advokasi no 19

24

description

 

Transcript of advokasi no 19

Page 1: advokasi no 19
Page 2: advokasi no 19

2

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

Surat TaniSurat TaniSurat TaniSurat TaniSurat Tani

Bahasa Sederhana

Cukup sampai disini dulu, lain kalikita sambung kembali. Wasalam

Aryanto JalalJl. Raya Desa Talang Bunut Dsn I

No. 6. Kec. Lebong UtaraKab. Lebong Bengkulu

Surat Aisyah Sartini, Suren JatimulyoJatipuro Karanganyar 57784

dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari Amin ya Robbal Allamin.

Atas nama pengurus UPKD danseluruh masyarakat DesaTalangBunut, Kec. Lebong Utara, Kab.Lebong mengucapkan terima kasihyang tak tehingga yang manakawan-kawan dari Yayasan DutaAwam (YDA) Solo telah mem-fasilitasi kami guna menyampaikanperkembangan UPKD desa kamipada workshop tanggal 14 Maret2005 di Bengkulu. Menindak lanjutipertemuan kita di Bengkulu kamimendapat satu temuan lagi yaitupenandatanganan atas nama KadesDesa Talang Bunut pada tanggal danhari yang sama namun atas namayang berbeda yaitu pada suratpernyataan ditandatangani olehDarul Maukuf Sag. Dan pada SPPK ditandatangani oleh mantan kadesterindikasi terjadi penyalahgunaanwewenang, persekongkolan gunakepentingan kelompok.

Saya mohon kepada kawan-kawan yang ada di Divisi AksiAdvokasi YDA Solo untuk mengirim-kan kaset VCD dan foto ketikaworkshop di Bengkulu tanggal 14Maret 2005 Mengingat teman-temanpengurus UPKD dan nasabah sertamasyarakat Desa Talang Bunut jugaingin tahu hasil workshop.

Dari Buletin MunculInspirasi

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.Terimakasih saya sampaikan pada

YDA atas kiriman buletin advokasi-nya, banyak manfaat yang bisadiam-bil dari buletin tersebut.Pengalaman dan informasi yangdisajikan selalu jadi bahan diskusidan aksi kegiatan kelompok tani diwilayah Kediri, Jawa Timur.Utamanya tentang pola kerja-samayang dilakukan petani denganperusahaan. Dari buletin ini pulamuncul inspirasi kelompok taniperempuan di Desa Tiron untukmelakukan studi etnobotani(tanaman obat) terkait dengan artikeltentang tanaman obat di buletinADVOKASI. Untuk hasilnya nantiakan kami bagi lewat buletin ini juga.Tunggu dan do’a kan semoga lancar.

Bersama ini pula saya informa-sikan bahwa sekarang saya ada dilembaga baru yang intens mendam-pingi petani dan perempuanpedesaan bernama “KIBAR” (KediriBersama Rakyat) yang beralamatdi Jl. Tosaren Barat no 53/95 Kediri64133. Untuk itu kirimanbuletin advokasi berikutnya bisadikirim ke alamat tersebut.

Demikian informasinya, atas per-hatian dan kerjasamanya selama inisaya sampaikan banyak terimakasih.Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Anis Iva PKIBAR-KEDIRI

Jl. Tosaren Barat no 53/95Kediri 64133

Temuan dalamPerkembangan

UPKD

Salam petani pemonitor,Teriring doa semoga Tuhan YME

selalu melimpahkan rahmat danhidayahNya kepada kita semua

Kami atas nama anggotaKelompok Tani Marsudi Tani DesaBade Kec. Klego, Kab. Boyolalimengucapkan banyak terima kasihatas kiriman Buletin PetaniAdvokasi secara rutin.

Apabila dapat diterima dandirealisasikan kami usulkan agarbahasa yang disajikan adalahbahasa Indonesia yang sederhana.Apabila terpaksa digunakan bahasaasing mohon diberi penjelasan.Mengingat anggota kami parapetani yang berpendidikan rendah.Terima kasih.

SamtaniKelompok Tani Marsudi Tani

Desa Bade, Kec. Klego, Kab.Boyolali Jawa Tengah

Jatuh Hati & Ingin Memiliki

(OK, kami tunggu hasil studinya-red)

(kawan-kawan di Divisi Aksi Advokasi telahmengirimkannya. Semoga bermanfaat

bagi kawan-kawan di Bengkulu-red)

(usul yang sangat bagus. Kami akan mencobauntuk memakai bahasa yang sederhana-red)

Page 3: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

3

Salam AdvokasiSalam AdvokasiSalam AdvokasiSalam AdvokasiSalam Advokasi

Buletin Petani Advokasi diterbitkanoleh Yayasan Duta Awam (YDA),sebagai media komunikasi danadvokasi menuju petani Indonesiamandiri.Redaksi Buletin Petani Advokasimenerima tulisan, gambar/fotodengan misi pemberdayaan petanidari berbagai pihak, khususnya darikalangan petani sendiri.

Penanggung Jawab:M Riza

Redaktur Pelaksana:Gideon Sumiyarsa, Kurniawan Eko Y

Redaktur:Mediansyah, Sucipto,Sumengkar Wahyuningrum,M Yunus, M Riza, Anwar Hadi,M Zainuri Hasyim, A Bayu C.

Penulis edisi ini:Mediansyah, Gideon, M Yunus,Syaiku Lukman (petani),Komarun (petani), Samtani (petani),Kusmedi (petani), Bayu, Eko Y,Eko Bade (petani), Agus Wahyono

Administrasi: Puitri HatiningsihPengiriman: Agus Wahyono

Alamat:Jl Adi Sucipto No 184-I Solo 57145Telp: (0271) 710816Fax: (0271) 729176e-mail: [email protected] (International Standart SerialNumber): 1829-6939

Sampul Depan: “Memedi Sawah” olehBengkel Qomik dengan olah Komputeroleh Agus & K Eko Y.Sampul Belakang: “Akses Informasi”oleh K Eko Y & Mediansyah (teks).

Isi Spesial Nomor Ini:Hal 4 - Petani dan Pilkada LangsungHal 8 - Mencermati P2KPHal 10 - Membaca Peluang PasarHal 14 - Cerpen: Menunggu PilihanHal 19 - Hama Kacang, Padi, CabeHal 22 - Kumpulan Resep Kesehatan

PelaksanaanP e m i l i h a nKepala Da-

erah (Pilkada) seca-ra langsung tidakakan lepas dariperhitungan dagangatau untung rugidari setiap pesertaPilkada. Baik secaralokal maupun nasio-nal, jika seseorangmemiliki kekuasaanpolit ik (eksekutif maupunlegislatif) biasanya sudah harusmengeluarkan uang dalamjumlah besar.

Maka logika dagang akanberlaku pada setiap pesertaPilkada, baik tingkat gubernurmaupun bupati/walikota. Lantaspemenang harus pula mengha-silkan sejumlah uang sebagaikeuntungan. Tentu, hal ini adalahsebuah pengkhianatan kepadapublik yang seharusnya difa-silitasi pemimpinnya.

Berdasarkan perhitungan olehpengamat ekonomi dari Univer-sitas Gadjah Mada, DR RevrisonBaswir MBA, untuk menjadipeserta Pilkada (bupati/walikota)di Jawa Tengah, peserta harusmengeluarkan dana minimal Rp6 miliar. Biasanya dana tersebutberasal dari sponsor/donaturyang harus dikembalikan saatyang bersangkutan terpil ihmenjadi bupati/walikota.

Disebutkan, cara pemenangPilkada dalam mengembalikandana sponsor, nantinya donaturdiberi proyek, sehingga yangterjadi adalah perdagangan disektor publik.

Suatu kenyataanyang menyedih-kan, bahwa Pilkadamasih menjadiperistiwa milik sege-lintir kaum elit.Dimulai dari tahappencalonan yangtidak menggali danaspirasi polit ikrakyat. Pilkadalangsung ini, masihsaja menempatkan

rakyat sebagai obyek (yaitupemilih yang disodori poin-poinpilihan).

Pilkada ini samasekali tidakmemberi kesempatan pada rak-yatuntuk mengajukan calon alternatif(calon independen), sehinggahanya memberi kesempatan kepa-da elit politik untuk “berdagang”dengan rakyat sebagai pihakketiga yang cenderung dirugikan.

Bahkan ketika terjadi kon-flik dalam proses Pilkada,banyak bukti menunjukkanbahwa konflik yang terjadiadalah benturan kepentingankaum elit semata, yang jauh dariwawasan kebangsaan, namunkonflik itu memanfaatkan massarakyat!

Lantas, dimanakah “peru-bahan” yang digembar-gemborkan dalam Pilkadal(Pemilihan Kepala DaerahLangsung) ini? Apakah cumauntuk mengadali rakyat?

PILKADAL

Page 4: advokasi no 19

4

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

Bengkel Qomik

Petanidan

Pilkada Langsung

Belum genap satu tahunbangsa Indonesiamelaksanakan pesta

demokrasi yaitu pemilihan presidendan wakil presiden putaran keduayang dimenangkan oleh pasanganPresiden Susilo Bambang Yudoyonodan Wakil Presiden Yusuf Kalla,yang telah berhasil menyisihkanpasangan Mega-Hasyim. Dari pemilubeberapa putaran, sejak pemilulegislatif hingga pemilu presidenputaran yang kedua telah menelanbiaya trilyunan rupiah. Belum lagidana yang diselewengkan oleh KPUseperti yang ramai di-beritakanakhir-akhir ini. Kalau sekiranya danatersebut buat subsidi BBM, tentuBBM tidak akan naik sepertisekarang ini.

Seiring dengan perubahan refor-masi dan perubahan peraturan,akhirnya jabatan bupati dan wakilbupati pun harus diperebutkandengan pilihan langsung. Dalampilihan langsung ini rakyat memilihpasangan bupati dan wakil bupatipada Pemilihan Kepala Daerah(Pilkada) yang akan dilakukan olehtiap-tiap kabupaten.

Kabupaten Boyolali akandilaksa-nakan pada tanggal 26 Juni2005 dan juga oleh beberapakabupaten lainnya. Dana untukpelaksanaan Pilkada ini sekitar 9-11 milyar rupiah dari dana dariAPBD.

Mengapa harus langsung?Sudah menjadi rahasia umum,

dalam Pilkada pada tahun 2000,bupati dan wakil bupati dipilih olehanggota DPRD II. Anggota DPRDII sangat riskan menerima suapdari calon bupati dan wakil bupati.Dan memang yang terjadi ketikacalon bupati yang kurang dalam

finansial atau kalah dalam menyuapangggota DPRD tentu akan menjadiyang terkalahkan. Sebaliknya, calonbupati yang memiliki lobi yang kuatdan pengaruh finansial yang kuat,dia akan pasti menduduki “kursipanas” ke kabupaten.

Pada periode tahun 2005-2010ada sedikit perubahan. DPRD II tidaklagi memilih bupati, tetapi cumasebagai kendaraan lewat partainya.Sudah barang tentu partai sebagaikendaraan untuk mencalonkanbupati juga butuh bahan bakar.Sehingga calon bupati dan wakilbupati tersebut harus buka dompetdulu kepada kendaraan yang akanditunggangi-nya. Walaupun yang

menentukan jadi dan tidaknya nantiadalah rakyat. Kalau dulu dalamPilkada yang dilaksanakan olehDPRD, biaya tidak terlalu besaryang dianggarkan dalam APBD,namun sekarang dengan sistempilihan langsung oleh rakyat, biayamelambung sampai 500%.

Sudah Siapkah Petani?Sebenarnya masyarakat dan

juga petani sebagai orang cilik,belum paham kepala daerah sepertiapa yang ideal. Apa yang mengum-bar janji, mau membangun masya-rakat pinggiran dan pedesaan,menyediakan sarana pendidikan,transportasi, komunikasi. Bisa

Page 5: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

5

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

dikatakan itu semua janji gombal.Lantas, apa yang mengadakanpendekatan dengan menyebar aspaldan uang semen. Nah, rupanyamasyarakat kita banyak yangcenderung kepada pendekatansemacam ini. “Kalau ada barangatau uang saya akan milih yangngasih itu”, demikian kecen-derungan masyarakat. Sehinggasudah tidak ada lagi karakteristikkepala daerah yang jujur, amanah,benar, bersih. Kalau dulu dewanyang disuap namun sekarangkesempatan masyarakat untukdisuap. Calon bupati mendidikrakyatnya untuk disuap. DalamPilkada langsung ini diharapkan bisamendapatkan pemimpin yang bersihnamun justru sebaliknya pemimpinyang jujur, bersih, amanah, benarharus dengan legawa menerimakenyataan dirinya bahwa dirinyakalah dengan uang semen danaspal.

Harapan orang cilik seperti sayasebagai seorang petani gurem,pilkada nanti bisa dilaksanakandengan jurdil. Dalam hal ini Panwas(Panitia Pengawas) juga harusbertindak terhadap kontestan balonbupati yang terlibat dalam kasuspenyuapan terhadap masyarakat,

baik berupa uang semen maupunaspal. Ketika dalam prosespemilihan nanti berjalan denganbersih diharapkan juga hasilnyaakan muncul bupati yang bersih.

Ibarat tukang bengkel yangbekerja ingin memperbaiki ken-daraan yang senantiasa bersimbahdengan oli dan gemuk. Untukmendapatkan hasil yang baik tidakberpikir panjang untuk membersih-kan tangannya yang terkena oli. Diaakan menyekatkan pada pakaianyang dikenakannya. Karenamemang pakaiannya sudah miripseperti serbet. Dari kisah tukangbengkel ini bisa kita ambil pelajaranbahwa jika para calon bupati dalammenuju kursi panas ke kabupatenini penuh dengan jalan yang kotor,tentu ketika bupati nanti berhasil diaakan menghalalkan segala carauntuk kepentingan dirinya sendiri.

Bupati sebagai penguasaseharus-nya punya prinsip bahwapenguasa itu bukan untukmenguasai namun penguasa adalahmengatur. Pengua-sa adalah untukmenyalurkan apa yang menjadi hakrakyat. Jangan hanya untukmenumpuk harta dan hanyamementingkan pembangunan didaerah asal, sehingga terkesan

bupati itu milik orang kota saja.Seolah-olah kemudian orang desa(petani) itu tidak punya bupati.

Saatnya Memikirkan PetaniHampir 75% rakyat Boyolali

adalah petani. Petani adalah sebagaipenunjang kehidupan orang banyak.Termasuk bupati sendiri setiap harimengkonsumsi hasil pertanian,sejak nasi, sayur, daging, susu,semua itu dihasilkan oleh petani.Namun, toh sampai saat ini kurangada perhatian terhadap nasib petanibaik petani susu, petani padi, lebih-lebih terhadap para petani tembakaudi lereng Gunung Merapi-Merbabu.Nasib oh nasib.

Seringkali pemerintah mengada-kan program yang tidak tepat.Seperti ketika pemerintahmengadakan operasi pasar beraskepada petani penghasil beras.Sehingga meng-akibatkan hargaberas produksi petani menjadianjlok. Seharusnya juga diadakanoperasi pasar pupuk, agar petanibisa mendapatkan subsidi pupukdari pemerintah bukan parapedagang yang justru pada saat inidisubsidi oleh pemerintah.Meskipun, sistem dari DinasPertanian mengadakan operasipasar pupuk namun hal ini seringkalijustru terlambat. (Lha untuk apaketika padinya sudah mulai bunting).

Untuk itu harapan pada bupatiagar menginstruksikan kepadajajaran dinas pertanian untukmembuka mata kalau daerahBoyolali utara khu-susnya adalahlahan tadah hujan. Kalau memangmau mengadakan operasi pupukbetul-betul tepat saat petanimembutuhkan.

Inilah sekedar uneg-uneg daripetani cilik yang mengharapkanpemimpin yang bisa diteladani(dicontoh), yang dapat dipercaya.Seperti prinsip yang diajarkan KiHajar Dewantara, Ing ngarsa sungtuladha, ing madya mangun karsa,tut wuri handayani.

Syaiku LukmanPetani dari Desa Bade, Kec.

Klego, Kab. Boyolali, Jateng

Kapankah kempanye cerdas dan mencerdaskanmenjadi budaya demokrasi kita?

Eko

Page 6: advokasi no 19

6

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

Pilkada Menjerat dengan

Kepentingan Sesaat

Mbah Suto seorang nenekberusia 70-an berjalantertatih-tatih sambil men-

jinjing plastik kresek berisi gula, tehdan bumbu dapur. Tangan kanannyamembopong satu kardus mieinstant. Dengan dandanan yang jauhlebih rapi dari hari-hari biasanya,wajah Mbah Suto begitu berseri-seri.

Dari belanja di pasarkah? Tidak.Sejenak kemudian Mbah Suto-Mbah Suto yang lain, bermunculandari jalan kampung di desa itu.Ternyata mereka baru saja pulangdari kegiatan bakti sosial yangdiselengarakan di kampung itu,khusus untuk kaum lansia. Kononacara tersebut diselenggarakansebagai ujud kepedulian salah satupasangan calon kepala daerahterhadap kaum lansia.

Di beberapa bulan terakhir ini,khususnya di wilayah Eks Kare-sidenan Surakarta, pemandanganseperti di atas hampir bisa ditemuidi berbagai sudut kampung. Bahkantidak hanya bakti sosial yangujudnya bagi-bagi sembako, tapijuga berujud pemberian pelayanankesehatan gratis bagi keluargamiskin, wisata gratis juga bagikeluarga tidak mampu, pentasbudaya sampai sepeda santai bagipara remaja.

Bahkan di desa-desa yangdulunya jarang ada pertemuan,volume pertemuannya bertambah.Mulai dari sekedar pertemuan biasa,sampai ada yang dikemas dalambentuk pengajian dan diskusikebijakan. Kesemarakan suasanadesa bertambah dengan munculnyaberbagai atribut, seperti spanduk,poster dan stiker-stiker.

Isi berbagai atribut punbermacam-macam. Ada yangsekedar memuat gambar pasangancalon, ada yang hanya memuat

kalimat berupa dukungan, ada jugayang memuat kedua-duanya. Baikberupa nada dukungan maupunsekedar memperkenalkan pa-sangan. Meskipun diduga kuatsemuanya berasal dari pasangancalon. Namun ada juga atribut yangisinya pesan moral padamasyarakat.

Yang jelas baik dari atribut yangdipasang di jalanan, di sudut-sudutkampung maupun kegiatan-kegiatanyang diadakan untuk masyarakat,nampaknya mempunyai satu misi,yakni mendapatkan simpati ataudukungan dari masyarakat. Maklumdi beberapa daerah di wilayah EksKaresidenan Surakarta, pada bulanJuni 2005 nanti akan menggelarPilkada Langsung (PemilihanKepada Daerah Langsung) ataudibeberapa tempat diistilahkandengan PILKADAL (PemilihanKepala Daerah Langsung).

Saat inilah rakyat mendapatkanperhatian yang luar biasa daribanyak pihak, utamanya pasangancalon maupun tim suksesnya.Daerah yang dulunya hampir tidakpernah mendapatkan kunjungan dariorang luar, sekarang ini menjaditempat kunjungan bagi hampirsemua pasangan calon. Mulai dariyang sekedar berjabat tangansambil menyapa penuh ekspresiempati, sampai melakukan dialog-dialog penuh janji.

Sambutan MasyarakatSeperti yang diekspresikan oleh

Mbah Suto, mereka rata-ratamenyambut antusias semuakegiatan yang diadakan olehpasangan calon atau tim sukses.Terutama kegiatan-kegiatan yangberupa bagi-bagi sembako ataupemberian pelayanan kesehatangratis. Menurut penuturan Mbah

Page 7: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

7

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporanSuto, saat ditanya soal kegiatan-kegiatan tersebut mengatakanbahwa bagi masyarakat miskinseperi dia kegiatan tersebut sangatmembantu. “Yah, lumayanlah Mas,belum tentu kegiatan ini terse-lenggara di tahun-tahun depan.Paling nanti kalau sudah kepilih yabelum tentu mengadakan lagikegiatan seperti ini”. Saat ditanya,siapa nantinya yang akan dipilih,dengan gaya diplomasi Mbah Sutomenyatakan, “Kirangan, Mas,mangke (Entahlah, Mas, nanti)”.

Dari penelusuran ke berbagaiwilayah yang akan menyelenggara-kan Pilkadal, apa yang disampaikanMbah Suto merupakan gejala danpandangan yang hampir merupakanpandangan atau pemikiran banyakwarga masyarakat.

Lihat saja yang terjadi di sebuahkampung di Solo. Warga disanamenyambut Pilkada dan perhatianpasangan calon dengan berupayamengajukan proposal bantuan, untukpengembangan kelompok orkesyang akan dirintis di sana. Proposalitu nantinya akan ditujukan kesemua pasangan calon.

Berdasarkan penuturan salahsatu warga (Agus, sebut saja begitu),konon upaya ini dilaksanakan mum-pung ada peluang. “Besok kalaunggak ada pilkada semacam ini,belum tentu kita bisa dapatkan ban-tuan”, tambahnya.

Jadi ada semacam “gayung ber-sambut”. Masyarakat membutuhkansesuatu yang konkrit dan pasangancalon yang ingin membangun empatimasyarakat.

Menurut Agus Djawari, salahseorang pakar sosial di KabupatenKaranganyar, fenomena tersebutsebenarnya merupakan ujud dariprotes masyarakat terhadap perilakupejabat di negara kita.

“Melalui berbagai respon terse-but, sebenarnya masyarakat inginmengirimkan pesan pada para calonpenguasa dan pejabat negara, bahwamasyarakat membutuhkan bukti.Bukan sekedar janji . Disamping itumasyarakat juga sedang mengi-rimkan pesan, bahwa kebanyakanpara calon ketika dipilih oleh rakyat

dan kemudian menjabat seringkalimelupakan program-program yangdulu dijanjikan pada saat kampa-nye”.

Agus Djawari menjelaskan,“Makanya mereka mengambil jalanpintas, dengan mencoba mengailkeuntungan sesaat, dengan pertim-bangan belum tentu lain kali menda-patkan kesempatan yang sama”,kata dia.

Jangka Panjang?Bukankah sebenarnya dalam

jangka panjang yang lebih pentingadalah mengetahui visi dan misiserta kelayakan program-programmasing-masing pasangan calon?

Dengan demikian bisa diketahuiseberapa besar keberpihakanmasing-masing pasangan calonterhadap masyarakat?

“Wah semuanya mengatakanpaling berpihak, kalau pada saatkampanye begini. Semua mempu-nyai program-program yang jelas.Buktinya banyak pasangan yangketika sudah terpilih, tidak merea-lisasikan apa yang dulu dijanjikan “,kata Sariman salah satu warga DesaSanggung, Kecamatan Gatak,Kabupaten Sukoharjo, menanggapilontaran di atas saat menghadiripengajian yang diisi oleh salah satupasangan calon.

Lantas apakah tidak jadi

bumerang bagi masyarakat, ketikayang terpilih nantinya hanya orangyang bermodal besar, dan belumtentu sungguh-sungguh mewujudkanharapan masyarakat?

“Kalau orang tua-orang tua ditempat saya, siapa yang memberiuang banyak ya itu yang dipilih.Habis bagaimana lagi. Itu kan yangkonkrit dirasakan masyarakat. Tohkalau sudah jadi mereka lupa denganmasyarakat lagi”, kata Agus salahsatu warga Jongke KecamatanLaweyan Solo, menanggapi feno-mena di atas, seolah pasrah denganapa yang akan tejadi ke depan.

Nampaknya demokratisasi dalampemilihan kepala daerah di negara

kita masihbanyak men-d a p a t k a nhambatan.

Hambatanp e r t a m adatang darip a s a n g a ncalon dan tims u k s e s ,yang le-bihm e m i l i hm e m b u a tk e g i a t a n -k e g i a t a nyang bersifatmembangunempati dari“kebutuhans e s a a tmasyarakat”,

bukan membangun daya kritis danlogika pikir yang sehat dimasyarakat, minimal pula upayamenggali keinginan politik warga.

Hambatan yang kedua, kalau kitatidak berhati-hati, justru datang daridiri kita sendiri sebagai pemilih, jikakita mendasarkan pilihan padakeuntungan sesaat yang kitaperoleh dari masing-masingpasangan calon.

Semoga saja apa yang dilakukanmasyarakat sebagaimana diungkap-kan diatas, diimbangi dengan dayakritis dalam memilih. Atau justruhal-hal diataslah yang sebenarnyamerupakan ujud dari daya pikir kritismasyarakat? (M. Yunus)

Eko

Perang spanduk-Sudut-sudut keramaian menjadi sasaranpemasangan spanduk kampanye dari pasangan calon kepaladaerah.

Page 8: advokasi no 19

8

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

Monitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan Advokasi

Di negara kita ini, pemerintahdalam upaya menanggulangikemiskinan, berbagai cara

telah ditempuh. Misalnya, diada-kannya Raskin (beras untuk orangmiskin) dan sembako denganoperasi pasar. Dan satu lagi, yaitudengan P2KP (Program Penang-gulangan Kemiskinan Perkotaan).

Program ini sosialisasinya ditingkat kabupaten kami (Boyolali),dimulai tahun 2003. Sosialisasidilakukan terhadap kepala desa se-kabupaten. Proyek ini sasarannyaadalah masyarakat miskin. Sosiali-sasi proyek kepada masyarakatdilakukan sampai beberapa kali.Sosialisasi tersebut untuk menge-tahui sejauh mana kesiapan masya-rakat menerima proyek tersebut.

Kami diberitahu, proyek ini akanbernilai Rp. 250.000.000 (dua ratuslima puluh juta rupiah) untuk DesaBade, Kecamatan Klego. Danaberasal dari pinjaman Bank Dunia,APBN dan APBD sebagai danapendamping.

Dikatakan, dana yang akandicairkan terbagi dalam 3 tahapuntuk 3 tahun. Tahun pertama akanturun Rp. 125.000.000, tahun keduacair Rp. 75.000.000 dan tahun ketigasebesar Rp. 50.000.000. Apabilapada tahap I ada penyimpangandana, maka tahap kedua dana tidakcair lagi.

Nah, sekarang yang menjaditanda tanya, adalah adanya sesuatuyang membingungkan. Ceritanyabegini, di desa kami, wilayahKecamatan Klego KabupatenBoyolali, ada tim yang terdiri dari 6orang, disebut fasilitator.

Pada bulan Januari 2005,tepatnya di balai desa, kami diberipenjelasan-penjelasan dari timtersebut masalah proyek. Katanyaproyek ini benar-benar harus

menyasar kepada masyarakatmiskin dan di masyarakat desa/kelurahan yang menjadi sasaranP2KP dibutuhkan tim relawan untuktiap-tiap RT. Katanya, tim relawantersebut harus benar-benar ikhlasberjuang tanpa pamrih. Artinya,untuk pelaksanaan proyek, relawantidak diberi imbalan sepeserpun.

Pada waktu sosialisasi di tempatkami, ada pertanyaan dari pesertarapat, apakah fasilitator juga bekerjasebagai relawan artinya tidak diberiimbalan sepeserpun? Beginijawabannya: “Saya rasa di dunia inimanusia tidak ada yang suci, artinyatanpa pamrih kecuali malaikat”.

Pertanyaan dengan jawabantersebut membuat peserta rapatsangat kecewa. Apalagi setelahdengar kabar angin bahwa fasilitatoryang bertugas di wilayah kami gajiperbulannya sampai 3 jutaan.Mereka menggembar-gemborkanrelawan, kemudian pasang spanduktiap-tiap desa supaya membentuktim relawan tanpa diberi imbalanapapun. Disisi lain, pihak“manajemen proyek” tidak terbukatentang dana-dana yang ada.

Fasilitator juga menegaskanperangkat desa untuk mensosialisa-sikan kepada masyarakat, semen-tara ketika diminta hadir padapertemuan di tiap RT fasilitatortersebut tidak mau. Alasannyapersonilnya tidak mencukupi (6orang untuk 1 kecamatan)

Proyek yang dilaksanakan tidakselalu berdampak baik. Ada jugadampak-dampak tidak baik yangdirasakan oleh masyarakat. Dampaktidak baik tersebut, antara lain:Kecemburuan sosial, denganadanya bantuan-bantuan daripemerintah, masyarakat yangmenerima dan yang tidak menerimaselalu terjadi iri. Terus dikaitkan

dengan kegiatan gotong royongmasyarakat. Kalau begitu kerja baktibiar yang menerima bantuan saja.Contohnya pada beras OP/Raskin.Masyarakat jadi ketergantungan(njagaake), dan kurang mandiri,padahal semua bantuan yangdikucurkan kepada masyarakattersebut asalnya juga pinjaman dariBank Dunia. Konon kabarnya utangIndonesia ini, anak/bayi yang barulahir aja sudah kebagian utang. Jadikesimpulannya Indonesia ini negaraadil makmur tapi belum bisa semuamasyarakat merasakan makmurdalam keadilan.

Jadi meski pemerintah sudah ber-ganti-ganti presiden era orde baru,era reformasi, kalau kita amati yangnamanya korupsi sepertinyanyaoleh orang tertentu sudah dianggapbudaya. Kalau di era orde barukorupsi dilakukan secara tersem-bunyi tapi di era reformasi korupsijustru dilakukan secara terang-terangan. Apalagi yang namanyasuap, misalnya kita mau melamarjadi ABRI/PNS, itu sudah biasa.

Masyarakat kecil seperti kami,biasanya cuma berdoa mudah-mudah-an pemberantasan korupsisecara tuntas seperti yangdiprogramkan pemerintah benar-benar terealisasi, tidak hanyakegiatan sesaat saja.

Sebenarnya setelah masyarakattahu asal usul dana tersebut utangluar negeri, masyarakat berpen-dapat daripada diberi bantuanasalnya dari utang lebih baik tidakdiberi bantuan. Ketika nantinyamenumpuk utang akhirnya masya-rakat juga yang akan terbebani.

KusmediPetani dari Desa Bade,

Kecamatan Klego,Kab. Boyolali, Jawa Tengah

Mencermati dan MengamatiPelaksanaan P2KP

Page 9: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

9

Monitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan AdvokasiMonitoring dan Advokasi

Visi dan Misi P2KPVisiTerwujudnya masyarakat madani, yangmaju, mandiri, dan sejahtera dalamlingkungan permukiman sehat,produktif dan lestari.MisiMembangun masyarakat mandiri yangmampu menjalin kebersamaan dansinergi dengan pemerintah maupunkelompok peduli setempat dalammenanggulangi kemiskinan secaraefektif dan mampu mewujudkanterciptanya lingkungan permukimanyang tertata, sehat, produktif danberkelanjutan. (Visi dan missi ini harus kitajadikan alat uji untuk menilai setiap proses/tahapan P2KP di daerah kita!)

a) Terbangunnya lembaga masyarakatberbasis nilai-nilai universalkemanusiaan, prinsip-prinsip kema-syarakatan dan berorientasi pem-bangunan berkelanjutan, yang aspiratif,representatif, mengakar, mampumemberikan pelayanan kepada ma-syarakat miskin, mampu memperkuataspirasi/suara masyarakat miskin dalamproses pengambilan keputusan lokal,dan mampu menjadi wadah sinergimasyarakat dalam penyelesaianpermasalahan yang ada di wilayahnya.(Apakah P2KP di tempat kita diputuskan secarabersama dengan melibatkan aspirasi rakyatmiskin?)

b) Meningkatnya akses bagimasyarakat miskin perkotaan kepelayanan sosial, prasarana dan saranaserta pendanaan (modal), termasukmembangun kerjasama dan kemitraansinergi ke berbagai pihak terkait, denganmenciptakan keper-cayaan pihak-pihakterkait tersebut terhadap lembagamasyarakat (BKM). (Apakah P2KP telah danakan menguatkan organisasi masyarakat?)

Apa dan bagaimana P2KP dilaksanakan?

c) Mengedepankan peran Pemerintahkota/kabupaten agar mereka makinmampu memenuhi kebutuhanmasyarakat miskin, baik melaluipengokohan Komite PenanggulanganKemiskinan (KPK) di wilayahnya,maupun kemitraan dengan masyarakatserta kelompok peduli setempat.(ApakahP2KP mengubah pemerintah Anda sehinggamenjadi lebih melayani?)

Langkah-langkah kegiatan atau prosesyang dilaksanakan P2KP mencakup :1. Sosialisasi awal, melalui serangkaiandiseminasi, lokakarya, dan membangunkesadaran (kepedulian) dari semuapelaku kunci. (Siapa saja yang dilibatkandalam pengambilan keputusan danperencanaan?)

2. Serangkaian Rembuk KesiapanMasyarakat, dan Refleksi Kemiskinan,untuk membangun kesadaran kritis dantanggung jawab sosial, serta menum-buh kembangkan kembali nilai nilaikemanusiaan dan prinsip prinsip tatapengaturan / kepemerintahan yang baik.(Siapa saja yang dilibatkan dalam pengambilankeputusan?)

3. Kegiatan Pemetaan Swadaya, untukmengenal, memahami, dan menggalipersoalan kemiskinan yang ada disekitar lingkungan wilayahnya. (Siapasaja yang dilibatkan dalam penggalian datadan pengambilan keputusan?)

4. Membangun organisasi dankelembagaan masyarakat (BKM)dengan pembelajaran warga mengenaikepemimpinan yang berbasis nilai,aspiratif, dan akuntabel. (Siapa saja yangdilibatkan dalam pengambilan keputusan?Kepada siapa dan bagai-manapertanggungjawaban dilakukan?)

5. Perencanaan Partisipatif melaluisejumlah rembuk warga, danpenyusunan PJM Pronangkis di tingkatkelurahan. (Siapa saja yang dilibatkan danbagaimana cara pengambilan keputusan?)

6. Pembelajaran aspek Tri-Daya (SosialEkonomi Lingkungan), melaluipemanfaatan dana BLM, meren-canakan, dan mengelola keberlanjutan-nya melalui Unit pengelola keuangan(UPK). Pemanfaatan dana BLM inidapat berupa santunan sosial, pinjamanbergulir usaha mikro, dan pembangunan/ perbaikan untuk prasarana lingkunganpermukiman. (Apakah ada pelatihan yangcukup bagi pengurus UPK dan bagaimana carapengambilan keputusan di situ? Cairnya danaapakah tepat waktu dan sasaran?)

7. Membangun transparansi, akunta-bilitas publik lembaga masyarakat(BKM/UPK) dan mengembangkankontrol sosial di masyarakat. (Bagaimanadan kepada Siapa pertanggungjawabandilakukan? kepada masya-rakatkah?)

8. Mengembangkan kemitraan antaramasyarakat (BKM) dan instansi (dinas)pemerintah daerah untuk merencanakandan mengelola kegiatan pembangunansecara bersama. (Seperti apakah kemitraandan kesetaraan yang dimaksudkan?)

9. Membangun jaringan, kerjasama,dukungan sumberdaya untukpenyaluran kebutuhan program dimasyarakat. (Siapa saja stakeholder yangterlibat, apa bentuk keterlibatannya?)

10. Memberikan insentif program bagiBKM-BKM yang mampu mandiri untukmelaksanakan (swakelola) pembangun-an lingkungan terutama yangmenyangkut efektifitas dan efisiensipenyeleng-garaan pelayanan publik ditingkat kelu-rahan.(Bagaimana prosespengambilan keputusan dan prosespelaksanaannya?) [Bayu]

Berdasarkan informasi yang ADVOKASI sadur dari Pedoman Umum P2KP (Program Penanggulangan KemiskinanPerkotaan) dan website www.p2kp.org dibawah ini, MARI kita pelajari kemudian kita gunakan sebagai dasar dalam

berpartisipasi ataupun melakukan PENGAWASAN pelaksanaan P2KP di tempat kita masing-masing. Dibawah ini adabeberapa “pertanyaan kunci” yang dapat dikembangkan untuk memonitor atau berpartisipasi aktif dalam P2KP.

“Ingat P2KP dibiayai dari utang luar negeri yang harus dibayar oleh kita atau anak cucu kita !!”

Tujuan

Langkah-langkahKegiatannya

Page 10: advokasi no 19

10

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

Pengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman Aksi

Tidak semua halangan dankesulitan menjadikanseseorang putus asa. Ketika

seseorang mau berusaha pasti akanada jalan. Itulah yang nampaknyadilakukan oleh Juniarto (42) danSupriyatun (40). Pasangan suamiistri warga Desa Bade, KecamatanKlego, Kabupaten Boyolali, JawaTengah. Desa Bade yang terletak diBoyolali utara merupakan daerahperbukitan yang hanya mengandal-kan sawah tadah hujan. Ironisnya disitu terdapat Waduk Bade yangmenjadi sumber irigasi teknis untukbeberapa desa di sekitar KecamatanKlego, namun justru banyak sawahpenduduk Desa Bade yang tidakterairi karena lokasinya yang lebihtinggi. Penduduk seringkali merasabahwa perhatian terhadap pem-bangunan daerah ini masih kurangdari pemerintah.

Krisis ekonomi yang melandaIndonesia tahun 1997 berdampakpada rakyat Indonesia secara umum,tentunya berpengaruh juga padamereka. Namun mereka melihat halitu bukan sebagai penghalang.Kesulitan ekonomi yang merekaalami tidak membuat mereka putusasa. Mereka justru berpikirbagaimana memenuhi kebutuhanhidup mereka dengan cara yang lain.Jika hanya mengandalkan dari hasilpertanian, maka secara ekonomimereka akan mengalami kesulitan.Sementara kedua anaknya masihbersekolah dan membutuhkan biayayang tidak sedikit.

Juniarto, yang biasa dipanggilJuni, adalah petani kecil dengan luas

lahan sawah hanya 2500 m2 dantegalan 1500 m2. Lahan tersebutditanami padi dan palawija.Sedangkan untuk tegalnya ditanamitanaman tahunan. Selain itu merekajuga memelihara ternak. Hasil yangdidapatkan dari budidaya perta-niannya terasa belum mencukupikebutuhan sehari-hari. Meski istrinyajuga turut membantu ekonomikeluarga dengan bekerja sebagaiburuh tani.

Untuk itu, mereka memutuskanuntuk berusaha dalam bidang laintanpa meninggalkan usaha pertanianmereka. Mereka kemudian berusahaberdagang. Mulai dari berdagangsayur, kelapa dan beberapa hasilpertanian. Sampai kemudian padatahun 1998 muncul ide untukberdagang lontong dan sate. Melihatbahwa di pasar-pasar sekitarKecamatan Klego belum ada orang

yang berjualan lontong dan sate.Pertimbangannya adalah bahwausaha ini memberikan nilai tambahpada hasil pertanian mereka yaituberas, kacang tanah untukbumbunya dan juga beberapa sayur,selain itu bahan lainnya juga mudahdidapat. Usaha ini bisa dibilang tidakterlalu membutuhkan tenagabanyak sehingga bisa dikerjakanoleh keluarga mereka saja.

Tidak mudah ternyata untukmemulai usaha baru ini. Awalnyamereka hanya mampu berjualan dipasar desa saja. Itupun hanyamenghabiskan sedikit dan tentunyadengan hasil yang sedikit juga. Bisadikatakan mereka masih meraba-raba dan mencari-cari konsumen.Bahkan dalam sehari mereka hanyamampu menghabiskan 2 -2,5 kgberas untuk bahan lontong.

Meski demikian mereka tidakberputus asa. Mereka kemudianmencoba untuk memperluasjangkauannya ke pasar-pasar disekitar Kecamatan Klego. Selain diPasar Desa Bade sendiri, juga dibeberapa pasar tetangga desa.Sekarang mereka berjualan di 5pasar desa di sekitar KecamatanKlego. Ini berdasarkan pada “haripasaran” di masing-masing pasar.Saat ini, dalam satu hari bisamenghabiskan 10 kg beras dan 3kg daging ayam. Selain berjualan dipasar, mereka juga melayanipesanan. Biasanya orang pesantersebut untuk acara arisan,pengajian dan beberapa pertemuan.

Untuk permodalan pada awalnyahanya mengandalkan modal sendiri

Bangkit dari Keterpurukan denganMembaca Peluang Pasar

Juniarto dan Supriyatun:

JuniartoGideon

Page 11: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

11

Pengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman AksiPengalaman Aksitapi mulai tahun 2003 mendapatpinjaman modal dari P4K (ProyekPeningkatan Pendapatan PetaniKecil). Diakui bahwa pinjaman inicukup membantu dalam rangkamengembangkan usahanya.

Pinjaman tersebut diberikankepada kelompok dengan sistemtanggung renteng. Artinya, jika adasatu anggota yang tidak membayarcicilan akan ditanggung oleh seluruhanggota kelompok. Dengan sistemini setiap anggota kelompok terpicuuntuk saling membantu supaya tidakmenunggak cicilan.

Dalam proyek ini juga diadakantemu usaha untuk tingkatkabupaten. Di situ beberapaperwakilan kelompok bertemu dansaling berbagi pengalaman merekadalam berusaha. Dalam pertemuansemacam inilah Juni banyak belajardari orang lain dalam mengem-bangkan usahanya. Juni ditunjukmewakili kelompoknya karena dinilaicukup berhasil dalam usahanya.

Membaca Peluang PasarMembaca peluang pasar adalah

salah satu kunci sukses pasanganini dalam berusaha. Salah satunyaadalah dengan memberikan nilaitambah pada produk pertaniannya.Jika selama ini hasil panennya lebihcenderung untuk dijual langsung,maka mengolahnya menjadi lontongdapat memberikan nilai tambah yanglain. Demikian juga dengan produkpertanian lainnya yang ada di sekitarseperti kacang tanah dan sayuran.Selain itu mereka juga meman-faatkan daun jati sebagai bungkus.Daun jati selama ini sudah jarangdipakai karena kalah bersaingdengan kertas.

Mengenali karakteristik konsu-mennya juga membuat usahamereka tetap eksis. Juni danSupriyatun melihat bahwa konsumenterutama yang datang ke pasarbukanlah dari tingkatan ekonomi atasnamun dari tingkatan ekonomimenengah bawah. Oleh karena itu,dia menjual dagangannya denganharga yang bisa dibilang terjangkaumasyarakat. Konsumen pun bisa

membeli sesuai dengan tingkatkemampuan mereka.

Sekarang, setelah usaha iniberjalan dengan baik, upaya untuktetap memelihara hubungan dengankonsumen terus dilakukan. Junisadar betul bahwa menjagahubungan dengan konsumenmerupakan salah satu faktor pentingdalam menjaga kelangsunganusahanya.

Ada beberapa hal yang Junirasakan selama berusaha daganglontong dan sate ini. Diakuinyapersaingan bukan tak ada. Namunada kiat khusus untuk memenangipersaingan ini dengan menjagakualitas dan pelayanan yang baik.Konsumen akan merasa senang jikadalam pelayanannya dilakukandengan baik.

Bisa dikatakan usaha inilah yangsekarang menopang perekonomiankeluarga mereka selain dari usahatani. Meski tidak secara berlebihantapi Juni merasa cukup. “Paling tidakanak saya bisa sekolah dan dapurbisa tetap mengepul, Mas,” katanya.

Memang diakuinya usaha ini

cukup menyita waktunya. Untukpersiapan berjualan, sudah diper-siapkan dari jam 1 siang dan baruselesai jam 11 malam. Karena waktuuntuk berjualan dilakukan dari jam 6pagi sampai jam 10 pagi. Junimerasa kadang waktunya untukbermasya-rakat jadi kurang padahaldia saat ini adalah Ketua RT (RukunTetangga). Selain itu keterlibatandalam kelompok juga tidak bisapenuh. Tapi dia berharap itu bukanpenghalang untuk tetap berperanserta dalam kegiatan kema-syarakatan.

Memulai usaha lain di luar bidangyang ditekuni, memang bukanpersoalan mudah. Seringkalihambatan dan kesulitan yangditemui. Disinilah ketekunan tanpaputus asa sangat diperlukan.

Belajar dari pengalaman pa-sangan Juniarto dan Supriyatun,hambatan dan kesulitan tidakmenjadikan mereka putus asa.Namun sebaliknya hambatan dankesulitan bagi mereka adalah sebuahtantangan yang harus ditaklukkan.(Gideon S)

SupriyatunGideon

Page 12: advokasi no 19

12

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

Album AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum Advokasi

Kencur Instan- Pada tanggal 25-26 April 2005,Kelompok Masyarakat (Pokmas) Ketrampilan DesaBade Kecamatan Klego Kabupaten Boyolalibekerjasama dengan ANdap (Anggota DelegasiAdvokasi Petani) dan Yayasan Duta Awam (YDA-Solo) melakukan pelatihan pengolahan hasilpertanian, yaitu kencur. Kencur segar diolah untukdijadikan serbuk minuman beras kencur instan.Kencur dipilih oleh masyarakat karena kencurmerupakan salah satu komoditas unggulan DesaBade.Sebagian besar peserta pelatihan adalah petaniperempuan yang selama ini menanam kencur.Pelatihan selama enam jam (efektif) difasilitasi olehPPL (Petugas Penyuluh Lapangan) dan KCD (KepalaCabang Dinas) Pertanian Kecamatan Klego. Tujuandari pelatihan, selain meningkatkan keterampilanmembuat serbuk kencur (beras kencur instan) jugabertujuan agar hubungan antara petani dengan PPLdapat terjaga dengan baik. Ketertarikan perempuantani untuk menguasai pengolahan pasca panensangat besar. Ini ditunjukkan dengan antusiasmemereka dalam proses pelatihan.Mengingat banyak komoditas lokal yang dapatdikembangkan, peserta menganggap perlu untukmelakukan pelatihan pengolahan bagi komoditaslainnya yang selama ini hanya dijual dalam bentuksegar. Harapannya, nilai jual dari komoditas tersebutakan meningkat sehingga bisa berdampak padameningkatnya pendapatan petani.

Gideon

Saw Htoo Klee

Advokasi Internasional- Upaya menggalangdukungan dan menggali pengalaman kasus-kasus proyekdari ADB (Asian Development Bank) dilakukan YayasanDuta Awam (YDA-Solo) dalam Forum Annual Meeting(Pertemuan Tahunan) yang diadakan oleh NGO Forumon ADB (Non Goverment Organization on ADB). NGO Fo-rum on ADB adalah kelompok Organisasi Non Pemerintahyang peduli pada proyek utang ADB. Acara iniberlangsung pada 28 Maret-1 April 2005 di ManilaPhilipina. Pada acara itu staf YDA, M Zainuri Hasyimmenceritakan pengalamannya melakukan advokasi. Padakesempatan ini juga dilakukan lobby langsung kepadaADB sebagai upaya penyelesaian kasus-kasus proyekyang didanai dari utang ADB.

Page 13: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

13

Album AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum AdvokasiAlbum Advokasi

Teknologi Pompa Hidrolik- Anggota KelompokMasyarakat (Pokmas) Air Desa Suroteleng Kec Selo,Boyolali-Jateng dan anggota Pokmas Air Desa NgunengKec Puhpelem, Wonogiri-Jateng melakukan studi band-ing pompa air tenaga air di Desa Silondo Kec Purwantoro-Wonogiri. Studi banding pada tanggal 16 April 2005tersebut dimaksudkan untuk memperluas pengentahuanmereka mengenai teknologi pompa air untuk mengatasimasalah kebutuhan air di desa masing-masing.

Analisis Data Penelitian- Bertempat di WismaPPRBM Colomadu- Karanganyar, tujuh belas orangpetani peneliti melakukan analisa data bersamaterhadap hasil pengumpulan data mengenai komoditasunggulan. Kegiatan yang berlangsung tanggal 6-8 Mei2005 ini merupakan kelanjutan dari pelatihan penelitiankomoditas unggulan dan pencarian data yang sudahdilakukan, sekaligus juga untuk memetakan pasar atasproduk unggulan tersebut.

P e r k e m b a n g a nProses KonsultasiProyek CERDKalsel oleh SPF-ADB - Proseskonsultasi telah sampaipada tahap PresentasiLaporan Tinjauan &Penilaian yangberlangsung di 5 desapada 17-20 Mei lalu.

Proses ini diawalidengan pengirimansurat pengajuankonsultasi olehmasyarakat penerimaproyek tahun 2002dari 5 desa. SPFkemudian melakukanpenilaian kelayakanpengajuan (Maret2005) dan melakukantinjauan & penilaian ditiap desa (April 2005).

Zen

Berdasarkan laporan SPF ini, masyarakat kemudian berkumpul untuk melakukan evaluasi terhadap prosespresentasi yang telah dilakukan di tiap desa serta isi laporan yang telah dihasilkan (22-23 Mei 2005). Berbagaipersoalan terkait dengan penyampaian dan isi laporan dituangkan dalam komentar yang akan menjadi dokumenresmi laporan ini. Jika tidak ada aral melintang, pada akhir Juni atau paling lambat awal Juli akan dilakukanpencarian fakta bersama dan pertemuan antar-pihak. Mari kita tunggu, apakah solusi yang ditawarkan SPF inidapat membuka mata pemerintah dan manajemen proyek untuk menyelesaikan persoalan yang telah terjadidalam 2 tahun terakhir ini.

Eko

Zen

Page 14: advokasi no 19

14

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

DangauDangauDangauDangauDangau

Eko Bade

Sudah beberapa minggu ini,desa Pringapus tak turunhujan.Lama juga penantian

itu. Padahal bulir-bulir emas mulaibermunculan terlihat berkilauandalam sorot matahari yang tajam,menyembul di hampir seluruhhamparan. Tanaman padi di sawahmulai berbuah sehingga sangatmemerlukan pengairan yang cukup.

Mendung memang masih beradajauh dari sawah dan desa itu, bilaterlihat mendung sebentar, anginsegera menerbangkan lagi, ke desayang jauh mungkin.

Tapi angin tentang PemilihanKepala Daerah secara Langsung(PILKADAL), juga terasa kencangsampai di gubug-gubug sawah,Pasar Pahing, di warung bawahpohon Waru pinggir jalan desa,menjadi pembicaraan hangat,sehangat kopi tubruk mereka.

Meski begitu ada beberapaorang yang tak peduli.Yang pentingsehat, gampang cari sandangpangan dan desa aman.

Di tengah kemarau Siang ituPakde Bejo, Lik Satim, Kang Dul,Kang Kirun dan kawan-kawan lainterlihat semangat bergelut lumpur,mengayunkan cangkul, agar airbergerak lancar ke sawah. Merekabergotong-royong, bekerja keras,dan terus mengeruk saluran irigasiyang panjang menuju ke hamparansawah mereka, yang lama tenangtak tergapai hujan.

Sambil menunggu air yangmulai mengalir ke sawah, merekamenuju ke gubug di sawah PakdeBejo untuk istirahat, membukacaping yang basah oleh peluh,menyeka seluruh badan.

“Ayo podho udut dhisik karoleren*,” suara berat Pakde Bejo

sedikit lelah, sambil menyodorkansebungkus rokok kretek.

“Pilkada nanti bagaimana?Pasangan mana yang kita dukung?”

Pakde Bejo membuka pembi-caraan.

“Kalau saya akan memilih yangmemihak rakyat kecil, petani,”sahut Kang Kirun sambilmenyandarkan punggung.

Lik Satim yang sejak tadipandangannya tak lepas ke saluranair itu ikut bersuara.

“Aku juga begitu, biar taraf hidupkita meningkat,” suara Lik Satimterdengar jauh.

“Kalau aku sederhana saja, akanmemilih yang memberi imbalanpadaku atau desaku,” ucap KangDul keras.

‘Pemilihan Kepala Daerah(Pilkada) Tahun 2005 adalah hal

Menunggu PilihanLangsung

Cerpen Oleh: Komarun

Page 15: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

15

DangauDangauDangauDangauDangaubaru. Kita langsung memilih danmenentukan pemimpin yang sesuaiuntuk daerah kita’ Pakde Bejo.

“Ya, mirip Pilihan Presidenkemarin kan Pakde,” tanya LikSatim.

“Iya, tapi rasanya lain, sebab inibegitu dekat, hanya sekabupatensini, langsung berpengaruh ke desakita,” jawab Pakde Bejo.

“Maka sebelum memilih, kitaperhatikan calonnya, profilnya,apalagi program yang akandikerjakan,” lanjut Pakde Bejo.

“Lalu apakah programnyadilaksanakan jika sudah terpilih?Bagaimana para calon nantimelaksanakan programnya? Apakahcalon-calon itu akan mengadakanperubahan dan membela WongCilik?,” tanya Kang Kirun kemudian.

“Kita harus cermati apakah calonpemimpin kita bisa menjalankantugasnya sesuai aturan dan mengertitata caranya memimpin danmenjalankan program apa tidak?”tanya Pakde Bejo.

“Kenapa begitu Pakde?” tanyaLik Satim. ”Sebab bila program kerjatanpa disertai pelaksanaan, programtersebut hanya sebuah janji kosonguntuk menarik simpati dan dukunganrakyat, “ jelas Pakde Bejo sambilmengisap kreteknya.

“Seperti dalam pemilihan umum,”gumam Kang Dul sambil menyan-darkan punggungnya.

Yang lain mendengarkan dengansabar. “Menjelang PILKADAL inimungkin ada orang mendadak jadidermawan.memberi bantuan,” ucapPakde Bejo pelan.

“Tapi Pakde, teman saya punyapenemu begini, kita terima sajasemua bantuan, danmenganggapnya sebagai rejeki,wong namanya dikasih ya diterimadulu, nah masalah pilihan, yaterserah hak suara masing-masing,”kata Lik Satim berpendapat

“Seperti di Sala sana Pakde,salah satu calon memberikansembako ke masyarakat di dalambungkus sembako itu ada profil danfoto calon walikota, dan setiap calonpunya acara yang banyak sekalidengan warganya, dari ngajak naik

sepur kelinci, sepeda santai,nanggap wayang, jagongan tentangkota Solo dan banyak lagi. Sampaisalah satu calon ada yang kelelahankarena banyaknya acara denganmasyara-kat, itu saja belum masukmasa kampanye dan uangnyasudah habis 1,5 Milyar lebih untukberbagai kegiatan, untuk merayuwarganya,” cerita Dul tentang yangterjadi jauh di kota Sala.

“Kita harus berpikir jauh lagidengan calon yang menggunakancara seperti ini. Karena ibaratpedagang yang sudah mengeluar-kan modal, tentu mengharapkanmodalnya kembali. Dan seandainyakita tetap memaksakan memilihcalon dengan cara seperti itu, berartikita ikut berperan menghambatkemajuan dan pembangunan daerahkita,” jelas Pakde Bejo.

“Kok menghambat gimanaPakde?” tanya Lik Satim yang tidakbegitu jelas maksud Pakde Bejo.

“Sebab tidak ada pembelajaranyang baik untuk rakyat. Bukankahsalah satu tujuan pemilihan secaralangsung adalah untuk memberipendidikan kepada rakyat dalammenentukan pemimpinnya? Rak yongono to Dul?*,” kata Pakde Bejokepada Kang Dul.

“Inggih, Pakde* ” sahut KangDul. Maka jangan mudah tergiurdengan janji para calon. Belumtentu janji itu diingatnya apalagidilakukan, meski calon itu berhasilmenjabat di daerah kita.

“Gimana Pakde bila kita yangmengingatkan kalau pemimpin kitalupa,” usul Lik Satim. “Bisa saja itu,hanya lebih baik kan kita pilih sajayang terbaik,” jawab Kang Kirun.

“Dalam memilih, kita harusgunakan hati nurani, agar tidaksalah pilih. Sehingga terpilihpemimpin yang sesuai denganharapan kita,” kata Pakde Bejo.

“Dengan pangrasa ya Pakde“Ucap Lik Satim. “Kepala daerahyang adil,” kata Pakde Bejo sambilmenerawang.

“Yang mampu menjalankanprogram kerjanya, tidak membeda-kan wilayah. Selatan, utara, barat,maupun timur, tetapi dilaksanakan

dengan melihat prioritas,” lanjutPake Bejo.

“Yang baik itu susah ya Pakde,”kata Kang Dul.

“Pemimpin yang baik bisa jaditeladan bagi bawahannya,” jawabPakde Bejo.

“Kalau bawahan yang baikPakde?” tanya Kang Kiruntersenyum. Disusul derai tawasemua.

“Yang bisa menjagapemimpinnya, mungkin,“ jawab LikSatim.

“Mungkin juga tergantungpemimpinnya. Bagaimana setiapprogram yang direncanakan bisadilaksanakan oleh jajaran dibawahnya. Tapi jika kepala daerahhanya bisa menjadi penguasadaerahnya, tidak mampumemimpin daerahnya? Piye ?” tanyaPakde Bejo.

Matahari terasa lembut, sinarnyamenyurut, datar menyudut, anginmulai meyejukkan.

“Pakde Bejo, ini sudah sore,teruskan besok ya,” Kang Kirunmengingatkan.

“Baiklah,” sahut Pakde Bejo.“Tapi saya ingatkan, pilih kepaladaerah yang punya program kerjajelas. Jangan pilih karena imbalanyang dijanjikan. Sekali lagi gunakanhati !” sambung Pakde Bejo tetapberapi.

Mereka pun meninggalkangubug, tanpa ingat lagi kalau tadisedang mengairi sawahnya.

Gubugpun sepi lagi.

(Komarun, petani kecil darikampung terpencil

Bade, Kecamatan KlegoBoyolali

Jawa Tenggah)

Arti kata cetak miring:1. Ayo merokok dulu sambil

istirahat2. Benar begitu kan Dul?

3. iya, Pakde4. Pangrasa: Menurut perasaan/

bisikan hati5. Bagaimana

Page 16: advokasi no 19

16

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

Berita TaniBerita TaniBerita TaniBerita TaniBerita TaniInvestor Berbondong

Gugat CV Medical

Perkara gugatan terhadapDirektur Utama CV Medical TimotiusTri Sabarno di Pengadilan NegeriSurakarta terus mengalir. DiPengadilan kini sudah delapanberkas gugatan yang didaftarkan danempat diantaranya sudah mulaidisidangkan. Dua berkas yangterakhir mulai diperiksa MajelisHakim adalah gugatan sejumlahinvestor dari Sragen. Sebanyak 106investor menggugat melalui kuasahukum H Moch Mustofa SH,Bambang Priyono SH, danOktobrianto SH, kemarin.

Dua gugatan itu diajukan investoryang berbeda. Berkas pertamadiajukan 36 investor dengan sistempola paket tanam. Berkas keduadiajukan 70 investor yang menanam-kan sahamnya kepada CV Medical.Dua gugatan perdata itu diperiksadua Majelis Hakim yang diketuai MKadarisman SH dan Sudjono SH.

Pada gugatan yang diperiksaMajelis Hakim yang di ketuai MKadarisman SH, 36 investor dari ber-bagai daerah Seperti Sragen,Karanganyar, Sukoharjo,Yogyakarta, dan Solo itu mengakutelah menye-rahkan uang tunaikepada tergugat. Caranya,penggugat menanam saham dengansistem pola paket tanam.

Setiap paket akan diberi keun-tungan Rp2,5 juta setiapkali panendalam jangka waktu 7-8 bulan.Selain menjanjikan keuntunganbesar, tergugat juga menjanjikankepada investor fasilitas kreditsepeda motor bagi yangmenanamkan sahamnya Rp 13 juta– 15 juta dan fasilitas mobil bagi yangmenanamkan sahamnya Rp 40 juta.

Fasilitas, baik sepeda motormaupun mobil itu langsung atasnama investor. Untuk fasilitas kredit,uang muka dan angsuran setiapbulannya menjadi tanggung jawabtergugat. Ternyata setelah sekianlama yang dijanjikan tergugat tidakterwujud. (Suara Merdeka 26 April2005)

Beras Rekayasa Genetika Beredar

Secara Illegal di Asia Tenggara

Greenpeace mengimbau negara-negara di Asia Tenggara untukmelakukan prosedur pemeriksaan ketat terhadap beras impor dari Cinasetelah terungkapnya peredaran ilegal varietas beras yang telahdirekayasa genetika di Cina. Beras rekayasa genetika ini belum dilulus-ujikan untuk konsumsi manusia atau untuk dilepaskan ke lingkungan,serta diduga telah mengkontaminasi ekspor beras Cina di wilayah ini.

“Industri bioteknologi sudah lepas kendali dan sekarang telahmengkontaminasi makanan paling pokok di Asia,” kata VaroonvarnSvangsopakul dari Greenpeace Asia Tenggara. “Kami mengimbaupemerintah negara-negara Asia Tenggara, terutama Thailand, Vietnamdan Indonesia untuk mengambil tindakan darurat untuk memastikankontaminasi ini tidak menyebar ke dalam makanan dan alam kita.”

Sebuah tim peneliti Greenpeace telah mengungkapkan bahwa berasrekayasa genetika yang belum lulus uji dijual dan ditanam secara ilegaldi propinsi Hubei di Cina. Wawancara dengan pemasok bibit dan petanimengindikasikan bahwa bibit beras rekayasa genetika ini telah dijualselama lebih dari dua tahun terakhir. Contoh-contoh bibit beras, sebelumdan sesudah digiling telah dikumpulkan dari perusahaan-perusahaanpemasok bibit, petani dan penggiling beras. Pengujian di laboratoriumGenescan telah mengkonfirmasikan adanya DNA yang secara genetiktelah direkayasa dalam 19 sampel – 18 diantaranya dikonfirmasikansebagai Beras Bt – yang direkayasa secara genetik agar memproduksipestisida.

“Kami memperkirakan terdapat paling tidak 950 sampai 1200 ton berasrekayasa genetika yang memasuki rantai makanan setelah panen tahunlalu, dan mungkin mencapai 13.500 ton setelah panen tahun ini bila tidakada penanganan secepatnya,” kata Sze Pang Cheung, juru kampanyeGreenpeace Cina. Cina adalah salah satu pengekspor beras terbesar didunia. Negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia adalah importirberas Cina terbesar ke-empat pada tahun 2003, Vietnam adalah pengimporbibit beras terbesar dari Cina. Skandal kontaminasi beras di Cina jugadapat menyebabkan kontaminasi dalam makanan dan pertanian di negara-negara ini. Hanya diperlukan satu tangkai padi rekayasa genetika jatuhke lahan persawahan untuk tumbuh dan mengkontaminasi varietas lokalterutama varietas unggul seperti beras Melati. Negara-negara yangmenderita akibat kontaminasi beras rekayasa genetika akan jugamengalami penolakan pasar.

“Pada saat kontaminasi beras terungkap, banyak negara-negarapengimpor langsung melakukan penolakan. Uni Eropa dan Jepangmenghubungi kedutaan-kedutaan besar Cina untuk mendapatkanklarifikasi. Pemerintah Slowakia mengumumkan kalau mereka akanmemulai inspeksi. Pemerintah Cina juga sedang melakukan investigasi,”kata Sze Pang Cheung.

Menurut Greenpeace, kasus kontaminasi beras ini juga harusmerupakan peringatan keras bagi negara-negara Asia Tenggara yang jugamerencanakan percobaan-percobaan dengan tanaman rekayasagenetika.

“Pemerintah negara-negara di Asia Tenggara harus membatalkanpercobaan-percobaan berbahaya ini pada makanan dan lingkungan kitakarena tanaman rekayasa genetika tidak dapat dikendalikan. Thailand,misalnya, harus melarang semua lapangan uji coba rekayasa genetikakarena kita sudah mengalami kontaminasi rekayasa genetika padatanaman-tanaman pepaya,” kata Varoonvarn.(SIARAN PERSGREENPEACE - Bangkok, 19 April 2005 )

Page 17: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

17

Berita TaniBerita TaniBerita TaniBerita TaniBerita TaniPetani Berharap

Harga PupukTidak Naik

Memasuki musim tanam II,sejumlah petani di Kabupaten Tegalberharap tak ada kenaikan hargapupuk. Pasalnya, mereka baru sajamengalami kerugian akibat gagalpanen musim tanan sebelumnya.Hal ini disampaikan sejumlah petanidi Wilayah Kabupaten Tegal, Selasa(26/4). Sejumlah petani disana, saatini melakukan penanaman bibit padi.Bibit padi yang ditanam mulaimereka tebarkan 25 hari lalu.

Untuk pemeliharaan awal merekamembutuhkan pupuk urea. Menurutseorang petani, Sukarto (60) hargaurea saat ini mencapai Rp.130.000perkwintal. Harga tersebut belummengalami kenaikan bila dibanding-kan dengan harga sebelumnya.

Namun berdasarkan pengalamanapabila kebutuhan pupukmeningkat, maka harga pupukditingkat pengecer akan naik. Halitu tentu menimbulkan kekawatiranbagi para petani. Pasalnya, saat inimereka mengaku kesulitan modal.Hasil panen yang di peroleh padamusim tanam sebelumnya sangatkecil. Bahkan mereka mengakumerugi. (Kompas, 27 April 2005)

Pemerintah:Standardisasi PupukOrganik Belum Perlu

Kebijakan pemerintah melaluiDepartemen Pertanian yang men-dukung pengembangan pertanianorganik di Indonesia seharusnyadiikuti dengan menyiapkan keleng-kapan pendukungnya. Satu diantara-nya menyangkut standarisasi pupukorganik sebagai satu persyaratanproduk berlabel organik. Namunditengah gencarnya gerakan menujupertanian organik, Indonesia sampaisekarang ternyata belum memilikistandar nasional pupuk organik.

Preman AirResahkan Petani

Keberadaan preman yangmengusai titik aliran air pertanianmeresahkan petani. Mereka me-mungut ongkos kepada petani yanglahannya akan dialiri air.

Akibatnya, petani yang tidakmampu membayar sejumlah uangtidak mendapat jatah air. Adanyapreman air itu diungkap kembalidalam sarasehan untukmemperingati Hari Air di UmbulGeneng, Desa Ngrundul,

Pusat Standarisasi dan AkreditasiDepartemen Pertanian memangsudah berupaya merancang danmerumuskan standarisasi pupukorganik, namun belum jugaterwujud.

Kepala Pusat Standarisasi danAkreditasi Departemen Pertanian,Syukur Iswantoro ketika berada diKintamani, Bali pekan lalumengakui beragamnya jenis produkpupuk organik yang beredar dimasyarakat menjadi kendala utamadalam menetapkan standarisasiproduk pupuk organik.” Sementaraini kami menilai belum di perlukanstan-darisasi produk pupuk organik.Dari produk pupuk yang beredar,umumya sudah menggunakan zat-zat kimia alami yang bahan-bahanbakunya tercantum dalam daftarnasional bahan pupuk organik,”ungkap Iwantoro kepada Kompas.Iwantoro menghadiri deklarasigerakan moral petani seluruh Balimenuju pertanian organik yangdilangsungkan dalam temu WirasaPetani se-Bali di Wantilan PurajatiDesa Batur, Kintamani, Bangli-sekitar 68 kilometer utara KotaDenpasar, Jum’at (15/4). Temuwirasa dan dan Deklarasi gerakanmoral itu diprakarsai Bali OrganikAssociation, Yayasan Cinta Ibupertiwi, dan forum Kintamani Peduliserta pengemong Pura Ulun DanauBatur. (Kompas, 28 April 2005)

Kecamatan Kebon Arum, KabupatenKlaten, Senin(25/4). Acara yangdiselenggarakan kelompok petanisetempat itu menjadi ajangmelepaskan uneng-uneg terutamasoal air pertanian.

“ Preman air itu beraksi denganmengatasnamakan petani tapikenyataannya mereka justru mem-beratkan petani. Bagaimana tidak?Mereka memungut ongkos daripetani,” ujar Kades Karanglo,Kecamatan Klaten Selatan, HYSukamto.

Preman yang terdiri atas empatorang itu nurut banyu(mengupayakan air) dari hulu agarsampai ke daerahnya pada musimkemarau. Kemudian merekamenguasai titik aliran air sehinggapetani yang ingin lahanya mendapatair harus ”berurusan” dengan mereka.

Kalau ingin lahan garapannyadialiri air, petani harus membayarRp.25.000-Rp.50.000 tergantungpada jarak. Akibat ulah premantersebut, jatah aliran air tidakberlaku lagi sebab semua dikuasaipara preman, sehingga yang takmembayar tidak kebagian air.(SuaraMerdeka 26 April 2005)

Perajin TahuKeluhkan Bahan

Baku

Akibat tergantung pasokanbahan baku kedelai impor, sejumlahperajin tahu di Desa Kalimati,Kecamatan Adiwerno, KabupatenTegal menge-luhkan naiknya hargakedelai. Akibatnya, keuntunganyang dipero-leh mereka menurun,bahkan bebe-rapa diantaranyaterancam gulung tikar. Menurutperajin Tahu di Desa Kalimati,Sahron (47) Selasa (26/4) hargakedelai naik 50 %. Bulan sebe-lumnya harga kedelai berkisarantara Rp. 2.500 dan Rp 2.700.Namun kemudian melambungmencapai kisaran Rp 3.900 hinggaRp. 4.200 per kilonya. (Kompas, 27April 2005)

Page 18: advokasi no 19

18

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

Santai SejenakSantai SejenakSantai SejenakSantai SejenakSantai Sejenak

Jawaban Kuis Edisi 181. Lahan akan terjaga kondisitanahnya sehingga tidak mudahrusak, begitu pula dengan lingkungansekitarnya.2. Trend pertanian organik yangberwawasan lingkungan makinmeluas, produk pertanian organikmakin lama makin dicari konsumen,dan konsumen makin sadarkesehatan dan sadar lingkungan.3. Kita terbebas dari kandunganracun pestisida dan racun kimiaberbahaya, sehingga kesehatan kita

Pemenang Kuis Edisi 18: 1. Sutopo. Jl RayaSukamarga-Muara Aman No.25 Kec. Lebong Utara Kab.Lebong-Bengkulu2. Arman Arief. Desa WismaManggis PR Sinar Wajo Km. 5Bagan Jaya-Kabupaten IndragiriHilir -Riau 292613. Aisyah Sartini. D/a SurenKel. Jatimulyo Kec. JatipuroKab. Karanganyar-Jateng

Jika dihitung dengan benar, angka-angka di bawah

ini akan menghasilkan jumlah 100.

PertanyaannyaDengan menaruh operator-operator aritmatika (+,-, x, :) pada tempat-tempat yg sesuai diantaraangka-angka dibawah ini (pada titik-titik) akanmembuat kalkulasi/jumlah berikut menjadi benar:

1...2...3...4...5..6..7..8..9=100

Tunjukkan pemecahan yg anda temukan, lalukirimkan pada kami.

Siang itu mBok Sayem barupulang dari pasar. Mboksayem adalah penjual

lontong yang biasa berjualan diPasar Karanggede (kurang lebih 7km dari desanya). Mbok Sayemnaik angkutan pedesaan yangpenuh sesak sesama pedagangyang baru pelang dari pasar.

Di dalam angkutan itu udaraterasa amat panas serta “bau”.Mulai dari bau keringat parapenumpangnya juga bau sisadagangan parapenumpang. Dalamperjalanan, tiba-tibatercium bau busukyang sangatmenusuk hidungpara penumpang.Suasana dalam angkutanpun menjadi gaduh.

“Kowe mesti sing ngentut (Kamupasti yang kentut),” kata MbokSayem kepada Yu Suti yang dudukdi sebelahnya. “Enggak kok,” sahutYu Suti, “Jangan-jangan malah kamusendiri,” tambah Yu Suti. Parapenumpang pun saling tuduh antarayang satu dengan yang lain. Karenatidak ada yang mau mengaku,akhirnya penumpang pun terdiamsambil membekap hidung masing-masing, karena bau kentut yang takkunjung hilang.

Dalam suasana hening itu tiba-tiba dengan setengah berteriak(berlagak seperti orang marah),kernet angkutan berkata, “Singngentut mau mesti durung bayar(yang kentut tadi pasti belumbayar)!”. Mbok Parti yang duduk didepan Mbok Sayem langsungmenjawab, “Sampun kok, Mas(sudah kok, Mas)”.

“Lha, ya itu yang kentut tadi,”sahut sang Kernet. Penumpang pun“Gerrr…”pada ngakak semua.“Cuma kentut aja dari tadi ditanyanggak ada yang mau ngaku. Lha kokkayak mau dilaporkan ke polisiseperti yang korupsi milyaran

rupiah itu,” gumam sangkernet kesal. Mbok Parti

hanya tersenyumkecut sambilmenahan malu.(Komarun)

Sulitnya Sebuah Kejujuran

Tebak Angka

berhadiah!Kuis

Kiriman: RokhaniDs Bade, Klego,Boyolali Jateng

Page 19: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

19

Konsultasi TaniKonsultasi TaniKonsultasi TaniKonsultasi TaniKonsultasi Tani

Kasus Polong Hampa pada TanamanKacang Tanah:

Kasus ini dapat disebabkan oleh ulat.Pada stadium tanaman masih mudabiasanya disebabkan oleh ulat Agrotissp dengan ciri serangan pangkal batangterpotong atau pucuk tanaman mudaterkulai. Ulat ini berwarna coklat tuasampai kehitam-hitaman dengan gariscokelat pada kedua sisi bagianpunggungnya. Ulat ini menyerangpada senja hingga malam hari, dansembunyi pada siang hari di dalamtanah.Apabila serangan terjadi pada waktutanaman mulai berbuah ( keluar polong)biasanya disebabkan oleh ulat polong(Etiella zinkenella) yang menyerang bijihingga rusak, bususk, atau hampa.Bisa juga disebabkan oleh Nematodaatau Gapong (cacing kecil-kecil), yangmenyebabkan polong berbintik-bintikhitam, kulit menebal, dan kadang-kadangbusuk atau tidak berisi.Berikut beberapa alternatif pengendalianuntuk serangan terhadap polong kacangtanah:

1. Cara kimiawi (untuk ulat) : TimAdvokasi t idak menganjurkanmenggunaan pestisida/racun buatan

Kami dahulu adalah nelayan, namun beberapa waktu yang lalu, juga bercocok tanambaik padi, cabe, kacang tanah, kelapa sawit dan karet. Ada beberapa pertanyaan yang

akan kami sampaikan terkait dengan permasalahan yang kami alami dalam melakukanbercocok tanam padi, cabe dan kacang tanah.1. Kacang tanah yang kami tanam sering diserang ulat sehingga bulir kacang menjadi

tidak berisi. Didalamnya kami temukan ulat yang memakan biji kacang. Yang sayatanyakan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut

2. Tanaman padi kami ada beberapa kendala yaitu bagaimana melakukan budidayapadi yang baik, kapan waktu pemupukan yang tepat dan apa saja pupuknya, sertabagaimana menanggulangi hama yang berbentuk ulat kecil dan sembunyi dirumpunpadi (malai padi kalau dicabut sudah terpotong di pangkalnya)

3. Pada tanaman cabe kami sering terserang penyakit daun keriting, bagaimana caramenanggulanginya dan jenis penyakitnya apa

Terima kasih kami tunggu balasannya.Asmara

Desa Air Buluh, Kecamatan Muko-Muko SelatanKabupaten Muko-Muko - Bengkulu

pabrik. Jika memang harusmemakainya, perhatikan dosis danwaktu serta cara penggunaan denganbenar, sebab bisa-bisa merusaklingkungan dan kesehatan.

2. Pengendalian ulat secara manualdengan mencari di dalam tanah dandimus-nahkan. Pengendaliannematoda dengan cara perbaikandrainase tanah, pengairan pada sorehari, dan pergiliran tanaman

3. Insektisida alami:a. Untuk mengendalikan Nematoda

(dengan insektisida Alami):Bahan:- 1 Kg Jengkol- 1,5 kg pasir- 1 ons belerangAlat: Ember plastik dan tutup dariplastikCara membuat:Jengkol dihaluskan/ diparut, ambilairnya dan ampasnya. Pasir dicucibersih. Belerang dihaluskanmenjadi serbuk. Setelah bahan-bahan siap, semua dicampur jadisatu dalam ember kemudiandifermentasikan selama 1 minggu.Setelah itu bahan bisa digunakan

sebagai pestisida alami, dan dapatdigunakan pada saat pengolahanlahan dengan cara ditebarkan atauditabur pada lubang tanam.

b. Untuk Mengendalikan UlatPolong (dengan insektisidaalami):Bahan : 0,5 kg Gadung; 0.5 kgtembakau; dan 0,5 kg daun nimbaAlat : Ember plastik, dan tutup dariplastikCara membuat:Gadung ditumbuk halus dan diambilairnya. Tembakau direndamsampai warna air menjadikecoklatan lalu diambil airnya.Daun nimba ditumbuk dan diambilairnya. Setelah bahan siap,semuanya dicampur jadi satu dalamember plastik dan difermentasiselama 1 minggu. Setelah ituinsektisida alami siap digunakan,dengan dosis 1 liter ekstrakisektisida almi dicampur dengan 10liter air biasa lalu disemprotkan ketanaman sebelum terbentuk bunga,atau setelah berbentuk polong.

Bersambung ke Halaman 21:

Mengendalikan hama tanaman kacang, padi dan cabe

Buletin Advokasi berusaha mengumpulkan jawaban untuk pertanyaan Pak Asmara, sebagaidi bawah ini , namun diskusikanlah sebanyak mungkin dengan teman-teman lain:

Tanaman cabe yang terserang penyakitkeriting beberapa daunnya terlihatberkerut.

Eko

Page 20: advokasi no 19

20

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

Info TaniInfo TaniInfo TaniInfo TaniInfo Tani

Gideon

Kebijakan pemerintahuntuk pengadaan pupuk

dengan melakukan operasipasar tersebut menurutkami bagus, sayangnya

waktunya sudah terlambat.Karena rata-rata umur

tanaman padi sudah lewatdari

Kebijakan pemerintahuntuk pengadaan pupuk

dengan melakukan operasipasar tersebut menurutkami bagus, sayangnya

waktunya sudah terlambat.Karena rata-rata umur

tanaman padi sudah lewatdari

Operasi Pasar Pupuk

Kelompok tani merupakansalah satu wadah para petaniuntuk meningkatkan

kesejahteraan anggotanya. Selainitu, dengan membentuk koperasi,kelompok tani dapat lebih maju demitercapainya tujuan yang dicita-citakan. Ber-dasarkan pemikirantersebut, maka terbentuklahKelompok Tani Marsudi Tani di DesaBade, Kecamatan Klego,Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.Adapun koperasinya bernamaKoperasi Kelompok Tani MarsudiMakmur yang berfungsi melayanikebutuhan anggota yakni di bidangsimpan pinjam dan Saprodi (saranaproduksi pertanian).

Pada musim tanam padi ke-2,bulan Pebruari 2005, KKT MarsudiMakmur melayani kebutuhanSaprodi. Namun yang bisadisediakan hanya terbatas padapupuk SP36, Phonska dan Urea,maklum modal koperasi hanyakecil. Kulakan hanya dilakukan disekitar desa Bade dan KecamatanKlego saja. Waktu itu, harga beliurea (pupuk bersubsidi) Rp. 54.000/

sak, SP36 Rp. 71.000/sak,Phonska Rp. 32.000/sak di bulanPebruari.

Alhamdulillah, akhir Pebruarimendapat kesempatan membeli diUPTD (Unit Pelayanan TeknisDaerah) Nogosari KecamatanKlego dengan harga Rp.52.500/sakurea bersubsidi sebanyak 1,5 ton.Tanggal 1 Maret lalu, harga BBMnaik yang berakibat pengirimanmenjadi terlambat 10 hari. Namunpada tahap berikutnya UPTDNogosari di Kecamatan Klego tidakdapat melayani pesanan kamidengan alasan DO (delivery order=surat pesanan) tidak ada sehinggakami membeli di toko sekitardengan harga Urea Pusri (pupukbersubsidi) Rp.58.000/sak

Pada akhir Maret, mendapatkesempatan membeli hanya 1 tonpupuk urea (pupuk bersubsidi)dengan harga Rp.52.500/sak ditempat (belum termasuk biayatransportasi) di kantor DinasPertanian, Perkebunan danKehutanan di Karanggede KabBoyolali Jateng.

Sayang seribu sayang, operasipasar pupuk ini, dilakukan setelahtanaman padi pada umumnyasudah berumur 5 minggu lebih.

Mulai tanggal 9 April 2005 diKantor Dinas Pertanian,Perkebunan dan Kehutanan Kec.Klego menjual Urea bersubsididengan tujuan operasi pasardengan harga Rp.52.500/sak diatas lantai (belum termasukongkos transportasi). Untukmelayani petani yang umurtanaman padinya kurang dari 4minggu yang jumlahnya hanyasedikit, maka kami beli pupuktersebut hanya sebanyak 2 ton.

Kebijakan pemerintah untukpengadaan pupuk denganmelakukan operasi pasar tersebutmenurut kami bagus, sayangnyawaktunya sudah terlambat. Karenarata-rata umur tanaman padi sudahlewat dari waktunya pemupukan.

SamtaniKetua Kelompok Tani Marsudi Tani

Koperasi Kelompok Tani MarsudiMakmur

Bade, Klego, Boyolali

Page 21: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

21

Info TaniInfo TaniInfo TaniInfo TaniInfo Tani

Kasus daun keriting pada tanaman cabaiKeriting daun pada tanaman cabai dapatdisebabkan oleh beberapa faktor:1. Kerusakan akar yang terjadi pada saat

tanaman masih muda (mulai umur 21HST). Kerusakan pada akar akanmeningkatkan resiko keriting padatanaman karena terganggunyapenyera-pan nutrisi dalam tanah danmasuknya penyakit lewat akar.

2. Hama Thrips: hama ini menggunakanmulut yang bertipe pencucuki penghisapdan akan menghisap cairan tanaman.Gejala serangangannya: helaian daundan pucuk tanaman yang terserangakan menjadi keriting karena hilangnyacairan.

3. Tungau merah (Tetranycusbrinaculatus): biasanya merusak daun,pucuk tanaman, dan tunas muda.Gejalanya, pada bagian yang terserangakan tumbuh tidak normal, terjadiperubahan warna, akhirnya pucuk/daun mengerupuk dan mengeriting.

4. Serangan keriting oleh virus. Biasanyaserangan menyeluruh pada arealtanaman, penularan lewat udara dansaluran air.

Alternatif Pengendalian Hama PenyakitCabai:1. Cara Biologi: Tanah di pupuk cukup

dengan (pupuk kandang yang sudahdiproses dan matang). Lakukanpembibitan cabai dengan metode tanamdalam plastik supaya mengurangi resikokerusakan akar, cara mengeluarkanbibit dengan direndam dalam air dankeluarkan terbalik. Setelah ditanamusahakan jangan melakukan penyiang-an terlalu sering karena dapat merusak

akar yang semakin meningkatkan resikoserangan penyakit/virus. Apabilamelakukan penyiangan usahakan tidaksampai merusak akar.

3. Buat sistem drainase air yang baik.Cabut dan musnahkan tanaman yangter-serang keriting (apabila jumlahnyatidak terlalu banyak).

4. Menggunakan isektisida alami: yaitucampuran rendaman air tembakau danair seni hewan (sapi/kambing) laludifermentasi selama 5-7 hari dandisemprotlan pada tanaman. Bisa jugadigunakan rendaman ekstrak dedaunanatau umbi yang rasanya pahit (gadung,brotowali, nimba) dan difermentasikemudian di semprotkan.

Pemeliharaan tanaman padi:

Sambungan Hal. 19:

SelamatHari Jadi

Paguyuban PetaniMerapi (PPM)

ke III15 Mei 2005

Semoga tetap eksisdalam memperjuangkan

hak-hak Petani

1. Pemupukan Padi SawahPupuk kandang 5 ton/ha diberikan kedalam tanah dua minggu sebelum tanampada waktu pembajakan tanah sawah.Pupuk anorganik yang dianjurkanUrea=300 kg/ha, TSP=75-175 kg/hadan KCl=50 kg/ha. Pupuk Ureadiberikan 2 kali, yaitu pada 3-4 minggudan 6-8 minggu setelah tanam. Ureadisebarkan dan diinjak agar terbenam(tablet). Pupuk TSP diberikan satu harisebelum tanam dengan cara disebarkandan dibenamkan. Pupuk KCl diberikan2 kali yaitu pada saat tanam dan saatmenjelang keluar malai/bunga.(Banyaknya jumlah pupuk berbeda-beda tergantung dengan kondisi tanah).

2. Pengendalian penggerek batang padiPenggerek batang padi terdiri atas:penggerek batang padi putih

(Tryporhyza innotata), kuning (T. in-certulas), bergaris (Chilo supressalis)dan merah jambu (Sesamia inferens).Menyerang batang dan pelepah daun.Gejala: pucuk tanaman layu, keringberwarna kemerahan dan mudahdicabut, daun mengering dan seluruhbatang kering. Kerusakan padatanaman muda disebut hama “sundep”dan pada tanaman bunting (pengisianbiji) disebut “beluk”.

Pengendalian:a. Menggunakan varitas tahan,

meningkatkan kebersihan lingkungan,menggenangi sawah selama 15 harisetelah panen agar kepompong mati,membakar jerami.

c. Menangkap kupu putih yang akanbertelur pada tanaman padi sejak dalampembenihan. Gunakan jaring untukmenangkap kupu. Kumpulkan telurkupu yang biasanya berada di bawahdaun atau ketiak daun.

d. Jika tanaman sudah terserang, segerakeringkan areal sawah sampaibeberapa hari ( 3-4 hari) supaya ulatpenggerek mati. Kemudian taburi arealsawah dengan abu dan pupuk untukmemulihkan kesuburan tanah. Batangyang terpotong biasanya akan tumbuhtunas baru. Setelah itu areal sawahboleh dialiri air lagi.

e. Gunakan pestisida alami dari ramuanekstrak daun dan buah yang berasapahit (Gadung, brotowali, tembakau dll)tentang dosis bisa diujicoba sendiri.

Jawaban berdasarkan sumber:1. Bapak Sigid Lesman Boyolali, Mei 20052. Sistem Informasi Manajemen Pem-

bangunan di Perdesaan, Proyek PEMD,BAPPENAS, Februari 2000

SelamatSelamat

Paguyuban Petani “Tani Pinter”Desa Bentak, Sidoharjo, Sragenberhasil sebagai salah satu peserta

terpilih dalam kompetisi

Warga Pemonitor CERD Kalsel,YDA, YCHI dan LK3

Page 22: advokasi no 19

22

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

ResepResepResepResepResep

1. SAKIT FLUResep 1Bahan:Nanas, cengkih, kayu manis, dangula aren.Cara pembuatan:- Nanas diparut, ditambah

cengkih dan kayu manis, laluditumbuk.

- Tambahkan gula aren,diaduk, kemudian disaring.Air siap diminum.

Resep 2Bahan:10 Kembang Cempaka Putihyang belum mekar.Cara pembuatan:Rebus Kembang Cempaka putihdengan 1 gelas air. Air rebusanlalu diembunkan selama 1malam, lalu diminum.

2. AMANDEL RINGANBahan:2 buah Jeruk Nipis.Cara pembuatan:Peras jeruk, lalu ambil airnya.Tambahkan kapur sirih, laludiminum.

3. AMANDEL BERATBahan:Daun Benalu pada pohon jerukpurut, adas kulowaras, dagingbuah pare.Cara pembuatan:Daun Benalu, adas kulowarasdan daging buah pare ditumbuk.Hasil tumbukan direndamdengan air hangat. Diamkanbeberapa saat, lalu disaring dan

diminum. Lakukan ini selamakurang lebih 2 bulan.Peringatan:Selama masa pengobatandilarang minum susu dan kueyang mengandung gula.

4. EXIMBahan:Tokek dan kopi.Cara pembuatan:Tokek dibakar sampai hanguslalu ditumbuk. Tumbukan tokekditambah kopi dilarutkan dalamair panas, lalu diminum.

5. MENCEGAH UBANBahan:Hati ayam, ragi 2 sendok teh,dan kecap secukupnya.Cara pembuatan:Hati ayam dipotong-potong-dipanggang lalu dimasak.Setelah masak campur dengan2 sendok teh ragi dan kecapsecukupnya. Diamkan selamakurang lebih ½ jam, barudimakan. Lakukan selama 3 harisekali.

6. KUTU AIRBahan:Singkong muda.Cara pembuatan:Singkong muda (baru petik)diparut, lalu tempelkan padarangan (kutu air).

7. TERSIRAM AIR PANASBahan:Daun sirih, madu, dan daunsosor bebek.Cara pembuatan:Resep 1Daun sirih segar, peras airnyadan tambahkan madu.Campuran tadi tempelkan padakulit yang luka.Resep 2Daun sosor bebek dilumatkanlalu tempelkan pada luka.

8. MABUK KENDARAANBahan:Madu dan garamCara penggunaan:3 sendok madu ditambah sedikitgaram, lalu minum langsung.

9. ASMA (Padaanak-anak)Bahan:Daun gembili.Cara pembuatan:Daun Gembili (segenggam),ditumbuk, tambahkan air dandiperas, lalu diembunkan 1malam. Lakukan 3 kali sehari.

RESEP PENGOBATAN TRADISIONAL

Obat-obatan yang dibuat secara tradisional dengan bahan bakutanaman yang ada di sekitar kita merupakan salah satu peninggalanbudaya luhur bangsa Indonesia. Selain mudah dibuat, bahan

bakunya mudah diperoleh dan murah harganya. Pengetahuan mengenairesep tradisional yang kita miliki sangat membantu kita akan ketergantunganterhadap obat buatan pabrik/industri. Resep kita kali ini masih seputarmasalah pengobatan tradisional kiriman Bapak Samtani, petani dari DesaBade, Klego, Boyolali-Jawa Tengah.

Daun Sosor BebekKuilu

Cengkeh

Kuilu

Page 23: advokasi no 19

Buletin Petani ADVOKASI No. 19 April - Juni 2005

23

ResepResepResepResepResep

Ciplukan

Kuilu

10. ANAK MENCRETBahan:Teh pahit, air rebusan kentangatau bisa juga tajin (air rebusanberas).Cara pembuatan:Masukan teh ke-dalam air tajinatau air hasil rebusan kentang,kemudian di minum.

RALAT

Pada Buletin Advokasi Nomor 18 Januari-Maret 2005 hal 21, kolom“Konsultasi Tani” mengenai “Pengendalian Bule Amerika” terdapatbeberapa kesalahan, baik tulisan maupun redaksionalnya, yaitu :- Penulis adalah peneliti dari “BPTP” (Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian) Yogyakarta, bukan BPPT Yogya.- Hal 21, Point 5 baris ke-4 adalah “Pertanaman” bukan Pertamanan.- Hal 21, Point 14 yang berbunyi : “Penggunaan fungisida kimia

berbahan aktif diabendazole dan asibensolar (Bion M), yang justrudapat meningkatkan datangnya serangan” adalah SANGATKELIRU. Yang BETUL adalah : “Penggunaan fungisida kimiaberbahan aktif diabendazole dan asibensolar (Bion M), justru dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap datangnya seranganpenyakit”.

REDAKSI

11. PENYAKIT PARU-PARUBahan:Buah ciplukan.Cara pembuatan:Buah Ciplukan, direbus akar,batang, dan daunnya sampaimendidih. Setelah dingin dapatdiminum 3 kali sehari sebanyak1 gelas. Lakukan selama 6 bulan.

12. POLIPBahan:Jeruk nipis, jahe, 20 btr cengkeh,10 bh daun sirih, dan 6 helaidaun sereh.Cara pembuatan:- 5 buah jeruk nipis, diperas

dan diambil airnya.- 1 buah jahe yang telah

dihaluskan dan dikeringkan.- Air perasan jeruk dan jahe

dicampur dengan cengkeh,daun sirih, dan daun sereh

- Rebuslah campuran tadidan saringlah. Minumlah 1,5

cangkir, setiap pagi selama1 bulan.

13. MIMISANBahan:Daun sirih, daun randu danalang-alang.

Cara pengobatan:Daun sirih yang telah digulungdimasukkan di lobang hidung.Sebelum dimasukkan, dipotongsedikit salah satu ujungnya agargetah sirih keluar mengobatimimisan.

14. PANAS DALAMGejalanya:Panas dalam dan bibir retak-retak.Bahan:Daun randu dan akar alang-alang.Cara pembuatan:Daun randu dan akar alang-alang direbus dengan air. Setelahdingin, diminum 3 kali seharidalam selama 3 hari.Akibat panas dalam:Buang air dan mencret.

15. DIABETES (SAKIT GULA)Bahan:Petai cina tua (Metir -Kemlandingan)–yang keringdipohon. Bendul pete dangodonya.Cara pembuatan:

Petai cina tua yang keringdipohon, dijemur hingga keringbetul lalu ditumbuk dibuat bubuk,dilarutkan dalam air panas,diminum 2 kali sehari.Bendul pete dan godonyadirebus, airnya diminum 2-3 kalisehari.

16. BISULBahan:biji kapas, asam cukak, daunciplukan ½ genggam, daunGandasura segar/kering (justiciaGendasura Burm. F), dan arak.Cara pembuatan:- Biji kapas direndam didalam

asam cukak, diamkanbeberapa jam, lalu oleskanpada bisul.

- Daun ciplukan ½ genggam,dihaluskan, lalu dipopokkanpd bisul.

- Daun Gandasura segar/kering dihaluskan. Capurdengan arak dan cuka untukkompres.

17. SAKIT GIGIBahan:10 lembar daun sirih.Cara pembuatan:10 lembar daun sirih direndamdalam air panas. Diamkanbeberapa saat,lalu air digunakanberkumur berulang kali selamagigi masih sakit.

Page 24: advokasi no 19