repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48834/1/NUR'AINI... ·...
Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48834/1/NUR'AINI... ·...
REPRESENTASI MAKNA MEMPERTAHANKAN
AKIDAH DALAM FILM BILAL: A NEW BREED
OF HERO
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S. Sos)
Oleh
Nur’aini Syukur
NIM: 11140510000072
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019 M
i
ABSTRAK Nur’aini Syukur, 11140510000072, Representasi Makna
Mempertahankan Akidah dalam Film Bilal: A New Breed of
Hero.
Film adalah suatu bentuk komunikasi massa elektronik
yang berupa media audio visual. Film Bilal: A New Breed of
Hero merupakan film animasi petualangan yang berdasarkan
kisah nyata salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Film ini
menggambarkan Bilal bin Rabbah yang disiksa oleh Umayyah
dan tetap teguh mempertahankan akidahnya. Film Bilal ini
mendapatkan sambutan positif dan meraih penghargaan. Namun,
di sisi lain film Bilal ini menuai kontroversi. Beberapa
berpendapat bahwa film Bilal tidak sesuai dengan sejarah agama
Islam atau cerita asli dari Bilal bin Rabbah.
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian
ini adalah bagaimana tanda-tanda akidah, syariat dan akhlak yang
direpresentasikan dalam cerita pengantar dan cerita inti dalam
film Bilal: A New Breed of Hero?
Metodologi dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif dan paradigma konstruktivisme.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi yaitu
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dengan cara
menonton dan mengamati setiap dialog, adegan atau scene dalam
film Bilal kemudian mencatat dan menganalisisnya. Penulis juga
melakukan teknik dokumentasi berupa diperoleh soft file
berbentuk video film Bilal serta dokumen tertulis lainnya yang
berkaitan dengan film tersebut.
Penelitian ini menggunakan teori representasi Chris
Barker dan konsep semiotika Roland Barthes. Menurut Chris
Barker representasi adalah bagaimana dunia ini dikonstruksi dan
direpresentasikan secara sosial kepada dan oleh kita. Semiotika
adalah ilmu tentang tanda-tanda. Barthes menjelaskan bahwa
tanda terbagi ke dalam tiga tingkatan makna, yaitu makna
denotasi, makna konotasi dan makna mitos.
Hasil penelitian mengacu kepada representasi makna
mempertahankan akidah yang disampaikan melalui tokoh-tokoh
pemeran dalam sebuah dialog, adegan serta kejadian dalam film
Bilal: A New Breed of Hero. Penulis menemukan bahwa film ini
menggambarkan bagaimana nilai-nilai keIslaman seperti, nilai
ii
akidah, nilai syariat dan nilai akhlak. Nilai akidah digambarkan
dalam halnya adegan ketika mempercayai adanya Allah SWT,
nilai syariat digambarkan dalam hal adzan, menyeru orang-orang
untuk sholat dan tidak berbuat syirik. Nilai akhlak digambarkan
dalam hal mencuri.
Kata kunci: Representasi, Semiotik, Film, Bilal, Makna
Mempertahankan Akidah.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada
kehadirat Allah SWT, Tuhan seluruh alam karena atas limpahan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya juga kepada kita semua umatnya
hingga akhir zaman.
Dengan mengucapkan Alhamdulillahhirabbilalamin,
dengan segala usaha, do’a beserta keinginan yang kuat akhirnya
skripsi yang berjudul Representasi Makna Mempertahankan
Akidah dalam Film Bilal: A New Breed of Hero dapat
diselesaikan. Walaupun dalam proses pembuatannya terdapat
beberapa kesulitan dan hambatan yang dihadapi, namun atas izin
Allah SWT semua hambatan tersebut dapat dilewati. Dalam
penelitian skripsi ini, penulis menyadari banyak terdapat
kesalahan, kekurangan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Karena tanpa adanya semangat, do’a dan bantuan dari berbagai
pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Ini semua berkat, arahan, bantuan, petunjuk serta motivasi yang
iv
diberikan kepada penulis. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Dr. Siti Napsiyah
selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin
Noor, MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, serta Cecep Sastra Wijaya, MA selaku Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku ketua Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Dr. Edi Amin, MA
sebagai sekretaris Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
3. Dr. Suhaimi, M.Si sebagai Dosen Penasehat Akademik
yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada
penulis dalam penyusunan proposal skripsi.
4. Umi Musyarofah, MA sebagai Dosen Pembimbing
Skripsi yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan,
kritik dan saran serta ilmu kepada penulis dalam proses
mengerjakan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis selama perkuliahan.
6. Pimpinan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan
v
kepada penulis atas pelayanan peminjaman buku dan
literatur dalam penulisan skripsi ini.
7. Pimpinan, Staf/Karyawan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi atas segala bantuan dan arahan
kepada penulis terkait hal regulasi dan administrasi.
8. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Abdul Syukur dan
Ibunda Suryanih yang dengan penuh kasih sayang
merawat dan mendidik penulis, memberikan dukungan
baik materil maupun moril dan senantiasa mendo’akan
penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Serta, adik saya yang juga memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis.
9. Sahabat-Sahabat penulis 090909 Mutia, Anita, Wiwi, Suci
dan Fiya yang selalu ada menyemangati, berbagi cerita,
menghabiskan waktu bersama dan mendo’akan penulis.
10. Teman-Teman Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam angkatan 2014, khususnya kelas KPI B yang telah
menjadi teman sekelas selama masa menuntut ilmu di
kampus.
11. Teman-Teman AIESEC in UIN Jakarta 2017/2018 yang
telah memberikan pengalaman, ilmu dan berbagai
kegiatan yang positif untuk mengembangkan penulis
menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
12. Teman-Teman KKN AEGIS 2017 yang telah sama-sama
melaksanakan kegiatan pengabdian di masyarakat.
vi
Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas segala
bentuk bantuan dan kontribusi yang telah diberikan. Penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian berikutnya
yang memiliki tema yang sama. Akhir kata penulis
mengucapkan wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa
barakatuh.
Jakarta, 3 Juli 2019
Nur’aini Syukur
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ...................................................... 7
G. Metodologi Penelitian .............................................................. 9
H. Sistematika Penulisan ............................................................ 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................... 16
A. Semiotika Roland Barthes ...................................................... 16
B. Teori Representasi Chris Barker ............................................ 23
C. Konsep Mempertahankan Akidah .......................................... 28
D. Tinjauan Tentang Film .......................................................... 33
E. Kerangka Pemikiran .............................................................. 39
BAB III GAMBARAN UMUM FILM BILAL: A NEW BREED OF
HERO .............................................................................................. 41
A. Sekilas tentang Film Bilal: A New Breed of Hero ................... 41
B. Sinopsis Film Bilal: A New Breed of Hero ............................. 42
C. Profil Produser Film Bilal: A New Breed of Hero ................... 46
D. Profil Sutradara Film Bilal: A New Breed of Hero .................. 47
viii
E. Pemain Film Bilal: A New Breed of Hero ............................... 49
F. Tim Produksi Film Bilal: A New Breed of Hero ..................... 57
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN............................. 59
A. Analisis Semiotika Film Bilal: A New Breed of Hero ............. 59
1. Scene 1 .............................................................................. 59
2. Scene 2 .............................................................................. 63
3. Scene 3 .............................................................................. 69
4. Scene 4 ............................................................................ 104
5. Scene 5 ............................................................................ 107
BAB V PEMBAHASAN................................................................ 113
A. Analisis Semiotika Film Bilal: A New Breed of Hero ........... 113
1. Scene 1 ............................................................................ 113
2. Scene 2 ............................................................................ 116
3. Scene 3 ............................................................................ 120
4. Scene 4 ............................................................................ 135
5. Scene 5 ............................................................................ 137
B. Representasi Makna Mempertahankan Akidah dalam Film
Bilal: A New Breed of Hero ......................................................... 144
BAB VI PENUTUP ....................................................................... 151
A. Kesimpulan ......................................................................... 151
B. Saran ................................................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 155
LAMPIRAN .................................................................................. 160
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Scene 1 ............................................................................ 60
Tabel 4.2 : Scene 2 ............................................................................ 64
Tabel 4.3 : Scene 3 ............................................................................ 70
Tabel 4.4 : Scene 4 .......................................................................... 104
Tabel 4.5 : Scene 5 ......................................................................... 107
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Peta Tanda Roland Barthes........................................... 19
Gambar 3.1 : Khurram H. Alavi ........................................................ 46
Gambar 3.2 : Ayman Jamal ............................................................... 47
Gambar 3.3 : Adewale Akinnuoye Agbaje ......................................... 49
Gambar 3.4 : Ian McShane ................................................................ 50
Gambar 3.5 : Chinna Anne McClain .................................................. 52
Gambar 3.6 : Jacob Latimore............................................................. 53
Gambar 3.7 : Thomas Ian Nicholas.................................................... 55
Gambar 3.8 : Poster Film Bilal: A New Breed of Hero ....................... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Film sebagai media publik yang bersifat audio visual,
memiliki kekuatan yang besar dalam memengarui khalayak
atau publik. Gambar hidup yang disajikan oleh film itu
mempunyai kecenderungan umum yang unik dalam
keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.1 Film Bilal: A
New Breed of Hero adalah film animasi yang bergenre
petualangan diproduksi oleh Barajoun Entertainment dan
disutradarai oleh Ayman Jamal dan Khurram H. Alavi. Film
ini diperankan oleh Adewale Akinnuoye Agbaje, Ian
Mcshane, China Anne McClain, Jacob Latimore, Thomas Ian
Nicholas, Michael Gross dan Andre Robinson. Bilal: A New
Breed of Hero adalah film yang terinspirasi berdasarkan kisah
nyata pada zaman Rasulullah SAW.
Film Bilal ini ditayangkan perdana pada tanggal 9
Desember 2015 di Festival Film Internasional Tahunan ke-12
di Dubai, dan kemudian dirilis di seluruh wilayah MENA
(Timur Tengah dan Afrika Utara) mulai tanggal 8 September
2016. Film ini mendapat tanggapan positif dan merupakan
film box office serta memenangkan penghargaan film sebagai
“The Best Inspiring Movie” pada hari animasi selama Festival
1 Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonsesia, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2011), h. 160.
2
Film Cannes dan meraih penghargaan sebagai “Film Inovatif
terbaik” di BroadCast Pro Middle East Award. Film Bilal ini
juga dinominasikan untuk kategori “Best Animated Feature
Film” di Asia Pacific Screen Awards (APSA), penghargaan
tertinggi di Kawasan ini untuk film.2
Film merupakan produk komunikasi massa yang sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia. Kerjanya ibarat seperti
jarum hipodermik atau peluru yang banyak dicetuskan oleh
pakar ilmu komunikasi, di mana kegiatan mengirimkan pesan
sama halnya dengan tindakan menyuntikkan obat yang dapat
langsung merasuk ke dalam jiwa penerima pesan.3 Film juga
merepresentasikan berbagai pesan, seperti pesan moral,
keagamaan, politik, ekonomi, sosial maupun budaya.
Bilal bin Rabah, budak pertama dalam sejarah Arab untuk
masuk Islam, salah satu sahabat yang paling tepercaya dan
setia dari Nabi Muhammad SAW. Bilal bin Rabah lahir di
Mekkah, pada tahun 580 Masehi. Ayahnya, Rabah adalah
budak Arab dari klan Banu Jumah sementara ibunya,
Hamama adalah mantan puteri Abysinna (Ethiopia modern)
yang ditangkap setelah Tahun Gajah (upaya untuk
menghancurkan Kabah) dan dibuang ke dalam perbudakan.4
2 Diakses dari https://islamindonesia.id/berita/film-bilal-versi-
hollywood-tuai-apresiasi-dan-kontroversi.htm pada Selasa, 19 November 2018
pukul 15.00 WIB. 3 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio
dan Televisi (Jakarta: Kencana, 2008), h. 15. 4 Diakses dari www.bilalmovie.com/ pada Selasa, 20 November 2018
pukul 14.29 WIB.
3
Film Bilal mengisahkan sosok Bilal bin Rabah, budak
berkulit hitam di abad ke-7, yang dimerdekakan dan menjadi
salah satu penganut Islam pertama yang mendampingi Nabi
Muhammad SAW. Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan
dari Ibnu Mas’ud katanya, “Yang pertama menganut Islam
sebanyak tujuh orang yaitu Rasulullah, Abu Bakar, Ammar
beserta ibunya Sumayyah, Suhaib, Bilal dan Mikdad bin
Aswad r.a”.5 Dalam perjalanannya, Bilal juga menjadi
pengumandang azan (muadzin) pertama Islam. Dikutip dari
Dohanews, film Bilal menuai kontroversi, dan bahkan
dituntut oleh masyarakat, agar dilarang penayangannya di
Qatar. Beberapa di antara mereka menilai film ini menghina
dan keluar dari konteks Islam.6
Menurutnya, film Bilal sama sekali tidak menyebut nama
Nabi Muhammad. Mereka juga tidak menerima bahwa status
Bilal yang terhormat dapat menjadi lebih turun derajatnya
lewat film ini. Komentar ini mendapat dukungan dari
sejumlah akun. Beberapa di antaranya menolak ada
penayangan film seputar Nabi Muhammad dan para
pengikutnya setianya. Ketakutan lainnya, mereka menilai jika
ingin mendapat pemahaman tentang Islam bisa diperoleh
lewat buku, bukan film yang salah kaprah. Namun, tidak
semua mengecam film Bilal. Dukungan juga datang dari
5 M. Yusuf Al Kandahlawy, Kehidupan Para Sahabat Rasulullah
SAW, (Surabaya: Bina Ilmu, 1993), penerjemah Bey Arifin, dkk, h.281. 6 Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/hiburan/film-bilal-tuai-
sukses-sekaligus-kontroversi pada Senin, 19 November 2018 pukul 15.31
WIB.
4
sejumlah pihak yang lebih berpikiran terbuka. Saleh Alhwill,
misalnya mengatakan, bagaimana mungkin melarang sebuah
film ketika belum menonton seutuhnya, hanya dengan melihat
cuplikan adegan saja. Produser film mengatakan bahwa film
Bilal dibuat berdasarkan kisah nyata, akan tetapi tidak
mengacu pada sejarah utuh sosok Bilal mengingat akan
adanya potensi melenceng dari sejarah agama Islam.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang masalah yang
dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih mendalam yang dituangkan dalam bentuk
penelitian berjudul “Representasi Makna Mempertahankan
Akidah dalam Film Bilal: A New Breed of Hero”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dijelaskan di atas, maka penulis menjelaskan sejumlah
potensi masalah yang dapat diangkat sebelum memilih
masalah spesifik penelitiannya. Adapun identifikasi
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Film Bilal: A New Breed of Hero ini menuai
kontroversi.
2. Beberapa berpendapat film Bilal ini menghina dan
keluar dari konteks Islam
3. Menurutnya, film Bilal sama sekali tidak menyebut
nama Nabi Muhammad SAW
5
4. Mereka juga tidak menerima bahwa status Bilal yang
terhomat dapat menjadi lebih turun derajatnya lewat
film ini
5. Mereka menilai jika ingin mendapat pemahaman
tentang Islam bisa diperoleh lewat buku, bukan film
yang salah kaprah.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dipaparkan di atas, maka penulis membatasi masalah agar
ruang lingkup pada penelitian ini fokus, terarah dan tidak
meluas. Adapun penelitan ini akan dibatasi pada scene-
scene serta teks atau dialog cerita antar tokoh yang
bersifat keIslaman dalam cerita pengantar dan cerita inti
dalam film animasi Bilal: A New Breed of Hero.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana tanda-tanda akidah, syariat dan akhlak
yang direpresentasikan dalam cerita pengantar dan
cerita inti dalam film Bilal: A New Breed of Hero?
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui tanda-tanda akidah, syariat dan
akhlak yang direpresentasikan dalam cerita pengantar
dan cerita inti dalam film Bilal: A New Breed of Hero.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Dalam penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi ilmiah dalam kajian semiotika Roland Barthes
yang terkandung dalam film Bilal: A New Breed of Hero.
Serta sumbangan bagi pengembangan kemampuan
keilmuan serta wawasan khususnya dalam hal ilmu
komunikasi, khususnya di bidang semiotika.
2. Manfaat praktis
Dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
memberikan informasi dan kontribusi bagi praktisi media
komunikasi terutama praktisi film dalam menelaah atau
mengkaji film melalui metode penelitian analisis
semiotik. Penelitian ini untuk memberikan masukan dan
menambah wawasan bagi para teoritis, praktisi film dan
pemikir dakwah melalui sebuah film dalam mengemas
nilai-nilai kebaikan yang berhubungan erat dengan nilai
keIslaman yang menjadikan sebuah kajian yang menarik.
7
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui dan
menjelaskan bagaimana Representasi Makna
Mempertahankan Akidah dalam Film Bilal: A New Breed
of Hero. Selanjutnya untuk menghindari unsur plagiat,
berdasarkan hasil dari pengamatan literatur yang ada,
penulis menemukan beberapa penelitian yang memiliki
sedikit kesamaan, yaitu:
1. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah. Abdul
Haris Maulana NIM 1112051000078 yang berjudul
“Representasi Nilai KeIslaman dalam Film Jinn
Karya Ajmal Zaheer Ahmad” tahun 2017. Persamaan
penelitian terdapat dalam teori yang digunakan yaitu
semiotika Roland Barthes, sedangkan perbedaannya
terletak pada subjek penelitian yaitu, film Bilal: A
New Breed of Hero. Kesimpulan dari skripsi ini
adalah bagaimana dalam film tersebut
menggambarkan nilai-nilai keIslaman yang terdapat
dalam film jinn berupa nilai akidah dalam halnya
adegan mempercayai adanya makhluk ghaib, nilai
syariat dalam halnya tidak menyekutukan Allah dan
8
melakukan nilai ibadah dengan membaca Al-Qur’an
dan nilai akhlak dalam halnya berbuat bohong.7
2. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah. Siti Aisyah
yang berjudul “Representasi Islam dalam Film Get
Married 99% Muhrim” tahun 2016. Persamaan
penelitian ini terdapat dalam teori yang digunakan
yaitu semiotika Roland Barthes, sedangkan
perbedaannya terdapat di subjek penelitiannya yaitu
film Bilal: A New Breed of Hero. Kesimpulan dari
skripsi ini adalah film ini menggambarkan tentang
ajaran-ajaran Islam yang harus dijalankan, seperti
bagaimana sebagai seorang muslim diwajibkan
menutup aurat yang sesuai dengan syariat Islam serta
mematuhi segala perintah dan larangan yang sudah
ditetapkan oleh Allah SWT.8
3. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah. Nurleli
yang berjudul “Representasi Islam dalam Film PK”
tahun 2016. Persamaan penelitian ini terdapat dalam
7 Abdul Haris Maulana, Representasi Nilai KeIslaman dalam Film
Jinn Karya Ajmal Zaheer Ahmad, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam, tahun 2017. 8 Siti Aisyah, Representasi Islam dalam Film Get Married 99%
Muhrim, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2016.
9
teori yang digunakan yaitu semiotika Roland Barthes,
sedangkan perbedaannya terdapat di subjek
penelitiannya yaitu film Bilal: A New Breed of Hero.
Kesimpulan dari skripsi ini adalah film ini
menggambarkan bagaimana Islam ditengah-tengah
kehidupan sosial dan politik serta memberikan
gambaran tentang ketauhidan dan ajaran-ajaran agama
yang ada dalam agama Islam.9
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Dalam pendekatan penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yakni
penelitian yang dilalui dengan proses analisis deskriptif
kualitatif. Analisis ini merupakan upaya yang dilakukan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data kemudian
memilah-milahnya untuk menjadi satuan yang dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dipelajari dan memutuskan
apa yang bisa diceritakan kepada orang lain.10
9 Nurleli, Representasi Islam dalam Film PK, Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2016. 10 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001), h. 248.
10
2. Paradigma penelitian
Paradigma adalah salah satu cara pandang untuk
memahami kompleksitas dunia nyata.11 Penelitian ini
mencoba menggunakan paradigma konstruktivisme.
Paradigma tersebut menyatakan bahwa individu
menginterpretasikan dan bereaksi menurut kategori
konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan
diri individu namun harus disaring melalui cara pandang
orang terhadap realitas tersebut.12
3. Subjek dan objek penelitian
Subjek dalam penelitian kali ini adalah film Bilal: A
New Breed of Hero karya Ayman Jamal, sedangkan objek
penelitiannya adalah potongan gambar dan cerita dialog
yang terdapat dalam film Bilal: A New Breed of Hero
yang berkaitan dengan nilai keIslaman.
4. Sumber data
Sumber data dibagi menjadi dua yaitu:
a. Data primer, yakni data yang berupa dokumen
elektronik diperoleh file berbentuk video film
“Bilal: A New Breed of Hero”, kemudian dipilih
gambar dari adegan-adegan yang berkaitan dengan
penelitian.
11 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 6. 12 Elvinaro Ardianto dan Bambang Q Anees, Filsafat Ilmu
Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 158.
11
b. Data sekunder, yakni data yang diperoleh dari
literatur yang mendukung data primer seperti
buku, jurnal, artikel, website, internet dan literatur-
literatur yang ada hubungannya dengan materi
penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data:
a. Observasi Non Partisipan
Metode observasi adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.13
Observasi yang dilakukan penulis dengan tidak turun
langsung atau sebagai penonton dan bertujuan untuk
mengamati setiap scene dan dialog yang ada di film
Bilal: A New Breed of Hero, kemudian penulis
mencatat, memilih, serta menganalisis sesuai dengan
model penelitian yang digunakan dengan mengambil
bagian-bagian yang merupakan inti permasalahan
yang penulis fokuskan.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
13 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), h. 115.
12
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), biografi, pengaturan
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.14
Pada penelitian ini penulis mengumpulkan dokumen-
dokumen terkait film Bilal: A New Breed of Hero
diantaranya film dalam bentuk softcopy ditambah
dokumen tertulis seperti resensi, literatur film dari
internet maupun media lainnya serta penggunaan
buku-buku yang relevan dengan penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis data kualitatif, menggunakan Miles dan
Huberman yaitu interactive model.15 Teknik analisis ini
pada dasarnya terdiri dari tiga komponen:
a. Reduksi data (data reduction)
Dalam tahap ini, peneliti memulai dengan
menonton film Bilal: A New Breed of Hero yang
telah diunduh dari internet, kemudian memilih
adegan-adegan yang berhubungan dan memiliki
makna yang merepresentasikan makna
mempertahankan akidah. Selain itu, penulis
mencari dan mengambil bahan-bahan data dari
14 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.
Alfabeta, 2010), h. 82. 15 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Lkis,
2007), h. 104.
13
buku-buku dan sumber-sumber lain yang
bersangkutan dengan penelitian ini.
b. Penyajian data (data display)
Komponen kedua yakni penyajian data
(data display) melibatkan langkah-langkah
mengorganisasikan data, yakni menjalin
(kelompok) data yang satu dengan (kelompok)
data yang lain sehingga seluruh data yang
dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu
kesatuan.
Penulis dalam tahap ini berusaha
mengaitkan dan mengorganisasikan seluruh sajian
data yang telah direduksi dan dipilih sesuai dengan
kerangka teori yang digunakan.
c. Penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing
and verifying conclusion)
Dalam tahap yang terakhir ini, penulis
mengkonfirmasi, mempertajam, atau merevisi
kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk
sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-
proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas
yang diteliti.16
16 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Lkis,
2007), h. 104.
14
H. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk kepada
pedoman umum karya ilmiah civitas akademika UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.17 Agar penulisan skripsi ini
bersifat sistematis dan mempermudah tahapan demi
tahapan maka penulis membaginya menjadi enam bab di
mana setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab, adapun
sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, tinjauan kajian terdahulu dan sistematika
penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka, dalam bab ini akan
menguraikan landasan teori yang digunakan dalam
penelitian yaitu konsep semiotika Roland Barthes, teori
representasi Chris Barker dan konsep mempertahankan
akidah.
BAB III: Gambaran Umum, dalam bab ini akan
dijelaskan mengenai sinopsis film Bilal: A New Breed of
Hero, profil produser, profil sutradara, dan profil para
pemain serta tim produksi dalam film Bilal: A New Breed
of Hero.
17 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis
dan Disertasi (Jakarta: CEQDA (Center Fir Quality Development and
Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).
15
BAB IV: Data dan Temuan Penelitian, dalam
bab ini akan diuraikan penyajian data dan temuan
penelitian Representasi Makna Mempertahankan Akidah
dalam Film Bilal: A New Breed of Hero.
BAB V: Pembahasan, bab ini berisi uraian yang
mengaitkan latar belakang, teori dan rumusan teori baru
dalam penelitian.
BAB VI: Penutup, dalam bab ini penulis akan
memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil
penelitian.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Semiotika Roland Barthes
1. Pengertian Semiotika
Kata semiotika berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
Semeion yang berarti “tanda” atau Seme, yang berarti
“penafsir tanda”.
1 Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotika
sebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu yang
berhubungan dengannya, yakni cara dan berfungsinya,
hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya,
dan penerimanya oleh mereka yang mempergunakannya.
Menurut John Fiske, semiotika adalah studi tentang
pertanda dan makna dari sistem tanda. Ilmu tentang tanda,
tentang bagaimana makna dibangun dalam teks media
atau studi tentang bagaimana tanda dari karya jenis
apapun dalam masyarakat yang mengkomunikasikan
makna. Peminger berpendapat bahwa semiotika adalah
ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu yang menganggap bahwa
fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu
merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-
1 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), cet ke-5, h. 16.
17
sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang
memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.2
Teori modern pertama yang membahas tanda
dikemukakan oleh ahli filsafat dari abad kesembilan belas,
Charles Sanders Pierce, yang dianggap sebagai pendiri
semiotika modern. Ia mendefinisikan semiotika sebagai
suatu hubungan antara tanda (simbol), objek, dan makna.
Tanda mewakili objek (referent) yang ada di dalam
pikiran orang yang menginterpretasikannya (interpreter).
Pierce menyatakan bahwa representasi dari suatu objek
disebut dengan interpretant.3 Ketiga elemen tersebut yaitu
sebagai berikut:
a. Tanda, yaitu seperti kata ‘anjing’ yang terdiri atas
sejumlah huruf atau singkatnya, kata ‘anjing’
adalah wakil dari tanda.
b. Referen (referent), yaitu objek yang tergambarkan
oleh kata ‘anjing’ yang terbentuk dalam pikiran
kita, yaitu hewan berkaki empat.
c. Makna, yaitu hasil gabungan tanda dan referen
yang terbentuk dalam pikiran. Makna anjing bagi
mereka yang menyukai anjing adalah hewan yang
lucu dan menyenangkan. Bandingkan dengan
2 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2015), cet ke-2, h. 2. 3 Morissan, Teori Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), cet
ke-1, h. 28.
18
makna anjing bagi orang yang trauma karena
pernah digigit anjing.
Jadi, pada intinya semiotik adalah ilmu tentang
tanda. Tanda adalah segala hal, baik fisik maupun mental,
baik di dunia maupun di jagat raya, baik di dalam pikiran
manusia maupun sistem biologi manusia dan hewan, yang
diberi makna oleh manusia. Jadi, tanda adalah tanda
hanya apabila bermakana bagi manusia.4
2. Konsep Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir
strukturalis yang getol mempraktikkan model linguistik
dan semiologi Saussurean. Ia juga intelektual dan kritikus
sastra Prancis yang ternama, eksponen penerapan
strukturalisme dan semiotika pada studi sastra. Bertens
menyebutnya sebagai tokoh yang memainkan peranan
sentral dalam strukturalisme tahun 1960an dan 70an.
Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga kelas
menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di
Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah barat
daya Prancis. Ayahnya, seorang perwira angkatan laut,
meninggal dalam sebuah pertempuran di Laut Utara
sebelum usia Barthes genap mencapai satu tahun.
4 Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya (Depok:
Komunitas Bambu, 2014), cet ke-3, h. 5.
19
Sepeninggal ayahnya, ia kemudian diasuh oleh ibu, kakek,
dan neneknya.5
Sumber: https://3.bp.blogapot.com/-
4dgwTIFZ4H8/VrBjAG_8Yci/AAAAAAAAD2c/5M
_TnR772-0/s1600/roland-barthes.png
Gambar 2.1
Peta Tanda Roland Barthes6
Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda
denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2).
Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah
juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut
merupakan unsur material: hanya jika Anda mengenal
tanda “singa”, barulah konotasi seperti harga diri,
kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin. Jadi,
dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar
memiliki makna tambahan namun juga mengandung
5 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), cet ke-5, h. 63. 6 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), cet ke-5, h. 69.
20
kedua bagian tanda denotatif yang melandasi
keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes
yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi
Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran
denotatif.7
Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda
termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah tanda
(teks, iklan, berita). Karena sistem tanda sifatnya amat
kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut.
Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari
berbagai konstruksi sosial di mana pengguna tanda
tersebut berada.8
Semiotika (semiotic) atau yang dikenal sebagai
semiologi (semiology) telah menjadi alat analisis yang
populer untuk meneliti isi dari media massa dan telah
banyak digunakan oleh para mahasiswa ilmu komunikasi
dalam meneliti makna dari pesan yang termuat dalam
media massa. Bagi para ahli semiotika, pesan (message)
dari media massa menjadi bagian terpenting untuk dikaji,
dan bagi mereka isi media massa adalah produk dari
penggunaan tanda-tanda bahasa (sign). Pendekatan ini
7 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), cet ke-5, h. 69. 8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Edisi Pertama (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group), h. 266.
21
berfokus pada cara produsen tanda bahasa (author)
membuat tanda bahasa dan cara khalayak memahaminya.
Semiotika memiliki sejarah dengan perkembangan
yang cukup panjang dalam abad 21. Bidang ini membantu
peneliti melihat bagaimana tanda-tanda bahasa digunakan
untuk menginterpretasi kejadian-kejadian dan dapat
menjadi alat analisis yang terutama baik untuk
menganalisis kandungan dari pesan media. Nyaris tidak
dapat dipungkiri bahwa tanda bahasa memiliki peran
istimewa dalam media, dan media dalam banyak cara
membentuk bagaimana lambang-lambang tersebut
berfungsi.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis
untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang
kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia
ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada
dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to
signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti
bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi,
dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi,
tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.9
9 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), cet ke-5, h. 15.
22
Barthes menjelaskan dua tingkat dalam pertandaan,
yaitu denotasi (denotation) dan konotasi (conotation).
Denotasi adalah tingkat penandaan yang menjelaskan
hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda
dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna
yang eksplisit, langsung dan pasti. Denotasi adalah
tingkatan pertandaan yang paling konvensional di dalam
masyarakat, yaitu elemen-elemen tanda yang maknanya
cenderung disepakati secara sosial. Konotasi adalah
tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara
penanda dan petanda, yang di dalamnya beroperasi makna
yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti
(artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan tafsiran).
Ia menciptakan makna-makna lapis kedua, yang terbentuk
ketika penanda dikaitkan dengan berbagai aspek
psikologis, seperti perasaan, emosi, keyakinan, yang
disebut makna konotatif (connotative meaning).10
Pada mulanya semiotika dikembangkan oleh
Ferdinand de Saussure dan Roland Barthes serta
kemudian banyak dikembangkan oleh Jean Baudrillard.
Konsep semiotika yang dikembangkan oleh Roland
Barthes yaitu untuk memahami mitos (myth) yang lahir
dari tanda bahasa. Mitos lahir melalui konotasi tahap
kedua di mana rangkaian tanda yang terkombinasikan
sebagaimana dalam film disebut sebagai teks (text) akan
10 Yasraf Amir Piliang, “Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis
Teks”, Mediator, Vol. 5 No. 2, 2004, h. 5.
23
membantu pemaknaan tingkat kedua (secondary
signification). Ide-ide dari Barthes banyak digunakan
untuk memahami realitas budaya media kontemporer
yang dikonsumsi oleh manusia setiap harinya seperti film,
lagu, sinetron, novel, majalah dan sebagainya merupakan
bagian dari budaya media yang dipenuhi oleh berbagai
praktik penandaan (signifying practice
), yang dapat dianalisis dari berbagai unsur yang ada di
dalamnya, yaitu posisi kamera (angle), posisi objek atau
manusia dalam frame, pencahayaan (lighting), proses
pewarnaan (tinting) dan suara (sound).
B. Teori Representasi Chris Barker
Representasi berasal dari Bahasa Inggris,
representation, yang berarti perwakilan, gambaran atau
penggambaran. Secara sederhana, representasi dapat
diartikan sebagai gambaran mengenai suatu hal yang
terdapat dalam kehidupan yang digambarkan melalui
suatu media.11
Representasi menurut Chris Barker adalah kontruksi
sosial yang mengharuskan kita mengeksplorasi
pembentukan makna tekstual dan menghendaki
penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada
beragam konteks. Representasi dan makna budaya
memiliki materialitas tertentu. Mereka melekat pada
11 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2015), cet ke-2, h. 96.
24
bunyi, prasasti, objek, citra, buku, majalah, dan program
televisi. Mereka diproduksi, ditampilkan, digunakan, dan
dipahami dalam konteks sosial tertentu. Yasraf Amir
Piliang menjelaskan, representasi pada dasarnya adalah
sesuatu yang hadir, namun menunjukkan sesuatu di luar
dirinyalah yang dia coba hadirkan. Representasi tidak
menunjuk kepada dirinya sendiri, namun kepada yang
lain.12 Representasi merupakan konsep yang
menghubungkan antara makna dan bahasa. Representasi
juga dapat berarti menggunakan bahasa untuk mengatakan
sesuatu yang penuh arti atau menggambarkan dunia yang
penuh arti kepada orang lain. Representasi juga
merupakan sebuah bagian esensial dari proses dimana
makna dihasilkan dan diubah oleh anggota kultur
tersebut.13
Menurut Stuart Hall, representasi harus dipahami dari
peran aktif dan kreatif orang memaknai dunia.
Representasi adalah jalan dimana makna diberikan kepada
hal-hal yang tergambar melalui citra atau bentuk lainnya
pada layar atau pada kata-kata. Hall menunjukkan bahwa
sebuah citra akan mempunyai makna yang berbeda dan
tidak ada garansi bahwa citra akan berfungsi atau bekerja
sebagaimana mereka dikreasi atau dicipta. Representasi
adalah peristiwa kebahasaan. Bagaimana seseorang
12 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2015), cet ke-2, h. 97 13 Stuart Hall, Representation: Cultural Representations and
Signifying Practices, (London: Sage Publication, 1997), h. 15.
25
ditampilkan, dapat dijelaskan dengan menggunakan
sebuah bahasa. Melalui bahasalah berbagai tindakan
representasi tersebut ditampilkan oleh media dan
dihadirkan dalam pemberitaan. Maka yang patut dikritisi
ialah pemakaian bahasa yang ditampilkan oleh media.
Proses ini mau tidak mau sangat berhubungan dengan
pemakaian bahasa dalam menuliskan relitas untuk dibaca
khalayak.14
Stuart Hall berargumentasi bahwa representasi ialah
perwakilan budaya dan praktek yang signifikan,
perwakilan menghubungkan makna dan bahasa atas
kebudayaan, perwakilan merupakan bagian penting dari
proses yang berarti dihasilkan dan ditukar diantara para
anggota.15 Melalui representasi suatu makna diproduksi
dan dipertukarkan antar anggota masyarakat. Jadi dapat
dikatakan bahwa representasi secara singkat adalah cara
memproduksi makna.
Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi.
Pertama, representasi mental, yaitu konsep tentang
sesuatu yang ada di kepala kita masing-masing (peta
konseptual), representasi mental masih merupakan sesuatu
yang abstrak. Kedua ialah bahasa, yang berperan penting
dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada
dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam bahasa yang
14 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: Lkis, 2001), h. 113. 15 Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Kreasi Wacana, 2008), h.19.
26
lazim, agar dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita
tentang sesuatu dengan tanda dari simbol tertentu.16
Representasi merupakan kegunaan dari tanda. Marcel
Danesi mendefinisikannya sebagai berikut: “Proses
merekam ide, pengetahuan atau pesan dalam beberapa
cara fisik disebut representasi. Ini dapat didefinisikan
lebih tepat sebagai kegunaan dari tanda yaitu untuk
menyambungkan, melukiskan, meniru sesuatu yang
dirasa, dimengerti, diimajinasikan atau dirasakan dalam
beberapa bentuk fisik.17
Representasi bekerja melalui sistem representasi,
sistem ini terdiri dari dua komponen yang penting yakni
konsep pikiran dan bahasa. Keduanya saling berkorelasi,
konsep dari suatu hal yang diketahui dalam pikiran
sehingga dapat mengetahui makna akan hal tersebut,
namun tanpa bahasa tidak akan bisa
mengkomunikasikannya. Kemudian akan menjadi rumit
ketika tidak dapat mengungkapkan hal tersebut dengan
bahasa yang dimengerti orang lain. Sistem representasi
yang kedua adalah bekerja pada hubungan antara tanda
dan makna. Konsep representasi sendiri bisa berubah-
ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah
16 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013), Edisi Kedua, h. 148. 17 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar
Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), cet
ke-1, h. 24.
27
akibat dari hal tersebut, maka makna juga berubah. Setiap
waktu terjadi proses negosiasi dalam pemaknaan.18
Media sebagai sebuah teks yang banyak menebarkan
bentuk-bentuk representasi pada isinya. Representasi
dalam media menunjuk pada bagaimana seseorang atau
suatu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu
ditampilkan dalam pemberitaan.19
Stuart Hall juga berpendapat bahwa ada beberapa
prinsip representasi sebagai sebuah proses produksi
makna melalui bahasa, yaitu:20
1. Representasi untuk mengartikan sesuatu,
maksudnya adalah representasi menjelaskan dan
menggambarkan dalam pikiran dengan sebuah
gambaran imajinasi untuk menempatkan
persamaan sebelumnya dalam pikiran atau
perasaan kita.
2. Representasi digunakan sebagai alat untuk
menjelaskan atau mengkonstruksi makna dari
sebuah simbol.
Pengertian di atas menggambarkan bahwa representasi
merupakan sebuah cara memaknai sesuatu apa yang
diberikan pada benda yang digambarkan. Representasi
18 Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktek, (Yogyakarta:
Kreasi Wacana, 2008), h. 21. 19 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,
(Yogyakarta: Lkis, 2001), h. 113. 20 Stuart Hall, Representation: Cultural Representations and
Signifying Practices, (London: Sage Publication, 1997), h. 16.
28
merujuk kepada segala bentuk media terutama media
massa terhadap segala apa yang dikonstruksikannya dan
bagaimana kita memaknainya.
C. Konsep Mempertahankan Akidah
Pandangan dunia sebenarnya merupakan sistem
kepercayaan dan sistem nilai terpenting yang dianut
manusia, yang berkaitan dengan isu-isu filosofis tentang
kehidupan. Terdapat berbagai sistem kepercayaan dan
sistem nilai lebih spesifik yang dianut seseorang
mengenai berbagai aspek realitas, baik yang nyata
ataupun yang abstrak. Kepercayaan pada dasarnya adalah
suatu persepsi pribadi. Ia merujuk kepada pandangan
bahwa sesuatu memiliki ciri-ciri atau kualitas tertentu,
terlepas dari apakah hal tersebut dapat dibuktikan secara
empiris (logis) atau tidak. Sedangkan nilai merujuk
kepada kepercayaan yang relatif bertahan lama akan suatu
benda, tindakan, peristiwa, fenomena (yang abstrak
sekalipun) berdasarkan kriteria tertentu.21
Akidah secara bahasa adalah ikatan. Sedangkan secara
istilah akidah artinya keyakinan hati dan pembenarannya
terhadap sesuatu. Dalam pengertian agama maka
pengertian akidah adalah kandungan rukun iman yang
enam. Akidah juga bisa diartikan dengan keimanan yang
mantap tanpa disertai keraguan di dalam hati seseorang.
21 Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas
Budaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 43.
29
Mempertahankan akidah merupakan meyakini bahwa
cuma ada satu Tuhan dan itu bersumber kepada ajaran Al-
Qur’an dan Sunnah. Nilai-nilai Islam itu menyangkut
berbagai aspek kehidupan manusia, seperti dalam Al-
Qur’an pun telah menyimpulkan bahwa nilai-nilai
keIslaman itu mencakup tiga nilai yang mewakili
keseluruhan aspek kehidupan manusia. Yaitu nilai akidah,
syariat dan akhlak.
1. Akidah
Secara bahasa, akidah adalah bentuk masdar dari
kata “‘aqada, ya’qidu, ‘aqdan, ‘aqidatan” yang
berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan
kokoh. Sedang secara teknis akidah berarti iman,
kepercayaan dan keyakinan. Dan tumbuhnya
kepercayaan tentunya di dalam hati, sehingga yang
dimaksud akidah adalah kepercayaan yang
menghujam atau tersimpul di dalam hati.22
Menurut Ibnu Taimiyah seperti yang dikutip oleh
Muhaimin, menerangkan makna akidah dengan suatu
perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya
jiwa menjadi tenang sehingga jiwa itu menjadi yakin
serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan dan juga
tidak dipengaruhi oleh prasangka. Sedangkan Syekh
Hasan Al-Bannah menyatakan bahwa, akidah sebagai
sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya
22 Muhaimin, dkk. Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta:
Kencana, 2007), Edisi 1 cet. 2, h. 259.
30
sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan
kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keraguan.23
Menurut Anshari, pembahasan mengenai akidah
Islam pada umumnya berkisar pada arkanul iman
(rukun iman yang enam).24 Rukun iman yang enam
antara lain:
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada malaikat-malaikat-Nya
3) Iman kepada kitab-kitab-Nya
4) Iman kepada rasul-rasul-Nya
5) Iman kepada hari akhirat
6) Iman kepada qadha dan qadar.
2. Syariat
Secara bahasa, syariat berarti jalan yang lurus
(thariqah mustaqimah) atau jalan yang dilalui air
untuk diminum, atau tangga tempat naik yang
bertingkat-tingkat. Sedangkan menurut istilah, syariat
mempunyai beberapa pengertian, di antaranya
menurut Al-Tahanawi yang dikutip oleh Muhaimin
yang menjelaskan bahwa syariat adalah hukum-
hukum yang diadakan oleh Allah SWT yang dibawa
oleh salah satu Nabi-Nya, termasuk Nabi Muhammad
SAW, baik hukum yang berkaitan dengan cara berbuat
23 Muhaimin, dkk. Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta:
Kencana, 2007), Edisi 1 cet. 2, h. 259. 24 Endang Saifudin Anshari, Wawasan-Wawasan Islam Pokok-Pokok
Pikiran Tentang Paradigma dan Sistem Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h.
44.
31
maupun yang berkaitan dengan kepercayaan.
Sedangkan menurut Muhammad Sallam Madkur
menerangkan bahwa syariat adalah hukum yang
ditetapkan oleh Allah melalui Rasul-Nya, agar mereka
menaati hukum itu atas dasar iman, baik yang
berkaitan dengan akidah, amaliyah maupun akhlak.25
Anshari menyatakan bahwa syariat memberi
peraturan atau ketetapan yang Allah perintahkan
kepada hamba-hambanya, seperti puasa, sholat, zakat,
haji dan lain-lain. Syariat Islam adalah satu sistem
norma Ilahi yang mengatur hubungan antara manusia
dan Tuhan, hubungan sesama manusia, serta
hubungan antara manusia dan alam lainnya. 26
3. Akhlak
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), kata akhlak
dalam Bahasa Arab adalah bentuk jamak dari kata
khulk. Khulk di dalam Kamus Al-Munjid berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Pada
hakikatnya khulk atau akhlak ialah suatu kondisi atau
sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi
kepribadian hingga dari situlah timbul berbagai
25 Muhaimin, dkk. Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta:
Kencana, 2007), Edisi 1 cet. 2, h. 277. 26 Endang Saifudin Anshari, Wawasan-Wawasan Islam Pokok-Pokok
Pikiran Tentang Paradigma dan Sistem Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h.
45.
32
macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah
tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.27
Secara istilah, akhlak dipahami sebagai kondisi
jiwa (mental) yang darinya lahir tindakan-tindakan
atau perbuatan (perilaku). Di satu sisi, akhlak merujuk
pada jiwa, tetapi di sisi lain, ia merujuk pada perilaku
atau perbuatan. Menurut Al-Ghazali, akhlak menunjuk
kepada jiwa, dan perbuatan sekaligus. Akhlak
sejatinya merupakan konsistensi antara sikap (mental)
dan perbuatan (perilaku).28 Pada garis besarnya akhlak
Islam mencakup beberapa hal. 29
1) Akhlak manusia terhadap khalik.
2) Akhlak manusia terhadap makhluk.
3) Makhluk bukan manusia; flora, fauna, dan
lain-lain.
4) Makhluk manusia, yang mencakup.
a. Diri pribadi,
b. Rumah tangga atau keluarga,
c. Antartetangga, dan
d. Masyarakat luas lainnya.
27 Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1994), Edisi 1 cet. 2, h. 1-3. 28 A. Ilyas Ismail, Pilar-pilar Takwa Doktrin, Pemikiran, Hikmat, dan
Pencerahan Spiritual, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 97. 29 Endang Saifudin Anshari, Wawasan-Wawasan Islam Pokok-Pokok
Pikiran Tentang Paradigma dan Sistem Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h.
46.
33
D. Tinjauan Tentang Film
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang
perfilman pada Bab 1 Pasal 1 menyebutkan, yang
dimaksud dengan film adalah karya seni budaya yang
merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa
yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan
atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.30
Definisi film berbeda di setiap negara; di Prancis ada
pembedaan antara film dan sinema. “Filmis” berarti
berhubungan dengan film dan dunia sekitarnya, misalnya
sosial politik dan kebudayaan. Kalau di Yunani, film
dikenal dengan istilah cinema, yang merupakan singkatan
cinematograph (nama kamera dari Lumiere bersaudara).
Cinemathographie secara harfiah berarti cinema (gerak),
tho atau phytos adalah cahaya, sedangkan graphie berarti
tulisan atau gambar. Jadi, yang dimaksud
cinemathographie adalah melukis gerak dengan cahaya.
Ada juga istilah lain yang berasal dari Bahasa Inggris,
yaitu movies; berasal dari kata move, artinya gambar
bergerak atau gambar hidup.31
Film merupakan salah satu media komunikasi massa.
Dikatakan sebagai media komunikasi massa karena
merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan
saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan
30 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), cet ke-2, h. 91. 31 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), cet ke-2, h. 91.
34
komunikan secara massal, dalam arti berjumlah banyak,
tersebar dimana-mana, khalayaknya heterogen dan
anonim, dan menimbulkan efek tertentu. Film dan televisi
memiliki kemiripan, terutama sifatnya yang audio visual,
tetapi dalam proses penyampaian pada khalayak dan
proses produksinya agak sedikit berbeda.32
1. Sejarah Film
Para teoritikus film menyatakan bahwa film yang
kita kenal saat ini merupakan perkembangan lanjut
dari fotografi. Fotografi sendiri ditemukan oleh Joseph
Nichepore Niepce asal Perancis pada tahun 1826.
Pada saat itu ia berhasil membuat campuran dengan
perak untuk menciptakan gambar pada sebuah
lempengan timah yang tebal yang telah disinari
beberapa jam.33 Penyempurnaan teknik fotografi terus
berlanjut hingga akhirnya mendorong rintisan
penciptaan film atau gambar hidup. Dua nama penting
dalam rintisan penemuan film ialah Thomas Alva
Edison dan Lumiere bersaudara.
Pada tahun 1887, ilmuwan Amerika Serikat,
Thomas Alva Edison merancang sebuah alat untuk
merekam dan memproduksi gambar yang mirip
dengan fungsi fonograf untuk merekam suara.
Meskipun ia telah menciptakan mekanisme namun ia
32 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), cet ke-2, h. 91. 33 Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film. (Jakarta:
Gramedia, 1996), 2.
35
belum menemukan bahan dasar untuk membuat
gambar. Akhirnya masalah ini terpecahkan dengan
bantuan George Eastman yang menawarkan gulungan
pita seluloid, sebuah pita yang mirip plastik dan
tembus pandang yang cukup ulet dan mudah digulung.
Akhirnya terciptalah sebuah alat yang dinamakan
kinetoskop.34
Penemuan ini kemudian dikembangkan oleh dua
ilmuwan kakak-beradik asal Perancis, Auguste dan
Louis Lumiere. Mereka merancang perkembangan
kinetoskop berupa piranti yang mengkombinasikan
kamera, alat memproses film dan proyektor menjadi
satu. Piranti ini disebut sinematograf yang dipatenkan
pada Maret 1895.35 Alat ini memiliki keunggulan
yakni mekanisme gerakan tersendat yang mirip
dengan mesin jahit, yang memungkin frame dari film
yang diputar akan berhenti sesaat untuk disinari lampu
proyektor. Sinematograf ini berfungsi sebagai alat
perekam. Lumiere bersaudara pun akhirnya membuat
dan memutar film untuk pertama kalinya yang mereka
pertonkan kepada warga Perancis berjudul Workers
Leaving the Lumiere’s Factory yang bercerita tentang
laki-laki dan wanita pekerja di pabrik Lumiere.36
34 Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film. (Jakarta:
Gramedia, 1996), 2. 35 Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, 3. 36 Misbach Yusran Biran, Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di
Jawa. (Jakarta: Komunitas Bambu, 2009), XV.
36
2. Jenis-Jenis Film
Menurut Effendy, film dibedakan menurut
sifatnya, yang umumnya terdiri dari jenis-jenis film
sebagai berikut:37
1) Film Cerita
Film cerita jelas film yang mengandung
suatu cerita, yaitu yang lazim yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop
dengan para bintang filmnya yang tenar.
Film jenis ini didistribusikan sebagai
barang dagangan dan diperuntukkan ke
semua publik dimana saja. Film cerita
terbagi menjadi dua bagian yakni film
cerita panjang dan film cerita pendek, tidak
ada perbedaan yang signifikan hanya saja
durasi, budget dan tingkat kesulitan dalam
penyampaian pesan kepada khalayak
dikarenakan dalam waktu sesingkat itu
sutradara harus bisa memberikan
pemahaman arti akan film yang dibuatnya
kepada publik.
2) Film Berita
Film berita atau newsreel adalah film
mengenai fakta, peristiwa yang benar-
37 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1993), h. 210-216.
37
benar terjadi. Karena sifatnya berita maka
film yang disajikan kepada publik harus
mengandung nilai berita (newsvalue).
3) Film Dokumenter
Menurut Grierson definisi film dokumenter
adalah karya ciptaan mengenai kenyataan
(creative treatment of actuality). Berbeda
dengan film berita yang merupakan
rekaman-rekaman kenyataan, maka film
dokumenter menurut Flaherty merupakan
interpretasi yang puitis yang bersifat
pribadi dari kenyataan-kenyataan.
4) Film kartun
Film kartun atau yang biasa kita sebut film
anak-anak ini, seperti yang kebanyakan
kita lihat di layar televisi banyak film-film
kartun yang dibuat oleh Production House
(PH) Walt Disney dari Amerika Serikat,
yang diantara karyanya adalah Mickey
Mouse, Donal Duck, dan Snow White.
Gagasan awal pembuatan film kartun ini
bermula dari para seniman pelukis.
Ditemukannya Cinematopografy telah
menimbulkan gagasan untuk
menghubungkan gambar-gambar yang
mereka lukis.
38
3. Unsur-Unsur Pembentukan Film
Film memang dibentuk oleh banyak unsur (audio
dan visual), secara teori unsur-unsur audio visual
dalam film dikategorikan ke dalam unsur naratif dan
unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling
berinteraksi satu sama lain untuk membentuk sebuah
film. Unsur naratif adalah materi atau bahan olahan,
kalau dalam film yang dimaksud unsur naratif adalah
penceritaannya, sementara yang dimaksud unsur
sinematik adalah cara atau gaya seperti apa bahan
olahan itu digarap. Dalam film cerita unsur naratif
adalah perlakuan terhadap cerita filmnya, sementara
unsur sinematik atau gaya sinematik merupakan
aspek-aspek teknis pembentuk film.38
Unsur sinematik terbagi menjadi empat buah elemen,
yaitu:
a. Mise-en-scene, yaitu segala sesuatu yang berada di
depan kamera seperti setting, tata cahaya, kostum
dan make up, akting dan pergerakan pemain.
b. Sinematografi, yaitu hubungan esensial tentang
bagaimana perlakuan terhadap kamera serta bahan
baku yang digunakan, juga bagaimana kamera
digunakan untuk memenuhi kebutuhannya yang
berhubungan dengan objek yang akan direkam.
38 Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008), h. 1-2.
39
c. Editing, yaitu aktivitas dari proses pemilihan,
penyambungan dari gambar-gambar (shots).
Melalui editing struktur, ritme serta penekanan
dramatik dibangun atau diciptakan.
d. Suara, yaitu seluruh unsur bunyi yang
berhubungan dengan gambar. Elemen-elemennya
bisa dari dialog, musik ataupun efek.39
E. Kerangka Pemikiran
Film Bilal: A New Breed of Hero merupakan sebuah film
animasi yang sarat akan makna. Dalam film ini juga terdapat
unsur-unsur Islam yang tergambar secara tersurat dan tersirat
yang meliputi pokok-pokok ajaran agama Islam yaitu, akidah,
syariat dan akhlak. Dalam penelitian ini dibahas mengenai
bagaimana mempertahankan akidah direpresentasikan dalam
film Bilal: A New Breed of Hero. Representasi makna
mempertahankan akidah tersebut dapat terlihat dalam
berbagai gambar dan dialog dalam film tersebut.
Penulis mencoba menggali kandungan makna lebih
mendalam dengan menggunakan semiotika Roland Barthes
dengan cara menonton dan mempelajari film Bilal, kemudian
dipilih adegan-adegan yang berkaitan dengan makna
mempertahankan akidah. Lalu, dianalisis dengan metode
39 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014), h.92.
40
semiotika Roland Barthes. Adapun alur pemikiran tersebut
tertuang dalam bagan berikut ini:
MAKNA
Audio
Konotasi
Dianalisis
Visual
Semiotika
Roland Barthes Denotasi
Menghasilkan Mitos
Makna
Mempertahankan
Akidah
Film Bilal: a New
Breed of Hero
41
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM BILAL: A NEW BREED OF
HERO
A. Sekilas tentang Film Bilal: A New Breed of Hero
Film Bilal: A New Breed of Hero adalah film animasi
bergenre petualangan yang diproduksi oleh Barajoun
Entertainment. Film yang dirilis perdana pada 9 Desember
2015 di Festival Film Tahunan ke-12 ini disutradarai oleh
Ayman Jamal dan dibantu oleh Khurram H. Alavi. Pembuatan
film yang menghabiskan dana sekitar 30 juta dollar Amerika
Serikat ini melibatkan banyak pihak dalam pembuatannya.
Berbagai aktor dan aktris terkenal Hollywood pun menjadi
pengisi suara dalam film animasi yang berdurasi 107 menit
ini.
Film Bilal: A New Breed of Hero ternyata tidak hanya
sekedar film yang ditujukan semata-mata untuk hiburan,
melainkan berbagai makna terkandung dalam film ini. Pesan
yang mengandung nilai keIslaman juga sangat banyak
terdapat dalam film tentang perjuangan salah satunya yaitu
untuk mempertahankan akidah. Jika ditelaah lebih dalam,
ternyata film yang awalnya ditujukan untuk anak-anak ini,
karena bergenre animasi, memiliki makna atau pesan ideologi
dalam kisahnya.
Bilal: A New Breed of Hero menceritakan tentang salah
satu sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Bilal bin Rabbah.
42
Bilal merupakan budak berkulit hitam yang dibebaskan oleh
Abu Bakar dan merupakan muazin pertama dalam Islam.
Film Bilal a New Breed of Hero berlatar sekitar seribu
tahun yang lalu, berkisah pada seorang anak laki-laki
bernama Bilal yang bermimpi untuk menjadi pejuang hebat.
Namun ia diculik bersama dengan saudari perempuannya dan
dibawa ke tanah yang jauh dari rumah. Dilempar ke dalam
dunia dimana keserakahan dan ketidakadilan menguasai
segalanya. Meskipun menghadapi berbagai macam
kesusahan, Bilal mulai menemukan kekuatan dari dirinya
untuk menemukan jalan hidupnya dengan memberanikan diri
untuk meninggikan suaranya dan membuat perubahan.
B. Sinopsis Film Bilal: A New Breed of Hero
Bilal A New Breed of Hero merupakan film animasi asal
Saudi Arabia bergenre petualangan yang digarap oleh Ayman
Jamal (Mirlo & the Magical Opus, Lost on Infinity) selaku
sutradara, produser sekaligus penulis skenario film ini. Dalam
kursi sutradara, Ayman dibantu oleh Khurram H. Alavi (All
the Wonders of the Universe) sedangkan di kursi produser,
Ayman bekerja sama dengan Arif Jilani dan Gene Lim.
Film Bilal diangkat berdasarkan kisah nyata dari seorang
anak berumur tujuh tahun yang bercita-cita ingin menjadi
seorang ksatria. Hanya saja, Bilal dan saudari perempuannya
diculik dari kampung halamannya dan dijual sebagai seorang
budak. Dari sinilah ia kemudian terhempas ke dalam sebuah
43
dunia yang penuh dengan kekejaman dan ketidakadilan.
Meskipun mengalami berbagai kesulitan, Bilal mulai
menemukan kekuatan dari dalam dirinya untuk menemukan
jalan hidupnya.
Seorang budak dari Ethiopia yang menjadi "Muadzin
Islam" dan menjadi salah satu sahabat Nabi Muhammad
SAW. Seorang pria yang mengilhami banyak orang dengan
kekuatannya melawan perbudakan, penindasan, diskriminasi,
penyampaian akan keadilan, kesetaraan dan gagasan tentang
satu ajaran dibawah naungan Tuhan. Namun dikabarkan
muatan Islami dalam film ini dibuat menjadi lebih samar
demi merangkul penonton yang lebih luas.
Film animasi ini dibuat dengan budget sekitar 30 juta
dollar Amerika Serikat dan menjadi film animasi termahal
dari wilayah tersebut. Dengan digarap oleh 250 animator
selama 8 tahun. Didistribusi oleh Gulf Films yang bekerja
sama dengan rumah produksi Barajoun Entertainment.
Menghadirkan aktor dan aktris sebagai pengisi suara
seperti Adewale Akinnuoye Agbaje (Suicide Squad,
Farming), Ian McShane (John Wick franchise, Hercules),
China Anne McClain (Blood Brother, Ten), Thomas Ian
Nicholas (American Pie, Zeroville), Michael Gross (Power of
the Air, Noelle), Jacob Latimore (The Maze Runner,
Collateral Beauty) dan Andre Robinson (The Dark Tower,
Ferdinand).
44
Di negara asalnya dan beberapa negara Timur Tengah,
Film animasi ini telah tayang pada akhir tahun 2016.
Dijadwalkan film Bilal akan beredar secara luas mulai awal
tahun 2018 dengan tagline-nya "Power of One". Sebelumnya,
Film Bilal telah mengikuti berbagai ajang festival film dan
memenangkan penghargaan seperti "The Best Inspiring
Movie" di Festival Film Cannes dan penghargaan film
inovatif terbaik di BroadCast Pro Middle East Award.
Bilal selalu bermimpi untuk menjadi seorang pejuang
sejak ia masih anak-anak. Akan tetapi setelah bertahun-tahun
dipenangkaran, dimana dimulai sejak serangan brutal yang
membunuh ibunya menjadi mimpi buruk untuk Bilal. Era
baru baginya setelah ia dijual kepada Umayyah ibnu Khalaf,
seorang pedagang terkaya di Hijaz. Bilal tak pernah
melupakan hari dimana ibunya terbunuh dan selalu mengingat
saran dari ibunya. Suatu ambisi mengingatkannya bahwa ia
perlu mengatasi kesulitan dalam hidupnya sendiri.
Hijaz adalah pusat perdagangan penting dan tempat
pertemuan orang-orang kafir sekitar 1400 tahun yang lalu.
Dalam ceritanya, orang-orang kaya memiliki sikap tirani yang
luar biasa terhadap orang miskin di negeri ini. Umayyah dan
algojonya juga merupakan tokoh terkemuka. Orang-orang
mematuhi mereka, tapi Bilal tidak pernah melakukannya. Dia
selalu merasa bahwa ia akan menikmati kebebasan suatu hari
dengan berpegang teguh pada mimpi dan hatinya. Bilal dan
saudari perempuannya menghabiskan seluruh masa kecil
45
mereka dibawah penganiayaan Umayyah, namun ikatan
mereka tak pernah putus, justru semakin tumbuh lebih kuat.
Semakin lama Bilal tumbuh menjadi seorang pria tampan
dan tangguh. Suatu hari, saat ia berjalan-jalan, suatu hal
terjadi yang akan mengubah hidupnya untuk selamanya. Dia
bertemu dengan tuan para pedagang. Tapi Bilal bukan lagi
orang yang sama. Keinginannya untuk kebebasan telah
menyebar keseluruh tubuhnya. Kata-kata sang ibu masih
melekat didalam pikirannya, "Tidak ada yang bisa memiliki
jiwamu". Tapi Umayyah adalah pemilik tubuhnya dan
menyiksanya di setiap kesempatan. Tujuannya adalah untuk
menghukum mereka yang berpaling dari menyembah berhala
(Latta dan Uzza) dengan siksaan sebagai peringatan kepada
orang lain.
Akan tetapi Bilal tak menyerah meskipun ia disiksa
seperti melentangkan dirinya untuk menghadap matahari dan
dadanya ditindih dengan batu yang sangat besar sehingga
membuat napasnya menjadi terasa sesak. Tekad dan
keinginannya untuk kebebasan membantu dia tetap kuat.
Akhirnya saudagar kaya bernama Abu Bakar membeli Bilal
dari Umayyah untuk dibebaskan. Kemudian Bilal dibawa Abu
Bakar menuju ke rumahnya untuk dirawat dan diobati luka-
lukanya. Namun saudari perempuan Bilal tidak bisa ikut
dibebaskan karena Safwan, anak dari Umayyah tidak
mengijinkannya untuk dibebaskan.
46
Bilal kemudian menjadi salah satu pria terkemuka di
masyarakat dan menjadi pejuang yang baik. Pemandunya
adalah Hamza, seorang pejuang paling terkenal dimasa itu.
Bilal memberitahu semua orang bahwa setiap orang itu setara
dibawah matahari yang sama, tidak peduli warna kulit mereka
apa. Dia juga berhasil mewujudkan mimpinya selama ini
sejak sedari kecil, tapi masih ada rasa sakit yang pahit
dihatinya, yaitu mengenai saudari perempuannya.
1
C. Profil Produser Film Bilal: A New Breed of Hero
Gambar 3.1
Khurram H. Alavi
Khurram H. Alavi adalah seorang sutradara, penulis
latar, konsultan cerita, pemahat dan pengarah seni.
1 Artikel ini diakses dari
https://www.mbahsinopsis.id/2018/01/sinopsis-film-bilal-a-new-breed-of-
hero-2018.html, pada Selasa 29 Januari 2019, pukul 14.00 WIB.
47
Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidangnya
Khurram membuat debut penyutradaraannya dengan
Bilal: A New Breed of Hero, sebuah cerita animasi epik
tentang salah satu kepribadian sejarah Arab yang paling
dihormati.
Sebuah obsesi masa kecil dengan superhero dan
budaya pop mendorong Khurram untuk mengejar karier
dalam hiburan visual. Berasal dari Indus Valley School of
Art & arsitektur bergengsi di Pakistan, pengalamannya di
bidang ini beragam.2
D. Profil Sutradara Film Bilal: A New Breed of Hero
Gambar 3.2
Ayman Jamal
Ayman Jamal menjabat sebagai Founder dan
Managing Partner Barajoun Entertainment, studio efek
2 Artikel tersebut diakses dari
https://www.imdb.com/name/nm6735778/bio?ref_=nm_ov_bio_sm pada
Selasa, 29 Januari 2019 pukul 14.14 WIB.
48
animasi dan visual terkemuka di kawasan MENA yang
menyediakan rangkaian animasi dan komputer lengkap
produksi citra yang dihasilkan dari desain konsep hingga
render akhir. Tujuan utamanya adalah untuk
mengembangkan dan menghasilkan cerita yang inspiratif
dan layak menyebar di kalangan pemuda di seluruh dunia
di samping untuk berpartisipasi dalam mengembangkan
industri pembuatan film di wilayah MENA.
Ayman adalah profesional terkenal dengan lebih
dari 18 tahun pengalaman dalam komunikasi kreatif,
pemasaran, dan produksi. Seorang pengusaha produktif
yang telah memulai delapan perusahaan dalam 14 tahun
terakhir, ia memegang pengalaman yang luas dalam
mengelola dan memproduksi konten media, animasi,
acara televisi, dokumenter, pengumuman layanan publik
yang berfokus pada mempromosikan nilai yang lebih baik
untuk hidup yang lebih baik.3
3 Artikel tersebut diakses dari
https://www.imdb.com/name/nm6336449/?ref_=nmbio_bio_nm pada selasa,
29 Januari 2019 pukul 14.30 WIB.
49
E. Pemain Film Bilal: A New Breed of Hero
1. Adewale Akinnuoye Agbaje
Gambar 3.3
Adewale Akinnuoye Agbaje
Adewale Akinnuoye Agbaje adalah seorang aktor dan
mantan model busana Inggris yang paling dikenal karena
perannya sebagai Nykwana Wombosi dalam The Bourne
Identity, Kurse in Thor: The Dark World, Killer Croc
dalam Suicide Squad, Mr. eko pada Lost, Malko di musim
kelima dari serial HBO game of Thrones dan Dave
Duerson di NFL drama biopik concussion. Fitur debut
penyutradaraan Akinnuoye Agbaje, pertanian, produksi
50
dibalut pada tahun 2017 dan penayangan perdana
dunianya di Toronto International Film Festival 2018.4
Dalam film Bilal: A New Breed of Hero ini ia
berperan sebagai Bilal dewasa yang merupakan tokoh
utama dalam film ini. Seorang budak dari Umayyah bin
Khalaf yang dibebaskan oleh Abu Bakar dan merupakan
orang yang pertama kali mengumandangkan adzan dalam
Islam.
2. Ian McShane
Gambar 3.4
Ian McShane
Ian David McShane lahir pada 29 September 1942
adalah seorang aktor Inggris. Ia dikenal karena
4 Artikel ini diakses dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Adewale_Akinnuoye-Agbaje pada Selasa,
29 Januari 2019 pukul 14.53 WIB.
51
penampilan televisinya, terutama peran utama dalam
serial BBC Lovejoy (1986 - 1994), dan sebagai Al
Swearengen pada serial HBO Deadwood (2004 - 2006), di
mana ia memenangkan Golden Globe Award untuk aktor
terbaik dalam serial drama televisi dan meraih prime time
Emmy Award untuk pemeran utama luar biasa dalam
nominasi serial drama. Peran filmnya meliputi Chi Lung
dalam Kung Fu Panda (2008) dan Blackbeard di Pirates
of the Caribbean: On Stranger Tides. Sejak 2017, ia
membintangi sebagai Mr. Wednesday di seri Starz
American Gods.
McShane lahir di Blackburn, Lancashire, dari
pasangan Irene dan Pesepak bola Skotlandia Harry
McShane (1920 - 2012). Ayahnya adalah orang
Skotlandia, dan ibunya, yang lahir di Inggris, adalah
keturunan Irlandia dan Inggris. McShane dibesarkan di
Davyhulme, Manchester, dan bersekolah di stretford
Grammar School. Ia belajar di Akademi Seni drama
kerajaan dan masih menjadi murid disana ketika ia tampil
dalam film pertamanya, The Wild and The rela (1962).
McShane adalah anggota National Youth Theatre.5
Dalam film Bilal: A New Breed of Hero ini Ian
McShane berperan sebagai Umayyah yaitu majikan Bilal
yang kejam. Dalam film ini Umayyah menyiksa Bilal
5 Artikel diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Ian_McShane
pada Selasa, 29 Januari 2019 pukul 15.00 WIB.
52
setelah dia mengetahui Bilal masuk agama Islam,
Umayyah menyiksa Bilal dengan menindihkan batu besar
di atas tubuh Bilal karena Bilal tetap teguh
mempertahankan akidahnya dan tidak goyah sama sekali
ketika diancam dan disiksa oleh tuannya Umayya.
3. Chinna Anne McClain
Gambar 3.5
Chinna Anne McClain
China Anne McClain lahir di Atlanta, Georgia,
Amerika Serikat, pada 25 Agustus 1998 adalah seorang
aktris dan penyanyi remaja Amerika. Ayah dan ibunya
adalah produsen penyanyi. Dia memiliki dua saudara
perempuan. Pada Agustus 2011, China telah
mengumpulkan lebih dari 600.000 dollar Amerika Serikat
sepanjang kariernya. Karier China dimulai pada 2005
ketika ia berumur tujuh tahun akting dalam film The
Gospel. Namun, ia menjadi dikenal secara nasional
53
setelah 2007, ketika dia bergabung menjadi tokoh DPR
seri Tyler Perry's House of Payne sebagai Jazmine Payne,
dan internasional sebagai Chyna Taman, bintang dari ANT
Disney Channel A.N.T. Farm.6
Dalam film Bilal: A New Breed of Hero ini Chinna
Anne McClain berperan sebagai saudari perempuan Bilal,
yaitu Ghufaira. Ghufaira juga merupakan budak dari
Umayyah, Ghufaira selalu bersama Bilal dan juga
mendapatkan penindasan dan ketidakadilan yang
dilakukan oleh tuannya Umayyah.
4. Jacob Latimore
Gambar 3.6
Jacob Latimore
6 Artikel ini diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/China_Anne_McClain pada Selasa, 29 Januari
2019 pukul 15.13 WIB.
54
Latimore lahir di Milwaukee, Wisconsin sebagai putra
dari Latitia Taylor dan Jacob Latimore SR. ketika ia
berusia lima tahun ia menonton film The movie The
Temptations an ode to the popular Motown group dan
jatuh cinta dengan musik. Dia menghabiskan berminggu-
minggu menonton film berulang-ulang, mencoba
menghafal lagu dan mempelajari semua gerakan tarian.
Ayah dan Paman Yakub juga berbakat secara musikal dan
mendorong minatnya. Ketika ia berusia sembilan tahun ia
memutuskan untuk mengambil musik lebih serius dan
menghasilkan lagu pertamanya, Best Friend. DJ di
seluruh Milwaukee mengambil lagu, dan Best Friend
menerima air time. Pada saat yang sama, Latimore tampil
di acara dan festival di seluruh negara bagian, mencoba
membuat nama untuk dirinya sendiri.7
Dalam film Bilal: A New Breed of Hero ini Jacob
Latimore berperan sebagai Bilal remaja. Bilal remaja yang
sejak kecil bercita-cita menjadi seorang pejuang hebat.
Tetapi sekelompok orang jahat datang ke kampung
halamannya dan menyerang ibunya. Lalu bilal dan
adiknya Ghufaira dibawa untuk dijual dan dijadikan
budak.
7 Artikel diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Jacob_Latimore
pada Selasa, 29 January 2019 pukul 15.29 WIB.
55
5. Thomas Ian Nicholas
Gambar 3.7
Thomas Ian Nicholas
Thomas Ian Nicholas lahir pada 10 Juli 1980 adalah
seorang aktor film, penyanyi, musisi, produser, sutradara,
dan penulis Amerika. Nicholas paling dikenal karena
memerankan Henry Rowengartner dalam film Rookie of
the Year, Walt Disney di Walt Before Mickey and Kevin
Myers dalam serial perfilman American Pie. Baru-baru ini
mengumumkan ia akan membintangi sebuah film live
action fortnight, yang akan dirilis pada musim gugur
tahun 2020.
Nicholas lahir di Las Vegas, Nevada sebelum pindah
ke Manheim Central untuk tahun seniornya di sekolah
menengah atas, di mana ia bermain sebagai tight end
untuk para Barons pemenang kejuaraan negara. Ibunya,
56
Marla, adalah seorang penari profesional dan
administrator sekolah akting. Dia adalah keturunan Italia,
Jerman, Irlandia dan Inggris. Nicholas memiliki enam
bersaudara, termasuk sesama aktor-penulis tim Scarne
(yang menggunakan nama asli mereka).8
Dalam film Bilal: A New Breed of Hero ini Thomas
Ian Nicholas berperan sebagai Saad bin Abi Waqqas.
Saad bin Abi Waqqas adalah pemanah yang handal dan
terpilih menjadi salah satu pasukan pemanah terbaik
Islam. Saad mendampingi Bilal setelah dibebaskan
menjadi budak dan mengajarkan Bilal memanah.
8 Artikel diakses dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Thomas_Ian_Nicholas pada Selasa, 29 January
2019 pukul 15.37 WIB.
57
F. Tim Produksi Film Bilal: A New Breed of Hero
Gambar 3.8
Poster Film Bilal: A New Breed of Hero
Disutradarai oleh : Khurram H. Alavi dan Ayman
Jamal
Diproduksi oleh : Ayman Jamal, Arif Jilani, Gene
Lim
58
Skenario oleh : Alex Kronemer, Michael Wolfe,
Khurram Alavi, Yassin Kamel
Cerita : Ayman Jamal
Dibintangi : Adewale Akinnuoye Agbaje, Ian
McShane, China Anne McClain,
Jacob Latimore, Thomas Ian
Nicholas, Fred Tatasciore
Musik oleh : Atli Orvarsson
Disunting oleh : Patricia Heneine
Produksi Perusahaan : Barajoun Entertainment
Didistribusikan oleh : Vertical Entertainment
Tanggal rilis : 9 Desember 2015 (Dubai Film
Festival), 8 September 2016
(Dubai), 2 Februari 2018 (United
States)
Waktu : 1 jam 47 menit
Negara : United Emirates Arab (UEA)
Bahasa : Arab, subtitle diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa.
Anggaran : 30 juta dollar Amerika Serikat
Box office : 2.2 juta dollar Amerika Serikat
59
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Analisis Semiotika Film Bilal: A New Breed of Hero
Film adalah suatu bentuk komunikasi massa elektronik
yang berupa media audio visual yang mampu menampilkan
kata-kata, bunyi, citra dan kombinasinya. Film juga
merupakan salah satu bentuk komunikasi modern yang kedua
muncul di dunia.
1 Film memiliki pengaruh yang kuat untuk
menyampaikan pesan. Maka dari itu, penulis menganalisis
film Bilal: A New Breed of Hero menggunakan semiotika
Roland Barthes, yaitu dengan mencari makna denotasi,
konotasi dan mitos yang terdapat dalam film Bilal: A New
Breed of Hreo.
1. Scene 1
Scene ini merupakan sebuah adegan dan ilustrasi gambar
tentang banyaknya berhala yang mengelilingi ka’bah.
Menyembah berhala adalah perbuatan syirik. Ada seorang
laki-laki yang menjual berbagai macam berhala, seperti
berhala untuk kekuatan, ketenaran, kesuburan, dan berhala
untuk kecantikan.
1 Handy Oktavianus, Penerimaan Penonton Terhadap Praktek
Eksorsis di dalam Film Conjuring, Jurnal e-komunikasi, Vol. 3 No. 2 tahun
2015, h. 3.
60
Tabel 4.1
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Menampilkan
ka’bah yang
dikelilingi oleh
berhala.
Berhala untuk
dijual.
Dalam berbagai
warna dan
bentuk.
Sesuai
keinginan anda.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh,
sehingga objek
dan belakangnya
nampak jelas.
Medium Shot,
gambar diambil
untuk
memperlihatkan
seseorang dari
batas pinggang
ke atas.
Medium Shot,
Pada gambar ini
memperlihatkan
seorang laki-laki
sedang menjual
berhala.
Medium Shot,
gambar
memperlihatkan
seorang laki-laki
dari ujung kepala
hingga batas
pinggang.
61
Visual Dialog Type of Shots
Berhala untuk
ketenaran!
Berhala untuk
kekuatan!
Berhala untuk
kesuburan!
Berhala untuk
kecantikan.
Medium Shot,
menampilkan
sosok laki-laki
setengah badan.
Tetapi, dalam
gambar ini
berhala yang
menjadi fokus
utamanya.
Medium Shot,
pada gambar ini
memperlihatkan
berhala yang
sedang dijual.
Medium Shot,
menampilkan
gambar seorang
laki-laki
setengah badan
dari ujung
kepala sampai
batas pinggang.
Medium Shot,
memperlihatkan
sosok laki-laki
sedang menjual
berhala. Dan
dikelilingi
dengan
berbagai
macam berhala.
62
Visual Dialog Type of Shots
Sangat jelas
bahwa kamu
tidak butuh
berhala untuk
kecantikan.
Berhala yang
diinginkan.
Terima kasih.
Tapi, untuk
kesuburan.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
seorang
perempuan yang
datang dan ingin
membeli
berhala.
Medium Shot,
pada gambar ini
memperlihatkan
seorang
perempuan yang
datang untuk
membeli
berhala.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
sosok
perempuan yang
senang setelah
mendapatkan
berhala yang
diinginkan.
Medium Shot,
memperlihatkan
sang penjual
sedang
mengambil
berhala yang
ingin dibeli oleh
pembeli lain
yang datang.
63
Visual Dialog Type of Shots
Anda ingin
punya anak laki-
laki, bukan?
Anda akan
memiliki
kembar tiga.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
datang seorang
perempuan yang
sedang hamil
dan ingin
mempunyai
anak laki-laki
oleh karena itu,
ia membeli
berhala.
Close up,
gambar ini
memperlihatkan
wajah seseorang
dalam ukuran
penuh.
2. Scene 2
Scene ini menggambarkan tentang akhlak. Dalam scene ini
ada seorang anak kecil yang sedang meminta-minta dan dia
kelaparan, tetapi tidak ada satu orang pun yang lewat ingin
memberikan uangnya kepada anak kecil ini. Lalu, anak kecil ini
mencoba untuk mengambil uang yang ada di mangkuk patung
berhala. Kemudian, datanglah Bilal menolong anak kecil ini
dengan memberikan sebuah roti kepada anak tersebut sehingga
anak itu tidak jadi mencuri uang koin persembahan untuk berhala.
Dalam scene ini akhlak yang baik ditunjukkan oleh Bilal yaitu
menolong anak kecil yang kelaparan, sedangkan akhlak yang
64
buruk ditunjukkan oleh anak kecil karena ia berniat untuk
mencuri.
Tabel 4.2
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tolong, beri
saya uang?
Saya ingin
makanan, atau
uang?
Medium Close
Up,
menampilkan
gambar patung
berhala dengan
ukuran dari dada
ke atas.
Close Up,
sebuah shot
yang
memperlihatkan
gambar objek
dalam ukuran
penuh.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh,
sehingga objek
dan belakangnya
nampak jelas.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh,
sehingga objek
dan belakangnya
nampak jelas.
65
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Anak kecil:
Tolong, beri
saya uang?
Orang yang
sedang lewat:
Minggir!
Tolong, saya
tidak punya
makanan?
Minggir dari
jalanku, nak!
Long Shot,
menampilkan
gambar anak
kecil yang
sedang meminta
uang.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatkan
seorang anak
kecil yang
meminta uang
tetapi diabaikan
oleh orang yang
lewat.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatkan
seorang anak
kecil dari batas
pinggang ke
atas.
Medium Shot,
menampilkan
gambar anak
kecil yang sedih
ketika tidak ada
seorangpun
yang mau
memberinya
uang.
66
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
anak kecil yang
sedang
memegang
perutnya karena
kelaparan.
Medium Shot,
gambar diambil
dari atas
memperlihatkan
anak kecil yang
sedang melihat
uang koin yang
ada di patung
berhala.
Medium Shot,
pada gambar ini
menampilkan
seorang anak
kecil yang
sedang berdiri
melihat ke arah
berhala.
Close Up,
menampilkan
gambar yang
memfokuskan
hanya pada
bagian kaki saja.
67
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Close up, pada
gambar ini
memperlihatkan
patung berhala
yang difokuskan
di bagian tangan
yang memegang
mangkuk berisi
uang koin.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
seorang anak
kecil yang
berusaha
mengambil uang
koin yang ada di
mangkuk patung
berhala.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
memperlihatkan
seseorang yang
sedang
mengawasi uang
koin yag ada di
patung berhala.
68
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Bilal: Kita
seharusnya tidak
melakukan itu.
Tidak ada
dialog.
Close Up,
gambar ini
memperlihatkan
uang koin dalam
ukuran penuh
dan tangan anak
kecil yang
berusaha
mencuri uang.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal yang
sedang
menyelamatkan
anak kecil agar
tidak mencuri
uang koin dari
patung berhala.
Close Up,
gambar ini
memperlihatkan
Bilal yang
sedang
menasihati anak
kecil agar tidak
mengambil uang
koin.
Close Up,
menampilkan
Bilal melihat ke
orang yang
mengawasi.
69
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Anak kecil: Tapi
saya merasa
lapar.
Bilal: Ambil ini.
Anak kecil:
Anda terlalu
baik.
Medium Shot,
memperlihatkan
tiga orang yang
sedang menjaga
dan mengawasi
patung berhala.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
Bilal sedang
memegang
pundak anak
kecil.
Medium Shot,
pada gambar ini
memperlihatkan
Bilal
memberikan roti
kepada anak
kecil.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
anak kecil yang
menerima roti
dari Bilal.
3. Scene 3
Scene ini menggambarkan Bilal yang dikurung di dalam
sebuah ruangan dengan diikat tangannya ditiang. Lalu,
tuannya Umayyah datang dan meminta Bilal untuk
meninggalkan agama Islam dengan menawarkan Bilal seekor
70
kuda, dan menawarkan Bilal dan adiknya sebuah rumah.
Lalu, Bilal diseret dan dibawa ke tanah lapang untuk disiksa
oleh Umayyah dengan menindihkan batu besar di atas tubuh
Bilal untuk dipertontonkan di depan banyak orang. Berhala
ditaruh disekeliling Bilal, dan ditanya siapakah Tuhanmu?
Bilal tetap istiqomah menjawab Ahad, cuma satu Tuhan yaitu
Allah SWT. Bilal kemudian dimerdekakan oleh Abu Bakar
dan dijadikan sebagai saudara laki-lakinya. Tetapi, saudari
perempuannya tidak bisa diselamatkan oleh Abu Bakar
karena sudah dihadiahkan kepada Safwan anaknya Umayyah
dan Safwan tidak ingin menjual Ghufaira kepada Abu Bakar
bahkan dengan seluruh hasil perdagangan Abu Bakar.
Tabel 4.3
Visual Dialog Type of Shot
Umayyah: Bilal,
apa kamu sudah
bangun?
Bilal: Iya.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Bilal yang
sedang duduk
dengan diikat
tangannya.
71
Umayyah: Kamu
lebih berani dari
yang saya pikir.
Umayyah: Saya
menerima
pujian.
Umayyah: Kamu
mempelajarinya
dari menonton
saya selama ini.
Umayyah:
Selamatkan
dirimu dari
penderitaan.
Umayyah: Apa
yang kamu
katakan
membutuhkan
banyak
keberanian.
Umayyah:
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah yang
sedang
berbicara
kepada Bilal.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Umayyah
dari mulai dada
sampai kepala.
Medium Close
Up, gambar
diambil mulai
dari dada
sampai kepala.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n seseorang
dari batas
pinggang ke
atas.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
wajah
seseorang
dalam ukuran
penuh.
Close Up,
72
Namun,
sayangnya Anda
masih berpikir
seperti seorang
budak.
Umayyah: Aku
akan
memberitahumu
sebuah rahasia
yang akan
membuat Anda
kembali ke akal
sehat Anda.
Umayyah: Saya
tidak pernah
percaya pada
berhala-berhala
ini.
Umayyah:
Tidak, tidak,
tidak, aku tidak
bodoh.
gambar ini
menampilkan
wajah Bilal
dalam ukuran
penuh.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n penampilan
seseorang
secara utuh
mulai dari
kepala hingga
kaki.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
secara detail
mulut
Umayyah dan
telinga Bilal.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n secara jelas
Umayyah
sedang
membisikkan
kata-kata ke
telinga Bilal.
73
Umayyah:
Sebenarnya kita
berdua budak,
Bilal.
Umayyah:
Perbedaan antara
kita.
Umayyah:
Bahwa saya
menyembah apa
yang lebih kuat
dari saya.
Umayyah: Tapi
kamu..
Umayyah: Kamu
menyembah apa
yang akan
menghancurkan
kamu.
Big Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n mata dan
hidung Bilal
secara detail.
Big Close Up,
gambar ini
menampilkan
mata dan
hidung
Umayyah
secara jelas.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Umayyah
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah yang
sedang
berbicara
kepada Bilal.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Umayyah
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
74
Tidak ada
dialog.
Umayyah: Pria
bebas tahu cara
mengambil
resiko.
Umayyah:
Misalnya dia
mungkin
menawarkan
untuk memata-
matai musuh
tuannya.
Umayyah: Dia
mungkin
menyadari
manfaatnya.
Umayyah:
Apakah kamu
mengerti apa
yang aku
katakan Bilal?
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
sosok Imam
bertopeng yang
sedang
memegang
dagu Bilal.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n Umayyah
sedang
berbicara
dengan Bilal.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
wajah
Umayyah dan
Bilal dengan
jelas.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Umayyah dan
Bilal dari batas
pinggang ke
atas.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
Bilal dalam
ukuran penuh.
75
Umayyah:
Biarkan dia
minum.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Umayyah:
Apakah Anda
ingin saya
melepas rantai?
Umayyah:
Bagaimana
menurutmu,
Bilal?
Bilal: Aku
sudah..
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Bilal sedang
minum air.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n tangan Bilal
dalam ukuran
penuh.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
tangan Bilal
yang terikat
dengan jelas.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n wajah Bilal
dalam ukuran
penuh.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
wajah Bilal
76
Bilal:
Dibebaskan dari
rantaiku.
Umayyah: Itu
aneh!
Umayyah:
Karena saya
melihat mereka.
Umayyah: Atau
Tuhanmu yang
tak terlihat
membuat
semuanya
menjadi tidak
terlihat!?
dalam ukuran
penuh.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n Bilal yang
sedang
berbicara
kepada
Umayyah.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh,
sehingga objek
dan belakang
nampak jelas.
77
Bilal: Saya
berbicara tentang
rantai yang …
Bilal: Ada di
dalam diriku.
Umayyah:
Jangan bicara
aneh.
Umayyah:
Apakah kamu
tidak melihat
musibah yang
kamu hadapi?
Umayyah: Saya
bisa
membunuhmu
sekarang.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
78
Bilal: Saya tidak
peduli apa yang
akan tuan
lakukan dengan
saya.
Bilal: Dan tidak
ada yang bisa
kamu tawarkan
kepadaku.
Bilal: Aku sudah
merdeka ...
Umayyah: Dan
bagaimana
dengan adikmu?
Umayyah:
Apakah dia
merdeka juga?
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n wajah
seseorang
dalam ukuran
penuh.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n wajah
seseorang
dalam ukuran
penuh.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
seseorang dari
batas pinggang
ke atas.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
seseorang dari
batas pinggang
ke atas.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
seseorang dari
batas pinggang
ke atas.
79
Umayyah: Jadi,
katakan padaku..
apakah kau akan
memikirkan
tawaranku atau
tidak?
Umayyah: Kamu
menginginkan
seekor kuda?
Umayyah: Saya
akan memberi
Anda dua.
Umayyah: Dan
aku akan
memberikanmu
dan adikmu
dengan sebuah
rumah.
Umayyah:
Terima
tawarannya!
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah yang
sedang
memberikan
tawaran kepada
Bilal.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
80
Suara orang
dikeramaian:
Bawa dia!
Keluarkan dia.
Suara orang
dikeramaian:
Bebaskan dia.
Umayyah: Itu
sebabnya Anda
seorang budak
dan saya seorang
tuan.
Umayyah:
Karena kamu
tidak mau
mengambil
peluang yang
datang.
Umayyah:
Sungguh
mengecewakan!
Close Up,
gambar ini
menampilkan
atap yang
terbuka dari
sebuah ruangan
dalam ukuran
penuh.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh,
sehingga objek
dan belakang
nampak jelas.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n seseorang
dari batas
pinggang ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah
denga ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah
dengan latar
belakang Bilal
81
Bilal: Jadi
bunuh, aku.
Umayyah: Saya
tidak akan
mencoba
membunuhmu.
Umayyah: Tapi,
kamu mungkin
mati.
Umayyah: Jika
waktumu telah
tiba.
dengan tangan
terikat.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Umayyah
denga latar
belakang Bilal
yang diikat
tangannya.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal dari batas
pinggang ke
atas.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Umayyah
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
kaki Bilal yang
diseret dengan
latar belakang
orang yang
disuruh oleh
Umayyah.
82
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Ekstrim Long
Shot, gambar
ini tidak lagi
menonjolkan
siapa
subjeknya.
Penekanannya
lebih pada latar
(setting) di
mana subjek itu
berada.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Bilal sedang
diterlentangkan
di atas tanah
dengan diikat
tangannya oleh
dua orang.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
tangan Bilal
yang terikat
dengan latar
Umayyah dan
Safwan yang
sedang berdiri
disamping
berhala.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n palu dalam
ukuran penuh,
dengan latar
83
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Ghufaira: Tidak,
Bilal!
Imam: Katakan
padaku budak,
kepada siapa
kamu berdo’a.
Bilal
terlentang.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
paku dalam
ukuran penuh.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Abu Bakar
dan Umayyah
yang sedang
berdiri, dengan
latar belakang
Bilal
terlentang.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Ghufaira,
Hamza dan
Sa’ad yang
dihadang oleh
pengawal.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh
sehingga objek
dan
belakangnya
nampak jelas.
84
Imam: Apakah
dia lebih kuat
dari saya?
Imam: Apakah
dia lebih kuat
dari berhala kita?
Imam: Karena
kekuatan
mereka.
Imam: Dan
kekuatanku.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Imam yang
sedang berdiri,
dengan latar
orang-orang
yang sedang
menyaksikan
Bilal
diterlentangkan
badannya.
Long Shot,
gambar ini
menampilkan
Imam yang
sedang
bertanya
kepada Bilal.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n penampilan
Imam secara
utuh mulai dari
kepala hingga
kaki.
Long Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal yang
terlentang
dengan latar
Imam sedang
berdiri.
85
Imam: Aku bisa
memberi
perintah untuk
membunuhmu!
Ghufaira:
Jangan!
Imam: Atau
membebaskanm
u.
Ghufaira:
Hentikan dia!
Imam: Dia
adalah ..
Imam: Tuhanku.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Imam sedang
menujuk
tangannya ke
arah Bilal.
Long Shot,
gambar ini
menampilkan
Imam yang
sedang
berbicara
kepada Bilal
dengan latar
orang-orang
yang sedang
menyaksikan
Bilal.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n tangan Imam
sedang
menunjuk ke
arah patung
berhala.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Imam dengan
latar patung
berhala.
86
Imam: Apakah
kamu ingin dia
datang
menyelamatkan
Imam: Benar.
Imam: Dan aku
akan
memintanya
untuk
memaafkan dosa
kalian.
Abu Bakar: Saya
menawarkan
harga yang
tinggi untuknya.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n patung
berhala dengan
latar Abu
Bakar,
Umayyah,
Safwan dan dua
orang lainnya
yang sedang
berdiri.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Imam sedang
menunjuk ke
arah patung
berhala.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Imam dari
batas pinggang
ke atas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Abu Bakar
sedang
berbicara
kepada
Umayyah.
87
Umayyah:
Terlalu tinggi.
Abu Bakar: Jadi
apa alasannya
membawa dia ke
sini?
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Abu Bakar
yang menawar
dengan harga
tinggi.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Abu Bakar
yang mulai
khawatir
dengan Bilal.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n wajah Imam
dengan tangan
memberi kode
kepada para
pengawal untuk
membawa
batunya.
Long Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal sedang
terlentang
dengan latar
para pengawal
sedang
membawa batu
besar.
88
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n para
pengawal
sedang
membawa batu
besar.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
batu besar
dalam ukuran
penuh.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n wajah Abu
Bakar yang
sedih dalam
ukuran penuh.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
wajah
Ghufaira,
Hamza dan
Sa’ad yang
sedih.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Bilal yang
dijemur di
bawah terik
matahari dan
89
Tidak ada
dialog.
Abu Bakar: Aku
memperingatkan
Abu Bakar: Jika
satu tetes
darahnya
dijatuhkan.
Abu Bakar:
Kesepakatannya
batal.
para pengawal
yang membawa
batu besar.
Long Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal yang
ingin ditindih
dengan batu
besar.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Abu Bakar
yang
memperingatka
n Umayyah.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Abu Bakar
yang sedang
berbicara
kepada
Umayyah.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n jika Bilal
terluka
kesepakatannya
batal.
90
Umayyah: Kita
lihat saja nanti.
Imam: Budak ini
dituduh
melakukan
kejahatan yag
keterlaluan.
Imam: Dia
berdiri
dihadapan
tuannya.
Imam: Dan
untuk semua itu.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah yang
sedang
berbicara
kepada Abu
Bakar.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Imam yang
sedang
berbicara
dengan latar
Bilal yang
dijemur di
bawah
panasnya
matahahari.
Long Shot,
gambar ini
menampilkan
Imam yang
sedang berdiri
dengan latar
keramaian
orang.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh,
sehingga objek
dengan
belakangnya
nampak jelas.
91
Imam: Kami
akan
menghukumnya.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Ghufaira: Tidak!
Abu Bakar: Itu
akan
membunuhnya.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh,
sehingga objek
dengan
belakangnya
nampak jelas.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Imam yang
memberi kode
untuk menaruh
batu besar di
atas tubuhnya
Bilal.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n batu besar
ditaruh di atas
tubuh Bilal.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Ghufaira,
Hamza dan
Sa’ad yang
ingin menolong
Bilal.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n wajah Abu
Bakar yang
khawatir.
92
Tidak ada
dialog.
Ghufaira: Tidak!
Tidak ada
dialog.
Ghufaira:
Tolong kuasai
dirimu, Safwan.
Ghufaira: Dia
akan mati!
Close Up,
gambar ini
menampilkan
wajah
Umayyah yang
kejam.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Bilal yang
disiksa dengan
ditindih batu
besar
kepadanya.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
ekspresi wajah
Umayyah dan
Safwan dengan
tersenyum
sinis.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh
sehingga objek
dan
belakangnya
nampak jelas.
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh
sehingga objek
93
Safwan: Apakah
kamu merasakan
ini?
Safwan:
Menyerah lah,
Bilal.
Safwan: Ini
semua akan
berakhir.
Safwan:
Mintalah
pengampunan
dari kami.
dan
belakangnya
nampak jelas.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n seseorang
dari batas
pinggang ke
atas.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Safwan yang
sedang
berbicara
kepada Bilal.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Safwan
sedang
mempengaruhi
Bilal agar
menyerah dan
mau menerima
Umayyah
sebagai
tuannya.
Medium Shot,
gambar ini
menggambarka
n Bilal yang
ditindih
tubuhnya
94
Safwan: Dan
terimalah kami
sebagai tuan
abadi Anda.
Safwan: Budak!
Safwan: Dan
terima ini.
Safwan: Sebagai
berhala sejati
Anda.
dengan batu
besar.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Safwan yang
sedang
mempengaruhi
Bilal agar
meninggalkan
agamanya.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
ekspresi muka
Safwan yang
jahat.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n ekspresi
wajah Bilal
yang kesakitan
ditindih batu
besar.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Safwan yang
meletakkan
berhala
disekeliling
Bilal.
95
Safwan: Berapa
banyak berhala
di sana?
Safwan: Anda
tahu cara
menghitung?
Safwan: Budak!
Tidak ada
dialog.
Bilal: Cuma satu
Tuhan.
Extrim Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n hanya pada
bagian yang
terfokus saja.
Extrim Close
Up, gambar ini
menampilkan
Safwan yang
sedang
berbicara
kepada Bilal.
Extrim Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n bibir Safwan
yang
difokuskan.
Big Close Up,
gambar ini
menampilkan
wajah Bilal
secara
menyeluruh.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n tangan Bilal
yang
menunjukkan
angka satu
dengan latar
badan tertindih
batu besar.
96
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Safwan: Apa
yang kamu
katakan?
Long Shot,
gambar diambil
dari jarak jauh
sehingga objek
dan
belakangnya
nampak jelas.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
wajah Abu
Bakar dan
Umayyah
dalam ukuran
penuh.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Imam yang
ketakutan
setelah
mendengar
pengakuan
Bilal bahwa
cuma ada satu
Tuhan.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Imam yang
ketakutan
berlindung
disamping
berhala.
97
Safwan: Jangan
sombong.
Bilal: Saya.
Bilal: Manusia
bebas.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Safwan
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
ekspresi wajah
Bilal yang
kesakitan
menahan batu
besar di
tubuhnya.
Close Up,
gambar in
memperlihatka
n wajah Bilal
dalam ukuran
penuh.
Extrim Close
Up, gambar ini
menampilkan
mata Safwan
dengan ekspresi
marah.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Safwan
marah dan
menekan batu
besar yang di
98
Tidak ada
dialog.
Ghufaira: Tidak!
Tidak! Bilal.
Abu Bakar:
Tolong!
hentikan.
Abu Bakar: Dia
akan mati!
atas tubuh
Bilal.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal yang
kesakitan
ditindih batu
besar.
Close Up,
gambar ini
menggambarka
n ekspresi
wajah Ghufaira
yang khawatir
dengan keadaan
Bilal.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
wajah Abu
Bakar yang
khawatir.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n wajah Abu
Bakar, dengan
latar Bilal yang
sedang disiksa
oleh Safwan.
99
Abu Bakar: Saya
akan
menggandakan
tawarannya!
Umayyah: Saya
melihat bahwa
Anda kehilangan
keterampilan
dalam
perdagangan.
Umayyah: Dia
milikmu.
Umayyah:
Buang batu dari
badannya.
Tidak ada
dialog.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
Abu Bakar
yang
menggandakan
tawarannya
kepada
Umayyah.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Umayyah
yang sedang
berbicara
dengan Abu
Bakar.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah telah
menyerahkan
Bilal kepada
Abu Bakar.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Safwan
menekan batu
100
Tidak ada
dialog.
Tidak ada dialog
Tidak ada
dialog.
Abu Bakar: Saya
bertekad untuk
menebus semua
yang saya miliki
untuknya.
Safwan: Untuk
seorang budak?
besar dengan
ekspresi marah.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n pengawal
mengangkat
batu besar.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
ekspresi wajah
Bilal yang
kesakitan.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Bilal
terlentang
dengan kedua
tangan dan
kakinya terikat.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Abu Bakar dan
Umayyah yang
sedang
berbicara.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n Abu Bakar
dan Umayyah
101
Abu Bakar: Tapi
untuk saudara
laki-laki.
Umayyah:
Jangan beritahu
saya jika agama
Islam.
Umayyah:
Membuat budak
dan majikan
menjadi saudara.
Abu Bakar: Ya,
saudara laki-laki.
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal yang telah
dibebaskan
oleh Abu
Bakar.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Umayyah
dengan ekspresi
marah.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Abu Bakar dan
Hamza yang
sedang berdiri.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Abu Bakar
yang
membebaskan
Bilal dan
menjadikannya
saudara laki-
laki.
102
Ghufaira: Bilal?
Abu Bakar:
Saudara
perempuannya!
Abu Bakar: Saya
akan membayar
harga yang sama
untuknya?
Umayyah: Anda
bertanya pada
orang yang
salah.
Umayyah: Saya
sudah
menghadiahkan
nya pada
Safwan.
Long Shot,
gambar ini
menampilkan
Ghufaira yang
menghampiri
Bilal.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n ekspresi Abu
Bakar yang
khawatir karena
saudara
perempuannya
belum
dibebaskan.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Abu Bakar
yang ingin
membebaskan
Ghufaira.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatka
n punggung
Umayyah.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Umayyah
dengan ukuran
dari dada ke
atas.
103
Safwan: Saya
tidak akan
menjualnya …
Safwan: Bahkan
untuk semua
perdagangan
Anda.
Safwan: Bawa
dia!
Apa yang sedang
kamu lakukan?
Close Up,
gambar ini
memperliatkan
Bilal dan
Ghufaira yang
sedang
berhadapan
dengan latar
Safwan yang
sedang
berbicara.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Safwan yang
tidak akan
menjual
Ghufaira
kepada Abu
Bakar.
Close Up,
gambar ini
memperlihatka
n ekspresi
Safwan yang
kejam.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Abu Bakar,
Bilal, Hamza
dan Sa’ad yang
tidak ingin
Ghufaira
dibawa pergi.
104
Berikan dia!
Ghufaira: Tidak!
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatka
n Abu Bakar,
Bilal, Hamza
dan Sa’ad yang
mencoba
menyelamatkan
Ghufaira.
Long Shot,
gambar ini
menampilkan
Ghufaira yang
dibawa pergi
oleh para
pengawal.
4. Scene 4
Scene ini menggambarkan tentang syariat Islam. Dalam
scene ini Bilal sedang berdiri menatap ke arah masjid. Abu Bakar
datang untuk menyampaikan pesan Rasulullah SAW kepada Bilal
untuk mengumandangkan adzan di sini. Lalu, Bilal teringat akan
kenangan dengan ibunya.
Tabel 4.4
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal yang
sedang berdiri
menatap ke
arah masjid.
105
Visual Dialog Type of Shots
Abu Bakar:
Rasulullah
meminta
Anda
memanggil
mereka untuk
sholat.
Abu Bakar:
Tuan, Bilal.
Abu Bakar:
Di sini.
Abu Bakar:
Panggil
mereka untuk
sholat.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal yang
sedang berdiri
menatap kea
rah masjid.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatkan
Abu Bakar
sedang
berbicara
kepada Bilal.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Abu Bakar
yang
menyampaikan
pesan
Rasulullah
untuk
memerintahkan
Bilal adzan.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
seseorang
dengan ukuran
dari dada ke
atas
106
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Ibunya Bilal:
Perlihatkan
pada saya ..
Ibunya Bilal:
Tunjukkan
padaku
bagaimana
suaramu.
Ibunya Bilal:
Sebuah
inspirasi.
Ibunya Bilal:
Bagaimana
Anda akan
menaikkannya
menyerukan
keadilan dan
kesetaraan.
Long Shot,
gambar ini
memperlihatkan
Bilal yang teringat
kenangan bersama
ibunya.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Bilal kecil
bersama ibunya.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatkan
Bilal mengingat
masa lalunya.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Bilal dari mulai
dada sampai
kepala.
Medium Close
Up, gambar ini
memperlihatkan
Bilal yang hendak
adzan, dengan
latar orang-orang
yang berkumpul
untuk
menyaksikan
Bilal adzan.
107
Visual Dialog Type of Shots
Bilal: Allahu
Akbar, Allahu
Akbar.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal adzan.
5. Scene 5
Scene ini menggambarkan Bilal yang menyerukan suara
adzan. Patung berhala yang ada disekitar ka’bah dihancurkan.
Orang-orang berkumpul untuk melihat sang mu’adzin pertama
dalam Islam.
Tabel 4.5
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatkan
seseorang dari
batas pinggang
ke atas.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatkan
seseorang dari
batas pinggang
ke atas.
108
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Anak kecil: Dia
akan
menyerukan
do’a di
Mekkah.
Tidak ada
dialog.
Suara orang
dikeramaian:
Ayolah!
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
patung berhala
yang ada di atas
ka’bah.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatkan
patung berhala
dengan latar
ka’bah.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
seorang anak
kecil yang
berlari.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatkan
patung berhala
yang ingin
diancurkan.
Long Shot,
gambar ini
menampilkan
patung berhala di
atas yang ingin
dihancurkan.
109
Visual Dialog Type of Shots
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Tidak ada
dialog.
Suara orang
dikeramaian:
Dia akhirnya
muncul.
Extrim Long
Shot, gambar ini
memperlihatkan
latar (setting) di
mana subjek itu
berada.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
Bilal ditengah-
tengah
keramaian
orang.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatkan
Bilal sedang
menaiki anak
tangga untuk
menuju ka’bah.
Medium Close
Up, gambar ini
menampilkan
wajah Bilal
dalam ukuran
penuh.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatkan
Bilal berdiri di
atas ka’bah,
dengan latar
keramaian
orang.
110
Visual Dialog Type of Shots
Suara orang
dikeramaian:
Dia adalah
“do’a
pemanggil”
pembawa
pesan, Bilal.
Suara orang
dikeramaian:
Subhanallah.
Ghufaira: Apa
yang Anda
inginkan
ketika Anda
lebih tua,
Bilal?
Tidak ada
dialog.
Kisah ini
diilhami oleh
kehidupan
sahabat Nabi
yang hebat
Bilal bin
Rabbah
dengan dia.
Medium Shot,
gambar ini
menampilkan
Bilal yang ingin
adzan.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatkan
Bilal dengan
latar
pengunungan.
Close Up,
gambar ini
menampilkan
Ghufaira yang
sedang melihat
ke arah Bilal.
Medium Shot,
gambar ini
memperlihatkan
Bilal adzan.
Extrim Long
Shot, gambar ini
menampilkan
tulisan Bahasa
Arab beserta
artinya.
111
Visual Dialog Type of Shots
Dikenal hari
ini dengan
suaranya yang
bagus, dan
menjadi orang
pertama yang
memanggil
orang-orang
untuk sholat
dalam sejarah.
Kisah hidup
Bilal berisi
banyak
pelajaran
penting
tentang
kesetaraan dan
keadilan antara
orang tanpa
pembedaan
atau
pembatasan.
Allah Maha
Besar, Allah
Maha Besar.
Extrim Long
Shot, gambar ini
menampilkan
tulisan Bahasa
Arab beserta
artinya.
Extrim Long
Shot, gambar ini
menampilkan
tulisan Bahasa
Arab beserta
artinya.
Extrim Long
Shot, gambar ini
menampilkan
tulisan Bahasa
Arab beserta
artinya.
112
Visual Dialog Type of Shots
Saya bersaksi
bahwa tidak ada
Tuhan selain
Allah.
Saya bersaksi
bahwa tidak ada
Tuhan selain
Allah.
Saya bersaksi
bahwa
Muhammad
adalah utusan
Allah.
Saya bersaksi
bahwa
Muhammad
adalah utusan
Allah.
Extrim Long Shot,
gambar ini
menampilkan
tulisan Bahasa
Arab beserta
artinya.
Extrim Long Shot,
gambar ini
menampilkan
tulisan Bahasa
Arab beserta
artinya.
Extrim Long Shot,
gambar ini
menampilkan
tulisan Bahasa
Arab beserta
artinya.
Extrim Long Shot,
gambar ini
menampilkan
tulisan Bahasa
Arab beserta
artinya.
113
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis Semiotika Film Bilal: A New Breed of Hero
1. Scene 1
a. Denotasi:
Pada gambar pertama hanya ada prolog tentang
banyaknya berhala yang mengelilingi ka’bah. Pada gambar
kedua terdapat seorang laki-laki sedang menjual berhala
dengan perkataan “berhala untuk dijual”. Pada gambar ketiga
seorang laki-laki berkata “dalam berbagai warna dan
bentuk”. Pada gambar keempat memperlihatkan seorang
laki-laki yang menjual berhala berkata “sesuai keinginan
anda”. Pada gambar kelima penjual itu berkata “berhala
untuk ketenaran!”. Pada gambar keenam penjual berhala
berkata “berhala untuk kekuatan!”. Pada gambar ketujuh
penjual berhala berkata “berhala untuk kesuburan!”. Pada
gambar kedelapan penjual berhala berkata “berhala untuk
kecantikan”. Pada gambar kesembilan kemudian datang
seorang wanita, penjual berhala berkata “sangat jelas bahwa
kamu tidak butuh berhala untuk kecantikan”. Pada gambar
kesepuluh lalu, penjual pun memberikan berhala kepada
wanita tersebut “berhala yang diinginkan”. Pada gambar
kesebelas wanita tersebut pun mengucapkan “terima kasih”.
Pada gambar kedua belas laki-laki tersebut berkata “tapi,
untuk kesuburan”. Pada gambar ketiga belas memperlihatkan
ada seorang perempuan yang sedang hamil datang, lalu
penjual berhala pun berkata “Anda ingin punya anak laki-laki
bukan?”. Pada gambar keempat belas menampilkan penjual
berhala berkata “Anda akan memiliki kembar tiga”.
b. Konotasi:
Dimulai dengan sebuah prolog yang memberikan
gambaran ilustrasi banyaknya berhala disekeliling ka’bah.
Ada seorang laki-laki bertubuh gemuk dengan menggunakan
114
penutup dikepalanya menjual berhala. Laki-laki tersebut
menjelaskan berbagai macam berhala yang dijualnya dalam
berbagai warna dan bentuk. Sesuai keinginan anda. Ada
berhala yang dijual untuk ketenaran, kekuatan, kesuburan
bahkan berhala untuk kecantikan. Kemudian, datang seorang
wanita hamil yang ingin membeli berhala. Penjual tersebut
memberikan berhala sesuai keinginan wanita itu, yaitu
berhala untuk kesuburan, karena wanita itu ingin memiliki
anak laki-laki.
c. Mitos:
Percaya kepada berhala merupakan perbuatan musyrik.
Syirik atau dosa besar yang dilakukan karena menyekutukan
Tuhan selain Allah SWT. Percaya kepada hal-hal selain
Allah. Syirik adalah satu-satunya dosa yang tidak akan
diampuni Allah nanti di hari kiamat. Pada umumnya jika
seseorang mendengar kata musyrik maka yang cepat terlintas
dalam otaknya ialah si penyembah patung, si penyembah
berhala dan si penyembah api. Musyrik adalah orang yang
meyakinkan atau setidak-tidaknya beranggapan ada kekuatan
yang dapat memberi manfaat atau mendatangkan mudharat,
selain dari kekuasaan Allah, sekalipun mereka juga
mengakui kekuasaan Allah, disamping benda yang diakuinya
itu. Oleh sebab itu, manakala mereka mendapat suatu
keberuntungan/kesuksesan atau ditimpa oleh suatu
musibah/malapetaka, mereka tidak langsung berterima kasih
atas keberhasilannya atau mengadukan musibah yang
menimpanya itu kepada Allah, tetapi mereka pergi kepada
benda-benda yang diyakininya itu.1 Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 110:
ق
ماأ وحلإن مي
ك لرمث
ابش
ين
مىإل ن
إاأ
ه ل
مإل
منهواحك
دف
اءرولق انيرج
اك صالحا
ايعملعمل
لهف
ب
رولش اكبي حدا
هأ
عبادةرب
1 KH. Zainal Arifin Djamaris, Islam: Aqidah dan Syari’ah, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1996), cet ke-1 jilid 1, h. 226.
115
Artinya: “Siapa-siapa yang berharap akan menemui
Tuhannya maka hendaklah ia berbuat amal yang wajar, dan
jangan ia mempersekutukan atau mempersyariatkan
Tuhannya dengan satu apapun jua”. (QS. Al-Kahfi ayat
110).
Kemudian dalam sebuah hadis dari Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Tarmidzi dan Ibnu Majah.
Dari Abi Sa’id bin Abi Fadhlahah, ia berkata: Aku dengar
Rasulullah SAW berkata: “Bila Allah mengumpulkan orang-
orang yang mula-mula dan orang-orang yang akhir nanti di
hari kiamat, yaitu pada hari yang tidak diragukan lagi
padanya”, berseru orang yang berseru (yaitu malaikat):
“Siapa-siapa yang telah mempersekutukan Allah dalam
amalnya dengan sesuatu, maka ia mintalah pahalanya
kepada orang itu. Maka sesungguhnya Allah tidak
memerlukan sekutu dari sekutunya itu”. (HR. Tarmidzi dan
Ibnu Majah).
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW berkata, berkata
kepada Allah SWT: “Aku tidak memerlukan sekutu dari
sekutu itu, maka siapa-siapa yang beramal satu amal untuk-
Ku, ia sekutukan padanya dengan orang selain-Ku, maka
Aku berlepas diri dari padanya, dan dia terserah kepada
sekutunya itu”. (HR. Ibnu Majah).
Syirik itu hukumnya terlarang, haram, dan dosanya tidak
akan diampuni Allah. Allah berfirman dalam surat An-Nisa
ayat 48:
ونإ ماد فر ركبهويغ
ش ني
أ فر
يغ
ل
للا ن اء
نيش
لكل
منوذ
ركش رىي
تداف
قف
ابالل ما
اعظإث يما
116
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
orang-orang yang mempersekutukan-Nya, dan akan
mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang yang
dikehendaki-Nya”. (QS. An-Nisa ayat 48).
Pada dasarnya percaya kepada selain Allah dinamakan
dengan syirik. Syirik termasuk dosa besar yang tidak akan
diampuni oleh Allah SWT. Apabila manusia berharap dan
meminta bantuan kepada selain Allah, maka manusia itu
akan mendapat murkanya Allah. Hanya Allah-lah sebaik-
baik penolong bagi hamba-Nya, tempat bergantung dan
tempat meminta pertolongan.
2. Scene 2
a. Denotasi:
Pada gambar pertama ada sebuah patung berhala besar
dan tinggi sekali yang memegang mangkuk. Pada gambar
kedua memperlihatkan uang koin yang ada di mangkuk
patung berhala. Pada gambar ketiga menampilkan seorang
anak kecil yang berkata “tolong, beri saya uang?”. Pada
gambar keempat memperlihatkan anak kecil yang sedang
meminta-minta dengan berkata “saya ingin makanan atau
uang?”. Pada gambar kelima menampilkan anak kecil yang
memegang mangkuk dengan tangan menengadah ke atas.
Pada gambar keenam memperlihatkan anak kecil yang
berada di kerumunan orang lewat yang sedang memberikan
uang persembahan kepada berhala, anak kecil tersebut
berkata “tolong, beri saya uang?” lalu, orang yang sedang
lewat berkata “minggir!”. Pada gambar ketujuh
menampilkan anak kecil yang berkata “tolong, saya tidak
punya makanan?”. Pada gambar kedelapan memperlihatkan
orang yang sedang lewat berkata “minggir dari jalanku,
nak!”. Pada gambar kesembilan menampilkan anak kecil
yang sedang memegang perutnya karena kelaparan. Pada
gambar kesepuluh memperlihatkan anak kecil yang
memegang mangkuk sedang melihat ke arah patung berhala.
Pada gambar kesebelas menampilkan anak kecil yang berniat
untuk mencuri uang koin persembahan yang ada di mangkuk
117
patung berhala. Pada gambar kedua belas memperlihatkan
anak kecil yang mulai mencuri dengan naik di atas
mangkuknya agar bisa sampai ke mangkuk berisi uang koin
yang ada di patung berhala. Pada gambar ketiga belas
menampilkan tangan patung berhala yang memegang
mangkuk besar berisi uang koin. Pada gambar keempat belas
memperlihatkan anak kecil yang berusaha untuk mengambil
uang koin di patung berhala. Pada gambar kelima belas
menampilkan imam (orang yang berkuasa untuk menjaga
patung berhala) sedang mengawasi anak kecil tersebut. Pada
gambar keenam belas memperlihatkan tangan anak kecil
yang mulai mengambil uang koin dari mangkuk patung
berhala. Pada gambar ketujuh belas menampilkan Bilal yang
datang menyelamatkan anak kecil tersebut. Pada gambar
kedelapan belas memperlihatkan Bilal yang sedang
menasihati anak kecil agar tidak mencuri dengan berkata
“kita seharusnya tidak melakukan itu”. Pada gambar
kesembilan belas menampilkan Bilal yang sedang berbicara
kepada anak kecil sembari melihat ke arah imam (orang yang
berkuasa untuk menjaga patung berhala) yang sedang
mengawasi. Pada gambar kedua puluh memperlihatkan imam
yang berdiri sedang mengawasi Bilal dan anak kecil. Pada
gambar kedua puluh satu menampilkan anak kecil yang
berkata “tapi saya merasa lapar”. Pada gambar kedua puluh
dua memperlihatkan Bilal yang memberi makanan kepada
anak kecil sambil berkata “ambil ini”. Pada gambar kedua
puluh tiga menampilkan anak kecil yang berterima kasih
kepada Bilal sambil berkata “anda terlalu baik”.
b. Konotasi:
Sebuah patung berhala yang besar berisi uang koin yang
ada di mangkuk patung berhala. Uang koin persembahan
untuk patung berhala yang diperjelas gambarnya. Lalu, ada
seorang anak kecil yang berdiri ditengah-tengah keramaian
sedang meminta-minta dengan latar belakang ka’bah dan
imam (orang yang berkuasa untuk menjaga patung berhala)
sedang berdiri. Anak kecil itu terus meminta-minta makanan
118
atau uang kepada orang yang lewat. Tetapi, diacuhkan karena
orang yang lewat hanya memberi uang koin persembahan
kepada patung berhala. Anak kecil itu diabaikan oleh orang
yang lalu-lalang. Anak kecil itu memegang perutnya yang
kesakitan karena kelaparan. Lalu, anak kecil itu menatap ke
mangkuk yang berisi uang koin yang ada di patung berhala
dan berniat untuk mengambil uang persembahan itu.
Kemudian, anak kecil itu melihat ke arah patung berhala dan
mulai mendekati berhala dengan naik di atas mangkuk
supaya tangannya bisa meraih uang yang ada di mangkuk
patung berhala. Gambar tangan patung berhala yang
memegang mangkuk yang diperjelas. Anak kecil itu berusaha
mengambil uang koin lalu seorang imam (orang yang
berkuasa untuk menjaga patung berhala) melihat dan
mengawasi anak kecil tersebut. Gambar tangan anak kecil
yang hampir berhasil mengambil uang koin, lalu Bilal datang
menyelamatkan anak kecil tersebut. Bilal menolong anak
kecil itu agar mengurungkan niatnya untuk mencuri uang
koin. Bilal menasihati anak kecil itu agar tidak melakukan
perbuatan mencuri. Sambil melihat ke arah imam (orang
yang berkuasa untuk menjaga patung berhala) yang sedang
mengawasi mereka berdua. Imam (orang yang berkuasa
untuk menjaga patung berhala) beserta para penjaganya
berdiri sedang melihat Bilal dan anak kecil itu. Anak kecil itu
berbicara kepada Bilal bahwa dia merasa lapar, lalu Bilal
memberikan roti kepada anak kecil itu. Dan anak kecil itu
pun mengucapkan anda terlalu baik.
c. Mitos:
Mencuri adalah perbuatan yang dilarang dalam agama
Islam. Mencuri merupakan perbuatan buruk atau tercela.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 188:
أت
واول
ل ك
ومأ
كمبامبينال
ك
ىال
وابهاإل
دل
باطلوت
ال ريقا
واف
ل كاملتأ
ك ح
مومنونأ م
عل
مت ت
نموأ
ث
اسبال الالن
119
Artinya: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang
bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah ayat
188).
Kemudian dalam sebuah hadis dari Rasulullah yang
diriwayatkan oleh Abu Daud menjelaskan tentang mencuri.
Dari Amr bin Al Ash bahwasannya Rasulullah SAW
pernah ditanya tentang buah yang tergantung di atas pohon,
lalu beliau bersabda: Barang siapa yang mengambil barang
orang lain karena terpaksa untuk menghilangkan lapar dan
tidak terus-menerus, maka tidak dijatuhkan hukuman
kepadanya. Dan barang siapa mengambil sesuatu barang,
sedang ia tidak membutuhkannya dan tidak untuk
menghilangkan lapar, maka wajib atasnya mengganti
barang tersebut dengan yang serupa dan diberikan hukuman
ta’zir. Dan barang siapa mengambil sesuatu barang
sedangkan ia tidak dalam keadaan membutuhkan, dengan
sembunyi-sembunyi setelah diletakannya di tempat
penyimpanan atau dijaga oleh penjaga, kemudian nilainya
seharga perisai maka wajib atasnya dihukum potong
tangan”. (HR. Abu Daud).2
Agama Islam mengajarkan kita untuk meraih keutamaan
bagi diri sendiri dengan berakhlak baik, patuh kepada
kewajiban, manusiawi, berbudi, setia, berwatak baik, riang
gembira, dan jujur. Selain itu agama Islam juga mengajarkan
untuk mempertahankan hak-hak kita dengan tidak
melampaui batas (tidak merampas hak milik, kehormatan,
atau pun nyawa orang lain). Selain itu, agama Islam
mengajarkan kita untuk berusaha mengejar ilmu pengetahuan
dan, pada akhirnya dengan akhlak yang baik dapat
2 Diakses dari https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/hukum-
mencuri-dalam-islam/amp. pada Senin, 29 April 2019 pukul 13.59 WIB.
120
menegakkan keadilan dalam segala urusan dan
melaksanakannya dengan wajar.3
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Hadis di atas
menjelaskan bahwa mencuri merupakan perbuatan yang
dilarang dalam agama Islam. Mencuri berarti mengambil
sesuatu yang bukan miliknya secara sembunyi-sembunyi
tanpa sepengetahuan pemiliknya. Mencuri termasuk ke
dalam akhlak mazmumah atau akhlak yang buruk. Islam
melarang perbuatan yang merugikan orang lain.
3. Scene 3
a. Denotasi:
Pada gambar pertama menampilkan Bilal yang sedang
duduk berlutut dengan tangan terikat, lalu Umayyah datang
dan berkata “Bilal, apa kamu sudah bangun?”. Pada gambar
kedua memperlihatkan Bilal yang menjawab pertanyaan
dengan berkata “iya”. Pada gambar ketiga menampilkan
Umayyah sedang duduk berhadapan dengan Bilal dan
berkata “kamu lebih berani dari yang saya pikir”. Pada
gambar keempat memperlihatkan Umayyah yang berkata
“saya menerima pujian”. Pada gambar kelima menampilkan
Umayyah berkata “kamu mempelajarinya dari menonton
saya selama ini”. Pada gambar keenam memperlihatkan
sosok Imam (orang yang berkuasa untuk menjaga patung
berhala) sedang berdiri mengelilingi Bilal, lalu Umayyah
berkata “selamatkan dirimu dari penderitaan”. Pada gambar
ketujuh menampilkan Bilal yang sedang menunduk, lalu
Umayyah berkata “apa yang kamu katakan membutuhkan
banyak keberanian”. Pada gambar kedelapan
memperlihatkan wajah Bilal yang tertunduk lemas, sembari
Umayyah berkata “namun, sayangnya anda masih berpikir
seperti seorang budak”. Pada gambar kesembilan
menampilkan Bilal yang berlutut dengan tangan terikat
menghadap tuannya Umayyah, sambil Umayyah berkata
“aku akan memberitahumu sebuah rahasia yang akan
3 Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i, Inilah Islam,
(Jakarta: Sadra Press, 2011), cet. Ke-1, h. 18.
121
membuat anda kembali ke akal sehat anda”. Pada gambar
kesepuluh memperlihatkan Umayyah yang berbicara ke
telinga Bilal dengan berkata “saya tidak pernah percaya pada
berhala-berhala ini”. Pada gambar kesebelas menampilkan
Umayyah yang mendekatkan mulutnya ke telinga Bilal
sambil berkata “tidak, tidak, tidak, aku tidak bodoh”. Pada
gambar kedua belas memperlihatkan mata Bilal secara jelas,
lalu Umayyah berkata “sebenarnya kita berdua budak, Bilal”.
Pada gambar ketiga belas menampilkan mata Bilal yang
melihat ke arah Umayyah sembari Umayyah berkata
“perbedaan antara kita”. Pada gambar keempat belas
memperlihatkan Umayyah yang berkata “bahwa saya
menyembah apa yang lebih kuat dari saya”. Pada gambar
kelima belas menampilkan Umayyah berkata “tapi kamu..”.
Pada gambar keenam belas memperlihatkan Umayyah yang
mendekati Bilal dengan berkata “kamu menyembah apa yang
akan menghancurkan kamu”. Pada gambar ketujuh belas
menampilkan imam (orang yang berkuasa untuk menjaga
patung berhala) yang memegang dagu Bilal. Pada gambar
kedelapan belas memperlihatkan Bilal menunduk di depan
Umayyah yang berkata “pria bebas tahu cara mengambil
resiko”. Pada gambar kesembilan belas menampilkan
Umayyah yang memegang pundak Bilal sambil berkata
“misalnya dia mungkin menawarkan untuk memata-matai
musuh tuannya”. Pada gambar kedua puluh menampilkan
Bilal dan Umayyah dari atas sambil Umayyah berkata “dia
mungkin menyadari manfaatnya”. Pada gambar kedua puluh
satu memperlihatkan bibir Bilal yang diperjelas sambil
Umayyah berkata “apakah kamu mengerti apa yang aku
katakan Bilal?”. Pada gambar kedua puluh dua
menampilkan Umayyah yang berkata “biarkan dia minum”.
Pada gambar kedua puluh tiga memperlihatkan imam (orang
yang berkuasa untuk menjaga patung berhala) yang
memberikan minum kepada Bilal. Pada gambar kedua puluh
empat menampilkan tangan Bilal yang dirantai dengan jelas.
Pada gambar kedua puluh lima memperlihatkan tangan Bilal
yang dirantai dan Umayyah berkata “apakah anda ingin saya
122
melepas rantai?”. Pada gambar kedua puluh enam
menampilkan Bilal duduk lalu Umayyah berkata “bagaimana
menurutmu, Bilal?”. Pada gambar kedua puluh tujuh
memperlihatkan Bilal yang menjawab pertanyaan Umayyah
dengan berkata “aku sudah..”. Pada gambar kedua puluh
delapan menampilkan Bilal yang berkata “dibebaskan dari
rantaiku”. Pada gambar kedua puluh sembilan
memperlihatkan Umayyah berdiri dengan berkata “itu
aneh!”. Pada gambar ketiga puluh menampilkan Umayyah
yang berkata “karena saya melihat mereka”. Pada gambar
ketiga puluh satu memperlihatkan Umayyah sedang berdiri
di depan Bilal yang berlutut dan ada imam juga, sembari
Umayyah berkata “atau Tuhanmu yang tak terlihat membuat
semuanya menjadi tidak terlihat !?”. Pada gambar ketiga
puluh dua menampilkan Bilal yang berkata “saya berbicara
tentang rantai yang..”. Pada gambar ketiga puluh tiga
memperlihatkan Bilal yang berkata “ada di dalam diriku”.
Pada gambar ketiga puluh empat menampilkan Umayyah
yang berkata “jangan bicara aneh”. Pada gambar ketiga
puluh lima memperlihatkan Umayyah yang berkata “apakah
kamu tidak melihat musibah yang kamu hadapi?”. Pada
gambar ketiga puluh enam menampilkan Umayyah yang
berkata “saya bisa membunuhmu sekarang”. Pada gambar
ketiga puluh tujuh memperlihatkan Bilal yang berkata
sembari melihat ke arah Umayyah “saya tidak peduli apa
yang akan tuan lakukan dengan saya”. Pada gambar ketiga
puluh delapan menampilkan Bilal yang berkata “dan tidak
ada yang bisa kamu tawarkan kepadaku”. Pada gambar
ketiga puluh sembilan memperlihatkan Bilal yang berkata
“aku sudah merdeka”. Pada gambar keempat puluh
menampilkan Umayyah berkata “dan bagaimana dengan
adikmu?”. Pada gambar keempat puluh satu memperlihatkan
Umayyah yang berkata “apakah dia merdeka juga?”. Pada
gambar keempat puluh dua menampilkan Umayyah yang
menawarkan sesuatu kepada Bilal “jadi, katakan padaku..
apakah kau akan memikirkan tawaranku atau tidak?”. Pada
gambar keempat puluh tiga memperlihatkan Umayyah yang
123
berkata “kamu menginginkan seekor kuda?”. Pada gambar
keempat puluh empat menampilkan Umayyah berkata “saya
akan memberi anda dua”. Pada gambar keempat puluh lima
memperlihatkan Umayyah berkata “dan aku akan
memberikanmu dan adikmu dengan sebuah rumah”. Pada
gambar keempat puluh enam menampilkan Umayyah yang
memaksa Bilal untuk menerima tawarannya dengan berkata
“terima tawarannya!”. Pada gambar keempat puluh tujuh
memperlihatkan atap yang terbuka dari dalam sebuah
ruangan, sembari terdengar suara orang dikeramaian berkata
“bawa dia! Keluarkan dia”. Pada gambar keempat puluh
delapan menampilkan Umayyah berdiri tepat di depan Bilal,
lalu terdengar suara orang dikeramaian berkata “bebaskan
dia”. Pada gambar keempat puluh sembilan memperlihatkan
Umayyah berkata “itu sebabnya anda seorang budak dan
saya seorang tuan”. Pada gambar kelima puluh menampilkan
Umayyah berkata “karena kamu tidak mau mengambil
peluang yang datang”. Pada gambar kelima puluh satu
memperlihatkan Umayyah yang berkata “sungguh
mengecewakan!”. Pada gambar kelima puluh dua
menampilkan Bilal yang berkata “jadi bunuh, aku”. Pada
gambar kelima puluh tiga memperlihatkan Bilal yang duduk
berlutut lalu Umayyah berkata “saya tidak akan mencoba
membunuhmu”. Pada gambar kelima puluh empat
menampilkan Umayyah yang berkata “tapi, kamu mungkin
mati”. Pada gambar kelima puluh lima memperlihatkan
penjaga yang menyeret kaki Bilal, sembari Umayyah berkata
“jika waktumu telah tiba”. Pada gambar kelima puluh enam
menampilkan Bilal ditengah keramaian orang-orang. Pada
gambar kelima puluh tujuh memperlihatkan Bilal sedang
diterlentangkan di atas tanah dengan diikat tangannya oleh
dua orang pengawal. Pada gambar kelima puluh delapan
menampilkan tangan Bilal yang terikat dengan latar
Umayyah dan Safwan yang sedang berdiri disamping
berhala. Pada gambar kelima puluh sembilan
memperlihatkan pengawal yang sedang memukul palu
dengan latar belakang Bilal sedang terlentang. Pada gambar
124
keenam puluh menampilkan pengawal yang sedang memukul
paku yang ditancapkan ke dalam tanah. Pada gambar keenam
puluh satu memperlihatkan Abu Bakar dan Umayyah yang
sedang berdiri. Pada gambar keenam puluh dua menampilkan
Ghufaira, Hamza, dan Sa’ad yang dihadang oleh pengawal.
Sembari Ghufaira berkata “tidak, Bilal!”. Pada gambar
keenam puluh tiga memperlihatkan Imam (orang yang
berkuasa untuk menjaga patung berhala) berkata “katakan
padaku budak, kepada siapa kamu berdo’a”. Pada gambar
keenam puluh empat menampilkan imam yang berbicara
kepada Bilal sambil berkata “apakah dia lebih kuat dari
saya?”. Pada gambar keenam puluh lima memperlihatkan
imam yang berkata “apakah dia lebih kuat dari berhala
kita?”. Pada gambar keenam puluh enam menampilkan imam
berkata “karena kekuatan mereka”. Pada gambar keenam
puluh tujuh yang memperlihatkan imam berkata “dan
kekuatanku”. Pada gambar keenam puluh delapan
menampilkan imam yang menunjuk ke arah Bilal sambil
berkata “aku bisa memberi perintah untuk membunuhmu!”,
Ghufaira berkata “jangan!”. Pada gambar keenam puluh
sembilan memperlihatkan imam berkata “atau
membebaskanmu”, Ghufaira berkata “hentikan dia!”. Pada
gambar ketujuh puluh menampilkan tangan imam menunjuk
ke arah patung berhala sambil berkata “dia adalah..”. Pada
gambar ketujuh puluh satu memperlihatkan imam berkata
“Tuhanku”. Pada gambar ketujuh puluh dua menampilkan
Abu Bakar, Umayyah, Safwan dan dua orang lainnya sedang
berdiri di samping berhala, sembari imam berkata “apakah
kamu ingin dia datang menyelamatkan”. Pada gambar
ketujuh puluh tiga imam berkata “benar”. Pada gambar
ketujuh puluh empat imam berkata “dan aku akan
memintanya untuk memaafkan dosa kalian”. Pada gambar
ketujuh puluh lima memperlihatkan Abu Bakar berkata
kepada Umayyah “saya menawarkan harga yang tinggi
untuknya”. Pada gambar ketujuh puluh enam menampilkan
Umayyah berkata “terlalu tinggi”. Pada gambar ketujuh
puluh tujuh memperlihatkan Abu Bakar berkata “jadi apa
125
alasannya membawa dia ke sini?”. Pada gambar ketujuh
puluh delapan menampilkan imam dengan tangan memberi
kode kepada para pengawal untuk membawa batunya. Pada
gambar ketujuh puluh sembilan memperlihatkan Bilal sedang
terlentang dengan latar para pengawal sedang membawa batu
besar. Pada gambar kedelapan puluh menampilkan para
pengawal sedang membawa batu besar. Pada gambar
kedelapan puluh satu memperlihatkan batu besar dalam
ukuran penuh. Pada gambar kedelapan puluh dua
menampilkan wajah Abu Bakar yang sedih. Pada gambar
kedelapan puluh tiga memperlihatkan wajah Ghufaira,
Hamza dan Sa’ad yang sedih. Pada gambar kedelapan puluh
empat menampilkan Bilal yang dijemur di bawah terik
matahari dan para pengawal yang membawa batu besar. Pada
gambar kedelapan puluh lima memperlihatkan Bilal yang
ingin ditindih dengan batu besar. Pada gambar kedelapan
puluh enam menampilkan Abu Bakar yang berkata kepada
Umayyah “aku memperingatkan”. Pada gambar kedelapan
puluh tujuh memperlihatkan Abu Bakar yang sedang
berbicara kepada Umayyah dengan berkata “jika satu tetes
darahnya dijatuhkan”. Pada gambar kedelapan puluh delapan
menampilkan Abu Bakar berkata “kesepakatannya batal”.
Pada gambar kedelapan puluh sembilan memperlihatkan
Umayyah berkata “kita lihat saja nanti”. Pada gambar
kesembilan puluh menampilkan imam berkata “budak ini
dituduh melakukan kejahatan yang keterlaluan”. Pada
gambar kesembilan puluh satu memperlihatkan imam yang
sedang berdiri sambil berkata “dia berdiri dihadapan
tuannya”. Pada gambar kesembilan puluh dua menampilkan
imam berkata “dan untuk semua itu”. Pada gambar
kesembilan puluh tiga memperlihatkan imam berkata “kami
akan menghukumnya”. Pada gambar kesembilan puluh
empat menampilkan imam yang memberi kode untuk
menaruh batu besar di atas tubuhnya Bilal. Pada gambar
kesembilan puluh lima memperlihatkan Bilal ditindihkan
dengan batu besar. Pada gambar kesembilan puluh enam
menampilkan Ghufaira, Hamza dan Sa’ad yang ingin
126
menolong Bilal, lalu Ghufaira berkata “tidak!”. Pada gambar
kesembilan puluh tujuh menampilkan Abu Bakar yang
khawatir dan berkata “itu akan membunuhnya”. Pada gambar
kesembilan puluh delapan memperlihatkan wajah Umayyah
yang kejam. Pada gambar kesembilan puluh sembilan
menampilkan Bilal yang disiksa dengan ditindih batu besar
kepadanya, sambil Ghufaira berkata “tidak!”. Pada gambar
ke-100 memperlihatkan ekspresi wajah Umayyah dan
Safwan dengan tersenyum sinis. Pada gambar ke-101
menampilkan Ghufira yang berkata “tolong kuasai dirimu,
Safwan!”. Pada gambar ke-102 memperlihatkan Ghufaira
berkata “dia akan mati!”. Pada gambar ke-103 menampilkan
Safwan berkata “apakah kamu merasakan ini?”. Pada gambar
ke-104 memperlihatkan Safwan berkata “menyerahlah,
Bilal”. Pada gambar ke-105 menampilkan Safwan berkata
“ini semua akan berakhir”. Pada gambar ke-106
memperlihatkan Safwan berkata “mintalah pengampunan
dari kami”. Pada gambar ke-107 menampilkan Safwan
berkata “dan terimalah kami sebagai tuan abadi anda”. Pada
gambar ke-108 memperlihatkan Safwan berkata “budak!”.
Pada gambar ke-109 menampilkan Safwan berkata “dan
terima ini”. Pada gambar ke-110 memperlihatkan Safwan
meletakkan berhala kecil disekeliling Bilal sambil berkata
“sebagai berhala sejati anda”. Pada gambar ke-111
menampilkan Safwan berkata “berapa banyak berhala di
sana?”. Pada gambar ke-112 memperlihatkan Safwan berkata
“anda tahu cara menghitung?”. Pada gambar ke-113
menampilkan Safwan berkata “budak!”. Pada gambar ke-114
memperlihatkan ekspresi wajah Bilal yang kesakitan ditindih
batu. Pada gambar ke-115 menampilkan tangan Bilal yang
menunjukkan angka satu dengan berkata “Cuma satu
Tuhan”. Pada gambar ke-116 memperlihatkan Bilal sedang
terlentang dengan dijaga empat orang pengawal. Pada
gambar ke-117 menampilkan wajah Abu Bakar dan
Umayyah. Pada gambar ke-118 memperlihatkan imam yang
ketakutan setelah mendengar pengakuan Bilal bahwa Cuma
ada satu Tuhan yaitu Allah SWT. Pada gambar ke-119
127
menampilkan imam yang ketakutan dan berlindung
disamping berhala, lalu Safwan berkata “apa yang kamu
katakan?”. Pada gambar ke-120 memperlihatkan Safwan
yang berkata “jangan sombong”. Pada gambar ke-121
menampilkan ekspresi wajah Bilal yang kesakitan menahan
batu besar di tubuhnya sembari berkata “saya”. Pada gambar
ke-122 memperlihatkan Bilal yang berkata “manusia bebas”.
Pada gambar ke-123 menampilkan mata Safwan dengan
ekspresi marah. Pada gambar ke-124 memperlihatkan
Safwan marah dan menekan batu besar yang di atas tubuh
Bilal. Pada gambar ke-125 menampilkan Bilal yang
kesakitan ditindih batu besar. Pada gambar ke-126
memperlihatkan ekspresi wajah Ghufaira yang khawatir
dengan keadaan Bilal sembari berkata “Tidak! Tidak!
Tidak!”. Pada gambar ke-127 menampilkan Abu Bakar yang
khawatir lalu berkata “tolong! hentikan”. Pada gambar ke-
128 memperlihatkan Abu Bakar yang berkata “dia akan
mati!”. Pada gambar ke-129 menampilkan Abu Bakar yang
berkata “saya akan menggandakan tawarannya!”. Pada
gambar ke-130 memperlihatkan Umayyah berkata “saya
melihat bahwa anda kehilangan keterampilan dalam
perdagangan”. Pada gambar ke-131 menampilkan Umayyah
berkata “dia milikmu”. Pada gambar ke-132 memperlihatkan
Umayyah berkata “buang batu dari badannya”. Pada gambar
ke-133 memperlihatkan Safwan menekan batu besar dengan
ekspresi marah. Pada gambar ke-134 menampilkan pengawal
mengangkat batu besar dari badan Bilal. Pada gambar ke-135
memperlihatkan Bilal yang terlentang. Pada gambar ke-136
menampilkan Bilal terlentang dengan kedua tangan dan
kakinya terikat. Pada gambar ke-137 memperlihatkan Abu
Bakar berkata “saya bertekad untuk menebus semua yang
saya miliki untuknya”. Pada gambar ke-138 menampilkan
Umayyah berkata “untuk seorang budak?”. Pada gambar ke-
139 memperlihatkan Abu Bakar berkata “tapi untuk saudara
laki-laki”. Pada gambar ke-140 menampilkan Umayyah
berkata “jangan beritahu saya jika agama Islam”. Pada
gambar ke-141 memperlihatkan Umayyah berkata “membuat
128
budak dan majikan menjadi saudara”. Pada gambar ke-142
menampilkan Abu Bakar berkata “ya, saudara laki-laki”.
Pada gambar ke-143 memperlihatkan Ghufaira berkata
“Bilal?”. Pada gambar ke-144 menampilkan Abu Bakar
berkata “saudara perempuannya!”. Pada gambar ke-145
memperlihatkan Abu Bakar berkata “saya akan membayar
harga yang sama untuknya?”. Pada gambar ke-146
menampilkan Umayyah berkata “anda bertanya pada orang
yang salah”. Pada gambar ke-147 memperlihatkan Umayyah
berkata “saya sudah menghadiahkannya pada Safwan”. Pada
gambar ke-148 menampilkan Safwan berkata “saya tidak
akan menjualnya…”. Pada gambar ke-149 memperlihatkan
Safwan berkata “bahkan untuk semua perdagangan anda”.
Pada gambar ke-150 menampilkan Safwan berkata “bawa
dia!”. Pada gambar ke-151 memperlihatkan Abu Bakar,
Bilal, Hamza dan Sa’ad yang tidak ingin Ghufaira dibawa
pergi dan berkata “apa yang sedang kamu lakukan?”. Pada
gambar ke-152 menampilkan Abu Bakar, Bilal, Hamza dan
Sa’ad yang mencoba menyelamatkan Ghufaira dan berkata
“berikan dia!”. Pada gambar ke-153 memperlihatkan
Ghifaira yang dibawa pergi oleh para pengawal serta
Ghufaira berkata “tidak!”.
b. Konotasi:
Seorang pengawal yang masuk ke dalam sebuah ruangan,
diikuti dengan Imam (seorang penjaga yang mengawasi
patung berhala). Lalu, Umayyah datang memasuki sebuah
ruangan di mana Bilal dikurung. Umayyah duduk dihadapan
Bilal, dan bertanya kepada Bilal apakah sudah bangun. Imam
berjalan mengelilingi Bilal dan Umayyah dengan
mengancam selamatkan dirimu dari penderitaan. Lalu,
Umayyah berdiri dan duduk mendekati Bilal. Umayyah
berbicara kepada Bilal bahwa mereka berdua sama-sama
seorang budak. Umayyah tidak pernah percaya kepada
berhala-berhala tersebut dan Umayyah menyembah apa yang
lebih kuat dari dia. Imam memukul tiang dan memegang
dagu Bilal dengan ekspresi sinis dan jahat. Umayyah mulai
129
menawarkan Bilal untuk memata-matai musuh tuannya.
Kemudian, Umayyah menyuruh Imam untuk memberikan
Bilal minum. Umayyah bertanya kepada Bilal apakah dia
ingin melepas rantai yang mengikat tangan Bilal. Tetapi,
Bilal menjawab dia sudah dibebaskan dari rantainya.
Umayyah langsung berdiri dan murka, Umayyah mulai
marah. Bilal tetap teguh dan istiqomah mempertahankan
akidahnya, tidak peduli apa yang akan dilakukan oleh
Umayyah dan apa yang Umayyah tawarkan kepadanya. Bilal
menyatakan bahwa dirinya sudah merdeka dan bebas. Lalu,
umayyah bertanya bagaimana dengan adiknya apakah dia
sudah merdeka juga. Umayyah tidak menyerah dan terus
menawarkan Bilal dengan berbagai macam hal, seperti akan
memberikan dua ekor kuda. Dan Umayyah menawarkan
akan memberikan Bilal dan adiknya dengan sebuah rumah.
Imam berbisik dan menghasut Bilal agar menerima
tawarannya. Dari luar terdengar suara orang dikeramaian
yang menyuruh untuk membawa Bilal dan mengeluarkan
Bilal. Kemudian, Umayyah dengan ekspresi kecewa berdiri
dan pergi meninggalkan Bilal yang tidak mau mengambil
kesempatan yang ditawarkan Umayyah. Bilal yang duduk
berlutut mengucapkan bunuh saja saya. Tetapi, tuannya
Umayyah tidak akan mencoba membunuh Bilal. Suara pintu
terbuka, dan para pengawal masuk untuk membawa Bilal
keluar. Bilal dibawa keluar dengan diseret kakinya oleh para
pengawal. Bilal diterlentangkan di bawah terik matahari dan
dipertontonkan di depan banyak orang. Bilal dengan ekspresi
wajah kepanasan dan kesakitan, lalu imam datang. Tangan
dan kaki Bilal diikat oleh para pengawal. Umayyah, Safwan,
Abu Bakar, berdiri dan melihat dari samping berhala.
Hamza, Sa’ad dan Ghufaira datang dengan ekspresi khawatir
ingin menolong Bilal tetapi dihadang oleh para pengawal.
Imam berdiri dan berkata kepada Bilal, apakah Tuhannya
lebih kuat dari pada saya. Apakah dia lebih kuat dari berhala
kita. Dengan kekuatan imam dia bisa memberi perintah
untuk menolong Bilal atau membunuhnya. Imam menunjuk
ke arah patung berhala dengan menyatakan bahwa dia adalah
130
Tuhanku. Abu Bakar berbicara kepada Umayyah bahwa dia
menawarkan harga yang tinggi untuknya. Abu Bakar
bertanya kepada Umayyah apa alasannya membawa Bilal ke
sini. Kemudian, imam memberi kode kepada para pengawal
untuk membawa batu besar. Empat orang pengawal datang
membawa batu besar. Abu Bakar, Ghufaira, Hamza dan
Sa’ad menampilkan ekspresi wajah yang cemas. Bilal
diterlentangkan badannya dengan ditindih dengan batu besar
di bawah panasnya terik matahari. Abu Bakar berbicara
kepada Umayyah jika satu tetes darahnya dijatuhkan
kesepakatannya batal. Bilal menampilkan ekspresi wajah
kesakitan menahan beban beratnya batu yang ada di atas
tubuhnya. Empat orang pengawal mengelilingi Bilal dan
imam berjalan mendekati Bilal. Lalu, Safwan datang
menghampiri Bilal. Safwan berbicara kepada Bilal apakah
kamu merasakan ini dan menyerahlah Bilal. Safwan mulai
menghasut Bilal agar menerima dia dan Umayyah sebagai
tuannya. Safwan meletakkan berhala disekeliling Bilal dan
meminta Bilal untuk menyembah berhala-berhala itu. Bilal
dengan ekspresi wajah kesakitan mengucapkan Ahad,
mengaku bahwa cuma ada satu Tuhan, yaitu Allah SWT
dengan menunjukkan jari telunjuknya. Lalu, angin datang
berhembus kencang, langit berubah menjadi gelap. Imam
berjalan mundur ke arah patung berhala. Safwan
menampilkan ekspresi marah dan menyingkirkan berhala-
berhala kecil dari sekeliling Bilal. Bilal menyatakan kepada
Safwan bahwa dia sudah bebas. Kemudian, Safwan marah,
berdiri dan menekan batu besarnya yang akan membuat Bilal
semakin kesakitan. Bilal teriak kesakitan, Ghufaira semakin
khawatir dan Abu Bakar berbicara kepada Umayyah bahwa
dia akan menggandakan tawarannya. Umayyah menyatakan
bahwa Abu Bakar kehilangan keterampilannya dalam
berdagang. Kemudian, Umayyah membebaskan Bilal dan
menyuruh membuang batu besar dari tubuhnya Bilal. Safwan
menekan batu besar dan para pengawal datang untuk
mengangkat batu besar dari tubuhnya Bilal. Ghufaira datang
menghampiri Bilal. Abu Bakar berbicara kepada Umayyah
131
bahwa dia akan memberikan semua yang dia miliki untuk
menebus Bilal. Umayyah bertanya untuk seorang budak. Abu
bakar menjawab untuk saudara laki-laki. Lalu, para pengawal
datang membawa Ghufaira. Abu Bakar menawarkan untuk
menebus saudari perempuannya juga, tetapi Umayyah
menolak dan menyatakan bahwa Ghufaira sudah dihadiahkan
kepada Safwan. Safwan berbicara kepada Abu Bakar bahwa
dia tidak akan menjual Ghufaira bahkan untuk semua hasil
perdagangan Abu Bakar. Safwan menyuruh pengawal untuk
membawa Ghufaira, lalu Ghufaira berteriak tidak. Bilal,
Hamza dan Sa’ad mencoba menolong Ghufaira, tetapi
dihadang oleh para pengawal. Ghufaira pun dibawa oleh para
pengawal.
c. Mitos:
Mempercayai keesaan Allah dalam Zat-Nya, sifat-sifat-
Nya dan ciptaan-Nya adalah kepercayaan/tauhid.
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam surat Al-
Ikhlas:
وللا له ق
١حد﴿أ صال﴾للا م٢﴿مد
د﴿﴾ل
ول مي
م٣يلدول
﴾ول
ه نل
حديك
اأ وا ف
ك
Artinya: “Katakanlah, Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tiada beranak
dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun
yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas ayat 1-4).4
Ayat-ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amalan
tidak akan diterima apabila tercampuri dengan kesyirikan.
Oleh sebab itulah para Rasul sangat memperhatikan
4 Masjfuk Zuhdi, Studi Islam Jilid 1: Akidah, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1993), edisi 1 cet. Ke-2, h. 13.
132
perbaikan akidah sebagai prioritas pertama dakwah mereka.
Inilah dakwah pertama yang diserukan oleh para Rasul
kepada kaum mereka. Menyembah hanya kepada Allah saja
dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.
Allah juga berfirman dalam surat An-Nahl ayat 36.
دبقمول منه
وتف
اغ
واالط واجتنب
واللا د ناعب
أ
اول ةرس م
أ ل نافيك
عث
تع ممنحق ومنه
منهدىللا ةل
ل يهالضرضل
وافيال سير
ف
بين ذك ال
انعاقبة
ك
يف
واك ر
ظ
ان ف
Artinya: “Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat
seorang Rasul yang menyerukan ‘Sembahlah Allah dan
jauhilah thaghut (sesembahan selain Allah).” (QS. An-Nahl
ayat 36).5
Allah berfirman dalam surat Al-Kafirun:
ون فر
كهاال ي
الي
ق
د عب ا ل د عب
مات
ون
د عب
اونما معبد ت
نا ول
م اعبدت عابدم
انا ول
د عب
اونما معبد ت
نا ول
مدي كمول
ك ليدينن
Artinya: “Katakanlah (hai Muhammad)! Hai orang-orang
kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah.
5 Diakses dari https://muslim.or.id?459-tauhid-akidah-dalam-
kehidupan-insan.html. Pada Senin, 29 April 2019 pukul 14.51 WIB.
133
Dan kalian bukanlah penyembah apa yang aku sembah. Dan
aku pun bukan penyembah apa yang kalian sembah. Dan
kalian pun bukan penyembah apa yang aku sembuh. Bagi
kalian agama kalian dan bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun
ayat 1-6).6
Allah juga berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 25.
نأ
هإل
إل
ل ه ن
يهأ
وحيإل
ن
ولإل بلكمنرس
نامنق
رسل
اوماأ
ون د اعب ف
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun
sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya,
‘Bahwasannya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. Al-
Anbiya ayat 25).
Allah juga berfirman dalam surat Asy-Syura ayat 11.
اومنف زواجامأ
سك ف
نممنأ
كرضجعلل
ماواتوال الس اطر
ك رؤ
ايذ زواجا
عامأ
ن بصير ال
ال ميع والس يءوه
لهش
مث
يسك
مفيهل
Artinya: “Tidakada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan
Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.
Asy-Syura ayat 11).
Allah juga berfiman dalam surat Az-Zumar ayat 2 dan 3.
نإال لصا
خ م
دللا اعب
ف
حق كتاببال
يكال
ناإل
زلنيناأ
الد ه
Artinya: “Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab
(Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah
6 Muhaimin, dkk, Dimensi-Dimensi Studi Islam, (Surabaya: Karya
Abditama, 1994), h. 45.
134
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Az-
Zumar ayat 2).
و وامند ذخ ذينات
وال الص
خال ين
الد
لل
لولياءماأ
نهأ
مإل ه د عب
ن
إن ون تلف مفيهيخ مفيماه بينه م
يحك
للا ىإن
فل ز
ىللا
اإل
ون ب
ر ق لي
يهديمن
ل
ارللا فاذبك
وك ه
Artinya: “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang
bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah
mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada
Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan
memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki
orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-
Zumar ayat 3).
Bilal bin Rabbah yang tahan menanggung siksaan yang
cukup berat dari kaum musyrikin Mekkah pada masanya
demi mempertahankan akidahnya, bahwa Allah itu Ahad
(Esa). Ia ditindih dengan batu gurun yang besar dan terjal di
atas perutnya, namun tak terlintas di benak sahabat yang
berkulit hitam ini untuk merubah keyakinannya. Inilah
contoh kemantapan akidah kepada Allah SWT.7
Jadi, berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis di atas
Allah melarang kita para hamba-Nya untuk berbuat syirik,
melakukan dosa besar dengan mempersekutukan Allah,
menyembah berhala, dan menyembah kepada selain Allah
SWT. Mengambil pelajaran dari kisah sahabat Nabi
Muhammad SAW yaitu, Bilal bin Rabbah yang tetap teguh
dan istiqomah dalam mempertahankan akidahnya.
7 Daud Rasyid, Islam dalam Berbagai Dimensi, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1998), cet. Ke-1, h. 16.
135
4. Scene 4
a. Denotasi:
Pada gambar pertama menampilkan Bilal yang sedang
berdiri menatap ke arah masjid. Pada gambar kedua
menampilkan Abu Bakar yang sedang berbicara kepada Bilal
dengan berkata “Rasulullah meminta anda memanggil
mereka untuk sholat”. Pada gambar ketiga memperlihatkan
Abu Bakar yang berkata “tuan, Bilal”. Pada gambar keempat
menampilkan Bilal sedang melihat masjid dan Abu Bakar
berkata “di sini”. Pada gambar kelima memperlihatkan Bilal
yang sedang melihat ke arah masjid dan Abu Bakar berkata
“panggil mereka untuk sholat”. Pada gambar keenam
menampilkan Bilal yang teringat akan kenangan dengan
ibunya. Pada gambar ketujuh memperlihatkan Bilal kecil
sedang bersama ibunya, dan ibunya berkata “perlihatkan
pada saya..”. Pada gambar kedelapan menampilkan Bilal
yang mengingat masa lalunya, dan ibunya berkata
“tunjukkan padaku bagaimana suaramu”. Pada gambar
kesembilan memperlihatkan Bilal sedang berdiri dan teringat
akan perkataan ibunya yang berkata “sebuah inspirasi”. Pada
gambar kesepuluh menampilkan Bilal yang hendak adzan,
dengan latar orang-orang yang berkumpul untuk
menyaksikan adzan, lalu Bilal mengingat perkataan ibunya
yang berkata “bagaimana anda akan menaikkannya
menyerukan keadilan dan kesetaraan”. Pada gambar
kesebelas memperlihatkan Bilal mengumandangkan adzan,
dan Bilal berkata “Allahu Akbar, Allahu Akbar”.
b. Konotasi:
Bilal sedang berdiri menatap ke arah masjid. Lalu, Abu
Bakar datang menghampiri Bilal. Abu Bakar datang
menyampaikan pesan Rasulullah yang meminta Bilal untuk
memanggil orang-orang untuk sholat. Kemudian, Bilal
menaiki tangga menuju atas masjid. Setelah sampai di atas
masjid, Bila teringat akan kenangan dengan ibunya sewaktu
ia masih kecil. Bilal teringat perkataan ibunya tentang
bagaimana ia menyerukan keadilan dan kesetaraan. Lalu,
136
Bilal mengumandangkan adzan sebagai tanda waktu sholat
telah tiba.
c. Mitos:
Ayat Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 58 tentang adzan.
مإل اديت
ان
ونوإذ
يعقل
ومل
مق ه ن
لكبأ
اذ عبا
اول وا ز وهاه
ذخ ةات
ل ىالص
Artinya: “Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk
mengerjakan sembahyang, mereka menjadikannya buah
ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena
mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan
akal.” (QS. Al-Maidah ayat 58).
Para ulama sepakat bahwa mengumandangkan adzan itu
disyariatkan. Syariat yang mulia ini sudah berlangsung sejak
masa Rasulullah SAW hingga saat ini. Mengumandangkan
adzan dijadikan patokan oleh Rasulullah apakah suatu negeri
termasuk negeri Islam ataukah tidak.
إنسمعر،ف
صبحوينظ ىي وبناحت ز
نيغ
ميك
ال وما
زابناق
اغ
انإذ
ك
عنه ف
اك
اانذيهمأ
ارعل
غاأ
اانذميسمعأ
م،وإنل
Dari Anas bin Malik ra menceritakan bahwa: “Nabi SAW
dahulu jika akan menyerang satu kaum, beliau tidak
memerintahkan kami menyerang pada malam hari hingga
menunggu waktu subuh. Apabila adzan Subuh terdengar,
maka tidak jadi menyerng. Namun bila tidak mendengarnya,
maka ia menyerang mereka.” (HR. Bukhari).
Nabi Muhammad SAW telah memerintahkan untuk
dikumandangkan adzan dan mengangkat salah seorang jadi
imam. Beliau bersabda:
اإذ
مف
بر ك
كمأ
ك م يؤ
مول
ك حد
مأ
كنل
ذؤ ي
لف ةل حضرتالص
137
“Jika waktu sholat telah tiba, salah seorang di antara kalian
hendaknya mengumandangkan adzan untuk kalian dan yang
paling tua di antara kalian menjadi imam.” (HR. Bukhari
Muslim).
Rasulullah juga memerintahkan Bilal bin Rabbah untuk
mengumandangkan adzan.
اموترالق ني
انوأ
ذعال
فنيش
لأ
مربل
أ ف
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Maka Bilal diperintahkan
untuk mengumandangkan adzan dengan menggenapkan dan
mengumandangkan iqamah dengan mengganjilkan.” (HR.
Bukhari Muslim).8
Muadzin adalah sebutan bagi orang yang
mengumandangkan adzan. Kumandang adzan merupakan
tanda bahwa telah memasuki waktu sholat. Agama Islam
menandai waktu sholat telah tiba dengan suara adzan untuk
sholat fardhu, seperti sholat Shubuh, Dzuhur, Ashar,
Maghrib dan Isya. Apabila sudah terdengar suara seruan
adzan maka kita harus segera melaksanakan sholat.
5. Scene 5
a. Denotasi:
Pada gambar pertama menampilkan imam (penguasa yang
menjaga patung berhala) duduk terjatuh di bawah ka’bah.
Pada gambar kedua memperlihatkan imam dengan gambar
topeng yang diperjelas. Pada gambar ketiga menampilkan
patung berhala yang ada di atas ka’bah. Pada gambar
keempat memperlihatkan patung berhala dengan latar
belakang ka’bah. Pada gambar kelima menampilkan seorang
anak kecil yang berlari dan berkata “dia akan menyerukan
do’a di Mekkah”. Pada gambar keenam memperlihatkan
patung berhala yang ingin dihancurkan dengan orang-orang
8 Diakses dari https://muslim.or.id/20408-fikih-azan-4-hukum-
azan.html. Pada Senin, 29 April 2019 pukul 15.32 WIB.
138
dikeramaian berkata “ayolah!”. Pada gambar ketujuh
menampilkan patung berhala dari atas ka’bah yang ingin
dijatuhkan. Pada gambar kedelapan memperlihatkan orang
yang berkumpul untuk menyaksikan muadzin pertama dalam
Islam. Pada gambar kesembilan menampilkan Bilal ditengah-
tengah keramaian orang. Pada gambar kesepuluh
memperlihatkan Bilal sedang menaiki anak tangga untuk
menuju ka’bah. Pada gambar kesebelas menampilkan wajah
Bilal. Pada gambar kedua belas memperlihatkan Bilal berdiri
di atas ka’bah, dengan latar belakang keramaian orang. Pada
gambar ketiga belas menampilkan Bilal yang ingin adzan dan
suara orang dikeramaian berkata “dia adalah do’a pemanggil
pembawa pesan, Bilal”. Pada gambar keempat belas
memperlihatkan Bilal dengan latar belakang pegunungan dan
suara orang dikeramaian berkata “Subhanallah”. Pada
gambar kelima belas menampilkan Ghufaira yang sedang
melihat ke arah Bilal sembari berkata “apa yang anda
inginkan ketika anda lebih tua, Bilal?”. Pada gambar keenam
belas memperlihatkan Bilal sedang adzan.
b. Konotasi:
Seorang anak kecil sedang berlari dikerumunan orang-
orang. Patung berhala yang besar sekali ingin dihancurkan
dan dijatuhkan dari atas ka’bah. Anak kecil yang berlari
berhenti dan berdiri disamping Ghufaira. Ghufaira menengok
ke arah anak kecil itu dan mereka bersama-sama melihat ke
arah Bilal. Lalu, Bilal berjalan menuju ka’bah. Bilal dengan
menggnakan baju dan jubah berwarna putih sedang menaiki
anak tangga menuju ka’bah. Orang-orang berkumpul untuk
menyaksikan muazin pertama dalam Islam. Bilal sudah di
atas ka’bah hendak bersiap-siap untuk adzan. Bilal melihat
ke kerumunan orang-orang yang berkumpul. Bilal melihat ke
arah Ghufaira, dan teringat pertanyaan Ghufaira tentang apa
yang ingin ia lakukan setelah Bilal tua nanti. Kemudian,
Bilal mengumandangkan adzan.
139
c. Mitos:
Dalam agama Islam, Berhala adalah objek berbentuk
makhluk hidup atau benda yang didewakan, disembah,
dipuja dan dibuat oleh tangan manusia. Sesuai dengan dua
surat di dalam Al-Qur'an, yang berbunyi:
ش ق
ليخ
ونمال
رك
ش ي
ونأ ق
لخ مي اوه يئا
Artinya: "Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan)
berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun?
Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang." (QS.
Al-'A`raf ayat 191).
Allah juga berfirman dalam surat An-Nahl ayat 20.
ون
ق
ل
م يخ
ا وه
يئ
ش
ون
ق
ل
يخ
ل
ون الل
من د
ون
ع
ذين يد
وال
Artinya: "...dan berhala-berhala yang mereka seru selain
Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-
berhala itu (sendiri) dibuat orang." (QS. An-Nahl ayat 20).9
Hubal adalah satu dari sekitar 360 berhala yang berada di
sekitar Ka'bah pada masa Jahiliyah. Kelak, sesudah
pembebasan Kota Makkah (Fathu Makkah), Nabi
Muhammad SAW menghancurkan seluruh berhala.
Selain Hubal, ada lagi beberapa berhala yang termasyhur
di Makkah. Di antaranya adalah al-Lata, al-Uzza, dan
Manah. Eksistensi mereka disinggung dalam Alquran, surah
An-Najm ayat 19-20. Orang-orang musyrik menganggap
benda-benda mati itu sebagai anak perempuan Allah. Bentuk
kedurhakaan ini jelas-jelas bertolak belakang dengan tauhid,
yang menegaskan bahwa Allah tidak beranak dan tidak pula
9 Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Berhala_(Islam) pada
Jum’at, 3 Mei 2019 pukul 15.09 WIB.
140
diperanakkan.10 Allah berfirman dalam surat An-Najm ayat
19 dan 20.
ى ز ع توال
الل م يت
رأف أ
Artinya: “Maka apakah patut kamu (hai orang-orang
musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza.” (QS. An-Najm
ayat 19).
رىخ ال
ةالث
الث
ومناة
Artinya: “Dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian
(sebagai anak perempuan Allah)?” (QS. An-Najm ayat
20).11
Awal disyariatkannya terjadi pada tahun pertama hijriyah.
Dalam hadis Ibnu Umar yang berbunyi:
يسللة ونالص ن يتحي
ونف يجتمع
دينة
واال دم
ونحينق سلم
انال
ك
وا خذ مات ه البعض
قلكف
افيذ وايوما م
لتك
هاف
نادىل اي
ن
امث وسا
لق
مر الع قودف يه
رنال
لق
امث
اوق مبلب ه البعض
صارىوق وسالن
اق
ن
اله ول الرس قةف
ل ناديبالص ي
ال ونرج
بعث
تول
ناد أ
مف
ق ل
يابل
ةل بالص
Artinya: “Kaum muslimin, dahulu ketika datang ke Madinah
berkumpul, lalu memperkirakan waktu sholat, tanpa ada
yang menyerunya. (Hingga) pada suatu hari, mereka
berbincang-bincang tentang hal itu. Sebagian mereka
berkata “gunakan saja lonceng seperti lonceng Nashara.”
Dan sebagian menyatakan “gunakan saja terompet seperti
10 Diakses dari https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-
islam/islam-digest/19/01/14/plbabe313-berhala-di-masa-jahiliyah pada Kamis,
3 Mei 2019 pukul 15.36 WIB. 11 Diakses dari https://tafsirq.com/53-an-najm/ayat-20 pada Kamis, 3
Mei 2019 pukul 15.33 WIB.
141
terompet Yahudi.” Maka Umar berkata: “Tidakkah kalian
mengangkat seseorang untuk menyeru sholat?” Lalu,
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai, Bilal. Bangun dan
serulah untuk shalat.” (HR. Ibnu Umar).12
Adzan dari segi bahasa berarti pengumuman,
pemakluman atau pemberitahuan. Sebagaimana firman Allah
dalam surat At-Taubah ayat 3 yang berbunyi:
بريءمن
للا نبرأ
ك ال
حج اسيومال ىالن
ولهإل ورس
انمنللا
ذوأ
إنت
ف ه
ول ورس ركين
ش مبال
ك ن
واأ م
اعل
مف يت
ول
موإنت
كيرل
وخ ه
مف ت
ليمابأ
وابعذ ر
فذينك
رال
وبش
عجزيللا م ير
غ
Artinya: “Dan (inilah) suatu permakluman dari pada Allah
dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar
bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari
orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum
musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu;
dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan
beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah ayat 3).
Allah juga berfirman dalam surat Fushilat ayat 33.
ا وعملصالحا
ىللاندعاإل مم
اول
ق حسن
نيمنومنأ الإن
وق
سلمين ال
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang
saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang menyerah diri?” (QS. Fushilat ayat 33).
12 Diakses dari https://almanhaj.or.id/3081-adzan-dan-iqamah-2.html.
pada Kamis, 2 Mei 2019 pukul 12.55 WIB.
142
Inilah yang dipakai madzhab Ahmad bin Hanbal dan Abu
Hanifah. Dasarnya ialah hadits Abdullah bin Zaid yang
berbunyi:
مبايهوسل
عل
ىللا
صل
للا ول مررس
اأ م
ا وسلن
ضرببهق لي عمل ي
افييده وسا اق
ن ليحمل ائمرج
ان
نبيوأ
اف
ةط
ل اسلجمعالص للن
الوماوسق
اق الن بيع
تأ
ياعبدللا ت
ل ق
ىف
وبهإل دع
ن ت
ل ق
بهف صنع
ت
لفالأ
ةق
ل د الص
كأ
ىل
بل ه
ل ت
ل ق
لكف
يرمنذ
وخ ىماه
العل
ق
للا
هإلإل
نل
أ هد
ش
أ بر
كأ
للا بر
كأ
للا بر
كأ
للا بر
كأ
للا ول ق
الت
قف
حم م نأ هد
ش
أ
للا
هإل
إل
نل
أ هد
ش
اأ دا ارس دا حم م ن
أ هد
ش
أ
للا ول
ح
للا ول ىرس عل ححي
ل
فىال
عل ةحي
ل ىالص
عل ةحي
ل ىالص
عل ي
بر كأ
للا بر
كأ
حللا
ل
ف ال للا
هإل
إل
ل
يربيغ
رعن خاستأ م
الث
معيدق
مث
قاأ
إذ ول ق
الوت
ق
للا
ة
ل تالص
حي
للا ول ارس دا حم م ن
أ هد
ش
أ
للا
هإل
إل
نل
أ هد
ش
أ بر
كأ
للا بر
كأ
ل ىالصامتالصعل
دق
ق ة
ل امتالص
دق
حق
ل
فىال
عل ةحي
ل للا ة
للا
هإلإل
ل بر
كأ
للا بر
ك أ
يت بمارأ
ه برت
خأمف
يهوسل
عل
ىللا
صل
ولللا رس
يت تأ صبحت
اأ م
لف
الإنققف
لألف
ممعبل ق
ف
اءللا
إنش ياحق
ؤ ر
هال
يتيهعل
مارأ
ادىصوت
نأ ه إن
نبهف
ذؤ ي
ليهف
قيهعل
ل أ ت
جعل
لف
معبل مت ق
امنكف
ابط
خال بن مر لكع
سمعذ
الف
بهق ن
ذؤ وي ر رجيج
خ
وفيبيتهف وه
ذوال ول ويق كيبعرداءه
لمث
مث يت
درأ
قل
ولللا يارس
حق ىبال
ارأ
حمد هال
للمف
يهوسل
عل
ىللا
صل
للا ول الرس
ق ف
143
Ketika Rasulullah memerintahkan penggunaan lonceng
untuk memanggil orang berkumpul untuk shalat, maka dalam
tidurku, aku bermimpi ada seseorang yang mengelilingiku
dengan memanggul lonceng di tangannya, lalu aku berkata
kepadanya: “Wahai, hamba Allah. Apakah kamu menjual
lonceng itu?” Maka ia menjawab: “Hendak engkau apakan
ia?” Maka aku menjawb: “Memanggil orang shalat
dengannya”. Lalu orang tersebut menyatakan: “Maukah
engkau, aku tunjukkan yang lebih baik dari itu?” Aku
menjawab: “Ya, mau”. Maka ia mengatakan: “Katakanlah:
بر كأ
للا
نل
أ هد
ش
أ
للا
هإل
إل
نل
أ هد
ش
أ بر
كأ
للا بر
كأ
للا بر
كأ
للا
حي
للا ول ارس دا حم م ن
أ هد
ش
أ
للا ول ارس
دا حم م نأ هد
ش
أ
للا
هإل
إل
ةح
ل ىالصىالصعل
عل ي بر
كأ
حللا
ل
فىال
عل ححي
ل
فىال
عل ةحي
ل
للا
هإلإل
ل بر
كأ
للا
Ia berkata: “Kemudian orang tersebut muncul tidak jauh
dariku,” kemudian menyatakan: Dan jika engkau melakukan
iqamah, (maka) katakanlah:
للا
للا ول ارس دا حم م ن
أ هد
ش
أ
للا
هإل
إل
نل
أ هد
ش
أ بر
كأ
للا بر
كأ
للا ة
ل امتالص
دق
ق ة
ل امتالص
دق
حق
ل
فىال
عل ةحي
ل ىالص
عل حي
بر كأ
للا بر
كأ
هإل
إل
ل للا
Ketika subuh, aku menjumpai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan menceritakan mimpiku tersebut. Lalu Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan: “Sungguh, itu
adalah mimpi yang benar, Insya Allah. Maka pergilah ke
Bilal dan ajarkanlah apa yang engkau lihat, lalu hendaklah
Bilal mengumandangkan adzan dengannya, karena ia lebih
keras suaranya darimu.” Lalu aku menemui Bilal dan
mengajarkan kepadanya, dan ia pun adzan dengannya. Lalu
144
Umar bin Khatthab mendengar hal itu di dalam rumahnya,
lalu ia keluar menyeret selendangnya dan menyatakan:
“Demi Dzat yang mengutus engkau dengan benar, wahai
Rasulullah, sungguh akupun melihat apa yang ia lihat dalam
mimpi”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyatakan: “Alhamdulillah”.13
Jadi, berdasarkan firman-firman Allah SWT berhala pada
zaman dahulu, dianggap sebagai Tuhan. Mereka
mendewakan patung berhala. Mereka menganggap bahwa
patung-patung tersebut bisa menolong mereka dan
memberikan apa yang mereka inginkan. Ketika agama Islam
datang, Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam
dan diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak
manusia. Setelah Rasulullah menaklukkan kota Mekkah,
patung-patung berhala itu dimusnahkan dan dihancurkan.
Rasulullah memerintahkan Bilal untuk adzan, menyeru
orang-orang untuk melaksanakan sholat.
B. Representasi Makna Mempertahankan Akidah dalam
Film Bilal: A New Breed of Hero
Representasi menurut Chris Barker adalah bagaimana
dunia ini dikonstruksi dan direpresentasikan secara sosial
kepada dan oleh kita. Bahkan unsur utama cultural studies
dapat dipahami sebagai studi atas kebudayaan sebagai
praktik signifikasi representasi. Ini mengharuskan kita
mengeksplorasi pembentukan makna tekstual. Ia juga
menghendaki penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna
pada beragam konteks. Representasi dan makna kultural
memiliki materialitas tertentu, mereka melekat pada bunyi,
prasasti, objek, citra, buku, majalah, dan program televisi.
Mereka diproduksi, ditampilkan, digunakan dan dipahami
13 Diakses dari https://almanhaj.or.id/3080-adzan-dan-iqamah-1.html.
Pada Kamis, 2 Mei 2019 pukul 13.27 WIB.
145
dalam konteks sosial tertentu.14 Juga berdasarkan pengertian
tentang makna mempertahankan akidah yaitu, melakukan
sesuatu amal perbuatan yang tidak menyekutukan Allah
percaya bahwa Allah itu Maha Esa dan cuma ada satu Tuhan.
Jadi, representasi makna mempertahankan akidah adalah
bagaimana menggambarkan nilai-nilai yang berhubungan
dengan keIslaman digambarkan atau dituangkan ke dalam
sebuah film. Penggambaran-penggambaran makna
mempertahankan akidah tersebut tentunya berdasarkan
pokok-pokok ajaran Islam, yaitu: akidah, syariat dan akhlak.
Maka, penulis meneliti film Bilal: A New Breed of Hero
yang menggambarkan makna mempertahankan akidah yang
dianalisis dengan menggunakan metode semiotika Roland
Barthes.
Film Bilal: A New Breed of Hero merupakan film yang
diproduksi oleh Barajoun Entertainment yang disutradarai
oleh Ayman Jamal dan Khurram H. Alavi. Film ini termasuk
film yang bergenre animasi petualangan yang diadaptasi dan
diangkat dari kisah nyata perjuangan salah satu sahabat Nabi
Muhammad SAW, yaitu Bilal bin Rabbah. Film ini
mengandung nilai keIslaman yang diwakilkan atau
digambarkan oleh Bilal yang tetap teguh mempertahankan
akidahnya, keyakinannya, keimanannya meskipun Bilal
disiksa oleh tuannya Umayyah dan diancam agar
meninggalkan agama Islam dan menerima Umayyah sebagai
tuannya. Tetapi, Bilal tetap istiqomah memeluk agama Islam
dan mengaku bahwa cuma ada satu Tuhan yaitu, Allah SWT
yang Maha Esa.
1. Nilai Akidah
Nilai akidah dalam film ini direpresentasikan saat Bilal
dikurung di dalam sebuah ruangan dengan tangan dirantai.
Umayyah menawarkan Bilal dua ekor kuda dan menawarkan
Ghufaira dengan sebuah rumah agar Bilal meninggalkan
14 Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Kreasi Wacana, 2008), h. 9.
146
agama Islam dan mau menyembah berhala. Bilal tetap teguh
pendirian dengan menyatakan bahwa dirinya sudah bebas
dan merdeka. Lalu, Umayyah marah dan murka. Umayyah
memerintahkan para pengawal untuk membawa Bilal. Bilal
diseret kakinya oleh para pengawal dan dibawa untuk
dijemur di bawah terik matahari. Kemudian, Bilal disiksa
dengan menindihkan batu besar di atas tubuh Bilal. Safwan
mendekati Bilal sambil membawa patung berhala kecil yang
ditaruh di sekeliling Bilal. Tetapi, Bilal tetap istiqomah
berada di jalan Allah. Bilal mengucapkan kata Ahad
berulang-ulang yang artinya cuma ada satu Tuhan, yaitu
Allah SWT.
Keteguhan hati Bilal menunjukkan bahwa Bilal tetap
mempertahankan akidahnya meskipun Bilal disiksa secara
tidak manusiawi oleh Umayyah. Percaya kepada Allah SWT
sebagai Tuhan Yang Maha Esa merupakan bentuk
pencerminan akidah. Yang mana akidah meliputi rukun iman
yang enam, antara lain: beriman atau percaya kepada Allah,
iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-
kitab-Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya, iman kepada hari
akhirat, iman kepada qadha dan qadar.
Allah berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 92.
إ ونن د اعب مف
ك ارب
نوأ
اواحدة
اة م
مأ
ك ت م
ذهأ
ه
Artinya: “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama
kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Rabbmu,
maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya ayat 92).
2. Nilai Syariat
Nilai syariat dalam film ini direpresentasikan saat Bilal
menyerukan suara adzan. Patung berhala yang ada disekitar
ka’bah dihancurkan. Kemudian, anak kecil berlari dengan
mengucapkan dia akan menyerukan do’a di Mekkah. Lalu,
Bilal datang ditengah-tengah keramaian orang. Bilal menaiki
147
anak tangga untuk menuju ka’bah. Kemudian, Bilal berdiri di
atas ka’bah dan mengumandangkan adzan.
Bilal merupakan muadzin pertama dalam Islam.
Menyerukan adzan merupakan salah satu syariat Islam
sebagai tanda telah masuk waktu sholat.
الو لث م لميجد واإلأنل مافيالن داءوالص ف ويعلم الن اس
يستهم واعليهلستهم وا
Artinya: “Seandainya manusia mengetahui keutamaan yang
ada pada adzan dan shaf pertama, lalu mereka tidak akan
mendapatkannya kecuali dengan mengundi, pastilah mereka
akan mengundinya.” (HR. Bukhari Muslim).
Memenuhi adzan merupakan perintah Allah dalam Al-
Quran agar shalat berjamaah. Allah Ta’ala berfirman dalam
surat Al-Baqarah ayat 43:
وا قيم وأ
ةل واو الص
ءات
اةك واو الز ع
اكعينال مع ارك ر
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ruku’lah beserta orang-orang yang ruku.” (QS. Al-Baqarah
ayat 43).15
Nilai syariat lainnya dalam film ini direpresentasikan saat
banyaknya patung berhala yang mengelilingi ka’bah. Ada
seorang laki-laki yang menjual berbagai macam berhala.
Seperti, berhala untuk ketenaran, berhala untuk kekuatan,
berhala untuk kesuburan, dan berhala untuk kecantikan.
Menyembah berhala merupakan termasuk perbuatan
syirik. Syirik merupakan dosa besar di mana perbuatan syirik
tidak akan diampuni dosanya oleh Allah SWT.
15 Diakses dari https://muslim.or.id/38274-setan-benci-adzan-muslim-
dan-memenuhi-panggilan-adzan.html pada 5 Mei 2019 pukul 22.40 WIB.
148
Menyekutukan kepada selain Allah. Percaya, menyembah
dan meminta pertolongan kepada selain Allah.
Allah ta’ala berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 65.
يوحيإل
دأ
قككول
عمل ن
يحبط
تل
رك
ش
ئنأ
بلكل
ذينمنق
ىال
وإل
اسرينخمنال ن
ون
تك
ول
Artinya: “Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada
orang-orang sebelummu. Sungguh apabila kamu berbuat
syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-
benar akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.”
(QS. Az-Zumar ayat 65).
Kemudian, nilai syariat juga direpresentasikan ketika
Rasulullah SAW meminta Bilal untuk memanggil orang-
orang untuk sholat. Bilal sedang berdiri menatap ke arah
masjid, lalu Abu Bakar datang menyampaikan pesan
Rasulullah yang meminta Bilal untuk menyerukan adzan,
memanggil orang-orang untuk sholat.
Sholat merupakan kewajiban bagi seorang muslim, yang
apabila ditinggalkan makan akan berdosa. Beribadah kepada
Allah, melakukan sholat termasuk salah satu syariat Islam.
Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 45.
نهىعنتة
ل الص إن
ة
ل قمالص
كتابوأ
يكمنال
وحيإل
ماأ ل
ات
احش
فال
رءوال
و نك
للا ر
ذك
ونل صنع
مات م
يعل
وللا بر
كأ
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,
yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
149
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut ayat 45).
3. Nilai Akhlak
Nilai akhlak dalam film ini direpresentasikan oleh
seorang anak kecil yang ingin mencuri. Anak kecil itu sedang
meminta-minta, anak itu ingin makanan atau uang. Tetapi,
tidak ada satu orang pun orang yang lewat ingin memberikan
uang kepada anak kecil tersebut. Anak kecil itu memegang
perut karena kelaparan. Lalu, anak kecil ini mencoba untuk
mengambil uang koin yang ada di mangkuk patung berhala.
Kemudian, Bilal datang menyelamatkan anak kecil itu agar
tidak jadi mencuri. Bilal memberikan sebuah roti kepada
anak kecil itu.
Mencuri merupakan perbuatan tercela atau akhlak
mazmumah. Islam melarang para hamba-Nya untuk mencuri,
karena akan merugikan orang lain. Islam melarang
mengambil hak atau milik orang lain yang bukan milik kita.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ma’idah ayat 38
dan 39.
ا والسارق والس
اق
ف
ةع رق
يط
واأ
منللا
اال
كسبان
بماك ماجزاءا ديه
عزيزحكيم
وللا
Artinya: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan
bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.
Al-Maidah ayat 38).
150
ور ف غ
للا إن يه
عل وب يت
للا إن
حف
صل
مهوأ
ل ابمنبعدظ
منت
ف
رحيم
Artinya: “Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-
pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan
memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima
taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah ayat 39).
151
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengamati dan menganalisis bab sebelumnya,
kesimpulan hasil pada skripsi ini mengacu kepada
permasalahan yang ada. Representasi Makna
Mempertahankan Akidah dalam Film Bilal: A New Breed of
Hero ini disampaikan melalui tokoh-tokoh yang berperan
dalam film tersebut, disajikan dalam bentuk gambar, dialog,
perilaku, karakter, dan kejadian dalam film Bilal: A New
Breed of Hero. Maka, kesimpulan penulis terhadap masalah
tersebut sebagai berikut:
1. Tanda Akidah
Analisis film Bilal: A New Breed of Hero memiliki makna
sebagai film yang menggambarkan bagaimana makna
mempertahankan akidah dalam agama Islam yang dialami
oleh para pemeran dengan berdasarkan kisah nyata salah satu
sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Bilal bin Rabbah. Film
ini merepresentasikan makna mempertahankan akidah yang
diwakilkan oleh para pemeran yaitu Bilal, Abu Bakar,
Ghufaira, Umayyah, Safwan, Hamza, Sa’ad yang
menggambarkan suatu hal atau perbuatan yang terdapat nilai
keIslaman, seperti:
152
a) Nilai akidah, dalam hal ini nilai akidah diwakilkan oleh
Bilal yang disiksa oleh Umayyah, tetapi Bilal tetap teguh
pendirian dan istiqomah mempertahankan agama Islam.
b) Nilai syariat, dalam hal adzan saat Bilal menyerukan
adzan, dalam hal menyeru orang-orang untuk sholat,
dan syirik dalam hal menyekutukan kepada selain
Allah SWT.
c) Nilai akhlak, dalam hal nilai akhlak mazmumah yaitu
perbuatan mencuri.
2. Tanda Syariat
Makna Mempertahankan Akidah yang terdapat pada film
Bilal: A New Breed of Hero digambarkan dalam scene ketika
Bilal ditindih dengan batu besar dan dijemur di bawah terik
matahari, Bilal disuruh menyembah berhala tetapi Bilal tetap
istiqomah memeluk agama Islam. Bagaimana Islam
menggambarkan tentang akidah, beriman kepada Allah,
percaya adanya Allah, dan meyakini bahwa cuma ada satu
Tuhan, yaitu Allah SWT. Dalam cerita ini juga digambarkan
bagaimana nilai keIslaman dilakukan dalam bentuk nilai
syariat ketika Bilal menyerukan orang-orang untuk sholat,
ketika Bilal mengumandangkan adzan, dan ketika patung
berhala dihancurkan karena menyembah kepada selain Allah
merupakan perbuatan syirik. Kemudian, pada scene
berikutnya ketika seorang anak kecil berniat untuk mencuri,
tetapi diselamatkan oleh Bilal agar tidak mencuri karena
mencuri dalam Islam merupakan perbuatan yang dilarang.
153
3. Tanda Akhlak
Dari hasil analisis data mitos pada kelima scene film
Bilal: A New Breed of Hero menampilkan kisah nyata
berdasarkan sejarah keteguhan iman sahabat Nabi
Muhammad SAW, yaitu Bilal bin Rabbah yang dibuat
animasi filmnya. Film animasi yang sarat akan makna
tentang mempertahankan akidah seperti, percaya kepada
Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, dilarang
menyekutukan Allah dan berbuat syirik, perintah untuk
mengumandangkan adzan, menyeru orang-orang untuk
melaksanakan sholat, dan larangan untuk mencuri. Mitos
dalam film ini adalah pembebasan budak. Islam merupakan
agama rahmatan lil alamin. Islam mengajarkan agar semua
manusia bisa hidup bersama, sejajar dan mengikuti satu
pencipta yaitu Allah SWT.
B. Saran
Saran penulis untuk film Bilal ini, sebenarnya filmnya
sudah sangat bagus. Apalagi film ini berdasarkan kisah
nyata, perjuangan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW
yaitu, Bilal bin Rabbah yang mempertahankan akidahnya.
Namun, kekurangannya terdapat di scene ketika Bilal sedang
mengumandangkan adzan. Dalam scene tersebut
digambarkan Bilal sedang berdiri, lalu selanjutnya hanya ada
gambar teks kalimat adzan dan suara adzan dan tidak ada
gambar keseluruhan suara Bilal sedang adzan.
154
Kemudian, saran untuk pembuat filmnya. Semoga ke
depannya semakin banyak lagi film-film yang mengangkat
tema tentang sejarah agama Islam. Film yang mempunyai
ciri khas tersendiri dibandingkan dengan film-film lainnya.
Film yang akan memberikan pelajaran dan insipirasi untuk
umat muslim di seluruh dunia. Karena membuat film
sekaligus berdakwah akan mendapatkan pahala yang besar
dimata Allah SWT.
155
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Al Kandahlawy, M. Y. (1993). Kehidupan Para Sahabat
Rasulullah SAW. Surabaya: Bina Ilmu.
Anshari, E. S. (2004). Wawasan-Wawasan Islam Pokok-Pokok
Pikiran Tentang Paradigma dan Sistem Islam. Jakarta:
Gema Insani.
Arifin, A. (2011). Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
As, A. (1994). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Bambang Q Anees, E. A. (2007). Filsafat Ilmu Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Barker, C. (2008). Cultural Studies: Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Biran, M. Y. (2009). Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film di
Jawa. Jakarta: Komunitas Bambu.
Bungin, B. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Danesi, M. (2010). Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar
Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta:
Jalasutra.
Diamaris, K. A. (1996). Islam: Aqidah dan Syari'ah. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Effendy, O. U. (1993). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks
Media. Yogyakarta: Lkis.
156
Hall, S. (1997). Representation: Cultural Representations and
Signifying Practices. London: Sage Publication.
Hoed, B. H. (2014). Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya.
Depok: Komunitas Bambu.
Ismail, A. I. (2009). Pilar-Pilar Takwa Doktrin, Pemikiran,
Hikmat, dan Pencerahan Spiritual. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kriyantono, R. (n.d.). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations,
Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Moeloeng, L. J. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran: Strategi
Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana.
Morissan. (2013). Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Muhaimin, d. (1994). Dimensi-Dimensi Studi Islam. Surabaya:
Karya Abditama.
Muhaimin, d. (2007). Kawasan dan Wawasan Studi Islam.
Jakarta: Kencana.
Mulyana, D. (2005). Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas
Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, D. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif:
Paradigma Baru Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:
Lkis.
Penyusun, T. (2017). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi,
Tesis dan Disertasi. Jakarta: CEQDA (Center Fir Quality
Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah.
Pratista, H. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian
Pustaka.
157
Rasyid, D. (1998). Islam dalam Berbagai Dimensi. Jakarta: Gema
Insani Press.
Sobur, A. (2017). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Alfabeta.
Thabathaba'i, A. M. (2011). Inilah Islam. Jakarta: Sadra Press.
Vera, N. (2015). Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Wibowo, I. S. (2013). Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis
Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Zuhdi, M. (1993). Studi Islam Jilid 1: Akidah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Karya Ilmiah:
Abdul Haris Maulana, Representasi Nilai KeIslaman dalam Film
Jinn Karya Ajmal Zaheer Ahmad, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2017. Skripsi.
Siti Aisyah, Representasi Islam dalam Film Get Married 99%
Muhrim, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Skripsi.
Nurleli, Representasi Islam dalam Film PK, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016. Skripsi.
Jurnal:
Yasraf Amir Piliang, “Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan
Analisis Teks”, Mediator, Vol. 5 No. 2, 2004.
Handy Oktavianus, Penerimaan Penonton Terhadap Praktek
Eksorsis di dalam Film Conjuring, Jurnal e-komunikasi, Vol. 3
No. 2 tahun 2015.
158
Internet:
https://islamindonesia.id/berita/film-bilal-versi-hollywood-tuai-
apresiasi-dan-kontroversi.htm diakses pada Selasa, 19 November
2018.
www.bilalmovie.com/ diakses pada Selasa, 20 November 2018.
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/film-bilal-tuai-sukses-
sekaligus-kontroversi diakses pada Senin, 19 November 2018.
https://www.imdb.com/name/nm6735778/bio?ref_=nm_ov_bio_s
m diakses pada Selasa, 29 Januari 2019.
https://www.imdb.com/name/nm6336449/?ref_=nmbio_bio_nm
diakses pada selasa, 29 Januari 2019.
https://en.wikipedia.org/wiki/Adewale_Akinnuoye-Agbaje
diakses pada Selasa, 29 Januari 2019.
https://en.wikipedia.org/wiki/Ian_McShane diakses pada Selasa,
29 Januari 2019.
https://id.wikipedia.org/wiki/China_Anne_McClain diakses pada
Selasa, 29 Januari 2019.
https://en.wikipedia.org/wiki/Jacob_Latimore diakses pada
Selasa, 29 January 2019.
https://en.wikipedia.org/wiki/Thomas_Ian_Nicholas diakses pada
Selasa, 29 January 2019.
https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/hukum-mencuri-dalam-
islam/amp. diakses pada Senin, 29 April 2019.
https://muslim.or.id?459-tauhid-akidah-dalam-kehidupan-
insan.html. diakses pada Senin, 29 April 2019.
https://muslim.or.id/20408-fikih-azan-4-hukum-azan.html.
Diakses pada Senin, 29 April 2019.
https://id.wikipedia.org/wiki/Berhala_(Islam) diakses pada
Jum’at, 3 Mei 2019.
159
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
digest/19/01/14/plbabe313-berhala-di-masa-jahiliyah diakses
pada Kamis, 3 Mei 2019.
https://tafsirq.com/53-an-najm/ayat-20 diakses pada Kamis, 3
Mei 2019.
https://almanhaj.or.id/3081-adzan-dan-iqamah-2.html. diakses
pada Kamis, 2 Mei 2019.
https://almanhaj.or.id/3080-adzan-dan-iqamah-1.html. diakses
pada Kamis, 2 Mei 2019.
https://muslim.or.id/38274-setan-benci-adzan-muslim-dan-
memenuhi-panggilan-adzan.html diakses pada 5 Mei 2019.
160
LAMPIRAN
Transkrip Dialog Film Bilal: A New Breed of Hero
Bilal kecil: Ghufaira
Ibunya Bilal: Tidak, tidak, tidak
Ibunya Bilal: Tidak!
Bilal kecil: Ibu, siapa mereka?
Bilal kecil: Ibu!
Ibunya Bilal: Jaga adikmu, Bilal!
Bilal kecil: Tidak!
Ghufaira remaja: Bilal apakah kamu baik-baik saja?
Bilal remaja: Ya saya baik-baik saja
Ghufaira remaja: Mimpi yang sama lagi?
Ghufaira remaja: Ambil ini. saya menyimpannya untuk Anda.
Bilal remaja: Ada bagian yang hilang
Ghufaira remaja: Masih menunggu!
Bilal remaja: Terima kasih, saudaraku yang luar biasa
Ghufaira remaja: Kamu adalah teman baikku, saudaraku
tersayang. Itu lebih baik
Bilal remaja: Apa yang akan saya beli dengan koin ini?
Ghufaira remaja: Seperti, memberikan pengorbanan untuk
menyenangkan para Dewa kita. mungkin Dewa akan
menghentikan mimpi buruk yang kamu alami.
Bilal remaja: Dimanakah Dewa ketika ibu membutuhkannya?
Saya lebih suka membeli sesuatu yang bisa dimakan.
Suara orang mengetuk pintu: Ghufaira, bawa air ke tuanmu.
Cepatlah!
161
Bilal remaja: Aku akan mencarinya
Suara pedagang: Sutra Damaskus. Sutra Damaskus
Suara pedagang: Rempah-rempah
Suara pedagang: Pakaian berwarna-warni. Pakaian berwarna-
warni
Suara pedagang: Kuat, berkualitas. Berapa yang bisa kamu
bayar?
Pembeli: Saya bisa membayar dua koin
Penjual berhala: Berhala untuk dijual! Dalam berbagai warna dan
bentuk sesuai keinginan Anda. Berhala untuk ketenaran! Berhala
untuk kekuatan! Berhala untuk kesuburan! Berhala untuk
kecantikan! Sangat jelas bahwa kamu tidak butuh berhala untuk
kecantikan, berhala yang diinginkan.
Pembeli: Terima kasih
Penjual berhala: Tapi, untuk kesuburan. Anda ingin punya anak
laki-laki, bukan? Anda akan memiliki kembar tiga.
Suara orang laki-laki: datanglah untuk permen. Selamat pagi,
saudaraku!
Orang yang lewat: Perhatikan jalanmu, nak!
Suara Imam (orang yang menjaga patung berhala): Sumbangkan
dengan murah hati kepada para Dewa. Jangan kikir. Dewa
melihat semuanya.. dewa tahu semuanya.. jangan tersesat di
gurun pasir, atau api kemarahan akan mengazab Anda. Ayo..
masuk.. buktikan iman Anda dengan uang dan hadiah. Takut akan
murka Dewa, atau.. Anda akan dibakar.. Anda akan dibakar.. Ayo
nak datang! Dan semoga dirimu diselamatkan.. benarkah?
Keluarkan uang koin itu dari sakumu. Dan berikan kepada Dewa.
Tidak ada pengorbanan yang sedikit.. Dan tidak ada keinginan
yang besar. Kamu bisa memiliki.. semua yang kamu inginkan.
Dewa melihat semuanya.
Teman Safwan: Stop! Anda salah paham!
162
Safwan: Dengan sengaja. Anak panah saya membutuhkan target
penting. Saya tidak akan menyia-nyiakan mereka pada ayam, tapi
pada rusa.
Teman Safwan: Dan di mana kita akan menemukan seekor rusa?
Teman Safwan: Safwan, apa yang kamu lakukan?
Teman Safwan: Safwan.
Safwan: Itu seekor rusa.. seekor rusa hitam.
Teman Safwan: Kemarilah, budak!
Safwan: Aku katakan datang.. disini! Stop, hamba! Saya
perintahkan kamu.
Teman Safwan: Rusa menganggap itu singa. Anda lebih baik
melihatnya! Anda harus melihatnya. Saya hanya bercanda.
Safwan: Diam! Ayo bawa dia.
Ghufaira: Hentikan
Teman Safwan: Jangan bergerak
Ghufaira: Kumohon tidak.
Bilal: Tidak!
Teman Safwan: Safwan sepertinya kau memukul rusamu di
ekornya.
Bilal: Jangan pernah menyakitinya lagi!
Safwan: Beraninya kamu memerintahku! Berikan pelajaran pada
tikus ini
Ghufaira: Tolong maafkan dia tuan, Safwan
Orang laki-laki: Anak-anak.. apa yang kalian lakukan? Permisi..
Aku tidak tahu kamu ada di sini, tuan Safwan. Maafkan aku.
Apakah dua budak ini mengganggumu? Saya akan memukulnya
apabila mereka melakukannya.
Safwan: Ayo pergi
163
Orang laki-laki: Beritahu ayahmu, aku akan mengantarkan
pesanannya hari ini.
Bilal: Ghufaira. Apakah mereka menyakitimu? Seharusnya aku
datang melindungimu, aku tidak akan membiarkan siapapun
menyakitimu lagi
Okba: Pedangang. Apa penawaranmu jika budak spesial ini akan
menjadi milikmu. Setiap penawar? Anda terlambat, sudah dijual.
Mendapat kesialan ini dari sini. Budak terbaik di kota. Dia pintar,
tahu cara membaca dan menulis. Dia tahu dua puluh bahasa. Dua
puluh bahasa. Dia berbicara bahkan dengan binatang. Tuan
besarku, Umayya. Tidak ada pelayan yang lebih baik menemani
Anda dalam perdagangan Anda. Dia tidak pintar tapi dia kuat
sebagai banteng.
Umayyah: Saya akan membawanya.
Okba: Benarkah? Yang saya maksud..pilihan yang bagus. Agak
mahal tapi, saya tahu Dewa bermurah hati dengan Anda. Umayya
sayangku.
Umayyah: Okba, Suatu hari aku akan mencelupkan lidahmu ke
tanah. Kirim dia ke rumahku!
Okba: Terima kasih dari Anda, Terima kasih. Terima kasih.. oh,
betapa hebatnya kamu wahai Umayya. Seberapa murah hati.. luar
biasa.
Orang laki-laki: Tuan. Saya membawa berhala yang Anda pesan.
Apakah dikirim ke rumah Anda atau ke toko Anda di pasar?
Umayyah: Apa yang kamu pikirkan? Ke tokolah, bodoh. Dan jika
kamu terlambat lagi aku tidak akan membayar kamu.
Orang laki-laki: Maafkan saya tuan, itu tidak akan terjadi lagi.
Aku terlambat karena aku harus membantu putramu, Safwan.
Umayyah: Bagaimana dengan Safwan?
Orang laki-laki: Ada seorang budak menyerangnya.
Umayyah: Budak yang mana?
164
Orang laki-laki: Mereka memanggilnya Bilal. Dia menjatuhkan
putramu ke tanah, tetapi saya menghampirinya dengan cepat dan
menyelamatkannya.
Umayyah: Ya sudah! Bawa berhala ke tokoku segera, atau
lupakan kesepakatan itu.
Orang laki-laki: Seperti yang Anda perintahkan. Segera.
Umayyah: Bilal. Angkat itu. Saya mengatakan kepada kamu
untuk mengambilnya. Untuk siapa apel ini? Jawab aku!
Bilal: Itu milikmu tuan, ini milikmu.
Umayyah: Dan apa bedanya antara kamu dan apel ini?
Bilal: Tidak ada bedanya tuan!
Umayyah: Jangan lupakan itu. Bawa dia ke halaman belakang
dan cambuk dia.
Safwan: Apapun yang kamu lakukan. Seorang guru melahirkan
guru dan seorang budak melahirkan seorang budak. Ayah, aku
harap kau memberinya pelajaran yang tidak pernah terlupakan.
Umayyah: Bagaimana bisa kamu membiarkan seorang budak
memukulmu?
Safwan: Bilal berbohong, ayah. Budak ini berbohong. Dia tidak
pernah memukul
Umayyah: Kamu mempermalukan saya di depan orang-orang.
Jangan menangis! Berhenti menangis! Dengarkan. Dia tidak
menangis dan tidak seharusnya Anda. Tidak masalah apa yang
terjadi. jangan biarkan seorang budak membuat saya bodoh di
depan orang lagi. Anak yang keras kepala.
Bilal kecil: Ibu, katakan padaku apa yang ayahku suka?
Ibunya Bilal: Ayahmu adalah pria hebat. Apa cita-citamu ketika
menjadi dewasa? Jadi petani? Atau mungkin pedagang yang
menghasilkan banyak uang.
Bilal kecil: Saya ingin menjadi pejuang hebat!
165
Ibunya Bilal: Dan itulah yang akan terjadi seorang pejuang hebat
dengan suara yang indah.
Bilal kecil: Dan saya ingin menunggang seekor kuda besar. Dan
saya akan melawan musuh dan melindungimu dan Ghufaira.
Ibunya Bilal: Itu hal yang mulia darimu, Bilal. Tapi ingat pedang
dan kuda tidak membuat Anda menjadi pria hebat.
Bilal kecil: Benarkah?
Ibunya Bilal: Iya! Untuk menjadi pria hebat yaitu hidup tanpa
rantai.
Bilal kecil: Rantai?
Ibunya Bilal: tidak, tidak, tidak ada yang tidak bisa kamu lihat
yang ada disini.
Bilal kecil: dalam diriku?
Ibunya Bilal: Untuk menjadi seorang pejuang tidak membuatmu
menjadi pria hebat. Jika anda rantai diri dengan kemarahan dan
balas dendam, percaya pada mitos dan ketakutan sama juga rantai
dan ada juga rantai lain. Untuk menjadi pria hebat. Anda harus
membebaskan diri dari itu semua.
Bilal kecil: Dan bagaimana melakukannya? Saya tidak bisa
melihat apa yang ada di dalam diriku.
Ibunya Bilal: Saya bisa. Saya bisa melihat hati manusia, Bilal.
Anda akan menemukan jalannya, petunjuk akan datang. Anda
akan melihat. Tidak ada rantai yang akan menghentikan Anda.
Tanpa rantai…
Bilal remaja: Anda salah, ibu. Saya seorang budak dan aku masih
akan dirantai selamanya.
Ghufaira: Kenapa mereka mencambukmu? Anda tidak
melakukan apapun!
Bilal remaja: Itu tidak masalah. Tuan Umayya, melakukan
apapun yang dia suka pada kami.
166
Ghufara remaja: Bilal. Lihat apa yang kutemukan. Aku tahu
kamu tidak bermaksud menghilangkannya! Anda masih bisa
memberikannya sebagai pengorbanan. Saya mendengar Imam
berkata “Rahmat datang dari hadiah kecil”
Bilal remaja: Saya tidak membutuhkannya. Saya tidak akan
mengharapkan apapun lagi saya seorang budak! Dan tidak ada
Tuhan di pasar yang bisa mengubahnya
Ghufaira: Baiklah, saya akan menyimpannya dan tidak akan
menghabiskannya. Itu milikmu. Aku akan menyimpannya sampai
kamu memintaku mengembalikannya.
Bilal remaja: Lucu!
Bilal dewasa: Tidak! Tidak!
Saad: Itu membuatku takjub setiap waktu, kamu terbang di atas
kuda itu kembali. Saya tidak pernah bosan.
Bilal dewasa: Ini baru ketiga kalinya, hari ini!
Saad: Tapi untukku. Saya tidak pernah ketinggalan.
Bilal dewasa: Anda hanya suka menyombongkan diri, Saad.
Anda juga punya uang dan waktu untuk berlatih.
Saad: Kamu butuh lebih dari uang untuk menjadi terampil.
Banyak faktor.
Bilal dewasa: Benar! Dan tekadmu berburu buah? Saya harus
kembali. Percayalah padaku. Kami tidak ingin melakukannya
tuan Umayya marah.
Saad: Katakan padaku, Bilal. Kenapa kamu tidak naik kuda dan
pergi dari bukit itu dan lanjutkan untuk apapun yang mereka
pimpin.
Bilal dewasa: Untuk mencari rumah saya misalnya? Jika itu
terjadi dan saya akan menemukannya mungkin, saya akan
menjadi pelayan di dalamnya. Baik oleh, “Pemburu Apel”.
Saad: Untuk layananmu baik oleh, teman saya.
167
Anak kecil: Tolong, beri saya uang? Saya ingin makanan, atau
uang. Silahkan?! Tolong, beri saya uang?
Orang yang lewat: Minggir!
Anak kecil: Tolong, saya tidak punya makanan?
Orang yang lewat: Minggir dari jalanku, nak.
Bilal dewasa; Kita seharusnya tidak melakukan itu
Anak kecil: Tapi saya merasa lapar.
Bilal dewasa: Sini.. Ambil ini
Anak kecil: Anda terlalu baik.
Abu Bakar: Anda lebih memilih kehilangan apa yang Anda miliki
daripada menyebabkan kerugian bagi para Dewa?
Bilal dewasa: Saya ingin anak kecil itu berhenti dipukuli.
Abu Bakar: Jadi Anda peduli pada seorang bocah pengemis lebih
dari pada berhala? Katakan padaku.. jangan kamu percaya pada
janji-janji Imam.
Bilal dewasa: Saya minta maaf tuan. Saya hanya seorang budak.
Saya tidak tahu apa-apa.
Abu Bakar: Kamu tidak tahu! Atau tahu dengan baik.
Bilal dewasa: Anda bukan seorang Imam. Anda adalah pedagang
yang terkenal, Abu Bakar.
Abu Bakar: Betul. Apakah Anda berlutut karena Anda pikir saya
seorang Imam? Atau pertanyaan saya adalah alasan kamu takut?
Bangkit anakku jangan takut.
Bilal dewasa: Tidak tuan, saya tidak takut.
Abu Bakar: Apakah kamu tidak punya rasa takut?
Bilal dewasa: Pak, apa yang Anda ketahui tentang rasa takut?
168
Abu Bakar: Saya melihatnya banyak di mata manusia. Cukup
bagi saya untuk mengerti itu mengubah banyak manusia menjadi
budak. Seorang wanita takut melahirkan seorang gadis, jadi dia
membuat pengorbanan dan memohon kepada berhala untuk
memiliki anak laki-laki. Orang kaya takut akan kemiskinan, jadi
dia berbagi sedikit uangnya dengan berhala. Dan menjanjikan
lebih banyak jika mereka bantu dia untuk tetap kaya. Seorang
lelaki tua takut mati! Jadi dia membayar Imam untuk
menyelamatkannya. Ketakutan ini memaksa mereka untuk
mencari perlindungan di antara para berhala ini. berhala
ketamakan dan berhala ketidakadilan dan berharap semua
masalah mereka akan hilang. Tempat suci ini tidak dibangun
untuk semua korupsi ini. itu dibangun agar semua manusia bisa
hidup bersama, sejajar, dan mengikuti satu pencipta.
Bilal dewasa: Kecuali budak.
Abu Bakar: Nak.. tidak ada seorangpun yang dilahirkan sebagai
budak. Dahulu kamu itu orang bebas. Bernarkah?
Bilal dewasa: Saya bebas dulu sekali, bajingan-bajingan itu
menggerebek desaku, merusak rumahku, membawa saya dan
Ghufaira, saudara perempuanku.
Abu Bakar: Bagaimana dengan..
Bilal dewasa: Dia masih berbicara kepada saya tuan.. Ini semua
tentang kesetaraan. Ini cuma harapan, dan itu tidak ada artinya
bagiku. Tuan, simpan pidato Anda ke beberapa pembeli barang
yang Anda jual.
Abu Bakar: Nak.. Hidup lebih mudah dari yang kamu pikirkan.
Saya di sini bukan untuk mejual apa pun.
Bilal dewasa: Mungkin benar tuan.. Tapi tidak untuk budak.
Tuanku sedang menunggu ini. saya harus kembali.
Abu Bakar: Siapa tuanmu?
Bilal dewasa: Tuan Umayya. Pria terhebat di Mekah.
Abu Bakar: Dan siapa namamu, nak?
169
Bilal dewasa: Bilal
Abu Bakar: Bilal! Saya melihat kebesaran di tangan yang
menyelamatkan bocah itu hari ini. Dan ingatlah.. yang hebat
adalah orang-orang yang memiliki keinginan untuk memilih
takdir mereka.
Orang laki-laki: Ayo bergerak. Bergerak lebih cepat! Lebih cepat.
Ayo bergerak.
Pengawal: Kerja bagus, pak.
Bilal: Tuan?! Tuan Safwan.. Tuan, Safwan ayahmu
membutuhkanmu.
Safwan: Berapa lama aku harus mengingatkanmu? Berlutut saat
kau berada di depanku, budak. Berlutut! Beberapa lahir untuk
memimpin dan yang lainnya melayani.
Orang laki-laki: Posisi ini tidak cocok untukmu, saudara.
Bangunlah kawan. Saya akan menunjukkan kepada Anda apa
yang saya buat untuk merayakan malam ini. kamu akan
menyukainya.
Ghufaira: Di mana dia? Kamu terlambat! Ingat saudara
perempuan saya? Ghufaira
Soheib: Gadisku. Saya Soheib.seorang budak kelas pertama. Dan
pandai besi yang terampil, tidak menyombongkan diri.
Bilal: Ya, pria lucu.
Ghufaira: Di mana kamu? Waktu untuk perayaan sudah dekat.
Mereka akan mencambukmu jika terlambat.
Bilal: Saya tidak terlambat. Guru memintaku untuk mencarinya,
Safwan.
Ghufaira: Apakah mereka menyakitimu?
Soheib: Aku akan mengubah Safwan menjadi tas kentang. Jika
saya tiba di sana lebih awal. Itu manja. Dia dan idiot yang bergaul
dengan itu. Anda harus tetap kuat, Bilal. Mereka menarik
170
kekuatan mereka dari ketakutan yang mereka taruh kepada kita.
kita seharusnya tidak pernah tunduk.
Ghufaira: Baiklah, waktunya bekerja
Soheib: Lihatlah.. pesanan spesial untuk tuanmu dariku.
Ghufaira: Itu sangat mengkilap!
Bilal: Kerja sempurna, Soheib.
Soheib: Ya, ini adalah hal terbaik yang penah saya buat.
Abu Al Hakam: Itu benar. Itu Mohammad. Itu luar biasa. Dia
berkeliling berbicara bertentangan dengan berhala kita. setiap
hari! Dan saya tidak tahu jumlah pengikutnya. Permainan Anda
sangat jelas bergantung pada keberuntungan.
Umayyah: Keberuntungan cinta yang berani. Mungkin!
Abu Al Hakam: Tetapi apakah Anda akan mengambil resiko
dalam kehidupan nyata? Anda bertanya seperti anda tidak
mengenal saya! Aku bertanya karena melihat bahaya yang akan
datang.
Umayyah: Jangan percaya dengan omong kosong.
Abu Al Hakam: Omong kosong ini bisa menyerang Anda
sekarang, Umayya.
Umayyah: Mari kita buat mereka sebagai contoh. Dan ingatkan
mereka apa yang terjadi jika mereka menentang kita.
Abu Al Hakam: Kita punya perniagaan untuk dilindungi.
Umayyah: Abu Al Hakam seperti biasa.. Anda merusak malam
saya dengan kekhawatiran ini. Bilal! Ayo bernyanyi untuk kami!
Untuk menenangkan suasana hati.
Okba: Ya, saya sering mendengar budak saya bernyanyi suaranya
indah. Mari kita dengarkan.
Bilal: Bayangan jauh. Gunung dan pohon. Saya berdiri sekarang.
Dengan hatiku yang kesepian. Bergambar bayangan. Misteri dan
171
rahasia. Langit menangis. Dengan air mata seperti hujan. Dan
bayangan datang. Membebani saya. Bagaimana cara saya
bertahan? Ibu di mana kamu? Takdir yang mencurigakan. Seperti
kegelapan malam. Dan cahaya terendam. Bermimpi dengan jejak
untuk keselamatan sendiri.
Suara kerumunan orang: Ayolah Umayyah suruh dia bernyanyi
lagi. Hey budak!
Abu Al Hakam: Tidak bisa percaya! Ini tidak bisa percaya!
Sombong sekali. Orang kafir!
Pengawal: Apa yang kamu lihat? Jangan menatap begitu, budak.
Abu Al Hakam: Setiap hari kamu memenuhi rasa hausmu dengan
air yang disediakan berhala kita. tetapi apa yang kamu berikan
sebagai imbalan? Tidak ada! Hari ini kamu akan bertobat
kesalahan, pengkhianat.
Bilal: Tidak! Soheib. Biarkan dia pergi! Pengecut! Tidak!
Pengawal: Pakai ini. cambuk dia.
Bilal: tolong hentikan!
Pengawal: Tidak! Silahkan..
Suara orang dikeramaian: Lihatlah, itu dia! Dia adalah pejuang
hebat. Itu Hamza Abu Al Hakam.. sang singa.
Abu Al Hakam: Hamza kamu tiba di sini tepat waktu. Lihatlah
anjing-anjing ini. orang kafir! Mereka harus diajari..
Hamza: Diajari siapa.. pengecut? Kamu menyebut diri kamu
manusia? Kamu aib bagi Mekah dan leluhur kamu. Sejak kapan
air ini bukan untuk semua orang? Dan ketahuilah ini.. Saya hanya
melihat Tuhan melalui karya manusia. Kebrutalanmu hari ini
terungkap bagiku kebenaran dari keyakinanmu. Jadi lawan aku,
atau pergi dari pandanganku.
Abu Bakar: Hamza. Anda tiba di sini tepat waktu, kawan.
172
Hamza: Abu Bakar, aku belum melihatmu untuk beberapa waktu
ini. Ayo, banyak yang harus kita diskusikan.
Soheib: Ayo, Bilal bantu aku mengaturnya.
Bilal: Apakah Anda percaya perubahan itu akan terjadi? Bahkan
dengan kita?
Ghufaira: Mungkin! Ibu punya harapan dalam hal itu! Mengapa
kamu bertanya? Bilal?!
Bilal: Pagi ini.. Saya pergi menemuinya lagi.
Abu Bakar: Anda lagi? Tidak ada pencuri kecil untuk
diselamatkan di sini.
Bilal: Tuan.. Apa maksudmu saat kau bilang kami memilih?!
Apakah Anda menawarkan untuk membeli saya?
Abu Bakar: Apakah kamu menginginkan saya?
Bilal: Nah, sepertinya tuanmu lebih baik dari pada yang saya
layani sekarang.
Abu Bakar: Percaya atau tidak, Bilal. Tuanmu adalah budak juga.
Bilal: Benarkah? Dan siapakah yang akan menjadi tuannya?
Abu Bakar: Keserakahan. Ini adalah yang terburuk.
Bilal: Apakah ini berarti tidak ada yang pernah gratis?
Abu Bakar: Saya tidak bermaksud demikian.
Bilal: Jadi, bagaimana saya bisa bebas?
Abu Bakar: Hanya Anda yang memperbudak diri Anda, Bilal.
Bilal: Aku minta maaf padamu. Tapi.. Tidak ada yang pernah
memperlakukan saya dengan baik. Dan aku masih tidak mengerti
kenapa? Mengapa seseorang seperti mau untuk membantu budak
sepertiku? Apakah Anda mengharapkan saya untuk melakukan
sesuatu sebagai balasannya?
173
Abu Bakar: Dengar, Bilal. Rasulullah membimbing saya ketika
saya tersesat. Karena dia pria yang hebat dan mulia menyebarkan
Islam dan pesan kesetaraan. Saya memilih melakukan hal yang
sama seperti dia, dan mengikuti jalannya. Dan siapa yang tahu,
Bilal mungkin suatu hari nanti, kamu akan menginspirasi hati
banyak orang juga.
Bilal: Saya?! Bagaimana saya melakukannya?
Abu Bakar: Ayo, duduk. Kamu mencari saya untuk berbicara,
kan? Mari kita bicara.
Ghufaira: Sepertinya ibu benar
Bilal: Iya. Dia.. dan itulah yang saya lakukan. Dia selalu sangat
bijaksana.
Umayyah: Mari kita bersulang untuk putraku, Safwan. Dia
menghasilkan banyak uang dari berhala ini. dan dia sekarang bisa
lega karena menyelenggarakan pesta pertamanya.
Suara orang bersorak merayakan keberhasilan Safwan: Untuk
Safwan.
Umayyah: Apakah masih sedih karena membuang-buang banyak
hal? Aku memberitahumu bahwa berhala akan terjual dengan
cepat.
Abu Al Hakam: Mungkin ini adalah keuntungan terakhir yang
kita semua hasilkan.
Umayyah: Apa yang kamu lakukan? Berhala kecil ini adalah
keberuntungan. Saya berharap Anda bisa mendengar panggilan
pendeta bagi mereka untuk dijual hari ini.
Abu Al Hakam: Anda tidak ada di sana. Telah terjadi
perselisihan. Orang-orang berkumpul.
Umayyah: perselisihan? Siapa yang memulai perselisihan ini?
Abu Al Hakam: Penipu Muslim. Ide-ide mereka menyebar seperti
api di seluruh kota. Oh tolong.. Jika kamu mengatakannya bahwa
174
ada pasukan datang saya akan khawatir. Dan pidato mereka
tentang kebebasan tidak mengkhawatirkan?
Umayyah: Apa yang kamu bicarakan?
Abu Al Hakam: Mereka bilang kita mengambil keuntungan dari
kesengsaraan orang. Mereka mengatakan bahwa Tuhan yang
benar tidak akan pernah meminta uang. Apa yang akan terjadi
pada kepentingan kita? jika pesan sudah matang.
Umayyah: Dan untuk berapa lama para pedagang akan
mentoleransi ini? kita akan mengusir mereka dari Mekah atau
seseorang akan membuat kesepakatan dengan mereka.
Abu Al Hakam: Coba kita lihat.. lihatlah disekitarmu?
Umayyah: Hanya ada satu guru dan itu adalah uang. Inilah iman
sejati di kota kami.
Abu Al Hakam: Tetapi, hari-hari ini tidak semua pedagang kami
menyembah berhala.
Umayyah: Di mana penjual pemalas itu yang menjual berhala di
tas?
Abu Al Hakam: Dia bergabung dengan Muslim!
Umayyah: Dan bagaimana dengan Abu Bakar.. di mana dia?
Abu Al Hakam: Dia menjadi seorang muslim juga, sudah lama!!!
Okba: Abu Al Hakam benar. Orang membeli berhala yang terbuat
dari terigu. Tapi saya pikir mereka memakannya sebagai permen.
Umayyah: Apakah ada pengkhianat lain di rumah saya?
Keluarlah!dan katakan siapa dirimu.
Safwan: Mungkin Anda harus bertanya pada budak Anda?
Umayyah: Apa? Apa yang kamu bicarakan?
Safwan: Budak? Kenapa kamu tidak memberitahu ayah saya
tentang teman barumu?
175
Umayyah: Tidak mungkin! Anda pasti salah. Tidak ada
pengkhianat di rumahku. Bukankah itu benar, Bilal? Bicara!
Safwan menuduhmu sebagai pengkhianat silahkan membela diri!
Ayo jawab, budak. Saya memberi izin untuk berbicara.
Bilal: Kita semuanya lahir sama, kami menghirup udara yang
sama, kami berdarah-darah yang sama, dan kita akan mati dan
dikuburkan di bawah tanah yang sama. Saya percaya bahwa saya
lelaki bebas sama seperti kamu.
Okba: Setara.. bebas.. saya benci kedua kata itu. Umayya,
seeprtinya budak ini baru bangun tidur nyenyak kemarin. Setara..
bebas ya? Hey, kalian.. kalian semua. Lihatlah.. kita sama.
Safwan: Kamu menamparku sekali karena budak ini membuatmu
bodoh di depan orang-orang. Apa yang akan kamu lakukan
dengan dia sekarang, ayah?
Umayyah: penjaga!
Suara ibunya Bilal: Untuk menjadi pria hebat pertama, Anda
harus bebaskan diri dari rantai Anda.
Pengawal: Bawa budak ini. ayo, bergerak! Rantai dia! Murtad!
Rantai dia dengan baik. Biarkan dia membusuk di dalam
kendang. Tidak ada air, tidak ada makanan. Dia akan kembali ke
akal sehatnya.
Orang laki-laki: Tunggu, Bilal. Pertolongan akan datang.
Suara ibunya Bilal: Saya melihat hati yang luar biasa, Bilal.
Pengawal: Berhenti mengatakan itu. Tidak ada yang dapat
menyentuh budak ini. Perintah Umayyah. Hentikan berkata itu,
budak!
Bilal: Saya tidak akan.. Tidak!
Ghufaira: Bilal, apakah kamu baik-baik saja?
Orang laki-laki: Kamu harus kuat, Bilal.
176
Safwan: Seorang guru melahirkan guru dan seorang budak
melahirkan budak.
Orang laki-laki: Kemanusiaan adalah satu bangsa. Bilal, apakah
kamu baik-baik saja? Siapa yang melihatnya dari luar melihatnya
sebagai mimpi.
Suara perempuan: Petunjuk akan datang kepada Anda, Anda akan
melihat.
Orang laki-laki: Dan apa bedanya antara Anda dan orang lain?
Berhenti mengucapkan itu.
Safwan: Berlutut ketika kamu di depanku, budak.
Suara orang laki-laki: Dan mereka yang melihat ke dalam sendiri
akan dipandu. Dan dengan panduan. Cerita Anda akan dimulai
dari gurun ini untuk menyebar ke seluruh dunia. Di sini di mana
orang-orang hebat diuji. Bersiaplah dengan baik, Bilal.
Suara ibunya Bilal: Untuk menjadi pria hebat dan hidup tanpa
rantai.
Umayyah: Bilal, apa kamu sudah bangun?
Bilal: Iya
Umayyah: Kamu lebih berani dari yang saya pikir. Saya
menerima pujian. Kamu mempelajarinya dari menonton saya
selama ini.
Imam (orang yang menjaga patung berhala): Selamatkan dirimu
dari penderitaan.
Umayyah: Apa yang kamu katakana membutuhkan banyak
keberanian. Namun sayangnya, Anda masih berpikir seperti
seorang budak. Aku akan memberitahumu sebuah rahasia yang
akan membuat Anda kembali ke akal sehat Anda. Saya tidak
pernah pervcaya kepada berhala-berhala ini. tidak, tidak, tidak,
aku tidak bodoh. Sebenarnya kita berdua budak, Bilal. Perbedaan
antara kita, bahwa saya menyembah apa yang lebih kuat dari saya
tapi kamu, kamu menyembah apa yang akan menghancurkan
177
kamu. Pria bebas tahu cara mengambil resiko misalnya dia
mungkin menawarkan untuk memata-matai musuh tuannya. Dia
mungkin menyadari manfaatnya. Apakah kamu mengerti apa
yang aku katakan, Bilal? Biarkan dia minum. Apakah Anda ingin
saya melepas rantai? Bagaimana menurutmu, Bilal?
Bilal: Aku sudah dibebaskan dari rantaiku.
Umayyah: Itu aneh! Karena saya melihat mereka, atau Tuhanmu
yang tak terlihat membuat semuanya menjadi tidak terlihat?
Bilal: Saya berbicara tentang rantai yang ada di dalam diriku.
Umayyah: Jangan bicara aneh. Apakah kamu tidak melihat
musibah yang kamu hadapi? Saya bisa membunuhmu sekarang.
Bilal: Saya tidak peduli apa yang akan tuan lakukan dengan saya.
Dan tidak ada yang bisa kamu tawarkan padaku. Aku sudah
merdeka.
Umayyah: Dan bagaimana dengan adikmu? Apakah dia merdeka
juga? Jadi, katakan padaku.. apakah kau akan memikirkan
tawaranku atau tidak? Kamu menginginkan seekor kuda? Saya
akan memberi Anda dua, dan aku akan memberikanmu dan
adikmu dengan sebuah rumah.
Imam (orang yang menjaga patung berhala): Terima tawarannya!
Suara orang dikeramaian: Bawa dia! Keluarkan dia! Bebaskan dia
Umayyah: Itu sebabnya Anda seorang budak dan saya seorang
tuan, karena kamu tidak mau mengambil peluang yang datang.
Sungguh mengecewakan!
Bilal: Jadi, bunuh aku!
Umayyah: Saya tidak akan mencoba membunuhmu tapi, kamu
mungkin mati jika waktumu telah tiba.
Saad: Tidak, Bilal!
Imam: Katakan padaku budak, kepada siapa kamu berdo’a.
apakah dia lebih kuat dari saya? Apakah dia lebih kuat dari
178
berhala kita? karena kekuatan mereka dan kekuatanku. Aku bisa
memberi perintah untuk membunuhmu. Atau membebaskanmu.
Dia adalah Tuhanku. Apakah kamu ingin dia datang
menyelamatkanmu? Benar dan aku akan memintanya untuk
memaafkan dosamu.
Abu Baka: Saya menawarkan harga yang tinggi untuknya.
Umayyah; Terlalu tinggi
Abu Bakar: Jadi, apa alasannya membawa dia ke sini?
Ghufaira: Bebaskan dia.
Abu Bakar: Aku memperingatkanmu.. jika satu tetes darahnya
dijatuhkan kesepakatannya batal.
Umayyah: Kita lihat saja nanti.
Imam: Budak ini dituduh melakukan kejahatan yang keterlaluan.
Dia berdiri di hadapan tuannya. Dan untuk semua itu, kami akan
menghukumnya.
Ghufaira: Tidak! Itu akan membunuhnya. Tidak! Tidak! Tolong
kuasai dirimu Safwan. Dia akan mati.
Safwan: Apakah kamu merasakan ini budak? Menyerahlah Bilal!
Ini semua akan berakhir. Mintalah pengampunan dari kami. Dan
terimalah kami sebagai tuan abadi Anda. Dan terimalah ini,
sebagai berhala sejati Anda. Berapa banyak berhala yang ada di
sana? Anda tahu cara menghitung budak!
Bilal: Ahad! Cuma ada satu Tuhan
Imam: Apa yang kamu katakan?
Safwan: Jangan sombong.
Bilal: Saya manusia bebas.
Ghufaira: Tidak! Tidak! Bilal! Tolong! Hentikan. Dia akan mati!
Abu Bakar: Saya akan menggandakan tawarannya!!
179
Umayyah: Saya melihat bahwa Anda kehilangan keterampilan
dalam perdagangan. Dia milikmu. Buang batu dari badannya.
Abu bakar: Saya bertekad untuk menebus semua yang saya miliki
untuknya.
Umayyah: Untuk seorang budak?
Abu Bakar: Tidak! Tapi untuk saudara laki-laki.
Umayyah: Jangan beritahu saya jika agama Islam membuat
budak dan majikan menjadi saudara.
Abu Bakar: Ya, untuk saudara laki-laki.
Ghufaira: Bilal?
Abu Bakar: saudara perempuannya. Saya akan membayar harga
yang sama untuknya.
Umayyah: Anda bertanya pada orang yang salah. Saya sudah
menghadiahkannya pada Safwan.
Safwan: Saya tidak akan menjualnya bahkan untuk semua
perdagangan Anda. Bawa dia!
Bilal: Apa yang sedang kamu lakukan? Berikan dia!
Ghufaira: Tidak!
Tiga bulan kemudian..
Bilal: Saya akan selalu berterima kasih kepada Anda yang
menyelamatkan hidupku. Yang memberi hidup kepada satu orang
akan menjadi saat ia memberi hidup kepada semua orang.
Saad: Bagaimana rasanya berjalan di jalanan Mekkah, bebas dan
merdeka.
Bilal: Juga bersyukur bisa berjalan. Di mana Soheib?
Saad: Dengan Hamza dan Abu Bakar Al-Shiddiq. Mereka
menunggu kami di gerbang
180
Ketidaktaatan Anda kepada Umayyah menyebar ke seluruh
Mekkah dia dan budaknya akan datang untukmu Bilal. Kita harus
pergi. Ke mana kita akan pergi? Ke kota yang hebat dan akan
sangat menyambut kita.
Hamza: Mengagumkan, bukan? Pedang buatan manusia untuk
berburu dan menyediakan makanan untuk keluarganya tapi
sekarang manusia menggunakannya untuk saling membunuh. Itu
sudah kehilangan nilai dan tujuannya yang benar.
Bilal: Bisakah kamu mengajar cara bertarung?
Hamza: Mengapa? Apakah Anda pikir jika Anda tahu cara
bertarung hasilnya akan menguntungkan Anda? Atau kamu ingin
bisa memiliki apapun dengan menggunakan pedang? Ingat.. saya
bisa mengajari Anda cara menggunakannya tetapi Anda akan
memutuskan kapan dan di mana? Kekerasan tidak pernah
memecahkan masalah. Jangan biarkan siapapun membuatmu
memulai perkelahian sebisa mungkin menghindarinya.
Bilal: Kapan kita akan mulai?
Hamza: Segera setelah kamu meletakkan pedang itu kembali
pada tempatnya. Dan ambil cabang itu. Saad. Baik, mari kita
mulai bertarung.
Saad: Apa yang kamu bisa anak baru?
Bilal: Setelah Anda “Pemburu Apel”?
Hamza: Bilal, putar! Gaya bebek! Langkah pertahanan! Saat kita
berlatih!
Saad: Jangan cepat-cepat, Bilal! Coba hindari ini
Saad: Aku mengalahkanmu lagi. Ayo, bangun. Mari bertarung
saat kamu tenang, Bilal.
Abu Bakar: Jangan pernah menyerang saat Anda sedang marah.
Kita akan membebaskannya, Bilal. Jangan kehilangan harapan.
Seorang pria yang kuat dapat mengendalikan amarahnya. Dan
181
orang yang bisa memaafkan saat bisa membalas dendam akan
menyaksikan kemuliaan.
Bilal: Saya berjanji kepadamu aku akan melakukan yang terbaik.
Abu Bakar: Berjanjilah padaku untuk melatih ini. kekuatan sejati
ada di pikiran bukan di senjata. Dan itu adalah rahasia Hamza.
Suatu hari, Bilal. Anda akan menemukan rahasia Anda sendiri.
Oh bulan purnama naik di atas kita. dari lembah perpisahan. Dan
kita berutang untuk menunjukkan rasa syukur. Di mana panggilan
adalah untuk Allah. Oh yang dibesarkan di antara kita. datang
dengan kata untuk dipatuhi. Kota ini dipenuhi oleh hadiah Anda.
Menyambut penyeru terbaik ke jalan Tuhan.
Suara orang laki-laki: Selamat datang di Yastrib
Anak kecil: Itu, Bilal. Di sini dia, dia datang. Ikutlah dengan
kami.
Bilal: Tunggu, ke mana kita akan pergi?
Suara anak kecil: Bilal
Bilal: Di mana kamu membawaku? Ibu! Perhatikan bagaimana
saya akan membangun rumah.
Suara orang laki-laki: Lihatlah bagaimana kami akan membangun
sebuah masjid menyatukan kita semua. Untuk menyebarkan
harapan, sebuah harapan. Itu akan mengilhami hati orang-orang.
Abu Bakar: Rasulullah meminta Anda memanggil mereka untuk
sholat tuan, Bilal! Di sini panggil mereka untuk sholat.
Suara ibunya Bilal: Perlihatkan pada saya, tunjukkan padaku
bagaimana suaramu. Sebuah inspirasi. Bagaimana Anda akan
menaikkannya menyerukan kesetaraan dan keadilan. (Allahu
Akbar, Allahu Akbar).
Abu Al Hakam: Apa yang saya takutkan terjadi, Umayya.
Mereka mendapatkan lebih banyak jumlah dan kekuatan. Apakah
kita harus tetap diam?
182
Safwan: Dia benar, ayah. Ketika budak itu menantang tuannya
dunia terbalik.
Imam: Bunuh mereka semua! Semuanya!
Umayyah: Kami akan mulai dari sini. Malam ini! angkat pasukan
besar-besaran. Untuk menghancurkan setiap tempat yang
menampung mereka, mari kita bersihkan Mekah dari mereka.
Hancurkan mereka semua! Dan bunuh mereka.
Imam: Bunuh mereka semua.
Suara orang di keramaian: Semakin banyak orang yang datang.
Hamza: Kuda besar. Dia mengikuti kita ketika kita kembali.
Apakah kamu mengenalya? Kenal dia?
Bilal: Sangat mengenalnya. Dia dulu adalah Umayyah.
Hamza: Sepertinya dia juga melarikan diri dari amarahnya. Jaga
dia baik-baik.
Suara orang laki-laki: Orang tua ini membawa berita dari
Mekkah.
Suara orang tua: Penyiksaan! Semakin parah setiap hari. Kita
banyak kehilangan tapi kita beruntung karena dapat melarikan
diri. Saya takut sisanya akan terbunuh segera.
Orang laki-laki: Pesan untukmu dari putra Umayyah.
Bilal: Ghufaira
Abu Bakar: Di mana Bilal?
Hamza: Ada di dekat itu..
Orang laki-laki: Anakku
Hamza: Di mana sisanya?
Orang laki-laki: Tidak ada yang tersisa selain kita.
Bilal: Ghufaira! Ghufaira!
183
Pengawal: Bawa dia keluar! Ikuti aku! Kejar dia! Kamu membuat
kesalahan besar dengan kembali, budak. Bawa dia. Di mana
Tuhan Anda sekarang?
Safwan: Tunggu!
Bilal: Ghufaira
Safwan: Terus
Pengawal: Saatnya bertemu dengan Tuhanmu!
Hamza: Datang! Saya tidak akan pergi tanpa itu. Cepatlah!
Pengawal: Tangkap dia! Mereka pergi ke arah sini. Jangan
kehilangan mereka!
Satu tahun kemudian.
Abu Bakar: Saya berharap menemukan Anda di sini. Tidak ada
yang bisa saya katakan yang akan membuatmu merasa lebih baik.
Saya hanya meminta jagalah pikiranmu dan hatimu setia. Dan
harus yakin bahwa Allah akan selalu berada di sisimu. Saya telah
membuat ini untuk Anda. Ketika Anda memutuskan untuk
menggunakannya, ingat.. jangan biarkan itu mengendalikan
keputusan Anda.
Bilal: Ya Tuhanku, yang Maha Kuasa dan Maha Kuat, pemilik
kerajaan kekal, denganmu kami percaya untuk lebih baik atau
kebih buruk.
Umayyah: Orang-orang bodoh itu telah berkumpul untuk
menjatuhkan kita. Saya akan memimpin tantara. Anda harus
melindungi Mekkah. Mereka mengancam otoritas kita, kekuatan
kami, kamu berani mengecewakan saya.
Abu Bakar: Lindungi kami dari semua kejahatan. Karena tidak
ada kekuatan atau kecuali kekuatan dari kamu Allah Yang Maha
Perkasa. Aamiin.
Abu Al Hakam: Ini pasti sebuah lelucon! Sangat disayangkan!
Hamza: Mereka banyak! Pegang pria tanah Anda. Menenangkan!
184
Umayyah: Kirim tiga yang terbaik. Pertama kita menghancurkan
semangat mereka. Lalu kita selesaikan. Satu per satu.
Hamza: Apapun yang terjadi jangan datang pada kami. Tahan
tempat Anda.
Suara orang laki-laki: Pindah satu sisi! Pindah satu sisi! Buat
jalan untul Ali. Ayolah, Ali!
Abu Al Hakam: Saya akan sangat menikmati ini.
Suara orang laki-laki: Hentikan mereka!
Umayyah: Harga yang pantas! Bunuh mereka semua.
Bilal: Ayo, Hamza. Pindah!
Ali: Pemanah!
Bilal: Tidak!
Saad: Selalu percaya pada “Singa Allah”.
Ali: Sekarang!
Saad: Ali!
Orang laki-laki: Lepaskan.
Soheib: Datang!
Ali: Di mana Anda belajar melakukan itu?
Bilal: Dari yang terbaik!
Umayyah: Seorang budak!
Bilal: Kita adalah saudara! Berkelahi sesama saudara. Akhiri ini.
hentikan pertumpahan darah ini.
Umayyah: Kamu bukan saudara saya, budak! Ayo, tunjukkan
padaku apa yang kau dapat? Apakah itu caramu memperlakukan
tuanmu? Biarkan itu menjadi hari aku mengeluarkanmu dari
kesengsaraanmu.
Bilal: Tidak juga, Umayya!!
185
Umayyah: Sudah saatnya kamu bergabung dengan kakakmu.
Orang laki-laki: Orang Mekkah. Umayyah sudah mati! Beritahu
semua tetua Hijaz. Di mana Abu Safwan. Mari bunuh mereka
semua. Kami akan membunuh mereka semua.
Hamza: Akan ada kemenangan. Kemenangan untuk pikiran. Dan
untuk jiwa. Kemenangan yang mematahkan rantai yang mengikat
manusia. Bagus sekali adik laki-lakiku. Kemenangan yang
menyatukan kami. Tapi, musuh ini tidak akan menyerah. Dia
akan merencanakan. Dia akan tetap dalam kegelapan. Menunggu
kesempatan untuk menyerang hati kita. akan ada kemenangan.
Dan akan ada kerugian. Menghancurkan hati kita. jangan
khawatir. Karena kebencian adalah hal yang mengerikan. Akan
ada kerugian. Begitu ringan bisa dikuasai.
Safwan: Apakah itu bagaimana kamu menunjukkan imanmu,
Bilal? Mari selesaikan ini.
Bilal: Kenapa? Kenapa kamu membunuhnya? Jawab aku!
Safwan: Jawabannya berbaring di luar jendela itu. Anda percaya
bahwa manusia itu dinilai oleh tindakannya. Dan apa yang dia
tawarkan kepada orang lain. Dan pemberiannya. Di sini dia,
bebas. Untuk menjadi satu-satunya akta kemanusiaan saya.
Bilal: Jangan biarkan itu menjadi yang terakhir. Ghufaira!
Ghufaira: Bilal!
Anak kecil: Pindah. Dia akan menyerukan doa di Mekkah.
Suara orang dikeramaian: Ayolah! Dia adalah “doa pemanggil”
pembawa pesan, Bilal! Dia akhirnya muncul.
Ghufaira: Apa yang ingin Anda lakukan ketika Anda lebih tua,
Bilal?
Gambar Bilal sedang adzan dan suara adzan dikumandangkan.
186
Poster Film Bilal: A New Breed of Hero
187
188