AGAMA DAN BUDAYA

8
AGAMA DAN BUDAYA A. TANGGUNG JAWAB UMAT BERAGAMA DALAM MEWUJUDKAN CARA BERPIKIR KRITIS (AKADEMIK), BEKERJA KERAS DAN BERSIKAP FAIR Setiap agama mengandung dogma (ajaran) absolute dan mutlak benar yang membuat para penganut ajaran agama mudah bersikap dogmatis, fanatic, sempit pikiran dan pandangan. Dengan demikian mereka selalu menentang perubahan dan pembaruan yang pada lahiriyahnya bertentangan dengan sejarah yang mereka anut. Perkembangan ilmu agama, sains dan filsafat pada zaman klasik Islam, tidak lain untuk membuktikan secara historis bahwa agama tidak bertentangan dan menghambat pembangunan social budaya. Bahkan sebaliknya, ajaran dasar agama mendorong perkembangan sains dan filsafat yang agamis. Oleh karena itu, berkembangnya ilmu agama Islam tumbuh toleransi bermazhab dan beraliran. Semua mazhab dan aliran yang ada, berada dalam kebenaran, maka masing-masing pemeluk Islam merdeka dan bebas memilih mazhab dan aliran yang dikehendakinya, apakah itu dalam bidang ibadah, fikih, teologi, filsafat, maupun dalam bidang tassawuf dan dalam bidang keagamaan lainnya. Pada dasarnya bukan hanya terdapat toleransi bermazhab dan beraliran, tetapi juga toleransi beragama. Ayat Alquran surah Al-Baqarah ayat 256; surah Al-Kahfi ayat 29; Al-Kafirun ayat 6 antara lain mengungkapkan : (1) Tidak ada paksaan dalam agama; (2) siapa yang mau, percayalah, dan siapa yang mau, janganlah ia percaya; (3) bagimu agamamu dan bagiku agamaku.

Transcript of AGAMA DAN BUDAYA

Page 1: AGAMA DAN BUDAYA

AGAMA DAN BUDAYA

A. TANGGUNG JAWAB UMAT BERAGAMA DALAM MEWUJUDKAN CARA

BERPIKIR KRITIS (AKADEMIK), BEKERJA KERAS DAN BERSIKAP FAIR

Setiap agama mengandung dogma (ajaran) absolute dan mutlak benar yang membuat

para penganut ajaran agama mudah bersikap dogmatis, fanatic, sempit pikiran dan

pandangan. Dengan demikian mereka selalu menentang perubahan dan pembaruan yang pada

lahiriyahnya bertentangan dengan sejarah yang mereka anut.

Perkembangan ilmu agama, sains dan filsafat pada zaman klasik Islam, tidak lain

untuk membuktikan secara historis bahwa agama tidak bertentangan dan menghambat

pembangunan social budaya. Bahkan sebaliknya, ajaran dasar agama mendorong

perkembangan sains dan filsafat yang agamis. Oleh karena itu, berkembangnya ilmu agama

Islam tumbuh toleransi bermazhab dan beraliran. Semua mazhab dan aliran yang ada, berada

dalam kebenaran, maka masing-masing pemeluk Islam merdeka dan bebas memilih mazhab

dan aliran yang dikehendakinya, apakah itu dalam bidang ibadah, fikih, teologi, filsafat,

maupun dalam bidang tassawuf dan dalam bidang keagamaan lainnya.

Pada dasarnya bukan hanya terdapat toleransi bermazhab dan beraliran, tetapi juga

toleransi beragama. Ayat Alquran surah Al-Baqarah ayat 256; surah Al-Kahfi ayat 29; Al-

Kafirun ayat 6 antara lain mengungkapkan : (1) Tidak ada paksaan dalam agama; (2) siapa

yang mau, percayalah, dan siapa yang mau, janganlah ia percaya; (3) bagimu agamamu dan

bagiku agamaku. Dalil-dalil Alquran tersebut menunjukkan persaudaraan agamis dari

pemeluk agama yang berbeda-beda.

Pemikiran rasional, filosofis dan ilmiah yang dipakai pada zaman klasik Islam, bukan

hanya memajukan ilmu agama, sains dan pemikiran filosofis, tetapi juga memupuk toleransi

bermazhab dan beraliran dikalangan umat Islam sendiri, toleransi beragama dengan para

pemeluk agama lain, perikemanusiaan dan perikemakhlukan dan akhlak mulia yang menjauhi

materialisme dan konsumerisme.

B. SISTEMATIKA SUMBER AJARAN AGAMA

Apabila membicarakan sistematika sumber ajaran agama, agama Islam mempunyai

sistematika ajaran yang terdiri atas: (1) Alquran, (2) As-Sunnah, dan (3) Al-Ra’yu.

Sistematika dimaksud diuraikan sebagai berikut.

Page 2: AGAMA DAN BUDAYA

1. Alquran

Alquran adalah sumber ajaran Islam yang pertama, memuat kumpulan wahyu

Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Alquran kitab suci yang berisi wahyu Illahi menjadi pedoman hidup yang tidak

ada keraguan didalamnya. Selain itu, Alquran menjadi petunjuk yang dapat

menciptakan manusia untuk menjadi bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Sunnah Nabi Muhammad SAW

Sunnah Nabi Muhammad SAW merupakan sumber ajaran Islam yang kedua.

Hal-hal yang diungkapkan Alquran yang bersifat umum atau memerlukan

penjelasan, Nabi Muhammad SAW menjelaskan melalui sunnah.

3. Al-Ra’yu

Kata Al-Ra’yu dalam bahasa Arab berasal dari akar kata ra’a yang berarti

melihat. Al-Ra’yu berarti penglihatan. Al-Ra’yu mengandung beberapa

pengertian, diantaranya sebagai berikut:

a) Ijma’

b) Ijtihad

c) Qiyas

d) Istihsan

e) Maslahat Mursalah

f) Zadduz Zari’ah atau Shad Al-Dzara’i

g) Urf

C. ARTI DAN FUNGSI ALHADIS YANG MEMUAT SUNNAH RASULULLAH

1. Pengertian Sunnah

Sunnah dalam Bahasa Arab berarti tradisi, kebiasaan, adat istiadat.

2. Macam-Macam Sunnah

Sunnah atau hadits dapat dibagi kedalam beberapa macam berdasarkan criteria

dan klasifikasinya sebagai berikut:

a) Ditinjau dari segi bentuknya terbagi menjadi:

1) Fi’li, yaitu perbuatan Nabi;

2) Qauli, yaitu perkataan Nabi;

3) Taqriri, yaitu perizinan Nabi, yang artinya perilaku sahabat yang disaksikan

oleh Nabitetapi Nabi tidak menegurnya atau melarangnya.

Page 3: AGAMA DAN BUDAYA

b) Ditinjau dari segi jumlah orang yang menyampaikannya terbagi menjadi:

1) Mutawatir, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh orang banyakyang menurut

akal tidak mungkin mereka bersepakat dusta serta disampaikan melalui

jalan indra.

2) Masyhur, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak tetapi tidak

sampai kepada derajat mutawatir, baik karena jumlahnya maupun karena

tidak jalan indra.

3) Ahad, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih yang tidak

sampai kepada tingkat masyhur atau mutawatir.

c) Ditinjau dari segi kualitas hadist terbagi menjadi:

1) Shahih, yaitu hadis yang sehat yang diriwayatkan oleh orang-orang yang

terpecaya dan kuat hafalannya, materinya baik dan persambungan sanadnya

dapat dipertanggung jawabkan.

2) Hasan yaitu hadis yang memenuhi persyaratan hadis shahih kecuali di segi

hafalan pembawanya yang kurang baik.

3) Dha’if, yaitu hadis lemah, baik karena terputus salah satu sanadnya atau

karena salah seorang pembawanya kurang baik dan lain-lain.

4) Maudhu, yaitu hadis palsu, hadis yang dibikin oleh seseorang, dan

dikatakan sebagai sabda atau perbuatan Rasul.

d) Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya, dibagi menjadi:

1) Maqbul yaitu hadis yang mesti diterima.

2) Mardud yaitu hadis yang mesti ditolak.

e) Ditinjau dari segi orang yang berbuat atau berkata, maka hadist terbagi

menjadi:

1) Marfu’ yaitu betul-brtul Nabi yang pernah bersabda, berbuat dan member

izin.

2) Mauquf, yaitu sahabat Nabi yang berbuat dan Nabi tidak menyaksikan

perbuatan sahabat.

3) Maqtu’ yaitu tabi’in yang berbuat, artinya perkataan tabi’in yang

berhubungan soal-soal keagamaan.

Page 4: AGAMA DAN BUDAYA

3. Fungsi Sunnah

a) Sumber hukum Islam yang kedua.

Sunnah adalah sumber hokum yang kedua bagi umat Islam setelah Alquran.

b) Menafsirkan ayat Alquran.

Sunnah berfungsi untuk menafsirkan, menjelaskan ayat Alquran.

Page 5: AGAMA DAN BUDAYA

TUGAS TERSTRUKTUR

AGAMA ISLAM(AGAMA DAN BUDAYA)

DOSEN PEMBIMBING:DEDY SUSANTO, SPdi

DIKERJAKAN OLEH:(KELOMPOK 6)

M A R I A N ILUCI

RIA VINOLA IFANISARIKAMALUDIN

ERAWANMERI ANDANI

KELAS : B

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Page 6: AGAMA DAN BUDAYA

PONTIANAK2010