ai_edisi_20

68
Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) VI: Peran  Akuntan Dalam Penataan Ulang Sistem Finansial Global Pasca Krisis Roadmap Terkini Konvergensi IFRS Pernyataan Sikap Profesi  Transparansi dan Akuntabilitas Edisi No.20/Tahun III/Oktober 2009 A K U N T A N I  N D O N E S I  A mitra dalam perubahan Harga Rp. 20.000,- (Pulau Jawa)  Rp. 22.500,- (Luar Jawa)

Transcript of ai_edisi_20

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 1/68

Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) VI: Peran

 Akuntan Dalam Penataan Ulang Sistem

Finansial Global Pasca Krisis

Roadmap Terkini Konvergensi IFRS

Pernyataan Sikap Profesi

 Transparansi dan Akuntabilitas

Edisi No.20/Tahun III/Oktober 2009

a k u n t a n i  n  d  o  n  e  s  i  a

mitra dalam perubahan

Harga Rp. 20.000,- (Pulau Jawa)

Rp. 22.500,- (Luar Jawa)

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 2/68

ai

a k u n t a n i  n  d  o  n  e  s  i  a

mitra dalam perubahan

Vii IAI

Menjadi organisasi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek 

akuntansi, manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika dan

tanggungjawab sosial serta lingkungan hidup dalam perspekti nasional dan

internasional.

Mii IAI

Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalama.

pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika,

tanggungjawab, dan lingkungan hidup;

Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-b.

atestasi dan akuntansi bagi masyarakat; dan

Berpartisipasi akti dalam mewujudkanc. good governance melalui upaya

organisasi yang sah serta dalam perspekti nasional dan internasional.

VIsI & MIsI IAI

Nama Penguru

Dr. Zaenal soedjai Ketua Dewan Penasehat

Dr. soedarjono Anggota Dewan Penasehat

Prof. Dr. Zaki Baridwan, Msc.

Anggota Dewan Penasehat

Dr. Han Kartikahadi 

Anggota Dewan Penasehat

Prof. Dr. Wahjudi Prakara Anggota Dewan Penasehat

Dr. Ahmadi Hadibroto, Msc.Ketua Dewan Pengurus Nasional

Ali Darwin, Ak., Msc.

Anggota Dewan Pengurus Nasional, Ketua IAI-KAM

Dr. Atjeng satrawidjaja Anggota Dewan Pengurus Nasional

Prof. Dr. Djoko suanto, MsA. Anggota Dewan Pengurus Nasional

Dr. Ainun Na’im, MBA., Ak.

Anggota Dewan Pengurus Nasional, Ketua IAI-KAPd

syafri Adnan Baharuddin, Ak., MBA. 

Anggota Dewan Pengurus Nasional,

sunardji, sE., MM.Anggota Dewan Pengurus Nasional

Dra. Tia Adityaih 

Anggota Dewan Pengurus Nasional, Ketua IAI-KAP

Dr. Ilya Avianti, sE., Msi., Ak.

Anggota Dewan Pengurus Nasional

Dr. MutofaAnggota Dewan Pengurus Nasional

Dr. Haryono Umar, Ak., Msc.Anggota Dewan Pengurus Nasional, Ketua IAI-KASP

Dr. Kanaka Puradiredja Ketua Majelis Kehormatan

Dr. safaat WidjajabrataAnggota Majelis Kehormatan

B. Hartono, sH., sE., Ak., MH. Anggota Majelis Kehormatan

supriyadi

Anggota Majelis Kehormatan

VJH. Boentaran 

Anggota Majelis Kehormatan

Aep saefuddin Rizal Anggota Majelis Kehormatan

Dr. Eddie M. Gunadi Anggota Majelis Kehormatan

HerwidayatmoKetua Dewan Konsultati SAK 

Arif Arryman 

Anggota Dewan Konsultati SAK 

Bambang setiawan 

Anggota Dewan Konsultati SAK 

Bambang subianto Anggota Dewan Konsultati SAK 

Erry Firmanyah Anggota Dewan Konsultati SAK 

Henry Lumban Toruan 

Anggota Dewan Konsultati SAK 

I Guti Agung Made Rai Anggota Dewan Konsultati SAK 

Indarto

Anggota Dewan Konsultati SAK 

Itini T. siddharta 

Anggota Dewan Konsultati SAK 

 Jhonny Darmawan 

Anggota Dewan Konsultati SAK 

 Juuf HalimAnggota Dewan Konsultati SAK 

Kuwono soeeno Anggota Dewan Konsultati SAK 

sandiaga s. Uno 

Anggota Dewan Konsultati SAK 

siti Ch Fadjrijah Anggota Dewan Konsultati SAK 

 Wahyu Karya Tumakaka Anggota Dewan Konsultati SAK 

Roita Uli sinaga 

Ketua DSAK 

Agu Edy siregar, sE. 

Anggota DSAK 

Dr. Etty Retno Wulandari Anggota DSAK 

Eddy Rasyid Anggota DSAK 

Liau She Jin 

Anggota DSAK 

 Jumadi, sE., Ak., BAP.Anggota DSAK 

Merliyana syamul Anggota DSAK 

Roy Iman Wirahardja 

Anggota DSAK 

Dr. Meidyah Indrewari Anggota DSAK 

Riza Noor Karim Anggota DSAK 

Budi suanto 

Anggota DSAK 

Ferdinand D. Purba 

Anggota DSAK 

Iran Gunawan Anggota DSAK 

Ludovicu seni Anggota DSAK 

saptoto Agutomo Anggota DSAK 

Dr. setiyono Miharjo Anggota DSAK 

Agung Nugroho soedibyoKetua Komite Etika

 Wawat sutanto

Anggota Komite Etika

Linu M. setiadi

Anggota Komite Etika

setiawan Kriwanto Anggota Komite Etika

 Wiwik UtamiAnggota Komite Etika

sally salamah

Anggota Komite Etika

suyatno HarunAnggota Komite Etika

syarief Bair Anggota Komite Etika

Unti Ludigdo

Anggota Komite Etika

Mirawati sudjono, Ak., Msc.

Ketua BPH-KUKK 

Bambang Utoyo, Ak. Wakil Ketua BPH-KUKK 

BramantyoAnggota BPH-KUKK 

Rakhmat Adi santoa Anggota BPH-KUKK 

Retno Wulandari 

Anggota BPH-KUKK 

Dra. suhartati suharo Anggota BPH-KUKK 

Ujiani Purnamaningih Anggota BPH-KUKK 

Prof. Dr. Indra Wijaya Kuuma,

MBA., Ak.Ketua KERPPA

Dr. Hilda Roieta Anggota KERPPA

Dr. Indarto

Anggota KERPPA

Ito Warito, Ak., MBA. 

Anggota KERPPA

Dr. sumarno Zain, MBA., AkAnggota KERPPA

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 3/68

PENGANTAR REDAKSI

SuSunan RedakSi

O yg srs akuntan indOneSia rrss g i a ios. i a ios or brgggjwb

s r r ry, o sr yg r s rwr.

alamat RedakSi kor iai Wy Jr, Gg Gj Bo ae J. dr. Srjo o.111 tb, Jr S 12810, ios

telephOne 021 837 07344, 8353588 faximile 021 829 0324 email [email protected] RekeninG BCa cbg tb

Srjo a/C no. 092.3009130 / iai Wy Jr

ai

pemimpin umum J. Woo. h. m pemimpin RedakSi hoo too RedaktuR pelakSana mos deWan RedakSi 

Crs k, Sr py S, Bgs Rbogo, hoo, nr isr, m. Ys Jo, pro B, a, m. Ys mso, R Y. asr, d

i. psrb, fors d, fry, ey Zr, J hos, Yb SekRetaRiS RedakSi i Bsor maRketinG R a RepORteR Zb

Mahrof SiRkulaSi S laYOut iv

Transparansi dan Akuntabilitas

Pertama-tama izinkanlah Dewan Redaksi bersama-sama dengan seluruh Pengurus dan karyawan Ikatan Akuntan Indonesia

mengucapkan selamat Idul Fitri 1430 H, mohon maa lahir dan bathin.

Kami turut prihatin pula dengan terjadinya bencana alam di Sumatera Barat dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia, dan

kami berharap saudara-saudara yang tertimpa musibah dapat senantiasa tabah, dan kepada saudara-saudara di seluruh penjuru

dunia marilah kita membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah.

Pada bulan Oktober 2009 ini kita menghadapi pula hal-hal penting lainnya, dan tampak serba baru meskipun beberapa di

antaranya masih merupakan wajah lama. Cobalah perhatikan MPR, DPR, DPD, DPRD, dan bagaimana sibuknya para wartawan

meliput proses audisi pemilihan menteri di Cikeas, tempat kediaman SBY. Selain itu, pada 19 Oktober 2009 tujuh anggota baru

BPK telah diambil sumpahnya.

Kita melihat dua macam kekuasaan, yaitu (1) kekuasaan yang berasal dari Allah SWT dan terbukti tidak dapat dikalahkan

oleh manusia, dan (2) kekuasaan dari beberapa orang yang ingin mempengaruhi “roda kehidupan” di negeri kita yang tercinta ini.

Semua kejadian dan/atau transaksi di atas harus menjadi perhatian para akuntan. Sebagai akuntan, kekuasaannya

adalah bersikap independen dan bebas dalam menyatakan pendapat. Para akuntan dituntut untuk terus berperan dalam upaya

peningkatan transparansi dan akuntabilitas, baik sektor publik maupun privat. Mau tidak mau kita harus terus maju, tetapi

tentunya tidak asal maju dan berakhir konyol, melainkan kita harus melakukan persiapan sejak dini, dan salah satu caranya adalah

dengan membaca majalah ini sampai tuntas.

Selamat membaca!

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 4/68

KOREsPONDEN

IAI Wilayah Sulawesi UtaraCoco Departement Store Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 458Tlp 0431-822009Fax 0431-852963

IAI Wilayah Kalimantan BaratKAP. Sardjono, Budi Sudarnoto Jl. Purnama No. 168 ATlp 0561-763368

IAI Wilayah Riau Jl. Durian No. 1FSamping pemancar TVRI, Labu BaruPekanbaru 28291Tlp 0761-22769Fax 0761-63268

IAI Wilayah Jawa Timur 

Bapak Tjiptohadi Sawarjuwono Jl. Ngabel No. 143 DSurabaya 60246Tlp 031-5021125

IAI Wilayah JambiBPKP Perw. Jambi Jl. HOS Cokrominoto No. 107 JambiTlp 0741-61682

IAI Wilayah Sumatera BaratBPKP Perw. Sumatera Barat Jl. HR. Rasuna Said No. 69Padang 24114Tlp 0751-33898Fax 0751-31688

IAI Wilayah Jawa TengahBPKP Perw. Jawa Tengah Jl. Raya Semarang, Kendal Km 12Semarang 50138

Tlp 024-8663207

IAI Wilayah DI. YogyakartaSTIE YKPN Jl. SenturanYogyakarta 55281Tlp 0274-584321Hp 0813-28379369 (Awan )email : [email protected]

IAI Wilayah Jawa BaratLPAP Widyatama Jl. Cikutra No. 204 ABandung 40125Tlp. 022-7206713

IAI Wilayah Sumatera Utara Jl. Imam Bonjol No. 18Medan 20152Tlp 061-4155100

IAI Wilayah Sumatera Selatan Jl. Veteran/Vandi Angsoko I No. 324

Palembang 30125Tlp 0711-319876

IAI Wilayah Kalimantan SelatanBPKP Perw. Kalimantan Selatan Jl. Jend. Gatot Subroto No. 22BanjarmasinTlp 0511-3251409

IAI Wilayah Kalimantan Timur  Jl. Ir. Hr. Juanda No. 94 Rt.7 Rw.3Kel. Air HitamSamarinda 75124Tlp 0541-748442

TB GramediaTB Gunung AgungTB Kharisma

Daftar Isi

aiLaporan Utama

Peran Akuntan: Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas 

Profl: Sunardji, SE, MM

Laporan Khusus

Kolom Pasar Modal:

Menguak Misteri Minimnya Investor Saham Di Indonesia

Ino:

PT. Bank Permata Tbk Raih ARA 2008

Kolom IFRS:

Selingan:

International:

Kolom TIK:

Pengumuman Seleksi Makalah SNA XII Palembang

Opini:

12

13

16

18

22

24

28

48

32

33

34

36

44485154

56

59

62

64

Membangun Akuntabilitas Publik Melalui Reformasi

Pengelolaan Keuangan Negara

Konvensi Nasional Akuntansi (Kna) Vi: Peran Akuntan

Dalam Penataan Ulang Sistem Finansial Global Pasca Krisis

Pernyataan Sikap IAI: Peranan Akuntan Dalam Penataan

Ulang Sistem Finansial Global Pasca Krisis

Public Hearing ED 6 PSAK, 4 ISAK, & 2 PPSAK telah diadakan

DSAK IAI

Dampak Konvergensi International Financial Reporting

Standards (IFRS) Terhadap Bisnis

Peer Review BPK RI Hasilnya Positif 

Konsep Hitungan Laba Akuntansi SyariahMasih Perlukah Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum?Perdebatan Sengit Mengenai Pengakuan Pendapatan

Mana Yang Menjadi Prioritas?

Criteria and Application Procedure for AFA Research Grants

Dinamisasi data di Word berasal dari data di Excel

Keyakinan itu ternyata mempengaruhi sikap dan tingkah laku

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 5/68

Apa Kata

Mereka ?

aiAkuntan Indonesia

5

Mahaiwa Akuntani Preident Univerity

Cikarang

“Sepertinya majalah AI harus buka agen di Cikarang supaya kita mudah mendapatkan AIuntuk memperluas wawasan kita dan membantu pengerjaan tugas-tugas.....thanx AI..”

Purno Murtopo, DJP

”saya juga baca, saya juga menulis artikel untuk AI”

Yane Devi Anna & sri Fadilah Doen Bandung

”Kami Dosen dari Bandung, baca juga lho”

ai : “Semoga segera terlaksana....”

ai : “Terima kasih pak, semoga bermanaat”

ai : “Sudah berlangganan khan bu?..”

Mahaiwa Akuntani Univerita Bunda Mulia

”I Love Accounting, so pasti I love IAI dan I love ai”ai : “we love you too....”

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 6/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 6

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Berita

MAKNA KEMERDEKAAN MENKO

 Jakarta - Kemerdekaan bagi seorang

Menteri Perekonomian Sri Mulyani Indrawati

adalah membebaskan rakyat Indonesia dari

kemiskinan. Dan untuk mencapainya, hal itu

bukan saja menjadi tugas pemerintah dan

BUMN.

“Arti kemerdekaan adalah suatu misi untuk 

membangun negara karena kalau kita merdekadari penjajahan berarti kita harus merdeka

dari kemiskinan,” kata Sri Mulyani di Gedung

Menko Perekonomian di Jakarta, kemarin.

Menurut Sri Mulyani, kemerdekaan ini harus

diisi dengan kompetisi kepandaian dan ilmu

pengetahuan serta harus bisa mengatasi

berbagai hal yang masih mengancam satu

kesatuan bangsa Indonesia dan mengurangi

kesejahteraan rakyat.

“Semua tentunya harus dilakukan bersama-

sama untuk keselamatan rakyat. Bukan

hanya BUMN, tapi juga swasta dan seluruh

masyarakat dengan meningkatkan kinerja

sehingga bisa berkontribusi bagi perekonomian

kita. Itu yang kita harapkan.” ungkapnya.Sri Mulyani menyatakan, untuk tahun 2010

pemerintah akan berjuang untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi antara 5 hingga 6 persen.

Namun ia menambahkan, saat ini pihaknya

harus melihat terlebih dahulu perkembangan

ekonomi semester I tahun ini.

“Kondisi semester I tidak seburuk seperti

yang dibayangkan, dan semester kedua kita akan

hati-hati, meskipun dari sisi pendapatan pada

sektor investasi kita harus tetap pantau dengan

baik. Lebih dari lima persen bukanlah sesuatu

yang tidak mungkin, namun kita akan terus

melihat dari aktor yang menyumbangnya,”

paparnya.

54 PERSEN AKUNTAN PEMDA KURANG

PAHAM KELOLA KEUANGAN DAERAH

 Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

melansir hasil survei terbaru mengenai tata

kelola keuangan pemerintah daerah (Pemda).

Hasilnya cukup mengecewakan.

Dari sekitar 155 lembar kuisioner 

yang dibagikan kepada akuntan Pemda,

hanya sekitar 44 persen diantaranya yang

mengaku paham soal tata kelola keuangan yang

benar. Selebihnya, atau 54 persen diantaranya,

kurang dapat mengelola keuangan daerah.

Kepala Direktorat Utama Perencanaan

Evaluasi Pengembangan dan Diklat BPK, Daeng

M Nazier, mengatakan, munculnya masalah

tersebut dipicu oleh kualitas sumber dayamanusia (SDM) akuntan Pemda yang rendah

dan penempatannya yang keliru.

”Akibatnya, tren laporan keuangan daerah

menjadi turun. Persentase laporan Pemda juga

terus turun dan ini cukup menghawatirkan ke

depan,” kata Daeng saat tampil di acara seminar 

Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas

Keuangan Negara Melalui Peningkatan SDM di

 Jakarta, pecan lalu.

Sampel survei BPK dilakukan pada

20 kabupaten/kota dan ibukota provinsi

di Indonesia. Diantaranya Palangkaraya,

Banjarmasin, Makassar, Manado, Samarinda,

 Jakarta, Bandung, Pontianak, dan beberapa

daerah lainnya.“Dari hasil wawancara dilakukan terhadap

akuntan yang ada di 20 kabupaten/kota, sekitar 

70 persen akuntan Pemda bukan berlatar 

belakang proesi akuntan. Hanya sekitar 20

persen saja dari proesi akuntan. Ini yang saya

maksud penempatan yang keliru,” kata Daeng.

Menurut dia, karena penempatan yang

tidak pas itulah diantaranya yang membuat

laporan keuangan Pemda selalu mendapat opini

tak wajar atau disclaimer saban tiap tahunnya.

“Pemda beralasan bahwa mesti bukan

berlatarbelakang akuntan tapi mampu

melaksanakan tugasnya dengan baik itu sudah

cukup. Padahal itu tidak pas adanya,” kata

Daeng.

Dia menambahkan tingkat pemahamanakuntan Pemda sangat disayangkan karena

banyak yang kurang paham dengan masalah

tata kelola keuangan seperti bagaimana

pertanggungjawaban keuangan negara,

pelaporan keuangan negara, dan sebagainya.

“Padahal itu hal mendasar yang perlu

diketahui seorang akuntan,” paparnya.

GUBERNUR 

G O R O N T A L O

P A P A R K A N

PENGELOLAAN KEUANGANDAERAH

 Jakarta - Gubernur Gorontalo Fadel

Muhammad memberikan materi Laporan

Keuangan WTP, Hasil Implementasi Good

Governance ( pengalaman gorontalo ) pada

Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah tahun 2009 yang berlangasung di

Grand Melia Jakarta.

Rakernas yang di buka Menteri Keuangan

dengan tema Transparansi dan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan Negara melalui

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang diikuti

oleh 600 peserta dari Kementerian Negara /

Lembaga dan pemda se Indonesia.Gubernur yang tampil bersama

Mendiknas Bambang Sudibyo memaparkan

upaya kiat-kiat dan terobosan yang dilakukan

Gorontalo dalam mengelola keuangan daerah

sehingga memperoleh predikat Wajar Tanpa

Pengendalian ( WTP ).

Acara juga di hadiri oleh Ketua Badan

Pemeriksa Keuangan ( BPK ), Pimpinan dan

Anggota Komisi XI DPR RI, Pimpinan dan

Anggota Panitia Anggaran DPR RI, Para

Menteri / Pimpinan Lembaga Internasional,

Para Gubernur, Bupati / Walikota, Para

Sekretaris Jenderal / Sekretaris Utama, serta

 jajaran Pejabat Eselon I dan II pada Kementerian

Negara / Lembaga / Pemerintah Daerah.

Tujuan di selenggarakannya Rakernas iniadalah agar dapat meningkatkan kesamaan

pemahaman mengenai akuntansi dan pelaporan

keuangan terutama pemahaman konseptual

mengenai akuntansi dan pelaporan keuangan

yang didasarkan pada standar akuntansi

pemerintahan selain itu Rakernas juga diharapkan

dapat meningkatkan koordinasi secara vertikal

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 7/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

7

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

dan horizontal antara unit-unit penyelenggara

akuntansi dan pelaporan keuangan yang padaakhirnya dapat meningkatkan kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah.

Peserta berharap agar momen Rakernas

ini dapat merevitalisasi komitmen para

penyelenggara keuangan negara pada semua

Kementerian Negara / Lembaga dan Pemda

untuk meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas di bidang pengelolaan keuangan

negara melalui akuntansi dan pelaporan

keuangan.

SRI MULYANI: STANDAR 

KETERBUKAAN INFORMASI HARUS

DITINGKATKAN

 Jakarta - Standard keterbukaan inormasi

pelaku usaha harus ditingkatkan untuk 

menghindari krisis ekonomi di masa mendatang.

Demikian dikatakan menteri keuangan Sri

Mulyani di Jakarta, pekan lalu.

“Dalam pertemuan G-20 beberapa waktu

lalu muncul koreksi atas keterbukaan inormasi

dan disclosure yang mengalami kegagalan

sehingga mengakibatkan krisis,” kata Menkeu

dalam acara penyampaian penghargaan laporan

tahunan (Annual Report Awards/ARA) 2008.

Dengan adanya kegagalan, lanjutnya, dalam

keterbukaan inormasi para pelaku ekonomi

global maka dunia harus kembali membangun

keterbukaan inormasi.“Keterbukaan inormasi oleh dunia usaha

tidak datang sendiri tetapi harus dibangun,”

kata Menkeu.

Ia mengatakan, krisis ekonomi di Indonesia

pada 1997/1998 dipicu lemahnya keterbukaan

inormasi pelaku usaha. Saat itu inormasi yang

disajikan oleh pelaku usaha tidak sesuai dengan

kondisi yang ada.

”Inormasi yang sempurna akan

menggambarkan value dan risiko yang riil

sehingga transaksi yang muncul pun transaksi

yang esien,” ujarnya.

Menurut dia, penyelenggaraan ARA

2008 merupakan salah satu langkah untuk 

meningkatkan kualitas keterbukaan inormasidalam laporan tahunan perusahaan.

Sebagai inormasi ARA merupakan

kegiatan rutin sejak 2002 atas kerjasama

Bapepam-LK dengan Ditjen Pajak, Kementerian

BUMN, BI, BEI, Komite Nasional Kebijakan

Governance, dan Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI). Penyelenggaraan ARA 2008 pada 2009

merupakan yang ke delapan.

Hasil Review Kinerja,

 Audit Keuangan BPK RI

Laporan hasil “peer review”

(pemeriksaan kinerja) yang dilakukan Badan

Pemeriksa Keuangan Belanda—Algemene

Rekenkamer (ARK) atas sistem pengendalian

mutu BPK RI menunjukkan hasil positi.

Hal ini menunjukkan bahwa BPK tidak 

saja memenuhi ketentuan UU Nomor 15 tahun

2006 tentang BPK dan Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN), namun juga

memberikan keyakinan yang memadai kepada

stakeholder atas kualitas kerja dan akuntabilitasBPK,” kata Ketua BPK, Anwar Nasution.

Anwar menyatakan hal itu dalam

acara penyampaian hasil peer review ARK oleh

President o The Netherlands Court o Audit,

Saskia J Stuiveling kepada Ketua BPK di Gedung

Kantor Pusat BPK Jakarta, akhir Juli lalu.

Sementara, audit keuangan BPK yang

diaudit KAP Wisnu B. Soewito—yang ditunjuk 

DPR—atas pemeriksaan Laporan Keuangan

BPK tahun 2008 memberikan opini Wajar 

Tanpa Pengecualian (WTP).

Anwar menambahkan hasil yang

positi atas audit kinerja dan audit laporan

keuangan BPK RI, merupakan bukti pemenuhan

motto BPK untuk menjadi contoh dan

teladan bagi instansi lain dalam meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas keuangan negara.

Hasil review dari ARK adalah kesimpulan umum

review adalah sangat positi. Hal itu didasarkan

pada mandat BPK RI yang jelas, independensi

yang dijamin UUD 1945 dan UU Nomor 15

tahun 2006 serta pemeriksaan BPK yang telah

sesuai dengan standar, pedoman, dan praktek 

internasional.

Meski demikian, dalam melakukan

audit BPK mendapati dirinya dibatasi untuk 

memeriksa penerimaan pajak dan proyek 

yang dibiayai dari pinjaman LN. Selian itu, BPK 

 juga menemukan adanya kelemahan dalam

penatausahaan dan pengelolaan keuangan, aset

dan pinjaman negara. Begitu pula, masih adanyatantangan lain masih terjadinya kecurangan

dan korupsi di lingkungan pemerintahan dan

masyarakat.

Rekomendasi yang disampaikan

kepada BPK RI antara lain memberikan perhatian

penuh atas pembatasan akses pemeriksaan

BPK atas dua area melalui komunikasi yang

konstrukti dengan pemerintah. Rekomendasi

lainnya mengembangkan strategi bersamapemerintah dan DPR untuk meningkatkan

kualitas pengelolaan keuangan negara serta

memokuskan pada pemeriksaan keuangan.

 Juga mengembangkan pemeriksaan

investigati untuk mengungkap kecurangan dan

korupsi melalui penyempurnaan pedoman,

peningkatan kapasitas pemeriksa, dan

kerjasama dengan negara dan/atau organisasi

internasional terkait.

ARK melakukan review sistem

pengendalian mutu BPK RI pada Januari dan

 Juni 2009. Pada kesempatan yang sama, Ketua

BPK juga menyerahkan penghargaan Bintang

 Jasa Utama dari Pemerintah Indonesia kepada

Saskia J Stuiveling, David Walker (mantan

Ketua BPK Amerika), dan Ian McPhee (Ketua

BPK Australia) atas jasanya dalam mendorong

transparansi dan akuntabilitas keuangan negara

terkait pemeriksaan bencana tsunami di Aceh

dan Nias.

Presiden Lantik Tujuh Anggota 

BPK Baru

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang

Yudhyono (SBY) melantik tujuh anggota Badan

Pemeriksa Keuangan periode 2009-2014.

Mereka adalah Hasan Bisri, Hadi Purnomo,

Rizal Djalil, Moermahadi Soerja Djanegara,

Tauequrahman Ruki, T. Muhammad Nurli,

dan Ali Masykur Musa.

Ketujuh anggota baru BPK itu

menggantikan tujuh anggota periode 2004-

2009. Mereka adalah Anwar Nasution, Abdullah

Zainie, Imran, I Gusri Agung Rai, Baharuddin

Aritonang, Hasan Bisri, Udju Djuhaeri.

Sedangkan dua anggota BPK,

yaitu Herman Widyananda dan Sapto Amal

Damandari masih terus menjabat hingga

2012. Menurut keterangan pers biro humas

dan hubungan luar negeri BPK, semua

pemeriksaan dan pekerjaan yg belum selesai

dilaksanakan BPK sebelumnya akan dilanjutkan

oleh pimpinan dan anggota BPK selanjutnya,

termasuk pemeriksaan atas Bank Century yangsaat ini masih berlangsung.

IHSG Anjlok 43 Poin Sambut

Kabinet BaruWhery Enggo Prayogi - detikFinance

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 8/68

aiJakarta - Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) tersungkur bersamaan

dengan pelemahan bursa-bursa regional lain.

Anjloknya saham grup Astra dan PT Bumi

Resources Tbk (BUMI) memberikan andilterbesar bagi pelemahan IHSG.

Selain aktor eksternal, IHSG juga

tidak memberikan respons yang positi atas

pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)

 jilid II. Banyaknya gur yang tidak kompeten

membuat pasar merasa sedikit tidak nyaman.

Pos-pos menteri yang didengungkan SBY dinilai

tidak sesuai janji pada saat kampaye.

“Terjadi inkonsistensi, di luar 

perkiraan. Lebih banyak orang politik 

dibandingkan proesional, Makanya sentimen

pasar negati,” jelas kepala riset PT Paramitra

Ala Sekuritas Pardomuan Sihombing ketika

dihubungi detikFinance.

Pada perdagangan Kamis(22/10/2009), IHSG ditutup merosot 43,613

(1,76%) ke level 2.433,184. Indeks LQ 45 juga

melemah 9,398 poin (1,93%) ke level 477,170.

IHSG pada hari ini sempat melemah 50 poin

lebih, dengan titik terendah pada 2.421,515.

Bursa-bursa regional lainnya juga

mencatat koreksi yang cukup besar:

• IndeksKompositShanghai melemah

19,18 poin (0,62%) ke level 3.051,41.• Indeks Nikkei-225 melemah 66,22

poin (0,64%) ke level 10.267,17.

• IndeksHangSengmelemah107,59

poin (0,48%) ke level 22.210,52.

• IndeksKOSPImelemah23,53poin

(1,42%) ke level 1.630,33.

Perdagangan cukup ramai dengan

rekuensi transaksi mencapai 96.813 kali

dengan volume 4.055 juta lembar saham senilai

Rp 5,098 triliun. Sebanyak 36 saham naik, 171

saham turun dan 57 saham stagnan.

Saham-saham grup Astra mengalami

penurunan harga yang cukup besar, sebagai

koreksi atas kenaikan harga saham gruptersebut yang sudah cukup besar sebelumnya.

Saham Astra International (ASII) turun Rp

1.150 menjadi Rp 31.350, United Tractor 

(UNTR) turun Rp 700 menjadi Rp 15.700,

Astra Agi Lestari (AALI turun Rp 700 menjadi

Rp 21.750.

Saham-saham lain yang mencetak 

penurunan harga di top loser antara lain BRI(BBRI) turun Rp 300 menjadi Rp 7.400, Bumi

Resources (BUMI) turun Rp 175 menjadi

Rp 2.650, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 75

menjadi Rp 4.575.

Sedangkan saham-saham yang

berhasil mencetak kenaikan harga antara lain

PTBA naik Rp 150 menjadi Rp 14.700, Indo

Tambangraya (ITMG) naik Rp 50 menjadi Rp

23.600, International Nickel (INCO) naik Rp

25 menjadi Rp 4.225. (qom/dnl)

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 9/68

Seremonia

Penandatanaganan MOU antara IAI dan BPK RI mengaenai Peningkatan peran proesi akuntan dalam

pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam rangka mendorong terwujudnya

akuntabilitas dan transparasi keuangan negara, serta pemerintahan yang baik dan bersih, pada hari kamis tanggal

tiga belas bulan agistus tahun dua ribu sembilan.

Penandatanaganan MOU antara IAI dan ACCA mengenai peningkatan kualitas proesi akuntan

melalui kerjasama dibidang pelatihan proesi pendidikan dan ujian sertikasi

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 10/68

ai

10

Reuni

sylvia Veronica Nalurita Purnama siregar 

Ardhi W.s

Sylvia Veronica atau yang bernama lengkap Sylvia

Veronica Nalurita Purnama Siregar bukanlah sosok asing dalam

dunia riset akuntansi di Indonesia. Riset-riset beliau misalnya

secara rutin di presentasikan di dalam Simposium Nasional

Akuntansi setiap tahun. Ibu Sylvia menamatkan S1 dan S3 nyapada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, jurusan akuntansi,

keduanya dengan predikat Cum Laude. Saat ini beliau menjabat

sebagai Ketua Program Studi S1 pada Departmen Akuntansi

Universitas Indonesia. Selain mengajar dan menulis buku, beliau

 juga sangat rajin menerbitkan penelitian ilmiah. Puluhan penelitian

Ibu Sylvia telah dipresentasikan di konerensi dalam dan luar 

negeri bahkan beberapa diantaranya memenangkan Best paper 

Award, misalnya dalam Third International Business Research

Conerence di Melbourne, Australia pada tahun 2006. Ibu Sylvia

memperkuat barisan DSAK dengan bergabungnya beliau menjadi

anggota DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI) sejak 

2009.

Ardhi W.S beliau adalah salah satu Senior 

Instruktur Ikatan Akuntan Indonesia,selain itu

 beliau juga sebagai pengajar program diplomaSTAN, beliau sangat mahir dalam pengelolaan dan

 penanganan segala jenis aspek perpajakan yang

ada. Dengan Register Konsultan Pajak tingkat

C beliau sering berhadapan untuk membela para

kliannya di Pengadilan Pajak dengan tekad Maju

& Menang

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 11/68

ai

11

Reuni

Herwan Ng, CPA, CMA, CIA, CTP, PMP

Retna suliati , Ak, MM

  Akuntan yang terpilih  sebagai  President   pertama

Institute o Certied Management Accountants (ICMA-

Australia), cabang Indonesia telah  malang  melintang  di  dunia 

akuntansi  selama 14 tahun.  Saat  ini, Herwan adalah  Head o 

Finance PT Rio Tinto Indonesia, anak  perusahaan Rio Tinto Plc,

perusahaan  tambang  ketiga  tersebar   di dunia yang berbasis  di 

Inggris. Herwan juga  menjadi  sukarelawan  untuk   organisasi 

nirlaba, Books or Hope, yang memiliki misi untuk menyediakan

buku bagi anak-anak di daerah terpencil. Sebelumnya, Herwan

meniti karir  selama 10 tahun sebagai auditor di PwC Jakarta dan

Amsterdam  dengan  posisi  terakhir   sebagai  Senior Manager – 

 Assurance untuk tim Energy, Utilities & Mining . Selama berkarir  

di PwC, Herwan telah  mengikuti  berbagai  penugasan  dan 

pelatihan di Amerika, Eropa, Australia dan Asia.

Akuntan yang menyukai alunan suara

saxophone ini bercita-cita menjadi  anggota  komite audit dan 

komisaris independen supaya dapat ikut memberikan kontribusi

dalam pengembangan good corporate governance di Indonesia. 

(www.linkedin.com/in/herwan)

“Setelah bekerja sebagai auditor selama 4 tahun di kantor 

akuntan public dan sebagai akuntan di sebuah perusahaan minyak selama

6 tahun, akhirnya Retna Suliati SE, Ak MM, yang menyelesaikan S1 nya

di FEUI jurusan Akuntansi dan S2 nya di UIEU, memutuskan untuk 

mengabdikan dirinya di dunia pendidikan demi turut serta berkontribusi

mencerdaskan putra bangsa. Kedudukannya sebagai Program Koordinator International Program di Universitas INDONUSA Esa Unggul, selama

lebih dari 10 tahun, baik untuk jurusan akuntansi maupun jurusan jurusan

lainnya, membuat dirinya menjelajahi berbagai sistem pendidikan tinggi

yang ada di berbagai universitas baik di Indonesia maupun di negara lain.

Retna Suliati, yang lahir di Peking (China ), berkomentar bahwa di dunia

ini ada berbagai ragam bentuk penyajian laporan keuangan yang dianut

oleh setiap Negara, disinilah letak tantangannya bagi seorang Dosen

Akuntansi untuk dapat menguasai bebagai bentuk dan sistem tadi, dan

kemudian mentranser pengatahuannya pada anak didik. Pengalaman yang

paling menarik dalam bidang pengajaran Akuntansi, adalah sewaktu Retna

diminta untuk mengajar pelajar pelajar Pakistan yang ingin mengikuti ujian

nasional di Negara asalnya.

Karena disaat itulah Retna kemudian mengetahui bahwa sistem

pembelajaran Akuntansi di Pakistan berkiblat baik ke USA maupun UK 

sistem, jadi seorang siswa dibenarkan untuk menganut salah satu sistem

tadi ataupun menggabungkan kedua sistem tadi, yang penting adalah

kekonsistenan si siswa dalam berkiblat. Besar harapan Retna bahwa

mahasiswa Indonesia akan terbuka pikirannya untuk menerima dan

memahami secara baik, berbagai ragam bentuk sistem dan laporan

keuangan yang tersaji di dunia ini, dan dapat memanaatkannya sesuai

dengan peruntukannya”

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 12/68

12ai

FOTO

ai12

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 13/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

13

ai

Pendahuluan

K amus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa Edisi Keempat, edisi terkini,

28 Agustus 2008, mengemukakan

kata “transparan” berarti tembus cahaya

atau tembus pandang, jernih, nyata, jelas,terbuka, dan tidak terbatas pada orang

tertentu saja. Sedangka, kata “akuntabel”

berarti dapat dipertangungjawabkan,

dan kata “akuntabilitas” berarti perihal

bertanggung jawab; keadaan dapat dimintai

pertanggungjawaban.

Pengertian transparansi dan

akuntabilitas tersebut cukup relevan

dikaitkan dengan apa yang dikemukakan

oleh Pro. Dr. H. Anwar Nasution, S.E,

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Republik Indonesia Periode 2004-2009

pada saat menyampaikan keynote speech 

pada saat pembukaan Konvensi NasionalAkuntansi (KNA) VI di Bandung tanggal

13 Agustus 2009. Anwar Nasution

menyatakan bahwa para akuntan sangat

penting untuk memelihara simetri pasar.

 Jika tidak ada simetri inormasi atau disebut

asimetris inormasi, maka istilah nenek 

moyang kita adalah “membeli kucing dalam

karung”. Tugas akuntan adalah untuk 

mencegah terjadi transaksi “beli kucing

dalam karung”.

Pernyataan (statement ) KTT G-20

di London belum lama ini menekankan

perlunya perbaikan governance dunia usaha

serta sektor publik, termasuk perbaikansistem akuntansinya. Seperti halnya dengan

krisis ekonomi Asia tahun 1997-1998, salah

satu aktor penyebab dari krisis keuangan

global sekarang adalah karena buruknya

sistem akuntansi. Selain belum semua

transaksi perusahaan terkait tercermin

dalam laporan keuangan induknya,

implementasi aturan yang sudah ada pun

masih jauh dari harapan.

Pemerintah Republik Indonesia dan

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik 

Indonesia telah berupaya memperbaikisistem keuangan negara dan tercermin

dalam Paket Tiga Undang-Undang (UU)

Keuangan Negara Tahun 2003-2004,

yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara; UU No. 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara; dan UU

No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara, yang menggantikan sebagian besar 

ketentuan-ketentuan Undang-Undang

Perbendaharaan Indonesia (Indische

Comptabiliteitswet /ICW Stbl. 1925 No.

448) dan Instructie en Verdere Bepalingen

voor de Algemene Rekenkamer  (IAR Stbl.

1933 No. 320).

Anwar Nasution menyampaikan

perihal Kemajuan Peningkatan Transparansi

dan Akuntabilitas Keuangan Negara Tahun

2004-2009, sebagai keynote speech dan

makalah pada saat pembukaan KNA VI di

Bandung, antara lain mengenai (a) enam

bentuk inisiati yang telah dilakukan BPK 

untuk mempercepat pembangunan sistem

keuangan negara agar sesuai dengan

 jiwa dan semangat transparansi dan

akuntabilitas yang tercermin dalam UU

Keuangan Negara Tahun 2003-2004; (b)

lima tanda-tanda positi akan perbaikan

sistem keuangan negara di Indonesia; (c)

lima aktor penyebab lemahnya sumber 

daya manusia (SDM) Akuntansi Publik; dan

menyosong masa depan yang lebih tertib.

Enam Bentuk Iniiatif BPK 

Setelah BPK memperoleh kembali

otonomi dan independensinya dalam

UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK), ada enam

bentuk inisiati yang telah dilakukan BPK 

untuk mempercepat pembangunan sistem

keuangan negara agar sesuai dengan jiwa

dan semangat transparansi dan akuntabilitas

yang tercermin dalam UU Keuangan Negara

Tahun 2003-2004.

Inisiati pertama adalah untuk 

memperluas objek pemeriksaannya, baik 

pada sisi pendapatan maupun pengeluaran

negara. Selama masa pemerintahan

Orde Baru, BPK hanya dapat memeriksa

sebagian saja dari pengeluaran negara.

Misalnya, laporan keuangan instansi

penegak hukum dan keamanan, seperti

Departemen Pertahanan, TNI/POLRI,

berbagai BUMN/BUMD strategis seperti

Pertamina dan bank-bank negara adalah

di luar jangkauan pemeriksaan BPK. Hal

ini terjadi pula di sisi penerimaan negara

seperti pajak, berbagai jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP), penjualan

aset negara, termasuk privatisasi BUMN/

BUMD, serta penerimaan negara dari hibah

maupun hutang.

Inisiati kedua adalah untuk 

mewajibkan semua terperiksa (auditees)

menyerahkan Management Representation

Letter  (MRL) kepada BPK. Surat ini

merupakan pernyataan dari pimpinan

instansi pemerintah yang bersangkutan

yang mengatakan bahwa laporan keuangan

yang diserahkan untuk diperiksa oleh BPK 

tersebut adalah disajikan secara wajar sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

Tahun 2005. MRL sekaligus dimaksudkan

untuk memberdayakan pengawas internal

PERAN AKUNTAN:

PENINGKATAN TRANSPARANSI DANAKUNTABILITAS

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 14/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

14

ai

L a p o r a n U t a m a  

Laporan Utama

pemerintah agar dapat mencegah

terjadinya inesiensi serte mendeteksi dini

kejahatan korupsi. Ketiga sasaran ini ingin

dicapai dengan mewajibkan agar laporan

keuangan yang diserahkan untuk diperiksa

oleh BPK hendaknya direviu terlebih

dahulu oleh Inspektur Jenderal/SatuanPengawasan Intern serta Bawasda.

Inisiati ketiga adalah mewajibkan

semua terperiksa untuk menyusun Rencana

Aksi guna meningkatkan opini pemeriksaan

laporan keuangannya. Rencana Aksi itu

hendaknya memuat rencana perbaikan

sistem keuangan instansi dengan program

serta jadwal yang jelas. Perbaikan sistem

keuangan itu menyangkut berbagai aspek,

yaitu:

Menuju sistem pembukuan1.

dan anggaran akrual untuk 

mengungkapkan hak dan kewajiban

kontijensi serta perencanaan jangka

panjang berbasis kinerja;

Mewujudkan sistem pembukuan2.

keuangan negara yang terpadu (TSA-

Treasury Single Account );

Menggunakan sistem aplikasi3.

teknologi komputer yang

terintegrasi;

Melakukan inventarisasi serta4.

penilaian kembali aset maupun

hutang negara;

Memenuhi jadwal penyusunan5.

laporan keuangan dan pemeriksaanserta pertanggungjawaban anggaran

negara sebagaimana diatur dalam

Paket Tiga UU Keuangan Negara

Tahun 2003-2004;

Meningkatkan6. quality assurance oleh

pengawas internal, dan

Meningkatkan mutu sumber daya7.

manusia (SDM) dalam bidang

akuntansi dan pengelolaan keuangan

negara.

Inisiati keempat adalah membantu

entitas pemerintah mencari jalan keluar 

untuk mengimplementasikan RencanaAksi yang telah disusun dan diserahkan

kepada BPK. Misalnya, untuk mengatasi

kelangkaan SDM, BPK menyarankan agar 

instansi pemerintah Pusat dan Daerah

meminta bantuan tenaga akuntan dari

BPKP

Inisiati kelima adalah mendorong

perombakan struktural Badan Layanan

Umum (BLU), BUMN, dan BUMD serta

yayasan maupun kegiatan bisnis yang

terkait dengan kedinasan agar menjadi

lebih mandiri dan korporatis.

Inisiati keenam adalah menyarankan

kepada DPR RI, DPD RI, dan DPRD

Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk 

membentuk Panitia Akuntabilitas Publik 

(PAP). PAP perlu dibentuk agar lembaga-

lembaga legislati dapat mewujudkan hak 

budjetnya dan mengawasi perencanaan,

pengelolaan, pelaksanaan maupun

pertanggungjawaban anggaran negara

serta program kerja pemerintah secara

utuh.

Lima Tanda-Tanda Poitif 

Hingga sekarang sistem perbendahaan

negara belum terkonsolidasi, sistem

akuntansi umum belum selaras dengan

sistem akuntansi instansi dan administrasi

aset maupun hutang negara belum tertata

dengan baik. Peranan anggaran non-

bujeter masih tetap besar, SAP Tahun

2005 belum terwujud sedangkan berbagai

undang-undang dan peraturan pemerintah

dalam bidang keuangan negara masih saling

bertentangan antara satu dengan lainnya,

dan belum selaras dengan semangat paket

tiga UU Keuangan Negara Tahun 2003-

2004. Sementara itu, anggaran berbasis

akrual belum terwujud, teknologi inormasimasih belum terpadu, sedangkan sumber 

daya manusia masih kurang dan sistem

pengendalian internal belum berungsi.

Lambannya pembangunan sistem keuangan

negara terjadi pada Pemerintah Pusat

maupun Pemerintah Daerah (Pemda). Di

antara kedua tingkat pemerintahan itu,

pembangunan sistem keuangan di Pemda

lebih lambat kemajuannya daripada di Pusat.

Ini menggambarkan kemampuan daerah

yang sangat terbatas untuk membangun

kelembagaannya agar dapat menggunakan

kekuasaan dan dananya yang semakin

besar dalam rangka otonomi daerah bagi

pembangunan daerahnya sendiri.

Akibat dari kelambanan perbaikan

sistem keuangan negara, untuk selama

lima tahun berturut-turut, periode 2004-

2008, Laporan Keuangan Pemerintah

Pusat (LKPP), berbagai Laporan Keuangan

Kementrian dan Lembaga Negara (LKKL)

maupun sebagaian besar dari Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

tetap memperoleh opini pemeriksaan

Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer )

dari BPK.

Dalam periode 2006-2008 hanya ada

15 Pemda yang memperoleh opini Wajar 

Tanpa Pengecualian (WTP), yaitu hanya

Provinsi Gorontalo (dari 33 Provinsi) dan

12 Kabupaten/Kota dari 440 Kabupaten/

Kota yang wajib menyerahkan LKPD

kepada BPK. Hanya Kota Tangerang dan

Kabupaten Aceh Tengah yang memperoleh

opini WTP selama dua tahun terakhir 

berturut-turut (2007-2008). Sebagian

besar dari Provinsi serta Kabupaten/

Kota mendapatkan opini Wajar Dengan

Pengecualian (WDP) dan sebanyak 21

Pemda pada tahun 2008 mendapatkan

opini Tidak Wajar. Salah satu masalahdalam LKPD adalah belum jelasnya

administrasi pemindahan aset Pusat ke

Daerah dalam rangka otonomi.

Namun demikian, sudah ada lima

tanda-tanda positi akan perbaikan sistem

keuangan negara di Indonesia.

Tanda positi pertama adalah bahwa

sudah banyak instansi pemerintah di Pusat

maupun di Daerah yang telah menyerahkan

MRL dan Rencana Aksi perbaikan opini

sistem keuangannya kepada BPK.

Memenuhi inisiati BPK, terdapat

279 Pemda yang sudah menyerahkanRencana Aksi (action plan). Provinsi yang

paling rendah menyerahkan Rencana Aksi

perbaikan sistem keuangannya adalah

Lampung, Sumatera Barat, Maluku Utara,

dan Jawa Tengah.

Tanda positi kedua adalah pesatnya

kemajuan opini pemeriksaan LKKL. LKKL

adalah merupakan komponen utama LKPP.

Persentasi jumlah Kementrian/Lembaga

yang memperolah opini pemeriksaan

dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP) dari BPK telah meningkat dengan

pesat dari 8,8% pada tahun 2006 menjadi

19,5% pada tahun 2007, dan menjadi41,5% pada tahun 2008. Pada periode yang

sama, persentase yang memperoleh opini

pemeriksaan Tidak Menyatakan Pendapat

(TMP) atau Disclaimer telah menurun dari

43,8% menjadi 40,2% dan 22%.

Tanda positi ketiga adalah kemajuan

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 15/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

15

ai

L a p o r a n U t a m a  

dalam LKKL sudah terjadi pada berbagai

Departemen besar seperti Departemen

Perindustrian, Departemen Keuangan,

Dephankam/TNI, Departemen Pertanian,

serta Depdiknas. Tadinya opini pemeriksaan

WTP dan WDP hanya merupakan

monopoli lembaga kecil dan lembagayang baru didirikan seperti Mahkamah

Konstitusi, Komisi Yudisial, Lemhannas,

dan Badan Intelijen Negara yang menguasai

porsi anggaran negara yang relati kecil.

Di lain pihak, laporan keuangan beberapa

Departemen penting dan penegak hukum,

seperti Departemen Dalam Negeri dan

Departemen Agama serta Mahkamah

Agung dan Kejaksaan Agung, masih

mendapatkan opini TMP.

Tanda positi keempat adalah bahwa

lembaga legislati sudah memenuhi saran

BPK untuk memuat rencana pembentukan

PAP pada RUU Susunan dan Kedudukan

(Susduk) MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

Dengan demikian.lembaga-lembaga

perwakilan rakyat yang akan datang sudah

dapat membentuk PAP sehingga dapat lebih

baik dalam melakukan pengawasan atas

perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan

maupun pertanggungjawaban anggaran

negara secara utuh. Dalam RUU tersebut

PAP disebut sebagai Badan Akuntabilitas

Keuangan Negara (BAKN).

Tanda positi kelima adalah bahwa

Ditjen Pajak sudah mulai semakin terbuka

untuk diperiksa oleh BPK. Diharapkan

Ditjen Pajak, BP Migas, dan Departemen

terkait dapat merasionalisir komponen

biaya eksplorasi dan penambangan migas

(cost recovery ) maupun pertambangan

non-migas, menetapkan pagu rasio hutang

terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio)

perusahaan pertambangan, dan mencegah

terjadinya kejahatan perpajakan termasuk 

transer pricing .

Lima Faktor Penyebab Lemahnya

sDM Akuntani Publik

Setidaknya ada lima aktor penyebab

lemahnya sumber daya manusia (SDM)

untuk mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas skal di Indonesia.

Faktor pertama adalah karena program

pendidikan akuntansi di Indonesia, kurikulum

maupun pengajarnya hanya diarahkan untuk 

mendidik tenaga pembukuan dan auditor 

akan barang-barang serta jasa-jasa privat

(privat goods) yang diproduksi oleh dunia

usaha. Hampir tidak ada jurusan akuntansi

di Indonesia yang mendidik akuntan yang

bergerak dalam produksi jasa-jasa publik 

(public goods) yang diproduksi oleh sektor 

pemerintah.Sebagaimana diketahui, public goods 

seperti jasa pertahanan dan keamanan

memiliki dua ciri, yakni (i) non-excludability  

dan (ii) non-rivalness. Semua orang yang

berada di Indonesia (termasuk teroris)

menikmati jasa ketertiban dan keamanan

yang sama dari TNI/POLRI. Berbeda

dengan public goods, ayam goreng (yang

merupakan contoh private goods) yang

sudah dimakan oleh seseorang tidak 

dapat lagi dinikmati oleh orang lain. Orang

bersaing untuk mendapatkan ayam goreng

dan tidak perlu bersaing untuk menikmati

rasa tertib dan aman karena konsumsi

seseorang akan public goods tidak akan

mengurangi konsumsi orang lainnya.

Faktor kedua adalah baik pemerintah

Pusat maupun Pemda memiliki jumlah SDM

yang sangat terbatas yang memiliki latar 

belakang pendidikan, pengetahuan, dan

keahlian di bidang akuntansi dan pelaporan

keuangan pemerintah.

Faktor ketiga adalah aturan yang

dibuat oleh Pemerintah sendiri, kementrian

negara/lembaga dan pemerintah daerah

menghadapi kendala dalam rekrutmen

pegawai yang memiliki latar belakang

pendidikan, pengetahuan, dan keahlian untuk mengelola dan mempertanggungjawabkan

keuangan negara.Di samping persoalan

terbatasnya ormasi, perekrutan pegawai

tersebut tidak menjadi suatu keharusan

mutlak, sehingga implementasi rekrutmen

pegawai berdasarkan latar belakang

pendidikan sangat beragam.

Faktor keempat adalah pelatihan

untuk peningkatan kapasitas SDM yang

ada tidak dirancang dan dilaksanakan

dengan program yang jelas dan terjadwal.

Pada umumnya, pelatihan pada instansi

pemerintah dilakukan berdasarkan tawaran

dari luar pemerintah, dan tidak dirancangberdasarkan kebutuhan internal.

Faktor kelima adalah karir SDM pada

bagian akuntansi dan pelaporan keuangan

pada umumnya kurang berkembang,

sehingga SDM yang memiliki latar belakang

pendidikan akuntansi lebih memilih karir di

bagian ungsional, misalnya sebagai auditor.

Penutup

Pemilihan umum presiden telah

selesai dan Susilo Bambang Yudhoyono

(SBY) kembali terpilih menjadi presidenuntuk masa jabatan kedua kalinya. Pada

bulan Oktober 2009 SBY dilantik sebagai

presiden kedua kalinya. Sementara SBY

masih sibuk memilih orang-orang untuk 

kabinetnya periode mendatang, BPK telah

mendapatkan pimpinan baru. Pada hari Senin

19 Oktober 2009 pengambilan sumpah

anggota BPK periode 2009-2014 dipandu

oleh Ketua Mahkamah Agung, Harin M.

Tumpa dan disaksikan oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono di Istana Negara.

Ketujuh Anggota BPK periode 2009-2014

telah ditetapkan berdasarkan Keputusan

Presiden RI Nomor 79/P Tahun 2009

tanggal 11 Oktober 2009, yang berlaku

sejak pengucapan sumpah atau janji sebagai

Anggota BPK RI masa Jabatan 2009-2014.

Ketujuh Anggota baru tersebut adalah

Hasan Bisri, S.E., M.M, Drs. Hadi Purnomo,

Ak., Dr. H. Rizal Djalil, Drs. Moermahadi

Soerja Djanegara, Drs. Tauequrahman

Ruki, S.H., Drs. T. Muhamad Nurli, dan Dr.

Ali Masykur Musa, M.Si.

Ketujuh Anggota BPK tersebut

menggantikan tujuh anggota BPK masa

 jabatan 2004-2009 yaitu Pro. Dr. H. Anwar 

Nasution, S.E., H. Abdullah Zainie (Alm),

M.P.A., Drs. Imran, Ak, Drs. I Gusti Agung

Rai, Ak.,M.A, Drs. Baharuddin Aritonang,

M. Hum., Hasan Bisri, S.E., dan Irjen Pol.

(Purn) Drs. Udju Djuhaeri, yang telah

habis masa jabatannya. Disamping ketujuh

Anggota tersebut terdapat dua Anggota

BPK yaitu Dr. Ir. Herman Widyananda, S.E.,

M.Si. dan Drs. Sapto Amal Damandari, Ak.

yang masih terus menjabat hingga tahun

2012.

Pada bulan Oktober 2009 ini kita

akan mengawali perjalanan berikutnya

bersama orang-orang baru di MPR, DPR,

DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden

serta para menteri, dan BPK, meskipun

sebagian diantaranya adalah wajah-wajah

lama, tetapi marilah kita berharap bahwa

para akuntan akan terus berperan dalam

upaya meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas, baik di sektor publik maupun

privat.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 16/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

16

ai

L a p o r a n U t a m a  

Laporan Utama

Paket Undang-undang tentang Keuangan

Negara telah selesai diundangkan yaituUndang-undang Nomor 17 tahun

2003 tentang Keuangan Negara (selanjutnya

disebut UU KN), Undang-undang Nomor 1

tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(selanjutnya disebut UU PN), dan Undang-

undang Nomor 15 tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

 Jawab Keuangan Negara (UU Pemeriksaan).

Paket Undang-undang Keuangan Negara

tersebut merupakan alat kendali pengelolaan

dan tanggung jawab Keuangan Negara yang

telah lama ditunggu-tunggu.

Pasal 2 UU KN menegaskan kembali

lingkup keuangan negara yang selumnyadipersempit oleh orang-orang tertentu.

Dalam pasal tersebut lingkup keuangan

negara meliputi:

1. hak negara untuk memungut pajak,

mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan

melakukan pinjaman;

2. penerimaan dan pengeluaran Negara/

daerah;

3. kekayaan negara/daerah yang dikelola

sendiri atau oleh pihak lain, termasuk 

kekayaan negara yang dipisahkan pada

BUMN/BUMD;

4. kekayaan pihak lain yang dikuasai

pemerintah dalam rangka penyelenggaraan

tugas pemerintahan dan/atau kepentinganumum; dan

5. kekayaan pihak lain yang diperoleh

dengan menggunakan asilitas yang diberikan

pemerintah.

Ada dua hal yang berkaitan

dengan keuangan Negara yaitu pengelolaan

keuangan Negara dan tanggung jawab

keuangan Negara. Pengelolaan keuangan

Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat

pengelola keuangan Negara sesuai dengan

kedudukan dan kewenangannya, yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban. Dengan demikian,

pejabat pengelola keuangan Negara akan

memegang amanah bukan hanya dalampelaksanaan, akan tetapi juga dari perencanaan

sampai pertanggungjawabannya. Tanggungj

awaban keuangan Negara adalah

kewajiban pemerintah untuk melaksanakan

pengelolaan keuangan Negara secara

tertib, taat pada peraturan perundangan,

esien, ekonomis, eekti, dan transparan

dengan memperhatikan asas keadilan dankepatutan.

Reformai Pengelolaan Keuangan

Negara

Amanah UU KN antara lain

mengharuskan Keuangan Negara (uang

rakyat) dikelola oleh pemerintah sebagai

“agen” dari rakyat dengan benar dan dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu,

untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan

Keuangan Negara telah dilakukan dengan baik 

oleh pemerintah maka ungsi akuntabilitas

dan audit atas pelaporan pengelolaan

Keuangan Negara harus berjalan denganbaik. Persoalan akuntabilitas dan audit

Keuangan Negara harus dapat dijelaskan

agar masyarakat mengetahui bahwa

telah ada perubahan paradigmatic dalam

pengelolaan keuangan Negara. Akan tetapi,

perubahan dalam landasan hukum tersebut

apakah mampu diaplikasikan dalam dunia

nyata pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan Negara?

Persoalan akuntabilitas dalam UU

KN antara lain mengamanatkan beberapa

asas umum pengelolaan keuangan Negara,

yaitu:

1. Akuntabilitas berorientasi pada hasil.Hal ini merupakan landasan penerapan

anggaran berbasis kinerja. Artinya, dalam

pertanggungjawaban Keuangan Negara,

akan dilihat kinerja apa yang telah dicapai

oleh Pemerintah dalam menghabiskan dana

APBN/APBD. Jika tidak ada kinerja yang

dicapai maka tidak boleh se-sen-pun uang

Negara dibelanjakan.

2. Proesionalitas. Karena uang Negara

merupakan uang rakyat yang harus

bernilai maksimal (value or money) bagi

kesejahteraan masyarakat, bukan hanya

kesejahteraan aparatur Negara. Oleh karena

itu, pengelolaan Keuangan Negara harusdikelola secara proessional. Penerapan

sistem akuntansi keuangan harus benar-

benar diterapkan baik untuk APBN maupun

APBD.

3. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan

Negara. Rakyat berhak tahu kemana dan

untuk apa anggaran Negara dibelanjakan.

Dalam pertanggungjawaban KeuanganNegara, masyarakat perlu diberikan hak 

untuk mengetahui pertanggungjawaban

Keuangan Negara yang dilakukan oleh

Negara atau daerah. Minimal, Laporan

Pertanggungjawaban Pemerintah perlu

dipublikasikan sehingga masyarakat dapat

menilai pertanggungjawaban tersebut.

4. Pemeriksaan keuangan oleh badan

pemeriksa yang bebas dan mandiri.

Ini merupakan amanah baru bagi

BPK-RI terutama untuk memeriksa

pertanggungjawaban kepala daerah yang

sebelumnya tidak ada kewajiban tersebut.

Sebelum laporan pertanggungjawabanPemerintah (Perhitungan Anggaran Negara)

dan laporan pertanggungjawaban kepala

daerah disampaikan kepada DPR/DPRD,

wajib diperiksa terlebih dahulu oleh BPK-

RI.

5. Keuangan Negara dikelola secara

tertib, taat pada peraturan perundang-

undangan, esien, ekonomis, eekti,

transparan, dan bertanggungjawab dengan

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6. APBN/APBD mempunyai ungsi

otorisasi, perencanaan, pengawasan,

alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

Hal berikutnya mengenai audit

Keuangan Negara. Audit keuangan Negaradalam peket UU tentang Keuangan Negara

ditetapkan dengan UU 15/2004. Dari UU

tersebut, secara jelas Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) diamanahi suatu tugas berat

yaitu melakukan pemeriksaan (audit) atas

pengelolaan dan tanggung jawab seluruh

unsur keuangan negara. Beberapa hal yang

dirasakan sebagai kemajuan dari penetapan

UU Pemeriksaan tersebut antara lain:

1. BPK diberikan kebebasan dan kemandirian

dalam menentukan obyek pemeriksaan,

perencanaan dan pelaksanaan, penyusunan

dan penyajian laporan audit. Meskipun

demikian, lembaga perwakilan (DPR, DPD,

DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota) dapat memberikan saran dan

mengadakan pertemuan konsultasi dengan

BPK dalam perencanaan tugas pemeriksaan.

Artinya, apabila lembaga perwakilan

merasa memerlukan pelaksanaan audit

terhadap entitas yang diawasinya maka

Membangun Akuntabilitas Publik Melalui Reformasi

Pengelolaan Keuangan Negara

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 17/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

17

ai

L a p o r a n U t a m a  

dapat meminta bantuan kepada BPK.

2. BPK dapat melakukan audit investigati 

(baik berdasarkan temuan awal BPK 

sendiri maupun pengaduan dari lembaga

perwakilan dan masyarakat) guna

mengungkapkan adanya indikasi kerugian

Negara/daerah dan/atau unsur pidana.

3. Laporan hasil pemeriksaan BPK (baik hasil audit keuangan maupun audit kinerja)

disampaikan kepada lembaga perwakilan dan

pemerintah sesuai dengan kewenangannya

(LHP Pemerintah Pusat disampaikan

kepada DPR, DPD, dan Presiden; LHP

Pemerintah Provinsi disampaikan kepada

DPRD Provinsi dan Gubernur; dan LHP

Pemerintah Kabupaten/Kota disampaikan

kepada DPRD Kabupaten/Kota dan Bupati/

Walikota). LHP yang telah disampaikan

kepada lembaga perwakilan, dinyatakan

TERBUKA UNTUK UMUM, kecuali

laporan yang memuat rahasia Negara

yang diatur dalam peraturan perundangan.

4. Lembaga perwakilan wajib menindaklanjutihasil pemeriksaan BPK dengan melakukan

pembahasan sesuai dengan kewenangannya.

Membangun Akuntabilita Publik

Keuangan Negara

Akuntabilitas dan transparansi

Keuangan Negara merupakan tujuan

penting dari reormasi sektor publik.

Hal ini dikarenakan secara deniti,

kualitas kepemerintahan yang baik (good

govermance) dan kepemerintahan yang

bersih (clean govermance) ditentukan

oleh kedua hal tersebut ditambah dengan

peran serta masyarakat dan supremasi

hukum. Akuntabilitas publik KeuanganNegara adalah pemberian inormasi dan

pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan

kinerja Keuangan Negara kepada semua

pihak yang berkepntingan (stakeholder)

sehingga hak-hak publik, yaitu hak untuk 

tahu (right to be kept inormed), dan hak 

untuk didengar aspirasinya (right to be heard 

and to be listened) dapat terpenuhi.

Ada lima dimensi akuntabilitas publik 

yang perlu dilakukan. Pertama, akuntabilitas

hukum dan kejujuran (accountability or probity 

and legality). Akuntabilitas hukum terkait

dengan dilakukannya kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan lain yang disyaratkandalam oragnisasi, sedangkan akuntabilitas

kejujuran terkait dengan penghindaran

penyalahgunaan jabatan (abuse o power), 

korupsi, dan kolusi. Akuntabilitas hukum

menjamin ditegakkannya supremasi hukum,

sedangkan akuntabilitas kejujuran menjamin

adanya praktik oragnisasi yang sehat (sound 

practice).

Kedua, akuntabilitas manajerial.

Akuntabilitas manajerial yang dapat juga

diartikan sebagai akuntabilitas kinerja 

(perormance accountability) adalah

pertanggungjawaban untuk melakukan

pengelolaan oragnisasi secara eekti danesien. Inesiensi Keuangan Negara yang

terjadi tanggung jawab lembaga yang

bersangkutan dan tidak boleh dibebankan

kepada customer-nya.

Ketiga, akuntabilitas program.

Akuntabilitas program juga berarti bahwa

program-program organisasi hendaknya

merupakan program yang bermutu dan

mendukung strategi dalam pencapaian visi,misi

dan tujuan organisasi. Lembaga-lembaga

public harus mempertanggungjawabkan

program yang telah dibuat sampai padaa

pelaksanaan program.

Keempat, akuntabilitas kebijakan.

Lembaga-lembaga publik hendaknya dapat

mempertanggungjawabkan kebijakn yang

telah ditetapkan dengan mempertimbangkan

dampak di masa depan. Dalam membuat

kebijakan harus dipertimbngkan apa

tujuan kebijakan tersebut, mengapa

kebijakan itu dilakukan, siapa sasarannya,

stakeholder mana yang terpengaruh,

dan apa dampak dari kebijakan tersebut.

Dan kelima, akuntabilitas nancial.

Akuntabilitas ini merupakan

pertanggungjawaban lembaga-lembaga

public untuk menggunakan dana public

(public money) secara ekonomis, esiendan eekti, tidak ada pemborosan dan

kebocoran dana, serta korupsi. Akuntabilitas

nancial ini sangat penting karena menjadi

sorotan utama masyarakat. Akuntabilitas

ini mengharuskan lembaga-lembaga public

untuk membuat laporan Keuangan untuk 

menggambarkan kinerja nancial organisasi

kepada pihak luar.

Akuntabilitas publik ini meliputi

akuntabilitas vertical dan akuntabilitas

horizontal. Akuntabilitas vertical adalah

pertanggungjawaban kepada otoritas yang

lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban

unit kerja (dinas) kepada pemerintahdaerah, pertanggungjawaban pemerintah

daerah kepada pemerintah pusat, dan

pertanggungjawaban pemerintah pusat

kepada MPR, sedangkan akuntabilitas

horizontal adalah pertanggungjawaban

kepada masyarakat luas atau terhadap

sesame lembaga public lainnya yang tidak 

berada di atasnya.

Akuntabilitas publik ini juga meliputi

akuntabilitas internal dan akuntabilitas

ekstternal. Akuntabilitas internal

merupakan pertanggungjawaban kepada

pihak-pihak internal yang berkepentingan,

seperti pegawai, pejabat pengelolaKeuangan Negara, dan badan legislative.

Sedangkan akuntabilitas eksternal adalah

pertanggungjawaban kepada pihak-pihak ;

luar yang berkepentingan seperti pembayar 

pajak, media masa, pemberi dana bantuan,

dan investor atau kreditur.

Stakeholder yang beragam memiliki

kepentingan yang berbeda-beda. Untuk 

memenuhi kebutuhan seluruh stakeholder 

tersbut diperlukan rerangka konseptual

(conceptual ramework) yang komprehensi.

Rerangka konseptual akuntabilitas publik,

dapat dibangun di atas dasar empat

komponen yaitu adanya sistem pelaporankeuangan, sistem pengukuran kinerja,

pengauditan sector publik, dan berungsinya

saluran akuntablitas publik (channel o public

accountability).

Selain itu, dalam pengelolaan

Keuangan Negara, perlu diwaspadai adanya

tindak pidana korupsi atas Keuangan

Negara. Korupsi adalah perbuatan melawan

hukum untuk memperkaya diri sendiri atau

orang lain atau suatu korporasi yang dapat

merugikan Keuangan Negara. Korupsi juga

merupakan suatu proses dehumanisasi

yang merusak sistem pemerintahan melalui

sistem Keuangan Negara.

Oleh karena itu, diperlukan sistem

pengawasan Negara yang mampu mengatasi

korupsi tersebut. Sistem tersebut terdiri

dari sistem inormal dan sistem ormal.

Sistem inormal mengacu pada suatu bentuk 

pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat,

lembaga independen, dan media massa,

sedangkan sistem pengawasan ormal

dilakukan oleh lembaga yang secara ormal

ditugaskan untuk mengawasi. Dalam sistem

pengawasan ormal juga harus dibedakan

siapa berperan apa dan kapan peran

tersebut boleh dilakukan yang ditegaskan

dalam peraturan perundang-undangan.

  R e e r e n s i :

Sriyanto, Meneropong Reormasi Pengelolaan

Keuangan Negara, Media Akuntansi

Nomor 39, halaman 7, April 2004.

Mardiasmo, Membangun Akuntabilitas Publik 

Keuangan Negara, Media Akuntansi Nomor 

39, halaman 12, April 2004.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 18/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

18

ai

L a p o r a n U t a m a  

Laporan Khusus

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

pada tanggal 13-14 Agustus 2009

melaksanakan Konvensi Nasional

Akuntansi (KNA) VI di Bandung.

Kegiatan dibuka oleh Gubernur Jawa

Barat, Ahmad Heryawan, dan bertindak sebagai keynote speaker  ketua Badan

Pemeriksa Keuangan RI, Pro. Dr. Anwar 

Nasution. Hadir sebagai pembicara Ketua

Bapepam & LK Ahmad Fuad Rachmani,

Komisaris Bank Mandiri & BTN, Direktur 

Keuangan BUMN, Anggota BPK, Deputi

BPKP, Dirjen Pajak, dll. Acara dihadiri

lebih dari 500 akuntan yang berasal dari

seluruh Indonesia.

Pada hari itu juga telah ditandatangan

Kesepakatan Bersama antara BPK-RI

dengan IAI mengenai peningkatan peranproesi akuntan dalam pemeriksaan

pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan Negara dalam rangka

mendorong terwujudnya akuntabilitas

dan transparansi keungan Negara, serta

pemerintahan yang baik dan bersih.

IAI juga menandatangani MOU

dengan  Association o Chartered 

Certied Accountants (ACCA) UK 

sebagai kelanjutan kerjasama yang telah

terlaksana sebelumnya untuk mendukung

peningkatan kapabilitas proesi akuntan diIndonesia.

Ketua Panitia Pengarah IAI, Pro. Ilya

Avianti dalam sambutannya menyampaikan

bahwa “Konvensi Nasional Akuntansi VI

merupakan ajang pertemuan Akuntan

dan para stakeholders yang dilakukan

Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) VI: Peran Akuntan Dalam Penataan Ulang Sistem FinansialGlobal Pasca Krisis

Dibuka oleh Gubernur Jawa Barat

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 19/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

19

ai

L a p o r a n U t a m a  

setiap empat tahun sekali oleh IAI. KNA

dilaksanakan dua hari dan pada hari Jumát,

14 Agustus 2009 IAI akan menyampaikan

pernyataan proesi. “Melalui KNA,

Proesi akan menyampaikan kesepakatan

strategis yang terakumulasi tentang arah

dan sasaran pembangunan dunia akuntansi

yang diidamkan proesi. Proesi juga akan

menyampaikan usulan kepada pemerintah

Republik Indonesia tentang berbagai isu

nasional berdimensi akuntansi yang harus

disikapi bangsa Indonesia.

KNA ini diselenggarakan masih dalam

suasana krisis keuangan global yang belum

usai. Oleh karena itu, tema konvensi

kali ini adalah ‘Peran Akuntan dalam

Penataan Ulang Sistem Finansial Global

Pascakrisis” yang merupakan kondisi yang

harus disiapkan oleh kita bersama dalam

kapasitas spesialisasi masing-masing

akuntan.

Kondisi perekonomian global

yang diwarnai dengan krisis sektor 

nansial tak pelak lagi menjadi tantangan

tersendiri yang harus dihadapi di

tahun-tahun mendatang. Krisis nansial

global juga menjadi momentum bagi

proesi Akuntansi untuk secara global

memperluas peran mereka di berbagai

bidang dalam mengatasi krisis.

Pada level internasional,

IAI sebagai anggota International

Federation o Accountants 

(IFAC) bersama asosiasi proesi

akuntan di seluruh dunia turut mendukung

upaya berbagai pihak dalam membangun

arsitektur sistem nansial global yang lebihbaik, transparan dan akuntabel pasca krisis

nansial global yang melanda dunia.

Ketua Dewan Pengurus Nasional

IAI, Ahmadi Hadibroto pada sambutan

pembukaannya menyampaikan

bahwa saat ini proesi akuntan, secara

berkesinambungan sesuai perannya telah

melakukan upaya penataan ulang sistem

nansial global antara lain persiapan

konvergensi IFRS yang harus sudah

diterapkan pada tahun 2012, pelaksanaan

Standar Akuntansi Syariah, Standar 

Akuntansi bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (ETAP), dan banyak hal yang telah

dilakukan oleh IAI untuk mengantisipasipascakrisis dan zona perdagangan bebas.

IAI menekankan perlunya solusi

 jangka panjang untuk mengatasi krisis

keuangan global dan perlunya integrasi

global perekonomian. Rekomendasi yang

akan dihasilkan mereeksikan bahwa

proesi Akuntansi memiliki peran yang

sangat penting dalam mengatasi krisis dan

terlibat dalam reormasi sistem keuangan

global.

Eektivitas imlpementasi standar 

global ini mensyaratkan adanya kualitas

yang tinggi dari seluruh pelaku di proesi

Akuntansi. Untuk itu diperlukan adanya

dukungan dan kerjasama secara global

dari seluruh pemangku kepentingan

untuk bersama-sama memperkuat

proesi Akuntansi khususnya dinegara

berkembang.

Beberapa langkah strategis yang dapat

dilakukan adalah dengan membangun

secara berkelanjutan kapasitas proesi

Akuntansi secara nasional dan regional;

melakukan upaya menuju tercapainya

ull compliance terhadap standar global;

memperkuat legal environment  proesi,

memperkuat monitoring dan penegakan

Etika, memperluas akses kepada

standar internasional, menyempurnakankualitas pendidikan dan pelatihan,

mengembangkan panduan implementasi

berbagai standar dan langkah utama

lainnya untuk mengembangkan proesi

Akuntansi.

Pemerintah dan regulator perlu

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 20/68

saling mendukung dalam melaksanakan

langkah inisiati untuk mempromosikan

konvergensi kepada IFRS, ISA & IPSAS. 

Kepentingan publik dapat dilayani dengan

baik dengan adanya a single set o high-quality, principles-based nancial reporting 

& auditing standards. Adopsi standar 

internasional ini sangat penting dalam

rangka stabilitas perekonomian.

IAI sebagai Organisasi Proesi

Akuntan yang telah mapan senantiasa

berupaya merubah setiap tantangan

menjadi peluang bagi kemajuan proesi

Akuntan di Indonesia. IAI sangat

menyadari pentingnya peran akuntan

dalam dunia bisnis.

Seiring dengan perkembangan dan

dinamika bisnis dalam skala nasional dan

internasional ditengah kondisi sekarang ini,IAI telah mencanangkan dilaksanakannya

program konvergensi IFRS pada

tahun 2012. Implementasi program ini

dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI.

Dukungan dari semua pihak agar proses

konvergensi ini dapat berjalan dengan

baik tentunya sangat kami harapkan.

Keseragaman “bahasa” dalam

Akuntansi, auditing, kode etik,

pelaporan keuangan baik sektor privat

maupun sektor publik perlu didukung

karena dengan standar global tersebut

memungkinkan keterbandingan

dan pertukaran inormasi secara

universal.Ikatan Akuntan Indonesia percaya

bahwa sistem Ekonomi Syariah adalah

salah satu alternati sistem perekonomian

yang tahan terhadap dampak krisis

keuangan global yang terjadi, untuk itu

Ikatan Akuntan Indonesia memutuskan

menjadi pelaku utama dalam

pengembangan Standar Akuntansi Syariah

di dunia. Begitu juga dengan standar 

akuntansi yang dipakai oleh Usaha Kecil

dan Menengah. Standar akuntansi UKM

sangatlah penting karena terbukti UKM

adalah tulang punggung perekonomian

Negara kita. Kita boleh berbangga karena

IAI telah meluncurkan SAK-ETAP (Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik) yang ditujukan

untuk UKM dan Standar Akuntansi untuk 

transaksi Syari’ah yang diterbitkan dalam

tiga bahasa yakni Bahasa Indonesia, Inggris

dan bahasa Arab.

PSAK ETAP ini akan membantu

perusahaan kecil menengah dalam

menyediakan pelaporan keuangan yang

tetap relevan dan andal dengan tanpa

terjebak dalam kerumitan standar 

berbasis IFRS yang akan kita adopsi. SAK 

ETAP ini mulai diberlakukan pada tahun

2011 namun penerapan lebih awal di

2010 diperbolehkan. IAI mempunyai visi

bahwa Standar ETAP harus meningkatkan

kesehatan praktik akuntansi di Indonesiasecara keseluruhan.

Ahmadi Hadibroto juga

menyampaikan perlunya pengaturan

terhadap semua pihak yang

bertanggungjawab langsung ataupun tidak 

langsung terhadap inormasi perusahaan

yang digunakan oleh para pemangku

kepentingan. Untuk itu, dengan semangat

untuk meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan secara keseluruhan, kami

memandang perlu dimasa mendatang

dapat segera disusun suatu UU Pelaporan

Keuangan.

Pengembangan Akuntansi syariah,

peningkatan kompetensi akuntan

diberbagai sektor, penyesuaian kurikulum

Pendidikan Akuntansi menghadapiimplementasi standar internasional,

peningkatan tata kelola yang baik disektor 

swasta maupun pemerintah, peningatan

kiprah proesi dalam orum regional dan

internasional juga menjadi perhatian

utama IAI.

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

20

ai

L a p o r a n U t a m a  

Laporan Khusus

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 21/68

Nama BarangHarga Jual

AnggotaNon

Anggota

1 PSAK No. 14 15,000 20,000

2 PSAK No. 26 15,000 20,000

3 PSAK No.50 15,000 20,0004 PSAK No.55 15,000 20,000

5 ISAK No. 8 15.000 20.000

6 Aplikasi PSAK No.46 

15,000 20,000

7 Contoh Ilustrasi PSAK No.50 & 55 

25,000 30,000

8 Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008 115,000 000,031

9 Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia 2003 000,58 

000,001

10 SAK Per 2008 

300,000 350,000

11 Tas Ransel 

95,000 110,000

12 MUG IAI 

15,000 20,000

13 Soal Try-Out USAP Review (2003-2006) 

175.000 200,000

14 Modul CPMA Review (paket)

 

360,000 380,000

15 Panduan Implemantasi PSAK no 24 40.000 50.000

16 Isu-isu Kontemporer Akuntansi Keuangan 

40,000 45,000

17 Asumsi Going Concern 

40,000 45,000

18 Komite Audit yang Efektif  

95,000 110,000

19 Good Corporate Governance 

95,000 110,000

20 Enterprise Risk Management 

40,000 45,000

21 Akuntansi Aktiva Tetap 

45,000 55,000

22 Balanced Scorecard 

80,000 85,000

23 IFRS 2008: Willey 

575,000 650,000

24 Applying IFRS, enhanced edition 

525,000 600,000

25 Setengah Abad Profesi Akuntansi -Soft Cov/Tuanakotta 110.000

1

25.000

26 Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil/IAPI 60.000 70.000

27 Sistem Informasi Akuntansi 1/Rama, Jones 

80.000 

90.000

28 Akuntansi Keuangan Daerah (ed.3)/Abdul Halim 

65.000 

75.000

29 Audit Kinerja pada Sektor Publik/I Gusti Agung Rai 

60.000 

70.000

30 Akuntansi Syariah di Indonesia/Sri Nurhayati 

65.000 

75.000

31 Akuntansi Biaya 1(ed.14)/Carter  

90.000 100.000

32 Sistem Akuntansi/Mulyadi 

115.000 

130.000

33 Sistem Akuntansi Sektor Publik/Indra Bastian 

105.000 

120.000

34 Sistem Informasi Akuntansi 1(ed.4)/Hall 

90.000 110.000

35 Sistem Informasi Akuntansi 1(ed.9)/Romney 

80.000 90.000

36 Pengantar Akuntansi 1(ed.21) Edisi Khusus/Warren 65.000 75.000

37 Pengantar Akuntansi 1(ed.7)/Weygandt,Kieso 95.000 105.000

38 Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)/KSAP 

40.000 

50.000

39 Standar Profesional Akuntan Publik/IAI 

270.000 

300.000

40 Teori Akuntansi 1(ed.5)/Belkoui 

75.000 

85.000

41 Teori Akuntansi 2(ed.5)/Belkoui 

65,000 

75.000

42 Akuntansi Intermediate 1(ed.15)/Skousen, Stice 

135.000 

150.000

43 Auditing 1(ed.6)/Mulyadi 65.000 75.000

44 Akuntansi Internasional 1(ed.5)/Choi 

60.000 

70.000

45 Audit Sektor Publik (ed.2)/Indra Bastian 50.000 60.000

1. Menko Politik, Hukum, dan Keamanan: Marsekal TNI Purn Djoko Suyanto

2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa

3. Menko Kesra: Agung Laksono

4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi

6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa

7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro

8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar 

9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani

10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Zahedy Saleh

11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat

12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu

13. Menteri Pertanian: Suswono

14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan

15. Menteri Perhubungan: Freddy Numberi

16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad

17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar 18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto

19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Sedyaningsih

20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh

21. Menteri Sosial: Salim Assegaf Aljufrie

22. Menteri Agama: Suryadharma Ali

23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik

24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring

25. Menneg Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata

26. Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan

27. Menneg Lingkungan Hidup: Gusti Moh Hatta

28. Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar 

29. Menneg Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: EE Mangindaan29. Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faisal Zaini

31. Menneg PPN/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana

32. Menneg BUMN: Mustafa Abubakar 

33. Menneg Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa

34. Menneg Pemuda dan Olahraga: Andi Mallarangeng

Pejabat Negara:

1. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto

2. Kepala BIN (Badan Intelijen Negara): Jenderal Pol Purn Sutanto

3. Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal): Gita Wirjawan

A K  U N  T  A N I  N  D  O  N  E  S  I  A

mitra dalam perubahan

MengucapkanSelamat Menjalankan Tugas Kepada

Susilo Bambang Yudhoyono Sebagai Presiden RIBudiono Sebagai Wakil Presiden RI

Para Kabinet Indonesia Bersatu II Periode 2009 - 2014 

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 22/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

22

ai

L a p o r a n U t a m a  

Laporan Khusus

Dengan kesadaran tinggi akan

tanggung jawab dan peran kami

sebagai proesi dalam penataan

ulang sistem nansial global pascakrisis, kami

para Akuntan Indonesia yang tergabung

dalam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui

Konvensi Nasional Akuntansi VI di Bandung,

13 dan 14 Agustus 2009 menyatakan sikap

proesi sebagai berikut:

1. Krisis nansial global disebabkan

oleh perilaku keserakahan korporasi,good corporate governance yang buruk,

serta disclosure dan transparansi yang

tidak memadai. Pembentukan karakter 

perusahaan yang ikhsan dan dapat

dipercaya menjadi keharusan. Akuntan

Indonesia sepatutnya dapat merancang

dan menjalankan ungsi penyediaan

inormasi akuntansi berupa Penyusunan

Laporan Keuangan dengan mengacu

pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

serta mendorong penetapan regulasi

pemerintah terkait sistem nansial yang

menjamin pelaksanaan good corporate

governance.

2. Pasar Modal sangat terkena krisis

nansial global perlu melakukan

pembenahan berbagai regulasi. IAI

siap membantu Bapepam & Bursa

Eek Indonesia untuk ikut serta

mempersiapkan perbaikan regulasi guna

meningkatkan sistem pengawasan dan

kualitas pelaporan keuangan.

3. Salah satu sektor perekonomian yang

berkembang saat ini di Indonesia dan

dunia adalah sektor UKM dan ekonomi

berbasis syariah. IAI berkomitmen

mendukung pengembangan sektor 

UKM dan ekonomi berbasis syariah

tersebut dengan cara menyusun dan

mengimplementasikan SAK Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)

untuk Organisasi UKM dan ETAP,serta SAK Syariah untuk Organisasi

berbasis Syariah. Akuntan Indonesia juga

bertekad untuk mempromosikan SAK 

syariah tersebut menjadi SAK syariah

yang diadopsi secara global.

4. IAI bertekad untuk menuntaskan

proses konvergensi standar akuntansi

keuangan Indonesia (PSAK) dengan

standar akuntansi keuangan internasional

(IFRS) dengan target waktu akhir tahun

2012.

5. Para akuntan pemerintah (termasuk 

akuntan di pemerintah daerah)

perlu berinisiati dan didorong untuk 

melakukan pergeseran peran merekadari sekedar menjadi bookkeeper  

menjadi akuntan manajemen dan

partner strategis dari Kepala daerah/

Kepala pemerintahan.

6. Penyediaan inormasi akuntansi yang

relevan dan andal untuk pengambilan

keputusan adalah keharusan dalam

globalisasi ekonomi. Akuntan publik 

seharusnya memberikan nilai tambah

kepada perusahaan dengan orientasi

tidak lagi hanya memberikan opini

atas kewajaran Laporan Keuangan,

namun juga terhadap keeektian sistem

pengendalian internal perusahaan dan

manajemen resiko serta memastikan

perusahaan telah menjalankan

operasinya sesuai kaidah Good Corporate

Governance.

7. Mendukung Reormasi perpajakan

yang sedang dilaksanakan di Indonesia

sebagai bagian dari komponen untuk 

menjamin keadilan dan kemakmuran

bangsa. IAI siap mengawal reormasi

perpajakan yang dapat meningkatkan

kepercayaan dan kepatuhan wajib

pajak sekaligus mampu meningkatkan

penerimaan negara.Menindaklanjuti

pernyataan sikap proesi tersebut, IAI

merekomendasikan hal-hal berikut ini:

1.Penataan sistem nansial global

dilakukan secara menyeluruh dengan

ruang lingkup penataan sbb:

a. Penataan regulasi, dalam hal ini

peraturan perundang-undangan

mengenai sistem keuangan di Indonesia

dengan okus pada penegakan Good 

Corporate Governance pada organisasi

bisnis di Indonesia.

b. Penyesuaian inormasi keuangan

dengan globalisasi ekonomi, yaitu

dengan meningkatkan mutu kualitas

Laporan Keuangan, sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan Indonesiayang harmoni dengan Standar Akuntansi

Keuangan secara Internasional.

c. Penataan tugas, ungsi, dan peranan

kelembagaan dengan mengacu pada

kerangka pengendalian internal

institusi/organisasi/lembaga keuangan

Pernyataan Sikap IAI: Peranan AkuntanDalam Penataan Ulang Sistem FinansialGlobal Pasca Krisis

 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyampaikan pernyataan profesi pada Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) VI di  Bandung, 14 Agustus 2009.

 Fungsi akuntan masa depan bukanlah lagi sekedar pemeriksaatau penyedia informasi keuangan, tetapi menjadi bagian penting dari pembangunan ekonomi dan sosial untukmenciptakan Indonesia yang lebih berkeadilan dan makmur.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 23/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

23

ai

L a p o r a n U t a m a  

di Indonesia sehingga dapat menghindari

terjadinya praktek kecurangan,

ketidakekonomisan, ketidakesienan,

dan ketidakeektian dalam operasi

institusi/organisasi/lembaga keuangan.

d. Penataan karakter korporasi yang

ikhsan dan bertanggungjawab secara

sosial.

2. Reormasi keuangan sektor publik 

sebagai bagian penting dari reormasi

birokrasi diarahkan untuk menyelaraskan

kemampuan sektor publik dalam

mengawasi dan mengawal dunia

bisnis serta optimasi pelayanan publik,

dengan cara menegakkan akuntabilitas,

transparansi, dan kepercayaan publik.

Hal-hal yang harus dilakukan:

a. Para akuntan pemerintah (termasuk 

akuntan di pemerintah daerah)

berinisiati dan memasilitasi pergeseran

peran dari bookkeeper menjadi akuntan

manajemen dan partner  strategis dari

Kepala Daerah/Kepala Pemerintahan.

b. Harus ada proses penetapan standar 

kompetensi akuntan sektor publik,

yang melibatkan perguruan tinggi

penyelenggara program studi akuntansi,

IAI serta lembaga pemerintah (pusat

dan daerah).

c. Perguruan tinggi penyelenggara

program studi akuntansi diminta

memberikan perhatian lebih pada

pendidikan akuntansi sektor publik, baik 

 jenjang D3, S1 dan Pascasarjana, sesuai

kebutuhan akan akuntan yang sangat

meningkat..

3. Demi tercapainya target konvergensi

standar akuntansi keuangan pada akhir 

tahun 2012, maka:

a. Akuntan publik perlu meningkatkan

kompetensi sehubungan dengan

perubahan SAK, memperbaharui SPAP

dan menyesuaikan pendekatan audit

yang berbasis IFRS.

b. Akuntan manajemen di perusahaan

perlu membentuk satuan kerja atau tim

sukses konvergensi IFRS yang bertugas

memperbaharui pengetahuan akuntan

manajemen, melakukan gap analysis danmenyusun road map konvergensi IFRS

serta berkoordinasi dengan IAI untuk 

optimasi sumber daya anggotanya.

c. Akuntan pendidik di perguruan

tinggi perlu membentuk tim sukses

konvergensi IFRS untuk memperbaharui

pengetahuannya, merevisi kurikulum

dan silabus serta melakukan berbagai

penelitian terkait.

d. Regulator perlu melakukan

penyesuaian regulasi yang terkait dengan

pelaporan keuangan dan perpajakan

serta melakukan upaya pembinaan dansupervisi terhadap proesi yang terkait

dengan pelaporan keuangan seperti

penilai dan aktuaris.

e. Asosiasi industri perlu menyusun

pedoman akuntansi industri yang

sesuai dengan perkembangan Standar 

Akuntansi Keuangan (SAK), membentuk 

orum diskusi yang secara intensi 

membahas berbagai isu sehubungan

dengan dampak penerapan SAK dan

secara proakti memberikan masukan

dan komentar kepada Dewan Standar 

Akuntansi Keuangan IAI.

 Atas Nama Profesi Akuntan Indonesia

Dewan Pengurus Nasional IAI

 Ahmadi Hadibroto Ketua

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 24/68

24

ai

SUNARDJI, SE, MMAnggota Dewan Pengurus Nasional IAI

Profesi Akuntan dan Pendidikan Butuh Kontribusi Setiap Orang

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 25/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

25ai

aiPROFIL

Dalam mengembangkan visi

proesi akuntan dan pendidikan

akuntansi dibutuhkan

pendanaan dan kontribusi setiap orang

khususnya yang berproesi sebagai

akuntan. Demikian dikatakan Anggota

Dewan Pengurus Nasional Ikatan

akuntan Indonesia (IAI) periode 2006-

2010, Sunardji, SE, MM.

Sunardji, begitu biasa disebut dan

alumni FEUI ini mempunyai bermacam

cara jitu atau pemikiran strategis untuk 

mengembangkan proesi akuntansi.

Misal, dalam mencari pendanaan untuk 

pendidikan, seperti memaksimalkansemua sumber daya (aktiva) yang dimiliki

UI, baik berbentuk sik maupun sumber 

daya manusia itu sendiri, seperti jaringan

dengan Alumni.

“Saya sering mengundang alumni

untuk memberikan masukan, kadang

saya minta donasi ke alumni tujuannya

untuk mengembangkan serta menaikkan

kualitas pendidikan di FEUI sehingga

lulusannya dapat di pakai oleh perusahaan

(user),” kata Sunardji yang mempunyai

hobi unik yaitu mengoleksi berbagai

macam mata uang dan bermain tenis.

Pendidikan kita harus ditingkatkan

kualitasnya bukan hanya skill tetapi sot

skill juga ditingkatkan. Kemudian masalah

etika jangan sampai membuat malu.

“Disiplin, kepercayaan, pelayanan adalah

nomor satu, kita harus jeli mengamati

situasi dunia khususnya bidang ekonomi,

Indonesia membutuhkan dana untuk 

menarik investor asing,” katanya.

Sunardji yang lahir di Blora, Jawa

Tengah, Indonesia pada tanggal 10 Juli

1950. Pada saat ini menjabat sebagai

Wakil Rektor Bidang Penelitian,

Pengembangan dan Kerja Sama IndustriUniversitas Indonesia.

Pengalaman Sunardji dilingkup

proesi, pernah bekerja di PT. Trisari

(1970); Acc.O. Hadibroto (1974);

PT. Enmitra (1975-1977); PT. Konerta

(1978-1980); Presiden Direktur PT.

M.S.R (1980-2005) dan Presiden

Direktur PT. M.S.A (1987-2005). Selain

itu juga akti tergabung dalam organisasi

proesi antara lain: Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI); Ikatan Sarjana Ekonomi

Indonesia (ISEI) dan American Accounting 

 Association.

Mengenai kaderisasi Ia mengatakan,

anggota IAI yang belum menjadi

akuntan berpotensial sekali untuk 

mengembangkan proesi akuntan, maka

dari itu IAI jangan sungkan mengaderisasi

anggota yang belum menjadi akuntan.

Selain itu akuntan publik wajib

menyesuaikan dan meng update

pengetahuan tentang apa yang terjadi didunia khususnya nancial atau laporan

keuangan. “Jika tidak menyesuaikan dan

meng update pengetahuannya maka

akan tertinggal pengetahuan tentang

akuntansi bahkan dapat di tinggalkan

oleh kliennya,” tegasnya.

Begitupun dengan dosen kalau

tidak meng update akan ditinggalkan

mahasiswanya maka dari itu teksbook 

yang digunakan setiap 2 tahun sekali pasti

terjadi perbaikan yang tentunya harus

diikuti. “Maa mungkin dosen banyak 

yang melakukan adaptasi,” ujar Sunardji.

Ia mengharapkan, tidak menelan

begitu saja yang sudah ada karena situasi

dan kondisinya berbeda, kasusnya

harus disesuaikan dengan kasus yang

ada khususnya di Indonesia, kalau tidak 

menyesuaikan situasi di Indonesia akan

menjadi salah kaprah selain itu kita

harus mengetahui International Financial

Reporting Standard (IFRS).

“Maka dengan menggunakan IFRS

itu bisa berlaku ke semua, persiapannya

harus cepat dari sekarang,” katanya.

Untuk konvergensi International

Financial Reporting Standard (IFRS)

ke dalam PSAK, IAI menargetkan

implementasinya pada 2012 mendatang.

“Nantinya laporan keuangan akan

mempermudah pemegang saham,

eksibel, dan meningkatkan alur investasi

global, terutama bagi perusahaan yang

 juga tercatat di luar negeri,” pungkasnya.

Dengan adanya Penerapan Standar 

Akuntansi Keuangan 30 (PSAK 30)

pada neraca keuangan, akan lebih

mempermudah perseroan dalam

menarik investor. Manaat lainnya adalah

perbankan akan lebih mudah dalam

menganalisa laporan kinerja untuk 

dapat memberikan kredit secara tepat.

“Perbankan jadi lebih prudent  dalam

pengucuran kredit,” paparnya.

Adapun PSAK 30 merupakan

aturan pencatatan yang harus dilakukan

perusahaan bagi segala sesuatu yang

mengandung unsur sewa. Dalam

pelaksanaannya tidak akan ada lagipersyaratan tertentu untuk dimasukkan

dalam kategori operating lease dan

nance lease yang ditempatkan dalam

pos aktiva tidak lancar berupa kewajiban

sewa berupa biaya depresiasi dan bunga.

“Nantinya tidak akan ada sela lagi untuk 

‘dimainkan’ dalam laporan keuangan,”

ujarnya.

Sunardji mengawali karirnya sebagai

dosen di Fakultas Ekonomi UI dimulai

sejak tahun 1974 dan hingga saat ini akti 

mengajar di program Reguler FEUI (sejak 

1974 s/d sekarang); Ekstension FEUI

(1979 s/d sekarang); Program D3 FEUI(1997 s/d sekarang) dan Program MAKSI

FEUI (1999 s/d sekarang). Mengajar juga

di universitas swasta STEKPI (1988 s/d

2006).

Sebagai seorang intelektual, Sunardji

pernah mengikuti kegiatan seminar dan

konerensi di orum internasional seperti:

 Acc. Teacher, Singapura (1986); American

 Accounting Association (Honolulu, 1989;

Washington DC, 1992; San Francisco,

1993; Orlando, 1995 dan Chicago

1996); dan  Asia Pacic Conerence on

International Accounting Issue [Bangkok,

Thailand (1997), Melbourne, Australia(1999), Beijing, Cina (2000)].

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 26/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 26

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Knuti pjk 

Pengasuh Yang Terhormat,

Perusahaan kami tiga bulan terakhir menempati sebuah ruangan pada

salah satu gedung di bilangan Sudirman Jakarta. Kami telah menyewa

ruangan tersebut sejak bulan Juni 2009 untuk jangka waktu 3 bulan s/dAgustus 2009 (Berdasarkan perjanjian bahwa kami telah membayar 

dimuka untuk 3 bulan penyewaan).

Yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimanakah PPN atas service

charge yang dimintakan oleh pengelola gedung kepada kami, apakah ada

PPN-nya? Mengingat rincian dari service charge tersebut adalah atas

tagihan listrik, air, serta pelayanan umum yang ada di kantor dimana kami

sewa. Saya beranggapan bahwa yang dikenakan PPN hanya atas sewa

ruangan.

Atas jawabannya kami ucapkan terima kasih.

 Jawaban

Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan oleh Sdr, Kami sangat senangbahwa Anda mempercayakan kami untuk memberikan saran atas masalah

terkait pajak yang Anda hadapi. Saudara mengaku kebingungan dengan

tagihan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas service chargeyang dibebankan

oleh Pengelola Gedung kepada perusahaan Anda sebagai Penyewa. Anda

sendiri mengasumsikan bahwa PPN yang menjadi tanggungan Perusahaan

Anda hanya terkait dengan sewa gedung. Kenyataannya, pengelola

gedung juga menagih PPN untuk service chargenya. 

Dengan berpatokan pada pertanyaan singkat yang diajukan kepada kami,

ada sedikit kesulitan untuk memastikan masalah sesungguhnya yang

Saudara hadapi. Tetapi kami berusaha untuk menjelaskan sejauh apa yang

kami bisa tangkap dari pertanyaan Saudara. Baiklah, untuk membantu

kita memahami apa yang dimaksudkan dengan service charge khususnya

dalam konteks perpajakan, Surat Penegasan yang dikeluarkan oleh Dirjen

Pajak S-831/PJ.53/2005 kiranya dapat menjadi acuan dalam mencari

pendasaran terhadap Pajak Pertambahan Nilai atas service charge itu. 

Berikut beberapa point dari Surat Penegasan tersebut:

Service charge pada dasarnya merupakan balas jasa atas kegiatana.

pelayanan yang menyebabkan ruangan yang disewa oleh penyewa

dapat dihuni sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh penyewa,

yang dapat meliputi biaya listrik dan air (untuk “public area”), biaya

pemeliharaan dan perawatan gedung serta peralatannya, biaya

kebersihan, biaya tenaga keamanan/teknisi, biaya administrasi dan

sebagainya.

Atas tagihan reimbursement, yaitu penggantian untuk biaya yangb.

telah dibayarkan terlebih dahulu oleh pemberi jasa atas nama

penerima jasa, berupa biaya listrik dan air oleh PKP persewaan

ruangan kepada para penyewa ruangan, baik nilai tagihannya sama

dengan nilai tagihan dari PLN dan PDAM kepada PKP persewaan

ruangan maupun berbeda (misalnya dengan alasan adanya biayapenyediaan kabel sebagaimana contoh dalam surat Saudara),

terutang PPN karena tagihan listrik dan air oleh PKP persewaan

ruangan kepada para penyewa tersebut merupakan bagian dari

kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak berupa persewaan ruangan

yang dilakukan oleh PKP persewaan ruangan.

Besarnya PPN yang terutang dihitung dengan menggunakan Dasar c.

Pengenaan Pajak sebesar penggantian, yaitu seluruh tagihan yang

diminta atau seharusnya diminta oleh PKP persewaan ruangan, dan

bukan hanya atas mark-up-nya saja .

Dalam konteks hukum yang lebih tinggi, ketentuan mengenai Pajak 

Pertambahan Nilai sudah diatur dalam Undang-Undang No 8 Tahun

1983 sebagaimana telah dirubah terakhir dengan UU No 18 Tahun 2000

tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah. Ketentuan Undang-Undang tersebut kemudian

diperjelas melalui Surat Edaran Dirjen Pajak SE-14/PJ.53/2003 tanggal

03 Juni 2003.

Berikut ini, kami akan menampilkan beberapa point penting dari UU No

18 Tahun 2000 yang berhubungan dengan masalah yang Anda hadapi:

Paal 1 angka 5:a.  Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan

berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yangmenyebabkan suatu barang atau asilitas atau kemudahan atau

hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk 

menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan

bahan dan atas petunjuk dari pemesan.

Paal 1 angka 6:b.  Jasa Kena Pajak adalah jasa sebagaimana

dimaksud dalam angka 5 yang dikenakan pajak berdasarkan

Undang-Undang ini

Paal 1 angka 17c. : Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah

Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai

Lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang

dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang

Paal 1 angka 19:d. Penggantian adalah nilai berupa uang,

termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta

oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak, tidak 

termasuk pajak yang dipungut menurut Undang-undang ini danpotongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak 

Paal 4 huruf c:e. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah

Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

Paal 9 ayat 1:f. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang

dihitung dengan cara mengalikan tari sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 dengan Dasar Pengenaan Pajak.

Dengan melihat ketentuan diatas serta memperhatikan beberapa surat

penegasan dari dirjen pajak dapat kami simpulkan bahwa apa yang

dilakukan oleh manajemen pengelolah gedung dengan menerbitkan

Faktur Pajak atas service charge terhadap perusahaan saudara sudah

sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan yang berlaku.

Demikian penjelasan kami semoga dapat bermanaat dan membuat anda

tidak kebingungan lagi dalam menganalisa perpajakan yang dihadapi.

Hormat Kami

Pengasuh

[email protected]

oleh :

Ronsianus B. Daur, SE, BKP

(Praktisi Perpajakan di Jakarta)

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 27/68

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 28/68

28

Kolom Pasar Modal

Foto

Penulis

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

ai

Jumlah investor saham sangat jauh di

bawah mereka yang punya deposito

bank. Sebagai perbandingan,

 jumlah rekening di perbankan nasional

mencapai 82 juta, sementara investor 

saham domestik yang tercatat di

Kustodian Sentral Eek Indonesia (KSEI)

tidak lebih dari 300 ribu orang atau 0,1%penduduk Indonesia. Persentase ini jauh

di bawah Malaysia dan Hong Kong yang

mencapai belasan persen atau Singapura

dan Australia yang sudah melebihi

20%. Sementara di negara super maju

seperti Amerika, jumlah penduduk yang

menanamkan uangnya di pasar saham

secara langsung dan tidak langsung.

Mengapa begitu sedikit orang Indonesia

yang berinvestasi dalam saham?

Alaan tidak berinvetai aham

Ada yang langsung menjawab

kalau rata-rata orang Indonesia masih

belum mempunyai uang lebih yang

cukup untuk berinvestasi dalam saham.

 Jawaban ini rasanya kurang tepat karena

 jumlah total deposito dan tabungan

yang dihimpun perbankan nasional

kenyataannya mencapai lebih dari

seribu triliun rupiah. Sementara jumlah

minimum untuk menjadi investor saham

sejatinya tidak besar, cukup beberapa juta

rupiah. Salah jika dikatakan seseorang

harus kaya untuk dapat menjadi investor 

saham. Yang benar justru seseorang

mesti berinvestasi saham agar cepat

menjadi kaya.Ada lagi yang mengatakan

karena orang kita umumnya takut akan

risiko/rugi (risk/loss averse) sehingga tidak 

punya keberanian untuk membeli saham.

Masalahnya, menyimpan uang lebih

besar dari jumlah tertentu yang dijamin

LPS di bank sekarang juga menghadapi

risiko yang sama. Membuka usaha sekecil

apa pun juga mengandung risiko dan sulit

untuk diminimumkan. Para investor 

saham sebagian besar juga orang yang

loss-averse dan bukan risk takers seperti

mereka yang keluar masuk kasino.

Investasi saham bahkan memungkinkan

seseorang meminimumkan risiko non-

sistematis yaitu dengan melakukan

diversikasi.

Tidak sedikit juga yang beralasan

main saham memerlukan pengetahuan

yang cukup sehingga tidak cocok untuk 

sarana investasi kaum awam. Jawaban

yang masuk akal tetapi ada jalan keluar 

untuk alasan ini yaitu mengikuti nasehatPeter Lynch dalam bukunya One up on

Wall Street . Pohon dikenal dari buahnya,

demikian juga perusahaan dikenal dari

produknya. Sebagai salah seorang

manajer investasi terbaik dunia, Lynch

mengatakan tidak sulit untuk menemukan

perusahaan yang bagus, karena produk 

bagus ada di sekitar kita. Perusahaan

bagus karenanya ada di depan mata

kita. Ngomong-ngomong, Anda sudah

tahu kan bedanya saham bagus atau

perusahaan bagus? Jika belum, saya akan

menuliskannya dalam artikel di kolom

ini pada edisi mendatang. Alternati lainadalah berinvestasi saham secara tidak 

langsung melalui reksa dana saham.

 Jawaban yang paling ngawur 

adalah yang mengatakan berinvestasi

saham tak lebih dari berspekulasi atau

berjudi atau  zero-sum game, istilah

kerennya. Yang lebih membuat saya sedih

adalah jawaban ini justru lebih sering

saya dengar dari lulusan dan mahasiswa

akuntansi dan keuangan yang nota bene

mestinya lebih paham. Karena persepsi

ini, mereka lebih suka menggunakan

istilah main saham daripada investasi

saham. Sangat disayangkan kalauberinvestasi saham disamakan dengan

main black jack di kasino.

 Jawaban yang benar adalah

karena masyarakat kita masih deposito-

minded . Selama beberapa dekade,

pemerintah mengajak dan mendorong

MENGUAK MISTERI MINIMNYA

INVESTOR SAHAM DI INDONESIA

Budi FrensidyKoordinator Mata Ajar Pasar Modal & Manajemen KeuanganPPAk FEUI dan Penulis buku Matematika Keuangan

Kemana orang Indonesia yang mempunyai uang lebih

atau kas surplus menginvestasikan uangnya? Apakah merekamenyimpannya dalam tanah, properti, perhiasan, tabungan/

deposito, valuta asing, reksa dana, obligasi, atau saham? Dapat

dipastikan urutan pertama adalah deposito dan urutan terakhir

adalah obligasi dan saham.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 29/68

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

29

masyarakat untuk menabung di bank 

dan tidak menaruh uangnya di bawah

bantal atau di dalam lemari. Mobilisasi

masyarakat untuk menabung, sayangnya,

tidak diikuti seruan pemerintah untuk 

berinvestasi di pasar modal pada periode

90-an. Tak bisa disalahkan kalau akhirnya

masyarakat kita hanya tahu bank sebagaitempat paling aman untuk menaruh

uangnya. Jika tabungan dan deposito

sudah lama ada di Indonesia, saham baru

diperkenalkan tahun 1977 dan mulai

ramai sekitar tahun 1989.

Pada tahun 1985 jumlah emiten

tercatat di BEJ hanya 24 perusahaan

dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp

89,3 miliar dan traksaksi harian sebesar 

Rp 13,1 juta. Jumlah saham tercatat

tidak mengalami pertambahan hingga

tahun 1988 namun kapitalisasi pasar 

dan transaksi harian meningkat menjadi

Rp 449,2 miliar dan Rp 121,9 juta. Baru

pada tahun 1989, jumlah saham tercatat

melonjak tajam menjadi 56 dengan

kapitalisasi pasar mencapai Rp 4,3 triliun

dan transaksi harian menembus Rp 3,9

miliar. Angka-angka itu terus naik hingga

akhir tahun 2008 dengan 398 saham

tercatat, kapitalisasi pasar sebesar Rp

1076 triliun dan transaksi harian Rp 4,4

triliun.

Bank-based vs market based 

Sebelum berkembangnya pasar 

modal kita, mereka yang kas surplus tidak 

punya pilihan lain kecuali menaruh uangnya

di bank. Demikian juga perusahaan yangkas desit hanya bisa mendapatkan dana

dari bank. Dalam literatur keuangan dan

perbankan, sistem keuangan seperti ini

disebut sistem keuangan berbasis bank 

atau bank-based . Jerman, Jepang, dan

banyak negara berkembang menganut

sistem keuangan ini.

Pendukung sistem keuangan

bank-based mengatakan kalau sistem ini

lebih baik daripada market-based dalam

mengatasi terjadinya asimetri inormasi

terutama untuk negara-negara yang

berada dalam tahapan awal pembangunan

ekonominya. Tanpa adanya bank, biayayang harus dikeluarkan investor untuk 

memperoleh dan memproses inormasi

mengenai kondisi dan kinerja perusahaan

menjadi sangat tinggi. Keberadaan bank 

menurunkan risiko dan biaya pengawasan

yang harus ditanggung investor publik.

Pengawasan oleh bank sebagai kreditur 

 jauh lebih eekti daripada pengawasan

oleh sekumpulan investor dengan

inormasi terbatas yang dimilikinya.

Di sisi lain ada sistem keuangan

berbasis pasar atau market-based  yang

dianut Amerika dan Inggris. Dalam

market-based , sumber pembiayaan utamaadalah dari pasar modal atau terjadi

interaksi langsung antara yang punya

uang dan perusahaan yang butuh uang.

Pendukung sistem market-based  

menekankan pentingnya pasar modal

dalam memberikan insenti kepada kas

surplus dan kas desit. Sistem keuangan

ini lebih esien karena bersiat langsung

tanpa melalui perantara keuangan

(nancial intermediary ) dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi jangka panjang

daripada sistem bank-based . Pasar 

modal yang kuat juga memberikan

kesempatan kepada para kas surplus

untuk diversikasi.

Mana yang lebih baik?

Dalam jurnalnya Bank-based 

or market-based nancial systems: which

is better? , Levine (2000) mengatakan

kalau tidak ada sistem yang lebih unggul

atau lebih eekti dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi. Data empiris

menunjukkan bahwa pembagian sistem

keuangan dalam bank-based , market-

based , tidak mampu menjelaskan proses

pertumbuhan yang dialami negara-negara

di dunia.

Siapa yang tidak tahu rendahnyaspread  atau net interest margin (selisih

tingkat bunga pinjaman dengan tingkat

bunga tabungan) bank di Jepang dan

keperkasaan Bundesbank Jerman? Dua

negara itu menganut bank-based . Siapa

 juga yang meragukan Amerika sebagai

negara adi daya dengan sistem market-

based ?

Masalahnya di Indonesia,

menurut saya, sistem market-based  

belum lama berkembang sehingga masih

 jauh dari optimal. Umurnya masih sangat

muda. Sementara itu, sistem bank-based  

 juga masih rapuh karena rendahnyapengawasan, kepatuhan, dan kesehatan

perbankan di Indonesia. Akibatnya

spread relati besar, rasio loan to deposit  

rendah, dan kredit macet menjadi

momok perbankan nasional terutama

bank-bank BUMN.

Implikai item bank-based 

Memahami dua sistem

keuangan ini membuat kita bisa

mengomentari kualitas buku teks

keuangan dan akuntansi yang banyak 

digunakan di akultas ekonomi kita. Jika

buku teks itu hanya membandingkanalternati mengeluarkan saham atau

obligasi, saat perusahaan ingin ekspansi,

buku itu kurang cocok untuk Indonesia

yang bank-based . Pilihan saham atau

obligasi hanya dimiliki kurang dari 500

korporasi. Jumlah perusahaan terbuka di

bursa kita hanya sekitar 400, sementara

yang sudah mengeluarkan obligasi lebih

sedikit lagi yaitu cuma 91 korporasi.

Untuk sebagian besar 

perusahaan di Indonesia, pilihan yang

relevan adalah pinjaman dari bank 

atau pinjaman/tambahan modal dari

pemegang saham. Buku manajemen

keuangan yang baik untuk Indonesia

mestinya gabungan dari Corporate Finance 

yang membahas perusahaan korporasi

dan Personal Finance yang membahas

perusahaan keluarga dan perusahaan

tanpa akses ke pasar modal.

Implikasi lain yang juga tidak 

boleh dilupakan adalah tidak tepatnya

penggunaan IHSG sebagai indikator 

keberhasilan perekonomian pada

umumnya dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat pada khususnya. Kenaikan

IHSG hanya relevan untuk segelintir 

penduduk Indonesia. Sebagian besar 

orang Indonesia lebih berkepentingandengan dua indikator utama dalam bank-

based yaitu tingkat bunga tabungan yang

menarik untuk para kas surplus dan

tingkat bunga pinjaman yang rendah

untuk para kas desit. Kedua tujuan

itu dapat tercapai jika spread  atau 

intermediation ee rendah. Kenyataannya,

spread  perbankan kita masih 6%, salah

satu yang terbesar di dunia.

 Jika pemerintah mengklaim

sudah berhasil dalam pembangunan

ekonominya dengan merujuk IHSG yang

sudah naik ratusan persen dalam 5 tahun

terakhir, pemerintah kurang peka.

Depok, 27 Juli 2009

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 30/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 30

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Inf

Kerjasama yang dilakukan antara Ikatan

Akuntan Indonesia dengan Garuda

Indonesia, bersama ini kami inormasikan

bahwa bagi seluruh anggota Ikatan Akuntan

Indonesia yang akan melakukan aktivitas

penerbangan dengan menggunakan Garuda

Indonesia akan memperoleh diskon

sebesar 16% kemanapun tujuan terbangnya

kecuali Timur Tengah dengan menunjukan

kartu anggota IAI.

Petunjuk dan tatacara:

Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama

“Corporate Direct” untuk 

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1. Kode Korporat

Kode Korporat untuk Ikatan Akuntan

Indonesia adalah IAIA

2. Discount

Besaran discount 16% (enam belas

persen) dari harga RSP berlaku dari

harga terendah sampai tertinggi, rute

domestik dan internasional, kecuali harga

promosi,rute Timur Tengah dan “Code

Share”. Ketentuan dan syarat sebagai

berikut :

•Rute Dometik

a. Kelas Bisnis ( C )

Entry :

wi#1CCDRT#2#3IAIA

Contoh : CCDRTIAIA

b. Kelas Ekonomi (Y, M, L)

Entry :

wi#1MCDOW#2#3IAIA

Contoh : MCDOXIAIA

•Rute Internaional

Besaran diskon untuk rute

internasional dari harga RSP

(Recommended Selling

Price)

a. Kelas Bisnis (C, D)

Entry :

wi#1CCDRT#2#3IAIA

Contoh : CCDOXIAIA

b. Kelas Ekonomi (Y, M, L)

Entry :

wi#1MCDRT#2#3IAIA

Contoh : MCDRTIAIA

3. Tiketing dapat dilakukan di :

a) Kantor penjualan Garuda Indonesia.Dengan ketentuan sebagai berikut :

•UntukanggotaIkatanAkuntanIndonesia,

Afliasi, dan karyawan dengan

menunjukan Kartu Anggota Ikatan

Akuntan Indonesia atau

Perintah Pembelian..

•UntukKeluargaanggotadankeluarga

karyawan dengan menunjukan Kartu

Identitas IAI dan ( Kartu Keluarga )

•UntukrelasiIkatanAkuntanIndonesia

menunjukan Perintah Pembelian dari

Ikatan Akuntan Indonesia.

b) Garuda On Line Booking Corporate,dengan ketentuan :

Menggunakan Kartu Anggota Ikatan

Akuntan Indonesia yang telah didatarkan

ke Web “Corporate Partner Garuda

Indonesia”

c) Harga Promo Domestik dan

Internasional Harga Pomo Domestik &

Internasional berlaku untuk Ikatan Akuntan

Indonesia apabila tersedia (double discount

tidak berlaku), dan ketentuannya mengikuti

ketentuan harga promo yang berlaku.

Penulisan IAIA pada tiket (are basis)

merupakan suatu keharusan.Contoh :

Entry : wi#1QEOXPR#2#3IAIQEOXPR/IONI

Pencantuman Harga Promo pada tiket

adalah harga sebelum komisi agen.

d) “Tour Code”

Tour Code : CD16IAIA09 untuk rute

Domestik, CD16IAIA09 untuk rute

Internasional

e) “Fare Basis”

Fare Basis : CD16IAIA untuk rute

Domestik, CD16IAIA untuk rute

Internasional

) Rute

Berlaku untuk semua rute yang diterbangi

Garuda Indonesia, domestik dan

internasional kecuali rute Timur Tengah

dan “code share”.

g) Masa Berlaku

Masa berlaku perjanjian kerjasama adalah

01 Juli 2009 sampai dengan 31Juni 2010.

h) Reservasi

Didalam PNR harus mencantumkan “Ikatan

Akuntan Indonesia” sebagai berikut :

Entry : 4OSIGAVIP/C Ikatan Akuntan

Indonesia, Contoh : 4OSIGAVIP/C

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

INDONESIA, Pembukuan dalam urutan

datar tunggu (waiting list) harus di teruskan

ke unit “control reservations” yaitu QEP ke

Q02. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

prioritas konrmasi (HK).i) Kondisi Tiket

Tidak dapat dilakukan “Endorsement”

(pengalihan ke penerbangan lain).

DISKON TERBANG BERSAMA GARUDA INDONESIA BAGI ANGGOTA IAI

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 31/68

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 32/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 32

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Inf

Juara umum Annual Report Awards

2008 (ARA) kali ini diraih oleh P.T. Bank 

Permata Tbk. Penyerahaan penghargaan

telah dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus

2009 lalu oleh Menteri Keuangan RI, Dr. Sri

Mulyani Indrawati.

PT. Bank Permata Tbk terpilih sebagai

 juara umum karena dinilai terbaik diantara

163 perusahaan yang terbagi atas 8 katagori,

yaitu: Private Keuangan Listed dan Non Listed,

Private Non Keuangan Listed dan Non Listed,

BUMN Keuangan Listed dan Non Listed, serta

BUMN Non Keuangan Listed dan Non Listed.

ARA merupakan pemberian penghargaan

tertinggi atas kualitas laporan tahunan yangditerbitkan secara berkala oleh perusahaan.

Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama

BAPEPAM-LK, Kementerian BUMN, Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI), Bank Indonesia,

PT. BEI, Ditjen Pajak serta Komite Nasional

Kebijakan Governance (KNKG).

ARA 2008 yang diselenggarakan ini

merupakan yang ketujuh kalinya sejak 

diselenggarakan pertama kali pada tahun 2002.

Tema ARA tahun ini adalah “Transparansi

Inormasi sebagai Upaya Meningkatkan

K e p e r c a y a a n

Masyarakat pada Masa

Krisis”. Bertindak 

sebagai ketua Dewan Juri adalah Bapak 

Mar’ie Muhammad.

Kriteria yang

digunakan, disusun

dengan memberi

penekanan pada

kualitas dari inormasi

yang tercantum

di dalam Laporan

Tahunan, khususnya

menyangkut aspek 

tranparansi dan good 

corporate governance.

 

Adapun Kriteria

umum penilaian adalahsebagai berikut:

1. Memberikan

gambaran

yang baik dan

 jelas mengenai

kegiatan

operasional

perusahaan

dan penjelasan

mengenai

kinerja perusahaan serta indikasi arah

perusahaan di masa yang akan datang;

2. Penyajian inormasi keuangan yang

baik dan inormati sesuai dengan

ketentuan akuntansi yang berlaku di

Indonesia;

3. Inormasi yang jelas mengenai

kepemilikan dan penerapan Good 

Corporate Governance;

4. Kepatuhan terhadap peraturan

perundangan yang berlaku.

 

Tahun ini untuk kategori Perusahaan Private

Keuangan Non-Listed tidak ada pemenangnya.

Karena dari peserta yang masuk kategori initidak satupun mencapai batas minimal nilai yang

harus diperoleh. Sri Mulyani Indrawati, Menteri

Keuangan RI, di tengah penyerahan ARA 2008

di Jakarta, Rabu (12/8) menyatakan “Esensi

pemberian penghargaan adalah membangun

kultur keterbukaan dan kualitas inormasi.

Itu adalah loso dalam sistem ekonomi,

pertukaran ekonomi yang basisnya inormasi,

yang adalah nilai dalam suatu transaksi.

Tujuannya adalah membangun perekonomian

Indonesia yang maju dan mandiri,” ungkapnya.

Adapun Ketua Panitia ARA 2008 A. Fuad

Rahmany menuturkan penyelenggaraan ARA

bertujuan untuk meningkatkan keterbukaan

inormasi dan penerapan Good Corporate

Governance (GCG) di sektor dunia usaha, baik 

BUMN/BUMD maupun perusahaan swasta,

baik yang tercatat dan tidak tercatat di Bursa

Eek. ARA 2008 yang bertema Transparansi

Inormasi sebagai Upaya Meningkatkan

Kepercayaan Masyarakat pada Masa Krisis ini

diikuti 163 perusahaan. Dari jumlah tersebut

ada 46 perusahaan baru yang ikut ARA. “Hal

ini menunjukkan bahwa semakin banyak 

perusahaan yang berusaha memperbaiko

kualitas laporan tahunannya dan mengetahuikegiatan ARA,” tutur Fuad.

Ada beberapa kriteria yang diterapkan

panitia untuk memilih pemenang di 7 kategori

dan 1 juara umum. Para peserta itu, kata

ketua tim juri Mar’ie Muhammad dinilai secara

kuatitati. “Penilaian selanjutnya mencakup

bentuk dan isi laporan dalam bahasa Indonesia

yang baik dan benar, kelengkapan prol

perusahaan, pelaksanaan CSR, pengungkapan

laporan keuangan berdasar prinsip akuntansi

yang bersikap umum,” katanya.

PT Bank Permata Tbk Raih ARA 2008 

No. Nama Perusahaan PEMENANG

1. PT. Bank Permata Tbk Juara Umum Annual Report Award 2008

2. PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk Peringkat I Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Listed

3. PT. Bank Negara Indones ia (Persero) Tbk Peringkat II Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Li sted

4. Perum Pegadaian (Persero) Peringkat III Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Listed

5. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Peringkat I Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Listed

6. PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk Peringkat II Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Listed

7. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Peringkat III Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Listed

8. PT. Jamsostek (Persero) Peringkat I Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Non Listed

9. PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat Peringkat II Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Non Listed

10. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur. Peringkat I II Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Non Listed

11. PT. Garuda Indonesia (Persero) Peringkat I Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Non Listed

12. PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Peringkat II Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Non L isted

13. PT. Angkasa Pura I (Persero) Peringkat III Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Non Listed

14. PT. Bank Permata Tbk Peringkat I Kategori Perusahaan Private Keuangan – Listed

15. PT. Bank CIMB Niaga Tbk Peringkat II Kategori Perusahaan Private Keuangan – Listed

16. PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk Per ingkat III Kategori Perusahaan Pri vate Keuangan – Listed

17. PT. Bakrieland Development Tbk Peringkat I Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Listed

18. PT. Medco Energi Internasional Tbk Per ingkat II Kategori Perusahaan Pri vate Non Keuangan – Listed

19. PT. Indosat Tbk Peringkat III Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Listed

20. PT. Petrokimia Gresik Peringkat I Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Non Listed

21. PT. Pupuk Kalimantan Timur Peringkat II Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Non Listed

22. PT. GMF AeroAsia Peringkat III Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Non Listed

DAFTAR NAMA PEMENANG ARA 2008

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 33/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

33

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

Inf

DSAK IAI pada hari Selasa, 13

Oktober 2009 bertempat di

Financial Hall, Graha Niaga

 Jakarta telah mengadakan Public

Hearing Eksposure Drat 6 PSAK, 4

ISAK, dan 2 PPSAK . Public Hearing

ini dihadiri lebih dari 250 peserta dari

berbagai instansi seperti perbankan,

Kantor Akuntan Publik, BUMN, dan

perusahaan-perusaha an di Indonesia.Karena banyaknya Eksposure Drat

yang telah dikeluarkan DSAK IAI, acara

Public Hearing berlangsung sejak pukul

09.00 s.d 15.00 yang terbagi dalam 3

sesi.

Public hearing ini merupakan

salah satu due process procedure 

yang harus dijalankan DSAK dalam

pembuatan SAK. Banyaknya SAK yang

dikeluarkan DSAK adalah merupakan

program kerja program konvergensi

IFRS yang akan konvergen pada tahun

2012.

Banyak peserta yang memberi

masukkan dan tanggapan terkait

Eksposure Drat tersebut. Beberapa

tanggapan mendapat respon langsung

dari DSAK IAI, namun ada beberapa

masukkan yang perlu pertimbangan dan

diskusi lebih lanjut oleh DSAK. DSAK 

sangat terbantu dengan banyaknya

masukkan, tanggapan, dan saran dari

publik.

DSAK IAI masih menunggu

komentar publik terkait Eksposure Drattersebut sampai dengan 30 Nopember 

2009. Form permintaan tanggapan

bisa di download pada le dibawah ini,

tujuannya untuk membantu masyarakat

terkait isu-isu yang harus dikomentari

pada Eksposure Drat yang dikeluarkan

DSAK IAI. Komentar dapat dikirimkan

melalui surat, aximile, dan email paling

lambat tanggal 30 Nopember 2009.

Public Hearing ED 6 PSAK, 4 ISAK, & 2

PPSAK telah diadakan DSAK IAI

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 34/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 34

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Inf

Seiring dengan perkembangan

dan dinamika bisnis dalam skala

nasional dan internasional, IAI

telah mencanangkan dilaksanakannya

program konvergensi IFRS yang akan

diberlakukan secara penuh pada 1

 Januari 2012.

Ketua Dewan Pengurus

Nasional IAI, Ahmadi Hadibroto

menyatakan: “Langkah startegis

menuju keseragaman “bahasa” dalam

Akuntansi dan pelaporan keuangan di

sektor privat ini merupakan agenda

utama proesi Akuntansi secara global.

Terciptanya harmonisasi standar 

Akuntansi global juga menjadi salah

satu tujuan dan komitmen kelompok 

G-20 dalam meningkatkan kerjasama

perekonomian dunia”.

Dengan adanya standar global

tersebut memungkinkan keterbandingan

dan pertukaran inormasi secara

universal. Konvergensi IFRS dapat

meningkatkan daya inormasi dari

laporan keuangan perusahaan-perusaha

an yang ada di Indonesia. Adopsi standar 

internasional juga sangat penting dalam

rangka stabilitas perekonomian.

Manaat dari programkonvergensi IFRS diharapkan akan

mengurangi hambatan-hambatan

investasi, meningkatkan transparansi

perusahaan, mengurangi biaya yang

terkait dengan penyusunan laporan

keuangan, dan mengurangicost o capital.

Sementara tujuan akhirnya laporan

keuangan yang disusun berdasarkan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK)hanya akan memerlukan sedikit

rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan

keuangan berdasarkan IFRS.

Untuk membangun secara

berkelanjutan kapasitas proesi

Akuntansi menuju tercapainya ull

compliance terhadap standar global, IAI

Dampak Konvergensi InternationalFinancial Reporting Standards (IFRS)

Terhadap Bisnis

 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melaksanakan Seminar “Dampak Konvergensi  International Financial Reporting Standards (IFRS) Terhadap Bisnis” padatanggal 8 Oktober 2009 bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. Acara dihadiri 

tiga ratus akuntan seluruh Indonesia yang berasal dari kantor akuntan publik, BUMN, perusahaan terbuka, akademisi serta praktisi akuntansi lainnya. Bertindaksebagai keynote speaker Ketua Bapepam & LK, Dr. Achmad Fuad Rahmany.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 35/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

35

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

Inf

melaksanakan seminar ini agar publik 

mampu mempersiapkan dan mengambil

keputusan dalam menghadapi dampak 

dari program konvergensi IFRS.

Sosialisasi secara komprehensi setiap

perkembangan program konvergensi

IFRS akan mampu mengurangi “kejutan”

bagi publik atas dampak dari perubahan

SAK yang akan konvergen dengan

IFRS.

Seminar juga membahas

dampak konvergensi IFRS dalam

prespekti bisnis terutama pandangan

dan langkah antisipati BUMN untuk 

menjadi lebih kompetiti. Hadir sebagai

pembicara Ari Arryman, selaku ketua

tim imlementasi IFRS yang dibentuk 

oleh Kementerian Negara BUMN.

Ketua Dewan SAK IAI (DSAK) Rosita

Uli Sinaga menyatakan bahwa Program

Konvergensi DSAK selama tahun 2009

adalah sebanyak 12 Standar, dan 17

Standar di tahun 2010.

Banyaknya standar yang

harus dilaksanakan dalam program

konvergensi ini menjadi tantangan

yang cukup berat bagi publik untuk 

sedari dini mengantisipai implementasi

program konvergensi IFRS.Rosita

 juga menambahkan bahwa tantangan

konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan

praktisi akuntan manajemen, akuntan

publik, akademisi, regulator serta

proesi pendukung lainnya seperti

aktuaris dan penilai.

Akuntan Publik harus segera

mengupdate pengetahuannya dan

menyesuaikan pendekatan audit yang

berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/

Perusahaa n dapat mengantisipasi

dengan segera membentuk tim sukses

konvergensi IFRS yang bertugas

mengupdate pengetahuan Akuntan

Manajeman, melakukan gap analysis

dan menyusun road map konvergensi.

Akuntan Akademisi/Universit

as diharapkan mengupdate pengetahuan

para Akademisi, merevisi kurikulum

dan silabus serta melakukan berbagai

penelitian yang terkait. Regulator perlu

melakukan penyesuaian regulasi yang

terkait dengan pelaporan keuangan

dan perpajakan serta melakukan upaya

pembinaan dan supervisi terhadapproesi yang terkait dengan pelaporan

keuangan seperti penilai dan aktuaris.

Seluruh pihak perlu saling

mendukung dalam melaksanakan

langkah inisiati untuk mempromosikan

konvergensi kepada IFRS. Kentingan

publik dapat dilayani dengan baik 

dengan adanya a single set o high-

quality, principles-based nancial reporting 

standards.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 36/68

36

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

ai

Panitia Simposium Nasional

Akuntansi XII (SNA) Palembang

telah mengumumkan 64 makalah

yang lolos seleksi berdasarkan proses

blind review yang dilakukan oleh IAI

Kompartemen Akuntan Pendidik.

Datar naskah yang lolos seleksi

dapat dilihat pada lampiran. SNA XII

akan dilaksanakan di UniversitasSriwijaya Palembang pada tanggal 4-6

Nopember 2009.

SNA merupakan agenda

rutin IAI KAPd sejak tahun 1997 di

Yogyakarta. Penyelenggaraan SNA

kali ini sedikit berbeda dengan SNA

sebelumnya dikarenakan SNA XII di

Palembang IAI KAPd bekerjasama

dengan IAI Kompartemen Akuntan

Sektor Publik (IAI KASP).

Tema Simposium Nasional

Akuntansi XII adalah ”Peranan Akuntansi Sektor Publik Dalam

 Meningkatkan Akuntanbilitas dan

Transparansi Pengelolaan Keuangan

Daerah”. Tema ini dipilih karena

masih lambannya pertanggungjawaban

keuangan daerah sehingga penyusunan

laporan keuangan daerah belum dapat

dilakukan oleh pemerintan daerah secara

optimal dalam rangka meningkatkan

akuntabilitas dan transparansi keuangan

daerah.

Hakekat kegiatan ini adalah

untuk mengembangkan wawasandan menambah khasanah disiplin

ilmu akuntansi, memberikan wadah

komunikasi ilmiah untuk memaparkan

hasil penelitian (studi empiris) akuntansi

dalam suatu orum ilmiah. SNA juga

ditujukan untuk mengembangkan

minat pendidik, mahasiswa, dan

praktisi untuk melakukan penelitian

dalam bidang akuntansi, mendorong

perkembangan kualitas penelitian

akuntansi Indonesia dan menemukan

relevansi teori dan hasil riset akuntansi

dalam praktik sektor swasta dan sektor 

publik, khususnya pemerintah daerah.

Perhelatan ilmiah ini tergolong akbar karena diperkirakan akan dihadiri

oleh sekitar 700 orang dari kalangan

masyarakat ilmiah dan praktisi bisnis

dan sektor publik dari seluruh Indonesia

dan juga dari mancanegara. Mereka

akan mempresentasikan hasil riset

akuntansi yang meliputi bidang kajian

mencakup akuntansi sektor publik 

yang meliputi kajian tentang Akuntansi

Keuangan, Akuntansi Manajemen,

Sistem Inormasi dan Auditing dan

Good Governance, akuntansi keuangan

yang meliputi kajian tentang Akuntansi

Keuangan dan Pasar Modal, AkuntansiManajemen dan Keperilakuan, Sistem

Inormasi, Auditing dan Etika Proesi,

Perpajakan, Pendidikan Akuntansi,

Akuntansi Syariah dan Corporate

Governance dan bidang vokasi.

Presentasi paper ini dibagi dalam dua

kategori, yaitu kategori nasional dalam

bahasa Indonesia dan kategori

Internasional dalam bahasa Inggris.

Simposium Nasional Akuntansi XII

memiliki agenda acara sebagai berikut :

1.Lokakarya Penyusunan Kurikulum

Pendidikan Akuntansi Sektor Publik.

“Mampukah Perguruan Tinggi

Membentuk SDM Pengelola Keuangan

Negara”. Menghadirkan 5 Perguruan

Tinggi sebagai Penyaji dan Pembahas

antara lain dari BPK, KSAP, Pemda,

Depdagri.

2.Planery Session ”Peningkatan Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah”.

Pembicara: Ketua BPK RI, Gubernur 

Sumatera Selatan, Pro. Dr. Bambang

Soedibyo.

3.Concurrent Session Kegiatan ini

membahas hasil-hasil penelitian bidang

akuntansi yang dinyatakan lolos atau

dapat diterima untuk dipresentasikan

dalam simposium, sesuai dengan bidang

kajian penelitian yang ditetapkan.

4.Expert Session ”Perkembangan

Terkini IFRS & Introducing Train the

Trainers IFRS”. Pembicara Ketua

Tim Implementasi IFRS IAI serta The

Association o Chartered Certied

Accountants.

5. Diskusi Panel: ”Writing Research

Report or International Journal

Publication” serta ” Current Research

in Governance in Public Sector”.

Pembicara Pro. Ferdinand Gull,

Hongkong Polytechnic University.

 

Pengumuman Seleksi Makalah SNA 

XII Palembang

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 37/68

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

37

No. Judul Penulis Universitas

1Analisis Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Pergantian

Kantor Akuntan PublikMarsela Diaz

Politeknik Negri

Pontianak,

Kalimantan Barat

2

Simultanitas Aktivisme Institusional, Struktur Kepemilikan,

Kebijakan Deviden, dan Utang dalam Mengurangi Konflik

Keagenan (Studi Empiris pada Perusahaan Go Publik di

Indonesia)

Dr. Mursalim,SE.,Msi.,Akt. UMI Makassar

3Faktor - Faktor Penentu Kualitas Pelaporan Keuangan Dan

Kepercayaan Investor

1. Zaenal Fanani

2. Sri Ningsih

3. Hamidah

FE. UNAIR

4

Pengaruh Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting

Award (ISRA) terhadap Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham (Studi Kasus pada Perusahaan

Pemenang ISRA Periode 2005-2008)

1. Ferry Budiman

2. Supatmi Univ Kristen Satya

Wacana

5Pengaruh Kecakapan Managerial terhadap Managemen

Laba dengan Kualitas Auditor sebagai Variabel Pemoderasi

1. Indra Isnugrahadi

2. Indra Wijaya Kusuma UGM

6

Pengaruh Diversifikasi Korporat terhadap Excess Value

Perusahaan Manufaktur, Perdagangan Grosir dan Eceran,

Serta Properti dan Real Estat Yang Terdaftar di BEI Tahun

2005-2007

1. Annaria Setionoputri,SE

2. CARMEL Meiden,SE,

Ak,M.Si

3. Dergibson Siagian

Institut Bisnis dan

Informatika

Indonesia

7

PSAK NO.5: Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

dan Dampaknya terhadap Forward Earnings Response

Coeficient (FERC)

1. Fitriany

2. Sandra Aulia UI

8

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapandan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi (Studi Pada

Perusahan-Perusahaan Sektor Manufaktur yang Go Public

di Bursa Efek Indonesia)

1. Meliana Benardi K., SE.,

MSA. Ak.2. Prof. Dr. Sutrisno, SE.,

M.Si., Ak.

3. Dr. Prihat Assih, SE.,

M.Si., Ak.

STIE Tanjung

Selor

9Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhinya

1. Cynthia Sari

2. Desi Ardhariani

STIE Tanjung

Selor

10 Model OHLSON (1999) dan Prediksi Return Dewa Gede Wirama FE. UNUD

11

Pengaruh Optimalisasi J angka Pendek Managemen pada

 Tingkat Pengungkapan Wajib Informasi Perusahaan

Sebelum dan Sesudah Perubahan Peraturan Undang-

Undang Pengungkapan Laporan Keuangan

Paulina Sutrisno

Alumni S2 UGM

12 Indikasi Earnings Management pada Initial Public Offering1. Moh. Adi Irawan

2. Tatang ary GumantiUniv J ember

13Analisis Kebijakan Dividen: Suatu Pengujian Dividend

Signaling Theory danRent Extraction Hypothesis

1. Pratana Puspa Midiastuty

2. Eddy Suranta

3. Dr. Rini Indriani

4. Elizabeth

FE. Universitas

Bengkulu

DAFTAR ARTIKEL LOLOS SNA XII PALEMBANG

 AKPM (Akuntansi Keuangan dan Pasar Mod al)

 ARTIKEL NASIONAL

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 38/68

38

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

ai

14

Fenomena Manajemen Laba Menjelang IPO dan Kaitannya

dengan Nilai Perusahaan Perdana Serta Kinerja

Perusahaan Pasca IPO: Studi Empiris pada Perusahaan

yang IPO di Indonesia Tahun 2000 - 2003

1. Niken Astria Sakina

Kusumawardhani

2. Sylvia Veronica Siregar

FE. UI

15

Orientasi Self Presentational dan Kemauan untuk

Berprestasi dengan Motivasi Self Presentational sebagai

Variabel Moderating

1. Novrys Suhardianto

2. M. Suyunus

FE. Univ. Airlanga

Surabaya

16Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah

Propinsi se-Sumatera Bagian SelatanHeny Susantih PSIE PPS UNSRI

17Studi Kebutuhan Informasi Pengguna Laporan Keuangan

Pemerintah

Rr. Sri Pancawati

MartiningsihFE. UNRAM

18

Analisis Variabel Aanteseden Perilaku Auditor Internal dan

Konsekuensinya terhadap Kinerja: Studi pada Auditor di

Lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Lembaga Pemerintah non Departemen

1. Arywarti

Marganingsih,S.E.,M.S.AkUI

19 Persepsi Wajib Pajak terhadap Sunset Policy

1. Wawan Hermansyah, SE.

2. Dr. Tarjo, SE., M.Si.

3. Nurul Herawati, SE., M.Si.

FE Univ.

 Trunojoyo

20

Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan terhadap

Peningkatan Penerimaan Pajak yang Dimoderasi Oleh

Pemeriksaan Pajak pada KPP Pratama

1. Asri Fika Agusti

2. Vinola HerawatyFE. UNSAKTI

21Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Pajak

dengan Perilaku Manajemen Laba dan Persistensi Laba

1. Santi Aryn Wiryandari

2. YuliantiUI

22

Pengaruh Organizational Learning dan IT Capability

terhadap Financial Performance dengan IT Capacity

sebagai Variabel Antara

1. Sadat Amrul

2. Enny Hardi

PT. SBG -

Dawama Sdn Bhd

23

Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi terhadap

Kinerja Individu (Studi Empiris pada Pengguna Paket

Program Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi di Indonesia)

1. Istianingsih

2. Wiwik UtamiFE. UI

24

Uji Empiris Model Kesuksesan Sistem Informasi Keuangan

Daerah (SIKD) dalam Rangka Peningkatan Transparansi

dan Akuntabilitas Keuangan Daerah

Imam Mulyono, SE.,M Si.,

Akt

Politeknik Negri

Malang

25

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,

Integritas, dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil

Pemeriksaan (Studi Empiris pada Auditor di Inspektorat Se-

Pulau Lombok)

1. Ika Sukriah, ST., MSA., 2.

Dr. Akram, M.Si., 3. Biana

Adha Inapaty, SE., M.Si.,

Akt.

1. Inspektorat

Kota Mataram, 2.

FE Univ. Mataram,

3. FE Univ.

Mataram

26

Pengaruh Integrasi Organisasi terhadap Kematangan

Perencanaan Sistem Informasi dan Implikasinya terhadapKesuksesan Program Aplikasi Sistem Informasi

Manajemen Daerah

1. Masnoni, SE., M.Si, 2.Lyna Latifah, SE., M.Si.

1. FE Univ.

Syahyakirti

Palembang, 2. FEUniv. Negeri

Semarang

27Carbonaccounting: Implikasi Strategis Perekayasaan

Akuntansi ManajemenMuhammad Jafar S. FE UNISSULA

PPAK (Pendidikan Akuntansi )

 ASPAK (Akuntansi Keuangan)

 ASPAM (Akunt ansi Manajemen )

 ASPSIA (Sis tem Informasi dan Aud it ing)

 AKMK (Akuntansi Manajemen dan Keper ilakuan )

PPJK (Perpajakan)

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 39/68

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

39

28

Studi tentang Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja

Strategi Integrative,Penyelarasan Strategi

Manufaktur,Pembelajaran Organisasional, dan Hasil Akhir

Strategi (Penelitian Empiris pada Manajer Perusahaan

Industri Manufaktur di Banten)

Lili Sugeng

Wiyantoro,SE.,MSI.,AKT

FE Univ. Sultan

Ageng Tirtayasa

29 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate SocialResponsibilty (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1. Adilla Noor Rakhiemah2. Dian Agustia

Univ Airlangga

30

Pembagian Informasi Secara Vertikal dalamBudgeting

Sharing dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Manajerial

(Kajian Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listed

di Bursa Efek Indonesia)

Baiq Anggun HL

31Debiasing Outcome Effect dalam Penilaian Kinerja: Suatu

Studi Eksperimen

 J esica

Handoko,SE.,M.Si,Ak.

Unika Widya

Mandala Surabaya

32

Pengujian Efek Resensi dan Pengetahuan pada Penyajian

Informasi Analisis Fndamental dan Teknis: Studi Empiris

pada Pengambilan Keputusan Invenstasi Saham

deddy sulistiawan

33Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen terhadapHubungan Manajemen Kualitas Proses dan Kinerja

Kualitas Produk

1. Bertha Kusuma Wardani2. Muhammad J a'far

Shodiq,SE,Ssi,Msi

UNDIP

34

Analisis Keputusan Kepatuhan Pajak: Strategi Audit

Random,Perceived Probability of Audit dan Pemahaman

Etika Pajak (Studi Eksperimen Laboratorium)

Meinarni AsnawiFE Univ.

Cendrawasih

35

Penganggaran Partisipatif: Efek Pembelajaran Teori

Keagenan dan Penatalayanan terhadap Kinerja Manajer

dengan Sikap dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel

Pemediasi (Suatu Penelitian Eksperimental)

Hermadi Widijanto UNAI

36

Pengaruh Kualitas Informasi, Kemampuan Individual, dan

Norma Subyektif terhadap Minat Mahasiswa dalam

Menggunakan Internet sebagai Sumber Pustaka

Femilia Zahra Univ. Tandaluko

37Faktor-Faktor Determinasi kualitas audit suatu studi

dengan pendekatan earnings surprise benchmark

1. Arie Wibowo

2. Hilda Rossieta,Ph.D

38

Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga terhadap Turn Over 

Intentions dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel

Intervening (Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan

Publik di Indonesia)

Ifah LatifahSTIE - AUB

SURAKARTA

39

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Motivasi Kerja,

Locus of Control terhadap Kepuasan Kerja, dan Prestasi

Kerja Auditor

1. J ena Sarita

2. Dian Agustia

STIE - AUB

SURAKARTA

40

Peran Auditor Spesialisasi Industri dalam Mengurangi

Managemen Laba Akrual dan Managemen Laba Real pada

Perioda Sebelum dan Setelah Keputusan Menteri

Keuangan No.423/KMK.06/2002

 Yeni J anuarsi

41

Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di

BEI)

Dra. Indira J anuarti, M.Si.,

Ak.

FE. Univ.

Diponegoro

Semarang

SIAE (Sistem Informasi, Auditing dan Etika Profesi )

 

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 40/68

40

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

ai

No. Judul

Penulis Universitas

42 Tunneling, Overlaping Owner, and Investor Protection:

Evidence from Merger and Acquisition in Asia

1. Mas'ud Machfoedz

2. Sumiyana

3. Ratna Candra Sari

4. Fransisca Reni Retno

Anggraini

UGM

43 The Influence of International Accounting Standards on

Earnings Quality: Case in J apan

1. Masako saito

2. Sekar Mayangsaritrisakti

44

Analysis The Influence of Internal Control Compliance and

Compensation System Against Unethical Behavior and

Accounting Fraud Tendency (Studies at State University inEast J ava)

1. Siti Thoyibatun, 2. Made

Sudarma, 3. Eko GanisSukoharsono

Univ. Negeri

Malang

45

 The implementation of Good Governance on the Financial

Performance Achievement of Telecommunication and

 Technology Companies in South East Asia Countries

1. Didi Achjari

2. Sri Suryaningsum

3. Ratna Candra Sari

UPN Yogyakarta

46 The Effect of Integrated Earnings Management on the

Value Relevance of Earnings and Book Value of EquityImam Subekti Univ, Brawijaya

47

 The Impact of Intellectual capital toward financial

profitability and investors' capital gain on shares : an

empirical investigation of indonesian banking and insurance

sector for year 2005-2007

Mutiara SianiparAirlangga

Surabaya

48 Fairness and Reciprocity in Earnings Management1. Andreas Lako, 2. Ricky

Dwi Budi Harsono

FE. UNIKA

Soegijapranata

49Further Evidence of Asymetric P rice Reaction from

Emerging Capital Markets

1. Slamet Sugiri

2. Sumiyana UGM

50

Is an Event Responded by Investor as a non-event?

Inquisitive Evidences when Differentiated between Foreign

and Domestic Investors' Reaction

1. Bambang Riyanto

2. Sumiyana UGM

51 Concentrated Ownership and Tax Planning Evony Silvino Violita FE. UI

52

 The Effect of Earnings Management and Corporate

Governance Mechanism to Corporate Social Responsibility

Disclosure: Study Empiris at Public Companies in

Indonesia Stock Exchange

1. lilik Hangajani (U.

Mataram)

2. Sutrisno (U. Brawijaya)

3. Grahita Chandrarin (U.

Merdeka)

Univ Mataram

53 Factors Influencing Auditors Acceptance of the PracticeReview System

1. Saiful, 2. Hasnah Haron,3. Ishak Ismail

1. FE. UNIB, 2 &3. USM

54

Impact of Corporate Governance Mechanisms on Firm

Performance: Evidence from Indonesia's State - Owned

Enterprises (SOEs)

1. Efa Yonnedi, 2. Dewi

 Yulia SariFE. UNAND

 

SIAE (Sistem Informasi, Audit ing dan Etika Profesi )

 ASPGG (Good Governance )

 

 AKPM (Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal)

CG (Corpo rate Governance)

 

 ARTIKEL KUANTITATIF - INTERNASIONAL

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 41/68

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

41

 

No. Judul Penulis Universitas

55Exploring Accounting and Its Perseverance in The J avanese Ceremonies (Slametan) through Hermeneutic-

Phenomenological Study

1. Nurmala Ahmar, 2. Ari

Kamayanti

1. STIE Perbanas

Surabaya, 2. STIE

Mahardhika

Surabaya

 

 ARTIKEL KUALITATIF - INTERNASIONAL

 AKPM (Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal)

56

Social Construction of Financial Reporting Practice in an

Indonesian Insurance Company: J avanese Culture

Perspective

Anis Chairi, Ph.D. FE Undip

57

 Through Gentle Beauty and Subtle Love In Performance

Measurements: Introducing a "Balance" in the Balanced

Scorecard (BSC) and Management Accounting

Accountability

Ari KamayantiSTIE Mahardhika

Surabaya

No. Judul Penulis Universitas

58Semiotika Laba Akuntansi: Studi Kritikal - Posmodernis

Derridean

Akhmad

Riduwam,Dr.,MSA.,SE.,Ak.,

2. Iwan

 Triyuwono,Prof.,PHd., Mec.,

SE.,Ak, 3. Gugus

Irianto,PhD., MSA.,SE.,Ak,

4. Unti Ludigdo,Dr.,Msi.,

SE.,Ak.

STIESIA Surabaya

59

Retorika dalam Pelaporan Corporate Social Responsibility:

Analisis Semiotik atas Sustainability Reporting PT. Aneka

 Tambang Tbk.

1. Anis Chairi, Ph.D, 2.

Firman Aji NugrohoFE Undip

60Etika dan Perilaku Koruptif dalam Praktik Manajemen

Laba: Studi Hermeneutika Kritis

Akhmad

Riduwam,Dr.,MSA.,SE.,Ak.STIESIA Surabaya

61Refleksi Kinerja Manajemen Perbankan Syariah dalam

Perspektif Amanah: Sebuah Studi Fenomenologis

1. Niswatin, SE., MSA., 2.

Dr. Rosidi, SE., MM., Ak., 3.

Gugus Irianto, Ph.D.

Univ. Negeri

Gorontalo, 2.

Unibraw, 3.

Unibraw

62

Koreksi Konsep Nilai Tambah Syari'ah: Menimbang

Pemikiran Konsep Dasar Teoritis Laporan Keuangan

Akuntansi Syari'ah

Andik S. Saputro Univ Brawijaya

63 Studi Fenomenologis: Menguak Partisipasi Masyarakatdalam Proses Penyusunan APBD Sopanah, SE., M.Si.

FE Univ.

WidyagamaMalang

64Etika Penggelapan Pajak Perspektif Agama: Sebuah Studi

Interpretatif 

1. Ika Alfi Nur Izza

2. Ardi HamzahUniv. Trunojoyo

PPJK (Perpajakan)

 AKMK (Akuntansi Manajemen dan Keperilakuan )

 ARTIKEL KUALITATIF - NASIONAL

 AKPM (Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal)

SIAE (Sistem Informasi , Auditing dan Etika Profesi)

 AKSR (Akuntansi Syariah)

 ASPAK (Akuntansi Keuangan)

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 42/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 42

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

K ekt pubik 

Pengakuan perediaan yang berumber dari APBN

Mas Cris yang kami hormati, Dinas Kesehatan Pemkab

Way Kanan menerima Tugas Pembantuan (TP) berupa obat-

obatan dari Departemen Kesehatan. Menurut inormasi Kepala

Dinas Kesehatan, obat-obatan tersebut bersumber dari mata

anggaran pengeluaran (MAK) 57 (Bantuan Sosial) dari APBN.

Apabila pada akhir tahun anggaran (31 Desember) ternyata

obat-obatan tersebut masih tersisa, bagaimana kami harus

memperlakukan persediaan obat-obatan yang bersumber dari

Tugas Pembantuan Departemen Kesehatan?

Terima kasih.

Kuuma Anakori, s.E., M.A.P.

Kabid Anggaran Pemkab. Way Kanan, Lampung

Mba Kori, berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP) Nomor 05 tentang Persediaan, persediaan

diakui pada saat potensi manaat ekonomi masa depan diperoleh

pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur 

dengan andal. Dari pengakuan persediaan tersebut, maka obat-

obatan yang berada pada Dinas Kesehatan dan bersumber dari

MAK 57 Bantuan Sosial dapat disajikan sebagai persediaan di

neraca pemda. Hal ini mengingat bahwa Departemen Kesehatan

sebagai entitas yang memberikan bantuan sosial tidak mencatat

obat-obatan yang telah diberikan ke daerah sebagai persediaan.

Pemda perlu mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

mengenai sumber persediaan obat-obatan tersebut agar pembaca

laporan keuangan dapat memahami secara memadai.

Lelang terbuka yang diikuti hanya oleh tiga penawar 

Yth. Dr. Cris Kuntadi,

Salah satu dinas di pemerintah provinsi kami melakukan tender 

pengadaan barang tertentu dengan nilai milyaran rupiah. Karena

nilainya di atas Rp100 juta, maka

dilakukan melalui lelang terbuka. Pengumuman lelang secara

terbuka sudah dilakukan dan terdapat tujuh perusahaan yang

memasukkan penawaran. Empat perusahaan memasukkan surat

penawaran sebelum hari terakhir penutupan penawaran dan

tiga perusahaan memasukkan pada hari terakhir batas pengajuan

penawaran. Pada saat hari pembukaan penawaran, ada kejadiandi mana terjadi kehilangan empat berkas penawaran sehingga

yang tersisa hanya tiga berkas penawaran dari tiga perusahaan

yang mengajukan pada hari terakhir batas pengajuan penawaran.

Atas kejadian tersebut, apa yang seharusnya dilakukan panitia

pengadaan? Apakah kami dapat memutuskan pemenang di antara

tiga penawar? Sebagai inormasi bahwa tiga perusahaan penawar 

yang berkasnya ada, akan melakukan protes jika dilakukan tender 

ulang.

Atas jawaban yang Bapak berikan, kami ucapkan terima

kasih.

Muhammad Ridwan, s.H., M.H.

Sekretaris Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat

 Jl. Sutan Syahrir, Kota Baru, Pontianak 

Proses lelang terbuka dapat dilakukan apabila

ada lebih dari tiga perusahaan yang mengajukan penawaran dan

memenuhi syarat. Apabila dalam lelang terbuka ternyata hanya

ada tiga penawar, maka proses lelang harus diulangi, apapun

alasannya. Dalam kasus yang Bapak tanyakan, panitia pengadaan

harus melakukan proses tender ulang, karena ketidakcukupan

penawaran yang masuk. Atas kejadian hilangnya empat berkas

penawaran, sebaiknya panitia mengajukan hal tersebut kepada

aparat kepolisian.

Akuntabilita BPK, iapa yang memerika?

Terima kasih atas dibukanya rubrik Konsultasi

Sektor Publik di majalah Akuntan Indonesia. Rubrik ini dapat

menjembatani kami selaku dosen pada Universitas Widyatama

Q 1:

Q 3:Q 2:

A 1:

A 2:

oleh :Dr. Cris Kuntadi, MM, CPA

(Redaktur Majalah Akuntan Indonesia & SekretarisJenderal IAI KASP)

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 43/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

43

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

yang sedang merintis program akuntansi sektor publik karena

kami sering mendapat pertanyaan seputar akuntansi dan audit

sektor publik.

Pada kesempatan ini kami ingin menanyakan siapa/

lembaga mana yang melakukan pemeriksaan atas laporan keuangandan kegiatan BPK? Jika ada, apa hasil pemeriksaan lembaga

tersebut? Pertanyaan ini menggelitik kami karena selama ini yang

kami tahu, BPK selalu melakukan pemeriksaan atas pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan negara pada Pemerintah Pusat,

kementerian negara/lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN/

BUMD.

Yane Devi Anna, s.E., M.si., Ak.

 Jl. Pacuan Kuda I No. 65 Bandung

BPK sebagai lembaga negara yang bertugas menegakkan

akuntabilitas dan transparansi keuangan negara tentunya harus

memberikan contoh yang baik kepada entitas yang diperiksa. Hal

tersebut telah dilakukan BPK dengan mengedepankan semboyan

“lead by exampel” atau meminjam istilah Ki Hajar Dewantoro

“ing ngarso sung tulodo” yang maknanya di depan memberikan

contoh/tauladan.

Secara internal, BPK diawasi oleh unit eselon 1 yaitu

Inspektorat Utama yang secara rutin melakukan ungsi pengawasan

intern. Secara eksternal, pemeriksaan atas pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan tahunan BPK dilakukan oleh akuntan

publik. Akuntan publik tersebut ditunjuk oleh DPR atas usul BPK 

dan Menteri Keuangan, yang masing-masing mengusulkan tiga

nama akuntan publik. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam

UU No. 15 tahun 2006 tentang Badan pemeriksa Keuangan Pasal

32. Hasil pemeriksaan Laporan Keuangan BPK oleh akuntan

publik tahun 2006 s.d. 2008 adalah sebagai berikut.

Di samping itu, untuk menjamin mutu pemeriksaan

BPK dilaksanakan sesuai standar, sistem pengendalian mutu BPK 

ditelaah oleh BPK negara lain yang menjadi anggota organisasi

BPK se-dunia. Inilah yang menjadikan BPK RI berada dalam urutan

terdepan dalam akuntabilitas karena tidak saja diperiksa oleh

akuntan publik, tetapi juga direviu kinerjanya oleh BPK negara lain.

Reviu kinerja oleh BPK negara lain juga diamanatkan dalam UU

No. 15 tahun 2006 Pasal 33. Pada 2004, BPK RI direviu kinerjanya

oleh BPK New Zealand dan pada 2009 direviu oleh BPK Belanda

yang hasilnya ”sangat positi.”

Pertanggungjawaban bupati terlambat diterima DPRD

Pada Agustus 2009, kami dari DPRD belum menerima

laporan pertanggungjawaban Bupati yang menurut UU No. 17

tahun 2003 tentang Keuangan Negara seharusnya sudah kami

terima selambat-lambatnya bulan Juni. Bupati menjelaskan bahwa

laporan keuangan masih dalam pemeriksaan BPK RI sehingga

laporan pertanggungjawaban belum dapat disampaikan. Kami

memperoleh inormasi bahwa laporan keuangan tersebut baru

disampaikan Bupati kepada BPK RI pada awal Juli 2009. Sampaikapankah kami harus menunggu laporan pertanggungjawaban

yang laporan keuangannya sedang dperiksa BPK?

NN

Anggota DPRD

Ada beberapa patokan

dalam penetapan waktu penyusunan, pemeriksaan, dan

pertanggungjawaban keuangan negara/daerah. Pemerintah

daerah menyusun laporan keuangan selambat-lambatnya

pada 31 Maret dan pemeriksaan oleh BPK selama dua bulan

atau selesai pada 31 Mei. Dalam hal laporan keuangan terjadi

keterlambatan penyelesaian, maka secara otomatis BPK akan

tertunda pelaksanaan pemeriksaannya. Batas waktu pemeriksaan

yang menjadi patokan adalah dua bulan sejak laporan keuangan

diterima.

Pada kasus yang Bapak/Ibu sampaikan,

di mana laporan keuangan baru disampaikan ke

BPK pada awal Juli 2009 maka BPK harus dapat

menyelesaikan pemeriksaan dan memberikan

opini selambat-lambatnya pada akhir Agustus

2009. Apabila BPK belum dapat menyampaikan

laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan

tepat waktu (dua bulan) maka bupati dapat

mengajukan pertanggungkawaban keuangannyatanpa adanya pemeriksaan BPK. DPRD juga

dapat mengesahkan pertanggungjawaban bupati

meskipun tidak didasarkan pada laporan keuangan

auditan. Akan tetapi, apabila pemeriksaan BPK 

dirasakan manaatnya, sebaiknya DPRD mendesak BPK untuk 

segera menyelesaikan pemeriksaan sehingga pertanggungjawaban

bupati didasarkan pada laporan keuangan auditan.

Q 4:

A 3:

A 4:

TAHUN NAMA KAP OPINI KETERANGAN

2006 Hadori dan

Rekan

WDP BPK belum melakukan

penilain kewajaran saldo

awal asset tetap

2007 Hadori dan

Rekan

WTP-DPP BPK telah menilai

kewajaran saldo awal

asset tetap tetapi masih

tersisa 1,99% dari total

asset2008 Wisnu B.

Soewito &

Rekan

WTP

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 44/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 44

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Opini

Setiap lima tahun Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK RI), menjalani

peer review (uji mutu) atas

kinerjanya selama menjalankan tugas

dan perannya. Apakah BPK telah

menerapkan kendali mutu sesuai

dengan standar yang berlaku secara

internasional? Apakah kendali mutu yang

dirancang dan diimplementasikan pada

struktur organisasi mendukung tujuantersedianya keyakinan yang memadai:

bahwa BPK telah menerapkan dan telah

sesuai dengan Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN), serta telah

menerapkan kebijakan dan prosedur 

audit yang memadai guna mendukung

pemberian pendapat proesional?

Tim peer review dari Algemene

Rekenkamer—BPK dari negara

Belanda—sejak Januari 2009 melakukan

peer review terhadap kinerja BPK. Peer 

review ini dilakukan untuk menilai kualitas

BPK sebagai supreme audit institutions

(SAI). Selain itu, setiap tahun laporankeuangan BPK juga dinilai kewajarannya

oleh auditor independen. Audit laporan

keuangan tahun 2008 dilakukan KAP

Wisnu B Soewito & rekan dengan opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Sementara, peer review yang

kedua—peer review pertama dilakukan

BPK Negara Selandia Baru—yang kedua

dilakukan BPK dari negara Belanda

(Algemene Rekenkamer). Tim peer 

review melakukan reviu atas kendali mutu

baik di tingkat institusi maupun tingkat

penugasan. Secara keseluruhan, tim ini

mengambil 14 penugasan pemeriksaan

yang telah dipilih dari sample yang ada.

Serta dokumen yang dilakukan analisis

tim reviu terdapat delapan pemeriksaan

keuangan, tiga pemeriksaan kinerja, dantiga pemeriksaan dengan tujuan khusus.

Untuk kreteria yang digunakan

menilai keyakinan mutu dan kendali

mutu BPK, tim reviu menggunakan

dokumen Deklarasi LIMA dan Deklarasi

Mexico, standar dan petunjuk teknis

INTOSAI, AFROSAI, ASOSAI, serta

yang dimiliki BPK. Karena sampai saat

ini belum ada model yang seragam

untuk melaksanakan peer review atas

SAI. Komite pengembangan kapasitas

dari INTOSAI sendiri saat ini sedang

mempersiapkan datar uji (checklist)

untuk peer review.

President o the Netherlands

Count o Audit, Saskia J Stuiveling,

mengungkapkan hasil peer review

secara keseluruhan menunjukan

kesimpulan positi—meskipun tim

memberikan beberapa rekomendasi

perbaikan. Disamping perbaikan internal

organisasi dan kebijakan, tim juga

mengidentikasikan perbaikan dalam

perencanaan strategis BPK lebih okus

pada kegiatan.

Namun Saskia menyayangkanadanya pembatasan dalam mengakses

inormasi pendapatan dari kantor 

pajak. Hal ini menurutnya tidak sesuai

dengan deklarasi LIMA INTOSAI tahun

1977—yang ditegaskan dalam deklarasi

Meksiko tahun 2007. Isinya menyatakan

prinsip keempat, “… akses tanpa batas

atas inormasi sangat diperlukan untuk 

melaksanakan tanggung jawab secara

semestinya sesuai peraturan perundang-

undangan”.

Tim reviu juga menilai kerangka

manual yang berisi peraturan

perundangan-undangan. Hasilnyamenunjukan manual dan pedoman yang

diterapkan BPK telah seusia dengan

standar internasional. Begitu pula

terhadap sistem kendali mutu, hasil reviu

menunjukan bahwa BPK telah menjalankan

sistem keyakinan mutu yang telah

dirancang. Terkait dengan itu, tanggung

 jawab dari semua pihak sudah jelas dan

kegiatan supervisi dalam pemeriksaan

telah dilaksanakan dengan baik. Reviu

pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai

dengan kerangka manual pemeriksaan

BPK. Seluruh elemen kendali mutu yang

telah diidentikasikan oleh BPK telah jelas dalam proses pemeriksaan yang

direviu.

Hasil kerja tim pemeriksa BPK juga

memberikan keyakinan yang memadai

untuk menyatakan pendapat. Bahwa,

beberapa pemeriksa yang diwawancarai

menunjukan pengetahuan yang sangat

baik mengenai subjek, tujuan pemeriksaan

Peer Review BPK RIHasilnya Positif 

 Peer review dilakukan untuk menilai kualitas pekerjaan BPK selama periode lima tahunan. Apa

saja kesimpulan dan rekomendasi hasil peer reviewyang dilakukan tim peer review dari Algemene Rekenkamer (BPK dari negara Belanda)? 

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 45/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

45

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

Opini

dan metodologi pemeriksaan. Mereka

dinilai telah mengikuti petunjuk teknis

internal dan mampu menyiapkan

dokumen pendukung pemeriksaan.

Riiko yang Dihadapi BPK 

Sebagai supreme audit institution,

BPK telah mampu merubah diri menjadi

organisasi pemeriksa keuangan yang

modern dengan melandaskan diri pada

independensi, sta yang kompeten dan

memiliki wewenang yang kuat untuk 

menjalankan tugas dan mewujudkan

tujuannya.

Hasil peer review BPK RI—yang

dilakukan tim peer review dari Algemene

Rekenkamer ini—menyimpulkanadanya tiga risiko yang terkait dengan

akuntabilitas dan transparansi sektor 

publik di Indonesia yang dihadapi BPK.

Risiko ini harus menjadi perhatian anggota

BPK untuk meningkatkan perbaikan ke

depan. Termasuk anggota BPK terpilih— 

sebab tujuh anggota berakhir masa

 jabatannya dan akan diganti oleh anggota

baru.

Tiga risiko tersebut antara lain:

Pertama, BPK mempunyai akses yang

terbatas terhadap inormasi yang

berhubungan dengan pendapatan dan

bantuan luar negeri. Ini merupakanhambatan serius BPK dalam menjalankan

perannya. Meski di tingkat Makamah

Konstitusi (MK), ketika mengajukan

banding, BPK mendapatkan penolakan

untuk melakukan akses dan pemeriksaan

terhadap pendapatan pemerintah. Untuk 

pemeriksaan bantuan luar negeri, BPK 

mendapat sinyal dari menteri keuangan

untuk dapat mengakses beberapa

inormasi untuk pemeriksaan. Dalam

hal ini hasil peer review memberikan

rekomendasi kepada BPK untuk 

memberikan prioritas pada akses

pendapatan dan bantuan luar negeri. BPK disarankan terus melakukan dialog dan

membangun hubungan dengan menteri

keuangan, negara donor luar negeri, dan

DPR/D.

Kedua, kelemahan manajemen

keuangan di pemerintah pusat dan

daerah. Hasil peer review menunjukan

manajemen keuangan pemerintah

disemua tingkatan masih sangat lemah.

Usaha yang dilakukan BPK membuat

auditee sadar menciptakan perbaikan

manajemen dengan meminta rencana

kegiatan dari pemerintah pusat dan

daerah yang memiliki peran utama

mewujudkan manajemen keuangan yang

tepat. Perbaikan manajemen keuangan

publik seharusnya mejadi usaha bersama

antara pemerintah, wakil rakyat di

tingkat pusat dan daerah, serta BPK. Tim

review memberikan saran kepada BPK 

membentuk Komite Akun Publik di DPR.

Selama ini ketertarikan DPR/D memang

diakui sangat lemah untuk melaksanakan

manajemen keuangan publik yang baik 

dan temuan-temuan pemeriksaan BPK.

Ketiga, kuatnya kecurangandan korupsi dalam pemerintah dan

masyarakat. Saat ini masayarakat

Indonesia masih menghadapi masalah

tindak kecurangan dan korupsi. Meskipun

BPK telah berusaha memaksimalkan

dalam merancang dan melakukan

pemeriksaan investigati. Tim review

percaya bahwa ektivitas usaha BPK tidak 

tergantung sepenuhnya pada kegiatan

pendeteksian adanya tidak kecurangan

maupun korupsi melainkan pada tindak 

pencegahan dengan cara melakukan

analisis sebab akibat dari kecurangan

dan korupsi. Semua itu seharusnya dapat

dicegah semaksimal mungkin.

Tim reviu merekomendasikan kepada

BPK lebih okus pada aktor sebab dan

akibat dari tindak kecurangan dan korupsi

dan tidak hanya pada tindak pelanggaran

yang dilakukan individu. BPK seharusnya

menggunakan hasil pemeriksaan

investigati yang dikombinasikan dengan

reerensi pengetahuan internasional dan

nasional untuk mengidentikasikan tren

dan struktur BPK untuk melakukan tukar 

menukar inormasi dan pengalaman

dengan BPK dari negara lain terutama di

negara tetangga yang memiliki masalah

serupa dengan harapan dapat bermanaat

dalam usaha memerangi korupsi dan

berbagai pengalaman yang bernilai.

Luasnya lingkup pemeriksaan

dan batasan kapasitas pemeriksaan yang

dimiliki BPK, strategi yang disarankan

tim reviu adalah lembaga ini dapat

menyeimbangkan apa yang dipandang

perlu untuk diwujudkan. Strategi multi

tahunan yang telah dikembangkan BPK 

merupakan hal yang penting untuk 

digunakan sebagai bahan diskusi publik.

Tim menyakini strategi BPK akan lebih

baik jika okus pada siklus rencana

pemerintah lima tahunan. Dengan

begitu pendekatan pemeriksaan lebih

terstruktur untuk melakukan evaluasi

kinerja pemerintah pada akhir periode.

Dengan adanya pemilihan anggota

baru BPK bersamaan dengan mulainya

babak pemerintahan baru, merupakan

kesempatan untuk menyesuaikan rencana

BPK dengan program pemerintah. Agar 

dampak pemeriksaan memberikan

pengaruh signikan, BPK diharapkan

lebih okus pada strategi multi-tahunanke sejumlah isu kebijakan (seperti

pendidikan, kesehatan, inrastruktur,

keamanan dan lingkungan). Isu tersebut

di rekomendasikan tim reviu untuk 

menjadi kerangka dasar pemilihan

program pemeriksaan tahunan.

Sementara outcome yang

diperoleh, tema dan sector dari

mandat, BPK dapat mendenisikan

rencana pemeriksaan multi tahunan

dengan membuat spesikasi tujuan

yang ingin dicapai. Tujuan itu akan

memandu BPK menentukan program

pemeriksaan tahunan atau akativitaslainnya. Karena keberhasilan dan

kegagalan kebijaksanaan pemeriksaan

sulit diukur dengan hanya mengandakan

satu kegiatan pemeriksaan. Dengan

melakukan kombinasi pemeriksaan

dapat mengukur keberhasilan dari suatu

program pemerintah. Tim menyarankan

BPK mampu mengembangkan program

pemeriksaan dan mengoptimalkan

kapasitas untuk mencapai esiensi

sehingga mampu meningkatkan cakupan

pemeriksaan.

Tim reviu merekomendasikan

bahwa BPK mampu mengembangkanstrategi multi tahunan berdasarkan topik 

yang terbatas sesuai program kebijakan

pemerintah baru. Strategi harus pula

mencakup ketiga risiko (keterbatasan

akses inormasi, manajemen keuangan

yang lemah, dan korupsi/kecurangan)

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 46/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 46

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Opini

Hail Reviu Mutu

Sistem manajemen mutu BPK telah

sesuai dengan standar internasional.Untuk itu pengendalian mutu BPK 

didukung oleh aktor-aktor kunci,

antara lain; independensi dan mandat;

kepemimpinan dan pengelolaan internal;

manajemen sumber daya manusia;

standar dan petunjuk pelaksanaan

audit; dukungan institusional; perbaikan

berkelanjutan; hubungan dengan pihak 

ekternal; hasil; dan kinerja perikatan

pemeriksaan.

Tim peer review telah menelaah

desain dan penerapan sistem pengendalian

mutu BPK dan mendapatkan kesimpulan

serta rekomendasi. Seperti laporanaudit yang direviu sangat panjang dengan

banyak temuan, dalam banyak kasus

menunjukan kelemahan namun tidak 

terdapat sebab akibat.

Tim reviu merekomendasikan

adanya peningkatan pemahaman yang

lebih baik terhadap lingkup pemeriksaan

keuangan dan kinerja. Seperti beberapa

pemeriksaan keuangan mempunyai

beberapa tujuan yang bisa dirumuskan

menjadi tujuan pemeriksaan kinerja.

Laporan penilaian sistem pengendalian

intern dan laporan kepatuhan terhadap

peraturan, misalnya mempunyaibeberapa aspek pemeriksaan kinerja.

Tim menyarankan bahwa manaat

laporan BPK akan membaik jika sebab

dan akibat dari temuan dan opini

menjadi diperjelas. Dengan begitu

auditor BPK bisa melengkapi lebih

banyak analisis historis, rekomendasi,

tanggapan atas temuan. Monitoring

terhadap rekomendasi harus dilakukan

lebih eekti. Auditor BPK seharusnya

memberikan lebih banyak perhatian atas

dampak rekomendasi yang diberikan dan

tidak hanya pemenuhan rekomendasri

saja. Ini memungkinkan BPK mempelajarieektitas atas rekomendasi yang

dibuatnya.

Seperti hasil reviu tim

memberikan rekomendasi; ”Untuk 

meningkatkan eektivitas lapporan, kami

merekomendasikan agar laporan BPK lebih

ringkas berokus pada sebab, dampak,

dan solusi bukan sekedar temuan saja.

Kami juga merekomendasikan agar BPK 

meningkatkan daya tarik laporan dengan

menggunakan kemahiran komunikasi

dan adanya visualisasi dalam menyajikan

analisa dan kesimpulan.

”Berdasarkan temuan peer review,

pemeriska BPK seharusnya memperkaya

pemahamannya, pandangan dan

ketrampilan dalam mengungkapkan

permasalah dan menyusun laporan audit.

Pemerikas juga perlu menggali lebih dalam

hal-hal yang mendasari laporan keuangan

dan mengklasikasikan ke lembaga

perwakilan/DPRD/DPR serta entitas yang 

diperiksa tentang sebab dan akibat atas

temuan. Menurut tim ini perlu mendapat 

penekanan terutama kemampuan auditor 

untuk memonitor pemahaman lingkungan

dan penggunaan pengetahuan dalam

mengatasi risiko tersebut dan merancang 

serta melaksanakan pemeriksaan.”

Tim reviu juga melakukan

reviu terhadap langkah-langkah BPK 

meningkatkan value hasil pemeriksaan— 

baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Seperti kerja sama dengan media lokal

dan televisi untuk menginormasikan hasil

audit kepada publik. Serta memberikan

penghargaan kepada auditee yang

telah menunjukan perbaikan praktik 

transparansi dan akuntabilitas. Selainitu—dalam keterbatasan kapasitas

sta—BPK juga melakukan komunikasi

yang insenti dengan supreme audit

institutions seperti INTOSAI, ASOSAI,

dan hubungan bilateral BPK Negara lain.

Sementara perbaikan

berkelanjutan, terkait dengan keyakinan

mutu, aktivitas pengendalian mutu

(SPM) yang memerlukan pemeriksa

berpengalaman, serta prosedur 

pengendalian ke substansi. Tim reviu

memberikan rekomendasi pengendalian

mutu dan keyakinan mutu menjadi kondisi

awal untuk perbaikan berkelanjutan. BPK telah memenuhi persyaratan mendasar 

keyakinan mutu dengan menerapkan

beberapa instrumen. Agar menjadi

eekti peran dan ungsi dari pihak yang

terlibat beserta instrumen harus jelas.

Visi yang menyeluruh, diskripsi dari

personel dan hubungan dari instrumen

akan memberikan kontribusi dalam

perbaikan yang berkelanjutan.

Begitu pula terhadap badan

dan manajemen memberikan dukunganpenuh untuk pengembangan Itama

dan memastikan kecukupan pemeriksa

yang kompeten dalam menilai kualitas

pekerjaan yang dilakukan pemeriksa

BPK.

Tahap pertama Itama BPK tidak 

memperhatikan kualitas strategis dan

teknis LHP, hanya mengkonsentrasikan

pada kepatuhan prosedur. Keyakinan

mutu dimulai tahun 2008 dengan

mempertimbangkan keberadaan dan

kelengkapan dari KKP. Meski ormalitas

penting akan tetapi tidak memberikan

nilai tambah atau eek pembelajaran.Keyakinan mutu harus mengacu pada best 

practice dan menyarankan peningkatan

kepada tim yang terlibat dan manajemen

atas aspek-aspek seperti pelatihan, dan

batas pengendalian.

Kualitas audit laporan keuangan

sektor publik sangat ditentukan oleh

SDM BPK. Kualitas sta audit di BPK 

membentuk kekuatan kinerja BPK.

Untuk itu dibutuhkan kepemimpinan

yang kuat agar SDM di BPK menjadi dasar 

proesionalisme sta BPK yang optimal.

Manajemen SDM merupakan aspek yang

sangat penting bagi pengendalian mutudi tingkat entitas. Meski menjadi proses

lambat, peningkatan kualitas sta BPK 

memerlukan perhatian lebih di tahun

mendatang. Unit manajemen SDM harus

memiliki hubungan yang kuat dengan

para manajer untuk menyakinkan mereka

akan pentingnya penggunaan semua

instrumen manajemen SDM.

Atas pengelolaan SDM di BPK,

tim reviu merekomendasikan untuk 

memaksimalkan potensi esibilitas

operasional dan memasksimalkan

potensi BPK untuk mempromosikan

dan memberikan penghargaan bagi sta 

poptensial. Melibatkan manajer yang

di tingkat rendah dalam memilih sta 

baru untuk ditempatkan pada posisi dan

unit yang tepat. Tim reviu meyarankan

 juga untuk memberikan perhatian

pada kinerja yang baik, umpan balik 

antara manajer dengan pegawai dalam

memberikan arahan dan penghargaan.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 47/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

47

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

Opini

Proesionalisme menjadi

kebutuhan pokok dalam setiap penugasan.

Ini akan mengurangi ketergantungan

BPK dengan tenaga ahli dan konsultan

dari luar. Opini yang berlaku di BPK 

berdasarkan UU BPK hanya dapat

merekrut auditor, bahkan untuk posisi

non auditor, merupakan opini yang

salah. Tim reviu merekomendasikan agar 

ketidakpastian peraturan rekrutmen

di BPK yang ada dievaluasi kembali.

Sementara untuk rotasi sta dan

peningkatan kompetensi harus dilakukan

dengan tepat sasaran. Seperti kewajiban

rotasi tiga tahun dan pembukaan kantor 

perwakilan secara bersamaam, tim reviu

merekomendasikan agar semua sta 

tidak dirubah secara bersamaan karenapengetahuan mengenai institusi akan

hilang.

Untuk menilai kemampuan manajer,

harus dilakukan pelatihan secara

spesik mengenai bagaimana bekerja

secara proesional. Untuk pegawai

baru juga harus diberikan pelatihan

yang memadai agar dapat menjalankan

tugas pemeriksaan. Sistem rekrutmen,

remunerasi berdasarkan keahlian,

peningkatan sta melalui pelatihan.

 Jenis pedoman pemeriksaan

yang dimiliki BPK sangat komprehensi.Prinsip umum didenisikan secara

lebih spesik kriteria dan pendekatan

langkah dijelaskan dalam petunjuk teknis

untuk beberapa tahap pemeriksaan

(perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,

tindak lanjut dan evaluasi). Sehubungan

pemeriksaan keuangan telah sesuai

dengan standar internasional. Beberapa

pedoman pemeriksaan sedang disusun

dan diharapkan juknis dapat berguna

bagi pemeriksa saat ini (seperti, juknis

penilaian risiko dan sampling).

Terkait dengan pemeriksaan

kinerja, meski pendekatan yang digunakansesuai dengan standar internasional,

tim reviu merekomendasikan

penyempurnaan atas beberapa hal agar 

memberikan nilai tambah bagi pemeriksa.

Pemeriksaan kinerja merupakan hal

baru, dalam pelaksanaannya pemeriksa

menemui beberapa kesulitan.

Pedoman pemeriksa yang ada kurang

memadai, karena masih memungkinkan

pemeriksa untuk melakukan proses

kreatitas dalam menentukan tujuan

dan desain pemeriksaan. Disini sangat

penting untuk mendenisikan subjek 

pemeriksaan secara jelas. Apakah

hal itu terkait dengan pemeriksaan

kinerja (kepatuhan dan esiesnsi) dari

entitas, sistem, proses atay mengenai

aktivitas dari suatu kebijakan. Usulan

perbaikan pemeriksaan kinerja BPK 

lebih perhatian untuk mengembankan

kompleksitas pelaksanaan pemeriksaan

kinerja yang beragam jenisnya. BPK 

dapat mengembangkan pelatihan

administrasi publik dan analisa kebijakan

dengan perguruan tinggi dan entitas

publik. Pelaksanaan pemeriksaankinerja terhadap keeektitas dari suatu

kebijakan, meski sudah dilakukan secara

hati-hati, membutuhkan banyak waktu

yang tidak bisa diselesaikan dalam

hitungan hari.

Sementara pedoman

pemeriksaan (juklak) tidak menjelaskan

secara rinci pemeriksaan apa yang

harus digunakan, kapan atau penjelasan

perbedaan prosedur antara ketiga

 jenis PDTT. Rekomendasi seharusnya

dibuat LHP, kecuali pemeriksaan

investigati. Seperti disebutkan dimuka,

BPK akan memberikan nilai tambah

bila menggabungkan seluruh temuan

pemeriksaan, menganalisisnya dan

menggambarkan suatu simpulan serta

membuat rekomendasi pada sistem yang

diperiksa.

Kesimpulan dokumen

merupakan hal penting, termasuk 

SPKN, harus diimplementasikan secara

ormal. Petunjuk teknis merupakan

hal positi, yang secara spesik terkait

dengan objek tertentu seperti topik 

mengenai rehabilitasi hutan dan tanah,

limbah rumah sakit, polusi udara.Pedoman pemeriksaan yang lain

sedang dalam proses penyusunan dan

diimplementasikan secara ormal.

Penerapan kode etik harus

dilakukan secara konsisten dan sering

dilakukan pelatihan yang memadai. Hal

ini untuk meningkatkan kewaspadaan

seluruh personil atas risiko integritas.

Rekomendasi BPK harus terus

mengingatkan akan nilai dan prinsi

secara periodik dan menggunakan

suatu alat bantu yang disebut INTOSAI

untuk menilai integritas. Alat ini bisa

 juga untuk membantu mengenalkan

dan menggunakan alat bantu ini, untuk 

membantu entitas yang diperiksa

BPK agar melakukan penilaian sendiri.

Tingginya risiko integritas di Indonesia,

registrasi atas pelanggaran dan

pengawasan, seharusnya menjadi bagian

dari sitem inormasi manajemen BPK.

Rekomendasi membuat pusat pelaproan

atas pelanggaran integritas di BPK.

Sebagai bagian dari SDM yang

baik, penting adanya suatu dukunganinstitusional yang memadai dalam bentuk 

sumber daya keuangan, inrastruktur dan

teknologi. Rekomendasi membentuk 

ungsi pengendali (controler) di

BPK. Untuk pengendalian SDM,

mengatur rasio target yang baru diatur 

berdasarkan perbandingan antara jam

kerja langsung vs jam kerja tidak langsung

yang digunakan dalam pemeriksaan dan

kepatuhan akan hal tersebut dimonitor.

Suatu standar akan memungkinkan bagi

BPK untuk meningkatkan manajemen

sumber dayanya dan menguranngi risiko

atas ketidakesienan.

BPK sedang mengembangkan

dan terus menyempurnakan sistem

IT. Sistem IT yang ada dinilai belum

stabil, lambat dan rawan serangan

virus. Personil IT mengeluh mengenai

kurangnya keterlibatan mereka

dakam diskusi strategis di BPK. Suatu

panitia pengarah dapat meningkatkan

komunikasi antara badan dengan biro

IT. Permasalahnnya terkait sistem

IT ini membutuhkan perhatian lebih

dalam strategi BPK periode berikutnya.

Rekomendasi terhadap IT BPK untuk 

menilai besarnya IT dalam proses bisnisBPK dan langkah-langkah yang diperlukan

untuk meningkatkan dukungan, tim reviu

merekomendasikan penggunaan suatu

aat bantu penilaian sendiri atas IT (IT

sel-assesment). (Hs/***)

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 48/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 48

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Opini

Landasan konseptual bagi perhitungan

laba dalam akuntansi syari’ah

didasarkan pada struktur teori

akuntansi syari’ah. Perhitungan laba yang

merupakan suatu teknik, memiliki landasan

konseptual secara hirarkis berupa prinsip-

prinsip akuntansi syari’ah, konsep dasar 

akuntansi syari’ah, dan tujuan laporan

keuangan akuntansi syari’ah; yang semuanyabersumberkan pada syari’ah Islam.

Seperti dipaparkan dalam penelitian

MSI-UII.Net, berdasarkan landasan

konseptual ini, laba dinilai dan diukur dengan

nilai sekarang, menggunakan metode nilai

buku yang dapat direalisasi disesuaikan

tingkat harga umum. Laba atau rugi dapat

dihitung dengan beberapa metode serta

disajikan baik secara langsung maupun

bertahap, disesuaikan dengan tujuan praktis

pelaporannya.

Berdasarkan analisis yang telah

dilakukan, dapat diajukan kesimpulan bahwa

perhitungan laba dalam akuntansi syari’ah

memiliki landasan konseptual yang berbeda

dengan akuntansi konvensional, sebagai

akibat dari penggunaan syari’ah Islam

sebagai landasan lososnya.

Perbedaan ini terletak pada penolakan

syari’ah terhadap prinsip konservatisme

sehingga menyebabkan tertolaknya prinsip-

prinsip lain yang menjadi derivasi prinsip

konservatisme, yakni prinsip biaya historis,

prinsip obyektivitas, dan prinsip materialitas.

Adapun dalam pelaporannya, akuntansi

syari’ah memasukkan zakat hasil usaha

sebagai unsur pengurang atas laba bersih. 

sejarah Akuntani syariah

Seperti yang ditulis Sigit Pramono

(STEI SEBI, Jakarta) menyebutkan, dalam

Islam akuntansi dikenal dengan nama ilmu

hisab (ilmu hitung) atau dikenal juga dengan

istilah Muhasabah, sedangankan akuntansi

dalam literatur konvensional dikenal dengan

istilah ”to account” yang artinya menghitung.

Proesi akuntan dikenal dengan sebutan al-

muhasib.

Kedua istilah di atas mempunyai akar 

kata yang sama yaitu berasal dari kata

”hasaba”, dan bermakna menghitung dan

menimbang semua amalan manusia dan

tingkah lakunya sesuai dengan apa yang

tercatat dan terdatar. Tapi kata ”hisab” 

 juga mempunyai arti lain dalam bahasa,

yaitu merupakan akar dari kata kerja

”hasaba”, yang berarti mengkalkulasikan

dan mendata.Akuntansi syariah merupakan slah satu

upaya mendekontruksi akuntansi modern

kedalam bentuk yang lebih humanis dan

syarat nilai. Tujuan diciptakannya akuntansi

Islam terciptanya perbedaan bisnis

dengan wawasan humanis, emansipatoris,

transcendental, teleologikal. Konsekuensi

ontologis upaya ini bahwa akuntan secara

kritis harus mampu membebaskan manusia

dari ikatan realitas peradaban, beserta

 jaringan-jaringan kuasanya, kemudin akan

menciptakan realitas alternati dengan

seperangkat jaringan-jaringan kuasa Ilahi

yang mengikat manusia dalam hidup sehari-

hari (ontologi tauhid ).

Dengan demikian, melakukan

rekonstruksi akuntansi (Islamisasi akuntansi)

dalam rangka merumuskan akuntansi yang

dirancang dan dibangun melalui muatan

nilai tauhid dan ketundukan pada jaringan-

 jaringan kuasa Illahi (Akuntansi Islam).

Kesemuanya itu dilakukan dengan perspekti 

khaliahtul-Allah lardh. Perspekti ini berarti

suatu cara pandang yang sadar akan hakikat

diri manusia dan tanggung jawab kelak di

kemudian hari di hadapan Allah SWT.

Kebangkitan Baru dalam Akuntani

Ilam (syariah)

Kebangkitan Islam baru telahmenjangkau bidang muamalah secara

umum, dan bidang-bidang nansial, serta

lembaga-lembaga keuangan secara khusus.

sekelompok pakar akuntansi muslim telah

mengadakan riset dan studi-studi ilmiah

tentang akuntansi menurut Islam.

Perhatian mereka lebih terkonsentrasi

pada beberapa bidang, yaitu bidang riset,

pembukuan, seminar atau konverensi,

pengajaran dilembaga-lembaga keilmuan dan

perguruan tinggi, serta aspek implementasi

pragmatis. Berikut ini adalah sebagian dari

usaha awal di masing-masing bidang:

1. Kebangkitan akuntansi Islam dalam

bidang riset  sudah terkumpul beberapa

tesis magister serta disertasi doktor dalam

konsep akuntansi yang telah dimulai sejak 

tahun 1950 dan masih berlanjut sampaisekarang.

Diperkirakan tesis dan disertasi tentang

akuntansi yang terdapat di Al-Azhar saja

sampai tahun 1993 tidak kurang dari 50

buah. Disamping itu telah juga dilakukan

riset-riset yang tersebar di majalah-majalah

ilmiah.

2. Para inisiator akuntansi Islam

kontemporer sangat memperhatikan usaha

pembukuan konsep ini. Hal ini dilakukan

supaya orang-orang yang tertarik pada

akuntansi dapat mengetahui kandungan

konsep Islam dan pokok-pokok pikiran

ilmiah yang sangat berharga, sehingga kitatidak lagi memerlukan ide-ide dari luaratau

mengikuti konsep mereka (barat).

3. Kebangkitan akuntansi Islam di

sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Konsep akuntansi Islam mulai masuk 

kesekolah-sekolah dan perguruan tinggi

sejak tahun 1976, yaitu akultas perdagangan

Universitas Al Azhar untuk program pasca

sarjana, dalam mata kuliah Akuntansi

perpajakan dan Evaluasi Akuntansi.

4. Kebangkitan akuntansi Islam

dalam aspek implementasi. Implementasi

akuntansi Islam mulai dilakukan sejak mulai

berdirinya lembaga-lembaga keuangan yangberbasiskan syariah.

Hal ini menyebabkan mau tidak mau

lembaga keuangan syariah tersebut harus

menggunakan sistem akuntansi yang juga

sesuai syariah. Puncaknya saat organisasi

akuntansi Islam dunia yang bernama

Accounting and Auditing. (Sumber diolah)

Konsep Hitungan Laba AkuntansiSyariah

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 49/68

Toko IAIToko IAI

No Item

Harga

Anggota Non

Anggota

1 PSAK No. 14 15,000 20,000

2 PSAK No. 26 15,000 20,000

3 PSAK No. 50 15,000 20,000

4 PSAK No. 55 15,000 20,000

5 PSAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP 2009) 27,000 30,000

6 ISAK No.8 15,000 20,000

7 Aplikasi PSAK No. 46 15,000 20,000

8 Contoh Ilustrasi PSAK No. 50 & 55 25,000 30,000

9 PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008) 15,000 130,000

10 PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia) 85,000 100,000

11 SAK Per 2009 315,000 350,000

12 Bundel Majalah IAI 130,000 140,000

13 Tas Ransel 95,000 110,000

14 MUG IAI 15,000 20,000

15 Soal Try-Out USAP Review (2003-2006) 175,000 200,000

16 Modul CPMA Review (paket) 360,000 380,000

17 Panduan Implemantasi PSAK no 24 40,000 50,000

18 Isu-isu Kontemporer Akuntansi Keuangan 40,000 45,000

19 Asumsi Going Concern 40,000 45,000

20 Komite Audit yang Eekti 95,000 110,000

21 Good Corporate Governance 95,000 110,000

22 Enterprise Risk Management 40,000 45,000

23 Akuntansi Aktiva Tetap 45,000 55,000

24 Balanced Scorecard 80,000 85,000

25 Akuntansi Penggabungan Usaha 35,000 40,000

26 IFRS 2009: Willey 575,000 650,000

27 Applying IFRS, enhanced edition 525,000 600,000

28Damodaran On Valuation, Second edition

( Security Analysis or Investment and Corporate Finance, Aswath Damodaran)550,000 625,000

29 Investment Valuation (Aswath Damodaran – second edition) 550,000 625,000

30 Brink’s Modern Internal Auditing ( Robert Moeller – sixth edition) 50,000 625,000

31 Sistem Inormasi Akuntansi 1/Rama, Jones 80,000 90,000

32 Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil/IAPI 60,000 70,000

33 Akuntansi Keuangan Daerah (ed.3)/Abdul Halim 65,000 75,000

34 Audit Kinerja pada Sektor Publik/I Gusti Agung Rai 60,000 70,000

35 Akuntansi Syariah di Indonesia/Sri Nurhayati 65,000 75,000

36 Akuntansi Biaya 1(ed.14)/Carter 90,000 100,000

37 Sistem Akuntansi/Mulyadi 115,000 130,000

38 Sistem Akuntansi Sektor Publik/Indra Bastian 105,000 120,000

39 Sistem Inormasi Akuntansi 1(ed.4)/Hall 90,000 110,000

40 Sistem Inormasi Akuntansi 1(ed.9)/Romney 80,000 90,000

41 Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)/KSAP 40,000 50,000

42 Standar Proesional Akuntan Publik/IAI 70,000 300,000

43 Teori Akuntansi 1(ed.5)/Belkoui 75,000 85,000

44 Akuntansi Intermediate 1(ed.15)/Skousen, Stice 135,000 15,000

45 Akuntansi Internasional 2(ed.5)/Choi 70,000 80,000

46 Akuntansi Keperilakuan/Aran, Ikhsan 72,000 81,000

47 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1(ed.6)/Baker 96,000 107,910

48 Akuntansi Manajemen 1(ed.7)/Hansen, Mowen 80,000 90,000

49 Akuntansi Manajerial 1(ed.11)/Garrison 80,000 90,000

50 Akuntansi Keperilakuan/Aran, Ikhsan 80,000 90,000

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 50/68

Formulir Pemesanan

Nama : …………………………………………………………………………………..............................

No. kartu anggota : ..................................................................................................................

 Alamat : ……………………………………………………………………………….................................

Kota / Kode pos : ........................................................................../......................................

Telephone / HP : ………………………………………………………Fax :………………………….......................

No. Nama Produk Jumlah Unit Harga

Tanggal : .........../........../..............

Tanda Tangan & Nama Lengkap

( ) Tranfer 

Bank BCA Cab. Saharjo

A/C no. 092.300.9130

a.n. IAI Wilayah Jakarta

( ) Cahat IAI wilayah Jakarta

Gedung Gajah Blok AEJl. Dr. Sahardjo No.111, Jakarta

Pembayaran

Salemba Empat

Supported By :

* Harga disamping belum termasuk ongkos kiri

* Harga sewaktu-waktu dapat berubah

Inormasi & Pembelian Hubungi :

Imam/Ria

IAI Wilayah Jakarta - Gedung Gajah

- Blok AE -

 Jl. Dr. Sahardjo 111 - Jakarta Selatan

021 8353588 8354031 Fax 8290324

51 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1(ed.6)/Baker 105,000 120,000

52 Akuntansi Manajemen 1(ed.7)/Hansen, Mowen 90,000 100,000

53 Akuntansi Manajerial 1(ed.11)/Garrison 90,000 100,000

54 Akuntansi Pemerintahan/Deddi Nordiawan 70,000 80,000

55 Akuntansi Sektor Publik/Deddi Nordiawan 40,000 45,000

56 Akunt: Suatu Pengantar 1(ed.5)/Soemarso 75,000 85,000

57 Analisis Laporan Keuangan 1 (ed.8)/Wild, Subramanyam 95,000 110,000

58 Audit dan Assurances 1 (ed.4)/Messier 95,000 110,000

59 Audit Internal 1 (ed.5)/Sawyer 90,000 100,000

60 Audit Sektor Publik (ed.2)/Indra Bastian 50,000 60,000

61 Auditing 1(ed.6)/Mulyadi 65,000 75,000

62 Pengantar Akuntansi 1(ed.7)/Weygandt,Kieso 95,000 105,000

63 Pengantar Akuntansi 2(ed.21) Cover Baru/Fess, Warren 90,000 100,000

64 Setengah Abad Proesi Akuntansi -Sot Cov/Tuanakotta 110,000 125,000

65 Auditing and Assurance Services Ind. Adaptation/Arens 270,000 290,000

66 Advanced Fin. Acc. An Indonesian Perspective/Baker (AAJ) 250,000 260,000

67 Investments (An Indonesian Adaption)/Jones, Siddharta 250,000 260,000

68 Akuntansi Yayasan & Lembaga Publik/Indra Bastian 70,000 85,000

69 Akuntansi Kesehatan/Indra Bastian 98,000 120,000

70 Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan/Myers 140,000 155,000

71 Latihan Ujian Proesi PS/Mohamad Samsul 55,000 65,000

72 Prinsip-prinsip Ekonomi/Karl E Case 176,000 185,000

73 Operation Research/Siswanto 115,000 125,000

74 Akuntansi Sektor Publik/Indra Bastian 122,000 135,000

75 Akuntansi Untuk LSM & Parpol/Indra Bastian 65,000 85,000

76 Auditing & Jasa Assurance/Alvin A.A 200,000 215,000

77 Akuntansi Pendidikan/Indra Bastian 76,000 85,000

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 51/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

51

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

Opini

Masih perlukah prinsip akuntansi

yang berlaku umum atau PABU?Pertanyaan tersebut akan selalu

muncul ketika berbicara tentang konvergensi

IFRS. Khususnya terkait dengan bagaimana

memilih dan menerapkan suatu kebijakan

akuntansi untuk transaksi atau peristiwa

yang tidak diatur secara spesik dalam

suatu SAK. Khususnya lagi diskursus tentang

relevansi PABU bagi Indonesia akan muncul

berbarengan dengan keluarnya ED PSAK 25

(revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan

Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.

Kalau diperhatikan dalam paragra 

10-12 ED PSAK 25, kita akan dapati

semacam hirarki dalam memilih kebijakan

akuntansi ketika tidak diatur dalam suatuSAK. Pertama, menggunakan SAK untuk 

masalah yang serupa. Kedua, menggunakan

Kerangka Dasar (KDPPLK). Selain itu,

dalam memilih kebijakan akuntansi juga

mempertimbangkan standar akuntansi yang

dikeluarkan oleh badan penyusun standar 

akuntansi lain yang menggunakan kerangka

dasar yang sama (misalnya standar akuntansi

negara lain), literatur akuntansi lain, dan

praktik akuntansi industri. Ketiganya dapat

digunakan sebagai acuan sepanjang tidak 

bertentangan dengan SAK dan KDPPLK.

Apakah hirarki pemilihan kebijakan

akuntansi dalam ED PSAK 25 sudah

cukup memadai sebagai alasan untuk menghilangkan PABU? Pertanyaan ini akan

muncul mengingat hirarki untuk memilih

kebijakan akuntansi tidak sama atau tidak 

konsisten dengan hirarki PABU seperti yang

terlihat dalam gambar di bawah ini.

Apabila hirarki ED PSAK 25

ditempatkan dalam konteks PABU, maka

langkah pertama ada di landasan operasional

tingkat 1 (SAK untuk masalah yang serupa).

Kemudian turun ke Landasan Konseptual

(KDPPLK), ketika kita tidak memperoleh jawaban atas kebijakan akuntansi yang

diperlukan.

Beberapa aktor berikut ini

diharapkan bisa sedikit memberikan

penjelasan mengenai masalah perlu tidaknya

PABU.

Cara IAsB dan FAsB

Paragra-paragra dalam ED PSAK 

25 di atas bukan sesuatu yang baru karena

sebelumnya sudah diatur dalam PSAK 1

(revisi 1998). Tujuan pemindahan dari

PSAK 1 ke ED PSAK 25 tersebut untuk menghindari suatu masalah diatur dalam dua

standar akuntansi dan regrouping pengaturan

yang lebih sesuai dengan pangaturan lainnya.

ED PSAK 25 merupakan adopsi dari IAS 8

 Accounting Policies, Changes in Accounting 

Estimates and Errors.

Ketika IAS 8 masih exposure drat , IASB

memberikan urutan hirarki sebagai berikut:

The Standard (including any Appendices1.

that orm part o the Standard).

The Interpretation.2.

 Appendices to the Standard that do not 3.

orm a part o the Standard.

Implementation Guidance issued in4.

respect o the Standard. 

Namun, ketika menjadi IAS 8 urutan

hirarki di atas dihilangkan karena dianggap

bertentangan dengan pengertian IFRS(s)

yang mencakup IFRS/IAS dan IFRIC/SIC

serta keduanya mempunyai kedudukan

setara.

IASB pada awalnya ingin

mendenisikan suatu hirarki, walaupun

akhirnya tidak jadi dilakukan. Hal ini dapatdibaca bahwa IASB sebenarnya berkeinginan

untuk membuat semacam hirarki PABU.

Penghapusan hirarki dalam ED IAS 8 lebih

mencerminkan kerumitan untuk mendesain

hirarki PABU yang sesuai dan berlaku secara

internasional.

Hal yang berbeda dilakukan oleh

FASB dengan menerbitkan SFAS 162 dan

kemudian digantikan oleh SFAS 168 pada

 Juni 2009. FASB membagi hirarki PABU

menjadi sumber ototitati (termasuk di

dalamnya adalah peraturan SEC) dan

sumber non-otoritati.

Seandainya diterapkan di IndonesiaSFAS 168 akan me-reconrm bahwa badan

penyusun standar akuntansi keuangan adalah

IAI dan Bapepam sebagaimana diatur dalam

UU No. 8 tahun 2005 pasal 69 ayat 1 dan

2 serta penjelasannya yang mendenisikan

PABU adalah SAK dan praktik akuntansi

lainnya yang lazim berlaku di pasar modal.

Terkait dengan konvergensi IFRS,

ada semacam dorongan atau keharusan

untuk menggunakan IFRS sebagai satu-

satunya sumber penyusunan SAK dan

menghapuskan SAK dan hal yang terkait

lainnya yang bersumber dari selain IFRS.

Termasuk persoalan mengenai PABU.

Pemahaman konvergensi IFRS yangdemikian mungkin akan kehilangan sebagian

relevansinya apabila hal-hal yang bermanaat

dalam konteks pelaporan keuangan di

Indonesia dihilangkan karena hanya tidak 

bersumber dari IFRS. Kontekstualitas dan

relevansi IFRS bukan sebagai harga mati.

Bahkan, kalau diperhatikan ada pihak 

tertentu yang mencoba mempertanyakan

kontekstualitas dan relevansi kitab suci

dalam kondisi saat ini, sebagai suatu analogi

Masih Perlukah PrinsipAkuntansi yang Berlaku Umum?

Oleh: Yakub

Divisi Teknis Ikatan Akuntan Indonesia

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 52/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 52

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Opini

ekstrem. Tentunya hal yang nai tersebut

akan lebih bisa diterapkan terhadap IFRS,

dengan membacanya secara kritis dan

skeptis.

Regulai, Buletin Tekni, dan

Pedoman Akuntani

PABU di landasan operasional

tingkat 2 antara lain meliputi buletin

teknis (bultek) dan peraturan pemerintah

untuk industri (regulasi). Apabila PABU

dihilangkan, bagaimana dengan nasib

bultek dan regulasi. Sebagaimana kita

ketahui, ketika krisis keuangan terjadi pada

paruh kedua tahun 2008 sedikit banyak 

terbantu dengan keluarnya Bultek 3 tentang

penentuan nilai wajar instrumen keuangan

ketika pasar tidak akti. Pertanyaannya:

Apakah yang akan terjadi apabila Bultek 

3 tidak dinyatakan sebagai bagian dari

PABU karena tidak ada PABU? Bagaimana

penerapan PSAK 50 dan 55 dapat dilakukan

dengan baik oleh perbankan mengingat

PAPI yang menjelaskan lebih rinci dari PSAK 

tersebut tidak jelas kedudukannya karena

tidak ada PABU? Bagaimana kedudukan

PMK 75/2008 yang memberikan pedoman

akuntansi untuk badan layanan umum

mengingat tidak jelas kedudukannya karena

tidak ada PABU? Masih banyak pertanyaan

lain yang akan muncul akibat rase “tidak ada

PABU”.

Sebagai gambaran lainnya, ketikaterjadi krisis keuangan secara internasional,

dikeluarkan SEC Oce o the Chie 

 Accountant and FASB Sta Clarications on

Fair Value Accounting dan dibalas oleh IASB

dengan press release yang menyatakan hal

yang diatur klarikasi tersebut konsisten

dengan IFRS. Apabila tidak dipayungi dengan

PABU, bagaimana kedudukan klarikasi dan

press release tersebut dan apakah dapat

digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan. Tentunya akan timbul perbedaan

pemahaman antar berbagai pihak, baik 

penyusun, auditor ataupun regulator,

disebabkan kita berpatokan secara rigid

pada susunan acuan pemilihan kebijakan

akuntansi sebagaimana diatur dalam IFRS.

Selain regulasi dan bultek,

komponen PABU yang banyak digunakan

adalah pedoman akuntansi. Tujuan pedoman

akuntansi, biasanya, untuk meningkatkan

komparabilitas antara perusahaan dalam

suatu industri. Penghapusan PABU akan

menghilangkan cantolan yang kuat untuk 

melakukan endorsement  atas penerapan

pedoman akuntansi. Pedoman akuntansi

lazimnya juga melakukan elaborasi lebih

lanjut dan lebih detail atas pengaturan yang

ada dalam SAK. Bahkan dalam beberapa

kasus mengatur hal yang tidak diatur atau

tidak diatur secara jelas dalam SAK.

Dengan tidak adanya PABU banyak 

tools menjadi tidak dapat digunakan dengan

suatu landasan yang kuat. Walaupun tools 

tersebut seharusnya bisa digunakan untuk 

mengatasi masalah pelaporan keuangan

dan tentunya dampak pelaporan keuangan

terhadap perekonomian secara makro.

Namun, datar permasalahan di atas

menjadi tidak perlu diperdebatkan, tidak 

perlu ditambah. Syaratnya kita yakin bahwa

penyusunan laporan keuangan cukup hanya

dengan SAK, tanpa memerlukan bultek,

regulasi pemerintah, pedoman akuntansi,

atau sejenisnya.

Kedudukan Akuntani Koneptual

dan Operaional

IASB menempatkan Framework or 

the Preparation and Presentation o Financial

Statements (Framework)bukan sebagai bagian

dari IFRS. Sehingga apabila ada pertentangan

antara IFRS dengan Framework , maka akan

digunakan IFRS. Sehingga IFRS lebih tinggi

dibandingkan Framework . Hal ini dapat

dipahami mengingat penyusunan Framework 

dilakukan setelah berjalannya penyusunan

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 53/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

53

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

Opini

IFRS. Bahkan saat ini IASB sedang dilakukan

revisi Framework dan hal ini akan berdampak 

sangat luas terhadap IFRS. Seumpamanya

Framework dan IFRS dilihat dalam konteks

logika hirarki hukum, maka akan sangat

tidak mungkin terjadi pertentangan antar 

keduanya karena IFRS merupakan turunan

dari Framework . Tidak mungkin undang-

undang bertentangan dengan Pancasila

sebagai dasar negara, ini bisa menjadi suatu

analogi yang jelas.

Namun, dalam konteks tertentu 

Framework  tidak selalu lebih rendah

daripada IFRS. Misalnya, ketika IASB

mengijinkan penyimpangan dari IFRS, salah

satu syarat yang digunakan adalah inormasi

yang dihasilkan IFRS tersebut bertentangan

dengan tujuan laporan keuangan yang diatur 

dalam Framework .

Sementara itu FASB menempatkan

Statement o Financial Accounting Concepts

(concept) sebagai bagian dari sumber non-

otoritati yang lazimnya sebagai sumber 

paling berpengaruh di antara sumber-

sumber non-otoritati. Concepts sendiri

dikeluarkan setelah keluarnya standar 

akuntansi keuangan. Kedudukan concepts

yang demikian mencerminkan pemisahan

yang jelas antara ungsi akutansi keuangan

konseptual dengan operasionalisasinya.

Sebaliknya, IASB tidak secara jelas

memisahkan Framework  dengan IFRS,

walaupun Framework  sendiri menyatakanFramework bukan standar akuntansi keuangan.

IASB tidak memberikan kedudukan yang

layak bagi Framework  sebagai akuntansi

konseptual. Malah keduanya ditempatkan

dalam suatu irisan yang kontradikti dalam

kaitan dengan pemilihan kebijakan akuntansi

dan penyimpangan dari standar akuntansi

keuangan. Seolah-olah Framework  bersiat

operasional, bukan suatu konseptual.

Penutup

  Paparan di atas tidak memberikan

 jawaban atas hal yang dipermasalahkan.

 Justru banyak pertanyaan yang disampaikan.Sebagai pertanyaan terakhir: Apakah Anda

siap kehilangan gambar di atas?

Disclaimer: Tulisan ini merupakan pendapat 

pribadi.

Tentang sAK ETAP

Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa

Akuntabiltas Publik (SAK-ETAP). Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku eekti (1 Januari 2011), maka

perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK 

umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk 

perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan

secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan

menyajikan 30 bab.

Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas

tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak 

memiliki akuntabilitas publik signikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum

(general purpose nancial statement ) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah

pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat

kredit.

Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit

dan secara penuh (explicit and unreserved statement ) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas

laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika

mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka

auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 54/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 54

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Opini

Pada bulan desember 2008, IASB

mengeluarkan sebuah discussion

paper (DP) yang sangat kontroversial

mengenai pengakuan pendapatan. Komentar 

terhadap DP tersebut ditutup pada tanggal

19 juni 2009. Sampai 13 juli 2009, IASB

menerima 211 tanggapan dari beberapa

negara diseluruh dunia. Pandangan dan model

dalam DP tersebut begitu kontroversialnya,

sehingga sampai hari ini pun topik tersebut

masih terus didiskusikan oleh para penyusun

standar di berbagai konerensi. Tujuan dari

DP tersebut adalah untuk membuat satu

denisi pengakuan pendapatan yang dapat

berlaku untuk semua transaksi pada semuaindustry. Hal ini menjadi tantangan yang luar 

biasa karena US GAAP memiliki lebih dari

100 standar dengan petunjuk pengakuan

pendapatan yang berbeda-beda. Standar-

standar industri spesik tersebut dapat

mengakibatkan pengakuan pendapatan

yang berbeda untuk transaksi yang serupa.

Sementara dalam IFRS sendiri, dua

standar yang mengatur tentang pengakuan

pendapatan adalah IAS 18 Revenue dan IAS

11 Construction Contracts. Kedua standar ini

 juga memiliki beberapa inkonsistensi dan

petunjuk yang kurang memadai mengenaitransaksi yang berkaitan dengan komponen

majemuk.

Bagaimana sebenarnya model

pengakuan pendapatan yang diusulkan

oleh DP tersebut sehingga mampu

menghebohkan dunia praktek akuntansi

international?

Propoal model pengakuanpendapatan IAsB

IASB mengusulkan bahwa model

pengakuan pendapatan berdasarkan

kenaikan posisi neto entitas terhadap

kontrak dengan pelanggan. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa pendapatan hanya diakui

apabila terdapat peningkatan aset atau

pengurangan laibilitas entitas. Hal ini terjadi

ketika entitas menunaikan tuntas kewajiban

yang terdapat dalam kontrak. Kata ”kontrak”

sendiri tidak harus kontrak tertulis, suatu

transaksi jual beli sederhana pun seyogyanyamenimbulkan kontrak antara pembeli

dan penjual. Kesimpulannya pendapatan

tidak dapat diakui apabila tidak terdapat

peningkatan asset atau pengurangan laibilitas

pada suatu entitas.

Untuk kasus penerimaan atas

barang, entitas baru dapat mengakui

pendapatan apabila pelanggan memiliki

kontrol terhadap barang tersebut. Biasanya,

hal tersebut terjadi ketika pelanggan memiliki

barang tersebut secara sik. Sedangkan pada

kasus, pengakuan pendapatan atas jasa, DP

menjelaskan entitas hanya daapat mengakui

apabila pelanggan sudah menerima jasa yang

dijanjikan seluruhnya.

Polemik

Model yang diusulkan oleh DP

keluaran IASB tersebut menimbulkan

polemik di dunia praktek bisnis. Pertama

banyak orang meragukan apakah satu 

model pengakuan pendapatan dapat berlaku

untuk semua industri dan transaksi bisnis

yang semakin kompleks. Kedua selama

ini dunia praktik mengakui pendapatan

menggunakan risk and reward model dimana

apabila risk and reward  secara signikan

telah berpindah kepada pembeli maka

pendapatan dapat diakui. Model kontrol

yang diusulkan DP berpotensi menimbulkan

polemik untuk transaksi jasa dan barang

sesuai pesanan semisal bangunan gedung.

Contohnya mungkin saja jasa yang diberikan

tidak meningkatkan aset pelanggan tetapihabis dikonsumsi seperti jasa konsultan atau

 jasa audit. Praktek bisnis yang terjadi saat

ini adalah perusahaan konsultan mengakui

pendapatan bahkan sebelum jasa konsultan

diberikan apabila didalam kontrak tertera

bahwa uang muka yang diterima tidak 

dapat dikembalikan. Dengan model control

pendapatan hanya bisa diakui ketika seluruh

 jasa telah diselesaikan, itupun dengan syarat

bahwa jasa telah terdeliver seluruhnya

berdasarkan kontrak yang telah disepakati.

Hilangnya percentage of completion

model

Model yang diusulkan oleh DP juga

berpotensi untuk menghilangkan model

pengakuan pendapatan yang sudah dipakai

luas di dunia praktek bisnis kontruksi yakni

model persentase penyelesaian kontrak.

Hal ini karena dalam model tersebut

PERDEBATAN sENGIT MENGENAI

PENGAKUAN PENDAPATAN

Oleh: Ersa Tri Wahyuni

Dosen Akuntansi Internasional Universitas Padjajaran

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 55/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

55

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

Opini

dijelaskan bahwa pendapatan diakui ketika

pelanggan memiliki kontrol terhadap aset.

Sementara dalam kontrak konstruksi jangka

panjang, kontrol terhadap aset baru dapat

ditranser pada masa akhir kontrak. Apabila

model ini diterapkan justru hal tersebut

akan mendistorsi laporan keuangan karena

tiba-tiba diakui pendapatan yaang besar di

akhir periode kontrak (misalnya di tahun

ketiga). Sementara aktivitas entitas di tahun

pertama dan kedua tidak tereeksikan

dalam laporan keuangan. Apakah pelaporan

pendapatan seperti ini akan relevan bagi

pengguna laporan?

Compliance cost yang tinggi

Hampir semua responden dari

industri telekomunikasi memiliki keberatan

mengenai potensi biaya implementasi

dari model yang diusulkan. Hal ini karena

mereka memiliki basis pelanggan yang besar 

sehingga dibutuhkan sistem IT yang canggih

untuk dapat menghitung nilai bersih dari

kenaikan asset maupun penurunan laibilitas

untuk setiap kontrak individual.

Perusahaan asuransi juga banyak 

yang tidak setuju dengan pendekatan

pengukuran yang diusulkan dalam DP

tersebut. Mereka berpendapat bahwa

pendapatan dapat diakui ketika di awal

saat kontrak disepakati. Hal ini untuk 

menutup biaya-biaya akusisi kontrak seperti

biaya komisi agen asuransi. Sementara

berdasarkan model dalam DP tersebut,

biaya tersebut harus dibebankan.

Usulan-usulan dan kontraversi lainnya

Beberapa responden, terutama

yang berasal dari Eropa, mengusulkanbeberapa model pengakuan pendapatan

lain seperti misalnya pendapatan berbasis

aktivitas. Pada model ini pendapatan

diakui secara berkelanjutan sepanjang

masa kontrak. Masukan lainnya juga

adalah memasukkan risk and reward model 

didalam kriteria pengakuan pendapatan

sehingga pengakuan pendapatan tidak 

hanya berdasarkan denisi kontrol. Denisi

kontrol dapat berpotensi menimbulkan

silang pendapat terhadap denisi menurut

hukum (transer title kepemilikan) dan

denisi kontrol menurut akuntansi. Banyak 

 juga responden yang berpendapat bahwa

IASB tidak dapat menerbitkan standar 

mengenai pendapatan tanpa menyediakan

petunjuk pengakuan beban, hal ini terkait

dengan industri konstruksi misalnya, yang

lebih okus pada pengakuan prot daripada

pengakuan pendapatan.

Terlepas dari semua pro dan

kontra atas model yang diusulkan oleh DP

tersebut, memang menjadi tantangan yang

berat bagi IASB untuk dapat mengusulkan

suatu model akuntansi apapun yang dapat

berlaku pada semua transaksi bisnis di

seluruh negara, terlebih untuk pengakuan

pendapatan. Pengakuan pendapatan adalah

hal yang sangat penting bagi kelangsungan

hidup perusahaan. Tak heran begitu banyak 

masukan dan kontraversi terhadap DP yang

sebenarnya baru merupakan pandangan

awal (preliminary views) terhadap

pengakuan pendapatan. Pastilah akan

lebih seru lagi apabila IASB memutuskan

untuk mengeluarkan eksposure drat baru

mengenai pengakuan pendapatan. Kita

tunggu saja kelanjutan kontraversi dari

model pengakuan pendapatan ini.

Kantor Akuntan Publik

(Registered Public Accountants)

CHARLES & NURLENA

KANTOR AKUNTAN PUBLIK CHARLES DAN NURLENA

Company Description

a growing public accounting firm urgently need staff as follows:

Audit Staff (AS)

Audit Manager (AM)

Senior Auditor (SA)

• Bachelor degree (S1) in Accounting• PPAk or USAP certifi cate will be an advantage

• Experience in KAP: 5 years for Audit Manager and 2 years for Senior Auditor• Computer literate (MS Excel, Word, Power Point, etc)• Able to communicate in English

• Enthusiastic to learn• Team player, self motivated and good analytical thinking

Requirements:

Please send your application letter, photograph and complete resume to:Email to:

[email protected]

OR Post to:Kantor Akuntan Publik Charles & Nurlena

Attn. HR Department PO BOX No. 6141 / JKBGG / 11061

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 56/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 56

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

K IFRS

Peta perjalanan baru dan/atau

dieuaikan

Pada saat Public Hearing  mengenai

Eksposure Drat  PSAK 1 (Revisi

2009) tentang Penyajian Laporan

Keuangan, di Jakarta Kamis 20 Agustus

2009 lalu, Ketua Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) telah mengemukakan

bahwa sasaran konvergensi IFRS yang

telah dicanangkan IAI adalah merevisiPernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) agar secara material sesuai

dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang

berlaku eekti tahun 2011/2012.

Program konvergensi selama

tahun 2009 adalah sebanyak 12 standar,

sebagai berikut:

1. IFRS 2 Share-based payment 

2. IAS 21 The eects o changes in

oreign exchange rates

3. IAS 27 Consolidated and separate

nancial statements

4. IFRS 5 Non-current assets held or 

sale and discontinued operations

5. IAS 28 Investments in associates

6. IFRS 7 Financial instruments:

disclosures

7. IFRS 8 Operating segment  

8. IAS 31 Interests in joint ventures

9. IAS 1 Presentation o nancial

10. IAS 36 Impairment o assets

11. IAS 37 Provisions, contingent 

liabilities and contingent asset  

12. IAS 8 Accounting policies, changes

in accounting estimates and errors 

Program konvergensi selama

tahun 2010 adalah sebanyak 17 standar,

sebagai berikut:

1. IAS 7 Cash fow statements

2. IAS 41 Agriculture

3. IAS 20 Accounting or government 

grants and disclosure o government assistance

4. IAS 29 Financial reporting in

hyperinfationary economies

5. IAS 24 Related party disclosures

6. IAS 38 Intangible Asset 

7. IFRS 3 Business Combination

8. IFRS 4 Insurance Contract 

9. IAS 33 Earnings per share

10. IAS 19 Employee Benets

11. IAS 34 Interim nancial reporting 

12. IAS 10 Events ater the Reporting 

Period 

13. IAS 11 Construction Contracts 

14. IAS 18 Revenue15. IAS 12 Income Taxes

16. IFRS 6 Exploration or and 

Evaluation o Mineral Resources

17. IAS 26 Accounting and Reporting 

by Retirement Benet Plan

Jika kita bandingkan datar 

tersebut di atas dengan makalah

(handout ) Program Konvergensi IFRS

di Tahun 2009 yang dikemukakan oleh

Ketua DSAK-IAI pada acara Konvensi

Nasional Akuntansi (KNA) di Bandung

pada tanggal 13 Agustus 2009, maka

pada makalah (handout ) tersebut, slide 

18, tertulis 13 standar akuntansi yangmenjadi target konvergensi IFRS 2010.

Perbedaan dengan datar tersebut di atas

pada nomor urut 10 (IAS 19), 12 (IAS

10), 13 (IAS 11), dan 14 (IAS 18).

Jika kita bandingkan pula

datar tersebut di atas dengan program

konvergensi IFRS yang ditargetkan oleh

DSAK periode sebelumnya, maka kita

akan melihat pula beberapa perbedaan.

Perbedaan prioritas dapat

dimaklumi mengingat keterbatasan

sumber daya yang dimiliki oleh DSAK-

IAI, dan target yang hendak “ditangkap”

adalah target “bergerak”, sehinggadiperlukan pemilihan prioritas, mana

yang perlu didahulukan dan mana yang

dapat ditunda.

Program Kerja DSAK lainnya yaitu:

mencabut PSAK yang•

sudah tidak relevan karena

mengadopsi IFRS;

mencabut PSAK Industri;•

mereormat PSAK yang•

telah diadopsi dari IFRS dan

diterbitkan sebelum 2009;

melakukan kodikasi•

penomoran PSAK dan

konsistensi penggunaan istilah;

mengadopsi• International

Financial Reporting 

Interpretations Committee 

(IFRIC) dan Standing 

Interpretations Committee (SIC)

per 1 Januari 2009;

memberikan komentar dan•

MANA YANG MENJADI PRIORITAS?

Oleh: Handoko Tomo

Sesuai pengantar pada edisi pertama, kolom IFRS merupakan kolom tetap pada

setiap edisi majalah Akuntan Indonesia (AI) dalam rangka mengikuti proses

konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dilakukan

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), membantu sosialisasinya, dan memantau

“larinya” IFRS. Untuk “menguliti” IFRS, penulis akan bekerja sama pula denganPascal Jauret, ahli IFRS dari Mazars, Perancis.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 57/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

57

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

masukan untuk Exposure Drat  

dan Discussion Paper yang

diterbitkan oleh International

 Accounting Standards Board  

(IASB);akti berpartisipasi dalam•

berbagai pertemuan organisasi

standard setter , pembuat

standar regional/internasional;

serta menjalin kerja sama

lebih eekti dengan regulator,

asosiasi industri dan universitas

dalam rangka konvergensi IFRS.

Pernyataan Pencabutan standar 

Akuntani Keuangan (PPsAK)

Cukup banyak orang yang merasa asing

ketika mendengar istilah PPSAK. Dalamproses konvergensi IFRS, diketahui

bahwa terdapat inkonsistensi dan/atau

tumpang-tindih antara satu PSAK dengan

PSAK lainnya dan/atau Kerangka Dasar 

Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan (KDPPLK) yang telah ada. Oleh

karena itu, DSAK menerbitkan Pernyataan

Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan

(PPSAK) untuk mencabut PSAK yang

tidak konsisten dan/atau tumpang-tindih

dengan PSAK lainnya.

Pada tanggal 16 Juni 2009 DSAK-IAI

telah mensahkan PPSAK No. 1 tentangPencabutan:

PSAK 32: Akuntansi•

Kehutanan,

PSAK 35: Akuntansi•

Pendapatan Jasa

Telekomunikasi, dan

PSAK 37: Akuntansi•

Penyelenggaraan Jalan Tol.

Pencabutan PSAK tersebut berlaku

eekti mulai 1 Januari 2010 dan bersiat

prospekti.

Pada bulan September 2009

DSAK-IAI telah menerbitkan exposuredrat (ED) dua buah PPSAK, yaitu PPSAK 

No. 2 dan PPSAK No. 3.

ED PPSAK No. 2 tentang pencabutan:

PSAK 41: Akuntansi Waran,•

dan

PSAK 43: Akuntansi Anjak •

Piutang.

ED PPSAK No. 3 tentang pencabutan:

PSAK 54: Akuntansi•

Restrukturisasi Utang-Piutang

Bermasalah

ED PPSAK No. 2 dan ED PPSAK 

No. 3 diterbitkan sehubungan dengan

telah disahkannya PSAK No. 50 (Revisi

2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006).

Untuk ED PPSAK No. 2

dan ED PPSAK No. 3 tersebut telah

dilakukan public hearing  pada tanggal

13 Oktober 2009, dan masyarakat

masih dapat memberikan tanggapan,

komentar, saran-saran dan masukan

untuk menyempurnakan drat  tersebut.

Tanggapan tertulis atas drat  tersebutsudah harus diterima DSAK-IAI paling

lambat pada tanggal 30 November 

2009.

ED PsAK dan ED IsAK 

DSAK-IAI tampaknya benar-

benar ingin “ngebut” dalam mencapai

target konvergensi IFRS pada tahun

2009. Pada tanggal 13 Oktober 2009

DSAK-IAI telah melaksanakan public

hearing untuk enam buah exposure drat  

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(ED PSAK) dan empat buah exposuredrat  Interpretasi Standar Akuntansi

Keuangan (ED ISAK), yaitu:

ED PSAK 5 (Revisi 2009):1.

Segmen Operasi (sumber: IFRS

8: Operating Segment );

ED PSAK 12 (Revisi 2009):2.

Bagian Partisipasi dalam

Ventura Bersama (sumber: IAS

31: Interest in Joint Ventures);

ED PSAK 15 (Revisi 2009):3.

Investasi pada Entitas Asosiasi

(sumber: IAS 28: Investment in

 Associates);ED PSAK 25 (Revisi 2009):4.

Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi,

dan Kesalahan (sumber: IAS

8: Accounting Policies, Changes

in Accounting Estimates and 

Errors);

ED PSAK 57 (Revisi 2009):5.

Kewajiban Diestimasi,

Kewajiban Kontinjensi dan Aset

Kontinjensi (sumber: IAS 37

(2009): Provisions, Contingent 

Liabilities and Contingent Assets);ED PSAK 58 (Revisi 2009):6.

Aset Tidak Lancar yang Dimiliki

untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikan (sumber: IFRS 5:

Non-current Assets Held or Sale

and Discontinued Operation);

ED ISAK 9: Perubahan atas7.

Kewajiban Aktivitas Purna-

Operasi, Restorasi dan

Kewajiban Serupa (sumber:

IFRIC 1: Changes in Existing 

Decommissioning, Restoration

and Similar Liabilities);

ED ISAK 10: Program Loyalitas8.Pelanggan (sumber: IFRIC 13:

Customer Loyalty Programmes);

ED ISAK 11: Distribusi Aset9.

Non Kas Kepada Pemilik 

(sumber: IFRIC 17: Distributions

o Non-cash Assets to Owners);

ED ISAK 12: Pengendalian10.

Bersama Entitas: Kontribusi

Nonmoneter oleh Venturer 

(sumber: SIC 13: Jointly 

Controlled Entities – Non-

Monetary Contributions by 

Venturer ).

Beberapa ED ISAK diterbitkan

sehubungan dengan telah diterbitkannya

ED PSAK dan/atau PSAK, yaitu:

ED ISAK 12 berkaitan dengan•

ED PSAK 12;

ED ISAK 11 berkaitan dengan•

ED PSAK 58;

ED ISAK 10 berkaitan dengan•

PSAK 23: Pendapatan, yang

diadopsi dari IAS 18: Revenue;

ED ISAK 9 berkaitan dengan•

PSAK 16: Aset Tetap, yang

diadopsi dari IAS 16: Property,Plant, and Equipment , dan PSAK 

57: Kewajiban Diestimasi,

Kewajiban Kontinjensi dan Aset

Kontinjensi, yang diadopsi dari

IAS 37: Provisions, Contingent 

Liabilities and Contingent Assets.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 58/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 58

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

K IFRS

Untuk ED PSAK dan ED

ISAK tersebut di atas masyarakat

masih dapat memberikan tanggapan,komentar, saran-saran dan masukan

untuk menyempurnakan drat  tersebut.

Tanggapan tertulis atas drat  tersebut

sudah harus diterima DSAK-IAI paling

lambat pada tanggal 30 November 

2009.

Maju teru!

Sebagaimana telah dikemukakan

pada edisi sebelumnya, entitas telah diberi

waktu dua tahun untuk mempersiapkan

diri dalam menerapkan PSAK 50 (Revisi

2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), tetapibanyak entitas yang belum siap, khususnya

dari industri perbankan, dan akhirnya

pada tanggal 23 Desember 2008, saat

IAI merayakan ulang tahun yang ke-51,

Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN)

IAI menyetujui bahwa PSAK 50 (Revisi

2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang

semula berlaku eekti untuk periode

yang dimulai pada atau setelah tanggal

1 Januari 2009 diubah menjadi untuk 

periode yang dimulai pada atau setelah

1 Januari 2010, dan selanjutnya hal ini

diumumkan oleh Ketua DSAK melalui

surat nomor 1705/DSAK/IAI/XII/2008tanggal 30 Desember 2008.

Sementara entitas masih

berkutat mempersiapkan diri untuk 

mengimplementasikan PSAK 50 (Revisi

2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006),di pihak lain International Accounting 

Standards Board  (IASB) telah merevisi:

IAS 32 Financial Instruments: Presentation,

IAS 39 Financial Instruments: Recognition

and Measurement , dan IFRS 7 Financial

Instruments: Disclosures, dan sekarang IASB

sedang membahas drat perubahannya.

DSAK telah menerbitkan

ED PSAK 31 (Revisi 2009) tentang

Instrumen Keuangan: Pengungkapan,

yang mengadopsi IFRS 7 (2008) Financial

Instruments: Disclosure, termasuk 

amandemen IFRS 7 pada bulan Oktober 

2008. ED PSAK 31 (Revisi 2009) telahdipublikasikan dan diharapkan tanggapan

tertulis diterima DSAK paling lambat 31

Maret 2009, tetapi sampai sekarang ED

PSAK 31 (Revisi 2009) tersebut belum

disahkan menjadi PSAK.

Ketika penulis berbincang-

bincang dengan Ketua DSAK-IAI dalam

acara public hearing  pada tanggal 13

Oktober 2009, diketahui bahwa ED

PSAK 31 (Revisi 2009) memang telah

ditunda, tetapi DSAK-IAI bertekad untuk 

tidak menunda lagi pelaksanaan PSAK 50

(Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006),

meskipun IASB sedang membahas drat  perubahan IAS/IFRS-nya.

Kita dapat memaklumi bahwa

apabila kita melihat target yang kita kejar 

“sedang bergerak maju” dan oleh karena

itu kita memutuskan “berhenti dulu,”

maka jarak antara kita dan target yangdikejar akan bertambah jauh. Dengan

demikian, kita harus terus maju!

Namun, alangkah bijaksananya

 jika kita tidak “asal maju,” melainkan

segera menganalisis (gap analysis) dan

mempertimbangkan terlebih dahulu

segala dampak dan rentang waktu antara

kondisi sekarang, yang akan segera

berlaku, dan estimasi perubahan setelah

rentang waktu tertentu.

Sebagai contoh, ketika pada

tanggal 16 Juni 2009 DSAK-IAI telah

mensahkan PPSAK No. 1 tentang

Pencabutan PSAK 32: AkuntansiKehutanan, PSAK 35: Akuntansi

Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan

PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan

 Jalan Tol, ternyata ada PSAK lain yang

mengacu pada PSAK yang telah dicabut

tersebut, yaitu PSAK 14 (Revisi 2008)

tentang Persediaan, pada paragra 02

huru (d), dinyatakan bahwa PSAK 14

(Revisi 2008) diterapkan untuk semua

persediaan, kecuali aset biolojik terkait

dengan hasil hutan (lihat PSAK 32:

Akuntansi Kehutanan). Dengan demikian,

ketika PSAK 32 dicabut, maka kaitan yang

ada pada PSAK 16 (Revisi 2008) menjaditerputus, dan hal ini harus segera diatasi.

Ayo, terus maju!

PERTANYAAN:

PSAK manakah yang tidak berubah prioritasnya untuk disesuaikan dengan IAS/IFRS pada tahun 2009 atau 2010 seperti yang pernah

direncanakan sebelumnya?

 JAWABAN:

A. PSAK 22 B. PSAK 18 C. PSAK 4

Pilihlah jawaban yang benar (A atau B atau C) dan jawaban dikirim ke alamat Redaksi Majalah Akuntan Indonesia, disertai guntingan kupon asli

pada majalah ini, dan sudah harus diterima Redaksi paling lambat tanggal 30 November 2009, dan pemenang akan diumumkan pada edisi bulan

 Januari 2010.

Disediakan lima hadiah untuk lima orang pemenang, yaitu berupa: dua buah tas (backpack ) Ikatan Akuntan Indonesia, dan tiga buah FlashDisk .

Sesuai yang dijanjikan pada edisi pertama, Kolom IFRS edisi ini dilengkapi dengan pertanyaan dan disediakan hadiah

yang menarik bagi yang berhasil menjawab dengan tepat.

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

KUPON KUIS ai EDISI 20 / 2009

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 59/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

59

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

Intentin

OBJECTIVEs

To encourage research or 

the development o various

dimensions o accounting and

accountancy proession in the South East

Asia region.

To encourage the production o original learning materials that would

broaden and enrich the region’s

accounting proession.

 

CRITERIA

Research grants will be granted or 

valuable, insightul, and creative work 

that advances the mission o AFA.

Research grant applications will be

evaluated in light o the specicity and

signicance o an applicant’s proposed

project. All projects will be evaluated in

light o the probability o their ruition

within a reasonable time, given the scope

o the project in question.

In evaluating whether a project would

likely be completed within a reasonable

time, consideration will be given to the

magnitude o the project, the work 

the applicant has already done prior to

proposal submission, and the applicant’s

productivity o previous research work.

 

Eligibility Criteria

Applicants or Research Grants must

be a national o an Association o South

East Asian Nations (ASEAN) Member 

States. Prior to the consideration o the

AFA Council, the Research Proposal

must be approved and endorsed by the

AFA member body where the Applicant

originated rom.

Research projects which are already

ully unded by another grant or awards

rom another agency, oundation,

institution will not be eligible or this

Grant. AFA however, may reserve the

right to partially und a project which

is already partially unded by another 

agency, subject to the provisions o the

original grant. In the case where theapplicant had already received more

than one grant or ellowship or the

same project, details o the earlier grant

should be included in the application.

 

Evaluation Criteria

For AFA’s consideration, research

projects need:

Focued Reearch1.

Quetion. Proposals must be

supported by clear researchquestions or proposals or 

developing them. Projects should

be directed towards meaningul

and value added outcomes.

Results o the research project

should contribute the overall

understanding o accounting

development in South East

Asia. Such contribution must

be communicated to and used

by the region’s accounting

proession. Additional

consideration will be given to

those project proposals thatcan potentially be o value to

other accounting proessional

organizations around the

world.

Convincing Contribution2.

to the Accounting Domain.

Researchers must be able

to demonstrate that their 

proposed work can build upon

what is already known about

the specic area or topic being

studied. Projects need to show

that they will make a systematic

and cumulative contribution to

what is known already about

the accounting development,

accounting practice, accountingstructure, and accounting

standards o South East Asia

(and/or other world regions).

In addition, researchers must

demonstrate that their work 

opens other opportunities or 

uture research.

sound, Clear, and Valid3.

Reearch Method. 

Researchers need to show that

they:

have a clear, reasonable,•and easible research

strategy

have clear goals in any•

observations or interviews

being planned

are able to collect data•

necessary or the project

in a practical, systematic,

and ethical manner 

can obtain permission•

rom relevant parties

when using proprietary

data or research analysis

are able to use•

appropriate econometric

techniques or research

analysis

can conduct the research•

in a relevant eld o 

Criteria and Application Procedure for AFA Research Grants

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 60/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 60

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

Intentin

investigation

use consistent logic when• analyzing and interpreting

data

have their proposal be rst•

extensively critiqued and

meet the quality standards

o the researcher’s

institution beore

submission to AFA.

have easible•

arrangements or 

communicating inerence

o their nding with

accounting proessionals,

accounting academics,

or accounting standard

setters

Have strategy for 4.

Communicating and

Preenting the Reearch. 

Researchers will need to:

make arrangements to present

their research ndings in an

AFA conerence setting

make arrangement to publiclycommunicate implications

o research ndings to

accountants (proessionals,

academics, standard setters,

etc.)

submit their work or peer 

review (both academic and

proessional) as determined by

the AFA research committee

generate a well written research

report or other materials or 

publication in ormats thatis relevant or proessional

 journals or research journals

prepare a short summary

designed to attract other 

accountants to make an

inormed judgement about

whether the research output is

relevant to them

APPLICATION PROCEDUREs

Application Requirement

All applications or AFA Research Grants

must include:

Inormation on the Application•

(contact and background

inormation, current curriculum

vitae) and Co- Applicant(s) , i 

applicable.

Research proposal (limited to 7•

single-spaced pages) that addresses

the ollowing:

Brie review o relevant issue•

Description o the issue and its•

importance and relevance to

AFA

Description o methodology•

including proposed data set

and criteria or selecting data

le, sample (e.g., groups used,

exclusions to sample, and

estimated sample sizes),variables

(including selection o variables

and rationale or, using them),

and analytic techniques

Importance o ndings to the•

issue

How does this research advance•

the current state o knowledge

in the accountancy, substantively

or methodologically?

Conceptual or gural model outlining•

the ramework or design o the

study

Statistical model or ormulas,•

appropriately dened, that are

connected to the conceptual model

Variables list (one page, categorized)•

to include the data set variables to

be used

Proposed budget•

Brie list o current other support•

(grants, awards, etc. i applicable)

Attestation o Support rom the•

relevant AFA member body

Reporting requirement

All Research Grantees will be

required to submit a brie (3-6 pages)

progress report mid-way through

the grant period. A nal report will

be submitted at the end o the grant

period. The nal report should be an

article based on the proposed research

and o the quality and in the ormat or 

submission to a journal or publication

and presentation at the biennial AFA

Conerence.

Funding diburement

Funding will be linked to the approval

o the progress report and nal report.

Grantees will receive sixty percent

(60%) o the total award at the beginning

o the grant period, twenty percent

(20%) upon acceptance o the progress

report, and twenty percent (20%) upon

acceptance o the nal report. In most

cases awardees may choose whether to

have unds sent directly to them or have

the unds channeled through their home

institutions.

 

Application submiion

All Proposals must be submitted

through the respective AFA member 

body o the Applicant’s jurisdiction or 

to each relevant AFA member bodies,

should the Proposal involve joint

applicants rom two or more ASEAN

Member States. Proposals shall only

be considered or review by the AFA

Council once it has been ully endorsed

the originating AFA member body.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 61/68

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 62/68

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 62

ai

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

K TIK 

Selama ini cukup banyak entitas yang

membuat laporan keuangan, mencakup

neraca, laporan laba rugi, laporanperubahan ekuitas, laporan arus kas, dan

catatan atas laporan keuangan menggunakan

peranti lunak Microsot Excel dengan alasan

perhitungannya ada di dalam Excel. Di pihak 

lain, cukup banyak pula entitas, bahkan akuntan

publik, yang membuat laporan keuangan

menggunakan Microsot Word dengan alasan

susunan kalimat dan paragra akan lebih

baik jika dibandingkan menggunakan Excel.

Namun, konsekuensi dari penggunaan Word

adalah keterbatasan perhitungan, dan cukup

banyak angka atau data ditulis secara manual

dalam Word, perubahan perhitungan di Excel

terlupakan revisinya dalam Word, sehingga

cukup tinggi kemungkinan salah ketik dan angkaantara yang satu dengan lainnya menjadi “not tie

up”, “not ooting”, dan kesalahan lainnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, sebenarnya kita

dapat mendinamisasi data di Microsot Word

dengan menghubungkannya dengan Microsot

Excel. Caranya sebagai berikut:

1. Bukalah terlebih dahulu aplikasi Microsot

Excel dan siapkan sebuah le untuk 

Dinamisasi data di Word berasal daridata di Excel

Teknologi informasidan komunikasi (TIK)atau information and

communication technology (ICT) berkembang sangatpesat. Akuntan tidak bisa

lagi mengabaikan hal ini, dan

 jangan sampai dicap gagapteknologi (gaptek). Denganadanya globalisasi maka para

akuntan harus dapat mengikutiperkembangan TIK/ICT agardapat berkompetisi di tingkat

global. Kolom TIK/ICT inidiharapkan memberi manfaat bagi para pembaca Majalah

 Akuntan Indonesia (AI).

oleh: Handoko Tomo

Gambar 1

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 63/68

  m 

  i   t

  r

  a

  d   a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h

  a

  n

63

ai

M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 

membuat dan mengolah data-data

keuangan serta perhitungannya secara

lengkap.

2. Bukalah pula aplikasi Microsot Word

dan siapkan sebuah le untuk menyajikanlaporan keuangan secara lengkap.

3. Contoh, neraca yang sudah dibuat dalam

Excel diblok pada bagian yang akan di-copy 

paste link ke dalam halaman di Microsot

Word. Setelah diblok lalu kliklah icon Copy  

atau tekan tombol Ctrl dan tombol C  

secara berbarengan. Lihat Gambar 1.

4. Tempatkan cursor  pada halaman

di Microsot Word, pada tempat

penampungan hasil copy paste special.

Kliklah icon  Paste Special dan kemudian

pilihlah Paste Link dan Microsot Oce Excel

2003 Worksheet Object . Lihat Gambar 2

dan 3.

5 .

Setelah diklik OK maka hasilnya dapat

dilihat pada Gambar 4.

6. Cobalah lakukan perubahan pada le 

Excel-nya, misalnya ubah angka atau ubah

view  dengan mengklik  icon Gridlines, dan

lihat dampaknya pada le Word.

7. Lakukan hal serupa untuk komponen

laporan keuangan lainnya.

8. Ingatlah selalu membuka le Excel terlebih

dahulu, dan kemudian membuka le 

Word-nya agar tidak terjadi error . Semogabermanaat!

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 64/68

Seingn

ai 64

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h  a

  n

Bentuk cerita novel sederhananya

persis seperti membuat

cerita anak. “Pada suatu

hari lahirlah seorang anak bernama

(Anda).” Kemudian dalam novel itu

diceritakan bahwa Anda dibesarkan di

keluarga seperti apa, lalu bagaimana

kehidupan keluarga Anda, keadaan

keuangan Anda, karir Anda, seperti

apa kemampuan intelektualitas Anda,

hubungan sosial Anda, kesehatan Anda,

keadaan spiritualitas Anda. Anda pun

menuliskan kapan Anda meninggalkan

dunia ini, termasuk bagaimana caranya

dan kemudian Anda dimakamkan di

mana. Selanjutnya bagaimana keadaan

keluarga dan teman Anda ketika

ditinggalkan oleh seorang yang bernama

(Anda)? Anda tentu mau mencobanya.

Mulailah dan lihat bagaimana pengaruh

novel itu terhadap hidup Anda

selanjutnya.

By the way , apakah di dalam novel

hidup Anda itu Anda juga menyebutkan

tentang pencapaian terbesar Anda

selama hidup Anda? Tentang tujuan

hidup Anda? Kalau belum, coba tuliskan.Kalau sudah, apakah tujuan hidup

dan pencapaiannya itu memang

benar sesuai dengan kemampuan

Anda?

Sebenarnya apa manaatnya membuat

novel tentang diri sendiri itu? Dari novel

itu akan terbaca, tergambarkan, dan

terasakan tentang keyakinan (belies)

apa yang mendasari Anda dalam

menjalani hidup. Kemudian dengan

mengetahui belies Anda tersebut,

Anda bisa menyetel volume hidup

Anda sendiri. Volume tinggi, sedang,

atau rendah, silakan sesuaikan dengan

alasan hidup Anda.

Belief, ikap, dan perilaku

Sebenarnya belies itu apa? Singkatnya

belies itu adalah keyakinan atau percaya.

Misalnya saya mempunyai belies

bahwa saya adalah orang yang pandai

membujuk orang, mempersuasi orang,

atau merayu orang lain sehingga orang

lain tersebut setuju dengan pendapat

saya dan melakukan apa yang saya

skenariokan. Belies yang saya miliki

tersebut membuat saya menjadi lebih

percaya diri (pede ketika menghadapi

orang lain tersebut). Kepedean saya

tersebut selanjutnya akan mempengaruhi

cara saya bicara, cara saya memandang,

cara saya bertingkah, dan seterusnya.

Selanjutnya apabila tujuan saya tercapai,

maka belies saya akan bertambah, saya

bertambah yakin bahwa saya memang

pandai dalam mempersuasi orang lain.

Sebaliknya apabila saya mempunyai

belies bahwa saya tidak pandai dalam

mempengaruhi orang lain atau tidak 

pandai mempersuasi orang lain,

maka belies saya tersebut membuat

saya menjadi semakin tidak pede

ketika berhadapan dengan orang

lain. Selanjutnya ketidakpedean itu

akan juga mempengaruhi cara saya

berbicara, cara saya bersikap dan

seterusnya, bahkan mungkin badan

saya pun gemetar. Akibat selanjutnya

bisa ditebak bahwa memang saya tidak 

akan bisa mempersuasi orang lain danhasilnya memang demikian, lalu kiran

saya akan bilang, tuuh kan ..memang

kamu tidak bisa mempersuasi orang lain

kok, dan belies bahwa saya tidak bisa

mempengaruhi orang lain akan semakin

besar dan semakin kuat.

Darimanakah datangnya belies? Belies

datang biasanya dari orang lain, bisa

dari ortu, dari teman, dari sesuatu yang

Anda baca, lihat, dengar, atau rasakan.

Anda hanya membuktikan belies yang

Anda miliki tersebut, bila hasilnya sesuai

dan benar, maka belies Anda menjadi

semakin kuat dan bila pembuktian

menurut Anda adalah berbeda, maka

selanjutnya Anda menjadi ragu, atau

Anda jadi mempunyai belies baru

tentang hal tersebut.

Belies tentang balas dendam banyak 

ditemukan di lm silat, belies tentang

kepalsuan hidup bisa ditonton di

sinetron, belies tentang kisah heroik 

Keyakinan itu ternyata mempengaruhi

sikap dan tingkah lakuSelamat pagi Guys..

Guys..pernahkah Anda membuat sebuah novel tentang hidup Anda sendiri.? Novel yang bercerita tentang Anda, sepenuhnyatentang Anda. Novel itu dimulai dengan cerita sejak Andalahir di dunia ini dan diakhiri dengan kepergian Anda menujualam selain dunia ini. Persis seperti otobiograf, hanya yangini bentuknya lebih seperti novel, ada ceritanya, ada naik danturunnya, ada pasang dan surutnya, ada gembira dan sedihnya.

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 65/68

Seingn

ai65

  m 

  i   t

  r

  a

  d 

  a

  l

  a

  m 

  p

  e

  r

  u

  b

  a

  h  a

  n

bisa dibaca di buku biogra. Belies

tentang nilai hidup, arti hidup, dan sikap

hidup biasanya diturunkan orang tua

kepada anaknya. Belies apa yang Andaterima dari Ayah dan Ibu Anda? Belies

apa yang Anda turunkan kepada anak-

anak Anda?

Belies dapat dianalogikan seperti

sebuah penelitian. Penelitian awal

biasanya dilakukan oleh orang lain.

Tugas Anda hanya membuat penelitian

selanjutnya yang tentu saja hasilnya akan

mengukuhkan atau mementahkan hasil

penelitian orang lain itu. Apabila hasil

penelitian Anda sesuai dengan hasil

penelitian pertama, maka hasil penelitian

yang pertama akan semakin sah.Kebalikannya adalah apabila penelitian

Anda hasilnya menyanggah penelitian

sebelumnya, maka hasil penelitian

sebelumnya menjadi diragukan.

Beliefs yang excellent 

Anda bisa bayangkan apabila ada

seorang Ayah yang berkata kepada

anaknya ”dasar anak nakal, ternyata

kamu berbohong pada Ayahmu”. Setelah

Ayahnya berkata demikian, menurut

Anda belies apa yang tertanam dalam

benak anak tersebut? Bandingkan

apabila Ayah tersebut berkata ”Kamu

memang anak yang cerdik, kamu

berusaha menutupi kelalaian kamu ya,

dan ternyata Ayah sudah tahu lebih

dulu.” Menurut Anda belies apa yang

terbangun pada diri anak pada contoh

kedua?. Pada contoh yang pertama si

anak akan mempunyai belies yang tidak 

excellent, sedangkan pada contoh yang

kedua maka sang anak akan mempunyai

belies yang excellent.

Memangnya sesorang tidak boleh

mempunyai belies yang tidak excellent? Jawabannya, boleh-boleh saja, tetapi

sikap dan tingkah laku apa yang Anda

hasilkan dari memiliki belies yang tidak 

excellent itu? Apakah memang Anda

adalah seperti itu? Kalau memang

”iya” ya sudah, tetapi jika bukan itu

sikap dan perilaku yang Anda inginkan,

maka ini namanya tidak kongruen. Ada

ketidakkongruenan antara belies yang

Anda yakini dengan sikap dan perilaku

Anda. Ketidakkongruenan antara

belies dengan perilaku inilah yang

mengakibatkan ketidakbahagiaan.

Sekarang bagaimana caranya keluar 

dari lingkaran belies tersebut? Kalau

saya ditanya bagaimana caranya,

 jawabanya sama dengan ketika saya

ditanya bagaimana caranya berhenti

merokok?.. jawabannya sama, ”yaa,

berhenti saja, titik” atau ”yaa, keluar 

saja dari lingkarannya.” Bagaimana

detailnya? Lakukan sesuatu yang belum

pernah Anda lakukan sebelumnya.

Kenapa? karena pak Einstein bilang,

adalah mustahil kalau Anda berharap

menghasilkan sesuatu yang berbedapadahal selalu mengerjakan hal yang

sama terus menerus. Dengan melakukan

suatu hal yang berbeda yang belum

pernah Anda lakukan sebelumnya, maka

Anda akan mempunyai pengalaman

baru yang belum pernah Anda miliki

sebelumnya. Selanjutnya pengalaman

itu akan membuktikan sesuatu yang

baru untuk Anda. Satu pertanyaan

untuk Anda, kapan terakhir kali Anda

melakukan sesuatu yang belum pernah

Anda lakukan sebelumnya? Belies baru

apa yang Anda peroleh?

Mungkin Anda bergumam, mudah

memang menjawabnya, pelaksanaannya

kan tidak semudah itu!.. naaah tuuh

Anda sekarang punya belies baru

bahwa untuk keluar dari lingkaran itu

adalah SULIT. Siapakah yang pernah

memberitahukan kepada Anda bahwa

untuk keluar dari lingkaran belies itu

sulit? Demikianlah selamanya akan

menjadi sulit sampai dengan Anda

memutuskan bahwa untuk keluar dari

lingkaran adalah GAMPANG. Demikian

 juga untuk berhenti dari merokok, atau

pun untuk memulai sesuatu yang baru,

semuanya dimulai dari belies Anda

sendiri.

Apakah pekerjaan sehari-hari Anda

sekarang? Sebagai akuntan pendidik,

atau sektor publik, manajemen, atau

akuntan publik? Lalu apa kepercayaan

Anda tentang pekerjaan Anda saat

ini? Apakah Anda merasa mendidik 

itu mudah dan menyenangkan?, atau

bekerja di pemerintah itu nyaman

dan aman?, atau bekerja di swasta ini

keren dan gampang?, atau menjadi

akuntan publik itu banyak uang danmenyenangkan?. Apapun keyakinan

Anda, hal itu akan mempengaruhi

Anda dalam setiap sikap, tindakan, dan

keputusan yang Anda ambil.

Melihat belief orang lain

Setelah Anda sekarang tahu dan

percaya bahwa ternyata belies itu

mempengaruhi sikap dan perilaku,

maka sebenarnya Anda sekarang pun

sudah bisa mengetahui belies orang

tersebut. Bagaimana caranya? Mudah,yaitu dengan cara melihat sikap dan

perilakunya sehari hari. Kalau orang

tersebut tidak bersemangat, maka

kira-kira apa belies yang ada di benak 

orang itu? Sebaliknya apabila orang itu

sangat antusias dan meyakinkan dalam

melakukan sesuatu, kira-kira belies apa

yang ada di belakang kiran orang itu?

Congratulation! Sekarang Anda tahu.

Pernahkan Anda merasakan bedanya

waktu pagi, siang, sore, atau malam hari?

Di waktu manakah anda merasa paling

semangat? Pagi hari? Oke... Anda mau

mencoba suatu hal yang baru? Cobalah

mengatakan hanya selamat pagi kepada

semua orang. Hilangkan kata siang,

sore, atau malam dari kamus bahasa di

kiran Anda. Termasuk juga perasaan

Anda, bujuklah diri Anda sendiri dan

katakan bahwa mulai sekarang sudah

tidak ada lagi siang, sore, pun malam,

yang ada adalah pagi. Diri Anda pasti

mau menerima usulan Anda, karena

Anda adalah mahluk paling sempurna di

alam ini, jadi semua yang Anda butuhkan

untuk meyakinkan diri Anda selalu ada

pada diri Anda sendiri. Anda rasakan

perbedaan yang terjadi dalam beberapa

hari ini. Selamat pagiiii Guys..

Heliantono (Assue)

Member The Society o NLP 

Certied Hypnotherapist 

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 66/68

  p   o 

   t  o   n

  g

   d    i

  s   i  n

   i

Pembayaran Tunai Transfer

Pembayaran transfer:

ke rekening IAI Wilayah Jakarta

Bank Central Asia

A/C No. 092.3009318

Kirimkan formulir ini ke:

Redaksi Majalah Akuntan indonesia Bagian LanggananTelp No. 83707344, 8353588, Fax No. 8290324

Tanda tangan :_____________________________________

Saya berminat berlangganan majalah Akuntan Indonesia :

Nama : ..........................................................................................................

Alamat : ..........................................................................................................

Telp/Hp/Fax : ..........................................................................................................Paket yang dipilih : ..........................................................................................................

Mulai Edisi : ..........................................................................................................

Edisi No.11/Tahun II/September2008ai A K U N T A N I N D O N E S I A

mitra d a la m p erub a ha n

Harga Rp. 20.000,- (Pulau Jawa)

  Rp. 22.500,- (Luar Jawa)

SUKSESI KEPENGURUSAN

IAI WILAYAHJAKARTA

2008

BUDGETING:

CASH VSACCRUALBUDGETING

BEYOND BUDGETING

ACTIVITY BASED BUDGETING

REALISASIAPBN RENDAH?

Formulir Berlangganan

Pulau Jawa Rp. 20.000 ,-

Paket 1 = 12 Edisi Rp. 216.000 ,- (Harga termasuk diskon 10%)

Paket 2 = 6 Edisi Rp. 114.000 ,- (Harga termasuk diskon 5%)

Luar Pulau Jawa Rp. 22.500,- :

Paket 1 = 12 Edisi Rp. 243.000,- (Harga termasuk diskon 10%)

Paket 2 = 6 Edisi Rp. 128.000,- (Harga termasuk diskon 5%)

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 67/68

Gempa di Bumi Andalastelah membuka mata hati kita akan arti

persaudaraan, ketulusan dan kesadaran untuk

berbagi dengan sesamaIKATAN AKUNTAN INDONESIA 

melalui program “Akuntan Peduli”akan turut membantu meringankan beban

saudara-saudara kita.

Kami mengetuk hati sanubariPARA ANGGOTA IAI untuk bersama-sama

membantu menyumbangkan dananya melaluiprogram “Akuntan Peduli” dengan

mentransfer langsung ke:Rekening atas nama: Ikatan Akuntan Indonesia

Nomor Rekening: 122.0004.610.658Bank: Mandiri KCP Jakarta Cik Ditiro

Atas partisipasi dan keikhlasanPARA ANGGOTA IAI kami mengucapkan

terima kasih.Sumbangan akan kami salurkan langsung

melalui IAI Wilayah Sumatera Barat danIAI Wilayah Jambi.

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Graha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng Jakarta 10310Telp: (021) 3190 4232 Fax: (021) 724 5078E-mail: [email protected] — Website: www.iaiglobal.or.id

7/16/2019 ai_edisi_20

http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 68/68

/NE3TEP!HEAD

BEAMEMBER

OFAPROFESSIONALBODY

4(%).$/.%3)!.).34)454%

/&!##/5.4!.43