Distribusi Responden Bukan Penderita Penyakit Diabetes Mellitus
ai_edisi_20
-
Upload
farhan-aditama -
Category
Documents
-
view
177 -
download
6
Transcript of ai_edisi_20
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 1/68
Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) VI: Peran
Akuntan Dalam Penataan Ulang Sistem
Finansial Global Pasca Krisis
Roadmap Terkini Konvergensi IFRS
Pernyataan Sikap Profesi
Transparansi dan Akuntabilitas
Edisi No.20/Tahun III/Oktober 2009
a k u n t a n i n d o n e s i a
mitra dalam perubahan
Harga Rp. 20.000,- (Pulau Jawa)
Rp. 22.500,- (Luar Jawa)
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 2/68
ai
a k u n t a n i n d o n e s i a
mitra dalam perubahan
Vii IAI
Menjadi organisasi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek
akuntansi, manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika dan
tanggungjawab sosial serta lingkungan hidup dalam perspekti nasional dan
internasional.
Mii IAI
Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalama.
pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika,
tanggungjawab, dan lingkungan hidup;
Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-b.
atestasi dan akuntansi bagi masyarakat; dan
Berpartisipasi akti dalam mewujudkanc. good governance melalui upaya
organisasi yang sah serta dalam perspekti nasional dan internasional.
VIsI & MIsI IAI
Nama Penguru
Dr. Zaenal soedjai Ketua Dewan Penasehat
Dr. soedarjono Anggota Dewan Penasehat
Prof. Dr. Zaki Baridwan, Msc.
Anggota Dewan Penasehat
Dr. Han Kartikahadi
Anggota Dewan Penasehat
Prof. Dr. Wahjudi Prakara Anggota Dewan Penasehat
Dr. Ahmadi Hadibroto, Msc.Ketua Dewan Pengurus Nasional
Ali Darwin, Ak., Msc.
Anggota Dewan Pengurus Nasional, Ketua IAI-KAM
Dr. Atjeng satrawidjaja Anggota Dewan Pengurus Nasional
Prof. Dr. Djoko suanto, MsA. Anggota Dewan Pengurus Nasional
Dr. Ainun Na’im, MBA., Ak.
Anggota Dewan Pengurus Nasional, Ketua IAI-KAPd
syafri Adnan Baharuddin, Ak., MBA.
Anggota Dewan Pengurus Nasional,
sunardji, sE., MM.Anggota Dewan Pengurus Nasional
Dra. Tia Adityaih
Anggota Dewan Pengurus Nasional, Ketua IAI-KAP
Dr. Ilya Avianti, sE., Msi., Ak.
Anggota Dewan Pengurus Nasional
Dr. MutofaAnggota Dewan Pengurus Nasional
Dr. Haryono Umar, Ak., Msc.Anggota Dewan Pengurus Nasional, Ketua IAI-KASP
Dr. Kanaka Puradiredja Ketua Majelis Kehormatan
Dr. safaat WidjajabrataAnggota Majelis Kehormatan
B. Hartono, sH., sE., Ak., MH. Anggota Majelis Kehormatan
supriyadi
Anggota Majelis Kehormatan
VJH. Boentaran
Anggota Majelis Kehormatan
Aep saefuddin Rizal Anggota Majelis Kehormatan
Dr. Eddie M. Gunadi Anggota Majelis Kehormatan
HerwidayatmoKetua Dewan Konsultati SAK
Arif Arryman
Anggota Dewan Konsultati SAK
Bambang setiawan
Anggota Dewan Konsultati SAK
Bambang subianto Anggota Dewan Konsultati SAK
Erry Firmanyah Anggota Dewan Konsultati SAK
Henry Lumban Toruan
Anggota Dewan Konsultati SAK
I Guti Agung Made Rai Anggota Dewan Konsultati SAK
Indarto
Anggota Dewan Konsultati SAK
Itini T. siddharta
Anggota Dewan Konsultati SAK
Jhonny Darmawan
Anggota Dewan Konsultati SAK
Juuf HalimAnggota Dewan Konsultati SAK
Kuwono soeeno Anggota Dewan Konsultati SAK
sandiaga s. Uno
Anggota Dewan Konsultati SAK
siti Ch Fadjrijah Anggota Dewan Konsultati SAK
Wahyu Karya Tumakaka Anggota Dewan Konsultati SAK
Roita Uli sinaga
Ketua DSAK
Agu Edy siregar, sE.
Anggota DSAK
Dr. Etty Retno Wulandari Anggota DSAK
Eddy Rasyid Anggota DSAK
Liau She Jin
Anggota DSAK
Jumadi, sE., Ak., BAP.Anggota DSAK
Merliyana syamul Anggota DSAK
Roy Iman Wirahardja
Anggota DSAK
Dr. Meidyah Indrewari Anggota DSAK
Riza Noor Karim Anggota DSAK
Budi suanto
Anggota DSAK
Ferdinand D. Purba
Anggota DSAK
Iran Gunawan Anggota DSAK
Ludovicu seni Anggota DSAK
saptoto Agutomo Anggota DSAK
Dr. setiyono Miharjo Anggota DSAK
Agung Nugroho soedibyoKetua Komite Etika
Wawat sutanto
Anggota Komite Etika
Linu M. setiadi
Anggota Komite Etika
setiawan Kriwanto Anggota Komite Etika
Wiwik UtamiAnggota Komite Etika
sally salamah
Anggota Komite Etika
suyatno HarunAnggota Komite Etika
syarief Bair Anggota Komite Etika
Unti Ludigdo
Anggota Komite Etika
Mirawati sudjono, Ak., Msc.
Ketua BPH-KUKK
Bambang Utoyo, Ak. Wakil Ketua BPH-KUKK
BramantyoAnggota BPH-KUKK
Rakhmat Adi santoa Anggota BPH-KUKK
Retno Wulandari
Anggota BPH-KUKK
Dra. suhartati suharo Anggota BPH-KUKK
Ujiani Purnamaningih Anggota BPH-KUKK
Prof. Dr. Indra Wijaya Kuuma,
MBA., Ak.Ketua KERPPA
Dr. Hilda Roieta Anggota KERPPA
Dr. Indarto
Anggota KERPPA
Ito Warito, Ak., MBA.
Anggota KERPPA
Dr. sumarno Zain, MBA., AkAnggota KERPPA
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 3/68
PENGANTAR REDAKSI
SuSunan RedakSi
O yg srs akuntan indOneSia rrss g i a ios. i a ios or brgggjwb
s r r ry, o sr yg r s rwr.
alamat RedakSi kor iai Wy Jr, Gg Gj Bo ae J. dr. Srjo o.111 tb, Jr S 12810, ios
telephOne 021 837 07344, 8353588 faximile 021 829 0324 email [email protected] RekeninG BCa cbg tb
Srjo a/C no. 092.3009130 / iai Wy Jr
ai
pemimpin umum J. Woo. h. m pemimpin RedakSi hoo too RedaktuR pelakSana mos deWan RedakSi
Crs k, Sr py S, Bgs Rbogo, hoo, nr isr, m. Ys Jo, pro B, a, m. Ys mso, R Y. asr, d
i. psrb, fors d, fry, ey Zr, J hos, Yb SekRetaRiS RedakSi i Bsor maRketinG R a RepORteR Zb
Mahrof SiRkulaSi S laYOut iv
Transparansi dan Akuntabilitas
Pertama-tama izinkanlah Dewan Redaksi bersama-sama dengan seluruh Pengurus dan karyawan Ikatan Akuntan Indonesia
mengucapkan selamat Idul Fitri 1430 H, mohon maa lahir dan bathin.
Kami turut prihatin pula dengan terjadinya bencana alam di Sumatera Barat dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia, dan
kami berharap saudara-saudara yang tertimpa musibah dapat senantiasa tabah, dan kepada saudara-saudara di seluruh penjuru
dunia marilah kita membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah.
Pada bulan Oktober 2009 ini kita menghadapi pula hal-hal penting lainnya, dan tampak serba baru meskipun beberapa di
antaranya masih merupakan wajah lama. Cobalah perhatikan MPR, DPR, DPD, DPRD, dan bagaimana sibuknya para wartawan
meliput proses audisi pemilihan menteri di Cikeas, tempat kediaman SBY. Selain itu, pada 19 Oktober 2009 tujuh anggota baru
BPK telah diambil sumpahnya.
Kita melihat dua macam kekuasaan, yaitu (1) kekuasaan yang berasal dari Allah SWT dan terbukti tidak dapat dikalahkan
oleh manusia, dan (2) kekuasaan dari beberapa orang yang ingin mempengaruhi “roda kehidupan” di negeri kita yang tercinta ini.
Semua kejadian dan/atau transaksi di atas harus menjadi perhatian para akuntan. Sebagai akuntan, kekuasaannya
adalah bersikap independen dan bebas dalam menyatakan pendapat. Para akuntan dituntut untuk terus berperan dalam upaya
peningkatan transparansi dan akuntabilitas, baik sektor publik maupun privat. Mau tidak mau kita harus terus maju, tetapi
tentunya tidak asal maju dan berakhir konyol, melainkan kita harus melakukan persiapan sejak dini, dan salah satu caranya adalah
dengan membaca majalah ini sampai tuntas.
Selamat membaca!
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 4/68
KOREsPONDEN
IAI Wilayah Sulawesi UtaraCoco Departement Store Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 458Tlp 0431-822009Fax 0431-852963
IAI Wilayah Kalimantan BaratKAP. Sardjono, Budi Sudarnoto Jl. Purnama No. 168 ATlp 0561-763368
IAI Wilayah Riau Jl. Durian No. 1FSamping pemancar TVRI, Labu BaruPekanbaru 28291Tlp 0761-22769Fax 0761-63268
IAI Wilayah Jawa Timur
Bapak Tjiptohadi Sawarjuwono Jl. Ngabel No. 143 DSurabaya 60246Tlp 031-5021125
IAI Wilayah JambiBPKP Perw. Jambi Jl. HOS Cokrominoto No. 107 JambiTlp 0741-61682
IAI Wilayah Sumatera BaratBPKP Perw. Sumatera Barat Jl. HR. Rasuna Said No. 69Padang 24114Tlp 0751-33898Fax 0751-31688
IAI Wilayah Jawa TengahBPKP Perw. Jawa Tengah Jl. Raya Semarang, Kendal Km 12Semarang 50138
Tlp 024-8663207
IAI Wilayah DI. YogyakartaSTIE YKPN Jl. SenturanYogyakarta 55281Tlp 0274-584321Hp 0813-28379369 (Awan )email : [email protected]
IAI Wilayah Jawa BaratLPAP Widyatama Jl. Cikutra No. 204 ABandung 40125Tlp. 022-7206713
IAI Wilayah Sumatera Utara Jl. Imam Bonjol No. 18Medan 20152Tlp 061-4155100
IAI Wilayah Sumatera Selatan Jl. Veteran/Vandi Angsoko I No. 324
Palembang 30125Tlp 0711-319876
IAI Wilayah Kalimantan SelatanBPKP Perw. Kalimantan Selatan Jl. Jend. Gatot Subroto No. 22BanjarmasinTlp 0511-3251409
IAI Wilayah Kalimantan Timur Jl. Ir. Hr. Juanda No. 94 Rt.7 Rw.3Kel. Air HitamSamarinda 75124Tlp 0541-748442
TB GramediaTB Gunung AgungTB Kharisma
Daftar Isi
aiLaporan Utama
Peran Akuntan: Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas
Profl: Sunardji, SE, MM
Laporan Khusus
Kolom Pasar Modal:
Menguak Misteri Minimnya Investor Saham Di Indonesia
Ino:
PT. Bank Permata Tbk Raih ARA 2008
Kolom IFRS:
Selingan:
International:
Kolom TIK:
Pengumuman Seleksi Makalah SNA XII Palembang
Opini:
12
13
16
18
22
24
28
48
32
33
34
36
44485154
56
59
62
64
Membangun Akuntabilitas Publik Melalui Reformasi
Pengelolaan Keuangan Negara
Konvensi Nasional Akuntansi (Kna) Vi: Peran Akuntan
Dalam Penataan Ulang Sistem Finansial Global Pasca Krisis
Pernyataan Sikap IAI: Peranan Akuntan Dalam Penataan
Ulang Sistem Finansial Global Pasca Krisis
Public Hearing ED 6 PSAK, 4 ISAK, & 2 PPSAK telah diadakan
DSAK IAI
Dampak Konvergensi International Financial Reporting
Standards (IFRS) Terhadap Bisnis
Peer Review BPK RI Hasilnya Positif
Konsep Hitungan Laba Akuntansi SyariahMasih Perlukah Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum?Perdebatan Sengit Mengenai Pengakuan Pendapatan
Mana Yang Menjadi Prioritas?
Criteria and Application Procedure for AFA Research Grants
Dinamisasi data di Word berasal dari data di Excel
Keyakinan itu ternyata mempengaruhi sikap dan tingkah laku
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 5/68
Apa Kata
Mereka ?
aiAkuntan Indonesia
5
Mahaiwa Akuntani Preident Univerity
Cikarang
“Sepertinya majalah AI harus buka agen di Cikarang supaya kita mudah mendapatkan AIuntuk memperluas wawasan kita dan membantu pengerjaan tugas-tugas.....thanx AI..”
Purno Murtopo, DJP
”saya juga baca, saya juga menulis artikel untuk AI”
Yane Devi Anna & sri Fadilah Doen Bandung
”Kami Dosen dari Bandung, baca juga lho”
ai : “Semoga segera terlaksana....”
ai : “Terima kasih pak, semoga bermanaat”
ai : “Sudah berlangganan khan bu?..”
Mahaiwa Akuntani Univerita Bunda Mulia
”I Love Accounting, so pasti I love IAI dan I love ai”ai : “we love you too....”
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 6/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 6
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Berita
MAKNA KEMERDEKAAN MENKO
Jakarta - Kemerdekaan bagi seorang
Menteri Perekonomian Sri Mulyani Indrawati
adalah membebaskan rakyat Indonesia dari
kemiskinan. Dan untuk mencapainya, hal itu
bukan saja menjadi tugas pemerintah dan
BUMN.
“Arti kemerdekaan adalah suatu misi untuk
membangun negara karena kalau kita merdekadari penjajahan berarti kita harus merdeka
dari kemiskinan,” kata Sri Mulyani di Gedung
Menko Perekonomian di Jakarta, kemarin.
Menurut Sri Mulyani, kemerdekaan ini harus
diisi dengan kompetisi kepandaian dan ilmu
pengetahuan serta harus bisa mengatasi
berbagai hal yang masih mengancam satu
kesatuan bangsa Indonesia dan mengurangi
kesejahteraan rakyat.
“Semua tentunya harus dilakukan bersama-
sama untuk keselamatan rakyat. Bukan
hanya BUMN, tapi juga swasta dan seluruh
masyarakat dengan meningkatkan kinerja
sehingga bisa berkontribusi bagi perekonomian
kita. Itu yang kita harapkan.” ungkapnya.Sri Mulyani menyatakan, untuk tahun 2010
pemerintah akan berjuang untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi antara 5 hingga 6 persen.
Namun ia menambahkan, saat ini pihaknya
harus melihat terlebih dahulu perkembangan
ekonomi semester I tahun ini.
“Kondisi semester I tidak seburuk seperti
yang dibayangkan, dan semester kedua kita akan
hati-hati, meskipun dari sisi pendapatan pada
sektor investasi kita harus tetap pantau dengan
baik. Lebih dari lima persen bukanlah sesuatu
yang tidak mungkin, namun kita akan terus
melihat dari aktor yang menyumbangnya,”
paparnya.
54 PERSEN AKUNTAN PEMDA KURANG
PAHAM KELOLA KEUANGAN DAERAH
Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
melansir hasil survei terbaru mengenai tata
kelola keuangan pemerintah daerah (Pemda).
Hasilnya cukup mengecewakan.
Dari sekitar 155 lembar kuisioner
yang dibagikan kepada akuntan Pemda,
hanya sekitar 44 persen diantaranya yang
mengaku paham soal tata kelola keuangan yang
benar. Selebihnya, atau 54 persen diantaranya,
kurang dapat mengelola keuangan daerah.
Kepala Direktorat Utama Perencanaan
Evaluasi Pengembangan dan Diklat BPK, Daeng
M Nazier, mengatakan, munculnya masalah
tersebut dipicu oleh kualitas sumber dayamanusia (SDM) akuntan Pemda yang rendah
dan penempatannya yang keliru.
”Akibatnya, tren laporan keuangan daerah
menjadi turun. Persentase laporan Pemda juga
terus turun dan ini cukup menghawatirkan ke
depan,” kata Daeng saat tampil di acara seminar
Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas
Keuangan Negara Melalui Peningkatan SDM di
Jakarta, pecan lalu.
Sampel survei BPK dilakukan pada
20 kabupaten/kota dan ibukota provinsi
di Indonesia. Diantaranya Palangkaraya,
Banjarmasin, Makassar, Manado, Samarinda,
Jakarta, Bandung, Pontianak, dan beberapa
daerah lainnya.“Dari hasil wawancara dilakukan terhadap
akuntan yang ada di 20 kabupaten/kota, sekitar
70 persen akuntan Pemda bukan berlatar
belakang proesi akuntan. Hanya sekitar 20
persen saja dari proesi akuntan. Ini yang saya
maksud penempatan yang keliru,” kata Daeng.
Menurut dia, karena penempatan yang
tidak pas itulah diantaranya yang membuat
laporan keuangan Pemda selalu mendapat opini
tak wajar atau disclaimer saban tiap tahunnya.
“Pemda beralasan bahwa mesti bukan
berlatarbelakang akuntan tapi mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik itu sudah
cukup. Padahal itu tidak pas adanya,” kata
Daeng.
Dia menambahkan tingkat pemahamanakuntan Pemda sangat disayangkan karena
banyak yang kurang paham dengan masalah
tata kelola keuangan seperti bagaimana
pertanggungjawaban keuangan negara,
pelaporan keuangan negara, dan sebagainya.
“Padahal itu hal mendasar yang perlu
diketahui seorang akuntan,” paparnya.
GUBERNUR
G O R O N T A L O
P A P A R K A N
PENGELOLAAN KEUANGANDAERAH
Jakarta - Gubernur Gorontalo Fadel
Muhammad memberikan materi Laporan
Keuangan WTP, Hasil Implementasi Good
Governance ( pengalaman gorontalo ) pada
Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah tahun 2009 yang berlangasung di
Grand Melia Jakarta.
Rakernas yang di buka Menteri Keuangan
dengan tema Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Negara melalui
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang diikuti
oleh 600 peserta dari Kementerian Negara /
Lembaga dan pemda se Indonesia.Gubernur yang tampil bersama
Mendiknas Bambang Sudibyo memaparkan
upaya kiat-kiat dan terobosan yang dilakukan
Gorontalo dalam mengelola keuangan daerah
sehingga memperoleh predikat Wajar Tanpa
Pengendalian ( WTP ).
Acara juga di hadiri oleh Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan ( BPK ), Pimpinan dan
Anggota Komisi XI DPR RI, Pimpinan dan
Anggota Panitia Anggaran DPR RI, Para
Menteri / Pimpinan Lembaga Internasional,
Para Gubernur, Bupati / Walikota, Para
Sekretaris Jenderal / Sekretaris Utama, serta
jajaran Pejabat Eselon I dan II pada Kementerian
Negara / Lembaga / Pemerintah Daerah.
Tujuan di selenggarakannya Rakernas iniadalah agar dapat meningkatkan kesamaan
pemahaman mengenai akuntansi dan pelaporan
keuangan terutama pemahaman konseptual
mengenai akuntansi dan pelaporan keuangan
yang didasarkan pada standar akuntansi
pemerintahan selain itu Rakernas juga diharapkan
dapat meningkatkan koordinasi secara vertikal
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 7/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
7
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
dan horizontal antara unit-unit penyelenggara
akuntansi dan pelaporan keuangan yang padaakhirnya dapat meningkatkan kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah.
Peserta berharap agar momen Rakernas
ini dapat merevitalisasi komitmen para
penyelenggara keuangan negara pada semua
Kementerian Negara / Lembaga dan Pemda
untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas di bidang pengelolaan keuangan
negara melalui akuntansi dan pelaporan
keuangan.
SRI MULYANI: STANDAR
KETERBUKAAN INFORMASI HARUS
DITINGKATKAN
Jakarta - Standard keterbukaan inormasi
pelaku usaha harus ditingkatkan untuk
menghindari krisis ekonomi di masa mendatang.
Demikian dikatakan menteri keuangan Sri
Mulyani di Jakarta, pekan lalu.
“Dalam pertemuan G-20 beberapa waktu
lalu muncul koreksi atas keterbukaan inormasi
dan disclosure yang mengalami kegagalan
sehingga mengakibatkan krisis,” kata Menkeu
dalam acara penyampaian penghargaan laporan
tahunan (Annual Report Awards/ARA) 2008.
Dengan adanya kegagalan, lanjutnya, dalam
keterbukaan inormasi para pelaku ekonomi
global maka dunia harus kembali membangun
keterbukaan inormasi.“Keterbukaan inormasi oleh dunia usaha
tidak datang sendiri tetapi harus dibangun,”
kata Menkeu.
Ia mengatakan, krisis ekonomi di Indonesia
pada 1997/1998 dipicu lemahnya keterbukaan
inormasi pelaku usaha. Saat itu inormasi yang
disajikan oleh pelaku usaha tidak sesuai dengan
kondisi yang ada.
”Inormasi yang sempurna akan
menggambarkan value dan risiko yang riil
sehingga transaksi yang muncul pun transaksi
yang esien,” ujarnya.
Menurut dia, penyelenggaraan ARA
2008 merupakan salah satu langkah untuk
meningkatkan kualitas keterbukaan inormasidalam laporan tahunan perusahaan.
Sebagai inormasi ARA merupakan
kegiatan rutin sejak 2002 atas kerjasama
Bapepam-LK dengan Ditjen Pajak, Kementerian
BUMN, BI, BEI, Komite Nasional Kebijakan
Governance, dan Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI). Penyelenggaraan ARA 2008 pada 2009
merupakan yang ke delapan.
Hasil Review Kinerja,
Audit Keuangan BPK RI
Laporan hasil “peer review”
(pemeriksaan kinerja) yang dilakukan Badan
Pemeriksa Keuangan Belanda—Algemene
Rekenkamer (ARK) atas sistem pengendalian
mutu BPK RI menunjukkan hasil positi.
Hal ini menunjukkan bahwa BPK tidak
saja memenuhi ketentuan UU Nomor 15 tahun
2006 tentang BPK dan Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN), namun juga
memberikan keyakinan yang memadai kepada
stakeholder atas kualitas kerja dan akuntabilitasBPK,” kata Ketua BPK, Anwar Nasution.
Anwar menyatakan hal itu dalam
acara penyampaian hasil peer review ARK oleh
President o The Netherlands Court o Audit,
Saskia J Stuiveling kepada Ketua BPK di Gedung
Kantor Pusat BPK Jakarta, akhir Juli lalu.
Sementara, audit keuangan BPK yang
diaudit KAP Wisnu B. Soewito—yang ditunjuk
DPR—atas pemeriksaan Laporan Keuangan
BPK tahun 2008 memberikan opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
Anwar menambahkan hasil yang
positi atas audit kinerja dan audit laporan
keuangan BPK RI, merupakan bukti pemenuhan
motto BPK untuk menjadi contoh dan
teladan bagi instansi lain dalam meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas keuangan negara.
Hasil review dari ARK adalah kesimpulan umum
review adalah sangat positi. Hal itu didasarkan
pada mandat BPK RI yang jelas, independensi
yang dijamin UUD 1945 dan UU Nomor 15
tahun 2006 serta pemeriksaan BPK yang telah
sesuai dengan standar, pedoman, dan praktek
internasional.
Meski demikian, dalam melakukan
audit BPK mendapati dirinya dibatasi untuk
memeriksa penerimaan pajak dan proyek
yang dibiayai dari pinjaman LN. Selian itu, BPK
juga menemukan adanya kelemahan dalam
penatausahaan dan pengelolaan keuangan, aset
dan pinjaman negara. Begitu pula, masih adanyatantangan lain masih terjadinya kecurangan
dan korupsi di lingkungan pemerintahan dan
masyarakat.
Rekomendasi yang disampaikan
kepada BPK RI antara lain memberikan perhatian
penuh atas pembatasan akses pemeriksaan
BPK atas dua area melalui komunikasi yang
konstrukti dengan pemerintah. Rekomendasi
lainnya mengembangkan strategi bersamapemerintah dan DPR untuk meningkatkan
kualitas pengelolaan keuangan negara serta
memokuskan pada pemeriksaan keuangan.
Juga mengembangkan pemeriksaan
investigati untuk mengungkap kecurangan dan
korupsi melalui penyempurnaan pedoman,
peningkatan kapasitas pemeriksa, dan
kerjasama dengan negara dan/atau organisasi
internasional terkait.
ARK melakukan review sistem
pengendalian mutu BPK RI pada Januari dan
Juni 2009. Pada kesempatan yang sama, Ketua
BPK juga menyerahkan penghargaan Bintang
Jasa Utama dari Pemerintah Indonesia kepada
Saskia J Stuiveling, David Walker (mantan
Ketua BPK Amerika), dan Ian McPhee (Ketua
BPK Australia) atas jasanya dalam mendorong
transparansi dan akuntabilitas keuangan negara
terkait pemeriksaan bencana tsunami di Aceh
dan Nias.
Presiden Lantik Tujuh Anggota
BPK Baru
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang
Yudhyono (SBY) melantik tujuh anggota Badan
Pemeriksa Keuangan periode 2009-2014.
Mereka adalah Hasan Bisri, Hadi Purnomo,
Rizal Djalil, Moermahadi Soerja Djanegara,
Tauequrahman Ruki, T. Muhammad Nurli,
dan Ali Masykur Musa.
Ketujuh anggota baru BPK itu
menggantikan tujuh anggota periode 2004-
2009. Mereka adalah Anwar Nasution, Abdullah
Zainie, Imran, I Gusri Agung Rai, Baharuddin
Aritonang, Hasan Bisri, Udju Djuhaeri.
Sedangkan dua anggota BPK,
yaitu Herman Widyananda dan Sapto Amal
Damandari masih terus menjabat hingga
2012. Menurut keterangan pers biro humas
dan hubungan luar negeri BPK, semua
pemeriksaan dan pekerjaan yg belum selesai
dilaksanakan BPK sebelumnya akan dilanjutkan
oleh pimpinan dan anggota BPK selanjutnya,
termasuk pemeriksaan atas Bank Century yangsaat ini masih berlangsung.
IHSG Anjlok 43 Poin Sambut
Kabinet BaruWhery Enggo Prayogi - detikFinance
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 8/68
aiJakarta - Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) tersungkur bersamaan
dengan pelemahan bursa-bursa regional lain.
Anjloknya saham grup Astra dan PT Bumi
Resources Tbk (BUMI) memberikan andilterbesar bagi pelemahan IHSG.
Selain aktor eksternal, IHSG juga
tidak memberikan respons yang positi atas
pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)
jilid II. Banyaknya gur yang tidak kompeten
membuat pasar merasa sedikit tidak nyaman.
Pos-pos menteri yang didengungkan SBY dinilai
tidak sesuai janji pada saat kampaye.
“Terjadi inkonsistensi, di luar
perkiraan. Lebih banyak orang politik
dibandingkan proesional, Makanya sentimen
pasar negati,” jelas kepala riset PT Paramitra
Ala Sekuritas Pardomuan Sihombing ketika
dihubungi detikFinance.
Pada perdagangan Kamis(22/10/2009), IHSG ditutup merosot 43,613
(1,76%) ke level 2.433,184. Indeks LQ 45 juga
melemah 9,398 poin (1,93%) ke level 477,170.
IHSG pada hari ini sempat melemah 50 poin
lebih, dengan titik terendah pada 2.421,515.
Bursa-bursa regional lainnya juga
mencatat koreksi yang cukup besar:
• IndeksKompositShanghai melemah
19,18 poin (0,62%) ke level 3.051,41.• Indeks Nikkei-225 melemah 66,22
poin (0,64%) ke level 10.267,17.
• IndeksHangSengmelemah107,59
poin (0,48%) ke level 22.210,52.
• IndeksKOSPImelemah23,53poin
(1,42%) ke level 1.630,33.
Perdagangan cukup ramai dengan
rekuensi transaksi mencapai 96.813 kali
dengan volume 4.055 juta lembar saham senilai
Rp 5,098 triliun. Sebanyak 36 saham naik, 171
saham turun dan 57 saham stagnan.
Saham-saham grup Astra mengalami
penurunan harga yang cukup besar, sebagai
koreksi atas kenaikan harga saham gruptersebut yang sudah cukup besar sebelumnya.
Saham Astra International (ASII) turun Rp
1.150 menjadi Rp 31.350, United Tractor
(UNTR) turun Rp 700 menjadi Rp 15.700,
Astra Agi Lestari (AALI turun Rp 700 menjadi
Rp 21.750.
Saham-saham lain yang mencetak
penurunan harga di top loser antara lain BRI(BBRI) turun Rp 300 menjadi Rp 7.400, Bumi
Resources (BUMI) turun Rp 175 menjadi
Rp 2.650, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 75
menjadi Rp 4.575.
Sedangkan saham-saham yang
berhasil mencetak kenaikan harga antara lain
PTBA naik Rp 150 menjadi Rp 14.700, Indo
Tambangraya (ITMG) naik Rp 50 menjadi Rp
23.600, International Nickel (INCO) naik Rp
25 menjadi Rp 4.225. (qom/dnl)
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 9/68
Seremonia
Penandatanaganan MOU antara IAI dan BPK RI mengaenai Peningkatan peran proesi akuntan dalam
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam rangka mendorong terwujudnya
akuntabilitas dan transparasi keuangan negara, serta pemerintahan yang baik dan bersih, pada hari kamis tanggal
tiga belas bulan agistus tahun dua ribu sembilan.
Penandatanaganan MOU antara IAI dan ACCA mengenai peningkatan kualitas proesi akuntan
melalui kerjasama dibidang pelatihan proesi pendidikan dan ujian sertikasi
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 10/68
ai
10
Reuni
sylvia Veronica Nalurita Purnama siregar
Ardhi W.s
Sylvia Veronica atau yang bernama lengkap Sylvia
Veronica Nalurita Purnama Siregar bukanlah sosok asing dalam
dunia riset akuntansi di Indonesia. Riset-riset beliau misalnya
secara rutin di presentasikan di dalam Simposium Nasional
Akuntansi setiap tahun. Ibu Sylvia menamatkan S1 dan S3 nyapada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, jurusan akuntansi,
keduanya dengan predikat Cum Laude. Saat ini beliau menjabat
sebagai Ketua Program Studi S1 pada Departmen Akuntansi
Universitas Indonesia. Selain mengajar dan menulis buku, beliau
juga sangat rajin menerbitkan penelitian ilmiah. Puluhan penelitian
Ibu Sylvia telah dipresentasikan di konerensi dalam dan luar
negeri bahkan beberapa diantaranya memenangkan Best paper
Award, misalnya dalam Third International Business Research
Conerence di Melbourne, Australia pada tahun 2006. Ibu Sylvia
memperkuat barisan DSAK dengan bergabungnya beliau menjadi
anggota DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI) sejak
2009.
Ardhi W.S beliau adalah salah satu Senior
Instruktur Ikatan Akuntan Indonesia,selain itu
beliau juga sebagai pengajar program diplomaSTAN, beliau sangat mahir dalam pengelolaan dan
penanganan segala jenis aspek perpajakan yang
ada. Dengan Register Konsultan Pajak tingkat
C beliau sering berhadapan untuk membela para
kliannya di Pengadilan Pajak dengan tekad Maju
& Menang
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 11/68
ai
11
Reuni
Herwan Ng, CPA, CMA, CIA, CTP, PMP
Retna suliati , Ak, MM
Akuntan yang terpilih sebagai President pertama
Institute o Certied Management Accountants (ICMA-
Australia), cabang Indonesia telah malang melintang di dunia
akuntansi selama 14 tahun. Saat ini, Herwan adalah Head o
Finance PT Rio Tinto Indonesia, anak perusahaan Rio Tinto Plc,
perusahaan tambang ketiga tersebar di dunia yang berbasis di
Inggris. Herwan juga menjadi sukarelawan untuk organisasi
nirlaba, Books or Hope, yang memiliki misi untuk menyediakan
buku bagi anak-anak di daerah terpencil. Sebelumnya, Herwan
meniti karir selama 10 tahun sebagai auditor di PwC Jakarta dan
Amsterdam dengan posisi terakhir sebagai Senior Manager –
Assurance untuk tim Energy, Utilities & Mining . Selama berkarir
di PwC, Herwan telah mengikuti berbagai penugasan dan
pelatihan di Amerika, Eropa, Australia dan Asia.
Akuntan yang menyukai alunan suara
saxophone ini bercita-cita menjadi anggota komite audit dan
komisaris independen supaya dapat ikut memberikan kontribusi
dalam pengembangan good corporate governance di Indonesia.
(www.linkedin.com/in/herwan)
“Setelah bekerja sebagai auditor selama 4 tahun di kantor
akuntan public dan sebagai akuntan di sebuah perusahaan minyak selama
6 tahun, akhirnya Retna Suliati SE, Ak MM, yang menyelesaikan S1 nya
di FEUI jurusan Akuntansi dan S2 nya di UIEU, memutuskan untuk
mengabdikan dirinya di dunia pendidikan demi turut serta berkontribusi
mencerdaskan putra bangsa. Kedudukannya sebagai Program Koordinator International Program di Universitas INDONUSA Esa Unggul, selama
lebih dari 10 tahun, baik untuk jurusan akuntansi maupun jurusan jurusan
lainnya, membuat dirinya menjelajahi berbagai sistem pendidikan tinggi
yang ada di berbagai universitas baik di Indonesia maupun di negara lain.
Retna Suliati, yang lahir di Peking (China ), berkomentar bahwa di dunia
ini ada berbagai ragam bentuk penyajian laporan keuangan yang dianut
oleh setiap Negara, disinilah letak tantangannya bagi seorang Dosen
Akuntansi untuk dapat menguasai bebagai bentuk dan sistem tadi, dan
kemudian mentranser pengatahuannya pada anak didik. Pengalaman yang
paling menarik dalam bidang pengajaran Akuntansi, adalah sewaktu Retna
diminta untuk mengajar pelajar pelajar Pakistan yang ingin mengikuti ujian
nasional di Negara asalnya.
Karena disaat itulah Retna kemudian mengetahui bahwa sistem
pembelajaran Akuntansi di Pakistan berkiblat baik ke USA maupun UK
sistem, jadi seorang siswa dibenarkan untuk menganut salah satu sistem
tadi ataupun menggabungkan kedua sistem tadi, yang penting adalah
kekonsistenan si siswa dalam berkiblat. Besar harapan Retna bahwa
mahasiswa Indonesia akan terbuka pikirannya untuk menerima dan
memahami secara baik, berbagai ragam bentuk sistem dan laporan
keuangan yang tersaji di dunia ini, dan dapat memanaatkannya sesuai
dengan peruntukannya”
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 13/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
13
ai
Pendahuluan
K amus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa Edisi Keempat, edisi terkini,
28 Agustus 2008, mengemukakan
kata “transparan” berarti tembus cahaya
atau tembus pandang, jernih, nyata, jelas,terbuka, dan tidak terbatas pada orang
tertentu saja. Sedangka, kata “akuntabel”
berarti dapat dipertangungjawabkan,
dan kata “akuntabilitas” berarti perihal
bertanggung jawab; keadaan dapat dimintai
pertanggungjawaban.
Pengertian transparansi dan
akuntabilitas tersebut cukup relevan
dikaitkan dengan apa yang dikemukakan
oleh Pro. Dr. H. Anwar Nasution, S.E,
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Republik Indonesia Periode 2004-2009
pada saat menyampaikan keynote speech
pada saat pembukaan Konvensi NasionalAkuntansi (KNA) VI di Bandung tanggal
13 Agustus 2009. Anwar Nasution
menyatakan bahwa para akuntan sangat
penting untuk memelihara simetri pasar.
Jika tidak ada simetri inormasi atau disebut
asimetris inormasi, maka istilah nenek
moyang kita adalah “membeli kucing dalam
karung”. Tugas akuntan adalah untuk
mencegah terjadi transaksi “beli kucing
dalam karung”.
Pernyataan (statement ) KTT G-20
di London belum lama ini menekankan
perlunya perbaikan governance dunia usaha
serta sektor publik, termasuk perbaikansistem akuntansinya. Seperti halnya dengan
krisis ekonomi Asia tahun 1997-1998, salah
satu aktor penyebab dari krisis keuangan
global sekarang adalah karena buruknya
sistem akuntansi. Selain belum semua
transaksi perusahaan terkait tercermin
dalam laporan keuangan induknya,
implementasi aturan yang sudah ada pun
masih jauh dari harapan.
Pemerintah Republik Indonesia dan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik
Indonesia telah berupaya memperbaikisistem keuangan negara dan tercermin
dalam Paket Tiga Undang-Undang (UU)
Keuangan Negara Tahun 2003-2004,
yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara; UU No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara; dan UU
No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara, yang menggantikan sebagian besar
ketentuan-ketentuan Undang-Undang
Perbendaharaan Indonesia (Indische
Comptabiliteitswet /ICW Stbl. 1925 No.
448) dan Instructie en Verdere Bepalingen
voor de Algemene Rekenkamer (IAR Stbl.
1933 No. 320).
Anwar Nasution menyampaikan
perihal Kemajuan Peningkatan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Negara Tahun
2004-2009, sebagai keynote speech dan
makalah pada saat pembukaan KNA VI di
Bandung, antara lain mengenai (a) enam
bentuk inisiati yang telah dilakukan BPK
untuk mempercepat pembangunan sistem
keuangan negara agar sesuai dengan
jiwa dan semangat transparansi dan
akuntabilitas yang tercermin dalam UU
Keuangan Negara Tahun 2003-2004; (b)
lima tanda-tanda positi akan perbaikan
sistem keuangan negara di Indonesia; (c)
lima aktor penyebab lemahnya sumber
daya manusia (SDM) Akuntansi Publik; dan
menyosong masa depan yang lebih tertib.
Enam Bentuk Iniiatif BPK
Setelah BPK memperoleh kembali
otonomi dan independensinya dalam
UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), ada enam
bentuk inisiati yang telah dilakukan BPK
untuk mempercepat pembangunan sistem
keuangan negara agar sesuai dengan jiwa
dan semangat transparansi dan akuntabilitas
yang tercermin dalam UU Keuangan Negara
Tahun 2003-2004.
Inisiati pertama adalah untuk
memperluas objek pemeriksaannya, baik
pada sisi pendapatan maupun pengeluaran
negara. Selama masa pemerintahan
Orde Baru, BPK hanya dapat memeriksa
sebagian saja dari pengeluaran negara.
Misalnya, laporan keuangan instansi
penegak hukum dan keamanan, seperti
Departemen Pertahanan, TNI/POLRI,
berbagai BUMN/BUMD strategis seperti
Pertamina dan bank-bank negara adalah
di luar jangkauan pemeriksaan BPK. Hal
ini terjadi pula di sisi penerimaan negara
seperti pajak, berbagai jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP), penjualan
aset negara, termasuk privatisasi BUMN/
BUMD, serta penerimaan negara dari hibah
maupun hutang.
Inisiati kedua adalah untuk
mewajibkan semua terperiksa (auditees)
menyerahkan Management Representation
Letter (MRL) kepada BPK. Surat ini
merupakan pernyataan dari pimpinan
instansi pemerintah yang bersangkutan
yang mengatakan bahwa laporan keuangan
yang diserahkan untuk diperiksa oleh BPK
tersebut adalah disajikan secara wajar sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Tahun 2005. MRL sekaligus dimaksudkan
untuk memberdayakan pengawas internal
PERAN AKUNTAN:
PENINGKATAN TRANSPARANSI DANAKUNTABILITAS
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 14/68
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
14
ai
L a p o r a n U t a m a
Laporan Utama
pemerintah agar dapat mencegah
terjadinya inesiensi serte mendeteksi dini
kejahatan korupsi. Ketiga sasaran ini ingin
dicapai dengan mewajibkan agar laporan
keuangan yang diserahkan untuk diperiksa
oleh BPK hendaknya direviu terlebih
dahulu oleh Inspektur Jenderal/SatuanPengawasan Intern serta Bawasda.
Inisiati ketiga adalah mewajibkan
semua terperiksa untuk menyusun Rencana
Aksi guna meningkatkan opini pemeriksaan
laporan keuangannya. Rencana Aksi itu
hendaknya memuat rencana perbaikan
sistem keuangan instansi dengan program
serta jadwal yang jelas. Perbaikan sistem
keuangan itu menyangkut berbagai aspek,
yaitu:
Menuju sistem pembukuan1.
dan anggaran akrual untuk
mengungkapkan hak dan kewajiban
kontijensi serta perencanaan jangka
panjang berbasis kinerja;
Mewujudkan sistem pembukuan2.
keuangan negara yang terpadu (TSA-
Treasury Single Account );
Menggunakan sistem aplikasi3.
teknologi komputer yang
terintegrasi;
Melakukan inventarisasi serta4.
penilaian kembali aset maupun
hutang negara;
Memenuhi jadwal penyusunan5.
laporan keuangan dan pemeriksaanserta pertanggungjawaban anggaran
negara sebagaimana diatur dalam
Paket Tiga UU Keuangan Negara
Tahun 2003-2004;
Meningkatkan6. quality assurance oleh
pengawas internal, dan
Meningkatkan mutu sumber daya7.
manusia (SDM) dalam bidang
akuntansi dan pengelolaan keuangan
negara.
Inisiati keempat adalah membantu
entitas pemerintah mencari jalan keluar
untuk mengimplementasikan RencanaAksi yang telah disusun dan diserahkan
kepada BPK. Misalnya, untuk mengatasi
kelangkaan SDM, BPK menyarankan agar
instansi pemerintah Pusat dan Daerah
meminta bantuan tenaga akuntan dari
BPKP
Inisiati kelima adalah mendorong
perombakan struktural Badan Layanan
Umum (BLU), BUMN, dan BUMD serta
yayasan maupun kegiatan bisnis yang
terkait dengan kedinasan agar menjadi
lebih mandiri dan korporatis.
Inisiati keenam adalah menyarankan
kepada DPR RI, DPD RI, dan DPRD
Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk
membentuk Panitia Akuntabilitas Publik
(PAP). PAP perlu dibentuk agar lembaga-
lembaga legislati dapat mewujudkan hak
budjetnya dan mengawasi perencanaan,
pengelolaan, pelaksanaan maupun
pertanggungjawaban anggaran negara
serta program kerja pemerintah secara
utuh.
Lima Tanda-Tanda Poitif
Hingga sekarang sistem perbendahaan
negara belum terkonsolidasi, sistem
akuntansi umum belum selaras dengan
sistem akuntansi instansi dan administrasi
aset maupun hutang negara belum tertata
dengan baik. Peranan anggaran non-
bujeter masih tetap besar, SAP Tahun
2005 belum terwujud sedangkan berbagai
undang-undang dan peraturan pemerintah
dalam bidang keuangan negara masih saling
bertentangan antara satu dengan lainnya,
dan belum selaras dengan semangat paket
tiga UU Keuangan Negara Tahun 2003-
2004. Sementara itu, anggaran berbasis
akrual belum terwujud, teknologi inormasimasih belum terpadu, sedangkan sumber
daya manusia masih kurang dan sistem
pengendalian internal belum berungsi.
Lambannya pembangunan sistem keuangan
negara terjadi pada Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah (Pemda). Di
antara kedua tingkat pemerintahan itu,
pembangunan sistem keuangan di Pemda
lebih lambat kemajuannya daripada di Pusat.
Ini menggambarkan kemampuan daerah
yang sangat terbatas untuk membangun
kelembagaannya agar dapat menggunakan
kekuasaan dan dananya yang semakin
besar dalam rangka otonomi daerah bagi
pembangunan daerahnya sendiri.
Akibat dari kelambanan perbaikan
sistem keuangan negara, untuk selama
lima tahun berturut-turut, periode 2004-
2008, Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP), berbagai Laporan Keuangan
Kementrian dan Lembaga Negara (LKKL)
maupun sebagaian besar dari Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
tetap memperoleh opini pemeriksaan
Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer )
dari BPK.
Dalam periode 2006-2008 hanya ada
15 Pemda yang memperoleh opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), yaitu hanya
Provinsi Gorontalo (dari 33 Provinsi) dan
12 Kabupaten/Kota dari 440 Kabupaten/
Kota yang wajib menyerahkan LKPD
kepada BPK. Hanya Kota Tangerang dan
Kabupaten Aceh Tengah yang memperoleh
opini WTP selama dua tahun terakhir
berturut-turut (2007-2008). Sebagian
besar dari Provinsi serta Kabupaten/
Kota mendapatkan opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) dan sebanyak 21
Pemda pada tahun 2008 mendapatkan
opini Tidak Wajar. Salah satu masalahdalam LKPD adalah belum jelasnya
administrasi pemindahan aset Pusat ke
Daerah dalam rangka otonomi.
Namun demikian, sudah ada lima
tanda-tanda positi akan perbaikan sistem
keuangan negara di Indonesia.
Tanda positi pertama adalah bahwa
sudah banyak instansi pemerintah di Pusat
maupun di Daerah yang telah menyerahkan
MRL dan Rencana Aksi perbaikan opini
sistem keuangannya kepada BPK.
Memenuhi inisiati BPK, terdapat
279 Pemda yang sudah menyerahkanRencana Aksi (action plan). Provinsi yang
paling rendah menyerahkan Rencana Aksi
perbaikan sistem keuangannya adalah
Lampung, Sumatera Barat, Maluku Utara,
dan Jawa Tengah.
Tanda positi kedua adalah pesatnya
kemajuan opini pemeriksaan LKKL. LKKL
adalah merupakan komponen utama LKPP.
Persentasi jumlah Kementrian/Lembaga
yang memperolah opini pemeriksaan
dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) dari BPK telah meningkat dengan
pesat dari 8,8% pada tahun 2006 menjadi
19,5% pada tahun 2007, dan menjadi41,5% pada tahun 2008. Pada periode yang
sama, persentase yang memperoleh opini
pemeriksaan Tidak Menyatakan Pendapat
(TMP) atau Disclaimer telah menurun dari
43,8% menjadi 40,2% dan 22%.
Tanda positi ketiga adalah kemajuan
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 15/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
15
ai
L a p o r a n U t a m a
dalam LKKL sudah terjadi pada berbagai
Departemen besar seperti Departemen
Perindustrian, Departemen Keuangan,
Dephankam/TNI, Departemen Pertanian,
serta Depdiknas. Tadinya opini pemeriksaan
WTP dan WDP hanya merupakan
monopoli lembaga kecil dan lembagayang baru didirikan seperti Mahkamah
Konstitusi, Komisi Yudisial, Lemhannas,
dan Badan Intelijen Negara yang menguasai
porsi anggaran negara yang relati kecil.
Di lain pihak, laporan keuangan beberapa
Departemen penting dan penegak hukum,
seperti Departemen Dalam Negeri dan
Departemen Agama serta Mahkamah
Agung dan Kejaksaan Agung, masih
mendapatkan opini TMP.
Tanda positi keempat adalah bahwa
lembaga legislati sudah memenuhi saran
BPK untuk memuat rencana pembentukan
PAP pada RUU Susunan dan Kedudukan
(Susduk) MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Dengan demikian.lembaga-lembaga
perwakilan rakyat yang akan datang sudah
dapat membentuk PAP sehingga dapat lebih
baik dalam melakukan pengawasan atas
perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan
maupun pertanggungjawaban anggaran
negara secara utuh. Dalam RUU tersebut
PAP disebut sebagai Badan Akuntabilitas
Keuangan Negara (BAKN).
Tanda positi kelima adalah bahwa
Ditjen Pajak sudah mulai semakin terbuka
untuk diperiksa oleh BPK. Diharapkan
Ditjen Pajak, BP Migas, dan Departemen
terkait dapat merasionalisir komponen
biaya eksplorasi dan penambangan migas
(cost recovery ) maupun pertambangan
non-migas, menetapkan pagu rasio hutang
terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio)
perusahaan pertambangan, dan mencegah
terjadinya kejahatan perpajakan termasuk
transer pricing .
Lima Faktor Penyebab Lemahnya
sDM Akuntani Publik
Setidaknya ada lima aktor penyebab
lemahnya sumber daya manusia (SDM)
untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas skal di Indonesia.
Faktor pertama adalah karena program
pendidikan akuntansi di Indonesia, kurikulum
maupun pengajarnya hanya diarahkan untuk
mendidik tenaga pembukuan dan auditor
akan barang-barang serta jasa-jasa privat
(privat goods) yang diproduksi oleh dunia
usaha. Hampir tidak ada jurusan akuntansi
di Indonesia yang mendidik akuntan yang
bergerak dalam produksi jasa-jasa publik
(public goods) yang diproduksi oleh sektor
pemerintah.Sebagaimana diketahui, public goods
seperti jasa pertahanan dan keamanan
memiliki dua ciri, yakni (i) non-excludability
dan (ii) non-rivalness. Semua orang yang
berada di Indonesia (termasuk teroris)
menikmati jasa ketertiban dan keamanan
yang sama dari TNI/POLRI. Berbeda
dengan public goods, ayam goreng (yang
merupakan contoh private goods) yang
sudah dimakan oleh seseorang tidak
dapat lagi dinikmati oleh orang lain. Orang
bersaing untuk mendapatkan ayam goreng
dan tidak perlu bersaing untuk menikmati
rasa tertib dan aman karena konsumsi
seseorang akan public goods tidak akan
mengurangi konsumsi orang lainnya.
Faktor kedua adalah baik pemerintah
Pusat maupun Pemda memiliki jumlah SDM
yang sangat terbatas yang memiliki latar
belakang pendidikan, pengetahuan, dan
keahlian di bidang akuntansi dan pelaporan
keuangan pemerintah.
Faktor ketiga adalah aturan yang
dibuat oleh Pemerintah sendiri, kementrian
negara/lembaga dan pemerintah daerah
menghadapi kendala dalam rekrutmen
pegawai yang memiliki latar belakang
pendidikan, pengetahuan, dan keahlian untuk mengelola dan mempertanggungjawabkan
keuangan negara.Di samping persoalan
terbatasnya ormasi, perekrutan pegawai
tersebut tidak menjadi suatu keharusan
mutlak, sehingga implementasi rekrutmen
pegawai berdasarkan latar belakang
pendidikan sangat beragam.
Faktor keempat adalah pelatihan
untuk peningkatan kapasitas SDM yang
ada tidak dirancang dan dilaksanakan
dengan program yang jelas dan terjadwal.
Pada umumnya, pelatihan pada instansi
pemerintah dilakukan berdasarkan tawaran
dari luar pemerintah, dan tidak dirancangberdasarkan kebutuhan internal.
Faktor kelima adalah karir SDM pada
bagian akuntansi dan pelaporan keuangan
pada umumnya kurang berkembang,
sehingga SDM yang memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi lebih memilih karir di
bagian ungsional, misalnya sebagai auditor.
Penutup
Pemilihan umum presiden telah
selesai dan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) kembali terpilih menjadi presidenuntuk masa jabatan kedua kalinya. Pada
bulan Oktober 2009 SBY dilantik sebagai
presiden kedua kalinya. Sementara SBY
masih sibuk memilih orang-orang untuk
kabinetnya periode mendatang, BPK telah
mendapatkan pimpinan baru. Pada hari Senin
19 Oktober 2009 pengambilan sumpah
anggota BPK periode 2009-2014 dipandu
oleh Ketua Mahkamah Agung, Harin M.
Tumpa dan disaksikan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono di Istana Negara.
Ketujuh Anggota BPK periode 2009-2014
telah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Presiden RI Nomor 79/P Tahun 2009
tanggal 11 Oktober 2009, yang berlaku
sejak pengucapan sumpah atau janji sebagai
Anggota BPK RI masa Jabatan 2009-2014.
Ketujuh Anggota baru tersebut adalah
Hasan Bisri, S.E., M.M, Drs. Hadi Purnomo,
Ak., Dr. H. Rizal Djalil, Drs. Moermahadi
Soerja Djanegara, Drs. Tauequrahman
Ruki, S.H., Drs. T. Muhamad Nurli, dan Dr.
Ali Masykur Musa, M.Si.
Ketujuh Anggota BPK tersebut
menggantikan tujuh anggota BPK masa
jabatan 2004-2009 yaitu Pro. Dr. H. Anwar
Nasution, S.E., H. Abdullah Zainie (Alm),
M.P.A., Drs. Imran, Ak, Drs. I Gusti Agung
Rai, Ak.,M.A, Drs. Baharuddin Aritonang,
M. Hum., Hasan Bisri, S.E., dan Irjen Pol.
(Purn) Drs. Udju Djuhaeri, yang telah
habis masa jabatannya. Disamping ketujuh
Anggota tersebut terdapat dua Anggota
BPK yaitu Dr. Ir. Herman Widyananda, S.E.,
M.Si. dan Drs. Sapto Amal Damandari, Ak.
yang masih terus menjabat hingga tahun
2012.
Pada bulan Oktober 2009 ini kita
akan mengawali perjalanan berikutnya
bersama orang-orang baru di MPR, DPR,
DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden
serta para menteri, dan BPK, meskipun
sebagian diantaranya adalah wajah-wajah
lama, tetapi marilah kita berharap bahwa
para akuntan akan terus berperan dalam
upaya meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas, baik di sektor publik maupun
privat.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 16/68
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
16
ai
L a p o r a n U t a m a
Laporan Utama
Paket Undang-undang tentang Keuangan
Negara telah selesai diundangkan yaituUndang-undang Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara (selanjutnya
disebut UU KN), Undang-undang Nomor 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(selanjutnya disebut UU PN), dan Undang-
undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara (UU Pemeriksaan).
Paket Undang-undang Keuangan Negara
tersebut merupakan alat kendali pengelolaan
dan tanggung jawab Keuangan Negara yang
telah lama ditunggu-tunggu.
Pasal 2 UU KN menegaskan kembali
lingkup keuangan negara yang selumnyadipersempit oleh orang-orang tertentu.
Dalam pasal tersebut lingkup keuangan
negara meliputi:
1. hak negara untuk memungut pajak,
mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
2. penerimaan dan pengeluaran Negara/
daerah;
3. kekayaan negara/daerah yang dikelola
sendiri atau oleh pihak lain, termasuk
kekayaan negara yang dipisahkan pada
BUMN/BUMD;
4. kekayaan pihak lain yang dikuasai
pemerintah dalam rangka penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan/atau kepentinganumum; dan
5. kekayaan pihak lain yang diperoleh
dengan menggunakan asilitas yang diberikan
pemerintah.
Ada dua hal yang berkaitan
dengan keuangan Negara yaitu pengelolaan
keuangan Negara dan tanggung jawab
keuangan Negara. Pengelolaan keuangan
Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat
pengelola keuangan Negara sesuai dengan
kedudukan dan kewenangannya, yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban. Dengan demikian,
pejabat pengelola keuangan Negara akan
memegang amanah bukan hanya dalampelaksanaan, akan tetapi juga dari perencanaan
sampai pertanggungjawabannya. Tanggungj
awaban keuangan Negara adalah
kewajiban pemerintah untuk melaksanakan
pengelolaan keuangan Negara secara
tertib, taat pada peraturan perundangan,
esien, ekonomis, eekti, dan transparan
dengan memperhatikan asas keadilan dankepatutan.
Reformai Pengelolaan Keuangan
Negara
Amanah UU KN antara lain
mengharuskan Keuangan Negara (uang
rakyat) dikelola oleh pemerintah sebagai
“agen” dari rakyat dengan benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu,
untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan
Keuangan Negara telah dilakukan dengan baik
oleh pemerintah maka ungsi akuntabilitas
dan audit atas pelaporan pengelolaan
Keuangan Negara harus berjalan denganbaik. Persoalan akuntabilitas dan audit
Keuangan Negara harus dapat dijelaskan
agar masyarakat mengetahui bahwa
telah ada perubahan paradigmatic dalam
pengelolaan keuangan Negara. Akan tetapi,
perubahan dalam landasan hukum tersebut
apakah mampu diaplikasikan dalam dunia
nyata pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan Negara?
Persoalan akuntabilitas dalam UU
KN antara lain mengamanatkan beberapa
asas umum pengelolaan keuangan Negara,
yaitu:
1. Akuntabilitas berorientasi pada hasil.Hal ini merupakan landasan penerapan
anggaran berbasis kinerja. Artinya, dalam
pertanggungjawaban Keuangan Negara,
akan dilihat kinerja apa yang telah dicapai
oleh Pemerintah dalam menghabiskan dana
APBN/APBD. Jika tidak ada kinerja yang
dicapai maka tidak boleh se-sen-pun uang
Negara dibelanjakan.
2. Proesionalitas. Karena uang Negara
merupakan uang rakyat yang harus
bernilai maksimal (value or money) bagi
kesejahteraan masyarakat, bukan hanya
kesejahteraan aparatur Negara. Oleh karena
itu, pengelolaan Keuangan Negara harusdikelola secara proessional. Penerapan
sistem akuntansi keuangan harus benar-
benar diterapkan baik untuk APBN maupun
APBD.
3. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan
Negara. Rakyat berhak tahu kemana dan
untuk apa anggaran Negara dibelanjakan.
Dalam pertanggungjawaban KeuanganNegara, masyarakat perlu diberikan hak
untuk mengetahui pertanggungjawaban
Keuangan Negara yang dilakukan oleh
Negara atau daerah. Minimal, Laporan
Pertanggungjawaban Pemerintah perlu
dipublikasikan sehingga masyarakat dapat
menilai pertanggungjawaban tersebut.
4. Pemeriksaan keuangan oleh badan
pemeriksa yang bebas dan mandiri.
Ini merupakan amanah baru bagi
BPK-RI terutama untuk memeriksa
pertanggungjawaban kepala daerah yang
sebelumnya tidak ada kewajiban tersebut.
Sebelum laporan pertanggungjawabanPemerintah (Perhitungan Anggaran Negara)
dan laporan pertanggungjawaban kepala
daerah disampaikan kepada DPR/DPRD,
wajib diperiksa terlebih dahulu oleh BPK-
RI.
5. Keuangan Negara dikelola secara
tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, esien, ekonomis, eekti,
transparan, dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. APBN/APBD mempunyai ungsi
otorisasi, perencanaan, pengawasan,
alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Hal berikutnya mengenai audit
Keuangan Negara. Audit keuangan Negaradalam peket UU tentang Keuangan Negara
ditetapkan dengan UU 15/2004. Dari UU
tersebut, secara jelas Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) diamanahi suatu tugas berat
yaitu melakukan pemeriksaan (audit) atas
pengelolaan dan tanggung jawab seluruh
unsur keuangan negara. Beberapa hal yang
dirasakan sebagai kemajuan dari penetapan
UU Pemeriksaan tersebut antara lain:
1. BPK diberikan kebebasan dan kemandirian
dalam menentukan obyek pemeriksaan,
perencanaan dan pelaksanaan, penyusunan
dan penyajian laporan audit. Meskipun
demikian, lembaga perwakilan (DPR, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota) dapat memberikan saran dan
mengadakan pertemuan konsultasi dengan
BPK dalam perencanaan tugas pemeriksaan.
Artinya, apabila lembaga perwakilan
merasa memerlukan pelaksanaan audit
terhadap entitas yang diawasinya maka
Membangun Akuntabilitas Publik Melalui Reformasi
Pengelolaan Keuangan Negara
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 17/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
17
ai
L a p o r a n U t a m a
dapat meminta bantuan kepada BPK.
2. BPK dapat melakukan audit investigati
(baik berdasarkan temuan awal BPK
sendiri maupun pengaduan dari lembaga
perwakilan dan masyarakat) guna
mengungkapkan adanya indikasi kerugian
Negara/daerah dan/atau unsur pidana.
3. Laporan hasil pemeriksaan BPK (baik hasil audit keuangan maupun audit kinerja)
disampaikan kepada lembaga perwakilan dan
pemerintah sesuai dengan kewenangannya
(LHP Pemerintah Pusat disampaikan
kepada DPR, DPD, dan Presiden; LHP
Pemerintah Provinsi disampaikan kepada
DPRD Provinsi dan Gubernur; dan LHP
Pemerintah Kabupaten/Kota disampaikan
kepada DPRD Kabupaten/Kota dan Bupati/
Walikota). LHP yang telah disampaikan
kepada lembaga perwakilan, dinyatakan
TERBUKA UNTUK UMUM, kecuali
laporan yang memuat rahasia Negara
yang diatur dalam peraturan perundangan.
4. Lembaga perwakilan wajib menindaklanjutihasil pemeriksaan BPK dengan melakukan
pembahasan sesuai dengan kewenangannya.
Membangun Akuntabilita Publik
Keuangan Negara
Akuntabilitas dan transparansi
Keuangan Negara merupakan tujuan
penting dari reormasi sektor publik.
Hal ini dikarenakan secara deniti,
kualitas kepemerintahan yang baik (good
govermance) dan kepemerintahan yang
bersih (clean govermance) ditentukan
oleh kedua hal tersebut ditambah dengan
peran serta masyarakat dan supremasi
hukum. Akuntabilitas publik KeuanganNegara adalah pemberian inormasi dan
pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan
kinerja Keuangan Negara kepada semua
pihak yang berkepntingan (stakeholder)
sehingga hak-hak publik, yaitu hak untuk
tahu (right to be kept inormed), dan hak
untuk didengar aspirasinya (right to be heard
and to be listened) dapat terpenuhi.
Ada lima dimensi akuntabilitas publik
yang perlu dilakukan. Pertama, akuntabilitas
hukum dan kejujuran (accountability or probity
and legality). Akuntabilitas hukum terkait
dengan dilakukannya kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan lain yang disyaratkandalam oragnisasi, sedangkan akuntabilitas
kejujuran terkait dengan penghindaran
penyalahgunaan jabatan (abuse o power),
korupsi, dan kolusi. Akuntabilitas hukum
menjamin ditegakkannya supremasi hukum,
sedangkan akuntabilitas kejujuran menjamin
adanya praktik oragnisasi yang sehat (sound
practice).
Kedua, akuntabilitas manajerial.
Akuntabilitas manajerial yang dapat juga
diartikan sebagai akuntabilitas kinerja
(perormance accountability) adalah
pertanggungjawaban untuk melakukan
pengelolaan oragnisasi secara eekti danesien. Inesiensi Keuangan Negara yang
terjadi tanggung jawab lembaga yang
bersangkutan dan tidak boleh dibebankan
kepada customer-nya.
Ketiga, akuntabilitas program.
Akuntabilitas program juga berarti bahwa
program-program organisasi hendaknya
merupakan program yang bermutu dan
mendukung strategi dalam pencapaian visi,misi
dan tujuan organisasi. Lembaga-lembaga
public harus mempertanggungjawabkan
program yang telah dibuat sampai padaa
pelaksanaan program.
Keempat, akuntabilitas kebijakan.
Lembaga-lembaga publik hendaknya dapat
mempertanggungjawabkan kebijakn yang
telah ditetapkan dengan mempertimbangkan
dampak di masa depan. Dalam membuat
kebijakan harus dipertimbngkan apa
tujuan kebijakan tersebut, mengapa
kebijakan itu dilakukan, siapa sasarannya,
stakeholder mana yang terpengaruh,
dan apa dampak dari kebijakan tersebut.
Dan kelima, akuntabilitas nancial.
Akuntabilitas ini merupakan
pertanggungjawaban lembaga-lembaga
public untuk menggunakan dana public
(public money) secara ekonomis, esiendan eekti, tidak ada pemborosan dan
kebocoran dana, serta korupsi. Akuntabilitas
nancial ini sangat penting karena menjadi
sorotan utama masyarakat. Akuntabilitas
ini mengharuskan lembaga-lembaga public
untuk membuat laporan Keuangan untuk
menggambarkan kinerja nancial organisasi
kepada pihak luar.
Akuntabilitas publik ini meliputi
akuntabilitas vertical dan akuntabilitas
horizontal. Akuntabilitas vertical adalah
pertanggungjawaban kepada otoritas yang
lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban
unit kerja (dinas) kepada pemerintahdaerah, pertanggungjawaban pemerintah
daerah kepada pemerintah pusat, dan
pertanggungjawaban pemerintah pusat
kepada MPR, sedangkan akuntabilitas
horizontal adalah pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas atau terhadap
sesame lembaga public lainnya yang tidak
berada di atasnya.
Akuntabilitas publik ini juga meliputi
akuntabilitas internal dan akuntabilitas
ekstternal. Akuntabilitas internal
merupakan pertanggungjawaban kepada
pihak-pihak internal yang berkepentingan,
seperti pegawai, pejabat pengelolaKeuangan Negara, dan badan legislative.
Sedangkan akuntabilitas eksternal adalah
pertanggungjawaban kepada pihak-pihak ;
luar yang berkepentingan seperti pembayar
pajak, media masa, pemberi dana bantuan,
dan investor atau kreditur.
Stakeholder yang beragam memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Untuk
memenuhi kebutuhan seluruh stakeholder
tersbut diperlukan rerangka konseptual
(conceptual ramework) yang komprehensi.
Rerangka konseptual akuntabilitas publik,
dapat dibangun di atas dasar empat
komponen yaitu adanya sistem pelaporankeuangan, sistem pengukuran kinerja,
pengauditan sector publik, dan berungsinya
saluran akuntablitas publik (channel o public
accountability).
Selain itu, dalam pengelolaan
Keuangan Negara, perlu diwaspadai adanya
tindak pidana korupsi atas Keuangan
Negara. Korupsi adalah perbuatan melawan
hukum untuk memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan Keuangan Negara. Korupsi juga
merupakan suatu proses dehumanisasi
yang merusak sistem pemerintahan melalui
sistem Keuangan Negara.
Oleh karena itu, diperlukan sistem
pengawasan Negara yang mampu mengatasi
korupsi tersebut. Sistem tersebut terdiri
dari sistem inormal dan sistem ormal.
Sistem inormal mengacu pada suatu bentuk
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat,
lembaga independen, dan media massa,
sedangkan sistem pengawasan ormal
dilakukan oleh lembaga yang secara ormal
ditugaskan untuk mengawasi. Dalam sistem
pengawasan ormal juga harus dibedakan
siapa berperan apa dan kapan peran
tersebut boleh dilakukan yang ditegaskan
dalam peraturan perundang-undangan.
R e e r e n s i :
Sriyanto, Meneropong Reormasi Pengelolaan
Keuangan Negara, Media Akuntansi
Nomor 39, halaman 7, April 2004.
Mardiasmo, Membangun Akuntabilitas Publik
Keuangan Negara, Media Akuntansi Nomor
39, halaman 12, April 2004.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 18/68
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
18
ai
L a p o r a n U t a m a
Laporan Khusus
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
pada tanggal 13-14 Agustus 2009
melaksanakan Konvensi Nasional
Akuntansi (KNA) VI di Bandung.
Kegiatan dibuka oleh Gubernur Jawa
Barat, Ahmad Heryawan, dan bertindak sebagai keynote speaker ketua Badan
Pemeriksa Keuangan RI, Pro. Dr. Anwar
Nasution. Hadir sebagai pembicara Ketua
Bapepam & LK Ahmad Fuad Rachmani,
Komisaris Bank Mandiri & BTN, Direktur
Keuangan BUMN, Anggota BPK, Deputi
BPKP, Dirjen Pajak, dll. Acara dihadiri
lebih dari 500 akuntan yang berasal dari
seluruh Indonesia.
Pada hari itu juga telah ditandatangan
Kesepakatan Bersama antara BPK-RI
dengan IAI mengenai peningkatan peranproesi akuntan dalam pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara dalam rangka
mendorong terwujudnya akuntabilitas
dan transparansi keungan Negara, serta
pemerintahan yang baik dan bersih.
IAI juga menandatangani MOU
dengan Association o Chartered
Certied Accountants (ACCA) UK
sebagai kelanjutan kerjasama yang telah
terlaksana sebelumnya untuk mendukung
peningkatan kapabilitas proesi akuntan diIndonesia.
Ketua Panitia Pengarah IAI, Pro. Ilya
Avianti dalam sambutannya menyampaikan
bahwa “Konvensi Nasional Akuntansi VI
merupakan ajang pertemuan Akuntan
dan para stakeholders yang dilakukan
Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) VI: Peran Akuntan Dalam Penataan Ulang Sistem FinansialGlobal Pasca Krisis
Dibuka oleh Gubernur Jawa Barat
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 19/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
19
ai
L a p o r a n U t a m a
setiap empat tahun sekali oleh IAI. KNA
dilaksanakan dua hari dan pada hari Jumát,
14 Agustus 2009 IAI akan menyampaikan
pernyataan proesi. “Melalui KNA,
Proesi akan menyampaikan kesepakatan
strategis yang terakumulasi tentang arah
dan sasaran pembangunan dunia akuntansi
yang diidamkan proesi. Proesi juga akan
menyampaikan usulan kepada pemerintah
Republik Indonesia tentang berbagai isu
nasional berdimensi akuntansi yang harus
disikapi bangsa Indonesia.
KNA ini diselenggarakan masih dalam
suasana krisis keuangan global yang belum
usai. Oleh karena itu, tema konvensi
kali ini adalah ‘Peran Akuntan dalam
Penataan Ulang Sistem Finansial Global
Pascakrisis” yang merupakan kondisi yang
harus disiapkan oleh kita bersama dalam
kapasitas spesialisasi masing-masing
akuntan.
Kondisi perekonomian global
yang diwarnai dengan krisis sektor
nansial tak pelak lagi menjadi tantangan
tersendiri yang harus dihadapi di
tahun-tahun mendatang. Krisis nansial
global juga menjadi momentum bagi
proesi Akuntansi untuk secara global
memperluas peran mereka di berbagai
bidang dalam mengatasi krisis.
Pada level internasional,
IAI sebagai anggota International
Federation o Accountants
(IFAC) bersama asosiasi proesi
akuntan di seluruh dunia turut mendukung
upaya berbagai pihak dalam membangun
arsitektur sistem nansial global yang lebihbaik, transparan dan akuntabel pasca krisis
nansial global yang melanda dunia.
Ketua Dewan Pengurus Nasional
IAI, Ahmadi Hadibroto pada sambutan
pembukaannya menyampaikan
bahwa saat ini proesi akuntan, secara
berkesinambungan sesuai perannya telah
melakukan upaya penataan ulang sistem
nansial global antara lain persiapan
konvergensi IFRS yang harus sudah
diterapkan pada tahun 2012, pelaksanaan
Standar Akuntansi Syariah, Standar
Akuntansi bagi Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (ETAP), dan banyak hal yang telah
dilakukan oleh IAI untuk mengantisipasipascakrisis dan zona perdagangan bebas.
IAI menekankan perlunya solusi
jangka panjang untuk mengatasi krisis
keuangan global dan perlunya integrasi
global perekonomian. Rekomendasi yang
akan dihasilkan mereeksikan bahwa
proesi Akuntansi memiliki peran yang
sangat penting dalam mengatasi krisis dan
terlibat dalam reormasi sistem keuangan
global.
Eektivitas imlpementasi standar
global ini mensyaratkan adanya kualitas
yang tinggi dari seluruh pelaku di proesi
Akuntansi. Untuk itu diperlukan adanya
dukungan dan kerjasama secara global
dari seluruh pemangku kepentingan
untuk bersama-sama memperkuat
proesi Akuntansi khususnya dinegara
berkembang.
Beberapa langkah strategis yang dapat
dilakukan adalah dengan membangun
secara berkelanjutan kapasitas proesi
Akuntansi secara nasional dan regional;
melakukan upaya menuju tercapainya
ull compliance terhadap standar global;
memperkuat legal environment proesi,
memperkuat monitoring dan penegakan
Etika, memperluas akses kepada
standar internasional, menyempurnakankualitas pendidikan dan pelatihan,
mengembangkan panduan implementasi
berbagai standar dan langkah utama
lainnya untuk mengembangkan proesi
Akuntansi.
Pemerintah dan regulator perlu
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 20/68
saling mendukung dalam melaksanakan
langkah inisiati untuk mempromosikan
konvergensi kepada IFRS, ISA & IPSAS.
Kepentingan publik dapat dilayani dengan
baik dengan adanya a single set o high-quality, principles-based nancial reporting
& auditing standards. Adopsi standar
internasional ini sangat penting dalam
rangka stabilitas perekonomian.
IAI sebagai Organisasi Proesi
Akuntan yang telah mapan senantiasa
berupaya merubah setiap tantangan
menjadi peluang bagi kemajuan proesi
Akuntan di Indonesia. IAI sangat
menyadari pentingnya peran akuntan
dalam dunia bisnis.
Seiring dengan perkembangan dan
dinamika bisnis dalam skala nasional dan
internasional ditengah kondisi sekarang ini,IAI telah mencanangkan dilaksanakannya
program konvergensi IFRS pada
tahun 2012. Implementasi program ini
dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI.
Dukungan dari semua pihak agar proses
konvergensi ini dapat berjalan dengan
baik tentunya sangat kami harapkan.
Keseragaman “bahasa” dalam
Akuntansi, auditing, kode etik,
pelaporan keuangan baik sektor privat
maupun sektor publik perlu didukung
karena dengan standar global tersebut
memungkinkan keterbandingan
dan pertukaran inormasi secara
universal.Ikatan Akuntan Indonesia percaya
bahwa sistem Ekonomi Syariah adalah
salah satu alternati sistem perekonomian
yang tahan terhadap dampak krisis
keuangan global yang terjadi, untuk itu
Ikatan Akuntan Indonesia memutuskan
menjadi pelaku utama dalam
pengembangan Standar Akuntansi Syariah
di dunia. Begitu juga dengan standar
akuntansi yang dipakai oleh Usaha Kecil
dan Menengah. Standar akuntansi UKM
sangatlah penting karena terbukti UKM
adalah tulang punggung perekonomian
Negara kita. Kita boleh berbangga karena
IAI telah meluncurkan SAK-ETAP (Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik) yang ditujukan
untuk UKM dan Standar Akuntansi untuk
transaksi Syari’ah yang diterbitkan dalam
tiga bahasa yakni Bahasa Indonesia, Inggris
dan bahasa Arab.
PSAK ETAP ini akan membantu
perusahaan kecil menengah dalam
menyediakan pelaporan keuangan yang
tetap relevan dan andal dengan tanpa
terjebak dalam kerumitan standar
berbasis IFRS yang akan kita adopsi. SAK
ETAP ini mulai diberlakukan pada tahun
2011 namun penerapan lebih awal di
2010 diperbolehkan. IAI mempunyai visi
bahwa Standar ETAP harus meningkatkan
kesehatan praktik akuntansi di Indonesiasecara keseluruhan.
Ahmadi Hadibroto juga
menyampaikan perlunya pengaturan
terhadap semua pihak yang
bertanggungjawab langsung ataupun tidak
langsung terhadap inormasi perusahaan
yang digunakan oleh para pemangku
kepentingan. Untuk itu, dengan semangat
untuk meningkatkan kualitas pelaporan
keuangan secara keseluruhan, kami
memandang perlu dimasa mendatang
dapat segera disusun suatu UU Pelaporan
Keuangan.
Pengembangan Akuntansi syariah,
peningkatan kompetensi akuntan
diberbagai sektor, penyesuaian kurikulum
Pendidikan Akuntansi menghadapiimplementasi standar internasional,
peningkatan tata kelola yang baik disektor
swasta maupun pemerintah, peningatan
kiprah proesi dalam orum regional dan
internasional juga menjadi perhatian
utama IAI.
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
20
ai
L a p o r a n U t a m a
Laporan Khusus
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 21/68
Nama BarangHarga Jual
AnggotaNon
Anggota
1 PSAK No. 14 15,000 20,000
2 PSAK No. 26 15,000 20,000
3 PSAK No.50 15,000 20,0004 PSAK No.55 15,000 20,000
5 ISAK No. 8 15.000 20.000
6 Aplikasi PSAK No.46
15,000 20,000
7 Contoh Ilustrasi PSAK No.50 & 55
25,000 30,000
8 Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008 115,000 000,031
9 Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia 2003 000,58
000,001
10 SAK Per 2008
300,000 350,000
11 Tas Ransel
95,000 110,000
12 MUG IAI
15,000 20,000
13 Soal Try-Out USAP Review (2003-2006)
175.000 200,000
14 Modul CPMA Review (paket)
360,000 380,000
15 Panduan Implemantasi PSAK no 24 40.000 50.000
16 Isu-isu Kontemporer Akuntansi Keuangan
40,000 45,000
17 Asumsi Going Concern
40,000 45,000
18 Komite Audit yang Efektif
95,000 110,000
19 Good Corporate Governance
95,000 110,000
20 Enterprise Risk Management
40,000 45,000
21 Akuntansi Aktiva Tetap
45,000 55,000
22 Balanced Scorecard
80,000 85,000
23 IFRS 2008: Willey
575,000 650,000
24 Applying IFRS, enhanced edition
525,000 600,000
25 Setengah Abad Profesi Akuntansi -Soft Cov/Tuanakotta 110.000
1
25.000
26 Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil/IAPI 60.000 70.000
27 Sistem Informasi Akuntansi 1/Rama, Jones
80.000
90.000
28 Akuntansi Keuangan Daerah (ed.3)/Abdul Halim
65.000
75.000
29 Audit Kinerja pada Sektor Publik/I Gusti Agung Rai
60.000
70.000
30 Akuntansi Syariah di Indonesia/Sri Nurhayati
65.000
75.000
31 Akuntansi Biaya 1(ed.14)/Carter
90.000 100.000
32 Sistem Akuntansi/Mulyadi
115.000
130.000
33 Sistem Akuntansi Sektor Publik/Indra Bastian
105.000
120.000
34 Sistem Informasi Akuntansi 1(ed.4)/Hall
90.000 110.000
35 Sistem Informasi Akuntansi 1(ed.9)/Romney
80.000 90.000
36 Pengantar Akuntansi 1(ed.21) Edisi Khusus/Warren 65.000 75.000
37 Pengantar Akuntansi 1(ed.7)/Weygandt,Kieso 95.000 105.000
38 Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)/KSAP
40.000
50.000
39 Standar Profesional Akuntan Publik/IAI
270.000
300.000
40 Teori Akuntansi 1(ed.5)/Belkoui
75.000
85.000
41 Teori Akuntansi 2(ed.5)/Belkoui
65,000
75.000
42 Akuntansi Intermediate 1(ed.15)/Skousen, Stice
135.000
150.000
43 Auditing 1(ed.6)/Mulyadi 65.000 75.000
44 Akuntansi Internasional 1(ed.5)/Choi
60.000
70.000
45 Audit Sektor Publik (ed.2)/Indra Bastian 50.000 60.000
1. Menko Politik, Hukum, dan Keamanan: Marsekal TNI Purn Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa
3. Menko Kesra: Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar
9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Zahedy Saleh
11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat
12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu
13. Menteri Pertanian: Suswono
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
15. Menteri Perhubungan: Freddy Numberi
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar 18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Sedyaningsih
20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh
21. Menteri Sosial: Salim Assegaf Aljufrie
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali
23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring
25. Menneg Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata
26. Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan
27. Menneg Lingkungan Hidup: Gusti Moh Hatta
28. Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar
29. Menneg Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: EE Mangindaan29. Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faisal Zaini
31. Menneg PPN/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana
32. Menneg BUMN: Mustafa Abubakar
33. Menneg Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa
34. Menneg Pemuda dan Olahraga: Andi Mallarangeng
Pejabat Negara:
1. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto
2. Kepala BIN (Badan Intelijen Negara): Jenderal Pol Purn Sutanto
3. Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal): Gita Wirjawan
A K U N T A N I N D O N E S I A
mitra dalam perubahan
MengucapkanSelamat Menjalankan Tugas Kepada
Susilo Bambang Yudhoyono Sebagai Presiden RIBudiono Sebagai Wakil Presiden RI
Para Kabinet Indonesia Bersatu II Periode 2009 - 2014
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 22/68
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
22
ai
L a p o r a n U t a m a
Laporan Khusus
Dengan kesadaran tinggi akan
tanggung jawab dan peran kami
sebagai proesi dalam penataan
ulang sistem nansial global pascakrisis, kami
para Akuntan Indonesia yang tergabung
dalam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui
Konvensi Nasional Akuntansi VI di Bandung,
13 dan 14 Agustus 2009 menyatakan sikap
proesi sebagai berikut:
1. Krisis nansial global disebabkan
oleh perilaku keserakahan korporasi,good corporate governance yang buruk,
serta disclosure dan transparansi yang
tidak memadai. Pembentukan karakter
perusahaan yang ikhsan dan dapat
dipercaya menjadi keharusan. Akuntan
Indonesia sepatutnya dapat merancang
dan menjalankan ungsi penyediaan
inormasi akuntansi berupa Penyusunan
Laporan Keuangan dengan mengacu
pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
serta mendorong penetapan regulasi
pemerintah terkait sistem nansial yang
menjamin pelaksanaan good corporate
governance.
2. Pasar Modal sangat terkena krisis
nansial global perlu melakukan
pembenahan berbagai regulasi. IAI
siap membantu Bapepam & Bursa
Eek Indonesia untuk ikut serta
mempersiapkan perbaikan regulasi guna
meningkatkan sistem pengawasan dan
kualitas pelaporan keuangan.
3. Salah satu sektor perekonomian yang
berkembang saat ini di Indonesia dan
dunia adalah sektor UKM dan ekonomi
berbasis syariah. IAI berkomitmen
mendukung pengembangan sektor
UKM dan ekonomi berbasis syariah
tersebut dengan cara menyusun dan
mengimplementasikan SAK Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
untuk Organisasi UKM dan ETAP,serta SAK Syariah untuk Organisasi
berbasis Syariah. Akuntan Indonesia juga
bertekad untuk mempromosikan SAK
syariah tersebut menjadi SAK syariah
yang diadopsi secara global.
4. IAI bertekad untuk menuntaskan
proses konvergensi standar akuntansi
keuangan Indonesia (PSAK) dengan
standar akuntansi keuangan internasional
(IFRS) dengan target waktu akhir tahun
2012.
5. Para akuntan pemerintah (termasuk
akuntan di pemerintah daerah)
perlu berinisiati dan didorong untuk
melakukan pergeseran peran merekadari sekedar menjadi bookkeeper
menjadi akuntan manajemen dan
partner strategis dari Kepala daerah/
Kepala pemerintahan.
6. Penyediaan inormasi akuntansi yang
relevan dan andal untuk pengambilan
keputusan adalah keharusan dalam
globalisasi ekonomi. Akuntan publik
seharusnya memberikan nilai tambah
kepada perusahaan dengan orientasi
tidak lagi hanya memberikan opini
atas kewajaran Laporan Keuangan,
namun juga terhadap keeektian sistem
pengendalian internal perusahaan dan
manajemen resiko serta memastikan
perusahaan telah menjalankan
operasinya sesuai kaidah Good Corporate
Governance.
7. Mendukung Reormasi perpajakan
yang sedang dilaksanakan di Indonesia
sebagai bagian dari komponen untuk
menjamin keadilan dan kemakmuran
bangsa. IAI siap mengawal reormasi
perpajakan yang dapat meningkatkan
kepercayaan dan kepatuhan wajib
pajak sekaligus mampu meningkatkan
penerimaan negara.Menindaklanjuti
pernyataan sikap proesi tersebut, IAI
merekomendasikan hal-hal berikut ini:
1.Penataan sistem nansial global
dilakukan secara menyeluruh dengan
ruang lingkup penataan sbb:
a. Penataan regulasi, dalam hal ini
peraturan perundang-undangan
mengenai sistem keuangan di Indonesia
dengan okus pada penegakan Good
Corporate Governance pada organisasi
bisnis di Indonesia.
b. Penyesuaian inormasi keuangan
dengan globalisasi ekonomi, yaitu
dengan meningkatkan mutu kualitas
Laporan Keuangan, sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesiayang harmoni dengan Standar Akuntansi
Keuangan secara Internasional.
c. Penataan tugas, ungsi, dan peranan
kelembagaan dengan mengacu pada
kerangka pengendalian internal
institusi/organisasi/lembaga keuangan
Pernyataan Sikap IAI: Peranan AkuntanDalam Penataan Ulang Sistem FinansialGlobal Pasca Krisis
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyampaikan pernyataan profesi pada Konvensi Nasional Akuntansi (KNA) VI di Bandung, 14 Agustus 2009.
Fungsi akuntan masa depan bukanlah lagi sekedar pemeriksaatau penyedia informasi keuangan, tetapi menjadi bagian penting dari pembangunan ekonomi dan sosial untukmenciptakan Indonesia yang lebih berkeadilan dan makmur.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 23/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
23
ai
L a p o r a n U t a m a
di Indonesia sehingga dapat menghindari
terjadinya praktek kecurangan,
ketidakekonomisan, ketidakesienan,
dan ketidakeektian dalam operasi
institusi/organisasi/lembaga keuangan.
d. Penataan karakter korporasi yang
ikhsan dan bertanggungjawab secara
sosial.
2. Reormasi keuangan sektor publik
sebagai bagian penting dari reormasi
birokrasi diarahkan untuk menyelaraskan
kemampuan sektor publik dalam
mengawasi dan mengawal dunia
bisnis serta optimasi pelayanan publik,
dengan cara menegakkan akuntabilitas,
transparansi, dan kepercayaan publik.
Hal-hal yang harus dilakukan:
a. Para akuntan pemerintah (termasuk
akuntan di pemerintah daerah)
berinisiati dan memasilitasi pergeseran
peran dari bookkeeper menjadi akuntan
manajemen dan partner strategis dari
Kepala Daerah/Kepala Pemerintahan.
b. Harus ada proses penetapan standar
kompetensi akuntan sektor publik,
yang melibatkan perguruan tinggi
penyelenggara program studi akuntansi,
IAI serta lembaga pemerintah (pusat
dan daerah).
c. Perguruan tinggi penyelenggara
program studi akuntansi diminta
memberikan perhatian lebih pada
pendidikan akuntansi sektor publik, baik
jenjang D3, S1 dan Pascasarjana, sesuai
kebutuhan akan akuntan yang sangat
meningkat..
3. Demi tercapainya target konvergensi
standar akuntansi keuangan pada akhir
tahun 2012, maka:
a. Akuntan publik perlu meningkatkan
kompetensi sehubungan dengan
perubahan SAK, memperbaharui SPAP
dan menyesuaikan pendekatan audit
yang berbasis IFRS.
b. Akuntan manajemen di perusahaan
perlu membentuk satuan kerja atau tim
sukses konvergensi IFRS yang bertugas
memperbaharui pengetahuan akuntan
manajemen, melakukan gap analysis danmenyusun road map konvergensi IFRS
serta berkoordinasi dengan IAI untuk
optimasi sumber daya anggotanya.
c. Akuntan pendidik di perguruan
tinggi perlu membentuk tim sukses
konvergensi IFRS untuk memperbaharui
pengetahuannya, merevisi kurikulum
dan silabus serta melakukan berbagai
penelitian terkait.
d. Regulator perlu melakukan
penyesuaian regulasi yang terkait dengan
pelaporan keuangan dan perpajakan
serta melakukan upaya pembinaan dansupervisi terhadap proesi yang terkait
dengan pelaporan keuangan seperti
penilai dan aktuaris.
e. Asosiasi industri perlu menyusun
pedoman akuntansi industri yang
sesuai dengan perkembangan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), membentuk
orum diskusi yang secara intensi
membahas berbagai isu sehubungan
dengan dampak penerapan SAK dan
secara proakti memberikan masukan
dan komentar kepada Dewan Standar
Akuntansi Keuangan IAI.
Atas Nama Profesi Akuntan Indonesia
Dewan Pengurus Nasional IAI
Ahmadi Hadibroto Ketua
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 24/68
24
ai
SUNARDJI, SE, MMAnggota Dewan Pengurus Nasional IAI
Profesi Akuntan dan Pendidikan Butuh Kontribusi Setiap Orang
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 25/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
25ai
aiPROFIL
Dalam mengembangkan visi
proesi akuntan dan pendidikan
akuntansi dibutuhkan
pendanaan dan kontribusi setiap orang
khususnya yang berproesi sebagai
akuntan. Demikian dikatakan Anggota
Dewan Pengurus Nasional Ikatan
akuntan Indonesia (IAI) periode 2006-
2010, Sunardji, SE, MM.
Sunardji, begitu biasa disebut dan
alumni FEUI ini mempunyai bermacam
cara jitu atau pemikiran strategis untuk
mengembangkan proesi akuntansi.
Misal, dalam mencari pendanaan untuk
pendidikan, seperti memaksimalkansemua sumber daya (aktiva) yang dimiliki
UI, baik berbentuk sik maupun sumber
daya manusia itu sendiri, seperti jaringan
dengan Alumni.
“Saya sering mengundang alumni
untuk memberikan masukan, kadang
saya minta donasi ke alumni tujuannya
untuk mengembangkan serta menaikkan
kualitas pendidikan di FEUI sehingga
lulusannya dapat di pakai oleh perusahaan
(user),” kata Sunardji yang mempunyai
hobi unik yaitu mengoleksi berbagai
macam mata uang dan bermain tenis.
Pendidikan kita harus ditingkatkan
kualitasnya bukan hanya skill tetapi sot
skill juga ditingkatkan. Kemudian masalah
etika jangan sampai membuat malu.
“Disiplin, kepercayaan, pelayanan adalah
nomor satu, kita harus jeli mengamati
situasi dunia khususnya bidang ekonomi,
Indonesia membutuhkan dana untuk
menarik investor asing,” katanya.
Sunardji yang lahir di Blora, Jawa
Tengah, Indonesia pada tanggal 10 Juli
1950. Pada saat ini menjabat sebagai
Wakil Rektor Bidang Penelitian,
Pengembangan dan Kerja Sama IndustriUniversitas Indonesia.
Pengalaman Sunardji dilingkup
proesi, pernah bekerja di PT. Trisari
(1970); Acc.O. Hadibroto (1974);
PT. Enmitra (1975-1977); PT. Konerta
(1978-1980); Presiden Direktur PT.
M.S.R (1980-2005) dan Presiden
Direktur PT. M.S.A (1987-2005). Selain
itu juga akti tergabung dalam organisasi
proesi antara lain: Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI); Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI) dan American Accounting
Association.
Mengenai kaderisasi Ia mengatakan,
anggota IAI yang belum menjadi
akuntan berpotensial sekali untuk
mengembangkan proesi akuntan, maka
dari itu IAI jangan sungkan mengaderisasi
anggota yang belum menjadi akuntan.
Selain itu akuntan publik wajib
menyesuaikan dan meng update
pengetahuan tentang apa yang terjadi didunia khususnya nancial atau laporan
keuangan. “Jika tidak menyesuaikan dan
meng update pengetahuannya maka
akan tertinggal pengetahuan tentang
akuntansi bahkan dapat di tinggalkan
oleh kliennya,” tegasnya.
Begitupun dengan dosen kalau
tidak meng update akan ditinggalkan
mahasiswanya maka dari itu teksbook
yang digunakan setiap 2 tahun sekali pasti
terjadi perbaikan yang tentunya harus
diikuti. “Maa mungkin dosen banyak
yang melakukan adaptasi,” ujar Sunardji.
Ia mengharapkan, tidak menelan
begitu saja yang sudah ada karena situasi
dan kondisinya berbeda, kasusnya
harus disesuaikan dengan kasus yang
ada khususnya di Indonesia, kalau tidak
menyesuaikan situasi di Indonesia akan
menjadi salah kaprah selain itu kita
harus mengetahui International Financial
Reporting Standard (IFRS).
“Maka dengan menggunakan IFRS
itu bisa berlaku ke semua, persiapannya
harus cepat dari sekarang,” katanya.
Untuk konvergensi International
Financial Reporting Standard (IFRS)
ke dalam PSAK, IAI menargetkan
implementasinya pada 2012 mendatang.
“Nantinya laporan keuangan akan
mempermudah pemegang saham,
eksibel, dan meningkatkan alur investasi
global, terutama bagi perusahaan yang
juga tercatat di luar negeri,” pungkasnya.
Dengan adanya Penerapan Standar
Akuntansi Keuangan 30 (PSAK 30)
pada neraca keuangan, akan lebih
mempermudah perseroan dalam
menarik investor. Manaat lainnya adalah
perbankan akan lebih mudah dalam
menganalisa laporan kinerja untuk
dapat memberikan kredit secara tepat.
“Perbankan jadi lebih prudent dalam
pengucuran kredit,” paparnya.
Adapun PSAK 30 merupakan
aturan pencatatan yang harus dilakukan
perusahaan bagi segala sesuatu yang
mengandung unsur sewa. Dalam
pelaksanaannya tidak akan ada lagipersyaratan tertentu untuk dimasukkan
dalam kategori operating lease dan
nance lease yang ditempatkan dalam
pos aktiva tidak lancar berupa kewajiban
sewa berupa biaya depresiasi dan bunga.
“Nantinya tidak akan ada sela lagi untuk
‘dimainkan’ dalam laporan keuangan,”
ujarnya.
Sunardji mengawali karirnya sebagai
dosen di Fakultas Ekonomi UI dimulai
sejak tahun 1974 dan hingga saat ini akti
mengajar di program Reguler FEUI (sejak
1974 s/d sekarang); Ekstension FEUI
(1979 s/d sekarang); Program D3 FEUI(1997 s/d sekarang) dan Program MAKSI
FEUI (1999 s/d sekarang). Mengajar juga
di universitas swasta STEKPI (1988 s/d
2006).
Sebagai seorang intelektual, Sunardji
pernah mengikuti kegiatan seminar dan
konerensi di orum internasional seperti:
Acc. Teacher, Singapura (1986); American
Accounting Association (Honolulu, 1989;
Washington DC, 1992; San Francisco,
1993; Orlando, 1995 dan Chicago
1996); dan Asia Pacic Conerence on
International Accounting Issue [Bangkok,
Thailand (1997), Melbourne, Australia(1999), Beijing, Cina (2000)].
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 26/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 26
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Knuti pjk
Pengasuh Yang Terhormat,
Perusahaan kami tiga bulan terakhir menempati sebuah ruangan pada
salah satu gedung di bilangan Sudirman Jakarta. Kami telah menyewa
ruangan tersebut sejak bulan Juni 2009 untuk jangka waktu 3 bulan s/dAgustus 2009 (Berdasarkan perjanjian bahwa kami telah membayar
dimuka untuk 3 bulan penyewaan).
Yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimanakah PPN atas service
charge yang dimintakan oleh pengelola gedung kepada kami, apakah ada
PPN-nya? Mengingat rincian dari service charge tersebut adalah atas
tagihan listrik, air, serta pelayanan umum yang ada di kantor dimana kami
sewa. Saya beranggapan bahwa yang dikenakan PPN hanya atas sewa
ruangan.
Atas jawabannya kami ucapkan terima kasih.
Jawaban
Terima kasih atas pertanyaan yang diajukan oleh Sdr, Kami sangat senangbahwa Anda mempercayakan kami untuk memberikan saran atas masalah
terkait pajak yang Anda hadapi. Saudara mengaku kebingungan dengan
tagihan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas service chargeyang dibebankan
oleh Pengelola Gedung kepada perusahaan Anda sebagai Penyewa. Anda
sendiri mengasumsikan bahwa PPN yang menjadi tanggungan Perusahaan
Anda hanya terkait dengan sewa gedung. Kenyataannya, pengelola
gedung juga menagih PPN untuk service chargenya.
Dengan berpatokan pada pertanyaan singkat yang diajukan kepada kami,
ada sedikit kesulitan untuk memastikan masalah sesungguhnya yang
Saudara hadapi. Tetapi kami berusaha untuk menjelaskan sejauh apa yang
kami bisa tangkap dari pertanyaan Saudara. Baiklah, untuk membantu
kita memahami apa yang dimaksudkan dengan service charge khususnya
dalam konteks perpajakan, Surat Penegasan yang dikeluarkan oleh Dirjen
Pajak S-831/PJ.53/2005 kiranya dapat menjadi acuan dalam mencari
pendasaran terhadap Pajak Pertambahan Nilai atas service charge itu.
Berikut beberapa point dari Surat Penegasan tersebut:
Service charge pada dasarnya merupakan balas jasa atas kegiatana.
pelayanan yang menyebabkan ruangan yang disewa oleh penyewa
dapat dihuni sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh penyewa,
yang dapat meliputi biaya listrik dan air (untuk “public area”), biaya
pemeliharaan dan perawatan gedung serta peralatannya, biaya
kebersihan, biaya tenaga keamanan/teknisi, biaya administrasi dan
sebagainya.
Atas tagihan reimbursement, yaitu penggantian untuk biaya yangb.
telah dibayarkan terlebih dahulu oleh pemberi jasa atas nama
penerima jasa, berupa biaya listrik dan air oleh PKP persewaan
ruangan kepada para penyewa ruangan, baik nilai tagihannya sama
dengan nilai tagihan dari PLN dan PDAM kepada PKP persewaan
ruangan maupun berbeda (misalnya dengan alasan adanya biayapenyediaan kabel sebagaimana contoh dalam surat Saudara),
terutang PPN karena tagihan listrik dan air oleh PKP persewaan
ruangan kepada para penyewa tersebut merupakan bagian dari
kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak berupa persewaan ruangan
yang dilakukan oleh PKP persewaan ruangan.
Besarnya PPN yang terutang dihitung dengan menggunakan Dasar c.
Pengenaan Pajak sebesar penggantian, yaitu seluruh tagihan yang
diminta atau seharusnya diminta oleh PKP persewaan ruangan, dan
bukan hanya atas mark-up-nya saja .
Dalam konteks hukum yang lebih tinggi, ketentuan mengenai Pajak
Pertambahan Nilai sudah diatur dalam Undang-Undang No 8 Tahun
1983 sebagaimana telah dirubah terakhir dengan UU No 18 Tahun 2000
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah. Ketentuan Undang-Undang tersebut kemudian
diperjelas melalui Surat Edaran Dirjen Pajak SE-14/PJ.53/2003 tanggal
03 Juni 2003.
Berikut ini, kami akan menampilkan beberapa point penting dari UU No
18 Tahun 2000 yang berhubungan dengan masalah yang Anda hadapi:
Paal 1 angka 5:a. Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan
berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yangmenyebabkan suatu barang atau asilitas atau kemudahan atau
hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk
menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan
bahan dan atas petunjuk dari pemesan.
Paal 1 angka 6:b. Jasa Kena Pajak adalah jasa sebagaimana
dimaksud dalam angka 5 yang dikenakan pajak berdasarkan
Undang-Undang ini
Paal 1 angka 17c. : Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah
Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai
Lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang
dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang
Paal 1 angka 19:d. Penggantian adalah nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh pemberi jasa karena penyerahan Jasa Kena Pajak, tidak
termasuk pajak yang dipungut menurut Undang-undang ini danpotongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak
Paal 4 huruf c:e. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
Paal 9 ayat 1:f. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
dihitung dengan cara mengalikan tari sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 dengan Dasar Pengenaan Pajak.
Dengan melihat ketentuan diatas serta memperhatikan beberapa surat
penegasan dari dirjen pajak dapat kami simpulkan bahwa apa yang
dilakukan oleh manajemen pengelolah gedung dengan menerbitkan
Faktur Pajak atas service charge terhadap perusahaan saudara sudah
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan yang berlaku.
Demikian penjelasan kami semoga dapat bermanaat dan membuat anda
tidak kebingungan lagi dalam menganalisa perpajakan yang dihadapi.
Hormat Kami
Pengasuh
oleh :
Ronsianus B. Daur, SE, BKP
(Praktisi Perpajakan di Jakarta)
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 28/68
28
Kolom Pasar Modal
Foto
Penulis
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
ai
Jumlah investor saham sangat jauh di
bawah mereka yang punya deposito
bank. Sebagai perbandingan,
jumlah rekening di perbankan nasional
mencapai 82 juta, sementara investor
saham domestik yang tercatat di
Kustodian Sentral Eek Indonesia (KSEI)
tidak lebih dari 300 ribu orang atau 0,1%penduduk Indonesia. Persentase ini jauh
di bawah Malaysia dan Hong Kong yang
mencapai belasan persen atau Singapura
dan Australia yang sudah melebihi
20%. Sementara di negara super maju
seperti Amerika, jumlah penduduk yang
menanamkan uangnya di pasar saham
secara langsung dan tidak langsung.
Mengapa begitu sedikit orang Indonesia
yang berinvestasi dalam saham?
Alaan tidak berinvetai aham
Ada yang langsung menjawab
kalau rata-rata orang Indonesia masih
belum mempunyai uang lebih yang
cukup untuk berinvestasi dalam saham.
Jawaban ini rasanya kurang tepat karena
jumlah total deposito dan tabungan
yang dihimpun perbankan nasional
kenyataannya mencapai lebih dari
seribu triliun rupiah. Sementara jumlah
minimum untuk menjadi investor saham
sejatinya tidak besar, cukup beberapa juta
rupiah. Salah jika dikatakan seseorang
harus kaya untuk dapat menjadi investor
saham. Yang benar justru seseorang
mesti berinvestasi saham agar cepat
menjadi kaya.Ada lagi yang mengatakan
karena orang kita umumnya takut akan
risiko/rugi (risk/loss averse) sehingga tidak
punya keberanian untuk membeli saham.
Masalahnya, menyimpan uang lebih
besar dari jumlah tertentu yang dijamin
LPS di bank sekarang juga menghadapi
risiko yang sama. Membuka usaha sekecil
apa pun juga mengandung risiko dan sulit
untuk diminimumkan. Para investor
saham sebagian besar juga orang yang
loss-averse dan bukan risk takers seperti
mereka yang keluar masuk kasino.
Investasi saham bahkan memungkinkan
seseorang meminimumkan risiko non-
sistematis yaitu dengan melakukan
diversikasi.
Tidak sedikit juga yang beralasan
main saham memerlukan pengetahuan
yang cukup sehingga tidak cocok untuk
sarana investasi kaum awam. Jawaban
yang masuk akal tetapi ada jalan keluar
untuk alasan ini yaitu mengikuti nasehatPeter Lynch dalam bukunya One up on
Wall Street . Pohon dikenal dari buahnya,
demikian juga perusahaan dikenal dari
produknya. Sebagai salah seorang
manajer investasi terbaik dunia, Lynch
mengatakan tidak sulit untuk menemukan
perusahaan yang bagus, karena produk
bagus ada di sekitar kita. Perusahaan
bagus karenanya ada di depan mata
kita. Ngomong-ngomong, Anda sudah
tahu kan bedanya saham bagus atau
perusahaan bagus? Jika belum, saya akan
menuliskannya dalam artikel di kolom
ini pada edisi mendatang. Alternati lainadalah berinvestasi saham secara tidak
langsung melalui reksa dana saham.
Jawaban yang paling ngawur
adalah yang mengatakan berinvestasi
saham tak lebih dari berspekulasi atau
berjudi atau zero-sum game, istilah
kerennya. Yang lebih membuat saya sedih
adalah jawaban ini justru lebih sering
saya dengar dari lulusan dan mahasiswa
akuntansi dan keuangan yang nota bene
mestinya lebih paham. Karena persepsi
ini, mereka lebih suka menggunakan
istilah main saham daripada investasi
saham. Sangat disayangkan kalauberinvestasi saham disamakan dengan
main black jack di kasino.
Jawaban yang benar adalah
karena masyarakat kita masih deposito-
minded . Selama beberapa dekade,
pemerintah mengajak dan mendorong
MENGUAK MISTERI MINIMNYA
INVESTOR SAHAM DI INDONESIA
Budi FrensidyKoordinator Mata Ajar Pasar Modal & Manajemen KeuanganPPAk FEUI dan Penulis buku Matematika Keuangan
Kemana orang Indonesia yang mempunyai uang lebih
atau kas surplus menginvestasikan uangnya? Apakah merekamenyimpannya dalam tanah, properti, perhiasan, tabungan/
deposito, valuta asing, reksa dana, obligasi, atau saham? Dapat
dipastikan urutan pertama adalah deposito dan urutan terakhir
adalah obligasi dan saham.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 29/68
ai
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
29
masyarakat untuk menabung di bank
dan tidak menaruh uangnya di bawah
bantal atau di dalam lemari. Mobilisasi
masyarakat untuk menabung, sayangnya,
tidak diikuti seruan pemerintah untuk
berinvestasi di pasar modal pada periode
90-an. Tak bisa disalahkan kalau akhirnya
masyarakat kita hanya tahu bank sebagaitempat paling aman untuk menaruh
uangnya. Jika tabungan dan deposito
sudah lama ada di Indonesia, saham baru
diperkenalkan tahun 1977 dan mulai
ramai sekitar tahun 1989.
Pada tahun 1985 jumlah emiten
tercatat di BEJ hanya 24 perusahaan
dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp
89,3 miliar dan traksaksi harian sebesar
Rp 13,1 juta. Jumlah saham tercatat
tidak mengalami pertambahan hingga
tahun 1988 namun kapitalisasi pasar
dan transaksi harian meningkat menjadi
Rp 449,2 miliar dan Rp 121,9 juta. Baru
pada tahun 1989, jumlah saham tercatat
melonjak tajam menjadi 56 dengan
kapitalisasi pasar mencapai Rp 4,3 triliun
dan transaksi harian menembus Rp 3,9
miliar. Angka-angka itu terus naik hingga
akhir tahun 2008 dengan 398 saham
tercatat, kapitalisasi pasar sebesar Rp
1076 triliun dan transaksi harian Rp 4,4
triliun.
Bank-based vs market based
Sebelum berkembangnya pasar
modal kita, mereka yang kas surplus tidak
punya pilihan lain kecuali menaruh uangnya
di bank. Demikian juga perusahaan yangkas desit hanya bisa mendapatkan dana
dari bank. Dalam literatur keuangan dan
perbankan, sistem keuangan seperti ini
disebut sistem keuangan berbasis bank
atau bank-based . Jerman, Jepang, dan
banyak negara berkembang menganut
sistem keuangan ini.
Pendukung sistem keuangan
bank-based mengatakan kalau sistem ini
lebih baik daripada market-based dalam
mengatasi terjadinya asimetri inormasi
terutama untuk negara-negara yang
berada dalam tahapan awal pembangunan
ekonominya. Tanpa adanya bank, biayayang harus dikeluarkan investor untuk
memperoleh dan memproses inormasi
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan
menjadi sangat tinggi. Keberadaan bank
menurunkan risiko dan biaya pengawasan
yang harus ditanggung investor publik.
Pengawasan oleh bank sebagai kreditur
jauh lebih eekti daripada pengawasan
oleh sekumpulan investor dengan
inormasi terbatas yang dimilikinya.
Di sisi lain ada sistem keuangan
berbasis pasar atau market-based yang
dianut Amerika dan Inggris. Dalam
market-based , sumber pembiayaan utamaadalah dari pasar modal atau terjadi
interaksi langsung antara yang punya
uang dan perusahaan yang butuh uang.
Pendukung sistem market-based
menekankan pentingnya pasar modal
dalam memberikan insenti kepada kas
surplus dan kas desit. Sistem keuangan
ini lebih esien karena bersiat langsung
tanpa melalui perantara keuangan
(nancial intermediary ) dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi jangka panjang
daripada sistem bank-based . Pasar
modal yang kuat juga memberikan
kesempatan kepada para kas surplus
untuk diversikasi.
Mana yang lebih baik?
Dalam jurnalnya Bank-based
or market-based nancial systems: which
is better? , Levine (2000) mengatakan
kalau tidak ada sistem yang lebih unggul
atau lebih eekti dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Data empiris
menunjukkan bahwa pembagian sistem
keuangan dalam bank-based , market-
based , tidak mampu menjelaskan proses
pertumbuhan yang dialami negara-negara
di dunia.
Siapa yang tidak tahu rendahnyaspread atau net interest margin (selisih
tingkat bunga pinjaman dengan tingkat
bunga tabungan) bank di Jepang dan
keperkasaan Bundesbank Jerman? Dua
negara itu menganut bank-based . Siapa
juga yang meragukan Amerika sebagai
negara adi daya dengan sistem market-
based ?
Masalahnya di Indonesia,
menurut saya, sistem market-based
belum lama berkembang sehingga masih
jauh dari optimal. Umurnya masih sangat
muda. Sementara itu, sistem bank-based
juga masih rapuh karena rendahnyapengawasan, kepatuhan, dan kesehatan
perbankan di Indonesia. Akibatnya
spread relati besar, rasio loan to deposit
rendah, dan kredit macet menjadi
momok perbankan nasional terutama
bank-bank BUMN.
Implikai item bank-based
Memahami dua sistem
keuangan ini membuat kita bisa
mengomentari kualitas buku teks
keuangan dan akuntansi yang banyak
digunakan di akultas ekonomi kita. Jika
buku teks itu hanya membandingkanalternati mengeluarkan saham atau
obligasi, saat perusahaan ingin ekspansi,
buku itu kurang cocok untuk Indonesia
yang bank-based . Pilihan saham atau
obligasi hanya dimiliki kurang dari 500
korporasi. Jumlah perusahaan terbuka di
bursa kita hanya sekitar 400, sementara
yang sudah mengeluarkan obligasi lebih
sedikit lagi yaitu cuma 91 korporasi.
Untuk sebagian besar
perusahaan di Indonesia, pilihan yang
relevan adalah pinjaman dari bank
atau pinjaman/tambahan modal dari
pemegang saham. Buku manajemen
keuangan yang baik untuk Indonesia
mestinya gabungan dari Corporate Finance
yang membahas perusahaan korporasi
dan Personal Finance yang membahas
perusahaan keluarga dan perusahaan
tanpa akses ke pasar modal.
Implikasi lain yang juga tidak
boleh dilupakan adalah tidak tepatnya
penggunaan IHSG sebagai indikator
keberhasilan perekonomian pada
umumnya dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat pada khususnya. Kenaikan
IHSG hanya relevan untuk segelintir
penduduk Indonesia. Sebagian besar
orang Indonesia lebih berkepentingandengan dua indikator utama dalam bank-
based yaitu tingkat bunga tabungan yang
menarik untuk para kas surplus dan
tingkat bunga pinjaman yang rendah
untuk para kas desit. Kedua tujuan
itu dapat tercapai jika spread atau
intermediation ee rendah. Kenyataannya,
spread perbankan kita masih 6%, salah
satu yang terbesar di dunia.
Jika pemerintah mengklaim
sudah berhasil dalam pembangunan
ekonominya dengan merujuk IHSG yang
sudah naik ratusan persen dalam 5 tahun
terakhir, pemerintah kurang peka.
Depok, 27 Juli 2009
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 30/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 30
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Inf
Kerjasama yang dilakukan antara Ikatan
Akuntan Indonesia dengan Garuda
Indonesia, bersama ini kami inormasikan
bahwa bagi seluruh anggota Ikatan Akuntan
Indonesia yang akan melakukan aktivitas
penerbangan dengan menggunakan Garuda
Indonesia akan memperoleh diskon
sebesar 16% kemanapun tujuan terbangnya
kecuali Timur Tengah dengan menunjukan
kartu anggota IAI.
Petunjuk dan tatacara:
Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama
“Corporate Direct” untuk
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1. Kode Korporat
Kode Korporat untuk Ikatan Akuntan
Indonesia adalah IAIA
2. Discount
Besaran discount 16% (enam belas
persen) dari harga RSP berlaku dari
harga terendah sampai tertinggi, rute
domestik dan internasional, kecuali harga
promosi,rute Timur Tengah dan “Code
Share”. Ketentuan dan syarat sebagai
berikut :
•Rute Dometik
a. Kelas Bisnis ( C )
Entry :
wi#1CCDRT#2#3IAIA
Contoh : CCDRTIAIA
b. Kelas Ekonomi (Y, M, L)
Entry :
wi#1MCDOW#2#3IAIA
Contoh : MCDOXIAIA
•Rute Internaional
Besaran diskon untuk rute
internasional dari harga RSP
(Recommended Selling
Price)
a. Kelas Bisnis (C, D)
Entry :
wi#1CCDRT#2#3IAIA
Contoh : CCDOXIAIA
b. Kelas Ekonomi (Y, M, L)
Entry :
wi#1MCDRT#2#3IAIA
Contoh : MCDRTIAIA
3. Tiketing dapat dilakukan di :
a) Kantor penjualan Garuda Indonesia.Dengan ketentuan sebagai berikut :
•UntukanggotaIkatanAkuntanIndonesia,
Afliasi, dan karyawan dengan
menunjukan Kartu Anggota Ikatan
Akuntan Indonesia atau
Perintah Pembelian..
•UntukKeluargaanggotadankeluarga
karyawan dengan menunjukan Kartu
Identitas IAI dan ( Kartu Keluarga )
•UntukrelasiIkatanAkuntanIndonesia
menunjukan Perintah Pembelian dari
Ikatan Akuntan Indonesia.
b) Garuda On Line Booking Corporate,dengan ketentuan :
Menggunakan Kartu Anggota Ikatan
Akuntan Indonesia yang telah didatarkan
ke Web “Corporate Partner Garuda
Indonesia”
c) Harga Promo Domestik dan
Internasional Harga Pomo Domestik &
Internasional berlaku untuk Ikatan Akuntan
Indonesia apabila tersedia (double discount
tidak berlaku), dan ketentuannya mengikuti
ketentuan harga promo yang berlaku.
Penulisan IAIA pada tiket (are basis)
merupakan suatu keharusan.Contoh :
Entry : wi#1QEOXPR#2#3IAIQEOXPR/IONI
Pencantuman Harga Promo pada tiket
adalah harga sebelum komisi agen.
d) “Tour Code”
Tour Code : CD16IAIA09 untuk rute
Domestik, CD16IAIA09 untuk rute
Internasional
e) “Fare Basis”
Fare Basis : CD16IAIA untuk rute
Domestik, CD16IAIA untuk rute
Internasional
) Rute
Berlaku untuk semua rute yang diterbangi
Garuda Indonesia, domestik dan
internasional kecuali rute Timur Tengah
dan “code share”.
g) Masa Berlaku
Masa berlaku perjanjian kerjasama adalah
01 Juli 2009 sampai dengan 31Juni 2010.
h) Reservasi
Didalam PNR harus mencantumkan “Ikatan
Akuntan Indonesia” sebagai berikut :
Entry : 4OSIGAVIP/C Ikatan Akuntan
Indonesia, Contoh : 4OSIGAVIP/C
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
INDONESIA, Pembukuan dalam urutan
datar tunggu (waiting list) harus di teruskan
ke unit “control reservations” yaitu QEP ke
Q02. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
prioritas konrmasi (HK).i) Kondisi Tiket
Tidak dapat dilakukan “Endorsement”
(pengalihan ke penerbangan lain).
DISKON TERBANG BERSAMA GARUDA INDONESIA BAGI ANGGOTA IAI
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 32/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 32
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Inf
Juara umum Annual Report Awards
2008 (ARA) kali ini diraih oleh P.T. Bank
Permata Tbk. Penyerahaan penghargaan
telah dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus
2009 lalu oleh Menteri Keuangan RI, Dr. Sri
Mulyani Indrawati.
PT. Bank Permata Tbk terpilih sebagai
juara umum karena dinilai terbaik diantara
163 perusahaan yang terbagi atas 8 katagori,
yaitu: Private Keuangan Listed dan Non Listed,
Private Non Keuangan Listed dan Non Listed,
BUMN Keuangan Listed dan Non Listed, serta
BUMN Non Keuangan Listed dan Non Listed.
ARA merupakan pemberian penghargaan
tertinggi atas kualitas laporan tahunan yangditerbitkan secara berkala oleh perusahaan.
Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama
BAPEPAM-LK, Kementerian BUMN, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), Bank Indonesia,
PT. BEI, Ditjen Pajak serta Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG).
ARA 2008 yang diselenggarakan ini
merupakan yang ketujuh kalinya sejak
diselenggarakan pertama kali pada tahun 2002.
Tema ARA tahun ini adalah “Transparansi
Inormasi sebagai Upaya Meningkatkan
K e p e r c a y a a n
Masyarakat pada Masa
Krisis”. Bertindak
sebagai ketua Dewan Juri adalah Bapak
Mar’ie Muhammad.
Kriteria yang
digunakan, disusun
dengan memberi
penekanan pada
kualitas dari inormasi
yang tercantum
di dalam Laporan
Tahunan, khususnya
menyangkut aspek
tranparansi dan good
corporate governance.
Adapun Kriteria
umum penilaian adalahsebagai berikut:
1. Memberikan
gambaran
yang baik dan
jelas mengenai
kegiatan
operasional
perusahaan
dan penjelasan
mengenai
kinerja perusahaan serta indikasi arah
perusahaan di masa yang akan datang;
2. Penyajian inormasi keuangan yang
baik dan inormati sesuai dengan
ketentuan akuntansi yang berlaku di
Indonesia;
3. Inormasi yang jelas mengenai
kepemilikan dan penerapan Good
Corporate Governance;
4. Kepatuhan terhadap peraturan
perundangan yang berlaku.
Tahun ini untuk kategori Perusahaan Private
Keuangan Non-Listed tidak ada pemenangnya.
Karena dari peserta yang masuk kategori initidak satupun mencapai batas minimal nilai yang
harus diperoleh. Sri Mulyani Indrawati, Menteri
Keuangan RI, di tengah penyerahan ARA 2008
di Jakarta, Rabu (12/8) menyatakan “Esensi
pemberian penghargaan adalah membangun
kultur keterbukaan dan kualitas inormasi.
Itu adalah loso dalam sistem ekonomi,
pertukaran ekonomi yang basisnya inormasi,
yang adalah nilai dalam suatu transaksi.
Tujuannya adalah membangun perekonomian
Indonesia yang maju dan mandiri,” ungkapnya.
Adapun Ketua Panitia ARA 2008 A. Fuad
Rahmany menuturkan penyelenggaraan ARA
bertujuan untuk meningkatkan keterbukaan
inormasi dan penerapan Good Corporate
Governance (GCG) di sektor dunia usaha, baik
BUMN/BUMD maupun perusahaan swasta,
baik yang tercatat dan tidak tercatat di Bursa
Eek. ARA 2008 yang bertema Transparansi
Inormasi sebagai Upaya Meningkatkan
Kepercayaan Masyarakat pada Masa Krisis ini
diikuti 163 perusahaan. Dari jumlah tersebut
ada 46 perusahaan baru yang ikut ARA. “Hal
ini menunjukkan bahwa semakin banyak
perusahaan yang berusaha memperbaiko
kualitas laporan tahunannya dan mengetahuikegiatan ARA,” tutur Fuad.
Ada beberapa kriteria yang diterapkan
panitia untuk memilih pemenang di 7 kategori
dan 1 juara umum. Para peserta itu, kata
ketua tim juri Mar’ie Muhammad dinilai secara
kuatitati. “Penilaian selanjutnya mencakup
bentuk dan isi laporan dalam bahasa Indonesia
yang baik dan benar, kelengkapan prol
perusahaan, pelaksanaan CSR, pengungkapan
laporan keuangan berdasar prinsip akuntansi
yang bersikap umum,” katanya.
PT Bank Permata Tbk Raih ARA 2008
No. Nama Perusahaan PEMENANG
1. PT. Bank Permata Tbk Juara Umum Annual Report Award 2008
2. PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk Peringkat I Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Listed
3. PT. Bank Negara Indones ia (Persero) Tbk Peringkat II Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Li sted
4. Perum Pegadaian (Persero) Peringkat III Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Listed
5. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Peringkat I Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Listed
6. PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk Peringkat II Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Listed
7. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Peringkat III Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Listed
8. PT. Jamsostek (Persero) Peringkat I Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Non Listed
9. PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat Peringkat II Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Non Listed
10. PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur. Peringkat I II Kategori Perusahaan BUMN Keuangan – Non Listed
11. PT. Garuda Indonesia (Persero) Peringkat I Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Non Listed
12. PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Peringkat II Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Non L isted
13. PT. Angkasa Pura I (Persero) Peringkat III Kategori Perusahaan BUMN Non Keuangan – Non Listed
14. PT. Bank Permata Tbk Peringkat I Kategori Perusahaan Private Keuangan – Listed
15. PT. Bank CIMB Niaga Tbk Peringkat II Kategori Perusahaan Private Keuangan – Listed
16. PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk Per ingkat III Kategori Perusahaan Pri vate Keuangan – Listed
17. PT. Bakrieland Development Tbk Peringkat I Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Listed
18. PT. Medco Energi Internasional Tbk Per ingkat II Kategori Perusahaan Pri vate Non Keuangan – Listed
19. PT. Indosat Tbk Peringkat III Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Listed
20. PT. Petrokimia Gresik Peringkat I Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Non Listed
21. PT. Pupuk Kalimantan Timur Peringkat II Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Non Listed
22. PT. GMF AeroAsia Peringkat III Kategori Perusahaan Private Non Keuangan – Non Listed
DAFTAR NAMA PEMENANG ARA 2008
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 33/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
33
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
Inf
DSAK IAI pada hari Selasa, 13
Oktober 2009 bertempat di
Financial Hall, Graha Niaga
Jakarta telah mengadakan Public
Hearing Eksposure Drat 6 PSAK, 4
ISAK, dan 2 PPSAK . Public Hearing
ini dihadiri lebih dari 250 peserta dari
berbagai instansi seperti perbankan,
Kantor Akuntan Publik, BUMN, dan
perusahaan-perusaha an di Indonesia.Karena banyaknya Eksposure Drat
yang telah dikeluarkan DSAK IAI, acara
Public Hearing berlangsung sejak pukul
09.00 s.d 15.00 yang terbagi dalam 3
sesi.
Public hearing ini merupakan
salah satu due process procedure
yang harus dijalankan DSAK dalam
pembuatan SAK. Banyaknya SAK yang
dikeluarkan DSAK adalah merupakan
program kerja program konvergensi
IFRS yang akan konvergen pada tahun
2012.
Banyak peserta yang memberi
masukkan dan tanggapan terkait
Eksposure Drat tersebut. Beberapa
tanggapan mendapat respon langsung
dari DSAK IAI, namun ada beberapa
masukkan yang perlu pertimbangan dan
diskusi lebih lanjut oleh DSAK. DSAK
sangat terbantu dengan banyaknya
masukkan, tanggapan, dan saran dari
publik.
DSAK IAI masih menunggu
komentar publik terkait Eksposure Drattersebut sampai dengan 30 Nopember
2009. Form permintaan tanggapan
bisa di download pada le dibawah ini,
tujuannya untuk membantu masyarakat
terkait isu-isu yang harus dikomentari
pada Eksposure Drat yang dikeluarkan
DSAK IAI. Komentar dapat dikirimkan
melalui surat, aximile, dan email paling
lambat tanggal 30 Nopember 2009.
Public Hearing ED 6 PSAK, 4 ISAK, & 2
PPSAK telah diadakan DSAK IAI
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 34/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 34
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Inf
Seiring dengan perkembangan
dan dinamika bisnis dalam skala
nasional dan internasional, IAI
telah mencanangkan dilaksanakannya
program konvergensi IFRS yang akan
diberlakukan secara penuh pada 1
Januari 2012.
Ketua Dewan Pengurus
Nasional IAI, Ahmadi Hadibroto
menyatakan: “Langkah startegis
menuju keseragaman “bahasa” dalam
Akuntansi dan pelaporan keuangan di
sektor privat ini merupakan agenda
utama proesi Akuntansi secara global.
Terciptanya harmonisasi standar
Akuntansi global juga menjadi salah
satu tujuan dan komitmen kelompok
G-20 dalam meningkatkan kerjasama
perekonomian dunia”.
Dengan adanya standar global
tersebut memungkinkan keterbandingan
dan pertukaran inormasi secara
universal. Konvergensi IFRS dapat
meningkatkan daya inormasi dari
laporan keuangan perusahaan-perusaha
an yang ada di Indonesia. Adopsi standar
internasional juga sangat penting dalam
rangka stabilitas perekonomian.
Manaat dari programkonvergensi IFRS diharapkan akan
mengurangi hambatan-hambatan
investasi, meningkatkan transparansi
perusahaan, mengurangi biaya yang
terkait dengan penyusunan laporan
keuangan, dan mengurangicost o capital.
Sementara tujuan akhirnya laporan
keuangan yang disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)hanya akan memerlukan sedikit
rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan
keuangan berdasarkan IFRS.
Untuk membangun secara
berkelanjutan kapasitas proesi
Akuntansi menuju tercapainya ull
compliance terhadap standar global, IAI
Dampak Konvergensi InternationalFinancial Reporting Standards (IFRS)
Terhadap Bisnis
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melaksanakan Seminar “Dampak Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) Terhadap Bisnis” padatanggal 8 Oktober 2009 bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. Acara dihadiri
tiga ratus akuntan seluruh Indonesia yang berasal dari kantor akuntan publik, BUMN, perusahaan terbuka, akademisi serta praktisi akuntansi lainnya. Bertindaksebagai keynote speaker Ketua Bapepam & LK, Dr. Achmad Fuad Rahmany.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 35/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
35
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
Inf
melaksanakan seminar ini agar publik
mampu mempersiapkan dan mengambil
keputusan dalam menghadapi dampak
dari program konvergensi IFRS.
Sosialisasi secara komprehensi setiap
perkembangan program konvergensi
IFRS akan mampu mengurangi “kejutan”
bagi publik atas dampak dari perubahan
SAK yang akan konvergen dengan
IFRS.
Seminar juga membahas
dampak konvergensi IFRS dalam
prespekti bisnis terutama pandangan
dan langkah antisipati BUMN untuk
menjadi lebih kompetiti. Hadir sebagai
pembicara Ari Arryman, selaku ketua
tim imlementasi IFRS yang dibentuk
oleh Kementerian Negara BUMN.
Ketua Dewan SAK IAI (DSAK) Rosita
Uli Sinaga menyatakan bahwa Program
Konvergensi DSAK selama tahun 2009
adalah sebanyak 12 Standar, dan 17
Standar di tahun 2010.
Banyaknya standar yang
harus dilaksanakan dalam program
konvergensi ini menjadi tantangan
yang cukup berat bagi publik untuk
sedari dini mengantisipai implementasi
program konvergensi IFRS.Rosita
juga menambahkan bahwa tantangan
konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan
praktisi akuntan manajemen, akuntan
publik, akademisi, regulator serta
proesi pendukung lainnya seperti
aktuaris dan penilai.
Akuntan Publik harus segera
mengupdate pengetahuannya dan
menyesuaikan pendekatan audit yang
berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/
Perusahaa n dapat mengantisipasi
dengan segera membentuk tim sukses
konvergensi IFRS yang bertugas
mengupdate pengetahuan Akuntan
Manajeman, melakukan gap analysis
dan menyusun road map konvergensi.
Akuntan Akademisi/Universit
as diharapkan mengupdate pengetahuan
para Akademisi, merevisi kurikulum
dan silabus serta melakukan berbagai
penelitian yang terkait. Regulator perlu
melakukan penyesuaian regulasi yang
terkait dengan pelaporan keuangan
dan perpajakan serta melakukan upaya
pembinaan dan supervisi terhadapproesi yang terkait dengan pelaporan
keuangan seperti penilai dan aktuaris.
Seluruh pihak perlu saling
mendukung dalam melaksanakan
langkah inisiati untuk mempromosikan
konvergensi kepada IFRS. Kentingan
publik dapat dilayani dengan baik
dengan adanya a single set o high-
quality, principles-based nancial reporting
standards.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 36/68
36
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
ai
Panitia Simposium Nasional
Akuntansi XII (SNA) Palembang
telah mengumumkan 64 makalah
yang lolos seleksi berdasarkan proses
blind review yang dilakukan oleh IAI
Kompartemen Akuntan Pendidik.
Datar naskah yang lolos seleksi
dapat dilihat pada lampiran. SNA XII
akan dilaksanakan di UniversitasSriwijaya Palembang pada tanggal 4-6
Nopember 2009.
SNA merupakan agenda
rutin IAI KAPd sejak tahun 1997 di
Yogyakarta. Penyelenggaraan SNA
kali ini sedikit berbeda dengan SNA
sebelumnya dikarenakan SNA XII di
Palembang IAI KAPd bekerjasama
dengan IAI Kompartemen Akuntan
Sektor Publik (IAI KASP).
Tema Simposium Nasional
Akuntansi XII adalah ”Peranan Akuntansi Sektor Publik Dalam
Meningkatkan Akuntanbilitas dan
Transparansi Pengelolaan Keuangan
Daerah”. Tema ini dipilih karena
masih lambannya pertanggungjawaban
keuangan daerah sehingga penyusunan
laporan keuangan daerah belum dapat
dilakukan oleh pemerintan daerah secara
optimal dalam rangka meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi keuangan
daerah.
Hakekat kegiatan ini adalah
untuk mengembangkan wawasandan menambah khasanah disiplin
ilmu akuntansi, memberikan wadah
komunikasi ilmiah untuk memaparkan
hasil penelitian (studi empiris) akuntansi
dalam suatu orum ilmiah. SNA juga
ditujukan untuk mengembangkan
minat pendidik, mahasiswa, dan
praktisi untuk melakukan penelitian
dalam bidang akuntansi, mendorong
perkembangan kualitas penelitian
akuntansi Indonesia dan menemukan
relevansi teori dan hasil riset akuntansi
dalam praktik sektor swasta dan sektor
publik, khususnya pemerintah daerah.
Perhelatan ilmiah ini tergolong akbar karena diperkirakan akan dihadiri
oleh sekitar 700 orang dari kalangan
masyarakat ilmiah dan praktisi bisnis
dan sektor publik dari seluruh Indonesia
dan juga dari mancanegara. Mereka
akan mempresentasikan hasil riset
akuntansi yang meliputi bidang kajian
mencakup akuntansi sektor publik
yang meliputi kajian tentang Akuntansi
Keuangan, Akuntansi Manajemen,
Sistem Inormasi dan Auditing dan
Good Governance, akuntansi keuangan
yang meliputi kajian tentang Akuntansi
Keuangan dan Pasar Modal, AkuntansiManajemen dan Keperilakuan, Sistem
Inormasi, Auditing dan Etika Proesi,
Perpajakan, Pendidikan Akuntansi,
Akuntansi Syariah dan Corporate
Governance dan bidang vokasi.
Presentasi paper ini dibagi dalam dua
kategori, yaitu kategori nasional dalam
bahasa Indonesia dan kategori
Internasional dalam bahasa Inggris.
Simposium Nasional Akuntansi XII
memiliki agenda acara sebagai berikut :
1.Lokakarya Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Akuntansi Sektor Publik.
“Mampukah Perguruan Tinggi
Membentuk SDM Pengelola Keuangan
Negara”. Menghadirkan 5 Perguruan
Tinggi sebagai Penyaji dan Pembahas
antara lain dari BPK, KSAP, Pemda,
Depdagri.
2.Planery Session ”Peningkatan Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah”.
Pembicara: Ketua BPK RI, Gubernur
Sumatera Selatan, Pro. Dr. Bambang
Soedibyo.
3.Concurrent Session Kegiatan ini
membahas hasil-hasil penelitian bidang
akuntansi yang dinyatakan lolos atau
dapat diterima untuk dipresentasikan
dalam simposium, sesuai dengan bidang
kajian penelitian yang ditetapkan.
4.Expert Session ”Perkembangan
Terkini IFRS & Introducing Train the
Trainers IFRS”. Pembicara Ketua
Tim Implementasi IFRS IAI serta The
Association o Chartered Certied
Accountants.
5. Diskusi Panel: ”Writing Research
Report or International Journal
Publication” serta ” Current Research
in Governance in Public Sector”.
Pembicara Pro. Ferdinand Gull,
Hongkong Polytechnic University.
Pengumuman Seleksi Makalah SNA
XII Palembang
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 37/68
ai
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
37
No. Judul Penulis Universitas
1Analisis Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Pergantian
Kantor Akuntan PublikMarsela Diaz
Politeknik Negri
Pontianak,
Kalimantan Barat
2
Simultanitas Aktivisme Institusional, Struktur Kepemilikan,
Kebijakan Deviden, dan Utang dalam Mengurangi Konflik
Keagenan (Studi Empiris pada Perusahaan Go Publik di
Indonesia)
Dr. Mursalim,SE.,Msi.,Akt. UMI Makassar
3Faktor - Faktor Penentu Kualitas Pelaporan Keuangan Dan
Kepercayaan Investor
1. Zaenal Fanani
2. Sri Ningsih
3. Hamidah
FE. UNAIR
4
Pengaruh Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting
Award (ISRA) terhadap Abnormal Return dan Volume
Perdagangan Saham (Studi Kasus pada Perusahaan
Pemenang ISRA Periode 2005-2008)
1. Ferry Budiman
2. Supatmi Univ Kristen Satya
Wacana
5Pengaruh Kecakapan Managerial terhadap Managemen
Laba dengan Kualitas Auditor sebagai Variabel Pemoderasi
1. Indra Isnugrahadi
2. Indra Wijaya Kusuma UGM
6
Pengaruh Diversifikasi Korporat terhadap Excess Value
Perusahaan Manufaktur, Perdagangan Grosir dan Eceran,
Serta Properti dan Real Estat Yang Terdaftar di BEI Tahun
2005-2007
1. Annaria Setionoputri,SE
2. CARMEL Meiden,SE,
Ak,M.Si
3. Dergibson Siagian
Institut Bisnis dan
Informatika
Indonesia
7
PSAK NO.5: Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
dan Dampaknya terhadap Forward Earnings Response
Coeficient (FERC)
1. Fitriany
2. Sandra Aulia UI
8
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapandan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi (Studi Pada
Perusahan-Perusahaan Sektor Manufaktur yang Go Public
di Bursa Efek Indonesia)
1. Meliana Benardi K., SE.,
MSA. Ak.2. Prof. Dr. Sutrisno, SE.,
M.Si., Ak.
3. Dr. Prihat Assih, SE.,
M.Si., Ak.
STIE Tanjung
Selor
9Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya
1. Cynthia Sari
2. Desi Ardhariani
STIE Tanjung
Selor
10 Model OHLSON (1999) dan Prediksi Return Dewa Gede Wirama FE. UNUD
11
Pengaruh Optimalisasi J angka Pendek Managemen pada
Tingkat Pengungkapan Wajib Informasi Perusahaan
Sebelum dan Sesudah Perubahan Peraturan Undang-
Undang Pengungkapan Laporan Keuangan
Paulina Sutrisno
Alumni S2 UGM
12 Indikasi Earnings Management pada Initial Public Offering1. Moh. Adi Irawan
2. Tatang ary GumantiUniv J ember
13Analisis Kebijakan Dividen: Suatu Pengujian Dividend
Signaling Theory danRent Extraction Hypothesis
1. Pratana Puspa Midiastuty
2. Eddy Suranta
3. Dr. Rini Indriani
4. Elizabeth
FE. Universitas
Bengkulu
DAFTAR ARTIKEL LOLOS SNA XII PALEMBANG
AKPM (Akuntansi Keuangan dan Pasar Mod al)
ARTIKEL NASIONAL
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 38/68
38
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
ai
14
Fenomena Manajemen Laba Menjelang IPO dan Kaitannya
dengan Nilai Perusahaan Perdana Serta Kinerja
Perusahaan Pasca IPO: Studi Empiris pada Perusahaan
yang IPO di Indonesia Tahun 2000 - 2003
1. Niken Astria Sakina
Kusumawardhani
2. Sylvia Veronica Siregar
FE. UI
15
Orientasi Self Presentational dan Kemauan untuk
Berprestasi dengan Motivasi Self Presentational sebagai
Variabel Moderating
1. Novrys Suhardianto
2. M. Suyunus
FE. Univ. Airlanga
Surabaya
16Perbandingan Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah
Propinsi se-Sumatera Bagian SelatanHeny Susantih PSIE PPS UNSRI
17Studi Kebutuhan Informasi Pengguna Laporan Keuangan
Pemerintah
Rr. Sri Pancawati
MartiningsihFE. UNRAM
18
Analisis Variabel Aanteseden Perilaku Auditor Internal dan
Konsekuensinya terhadap Kinerja: Studi pada Auditor di
Lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
Lembaga Pemerintah non Departemen
1. Arywarti
Marganingsih,S.E.,M.S.AkUI
19 Persepsi Wajib Pajak terhadap Sunset Policy
1. Wawan Hermansyah, SE.
2. Dr. Tarjo, SE., M.Si.
3. Nurul Herawati, SE., M.Si.
FE Univ.
Trunojoyo
20
Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan terhadap
Peningkatan Penerimaan Pajak yang Dimoderasi Oleh
Pemeriksaan Pajak pada KPP Pratama
1. Asri Fika Agusti
2. Vinola HerawatyFE. UNSAKTI
21Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Pajak
dengan Perilaku Manajemen Laba dan Persistensi Laba
1. Santi Aryn Wiryandari
2. YuliantiUI
22
Pengaruh Organizational Learning dan IT Capability
terhadap Financial Performance dengan IT Capacity
sebagai Variabel Antara
1. Sadat Amrul
2. Enny Hardi
PT. SBG -
Dawama Sdn Bhd
23
Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi terhadap
Kinerja Individu (Studi Empiris pada Pengguna Paket
Program Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi di Indonesia)
1. Istianingsih
2. Wiwik UtamiFE. UI
24
Uji Empiris Model Kesuksesan Sistem Informasi Keuangan
Daerah (SIKD) dalam Rangka Peningkatan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Daerah
Imam Mulyono, SE.,M Si.,
Akt
Politeknik Negri
Malang
25
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,
Integritas, dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan (Studi Empiris pada Auditor di Inspektorat Se-
Pulau Lombok)
1. Ika Sukriah, ST., MSA., 2.
Dr. Akram, M.Si., 3. Biana
Adha Inapaty, SE., M.Si.,
Akt.
1. Inspektorat
Kota Mataram, 2.
FE Univ. Mataram,
3. FE Univ.
Mataram
26
Pengaruh Integrasi Organisasi terhadap Kematangan
Perencanaan Sistem Informasi dan Implikasinya terhadapKesuksesan Program Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Daerah
1. Masnoni, SE., M.Si, 2.Lyna Latifah, SE., M.Si.
1. FE Univ.
Syahyakirti
Palembang, 2. FEUniv. Negeri
Semarang
27Carbonaccounting: Implikasi Strategis Perekayasaan
Akuntansi ManajemenMuhammad Jafar S. FE UNISSULA
PPAK (Pendidikan Akuntansi )
ASPAK (Akuntansi Keuangan)
ASPAM (Akunt ansi Manajemen )
ASPSIA (Sis tem Informasi dan Aud it ing)
AKMK (Akuntansi Manajemen dan Keper ilakuan )
PPJK (Perpajakan)
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 39/68
ai
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
39
28
Studi tentang Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja
Strategi Integrative,Penyelarasan Strategi
Manufaktur,Pembelajaran Organisasional, dan Hasil Akhir
Strategi (Penelitian Empiris pada Manajer Perusahaan
Industri Manufaktur di Banten)
Lili Sugeng
Wiyantoro,SE.,MSI.,AKT
FE Univ. Sultan
Ageng Tirtayasa
29 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate SocialResponsibilty (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
1. Adilla Noor Rakhiemah2. Dian Agustia
Univ Airlangga
30
Pembagian Informasi Secara Vertikal dalamBudgeting
Sharing dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Manajerial
(Kajian Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listed
di Bursa Efek Indonesia)
Baiq Anggun HL
31Debiasing Outcome Effect dalam Penilaian Kinerja: Suatu
Studi Eksperimen
J esica
Handoko,SE.,M.Si,Ak.
Unika Widya
Mandala Surabaya
32
Pengujian Efek Resensi dan Pengetahuan pada Penyajian
Informasi Analisis Fndamental dan Teknis: Studi Empiris
pada Pengambilan Keputusan Invenstasi Saham
deddy sulistiawan
33Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen terhadapHubungan Manajemen Kualitas Proses dan Kinerja
Kualitas Produk
1. Bertha Kusuma Wardani2. Muhammad J a'far
Shodiq,SE,Ssi,Msi
UNDIP
34
Analisis Keputusan Kepatuhan Pajak: Strategi Audit
Random,Perceived Probability of Audit dan Pemahaman
Etika Pajak (Studi Eksperimen Laboratorium)
Meinarni AsnawiFE Univ.
Cendrawasih
35
Penganggaran Partisipatif: Efek Pembelajaran Teori
Keagenan dan Penatalayanan terhadap Kinerja Manajer
dengan Sikap dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel
Pemediasi (Suatu Penelitian Eksperimental)
Hermadi Widijanto UNAI
36
Pengaruh Kualitas Informasi, Kemampuan Individual, dan
Norma Subyektif terhadap Minat Mahasiswa dalam
Menggunakan Internet sebagai Sumber Pustaka
Femilia Zahra Univ. Tandaluko
37Faktor-Faktor Determinasi kualitas audit suatu studi
dengan pendekatan earnings surprise benchmark
1. Arie Wibowo
2. Hilda Rossieta,Ph.D
38
Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga terhadap Turn Over
Intentions dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan
Publik di Indonesia)
Ifah LatifahSTIE - AUB
SURAKARTA
39
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Motivasi Kerja,
Locus of Control terhadap Kepuasan Kerja, dan Prestasi
Kerja Auditor
1. J ena Sarita
2. Dian Agustia
STIE - AUB
SURAKARTA
40
Peran Auditor Spesialisasi Industri dalam Mengurangi
Managemen Laba Akrual dan Managemen Laba Real pada
Perioda Sebelum dan Setelah Keputusan Menteri
Keuangan No.423/KMK.06/2002
Yeni J anuarsi
41
Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
BEI)
Dra. Indira J anuarti, M.Si.,
Ak.
FE. Univ.
Diponegoro
Semarang
SIAE (Sistem Informasi, Auditing dan Etika Profesi )
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 40/68
40
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
ai
No. Judul
Penulis Universitas
42 Tunneling, Overlaping Owner, and Investor Protection:
Evidence from Merger and Acquisition in Asia
1. Mas'ud Machfoedz
2. Sumiyana
3. Ratna Candra Sari
4. Fransisca Reni Retno
Anggraini
UGM
43 The Influence of International Accounting Standards on
Earnings Quality: Case in J apan
1. Masako saito
2. Sekar Mayangsaritrisakti
44
Analysis The Influence of Internal Control Compliance and
Compensation System Against Unethical Behavior and
Accounting Fraud Tendency (Studies at State University inEast J ava)
1. Siti Thoyibatun, 2. Made
Sudarma, 3. Eko GanisSukoharsono
Univ. Negeri
Malang
45
The implementation of Good Governance on the Financial
Performance Achievement of Telecommunication and
Technology Companies in South East Asia Countries
1. Didi Achjari
2. Sri Suryaningsum
3. Ratna Candra Sari
UPN Yogyakarta
46 The Effect of Integrated Earnings Management on the
Value Relevance of Earnings and Book Value of EquityImam Subekti Univ, Brawijaya
47
The Impact of Intellectual capital toward financial
profitability and investors' capital gain on shares : an
empirical investigation of indonesian banking and insurance
sector for year 2005-2007
Mutiara SianiparAirlangga
Surabaya
48 Fairness and Reciprocity in Earnings Management1. Andreas Lako, 2. Ricky
Dwi Budi Harsono
FE. UNIKA
Soegijapranata
49Further Evidence of Asymetric P rice Reaction from
Emerging Capital Markets
1. Slamet Sugiri
2. Sumiyana UGM
50
Is an Event Responded by Investor as a non-event?
Inquisitive Evidences when Differentiated between Foreign
and Domestic Investors' Reaction
1. Bambang Riyanto
2. Sumiyana UGM
51 Concentrated Ownership and Tax Planning Evony Silvino Violita FE. UI
52
The Effect of Earnings Management and Corporate
Governance Mechanism to Corporate Social Responsibility
Disclosure: Study Empiris at Public Companies in
Indonesia Stock Exchange
1. lilik Hangajani (U.
Mataram)
2. Sutrisno (U. Brawijaya)
3. Grahita Chandrarin (U.
Merdeka)
Univ Mataram
53 Factors Influencing Auditors Acceptance of the PracticeReview System
1. Saiful, 2. Hasnah Haron,3. Ishak Ismail
1. FE. UNIB, 2 &3. USM
54
Impact of Corporate Governance Mechanisms on Firm
Performance: Evidence from Indonesia's State - Owned
Enterprises (SOEs)
1. Efa Yonnedi, 2. Dewi
Yulia SariFE. UNAND
SIAE (Sistem Informasi, Audit ing dan Etika Profesi )
ASPGG (Good Governance )
AKPM (Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal)
CG (Corpo rate Governance)
ARTIKEL KUANTITATIF - INTERNASIONAL
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 41/68
ai
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
41
No. Judul Penulis Universitas
55Exploring Accounting and Its Perseverance in The J avanese Ceremonies (Slametan) through Hermeneutic-
Phenomenological Study
1. Nurmala Ahmar, 2. Ari
Kamayanti
1. STIE Perbanas
Surabaya, 2. STIE
Mahardhika
Surabaya
ARTIKEL KUALITATIF - INTERNASIONAL
AKPM (Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal)
56
Social Construction of Financial Reporting Practice in an
Indonesian Insurance Company: J avanese Culture
Perspective
Anis Chairi, Ph.D. FE Undip
57
Through Gentle Beauty and Subtle Love In Performance
Measurements: Introducing a "Balance" in the Balanced
Scorecard (BSC) and Management Accounting
Accountability
Ari KamayantiSTIE Mahardhika
Surabaya
No. Judul Penulis Universitas
58Semiotika Laba Akuntansi: Studi Kritikal - Posmodernis
Derridean
Akhmad
Riduwam,Dr.,MSA.,SE.,Ak.,
2. Iwan
Triyuwono,Prof.,PHd., Mec.,
SE.,Ak, 3. Gugus
Irianto,PhD., MSA.,SE.,Ak,
4. Unti Ludigdo,Dr.,Msi.,
SE.,Ak.
STIESIA Surabaya
59
Retorika dalam Pelaporan Corporate Social Responsibility:
Analisis Semiotik atas Sustainability Reporting PT. Aneka
Tambang Tbk.
1. Anis Chairi, Ph.D, 2.
Firman Aji NugrohoFE Undip
60Etika dan Perilaku Koruptif dalam Praktik Manajemen
Laba: Studi Hermeneutika Kritis
Akhmad
Riduwam,Dr.,MSA.,SE.,Ak.STIESIA Surabaya
61Refleksi Kinerja Manajemen Perbankan Syariah dalam
Perspektif Amanah: Sebuah Studi Fenomenologis
1. Niswatin, SE., MSA., 2.
Dr. Rosidi, SE., MM., Ak., 3.
Gugus Irianto, Ph.D.
Univ. Negeri
Gorontalo, 2.
Unibraw, 3.
Unibraw
62
Koreksi Konsep Nilai Tambah Syari'ah: Menimbang
Pemikiran Konsep Dasar Teoritis Laporan Keuangan
Akuntansi Syari'ah
Andik S. Saputro Univ Brawijaya
63 Studi Fenomenologis: Menguak Partisipasi Masyarakatdalam Proses Penyusunan APBD Sopanah, SE., M.Si.
FE Univ.
WidyagamaMalang
64Etika Penggelapan Pajak Perspektif Agama: Sebuah Studi
Interpretatif
1. Ika Alfi Nur Izza
2. Ardi HamzahUniv. Trunojoyo
PPJK (Perpajakan)
AKMK (Akuntansi Manajemen dan Keperilakuan )
ARTIKEL KUALITATIF - NASIONAL
AKPM (Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal)
SIAE (Sistem Informasi , Auditing dan Etika Profesi)
AKSR (Akuntansi Syariah)
ASPAK (Akuntansi Keuangan)
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 42/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 42
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
K ekt pubik
Pengakuan perediaan yang berumber dari APBN
Mas Cris yang kami hormati, Dinas Kesehatan Pemkab
Way Kanan menerima Tugas Pembantuan (TP) berupa obat-
obatan dari Departemen Kesehatan. Menurut inormasi Kepala
Dinas Kesehatan, obat-obatan tersebut bersumber dari mata
anggaran pengeluaran (MAK) 57 (Bantuan Sosial) dari APBN.
Apabila pada akhir tahun anggaran (31 Desember) ternyata
obat-obatan tersebut masih tersisa, bagaimana kami harus
memperlakukan persediaan obat-obatan yang bersumber dari
Tugas Pembantuan Departemen Kesehatan?
Terima kasih.
Kuuma Anakori, s.E., M.A.P.
Kabid Anggaran Pemkab. Way Kanan, Lampung
Mba Kori, berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) Nomor 05 tentang Persediaan, persediaan
diakui pada saat potensi manaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal. Dari pengakuan persediaan tersebut, maka obat-
obatan yang berada pada Dinas Kesehatan dan bersumber dari
MAK 57 Bantuan Sosial dapat disajikan sebagai persediaan di
neraca pemda. Hal ini mengingat bahwa Departemen Kesehatan
sebagai entitas yang memberikan bantuan sosial tidak mencatat
obat-obatan yang telah diberikan ke daerah sebagai persediaan.
Pemda perlu mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
mengenai sumber persediaan obat-obatan tersebut agar pembaca
laporan keuangan dapat memahami secara memadai.
Lelang terbuka yang diikuti hanya oleh tiga penawar
Yth. Dr. Cris Kuntadi,
Salah satu dinas di pemerintah provinsi kami melakukan tender
pengadaan barang tertentu dengan nilai milyaran rupiah. Karena
nilainya di atas Rp100 juta, maka
dilakukan melalui lelang terbuka. Pengumuman lelang secara
terbuka sudah dilakukan dan terdapat tujuh perusahaan yang
memasukkan penawaran. Empat perusahaan memasukkan surat
penawaran sebelum hari terakhir penutupan penawaran dan
tiga perusahaan memasukkan pada hari terakhir batas pengajuan
penawaran. Pada saat hari pembukaan penawaran, ada kejadiandi mana terjadi kehilangan empat berkas penawaran sehingga
yang tersisa hanya tiga berkas penawaran dari tiga perusahaan
yang mengajukan pada hari terakhir batas pengajuan penawaran.
Atas kejadian tersebut, apa yang seharusnya dilakukan panitia
pengadaan? Apakah kami dapat memutuskan pemenang di antara
tiga penawar? Sebagai inormasi bahwa tiga perusahaan penawar
yang berkasnya ada, akan melakukan protes jika dilakukan tender
ulang.
Atas jawaban yang Bapak berikan, kami ucapkan terima
kasih.
Muhammad Ridwan, s.H., M.H.
Sekretaris Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat
Jl. Sutan Syahrir, Kota Baru, Pontianak
Proses lelang terbuka dapat dilakukan apabila
ada lebih dari tiga perusahaan yang mengajukan penawaran dan
memenuhi syarat. Apabila dalam lelang terbuka ternyata hanya
ada tiga penawar, maka proses lelang harus diulangi, apapun
alasannya. Dalam kasus yang Bapak tanyakan, panitia pengadaan
harus melakukan proses tender ulang, karena ketidakcukupan
penawaran yang masuk. Atas kejadian hilangnya empat berkas
penawaran, sebaiknya panitia mengajukan hal tersebut kepada
aparat kepolisian.
Akuntabilita BPK, iapa yang memerika?
Terima kasih atas dibukanya rubrik Konsultasi
Sektor Publik di majalah Akuntan Indonesia. Rubrik ini dapat
menjembatani kami selaku dosen pada Universitas Widyatama
Q 1:
Q 3:Q 2:
A 1:
A 2:
oleh :Dr. Cris Kuntadi, MM, CPA
(Redaktur Majalah Akuntan Indonesia & SekretarisJenderal IAI KASP)
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 43/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
43
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
yang sedang merintis program akuntansi sektor publik karena
kami sering mendapat pertanyaan seputar akuntansi dan audit
sektor publik.
Pada kesempatan ini kami ingin menanyakan siapa/
lembaga mana yang melakukan pemeriksaan atas laporan keuangandan kegiatan BPK? Jika ada, apa hasil pemeriksaan lembaga
tersebut? Pertanyaan ini menggelitik kami karena selama ini yang
kami tahu, BPK selalu melakukan pemeriksaan atas pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara pada Pemerintah Pusat,
kementerian negara/lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN/
BUMD.
Yane Devi Anna, s.E., M.si., Ak.
Jl. Pacuan Kuda I No. 65 Bandung
BPK sebagai lembaga negara yang bertugas menegakkan
akuntabilitas dan transparansi keuangan negara tentunya harus
memberikan contoh yang baik kepada entitas yang diperiksa. Hal
tersebut telah dilakukan BPK dengan mengedepankan semboyan
“lead by exampel” atau meminjam istilah Ki Hajar Dewantoro
“ing ngarso sung tulodo” yang maknanya di depan memberikan
contoh/tauladan.
Secara internal, BPK diawasi oleh unit eselon 1 yaitu
Inspektorat Utama yang secara rutin melakukan ungsi pengawasan
intern. Secara eksternal, pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan tahunan BPK dilakukan oleh akuntan
publik. Akuntan publik tersebut ditunjuk oleh DPR atas usul BPK
dan Menteri Keuangan, yang masing-masing mengusulkan tiga
nama akuntan publik. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam
UU No. 15 tahun 2006 tentang Badan pemeriksa Keuangan Pasal
32. Hasil pemeriksaan Laporan Keuangan BPK oleh akuntan
publik tahun 2006 s.d. 2008 adalah sebagai berikut.
Di samping itu, untuk menjamin mutu pemeriksaan
BPK dilaksanakan sesuai standar, sistem pengendalian mutu BPK
ditelaah oleh BPK negara lain yang menjadi anggota organisasi
BPK se-dunia. Inilah yang menjadikan BPK RI berada dalam urutan
terdepan dalam akuntabilitas karena tidak saja diperiksa oleh
akuntan publik, tetapi juga direviu kinerjanya oleh BPK negara lain.
Reviu kinerja oleh BPK negara lain juga diamanatkan dalam UU
No. 15 tahun 2006 Pasal 33. Pada 2004, BPK RI direviu kinerjanya
oleh BPK New Zealand dan pada 2009 direviu oleh BPK Belanda
yang hasilnya ”sangat positi.”
Pertanggungjawaban bupati terlambat diterima DPRD
Pada Agustus 2009, kami dari DPRD belum menerima
laporan pertanggungjawaban Bupati yang menurut UU No. 17
tahun 2003 tentang Keuangan Negara seharusnya sudah kami
terima selambat-lambatnya bulan Juni. Bupati menjelaskan bahwa
laporan keuangan masih dalam pemeriksaan BPK RI sehingga
laporan pertanggungjawaban belum dapat disampaikan. Kami
memperoleh inormasi bahwa laporan keuangan tersebut baru
disampaikan Bupati kepada BPK RI pada awal Juli 2009. Sampaikapankah kami harus menunggu laporan pertanggungjawaban
yang laporan keuangannya sedang dperiksa BPK?
NN
Anggota DPRD
Ada beberapa patokan
dalam penetapan waktu penyusunan, pemeriksaan, dan
pertanggungjawaban keuangan negara/daerah. Pemerintah
daerah menyusun laporan keuangan selambat-lambatnya
pada 31 Maret dan pemeriksaan oleh BPK selama dua bulan
atau selesai pada 31 Mei. Dalam hal laporan keuangan terjadi
keterlambatan penyelesaian, maka secara otomatis BPK akan
tertunda pelaksanaan pemeriksaannya. Batas waktu pemeriksaan
yang menjadi patokan adalah dua bulan sejak laporan keuangan
diterima.
Pada kasus yang Bapak/Ibu sampaikan,
di mana laporan keuangan baru disampaikan ke
BPK pada awal Juli 2009 maka BPK harus dapat
menyelesaikan pemeriksaan dan memberikan
opini selambat-lambatnya pada akhir Agustus
2009. Apabila BPK belum dapat menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan
tepat waktu (dua bulan) maka bupati dapat
mengajukan pertanggungkawaban keuangannyatanpa adanya pemeriksaan BPK. DPRD juga
dapat mengesahkan pertanggungjawaban bupati
meskipun tidak didasarkan pada laporan keuangan
auditan. Akan tetapi, apabila pemeriksaan BPK
dirasakan manaatnya, sebaiknya DPRD mendesak BPK untuk
segera menyelesaikan pemeriksaan sehingga pertanggungjawaban
bupati didasarkan pada laporan keuangan auditan.
Q 4:
A 3:
A 4:
TAHUN NAMA KAP OPINI KETERANGAN
2006 Hadori dan
Rekan
WDP BPK belum melakukan
penilain kewajaran saldo
awal asset tetap
2007 Hadori dan
Rekan
WTP-DPP BPK telah menilai
kewajaran saldo awal
asset tetap tetapi masih
tersisa 1,99% dari total
asset2008 Wisnu B.
Soewito &
Rekan
WTP
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 44/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 44
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Opini
Setiap lima tahun Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK RI), menjalani
peer review (uji mutu) atas
kinerjanya selama menjalankan tugas
dan perannya. Apakah BPK telah
menerapkan kendali mutu sesuai
dengan standar yang berlaku secara
internasional? Apakah kendali mutu yang
dirancang dan diimplementasikan pada
struktur organisasi mendukung tujuantersedianya keyakinan yang memadai:
bahwa BPK telah menerapkan dan telah
sesuai dengan Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN), serta telah
menerapkan kebijakan dan prosedur
audit yang memadai guna mendukung
pemberian pendapat proesional?
Tim peer review dari Algemene
Rekenkamer—BPK dari negara
Belanda—sejak Januari 2009 melakukan
peer review terhadap kinerja BPK. Peer
review ini dilakukan untuk menilai kualitas
BPK sebagai supreme audit institutions
(SAI). Selain itu, setiap tahun laporankeuangan BPK juga dinilai kewajarannya
oleh auditor independen. Audit laporan
keuangan tahun 2008 dilakukan KAP
Wisnu B Soewito & rekan dengan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Sementara, peer review yang
kedua—peer review pertama dilakukan
BPK Negara Selandia Baru—yang kedua
dilakukan BPK dari negara Belanda
(Algemene Rekenkamer). Tim peer
review melakukan reviu atas kendali mutu
baik di tingkat institusi maupun tingkat
penugasan. Secara keseluruhan, tim ini
mengambil 14 penugasan pemeriksaan
yang telah dipilih dari sample yang ada.
Serta dokumen yang dilakukan analisis
tim reviu terdapat delapan pemeriksaan
keuangan, tiga pemeriksaan kinerja, dantiga pemeriksaan dengan tujuan khusus.
Untuk kreteria yang digunakan
menilai keyakinan mutu dan kendali
mutu BPK, tim reviu menggunakan
dokumen Deklarasi LIMA dan Deklarasi
Mexico, standar dan petunjuk teknis
INTOSAI, AFROSAI, ASOSAI, serta
yang dimiliki BPK. Karena sampai saat
ini belum ada model yang seragam
untuk melaksanakan peer review atas
SAI. Komite pengembangan kapasitas
dari INTOSAI sendiri saat ini sedang
mempersiapkan datar uji (checklist)
untuk peer review.
President o the Netherlands
Count o Audit, Saskia J Stuiveling,
mengungkapkan hasil peer review
secara keseluruhan menunjukan
kesimpulan positi—meskipun tim
memberikan beberapa rekomendasi
perbaikan. Disamping perbaikan internal
organisasi dan kebijakan, tim juga
mengidentikasikan perbaikan dalam
perencanaan strategis BPK lebih okus
pada kegiatan.
Namun Saskia menyayangkanadanya pembatasan dalam mengakses
inormasi pendapatan dari kantor
pajak. Hal ini menurutnya tidak sesuai
dengan deklarasi LIMA INTOSAI tahun
1977—yang ditegaskan dalam deklarasi
Meksiko tahun 2007. Isinya menyatakan
prinsip keempat, “… akses tanpa batas
atas inormasi sangat diperlukan untuk
melaksanakan tanggung jawab secara
semestinya sesuai peraturan perundang-
undangan”.
Tim reviu juga menilai kerangka
manual yang berisi peraturan
perundangan-undangan. Hasilnyamenunjukan manual dan pedoman yang
diterapkan BPK telah seusia dengan
standar internasional. Begitu pula
terhadap sistem kendali mutu, hasil reviu
menunjukan bahwa BPK telah menjalankan
sistem keyakinan mutu yang telah
dirancang. Terkait dengan itu, tanggung
jawab dari semua pihak sudah jelas dan
kegiatan supervisi dalam pemeriksaan
telah dilaksanakan dengan baik. Reviu
pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai
dengan kerangka manual pemeriksaan
BPK. Seluruh elemen kendali mutu yang
telah diidentikasikan oleh BPK telah jelas dalam proses pemeriksaan yang
direviu.
Hasil kerja tim pemeriksa BPK juga
memberikan keyakinan yang memadai
untuk menyatakan pendapat. Bahwa,
beberapa pemeriksa yang diwawancarai
menunjukan pengetahuan yang sangat
baik mengenai subjek, tujuan pemeriksaan
Peer Review BPK RIHasilnya Positif
Peer review dilakukan untuk menilai kualitas pekerjaan BPK selama periode lima tahunan. Apa
saja kesimpulan dan rekomendasi hasil peer reviewyang dilakukan tim peer review dari Algemene Rekenkamer (BPK dari negara Belanda)?
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 45/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
45
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
Opini
dan metodologi pemeriksaan. Mereka
dinilai telah mengikuti petunjuk teknis
internal dan mampu menyiapkan
dokumen pendukung pemeriksaan.
Riiko yang Dihadapi BPK
Sebagai supreme audit institution,
BPK telah mampu merubah diri menjadi
organisasi pemeriksa keuangan yang
modern dengan melandaskan diri pada
independensi, sta yang kompeten dan
memiliki wewenang yang kuat untuk
menjalankan tugas dan mewujudkan
tujuannya.
Hasil peer review BPK RI—yang
dilakukan tim peer review dari Algemene
Rekenkamer ini—menyimpulkanadanya tiga risiko yang terkait dengan
akuntabilitas dan transparansi sektor
publik di Indonesia yang dihadapi BPK.
Risiko ini harus menjadi perhatian anggota
BPK untuk meningkatkan perbaikan ke
depan. Termasuk anggota BPK terpilih—
sebab tujuh anggota berakhir masa
jabatannya dan akan diganti oleh anggota
baru.
Tiga risiko tersebut antara lain:
Pertama, BPK mempunyai akses yang
terbatas terhadap inormasi yang
berhubungan dengan pendapatan dan
bantuan luar negeri. Ini merupakanhambatan serius BPK dalam menjalankan
perannya. Meski di tingkat Makamah
Konstitusi (MK), ketika mengajukan
banding, BPK mendapatkan penolakan
untuk melakukan akses dan pemeriksaan
terhadap pendapatan pemerintah. Untuk
pemeriksaan bantuan luar negeri, BPK
mendapat sinyal dari menteri keuangan
untuk dapat mengakses beberapa
inormasi untuk pemeriksaan. Dalam
hal ini hasil peer review memberikan
rekomendasi kepada BPK untuk
memberikan prioritas pada akses
pendapatan dan bantuan luar negeri. BPK disarankan terus melakukan dialog dan
membangun hubungan dengan menteri
keuangan, negara donor luar negeri, dan
DPR/D.
Kedua, kelemahan manajemen
keuangan di pemerintah pusat dan
daerah. Hasil peer review menunjukan
manajemen keuangan pemerintah
disemua tingkatan masih sangat lemah.
Usaha yang dilakukan BPK membuat
auditee sadar menciptakan perbaikan
manajemen dengan meminta rencana
kegiatan dari pemerintah pusat dan
daerah yang memiliki peran utama
mewujudkan manajemen keuangan yang
tepat. Perbaikan manajemen keuangan
publik seharusnya mejadi usaha bersama
antara pemerintah, wakil rakyat di
tingkat pusat dan daerah, serta BPK. Tim
review memberikan saran kepada BPK
membentuk Komite Akun Publik di DPR.
Selama ini ketertarikan DPR/D memang
diakui sangat lemah untuk melaksanakan
manajemen keuangan publik yang baik
dan temuan-temuan pemeriksaan BPK.
Ketiga, kuatnya kecurangandan korupsi dalam pemerintah dan
masyarakat. Saat ini masayarakat
Indonesia masih menghadapi masalah
tindak kecurangan dan korupsi. Meskipun
BPK telah berusaha memaksimalkan
dalam merancang dan melakukan
pemeriksaan investigati. Tim review
percaya bahwa ektivitas usaha BPK tidak
tergantung sepenuhnya pada kegiatan
pendeteksian adanya tidak kecurangan
maupun korupsi melainkan pada tindak
pencegahan dengan cara melakukan
analisis sebab akibat dari kecurangan
dan korupsi. Semua itu seharusnya dapat
dicegah semaksimal mungkin.
Tim reviu merekomendasikan kepada
BPK lebih okus pada aktor sebab dan
akibat dari tindak kecurangan dan korupsi
dan tidak hanya pada tindak pelanggaran
yang dilakukan individu. BPK seharusnya
menggunakan hasil pemeriksaan
investigati yang dikombinasikan dengan
reerensi pengetahuan internasional dan
nasional untuk mengidentikasikan tren
dan struktur BPK untuk melakukan tukar
menukar inormasi dan pengalaman
dengan BPK dari negara lain terutama di
negara tetangga yang memiliki masalah
serupa dengan harapan dapat bermanaat
dalam usaha memerangi korupsi dan
berbagai pengalaman yang bernilai.
Luasnya lingkup pemeriksaan
dan batasan kapasitas pemeriksaan yang
dimiliki BPK, strategi yang disarankan
tim reviu adalah lembaga ini dapat
menyeimbangkan apa yang dipandang
perlu untuk diwujudkan. Strategi multi
tahunan yang telah dikembangkan BPK
merupakan hal yang penting untuk
digunakan sebagai bahan diskusi publik.
Tim menyakini strategi BPK akan lebih
baik jika okus pada siklus rencana
pemerintah lima tahunan. Dengan
begitu pendekatan pemeriksaan lebih
terstruktur untuk melakukan evaluasi
kinerja pemerintah pada akhir periode.
Dengan adanya pemilihan anggota
baru BPK bersamaan dengan mulainya
babak pemerintahan baru, merupakan
kesempatan untuk menyesuaikan rencana
BPK dengan program pemerintah. Agar
dampak pemeriksaan memberikan
pengaruh signikan, BPK diharapkan
lebih okus pada strategi multi-tahunanke sejumlah isu kebijakan (seperti
pendidikan, kesehatan, inrastruktur,
keamanan dan lingkungan). Isu tersebut
di rekomendasikan tim reviu untuk
menjadi kerangka dasar pemilihan
program pemeriksaan tahunan.
Sementara outcome yang
diperoleh, tema dan sector dari
mandat, BPK dapat mendenisikan
rencana pemeriksaan multi tahunan
dengan membuat spesikasi tujuan
yang ingin dicapai. Tujuan itu akan
memandu BPK menentukan program
pemeriksaan tahunan atau akativitaslainnya. Karena keberhasilan dan
kegagalan kebijaksanaan pemeriksaan
sulit diukur dengan hanya mengandakan
satu kegiatan pemeriksaan. Dengan
melakukan kombinasi pemeriksaan
dapat mengukur keberhasilan dari suatu
program pemerintah. Tim menyarankan
BPK mampu mengembangkan program
pemeriksaan dan mengoptimalkan
kapasitas untuk mencapai esiensi
sehingga mampu meningkatkan cakupan
pemeriksaan.
Tim reviu merekomendasikan
bahwa BPK mampu mengembangkanstrategi multi tahunan berdasarkan topik
yang terbatas sesuai program kebijakan
pemerintah baru. Strategi harus pula
mencakup ketiga risiko (keterbatasan
akses inormasi, manajemen keuangan
yang lemah, dan korupsi/kecurangan)
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 46/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 46
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Opini
Hail Reviu Mutu
Sistem manajemen mutu BPK telah
sesuai dengan standar internasional.Untuk itu pengendalian mutu BPK
didukung oleh aktor-aktor kunci,
antara lain; independensi dan mandat;
kepemimpinan dan pengelolaan internal;
manajemen sumber daya manusia;
standar dan petunjuk pelaksanaan
audit; dukungan institusional; perbaikan
berkelanjutan; hubungan dengan pihak
ekternal; hasil; dan kinerja perikatan
pemeriksaan.
Tim peer review telah menelaah
desain dan penerapan sistem pengendalian
mutu BPK dan mendapatkan kesimpulan
serta rekomendasi. Seperti laporanaudit yang direviu sangat panjang dengan
banyak temuan, dalam banyak kasus
menunjukan kelemahan namun tidak
terdapat sebab akibat.
Tim reviu merekomendasikan
adanya peningkatan pemahaman yang
lebih baik terhadap lingkup pemeriksaan
keuangan dan kinerja. Seperti beberapa
pemeriksaan keuangan mempunyai
beberapa tujuan yang bisa dirumuskan
menjadi tujuan pemeriksaan kinerja.
Laporan penilaian sistem pengendalian
intern dan laporan kepatuhan terhadap
peraturan, misalnya mempunyaibeberapa aspek pemeriksaan kinerja.
Tim menyarankan bahwa manaat
laporan BPK akan membaik jika sebab
dan akibat dari temuan dan opini
menjadi diperjelas. Dengan begitu
auditor BPK bisa melengkapi lebih
banyak analisis historis, rekomendasi,
tanggapan atas temuan. Monitoring
terhadap rekomendasi harus dilakukan
lebih eekti. Auditor BPK seharusnya
memberikan lebih banyak perhatian atas
dampak rekomendasi yang diberikan dan
tidak hanya pemenuhan rekomendasri
saja. Ini memungkinkan BPK mempelajarieektitas atas rekomendasi yang
dibuatnya.
Seperti hasil reviu tim
memberikan rekomendasi; ”Untuk
meningkatkan eektivitas lapporan, kami
merekomendasikan agar laporan BPK lebih
ringkas berokus pada sebab, dampak,
dan solusi bukan sekedar temuan saja.
Kami juga merekomendasikan agar BPK
meningkatkan daya tarik laporan dengan
menggunakan kemahiran komunikasi
dan adanya visualisasi dalam menyajikan
analisa dan kesimpulan.
”Berdasarkan temuan peer review,
pemeriska BPK seharusnya memperkaya
pemahamannya, pandangan dan
ketrampilan dalam mengungkapkan
permasalah dan menyusun laporan audit.
Pemerikas juga perlu menggali lebih dalam
hal-hal yang mendasari laporan keuangan
dan mengklasikasikan ke lembaga
perwakilan/DPRD/DPR serta entitas yang
diperiksa tentang sebab dan akibat atas
temuan. Menurut tim ini perlu mendapat
penekanan terutama kemampuan auditor
untuk memonitor pemahaman lingkungan
dan penggunaan pengetahuan dalam
mengatasi risiko tersebut dan merancang
serta melaksanakan pemeriksaan.”
Tim reviu juga melakukan
reviu terhadap langkah-langkah BPK
meningkatkan value hasil pemeriksaan—
baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Seperti kerja sama dengan media lokal
dan televisi untuk menginormasikan hasil
audit kepada publik. Serta memberikan
penghargaan kepada auditee yang
telah menunjukan perbaikan praktik
transparansi dan akuntabilitas. Selainitu—dalam keterbatasan kapasitas
sta—BPK juga melakukan komunikasi
yang insenti dengan supreme audit
institutions seperti INTOSAI, ASOSAI,
dan hubungan bilateral BPK Negara lain.
Sementara perbaikan
berkelanjutan, terkait dengan keyakinan
mutu, aktivitas pengendalian mutu
(SPM) yang memerlukan pemeriksa
berpengalaman, serta prosedur
pengendalian ke substansi. Tim reviu
memberikan rekomendasi pengendalian
mutu dan keyakinan mutu menjadi kondisi
awal untuk perbaikan berkelanjutan. BPK telah memenuhi persyaratan mendasar
keyakinan mutu dengan menerapkan
beberapa instrumen. Agar menjadi
eekti peran dan ungsi dari pihak yang
terlibat beserta instrumen harus jelas.
Visi yang menyeluruh, diskripsi dari
personel dan hubungan dari instrumen
akan memberikan kontribusi dalam
perbaikan yang berkelanjutan.
Begitu pula terhadap badan
dan manajemen memberikan dukunganpenuh untuk pengembangan Itama
dan memastikan kecukupan pemeriksa
yang kompeten dalam menilai kualitas
pekerjaan yang dilakukan pemeriksa
BPK.
Tahap pertama Itama BPK tidak
memperhatikan kualitas strategis dan
teknis LHP, hanya mengkonsentrasikan
pada kepatuhan prosedur. Keyakinan
mutu dimulai tahun 2008 dengan
mempertimbangkan keberadaan dan
kelengkapan dari KKP. Meski ormalitas
penting akan tetapi tidak memberikan
nilai tambah atau eek pembelajaran.Keyakinan mutu harus mengacu pada best
practice dan menyarankan peningkatan
kepada tim yang terlibat dan manajemen
atas aspek-aspek seperti pelatihan, dan
batas pengendalian.
Kualitas audit laporan keuangan
sektor publik sangat ditentukan oleh
SDM BPK. Kualitas sta audit di BPK
membentuk kekuatan kinerja BPK.
Untuk itu dibutuhkan kepemimpinan
yang kuat agar SDM di BPK menjadi dasar
proesionalisme sta BPK yang optimal.
Manajemen SDM merupakan aspek yang
sangat penting bagi pengendalian mutudi tingkat entitas. Meski menjadi proses
lambat, peningkatan kualitas sta BPK
memerlukan perhatian lebih di tahun
mendatang. Unit manajemen SDM harus
memiliki hubungan yang kuat dengan
para manajer untuk menyakinkan mereka
akan pentingnya penggunaan semua
instrumen manajemen SDM.
Atas pengelolaan SDM di BPK,
tim reviu merekomendasikan untuk
memaksimalkan potensi esibilitas
operasional dan memasksimalkan
potensi BPK untuk mempromosikan
dan memberikan penghargaan bagi sta
poptensial. Melibatkan manajer yang
di tingkat rendah dalam memilih sta
baru untuk ditempatkan pada posisi dan
unit yang tepat. Tim reviu meyarankan
juga untuk memberikan perhatian
pada kinerja yang baik, umpan balik
antara manajer dengan pegawai dalam
memberikan arahan dan penghargaan.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 47/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
47
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
Opini
Proesionalisme menjadi
kebutuhan pokok dalam setiap penugasan.
Ini akan mengurangi ketergantungan
BPK dengan tenaga ahli dan konsultan
dari luar. Opini yang berlaku di BPK
berdasarkan UU BPK hanya dapat
merekrut auditor, bahkan untuk posisi
non auditor, merupakan opini yang
salah. Tim reviu merekomendasikan agar
ketidakpastian peraturan rekrutmen
di BPK yang ada dievaluasi kembali.
Sementara untuk rotasi sta dan
peningkatan kompetensi harus dilakukan
dengan tepat sasaran. Seperti kewajiban
rotasi tiga tahun dan pembukaan kantor
perwakilan secara bersamaam, tim reviu
merekomendasikan agar semua sta
tidak dirubah secara bersamaan karenapengetahuan mengenai institusi akan
hilang.
Untuk menilai kemampuan manajer,
harus dilakukan pelatihan secara
spesik mengenai bagaimana bekerja
secara proesional. Untuk pegawai
baru juga harus diberikan pelatihan
yang memadai agar dapat menjalankan
tugas pemeriksaan. Sistem rekrutmen,
remunerasi berdasarkan keahlian,
peningkatan sta melalui pelatihan.
Jenis pedoman pemeriksaan
yang dimiliki BPK sangat komprehensi.Prinsip umum didenisikan secara
lebih spesik kriteria dan pendekatan
langkah dijelaskan dalam petunjuk teknis
untuk beberapa tahap pemeriksaan
(perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,
tindak lanjut dan evaluasi). Sehubungan
pemeriksaan keuangan telah sesuai
dengan standar internasional. Beberapa
pedoman pemeriksaan sedang disusun
dan diharapkan juknis dapat berguna
bagi pemeriksa saat ini (seperti, juknis
penilaian risiko dan sampling).
Terkait dengan pemeriksaan
kinerja, meski pendekatan yang digunakansesuai dengan standar internasional,
tim reviu merekomendasikan
penyempurnaan atas beberapa hal agar
memberikan nilai tambah bagi pemeriksa.
Pemeriksaan kinerja merupakan hal
baru, dalam pelaksanaannya pemeriksa
menemui beberapa kesulitan.
Pedoman pemeriksa yang ada kurang
memadai, karena masih memungkinkan
pemeriksa untuk melakukan proses
kreatitas dalam menentukan tujuan
dan desain pemeriksaan. Disini sangat
penting untuk mendenisikan subjek
pemeriksaan secara jelas. Apakah
hal itu terkait dengan pemeriksaan
kinerja (kepatuhan dan esiesnsi) dari
entitas, sistem, proses atay mengenai
aktivitas dari suatu kebijakan. Usulan
perbaikan pemeriksaan kinerja BPK
lebih perhatian untuk mengembankan
kompleksitas pelaksanaan pemeriksaan
kinerja yang beragam jenisnya. BPK
dapat mengembangkan pelatihan
administrasi publik dan analisa kebijakan
dengan perguruan tinggi dan entitas
publik. Pelaksanaan pemeriksaankinerja terhadap keeektitas dari suatu
kebijakan, meski sudah dilakukan secara
hati-hati, membutuhkan banyak waktu
yang tidak bisa diselesaikan dalam
hitungan hari.
Sementara pedoman
pemeriksaan (juklak) tidak menjelaskan
secara rinci pemeriksaan apa yang
harus digunakan, kapan atau penjelasan
perbedaan prosedur antara ketiga
jenis PDTT. Rekomendasi seharusnya
dibuat LHP, kecuali pemeriksaan
investigati. Seperti disebutkan dimuka,
BPK akan memberikan nilai tambah
bila menggabungkan seluruh temuan
pemeriksaan, menganalisisnya dan
menggambarkan suatu simpulan serta
membuat rekomendasi pada sistem yang
diperiksa.
Kesimpulan dokumen
merupakan hal penting, termasuk
SPKN, harus diimplementasikan secara
ormal. Petunjuk teknis merupakan
hal positi, yang secara spesik terkait
dengan objek tertentu seperti topik
mengenai rehabilitasi hutan dan tanah,
limbah rumah sakit, polusi udara.Pedoman pemeriksaan yang lain
sedang dalam proses penyusunan dan
diimplementasikan secara ormal.
Penerapan kode etik harus
dilakukan secara konsisten dan sering
dilakukan pelatihan yang memadai. Hal
ini untuk meningkatkan kewaspadaan
seluruh personil atas risiko integritas.
Rekomendasi BPK harus terus
mengingatkan akan nilai dan prinsi
secara periodik dan menggunakan
suatu alat bantu yang disebut INTOSAI
untuk menilai integritas. Alat ini bisa
juga untuk membantu mengenalkan
dan menggunakan alat bantu ini, untuk
membantu entitas yang diperiksa
BPK agar melakukan penilaian sendiri.
Tingginya risiko integritas di Indonesia,
registrasi atas pelanggaran dan
pengawasan, seharusnya menjadi bagian
dari sitem inormasi manajemen BPK.
Rekomendasi membuat pusat pelaproan
atas pelanggaran integritas di BPK.
Sebagai bagian dari SDM yang
baik, penting adanya suatu dukunganinstitusional yang memadai dalam bentuk
sumber daya keuangan, inrastruktur dan
teknologi. Rekomendasi membentuk
ungsi pengendali (controler) di
BPK. Untuk pengendalian SDM,
mengatur rasio target yang baru diatur
berdasarkan perbandingan antara jam
kerja langsung vs jam kerja tidak langsung
yang digunakan dalam pemeriksaan dan
kepatuhan akan hal tersebut dimonitor.
Suatu standar akan memungkinkan bagi
BPK untuk meningkatkan manajemen
sumber dayanya dan menguranngi risiko
atas ketidakesienan.
BPK sedang mengembangkan
dan terus menyempurnakan sistem
IT. Sistem IT yang ada dinilai belum
stabil, lambat dan rawan serangan
virus. Personil IT mengeluh mengenai
kurangnya keterlibatan mereka
dakam diskusi strategis di BPK. Suatu
panitia pengarah dapat meningkatkan
komunikasi antara badan dengan biro
IT. Permasalahnnya terkait sistem
IT ini membutuhkan perhatian lebih
dalam strategi BPK periode berikutnya.
Rekomendasi terhadap IT BPK untuk
menilai besarnya IT dalam proses bisnisBPK dan langkah-langkah yang diperlukan
untuk meningkatkan dukungan, tim reviu
merekomendasikan penggunaan suatu
aat bantu penilaian sendiri atas IT (IT
sel-assesment). (Hs/***)
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 48/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 48
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Opini
Landasan konseptual bagi perhitungan
laba dalam akuntansi syari’ah
didasarkan pada struktur teori
akuntansi syari’ah. Perhitungan laba yang
merupakan suatu teknik, memiliki landasan
konseptual secara hirarkis berupa prinsip-
prinsip akuntansi syari’ah, konsep dasar
akuntansi syari’ah, dan tujuan laporan
keuangan akuntansi syari’ah; yang semuanyabersumberkan pada syari’ah Islam.
Seperti dipaparkan dalam penelitian
MSI-UII.Net, berdasarkan landasan
konseptual ini, laba dinilai dan diukur dengan
nilai sekarang, menggunakan metode nilai
buku yang dapat direalisasi disesuaikan
tingkat harga umum. Laba atau rugi dapat
dihitung dengan beberapa metode serta
disajikan baik secara langsung maupun
bertahap, disesuaikan dengan tujuan praktis
pelaporannya.
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, dapat diajukan kesimpulan bahwa
perhitungan laba dalam akuntansi syari’ah
memiliki landasan konseptual yang berbeda
dengan akuntansi konvensional, sebagai
akibat dari penggunaan syari’ah Islam
sebagai landasan lososnya.
Perbedaan ini terletak pada penolakan
syari’ah terhadap prinsip konservatisme
sehingga menyebabkan tertolaknya prinsip-
prinsip lain yang menjadi derivasi prinsip
konservatisme, yakni prinsip biaya historis,
prinsip obyektivitas, dan prinsip materialitas.
Adapun dalam pelaporannya, akuntansi
syari’ah memasukkan zakat hasil usaha
sebagai unsur pengurang atas laba bersih.
sejarah Akuntani syariah
Seperti yang ditulis Sigit Pramono
(STEI SEBI, Jakarta) menyebutkan, dalam
Islam akuntansi dikenal dengan nama ilmu
hisab (ilmu hitung) atau dikenal juga dengan
istilah Muhasabah, sedangankan akuntansi
dalam literatur konvensional dikenal dengan
istilah ”to account” yang artinya menghitung.
Proesi akuntan dikenal dengan sebutan al-
muhasib.
Kedua istilah di atas mempunyai akar
kata yang sama yaitu berasal dari kata
”hasaba”, dan bermakna menghitung dan
menimbang semua amalan manusia dan
tingkah lakunya sesuai dengan apa yang
tercatat dan terdatar. Tapi kata ”hisab”
juga mempunyai arti lain dalam bahasa,
yaitu merupakan akar dari kata kerja
”hasaba”, yang berarti mengkalkulasikan
dan mendata.Akuntansi syariah merupakan slah satu
upaya mendekontruksi akuntansi modern
kedalam bentuk yang lebih humanis dan
syarat nilai. Tujuan diciptakannya akuntansi
Islam terciptanya perbedaan bisnis
dengan wawasan humanis, emansipatoris,
transcendental, teleologikal. Konsekuensi
ontologis upaya ini bahwa akuntan secara
kritis harus mampu membebaskan manusia
dari ikatan realitas peradaban, beserta
jaringan-jaringan kuasanya, kemudin akan
menciptakan realitas alternati dengan
seperangkat jaringan-jaringan kuasa Ilahi
yang mengikat manusia dalam hidup sehari-
hari (ontologi tauhid ).
Dengan demikian, melakukan
rekonstruksi akuntansi (Islamisasi akuntansi)
dalam rangka merumuskan akuntansi yang
dirancang dan dibangun melalui muatan
nilai tauhid dan ketundukan pada jaringan-
jaringan kuasa Illahi (Akuntansi Islam).
Kesemuanya itu dilakukan dengan perspekti
khaliahtul-Allah lardh. Perspekti ini berarti
suatu cara pandang yang sadar akan hakikat
diri manusia dan tanggung jawab kelak di
kemudian hari di hadapan Allah SWT.
Kebangkitan Baru dalam Akuntani
Ilam (syariah)
Kebangkitan Islam baru telahmenjangkau bidang muamalah secara
umum, dan bidang-bidang nansial, serta
lembaga-lembaga keuangan secara khusus.
sekelompok pakar akuntansi muslim telah
mengadakan riset dan studi-studi ilmiah
tentang akuntansi menurut Islam.
Perhatian mereka lebih terkonsentrasi
pada beberapa bidang, yaitu bidang riset,
pembukuan, seminar atau konverensi,
pengajaran dilembaga-lembaga keilmuan dan
perguruan tinggi, serta aspek implementasi
pragmatis. Berikut ini adalah sebagian dari
usaha awal di masing-masing bidang:
1. Kebangkitan akuntansi Islam dalam
bidang riset sudah terkumpul beberapa
tesis magister serta disertasi doktor dalam
konsep akuntansi yang telah dimulai sejak
tahun 1950 dan masih berlanjut sampaisekarang.
Diperkirakan tesis dan disertasi tentang
akuntansi yang terdapat di Al-Azhar saja
sampai tahun 1993 tidak kurang dari 50
buah. Disamping itu telah juga dilakukan
riset-riset yang tersebar di majalah-majalah
ilmiah.
2. Para inisiator akuntansi Islam
kontemporer sangat memperhatikan usaha
pembukuan konsep ini. Hal ini dilakukan
supaya orang-orang yang tertarik pada
akuntansi dapat mengetahui kandungan
konsep Islam dan pokok-pokok pikiran
ilmiah yang sangat berharga, sehingga kitatidak lagi memerlukan ide-ide dari luaratau
mengikuti konsep mereka (barat).
3. Kebangkitan akuntansi Islam di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
Konsep akuntansi Islam mulai masuk
kesekolah-sekolah dan perguruan tinggi
sejak tahun 1976, yaitu akultas perdagangan
Universitas Al Azhar untuk program pasca
sarjana, dalam mata kuliah Akuntansi
perpajakan dan Evaluasi Akuntansi.
4. Kebangkitan akuntansi Islam
dalam aspek implementasi. Implementasi
akuntansi Islam mulai dilakukan sejak mulai
berdirinya lembaga-lembaga keuangan yangberbasiskan syariah.
Hal ini menyebabkan mau tidak mau
lembaga keuangan syariah tersebut harus
menggunakan sistem akuntansi yang juga
sesuai syariah. Puncaknya saat organisasi
akuntansi Islam dunia yang bernama
Accounting and Auditing. (Sumber diolah)
Konsep Hitungan Laba AkuntansiSyariah
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 49/68
Toko IAIToko IAI
No Item
Harga
Anggota Non
Anggota
1 PSAK No. 14 15,000 20,000
2 PSAK No. 26 15,000 20,000
3 PSAK No. 50 15,000 20,000
4 PSAK No. 55 15,000 20,000
5 PSAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP 2009) 27,000 30,000
6 ISAK No.8 15,000 20,000
7 Aplikasi PSAK No. 46 15,000 20,000
8 Contoh Ilustrasi PSAK No. 50 & 55 25,000 30,000
9 PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008) 15,000 130,000
10 PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia) 85,000 100,000
11 SAK Per 2009 315,000 350,000
12 Bundel Majalah IAI 130,000 140,000
13 Tas Ransel 95,000 110,000
14 MUG IAI 15,000 20,000
15 Soal Try-Out USAP Review (2003-2006) 175,000 200,000
16 Modul CPMA Review (paket) 360,000 380,000
17 Panduan Implemantasi PSAK no 24 40,000 50,000
18 Isu-isu Kontemporer Akuntansi Keuangan 40,000 45,000
19 Asumsi Going Concern 40,000 45,000
20 Komite Audit yang Eekti 95,000 110,000
21 Good Corporate Governance 95,000 110,000
22 Enterprise Risk Management 40,000 45,000
23 Akuntansi Aktiva Tetap 45,000 55,000
24 Balanced Scorecard 80,000 85,000
25 Akuntansi Penggabungan Usaha 35,000 40,000
26 IFRS 2009: Willey 575,000 650,000
27 Applying IFRS, enhanced edition 525,000 600,000
28Damodaran On Valuation, Second edition
( Security Analysis or Investment and Corporate Finance, Aswath Damodaran)550,000 625,000
29 Investment Valuation (Aswath Damodaran – second edition) 550,000 625,000
30 Brink’s Modern Internal Auditing ( Robert Moeller – sixth edition) 50,000 625,000
31 Sistem Inormasi Akuntansi 1/Rama, Jones 80,000 90,000
32 Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil/IAPI 60,000 70,000
33 Akuntansi Keuangan Daerah (ed.3)/Abdul Halim 65,000 75,000
34 Audit Kinerja pada Sektor Publik/I Gusti Agung Rai 60,000 70,000
35 Akuntansi Syariah di Indonesia/Sri Nurhayati 65,000 75,000
36 Akuntansi Biaya 1(ed.14)/Carter 90,000 100,000
37 Sistem Akuntansi/Mulyadi 115,000 130,000
38 Sistem Akuntansi Sektor Publik/Indra Bastian 105,000 120,000
39 Sistem Inormasi Akuntansi 1(ed.4)/Hall 90,000 110,000
40 Sistem Inormasi Akuntansi 1(ed.9)/Romney 80,000 90,000
41 Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)/KSAP 40,000 50,000
42 Standar Proesional Akuntan Publik/IAI 70,000 300,000
43 Teori Akuntansi 1(ed.5)/Belkoui 75,000 85,000
44 Akuntansi Intermediate 1(ed.15)/Skousen, Stice 135,000 15,000
45 Akuntansi Internasional 2(ed.5)/Choi 70,000 80,000
46 Akuntansi Keperilakuan/Aran, Ikhsan 72,000 81,000
47 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1(ed.6)/Baker 96,000 107,910
48 Akuntansi Manajemen 1(ed.7)/Hansen, Mowen 80,000 90,000
49 Akuntansi Manajerial 1(ed.11)/Garrison 80,000 90,000
50 Akuntansi Keperilakuan/Aran, Ikhsan 80,000 90,000
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 50/68
Formulir Pemesanan
Nama : …………………………………………………………………………………..............................
No. kartu anggota : ..................................................................................................................
Alamat : ……………………………………………………………………………….................................
Kota / Kode pos : ........................................................................../......................................
Telephone / HP : ………………………………………………………Fax :………………………….......................
No. Nama Produk Jumlah Unit Harga
Tanggal : .........../........../..............
Tanda Tangan & Nama Lengkap
( ) Tranfer
Bank BCA Cab. Saharjo
A/C no. 092.300.9130
a.n. IAI Wilayah Jakarta
( ) Cahat IAI wilayah Jakarta
Gedung Gajah Blok AEJl. Dr. Sahardjo No.111, Jakarta
Pembayaran
Salemba Empat
Supported By :
* Harga disamping belum termasuk ongkos kiri
* Harga sewaktu-waktu dapat berubah
Inormasi & Pembelian Hubungi :
Imam/Ria
IAI Wilayah Jakarta - Gedung Gajah
- Blok AE -
Jl. Dr. Sahardjo 111 - Jakarta Selatan
021 8353588 8354031 Fax 8290324
51 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1(ed.6)/Baker 105,000 120,000
52 Akuntansi Manajemen 1(ed.7)/Hansen, Mowen 90,000 100,000
53 Akuntansi Manajerial 1(ed.11)/Garrison 90,000 100,000
54 Akuntansi Pemerintahan/Deddi Nordiawan 70,000 80,000
55 Akuntansi Sektor Publik/Deddi Nordiawan 40,000 45,000
56 Akunt: Suatu Pengantar 1(ed.5)/Soemarso 75,000 85,000
57 Analisis Laporan Keuangan 1 (ed.8)/Wild, Subramanyam 95,000 110,000
58 Audit dan Assurances 1 (ed.4)/Messier 95,000 110,000
59 Audit Internal 1 (ed.5)/Sawyer 90,000 100,000
60 Audit Sektor Publik (ed.2)/Indra Bastian 50,000 60,000
61 Auditing 1(ed.6)/Mulyadi 65,000 75,000
62 Pengantar Akuntansi 1(ed.7)/Weygandt,Kieso 95,000 105,000
63 Pengantar Akuntansi 2(ed.21) Cover Baru/Fess, Warren 90,000 100,000
64 Setengah Abad Proesi Akuntansi -Sot Cov/Tuanakotta 110,000 125,000
65 Auditing and Assurance Services Ind. Adaptation/Arens 270,000 290,000
66 Advanced Fin. Acc. An Indonesian Perspective/Baker (AAJ) 250,000 260,000
67 Investments (An Indonesian Adaption)/Jones, Siddharta 250,000 260,000
68 Akuntansi Yayasan & Lembaga Publik/Indra Bastian 70,000 85,000
69 Akuntansi Kesehatan/Indra Bastian 98,000 120,000
70 Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan/Myers 140,000 155,000
71 Latihan Ujian Proesi PS/Mohamad Samsul 55,000 65,000
72 Prinsip-prinsip Ekonomi/Karl E Case 176,000 185,000
73 Operation Research/Siswanto 115,000 125,000
74 Akuntansi Sektor Publik/Indra Bastian 122,000 135,000
75 Akuntansi Untuk LSM & Parpol/Indra Bastian 65,000 85,000
76 Auditing & Jasa Assurance/Alvin A.A 200,000 215,000
77 Akuntansi Pendidikan/Indra Bastian 76,000 85,000
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 51/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
51
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
Opini
Masih perlukah prinsip akuntansi
yang berlaku umum atau PABU?Pertanyaan tersebut akan selalu
muncul ketika berbicara tentang konvergensi
IFRS. Khususnya terkait dengan bagaimana
memilih dan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi untuk transaksi atau peristiwa
yang tidak diatur secara spesik dalam
suatu SAK. Khususnya lagi diskursus tentang
relevansi PABU bagi Indonesia akan muncul
berbarengan dengan keluarnya ED PSAK 25
(revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.
Kalau diperhatikan dalam paragra
10-12 ED PSAK 25, kita akan dapati
semacam hirarki dalam memilih kebijakan
akuntansi ketika tidak diatur dalam suatuSAK. Pertama, menggunakan SAK untuk
masalah yang serupa. Kedua, menggunakan
Kerangka Dasar (KDPPLK). Selain itu,
dalam memilih kebijakan akuntansi juga
mempertimbangkan standar akuntansi yang
dikeluarkan oleh badan penyusun standar
akuntansi lain yang menggunakan kerangka
dasar yang sama (misalnya standar akuntansi
negara lain), literatur akuntansi lain, dan
praktik akuntansi industri. Ketiganya dapat
digunakan sebagai acuan sepanjang tidak
bertentangan dengan SAK dan KDPPLK.
Apakah hirarki pemilihan kebijakan
akuntansi dalam ED PSAK 25 sudah
cukup memadai sebagai alasan untuk menghilangkan PABU? Pertanyaan ini akan
muncul mengingat hirarki untuk memilih
kebijakan akuntansi tidak sama atau tidak
konsisten dengan hirarki PABU seperti yang
terlihat dalam gambar di bawah ini.
Apabila hirarki ED PSAK 25
ditempatkan dalam konteks PABU, maka
langkah pertama ada di landasan operasional
tingkat 1 (SAK untuk masalah yang serupa).
Kemudian turun ke Landasan Konseptual
(KDPPLK), ketika kita tidak memperoleh jawaban atas kebijakan akuntansi yang
diperlukan.
Beberapa aktor berikut ini
diharapkan bisa sedikit memberikan
penjelasan mengenai masalah perlu tidaknya
PABU.
Cara IAsB dan FAsB
Paragra-paragra dalam ED PSAK
25 di atas bukan sesuatu yang baru karena
sebelumnya sudah diatur dalam PSAK 1
(revisi 1998). Tujuan pemindahan dari
PSAK 1 ke ED PSAK 25 tersebut untuk menghindari suatu masalah diatur dalam dua
standar akuntansi dan regrouping pengaturan
yang lebih sesuai dengan pangaturan lainnya.
ED PSAK 25 merupakan adopsi dari IAS 8
Accounting Policies, Changes in Accounting
Estimates and Errors.
Ketika IAS 8 masih exposure drat , IASB
memberikan urutan hirarki sebagai berikut:
The Standard (including any Appendices1.
that orm part o the Standard).
The Interpretation.2.
Appendices to the Standard that do not 3.
orm a part o the Standard.
Implementation Guidance issued in4.
respect o the Standard.
Namun, ketika menjadi IAS 8 urutan
hirarki di atas dihilangkan karena dianggap
bertentangan dengan pengertian IFRS(s)
yang mencakup IFRS/IAS dan IFRIC/SIC
serta keduanya mempunyai kedudukan
setara.
IASB pada awalnya ingin
mendenisikan suatu hirarki, walaupun
akhirnya tidak jadi dilakukan. Hal ini dapatdibaca bahwa IASB sebenarnya berkeinginan
untuk membuat semacam hirarki PABU.
Penghapusan hirarki dalam ED IAS 8 lebih
mencerminkan kerumitan untuk mendesain
hirarki PABU yang sesuai dan berlaku secara
internasional.
Hal yang berbeda dilakukan oleh
FASB dengan menerbitkan SFAS 162 dan
kemudian digantikan oleh SFAS 168 pada
Juni 2009. FASB membagi hirarki PABU
menjadi sumber ototitati (termasuk di
dalamnya adalah peraturan SEC) dan
sumber non-otoritati.
Seandainya diterapkan di IndonesiaSFAS 168 akan me-reconrm bahwa badan
penyusun standar akuntansi keuangan adalah
IAI dan Bapepam sebagaimana diatur dalam
UU No. 8 tahun 2005 pasal 69 ayat 1 dan
2 serta penjelasannya yang mendenisikan
PABU adalah SAK dan praktik akuntansi
lainnya yang lazim berlaku di pasar modal.
Terkait dengan konvergensi IFRS,
ada semacam dorongan atau keharusan
untuk menggunakan IFRS sebagai satu-
satunya sumber penyusunan SAK dan
menghapuskan SAK dan hal yang terkait
lainnya yang bersumber dari selain IFRS.
Termasuk persoalan mengenai PABU.
Pemahaman konvergensi IFRS yangdemikian mungkin akan kehilangan sebagian
relevansinya apabila hal-hal yang bermanaat
dalam konteks pelaporan keuangan di
Indonesia dihilangkan karena hanya tidak
bersumber dari IFRS. Kontekstualitas dan
relevansi IFRS bukan sebagai harga mati.
Bahkan, kalau diperhatikan ada pihak
tertentu yang mencoba mempertanyakan
kontekstualitas dan relevansi kitab suci
dalam kondisi saat ini, sebagai suatu analogi
Masih Perlukah PrinsipAkuntansi yang Berlaku Umum?
Oleh: Yakub
Divisi Teknis Ikatan Akuntan Indonesia
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 52/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 52
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Opini
ekstrem. Tentunya hal yang nai tersebut
akan lebih bisa diterapkan terhadap IFRS,
dengan membacanya secara kritis dan
skeptis.
Regulai, Buletin Tekni, dan
Pedoman Akuntani
PABU di landasan operasional
tingkat 2 antara lain meliputi buletin
teknis (bultek) dan peraturan pemerintah
untuk industri (regulasi). Apabila PABU
dihilangkan, bagaimana dengan nasib
bultek dan regulasi. Sebagaimana kita
ketahui, ketika krisis keuangan terjadi pada
paruh kedua tahun 2008 sedikit banyak
terbantu dengan keluarnya Bultek 3 tentang
penentuan nilai wajar instrumen keuangan
ketika pasar tidak akti. Pertanyaannya:
Apakah yang akan terjadi apabila Bultek
3 tidak dinyatakan sebagai bagian dari
PABU karena tidak ada PABU? Bagaimana
penerapan PSAK 50 dan 55 dapat dilakukan
dengan baik oleh perbankan mengingat
PAPI yang menjelaskan lebih rinci dari PSAK
tersebut tidak jelas kedudukannya karena
tidak ada PABU? Bagaimana kedudukan
PMK 75/2008 yang memberikan pedoman
akuntansi untuk badan layanan umum
mengingat tidak jelas kedudukannya karena
tidak ada PABU? Masih banyak pertanyaan
lain yang akan muncul akibat rase “tidak ada
PABU”.
Sebagai gambaran lainnya, ketikaterjadi krisis keuangan secara internasional,
dikeluarkan SEC Oce o the Chie
Accountant and FASB Sta Clarications on
Fair Value Accounting dan dibalas oleh IASB
dengan press release yang menyatakan hal
yang diatur klarikasi tersebut konsisten
dengan IFRS. Apabila tidak dipayungi dengan
PABU, bagaimana kedudukan klarikasi dan
press release tersebut dan apakah dapat
digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan. Tentunya akan timbul perbedaan
pemahaman antar berbagai pihak, baik
penyusun, auditor ataupun regulator,
disebabkan kita berpatokan secara rigid
pada susunan acuan pemilihan kebijakan
akuntansi sebagaimana diatur dalam IFRS.
Selain regulasi dan bultek,
komponen PABU yang banyak digunakan
adalah pedoman akuntansi. Tujuan pedoman
akuntansi, biasanya, untuk meningkatkan
komparabilitas antara perusahaan dalam
suatu industri. Penghapusan PABU akan
menghilangkan cantolan yang kuat untuk
melakukan endorsement atas penerapan
pedoman akuntansi. Pedoman akuntansi
lazimnya juga melakukan elaborasi lebih
lanjut dan lebih detail atas pengaturan yang
ada dalam SAK. Bahkan dalam beberapa
kasus mengatur hal yang tidak diatur atau
tidak diatur secara jelas dalam SAK.
Dengan tidak adanya PABU banyak
tools menjadi tidak dapat digunakan dengan
suatu landasan yang kuat. Walaupun tools
tersebut seharusnya bisa digunakan untuk
mengatasi masalah pelaporan keuangan
dan tentunya dampak pelaporan keuangan
terhadap perekonomian secara makro.
Namun, datar permasalahan di atas
menjadi tidak perlu diperdebatkan, tidak
perlu ditambah. Syaratnya kita yakin bahwa
penyusunan laporan keuangan cukup hanya
dengan SAK, tanpa memerlukan bultek,
regulasi pemerintah, pedoman akuntansi,
atau sejenisnya.
Kedudukan Akuntani Koneptual
dan Operaional
IASB menempatkan Framework or
the Preparation and Presentation o Financial
Statements (Framework)bukan sebagai bagian
dari IFRS. Sehingga apabila ada pertentangan
antara IFRS dengan Framework , maka akan
digunakan IFRS. Sehingga IFRS lebih tinggi
dibandingkan Framework . Hal ini dapat
dipahami mengingat penyusunan Framework
dilakukan setelah berjalannya penyusunan
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 53/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
53
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
Opini
IFRS. Bahkan saat ini IASB sedang dilakukan
revisi Framework dan hal ini akan berdampak
sangat luas terhadap IFRS. Seumpamanya
Framework dan IFRS dilihat dalam konteks
logika hirarki hukum, maka akan sangat
tidak mungkin terjadi pertentangan antar
keduanya karena IFRS merupakan turunan
dari Framework . Tidak mungkin undang-
undang bertentangan dengan Pancasila
sebagai dasar negara, ini bisa menjadi suatu
analogi yang jelas.
Namun, dalam konteks tertentu
Framework tidak selalu lebih rendah
daripada IFRS. Misalnya, ketika IASB
mengijinkan penyimpangan dari IFRS, salah
satu syarat yang digunakan adalah inormasi
yang dihasilkan IFRS tersebut bertentangan
dengan tujuan laporan keuangan yang diatur
dalam Framework .
Sementara itu FASB menempatkan
Statement o Financial Accounting Concepts
(concept) sebagai bagian dari sumber non-
otoritati yang lazimnya sebagai sumber
paling berpengaruh di antara sumber-
sumber non-otoritati. Concepts sendiri
dikeluarkan setelah keluarnya standar
akuntansi keuangan. Kedudukan concepts
yang demikian mencerminkan pemisahan
yang jelas antara ungsi akutansi keuangan
konseptual dengan operasionalisasinya.
Sebaliknya, IASB tidak secara jelas
memisahkan Framework dengan IFRS,
walaupun Framework sendiri menyatakanFramework bukan standar akuntansi keuangan.
IASB tidak memberikan kedudukan yang
layak bagi Framework sebagai akuntansi
konseptual. Malah keduanya ditempatkan
dalam suatu irisan yang kontradikti dalam
kaitan dengan pemilihan kebijakan akuntansi
dan penyimpangan dari standar akuntansi
keuangan. Seolah-olah Framework bersiat
operasional, bukan suatu konseptual.
Penutup
Paparan di atas tidak memberikan
jawaban atas hal yang dipermasalahkan.
Justru banyak pertanyaan yang disampaikan.Sebagai pertanyaan terakhir: Apakah Anda
siap kehilangan gambar di atas?
Disclaimer: Tulisan ini merupakan pendapat
pribadi.
Tentang sAK ETAP
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabiltas Publik (SAK-ETAP). Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku eekti (1 Januari 2011), maka
perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK
umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan
secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan
menyajikan 30 bab.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas
tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak
memiliki akuntabilitas publik signikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose nancial statement ) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah
pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit.
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit
dan secara penuh (explicit and unreserved statement ) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas
laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika
mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka
auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 54/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 54
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Opini
Pada bulan desember 2008, IASB
mengeluarkan sebuah discussion
paper (DP) yang sangat kontroversial
mengenai pengakuan pendapatan. Komentar
terhadap DP tersebut ditutup pada tanggal
19 juni 2009. Sampai 13 juli 2009, IASB
menerima 211 tanggapan dari beberapa
negara diseluruh dunia. Pandangan dan model
dalam DP tersebut begitu kontroversialnya,
sehingga sampai hari ini pun topik tersebut
masih terus didiskusikan oleh para penyusun
standar di berbagai konerensi. Tujuan dari
DP tersebut adalah untuk membuat satu
denisi pengakuan pendapatan yang dapat
berlaku untuk semua transaksi pada semuaindustry. Hal ini menjadi tantangan yang luar
biasa karena US GAAP memiliki lebih dari
100 standar dengan petunjuk pengakuan
pendapatan yang berbeda-beda. Standar-
standar industri spesik tersebut dapat
mengakibatkan pengakuan pendapatan
yang berbeda untuk transaksi yang serupa.
Sementara dalam IFRS sendiri, dua
standar yang mengatur tentang pengakuan
pendapatan adalah IAS 18 Revenue dan IAS
11 Construction Contracts. Kedua standar ini
juga memiliki beberapa inkonsistensi dan
petunjuk yang kurang memadai mengenaitransaksi yang berkaitan dengan komponen
majemuk.
Bagaimana sebenarnya model
pengakuan pendapatan yang diusulkan
oleh DP tersebut sehingga mampu
menghebohkan dunia praktek akuntansi
international?
Propoal model pengakuanpendapatan IAsB
IASB mengusulkan bahwa model
pengakuan pendapatan berdasarkan
kenaikan posisi neto entitas terhadap
kontrak dengan pelanggan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pendapatan hanya diakui
apabila terdapat peningkatan aset atau
pengurangan laibilitas entitas. Hal ini terjadi
ketika entitas menunaikan tuntas kewajiban
yang terdapat dalam kontrak. Kata ”kontrak”
sendiri tidak harus kontrak tertulis, suatu
transaksi jual beli sederhana pun seyogyanyamenimbulkan kontrak antara pembeli
dan penjual. Kesimpulannya pendapatan
tidak dapat diakui apabila tidak terdapat
peningkatan asset atau pengurangan laibilitas
pada suatu entitas.
Untuk kasus penerimaan atas
barang, entitas baru dapat mengakui
pendapatan apabila pelanggan memiliki
kontrol terhadap barang tersebut. Biasanya,
hal tersebut terjadi ketika pelanggan memiliki
barang tersebut secara sik. Sedangkan pada
kasus, pengakuan pendapatan atas jasa, DP
menjelaskan entitas hanya daapat mengakui
apabila pelanggan sudah menerima jasa yang
dijanjikan seluruhnya.
Polemik
Model yang diusulkan oleh DP
keluaran IASB tersebut menimbulkan
polemik di dunia praktek bisnis. Pertama
banyak orang meragukan apakah satu
model pengakuan pendapatan dapat berlaku
untuk semua industri dan transaksi bisnis
yang semakin kompleks. Kedua selama
ini dunia praktik mengakui pendapatan
menggunakan risk and reward model dimana
apabila risk and reward secara signikan
telah berpindah kepada pembeli maka
pendapatan dapat diakui. Model kontrol
yang diusulkan DP berpotensi menimbulkan
polemik untuk transaksi jasa dan barang
sesuai pesanan semisal bangunan gedung.
Contohnya mungkin saja jasa yang diberikan
tidak meningkatkan aset pelanggan tetapihabis dikonsumsi seperti jasa konsultan atau
jasa audit. Praktek bisnis yang terjadi saat
ini adalah perusahaan konsultan mengakui
pendapatan bahkan sebelum jasa konsultan
diberikan apabila didalam kontrak tertera
bahwa uang muka yang diterima tidak
dapat dikembalikan. Dengan model control
pendapatan hanya bisa diakui ketika seluruh
jasa telah diselesaikan, itupun dengan syarat
bahwa jasa telah terdeliver seluruhnya
berdasarkan kontrak yang telah disepakati.
Hilangnya percentage of completion
model
Model yang diusulkan oleh DP juga
berpotensi untuk menghilangkan model
pengakuan pendapatan yang sudah dipakai
luas di dunia praktek bisnis kontruksi yakni
model persentase penyelesaian kontrak.
Hal ini karena dalam model tersebut
PERDEBATAN sENGIT MENGENAI
PENGAKUAN PENDAPATAN
Oleh: Ersa Tri Wahyuni
Dosen Akuntansi Internasional Universitas Padjajaran
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 55/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
55
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
Opini
dijelaskan bahwa pendapatan diakui ketika
pelanggan memiliki kontrol terhadap aset.
Sementara dalam kontrak konstruksi jangka
panjang, kontrol terhadap aset baru dapat
ditranser pada masa akhir kontrak. Apabila
model ini diterapkan justru hal tersebut
akan mendistorsi laporan keuangan karena
tiba-tiba diakui pendapatan yaang besar di
akhir periode kontrak (misalnya di tahun
ketiga). Sementara aktivitas entitas di tahun
pertama dan kedua tidak tereeksikan
dalam laporan keuangan. Apakah pelaporan
pendapatan seperti ini akan relevan bagi
pengguna laporan?
Compliance cost yang tinggi
Hampir semua responden dari
industri telekomunikasi memiliki keberatan
mengenai potensi biaya implementasi
dari model yang diusulkan. Hal ini karena
mereka memiliki basis pelanggan yang besar
sehingga dibutuhkan sistem IT yang canggih
untuk dapat menghitung nilai bersih dari
kenaikan asset maupun penurunan laibilitas
untuk setiap kontrak individual.
Perusahaan asuransi juga banyak
yang tidak setuju dengan pendekatan
pengukuran yang diusulkan dalam DP
tersebut. Mereka berpendapat bahwa
pendapatan dapat diakui ketika di awal
saat kontrak disepakati. Hal ini untuk
menutup biaya-biaya akusisi kontrak seperti
biaya komisi agen asuransi. Sementara
berdasarkan model dalam DP tersebut,
biaya tersebut harus dibebankan.
Usulan-usulan dan kontraversi lainnya
Beberapa responden, terutama
yang berasal dari Eropa, mengusulkanbeberapa model pengakuan pendapatan
lain seperti misalnya pendapatan berbasis
aktivitas. Pada model ini pendapatan
diakui secara berkelanjutan sepanjang
masa kontrak. Masukan lainnya juga
adalah memasukkan risk and reward model
didalam kriteria pengakuan pendapatan
sehingga pengakuan pendapatan tidak
hanya berdasarkan denisi kontrol. Denisi
kontrol dapat berpotensi menimbulkan
silang pendapat terhadap denisi menurut
hukum (transer title kepemilikan) dan
denisi kontrol menurut akuntansi. Banyak
juga responden yang berpendapat bahwa
IASB tidak dapat menerbitkan standar
mengenai pendapatan tanpa menyediakan
petunjuk pengakuan beban, hal ini terkait
dengan industri konstruksi misalnya, yang
lebih okus pada pengakuan prot daripada
pengakuan pendapatan.
Terlepas dari semua pro dan
kontra atas model yang diusulkan oleh DP
tersebut, memang menjadi tantangan yang
berat bagi IASB untuk dapat mengusulkan
suatu model akuntansi apapun yang dapat
berlaku pada semua transaksi bisnis di
seluruh negara, terlebih untuk pengakuan
pendapatan. Pengakuan pendapatan adalah
hal yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup perusahaan. Tak heran begitu banyak
masukan dan kontraversi terhadap DP yang
sebenarnya baru merupakan pandangan
awal (preliminary views) terhadap
pengakuan pendapatan. Pastilah akan
lebih seru lagi apabila IASB memutuskan
untuk mengeluarkan eksposure drat baru
mengenai pengakuan pendapatan. Kita
tunggu saja kelanjutan kontraversi dari
model pengakuan pendapatan ini.
Kantor Akuntan Publik
(Registered Public Accountants)
CHARLES & NURLENA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK CHARLES DAN NURLENA
Company Description
a growing public accounting firm urgently need staff as follows:
Audit Staff (AS)
Audit Manager (AM)
Senior Auditor (SA)
• Bachelor degree (S1) in Accounting• PPAk or USAP certifi cate will be an advantage
• Experience in KAP: 5 years for Audit Manager and 2 years for Senior Auditor• Computer literate (MS Excel, Word, Power Point, etc)• Able to communicate in English
• Enthusiastic to learn• Team player, self motivated and good analytical thinking
Requirements:
Please send your application letter, photograph and complete resume to:Email to:
OR Post to:Kantor Akuntan Publik Charles & Nurlena
Attn. HR Department PO BOX No. 6141 / JKBGG / 11061
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 56/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 56
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
K IFRS
Peta perjalanan baru dan/atau
dieuaikan
Pada saat Public Hearing mengenai
Eksposure Drat PSAK 1 (Revisi
2009) tentang Penyajian Laporan
Keuangan, di Jakarta Kamis 20 Agustus
2009 lalu, Ketua Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) telah mengemukakan
bahwa sasaran konvergensi IFRS yang
telah dicanangkan IAI adalah merevisiPernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) agar secara material sesuai
dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang
berlaku eekti tahun 2011/2012.
Program konvergensi selama
tahun 2009 adalah sebanyak 12 standar,
sebagai berikut:
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IAS 21 The eects o changes in
oreign exchange rates
3. IAS 27 Consolidated and separate
nancial statements
4. IFRS 5 Non-current assets held or
sale and discontinued operations
5. IAS 28 Investments in associates
6. IFRS 7 Financial instruments:
disclosures
7. IFRS 8 Operating segment
8. IAS 31 Interests in joint ventures
9. IAS 1 Presentation o nancial
10. IAS 36 Impairment o assets
11. IAS 37 Provisions, contingent
liabilities and contingent asset
12. IAS 8 Accounting policies, changes
in accounting estimates and errors
Program konvergensi selama
tahun 2010 adalah sebanyak 17 standar,
sebagai berikut:
1. IAS 7 Cash fow statements
2. IAS 41 Agriculture
3. IAS 20 Accounting or government
grants and disclosure o government assistance
4. IAS 29 Financial reporting in
hyperinfationary economies
5. IAS 24 Related party disclosures
6. IAS 38 Intangible Asset
7. IFRS 3 Business Combination
8. IFRS 4 Insurance Contract
9. IAS 33 Earnings per share
10. IAS 19 Employee Benets
11. IAS 34 Interim nancial reporting
12. IAS 10 Events ater the Reporting
Period
13. IAS 11 Construction Contracts
14. IAS 18 Revenue15. IAS 12 Income Taxes
16. IFRS 6 Exploration or and
Evaluation o Mineral Resources
17. IAS 26 Accounting and Reporting
by Retirement Benet Plan
Jika kita bandingkan datar
tersebut di atas dengan makalah
(handout ) Program Konvergensi IFRS
di Tahun 2009 yang dikemukakan oleh
Ketua DSAK-IAI pada acara Konvensi
Nasional Akuntansi (KNA) di Bandung
pada tanggal 13 Agustus 2009, maka
pada makalah (handout ) tersebut, slide
18, tertulis 13 standar akuntansi yangmenjadi target konvergensi IFRS 2010.
Perbedaan dengan datar tersebut di atas
pada nomor urut 10 (IAS 19), 12 (IAS
10), 13 (IAS 11), dan 14 (IAS 18).
Jika kita bandingkan pula
datar tersebut di atas dengan program
konvergensi IFRS yang ditargetkan oleh
DSAK periode sebelumnya, maka kita
akan melihat pula beberapa perbedaan.
Perbedaan prioritas dapat
dimaklumi mengingat keterbatasan
sumber daya yang dimiliki oleh DSAK-
IAI, dan target yang hendak “ditangkap”
adalah target “bergerak”, sehinggadiperlukan pemilihan prioritas, mana
yang perlu didahulukan dan mana yang
dapat ditunda.
Program Kerja DSAK lainnya yaitu:
mencabut PSAK yang•
sudah tidak relevan karena
mengadopsi IFRS;
mencabut PSAK Industri;•
mereormat PSAK yang•
telah diadopsi dari IFRS dan
diterbitkan sebelum 2009;
melakukan kodikasi•
penomoran PSAK dan
konsistensi penggunaan istilah;
mengadopsi• International
Financial Reporting
Interpretations Committee
(IFRIC) dan Standing
Interpretations Committee (SIC)
per 1 Januari 2009;
memberikan komentar dan•
MANA YANG MENJADI PRIORITAS?
Oleh: Handoko Tomo
Sesuai pengantar pada edisi pertama, kolom IFRS merupakan kolom tetap pada
setiap edisi majalah Akuntan Indonesia (AI) dalam rangka mengikuti proses
konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dilakukan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), membantu sosialisasinya, dan memantau
“larinya” IFRS. Untuk “menguliti” IFRS, penulis akan bekerja sama pula denganPascal Jauret, ahli IFRS dari Mazars, Perancis.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 57/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
57
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
masukan untuk Exposure Drat
dan Discussion Paper yang
diterbitkan oleh International
Accounting Standards Board
(IASB);akti berpartisipasi dalam•
berbagai pertemuan organisasi
standard setter , pembuat
standar regional/internasional;
serta menjalin kerja sama
lebih eekti dengan regulator,
asosiasi industri dan universitas
dalam rangka konvergensi IFRS.
Pernyataan Pencabutan standar
Akuntani Keuangan (PPsAK)
Cukup banyak orang yang merasa asing
ketika mendengar istilah PPSAK. Dalamproses konvergensi IFRS, diketahui
bahwa terdapat inkonsistensi dan/atau
tumpang-tindih antara satu PSAK dengan
PSAK lainnya dan/atau Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (KDPPLK) yang telah ada. Oleh
karena itu, DSAK menerbitkan Pernyataan
Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan
(PPSAK) untuk mencabut PSAK yang
tidak konsisten dan/atau tumpang-tindih
dengan PSAK lainnya.
Pada tanggal 16 Juni 2009 DSAK-IAI
telah mensahkan PPSAK No. 1 tentangPencabutan:
PSAK 32: Akuntansi•
Kehutanan,
PSAK 35: Akuntansi•
Pendapatan Jasa
Telekomunikasi, dan
PSAK 37: Akuntansi•
Penyelenggaraan Jalan Tol.
Pencabutan PSAK tersebut berlaku
eekti mulai 1 Januari 2010 dan bersiat
prospekti.
Pada bulan September 2009
DSAK-IAI telah menerbitkan exposuredrat (ED) dua buah PPSAK, yaitu PPSAK
No. 2 dan PPSAK No. 3.
ED PPSAK No. 2 tentang pencabutan:
PSAK 41: Akuntansi Waran,•
dan
PSAK 43: Akuntansi Anjak •
Piutang.
ED PPSAK No. 3 tentang pencabutan:
PSAK 54: Akuntansi•
Restrukturisasi Utang-Piutang
Bermasalah
ED PPSAK No. 2 dan ED PPSAK
No. 3 diterbitkan sehubungan dengan
telah disahkannya PSAK No. 50 (Revisi
2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006).
Untuk ED PPSAK No. 2
dan ED PPSAK No. 3 tersebut telah
dilakukan public hearing pada tanggal
13 Oktober 2009, dan masyarakat
masih dapat memberikan tanggapan,
komentar, saran-saran dan masukan
untuk menyempurnakan drat tersebut.
Tanggapan tertulis atas drat tersebutsudah harus diterima DSAK-IAI paling
lambat pada tanggal 30 November
2009.
ED PsAK dan ED IsAK
DSAK-IAI tampaknya benar-
benar ingin “ngebut” dalam mencapai
target konvergensi IFRS pada tahun
2009. Pada tanggal 13 Oktober 2009
DSAK-IAI telah melaksanakan public
hearing untuk enam buah exposure drat
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(ED PSAK) dan empat buah exposuredrat Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ED ISAK), yaitu:
ED PSAK 5 (Revisi 2009):1.
Segmen Operasi (sumber: IFRS
8: Operating Segment );
ED PSAK 12 (Revisi 2009):2.
Bagian Partisipasi dalam
Ventura Bersama (sumber: IAS
31: Interest in Joint Ventures);
ED PSAK 15 (Revisi 2009):3.
Investasi pada Entitas Asosiasi
(sumber: IAS 28: Investment in
Associates);ED PSAK 25 (Revisi 2009):4.
Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan (sumber: IAS
8: Accounting Policies, Changes
in Accounting Estimates and
Errors);
ED PSAK 57 (Revisi 2009):5.
Kewajiban Diestimasi,
Kewajiban Kontinjensi dan Aset
Kontinjensi (sumber: IAS 37
(2009): Provisions, Contingent
Liabilities and Contingent Assets);ED PSAK 58 (Revisi 2009):6.
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan (sumber: IFRS 5:
Non-current Assets Held or Sale
and Discontinued Operation);
ED ISAK 9: Perubahan atas7.
Kewajiban Aktivitas Purna-
Operasi, Restorasi dan
Kewajiban Serupa (sumber:
IFRIC 1: Changes in Existing
Decommissioning, Restoration
and Similar Liabilities);
ED ISAK 10: Program Loyalitas8.Pelanggan (sumber: IFRIC 13:
Customer Loyalty Programmes);
ED ISAK 11: Distribusi Aset9.
Non Kas Kepada Pemilik
(sumber: IFRIC 17: Distributions
o Non-cash Assets to Owners);
ED ISAK 12: Pengendalian10.
Bersama Entitas: Kontribusi
Nonmoneter oleh Venturer
(sumber: SIC 13: Jointly
Controlled Entities – Non-
Monetary Contributions by
Venturer ).
Beberapa ED ISAK diterbitkan
sehubungan dengan telah diterbitkannya
ED PSAK dan/atau PSAK, yaitu:
ED ISAK 12 berkaitan dengan•
ED PSAK 12;
ED ISAK 11 berkaitan dengan•
ED PSAK 58;
ED ISAK 10 berkaitan dengan•
PSAK 23: Pendapatan, yang
diadopsi dari IAS 18: Revenue;
ED ISAK 9 berkaitan dengan•
PSAK 16: Aset Tetap, yang
diadopsi dari IAS 16: Property,Plant, and Equipment , dan PSAK
57: Kewajiban Diestimasi,
Kewajiban Kontinjensi dan Aset
Kontinjensi, yang diadopsi dari
IAS 37: Provisions, Contingent
Liabilities and Contingent Assets.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 58/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 58
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
K IFRS
Untuk ED PSAK dan ED
ISAK tersebut di atas masyarakat
masih dapat memberikan tanggapan,komentar, saran-saran dan masukan
untuk menyempurnakan drat tersebut.
Tanggapan tertulis atas drat tersebut
sudah harus diterima DSAK-IAI paling
lambat pada tanggal 30 November
2009.
Maju teru!
Sebagaimana telah dikemukakan
pada edisi sebelumnya, entitas telah diberi
waktu dua tahun untuk mempersiapkan
diri dalam menerapkan PSAK 50 (Revisi
2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), tetapibanyak entitas yang belum siap, khususnya
dari industri perbankan, dan akhirnya
pada tanggal 23 Desember 2008, saat
IAI merayakan ulang tahun yang ke-51,
Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN)
IAI menyetujui bahwa PSAK 50 (Revisi
2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang
semula berlaku eekti untuk periode
yang dimulai pada atau setelah tanggal
1 Januari 2009 diubah menjadi untuk
periode yang dimulai pada atau setelah
1 Januari 2010, dan selanjutnya hal ini
diumumkan oleh Ketua DSAK melalui
surat nomor 1705/DSAK/IAI/XII/2008tanggal 30 Desember 2008.
Sementara entitas masih
berkutat mempersiapkan diri untuk
mengimplementasikan PSAK 50 (Revisi
2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006),di pihak lain International Accounting
Standards Board (IASB) telah merevisi:
IAS 32 Financial Instruments: Presentation,
IAS 39 Financial Instruments: Recognition
and Measurement , dan IFRS 7 Financial
Instruments: Disclosures, dan sekarang IASB
sedang membahas drat perubahannya.
DSAK telah menerbitkan
ED PSAK 31 (Revisi 2009) tentang
Instrumen Keuangan: Pengungkapan,
yang mengadopsi IFRS 7 (2008) Financial
Instruments: Disclosure, termasuk
amandemen IFRS 7 pada bulan Oktober
2008. ED PSAK 31 (Revisi 2009) telahdipublikasikan dan diharapkan tanggapan
tertulis diterima DSAK paling lambat 31
Maret 2009, tetapi sampai sekarang ED
PSAK 31 (Revisi 2009) tersebut belum
disahkan menjadi PSAK.
Ketika penulis berbincang-
bincang dengan Ketua DSAK-IAI dalam
acara public hearing pada tanggal 13
Oktober 2009, diketahui bahwa ED
PSAK 31 (Revisi 2009) memang telah
ditunda, tetapi DSAK-IAI bertekad untuk
tidak menunda lagi pelaksanaan PSAK 50
(Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006),
meskipun IASB sedang membahas drat perubahan IAS/IFRS-nya.
Kita dapat memaklumi bahwa
apabila kita melihat target yang kita kejar
“sedang bergerak maju” dan oleh karena
itu kita memutuskan “berhenti dulu,”
maka jarak antara kita dan target yangdikejar akan bertambah jauh. Dengan
demikian, kita harus terus maju!
Namun, alangkah bijaksananya
jika kita tidak “asal maju,” melainkan
segera menganalisis (gap analysis) dan
mempertimbangkan terlebih dahulu
segala dampak dan rentang waktu antara
kondisi sekarang, yang akan segera
berlaku, dan estimasi perubahan setelah
rentang waktu tertentu.
Sebagai contoh, ketika pada
tanggal 16 Juni 2009 DSAK-IAI telah
mensahkan PPSAK No. 1 tentang
Pencabutan PSAK 32: AkuntansiKehutanan, PSAK 35: Akuntansi
Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan
PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan
Jalan Tol, ternyata ada PSAK lain yang
mengacu pada PSAK yang telah dicabut
tersebut, yaitu PSAK 14 (Revisi 2008)
tentang Persediaan, pada paragra 02
huru (d), dinyatakan bahwa PSAK 14
(Revisi 2008) diterapkan untuk semua
persediaan, kecuali aset biolojik terkait
dengan hasil hutan (lihat PSAK 32:
Akuntansi Kehutanan). Dengan demikian,
ketika PSAK 32 dicabut, maka kaitan yang
ada pada PSAK 16 (Revisi 2008) menjaditerputus, dan hal ini harus segera diatasi.
Ayo, terus maju!
PERTANYAAN:
PSAK manakah yang tidak berubah prioritasnya untuk disesuaikan dengan IAS/IFRS pada tahun 2009 atau 2010 seperti yang pernah
direncanakan sebelumnya?
JAWABAN:
A. PSAK 22 B. PSAK 18 C. PSAK 4
Pilihlah jawaban yang benar (A atau B atau C) dan jawaban dikirim ke alamat Redaksi Majalah Akuntan Indonesia, disertai guntingan kupon asli
pada majalah ini, dan sudah harus diterima Redaksi paling lambat tanggal 30 November 2009, dan pemenang akan diumumkan pada edisi bulan
Januari 2010.
Disediakan lima hadiah untuk lima orang pemenang, yaitu berupa: dua buah tas (backpack ) Ikatan Akuntan Indonesia, dan tiga buah FlashDisk .
Sesuai yang dijanjikan pada edisi pertama, Kolom IFRS edisi ini dilengkapi dengan pertanyaan dan disediakan hadiah
yang menarik bagi yang berhasil menjawab dengan tepat.
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
KUPON KUIS ai EDISI 20 / 2009
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 59/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
59
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
Intentin
OBJECTIVEs
To encourage research or
the development o various
dimensions o accounting and
accountancy proession in the South East
Asia region.
To encourage the production o original learning materials that would
broaden and enrich the region’s
accounting proession.
CRITERIA
Research grants will be granted or
valuable, insightul, and creative work
that advances the mission o AFA.
Research grant applications will be
evaluated in light o the specicity and
signicance o an applicant’s proposed
project. All projects will be evaluated in
light o the probability o their ruition
within a reasonable time, given the scope
o the project in question.
In evaluating whether a project would
likely be completed within a reasonable
time, consideration will be given to the
magnitude o the project, the work
the applicant has already done prior to
proposal submission, and the applicant’s
productivity o previous research work.
Eligibility Criteria
Applicants or Research Grants must
be a national o an Association o South
East Asian Nations (ASEAN) Member
States. Prior to the consideration o the
AFA Council, the Research Proposal
must be approved and endorsed by the
AFA member body where the Applicant
originated rom.
Research projects which are already
ully unded by another grant or awards
rom another agency, oundation,
institution will not be eligible or this
Grant. AFA however, may reserve the
right to partially und a project which
is already partially unded by another
agency, subject to the provisions o the
original grant. In the case where theapplicant had already received more
than one grant or ellowship or the
same project, details o the earlier grant
should be included in the application.
Evaluation Criteria
For AFA’s consideration, research
projects need:
Focued Reearch1.
Quetion. Proposals must be
supported by clear researchquestions or proposals or
developing them. Projects should
be directed towards meaningul
and value added outcomes.
Results o the research project
should contribute the overall
understanding o accounting
development in South East
Asia. Such contribution must
be communicated to and used
by the region’s accounting
proession. Additional
consideration will be given to
those project proposals thatcan potentially be o value to
other accounting proessional
organizations around the
world.
Convincing Contribution2.
to the Accounting Domain.
Researchers must be able
to demonstrate that their
proposed work can build upon
what is already known about
the specic area or topic being
studied. Projects need to show
that they will make a systematic
and cumulative contribution to
what is known already about
the accounting development,
accounting practice, accountingstructure, and accounting
standards o South East Asia
(and/or other world regions).
In addition, researchers must
demonstrate that their work
opens other opportunities or
uture research.
sound, Clear, and Valid3.
Reearch Method.
Researchers need to show that
they:
have a clear, reasonable,•and easible research
strategy
have clear goals in any•
observations or interviews
being planned
are able to collect data•
necessary or the project
in a practical, systematic,
and ethical manner
can obtain permission•
rom relevant parties
when using proprietary
data or research analysis
are able to use•
appropriate econometric
techniques or research
analysis
can conduct the research•
in a relevant eld o
Criteria and Application Procedure for AFA Research Grants
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 60/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 60
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
Intentin
investigation
use consistent logic when• analyzing and interpreting
data
have their proposal be rst•
extensively critiqued and
meet the quality standards
o the researcher’s
institution beore
submission to AFA.
have easible•
arrangements or
communicating inerence
o their nding with
accounting proessionals,
accounting academics,
or accounting standard
setters
Have strategy for 4.
Communicating and
Preenting the Reearch.
Researchers will need to:
make arrangements to present
their research ndings in an
AFA conerence setting
make arrangement to publiclycommunicate implications
o research ndings to
accountants (proessionals,
academics, standard setters,
etc.)
submit their work or peer
review (both academic and
proessional) as determined by
the AFA research committee
generate a well written research
report or other materials or
publication in ormats thatis relevant or proessional
journals or research journals
prepare a short summary
designed to attract other
accountants to make an
inormed judgement about
whether the research output is
relevant to them
APPLICATION PROCEDUREs
Application Requirement
All applications or AFA Research Grants
must include:
Inormation on the Application•
(contact and background
inormation, current curriculum
vitae) and Co- Applicant(s) , i
applicable.
Research proposal (limited to 7•
single-spaced pages) that addresses
the ollowing:
Brie review o relevant issue•
Description o the issue and its•
importance and relevance to
AFA
Description o methodology•
including proposed data set
and criteria or selecting data
le, sample (e.g., groups used,
exclusions to sample, and
estimated sample sizes),variables
(including selection o variables
and rationale or, using them),
and analytic techniques
Importance o ndings to the•
issue
How does this research advance•
the current state o knowledge
in the accountancy, substantively
or methodologically?
Conceptual or gural model outlining•
the ramework or design o the
study
Statistical model or ormulas,•
appropriately dened, that are
connected to the conceptual model
Variables list (one page, categorized)•
to include the data set variables to
be used
Proposed budget•
Brie list o current other support•
(grants, awards, etc. i applicable)
Attestation o Support rom the•
relevant AFA member body
Reporting requirement
All Research Grantees will be
required to submit a brie (3-6 pages)
progress report mid-way through
the grant period. A nal report will
be submitted at the end o the grant
period. The nal report should be an
article based on the proposed research
and o the quality and in the ormat or
submission to a journal or publication
and presentation at the biennial AFA
Conerence.
Funding diburement
Funding will be linked to the approval
o the progress report and nal report.
Grantees will receive sixty percent
(60%) o the total award at the beginning
o the grant period, twenty percent
(20%) upon acceptance o the progress
report, and twenty percent (20%) upon
acceptance o the nal report. In most
cases awardees may choose whether to
have unds sent directly to them or have
the unds channeled through their home
institutions.
Application submiion
All Proposals must be submitted
through the respective AFA member
body o the Applicant’s jurisdiction or
to each relevant AFA member bodies,
should the Proposal involve joint
applicants rom two or more ASEAN
Member States. Proposals shall only
be considered or review by the AFA
Council once it has been ully endorsed
the originating AFA member body.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 62/68
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A 62
ai
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
K TIK
Selama ini cukup banyak entitas yang
membuat laporan keuangan, mencakup
neraca, laporan laba rugi, laporanperubahan ekuitas, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan menggunakan
peranti lunak Microsot Excel dengan alasan
perhitungannya ada di dalam Excel. Di pihak
lain, cukup banyak pula entitas, bahkan akuntan
publik, yang membuat laporan keuangan
menggunakan Microsot Word dengan alasan
susunan kalimat dan paragra akan lebih
baik jika dibandingkan menggunakan Excel.
Namun, konsekuensi dari penggunaan Word
adalah keterbatasan perhitungan, dan cukup
banyak angka atau data ditulis secara manual
dalam Word, perubahan perhitungan di Excel
terlupakan revisinya dalam Word, sehingga
cukup tinggi kemungkinan salah ketik dan angkaantara yang satu dengan lainnya menjadi “not tie
up”, “not ooting”, dan kesalahan lainnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, sebenarnya kita
dapat mendinamisasi data di Microsot Word
dengan menghubungkannya dengan Microsot
Excel. Caranya sebagai berikut:
1. Bukalah terlebih dahulu aplikasi Microsot
Excel dan siapkan sebuah le untuk
Dinamisasi data di Word berasal daridata di Excel
Teknologi informasidan komunikasi (TIK)atau information and
communication technology (ICT) berkembang sangatpesat. Akuntan tidak bisa
lagi mengabaikan hal ini, dan
jangan sampai dicap gagapteknologi (gaptek). Denganadanya globalisasi maka para
akuntan harus dapat mengikutiperkembangan TIK/ICT agardapat berkompetisi di tingkat
global. Kolom TIK/ICT inidiharapkan memberi manfaat bagi para pembaca Majalah
Akuntan Indonesia (AI).
oleh: Handoko Tomo
Gambar 1
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 63/68
m
i t
r
a
d a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h
a
n
63
ai
M A J A L A H A K U N T A N I N D O N E S I A
membuat dan mengolah data-data
keuangan serta perhitungannya secara
lengkap.
2. Bukalah pula aplikasi Microsot Word
dan siapkan sebuah le untuk menyajikanlaporan keuangan secara lengkap.
3. Contoh, neraca yang sudah dibuat dalam
Excel diblok pada bagian yang akan di-copy
paste link ke dalam halaman di Microsot
Word. Setelah diblok lalu kliklah icon Copy
atau tekan tombol Ctrl dan tombol C
secara berbarengan. Lihat Gambar 1.
4. Tempatkan cursor pada halaman
di Microsot Word, pada tempat
penampungan hasil copy paste special.
Kliklah icon Paste Special dan kemudian
pilihlah Paste Link dan Microsot Oce Excel
2003 Worksheet Object . Lihat Gambar 2
dan 3.
5 .
Setelah diklik OK maka hasilnya dapat
dilihat pada Gambar 4.
6. Cobalah lakukan perubahan pada le
Excel-nya, misalnya ubah angka atau ubah
view dengan mengklik icon Gridlines, dan
lihat dampaknya pada le Word.
7. Lakukan hal serupa untuk komponen
laporan keuangan lainnya.
8. Ingatlah selalu membuka le Excel terlebih
dahulu, dan kemudian membuka le
Word-nya agar tidak terjadi error . Semogabermanaat!
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 64/68
Seingn
ai 64
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h a
n
Bentuk cerita novel sederhananya
persis seperti membuat
cerita anak. “Pada suatu
hari lahirlah seorang anak bernama
(Anda).” Kemudian dalam novel itu
diceritakan bahwa Anda dibesarkan di
keluarga seperti apa, lalu bagaimana
kehidupan keluarga Anda, keadaan
keuangan Anda, karir Anda, seperti
apa kemampuan intelektualitas Anda,
hubungan sosial Anda, kesehatan Anda,
keadaan spiritualitas Anda. Anda pun
menuliskan kapan Anda meninggalkan
dunia ini, termasuk bagaimana caranya
dan kemudian Anda dimakamkan di
mana. Selanjutnya bagaimana keadaan
keluarga dan teman Anda ketika
ditinggalkan oleh seorang yang bernama
(Anda)? Anda tentu mau mencobanya.
Mulailah dan lihat bagaimana pengaruh
novel itu terhadap hidup Anda
selanjutnya.
By the way , apakah di dalam novel
hidup Anda itu Anda juga menyebutkan
tentang pencapaian terbesar Anda
selama hidup Anda? Tentang tujuan
hidup Anda? Kalau belum, coba tuliskan.Kalau sudah, apakah tujuan hidup
dan pencapaiannya itu memang
benar sesuai dengan kemampuan
Anda?
Sebenarnya apa manaatnya membuat
novel tentang diri sendiri itu? Dari novel
itu akan terbaca, tergambarkan, dan
terasakan tentang keyakinan (belies)
apa yang mendasari Anda dalam
menjalani hidup. Kemudian dengan
mengetahui belies Anda tersebut,
Anda bisa menyetel volume hidup
Anda sendiri. Volume tinggi, sedang,
atau rendah, silakan sesuaikan dengan
alasan hidup Anda.
Belief, ikap, dan perilaku
Sebenarnya belies itu apa? Singkatnya
belies itu adalah keyakinan atau percaya.
Misalnya saya mempunyai belies
bahwa saya adalah orang yang pandai
membujuk orang, mempersuasi orang,
atau merayu orang lain sehingga orang
lain tersebut setuju dengan pendapat
saya dan melakukan apa yang saya
skenariokan. Belies yang saya miliki
tersebut membuat saya menjadi lebih
percaya diri (pede ketika menghadapi
orang lain tersebut). Kepedean saya
tersebut selanjutnya akan mempengaruhi
cara saya bicara, cara saya memandang,
cara saya bertingkah, dan seterusnya.
Selanjutnya apabila tujuan saya tercapai,
maka belies saya akan bertambah, saya
bertambah yakin bahwa saya memang
pandai dalam mempersuasi orang lain.
Sebaliknya apabila saya mempunyai
belies bahwa saya tidak pandai dalam
mempengaruhi orang lain atau tidak
pandai mempersuasi orang lain,
maka belies saya tersebut membuat
saya menjadi semakin tidak pede
ketika berhadapan dengan orang
lain. Selanjutnya ketidakpedean itu
akan juga mempengaruhi cara saya
berbicara, cara saya bersikap dan
seterusnya, bahkan mungkin badan
saya pun gemetar. Akibat selanjutnya
bisa ditebak bahwa memang saya tidak
akan bisa mempersuasi orang lain danhasilnya memang demikian, lalu kiran
saya akan bilang, tuuh kan ..memang
kamu tidak bisa mempersuasi orang lain
kok, dan belies bahwa saya tidak bisa
mempengaruhi orang lain akan semakin
besar dan semakin kuat.
Darimanakah datangnya belies? Belies
datang biasanya dari orang lain, bisa
dari ortu, dari teman, dari sesuatu yang
Anda baca, lihat, dengar, atau rasakan.
Anda hanya membuktikan belies yang
Anda miliki tersebut, bila hasilnya sesuai
dan benar, maka belies Anda menjadi
semakin kuat dan bila pembuktian
menurut Anda adalah berbeda, maka
selanjutnya Anda menjadi ragu, atau
Anda jadi mempunyai belies baru
tentang hal tersebut.
Belies tentang balas dendam banyak
ditemukan di lm silat, belies tentang
kepalsuan hidup bisa ditonton di
sinetron, belies tentang kisah heroik
Keyakinan itu ternyata mempengaruhi
sikap dan tingkah lakuSelamat pagi Guys..
Guys..pernahkah Anda membuat sebuah novel tentang hidup Anda sendiri.? Novel yang bercerita tentang Anda, sepenuhnyatentang Anda. Novel itu dimulai dengan cerita sejak Andalahir di dunia ini dan diakhiri dengan kepergian Anda menujualam selain dunia ini. Persis seperti otobiograf, hanya yangini bentuknya lebih seperti novel, ada ceritanya, ada naik danturunnya, ada pasang dan surutnya, ada gembira dan sedihnya.
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 65/68
Seingn
ai65
m
i t
r
a
d
a
l
a
m
p
e
r
u
b
a
h a
n
bisa dibaca di buku biogra. Belies
tentang nilai hidup, arti hidup, dan sikap
hidup biasanya diturunkan orang tua
kepada anaknya. Belies apa yang Andaterima dari Ayah dan Ibu Anda? Belies
apa yang Anda turunkan kepada anak-
anak Anda?
Belies dapat dianalogikan seperti
sebuah penelitian. Penelitian awal
biasanya dilakukan oleh orang lain.
Tugas Anda hanya membuat penelitian
selanjutnya yang tentu saja hasilnya akan
mengukuhkan atau mementahkan hasil
penelitian orang lain itu. Apabila hasil
penelitian Anda sesuai dengan hasil
penelitian pertama, maka hasil penelitian
yang pertama akan semakin sah.Kebalikannya adalah apabila penelitian
Anda hasilnya menyanggah penelitian
sebelumnya, maka hasil penelitian
sebelumnya menjadi diragukan.
Beliefs yang excellent
Anda bisa bayangkan apabila ada
seorang Ayah yang berkata kepada
anaknya ”dasar anak nakal, ternyata
kamu berbohong pada Ayahmu”. Setelah
Ayahnya berkata demikian, menurut
Anda belies apa yang tertanam dalam
benak anak tersebut? Bandingkan
apabila Ayah tersebut berkata ”Kamu
memang anak yang cerdik, kamu
berusaha menutupi kelalaian kamu ya,
dan ternyata Ayah sudah tahu lebih
dulu.” Menurut Anda belies apa yang
terbangun pada diri anak pada contoh
kedua?. Pada contoh yang pertama si
anak akan mempunyai belies yang tidak
excellent, sedangkan pada contoh yang
kedua maka sang anak akan mempunyai
belies yang excellent.
Memangnya sesorang tidak boleh
mempunyai belies yang tidak excellent? Jawabannya, boleh-boleh saja, tetapi
sikap dan tingkah laku apa yang Anda
hasilkan dari memiliki belies yang tidak
excellent itu? Apakah memang Anda
adalah seperti itu? Kalau memang
”iya” ya sudah, tetapi jika bukan itu
sikap dan perilaku yang Anda inginkan,
maka ini namanya tidak kongruen. Ada
ketidakkongruenan antara belies yang
Anda yakini dengan sikap dan perilaku
Anda. Ketidakkongruenan antara
belies dengan perilaku inilah yang
mengakibatkan ketidakbahagiaan.
Sekarang bagaimana caranya keluar
dari lingkaran belies tersebut? Kalau
saya ditanya bagaimana caranya,
jawabanya sama dengan ketika saya
ditanya bagaimana caranya berhenti
merokok?.. jawabannya sama, ”yaa,
berhenti saja, titik” atau ”yaa, keluar
saja dari lingkarannya.” Bagaimana
detailnya? Lakukan sesuatu yang belum
pernah Anda lakukan sebelumnya.
Kenapa? karena pak Einstein bilang,
adalah mustahil kalau Anda berharap
menghasilkan sesuatu yang berbedapadahal selalu mengerjakan hal yang
sama terus menerus. Dengan melakukan
suatu hal yang berbeda yang belum
pernah Anda lakukan sebelumnya, maka
Anda akan mempunyai pengalaman
baru yang belum pernah Anda miliki
sebelumnya. Selanjutnya pengalaman
itu akan membuktikan sesuatu yang
baru untuk Anda. Satu pertanyaan
untuk Anda, kapan terakhir kali Anda
melakukan sesuatu yang belum pernah
Anda lakukan sebelumnya? Belies baru
apa yang Anda peroleh?
Mungkin Anda bergumam, mudah
memang menjawabnya, pelaksanaannya
kan tidak semudah itu!.. naaah tuuh
Anda sekarang punya belies baru
bahwa untuk keluar dari lingkaran itu
adalah SULIT. Siapakah yang pernah
memberitahukan kepada Anda bahwa
untuk keluar dari lingkaran belies itu
sulit? Demikianlah selamanya akan
menjadi sulit sampai dengan Anda
memutuskan bahwa untuk keluar dari
lingkaran adalah GAMPANG. Demikian
juga untuk berhenti dari merokok, atau
pun untuk memulai sesuatu yang baru,
semuanya dimulai dari belies Anda
sendiri.
Apakah pekerjaan sehari-hari Anda
sekarang? Sebagai akuntan pendidik,
atau sektor publik, manajemen, atau
akuntan publik? Lalu apa kepercayaan
Anda tentang pekerjaan Anda saat
ini? Apakah Anda merasa mendidik
itu mudah dan menyenangkan?, atau
bekerja di pemerintah itu nyaman
dan aman?, atau bekerja di swasta ini
keren dan gampang?, atau menjadi
akuntan publik itu banyak uang danmenyenangkan?. Apapun keyakinan
Anda, hal itu akan mempengaruhi
Anda dalam setiap sikap, tindakan, dan
keputusan yang Anda ambil.
Melihat belief orang lain
Setelah Anda sekarang tahu dan
percaya bahwa ternyata belies itu
mempengaruhi sikap dan perilaku,
maka sebenarnya Anda sekarang pun
sudah bisa mengetahui belies orang
tersebut. Bagaimana caranya? Mudah,yaitu dengan cara melihat sikap dan
perilakunya sehari hari. Kalau orang
tersebut tidak bersemangat, maka
kira-kira apa belies yang ada di benak
orang itu? Sebaliknya apabila orang itu
sangat antusias dan meyakinkan dalam
melakukan sesuatu, kira-kira belies apa
yang ada di belakang kiran orang itu?
Congratulation! Sekarang Anda tahu.
Pernahkan Anda merasakan bedanya
waktu pagi, siang, sore, atau malam hari?
Di waktu manakah anda merasa paling
semangat? Pagi hari? Oke... Anda mau
mencoba suatu hal yang baru? Cobalah
mengatakan hanya selamat pagi kepada
semua orang. Hilangkan kata siang,
sore, atau malam dari kamus bahasa di
kiran Anda. Termasuk juga perasaan
Anda, bujuklah diri Anda sendiri dan
katakan bahwa mulai sekarang sudah
tidak ada lagi siang, sore, pun malam,
yang ada adalah pagi. Diri Anda pasti
mau menerima usulan Anda, karena
Anda adalah mahluk paling sempurna di
alam ini, jadi semua yang Anda butuhkan
untuk meyakinkan diri Anda selalu ada
pada diri Anda sendiri. Anda rasakan
perbedaan yang terjadi dalam beberapa
hari ini. Selamat pagiiii Guys..
Heliantono (Assue)
Member The Society o NLP
Certied Hypnotherapist
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 66/68
p o
t o n
g
d i
s i n
i
Pembayaran Tunai Transfer
Pembayaran transfer:
ke rekening IAI Wilayah Jakarta
Bank Central Asia
A/C No. 092.3009318
Kirimkan formulir ini ke:
Redaksi Majalah Akuntan indonesia Bagian LanggananTelp No. 83707344, 8353588, Fax No. 8290324
Tanda tangan :_____________________________________
Saya berminat berlangganan majalah Akuntan Indonesia :
Nama : ..........................................................................................................
Alamat : ..........................................................................................................
Telp/Hp/Fax : ..........................................................................................................Paket yang dipilih : ..........................................................................................................
Mulai Edisi : ..........................................................................................................
Edisi No.11/Tahun II/September2008ai A K U N T A N I N D O N E S I A
mitra d a la m p erub a ha n
Harga Rp. 20.000,- (Pulau Jawa)
Rp. 22.500,- (Luar Jawa)
SUKSESI KEPENGURUSAN
IAI WILAYAHJAKARTA
2008
BUDGETING:
CASH VSACCRUALBUDGETING
BEYOND BUDGETING
ACTIVITY BASED BUDGETING
REALISASIAPBN RENDAH?
Formulir Berlangganan
Pulau Jawa Rp. 20.000 ,-
Paket 1 = 12 Edisi Rp. 216.000 ,- (Harga termasuk diskon 10%)
Paket 2 = 6 Edisi Rp. 114.000 ,- (Harga termasuk diskon 5%)
Luar Pulau Jawa Rp. 22.500,- :
Paket 1 = 12 Edisi Rp. 243.000,- (Harga termasuk diskon 10%)
Paket 2 = 6 Edisi Rp. 128.000,- (Harga termasuk diskon 5%)
7/16/2019 ai_edisi_20
http://slidepdf.com/reader/full/aiedisi20 67/68
Gempa di Bumi Andalastelah membuka mata hati kita akan arti
persaudaraan, ketulusan dan kesadaran untuk
berbagi dengan sesamaIKATAN AKUNTAN INDONESIA
melalui program “Akuntan Peduli”akan turut membantu meringankan beban
saudara-saudara kita.
Kami mengetuk hati sanubariPARA ANGGOTA IAI untuk bersama-sama
membantu menyumbangkan dananya melaluiprogram “Akuntan Peduli” dengan
mentransfer langsung ke:Rekening atas nama: Ikatan Akuntan Indonesia
Nomor Rekening: 122.0004.610.658Bank: Mandiri KCP Jakarta Cik Ditiro
Atas partisipasi dan keikhlasanPARA ANGGOTA IAI kami mengucapkan
terima kasih.Sumbangan akan kami salurkan langsung
melalui IAI Wilayah Sumatera Barat danIAI Wilayah Jambi.
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Graha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng Jakarta 10310Telp: (021) 3190 4232 Fax: (021) 724 5078E-mail: [email protected] — Website: www.iaiglobal.or.id