aidul.docx

20
1. PENDAHULUAN Studi Perencanaan Wilayah dan Kota merupakan studi yang memiliki ruang lingkup yang luas. Selain ruang lingkup yang luas, pembahasan dalam ruang lingkup Perencanaan Wilayah dan Kota merupakan pembahasan yang selalu bersifat up to date. Hal tersebut dikarenakan Perencanana Wilayah dan Kota memiliki output atau goal di waktu mendatang yang erat kaitannya dengan kondisi yang lebih awal. Adapun berbagai permasalahan yang dihadapi dalam suatu proses perencanaan selalu membutuhkan penyelesaian yang ilmiah yang didapatkan melalui suatu penelitian. Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah. Adapun fungsi dari penelitian adalah untuk mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi segala kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Adapun penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar (basic research) dan dapat pula sangat konkret dan spesifik(Dharmanto, 2007). Pada dasarnya suatu penelitian dapat dilakukan dengan baik apabila diikuti dengan metode penelitian yang benar dan baik. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,empiris dan sistematis(Sugiyono, 2008). Adapun setelah suatu penelitian dilakukan, data hasil dari penelitian harus dianalisis. Adapun salah satu metode analisis adalah metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan salah satu analisis yang kerap digunakan dalam studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Biasanya analisis deskriptif digunakan untuk membuat gambaran umum hasil penelitian dan memberikan penjelasan yang bersifat deskriptif dan rinci. Analisis deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan datan secara umum. Analisis deskripsi ini meliputi beberapa hal, yakni : distribusi frekuensi, pengukuran tendensi sentral, dan pengukuran variabilitas(Wiyono, 2001). 1

Transcript of aidul.docx

1. PENDAHULUAN

Studi Perencanaan Wilayah dan Kota merupakan studi yang memiliki ruang lingkup yang luas. Selain ruang lingkup yang luas, pembahasan dalam ruang lingkup Perencanaan Wilayah dan Kota merupakan pembahasan yang selalu bersifat up to date. Hal tersebut dikarenakan Perencanana Wilayah dan Kota memiliki output atau goal di waktu mendatang yang erat kaitannya dengan kondisi yang lebih awal. Adapun berbagai permasalahan yang dihadapi dalam suatu proses perencanaan selalu membutuhkan penyelesaian yang ilmiah yang didapatkan melalui suatu penelitian. Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah. Adapun fungsi dari penelitian adalah untuk mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi segala kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Adapun penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar (basic research) dan dapat pula sangat konkret dan spesifik(Dharmanto, 2007).Pada dasarnya suatu penelitian dapat dilakukan dengan baik apabila diikuti dengan metode penelitian yang benar dan baik. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,empiris dan sistematis(Sugiyono, 2008). Adapun setelah suatu penelitian dilakukan, data hasil dari penelitian harus dianalisis. Adapun salah satu metode analisis adalah metode analisis deskriptif.Analisis deskriptif merupakan salah satu analisis yang kerap digunakan dalam studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Biasanya analisis deskriptif digunakan untuk membuat gambaran umum hasil penelitian dan memberikan penjelasan yang bersifat deskriptif dan rinci. Analisis deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan datan secara umum. Analisis deskripsi ini meliputi beberapa hal, yakni : distribusi frekuensi, pengukuran tendensi sentral, dan pengukuran variabilitas(Wiyono, 2001). Adapun yang dimaksud dengan distribusi frekuensi adalah susunan data menurut dasar atau kategori tertentu dalam suatu daftar yang disusun sistematis. Data yang diperoleh dari suatu penelitian biasanya masih berupa data mentah yang acak dan sulit dibaca. Sedangkan pengukuran tendensi sentral merupakan analisis statistik yang secara khusus mendeskripsikan skor representatif. Tendensi sentral menunjukkan tentang letak bagian terbesar dari nilai dalam distribusi.mencakup gambaran frekuensi data secara umum seperti modus, media, dan mean atau rata-rata hitung(Wiyono, 2001). Adapun pengukuran varibilitas adalah pengukuran penyimpangan nilai- nilai data dari pusatnya. Ukuran variabilitas merupakan ukuran yang menyatakan nilai- nilai data yang berbeda dengan nilai - nilai pusatnya. Ukuran variabilitas disebut juga ukuran dispersi atau ukuran penyimpangan. Fungsi utama pengukuran variabilitis adalah untuk menggambarkan variasi atau penyimpangan data. Melalui pengukuran variabilitas dapat diketahui homogenitas atau heterogenitas data. Dengan demikian, jelas bahwa materi ini memiliki tingkat relevansi yang sangat tinggi, yakni untuk mendeskripsikan variasi data secara keseluruhan(Wiyono, 2001)Serangkaian uraian di atas menunjukkan bahwa metode analisis deskriptif merupakan salah satu metode analisis dalam statistik yang memiliki peranan penting. Adapun khususnya di bidang PWK metode analisis deskriptif memiliki peranan untuk membuat gambaran umum hasil dari suatu studi kasus. Analisis deskriptif dapat menjelaskan data secara detail dengan menunjukkan beragam distribusi frekuensi, pengukuran tendensi dan pengukuran variabilitas.

2. STUDI KASUSKabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah penduduk Kabupaten Bantul adalah 955015 yang tersebar di 17 kecamatan dengan luas total 508,58 Km2. Adapun dalam hal ini Kabupaten Bantul memiliki kontribusi terhadap perkembangan dan pertumbuhan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu aspek yang penting yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Bantul untuk Kabupaten Bantu sendiri maupun untuk Provinsi DIY adalah kesehatan. Daerah atau wilayah yang memiliki penduduk sehat memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang, karena penduduknya dapat beraktivitas dengan baik. Adapun dalam hal ini kesehatan penduduk Bantul dapat ditunjang dengan keberadaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Bantul tersebut.Fasilitas Kesehatan merupakan hal yang vital dari suatu wilayah. Fasilitas kesehatan merupakan sarana kesehatan yang mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera. Suatu wilayah yang baik harus mampu menyediakan sarana penunjang kesehatan bagi masyarakatnya, karena setiap masyarakat berhak untuk memperoleh hak dasar yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan yang diatur dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 3 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 telah menetapkan bidang kesehatan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh suatu Kabupaten atau kota. Adapun pelayanan fasilitas kesehatan dapat diidentifikasi melalui standar pelayanan minimal sarana kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2011.Pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul dapat diidentifikasi dengan mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul. Adapun pelayanan kesehatan tersebut disesuaikan dengan standar pelayanan kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2011. Salah satu fasilitas kesehatan yang dapat menggambarkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul adalah pelayanan dari puskesmas dan puskesmas pembantu di mana tiap 120.000 jiwa penduduk harus dilayani oleh minimal 1 puskesmas dan tiap 30.000 jiwa penduduk harus dilayani oleh minimal 1puskesmas pembantu(Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2011). Adapun dalam hal ini analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui gambaran umum pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu di Kabupaten Bantul adalah dengan analisis deskriptif. Data yang diperlukan dalam analisis deskriptif tersebut adalah sebagai berikut :Tabel 1Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Kabupaten Bantul Menurut Kecamatan

NoKecamatanJumlah PendudukJumlah PuskesmasJumlah Puskesmas Pembantu

1Srandakan2893512

2Sanden2993913

3Kretek2982914

4Pundong3209713

5Bambanglipuro3792113

6Pandak4855822

NoKecamatanJumlah PendudukJumlah PuskesmasJumlah Puskesmas Pembantu

7Bantul6134425

8Jetis5359223

9Imogiri5753425

10Dlingo3616526

11Pleret4531614

12Piyungan521625

13Banguntapan13158437

14Sewon11035524

15Kasihan11927122

16Pajangan3446713

17Sedayu4595225

Sumber : Badan Pusat Statistik Bantul, 2014

3. HASIL DAN PEMBAHASANHasil dan pembahasan mengenai analisis deskriptif menggunakan aplikasi SPSS adalah sebagai berikut : A. Statistik DeskriptifStatistik deskriptif ini menganalisis tiga variabel yaitu jumlah penduduk, jumlah puskesmas, dan jumlah puskemas pembantu dibagi menjadi dua uji yaitu Uji Frequencies dan Uji Descriptives.1. Uji FrequenciesTabel 2Statistics

Jumlah PendudukJumlah Puskesmas UmumJumlah Puskesmas Pembantu

NValid171717

Missing000

Mean56177.351.653.88

Median45952.002.004.00

Mode28935a23

Std. Deviation32446.094.6061.453

Variance1.053E9.3682.110

Kurtosis1.204-.479-.354

Std. Error of Kurtosis1.0631.0631.063

Range10264925

Jumlah PendudukJumlah PuskesmasJumlah Puskemas Pembantu

Minimum2893512

Maximum13158437

Sum9550152866

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Pembahasan:a. Jumlah data yang dianalisis (N) adalah 17 kecamatan. Semua data tersebut valid dan tidak ada data yang missing atau data yang tidak diolah baik dari variabel data jumlah penduduk, jumlah puskesmas dan jumlah puskemas pembantu (ditunjukkan dengan jumlah Missing 0). b. Rata-rata data tersebut (Mean) yaitu 56177.35 untuk jumah penduduk yang dibulatkan menjadi 56177 jiwa. Sedangkan rata-rata jumlah puskesmas di tiap kecamatan adalah 1.65 yang dibulatkan menjadi 2 buah puskesmas. Adapun untuk rata-rata jumlah puskesmas pembantu adalah 3.88 puskesmas, yang dibulatkan menjadi 4 puskesmas.c. Median dari variabel data jumlah penduduk adalah 45952 jiwa, sedangkan untuk jumlah puskesmas mediannya adalah 2 puskemas umum. Adapun median puskesmas pembantu adalah 4 puskemas pembantud. Modus pada variabel data jumlah penduduk, adalah tidak ada . Hal tersebut dikarenakan dari ke 17 data yang ada semuanya memiliki nilai yang berbeda (tidak ada kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang sama). Adapun modus dari jumlah puskesmas umum adalah 2 puskesmas dan modus dari jumlah puskemas pembantu 3 puskemas..e. Deviasi standar variabel data jumlah penduduk, jumlah puskemas dan jumlah puskemas pembantu secara keseluruhan datanya bervariasi dengan variabel data jumlah penduduk yang paling bervariasi.f. Variansi dari keempat data tersebut menunjukkan bahwa keempat variabel data tersebut bervariasi. Adapun menurut variansinya, variabel data yang memiliki variansi paling banyak adalah data jumlah penduduk.g. Nilai minimum dari variabel data jumlah penduduk, jumlah puskemas dan puskesmas pembantu berturut-turut adalah 28935 jiwa, 1 puskemas dan 2 puskemas pembantu.h. Nilai maksimum dari variabel data jumlah penduduk, jumlah puskemas dan puskesmas pembantu berturut-turut adalah 131854 jiwa, 3 puskesmas dan 7 puskesmas pembantu.i. Sum dari variabel data jumlah penduduk, jumlah puskemas dan puskemas pembantu berturut-turut adalah 955015 jiwa penduduk, 28 puskesmas dan 66 puskesmas pembantu. Jadi di Kabupaten Bantul terdapat 955015 jiwa penduduk, 28 puskemas dan 66 puskesmas pembantu yang tersebar di 17 kecamatan.

Tabel 3Jumlah Penduduk

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Valid2893515.95.95.9

2982915.95.911.8

2993915.95.917.6

3209715.95.923.5

3446715.95.929.4

3616515.95.935.3

3792115.95.941.2

4531615.95.947.1

4595215.95.952.9

4855815.95.958.8

5215615.95.964.7

5359215.95.970.6

5753415.95.976.5

6134415.95.982.4

11035515.95.988.2

11927115.95.994.1

13158415.95.9100.0

Total17100.0100.0

Pembahasan :Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi di tiap variabel data jumlah penduduk adalah 1. Hal tersebut dikarenakan dari 17 data jumlah penduduk, semuanya merupakan angka yang berbeda, sehingga masing-masing frekuensinya 1. Adapun yang dimaksud Percent di tabel di atas adalah bahwasanya tiap satu data dari keseluruhan variabel data jumlah penduduk memberikan kontribusi 5.9 persen terhadap keseluruhan data. Sedangkan untuk persentase kumpulatis dari data jumlah penduduk memiliki persentase 100%.

Tabel 4 Jumlah Puskesmas Umum

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Valid1741.241.241.2

2952.952.994.1

315.95.9100.0

Total17100.0100.0

Pembahasan :Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi di tiap variabel data jumlah puskesmas adalah 7, 9 dan 1. Adapun arti dari frekuensi 7, 9 dan 1 adalah sebagai berikut :1. Terdapat 7 kecamatan yang memiliki 1 puskemas di dalamnya2. Terdapat 9 kecamatan yang memiliki 2 puskesmas di dalamnya3. Terdapat 1 kecamatan yang memiliki 3 puskesmas di dalamnya.Hal tersebut dikarenakan dari 17 data jumlah penduduk, semuanya merupakan angka yang berbeda, sehingga masing-masing frekuensinya 1. Adapun yang dimaksud Percent di tabel di atas adalah bahwasanya 7 kecamatan yang memiliki 1 puskesmas di dalamnya memberikan kontribusi 41,2% terhadap keseluruhan data. Sembilan kecamatan yang terdiri dari 2 puskesmas di dalamnya memberikan kontribusi sebanyak 52,9% terhadap keseluruhan data, yakni 17 kecamatan. Selain itu, Satu puskemas yang memiliki 3 puskesmas di dalamnya memberikan kontribusis sebesar 5.9%. Sedangkan untuk persentase kumpulatis dari data jumlah penduduk memiliki persentase 100%.

Tabel 5Jumlah Puskesmas Pembantu

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Valid2317.617.617.6

3529.429.447.1

4317.617.664.7

5423.523.588.2

615.95.994.1

715.95.9100.0

Total17100.0100.0

Pembahasan :Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi di tiap variabel data jumlah puskesmas pembantu adalah 1,3,4, dan 5. Adapun arti dari frekuensi 1, 3, 4 dan 5 adalah sebagai berikut :1. Terdapat 3 kecamatan yang memiliki 2 puskemas pembantu di dalamnya2. Terdapat 5 kecamatan yang memiliki 3 puskesmas pembantu di dalamnya3. Terdapat 3 kecamatan yang memiliki 4 puskemas pembantu di dalamnya4. Terdapat 4 kecamatan yang memiliki 5 puskemas pembantu di dalamnya5. Terdapat 1 kecamatan yang memiliki 6 puskemas pembantu di dalamnya6. Terdapat 1 kecamatan yang memiliki 7 puskemas pembantu di dalamnya4. Terdapat 1 kecamatan yang memiliki 3 puskesmas di dalamnya.Adapun yang dimaksud Percent di tabel di atas adalah bahwasanya 3 kecamatan yang memiliki 2 puskesmas di dalamnya memberikan kontribusi 17,6% terhadap keseluruhan data. 5 kecamatan yang memiliki 3 puskesmas pembantu di dalamnya memberikan kontribusi sebesar 29,4%. Adapun 3 kecamatan yang memiliki 4 puskemas pembantu di dalamnya memberikan kontribusi sebesar 17,6%. Sedangkan 4 kecamatan yang memiliki 5 puskesmas pembantu memberikan kontribusi terhadap keseluruhan data sebesar 23,5% dan tiap 1 kecamatan yang memiliki 7 puskesmas pembantu dan 3 puskesmas pembantu memberikan kontribusi sebesar 5,9%. Sedangkan untuk persentase kumpulatis dari data jumlah penduduk memiliki persentase 100%.Berikut ini merupakan salah satu penyajian data yang berbentuk grafik.

Gambar 1Histogram Jumlah Penduduk di Kecamatan Bantul tahun 2013

Gambar 2Histogram Jumlah Puskemas di Kabupaten Bantul tahun 2013

Gambar 2Histogram Jumlah Puskemas Pembantu di Kabupaten Bantul tahun 2013

2. Uji DeskriptifTabel 6 Descriptive Statistics

NRangeMinimumMaximumMeanStd. DeviationVariance

Jumlah Penduduk171026492893513158456177.3532446.0941.053E9

Jumlah Puskesmas Umum172131.65.606.368

Jumlah Puskesmas Pembantu175273.881.4532.110

Valid N (listwise)17

Pembahasan:Dari Uji Descriptive dapat diketahui bahwa setiap variabel data (jumlah penduduk, jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu) mempunyai jumlah data sebanyak 17 buah yang juga merupakan jumlah kecamatan yang ada di Kebupaten Bantul Nilai minimum, maksimum, sum, mean, deviasi standar, dan variansi mempunyai nilai yang sama seperti uji frequency.

3. Kesimpulan yang dapat diketahui dari proses analisisSesuai dengan analisis yang dilakukan ketika praktikum, analisis deskripsi mengenai jumlah penduduk, jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu dapat membantu dalam penentuan kurang atau tidaknya atau bahkan lebihnya pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu di setiap kecamatan di Kabupaten Bantul.Pembahasan :Apabila selisihnya 0 berarti pemenuhan puskesmas dan puskesmas pembantu sudah pas, dan cukup. Adapun apabila angka menunjukkan bilangan positif berarti terdapat kelebihan puskesmas maupun puskesmas pembantu di kecamatan tersebut

KecamatanSelisih SNI Puskesmas UmumSelisih SNI Puskemas Pembantu

Srandakan11

Sanden12

Kretek13

Pundong12

Bambanglipuro12

Pandak21

Bantul13

Jetis21

Imogiri23

Dlingo25

Pleret13

Piyungan23

Banguntapan23

Sewon10

Kasihan1-2

Pajangan12

Sedayu24

Sumber : Analisis Penulis, 2015

4. KESIMPULANSecara keseluruhan Kabupaten Bantul telah mendapatkan pelayanan fasilitas kesehatan khsusunya puskesmas dan puskesmas pembantu. Seluruh kecamatan di Kabupaten Bantul bahkan memiliki puskemas umum yang melebihi dari standar minimal pelayanan puskesmas (lebih dari kebutuhan puskesmas yang dihitung dengan indikator SPM). Adapun untuk puskemas pembantu, kecamatan yang belum mendapatkan pelayanan puskemas pembantu adalah Kecamatan Kasihan.

5. DAFTAR PUSTAKABadan Pusat Statistik Bantul. (2014). BPS Kabupaten Bantul.Dharmanto. (2007). No Ti. Semarang. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdfSugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.Wiyono, B. . (2001). Statistik Pendidikan. Malang: Universitas Muhammadiyaah Malang.

6. PROSES AKUSISI DAN INPUT DATA SERTA TAHAPAN-TAHAPAN DALAM SOFTWARE

LAMPIRANLangkah KerjaBerikut langkah kerja analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut :Input data yang ingin di analisis, agar lebih mudah, input data terlebih dahulu ke dalam excel.

1.11

4.1Input data ke SPSS dengan cara Copy>Paste dari Excel ke SPSS di Opsi Data View43.11Untuk Kecamatan, pada opsi Type di variable view dipilih String dan pada opsi Label, tulis Kecamatan. Untuk jumlah penduduk, jumlah puskesmas dan jumlah puskesmas pembantu, pada opsi Type di variable view dipilih Numeric dan pada opsi Label, tulis Jumlah Penduduk, Jumlah Puskesmas dan Jumlah Pusksmas Pembantu3Buka aplikasi SPSS, dan pilih opsi di variable view. Pada kolom Name, tulis variabel-variabel yang kita gunakan yaitu Kecamatan, jumlah penduduk, jumlah puskesmas, dan jumlah puskesmas pembantu. 2

Sesuai dengan data yang ada, pada range, lowest, pilih 0,49 dan value 0 dan untul Highest, pilih 0,5 dan value diisi angka 1>Ok> simpan dengan nama SNi_pusum _Record8.187.27.1SNI Puskesmas umum dibulatkan dan dibuat kelas dengan cara > Transform >Recode to Different Variables> Pilih SNI_Puskesmas_Umum> Old and New Values 7Setelah jumlah puskesas umum sesuai standar SNI ditentukan , maka muncul tabel sebagai berikut65.25.1Selanjutnya analisis mengenai standar pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu terhadap jumlah penduduk dilakukan. Pada menu Transform pilih Compute Variable > Pilih jumlah penduduk di kolom Numeric Expression. Pilih operasi pengurangan bagi (/) 120000 dan pada Target Value diketik SNI_Puskesmas_Umum. Nb : 120.000 adalah standar pelayanan puskesmas umum5

Lakukan hal yang sama terhadap data jumlah puskemas pembantu dengan standar pelayanan minimal 30.000 jiwa

10.Hitung selisih eksisting puskesmas dengan SNI puskemas yang sudah dihitung. Transform >Compute Variable> pilih Puskemas_Umum>pilih opsi pengurangan> pilih SNI_Pusum_record_Ok9

11.Selanjutnya Uj Deskriptif dengan uji Frequencies. Klik Analyze > Descriptive > Frequencies

Pada box Frequencies pilih variabel yang akan dianalisis, yaitu jumlah penduduk, jumlah puskesmas dan jumlah puskesmas pembantu123.

Klik statistics dan analisis yang dibutuhkan dicentang

133.Pada opsi Charts, pilih Bar Charts (sesuai keinginan) dan pada opsi Format pilih ascending values atau dancompare variables kemudian pilih continue..

Output akan muncul165155Pada Box Descriptives pilih data variabel yang akan dianalisis, yakni jumlah penduduk, jumlah puskemas dan puskemas pembantu > OkcUji Descriptives. Klik Analyze Decriptive Statistics > Descriptives1413.213.1133.

5