Agung wicaksono trtkm_diskusi publik pwyp
-
Upload
publish-what-you-pay-pwyp-indonesia -
Category
Government & Nonprofit
-
view
208 -
download
1
Transcript of Agung wicaksono trtkm_diskusi publik pwyp
REFORMASI TATA KELOLA MINYAK DAN GAS BUMI
Diskusi Publik “Publish What You Pay” Rabu, 4 Februari 2015 Dr. Agung Wicaksono Tim Reformasi Tata Kelola Migas
2
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800 1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Produksi
Konsumsi
Sumber: BP Statistical Review of World Energy, 2014. Catatan: 1. Meliputi minyak mentah, tight oil, oil sands dan natural gas liquids (NGLs), tidak termasuk
bahan bakar dari sumber lain seperti biomasa, batubara, gas dan turunannya. 2 Permintaan domestik termasuk untuk bunker untuk konsumsi pesawat udara, kapal laut, dan
kebutuhan pengilangan BBM. Konsumsi juga termasuk bahan bakar nabati, turunan batubara dan gas alam.
• produksi minyak terus menurun sementara konsumsi meningkat tajam;
• produksi minyak mentah dan BBM semakin tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri.
INDONESIA – KAYA MINYAK?
PRINSIP-‐PRINSIP REFORMASI TATA KELOLA MIGAS
• Penguatan Kepemimpinan yang berintegritas dan kompeten.
• Penyederhanaan bisnis proses dan perizinan melalui proses standarisasi.
• Penguatan transparansi dalam bisnis proses. • Mengembalikan meritokrasi.
PERLU OVERHAUL SEKTOR ENERGI
4
Tim Reformasi Tata Kelola Migas SKK Migas Unit Pengendali
Kinerja
MENTERI SUDIRMAN SAID
Regaining Trust, RejuvenaOng Bureaucracy, Reforming Energy Sector
FAISAL BASRI AMIEN SUNARYADI WIDHYAWAN
PRAWIRAATMADJA
TIM REFORMASI TATA KELOLA MINYAK DAN GAS BUMI (DIBENTUK 14 NOVEMBER 2014)
Ruang Lingkup Tim Reformasi Tata Kelola Migas: 1. Melakukan inventarisasi terhadap perizinan dalam kegiatan usaha
migas, dari hulu sampai ke hilir 2. Melakukan kajian ulang seluruh proses perizinan dalam kegiatan
usaha migas, dari hulu sampai ke hilir 3. Melakukan kajian dan menyampaikan rekomendasi penataan
ulang kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya migas
4. MemasQkan substansi dan mempercepat revisi UU Migas 5. Memantau proses bisnis subsektor migas untuk mencegah pencari
rente yang Odak berkeadilan 6. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam upaya
penuntasan permasalahan reformasi tata kelola migas 7. Melakukan komunikasi publik untuk mendorong transparansi dan
upaya pembenahan tata kelola migas
6
REKOMENDASI I– KEBIJAKAN PENGELOLAAN BBM
(21 DESEMBER 2014)
REKOMENDASI TIM TENTANG KEBIJAKAN SUBSIDI DAN HARGA PATOKAN BBM
Berikut adalah kebijakan yang direkomendasikan terkait dengan kebijakan subsidi dan perhitungan harga patokan BBM : 1. MenghenQkan impor RON 88 dan Gasoil 0,35% sulfur dan mengganQkannya
masing-‐masing dengan impor Mogas 92 dan Gasoil 0,25% sulfur.
2. Produksi minyak solar oleh kilang di dalam negeri diQngkatkan kualitasnya sehingga setara dengan Gasoil 0,25% sulfur.
3. Mengalihkan produksi kilang domesQk dari bensin RON 88 menjadi bensin RON 92.
Dengan kebijakan di atas, maka : • Formula perhitungan harga patokan menjadi lebih sederhana,
yakni – Harga MOPSMogas 92 + α untuk bensin dengan RON92, dan – Harga MOPSGasoil 0,25% sulfur + α untuk miyak solar;
• Benchmark yang digunakan dalam menghitung HIP menjadi lebih sesuai dengan dinamika pasar;
• Dalam jangka pendek, impor Mogas 92 akan meningkat namun disertai penurunan impor RON 88. Dampak keseluruhannya, terutama dalam jangka panjang, diperkirakan bakal positif.
• Peningkatan produksi RON 92 bisa dilakukan dengan menambahkan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether) pada Pertamax Off untuk mengurangi kadar aromatic yang dihasilkan oleh kilang-kilang minyak Pertamina saat ini
4. Besaran subsidi bensin (RON92) bersifat tetap, misalnya Rp. 500,-‐ per liter.
5. MemperhaQkan kebutuhan minyak solar untuk transportasi publik dan angkutan barang untuk kepenQngan umum, kebijakan subsidi untuk minyak solar dapat menggunakan pola penetapan harga yang berlaku sekarang.
6. Pilihan kebijakan terkait dengan pengalihan produksi kilang domesQk sehingga seluruhnya dapat memproduksi bensin RON 92: – Dilakukan pembaruan kilang domesQk sehingga produksi Bensin RON 88 dapat diganQkan dengan Bensin RON 92, dengan masa transisi selama waktu tertentu.
-‐ Pengelolaan fasilitas kilang TPPI diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina untuk memungkinkan peningkatan produksi bensin RON 92 dapat dilakukan maksimal.
-‐ Selama masa transisi, produk RON 88 yang diproduksi dipasarkan di wilayah sekitar lokasi kilang atau diserahkan kepada kebijakan Pertamina
-‐ Besaran subsidi per liter untuk RON 88 lebih kecil dari subsidi untuk Mogas 92;
-‐ Fasilitasi pemerintah untuk mempercepat pembaruan dan perluasan fasilitas kilang
-‐ Harga patokan Bensin RON 88 yang digunakan menggunakan HIP dengan formula perhitungan yang berlaku saat ini.
11
REKOMENDASI II – PETRAL (30 DESEMBER 2014)
REKOMENDASI
Tim merekomendasikan langkah dan kebijakan sebagai berikut: (1) Menata ulang seluruh proses dan kewenangan penjualan dan pengadaan
minyak mentah dan BBM.
(2) Tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM tidak lagi oleh Petral melainkan dilakukan oleh ISC (integrated supply chain) Pertamina: • Petral dapat menjadi salah satu peserta lelang pengadaan dan penjualan minyak mentah
dan BBM yang dilaksanakan oleh ISC. • Petral mengefektiIan fungsinya dalam market intelligence di pasar minyak global dan
regional sebagai masukan bagi ISC. • Penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM oleh ISC dilakukan melalui proses
tender terbuka dengan mengundang semua vendor terdaftar yang kredibel dan tidak terbatas pada NOC.
• tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM dilakukan di Indonesia yang dilaksanakan oleh ISC Pertamina sehingga tunduk sepenuhnya pada hukum dan perundang-‐undangan yang berlaku di Indonesia. Dengan begitu, auditor dan penegak hukum (BPK, KPK dan lain-‐lain) dapat menjalankan fungsinya secara optimal.
12
(3) Mengganti secepatnya manajemen Petral dan ISC dari tingkat pimpinan tertinggi hingga manajer;
(4) Menyusun roadmap menuju “world class oil trading company” oleh manajemen baru Petral serta mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan.
(5) Melakukan audit forensik agar segala proses yang terjadi di Petral menjadi terang benderang. Audit forensik agar dilakukan oleh insQtusi audit yang kompeten di Indonesia dan memiliki jangkauan kerja ke Singapura serta negara terkait lainnya. Hasil audit forensik bisa dijadikan sebagai pintu masuk membongkar potensi pidana, khususnya membongkar prakQk mafia migas.
14
REKOMENDASI SELANJUTNYA – TATA KELOLA SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI
KOMPLEKSITAS PERIZINAN MIGAS YANG MENGHAMBAT EKSPLORASI, PENINGKATAN PRODUKSI DAN TRANSPARANSI
15
284 Proses Perizinan
600. 000 lembar Persyaratan Perizinan
Diterbitkan oleh17 instansi, sebanyak
5000 izin/tahun
69 Jenis Perizinan 69
CONTOH PERIZINAN MIGAS YANG PERLU DI-SATU ATAP-KAN
16
þ Izin Kawasan Hutan
þ Izin Dumping Limbah Pemboran
þ Izin Perpotongan/ Persinggungan Lintas Kereta Api
þ Izin Penggunaan Kapal Asing
“Negara kita ini sering mengalami situasi, di mana kaki kanan kita terikat oleh peraturan yang dibuat oleh tangan kiri kita, karena
Cdak saling bicara satu sama lain (Kuntoro Mangkusubroto, 2010)
þ Pembebasan lahan
þ Izin Dari Pemprov þ Izin Dari Pemkab
þ Peraturan Dry Docking PSO/FPSO
þ Izin Kawasan Hutan
TERIMA KASIH