Agamaaa

15
MAKALAH AGAMA Implementasi Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Jihad dalam Pelestarian Alam dan Lingkungan Disusun oleh : Muhamad Ravian W. (26020115140073) Agung Syahbana (26020115140071) Erik Wijaya Kusuma (26020115140070) Meutia Shibaa Nadaa (26020115120025) Nursiana Suci W. (26020115120008) Pratiwi Afriani (26020115120042) Prismabella Wilis A. (26020115120015) KELAS : A

description

Islam

Transcript of Agamaaa

Page 1: Agamaaa

MAKALAH AGAMAImplementasi Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Jihad

dalam Pelestarian Alam dan Lingkungan

Disusun oleh :

Muhamad Ravian W. (26020115140073)Agung Syahbana (26020115140071)Erik Wijaya Kusuma (26020115140070)Meutia Shibaa Nadaa (26020115120025)Nursiana Suci W. (26020115120008)Pratiwi Afriani (26020115120042)Prismabella Wilis A. (26020115120015)

KELAS : A

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANPROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

2015

Page 2: Agamaaa

Implementasi Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Jihad dalam Pelestarian Alam dan Lingkungan

1. Memahami Ragam Amar Ma’ruf Nani Munkar dan Jihad Menurut Islam1.1 Pengertian Amar Ma’ruf Naji Munkar

Amar Ma’ruf Nahi Munkar bermakna sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal baik dan mencegah hal-hal buruk. Ma’ruf berarti semua jenis perbuatan yang diketahui oleh akal atau oleh syariat akan kebaikaannya (perbuatan baik). Munkar berarti semua jenis perbuatan yang tidak diketahui oleh akal atau oleh syariat akan kebaikannya (perbuatan buruk).

1.2 Hukum Amal Ma’ruf Nahi MunkarBanyak dijumpai ayat-ayat Al Qur’an yang berkenaan dengan amal ma’ruf

nahi munkar. Diantaranya dalam surat Al Imran:104 yang berbunyi :

Artinya : “Hendaklah kamu tergolong ummat yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah perbuatan munkar,Mereka itulah orang- orang yang beruntung.”

Namun dari ayat diatas, terdapat dua pendapat mengenai hukum dari amal ma’ruf nahi mukar. Pendapat pertama mengatakan bahwa hukum melaksanakan amal ma’ruf nahi munkar adalah fardhu kifayah. Berdasarkan pendapat tersebut, ditetapkan apabila sudah ada satu golongan umat yang melaksanakannya maka gugurlah kewajiban itu terhadap orang-orang lain. Pendapat kedua menyatakan bahwa hukum melaksanakan amal ma’ruf nahi munkar adaloah fardhu ain, yaitu wajib bagi setiap kaum muslimin.

Kedua pendapat tersebut muncul karena adanya kata-kata “minkum” pada ayat diatas. Dalam kamus bahasa Arab, perkataan “min” menunjukkan dua hal. Pertama, pengertian tersebut bermakna “setengah” atau sebagian. Kedua, menunjukkan pada jenisnya, sedangkan jangkauannya adalah “keseluruhan”.

1.3 Syarat WajibKarena pelaksanaan amar ma’ruf dan nahi munkar adalah sebuah

kewajiban dan mencukup semua dimensi agama maka, para pelakunya harus mengetahui beberapa hal dibawah ini :

Page 3: Agamaaa

a. Pelaku pelaksana amar ma’ruf dan nahi munkar harus mengetahui bahwa melaksanakan perbuatan itu adalah sebuah kewajiban syar’i. Barang siapa yang tidak memiliki ilmu tentang hal itu, maka amar makruf dan nahi munkar tidak wajib baginya.

b. Hendaknya amar atau nahi yang dilakukan memiliki nilai dan pengaruh bagi orang lain. Oleh karena itu jika sang pelaku amar makruf dan nahi munkar tidak yakin usahanya akan mempunyai nilai dan berpengaruh, maka melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar tidak wajib baginya.

c. Jika pelaku amar makruf dan nahi munkar mengetahui bahwa orang yang di ma’rufi [pelaku dosa] tersebut akan terus melakukan perbuatan dosa, atau jika ia tahu dengan pasti bahwa orang tersebut tidak akan meninggalkan perbuatan dosanya, maka amar ma’ruf dan nahi munkar tidak wajib baginya.

d. Hendaknya pelaksaan amar ma’ruf dan nahi munkar tidak berbahaya bagi dirinya dan orang lain. Kecuali jika pendosa itu berusaha untuk melenyapkan akidah, hukum islam dan ideologi islam, maka wajib untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.

1.4 Rukun Amal Ma’ruf Nahi MunkarAmar ma’ruf nahi munkar memiliki empat rukun, yaitu:

1. Pelaku amar ma’ruf nahi munkar.2. Amalan kema’rufan dan kemunkaran.3. Orang yang meninggalkan kema’rufan dan pelaku kemunkaran (obyek

amar ma’ruf nahi munkar).4. Perbuatan amar ma’ruf nahi munkar itu sendiri.

1.5 Kaedah Yang Berhubungan Dengan Pelaku Amar Makruf Nahi MunkarOrang yang melakukan amal ma’ruf nahi munkar hendaknya menghiasi

diri dengan sifat terpuji dan akhlak mulia. Berikut beberapa sifat penting dari orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar :

1. IkhlasSeseorang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar haruslah

menjadikan tujuannya hanya untuk ridha Allah semata, tidak mengharapkan balasan dan pujian dari orang lain. Allah berfirman :

a) "Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam." (QS.Asy-Syu’araa` 26:145).

b) "Dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam." (QS.  Asy-Syu’araa`26:127).

c) "Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam." (QS. Asy-Syu’araa` 26:109).

2. Berilmu

Page 4: Agamaaa

Ketidaktahuan orang yang melakukan amal ma’ruf nahi munkar tentang apa yang dia lakukan dan ingkari bisa saja menjerumuskannya pada bencana dan beberapa fitnah. Sebagaimaa pernyataan Umar bin Abdil Aziz:

“Orang yang menyembah Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkannya labih besar dari kemaslahatan yang dihasilkannya” …ini sangat jelas, karena niat dan amal tanpa ilmu merupakan kebodohan, kesesatan dan mengikuti hawa nafsu….maka dari itu ia harus mengetahui kema’rufan dan kemunkaran dan dapat membedakan keduanya serta harus memiliki ilmu tentang keadaan yang diperintah dan dilarang.” 

3. RifqRifq adalah sifat para nabi dan rasul ketika menangggapi kelakuan buruk

kaumnya, yaitu lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan serta selalu mengambil jalan yang mudah dipahami dan diterima. Dengan rifq (kelembutan), orang akan menerima dan mengerti akan adanya kemunkaran, sehingga orang yang melakukan kemunkaran tersebut dapat kembali dan menerima ajakan berbuat baik. Allah berfirman :

"Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah malampaui batas maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (QS. Thoha 20:43-44)

4. SabarKesabaran merupakan hal penting dalam amar ma’ruf nahi munkar

karena menyangkut diri kita sendiri dan orang lain. Allah SWT berfirman :"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (QS. Luqmaan 31:17)

5. Melihat dan mengukur kemaslahatan dan kemudhorotanOrang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar sangat perlu mengukur

dan melihat kemaslahatan yang ditimbulkan. Jika malah menimbulkan kemunkaran, maka tindakan yang dilakukan tidak diperbolehkan. Syeikhul Islam menjelaskan kaidah ini dalam pernyataannya:

“Amar ma’ruf tidak boleh menghilangkan kema’rufan lebih banyak, atau mendatangkan lebih besar kemunkaran. Nahi munkar tidak boleh mendatangkan kemunkaran yang lebih besar atau menghilangkan kema’rufan yang lebih kuat (rajih) darinya” (Ibnu Taimiyah, Al Hisbah).

2. JIHAD

Page 5: Agamaaa

2.1 Pengertian JihadSecara etimologis jihad berasal dari kata juhd ( ُْد�ُھ�ج�)yang berarti kekuatan

atau kemampuan, sedangkan makna jihad adalah perjuangan. Dari akar kata yang sama, jihad juga dapat diartikan sebagai ujian, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 142.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jihad memiliki tiga makna yaitu:

a) Usaha dengan upaya untuk mencapai kebaikan. b) Usaha sungguh-sungguh membela agama Allah (Islam) dengan

mengorbankan harta benda, jiwa dan raga. c) Perang suci melawan kekafiran untuk mempertahankan agama Islam.

Sedangkan menurut istilah syara’ (terminologis) jihad adalah mencurahkan kemampuan untuk membela dan mengalahkan musuh demi menyebarkan dan membela Islam.

Sutan Mansur menyatakan bahwa jihad adalah bekerja sepenuh hati.

2.2 Tujuan JihadJihad dalam Islam merupakan suatu bentuk keikhlasan, kesabaran serta

ketabahan seseorang dalam mempertahankan keyakinannya terhadap Islam, teutama dalam mencapai tujuan hidup beragama. Tidak dikatakan jihad jika perbuatan itu tidak ditujukan semata-mata untuk Allah, menegakkan agama Islam yang telah diajarkan Nabi Muhammad, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar serta menyerahkan segenap jiwa dan raga hanya untuk mencari keridhaan Allah.

Secara umum, jihad merupakan usaha sungguh-sungguh untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah serta berusaha memperoleh ridha dariNya. Sedangkan dalam pengertian secara khusus jihad adalah memerangi orang-orang kafir yang menghalangi dakwah demi tegaknya agama Islam.

Perintah jihad pada dasarnya merupakan bentuk untuk melindungi, membela diri dari ancaman dan tantangan kaum kafir serta menyebarkan dakwah Islam. Hal ini dapat dipahami secara historis bahwa perintah jihad pada periode Makkah tidak ada ayat Alquran yang mengarah kepada perang akan tetapi lebih kepada jihad dalam bentuk pengendalian diri, berdakwah dan bersikap sabar terhadap tantangan yang dilancarkan oleh orang-orang kafir Qurais.

2.3 Jihad Dalam Al-QuranJihad dalam Al-Quran sendiri mengungkapkan perilaku atau sikap yang

dapat dikatakan bahwa itu merupakan sebuah jihad, antara lain: a. Sikap bersungguh-sungguh wewujudkan kehidupan bersama mukmin

lainnya (QS. Al-Maidah ayat 53)b. Kesungguhan bersumpah dengan nama Allah (QS. Al-An’am ayat 109 dan

an-Nahl ayat 38)c. Penguatan sumpah mentaati Rasulullah (QS. Al-Fatir ayat 42)d. Kesanggupan untuk beramal secara individual (QS. Al-Taubah ayat 79)

Page 6: Agamaaa

e. Sumpah untuk berjuang dengan perang, dalam keadaan tertentu (QS. An-Nur ayat 53).

Kelima komponen tersebut dapat disimpulkan bahwa jihad adalah bersungguh-sungguh mengimplementasikan keimanan serta ketundukan kepada Allah dan Rasul-Nya.

2.4 Jihad pada Masa Raulullah SAWSejarahwan membagi jihad pada masa Nabi Muhammad menjadi dua.

Pertama, periode Makkah, dilakukan kurang lebih selama tiga belas tahun. Kedua, periode Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.

Jihad Nabi Muhammad pada periode Makkah merupakan perintah untuk menegakkan kebajikan, kebaikan, akhklak yang mulia, menjauhi keburukan dan kehinaan. Pelaksanaan jihad pada periode Makkah ini lebih ditekankan pada pengendalian diri agar tidak terpancing oleh tindakan-tindakan yang mengusik emosi dan harus bersikap sabar menghadapi dalam menghadapi semua cobaan, menyampaikan kabar gembira dan peringatan.

Berdasarkan historisitas jihad periode Madinah, pengertian jihad lebih cenderung pada peperangan, hal ini terbukti dengan banyaknya peperangan umat Islam dengan orang-orang kafir Makkah yang telah menganiaya dan mengusirnya dari kampung halaman mereka.

3. Melestarikan Alam dan Lingkungan sebagai IbadahIbadah tidaklah hanya melakukan sholat, zakat, haji, dll. Ibadah merupakan

suatu hal yang baik menurut ajaran-Nya dan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Allah SWT juga memrintahkan kita untuk peduli terhadap sesama, tidak hanya sesama umat muslim atau manusia tetapi juga makhluk hidup lain dan apa saja yang ada di sekitar kita seperti lingkungan.

Lingkungan sendiri merupakan tempat dimana kita tinggal dan hidup serta berinteraksi baik dengan alam atau sosial. Jadi supah seharusnya kita sebagai pengguna alam dan lingkungan harus menjaga dan melestarikan apa yang kita gunakan.

3.1 Ayat-ayat Al-Quran tentang Melestarikan Lingkungana. Surat Ar Rum ayat 41-42 tentang Larangan Membuat Kerusakan di Muka

Bumi

Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari

Page 7: Agamaaa

(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum:41-42).

Isi kandungan dari ayat diatas adalah selain untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptkan sebagai khalifah dimuka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta bagi kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk-Nya, khususnya adalah untuk manusia.

Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam dapat menyengsarakan manusi aitu sendiri. Tanah longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang semrawut dan pencemaran air dan udara adalah hasil kelakuan manusia yang merugikan manusia sendiri.

b. Surah Al A’raf Ayat 56-58 tentang Peduli Lingkungan

Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahma Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’raf : 56-58).

Page 8: Agamaaa

Isi kandungan dari ayat diatas adalah bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan.

Allah menegasakan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan kepada hamba-Nya ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda kedatangan rahmat-Nya. Angin yang membawa awan tebal, dihalau ke negeri yang kering dan telah rusak tanamannya karena tidak ada air, sumur yang menjadi kering karena tidak ada hujan, dan kepada penduduk yang menderita lapar dan haus. Lalu Dia menurunkan hujan yang lebat di negeri itu sehingga negeri yang hampir mati tersebut menjadi subur kembali dan penuh berisi air. Dengan demikian, Dia telah menghidupkan penduduk tersebut dengan penuh kecukupan dan hasil tanaman-tanaman yang berlimpah ruah.

c. Surat Shaad Ayat 27 tentang Perbedaan Amalan Orang Beriman dengan Orang Kafir

Artinya : “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS Shaad: 27).

Allah SWT menjelaskan bahwa dia menjadikan langit, bumi dan makhluk apa saja yang berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta bumi tempat tinggal manusia, baik yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya, sangat besar artinya bagi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendak-Nya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.

Allah SWT menjelaskan bahwa tidak patutlah bagi zat-Nya dengan segala keagungan-Nya, menganggap sama antara hamba-hamba-Nya yang beriman dan melakukan kebaikan dengan orang-orang yang mengingkari keesaan-Nya lagi memperturutkan hawa nafsu.

Mereka ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah sebagai akibat dari melanggar larangan-larangan-Nya.

Page 9: Agamaaa

Mereka tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang mahsyar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim terhadap lingkungannya.

Allah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya untuk kepentingan manusia. Manusia diciptakan-Nya untuk menjadi khalifah di muka bumi ini sehingga wajib untuk menjaga apa yang telah dikaruniakan Allah SWT.

4. Jihan Untuk LingkunganJihad Lingkungan merupakan salah satu penerapan dari Jihad Sipil. Jihad

Sipil itu sendiri adalah jihad untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, menangani problematikanya, menutupi tuntutan moral dan materinya, serta membangkitkannya dalam segala bidang sehingga dapat meraih kedudukan terhormat. Jihad sipil tidak hanya mencakup tentang jihad lingkungan, melainkan juga mencakup bidang lain seperti keilmuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, pendidikan dan pengajaran, kesehatan dan kedokteran, lingkungan, dan bidang peradaban yang bersifat umum.

Jihad seperti ini tidak diterangkan oleh Ibn Al-Qayyim dalam penjelasannya mengenai tiga belas tingkatan jihad pada Al-Hady Al-Nabawi. Akan tetapi, jihad jenis ini berpijak pada dalil-dalil syar’i, baik dari Al-Quran maupun Sunnah, dan juga berdasarkan pada maqashid al-syari’ah.

Tugas dari jihad sipil ini adalah antara lain mencurahkan segenap kemampuan hingga dapat mengajarkan sesuatu kepada orang yang belum memiliki pengetahuan, memberi pekerjaan kepada orang yang lapar. Memberi pakaian kepada orang yang berpakaian compang-camping, menyediakan tempat tinggal kepada tunawisma, mengobati orang yang sakit, dan memberikan berbagai kompetensi bagi setiap orang yang membutuhkannya.

Jihad sipil ini juga dapat dilakukan dengan pembangunan sekolah dan perguruan tinggi yang memuat para siswa dan mahasiswa, rumah sakit bagi setiap pasien, masjid yang bisa menampung setiap orang yang hendak shalat, serta klub untuk meluangkan hobi bagi setiap penggemar olahraga.

Jihad lingkungan sendiri dilakukan dengan menjaga dan melindungi keselamatan lingkungan dari segala polusi dan kerusakan yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan dan kekacauan dalam kehidupan. Bahkan, terkadang dapat merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, sedangkan Allah SWT tidak menyukai kerusakan. Jadi, perawatan dan perlindungan lingkungan dari bahaya ketidakseimbangan dan kekacauan merupakan bagian dari ajaran Islam.

Seperti yang tercantum dalam Surat Ar Rum ayat 41 yaitu yang menejelaskan bahwa telah terjadinya kerusakan di darat dan di laut yang disebabkan oleh manusia, sekarang memang banyak terjadi kerusakan di

Page 10: Agamaaa

sekitar kita. Contohnya saja banjir, kebakaran hutan, tanah longsor dan lain-lain yang memang salah satu penyebabnya adalah manusia yang membuang sampah sembarangan, menebang pohon tanpa melakukan reboisasi dan membakar hutan untuk membuka lahan. Seperti di laut sendiri, contohnya yaitu rusaknya terumbu karang, terjadinya over fishing, dan perburuan hewan laut yang dilindungi.

Hal ini sangatlah memprihatinkan karena apabila hal-hal tersebut terus terjadi tanpa pencegahan maupun pengendalian, akan mengancam lingkungan dan kehidupan manusia sendiri.

Pencegahan dan perbaikan dari bencana-bencana yang terjadi itu merupakan salah satu kegiatan dari jihad untuk lingkungan. Manusia sebagai hamba Allah SWT yang telah diberi tugas untuk menjadi khalifah di bumi haruslah melindungi bumi pada umumnya dan lingkungan sekitar pada khususnya.

Jihad lingkungan diperlukan untuk menangani masalah masalah seperti ini. Misalnya saja tindakan reboisasi untuk hutan yang gundul supaya tidak terjadi banjir dan tanah longsor. Lalu dapat dilakukan penanaman terumbu karang di berbagai daerah laut yang terumbu karangnya rusak sehingga tidak menyebabkan keseimbangan ekosistem di laut rusak.

Kegiatan-kegiatan lingkungan hidup lain juga sangatlah diperlukan dan perlu diserukan kepada seluruh masyarakat di seluruh dunia. Sehingga bumi yang kita huni seimbang dan tetap lestari tanpa kerusakan-kerusakan atau bencana lain yang timbul akibat ulah manusia yang sewenang-wenang.