Agama

2
Pemerintah Malaysia dinilai sudah menginjak-injak kedaulatan Indonesia, selain sering "mencuri" kebudayaan Indonesia, Malaysia juga dinilai mendoai perdamaian serumpun di wilayah Asia Tenggara. Hal ini dikatakan oleh Ketua Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia Provinsi Kepulauan Riau yang mengutuk penangkapan tiga petugas pengawas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) oleh Polisi Perairan Malaysia, Andi Zulkarnaen di Markas Polair Polda Kepri di Batam, Minggu (15/8/2010). "Ini bentuk penghinaan terhadap pemerintah Indonesia, ketiga petugas DKP tengah menunaikan tugas negara,"katanya dengan nada kesal kepada wartawan. Dia juga meminta pemerintah pusat segera bertindak secara tegas atas prilaku buruk "pencuri" budaya Indonesia tersebut," Pemerintah pusat harus tegas atas kejadian ini,"ungkapnya. Dimata Andi, tindakan Malaysia sama saja menghina martabat Indonesia di mata dunia, karena secara arogan sudah menangkap WNI di wilayahnya sendiri. Kecaman juga datang dari warga Indonesia dibelahan dunia, Jefry Sondakh WNI di Amerika juga mengecam tindakan tersebut, melalui email, Jefry salah satu mahasiswa Indonesia tersebut sangat menyangakan prilaku buruk negeri tetangga tersebut,"Ini prilaku buruk negeri tetangga, harus ditindak secara tegas," ungkapnya.(Fz/Sur) Penangkapan 3 Petugas RI Karena Wibawa Pemerintah Kurang Andi Saputra - detikNews Jakarta - Peristiwa ditahannya tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Kepri oleh pihak Malaysia menunjukan kewibawaan pemerintah kurang dihargai dunia internasional. Apalagi kasus tersebut telah terjadi 10 kali dalam tahun ini. "Ini banyak faktor mengapa polisi Malaysia berani membawa petugas kita. Yang pasti ini menunjukan wibawa pemerintah kurang dihormati dan dihargai di dunia," kata Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Riza Damanik saat berbincang dengan detikcom, Minggu, (15/8/2010). Faktor pertama yaitu penegakam hukum di perairan perbatasan lemah. Hal tersebut karena kurangnya kapal patroli, personel terbatas dan luasnya laut Indonesia. Faktor kedua, tidak sedikit petugas Indonesia yang "main mata" dengan penjahat ilegal fishing

description

Tugas

Transcript of Agama

Pemerintah Malaysia dinilai sudah menginjak-injak kedaulatan Indonesia, selain sering "mencuri" kebudayaan Indonesia, Malaysia juga dinilai mendoai perdamaian serumpun di wilayah Asia Tenggara.Hal ini dikatakan oleh Ketua Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia Provinsi Kepulauan Riau yang mengutuk penangkapan tiga petugas pengawas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) oleh Polisi Perairan Malaysia, Andi Zulkarnaen di Markas Polair Polda Kepri di Batam, Minggu (15/8/2010)."Ini bentuk penghinaan terhadap pemerintah Indonesia, ketiga petugas DKP tengah menunaikan tugas negara,"katanya dengan nada kesal kepada wartawan.Dia juga meminta pemerintah pusat segera bertindak secara tegas atas prilaku buruk "pencuri" budaya Indonesia tersebut," Pemerintah pusat harus tegas atas kejadian ini,"ungkapnya.Dimata Andi, tindakan Malaysia sama saja menghina martabat Indonesia di mata dunia, karena secara arogan sudah menangkap WNI di wilayahnya sendiri.Kecaman juga datang dari warga Indonesia dibelahan dunia, Jefry Sondakh WNI di Amerika juga mengecam tindakan tersebut, melalui email, Jefry salah satu mahasiswa Indonesia tersebut sangat menyangakan prilaku buruk negeri tetangga tersebut,"Ini prilaku buruk negeri tetangga, harus ditindak secara tegas," ungkapnya.(Fz/Sur)Penangkapan 3 Petugas RI Karena Wibawa Pemerintah KurangAndi Saputra - detikNewsJakarta - Peristiwa ditahannya tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Kepri oleh pihak Malaysia menunjukan kewibawaan pemerintah kurang dihargai dunia internasional. Apalagi kasus tersebut telah terjadi 10 kali dalam tahun ini."Ini banyak faktor mengapa polisi Malaysia berani membawa petugas kita. Yang pasti ini menunjukan wibawa pemerintah kurang dihormati dan dihargai di dunia," kata Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Riza Damanik saat berbincang dengan detikcom, Minggu, (15/8/2010).Faktor pertama yaitu penegakam hukum di perairan perbatasan lemah. Hal tersebut karena kurangnya kapal patroli, personel terbatas dan luasnya laut Indonesia. Faktor kedua, tidak sedikit petugas Indonesia yang "main mata" dengan penjahat ilegal fishing sehingga mereka senang mengincar perairan Indonesia. Faktor lainnya, pemerintah tidak aktif melindungi nelayan Indonesia yang tertangkap di negara tetangga. "Kalau nelayan kita yang ditangkap, pemerintah hanya surat-menyurat. Tak aktif membebaskan seperti terjadi terhadap 10 nelayan Sumatera Utara pada 2009 yang ditangkap Malaysia," bebernya.Faktor terakhir adalah "trend" beberapa negara yang menggunakan intrumen kekuatan negara seperti kepolisian dan angkatan laut untuk melindungi penjahat ilegal fishing. Dia mencontohkan, China yang melibatkan angkatan laut untuk melindungi kejahatan ilegal fishing."Selain itu juga Thailand. Dan terakhir, Malaysia. Tidak dibenarkan, negara mendukung kejahatan ilegal fishing," tutupnya.Seperti diberitakan sebelumnya, Jumat (13/8) pukul 21.00 WIB telah terjadi peristiwa menegangkan di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia. Tembakan terdengar. Buntutnya, otoritas Indonesia membawa 7 nelayan Malaysia dan otoritas Malaysia mengamankan 3 petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). (asp/mok)