Agama

21
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JUDUL : MAKNA & TUJUAN HAKIKAT ISLAM Kelompok : 1. AGUNG DWI ASMORO 2.

Transcript of Agama

Page 1: Agama

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JUDUL :

MAKNA & TUJUAN HAKIKAT ISLAM

Kelompok :

1. AGUNG DWI ASMORO

2.

3.

Page 2: Agama

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan puja kepada Allah SWT.yang telah menciptakan kita dengan bentuk yang sebaik-baiknya dan memberi banyak nikmat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang diamanahkan oleh Bapak Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam, yang berjudul “MAKNA & HAKIKAT TUJUAN ISLAM”.

Salam beriringan shalawat kepada keharibaan junjungan kita nabi Muhammad Saw,yang telah membawa kita semua dari alam kegelapan lagi penuh kebodohan menuju alam keislaman yang terang benderang seperti saat sekarang ini.

Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan mendukung saat penyusunan makalah ini. Juga kepada bapak/ibu Dosen yang telah membimbing tiada kalanya dan tanpa bosannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Wassalamu alaikum Wr.Wb.

Page 3: Agama

HAKIKAT DAN PENGERTIAN ISLAM

1.      Pengertian Islam

Kata Islam menurut pandangan umum yang berlaku, biasanya mempunyai konotasi

dengan dan diartikan sebagai “agama Allah”. Agama, artinya jalan. Agama Allah berarti jalan

Allah, yaitu jalan menuju kepada-Nya dan bersumber daripada-Nya. Allah adalah Tuhan seru

sekalian alam, Tuhan yang menciptakan, menguasai, mengatur alam semesta ini.

Islam adalah agama Allah; yang berarti Islam adalah jalan menuju kepada Allah dan yang

bersumber daripada-Nya.

Secara etimologis, kata Islam memang memiliki banyak pengertian, antara lain:

a.        Kata Islam yang berasal dari kata kerja aslama, yuslimu, dengan pengertian “menyerahkan

diri, menyelamatkan diri, taat, patuh dan tunduk”.

b.       Dari segi kata dasar salima, mengandung pengertian antara lain “selamat, sejahtera, sentosa,

bersih dan bebas dari cecat/cela”.

c.       Jika dilihat dari kata dasar salam, maka akan berarti “damai, aman, dan tenteram”.

Jadi pengertian Islam dapat disimpulkan sebagai berikut: “menempuh jalan keselamatan,

dengan jalan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan melaksanakan dengan penuh

kepatuhan dan ketaatan akan segala ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh-

Nya, untuk mencapai kesejahteraan dan kesentausaan hidup dengan penuh keamanan dan

kedamaian”.

2.      Kepercayaan

Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat

persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan

rasuulullaah" - yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi

bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian

mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang

Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).

Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur'an kepada Muhammad sebagai

Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap

perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam.

Page 4: Agama

Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai

pembaharu dari keimanan monoteistik dari Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih

lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam

menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan

kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun

kedua-duanya.

Umat Islam juga meyakini al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang

disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna

dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga

keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman dalam suatu ayat.

Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk

mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil

dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya. Umat

Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami

perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-

Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-

kitab sebelumnya.

Umat Islam juga meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan

Allah sejak masa Adam adalah agama tauhid, dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut

ketauhidan secara hanif (murni imannya) maka menjadikannya seorang muslim. Pandangan ini

meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai

Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli

Kitab atau Ahlul Kitab.

Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunni (85%)

dan Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas

kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama

pradominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebagian besar Afrika dan Asia. Komunitas besar

juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian

besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim

Page 5: Agama

tinggal di negara-negara Arab, 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, negara Muslim

terbesar berdasar populasi.

3.      Islam Sebagai Gejala Alami yang Universal

Kekuatan besar, semua hukum yang meresap, yang memerintah dan yang mengatur

seluruh dan bagian-bagian serta yang menyusun alam semesta ini, mulai dari noda debu yang

terkecil sampai kepada galaksi raksasa yang hebat di langit yang tinggi, adalah hukum Tuhan,

pencipta dan pengatur alam semesta ini.

Karena seluruh makhluk dan seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada hukum-

hukum Tuhan, maka secara harfiyah seluruh alam semesta ini beserta segala isi yang ada di

dalamnya adalah muslim, mengikuti dan melaksanakan Islam, karena Islam adalah tidak lain

kecuali berarti kepatuhan dan penyerahan diri kepada Allh, Tuhan semesta alam.

Jadi bumi, matahari, bulan, bintang-bintang dan semua benda-benda langit lainnya

semuanya adalah muslim. Udara, air, panas, batu, pohon-pohonan dan binatang serta segala

sesuatu yang ada dan menjadi isi alam semesta ini, adalah muslim, karena mereka patuh kepada

Tuhan semesta alam dan mengikuti hukum-hukum-Nya.1[3]

Islam itu pada hakikatnya adalah jalan hidup yang alami, jalan hidup yang sesuai dengan

menurut kenyataan, jalan hidup yang menurut hukum-hukum dan proses alamiah, dan jalan

hidup menurut aturan dan hukum-hukum yang ditetapkan oleh Tuhan.

4.      Islam Sebagai Agama Universal dan Eternal

Sebagai agama yang terakhir, Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW (sebagai

utusan terakhir) berfungsi sebagai rahmatan lil’alamin yaitu rahmat dan nikmat bagi seluruh

alam, utamanya bagi kehidupan manusia. Sebagai risalah yang terakhir, islam memiliki nilai

universal dan eternal, sesuai dengan kebutuhan manusia. Islam memiliki bentuk ajaran yang

lebih sempurna dibanding dengan ajaran sebelumnya.

Untuk memenuhi semua kebutuhan kehidupan manusia, Islam memiliki tiga inti ajaran

yang merupakan inti dasar dalam mengatur kehidupan manusia. Secara umum dasar-dasar ajaran

Islam itu meliputi aqidah, syari’ah dan akhlaq. Dasar-dasar tersebut menunjukkan sifat

universalitas dan eternalitas Islam.

1)   Aqidah

1

Page 6: Agama

Tiap-tiap pribadi pasti memiliki kepercayaan, meskipun bentuk dan pengungkapannya

berbeda-beda. Pada dasarnya manusia memang membutuhkan kepercayaan. Kepercayaan akan

membentuk sikap dan pandangan hidup seseorang.

Tentang kepercayaan ini pada umumnya orang memberikan gambaran sebagai suatu

tempat bersandar atau tempat pengembalian segala masalah yang di lluar jangkauan batas

kemampuan akal dan pikiran manusia. Dengan kata lain pa yang menjadi pusat kepercayaan itu

dipandang memiliki sesuatu yang lebih tinggi, baik kepercayaan yang masih berkisar pada

dunia yang kecil (microcosmos) atau pada alam yang melingkupi kita (macrocosmos) ataupun

yang diluar keduanya.

Dalam proses manusia mencari kepercayaan akan dijumpai adanya bermacam-macam

konsep dari yang masih sederhana (dinamisme, animisme) sampai kepada yang sudah

sempurna (monotheisme). Dan setipp agama pasti memiliki konsep dasar kepercayaan yang

oleh para ahli theology disebut sebagai pengertian-pengertian dasar keagamaan (Basic

Theological Consepts).2[4]

2)   Syari’ah

Pengertian syari’at dalam istilah yang sering dipakai dalam kalangan para ahli hukum islam

ialah hukum-hukum yang diciptakan oleh Allah SWT untuk segala hamba-Nya agar mereka itu

mengamalkannya untuk kebahagian dunia akhirat, baik hukum-hukum itu bertalian dengan

perbuatan,akidah dan akhlak.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:

a) Syari’at itu kumpulan ordonasi yang diwajibkan Tuhan, berupa peraturan-

peraturan, perintah-perintah, dan larangan-Nya.

b) Kumpulan hukum-hukum yang tergantung kepada perbuatan-perbuatan, akidah

dan akhlak.

c) Hukum itu adalah ciptaan Tuhan untuk hamba-hamba-Nya.

d) Hukum-hukum itu diterima, dibawa dan disampaikan oleh seorang Nabi untuk

umat manusia.

e) Tujuan hukum adalah agar umat manusia selamat dan bahagia duniawi dan

ukhrowi.

2

Page 7: Agama

f) Kumpulan hukum yang berkenaan dengan cara pengerjaan amal disebut dengan

ilmu Fiqih.

Sebagai dan perundang-undangan Tuhan maka Syari’at Islam bersifat Universal dalam arti

dapat diterapkan pada semua bangsa, disemua tempat dan waktu. Oleh karena itu ciri-ciri

daripada syari’ah ialah:

a. Syari’ah memberikan aturan-aturan atau prinsip-prinsip umum, dengan

memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi manusia untuk mengembangkannya.

b. Sedang pada masalah-masalah yang tidak berkaitan dengan perkembangan

manusia, syari’ah memberikan peraturan-peraturan yang terperinci biasanya dalam

masalah-masalah yang bersifat ta’abbudy (berupa ibadah) misalnya tentng wudhu

dan tayamum, tentang muhrim, pembagian harta warisan, dan zakat, masing-

masing secara detail yang telah dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an.

c. Syari’ah bersifat tidak memberatkan dalam arti bahwa tuntunan syari’ah

disesuaikan dengan kadar kmampuan manusia. Atau dengan kata lain hukum

Tuhan tidak akan memaksa manusia sampai melampaui kadar kemampuannya.

d. Dalam syari’ah Islam lebih banyak terkandung di dalam hal-hal yang

diperbolehkan (mubah) dengan sedikit sekali kewajiban yang berisi “perintah” dan

“larangan” sehingga memberikan keluasaan ruang gerak kehiduoan manusia dan

tidak dalam serba keterkaitan larangan-larangan yang ketat.

e. Penetapan hukkum syari’ah secara berangsur-angsur tidak sekaligus.

b) Prof. Dr Mahmud Syaltout dalam bukunya Al Islam Aqidah wa al-syari’ah,

pengertian syari’ah dalah peraturan-peraturan yang diciptakan Allah atau yan g

diciptakan pokok-pokoknya supaya manusia berpegang kepada-Nya di dalam

hubungan dengan Tuhannya, hubungan dengan saudara sesama muslim, hubungan

dengn alam seluruhnya, dan hubungan dengan kehidupan.

3)   Akhlaq

Akhlak secara etimilogis merupakan bentuk jamak (plural) dari kata “khuluqun” diartikan

sebagai perangai atau budi pekerrti, gambaran batin atau tabiat karakter. Kata akhlak serumpun

dengan kata “khalqun” yang berarti kejadian dan bertalian dengan wujud lahir atau jasmani

sedangkan akhlak nertalian dengan factor rohani, sifat atau sikap bathin. Factor lahir dan batin

Page 8: Agama

adalah dua unsure yang tidak dapat dipisahkan dari manusia, sebagaimana tidak dapat

dipisahkannya jasmani dan rohani.

Untuk itulah Islam lewat ajaran-ajarannya yang universal dan eternal mengatur keduanya

dalam upaya pemenuhan kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Akhlak merupakan pokok esensi

ajaran Islam pula-disamping aqidah dan syari’ah- karena dengan akhlak akan terbina mental

dan jiwa seseorang untuk memiliki hakikat kemanusiaan yang tinggi. Dengan akhlak dapat

dilihat corak dan hakikat manusia yang sebenrnya. Sehigga sebenarnya inti yang hakiki misi

Muhammad SAW adalah pada pembinaan akhlak mannusia.

Akhlak atau etika mennurut ajaran Islam meliputi hubungan dengan Allah (Khaliq) dan

hubungan dengan sesama makhluk (baik manusia maupun nonmanusia) yaitu kehidupan

individu, keluarga rumahtangga, masyarakat, bangsa, dengan makhluk lainnya seperti hewan,

tumbuhan, alam sekitar dan sebagainya.

Selanjutnya akhlak dalam agama Islm adalah suatu ilmu yang dipelajari di dalamnya

tingkah laku manusia, atau sikap kehidupan manusia dalam pergaulan hidup.

Praktek pelaksanaan akhlak adalah berpedoman kepada nash Al-Qur’an dan Al-Hadist,

perbuatan yang dianggap benar adalah perbuatan-perbuatan yang berpijak pada kebenaran

yang telh digariskan oleh nash agama yang bersumber kepada revelasi atau wahyu.

ISLAM SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

Islam memberikan konsepsi yang lengkap dan sempurna tentang seluruh aspek kehidupan

(minhajul hayah) dengan konsepsi yang benar.

1. Keyakinan ( al-i’tiqodi)

QS Al Baqoroh ayat 255 “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan

dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan

tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang dilangit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi

syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan

di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allahmelainkan apa

yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa

beratmemelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” yakni keyakinan

tentang Tuhan, nama dan sifatnya; kekuasaan wewenang dan hak-hakNya; pengawasan-

Page 9: Agama

Nya, pembalasan-Nya di dunia dan diakhirat; tentang nabi dan Rasul; tentang alam ghaib,

malaikat, jin, iblis, setan, kehidupan sesudah mati;alam barzah; kebangkitan; hisab, surga, neraka

dan hal-halghaib lainnya. semua dijelaskan tuntas dalam aqidah Islamiyah.

2. Akhlak (al-akhlaqi)

QS Al A’raaf ayat 96 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan

bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,

tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan

perbuatannya”. dan QS Ar Ra’d ayat 28“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram”. Yakni sikap moral manusia terhadapAllah, dirinya, sesama manusia dan alam

semesta. Aqidah islamiyah akan membentuk kesadaran untuk sealu berbuat yang terbaik dan

menghindari yang buruk”.

3. Tingkah laku (as-suluki)

QS Sura t Al Baqoroh ayat 138 “ Shibghah Al lah. dan s iapakah yang lebih

baik  shibghahnya dari pada Allah? dan Hanya kepada-Nya-lah kami menyembah”.

Shibghah artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti iman kepada Allah yang tidak disertai

dengan kemusyrikan. Yakni tindakan psikomotorik yang bersumber dari aqidahdan akhlak-Nya.

Sistem Islam mengarahkan agar budaya perilaku manusia menjadi muliadan terhormat.

4. Perasaan (asy-syu’uri)

QS Ar Ruum ayat 30 “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama

Allah;(tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak

ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia

tidak mengetahui” fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyainaluri

beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka halitu tidaklah

wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

ISLAM SEBAGAI WAHYU TERAKHIR

Page 10: Agama

Diriwayatkan bahwa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada’]. Pada masa itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata: “Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahawa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu.”

Setelah Malaikat Jibril a.s. pergi maka Rasulullah s.a.w. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah Rasulullah s.a.w. mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah s.a.w. pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s.. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: “Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna.”

Apabila Abu Bakar ra. mendengar keterangan Rasulullah s.a.w. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar ra. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abu Bakar ra. dan mereka berkata: “Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempuma.” Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar ra. pun berkata, “Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahawa apabila sesuatu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahawa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah s.a.w.. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda.”

Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar ra. maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar ra., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah s.a.w. tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat, “Ya Rasulullah s.a.w., kami baru kembali dari rumah Abu Bakar ra. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau.” Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah s.a.w. dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar ra.. Setelah Rasulullah s.a.w. sampai di rumah Abu Bakar ra. maka Rasulullah s.a.w. melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya, “Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?.” Kemudian Ali ra. berkata, “YaRasulullah s.a.w., Abu Bakar ra. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?.” Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: “Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar ra. adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat”.

Setelah Abu Bakar ra. mendengar pengakuan Rasulullah s.a.w., maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan. Sementara ‘Ukasyah ra. berkata kepada Rasulullah s.a.w., ‘Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak

Page 11: Agama

tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta baginda.” Rasulullah s.a.w. berkata: “Wahai ‘Ukasyah, Rasulullah s.a.w. sengaja memukul kamu.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal ra., “Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku ke mari.” Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash].”

Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut dengan berkata: “Siapakah di pintu?.” Lalu Bilal ra. berkata: “Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. untuk mengambil tongkat beliau. “Kemudian Fathimah ra. berkata: “Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya.” Berkata Bilal ra.: “Wahai Fathimah, Rasulullah s.a.w.telah menyediakan dirinya untuk diqishash.” Bertanya Fathimah ra. lagi: “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah s.a.w.?” Bilal ra. tidak menjawab pertanyaan Fathimah ra., Setelah Fathimah ra. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal ra. maka beliau pun menyerahkan kepada ‘Ukasyah.

Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke depan sambil berkata: “Wahai ‘Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah s.a.w. tetapi kamu qishashlah kami berdua.” Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra. maka dengan segera beliau berkata: “Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah s.w.t.telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua.” Kemudian Ali ra. bangun, lalu berkata, “Wahai ‘Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah s.a.w. oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah s.a.w.” Lalu Rasulullah s.a.w. berkata, “Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu.” Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: “Wahai ‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah s.a.w., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah s.a.w.” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah s.a.w. pun berkata, “Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua.” Berkata Rasulullah s.a.w. “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul.”

Kemudian ‘Ukasyah berkata: “Ya Rasulullah s.a.w., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah s.a.w. pun membuka baju. Setelah Rasulullah s.a.w. membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah ‘Ukasyah melihat tubuh Rasulullah s.a.w. maka ia pun mencium beliau dan berkata, “Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah s.a.w., siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah s.w.t. dengan badan saya. Dan Allah s.w.t. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata, “Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya.” Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, “Wahai ‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi darjat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah s.a.w. di dalam syurga.”

Page 12: Agama

Apabila ajal Rasulullah s.a.w. makin dekat maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: “Selamat datang kamu semua semoga Allah s.w.t. mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah s.w.t. dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain Yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan mensolatkan aku ialah Allah s.w.t., kemudian yang akan mensolat aku ialah Jibril a.s., kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk bergantian secara berkelompok bersolat ke atasku.”

Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, “Ya Rasulullah s.a.w. anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata, “Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati.”

Setelah Rasulullah s.a.w. berkata demikian, maka sakit Rasulullah s.a.w. bermula. Dalam bulan safar Rasulullah s.a.w. sakit selama 18 hari dan sering diziaiahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa Rasulullah s.a.w. diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah s.a.w. bertambah berat, setelah Bilal ra. menyelesaikan azan subuh, maka Bilal ra. pun pergi ke rumah Rasulullah s.a.w.. Sesampainya Bilal ra. di rumah Rasulullah s.a.w. maka Bilal ra. pun memberi salam, “Assalaarnualaika ya Rasulullah.” Lalu dijawab oleh Fathimah ra., “Rasulullah s.a.w. masih sibuk dengan urusan beliau.” Setelah Bilal ra. mendengar penjelasan dari Fathimah ra. maka Bilal ra. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fathimah ra. itu. Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah s.a.w. dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal ra. telah di dengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. berkata, “Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan solat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir.” Setelah mendengar kata-kata Rasulullah s.a.w. maka Bilal ra. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: “Aduh musibah.”

Setelah Bilal ra. sarnpai di masjid maka Bilal ra. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah s.a.w. katakan kepadanya. Abu Bakar ra. tidak dapat menahan dirinya

Page 13: Agama

apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar ra. menangis sehingga ia jatuh pingsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat dalam masjid, sehingga Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Fathimah ra.; “Wahai Fathimah apakah yang telah berlaku?.” Maka Fathimah ra. pun berkata: “Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid.” Kemudian Rasulullah s.a.w. memanggil Ali ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu Rasulullah s.a.w. bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah s.a.w. sampai di masjid maka Rasulullah s.a.w. pun bersolat subuh bersama dengan para jemaah.

Setelah selesai solat subuh maka Rasulullah s.a.w. pun berkata, “Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah s.w.t., oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia.” Setelah berkata demikian maka Rasulullah s.a.w. pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah s.w.t. mewahyukan kepada malaikat lzrail a.s., “Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku.”

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah s.w.t. maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah s.a.w. maka ia pun memberi salam, “Assalaamu alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?” (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya masuk?) Apabila Fathimah mendengar orang memberi salam maka ia-pun berkata; “Wahai hamba Allah, Rasulullah s.a.w. sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat.” Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Fathimah ra., “Wahai Fathimah, siapakah di depan pintu itu.” Maka Fathimah ra. pun berkata, “Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggil mu, dan aku telah katakan kepadanya bahawa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga terasa menggigil badan saya.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata; “Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah orang itu?.” Jawab Fathimah, “Tidak ayah.” “Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur.” Fathimah ra. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahawa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar tangisan Falimah ra. maka beliau pun berkata: “Janganlah kamu menangis wahai Fathimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku.” Kemudian Rasulullah s.a.w. pun mengizinkan malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, “Assalamuaalaikum ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab: “Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?” Maka berkata malaikat lzrail: “Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak izinkan maka aku akan kembali.” Berkata Rasulullah s.a.w., “Wahai lzrail, di

Page 14: Agama

manakah kamu tinggalkan Jibril?” Berkata lzrail: “Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakan dia.” Tidak beberapa lama kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah s.a.w..

Apabila Rasulullah s.a.w. melihat kedatangan Jibril a.s. maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: “Wahai Jibril, tahukah kamu bahawa ajalku sudah dekat” Berkata Jibril a.s., “Ya aku tahu” Rasulullah s.a.w. bertanya lagi, “Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah s.w.t” Berkata Jibril a.s., “Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu dilangit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu.” Berkata Rasulullah s.a.w.: “Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti.” Berkata Jibril a.s., “Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud,“Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga.”

Berkata Rasulullah s.a.w.: “Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku.” Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: “Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku.” Setelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, apabila ruh beliau sampai pada pusat, maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: “Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati.” Jibrila.s. mengalihkan pandangan dari Rasulullah s.a.w. apabila mendengar kata-kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril a.s. itu maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: “Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?” Jibril a.s. berkata: “Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?” Anas bin Malik ra. berkata: “Apabila ruh Rasulullah s.a.w. telah sampai di dada beliau telah bersabda,“Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga solat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu.”

Ali ra. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah s.a.w. berkata: “Umatku, umatku.” Telah bersabda Rasulullah s.a.w. bahawa: “Malaikat Jibril a.s. telah berkata kepadaku; “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tersebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu.”

PENUTUP

Sekian makalah ini kami buat, jika ada salah dalam hal penulisan kami mohon maaf sebesar

besarnya.

Terima Kasih