Aircraft Structure Repair

40
AIRCRAFT STRUCTURE REPAIR Pendahuluan 1. Depo Pemeliharaan 30 adalah Satuan Pelaksana Pemeliharaan yang berada dibawah jajaran KOHARMATAU. Tugas Pokok Depohar 30 adalah : a. Menyelenggarakan dan melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang bersayap tetap / Fix wing baik pemeliharaan motor turbin, pemeliharaan komponen, alat uji serta produksi materiil. b. Menyelenggarakan perencanaan pemeliharaan pes bang dan kebutuhan materiil. c. Melaksanakan program Engineering. d. Modifikasi Rangka pesawat terbang,modifikasi komponen,alat uji serta Fabrikasi. e. Menyelenggarakan pengendalian kualitas pemeliharaan dan pemakaian materiil. f. Menyelenggarakan Pembinaan Personil, tenaga manusia, Dik Lat serta sarana dan prasarana pemeliharaan pesawat terbang. g. Menyelenggarakan pembina Anggaran keuangan dan mengumpulkan / mengolah data. h. Menyelenggarakan Pembinaan Administrasi materiil dan proses perbaikan komponen pesawat terbang juga menyelenggarakan pemberian bantuan tenaga spesialis dan peralatan kepada satuan diluar Depohar 30.

Transcript of Aircraft Structure Repair

Page 1: Aircraft Structure Repair

AIRCRAFT STRUCTURE REPAIR

Pendahuluan

1. Depo Pemeliharaan 30 adalah Satuan Pelaksana Pemeliharaan yang berada dibawah

jajaran KOHARMATAU.

Tugas Pokok Depohar 30 adalah :

a. Menyelenggarakan dan melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat

terbang bersayap tetap / Fix wing baik pemeliharaan motor turbin, pemeliharaan

komponen, alat uji serta produksi materiil.

b. Menyelenggarakan perencanaan pemeliharaan pes bang dan kebutuhan materiil.

c. Melaksanakan program Engineering.

d. Modifikasi Rangka pesawat terbang,modifikasi komponen,alat uji serta

Fabrikasi.

e. Menyelenggarakan pengendalian kualitas pemeliharaan dan pemakaian materiil.

f. Menyelenggarakan Pembinaan Personil, tenaga manusia, Dik Lat serta sarana

dan prasarana pemeliharaan pesawat terbang.

g. Menyelenggarakan pembina Anggaran keuangan dan mengumpulkan /

mengolah data.

h. Menyelenggarakan Pembinaan Administrasi materiil dan proses perbaikan

komponen pesawat terbang juga menyelenggarakan pemberian bantuan tenaga

spesialis dan peralatan kepada satuan diluar Depohar 30.

2. Satuan Pemeliharaan 33 adalah salah satu satuan yang berada dibawah Depohar 30

dan tugas pokok Sathar 33 diantaranya adalah :

a. Menyelenggarakan dan melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pada

komponen pes bang, alat uji serta fabrikasi.

b. Melaksanakan bantuan pemeliharaan materiil kepada satuan-satuan diluar

Depohar 30.

c. Melaksanakan Tata usaha teknik pemeliharaan komponen, alat uji dan fabrikasi.

Page 2: Aircraft Structure Repair

3. PENGERTIAN-PENGERTIAN

Untuk memberikan keseragaman arti bagi penggunaan istilah dan mendapat

pemahaman yang sama terhadap pemeliharaan pes bang, maka diperlukan

pengertian-pengertian penting yaitu :

a. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memulihkan dan

menjamin agar kondisi pes bang dalam keadaan siap pakai / Laik terbang.

b. Pemeliharaan Tingkat Berat adalah pemeliharaan yang dilaksanakan pada pes

bang atau komponen yang memerlukan Major Overhaul.

c. Overhaul ( OH ) adalah proses pemeliharaan yang berlaku bagi suatu komponen.

Pelaksanaannya meliputi : Pembongkaran, Pencucian, Pemeriksaan, dan

Pengetesan, perbaikan yang rusak atau mengganti dengan yang baru agar

memenuhi persyaratan standard atau toleransi.

d. Suku cadang / Spare part adalah materiil yang diperlukan untuk kebutuhan

pelaksanaan perneliharaan baik berupa komponen Expendable materiil,

Consumable materiil maupun Chemicals.

e. Non Destructive Testing ( NDT ) adalah suatu cara untuk mengetahui kualitas,

kesempurnaan sifat dan ukuran komponen pes bang tanpa menimbulkan

kerusakan komponen tersebut.

f. Nomenclature / nama barang. Adalah sebutan baku yang jelas dan tunggal bagi

materiil dengan menggunakan bahasa yang tidak mengikat dengan tujuan

menghindari kekeliruan sebutan bagi materiil yang sama walaupun berasal dari

sumber yang berlainan.

g. Part Number ( PN) adalah merupakan kode/nomor yang diberikan oleh pabrik

pembuat barang dan antara pabrik yang satu dengan yang lain tidak mempunyai

ketentuan yang sama dalam hal pemberian nomor sehingga sering terjadi nomor

PN yang sama pada hal barang tersebut berbeda.

Dasar Pemikiran

4. Dasar pemikiran yang dipergunakan dalam hal ini mengacu pada rujukan-rujukan

sebagai referensi adalah :

a. Skep Kasau No 4 / III / 2004 tanggal 1 Maret 2004 tentang pokok-pokok

organisasi dan procedure eselon pelaksana pusat tingkat Mabes AU. Procedure

ini merupakan petunjuk pembinaan Logistik mengenai pemenuhan kebutuhan

Page 3: Aircraft Structure Repair

materiil mulai dari proses pengadaan materiil sampai dengan materiil tersebut

digunakan, atau dihapus dari inventaris Negara. Materiil tersebut mulai dari

Matsista, Bekal umum, Ran mor sampai Bahan bakar minyak dan Pelumas.

b. Skep Kasau No 5 / III / 2004 tentang POP Depohar 30. Buku ini memuat

keputusan proses pemeliharaan Alutsista TNI AU sampai dengan proses materiil

yang sudah dipakai untuk pemeliharaan hingga materiil tersebut dihapus karena

secara ekonomis tidak menguntungkan untuk proses pemeliharaan.

c. Petunjuk teknis udara No PTU 83 tanggal 26 Juni 2004 tentang Buku Pedoman

Perencanaan Pemeliharaan Alutsista Udara ( BP3A).

d. TO / Technical Order adalah Publikasi pemeliharaan yang berasal dari pabrik

pembuat pesawat terbang sebagai petunjuk untuk melaksanakan pemeliharaan

pes bang maupun untuk melaksanakan Penerbangan.

e. Rencana Program kerja Depohar 30 tentang susunan rencana dan program

pemeliharaan pes bang, motor, komponen dan Fabrikasi serta penjadwalan

kegiatan pelaksanaannya.

Kemampuan yang dimiliki Depohar 30 adalah sebagai berikut :

a. Sat har 3l

1. Overhaul engine T-56-A-7-15 & 50l-D22A

2. Overhaul engine TPE 331-IOR-501C

3. H S I engine CT7-9C

4. Repair and rework komponen pes bang dengan fasilitas perbaikan antara lain :

a. Metal spray

b. Pelapisan logam (metal platting) dan hard chrome.

c. Pencucian logam (metal cleaning)

d. Las argon, las asetelin dan las listrik

e. Permesinan semi otomatis

f. Pengolahan logam (Heat treatment)

g. Balancing rotor untuk turbine dan compressor engine

h. Kontrol korosi logam (metal corrosion control)

i. Overhaul & test fuel nozzle engine T56-A-7-15 & D50l-D22A

j. Non Destructive Inspection (N D I)

k. Recoating

Page 4: Aircraft Structure Repair

b. Sat har 32

Kemampuan yang dimiliki Satuan pemeliharaan 32 adalah melaksanakan

pemeliharaan / perbaikan tingkat berat pesawat tempur dan pesawat angkut ringan

meliputi :

1. PI 3600 pesawat cassa C-212-200

2. Major servicing Hawk MK 109 / 209

3. Repair and Bay service komponen pendukung pesawat.

c. Sat har 33

Kemampuan yang dimiliki Satuan Pemeliharaan 33 adalah antara lain :

1. Overhaul dan repair komponen listrik pesawat terbang

2. Overhaul dan rekondisi Quick Engine Change (Q E C)

3. Non Destructive Testing (N D T)

4. Kalibrasi ulang alat ukur presisi (A U P)

5. Pengecatan pes bang, komponen pes bang, GSE Power and GSE Non Power

6. Perbaikan, modifikasi Fiber Glass dan Flexi Glass

7. Penimbangan pesawat ( Weight & Balance ), pengukuran keseimbangan pesawat

(Alignment) dan Swing Compass.

8. Pneumatic Test, Hydraulic Test

9. Overhaul Wheel & Tire pesawat C-212, F-5 E/F, dan C-130.

10. Perbaikan Airframe pesawat terbang.

11. Fabrikasi : Komponen ( Spare part) pendukung pesawat dengan menggunakan

Fasilitas antara lain :

a. Mesin CNC (Computerize Numerical Control) untuk produksi masal.

b. Mesin-mesin semi automatis (Bubut, Frais, Milling, dll) untuk produksi

terbatas.

Page 5: Aircraft Structure Repair

KEMAMPUAN PEMELIHARAAN FABRIKASI

1. PERMESINAN : Mampu melaksanakan pembuatan dan perbaikan part komponen

(bagian bagian) komponen pes bang dll.

Seperti; Shaft, Longeron, Elbow, Bolt and nut, Casing, General Tool, Special Tool,

Modifikasi Fixture, Clamp, Stand Engine, Stand QEC, Dolly Engine, Moveable

Crank dll baik secara terbatas maupun produksi masal

2. PENGELASAN : Melaksanakan pengelasan pada bahan Cadmium Sheet Steel,

Nickel, Baja paduan (Alloy Steel ), dan Alluminium dengan menggunakan peralatan

Las Argon, Las Listrik, Las Asetelin (Karbit )dan Las Titik ( Spot welding).

3. PENGECATAN : Melaksanakan pengecatan Pes bang, Komponen pes bang, USE

Power dan Non Power, Special / General Tool dengan menggunakan peralatan

pengecatan Wet painting.

4. FIBRE GLASS : Melaksanakan pembuatan, modifikasi dan perhaikan part pesawat,

GSE Power dan GSE non power, Radom, Cetakan ( molding ) dll, yang bahannya

terbuat dari Fibreglass dan Flexiglass.

5. PLATING / HARD CHROME : Mampu melaksanakan Plating (pelapisan Logam )

dan Hard chrome / pengerasan permukaan logam pada bagian pesawat, GSE power /

non power, special tool / general tool seperti ; Bolt, Nut, Tee Bolt Engine, Bearing

Cage, Strainger, Rib, Spar dll dengan menggunakan bahan Alluminium Alloys,

Alodine, Cadmium, Nickel, Bronch, Stainless Steels (untuk plating) Chromium

(untuk Hard Chrome) kegiatan ini dilaksanakan di Sathar 31.

6. HYDRAULIC TEST : Melaksanakan proses Assembly, perbaikan dan pengetesan

terhadap Hose assy, mulai dari tekanan rendah sampai tekanan tinggi yang

digunakan pada pes bang. GSE power / Non power seperti Hydraulic System, Fuel

system, Pnumatic system dll. dengan menggunakan peralatan Hydraulic tools dan

Hydraulic tester.

7. STRUCTURE REPAIR : Melaksanakan pembuatan, modifikasi dan perbaikan

terhadap structure pes bang, GSE power / non power seperti pembuatan Lubang

hujan buatan, potret udara, Overhaul Air frame QEC pesawat C-130, Over haul

Horstab, Aileron, Rudder,Wing dll yang komponen dasarnya terbuat dan All Alloys,

Stainless steel, Baja karbon (Karbon steel), Nickel dan Bronch.

Page 6: Aircraft Structure Repair

8. HEAT TREATMENT : Melaksanakan proses Heat treatment (perlakuan panas)

antara lain; Hardening, Tempering, Carbunizing dan Normalizing pada logam

(Carbon steel) dan Alluminium Alloy yaitu proses peningkatan dan penurunan

kekerasan permukaan logam sampai batas tertentu seperti peningkatan kekerasan

pada Carbon steel dan peningkatan / penurunan pada All Alloy sheet.

9. CORROSION CONTROL : Melaksanakan proses pengendalian korosi pada

permukaan logam dan non logam seperti perlakuan proses Wet blast, Dzy blast,

Chemical cleaning,Metal platting dan painting.

10. KAYU / JAHIT : Melaksanakan pembuatan, perbaikan dan modifikasi pekerjaan

yang bersifat non pesawat dan komponennya seperti pembuatan Box pengepakan,

meja kursi dll, Bengkel Jahit mampu membuat Seat Ran Mor, Interior Pes bang dll.

Page 7: Aircraft Structure Repair

KEMAMPUAN PEMELIHARAAN KHUSUS

1. WEIGHT & BALANCE

Yaitu melaksanakan Penimbangan Pes bang baik Pesawat Tempur maupun Pes

Angkut seperti Pesawat Hawk, F-5 E/F, F-16 A/B, HS-Hawk MK-53, Hawk Mk

109/209. Pesawat Latih (T-34C Mentor), AS 202 Bravo dan Pesawat Ringan /

Sedang seperti Cassa 212-100/200 F-27, F-28, CN 235, C-130 B/H.

2. ALIGNMENT

Mampu melaksanakan Alignment untuk pesawat Tempur seperti F-5E/F, F-16 A/B,

HS Hawk MK 53, Hawk MK 109/209 dan pesawat Latih T-34C Mentor, AS Bravo

serta pesawat ringan terbatas seperti Cassa 212-100/200, F-27, CN 25

3. SWING COMPASS

Melaksanakan Swing compass (Reposisi arah navigasi) pada pesawat tempur baik

terhadap pesawat F-5, F-16, HS Hawk MK 53, maupun Hawk 109/209.

4. KALIBRASI ALAT UKUR PRESISI (AUP)

Melaksanakan kalibrasi pada peralatan khusus (special tool) seperti alat ukur Torsi

atau Torque meter, Alat ukur Tekanan (Pressure Gauge Manometer) Test Gauge,

Tire Gauge, Hydraulic Press, Press Fuel Pump, Turbo Engine Press, Tester Vacum

Press, Breather Press,dll. Alat ukur Listrik (Volt meter AC/DC, Multi tester, Avo

meter, Digital multi meter, Torque Dynamo meter, Frequency meter,dll)

Alat ukur Demensi (Dial Indicator Micro meter, Deep micro meter, Micro Dial

Indicator dll), Alat ukur Tensi (Tension meter tester, Vernier Caliper, Inclino meter)

dan alat ukur Suhu (EGT Indicator, IC Temp Indicator, Thermocouple tester)

5. NON DESTRUCTIVE INSPECTION (NDI)

Mampu melaksanakan pemeriksaan komponen Logam (Carbon Steel) dan Non

Logam (Alluminium Alloy) dengan menggunakan metode : Zyglo Inspection Unit,

Magnaflux Testing, Eddy Current Tester, Ultrasonic Flow Detector, X-RAY tester

dan Boroscop.

6. BANTUAN PEMELIHARAAN LAPANGAN ( BANHARLAP)

Mampu melaksanakan bantuan pemeliharaan Lapangan diluar Depohar 30 seperti :

W & B, Alignment, Swing compass, Cabin press (khusus pesawat tempur)

perbaikan Engine C-1130, NDT, Boroscop dan Hydraulic System (pesawat tempur,

Page 8: Aircraft Structure Repair

angkut, dan latih) Kalibrasi AUP (special tools terbatas) Pengecatan pesawat / GSE

power/Non power baik pesawat Tempur, Angkut, dan Latih.

AIRCRAFT STRUCTURE

1. Pengertian :

Aircraft Structure Repair adalah pengetahuan dan ketrampilan didalam suatu

pekerjaan konstruksi pesawat terbang.

2. Tujuan Pendidikan adalah : Untuk memberikan bekal dan meningkatkan

pengetahuan serta ketrampilan terhadap personil TNI AU baik sebagai Mekanik

maupun Inspektor, agar dapat melaksanakan ke pemeliharaan pesawat terbang di

satuan masing-masing sesuai dengan kejuruan dan kemampuan personil yang

bersangkutan.

3. Setelah memperoleh pendidikan siswa diharapkan :

a. Memiliki pengetahuan tentang Structure Repair

b. Memiliki ketrampilan dan kemampuan sebagai teknisi pesawat terbang.

Kamus istilah Aircraft structure adalah : Kebutuhan akan spesialisasi

pengetahuan aircraft structure, Karena pesawat TN! yang kita miliki semua terbuat dari

logam, maka diperlukan Iptek dan ketrampilan untuk menangani rangka pesawat

terbang dan komponen / Airframe pes bang tersebut.

Para perancang dan pembuat pes bang memutuskan membuat pesawat yang

berkonstruksi logam, dengan memakai baja campur (Alloy) yang Ringan tapi Kuat.

Rancangan dan bentuk konstruksi juga diubah untuk menghasilkan pesawat

yang lebih ringan tetapi lebih kuat dan tahan untuk penerbangan dengan kacepatan

tinggi dan manuver yang lebih komplek.

Identifikasi Bagian-bagian Aircraft structure :

A. FUSELAGE

Adalah bagian utama dari pes bang (Main structure unit) yang merupakan tempat

muatan (Car Engine Nacelle ) juga bagian-bagian utama lainya baik langsung

maupun tak langsung seperti : Wing, Empenage/Ekor dan Under Carrigge / Roda

pendarat.

Page 9: Aircraft Structure Repair

Konstuksi Fuselage terdiri dari :

1. Bulkhead

2. Former

3. Rings

4. Strenger (Stiffener)

5. Longeron

6. Skin, dll.

STRINGERS dan LONGERON adalah bagian konstruksi pes bang yang membujur

dan disebut juga Penguat.

Longeron adalah bagian pesawat yang tebal dan kuat, dan merupakan kerangka

utama / Pokok juga sebagai tulang punggung konstruksi.

Biasanya jumlah longerons pada pesawat ada 4 longerons yaitu 2 (dua) berada diatas

dan 2 lagi dibawah.

Stringers jumlahnya lebih banyak, lebih tipis dan lebih kecil. Dan berguna agar

konstruksi lebih kaku (kekar) juga sebagai pembentuk body pesawat serta untuk

menempelkan skin.

Bulkhead, Former, Ring adalah bagian konstuksi yang melintang, Bulkhead

merupakan dinding yang tebal dan memisahkan ruangan satu dengan yang lain dan

merupakan konstuksi utama dari pesawat terbang.

Former adalah lebih tipis dari bulkhead dan merupakan pembentuk (potongan

melintang fuselage yang berbentuk bundar atau hampir bundar)

Ring lebih tipis dari former dan merupakan tempat menempelnya skin dan sebagai

penambah kekamya konstruksi pesawat terbang.

Skin adalah merupakan pembungkus fuselage dan untuk memperkuat konstruksi pes

bang. Tebal skin bermacam-macam tergantung tipe pesawat dan letaknya di

fuselage. Pada bagian fuselage yang menerima beban lebih berat maka skinnya lebih

tebal/kuat.

Skin juga merupakan COWLING sehingga permukaannya harus tetap dijaga agar

halus dan tidak mengganggu Aerodinamika pesawat.

Pada pesawat yang bertekanan (Pressurised) skin perlu mendapat perhatian khusus

(Seperti tidak ada goresan,lekukan atau dent dsb)

Page 10: Aircraft Structure Repair

B. Wing

Adalah bagian utama dan pesawat terbang yang menghasilkan daya angkat ( Lift )

dan menahan berat pesawat pada waktu terbang. Kebanyakan pada pesawat militer

modern mempunyai wing yang CANTILEVENED artinya semua penguat berada

dalam wing (tidak ada brace / kait) atau penguat lainnya dari luar.

Pada wing terdapat Engine, Alat kemudi aileron dan Flap. Selain itu wing

difungsikan sebagai tangki bahan baker (integral fuel tank)

Konstruksi Wing terdini dari :

1. Spars

2. Ribs

3. Stringers/Stiffeners

4. Skin.

SPARS adalah konstruksi yang membujur seperti balok pipih yang tebal satu

didepan dan satu lagi dibelakang, Spars merupakan penguat utama dan wing.

RIBS mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu sebagai pemberi bentuk (Countour) dan

sebagai penguat.

Ribs diletakkan melintang dalam sayap dan sebagai pada pesawat-pesawat besar

yang menggunakan sayap sebagai tangki bahan bakar maka diperlukan bulkhead

untuk membagi ruangan-ruangan dalam sayap.

Stingers/Stiffeners pada wing biasanya dicetak atau dibuat dan batangan yang di cor

berbentuk ” “ atau Hat ” “

Skin atau Planks yang ditempelkan pada stringers merupakan pembungkus wing dan

tebal skin bervariasi tergantung dan tipe pesawat dan tempatnya pada wing tersebut.

Page 11: Aircraft Structure Repair

TERBATAS

2

Gambar 1. Aircraft Fuselage Constrution Cross – Sectional Structural Members.

TERBATAS

Page 12: Aircraft Structure Repair

TERBATAS

3

Gambar 2. Aircraft Fuselage Constrution Lengtwise Structural Members.

TERBATAS

Page 13: Aircraft Structure Repair

C. EMPENAGE

Empenage. (Bidang ekor) adalah bagian pesawat yang berfungsi sebagai

keseimbangan / Stabilizer dari pesawat. Dan pada bidang ini terdapat :

1. Vertical Stabilizer

2. Horizontal Stabilizer

3. Rudder (Elevator dan Trim Tab)

Konstruksi Empenage mirip dengan konstruksi wing.

D. UNDER CARIAGE (Roda Pendarat)

Adalahbagian pesawat yang berfungsi sebagai penopang beban pesawat pada saat

didarat juga untuk pergerakan pesawat pada waktu taxi dan untuk melaksanakan

Take off and Landing.

Konstruksi dan Under carriage ini memerlukan konstruksi yang kuat terutama pada

material Strut Landing Geamya.

E. Keseimbangan Komponen

Dalam memperbaiki atau mengganti bagian-bagian airframe pesawat, disamping

mengembalikan pada keadaan (kekuatan) semula juga kesetimbangannya perlu

diperhatikan secara serius. Kesetimbangan disini Artinya : Titik berat (CG) tetap

berada dalam batas-batas normal dan harus diadakan penimbangan / balancing

sesudah diadakan perbaikan seperti : Pendoubleran,Pengecatan dsb.

Urutan pekerjaan adalah NDT, Engingeering, Strucffire Repair, WB.

F. Logam-logam (Metal) yang banyak digunakan pada A/C Structure :

a. Alluminium

b. Steel dan Stainless steel

c. Titanium

d. Magnesium.

KETERANGAN:

1. Alluminium adalah logam yang paling banyak digunakan pada pes bang karena

ringan dan cukup kuat apbila sudah dijadikan alloy. Juga mudah dalam

membentuknya/mengerjakannya.

2. Steel adalah campuran besi dan karbon. Kalau pada steel ditambahkan lagi

elemen lain maka steel tersebut akan berubah menjadi steel alloy. seperti

Page 14: Aircraft Structure Repair

Stainless steel, bahan ini merupakan bahan yang tahan karat/corrosi dan dapat

dipakai pada daerah yang bersuhu tinggi (800°F)

3. Titanium juga merupakan bahan yang tahan karat dan lebih kuat dari alluminium

serta dapat dipakai pada daerah panas ( 800°F ) tapi jangan menggunakan pencil

yang mengadung karbon apabila menggambar pada permukaan titanium karena

dapat menyebabkan lemahnya bagian yang tergores pensil tersebut.

4. Magnesium adalah merupakan logam yang sangat ringan, berat magnesium

adalah 2/3 dari alluminium dan merupakan bahan yang mudah terbakar pada

suhu 800°F juga mudah korosi.

I

MATERI A/C STRUCFURE

a. Ilmu Bahan

b. Gambar Teknik

c. Corrosion Control

d. Structure repair tools

e. Heat treatment

f. Riveting

g. Macam-macam Fasteners

h. Forming

i. Lamja

j. Publikasi teknik

Pokok bahasan:

a. Ilmu bahan : sebagai teknisi pes bang kita harus dapat memahami tentang macam-

macam bahan.

Contoh : Bahan yang terbuat dan Ferrous dan Non Ferrous.

Setelah mengetahui macam bahan kita harus paham juga sifat dan cara

pengerjaannya. Disamping itu hal yang harus diperhatikan sebelum memulai

pekerjaan adalah tentang Type of damage maupun type of repair.

b. Gambar teknik : Sangat diperlukan karena sebelum memulai suatu pekerjaan kita

harus mempunyai referensi baik itu TO, Tech Manual, PTU, maupun gambar teknik

Page 15: Aircraft Structure Repair

sebagai panduan dalam bekerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan

bar pes bang.

c. Corrosion control : Pelajari dan pahami macam apa corrosi yang terjadi pada benda

kerja atau komponen pes bang agar kita tahu bagaimana melakukan pencegahan dan

penanggulangannya.

d. Stucture general tools : ini terdiri dari Hand tools dan Mechine tools. Contoh Hand

tools

1. Mallet di gunakan untuk membuat lekukan, meratakan kerutan dan forming

2. Pin pinch untuk melepas kepala rivet yang telah di drill/dibor

3. Chisel untuk memotong benda kerja yang tebal

4. Hack saw untuk memotong sheet metal/bahan yang tebal

5. Aviaton snips untuk memotong sheet metal dengan potongan busur

6. File / kikir untuk meratakan metal dan benda kerja yang lain,dll.

Contoh Mechine tools :

1. Bench saw machine

2. Slip roll former

3. Drill press

4. Cutting machine

5. Gerinda machine dll.

e. Heat Treatment adalah suatu ilmu yang diantaranya mempelajari bagaimana

mengeraskan maupun melunakan sheet metal/benda kerja beserta prosedurnya.

f. Rivet adalah bagian dan aircraft contruction dan penting untuk performance

attaching Part.

Type Rivet

1. Universal rivets

2. Blind rivets :

Cherry rivets

Hi shear rivets

Bahan Rivet :

Alluminium rivet

Non all rivet ( Stainless steel, monel)

Type Head Rivet:

Protuding head ini banyak digunakan pada internal airframe part

Countersank head digunakan pada surface aerodynamic

Page 16: Aircraft Structure Repair

Rivet selection

Dalam memilih rivet yang akan dipakai, disamping materialnya (Harus sama dengan

metal di pesawat) juga Sank diameter dan rivet tersebut harus ssi dengan jumlah

ketebalan metal yang akan direpair. Karena penggunaan rivet yang berdiameter

besar pada metal yang tipis akan menyebabkan kerusakan pada metal yang

bersangkutan. Penggunaan rivet yang besar akan terjadi distorsi pada metal yang

akan dipakai dan penggunaan rivet yang kecil pada metal yang tebal akan membuat

kurang kuatnya repair tersebut, maka diameter rivet harus sesuai dengan jumlah

tebal metal yang akan direpair.

Contoh cara menghitung yang digunakan untuk merepair skin pesawat terbang

berdasarkan ketentuan perbaikan skin pes bang.

1. ED (Edge Distance) = Z adalah jarak tepi bahan dan pusat rivet yang terdekat

2. P (Rivet pitch) adalah jarak dan satu rivet ke rivet yang lain

3. Q (Transfer pitch) adalah jarak rivet ke jajar yang lain

4. d adalah diameter rivet

5. G (jumlah tebal skin)

6. C adalah panjang rivet sebelum dipukul menjadi shop head

7. D adalah diameter shop head

8. L adalah panjang skin yang crack

9. h adalah tinggi shop head

10. N adalah jumlah rivet

11. T adalah tebal skin

12. S adalah Shear strength

13. B adalah Bearing strength

Diketahui : Tebal skin pesawat = 0.040” Doubler hrs satu tingkat lebih tebal dari

skin = 0.051”. Filler harus sama dengan tebal skin 0.040”

Crack panjang 3”. Lebar = 2”

Rumus Tabel Shear strength 518 pounds

Besar strength 653 pounds

Ditanyakan :

1. Tentukan panjang dan lebar doublernya

2. Tentukan jumlah rivet

Page 17: Aircraft Structure Repair

3. Tentukan jarak rivetnya yang disesuaikan dengan ketentuan repair pesawat,

antara lain :

a. Jarak edge distance

b. Jarak rivet pitch

c. Jarak transfer pitch

4. Tentukan panjang rivet yang dipakai repair

5. Tuliskan P/N dalam penyediaan rivet untuk repair tersebut dengan :

a. Bahan rivet dan alumunium 2117 T4

b. Rivet countersunk

c. Standard AN

Jawaban :

d (diameter rivet) = 3 x T2

= 3 x 0.051”

= 0,153”

= 0,153” x 32 = 4896” = 5” 32 32 32

ED (Edge Distance) = 2 x d

= 2 x 5” = 10’’ = 5” 32 32 16

P (Rivet Pitch) = 6 x d

= 6 x 5” = 30” = 15” 32 32 16

Q (Transfer pitch) = 3 x P4

= 3 x 15” = 45” - 1” = 11”4 16 64 64 16

L (Panjang Crack) = 3”

Shear Strength = 518 lbs

Bearing Strength = 653 lbs

N (Jumlah Rivet) = L x T x 75.000 = 3” x 0.05 1” x 75.000 = 11.475 S 518 518

= 22,15

= 22 rivet x 2

= 44 rivet

Page 18: Aircraft Structure Repair

C = 1½ x d

= 3 x 5” = 15”2 32 64

G = T1 + T2

= 0,040” + 0,051”

= 0,091” x 32 = 2,812” = 3” 32 32 32

L = C+G

= 15” + 3” = 21” = 5” 64 32 64 16

Doubler

A = A + 4Z + 2Q

= 4 + 4 . 5” + 2 . 11” 16 16= 4 + 20” + 22”

16 16= 6 10” 16

B = B + 4Z + 2Q

= 2 + 4 . 5” + 2. 11” 16 16

= 2 + 20” + 22” 16 16

= 4 10”16

VI. PROSES PRODUKSI (SISTEMATIKA KERJA)

Proses produksi dalam rangka perawatan dan perbaikan structure repair (skin

repair) dibagai dalam beberapa tahap, antara lain :

Pembersihan tempat kerja dan kotoran seperti debu, oil, fuel, dll.

Persiapan alat (tools) yang diperlukan serta fasilitas pendukung, meliputi :

− Gambar kerja − Pin Punch

− Compressor air supply − Ruller

− Pneumatic rivet gun − Pointed Lead

− Cleco − Straight hand cut

− Cleco pliers − dan lain – lain

Page 19: Aircraft Structure Repair

Pembongkaran

− Menghilangkan cat dar permukaan skin yang crack

− Memindahkan gambar kerja pada skin pesawat terbang

− Memotong skin pesawat terbang yang mengalami crack

− Membersihkan skin yang crack

− Membuat filler

− Membuat doubler

− Membuat lubang river countersink

− Dialodine ± 10 menit

− Dibersihkan dengan air sampai kering

− Zinc chromate primer

Pemasangan

− Mencampur Sealant

− Pasang Doubler + Filler

− Riveting

− Cat sesuai dengan aslinya

Page 20: Aircraft Structure Repair
Page 21: Aircraft Structure Repair

GAMBAR KERJA

Penampang A – A

Page 22: Aircraft Structure Repair

IV. BAHAN

No Nama Bahan Spesifikasi Jml Satuan1 Aliminium Sheet

Filler Dounler

2024 – T3

Tebal 0,040”Tebal 0,051”

½½½

MeterMeterMeter

2 Rivet Countersunk AN 426 AD – 5 – 5 2 Lbs3 Sealant Mil – S – 8802 ½ Can4 Zinc Kromat Primer Mil – P – 8585 1 Kg5 Alpatic Nata TT – N – 25 1 Liter6 Alodine Mil – C – 5541 ½ Can

V. FASILITAS / PERALATAN

No Nama Bahan Spesifikasi Jml Satuan Pemilik1 Compressor air supply 100 Psi 1 Unit Sekolah2 Pneumatic drill Offsed Handle 1 EA Sekolah3 Cleco pliers Air Craft Tools 1 EA Sekolah4 Cleco Ø 1/8” s/d ¼” 1 SET Sekolah5 Pneumatic rivet gun Offset Handle 1 EA Sekolah6 Scrabe Air Craft Tools 1 EA Sekolah7 Drill Bits Ø 1/8” s/d ¼” 1 SET Sekolah8 Aviation snips Offset Handle 1 EA Sekolah9 Pointed Lead Compas Offset Handle 1 EA Sekolah10 Ruller Matric / inch 1 EA Sekolah11 Hammer Soft / Hard 1 EA Sekolah12 Center Punch 90° 1 EA Sekolah13 Prick Punch 30° 1 EA Sekolah14 Pin Punch Ø 3/16” 1 EA Sekolah15 Masking Tape P – 180 – CV 1 EA Sekolah16 Half Round File Air Craft Tools 1 EA Sekolah17 Flat File Air Craft Tools 1 EA Sekolah18 Rotary File Air Craft Tools 1 EA Sekolah19 Abrasive paper Medium 1 Lembar Sekolah20 Backing Bar Air Craft Tools 1 EA Sekolah21 Vernier Caliper Matric / inch 1 EA Sekolah22 Pencil Mil – P – 83953 1 EA Sekolah23 Straight Hand Cut Air Craft Tools 1 EA Sekolah24 Vice grip pliers Air Craft Tools 1 EA Sekolah25 Countersunk Bits Ø 1/8” s/d ¼” 1 SET Sekolah26 Micro Countersink Air Craft Tools 1 EA Sekolah27 Spatula Air Craft Tools 1 EA Sekolah

Page 23: Aircraft Structure Repair

TERBATAS

17

5. Application Rivet

Standart Number

(Type of Head)

Type of Head Application

AN 430

(Round Head)For Internal Airframe Part

AN 442

(Flat Head)For Internal Airframe Part

AN 455

(Brazier Head)For Skin of Slow Aircraft

AN 456

(Brazier Head)For Skin of Faster Aircraft

AN 470

(Universal Head)General use protuding head

AN 425

(78° Countersunk)For skin – Thick sheets

AN 426

(100° Countersunk)

For skin – thin and thick

sheet

TERBATAS

Page 24: Aircraft Structure Repair

TERBATAS

18

6. External Identification Marks

Keterangan :

a. Rivet Al Alloys 1100, 3003, 5056 yaitu Non Heat Treatment Soft Rivets. Rivet

Al Alloys 1100, 3003 yaitu use in non stressed part.

b. Rivet Al Alloys 2117 yaitu Hard Rivet (Terbuat dari dural). Product T4 menjadi

T3 after Riveting.

c. Rivet Al Alloys 2017, 2024 yaitu Hard Rivet. Product dari T4 harus di Heat

Treatment sebelum Riveting.

TERBATAS

Page 25: Aircraft Structure Repair

TERBATAS

18

7. Rivet Non Aluminium

No Type of Material Letter Designation Marking on Rivet Head

1 Stailess Steel F A rised dash or a bright

Colour resembling nickel

2 Monel M Two raised tips or

Black Colour

3 Copper C Copper colour

4 Mild Steel Raised Triangle or

Brown colour

Keterangan :

a. Stainless Steel adalah jenis rivet yang tahan korosi digunakan untuk Highly

Stressed area dan temperatur tinggi.

b. Monel adalah Strong Rivet yang tahan korosi dan panas. Use for Riveting Steel

Part (seperti jet engine).

c. Mild Steel adalah Resistance to high stress, untuk Riveting Steel Part.

8. Rivet Code Specification

AN 470 AD 4 5

Length of rivet in 1/16” (5/16”)

Diameter of Rivet in 1/32” (4/32”)

Type of Alloys (2117)

Type of Head (Universal Head)

Standard (Army Navy)

TERBATAS

Page 26: Aircraft Structure Repair

TERBATAS

20

9. Rivet Dimension Before Rifeting

d = 3 x T

C = 1½ d

L. = C + G

Keterangan :

d = Rivet diameter

L = Panjang Rivet

C = Panjang Rivet dari sheet

G = Tebal Sheet (T + T1)

10. Rivet Dimension After Riveting

D = 1½ x d

h = ½ x d

TERBATAS

Page 27: Aircraft Structure Repair

g. Macam-macam Fastener yang sering digunakan di STR :

1. Rivet

2. Cherry rivet

3. Cam lock / stud

4. Huck bolt & Collar

5. Hi-lock & Collar

6. Davis nut

7. Taper lock

8. Floating nut / stop nut / anchor nut

9. Jo bolt. Dll.

h. Forming adalah salah satu cara untuk membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk

di pesawat terbang dengan machine forming maupun mechanically.

i. Keselamatan Kerja adalah hal yang paling utama dan harus diperhatikan

Contoh peraturan keamanan kerja :

1. Bekerja dengan cara yang benar

2. Jangan bermain sewaktu bekerja

3. Ikuti peraturan kerja

4. Gunakan alat pengaman

5. Laporkan setiap kondisi/kejadian yang tidak aman

6. Beri pertolongan secepatnya bila terjadi kecelakaan

7. Berikan contoh cara bekerja yang benar

8. Ingat bahwa keamanan adalah nomor satu.

j. Publikasi Teknik adalah Referensi yang mutlak dan harus selalu dipakai sebagai

panduan dalam bekerja untuk menghindari kesalahan dalam pemeliharaan pes bang.

Jadikanlah Habit selalu membaca TO, Tech manual, PTU, ITU dll sebagai referensi

dalam bekerja dan jangan bekerja karena pekerjaan tersebut sudah hafal diluar

kepala.