Agenda UASnew

72
PENDAFTARAN & PENDATAAN (Ps. 9 & 10 ) PENDAFTARAN : WP AKTIF mendaftarkan OP & SP MENGGUNAKAN SPOP SPOP hrs diisi : Jelas, Benar, Lengkap Tanda Tangan SPOP dikirim ke KPPBB dl waktu 30 hari, apabila lewat 30 hr terbit Surat Tegoran, Apabila SPOP kembali, terbit: SPPT,STTS,DHKP PENDATAAN : FISKUS AKTIF 47

Transcript of Agenda UASnew

Page 1: Agenda UASnew

PENDAFTARAN & PENDATAAN(Ps. 9 & 10 )

• PENDAFTARAN :WP AKTIF mendaftarkan OP & SPMENGGUNAKAN SPOPSPOP hrs diisi : Jelas, Benar, Lengkap

Tanda TanganSPOP dikirim ke KPPBB dl waktu 30 hari, apabila lewat 30 hr terbit Surat Tegoran,Apabila SPOP kembali, terbit: SPPT,STTS,DHKP

• PENDATAAN : FISKUS AKTIF

47

Page 2: Agenda UASnew

2

WAJIB PAJAK MENGISI SPOP

• JELAS• BENAR • LENGKAP• DITANDATANGANI

PENDATAANPasal 9 ayat (1), (2), (3)

Page 3: Agenda UASnew
Page 4: Agenda UASnew
Page 5: Agenda UASnew

5

NOMOR OBJEK PAJAK (NOP)

STRUKTUR NOP • Misalnya NOP : 31.73.050.001.004-0056.0• Kode 31.73.050.001 adalah kode wilayah kelurahan Rawasari, kecamatan Cempaka Putih,

Jakarta Pusat• Kode 004 adalah kode blok 004 di kelurahan tersebut• Kode 0056 adalah nomor urut 0056 di blok tersebut• Kode 0 adalah kode khusus

Page 6: Agenda UASnew

MATRIK PERBANDINGAN

UU PBB UU PDRD

Subjek

Orang atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasa dan/atau memanfaatkan atas bangunan

sama

ObjekBumi dan/atau bangunan Bumi dan/atau bangunan, kecuali

kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan

TarifSebesar 0,5% 0,2%

Paling Tinggi 0,3%

NJKP20% s.d. 100% (PP 25 Tahun 2002 ditetapkan sebesar 20% atau 40%)

Tidak Dipergunakan

NJOPTKPSetinggi-tingginya Rp24 Juta Paling Rendah Rp10 Juta

PBB Terutang0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP) atau 0,5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP)

0,3% x (NJOP-NJOPTKP)

Page 7: Agenda UASnew

PBB = Tarif x

NJKP

Page 8: Agenda UASnew

TATA CARA PEMBAYARAN

• WP langsung ke Bank/K.Pos TP• Melalui PB/Transfer Uang• Melalui Petugas Pemungut/Petugas Jemput

Bola Pembayaran PBB• Melalui ATM

48

Page 9: Agenda UASnew

TATA CARA PEMBAYARAN.( Ps. 11 )

KPP Pratama

SPPT 6 BULAN

1BULAN

1 BULAN

TEMPAT PEMBAYARAN

(Bank,Kant.Pos dan Giro atau tempat yg ditunjuk).

49

SKP

STP

Page 10: Agenda UASnew

PENAGIHAN DAN SANKSI ADMINISTRASI PBB

SPOP30 HARI TIDAK

ya

6 bulanSKP + 25% dari

Selisih Pajak

1 bulan

1 bulantegoran

7 hari

2x24 jam

tercepat10 hariKLN

21 hari

50

DIKEMBALIKAN

SPPT

SPOP tdk Benar

Jatuh Tempo

STP + Bunga 2%Per bln maks 24 bl Jatuh tempo S P

SPMPPermintaan jadual

Waktu & tempat lelang

SKP + denda 25%Dari POKOK

Page 11: Agenda UASnew

KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

( Ps. 15 dan 16 )

Peraturan Direktur Jenderal Pajak No: PER-25/PJ./2009 Tgl.16 Maret 2009

Stdd PER-16/PJ./2010

51

Page 12: Agenda UASnew

TIMBULNYA KEBERATAN PBB

• WP tdk sependapat dengan fiskus atas isi SPPT / SKP mengenai :

Keluasan bumi dan/atau bangunan NJOP Bumi dan/atau Bangunan Perbedaan penafsiran UU/Peraturan :NJKP

52

Page 13: Agenda UASnew

SYARAT-SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN

• Syarat Formal :1. Pengajuan dl waktu 3 bln 2. Dl keadaan terpaksa dpt lebih dari 3 bln3. Diajukan secara tertulis4. Diajukan kpd Dirjen Pajak melalui KPP Pratama5. Apabila dikuasakan hrs ada surat kuasa

53

Page 14: Agenda UASnew

SYARAT-SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN

• Syarat Materiil :1. Satu SPPT/SKP satu Surat Keberatan, kecuali

yang kolektif melalui Lurah/Kades2. Mengemukakan alasan yang jelas dan

mencantumkan besar PBB menurut WP

54

Page 15: Agenda UASnew

PENGAJUAN KEBERATAN

• Ketetapan sampai dengan Rp200.000,- dpt diajukan perorangan atau kolektif.

• Ketetapan di atas Rp200.000,- diajukan secara perorangan

55

Page 16: Agenda UASnew

PENELITIAN LAPANGAN

• KPP Pratama : OP tdk dlm 1 Kab/Kota dengan Kanwil dan diajukan kolektif

• Kanwil DJP & KPP Pratama : OP tdk dlm 1 Kab/Kota dengan Kanwil dan diajukan perorangan

• Kanwil DJP : OP berada dlm 1 Kab/Kota dengan Kanwil DJP

56

Page 17: Agenda UASnew

MEKANISME KEBERATAN PBB

WPKPPrat.

KANWIL DJPpermohonan

3 bln sejakterima SPPT/SKP

diteruskan14 hari

Penelitian

Keputusan(12 bln)

1. Menerima 2. Menolak

3. Menambah pajak

Banding( 3 bln )

Pngdl.Pajak

Page 18: Agenda UASnew

SEBAB-SEBAB PENGURANGAN(Ps.19 UU PBB; PerMenKeu:110/PMK.03/09; Tgl.17-6-09)

• Karena kondisi tertentu OP yg ada hubungannya dg SP atau sebab-sebab tertentu lainnya

• Objek Pajak terkena bencana alam atau sebab-sebab lain yang luar biasa (maks: 100%)

Ket: Bencana Alam: gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor.

Sebab lain yg luar biasa: kebakaran, wabah penyakit tanaman, wabah hama tanaman

58

Page 19: Agenda UASnew

KONDISI TERTENTU OP yg ada hubnyadgn SP dn/a karena sebab2 tertentu lainnya

• Objek Pajak yg Wpnya op veteran pejuang kemerdekaan, veteran pembela kemerdekaan, penerima tanda jasa bintang gerilya, atau janda/dudanya ( 75%)

• Objek Pajak berupa pertanian/perkebunan/ perikanan /peternakan yg hasilnya sangat terbatas milik op yang berpenghasilan rendah (maks:75%)

• Objek Pajak milik op berpenghasilan rendah yg NJOPnya meningkat krn perub.lingk dan dampak pembangunan (maks: 75%)

• Objek Pajak milik op yg penghasilannya semata-mata dari pensiunan shg kewajiban PBB sulit dipenuhi (maks: 75%)

• Objek Pajak milik op yg berpenghasilan rendah shg kewajiban PBBnya sulit dipenuhi (maks: 75%)

• Objek Pajak milik badan yg mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas pd thn pajak sebelumnya shg tdk dpt memnuhi kewajiban rutin (maks: 75%)

59

Page 20: Agenda UASnew

Tata Cara Pengajuan Pengurangan PBB

• Berdasarkan permohonan WP• Dapat diajukan secara:

a. perseorangan utk SKPb. perseorangan atau kolektif utk SPPTPermohonan kolektif (SPPT) dapat diajukan:

> Sebelum SPPT terbit (khusus Veteran) utk ketetapan maks. 500 juta> Setelah SPPT terbit:1). Khusus Veteran dng ketetapan maks: 500 juta2). Orang Pribadi selain Veteran dng ketetapan maks: 200 ribu3). Karena bencana alam dan sebab lain yang luar biasa

dengan ketetapan PBB maks: 500 juta

Page 21: Agenda UASnew

Tata Cara Pengajuan Pengurangan PBB

Pengajuan secara perseorangan:a. satu permohonan utk 1 SPPT/ SKPb. Diajukan tertulis dl bah Indonesia kpd Kepala KPP Pratama dg mencntumkan

%tase pengurangan disertai alasan yang jelasc. dilampiri fotokopi SPPT/SKPd. ditandatangani WP (bukan WP: Srt Kuasa Khusus utk WP Badan dan WP pribadi

dg pajak terutang >2 juta; Srt Kuasa utk WP pribadi dg pajak terutang maks; 2juta.

e. diajukan dlm waktu 3 bln sejak diterima SPPT atau sejak bencana alam atau sebab lain yg luar biasa, dan 1 bln sejak diterima SKP atau 1 bln sejak diterima SK Keberatan (kecuali Force Mayeur)

f. tidak memiliki tunggakan PBB thn pajak sebelumnya, kecuali karena bencana alam dan sebab lain yg luar biasa

g. tidak diajukan keberatan, atau telah diterbitkan SK Keberatan dan tdk diajukan banding.

Page 22: Agenda UASnew

Tata Cara Pengajuan Pengurangan PBB

Pengajuan secara kolektif:a. Satu permohonan utk bbrp objek dg Tahun Pajak yg samab. Diajukan secara tertulis dg mencantumkan %tase pengurangan dan

alasan yg jelas kpd Kepala KPP Pratama melalui pengurus LVRI atau Organisasi lainnya atau Kepala Desa/Lurah.

c. Diajukan paling lambat tgl 10 Januari tahun pajak bersangkutand. Tidak memiliki tunggakan PBB tahun pajak sebelumnya (kecuali bencana

alam dan sebab lain yg luar biasa)e. Dilampiri fotokopi SPPTf. Diajukan dlm waktu: 3 bln sejak terima SPPT/sejak terjadinya

bencana/sejak sebab lain yg luar biasa (kec: force mayeur)g. Tidak diajukan keberatan atas SPPT yg dimohonkan pengurangan

Page 23: Agenda UASnew

MEKANISME PENGURANGAN PBB

WPKP Pratama(maks.500 juta)

KANWIL DJP( >500jt s/d 1,5 M )

permohonan

3 bln sejakterima SPPT/ 1 blnsejak terimaSKP

diteruskan10 hari

Pen.Lap.

Keputusan

1. Menerima sel/sbgn2. Menolak

Dit.Jen.Pajak( > 1,5 M )

57

Keputusan:KPP, maks: 3 blnKanwil, maks: 4 blnDJP, maks: 6 bln

Lewat waktu:Dikabulkan

Keputusan sesuai permoh. WP

Page 24: Agenda UASnew

PEMBETULAN DAN PEMBATALAN(Ps. 16 & 36 KUP)

• PEMBETULAN (Perdirjen 37/PJ/2008) : Salah tulis, salah hitung, kekeliruan penerapan uu/peraturan dlm SPPT/SKP/STP

• PEMBATALAN (PMK 111/PMK.03/2009):OP tidak ada, Hak SP thd OP batal (put.pengadilan), OP menjadi Fasum/Fasos,SPPT ganda

63

Page 25: Agenda UASnew

25

1. DASAR HUKUM• Pasal 49 UU KUP 1983• Pasal 13 dan 15 UU KUP 2000 dan 2007

2. PRODUK PENETAPAN PBB• SPPT;• SKP;• STP.

DALUWARSA

Page 26: Agenda UASnew

26

3. WAKTU DALUWARSA• untuk Tahun Pajak 2002 dan sebelumnya, daluwarsa 10

(sepuluh) tahun sejak berakhirnya Tahun Pajak;• untuk Tahun Pajak 2003 sampai dengan Tahun Pajak

2007, daluwarsa pada akhir Tahun Pajak 2013;• untuk Tahun Pajak 2008 dan seterusnya, daluwarsa 5

(lima) tahun sejak berakhirnya Tahun Pajak.

Page 27: Agenda UASnew

27

1. DASAR HUKUM• Pasal 49 UU KUP 1983• Pasal 22 ayat (1) UU KUP 2000 dan 2007• Pasal II angka 1 UU KUP 2007

2. PRODUK PENAGIHAN PBB• STP • Walaupun SPPT dan SKP juga merupakan dasar

penagihan pajak (Pasal 12 UU PBB), tetapi yang dapat dilakukan penagihan aktif hanya STP (STP yang tidak dilunasi ditagih dengan Surat Paksa).

Page 28: Agenda UASnew

28

3. WAKTU DALUWARSA• untuk Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, daluwarsa 10

(sepuluh) tahun sejak berakhirnya Tahun Pajak;• untuk Tahun Pajak 2008 dan seterusnya, daluwarsa 5

(lima) tahun sejak STP diterbitkan.

Page 29: Agenda UASnew

29

• DALUWARSA PENETAPANTahun Pajak 2002 dan sebelumnya

2002 2012

2001 2011

2000 2010dstnya

Tahun Pajak 2003 sampai Tahun Pajak 2007

20132003 2004 2005 2006 2007

Tahun Pajak 2008 dan seterusnya 5 (lima) tahun setelah berakhirnya Tahun Pajak

Keterangan: Tahun PajakTahun Penetapan (STP)

Page 30: Agenda UASnew

30

• DALUWARSA PENAGIHANTahun Pajak 2007 dan sebelumnya

2007 2017

2006 2016

2005 2015dstnya

Tahun Pajak 2008 dan seterusnya 5 (lima) tahun sejak diterbitkan STP

Keterangan: Tahun PajakTahun Penagihan

Page 31: Agenda UASnew

31

• DALUWARSA PENETAPAN DAN PENAGIHANTahun Pajak 2002 dan sebelumnya

2002 2012

2001 2011

2000 2010dstnya

Tahun Pajak 2003 sampai Tahun Pajak 200720132003

2004

2005

2006

2007

Keterangan: Tahun PajakTahun Penetapan (STP)Tahun Penagihan

2014

2015

2016

2017

Page 32: Agenda UASnew

32

• DALUWARSA PENETAPAN DAN PENAGIHANTahun Pajak 2008 dan seterusnya

2008 20182013

dstnya

Keterangan: Tahun PajakTahun Penetapan (STP)Tahun Penagihan

Page 33: Agenda UASnew

33

– diterbitkan Surat Paksa;– ada pengakuan utang pajak dari WP baik

langsung maupun tidak langsung;– diterbitkan SKPKB sebagaimana dimaksud Pasal

13 ayat (5), atau SKPKBT sebagaimana dimaksud Pasal 15 ayat (4); atau

– dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

Pasal 22 KUP ayat 2

Page 34: Agenda UASnew

KETENTUAN BAGI PEJABAT( Ps. 21 & 22 )

• Pejabat yg dlm jabatannya/tugasnya berkaitan langsung dg objek pajak, wajib:

a. Menyampaikan lapbul. mengenai mutasi & perubahan op kpd DJP

b. Memberikan ket yg diperlukan atas permintaan DJP

Pejabat yg tdk memenuhi kewajiban dikenakan sanksi sesuai per/peruu yg berlaku

Page 35: Agenda UASnew

SANKSI PIDANA( Ps.24 )

KEALPAAN 1. Tidak mengembalikan SPOP2. Menyampaikan SPOP ttp isinya tdk lengkap / tdk benar dan menimbulkan kerugian bagi negara .

{

6 BULAN ATAU DENDA

SETINGGI-TINGGI NYA 2 X PAJAK TERUTANG.

.

PIDANA KURUNGAN MAKSIMUM

75

Page 36: Agenda UASnew

SANKSI PIDANA( Ps. 25 ayat(1 )

KESENGAJAAN1. TIDAK MENGEMBALIKAN SPOP2. MENYAMPAIKAN SPOP TTP ISINYA TDK LENGKAP / TDK BENAR 3. MEMPERLIHATKAN SURAT / DOKUMEN PALSU / DIPAL SUKAN4. TIDAK MEMPERLIHATKAN / MEMINJAMKAN SURAT DO KUMEN LAINNYA5. TIDAK MENYAMPAIKAN / MENUNJUKKAN DATA YANG DIPERLUKAN .

PIDANA KURUNGAN SELAMA-LAMANYA 2 TAHUN ATAU DENDA SETINGGI-TINGGINYA 5 X PAJAK TERUTANG

76

Page 37: Agenda UASnew

PBB sektor Perkebunan(PER-64/PJ/2010)

• Areal Produktif: areal yg sdh ditanami meliputi tanaman blm menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM)

• Areal Belum Prouduktif:a. Sdh diolah belum ditanamib. Belum diolah

• Areal Emplasemen:digunakan utk berdirinya bangunan dan sarana pelengkap lainnya

• Areal lainnya:a. tdk produktif/tdk dimanfaatkan (rawa,cadas, jurang,dll)b. jalan: utama, produksi, kontrol

Page 38: Agenda UASnew

PBB sektor Perkebunan( PER-64/PJ/2010)

• Nilai Tanah/m2 areal perkebunan = Nilai Areal prod+Blm Prod+Empl+Lain Luas Areal Prod+Blm Prod+Empl+LainN.Tanah/m2 > Konversi : Tabel Klas = NJOP Tnh/m2

• Bangunan Emplasemen:a. Nilai B tiap jenis= luas tiap B x Nilai/m2b. Nilai B /m2 = Jml Nilai seluruh Bangunan Jml Luas seluruh BangunanNilai B/m2 > Konversi: Tabel Klas = NJOP Bng/m2

Page 39: Agenda UASnew

Perkebunan(SE-149/PJ/2010)

Areal Produktif (TBM &TM) Nilai Tanah= NDT + SITNDT = Luas x NDT/m2

Areal EmplasemenN.Tanah=Luas x NDT/m2

Areal Belum Produktif a.sdh diolah blm ditanami Nilai Tanah= Luas x NDT/m2b.belum diolah Nilai Tanah= Luas x NDT/m2

21

Areal lain:a.Tdk produktif: N.Tanah= Luas xNDT/m2b. Jalan N.Tanah= Luas x NDT/m2

Page 40: Agenda UASnew

PBB SEKTOR KEHUTANAN( SE-73/PJ.6/1999 tgl.16-12-1999 )

• Hasil Bersih = Pend.Kotor – Biaya Eksploitasi• Pend.Kotor = Total hasil prod dl thn pajak sebelumnya x

Harga pasar kayu bulat thn pajak berjalan ( harga pasar 1 Januari )

• Biaya Eksploitasi :1. Penanaman ( Perhutani )2. Pemeliharaan & Perawatan hutan (Perhutani)3. Pengendalian kebakaran & pengamanan4. Penebangan ( upah kerja & peralatan )5. Pengangkutan ke Log Ponds/ Log yards6. PBB dan PSDH areal blok tebangan thn lalu

24

Page 41: Agenda UASnew

Areal Produktif = areal blok tebangan sesuai RKT : areal yg pohon2nya dapat ditebang. Areal blm/tdk produktif = hutan non blok tebangan : areal yg pohon2nya blm dpt di tebang.Areal lain : tdk ada tegakannya (rawa, payau, waduk/danau, digunakan pihak ke 3Log Ponds : areal perairan tempat penimbunan kayuLog Yards : areal daratan tempat penimbunan kayu

25

Page 42: Agenda UASnew

PerhutananHPH/HPHH/IPK/IZIN LAIN

Areal Produktif ( RKT )NJOP= 8,5 x HB setahun

Areal Blm/Tdk Prod.NJOP = NJOP Tanah

Areal EmplasemenNJOP=NJOP Tanah

Areal LainNJOP=NJOP Tanah

Log PondNJOP=NJOP

perairan

26

Page 43: Agenda UASnew

Perhutanan( HPHTI )

Areal Produktif NJOP= NJOP T + SBPHTI

Areal EmplasemenNJOP=NJOP Tanah

Areal LainNJOP=NJOP Tanah

27

Page 44: Agenda UASnew

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN

NON MIGAS

NON MIGASGALIAN C

MIGAS

ENERGIPANASBUMI

28

Page 45: Agenda UASnew

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS ( SE-48/PJ./2011 )

• Areal Produktif : Areal yg telah di eksploitasi/menghasilkan bahan tambangNJOP = 9,5 x hasil bersih galian tambang dlm satu tahunHasil Bersih = Pend.Kotor hasil penjualan galian tambang setahun – biaya eksploitasi di mulut tambang ( Run On Mine )

29

Page 46: Agenda UASnew

SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS

• Areal Blm Produktif : Areal yg blm menghasilkan tapi sewaktu-waktu akan menghasilkan ( tahap penyelidikan umum, eksplorasi, dan konstruksi )NJOP = NJOP TanahLuas areal yg dikenakan sbb:Penyel.Umum = 5% dari luas areal WKPEksplor. th 1 s/d 5 = 20% dari luas areal WKPEksplor. Perpanjangan I & II = 50% luas WKPPemb.Konstruksi s/d Prod. = luas areal WKP

30

Page 47: Agenda UASnew

SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS

• Areal Tdk Prod : Areal yg sama sekali tdk menghasilkan galian tambang.NJOP = NJOP Tanah

• Areal Emplasemen : Areal yg diatasnya terdapat bangunan dan atau pekaranganNJOP = NJOP Tanah

• Areal Lain : Areal Perairan yg digunakan utk pelabuhan khusus pertambanganNJOP = NJOP Perairan

31

Page 48: Agenda UASnew

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS GALIAN C ( SE- 27/PJ.6/1999 tgl 23-4-1999 )

• Areal Produktif : Areal yg telah dieksploitasi /menghasilkan bahan galian tambang.NJOP = Angka Kapitalisasi x Hasil Bersih setahunAngka kapitalisasi : sesuai jenis tambangHasil bersih = Pend.Kotor hsl penjualan galian tambang setahun – biaya eksploitasi di mulut tambang ( Run On Mine )

32

Page 49: Agenda UASnew

PERTAMBANGAN NON MIGAS GALIAN C

• Areal Blm Produktif : Areal yg blm menghasilkan tapi sewaktu-waktu akan menghasilkan (peny.umum, eksplorasi, dan konstruksi)NJOP = NJOP Tanah

• Areal Tdk Produktif, Areal EmplasemenNJOP = NJOP Tanah

• Areal Pelabuhan Khusus PertambanganNJOP = NJOP Perairan

33

Page 50: Agenda UASnew

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN MIGAS (Perdirjen No 71/PJ/2010 )

• Areal Produktif : Areal di dlm WKP yg telah dieksploitasiNJOP = Tk Kapitalisasi x Hasil penjualan Migas setahun

• Areal Blm Produktif :1. Areal Penyelidikan Umum (Gen.Survey)2. Areal Eksplorasi3. Areal Non Producing Open4. Areal Non Producing Plug and AbandonNJOP ( 1 s/d 4 ) = NJOP Tanah

34

Page 51: Agenda UASnew

SEKTOR PERTAMBANGAN MIGAS

• Areal Tdk Produktif : Areal yg sama sekali tdk menghasilkan MigasNJOP = NJOP Tanah

• Areal Emplasemen : Areal di dlm / diluar WKP yg diatasnya terdpt bangunan/pekaranganNJOP = NJOP Tanah

• Areal Lainnya : Pengamanan & Tanah KosongNJOP = NJOP Tanah

• Areal Perairan : Utk Pelabuhan khususNJOP = NJOP Perairan

35

Page 52: Agenda UASnew

52

Permukaan Bumi, terdiri dari: Areal Daratan (onshore) yaitu areal KKKS (di dalam maupun di luar WK) yang terletak di daratan dan perairan pedalaman; dan Areal di Perairan Lepas Pantai (offshore).

Tubuh Bumi berdasarkan Hasil Produksi KKKS.

Bangunan berdasarkan total luas bangunan yang dimiliki/dikuasai/ dimanfaatkan KKKS.

• Subjek PajakSubjek PBB Migas adalah seluruh KKKS yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan sesuai luas Wilayah Kerja yang dikuasainya.

• Wajib PajakSubjek Pajak sebagaimana di atas yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi Wajib Pajak PBB Migas.

PERMUKAAN BUMIPERMUKAAN BUMIAreal DARATAN (onshore atau Emplasemen Pertamina Hulu)

TUBUH BUMITUBUH BUMI(PRODUKSI )TUBUH BUMI TUBUH BUMI

(PRODUKSI )

PERMUKAAN BUMIPERMUKAAN BUMIAreal PERAIRAN lepas pantai(offshore)

Garis pantai

PERMUKAAN BUMIPERMUKAAN BUMIAreal DARATAN (onshore atau Emplasemen Pertamina Hulu)

TUBUH BUMITUBUH BUMI(PRODUKSI )TUBUH BUMI TUBUH BUMI

(PRODUKSI )

PERMUKAAN BUMIPERMUKAAN BUMIAreal PERAIRAN lepas pantai(offshore)

Garis pantai

• Objek PBB Migas terdiri atas permukaan bumi, tubuh bumi, dan bangunan:

Objek, Subjek, dan Wajib Pajak PBB Migas

Page 53: Agenda UASnew

53

Alur Pendaftaran, Perhitungan, Penerbitan SPPT,Pembayaran, dan Bagi Hasil Penerimaan PBB Migas

10. Pemindahbukuan dana PBB Migas

1.SPOP 2. SPOP se - luruh OP

7. Permintaan Pemindahbukuan pembayaran

3. SPOP per kab/kota

4. Usul Perhitungan

5. Koreksi/ Persetujuan

6. SPPT

6. SPPTBPMIGAS

DITJENPAJAK

DITJEN ANGGARAN

KPPBB/KPPPRATAMA

DITJENPERBEN-

DAHARAANBI

8. Permintaan Pemindahbukuan pembayaran

9. Permintaan Pemindah- bukuan

Setoran Hasil Bersih Migas Bagian Negara pada rekening Menteri Keuangan di BI

*) Pelaksanaan Pemindahbukuan Pembayaran PBB Migas per triw., sesuai SEB DJP & DJLK No. 630/4568, 24 Sept 2001:

▪ Triw 1 : 15 maret

▪ Triw 2 : 15 mei

▪ Triw 3 : 15 agustus

▪ Triw 4 : 15 november

▪ Pelunasan : 15 desember

KKKS

KPPBB/KPPPRATAMAKPPBB/KPP

PRATAMA

BO III PBB

KAB/KOTA(64,8%)

PROPINSI(16,2%)

PUSAT(10%)

BP(9%)

3,5% insentif bagi kb/kt yang masuk target PBB pds & pkt

6,5% dibagi rata ke seluruh kb/kt

11. Bagi Hasil Penerimaan PBB Migas

Sek. Perkebunan60% Pst - 40% Kb/Kt

Sek. Pedesaan10% Pst - 90% Kb/Kt

Sek. Perkotaan20% Pst - 80% Kb/Kt

Sek. Perhutanan65% Pst - 35% Kb/Kt

Sek. Pertambangan70% Pst - 30% Kb/Kt

BO III PBBBO IIIPBB

BANK PERSEPSIPBB

SETORAN WP PBBSEKTOR LAINNYA: • Perkotaan • Pedesaan • Perkebunan • Perhutanan • Pertamb. Non Migas

Page 54: Agenda UASnew

54

ALUR Pendaftaran, Perhitungan, dan Penerbitan SPPT

(Nopember − Desember)

BPMIGASKKKS

KPPBB/KPPPRATAMAKPPBB/KPP

PRATAMAKPP

PRATAMA

Surat KPP: Usulan Perhitungan berdasarkan data SPOP

Surat DJP: penyampaian SPOP & Petikan: a. SPOP Onshore b. Petikan data Offshore & Hasil Produksi per Kab/Kota

Surat DJP: Persetujuan atas Usulan Perhitungan

S P O P

seluruh SPOP

Surat KPP: SPPT Objek PBB Migas dicetak berdasarkan Persetujuan DJP

(April − Mei)

DITJENPAJAK

(Juni − Juli)

(Agustus − September)

1

2

3

5

4 (September − Oktober)

(Oktober - Nopember)

6

Page 55: Agenda UASnew

PBB SEKTOR PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI (SE- 25/PJ.6/1999 tgl 23-4-1999)

• Areal Produktif : Areal di dlm WK PSP yg telah di eksploitasi dan menghasilkan energi panasbumi.NJOP = 9,5 x Hasil Penjualan Energi Panasbumi setahunHasil Produksi : Seluruh jumlah air dan atau uap panasbumi yg diperoleh dari proses eksploitasi dan digunakan sebagai sumber energi/listrik dl ukuran Kwh

40

Page 56: Agenda UASnew

PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI

• Areal Blm Produktif :1. Areal Penyelidikan Umum2. Areal Eksplorasi3. Areal Cadangan Produksi NJOP (1 s/d 3) = NJOP Tanah

• Areal Tdk Produktif : Areal yg sama sekali tdk menghasilkan energi panasbumi

NJOP = NJOP Tanah

41

Page 57: Agenda UASnew

PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI

• Areal Emplasemen : Areal di dlm/di luar WKPSP yg diatasnya terdapat bangunanNJOP = NJOP Tanah

• Areal Lainnya : Pengamanan dan tanah KosongNJOP = NJOP Tanah

• Areal Perairan : Untuk pelabuhan KhususNJOP = NJOP Perairan

42

Page 58: Agenda UASnew

BID.USAHA PERIKANAN( SE-22/PJ.6/99 TGL:23-4-99 )

PERIKANAN LAUT/SUNGAI1. Areal Perikanan :

NJOP = 10 x Hasil Bersih2. Areal Pembudidayaan Ikan :

NJOP = 8 x Hasil Bersih3. Areal Lain :

NJOP = NJOP Tanah

PERIKANAN DARAT1.Areal Pembudidayaan Ikan : NJOP = NJOP T + BIT2. Areal Lain : NJOP = NJOP Tanah

22

Page 59: Agenda UASnew

PBB BID.USAHA PERIKANAN(SE-30/PJ.6/1999 tgl. 17-5-1999 )

• NJOP Perairan = Berdasarkan korelasi garis lurus kesamping dg klasifikasi NJOP permukaan bumi berupa tanah sekitarnya.

• NJOP Areal Pembenihan = NJOP Perairan + Biaya Investasi Pembenihan dl satu tahun ( biaya bibit dan pemeliharaan )

23

Page 60: Agenda UASnew

PENGENAAN ATAS PELABUHAN LAUT (SE-39/PJ.6/1999 tgl.23-4-1999)

• Areal Kolam Labuh, Tempat Labuh dan Docking.NJOP = NJOP Perairan

• Areal Perairan Potensial yg Belum dimanfaatkan.NJOP = setingginya kls A.30 dan lebih kecil dari tanah darat sekitarnya

• Areal Perairan Dangkal (utk kapal mati)NJOP = Kelas A.49

43

Page 61: Agenda UASnew

RESTITUSI PBB(PMK 16/PMK.03/2011 dan PMK 17/PMK.03/2011

• Sebab-sebab Restitusi :1. Pajak dibayar > pajak terutang :

a. Permohonan pengurangan dikabulkanb. Permohonan keberatan dikabulkanc. Permohonan banding dikabulkand. Perobahan peraturan

2. Pajak dibayar yg seharusnya tdk terutang

64

Page 62: Agenda UASnew

MEKANISME RESTITUSI PBB

WP KPP Pratama

permohonan

Peneitian & pemeriksaan

Keputusan

1. SKKP PBB2. SPb

3. SKP

12 bln

SPMKPPBB

(1 bln)

65

Page 63: Agenda UASnew

IMBALAN BUNGA(PerMenKeu: 121/PMK.06/2005; 5-12-05)

• SEBAB-SEBAB IMBALAN BUNGA :1. Keterlambatan penerbitan SKKP PBB2. Keterlambatan penerbitan SPMKP PBB3. Kelebihan pembayarn PBB krn Permohonan

Keberatan/Banding diterima sebagian/seluruhnya

4. Kelebihan pembayaran sanksi adm krn pengurangan/penghapusan sbg akibat diterbitkan Kep.Keberatan/Put.Banding

66

Page 64: Agenda UASnew

IMBALAN BUNGA

PERMOHONANKEBERATAN / BANDING WP

dikabulkan SKKP PBB + Bunga 2%/bln maks.24 bln sejak bayar sd terbit SK.Keb/Put.Banding

Penerbitan SKKP PBB

terlambat Bunga 2%/bln sejak berakhirnya 12 bln stlh permohonan diterima sd terbit SKKP

PenerbitanSPMKP PBB

terlambat Bunga 2%/bln sejak berakhir 1 bln dr terbitnya SKKP sd terbitnya SPMKP

Pengurangan/penghapusan sanksi Adm sbg

akibat terbitnya SK Keb/Put.Banding

Bunga 2%/bln maks.24 bln sejak bayar sdTerbitnya Kep.Pengur/Penghapus sanksi Adm

67

Page 65: Agenda UASnew

Pembagian Hasil Penerimaan PBB (Ps.18 UUPBB; PerMenKeu:34/PMK.03/2005)

PEMBAYARAN

TEMPAT PEMBAYARAN

W. Pajak

P.Pemungut

PelimpahanForm SSPPBB

BANK/POS&GIROPERSEPSI .

Pembayaran /menukar TTSdng STTS. BANK OPERAS. III

PELIMPAHAN

PEMBAGIAN

10 % 9 % 16,2 % 64,8 %

Pem Pusat BP Dati I Dati II

68

Page 66: Agenda UASnew

S-06/PJ.13/2007

Pembayaran PBB Pds/Pkt di TP PBBPembayaran PBB Pkb/Pht/Ptb non-migas di Bank/Pos Persepsidg menggunakan SSP PBB

SSPPBB merupkan dok sumber dlm penatausahaan pen negarayg digunakan sbg input item data ke sistem MPN

Pembayaran PBB Pkb/Pht/Ptb ke Bank/Pos Persepsi sah setelahmendapatkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) danNomor Transaksi Bank (NTB)/Nomor Transaksi Pos (NTP).

Atas Pembayaran/Penyetoran PBB ke Bank/Pos Persepsi WPdiberikan bukti pembayaran/penyetoran berupa:a. Bukti Penerimaan Negara (BPN), ataub. Formulir SSP PBB yang diterakan NTPN serta elemen lain

sebagai validasi pembayaran/penyetoran

Untuk memperluas pelayanan pembayaran, semua Bank/KantorPos yang on-line dengan MPN di tiap-tiap kabupaten/kota ditunjuksebagai Bank/Pos Persepsi PBB

69

Page 67: Agenda UASnew

PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB BAGIAN PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan Kep.Men Keu RI No. 83 / KMK.04 / 1994 Tanggal 19 Mart 1994 ,

10 % Bagian penerimaan PBBuntuk Pemerintah Pusat dibagikan kepada DAERAH TKT II

70

Page 68: Agenda UASnew

PP No. 16 Tahun 2000KepMenKeu No: 82/KMK.04/2000

Tentang Pembagian Hasil Penerimaan PBBantara Pemerintah Pusat dan Daerah

Hasil Penerimaan PBB ( 100% )

Pem. Pusat 10 %

Pem. Daerah 90 %

Dibagi merata kepada seluruh daerah Kab/Kot 6,5 %

Dibagi sebagai insentif kpd Daerah Kab/Kot 3,5 %

Propinsi 16,2 %

Kab / Kota 64,8 %

B. Pemungutan9 %

Daerah

DJP

71

Page 69: Agenda UASnew

PMK: 05/PMK.07/207

Alokasi PBB bagian Pemerintah Pusat (6,5%) yang dibagikan kpdseluruh kabupaten/kota merupakan perkiraan yg didasarkan kepadaRencana Penerimaan dlm UU APBN Tahun Anggaran Berjalan dan dilaksanakan dlm 3 tahap, yaitu: bln April, bln Agustus, dan blnNopember tahun anggaran berjalan.

Alokasi PBB bagian Pemerintah Pusat (3,5%) didasarkan padaprognosa realisasi penerimaan tahun anggaran berjalan dan dilaksanakan pada bulan Nopember tahun anggaran berjalan.

Dirjen Perimbangan Keuangan menerbitkan Surat Ketetapan tentangpermintaan transfer Dana Bagi Hasil PBB bagian Pemerintah Pusatyang dibagikan kepada seluruh kabupaten/kota untuk masing-masing daerah. Ketetapan ini disampaikan kepada Dirjen Perbendaharaan sbg dasar pelaksanaan penyaluran dana.

72

Page 70: Agenda UASnew

BP PBBAdalah dana yg Digunakan utk pembiayaan kegiatan operasional pemungutanPBB yg dilaksanakan oleh DJP & Daerah(masuk APBN).

Biaya Pemungutan PBB.

DirJen Pajak

Daerah

Besarnya imbangan didasarkan kepada besar/kecilnya perananmasing-masing dalam pelaksanaankegiatan operasional pemungutanPBB.

Propinsi

Kabupaten /Kota

Besarnya imbangan didasarkan pada ketentuan yg berlaku di masing-masing Daerah , Kecuali DKI Jakarta 100 % utk Propinsi.

73

Page 71: Agenda UASnew

Imbangan Pembagian BP PBB antara DJP & Daerah .

Dit Jen Pajak

Pem. Daerah

PDS PKT PKB

10 % 20 % 60 % 65 % 70 %

90 % 80 % 40 % 35 % 30 %

PHT PTB

Page 72: Agenda UASnew

KETENTUAN PIDANA( Ps. 25 ayat (2) & ayat (3) & Ps.26 )

77

TERHADAP BUKAN WAJIB PAJAK YANG BERSANGKUTAN YANG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN TINDAKAN :

* TIDAK MEMPERLIHATKAN ATAU TIDAK MEMINJAMKAN SURAT ATAU DOKUMEN LAINYA;* TIDAK MENUNJUKKAN DATA ATAU TIDAK MENYAMPA KAN KETERANGAN YANG DIPERLUKAN ;

DIPIDANA DENGAN PIDANA KURUNGAN SELAMA-LAMANYA 1 (SATU) TAHUN ATAU DENDA SETINGGI-TINGGINYA Rp 2 JUTA ,- ( DUA JUTA RUPIAH ) .

* ANCAMAN PIDANA DILIPATKAN DUA , BILA SESEORANG MELAKU KAN LAGI TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN SEBELUM LE WAT 1 (SATU) TAHUN.* TINDAK PIDANA TIDAK DAPAT DITUNTUT SETELAH LAMPAU WAK TU 10 (SEPULUH) TAHUN SEJAK BERAKHIRNYA TAHUN PAJAK YG BERSANGKUTAN.