beji Timur

Kukusan

58

81

96

81

Page 70: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

56

Kukusan Utara

10. Pengajian Cabang

11. Pengajian Ranting

Sukmajaya

12. Pengajian Ranting Cisalak

Pasar

13. Pengajian Ranting Cisalak

14. Pengajian Ranting

Abadijaya

15. Pengajian Ranting

Baktijaya

16. Pengajian Ranting

Mekarjaya

Sekretariat

Berkeliling

Berkeliling

Berkeliling

Berkeliling

Berkeliling

Berkeliling

75

25

30

45

45

30

30

17. Pengajian Ranting Depok

Jaya Baru

18. Pengajian Ranting Depok

Jaya Tengah

19. Pengajian Ranting Depok

Barat

20. POMG TK ABA 12

21. POMG TK ABA 4

Dari rumah ke rumah

Dari rumah ke rumah

Dari rumah ke rumah

TK ABA 12

TK ABA 4

15

12

25

75

Page 71: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

57

C. Bidang Kesejahteraan Sosial

Amal usaha Aisyiyah kota Depok dalam bidang kesejahteraan sosial diwujudkan

melalui didirikannya panti asuhan dan asuhan keluarga yang pengelolaannya bekerja

sama dengan Muhammadiyah. Penyantunan anak yatim dan dhu‟afa dilakukan dalam

bentuk bantuan-bantuan rutin ditingkat ranting dan cabang, selain itu pembagian

zakat dan hewan qurban kepada masyarakat juga dilakukan dalam bidang

kesejahteraan sosial. Adapun jumlah panti asuhan yang dikelola Pimpinan Daerah

Aisyiyah kota Depok berjumlah sebanyak 2 unit, yakni:

Nama Alamat

Panti Asuhan Aisyiyah Jl. Kemulyaan, Depok II Tengah

Panti Asuhan Aisyiyah Putri Jl. KH. Ahmad Dahlan, Beji

Timur

D. Bidang Ekonomi

Amal Usaha Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Depok dalam bidang ekonomi

diwujudkan melalui koperasi. Koperasi yang aktif hingga saat ini berjumlah 1 (satu)

unit. Di samping itu individu-individu anggota Aisyiyah juga mengelola usaha bidang

ekonomi dalam rangka menambah penghasilan keluarga, baik berupa jasa, jual beli

maupun produksi. Akan tetapi, amal usaha bidang ekonomi ini sudah tidak berjalan

lagi sebagaimana mestinya. Jadi, kegiatan dalam bidang ini hanya pada iuran anggota

yang dikumpulkan oleh pengurus Aisyiyah.

Page 72: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

58

BAB IV

SITUASI DAN KONDISI

HAMBATAN AISYIYAH DI KOTA DEPOK

A. Profil Kota Depok

Kota Depok terletak pada koordinat 60 19’ 00” – 6

0 28’ 00” Lintang Selatan dan

1060 43’ 00” – 106

0 55’ 30” Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut1:

Timur : Kecamatan Pondok Gede, Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri,

Kabupaten Bogor.

Barat : Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur.

Utara : Kabupaten Tangerang dan DKI Jakarta.

Selatan : Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten

Bogor.

Bentang alam kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran

rendah dan perbukitan bergelombang, dengan elevasi antara 50-140 meter di atas

permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai

wilayah termuda di Jawa Barat, memiliki luas wilayah sekitar 200,29 KM2. Kondisi

geografisnya, terdapat sungai-sungai besar yang mengaliri kota Depok, yakni sungai

Ciliwung dan Cisadane, serta 13 sub satuan wilayah aliran sungai.2

1http://websitekotadepok.wordpress.com/2013/02/05/peta-kota-depok-jawa-barat/

2http://www.depok.go.id/profil-kota/geografi

Page 73: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

59

Depok bermula dari sebuah kecamatan yang masuk ke dalam wilayah

kabupaten Bogor. Pada tahun 1981 Pemerintah membentuk kota administratif Depok

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1981, dan diresmikan pada tanggal

18 Maret 1982, yang terdiri dari 3 kecamatan dan 17 desa, yakni3:

1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 desa, antara lain: Desa Depok, Desa

Depok Jaya, Desa Pancoran Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan Jaya,

Desa Rangkapan Jaya Baru.

2. Kecamatan Beji, terdiri dari 5 desa, antara lain: Desa Beji, Desa Kemiri

Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru, Desa Kukusan.

3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6 desa, antara lain: Desa Mekarjaya, Desa

Sukma Jaya, Desa Sukamaju, Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya.

Kemudian dalam perkembangannya, kota Depok mengalami perkembangan

dalam aspek pembangunan, pemerintahan jumlah penduduk dan lain sebagainya, oleh

karenanya dalam struktur pemerintah dibentuklah pemekaran sehingga status Depok

yang tadinya sebagai Kota Administratif (Kotif) berubah menjadi Kotamadya

(Kodya).

Berdasarkan Undang-Undang nomor 15 tahun 1999, maka dibentuklah

Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, yang wilayahnya meliputi wilayah

Administratif kota Depok, tediri dari 3 kecamatan, ditambah dengan sebagian

wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, antara lain4:

3http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1063

4Ibid.

Page 74: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

60

1. Kecamatan Cimanggis, yang tediri dari 1 kelurahan dan 12 desa, antara lain:

Kelurahan Cilangkap, Desa Pasir Gunung Selatan, Desa Tugu, Desa

Mekarsari, Desa Cisalak Pasar, Desa Curug, Desa Harjamukti, Desa Sukatani,

Sukamaju Baru, Desa Cijajar, Desa Cimpaeun, Desa Leuwinanggung.

2. Desa Sawangan, yang tediri dari 14 desa, antara lain: Desa Sawangan, Desa

Sawangan Baru, Desa Cinangka, Desa Kedaung, Desa Serua, Desa Pondok

Petir, Desa Curug, Desa Bojong Sari, Desa Bojong Sari Baru, Desa Duren

Seribu, Desa Duren Mekar, Desa Pengasinan, Desa Bedahan, Desa Pasir

Putih.

3. Kecamatan Limo, tediri dari 8 desa, antara lain: Desa Limo, Desa Meruyung,

Desa Cinere, Desa Gandul, Desa Pangkalan Jati, Desa Pangkalan Jati Baru,

Desa Krukut, Desa Grogol.

4. Dan ditambah 5 desa dari Kecamatan Bojong Gede, antara lain: Desa

Cipayung, Desa Cipayung Jaya, Desa Ratu Jaya, Desa Pondok Terong, Desa

Pondok Jaya.

B. Hambatan Kultur (Budaya)

Terjadinya migrasi telah membawa suatu kelompok dari suatu wilayah ke wilayah

lain sehingga membawa dampak perubahan seperti perubahan ekonomi, misalnya

nilai pembangunan, perubahan kebudayaan dalam masyarakat, seperti nilai-nilai

dalam pergaulan, dan lain sebagainya. Dengan migrasi semakin lama, semakin

banyak jumlah penduduk, sehingga terjadilah pembelahan suku kelompok demi

Page 75: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

61

kelompok meninggalkan suku asal dan daerah asal mereka, mencari daerah baru dan

menjadikannya tempat tinggal yang baru.5

Ketika suatu kelompok yang pindah atau melakukan migrasi ke suatu wilayah,

mereka akan menemukan kelompok-kelompok lain di wilayah tempat tinggal

barunya, yang mungkin merupakan penduduk asli, ataupun kelompok dari daerah lain

yang melakukan migrasi juga.6 Dengan demikian, maka terbentuklah kelompok-

kelompok di dalam suatu wilayah, yang terdiri dari penduduk asli, dan penduduk

pendatang yang berasal dari kelompok-kelompok yang melakukan migrasi.

Dengan adanya kelompok-kelompok ini, maka terjadilah pergaulan hidup antara

anggota kelompok-kelompok itu dalam suatu waktu yang lama, dan terjadilah

asimilasi kebudayaan yaitu kebudayaan masing-masing kelompok saling

menyesuaikan diri, sehingga terbentuklah kebudayaan baru. Akan tetapi, hal itu tidak

selalu dapat berdampingan antara kebudayaan baru yang dibawa oleh penduduk

pendatang dengan budaya yang sudah ada di dalam wilayah penduduk asli.

Dengan terjadinya migrasi di kota Depok, penduduk kota Depok dapat

dikualifikasikan menjadi dua, yakni penduduk asli dan penduduk pendatang.

Penduduk asli merupakan penduduk kota Depok, yang memang dari awal menempati

wilayah Depok, dan menetap di kota Depok, wilayah ini meliputi wilayah Beji,

Pondok cina, Kukusan dan beberapa wilayah yang berada di Sawangan, sehingga

terciptalah masyarakat yang homogen.

5Sidi Gazalba, Antropologi Budaya II Gaya Baru, Cet.II, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hal. 141.

6Ibid. hal. 143.

Page 76: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

62

Sedangkan penduduk pendatang ialah penduduk yang berasal dari para pendatang

dari berbagai kota, provinsi, pulau dan lain sebagainya seperti dari pulau Sumatera,

Jawa, dan lain sebagainya, kemudian tinggal di kota Depok dan tidak seluruhnya

menetap di kota Depok, para pendatang ini seringkali datang dan pergi, sehingga

terciptalah masyarakat yang heterogen berasal dari berbagai kota, provinsi, pulau dan

lain sebagainya.

Dengan adanya penduduk asli dan penduduk pendatang memiliki karakteristik

dan ciri khas yang berbeda di antara keduanya, sehingga ini mempengaruhi

perkembangan Aisyiyah kota Depok. Oleh karenanya, dalam melaksanakan program-

program kerjanya terdapat perbedaan bentuk dan perkembangan Aisyiyah kota Depok

antara yang di wilayah penduduk asli dengan yang di wilayah penduduk pendatang.

Salah satu contoh yang dapat dilihat pada Aisyiyah ranting Beji, dimana wilayah

Beji ini merupakan wilayah bagi penduduk asli. Wilayah penduduk asli ini memiliki

karakteristik yang kurang terbuka dan agak kaku, dalam arti mereka enggan membaur

dan bergabung apabila dianggap berbeda dengan yang biasa mereka lakukan, masih

sangat bergantung pada keputusan tokoh yang mereka anggap sebagai sesepuh

mereka.

Selain itu, pada sisi pengkaderan wilayah penduduk asli ini tidak mengizinkan

bagi anggota yang berasal dari penduduk pendatang apabila ingin masuk pada

struktur kepengurusan Aisyiyah meskipun ia memiliki kapasitas, menurut mereka

yang menjadi pengurus Aisyiyah haruslah berasal dari penduduk asli dan karirnya di

Aisyiyah haruslah dari dasar hingga mencapai tingkat yang tinggi, dan harus atas

persetujuan tokoh yang dianggap penting dan sudah sesepuh, apabila tidak memenuhi

Page 77: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

63

persyaratan itu maka tidak diperbolehkan seseorang untuk menjadi pengurus

Aisyiyah di wilayah penduduk asli ini.7

C. Manajemen Organisasi

Menurut Shrone dan Voich, tujuan utama manajemen ialah produktivitas dan

kepuasan. Produktivitas merupakan ukuran kuantitas dan kualitas kerja dengan

mempertimbangkan kemampuan sumber daya. Produktivitas dibagi ke dalam 2

kategori, yaitu sebagai berikut8:

a. Produktivitas teknik, mengacu pada keefektifan dan efisiensi penggunaan

sumber daya, diukur dengan produktifitas fisik (kuantitas).

b. Produktivitas perilaku, merupakan sikap mental yang senantiasa berusaha

untuk berkembang, diukur berdasarkan nilai-nilai.

Struktur organisasi adalah rangkaian aturan yang menunjukkan hubungan antara

fungsi-fungsi organisasi yang meliputi pimpinan, tugas, wewenang, serta tanggung

jawab yang masing-masing memiliki peran dalam satu kesatuan yang utuh untuk

mencapai tujuan organisasi. Sebagai organisasi, Aisyiyah membutuhkan adanya

struktur organisasi yang sehat dan efisien. Struktur yang sehat berarti tiap-tiap satuan

organisasi dapat menjalankan perannya dengan tertib. Struktur organisasi yang efisien

yakni dalam menjalankan perannya, masing-masing satuan organisasi dapat mencapai

perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.

7 ibu Hj. Warnisma, M.Pd, Wawancara, Depok, 22 Agustus 2014.

8 Iwan Purwanto, Manajemen Strategi, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2008), hal. 22-23.

Page 78: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

64

Aisyiyah merupakan suatu organisasi formal dan juga informal. Suatu organisasi

belum tentu bekerja secara sehat dan efisien apabila hanya didasarkan pada struktur

formalnya, sedangkan segi informalnya diabaikan. Oleh karena itu, organisasi

informal merupakan sesuatu yang akan melengkapi segi formal dari organisasi

tersebut. Adapun peranan organisasi informal sebagai saluran informasi untuk

mempertajam perasaan dan keutuhan pribadi, percaya diri dan kebiasaan bertindak

kepada orang-orang yang tergabung dalam organisasi. Dengan demikian organisasi

informal bertujuan untuk memperlancar hubungan dalam melaksanakan kerja

organisasi.

Pada dasarnya pengertian formal dan informal tidak menunjukkan sah tidaknya

organisasi, juga tidak menunjukkan adanya dua macam organisasi. Dalam hal ini

organisasi tetap hanya satu bentuk, dengan wadah dua. Formal atau tidaknya sebuah

organisasi dapat diketahui dari strukturnya dalam anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga, sedangkan informal organisasi dapat diperoleh melalui pendekatan pribadi.

Dalam membentuk struktur organisasi, agar diperoleh struktur organisasi yang

sehat dan efisien, dibutuhkan berbagai azas organisasi yang berperan sebagai

pedoman untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien dan sebagai

pedoman untuk melakukan kegiatan organisasi agar dapat berjalan lancar. Adapun

azas atau landasan struktur Aisyiyah ialah sebagai berikut:

1. SK Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berupa kaidah-kaidahnya tentang

organisasi

2. AD dan ART Muhammadiyah

3. AD dan ART Aisyiyah

Page 79: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

65

Dalam hal praktik manajemen dalam sebuah organisasi, permasalahan waktu

untuk para pengurus terkadang menjadi faktor internal timbulnya masalah, misalnya

apabila akan melakukan kegiatan rapat rutin ataupun rapat untuk mengadakan suatu

acara dan lain sebagainya. Masalah ini sebenarnya tidak menjadi masalah yang terlalu

serius, tidak terlalu mengganggu dalam melakukan rapat-rapat yang diadakan, karena

bisa diwakilkan dengan pengurus lainnya, akan tetapi dengan begitu ada beberapa

pengurus yang tugasnya menjadi rangkap sehingga kurang maksimalnya kerja yang

dilakukan oleh pengurus tersebut.

Persoalan manajemen waktu ini timbul dikarenakan banyak pengurus Aisyiyah

yang juga bekerja menjadi pegawai, karyawan dan lain sebagainya, oleh karenanya

terkadang sulit untuk mengatur waktu saat akan dilaksanakan rapat, waktunya sering

bentrok antara waktu bekerja dengan waktu rapat sehingga pengurus yang

bersangkutan dan memiliki suatu tugas berhalangan untuk hadir.

Untuk itu, dalam manajemen sebuah organisasi diperlukan adanya pengendalian,

sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana atau selaras dengan standar. Proses

pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan, rencana dan melakukan

tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan-penyimpangan, agar tujuan yang

dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan. Adapan cara-cara pengendalian,

diantaranya9:

1. Pengawasan langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri secara

langsung oleh seorang pimpinan.

9Ibid., hal. 67-70.

Page 80: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

66

2. Pengawasan tidak langsung, yaitu pengendalian jarak jauh melalui laporan

yang diberikan oleh bawahan.

3. Pengawasan berdasarkan kekecualian, yaitu pengendalian yang khusus

dilakukan pada penyimpangan-penyimpangan yang luar biasa dari hasil

atau standar yang diharapkan.

D. Kepemimpinan (leadership)

Menurut G.R. Terry, kepemimpinan ialah kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi

orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan.10

Untuk itu dalam suatu

organisasi yang memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai, maka dibutuhkan seorang

pemimpin.

Macam-macam wewenang seorang pemimpin, antara lain:

1. Wewenang formal, yakni wewenang sah yang dimiliki seorang pemimpin

karena kedudukannya.

a. Wewenang yang diberikan oleh atasan kepada pimpinan yang lebih

rendah.

b. Wewenang yang mendasarkan diri pada pimpinan yang dipilih oleh

mereka yang akan menjadi bawahannya.

2. Wewenang karena wibawa yang dimiliki seseorang, misalnya karena

seseorang, misalnya karena usia, pendidikan, kepribadian, sehingga dapat

mempengaruhi kehidupan kelompok dan kepuasan bawahan.

10

Ibid., hal. 63.

Page 81: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

67

Dalam hal mengenai pemimpin Aisyiyah di kota Depok dipilih dan memiliki

wewenang sebagai seorang pemimpin karena wewenang yang mendasar pada

pimpinan yang dipilih oleh para anggota dan karena kapasitas yang dimiliki, salah

satunya dari segi pendidikan, akan tetapi terdapat sedikit masalah dalam hal

mengenai unsur-unsur komunikasi, yakni dalam hal pesan, yaitu informasi dan

perintah yang disampaikan. Artinya, dalam unsur informasi dan perintah kurang

sesuai dengan kadar dan porsinya sebagai seorang pemimpin, hal ini terlihat disaat

akan diadakan sebuah acara, sebagai seorang ketua dalam sebuah organisasi yang

masih melakukan penyebaran surat, seharusnya dalam unsur komunikasi yang baik

hal itu bukan bagian dari tugas seorang ketua dalam sebuah organisasi.

Selain itu, dari segi pengkaderan juga ditemukan bahwa terdapat kurangnya

partisipasi kaum mudanya, padahal seharusnya kaum muda dalam organisasi

Aisyiyah kota Depok juga dilibatkan dalam kegiatan ini agar ada inovasi-inovasi

baru, pemikiran-pemikiran baru, dan juga bagi kaum muda, khususnya bagi kaum

perempuannya dapat menjadikan organisasi Aisyiyah sebagai salah satu wadah untuk

belajar Islam, khususnya mengenai bagaimana hak dan kewajiban perempuan di

dalam ajaran Islam, mengingat fenomena kondisi kaum muda yang terjadi, khususnya

pada kaum perempuan banyak yang telah menyimpang dari sisi prilakunya banyak

yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, misalnya dari segi prilaku seperti sopan santun

cara berprilaku kepada orang tua, cara bergaul, dan lain sebagainya.

Page 82: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mayoritas masyarakat kota Depok menganut agama Islam, namun demikian

pemahaman mereka mengenai ajaran Islam cukup minim, khususnya kaum

perempuannya. Hal ini dapat diketahui dari segi keagamaan, banyak masyarakat yang

telah banyak menyimpang dari ajaran Islam, seperti adanya benda-benda berhala di

sekitar rumah masyarakat, kemudian selain itu juga banyak masyarakat yang tidak

dapat membaca Al-Qur’an, bahkan belum mengenal huruf, khususnya huruf Arab.

Dari segi pendidikan masyarakat kota Depok saat itu dapat dikatakan masih rendah,

karena masih banyak yang berhenti sekolah pada tingkat sekolah dasar. Selain itu,

dari sisi ekonomi mayoritas masyarakat di wilayah ini berasal dari golongan

menengah ke bawah. Untuk itu, melihat berbagai persoalan yang ada di masyarakat

kota Depok, Aisyiyah didirikan di kota Depok oleh pendirinya, yakni ibu Hj. Ummi

Kulsum.

Aisyiyah kota Depok bermula dari ranting Beji Timur yang mayoritas

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Aisyiyah kota Depok telah berdiri

pada tahun 1975 dalam bentuk ranting Beji Timur, dan menjadi tingkat Daerah

(PDA) kota Depok pada tahun 1994. Pada awal didirikannya Aisyiyah di ranting Beji

Timur ini, pendirinya mengadakan kegiatan pengajian, memberikan ceramah yang

materinya mengenai ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist, memberikan

pemahaman tentang keorganisasian Aisyiyah, serta mengajarkan keterampilan seperti

Page 83: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

69

belajar menjahit, yang diadakan di kediaman ibu Hj. Ummi Kulsum, yakni pendiri

Aisyiyah kota Depok.

Adapun peran serta kontribusi Aisyiyah kota Depok bagi pemberdayaan

masyarakat Islam, khususnya kaum perempuan di kota Depok diwujudkan melalui

Amal Usaha Aisyiyah di bidang pendidikan, majelis tabligh, serta kesejahteraan

sosial. Dalam bidang pendidikan, Aisyiyah kota Depok menyadari pentingnya unsur-

unsur pendidikan bagi pembinaan generasi muda sejak usia dini, oleh karenanya

Aisyiyah kota Depok mewujudkannya melalui diselenggarakannya lembaga Bustanul

Athfal Aisyiyah atau taman kanak-kanak Aisyiyah yang hingga saat ini sudah

mencapai sebanyak 24 TK Aisyiyah. Dalam bidang majelis tabligh, Aisyiyah kota

Depok menyelenggarakan pengajian-pengajian yang diadakan di setiap ranting,

cabang, serta di tingkat Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kota Depok, serta

mengadakan pembinaan bagi para mubaligh. Dalam bidang kesejahteraan sosial,

mendirikan panti asuhan yang bekerja sama dengan Muhammadiyah kota Depok.

Akan tetapi, terdapat Amal Usaha Aisyiyah kota Depok yang tidak berjalan dengan

sebagaimana mestinya, seperti dalam bidang ekonomi, kesehatan dan lainnya.

Beberapa Amal Usaha Aisyiyah kota Depok yang sudah tidak berjalan

sebagimana mestinya dikarenakan adanya faktor-faktor yang menjadi penghambat, di

antaranya:

1. Adanya faktor hambatan budaya (kultur);

2. Adanya faktor kepemimpinan (leadership);

3. Adanya faktor manajemen waktu dalam kepengurusan organisasi Aisyiyah.

Page 84: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

70

Melihat kondisi yang seperti itu, tentunya bukan hal yang mudah seperti

membalikkan telapak tangan bagi para perintis Aisyiyah dalam memperbaiki kondisi

masyarakat kota Depok dan mensyiarkan dakwah amar makruf nahi munkar. Namun,

tetap melakukan upaya dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya

dan mengaplikasikan nilai-nilai ke-Aisyiyahan.

B. Saran-saran

1. Dengan terungkapnya sejarah serta perkembangan Aisyiyah di kota Depok,

penulis mengharapkan agar ada peneliti selanjutnya yang meneruskan penelitian

ini, khususnya pembahasan Aisyiyah kota Depok dari sisi yang lainnya,

misalnya dengan pendekatan politik ataupun yang lainnya.

2. Terungkapnya mengenai peran serta kontribusi Aisyiyah di kota Depok

diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kaum perempuan khususnya, agar dapat

berpartisipasi dan berkontribusi dalam ruang publik. Dan untuk organisasi

Aisyiyah kota Depok dapat menjadi barometer atau alat ukur, sudah sejauh mana

program-program kerja Aisyiyah yang diimplementasikan melalui amal usaha

Aisyiyah.

3. Dengan ditemukannya faktor-faktor yang menjadi hambatan Aisyiyah,

diharapkan dapat memberikan solusi bagi organisasi Aisyiyah. Solusi tersebut di

antaranya:

a. Agar Aisyiyah kota Depok dapat mengadakan kegiatan-kegiatan lainnya

yang lebih menarik perhatian serta melibatkan peran para pemuda di kota

Page 85: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

71

Depok, sehingga kaum pemuda di kota Depok dapat ikut berpartisipasi dalam

organisasi Aisyiyah kota Depok.

b. Untuk wilayah penduduk asli kota Depok yang kurang terbuka dengan hal-

hal seperti pemikiran yang berbeda dengan yang dipegang oleh masyarakat,

penulis menyarankan agar dapat lebih melakukan pendekatan lagi melalui

berbagai kegiatan dalam Aisyiyah yang sekiranya dapat menarik perhatian

dan disukai masyarakat penduduk asli, ataupun melakukan pendekatan

terhadap tokoh masyarakat penduduk asli yang disegani.

Demikianlah kesimpulan ini dibuat, dengan harapan agar tulisan ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca secara umum. Penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulisan yang selanjutnya

dapat lebih baik lagi.

Page 86: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

72

KEPUSTAKAAN

Data Tertulis

Abdullah, Yusuf, Perjuangan dan Pengabdian Muhammadiyah, Jakarta: Pustaka

Antara, 1989.

Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999. Cet. II.

,Metodologi Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2007. Cet. I.

Adawiyah, Rabi’atul, Peran Sosial Politik Aisyiyah Pada Masa Pergerakan Nasional

Sampai Orde Lama (1917-1965), Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ‘Aisyiyah, Yogyakarta: Pimpinan

Pusat ‘Aisyiyah, 2012, Cet. Ke-16.

Asrofie, Yusron, K.H.A. Dahlan: Pemikiran dan Kepemimpinannya, Yogyakarta:

Yogya Offset, 1983.

Burhanuddin, Jajat, ed., Ulama Perempuan Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2001.

Fauzia, Amelia, dkk., Tentang Perempuan Islam: Wacana dan Gerakan, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Gazalba, Sidi, Antropologi Budaya II Gaya Baru, Jakarta: Bulan Bintang, 1974. Cet.

II.

Hadikusumo, Djarnawi, Aliran Pembaharuan Islam Dari Jamaluddin Al-Afghani

Sampai K.H.A. Dahlan, Jogjakarta: Persatuan, t.t.

Kamal, Musthafa dan Darban, Ahmad Adaby, Muhammadiyah Sebagai Gerakan

Islam (Dalam Perspektif Historis dan Ideologis), Yogyakarta: LPPI, 2002.

Page 87: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

73

Karim, M. Rusli, Muhammadiyah Dalam Kritik dan Komentar, Jakarta: Rajawali,

1986.

Kartodirdjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Soisial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Munir, Abdul, Pemikiran Kyai Haji Ahmad dan Muhammadiyah Perspektif

Perubahan Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1990.

Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Depok, Profil Pimpinan Daerah Aisyiyah

Kota Depok, Depok, 2012.

Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Sejarah Perumbuhan dan Perkembangan ‘Aisyiyah,

Yogyakarta: t.t.

Purwanto, Iwan, Manajemen Strategi, Bandung: CV. Yrama Widya, 2008. Cet. II.

Qazan, Shalah, Membangun Gerakan Menuju Pembebasan Perempuan, Solo: Era

Intermedia, 2001.

Salam, Solichin, K.H.A. Dahlan Reformer Islam Indonesia, Jakarta: Djajamurni,

1962.

Salman, Ismah, “Strategi dan Politik Dakwah Muhammadiyah (Suatu Kajian

Pengantar), Mimbar Agama dan Budaya”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol.

XIX, no.1, 2002.

Samsuddin, Din, Muhammadiyah Kini dan Esok, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.

Sihbudi, M. Riza, Indonesia Timur Tengah: Masalah dan Prospek, Cet. I, Jakarta:

Gema Insani Press, 1977.

Surat Putusan Pengesahan Organisasi yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat

‘Aisyiyah di Yogyakarta pada tanggal 26 November 1994.

Suratmin, Nyai Ahmad Dahlan, Jakarta: Depdikbud, 1977.

Tim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah

Malang, Muhammadiyah: Sejarah, Pemikiran dan Amal Usaha, Malang: PT.

Tiara Wacana Yogya dan Universitas Muhammadiyah Malang, 1990.

Page 88: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

74

Tjandrasasmita, Uka, Arkeologi Islam Nusantara, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia,

2009.

Yasin, Maisar Binti, Wanita Karier Dalam Perbincangan, Cet.I, Jakarta: Gema Insani Press,

1997.

Wawancara

Ibu Hj. Ummi Kalsum, tokoh pendiri Aisyiyah kota Depok.

Ibu Dra. Hj. Warnisma, M.Pd., ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Depok.

Bapak Drs. H. Farkhan, ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Depok.

Sumber Elektronik

http://websitekotadepok.wordpress.com/2013/02/05/peta-kota-depok-jawa-barat/

http://www.depok.go.id/profil-kota/geografi

http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1063

http://www.academia.edu/8409804/Merayakan_Hari_Kartini

Page 89: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

75

Page 90: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

76

Page 91: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

77

Page 92: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

78

Page 93: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

79

Page 94: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

80

Page 95: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

81

Page 96: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

82

Hasil Wawancara Dengan Ibu Hj. Ummi Kulsum, Selaku Tokoh Pendiri

Aisyiyah Kota Depok

Pada hari Sabtu 5 Juli 2014 Pukul 13.00-14.30 WIB.di Kediaman Ibu Ummi Kulsum, Jl.

Ahmad Dahlan, Beji Timur

Tanya : Kapan Aisyiyah kota Depok didirikan?

Jawab : Aisyiyah kota Depok berawal dari Ranting

Beji Timur yang didirikan tahun 1975.

Tanya :Apa maksud didirikannya Aisyiyah di kota Depok saat itu?

Jawab : Untuk memberikan pelajaran, pengertian berorganisasi dan

kesadaran mengenai pemahaman keagamaan.

Tanya : Siapa saja tokoh pendirinya?

Jawab : Ibu Hj. Ummi Kalsum bersama dengan Ibu Hj. Mayani, Ibu

Masnun, Ibu Rofi’ah dan Ibu Rumianah.

Tanya : Sejak kapan Ibu aktif dalam Organisasi Aisyiyah?

Jawab: Aktif sejak 1965. Saat itu, aktif dalam kegiatan Nahsiyatul Aisyiyah di kota Bandung.

Tanya : Apa yang melalatar belakang didirikannya Aisyiyah diKota Depok?

Jawab : Ada beberapa alas an yang menjadi latar belakangdidirikannya Aisyiyah di

kota Depok, yakni karena melihat berbagai persoalan yang ada di masyarakat,

seperti minimnya pemahaman masyarakat mengenai ajaran Islam, bahkan

masih ada yang percaya terhadap benda-benda berhala, seperti keris, kemudian

menggantung benda-benda berhala yang dianggap dapat melindungi dan

membawa rezeki kepada mereka, kemudian dari segi pendidikan

Page 97: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

83

masyarakatnya banyak yang putus sekolah, lembaga pendidikan di wilayah ini

pun masih sangat sedikit, dan dari segi ekonomi juga masyarakatnya masih

berasal dari menengah ke bawah, banyak yang bekerja sebagai petani dan

buruh, kemudian kaum perempuannya pun belum benyak yang memiliki

keterampilan. Kemudian, organisasi Asyiyah belum ada di wilayah ini.untuk

itu, melihat berbagai persoalan yang ada di masyarakat Depok ini, Aisyiyah

didirikan agar dapat bagian yang berperan serta untuk menjawab berbagai

persoalan yang ada di masyarakat.

Tanya : Bagaimana respon masyarakat pada saat didirikannya Aisyiyah di kotaDepok?

Jawab : Pada awal didirikannya Aisyiyah di kota Depok, terdapat respon yang

kurang baik dari masyarakat sekitar terhadap Aisyiyah. Berbagai respon itu

dilakukan, yang salah satunya pada saat menjelang pelaksanaan shalat Idul

Adha, lapangan dimana tempat akan dilaksanakannya shalat Idul Adha oleh

jemaah Muhammadiyah dan Aisyiyah, dikotori oleh masyarakat. Hal ini

dikarenakan, banyak dari mereka yang belum mengetahui dan memahami

tentang Muhammadiyah dan Aisyiyah.Namun, seiring berjalannya waktu dan

mereka semakin mengenal dan memahami, organisasi Muhammadiyah dan

Aisyiyah mendapat respon yang posirtif dari masyarakat.

Tanya : Apa saja Amal Usaha yang telah dilakukan?

Jawab : 1. Amal usaha bidang Pendidikan : mendirikan tamankanak-kanak Aisyiyah

Bustanul Aisyiyah dan ada yang mengikuti penataran dalam bidang

pendidikan.

Page 98: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

84

1. Amal usaha dalam bidang Tabligh :mendirikan Majelis Taklim Aisyiyah,

dan mengadakan penataran Mubaligh.

2. Amal usaha dalam bidang Ekonomi : mengadakan simpanpinjam untuk

para anggota Aisyiyah. Akan tetapi, sekarang amal usaha ini sudah tidak

berjalan.

3. Amal usaha dalam bidang Sosial : mendirikan panti asuhan yang bekerja

sama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Depok, memberi

bantuan kepada para anggota Aisyiyah maupun kepada masyarakat sekitar

yang tertimpa musibah, dan mengadakan tamasya dakwah. Dan di bidang-

bidang tersebut diberikan pelatihan-pelatihan.

Tanya : Berasal dari mana saja anggota Aisyiyah di kota Depok?

Jawab : anggota Aisyiyah kota Depok berasal dari masyarakatsekitar Depok.

Tanya : Bagaimana kondisi masyarakat dan lingkungan masyarakat kota Depok

sebelum didirikannya Aisyiyah?

Jawab : kondisi masyarakat dan lingkungan masyarakatnya pada saat itu, dalam segi

pendidikan masyarakatnya masih sangatrendah, salah satunya banyak

masyarakatnya yang tidaklulus sekolah dasar. Dan dari segi yang lain,

masyarakatnyajuga kurang mengerti tentang organisasi, sehingga belumada

organisasi ke-Islaman yang didirikan di wilayah itu,salah satunya organisasi

Aisyiyah yang belum ada diwilayah kota Depok, sehingga didirikanlah Aisyiyah

diwilayah ini.

Tanya : Adakah masalah yang timbul pada Aisyiyah di kota Depok?, jika ada, apa saja

masalahnya?

Page 99: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

85

Jawab : tentunya, pasti ada masalah-masalah yang timbul padaorganisasi Aisyiyah di

kota Depok, di antaranya:

1. Pernah adanya perbedaan pemahaman Keagamaan, sehingga pernah

membuat terjadinya sedikit konflik, namun seiring berjalannya

waktu, keduanya semakin mengenal dan memahami satu sama

lainnya saling memberikan respon yang positif.; 2. Masalah

pengkaderan, kurangnya partisipasi kaum mudanya.; 3. Masalah

mengenai waktu yang terkadang bentrok dengan jadwal Ibu-Ibu

dikarenakan banyak Ibu-Ibu yang kerja..kemudian, ada beberapa

pengurus yang menjabat kepengurusan di organisasi lainnya,

sehingga terkadang Ibu-Ibu sulit untuk mengatur jadwalnya.

Tanya : Bagaimana Aisyiyah kota Depok mengatasimasalah yang timbul?

Jawab : organisasi Aisyiyah dalam mengatasi berbagai masalah yangtimbul dengan cara

rapat, musyawarah yakni para pengurusberkumpul untuk berdiskusi dan mencari

pemecahan permasalahannya, hingga mendapatkan sebuah solusi bagi

pemecahan permasalahannya.

Interview Interviewer

Ibu Hj. Umi Kultsum Dian Rahmayanti

Page 100: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

86

Hasil Wawancara Dengan Ibu Dra. Hj. Warnisma, M.Pd., Selaku Ketua

Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Depok 2010-2015

Pada hari Jum’at 22 Agustus 2014 Pukul 09.00-11.45 di Kediaman Ibu Warnisma Jl.

Gandaria III no.91, Depok II Tengah

Tanya : Kapan Aisyiyah Kota Depok didirikan?

Jawab : Aisyiyah kota Depok resmi menjadi tingkat Pimpinan Daerah

Aisyiyah (PDA) kota Depok pada tahun 1994, yang pada

mulanya berawal dari Ranting Beji Timur (1975).

Tanya : Apa visi dan misi didirikannya Aisyiyah kota Depok?

Jawab : Didirikannya Aisyiyah di kota Depok, tentunya beracuan

pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Aisyiyah

yang terkandung dalam Bab III Pasal 7 dan Pasal 8.

Tanya : Amal Usaha apa saja yang dilakukan Aisyiyah kota Depok?

Jawab : Amal Usaha Aisyiyah kota Depok, di antaranya:

Mendirikan sekolah-sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal,

antara lain: Cabang Beji, TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1, 2,

dan 3; Cabang Sukmajaya dan Cimanggis: TK Aisyiyah

Bustanul Athfal 8, 9, 10, 11, TPA Aisyiyah Ahmad Dahlan,

TPA Cisalak, Cisalak Pasar, Abadi Jaya, Mekarjaya; Cabang

Depok Barat: TK Aisyiyah Bustanul Athfal 5, 6,7, 13, 21;

Cabang Sawangan: TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14, 15, 16,

17, 18, dan 3 Diniyah Aisyiyah. Selain itu, terdapat juga

Page 101: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

87

Pengajian (Tabligh) yang diadakan di setiap Ranting pada

setiap minggu sekali, pada setiap Cabang diadakan setiap

dua minggu sekali, serta Pengajian (Tabligh) di tingkat

Daerah satu bulan sekali. Dalam bidang kesejahteraan,

terdapat Panti Asuhan yang bekerja sama dengan

Muhammadiyah kota Depok.

Tanya : Apa yang membedakan sekolah-sekolah Aisyiyah dengan

sekolah yang lainnya?

Jawab : yang membedakan sekolah Aisyiyah dengan sekolah lainnya

ialah dari segi tujuannya, karena didirikannya sekolah

Aisyiyah bertujuan untuk membentuk generasi muslim yang

berakhlakul karimah, yang diseimbangi dengan ilmu

pengetahuan, sehingga kelak bermanfaat bagi masyarakat dan

Negara.

Tanya : Bagaimana respon masyarakat saat awal didirikan sekolah

Aisyiyah di kota Depok?

Jawab : Respon dari masyarakat cukup baik dan positif, karena masyarakat merasakan

manfaat yang baik dari didirikannya

sekolah Aisyiyah di kota Depok ini.

Tanya : Apakah para murid selain kegiatan belajar juga dibina

pembentukan kader Aisyiyah kota Depok?

Jawab : Iya, dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah Aisyiyah

terdapat kurikulum mengenai nilai-nilai ke-Aisyiyahan, dan

Page 102: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

88

tentunya karena murid yang diajarkan adalah anak usia dini,

nilai-nilai ke-Aisyiyahan yang diajarkan disesuaikan untuk

anak-anak. Misalnya, adab-adab dalam ajaran Islam, di

antaranya mengajarkan doa-doa, cara berpakaian seorang

muslim, manasik haji yang disesuaikan kepada anak-anak,

dan lain sebagainya.

Tanya : Berapa jumlah Cabang dan Ranting Aisyiyah kota Depok?

Jawab : Jumlah Cabang Aisyiyah di kota Depok ada sebanyak 7

Cabang yang terdiri dari 28 Ranting, di antaranya:

Cabang Beji: Kukusan, Beji Timur, Kukusan Timur,

Pondokcina.

Cabang Depok Barat: Rawadenok, Cipayung, Pulo,

Parungbingung, Jemblongan.

CabangCimanggis: Cisalak Pasar, Tugu, Sukatani.

Cabang Sukmajaya: Cisalak Kota, Mekarjaya, Abadijaya, Bhaktijaya,

Sukmajaya, Grand Depok City.

Cabang Pancoranmas: Pancoranmas, Depok Jaya Barat, DepokJaya, Depok

Jaya Tengah.

Cabang Sawangan: Sawangan Utara, Kampung Bulu, Kampung Bulak,

Cinangka, Cipayung, Sawangan Kaum.

Cabang Limo: Meruyung, Limo, Cinere.

Page 103: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

89

Tanya : Adakah masalah yang dihadapi Aisyiyah kota Depok?, Jika

ada, apa saja masalah yang ada di Aisyiyah kota Depok?

Jawab : Masalah yang ada di Aisyiyah kota Depok ialah, 1. masalah

manajemen waktu bagi kebanyakan pengurus Aisyiyah,

karena banyak pengurus Aisyiyah yang bekerja sebagai

pegawai ataupun yang lainnya, serta ada juga yang juga

menjadi pengurus di tempat lainnya, untuk itu pada saat akan

diadakan kegiatan, acara ataupun mengadakan rapat sering

terjadi bentrok sehingga pengurus yang bersangkutan tidak

dapat hadir.2. Masalah mengenai pengkaderan, yakni masalah kurangnya

partisipasi dari kaum muda. 3. Masalah kurang terbukanya penduduk asli kota

Depok terhadap pemikiran dari luar wilayah penduduk asli.

Interview Interviewer

Ibu Hj. Dra. Warnisma, M.Pd. Dian Rahmayanti

Page 104: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

90

Hasil Wawancara Dengan Bapak Drs. H. Farkhan A.R., Selaku Ketua

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok

2010-2015

Pada hari Rabu 30 September 2014 Pukul 13.05-13.20 di Kantor Muhammadiyah Kota

Depok, Jl. H. M. Usman, Kukusan-Depok.

Tanya : Bagaimana pandangan Bapak mengenai Aisyiyah kota depok, yakni mengenai

kontribusinya kepada masyarakat?

Jawab : Sejauh ini, Aisyiyah sebagai organisasi telah menjalankan

tugasnya dengan baik melalui program-program Amal Usaha

Aisyiyah untuk masyarakat kota Depok. Berbagai Amal

Usaha Aisyiyah dilakukan untuk mewujudkan kehidupan

masyarakat yang sebenar-benarnya sesuai dengan AlQur’an

dan Hadist.

Tanya : Bagaimana hubungan PDA kota Depok dengan PDM kota Depok?

Jawab : Hubungan silaturrahmi Aisyiyah kota Depok dengan PDM kota Depok berjalan

dengan baik, saat ada acara ataupun hallainnya, satu sama lin saling mendukung

dan membantu. Misalnya, ketika ada acara di tingkat PDA kota Depok, PDM

selalu diundang dan datang, serta mmemberikan bantuin ketika dibutuhkan oleh

PDA kota Depok.

Interview Interviewer

Bapak H. Drs. Farkhan. A.R. Dian Rahmayanti

Page 105: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

91

Tokoh Pendiri Aisyiyah kota Depok

Gambar 1. Pendiri Organisasi Aisyiyah Kota Depok, Ibu Hj. Ummi Kulsum

Page 106: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

92

Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Depok

Gambar. Ibu Hj. Ummi Kulsum, Ketua PDA kota Depok Periode ke-II, Tahun

2000-2005.

Gambar 2.Ketua Aisyiyah Kota Depok Periode ke-III dan ke-IV, Tahun 2005-

2010 dan 2010-2015.

Page 107: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

93

Amal Usaha Aisyiyah Kota Depok

1. Amal Usaha Aisyiyah kota Depok Bidang Pendidikan

Gambar. TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Gambar. TK AisyiyahBustanul Athfal 4

Gambar.TK Aisyiyah Bustanul Athfal 8

Page 108: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

94

2. Amal Usaha Aisyiyah kota Depok Bidang Tabligh

Gambar. Pengajian Aisyiyah tingkat Daerah kota Depok, yang dilaksanakan setiap satu bulan

sekali.

Gambar. Pengajian yang diadakan di tingkat Ranting, Cabang Aisyiyah kota Depok.

Page 109: AISYIYAH KOTA DEPOK: SEJARAH BERDIRI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

95

Gambar.3 Kantor PDA kota Depok