ADMINISTRASI PENGELOLAAN PENERIMAAN SURAT PEMBERITAHUAN ...... · Pengelolaan Penerimaan Surat...
Transcript of ADMINISTRASI PENGELOLAAN PENERIMAAN SURAT PEMBERITAHUAN ...... · Pengelolaan Penerimaan Surat...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ADMINISTRASI PENGELOLAAN PENERIMAAN SURAT
PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN dan SPT MASA PADA KANTOR
PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIBINONG
5
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md) dalam Bidang Manajemen Administrasi
Oleh :
NOVIAN IKA TRISNAWATI
D1509064
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
TugasAkhirdenganjudul
ADMINISTRASI PENGELOLAAN PENERIMAAN SURAT
PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN dan SPT MASA PADA
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIBINONG
DisusunOleh :
Novian Ika Trisnawati
D1509064
Disetujui Untuk Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji
Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing,
Drs. Ali, M.Si
NIP. 19540830198503 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
ADMINISTRASI PENGELOLAAN PENERIMAAN SURAT
PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN dan SPT MASA PADA
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIBINONG
DisusunOleh :
NovianIkaTrisnawati
D1509064
Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada hari :Jumat
Tanggal :06 Juli2012
Tim Penguji Nama TandaTangan
1. Penguji 1 Drs. Is Hadri Utomo, M.Si.
19590907198702 1 001
........................
2. Penguji 2 Drs. Ali, M.Si.
19540830198503 1 002
.........................
Mengetahui,
Dekan,
Prof. Drs. Pawito, Ph. D.
NIP. 195408051985031002
Ketua Program,
Drs. Sudarto, M. Si
NIP. 195502021985031006
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama :Novian Ika Trisnawati
NIM : D1509064
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul “Admnistrasi
Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dan SPT
Masa Pada Kantor Pelayanan PajakPratama Cibinong” adalah betul-betu
lkarya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir tersebut diberi
tanda cintasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang
saya peroleh dari tuga sakhir tersebut.
Surakarta, 01 Juli 2012
Yang membuat pernyataan,
NovianIkaTrisnawati
NIM. D1509064
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Kekhawatiran yang berlebih tidak berguna kecuali untuk
mengacaukansegalanya”
(Robert Eliot)
“Dengarkan nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa
depan”
(Amsal 19:20)
“Sukses sepertinya lebih mengenai kemampuan untuk tetap bertahan ketika orang-
orang lainnya telah menyerah”
(WilliamFeather)
“Musuh yang paling berat didunia adalah penakut dan kebimbangan, tetapi yang
akan menjadi teman sejati adalah keyakinan dalam hati.”
(NatajiwaNataraga)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Bapak dan Ibu tercinta
Keluarga besar kutercinta sebagai bukti baktiku,
Dan untuk Dian adikku tersayang
Teman-teman MA `09
Terimakasih atas segalanya ,
Aku akan memberikan yang terbaik...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmad, ketangguhan, hikmat dan segala nikmat sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Administrasi
Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dan SPT Masa pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong” dengan baik untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Ahli Madya ManajemenAdministrasi.
Dengan segala kerendahan hati dan dengan hati yang tulus penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas segala partisipasinya dalam
pelaksanaan dan penyelesaian laporan ini.
1. Bapak Drs. Ali, M.Si. selaku pembimbing tugas akhir yang penuh
kesabaran telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan arahan, dorongan sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat
terslesaikan.
2. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si. selaku dosen penguji Tugas Akhir ini.
3. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
Surat Keputusan tentng ijin penyusunan Tugas Akhir dan ijin mengadakan
pengamatan.
4. Bapak Drs. Sudarto, M.Si., selaku Ketua Jurusan DIII Manajemen
Administrasi
5. Bapak Drs. Sonhaji, M.Si., selaku Pembimbing Akademik, atas bimbingan
akademis yang telah diberikan selama ini.
6. Bapak-Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Terima kasih atas semua yang telah Bapak dan
Ibu ajarkan dan berikan.
7. Bapak Hajad Sandy, selaku Kepala Kantor KPP Pratama Cibinong yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
8. Ibu Nuryati, selaku sekretaris di KPP Pratama yang telah memberikan
penilaian kepada penulis saat menjalankan tugas yang dibebankan saat
mengadakan pengamatan.
9. Bapak Irawan,SE., Bapak Agung Achmadi, Ibu Tutut Adiningsih, Mas
Amin serta seluruh karyawan Kantor Pelayanan Pajak Cibinong yang
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir.
10. Keluargaku tercinta, Bapak dan Ibuku terima kasih atas cinta, kasih,
sayang, doa, motivasi, pengorbanan dan semua perhatian yang selama ini
Bapak Ibu berikan. Semoga Tuhan Yesus senantiasamemberikan berkat,
melimpahkan rahmat, mencurahkan perlindungan, rejeki yang cukup,
tanpa kalian Novi tidak akan dapat menjadi seperti sekarang.
11. Teman-teman Manajmen Administrasi A 2009, Manajemen Administrasi
B 2009, dan teman-teman seperjuangan dalam suka dan duka, terimakasih
atas semua motivasi dan semangat yang kalian berikan.
12. Sahabatku Cik n Just, terimakasih atas waktu, semangat dan dukungan
baik mental maupun spiritual yang telah kalian berikan
13. Untuk Mas, berkat kamu hidupku menjadi penuh warna, terimakasih atas
segala perhatian dan waktu yang telah Mas beri untukku.
14. Terima kasih juga saya haturkan kepada Anda yang tidak dapat saya
cantumkan namanya disini, Anda yang telah turut berinteraksi dan
bersosialisasi dengan penulis dalam kesehariannya, dan Anda yang telah,
sedang, dan akan membaca karya kecil ini.
Selanjutnya penulis mengharap tegur sapa yang halus lagi tulus, kepada
segenap pihak atas segala kekurangan, kesalahan, dan kekhilafan penulis dalam
penyajian karya ini.
Akhir kata penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkannya di kemudian hari. Terima Kasih.
Surakarta, 01 Juli 2012
penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii
ABSTRAK ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 5
C. Tujuan Pengamatan ............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA & METODE PENGAMATAN 6
A. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 6
1. Pengertian Administrasi ................................................. 6
2. Pengertian Pengelolaan .................................................. 9
3. Pengertian Pajak ............................................................. 9
4. Wajib Pajak .................................................................... 14
5. Pengertian Pajak Penghasilan ........................................ 15
6. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) ........................... 16
B. METODE PENGAMATAN ............................................... 18
a. Bentuk Pengamatan ........................................................ 18
b. Lokasi Pengamatan ........................................................ 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
c. Sumber Data ................................................................... 19
d. Jenis Data ....................................................................... 19
e. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 20
BAB III DISKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI .............................. 22
A. Sejarah Berdirinya ............................................................... 22
B. Visi & Misi .......................................................................... 22
C. Tugas Organisasi ................................................................. 23
D. Fungsi Organisasi ................................................................ 23
E. Pelayanan ............................................................................ 24
1. Umum ............................................................................. 24
2. Layanan Unggulan ......................................................... 25
F. Sarana&Prasarana ................................................................ 25
G. TempatKedudukan& Wilayah Kerja KPP Pratama
Cibinong .............................................................................. 26
H. StrukturOrganisasi ................................................................ 29
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................. 32
A. Pengelolaan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
dan SPT Tahunan ................................................................ 32
B. Pengelolaan Surat Masuk .................................................... 42
C. Perekaman SPT ................................................................... 45
BAB V PENUTUP ........................................................................... 49
A. Kesimpulan .......................................................................... 50
B. Saran .................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel1. TABEL I.1RekapitulasiJumlahWajibPajak KPP Pratama Cibinong
……………………………………………………. 4
Tabel2 TABEL IV.1PenerimaandanPerekaman SPT Tahun 2001 KPP
Pratama Cibinong ………………………………………….. 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. GAMBAR III.1 Peta Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Cibinong ………………………………………….. 28
Gambar 2. GAMBAR III.2 Struktur Organisasi ……………………….…. 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Struktur Organisasi KPP Pratama Cibinong
Lampiran 3. Bagan Arus Penerimaan SPT Tahunan
Lampiran 4. Bagan Arus Penerimaan SPT Masa
Lampiran 5. Form SPT Tahunan1770 S berikutl ampirannya
Lampiran 6. Form SPT Tahunan1770 SS
Lampiran 7. Form SPT Tahunan1771
Lampiran 8. Surat Tugas melaksanakan KKMA 2012
Lampiran 9. Form Presensi Magang
Lampiran 10. Form Monitoring Magang
Lampiran 11. Form Penilaian Magang
Lampiran 12. Surat Keterangan Selesai Magang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK
Novian Ika Trisnawati, D1509064, Administrasi Pengelolaan Penerimaan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dan SPT Masa pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Cibinong. Program Studi Manajemen Administrasi
Program Diploma III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebalas
Maret Surakarta .
KPP Pratama Cibinong merupakan sebuah instansi pemerintah yang
mempunyai mandat untuk melayani publik di bidang perpajakan. Salah satunya
memberikan pelayanan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) pajak yang
terhutang . Dan dalam penerimaan SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak harus
dikelola dengan baik oleh KPP. Dalam hal ini Pengamatan ini bertujuan untuk
mengetahui Bagaimana Administrasi Pengelolaan Penerimaan SPT Tahunan dan
SPT Masa di KPP Pratama Cibinong.
Mengingat pentingnya pelaporan SPT dari Wajib Pajak Orang Pribadi
maupun Badan sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggung
jawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang pembayaran atau
pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau
pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Masa Pajak.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Penelitian yang dilakukan
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong. Sumber data berasal dari pegawai
KPP Pratama Cibinong, dokumen serta arsip. Tehnik pengumpulan data
pengamatan ini menggunakan tehnik observasi langsung, wawancara langsung
dan analisis dokumen serta arsip. Metode analisis data menggunakan metode
deskriptif, kualitatif dan analisa interaktif.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa cara pengelolaan
SPT Tahunan dan SPT Masa sudah dilakukansesua iketentuan yang berlaku di
Direktorat Jenderal Pajak. Pengelolaan tersebut sudah dilaksanakan dengan baik
di Kantor Pelayanana Pajak Cibinong. Namun dalam menyampaikan Surat
Pemberitahuan masih dijumpai Wajib Pajak yang tidak melengkapi lampiran yang
diperlukan, sehingga akan membutuhkan waktu lebih lama dalam penyelesaian
daripada waktu yang penyelesaian yang telah ditentukan. Hambatan yang paling
berpengaruh pada lambatnya proses perekaman adalah adanya hambatan yang
bersifat teknis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai Negara yang berkembang Indonesia sedang melaksanakan
kegiatan pembangunan nasional demi tercapainya tujuan nasional yang
dirumuskan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kegiatan pembangunan
nasional dlaksanakan secara merata tanpa terlepas dari kondisi wilayah yang
cukup luas, jumlah penduduk yang besar, dan keanekaragaman kebudayaan
yang ada. Diperlukan sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional tersebut. Selain itu dibutuhkan biaya yang
sangat besar dalam proses pelaksanaannya. Dengan usaha yang maksimal
diharapkan hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Hal ini sesuai dengan dengan asas pembangunan nasional yang adil dan
merata, yang berarti bahwa pembangunan diselenggarakan sebagai usaha
bersama, merata di seluruh lapisan dan seluruh wilayah tanah air.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran
pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai
falsafah Undang-Undang Pepajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan
kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut
berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai
pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota
masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai
dengan system self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan
Indonesia. Pemerintah dalam fungsinya berkewajiban melakukan
pembinaan/atau penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam
melaksanakan fungsinya tersebut, Direktorat Jendral Pajak berusaha sebaik
mungkin memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan misi
Direktorat Jendral Pajak.
Pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pajak Pusat
dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh
Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola Direktorat Jendral Pajak
– Departemen Keuangan. Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/
Kota.
Pajak-pajak Pusat yang dikelola Direktorat Jendral Pajak meliputi:
- Pajak Penghasilan (PPh).
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN);
- Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM);
- Bea Materai, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);
- Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/ Kota meliputi :
- Pajak Propinsi
a. Pajak kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
b. Bea Balik nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan;
- Pajak Kabupaten/ Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;
g. Pajak Parkir.
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau
keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan
pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara.
Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan.
Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan
pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum
seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/ puskesmas, kantor polisi
dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga
digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi
seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai
dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah
yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan
demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi
sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan
pembangunan.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong merupakan kantor yang
memberikan pelayanan perpajakan bagi wajib pajak yang berkepentingan.
Penrimaan SPT merupakan salah satu pelayanan yang dikelola oleh KPP
Pratama Cibinong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
KPP Pratama Cibinong juga memiliki tugas rutin yang harus
dilaksanakan dan diselesaikan sesuai dengan SOP yang ada. Tugas tersebut
antara lain adalah melakukan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan dan melakukan perekaman atas SPT yang diterima. Rutinitas itu
sudah dilaksanakan setiap tahunnya oleh KPP Pratama Cibinong dengan
penuh tanggung jawab sesuai dengan standar operasi yang berlaku. Berikut
adalah tabel rekapitilasi jumlah Wajib Pajak.
Tabel I
Rekapitulasi Jumlah Wajib Pajak
KPP Pratama Cibinong
No Jenis WP s.d Tahun
2009 2010 2011
1 Badan 7.493
8.723
10.123
2 OP 117.394
141.305
163.036
3 Bendaharawan 1.209
1.234
1.280
Sumber: Seksi Pelayanan, KPP Pratama Cibinong
Berdasarkan data di atas jelas bahwa jumlah Wajib Pajak mengalami
kenaikan sebesar 16% tiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
volume penerimaan SPT juga akan mengalami peninggkatan.
Dengan mengetahui data tersebut, maka penulis mengangkat topik
mengenai proses Administrasi Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan dan SPT Masa pada Kantor Pelayana Pajak Pratama
Cibinong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis
merumuskan masalah dari pengamatan ini sebagai berikut :
“ Bagaimana Administrasi Pengelolaan Penerimaan SPT Tahunan/
SPT Masa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong?”
C. Tujuan Pengamatan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam pengamatan ini adalah :
1. Tujuan Operasional
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui proses penerimaan SPT
Tahunan / SPT Masa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong.
2. Tujuan Fungsional
Pengamatan ini bertujuan agar hasilnya kelak dapat bermanfaat dan
berguna untuk menambah wawasan para pembaca maupun sebagai masukan
dan bahan pertimbangan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong
dalam proses peneriman SPT Tahunan/ SPT Masa yang efektif dalam
administrasinya.
3. Tujuan Individual
Pengamatan ini dilaksanakan untuk memenuhi syarat dalam
memperoleh sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Manajemen
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA & METODE PENGAMATAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Administrasi
Administrasi merupakan suatu kegiatan sekelompok manusia yang
dilakukan dengan cara kerjasama untuk dapat mencapai tujuan tertentu yang
telah detetapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,(2007 : 9) Administrasi
adalah usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan
cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi.
Menurut S. P. Siagian M.PA, (1973 : 2) Administrasi adalah
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasari atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Menurut Ulbert, (1999 : 2) Administrasi secara luas adalah sebagai
suatu kerjasama yang dilakukan sekelompok orang dan atau organisasi
berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan
mendayagunakan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Sedangkan Administrasi dalam arti sempit adalah penyusunan dan
pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun
eskternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk
memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh. Pengertian
administrasi secara sempit lebih tepat disebut tata usaha (clerical work).
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Menurut Suwarno Handayaningrat dalam (media.diknas.go.id/media/d
ocument) Administrasi adalah suatu kegiatan yang meliputi catat-mencatat,
surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya
yan bersifat teknis ketatausahaan.
Menurut J. Wajong, Organisasi dan Administrasi dalam
(media.diknas.go.id/media/document) Administrasi sebagai tata usaha adalah
pekerjaan yang ber sifat tulis menulis.
Menurut The Liang Gie (1986 : 18) Administrasi diartikan sebagai
segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Tata usaha atau pekerjaan kantor dalam Bahasa Inggris disebut office
work, clerical work, atau papper work. Tata usaha menurut The Liang Gie
(1986 : 19) adalah rangkaian kegiatan menghimpun, mencatat, mengolah,
memperbanyak, mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan yang
diperlukan dalam usaha kerjasama.
- Menghimpun yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala
keterangan-keterangan yang tadinya tidak ada atau berserakan dimana-
mana sehingga siap untuk dipergunakan.
- Mencatat yaitu kegiatan menggigihkan dengan peralatan tulis keterangan
yang diperlukan.
- Mengolah yaitu bermacam-macam kegiatan mengolah keterangan-
keterangan dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna.
- Memperbanyak yaitu pekerjaan menggandakan.
- Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai caradan alat dari
satu pihak ke pihak lainnya.
- Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat ditempat
tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dari beberapa pengertian administrasi dan pendapat menurut beberapa
ahli diatas, dalam penulisan ini penulis akan menjelaskan lebih dalam
mengenai administrasi dalam arti sempit, dimana administrasi merupakan
kegiatan tata usaha.
Fungsi tata usaha (clerical work) pada dasarnya adalah untuk
memudahkan atau meringankan pekerjaan pimpinan dalam mengambil
keputusan. Untuk itu fungsi tata usaha diwujudkan dengan pengadaan data
atau informasi yang berhubungan dengan tugas pokok atau volume kerja
organisasi. Kegiatan itu dilakukan dengan pencatatan, menyimpan,
menggadakan semua data, yang diwujudkan menjadi warkat-warkat yang
selalu siap bilamana diperlukan. Kegiatan ketatausahaan rangkaian perbuatan
menghimpun, mencatat, mengolah memperbanyak, mengirim dan menyimpan
keterangan-keterangan yang diperlukan dalam usaha kerja sama itu.
Fungsi tata usaha yang lain adalah untuk memberikan pelayanan,
dalam arti membantu personel lain dari dalam dan luar organisasi yang
memerlukan data atau inormasi, agar dapat melaksanakan pekerjaan secara
efektif.
Berdasarkan kedua fungsi tersebut tata usaha dapat diartikan sebagai,
“rangkaian kegiatan menghimpun, mencatat, mengadakan, menggandakan,
menyimpan dan mengirim berbagai bahan atau data/informasi untuk
keperluan mewujudkan tugas-tugas pokok organisasi”.
Kegiatan tata usaha terdiri dari rangkaian beberapa kegiatan yaitu
penerimaan, pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan, penyimpanan,
pengetikan, penggandaan, dan penerimaan data dan informasi secara tertulis
yang diperlukan oleh organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Pengertian Pengelolaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:534) pengelolaan
didefinisikan sebagai berikut:
a. Proses, cara, perbuatan mengelola.
b. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga
orang lain.
c. Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan & tujuan
organisasi.
d. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang
terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan & pencapaian tujuan.
Ditinjau dari segi etimologis pengelolaan berasal dari kata “ kelola”
dan kata kerjanya “mengelola” yang berarti mengerjakan sesuatu
yang bersifat proses untuk menghasilkan sesuatu.
3. Pengertian Pajak
Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 6 Tahun 1983 sebagaimana
telah disempurnakan terakhir dengan UU No.28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.
Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak" yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Menurut P. J. A. Adriani yang diterjemahkan oleh R. Santoso
Brotodiharjo(dalam Waluyo dan Wirawan B.Ilyas, 2000: 2) :
“ pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
Menurut Rochmat Soemitro (1970: 16), pajak adalah iuran rakyat
kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut:
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving
yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., &
Brock Horace R (1983:24), pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor
swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib
dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa
mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian
secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke
sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang
dapat dipaksakan) dapat ditarik kesimpulan tentang unsur-unsur yang terdapat
pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai
dengan perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan
"pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dalam undang-undang."
b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (konraprestasi perseorangan)
yang dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang
taat membayar pajak kendaraantor akan melalui jalan yang sama
kualitasnya dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan
bermotor.
c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan
umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi
pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.
d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan
apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan
dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundag-undangan.
e. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas
Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi
sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara
dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif).
Agar negara dapat mengenakan pajak kepada warganya atau kepada
orang pribadi atau badan lain yang bukan warganya, tetapi mempunyai
keterkaitan dengan negara tersebut, tentu saja harus ada ketentuan-ketentuan
yang mengaturnya. Sebagai contoh di Indonesia, secara tegas dinyatakan
dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa segala pajak
untuk keuangan negara ditetapkan berdasarkan undang-undang. Untuk dapat
menyusun suatu undang-undang perpajakan, diperlukan asas-asas atau dasar-
dasar yang akan dijadikan landasan oleh negara untuk mengenakan pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas
dalam menentukan wewenangnya untuk mengenakan pajak, khususnya untuk
pengenaan pajak penghasilan. Asas utama yang paling sering digunakan oleh
negara sebagai landasan untuk mengenakan pajak adalah:
a. Asas domisili atau disebut juga asas kependudukan
(domicile/residence principle): berdasarkan asas ini negara akan mengenakan
pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau
badan, apabila untuk kepentingan perpajakan, orang pribadi tersebut
merupakan penduduk (resident) atau berdomisili di negara itu atau apabila
badan yang bersangkutan berkedudukan di negara itu. Dalam kaitan ini, tidak
dipersoalkan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak itu berasal.
Itulah sebabnya bagi negara yang menganut asas ini, dalam sistem pengenaan
pajak terhadap penduduk-nya akan menggabungkan asas domisili
(kependudukan) dengan konsep pengenaan pajak atas penghasilan baik yang
diperoleh di negara itu maupun penghasilan yang diperoleh di luar negeri
(world-wide income concept).
b. Asas sumber: Negara yang menganut asas sumber akan
mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang
pribadi atau badan hanya apabila penghasilan yang akan dikenakan pajak itu
diperoleh atau diterima oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari
sumber-sumber yang berada di negara itu. Dalam asas ini, tidak menjadi
persoalan mengenai siapa dan apa status dari orang atau badan yang
memperoleh penghasilan tersebut sebab yang menjadi landasan pengenaan
pajak adalah objek pajak yang timbul atau berasal dari negara itu. Contoh:
Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia maka dari penghasilan yang didapat
di Indonesia akan dikenakan pajak oleh pemerintah Indonesia.
c. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas
kewarganegaraan (nationality/citizenship principle): Dalam asas ini, yang
menjadi landasan pengenaan pajak adalah status kewarganegaraan dari orang
atau badan yang memperoleh penghasilan. Berdasarkan asas ini, tidaklah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menjadi persoalan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal.
Seperti halnya dalam asas domisili, sistem pengenaan pajak berdasarkan asas
nasionalitas ini dilakukan dengan cara menggabungkan asas nasionalitas
dengan konsep pengenaan pajak atas world wide income.
Terdapat beberapa perbedaan prinsipil antara asas domisili atau
kependudukan dan asas nasionalitas atau kewarganegaraan di satu pihak,
dengan asas sumber di pihak lainnya. Pertama, pada kedua asas yang disebut
pertama, kriteria yang dijadikan landasan kewenangan negara untuk
mengenakan pajak adalah status subjek yang akan dikenakan pajak, yaitu
apakah yang bersangkutan berstatus sebagai penduduk atau berdomisili
(dalam asas domisili) atau berstatus sebagai warga negara (dalam asas
nasionalitas). Di sini, asal muasal penghasilan yang menjadi objek pajak
tidaklah begitu penting. Sementara itu, pada asas sumber, yang menjadi
landasannya adalah status objeknya, yaitu apakah objek yang akan dikenakan
pajak bersumber dari negara itu atau tidak. Status dari orang atau badan yang
memperoleh atau menerima penghasilan tidak begitu penting. Kedua, pada
kedua asas yang disebut pertama, pajak akan dikenakan terhadap penghasilan
yang diperoleh di mana saja (world-wide income), sedangkan pada asas
sumber, penghasilan yang dapat dikenakan pajak hanya terbatas pada
penghasilan-penghasilan yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada di
negara yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4. Wajib Pajak
Wajib pajak yang berkedudukan orang pribadi sebagai subyek pajak
dapat bertempat tiggal di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Menurut
Mardiasmo (2008:21) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Menurut Erly Suandy (2008:112) dalam Pasal 2 ayat
(2) Undang-Unang KUP disebutkan bahwa “Setiap Wajib Pajak sebagai
Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
Perambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjannya meliputi
tempat tinggal atau kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha
dilakukan unuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak”.
Menurut Erly Suandy (2008:108) menjelaskan bahwa, Pengusaha
adalah Orang Pribadi atau badandalam bentuk apapun yang kegiatan usaha
atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor
barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud
dari lua daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari
luar daerah pabean.
Erly Suandy (2008:112) menegaskan bahwa Wajib Pajak mempunyai
kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pajak Wajib
Pajak (NPWP). Wajib Pajak Orang Pribadi yang wajib mendaftarkan diri
adalah :
1) Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
2) Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,
yang memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan
berikutnya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup
terpisah berdasarkan keputusan hakin atau dikehendaki secara tertulis
berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta;
4) Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai
tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, juga diwajibkan
mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
kegiatan usaha dilakukan.
5. Pengertian Pajak Penghasilan
Dasar Hukum pajak Penghasilan termuat dalam UU No.7 tahun 1983
yang sering disebut dengan UU Pajak Penghasilan 1984 yang diubah terakhir
kali dengan UU Nomor 36 Tahun 2008. Sebagaimana tercantum dalam pasal
7 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan yang
menjelaskan bahwa pemerintah memberlakukan kewajiban pemotongan pajak
penghasilan kepada setiap Wajib Pajak Pribadi yang mempunyai penghasilan
netto diatas PTKP yang ditentukan besarnya adalah sebagai berikut:
1.) Rp. 15.840.000,- per tahun untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.
2.) Rp. 1.320.000,- per tahun tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.
3.) Rp. 15.840.000,- per tahun tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.
4.) Rp. 1.320.000,- per tahun tambahan untuk setiap anggota keluarga
sedarah dan keluarga semeninggal dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 orang
untuk setiap keluarga.
Sesuai Undang-Undang Pajak Penghasilan yang terbaru yakni No. 36
Tahun 2008 disebutkan bahwa mulai 2009, tarif bagi Wajib Pajak orang
pribadi dalam negeri telah diturunkan dari tarif di UU sebelumnya, UU No.
17 Tahun 2000.
Tarif pajak terbaru adalah sebagai berikut:
1. Penghasilan sampai dengan Rp 50 juta dikenakan tarif pajak 5 persen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Penghasilan antara Rp 50 - 250 juta dikenakan tarif 15 persenn
3. Penghasilan antara Rp 250 - 500 juta dikenakan tarif 25 persen
4. Penghasilan di atas Rp 500 juta dikenakan tarif 30 persen
Menurut Erly Suandy (2002:162) menjelaskan bahwa dalam
pelaksanaan perpajakan Wajib Pajak dapat membayarkan pajaknya di Kantor
Pos, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Bank Badan Usaha Milik
Darah (BUMD) dan tempat lain yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.
Menurut Imam Wahyutomo (1994:27) Pajak Penghasilan adalah pajak
yang dikenakan terhadap penghasilan, sedangkan penghasilan berarti setiap
tambahan kemampuan ekonomis (dengan nama dan dalam bentuk apapun),
yang diterima atau diperoleh, baik dapat dipakai untuk mengkonsumsi atau
untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.
Menurut Erly Suandy (2006:81) pajak penghasilan adalah pajak yang
dikenakan terhadap Subyek Pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh dalam Tahun Pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk
penhasilan dalam bagian Tahun Pajak, apabila kewajiban pajak Subjektifnya
dimulai atau berakhir dalam Tahun Pajak.
6. Pengertian SPT
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak
digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang
terhutang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Terdapat dua macam SPT yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
a.SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan yang digunakan oleh Wajib
Pajak untuk memberitahukan pajak yang terhutang dalam suatu Masa Pajak
atau pada suatu saat.
b.SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan yang digunakan oleh
Wajib Pajak untuk memberitahukan pajak terhutang dalam suatu Tahun Pajak
atau Bagian Tahun Pajak.
Fungsi SPT, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Wajib Pajak PPh
Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
tentang :
- pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak
atau Bagian Tahun Pajak;
- penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;
- harta dan kewajiban;
- pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa
Pajak.
b. Pengusaha Kena Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPn BM yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang :
- pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
- pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP
dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
c. Pemotong/ Pemungut Pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkan.
Penyampaian Surat Pemberitahuan :
Yang wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan adalah Wajib Pajak yang
dalam suatu tahun pajak memperoleh penghasilan yang melebihi batas
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan mempunyai NPWP. Sekalipun
dikemudian hari Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP memperoleh
penghasilan kurang dari batas Penghasilan Tidak Kena Pajak, maka berdasar
Peraturan Undang-Undang Perpajakan si Wajib Pajak tersebut harus
menyampaikan Surat Pemberitahuan.
B. METODE PENGAMATAN
a. Bentuk Pengamatan
Bentuk pengamatan ini adalah pengamatan deskriptif kualitatif.
Menurut H.B Sutopo (2002:101),”Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara rinci dan dalam mengenai
potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di
lapangan studinya”. Dalam pengamatan ini penulis juga menggunakan bentuk
pengamatan kualitatif. Menurut Lexy J.Moleong (2006:6), “Penelitian
kulitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motvasi, tindakan, dll secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sehingga pengamatan deskriptif
kualitatif merupakan suatu penelitian yang berusaha menggambarkan
fenomena yang terjadi diuraikan dalam bentuk kata-kata, bahasa, dan gambar
secara terperinci tanpa melakukan pengujian hipotesa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Lokasi Pengamatan
Diperlukan lokasi tertentu dalam melakukan suatu pengamatan untuk
memperoleh data. Seperti yang diungkapkan oleh H.B Sutopo (2002:52)
bahwa:
Sasaran atau lokasi penelitian harus dideskripsikan kondisi beragam
aspek secara jelas, dilengkapi dengan kekhususan karakteristiknya.
Likasi penelitian dalam hal ini juga bisa berkaitan dengan pembatasan
masalah, terutama bila pembatasannya mengenai keluasan daerah
penelitiannya.
Lokasi pengamatan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Cibonong. Alasan pemilihan lokasi ini karena merupakan tempat pelaksanaan
Kuliah Kerja Magang penulis berdasar atas pemberian ijin dari pihak instansi
tersebut. Pada lokasi ini juga terdapat data yang diperlukan data-data yang
dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir.
b. Sumber Data
Untuk mendapatkan suatu laporan penelitian yang baik dan terarah
maka diperlukan data yang lengkap dan relevan dengan persoalan yang
dihadapi, sehingga dapat dipercaya kebenarannya. Menurut H.B Sutopo
(2002:49), “sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti
karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan
menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh”
c. Jenis Data
Jenis data dalam pengamatan ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
merupakan data-data yang berupa uraian-uraian atau penjelasan yang
menggambarkan obyek yang diamati, yaitu mengenai gambaran umum
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong, sejarah, struktur organisasi,
pelayanan yang diberikan, sasaran pelayanan. Terutama tentang proses
Administrasi Pengelolaan Penerimaan SPT Tahunan/ SPT Masa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
d. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengupulan data yang akan digunakan dalam pengamatan ini
adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong (2006:186),”wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyan dan terwawancara
(interviewee)”. Menurut Guba dan Lincoln dalam Lexy J. Moleong
(2006:188) berpendapat bahwa “Pembagian lain adalah 1) wawancara oleh
tim atau panel, 2) wawancara tertutup dan wawancara terbuka, 3) wawancara
secara lisan, dan wawancara secara terstruktur dan tak terstruktur”.
Dalam pengamatan ini menggunakan teknik wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewancara menetapkan
sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaann yang akan diajukan.
b. Observasi
Menurut H.B Sutopo (2002:64), disebutkan bahwa :Teknik Observasi
digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa,
aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar”.
Spradley (1980) dalam H.B Sutopo (2002:65) menjelaskan bahwa :
Pelaksanaan teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi 1) tak berperan
sama sekali, 2) observasi berperan, yang terdiri dari a) berperan aktif, b)
berperan pasif, dan c) berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar
menjadi warga (bagian) atau anggota kelompok yang diamati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dalam pengamatan ini menggunakan teknik observasi berperan pasif.
Menurut H.B Sutopo (2002:66), disebutkan bahwa: teknik ini bisa dilakukan
peneliti untuk menggali informasi mengenai perilaku dan kondisi yang
sebenarnya. Tekinik ini bisa dilakukan secara formal maupun informal.
Dalam pengamatan ini penulis menggunakan teknik wawancara dan
observasi berperan pasif. Wawancara dilakukan dengan pegawai yang berada
pada seksi pelayanan, bagian umum, dan pada seksi lainnya. Dengan
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan penerimaan SPT. Observasi
dilakukan setiap hari pada saat melaksakan tugas yang dibebankan dan
berlokasi di lingkungan kantor. Berhubung proses penerimaan SPT
dilaksanakan di beberapa seksi maka penulis diberi kesempatan untuk
mengamati secara langsung ke seksi yang berkaitan langsung dalam
penerimaan SPT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Sejarah Berdirinya
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong berlokasi di Jalan Aman
No.1 Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bogor. Luas tanah 2.965
M2 dan luas bangunan 1456 M2 yang terdiri dari 2 (dua) lantai.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong merupakan hasil
reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007, serta sesuai
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-112/PJ/2007 tanggal
9 Agustus 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai
Beroperasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan,
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah DJP
Banten, Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I, dan Kantor Wilayah DJP Jawa
Barat II, mulai beroperasi tanggal 14 Agustus 2007.
B. Visi dan Misi
Visi : Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan
sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya
dan dibanggakan masyarakat.
Misi : Menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak yang mampu
menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan
Undang-undang Perpajakan dengan tingkat efektivitas dan
efisiensi yang tinggi.
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Tugas Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
132/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007, Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Cibinong mempunyai tugas melaksanakan
penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan bangunan dalam wewenangnya berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku.
D. Fungsi Organisasi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Cibinong menyelenggarakan fungsi sebagai berikut
:
1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek
pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;
2. Penetapan dan penertiban produk hukum perpajakan;
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;
4. Penyuluhan perpajakan;
5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak;
6. Pelaksanaan ekstensifikasi;
7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan;
8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;
9. Pengawasan dan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
10. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;
11. Pelaksanaan intensifikasi;
12. Pembetulan ketetapan pajak;
13. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan;
14. Pelaksanaan administrasi kantor.
E. Pelayanan
1. Umum
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong dibentuk dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan pengawasan kepada Wajib Pajak. Untuk
mencapai tujuan tersebut dilakukan perbaikan terhadap sistem administrasi
perpajakan dan sistem informasi perpajakan sehingga kualitas pelayanan
dapat terus meningkat secara berkesinambungan. Selain itu untuk lebih
menciptakan kepastian pelayanan kepada Wajib Pajak telah dibuat sebuah
standar penyelesaian pekerjaan yang disebut dengan Standard Operating
Procedures (SOP). Dalam SOP dimuat syarat-syarat penyelesaian pekerjaan,
tatacara penyelesaian pekerjaan, petugas yang menangani pekerjaan dan
jangka waktu penyelesaian pekerjaan. Saat ini dalam SOP terdapat 196 jenis
kegiatan. Secara umum kegiatan pelayanan kepada Wajib Pajak yang
dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong meliputi :
1. Pendaftaran Wajib Pajak dan Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
2. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan sebagai
Pengusaha Kena Pajak;
3. Pendaftaran dan Mutasi Objek Pajak;
4. Pengelolaan Surat Pemberitahuan;
5. Pemeriksaan dan Penetapan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
6. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak; dan
7. Penagihan dan Penghapusan Piutang Pajak.
2. Layanan unggulan
Sejalan dengan penerapan good governance yang diamanatkan dalam
reformasi birokrasi saat ini KPP Pratama Cibinong telah menyelenggarakan
sejumlah layanan unggulan. Adapun jenis-jenis layanan unggulan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan penyelesaian permohonan pendaftaran Nomor Pajak
Wajib Pajak (NPWP)
b. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PKP)
c. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Restitusi Pajak Pertambahan
Nilai
d. Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak
(SPMKP)
e. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak
f. Pelayanan Penyelesaian Pemberian Ijin Prinsip Pembebasan PPh Ps.
22 Impor
g. Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemungutan PPh Ps. 22 Impor
F. Sarana dan Prasarana
Ruangan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong terdiri dari
ruangan Kepala Kantor, dan Sekretariat; ruangan Subbagian Umum; ruangan
para Seksi yang berjumlah 9 (Sembilan); ruangan Fungsional Pemeriksa;
Aula; Tempat Pelayanan Terpadu yang komprehensif; ruangan rapat; ruangan
berkas untuk arsip Wajib Pajak; ruang poliklinik; gudang ATK; mushola; dan
toilet yang memadai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Guna mendukung pelaksanaan pekerjaan tiap pegawai memakai 1
(satu) buah personal computer, dan setiap 3 (tiga) personal computer terdapat
1 (satu) buah printer, baik laser maupun dot matrix. Tiap ruangan juga
terdapat pendingin ruangan (air conditioner) yang memadai demi
kenyamanan pelaksanaan pekerjaan dan pelayanan kepada Wajib Pajak.
Khusus untuk Tempat Pelayanan Terpadu terdapat 7 (tujuh) loket
yang masing-masing melayani Wajib Pajak; running text; 1 (satu) buah
televisi guna menayangkan iklan pajak; mesin antrian demi kenyamanan
Wajib Pajak dalam menyampaikan laporan ataupun berkonsultasi dengan
petugas, disediakan pula ruang tunggu yang nyaman dan memadai; dan
touch screen yang mempermudah Wajib Pajak.
G. Tempat Kedudukan dan Wilayah Kerja KPP Pratama Cibinong
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong berlokasi di Jalan Aman
No.1 Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bogor. Luas tanah 2.965
M2 dan luas bangunan 1456 M2 yang terdiri dari 2 (dua) lantai.
Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei
2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
1. Kecamatan Cibinong;
2. Kecamatan Bojong Gede;
3. Kecamatan Gunung Putri;
4. Kecamatan Babakan Madang;
5. Kecamatan Gunung Sindur;
6. Kecamatan Kemang;
7. Kecamatan Parung;
8. Kecamatan Tajur Halang; dan
9. Kecamatan Sukaraja.
Peta wilayah kerja dapat dilihat sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar III.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
H. Struktur Organisasi
KEPALA KPP PRATAMA
CIBINONG
M. HAJAD SANDY
KELOPMPOK JABATAN FUNGSIONAL
HERMANSYAH
WAWAN SETIAWAN
SUBBAGIAN UMUM
SUDIATI
SEKSI PEMERIKSAAN
LISTYOWATI
SEKSI PELAYANAN
MARDIAH NAPITUPULU
SEKSI PENAGIHAN
SETYO BALI ATMODJO
SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI
BUDI CAHYONO
SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN
VERA SUSANTI
SEKSI PENGAWASAN DAN
KONSULTASI
HANIFAH KARTIKANDARI
SEKSI PENGAWASAN DAN
KONSULTASI II
TONI HARTONO
SEKSI PENGAWASAN DAN
KONSULTASI IV
IRAWAN
SEKSI PENGAWASAN DAN
KONSULTASI III
-
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong mempunyai struktur
organisasi sebagai berikut :
1. Subbagian Umum;
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi;
3. Seksi Pelayanan;
4. Seksi Penagihan;
5. Seksi Pemeriksaan;
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan;
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I;
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II;
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III;
10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV; dan
11. Kelompok Jabatan Fungsional.
Tugas masing-masing seksi adalah sebagai berikut :
1. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, tata usaha, dan rumah tangga.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha
penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis
komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, pelaksanaan e-
SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.
3. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan
produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan,
pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama
perpajakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4. Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan
piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif,
usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen
penagihan.
5. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan
penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi
pemeriksaan perpajakan lainnya.
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan
potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan
pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II,
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, Seksi Pengawasan dan Konsultasi
III, serta Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, masing-masing
mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan
konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak dalam rangka
melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan
pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan dan melakukan evaluasi hasil banding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan SPT
Tahunan.
Dalam bab ini akan menguraikan tata cara pengelolaan penerimaan
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan SPT Tahunan. Dalam kewajiban
sebagai wajib pajak yaitu menyampaikan SPT, sedangkan sebagai alat
pemerintahan, KPP berkewajiban atau mempunyai wewenang untuk
mengelola SPT tersebut. Karena mempunyai peranan yang penting untuk
melaporakan dan mempertanggungjawabkan perhitungan pajak, maka cara
pengelolaan SPT harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Ada 2 jenis SPT yaitu SPT Tahunan dan SPT Massa. Masing-masing
mempunyai cara pengelolaan yang berbeda tetapi hampir sama.
Wajib Pajak diharuskan mengisi Surat Pemberitahuan dengan lengkap
dan benar serta melampirkan persyaratan yang dibutuhkan untuk setiap Surat
Pemberitahuan.
Jenis-jenis formulir dalam Surat Pemberitahuan :
a. Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
(Formulir 1770) 5-21
b. Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Karyawan dan Pensiunan (Formulir 1770-S) Surat Pemberitahuan
Tahunan Wajib Pajak Badan (Formulir 1771)
c. Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Badan (Formulir 1771)
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
d. Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Pemotong PPh. Pasal
21 (Formulir 1721)
Wajib Pajak harus memperhatikan jenis formulir yang diberikan. Pada
dasarnya ketiga formulir itu hampir sama dalam format dan tata cara
pengisian. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh staff pada seksi
pelayanan.
“Sejak memberlakukan sunset policy pada 2008 lalu, Ditjen
Pajak telah menerbitkan fomulir SPT Wajib Pajak Orang Pribadi
Sangat Sederhana (1770 ss).Formulir ini diberikan untuk penghasilan
wajib pajak yang nilainya maksimal sampai Rp 60 juta. Selain itu juga
melalui situs Ditjen Pajak Anda dapat memilih formulir PPh orang
pribadi untuk satu pemberi kerja (formulir 1770 s) dan untuk pekerja
bebas dengan formulir nomo 1770. Bedanya, untuk format formulir
1770 ss (formulir yang sederhana) pengisian SPT menjadi lebih
mudah karena informasinya dikemas dengan lebih sederhana.
Misalnya, dalam pencatatan lampiran penghasilan netto dalam negeri,
Wajib Pajak tidak lagi disodori dengan informasi sumber dan jenis
penghasilan seperti pada formulir sebelumnya yang banyak
dikeluhkan oleh para Wajib Pajak”.
Pengelolaan Penerimaan SPT Tahunan pada KPP Pratama Cibinong
sebagai berikut:
1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan /e-SPT baik langsung maupun
melalui Pos/Ekspedisi ke Kantor Pelayanan Pajak. Sebagian besar SPT
disampaikan oleh Wajib Pajak melalui Pos, karena mungkin lebih praktis dan
efisien tanpa harus datang secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak.
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima SPT Tahunan yang
disampaikan langsung oleh Wajib Pajak dan SPT Tahunan yang disampaikan
melalui Pos/Ekspedisi dalam amplop tertutup yang atasnya tertulis:
a) Nama,
b) NPWP,
c) Tahun Pajak,
d) Status SPT (Nihil/ Kurang Bayar / Lebih Bayar).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
e) Nomor Telepon.
Kemudian petugas membubuhkan stempel KPP, tanggal penerimaan, nama,
NIP dan tanda tangan pada Tanda Terima. Selanjutnya petugas memberikan
Tanda Terima (bagian untuk Wajib Pajak) kepada Wajib Pajak, dan
menempelkan bagian lain (bagian untuk ditempelkan pada amplop SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Wajb Pajak. Petugas juga memisahkan antara
SPT Tahunan Pajak Penghasilan yang terdaftar pada KPP Pratama Cibinong
dengan Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP lain. Untuk SPT Tahunan
Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP lain yang diterima secara langsung
harus ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dengan Surat Pengantar.
3. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mengecek kelengkapan SPT
berdasarkan ketentuan:
a). Untuk SPT Tahunan lengkap, dilanjutkan dengan merekam data SPT
Tahunan atau kelengkapannya, menerbitkan Bukti Penerimaan Surat
(BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), menyampaikan
langsung atau mengirimkan BPS ke Wajib Pajak atau kuasanya,
menggabungkan LPAD dengan SPT Tahunan atau dokumen
kelengkapannya.
b). Untuk SPT Tahunan tidak lengkap yang diterima langsung harus
ditolak sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Wajib Pajak
dengan disertai Surat Penolakan SPT Tahunan.
c). Untuk SPT Tahunan tidak lengkap diterima dibuatkan Surat
Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan, yang disampaikan secara
langsung atau dikirimkan ke Wajib Pajak.
d). Untuk SPT Tahunan yang tidak terdaftar pada KPP Pratama Cibinong
dibuatkan atau dicetak Daftar Nominatif Pengiriman SPT dan dibuatkan
konsep Surat Pengiriman. Daftar Nominatif Pengiriman SPT dan konsep
Surat Pengiriman diteruskan ke Kepala Seksi Pelayanan untuk diteliti dan
diparaf dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala KPP untuk disetujui dan
ditandatangani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu meneruskan konsep Surat Pengantar
Penerusan SPT Tahunan yang telah ditandatangani oleh Kepala Kantor ke
Kantor Pelayanan Pajak lain, Surat Penolakan SPT Tahunan, dan Surat
Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan ke Kepala Seksi Pelayanan, serta
meneruskan SPT Tahunan beserta Register Harian Penerimaan SPT Tahunan
ke Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
5. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani konsep surat yang
diterima. Proses atas surat yang telah ditandatangani dilanjutkan dengan
penatausahaan dokumen dan penyampaian dokumen oleh Pelaksana Seksi
Pelayanan melalui Subbagian Umum dengan Tata Cara Penyampaian
Dokumen di KPP.
Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.
a). Kepala Seksi Pelayanan menerima dokumen yang siap
dikirim/disampaikan yang berasal dari seksi lain dan menugaskan
Pelaksana Subbagian Umum untuk mengirimkan dokumen.
b). Pelaksana Subbagian Umum menerima dokumen dari Seksi Lain
mapun dari Subbagian Umum sendiri yang siap dikirim/ disampaikan,
mencatat data pengiriman/penyampaian dokumen pada Register
Pengiriman/Penyampaian Dokumen, selanjutnya
mengirimkan/menyampaikan dokumen disertai dengan Register
Pengiriman/Penyampaian Dokumen. Penyampaian dokumen ke Pihak
Eksternal dapat dilakukan secara langsung, dititipkan ke Tempat
Pelayanan Terpadu untuk diambil langsung oleh Wajib Pajak, melalui
paket/pos, atau dengan menggunakan kurir.
c). Proses selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
6. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi merekam elemen-elemen
SPT Tahunan dan membuat Transkrip Kutipan Elemen-Elemen dari Laporan
Keuangan Wajib Pajak, mencetak Lembar Penelitian SPT Tahunan untuk
SPT Tahunan Unbalance serta menggabungkannya dengan SPT Tahunan
yang bersangkutan selanjutnya diproses dengan membuat Himbauan
Perbaikan Surat Pemberitahuan (SPT), kemudian mengirim SPT
Tahunan/Kelengkapan Data Surat Pemberitahuan Tahunan yang sudah
direkam ke Pelaksana Seksi Pelayanan.
7. Account Representative menerima SPT Tahunan dari pelaksana Seksi
Pelayanan dan melakukan penelitian sesuai dengan ketentuan dan memproses
SPT yang tidak lengkap dan yang terdapat kesalahan matematis dan/atau
terlambat disampaikan/dibayar berdasarkan data hasil perekaman SPT. Untuk
SPT yang tidak lengkap, Account Representative membuat konsep Surat
Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan selanjutnya meneruskan ke Kepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk diteliti dan diparaf untuk selanjutnya
diteruskan kepada Kepala KPP untuk disetujui dan ditandatangani. Setelah
Surat Permintaan Kelengkapan ditandatangani oleh Kepala Kantor
selanjutnya diproses sesuai SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen seperti
pada poin nomor 5 diatas. Dalam Surat Permintaan Kelengkapan SPT
Tahunan jika tidak dipenuhi dalam batas waktu tiga puluh hari sejak tanggal
Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan, Account Representative
membuat Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak Disampaikan
selanjutnya meneruskan ke Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk
diteliti dan diparaf dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala KPP untuk
disetujui dan ditandatangani. Dalam hal terdapat kesalahan matematis,
Account Representative membuat Surat Himbauan sedangkan dalam hal
terjadi keterlambatan penyampaian/pembayaran SPT, Account
Representative menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP). Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Kelengkapan SPT yang diterima sebelum terlambat maka kelengkapan
tersebut digabungkan dengan SPT Tahunan yang dikirim terdahulu.
8. SPT Tahunan yang telah dinyatakan lengkap diteruskan ke Petugas TPT
untuk dilakukan perekaman penerimaan SPT Tahunan.
9. Pelaksana Seksi Pelayanan meneruskan SPT Tahunan yang termasuk Surat
Pemberitahuan Tahunan Lebih Bayar untuk diproses dengan di seksi
Pemeriksaan. Setelah diproses di Seksi Pemeriksaan untuk pengembalian
Lebih Bayar, kemudian diproses di Seksi Pelayanan sesuai SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak.
a). Kepala Subbagian Umum menerima dokumen masuk yang telah
didisposisi Kepala KPP, memberikan disposisi, menugaskan untuk
menatausahakan atau untuk memroses dokumen masuk, dan meneruskan
dokumen masuk tersebut kepada Pelaksana Subbagian Umum. Dalam hal
telah terdapat SOP untuk memroses dokumen masuk tersebut, maka
Kepala Seksi menindaklanjutinya sesuai dengan SOP terkait.
b). Dokumen untuk disimpan kemudian ditatausahakan, sedangkan untuk
dokumen yang akan diproses ditindaklanjuti sesuai dengan penugasan
Kepala Subbagian Umum. Dalam hal atas dokumen masuk tersebut harus
dibuatkan respon/balasan/tindak lanjut, Pelaksana Subbagian Umum
melakukan penghimpunan bahan, membuat konsep dokumen keluar, dan
meneruskan konsep dokumen tersebut ke Kepala Subbagian Umum.
c). Kepala Subbagian Umum meneliti dan memaraf konsep dokumen
keluar serta meneruskannya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
d.) Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumen keluar.
e). Dokumen yang telah ditandatangani, diterima, dicatat datanya, serta
diberi cap, nomor, dan tanggal oleh Sekretaris Kepala Kantor Pelayanan
Pajak, kemudian diteruskan ke Pelaksana Subbagian Umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
f). Pelaksana Subbagian Umum menerima, menginput/mencatat data
dokumen keluar, menatausahakan arsip yang berasal dari dokumen masuk
maupun arsip dari dokumen keluar, meneruskan tembusan ke Seksi
Terkait, serta menyampaiakan dokumen ke Pihak Eksternal.
g). Proses selesai.
Pengelolaan Penerimaan SPT Masa pada KPP Pratama Cibinong
sebagai berikut:
1. Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak menyampaikan SPT Masa baik
langsung maupun melalui Pos/Ekspedisi ke Kantor Pelayanan Pajak.
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima SPT Masa yang
disampaikan langsung oleh Wajib Pajak dan SPT Masa yang disampaikan
melalui Pos/Ekspedisi dalam amplop tertutup yang atasnya tertulis:
a) Nama,
b) NPWP,
c) Tahun Pajak,
d) Status SPT (Nihil/ Kurang Bayar / Lebih Bayar).
e) Nomor Telepon.
Kemudian petugas membubuhkan stempel KPP, tanggal penerimaan, nama,
NIP dan tanda tangan pada Tanda Terima. Selanjutnya petugas memberikan
Tanda Terima (bagian untuk Wajib Pajak) kepada Wajib Pajak, dan
menempelkan bagian lain (bagian untuk ditempelkan pada amplop SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Wajb Pajak. Petugas juga memisahkan antara
SPT Tahunan Pajak Penghasilan yang terdaftar pada KPP Pratama Cibinong
dengan Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP lain. Semua jenis surat masuk
ke KPP diterima pada seksi sekretariat. Untuk SPT Masa Wajib Pajak yang
terdaftar pada KPP lain yang diterima secara langsung harus ditolak
sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar dengan Surat Pengantar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mengecek kelengkapan SPT Masa
berdasarkan ketentuan:
a). Untuk SPT Masa lengkap, dilanjutkan dengan merekam data SPT Masa
atau
kelengkapannya, menerbitkan Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), menyampaikan langsung atau
mengirimkan BPS ke Wajib Pajak atau kuasanya, menggabungkan LPAD
dengan SPT Masa atau dokumen kelengkapan SPT Masa.
b). Untuk SPT Masa tidak lengkap yang diterima langsung harus ditolak
sedangkan yang melalui Pos/Ekspedisi diteruskan ke Wajib Pajak dengan
disertai Surat Penolakan SPT Masa
4. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu meneruskan konsep Surat Pengantar
Penerusan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak lain dan Surat Penolakan SPT ke
Kepala Seksi Pelayanan, dan meneruskan SPT beserta batch header ke
Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
5. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan menandatangani konsep surat yang
diterima. Proses atas surat yang telah ditandatangani dilanjutkan ke Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak dan Tata Cara Penyampaian Dokumen
di KPP.
Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.
a). Kepala Seksi Pelayanan menerima dokumen yang siap
dikirim/disampaikan yang berasal dari seksi lain dan menugaskan
Pelaksana Subbagian Umum untuk mengirimkan dokumen.
b). Pelaksana Subbagian Umum menerima dokumen dari Seksi Lain
mapun dari Subbagian Umum sendiri yang siap dikirim/ disampaikan,
mencatat data pengiriman/penyampaian dokumen pada Register
Pengiriman/Penyampaian Dokumen, selanjutnya
mengirimkan/menyampaikan dokumen disertai dengan Register
Pengiriman/Penyampaian Dokumen. Penyampaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dokumen ke Pihak Eksternal dapat dilakukan secara langsung, dititipkan
ke Tempat Pelayanan Terpadu untuk diambil langsung oleh Wajib Pajak,
melalui paket/pos, atau dengan menggunakan kurir.
c). Proses selesai.
6. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi mengecek dan
mencocokkan kebenaran fisik SPT Masa apakah telah sesuai dengan isi batch
header, merekam SPT Masa lengkap, dan mengirimkan SPT Masa yang telah
direkam ke Seksi Pelayanan.
7. Account Representative meneliti dan memproses SPT yang terdapat
kesalahan matematis dan/atau terlambat disampaikan/dibayar berdasarkan
data hasil perekaman SPT. Dalam hal terdapat kesalahan matematis, Account
Representative membuat Surat Himbauan sedangkan dalam hal terjadi
keterlambatan penyampaian/pembayaran SPT dibuatkan STP (Surat Tagihan
Pajak).
8. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima SPT yang sudah direkam dari
Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi dan menatausahakan SPT
Masa. SPT Masa Lebih Bayar yang meminta pengembalian dikirim ke Seksi
Pemeriksaan. Setelah diproses di Seksi Pemeriksaan untuk pengembalian
Lebih Bayar, kemudian diproses di Seksi Pelayanan sesuai SOP Tata Cara
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak :
a). Kepala Subbagian Umum menerima dokumen masuk yang telah
didisposisi Kepala KPP, memberikan disposisi, menugaskan untuk
menatausahakan atau untuk memroses dokumen masuk, dan meneruskan
dokumen masuk tersebut kepada Pelaksana Subbagian Umum. Dalam hal
telah terdapat SOP untuk memproses dokumen masuk tersebut, maka
Kepala Seksi menindaklanjutinya sesuai dengan SOP terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b). Dokumen untuk disimpan kemudian ditatausahakan, sedangkan untuk
dokumen yang akan diproses ditindaklanjuti sesuai dengan penugasan
Kepala Subbagian Umum. Dalam hal atas dokumen masuk tersebut harus
dibuatkan respon/balasan/tindak lanjut, Pelaksana Subbagian Umum
melakukan penghimpunan bahan, membuat konsep dokumen keluar, dan
meneruskan konsep dokumen tersebut ke Kepala Subbagian Umum.
Kepala Subbagian Umum meneliti dan memaraf konsep dokumen keluar
serta meneruskannya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
c.) Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani
dokumen keluar.
d). Dokumen yang telah ditandatangani, diterima, dicatat datanya, serta
diberi cap, nomor, dan tanggal oleh Sekretaris Kepala Kantor Pelayanan
Pajak, kemudian diteruskan ke Pelaksana Subbagian Umum.
e). Pelaksana Subbagian Umum menerima, menginput/mencatat data
dokumen keluar, menatausahakan arsip yang berasal dari dokumen masuk
maupun arsip dari dokumen keluar, meneruskan tembusan ke Seksi
Terkait, serta menyampaiakan dokumen ke Pihak Eksternal.
9. Proses Selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian paling lama 1 (satu) bulan sejak SPT
Lebih Bayar (LB) diterima atau 3 (tiga) bulan sejak SPT Kurang Bayar
(KB)/Nihil (N) diterima. (Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
49/PJ/2003 tanggal 12 Maret 2003 tentang Tata Cara Penerimaan dan
Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan s.t.d.d.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-36/PJ/2004, Pasal 5 ayat
(5)). Sedangkan untuk SPT Masa, Penilaian kelengkapan SPT harus
diselesaikan dalam jangka waktu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a. Pada saat diterima, dalam hal SPT disampaikan langsung oleh PKP.
b. Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah diterima, dalam hal SPT
disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat atau perusahaan jasa
ekspedisi atau perusahaan jasa kurir.
2. Pengiriman Surat Penolakan SPT Masa PPN (S.7.2.23.02) atas SPT Tidak
Lengkap yang diterima melalui Kantor Pos secara tercatat atau perusahaan
jasa ekspedisi atau perusahaan jasa kurir, dilakukan selambat-lambatnya 4
(empat) hari kerja sejak tanggal diterimanya SPT.
3. Penelitian kebenaran formal SPT harus diselesaikan paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja sejak SPT Lengkap diterima, kecuali untuk SPT yang akan
dilakukan pemeriksaan, penilaian kebenaran formal SPT dilakukan sesuai
dengan hasil pemeriksaan.
(Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-160/PJ/2006 tanggal 06
Nopember 2006 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
B. Pengelolaan Surat Masuk
Surat merupakan alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak
dan ditujukan kepada pihak lain dengan tujuan menyampaikan informasi. Surat-
surat masuk adalah semua surat yang diterima oleh suatu instansi dari pihak luar,
termasuk juga Surat Pemberitahuan. Untuk memudahkan pengawasan dan
pengendalian, penerimaan surat masuk maka dipusatkan di unit tata usaha, atau
langsung dikirim kepada secretariat Kepala Kantor. Di KPP Pratama Cibinong,
penerimaan surat masuk dipusatkan pada sekretariat Kepala Kantor. Setelah surat-
surat tersebut diterima oleh secretariat, selanjutnya surat itu diadakan pengolahan
sebagai berikut:
1. Penyortiran Surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Langkah yang pertama dilakukan oleh bagian Sekretariat adalah memilah-
milah surat. Surat dapat dipilah berdasarkan:
a. Unit Organisasi
Surat-surat dikelompokkan menurut tujuan surat, yaitu kepada pimpinan
dan kepada unit organisasi dimana surat itu ditujukan.
b. Macamnya
Surat-surat dikelompokkan menurut kelompok surat dinas, wesel, giro,
surat pribadi, surat dinas, surat tercatat, surat laporan, surat pemberitahuan,
dan sebagainya.
c. Klasifikasinya
Pemilahan selanjutnya terutama surat-surat dinas dikelompokkan menurut
surat kilat, surat segera, sangat segera, dan biasa.
d. Kualifikasinya
Surat dikelompokkan menurut surat biasa, surat rahasia, dan surat sangat
rahasia.
e. Urgensinya
Surat-surat dikelompokkan teleks, facsimile, telegram, radiogram, surat
kawat.
Pengelomppkkan semacam ini maksudnya untuk membantu
memudahkan dalam penanganan selanjutnya; yaitu selain dapat diketahui ke
mana surat itu harus disampaikan, tapi juga dapat diketahui surat-surat yang
penyampaiannya harus didahulukan.
2. Membuka dan Megeluarkan Surat dari Sampul
Setela surat-surat dipilah selanjutnya dilakukan pembukaan sampul. Semua
surat dibuka dengan teliti kecuali surat rahasia dan surat pribadi.
3. Pembacaan Surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Surat kemudian dibaca dan diteliti apakah terdapat alamat dalamnya atau tidak,
apakah surat tersebut ditujukan kepada pimpinan atau langsung kepada unit
terkait, apakah terdapat lampiran atau tidak.
4. Pencatatan Surat
Surat yang sudah dibaca tersebut selanjutnya dicatat dalam buku agenda surat
masuk. Pencatatan surat sangat diperlukan untuk mempermudah pengendalian
surat-surat tersebut.
5. Pembagian / Distribusi Surat
Setelah surat dicatat dalam buku agenda, maka surat tersebut selanjutnya
dikirim kepada unit terkait berdasarkan disposisi untuk menanganinya. Dalam
pengirimannya dilakukan lagi pencatatan dengan menggunakan buku
ekspedisi yang harus disertakan pula tanda terima unit / seksi yang
menerimanya.
Di KPP Pratama Cibinong proses penerimaan surat dilakuan oleh
sekretaris Kepala Kantor. Untuk mempercepat proses penanganan surat maka
dalam aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) telah
terdapat susunan kategori seksi terkait untuk menangani surat masuk
berdasarkan perihal surat. Hanya surat yang ditujukan Kepala Kantor saja yang
mendapat disposisi langsung dari Kepala Kantor.
Penanganan SPT seperti halnya menangani surat masuk. Hal ini
dikemukakan oleh staff bagian pelayanan.
“Dalam pengelolaan penerimaan SPT seperti mengolah surat
masuk. Karena sebagian besar Wajib Pajak dalam melaporkan SPT
kebanyakan melalui pengiriman Pos, dibandingkan Wajib Pajak yang
datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak.” (hasil wawancara
tanggal 5 Maret 2012).
SPT merupakan Surat Pemberitahuan sehingga penanganannya juga
sama seperti surat masuk yang telah diuraikan diatas. Namun dalam
penanganannya tidak selalu berjalan dengan lancar, karena dalam pengiriman
SPT banyak Wajib Pajak yang terkadang tidak menyertakan lampiran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
diperlukan. Seperti terdapat Wajib Pajak yang lupa menyertakan fotokopi
NPWP, fotokopi KTP, dan lampiran SPT berupa; daftar bukti potong, neraca
dan laporan keuangan, dan lain-lain. Sehingga seksi yang mengelola yaitu seksi
pelayanan harus mengirimkan surat permintaan kelengkapan dokumen kepada
Wajib Pajak. Dan hal tersebut dapat menyebabkan proses lebih lama dari
jangka waktu penyelesaian yang ditentukan.
C. Perekaman SPT
Setelah proses penerimaan selesai dilanjutkan pada proses perekaman
SPT. Perekaman SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memasukkan semua unsur SPT ke dalam basis data perpajakan melalui
aplikasi perekaman. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah unit instansi
vertikal Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah yang salah satu
tugasnya adalah melakukan pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan, dan pengolahan SPT serta penerimaan surat lainnya,
antara lain berupa kegiatan perekaman SPT. Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
melakukan kegiatan perekaman terhadap SPT yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Telah dilakukan penelitian dan telah dinyatakan sebagai SPT Lengkap;
dan
b. Elemen SPT Induk dan Lampirannya belum seluruhnya direkam.
KPP Pratama Cibinong berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung pada Kantor Wilayah DJP Jawa Barat II. Sehingga sistem jaringan
yang digunakan adalah sisten jaringan intranet yang merupakan jaringan
intern DJP yang sistem utamanya langsung berhubungan dengan pusat yang
berada di Kantor Pusat Jakarta. Apabila sistem jaringan pusat mengalami
gangguna maka berdampak pula pada sistem jaringan pada seluruh KPP di
wilayah Kanwil DP Jawa Barat II. Selain itu banyaknya aktivitas pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
yang berlagsung dengan menggunakan sistem intanet di Kantor juga
menyebabkan loading pada sistem jaringan menjadi sangat lambat. Hal ini
seperti yang diungkapkan oleh pegawai pada seksi subbag umum :
“ Di KPP sini menggunakan sisten jaringan Intern DJP yang
langsung berhubungan dengan Kantor Wilayah Jawa Barat II. Jadi
apabila sistem jaringan di sana mengalami gangguan, maka semua
KPP dibawah Kanwil FJP Jabar II juga ikut terganggu. Selain itu
banyaknya aktivitas pekerjaan dengan menggunakan sistem jaringan
ini juga menyebabkan respon jaringan menjadi lambat. Maka
dihimbau kepada seluruh pegawai agar menggunakan sistem jaringan
intranet dengan bijak. Agar mendahulukan pekerjaan terlebih dahulu
daripada kepentingan pribadi”. (hasil wawancara tanggal 5 Maret
2012)
Untuk menangani hambatan-hambatan tersebut, KPP Pratama
Cibinong memberikan wewenang terhadap bagian yang mengurusi hal terkait
dengan hambatan yang ada sebagai berikut:
a. Berhubungan hambatan yang dihadapi terkait masalah IT maka
yang wajib menangani adalah Operator Consule (OC). Apabila OC tidak
mampu menangani maka akan berkoordinasi dengan Kanwil dan menerapkan
Emergency Plan, yaitu kondisi yang diberlakukan KPP karena adanya
kendala komputerisasi yang tidak jalan dan mengharuskan dengan cara
manual. Kanwil akan langsung memproses dan memperbaiki gangguan yang
di alami KPP. Sebagaiman dikemukakan oleh pegawai pada seksi Pengolahan
Data dan Informasi yang mengatakan :
“Apabila system jaringan mengalami gangguan, maka bagian
OC akan menangani gangguan tersebut, apabila tidak bisa menangani
maka akan berkoordinasi dengan Kanwil Pusat dan dalam keadaan
mendesak akan menerapkan Emergency Plan, yaitu kondisi yang
diberlakukan KPP karena adanya kendala komputerisasi yang tidak
jalan dan mengharuskan dengan cara manual.” (hasil wawancara
tanggal 6 Maret 2012).
b. Begitu pula jika terjadi gangguan listrik mati, petugas juga
memberlakukan Emergency Plan yaitu kondisi yang diberlakukan KPP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
karena adanya kendala komputerisasi yang tidak jalan dan mengharuskan
dengan cara manual. Seperti yang dikemukakan oleh bagian pelayanan :
“ Jika terjadi pemadaman listrik, gedset secara otomatis aka
menyala dan mampu bertahan selama satu jam. Apabila gedset sudah
mati, maka dalam merekam data akan dilakukan dengan cara manual.
Selama gangguan itu masih bisa ditangani kita lakukan sebisa
mungkin”. (hasil wawancara tanggal 6 Maret 2012).
c. Selain gangguan yang bersifat teknologi, ada pula hambatan
kurangnya petugas pada seksi sekretariat. Banyaknya surat masuk yang harus
didistribusikan dengan membuat disposisi terlebih dahulu ditambah lagi
lambatnya sistem jaringan menyebabkan menumpuknya pekerjaan di
sekretariat. Seperti yang diungkapkan oleh sekretaris :
“ Jika pada saat musim penerimaan SPT seperti pada saat ini
pekerjaan sekretariat menumpuk. Surat masuk datang dalam jumlah
yang banyak SPT yang datang hingga berkarung-karung, belum lagi
ditambah system jaringan yang terkadang error dan lambat.
Menyebabkan pekerjaan menumpuk. Seharusnya diperlukan dua
orang yang membantu, salah satu mendistribusikan surat dan yang lain
merekam”. (hasil wawancara tanggal 11 Maret 2012).
Berikut adalah tabel penerimaan dan perekaman SPT Tahun 2011
yang menunjukkan kinerja KPP dalam menjalankan fungsi pelayanan publik
yang bertanggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel II
PENERIMAAN DAN PEREKAMAN SPT TAHUN 2011
KPP PRATAMA CIBINONG
No Jenis SPT
Jumlah
SPT Sudah Direkam Belum Direkam
Keterangan
Diterima Jumlah % Jumlah %
1 SPT Tahunan WP
Badan (Rp)
1,838
1,743 94.83%
95 5.17%
2 SPT Tahunan WP
Badan ($)
1
1 100.00% - 0.00%
3 SPT Tahunan WP OP
1,841
- Dikirim ke Kpddp
4 SPT Tahunan WP OP
S
14,868
- Dikirim ke Kpddp
5 SPT Tahunan WP OP
SS
45,807
- Dikirim ke Kpddp
6 SPT Masa PPh Pasal
21/26
28,624
17,590 61.45% 11,034 38.55%
7 SPT Masa PPh Pasal
22
286
31 10.84% 255 89.16%
8 SPT Masa PPh Pasal
23/26
4,064
819 20.15% 3,245 79.85%
9 SPT Masa PPh Pasal 4
(2)
1,983
817 41.20% 1,166 58.80%
10 SPT Masa PPh Pasal
15
17
3 17.65%
14 82.35%
11 SPT Masa PPN 1111
17,666 Dikirim ke Kpddp
12 SPT Masa PPN 1111
D
494 Dikirim ke Kpddp
13 SPT Masa PPN 1107
PUT
186 Dikirim ke Kpddp
Sumber: Seksi Pelayanan, KPP Pratama Cibinong
Berdasarkan table diatas menyatakan bahwa tugas pokok dan fungsi
yang diperankan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong dibawah
Direktorat Jenderal Pajak berupa pencapaian target penerimaan negara dari
sektor perpajakan. Oleh karena itu, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibinong
berusaha menjadi aparat yang accountable yang mampu mejalankan tugas
secara berdaya guna dan berhasil guna, bersih dari pelbagai bentuk
penyalahgunaan wewenang dan dapat mempertanggungjawabkan atas
keberhasilan atau kegagalan visi dan misi secara transaparan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan penulis di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Cibinong tentang proses administrasi Pengelolaan Penerimaan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan dan SPT Masa, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa, Wajib Pajak dapat
datang langsung atau mengirim melalui Pos/ jasa kurir. Dalam Penerimaan
SPT, di KPP Pratama Cibinong SPT yang disampaikan secara langung
dapat langsung diproses oleh petugas, sedangkan yang melalui Pos akan
diproses melalui beberapa tahapan. Berawal dari sekretariat dilanjutkan ke
seksi pelayanan, dicek apakah lengkap atau tidak dan termasuk WP
terdaftar di KPP Pratama Cibinong atau tidak. Jika jika lengkap dan
terdaftar dilanjutkan perekaman di seksi Pengelolaan Data dan Informasi.
Namun jika tidak lengkap maka dibuatkan Surat Permintaan Kelengkapan
kepada Wajib Pajak dan untuk WP yang tidak terdaftar maka berkas SPT
tersebut akan diteruskan/ dikirim ke KPP tempat WP terdaftar dengan
menggunakan Surat Pengantar.
2. Bahwa dalam Pengelolaan SPT Tahunan dan SPT Masa di KPP Pratama
Cibinong sudah dilakukan sesuai dengan Undang-Undang dan Ketentuan
yang berlaku di . Namun dalam hal tersebut masih ada hambatan-
hambatan yang dialami.
3. Hambatan-hambatan yang timbul dalam pengelolaan SPT di KPP Pratama
Cibinong adalah :
a. Informasi mengenai pengisian SPT dan lampiran formulir apa saja yang
dipelukan belum begitu dimengerti oleh Wajib Pajak. Walaupun dalam
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
form SPT sudah terdapat petunjuk pengisian namun masih
menimbulkan kebinggungan bagi Wajib Pajak.
b. Sistem Jaringan
Sistem jaringan pusat mengalami gangguna maka berdampak pula pada
sistem jaringan pada seluruh KPP di wilayah Kanwil DP Jawa Barat II.
Selain itu banyaknya aktivitas pekerjaan yang berlagsung dengan
menggunakan sistem intanet di Kantor juga menyebabkan loading pada
sistem jaringan menjadi sangat lambat.
c. Pemadaman Listrik
Gangguan listrik mati menyebabkan proses komputerisasi yang tidak
jalan dan mengharuskan dengan cara manual, sehingga pekerjaan
menjadi lama dan kurang efisien.
d. Kurang Tenaga Kerja
Jumlah petugas pada seksi sekretariat tidak sebanding dengan
banyaknya pekerjaan, surat masuk harus didistribusikan dengan
membuat disposisi terlebih dahulu.
B. Saran
Dari hasil pengamatan dan pembahasan serta dukungan data yang dipaparkan
di atas. Saran yang dapat dipenuhi sebagai sumbangsih penulisan untuk
meningkatkan pelayanan dalam proses pengelolaan SPT Tahunan dan SPT
Masa di KPP Pratama Cibinong yaitu :
a. Dalam penyampaian SPT masih terdapat Wajib Pajak yang belum
mengetahui cara pengisian dan lampiran atau kelengkapan dokumen yang
diperlukan. Dengan demikian seharusnya diadakan penyuluhan cara
pengisian SPT kepada Wajib Pajak. Wajib Pajak bisa mengakses melalui
web yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id ,
supaya dalam proses penangannya SPT bisa lebih cepat.
b. Untuk mengatasi masalah jaringan yang terkadang lambat, para pegawai
diharapkan lebih bijak dalam menggunakan Internet. Mendahulukan
pekerjaan kantor daripada kepentingan pribadi. Karena semua pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
komputerisasi menggunakan sistem jaringan intranet di kantor. Untuk
masalah listrik diharapakan memanfaatan gedset lebih dioptimalkan, yang
hanya bisa bertahan satu jam dapat ditingkatkan agar bisa bertahan dua atau
tiga jam.
c. Mengingat semua pekerjaan sebelum dikerjakan oleh unit terkait, terpusat
di sekretariat maka harus dikerjakan secepat mungkin agar tidak terjadi
keterlambatan penyelesaian pekerjaan dengan menambahkan tenaga untuk
mendistribusikan surat di bagian sekretariat.