Aedes Aegepthy

23
DAYA TETAS TELUR NYAMUK AEDES AEGYPTY PADA AIR TERCEMAR MUFTI AFRIZAL P07133111023 REGULER POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Transcript of Aedes Aegepthy

Page 1: Aedes Aegepthy

DAYA TETAS TELUR NYAMUK AEDES AEGYPTY PADA AIR

TERCEMAR

MUFTI AFRIZALP07133111023

REGULER

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Page 2: Aedes Aegepthy

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkab oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah.

Penelitian ini menggunakan media air tercemar, seperti air tanah, air comberan, air rob dan air hujan sebagai kontrol. Penggunaan air tercemar tersebut, untuk membuktikan seberapa besar daya tetas telur nyamuk aedes aegypty.

LATAR BELAKANG

Page 3: Aedes Aegepthy

a) Berapa persen daya tetas telur Aedes aegypty pada air

tercemar?

b) Pada air tercemar manakah telur nyamuk Aedes

aegypty dapat menetas dengan baik?

RUMUSAN MASALAH

Page 4: Aedes Aegepthy

1. Tujuan Umum

Mengetahui daya tetas telur Aedes aegypti pada air

tercemar, Air Tanah, Air Comberan, Air Rob dan Air

Hujan sebagai kontrol.

2. Tujuan Khusus

a. Menghitung jumlah telur yang menetas di

masing-masing kondisi air.

b. Menentukan jumlah telur Aedes aegypti yang

menetas berdasarkan kondisi air.

TUJUAN

Page 5: Aedes Aegepthy

Kerangka Konsep

Variabel bebasJenis air tercemar-Air tanah -Air comberan-Air rob-Air Hujan

Variabel terikatJumlah telur Aedes aegypti yang menetas

Variabel terkendali-Temperatur -Cahaya-volume

TINJAUAN PUSTAKA

Page 6: Aedes Aegepthy

A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan (metode Eksperiment Quasi)

X1 0 X1 : Air Tanah ( Perlakuan 1 )

X2 0 X2 : Air Comberan ( Perlakuan 2 )

X3 0 X3 : Air Rob ( Perlakuan 3 )

X0 0 X0 : Air Hujan ( Kontrol )

Skema Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN

Page 7: Aedes Aegepthy

B. Tempat Penelitian

Di wilayah Bumi Wana Mukti RT 05 RW IV Kelurahan Sambiroto Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

C. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanaka pada akhir bulan April 2009, dalam waktu satu minggu.

Page 8: Aedes Aegepthy

D. Populasi dan Sampel (subjek penelitian)

Subjek penelitian ini adalah telur Aedes aegypti yang sudah di kumpulkan pada kertas saring yang terdapat di Balai Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Departemen Kesehatan RI di Salatiga.

E. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Dependen (Terikat)

b. Variabel Independen Bebas

c. Variabel Terkendali

Page 9: Aedes Aegepthy

2. Definisi Operasional a. Daya tetas b. Jenis air perindukan c. Temperatur air d. Pencajayaan e. Volume air

F. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Pernyataan dan perhitungan jumlah telur yg menetas.

2. Data Sekunder

Studi pustaka berasal dari internet, buku-buku, majalah / hasil penelitian sebelumnya yg mendukung penelitian ini.

Page 10: Aedes Aegepthy

G. Prosedur Penelitian

1. Bahan

a. air tanah, air comberan, air rob dan air hujan.

b. telur nyamuk Aedes aegypti betina.

2. Alat

a. Tempayan

b. Alat Tulis

c. Termometer

d. Kertas Saring

Page 11: Aedes Aegepthy

Proses Pengambilan air

a. Cara mengambil air tanah = Dari sumur bor kedalaman 15-30 m. Memasukkan jerigen, mendiamkan selama ±2 hari.

b. Cara mengambil air comberan = air comberan gayung kain kasa halus (disaring) jerigen

didiamkan selama ± 2 hari.

c. Cara mengambil air rob = air rob (20.00 WIB) gayung jerigen didiamkan selama ± 2 hari.

d. Cara mengambil air hujan = menampung air hujan dengan ember sampai penuh jerigen didiamkan ± selama 2 hari.

Page 12: Aedes Aegepthy

Cara Kerja

1. Empat jenis air dituangkan ke tempayan.

2. Tempayan (terisi air) kertas saring berisi telur nyamuk.

3. Tempayan terisi air + kertas saring didiamkan 2 minggu setelah satu minggu dihitung jumlah telur nyamuk yang paling banyak berada di air mana.

Page 13: Aedes Aegepthy

Proses Penelitian

a. Alat dan Bahan : Tempayan dan empat macam air : air tanah, air comberan, air rob dan hujan

b. Cara Pembuatan

Empat macam jenis air, masing-masing ditaruh di tempayan yang berbeda sebanyak ½ liter. Kemudian telur nyamuk di kertas saring dimasukan ke tempayan yang terisi air.

c. Proses Pengulangan

Dilakukan 6 X pengulangan dengan cara penggantian air dengan yang baru.

Page 14: Aedes Aegepthy

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

b. Tabulating

c. Proccesing

d. Cleaning

2. Analisis Data

a. Analisis Diskriptif

b. Analisis Analitik

Analisis Univariat dan Analisis Multivarat.

Page 15: Aedes Aegepthy

Hasil Penelitian Tabel 1.Hasil Pemeriksaan Air di Lab. STIKES HAKLI Semarang

Air comberan memiliki kandungan amoniak yang cukup

tinggi yaitu sebesar 4,5 mg/l sehingga memiliki

kemampuan menetaskan telur Aedes aegypty lebih baik

dari jenis air yang lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 16: Aedes Aegepthy

Analisis Deskriptif

Tabel 2. daya tetas telur terhadap berbagai jenis air

Rata-rata daya tetas telur yang tertinggi terdapat pada air Comberan yaitu sebanyak 86 ekor larva, sedangkan rata-rata daya tetas telur terendah terdapat pada air tanah sebanyak 55 ekor larva.

Page 17: Aedes Aegepthy

Tabel 3. Persentase jumlah telur nyamuk yang menetas pada berbagai jenis air.

Persentase tertinggi daya tetas telur terdapat pada air comberan sebesar 85,5 %, sedangkan persentase terendah daya tetas telur nyamuk terdapat pada air tanah sebesar 54,83 %.

Page 18: Aedes Aegepthy

Analisis Analitik

1. Uji Normalitas

Diperoleh nilai p-0,789 (>0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

2. Perbedaan Jumlah Telur Pada Masing-Masing Air dilakukan LSD (Least Significance) ANOVA

a. air tanah dengan air comberan sebesar -30,67

b. air tanah dengan air rob sebesar -16,83

c. air comberan dengan air tanah sebesar 30,67

d. air comberan dengan air rob sebesar 13,83

Page 19: Aedes Aegepthy

e. air comberan dengan air hujan sebesar 26,50,

f. air rob dengan air tanah sebesar 16,83,

g. air rob dengan air comberan -13,83,

h. air hujan dengan air comberan sebesar -26,50.

Hasil tersebut diatas ternyata menunjukkan tingkat rata-rata perbedaan daya tetas telur terbesar ada pada perlakuan air comberan terhadap air tanah sebesar 30,67 dan tingkat rata-rata perbedaan daya tetas telur yang terkecil pada perlakuan air tanah dengan air comberan sebesar -30,67.

Page 20: Aedes Aegepthy

3. Persentase telur yang menetas

Untuk mengetahui persentase telur yang menetas sebagaimana tertera pada tabel 3

selisih telur sblm dan sdh 1 minggu

jumlah telur sebelum satu minggu

4. Air yang Paling Efektif

Hasil Uji LSD sebagaimana ditunjukkan pada lampiran mean sifference yang paling tinggi adalah 30,67 yaitu pada air comberan, jadi berdasarkan hasil uji statistik air comberan merupakan jenis air yang paling efektif untuk menetaskan telur aedes aegypty.

X 100%

Page 21: Aedes Aegepthy

1. Persentase telur yang menetas pada masing-masing kondisi air, hasilnya adalah rata-rata daya tetas telur nyamuk pada air tanah 54.83%, air comberan 85.5%, air rob 71.67% , dan air hujan 59%.

2. Hasil Uji LSD menunjukkan pada lampiran mean sifference yang paling tinggi adalah 30,67 yaitu pada air comberan, jadi berdasarkan hasil uji statistik air comberan merupakan jenis air yang paling efektif untuk menetaskan telur aedes aegypty

KESIMPULAN

Page 22: Aedes Aegepthy

1. Bagi Masyarakat

Agar selalu membersihkan selokan dilingkungannya, jangan sampai ada air comberan yang tergenang. Karena berdasarkan hasil penelitian ini air comberan dapat menetaskan telur nyamuk aedes aegypty dengan baik.

2. Bagi Peneliti Lain

Untuk dapat meneruskan penelitian tentang air comberan apakah dapat menjadi tempat perindukan yang baik bagi aedes aegypty.

SARAN

Page 23: Aedes Aegepthy

TERIMA KASIH...