Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

12
ARSITEKTUR BERKELANJUTAN “Penerapan Extending Tradition Arsitektur Tradisional Desa Bayung Gede Pada Hunian Modern” “Penerapan Extending Tradition Arsitektur Tradisional Desa Bayung Gede Pada Hunian Modern”

description

Pengambilan citra Arsitektur Tradisional Bali yang diterapkan pada Arsitektur Modern, sehingga Prodak Masih memiliki Beberapa unsur tradisional Bali hanya saja bentuk fasade bangunan mengadopsi bentuk Arsitektur Modern.

Transcript of Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

Page 1: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

“Penerapan Extending Tradition Arsitektur TradisionalDesa Bayung Gede Pada Hunian Modern”

“Penerapan Extending Tradition Arsitektur TradisionalDesa Bayung Gede Pada Hunian Modern”

Page 2: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

LOKASI SITEPETA KOTA MALANG PETA LOKASI SITE

LOKASI SITE :JL. BENDUNGAN WONOREJO

KOTA : MALANGPROVINSI : JAWA TIMUR

Page 3: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

BAGIAN-BAGIAN YANG DITERAPKAN DARIARSITEKTUR TRADISIONAL DESA BAYUNG GEDE :

• TATA RUANG• POLA ZONASI PEKARANGAN• TATA BENTUK BANGUNAN

• TATA RUANG• POLA ZONASI PEKARANGAN• TATA BENTUK BANGUNAN

Page 4: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

TATA RUANG BANGUNAN

UTARA

Parahyangan (tempat suci/ pamerajan / sanggah)Parahyangan (tempat suci/ pamerajan / sanggah)

PalemahanPalemahan

PawonganPawongan

TATA RUANGBANGUNAN DESA

BAYUNG GEDE

Page 5: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

TATA RUANG BANGUNAN

UTARA

Palemahan Di Ganti dengangarasi, karena mengikutikawasan rumah itu berada

Palemahan Di Ganti dengangarasi, karena mengikutikawasan rumah itu berada

PawonganPawongan

PERUBAHAN TATA RUANG BANGUNANOLEH PERANCANG

Page 6: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

TATA RUANG BANGUNAN

Layout Desa Bayung Gede : Layout Rumah Hasil Rancangan :

UTARA

Page 7: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

TATA RUANG BANGUNAN

Desa Bayung Gede : Rumah Hasil Rancangan :• Menghadap kearah barat• Bentuk Rumah dan material

yang digunakan masihtradisional

• Masih adanya lumbung,pamerajan dan tempat-tempatkhusus lainnya.

• Menghadap kearah barat, tapi untuk akseskendaraan dari utara.

• Bentuk rumah lebih bersifat modern danmenggunakan material yang berbeda karenaperbedaan tempat, iklim dan kebutuhanbangunan (2 lantai)

• Lumbung, pamerajan dan tempat-tempatkhusus lainnya ditiadakan dan diganti fungsilain yang kurang lebih masih adahubungannya, seperti lumbung yang dirubahfungsinya menjadi Garasi.

Perbedaan dan Persamaan :

Page 8: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

POLA ZONASI PEKARANGANPola Zonasi Pekarangan Rumah Desa Adat Bayung Gede :

Bale Dangin

LumbungAngkul-angkul Umah Meten

Pamerajan

Page 9: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

POLA ZONASI PEKARANGANPola Zonasi Pekarangan Rumah Yang Telah di Rancang :

Angkul-angkul

Umah Meten di gantimenjadi Kamar Utama

Lumbung Digantidengan Garasi

Bale Sekapat di gantimenjadi Kamar Tidur

Anak

Bale Tiang Sanga

Page 10: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

TATA BENTUK BANGUNAN

Pondasi dan lantai sebagai kakibangunan adalah bhur loka (nistaanggana).

Konstruksi pemikul (tiang dan dinding)sebagai badan adalah bwah loka (madyaanggana).

Konstruksi atap sebagai kepalabangunan adalah swah loka (utamaanggana).

Tata Bentuk Bangunan Desa Adat Bayung Gede :

Page 11: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern

TATA BENTUK BANGUNANTata Bentuk Rumah Yang Telah di Rancang :

Keterangan= Atap bangunan Sebagai Kepala

Mewakili Swah Loka (Utama Anggana).

= Dinding Mewakili Bwah Loka(Madya

Anggana) Karena berfungsi sebagai

pemikul.

= Pondasi yang Mewakili Bhur Loka

(Nista Anggana) Tidak terlihat karena

berada dibawah Tanah.

Page 12: Adopsi Desain Penataan Ruang Arsitektur Tradisional Bali Pada Arsitektur Modern