Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour...

125
Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia

Transcript of Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour...

Page 1: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

AdministrasiKetenagakerjaan

Indonesia

Page 2: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Hak Cipta © Kantor Perburuhan Internasional 2006

Pertama terbit tahun 2006

Publikasi Kantor Perburuhan Internasional dilindungi oleh Protokol 2 dari Konvensi HakCipta Dunia (Universal Copyright Convention). Walaupun begitu, kutipan singkat yang diambildari publikasi tersebut dapat diperbanyak tanpa otorisasi dengan syarat agar menyebutkansumbernya. Untuk mendapatkan hak perbanyakan dan penerjemahan, surat lamaran harusdialamatkan kepada Publications Bureau (Rights and Permissions), International Labour Office,CH-1211 Geneva 22, Switzerland, atau melalui Kantor ILO di Jakarta. Kantor PerburuhanInternasional akan menyambut baik lamaran tersebut.

__________________________________________________________________________________________________________________________

ILO

Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia;

Labour Administration in Indonesia

ISBN 92-2-018649-7

________________________________________________________________________________________________________________________

Sesuai dengan tata cara Perserikatan Bangsa-Bangsa, pencantuman informasi dalam publikasi-publikasi ILO beserta sajian bahan tulisan yang terdapat di dalamnya sama sekali tidakmencerminkan opini apapun dari Kantor Perburuhan Internasional mengenai informasi yangberkenaan dengan status hukum suatu negara, daerah atau wilayah atau kekuasaan negaratersebut, atau status hukum pihak-pihak yang berwenang dari negara tersebut, atau yangberkenaan dengan penentuan batas-batas negara tersebut.

Dalam publikasi-publikasi ILO tersebut, setiap opini yang berupa artikel, kajian dan bentukkontribusi tertulis lainnya, yang telah diakui dan ditandatangani oleh masing-masing penulisnya,sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing penulis tersebut. Pemuatan atau publikasiopini tersebut tidak kemudian dapat ditafsirkan bahwa Kantor Perburuhan Internasionalmenyetujui atau menyarankan opini tersebut.

Penyebutan nama perusahaan, produk dan proses yang bersifat komersil juga tidak berartibahwa Kantor Perburuhan Internasional mengiklankan atau mendukung perusahaan, produkatau proses tersebut. Sebaliknya, tidak disebutnya suatu perusahaan, produk atau prosestertentu yang bersifat komersil juga tidak kemudian dapat dianggap sebagai tanda tidakadanya dukungan atau persetujuan dari Kantor Perburuhan Internasional.

Publikasi-publikasi ILO dapat diperoleh melalui kantor-kantor perwakilan ILO di berbagainegara atau langsung melalui Kantor Pusat ILO dengan alamat ILO Publications, InternationalLabour Office, CH-1211 Geneva 22, Switzerland atau melalui Kantor ILO di Jakarta denganalamat, Menara Thamrin, Lantai 22, Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta 10250. Katalog ataudaftar publikasi terbaru dapat diminta secara cuma-cuma pada alamat tersebut, atau melalui e-mail: [email protected] ; [email protected]

Kunjungi website kami: www.ilo.org/publns ; www.un.or.id/ilo_________________________________________________________________________________________________________________________Dicetak di Jakarta, Indonesia

Page 3: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

3

PRAKATA

PRAKATA

Visi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah terwujudnyatenaga kerja dan masyarakat transmigrasi yang produktif, kompetitif,dan sejahtera. Misi utamanya di bidang ketenagakerjaan adalah

mempromosikan kesempatan kerja dan pelayanan penempatan kerja,menciptakan hubungan industrial yang harmonis, demokratis, adil danbermartabat, dan peningkatan kualitas dari manajemen dan administrasi,sistem pengawasan, sistem informasi dan penelitian dan pengembangan.

UU No.13 tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan, pembangunan nasionalharus dilaksanakan dalam kerangka tersebut dikemas dalam kebijakan yangterintegrasi yaitu pelatihan, penempatan dan perlindungan tenaga kerja yangmemastikan adanya kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran berdasarkankesetaraan baik materiil dan spiritual bagi pelaksana proses produksi.Depnakertrans saat ini mengkontribusikan upaya pemerintah untukmempersiapkan paket reformasi yang memasukkan kajian dan revisi dariberbagai peraturan perundang-undangan yang dianggap menghambat investasidalam rangka meningkatkan perkembangan dan kesetaraan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri No. PER.14/MEN/VII/2005 tentangStruktur Organisasi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Depnakertransberdedikasi untuk melaksanakan tanggung jawabnya untuk mempromosikankeberlanjutan perkembangan dan memperkuat administrasi ketenagakerjaanuntuk pencapaian keberhasilan pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan nasionalsebagai komponen dari pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang kompleks dalam dunia kerja yang modern, kompetitif dan cepatberubah, Depnakertrans bekerjasama dan berkoordinasi dengan mitra sosial-pekerja dan serikat pekerja, dan pengusaha dan APINDO.

Page 4: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

4

PRAKATA

Administrasi Ketenagakerjaan di Indonesia 2006 merupakan instrumen yangdiperlukan untuk lebih memahami dan menghargai berbagai macam aspekdari sistem administrasi ketenagakerjaan di Indonesia saat ini. Peranan, struktur,fungsi dan tujuan eksis tidak hanya di dalam Depnakertrans dan pemerintahtapi juga di institusi mitra sosial, praktisi dan masyarakat umum. Oleh karenaitu penerapan sistem administrasi ketenagakerjaan yang berkelanjutan sebagaiinstrumen utama untuk melaksanakan kebijakan ketenagakerjaan nasionalberdasarkan keadilan sosial perlu senantiasa dipelihara kesinambungannya.Penghargaan kami berikan kepada ILO dan Proyek Deklarasi ILO/USA yangtelah membantu menerbitkan buku ini untuk pertama kalinya.

Jakarta, Maret 2006

Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiRepublik Indonesia

Erman Suparno

Page 5: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Administrasi ketenagakerjaan yang efisien dapat memberikan kontribusiyang penting bagi peningkatan kondisi kerja dan pembangunan nasionalsecara bersamaaan, dengan syarat hal tersebut mampu merespon

perubahan ekonomi dan kondisi sosial.Salah satu tujuan strategis dari ILO adalah memperkuat dialog sosial

termasuk membantu pemerintah, organisasi pengusaha dan pekerja untukmenciptakan hubungan kerja yang baik, mengadaptasi hukum perburuhanagat dapat memnuhi perubahan ekonomi dan kebutuhan sosial, danmeningkatkan administrasi ketenagakerjaan. Bantuan tersebut mencakuppembangunan kapasitas departemen ketenagakerjaan dan badan-badanpemerintahan lainnya untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi dan sosial danmelaksanakan fungsi mereka dengan lebih efisien dan berfokus pada efeklembaga dan sistem yang modern dan meningkatkan keahlian dari pegawai-pegawai Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Konvensi ILO No. 150 dan Rekomendasi No. 158, mengenai AdministrasiKetenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi adalah instrumen yangmembentuk panduan-panduan mengenai keseluruhan sistem administrasiketenagakerjaan. Konvensi mengatur bahwa badan-badan yang kompetendidalam sistem administrasi ketenagakerjaan harus bertanggungjawab atauberkontribusi terhadap persiapan, administrasi, berkoordinasi, memeriksa danmengkaji kebijakan ketenagakerjaan nasional secara layak, dan menjadiinstrumen dalam area administrasi publik untuk persiapan dan pelaksanaanperaturan perundang-undangan yang relevan.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia telahmemperkenalkan peningkatan yang terus menerus dalam administrasiketenagakerjaan dan kebijakan ketenagakerjaan sejak tahun l998.

PENGANTAR

5

PENGANTAR

Page 6: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Perkembangan-perkembangan ini, telah mempertimbangkan perubahanlingkungan dan tantangan-tantangan di dunia kerja yang saat ini lebih kompleksdengan adanya pelaksanaan dari hukum otonomi daerah. Departemenmemimpin Program Reformasi Hukum Ketenagakerjaan dengandiundangkannya perundang-undangan ketenagakerjaan dan peraturanpelaksananya. Departemen juga membuat Indonesia menjadi negara pertamadi Asia yang meratifikasi delapan (8) konvensi inti ILO. Saat ini, Indonesiatelah meratifikasi Konvensi ILO No. 88 mengenai Pelayanan Ketenagakerjaandan Konvensi No. 81 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan.

Penerbitan buku Administrasi Ketenagakerjaan Tahun 2006 adalah langkahyang positif dan mendorong untuk memperluas pemahaman dan penghargaanpekerja, serikat pekerja, pengusaha dan masyarakat umum mengenai peranan,fungsi, tanggung jawab dari administrasi ketenagakerjaan dalam Indonesia yangmodern. Buku ini menjelaskan peranan dari Departemen Tenaga Kerja danTransmigrasi dan dinas-dinas tenaga kerja di daerah yang penting untukmemastikan pembangunan dan pelaksanaan yang efektif dari kebijakanketenagakerjaan nasional.

ILO bersama dengan Deklarasi Proyek yang didanai oleh DepartmenPerburuhan Amerika Serikat sangat senang dapat berkolaborasi denganDepartemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi khususnya Pusat AdministrasiKerjasama Luar Negeri, dalam menerbitkan buku ini. Kami juga berterimakasihatas bantuan dari Prof. Dr. Payaman J. Simanjuntak, mantan pejabat tinggiDepnakertrans dan ahli hubungan industrial, dalam mempersiapkan drafpertama buku ini. Adalah harapan kami bahwa terbitan ini akan diperbaharuidan diterbitkan oleh Depnakertrans secara teratur sebagai bentuk layanankepada pihak tripartit dan semua pihak yang tertarik.

Jakarta, Maret 2006

Alan Boulton Carmelo C.NorielDirector ILO Jakarta Chief Technical Advisor

ILO/USA Declaration Project

6

PENGANTAR

Page 7: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Serah Terima Jabatan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari Bapak FahmiIdris kepada Bapak Erman Suparno di Jakarta, Desember 2005

H.E. Fahmi Idris handing over the post of Minister of Manpower and Transmigrationto H.E. Erman Suparno in Jakarta, December 2005

7

“MAKARTI KARYA MUKTITAMA”

Page 8: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...
Page 9: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Prakata ........................................................................................... 3Pengantar ....................................................................................... 5

Bab 1 Lembaga Publik ................................................................. 11Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ............................. 11Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)........................................ 11Presiden ............................................................................ 12Administrasi Daerah .......................................................... 12Komisi DPR ...................................................................... 13Mahkamah Agung ............................................................. 15Badan Pemeriksa Keuangan................................................. 15Struktur Kabinet ................................................................ 15

Bab 2 Perkembangan Ekonomi dan Kesempatan Kerja .................. 19

Bab 3 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasidan Dinas Tenaga Kerja ..................................................... 27Visi dan Misi ..................................................................... 27Struktur Departemen ......................................................... 28Unit Operasional ............................................................... 29Unit Pendukung ................................................................ 34Lembaga Konsultatif .......................................................... 37Dinas Ketenagakerjaan ....................................................... 40Dukungan Personel ............................................................ 40Dukungan Anggaran .......................................................... 41Pejabat Eselon I dan II ....................................................... 48

Bab 4 Perundang-Undangan Ketenagakerjaan ............................... 53Ketentuan Konstitusi ......................................................... 53Standar Perburuhan Internasional ....................................... 54Perundang-undangan Utama .............................................. 56

Bab 5 Pelatihan Kerja .................................................................. 59Pengembangan bagi Pelatihan Kerja .................................... 60Program Pelatihan .............................................................. 60Lembaga Pelatihan Swasta .................................................. 61

Bab 6 Pelayanan Ketenagakerjaan ................................................. 63Pendaftaran Pencari Kerja ................................................... 64Lowongan Kerja ................................................................. 67Penggunaan Pelayanan Ketenagakerjaan .............................. 67

9

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Page 10: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Bab 7 Upah dan Jaminan Sosial ................................................... 71

Bab 8 Pekerja Migran .................................................................. 75Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri .............. 75Tenaga Kerja Asing ............................................................ 80

Bab 9 Hubungan Industrial ......................................................... 83Badan Kerjasama Bipartit.................................................... 84Perkembangan Serikat Pekerja ............................................. 86Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama ............. 89Syarat Kerja ....................................................................... 92Badan Kerjasama Tripartit .................................................. 92

Bab 10 Sistem Penyelesaian Perselisihan Perburuhan ...................... 95Lembaga Bipartit ............................................................... 96Mediasi ............................................................................. 96Konsiliasi .......................................................................... 97Arbitrase ........................................................................... 98Pengadilan Hubungan Industrial ........................................ 100Majelis Hakim Kasasi ........................................................ 101Pemogokan dan Penutupan Perusahaan ............................... 102

Bab 11 Pengawasan Ketenagakerjaan .............................................. 107Fungsi Pengawas Ketenagakerjaan ....................................... 107Memfasilitasi Pengawasan Ketenagakerjaan .......................... 109Etika Kerja Tenaga Pengawas ............................................... 110Efektivitas Pengawasan ....................................................... 110

Lampiran ........................................................................................ 113Struktur Organisasi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi ................................. 114Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal ....................................................................... 115Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal ..................................................................... 116Struktur Organisasi Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi ........................ 117Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas ...... 118Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan danPenempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri ..................................................................... 119Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan danPenempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri ..................................................................... 120Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PembinaanHubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan ........................................ 121Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan....................................................................................................... 122Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PembinaanPenyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi ............................................. 123Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PembinaanPengembangan Masyarakat Kawasan Transmigrasi ..................................................... 124

10

DAFTAR ISI

Page 11: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)

Kedaulatan rakyat Indonesia berada di tangan rakyat melalui wadah MajelisPerwakilan Rakyat (MPR). Anggota MPR terdiri dari anggota DewanPerwakilan Rakyat (DPR) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).Anggota DPR dipilih melalui partai politik, sementara anggota DPD dipiliholeh rakyat secara langsung, 4 orang dari setiap provinsi. Anggota DPR danDPD dipilih untuk masa jabatan lima (5) tahun.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)

Kekuasaan legislatif berada di tangan DPR. DPR menyetujui danmenetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) setiap tahun.DPR juga membahas setiap Rancangan Undang-Undang (RUU) danmenetapkannya menjadi Undang-Undang. RUU dapat disusun dan diajukanoleh Pemerintah, DPD, atau oleh paling sedikit ttiga puluh (30) orang anggotaDPR. Untuk membahas setiap RUU, DPR dapat membentuk Panita Khusus.Panitia Khusus melakukan rangkaian rapat kerja dengan Menteri atau Menteri-Menteri yang mewakili Pemerintah untuk membahas RUU tersebut. Rumusanakhir RUU harus disepakati oleh Rapat Pleno DPR. RUU yang telah disetujuiDPR akan menjadi Undang-undang setelah ditandatangani oleh Presiden danditerbitkan di dalam Lembaran Negara.

BAB 1

LEMBAGA PUBLIK

11

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 12: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

Anggota DPD ikut bersama DPR dan Pemerintah membahas RUU yangberkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukanprovinsi dan kabupaten/kota baru, pengelolaan sumberdaya alam, APBN, pajak,pendidikan dan agama.

PRESIDEN

Presiden memegang kekuasaan eksekutif. Presiden berwenang mengajukanRUU ke DPR untuk pembahasan lebih lanjut. Presiden menetapkan Undang-undang yang telah disetujui DPR dan menerbitkan Peraturan Pemerintah danKeputusan Presiden dalam rangka pelaksanaan Undang-undang dimaksud.Presiden menetapkan struktur pemerintahan yang terdiri dari beberapadepartemen, kementerian, dan badan atau lembaga nasional. Presidenmenunjuk dan mengangkat Menteri yang memimpin Departemen danKementerian, serta Kepala Badan atau Lembaga non departemen. Menteridan Kepala Lembaga dimaksud bertanggungjawab kepada Presiden.

ADMINISTRASI DAERAH

Sebagai negara kesatuan, pemerintahan di tingkat daerah dilaksanakan didan oleh pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota hingga ke tingkatkecamatan. Hingga akhir tahun 2005, jumlah provinsi telah bertambahmenjadi 33. Setiap provinsi dikepalai oleh seorang Gubernur dibantu olehWakil Gubernur. Sebelum tahun 2005, Gubernur dipilih oleh anggota DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat provinsi, dan ditetapkan denganSurat Keputusan Presiden untuk masa jabatan lima (5) tahun. Sejak tahun2005, Gubernur dan Wakil Gubernur dipilih langsung oleh rakyat.

Tiap provinsi terdiri dari beberapa kabupaten dan kota. Setiap kabupatendipimpin oleh Bupati dan setiap kota oleh walikota. Seperti Gubernur, Bupatidan Walikota sebelum tahun 2005 dipilih oleh DPRD Kabupaten/Kota danditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri untuk masa jabatan lima (5) tahun.Sejak tahun 2005, Bupati dan Walikota dipilih secara langsung oleh rakyat.

Setiap kabupaten/kota terdiri dari beberapa kecamatan yang dipimpin olehseorang Camat. Camat diangkat langsung oleh Bupati/Walikota.

12

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 13: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

KOMISI DPR

Anggota DPR dibagi dalam 11 Komisi. Setiap Komisi bertanggungjawabatas beberapa bidang yang menjadi bidang tugas beberapa Departemen,Kementerian dan atau Lembaga non Departemen di lingkungan Kabinet.Bidang tugas Komisi-Komisi di DPR adalah seperti diuraikan di bawah ini.

Komisi I mencakup bidang pertahanan, hubungan luar negeri,intelijen, dan informasi.

Komisi II mencakup bidang pemerintahan dalam negeri, otonomidaerah, aparatur negara dan agraria.

Komisi III mencakup bidang hukum dan perundang-undangan, hakasasi manusia dan keamanan.

Komisi IV mencakup bidang pertanian, perkebunan, kehutanan,kelautan, perikanan, dan pangan.

Komisi V mencakup bidang perhubungan, telekomunikasi, pekerjaanumum, perumahan rakyat, serta pembangunan pedesaandan kawasan tertinggal.

Komisi VI mencakup bidang perdagangan, perindustrian, investasi,koperasi, usaha kecil dan menengah, dan badan usaha miliknegara (BUMN).

Komisi VII mencakup bidang energi dan sumberdaya mineral, risetdan teknologi, serta lingkungan hidup.

Komisi VIII mencakup bidang agama, sosial, dan pemberdayaanperempuan.

Komisi IX mencakup bidang kependudukan, kesehatan, tenagakerjadan transmigrasi.

Komisi X mencakup bidang pendidikan, pemuda, olah raga,pariwisata, kesenian dan kebudayaan.

Komisi XI mencakup bidang keuangan, perencanaan pembangunannasional, perbankan dan lembaga keuangan non bank.

Mitra kerja Komisi IX DPR di lingkungan pemerintahan terdiri dari :

! Departemen Kesehatan,

! Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi,

! Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),

! Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

13

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 14: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Peranan DPR adalah membahas dan menyetujui RUU. Setelah pemerintahmengajukan RUU ke DPR, perlu dilalui beberapa tahapan sampai kepadapengesahan.

! DPR membentuk Panitia Khusus (Pansus), terdiri dari wakil-wakil darisemua Fraksi di DPR.

! Setiap Fraksi secara sendiri-sendiri atau bersama melakukan dengarpendapat dengan berbagai lembaga dan atau lapisan masyarakat yangterkait seperti asosiasi pengusaha, serikat pekerja, para ahli, dan lembagaswadaya masyarakat, dalam rangka menghimpun masukan dan saran-saran mereka mengenai isi dari RUU.

! Berdasarkan hasil dengar pendapat tersebut, masing-masing Fraksimerumuskan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) atau usulanamandemen atas formulasi RUU dimaksud.

! Panitia Khusus melakukan rapat kerja dengan Menteri Tenagakerja danTransmigrasi untuk membahas usul amandemen dan menyusunrumusan akhir RUU.

! Rumusan akhir RUU disampaikan di Sidang Pleno DPR untukpengesahan.

! RUU yang telah disahkan dikirim ke Presiden untuk ditetapkan dandimasukkan ke dalam Lembaran Negara.

Tahapan proses seperti itu juga dilakukan dalam meratifikasi KonvensiILO melalui Undang-undang.

Peranan DPR kedua yang sangat penting adalah membahas dan menyetujuiAnggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun. Beberapabulan sebelum akhir tahun anggaran, setiap Komisi DPR melakukan rapatkerja dengan para Menteri mitra kerjanya. Komisi IX melakukan rapat kerjadengan Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi. Melalui rapat kerja tersebut,DPR menyampaikan saran-saran dalam menyusun rancangan APBN dari segisektor ketenagakerjaan.

Kemudian setelah presiden menyerahkan RUU APBN, Panitia KhususAnggaran dan Komisi IX DPR mengadakan rapat kerja dengan MenteriTenagakerja dan Transmigrasi untuk klarifikasi. Berdasarkan pertemuan-pertemuan tersebut, DPR dapat menyetujui beberapa perubahan atas RUUAPBN dimaksud.

Sebagai tambahan, DPR melalui Komisi IX memonitor pelaksanaanadministrasi ketenagakerjaan melalui beberapa cara, antara lain :

! melakukan kunjungan ke lapangan;

! menghimpun informasi dan data dari berbagai sumber seperti asosiasipengusaha, serikat pekerja, dan LSM;

14

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 15: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

! melakukan rapat kerja dengan Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi.

MAHKAMAH AGUNG

Mahkamah Agung merupakan lembaga independen menangani masalah-masalah peradilan. Mahkamah Agung (MA) harus bebas dari intervensiPemerintah dalam menerapkan keadilan. Mahkamah Agung memeriksa perkarabanding atas keputusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Tinggi Tata UsahaNegara (PT TUN). Di waktu yang lampau, perselisihan hubungan industrialpada umumnya diselesaikan melalui Panitia Penyelesaian PerselisihanPerburuhan Daerah (P4D) dan atau P4 Pusat. Banding atas Keputusan P4Pdiajukan ke PT TUN, dan banding atas keputusan PT TUN diajukan untukdiputus oleh Mahkamah Agung.

Sejak Januari 2006, perselisihan hubungan industrial diselesaikan olehPengadilan Hubungan Industrial yang dibentuk sebagai bagian dari PengadilanNegeri di tingkat kapupaten/kota.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berfungsi memeriksa semua penggunaankeuangan negara. Temuan BPK disampaikan kepada DPR. Badan PemeriksaKeuangan (BPK) memonitor dan memeriksa pelaksanaan anggaran pembiayaandan belanja negara (APBN) masing-masing Departemen dan Lembaga nonDepartemen, terutama untuk melihat bila terdapat penimpangan,penyalahgunaan, penipuan atau korupsi. Hasil temuan BPK disampaikan keDPR dan kepada Presiden untuk kemudian ditindaklanjuti oleh masing-masingMenteri yang bersangkutan.

STRUKTUR KABINET

Sejak tahun 2001, Indonesia telah mulai melaksanakan hukum otonomidaerah. Departemen-departemen dan Kementerian dalam Kabinet sekarangini dikelompokkan dalam 4 golongan di bawah ini :

Menteri Koordinator! Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;

! Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;

! Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

15

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 16: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Departemen yang memiliki Kantor Daerah di Provinsi danKabupaten/Kota

! Departemen Keuangan;

! Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia;

! Departemen Pertahanan;

! Departemen Agama.

Departemen tanpa Kantor Daerah:! Departemen Dalam Negeri,

! Departemen Luar Negeri,

! Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral,

! Departemen Perindustrian,

! Departemen Perdagangan,

! Departemen Pertanian,

! Departemen Kehutanan,

! Departemen Perhubungan,

! Departemen Kelautan dan Perikanan,

! Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi,

! Departemen Pekerjaan Umum,

! Departemen Kesehatan,

! Departemen Pendidikan Nasional,

! Departemen Sosial,

! Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Kementerian Tanpa Portofolio! Menteri Sekretaris Negara,

! Menteri Negara Riset dan Teknologi,

! Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,

! Menteri Negara Lingkungan Hidup,

! Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,

! Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara,

! Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal,

! Menteri Negara Perencanaan Pembangunan,

! Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara,

! Menteri Negara Komunikasi dan Informasi,

16

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 17: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

17

! Menteri Negara Perumahan Rakyat,

! Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga.

Setiap Departemen, dengan atau tanpa kantor daerah, disusun menurutstruktur organisasi yang seragam. Misi setiap Departemen dilaksanakan olehbeberapa Direktorat Jenderal. Setiap Direktorat Jenderal terdiri dari beberapaDirektorat, dan setiap Direktorat terdiri dari beberapa Sub Direktorat. SetiapDirektorat Jenderal didukung oleh satu Sekretariat Direktorat Jenderal yangterdiri dari beberapa Bagian.

Dukungan sumberdaya manusia dan fasilitas perkantoran disediakanmelalui Sekretariat Jenderal yang terdiri dari beberapa Biro. Setiap Biro terdiridari beberapa Bagian. Pengawasan internal di setiap Departemen dilaksanakanoleh Inspektorat Jenderal. Beberapa Departemen mempunyai Badan Penelitiandan Pengembangan (Litbang) yang setingkat dengan Direktur Jenderal,Sekretariat Jenderal dan Inspektur Jenderal. Beberapa Departemen atauKementrian hanya mempunyai Pusat Litbang yang setingkat dengan Direkturdan Kepala Biro.

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 18: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

18

PUBLIC INSTITUTION STRUCTURE

People’s ConsultativeAssembly

SupremeCourt

State AuditBoard

PresidentVice-President

House ofPeople’s

Representa-tives

Council ofProvincial

Representa-tives

Minister Minister

Governor

Bupati

Governor

Bupati

Governor

Bupati

Special Agencies

CABINET

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 19: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Penduduk Indonesia terus bertambah dari sekitar 91 juta orang tahun1961 menjadi 119,2 juta orang dalam tahun 1971 atau meningkatdengan 2,74% per tahun. Penduduk ini terus lagi meningkat menjadi

146,8 juta orang tahun 1980 dan menjadi 179,3 juta orang tahun 1990 yangberarti terjadi pertumbuhan 2,34% per tahun dalam kurun waktu 1971-1980dan 2,02 % per tahun dalam periode 1980-1990. Dalam periode 1990-2000,laju pertumbuhan penduduk berkurang dibandingkan dengan tahun-tahunsebelumnya. Penduduk bertambah hanya menjadi 194,8 juta orang dalamtahun 1995 dan menjadi 203,5 juta orang dalam tahun 2000. Ini berartibahwa laju pertumbuhan penduduk dalam periode 1995 hingga 2000 hanyamencapai 0,88% per tahun. Berdasarkan trend tersebut, jumlah penduduktahun 2005 mencapai hanya 219,1 juta orang dan dalam tahun 2009diperkirakan akan mencapai 228,95 juta orang.

Bersamaan dengan pertumbuhan penduduk tersebut tenagakerja(penduduk berusia 15 tahun atau lebih) dan angkatan kerja juga terusbertambah. Tenagakerja bertambah dari 79,5 juta orang tahun 1971 menjadi88,3 juta orang tahun 1980; 113,6 juta orang dalam tahun 1990; 141,2 jutaorang tahun 2000 dan 155,5 juta orang tahun 2005. Dalam tahun 2009,tenagakerja diperkirakan menjadi 168,9 juta orang. Angkatan kerja bertambahdengan lebih cepat dari pada penduduk dan tenagakerja terutama karenapeningkatan tingkat partisipasi kerja perempuan. Dengan demikian, angkatankerja bertambah dari 36,3 juta orang dalam 1971 menjadi 52,3 juta orangdalam tahun 1980; 71,7 juta orang dalam tahun 1990; 95,7 juta orang tahun2000 dan menjadi 105,8 juta orang tahun 2005. Dalam tahun 2009, angkatankerja diperkirakan mencapai 116,5 juta orang. Lihat Tabel 2.1.

Pertambahan angkatan kerja tidak dapat diikuti dengan pertambahanperluasan kesempatan kerja. Akibatnya jumlah penganggur terbuka terus

19

Bab 2

PERKEMBANGAN EKONOMIDAN KESEMPATAN KERJA

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 20: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

bertambah sementara jumlah setengah penganggur tetap tinggi. Sebagaimanadapat dilihat pada Tabel 2.2 tingkat pengangguran meningkat dari 1,7% dalamtahun 1980 menajdi 6,08% dalam tahun 2000 dan menjadi 10.3% tahun2005.

Pengangguran terbuka pada umumnya merupakan fenomena daerahperkotaan, kebanyakan di kalangan usia muda, terutama lulusan serta putussekolah. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.3, tingkat pengangguran dalamtahun 2005 tercatat 10,26%, akan tetapi di kalangan kelompok umur 15-19tahun dan 20-24 tahun mencapai 34,88% dan 25,24%. Tabel 2.3 jugamemperlihatkan bahwa tingkat pengangguran di daerah perkotaan hampir 2kali dari tingkat pengangguran di daerah pedesaan.Tabel 2.3 menunjukkanbahwa tingkat pengangguran di pedesaan 7,98%, sementara di daerahperkotaan mencapai 13,51%. Tabel tersebut juga memperlihatkan bahwatingkat pengangguran di kalangan usia tua (55 tahun atau lebih) cenderungmeningkat.

Demikian juga Tabel 2.3 memperlihatkan bahwa tingkat penganggurandi kalangan lulusan SLTA mencapai 17,97% dan di kalangan lulusan perguruantinggi mencapai 11,46%. Tingkat pengangguran di kalangan lulusan perguruantinggi terjadi terutama karena keterbatasan kesempatan kerja di sektor formal.Hal ini memperlihatkan ketidak seimbangan antara penyediaan dan permintaanuntuk jabatan di sektor formal tersebut. Lulusan Perguruan Tinggi padaumumnya mendambakan pekerjaan di sektor formal yang pada kenyataannyasangat terbatas.

Di pihak lain angkatan kerja dengan pendidikan rendah pada umumnyamenyadari keterbatasan mereka untuk melamar bekerja di sektor formal danoleh sebab itu bersedia menerima pekerjaan apa saja yang tersedia di sektorinformal. Karena keterbatasan kesempatan kerja di sektor informal maka banyakdiantara mereka terpaksa menjadi setengah penganggur, terutama mereka yangbekerja di sektor pertanian. Tabel 2.2 juga memperlihatkan angka-angka tingkatsetengah pengangguran untuk kurun waktu tahun 1976-2005. Dalam hal inisetengah penganggur diartikan sebagai bekerja kurang dari 35 jam dalamseminggu. Sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel 2.2, tingkat setengahpenganggur hingga tahun 2000 selalu berada di atas 32%.

Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di atas6% setiap tahun sejak perencanaan pembangunan yang pertama (REPELITAI) dalam awal tahun 1970-an hingga krisis moneter dan ekonomi dalampertengahan tahun 1997. Pertumbuhan tersebut dicapai terutama karenaeksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran dan pinjaman dana atau utangdari luar negeri. Laju pertumbuhan yang tinggi tersebut ternyata tidakmenjamin penciptaan kesempatan kerja secara proporsional dan perbaikandistribusi pendapatan. Sebagaimana dikemukakan di atas walaupun tingkatpertumbuhan ekonomi relatif tinggi, tingkat pengangguran dan setengah

20

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 21: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

pengangguran tetap tinggi juga. Tingkat penghasilan para pekerja diperusahaan-perusahaan juga relatif rendah.

Dampak krisis ekonomi tahun 1997 sangat besar. Nilai Produk DomestikBruto (PDB) hingga tahun 2005 belum pernah mencapai nilai PDB sebelumkrisis. Nilai PDB dalam harga konstan tahun 1993 turun dari Rp 433.246milyar dalam tahun 1997 menjadi Rp 397.666 milyar dalam tahun 2002.Sektor yang menyumbang PDB terbesar adalah sektor industri pengolahan(26,2%) kemudian sektor pertanian (16,1%) dan sektor perdagangan, hoteldan restoran (16,0%).

Peralihan perekonomian Indonesia secara signifikan selama 3 dekadeterakhir ini terlihat dalam peralihan distribusi kesempatan kerja secara sektoral.Proporsi penduduk yang bekerja di sektor pertanian turun dari 67,3% dalamtahun 1971 menjadi 56,3% dalam tahun 1980 dan menjadi hanya 46,3%tahun 2003. Dalam kurun waktu yang sama proporsi penduduk yang bekerjadi sektor industri pengolahan naik 6,8 % dalam tahun 1971 menjadi 9,1%dalam tahun 1980 dan menjadi 18% dalam tahun 2003. Demikian jugaproporsi penduduk yang bekerja di sektor jasa-jasa naik dari 21,5% menjadi27% kemudian menjadi 30,7% dalam tahun-tahun tersebut di atas.

Ketidakseimbangan permintaan pendapatan yaitu bahwa hanya 15,8%PDB dalam tahun 2003 diperoleh 46,3% penduduk yaitu mereka yang bekerjadi sektor pertanian. Di pihak lain 26,1 % PDB dinikmati oleh 12% penduduk,yaitu mereka yang bekerja di sektor industri pengolahan.

21

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 22: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Mayoritas penduduk masih bekerja di sektor tradisional atau sektorinformal. Survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2005 menunjukkan bahwahanya 30% angkatan kerja yang bekerja sebagai penerima upah (gaji) di sektorformal sementara 70% lainnya terpaksa bekerja di sektor tradisional atau sektorinformal. Terutama sejak krisis ekonomi 1997 jumlah kesempatan kerja disektor formal tiba-tiba turun dari 35,9 juta dalam tahun 1996 menjadi hanya31,7 juta dalam tahun 1997. Angka ini terus menurun sampai terendah 26,5juta dalam tahun 2003, dan sedikit meningkat menjadi 28,6 juta dalam tahun2005. Lihat Tabel 2.4.

22

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 23: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

1971

1976

1980

1985

1990

1995

2000

2004

2005

2009 b)

119,233.0

131,397.0

146,777.0

164,047.0

179,247.5

194,754.8

203,456.0

216,372.0

219,140.0

228,954.0

36,332.1

45,079.7

52,334.1

61,773.8

71,676.8

84,230.1

95,651.0

103,973.4

105,802.4

116,516.0

79,512.4

81,995.5

88,347.1

99,483.4

113,557.4

128,806.3

141,170.8

153,923.6

155,549.7

168,860.0

Tabel 2.1

JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJAINDONESIA 1971-2009 (x 1,000)

a) Penduduk berusia 15 tahun atau lebihb) EstimasiSumber : Sensus 1971, 1980, 1990, 2000

Survei Penduduk Antar Sensus 1976, 1985, 1995.Survei Angkatan kerja Nasional Agustus 2000, Agustus 2004,Februari 2005.Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004 - 2009.

Tahun Penduduk Tenagakerja a) Angkatan Kerja

23

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 24: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

2.30

1.70

2.17

3.00

7.01

6.08

9.86

10.26

39.20

35.50

35.10

32.90

32.13

32.06

27.53

28.73

Tabel 2.2

TINGKAT PENGANGGURAN DAN TENGAH PENGANGGURANINDONESIA, 1976 - 2000

(Persen)

Tahun

Sumber: Survei Penduduk Antar Sensus 1976, 1985, 1995.Sensus Penduduk Tahun 1980, 1990.Survei Angkatan Kerja Nasional, Agustus 2000.Survei Angkatan Kerja Nasional, 2004.Survei Angkatan Kerja Nasional, Februari 2005.Rencana Tenaga kerja Nasional, 2004-2009.

1976

1980

1985

1990

1995

2000

2004

2005

Tingkat Pengangguran Tingkat Setengah Pengangguran

24

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 25: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 2.3

TINGKAT PENGANGGURAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN TINGKATPENDIDIKAN, INDONESIA, 2005

TingkatPendidikan

66,221.99,753.4

23,444.014.494.815,106.9

1,275.92.146.9

39,580.59,231.6

14,515.86,744.66,653.11,220.21,215.1

105,802.418,985.137,959.821,239.421,760.02,496.13,362.0

Sumber : Survey Angkatan Kerja Nasional, Februari 2005

AngkatanKerja

(1000)

Penganggur(1000)

Tingkat SetengahPengangguran

(%)

MalesLess than PrimaryPrimary SchoolJunior High SchoolSenior High SchoolCollege and DiplomaUniversity

FemalesLess than PrimaryPrimary SchoolJunior High SchoolSenior High SchoolCollege and DiplomaUniversity

Males and FemalesLess than PrimaryPrimary SchoolJunior High SchoolSenior High SchoolCollege and DiplomaUniversity

5,483.3360.2

1,260.71,398.52,140.7

138.7184.5

8.283.695.389.65

14.1710.87

8.59

13.577.078.82

19.0126.6215.0916.53

10.265.336.69

12.6217.9712.9311.46

10,854.21,012.72,541.02,680.83,911.5

322.8385.4

5,370.9652.5

1,280.31,282.31,770.8

184.1200.9

25

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 26: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Sumber: 1. Profil Sumberdaya Manusia Indonesia, 20012. Profil Sumberdaya Manusia Indonesia, 20043. Survei Angkatan Kerja Nasional, Agustus 20044. Survei Angkatan Kerja Nasional, Februari 2005

Tabel 2.4

JUMLAH PENDUDUK YANG BEKERJA DI SEKTOR INFORMAL1985 - 2005

JumlahPekerja

Sektor Informal

x 1000

1985

1990

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

60,435.5

69,524.8

78,322,2

89,900.1

85,405.5

87,672.4

88,816.9

89.824.0

90.807.4

91,647.2

90,784.9

93,722.0

94,948.1

18,864.0

25,256.7

29,465.8

35,888.5

31,744.2

30,331.0

31,936.4

31,713.5

29,367.9

27,836.1

26,536.6

28,375.5

28,649.8

41,571.5

44,268.1

48,856.4

54,011.6

53,661.3

57,341.4

56,880.5

58,110.5

61,439.5

63,811.1

64,248.3

65,346.5

66,298.3

68.79

63.67

62.38

60.08

62.83

65.40

64.04

64.69

67.66

69.40

70.77

69.72

69.83

x 1000 x 1000 x 1000

Formal

Tahun

26

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 27: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

BAB 3

DEPARTEMEN TENAGA KERJADAN TRANSMIGRASI

DAN DINAS TENAGA KERJA

27

Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) mempunyaitugas membantu Presiden menyelenggarakan sebagian tugaspemerintahan di bidang ketenagakerjaan. Depnakertrans didirikan

bulan Agustus 2000 sebagai gabungan dari Departemen Tenagakerja danDepartemen Transmigrasi.

Departemen pada mulanya didirikan pada bulan Maret 1966 sebagai bentukbaru dari Kementerian Perburuhan di masa sebelumnya. Kemudian dalamperiode 1973-1978, bidang ketransmigrasian dan koperasi dimasukkan kedalam Departemen Tenagakerja menjadi Departemen Tenagakerja, Transmigrasidan Koperasi. Pada tahun 1978 bidang koperasi menjadi Departemen tersendiri.Demikian juga tahun 1983 bidang tansmigrasi menjadi Departemen sendirihingga bergabung kembali tahun 2000 menjadi Depnakertrans.

VISI DAN MISI

Visi Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi : Terwujudnya tenagakerjadan masyarakat transmigrasi yang produktif, kompetitif dan sejahtera. Misidari Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) adalah:

! Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakattransmigrasi;

! Mendorong perluasan kesempatan kerja dan peningkatan penempatantenaga kerja ke luar negeri;

! Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, demokratis, adildan bermartabat;

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 28: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

! Mewujudkan jaminan kepastian hukum di bidang ketenagakerjaan,menjadi institutsi andalan, dan menciptakan suasana yang nyamandan produktif;

! Mengembangkan potensi sumberdaya wilayah dan memfasilitasiperpindahan penduduk untuk memenuhi kebutuhan pengembanganpemukiman transmigrasi yang berwawasan lingkungan;

! Mengembangkan masyarakat dan kawasan transmigrasi yang sejahterauntuk mendukung pembangunan daerah;

! Meningkatkan kualitas pembinaan manajemen dan dukunganadministratif departemen;

! Meningkatkan sistem pengawasan yang taat hukum dan bersih darikorupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);

! Meningkatkan kualitas penelitian, dan sistem informasi.

STRUKTUR DEPARTEMEN

Seperti Departemen lain, Depnakertrans terdiri dari unit-unit pelaksanadan unit-unit pendukung. Unit pelaksana terdiri dari tujuh (7) DirektoratJenderal. Unit pendukung terdiri dari Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal,Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi, serta lima (5) orang Staf AhliMenteri dan beberapa Pusat. Ketujuh (7) Direktorat Jenderal (Ditjen) adalah:

! Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas,

! Ditjen Pembinaan Penempatan Tenagakerja Dalam Negeri,

! Ditjen Pembinaan Penempatan Tenagakerja Luar Negeri,

! Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan SosialKetenagakerjaan,

! Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan,

! Ditjen Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan PenempatanTransmigrasi,

! Ditjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan KawasanTransmigrasi.

Setiap Ditjen terdiri dari beberapa Direktorat dan didukung oleh satuSekretariat. Tiap Sekretariat Ditjen terdiri dari 4 Bagian yaitu : Bagian Program,Evaluasi dan Pelaporan, Bagian Keuangan, Bagian Hukum dan Kerjasama LuarNegeri, dan Bagian Kepegawaian dan Umum.

28

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 29: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

UNIT OPERASIONAL

Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas

Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Ditjen P3)mencakup bidang standardisasi kompetensi dan program pelatihan, binainstruktur dan tenaga kepelatihan, bina lembaga dan sarana pelatihan kerja,bina pemagangan, dan produktivitas. Ditjen P3 merumuskan kebijakan,standar, norma, kriteria dan prosedur, serta memberikan bimbingan teknisdan melakukan evaluasi untuk kelima bidang tersebut di atas. Untukmelaksanakan fungsi-fungsi tersebut, Ditjen P3 disusun dalam lima (5)Direktorat dan didukung oleh satu Sekretariat.

! Direktorat Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan mencakupbidang standardisasi kompetensi, penyusunan program pelatihan,pengembangan sistem dan metode pelatihan, pembinaan asosiasiprofesi.

! Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Kepelatihan mencakup bidanginstruktur lembaga pelatihan Pemerintah, instruktur lembaga pelatihanswasta, pembinaan tenaga kepelatihan, registrasi dan pemberdayaan.

! Direktorat Bina Lembaga dan Sarana Pelatihan Kerja mencakup bidangpembinaan lembaga, pembinaan sarana, kerjasama antar lembaga, danpendanaan pelatihan.

29

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 30: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

! Direktorat Bina Pemagangan mencakup bidang pemagangan dalamnegeri, pemagangan luar negeri, perijinan dan advokasi pemagangan,dan informasi pemagangan.

! Direktorat Produktivitas mencakup bidang pengembangan manajemendan kelembagaan, pengembangan sistem dan inovasi, pengembangankualitas sumberdaya manusia, dan pengembangan sosial dan budayaproduktif.

! Sekretariat Ditjen P3.

Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan TenagakerjaDalam Negeri

Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenagakerja Dalam Negeri(Ditjen PPTKDN) mencakup bidang pengembangan pasar kerja, penempatantenagakerja, penggunaan tenagakerja asing, promosi perluasan kesempatan kerja,dan pengembangan sistem perluasan kesempatan kerja. Ditjen PPTKDNmerumuskan kebijakan, standar, norma, kriteria dan prosedur, sertamemberikan bimbingan teknis dan melakukan evaluasi untuk kelima bidangdimaksud di atas. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, Ditjen PPTKDNdisusun dalam lima (5) Direktorat dan didukung oleh satu Sekretariat.

! Direktorat Pengembangan Pasar Kerja mencakup bidang informasi pasarkerja dan perencanaan tenagakerja, analisis jabatan, dan bursa pasarkerja.

! Direktorat Penempatan Tenagakerja mencakup bidang antar kerja,penempatan tenagakerja pemuda, wanita dan lansia, penempatantenagakerja penyandang cacat, serta penyuluhan dan bimbinganjabatan.

! Direktorat Penggunaan Tenagakerja Asing mencakup analisis danperijinan sektor industri, analisis dan perijinan sektor jasa, sertapengendalian dan kerjasama kelembagaan.

! Direktorat Promosi Perluasan Kesempatan Kerja mencakup promosiperluasan kesempatan kerja sektor pertanian, promosi perluasankesempatan kerja sektor industri, promosi perluasan kesempatan kerjasektor jasa, dan promosi potensi sumberdaya daerah.

! Direktorat Pengembangan Sistem Perluasan Kesempatan Kerjamencakup terapan teknologi tepat guna, sistem padat karya, tenagakerjamandiri dan sektor informal, dan pengembangan tenagakerjasukarelawan.

! Sekretariat Ditjen PPTKDN.

30

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 31: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenagakerja LuarNegeri

Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenagakerja Luar Negeri(Ditjen PPTKLN) mencakup bidang sosialisasi dan penyuluhan, promosi danpenempatan, kelembagaan penempatan, perlindungan dan advokasi, danpemberdayaan tenagakerja luar negeri. Ditjen PPTKLN berfungsi merumuskankebijakan, standar, norma, kriteria dan prosedur, serta memberikan bimbinganteknis dan melakukan evaluasi untuk kelima bidang tersebut di atas. Untukmelaksanakan fungsi-fungsi dimaksud, Ditjen PPTKLN disusun menjadi lima(5) Direktorat dengan dukungan satu Sekretariat.

! Direktorat Sosialisasi dan Penyuluhan mencakup sosialisasi programdan pencegahan tenagakerja ilegal, penyuluhan jabatan tenagakerja luarnegeri, dan informasi pasar kerja luar negeri.

! Direktorat Promosi dan Penempatan mencakup perluasan pasar kerjaluar negeri, penyediaan dan penempatan untuk kawasan Asia Pasifikdan Amerika, penyediaan dan penempatan untuk kawasan TimurTengah, Eropa dan Afrika, serta pengembangan sistem informasipenempatan tenagakerja luar negeri (TKLN).

! Direktorat Kelembagaan Penempatan mencakup standardisasi danakreditasi lembaga penempatan, penilaian kinerja lembaga penempatan,serta pemberdayaan dan kerjasama lembaga penempatan.

! Direktorat Perlindungan dan Advokasi mencakup pengembanganperangkat perlindungan, advokasi kawasan Asia Pasifik dan Amerika,advokasi kawasan Timur Tengah, Eropa dan Afrika, serta kepulanganTKLN.

! Direktorat Pemberdayaan Tenagakerja Luar Negeri mencakuppembekalan akhir pemberangkatan, pembiayaan dan remitansi, evaluasikemampuan tenagakerja Indonesia, serta rehabilitasi dan reintegrasi.

! Sekretariat Ditjen PPTLN.

Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan JaminanSosial Ketenagakerjaan

Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan SosialKetenagakerjaan (Ditjen PHI-Jamsostek) mencakup bidang persyaratan kerjadan kesejahteraan dan analisis diskriminasi, kelembagaan dan pemasyarakatanhubungan industrial, pengupahan dan jaminan sosial ketenagakerjaan, danpenyelesaian perselisihan hubungan industrial. Ditjen PHI-Jamsostekmerumuskan kebijakan, standar, norma, kriteria dan prosedur, serta

31

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 32: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

memberikan bimbingan teknis dan melakukan evaluasi untuk ke empat bidangtersebut di atas. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi dimaksud, Ditjen PHI-Jamsostek disusun dalam empat (4) Direktorat dengan dukungan satuSekretariat.

! Direktorat Persyaratan Kerja, Kesejahteraan dan Analisis Diskriminasimencakup peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama, perjanjiankerja, kesejahteraan pekerja, dan analisis diskriminasi syarat kerja.

! Direktorat Kelembagaan dan Pemasyarakatan Hubungan Industrialmencakup organisasi pekerja dan pengusaha, kelembagaan hubunganindustrial, dan pemasyarakatan hubungan industrial.

! Direktorat Pengupahan dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mencakuppengupahan, jaminan sosial ketenagakerjaan dalam hubungan kerja,jaminan sosial ketenagakerjaan di luar hubungan kerja, serta analisisdan informasi jaminan sosial ketenagakerjaan dan pengupahan.

! Direktorat Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mencakuppenyelenggara penyelesaian perselisihan hubungan industrial,pencegahan perselisihan hubungan industrial, dan pemberdayaankelembagaan dan tenaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

! Sekretariat Ditjen PHI-Jamsostek

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (DitjenPengawasan) mencakup bidang pengawasan norma ketenagakerjaan,pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja, pengawasan norma kerjaperempuan dan anak, dan pemberdayaan pengawasan ketenagakerjaan. DitjenPengawasan merumuskan kebijakan, standar, norma, kriteria dan prosedur,serta memberikan bimbingan teknis dan melakukan evaluasi untuk ke empatbidang tersebut di atas. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi dimaksud, DitjenPengawasan disusun menjadi empat (4) Direktorat dengan dukungan satuSekretariat.

! Direktorat Pengawasan Norma Ketenagakerjaan mencakup pengawasannorma hubungan kerja, pengawasan norma jaminan sosial tenagakerja,pengawasan norma kerja, dan pengawasan norma penempatan danpelatihan.

! Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerjamencakup pengawasan norma mekanik, pesawat uap dan bejana tekan;pengawasan norma konstruksi bangunan, instalasi listrik danpenanggulangan kebakaran; pengawasan norma kesehatan kerja; danpengawasan norma lingkungan kerja.

32

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 33: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

! Direktorat Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak mencakuppengawasan norma kerja perempuan, pengawasan norma kerja anak,kerjasama lintas sektoral, serta advokasi tenagakerja perempuan dananak.

! Direktorat Pemberdayaan Pengawasan Ketenagakerjaan mencakup binakelembagaan dan tenaga pengawas ketenagakerjaan, bina penegakanhukum, analisis dan standardisasi dan sertifikasi norma ketenagakerjaan,serta bina tatalaksana dan informasi pengawasan ketenagakerjaan.

! Sekretariat Ditjen Pengawasan

Direktorat Jenderal Pembinaan Penyiapan Pemukiman danPenempatan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan PenempatanTransmigrasi (Ditjen P4T) mencakup bidang perencanaan teknis pemukimandan perpindahan, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan pemukiman,fasilitas perpindahan transmigrasi, serta promosi, investigasi dan kemitraan.Ditjen P4T berfungsi merumuskan kebijakan, standar, norma, kriteria danprosedur, serta memberikan bimbingan teknis dan melakukan evaluasi untukkelima bidang tersebut di atas. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi dimaksud,Ditjen P4T disusun menjadi lima (5) Direktorat dengan dukungan satuSekretariat.

! Direktorat Perencanaan Teknis Pemukiman dan Perpindahan mencakupperencanaan wilayah, perencanaan teknis pemukiman, perencanaanteknis sarana dan prasarana, serta perencanaan teknis pengarahan danperpindahan.

! Direktorat Penyediaan Tanah Transmigrasi mencakup fasilitaspengadaan tanah, pengurusan hak atas tanah, dokumentasi pertanahan,dan penyelesaian masalah pertanahan.

! Direktorat Pembangunan Pemukiman mencakup penyiapan lahan,penyiapan sarana, penyiapan prasarana, dan kesiapan layak huni.

! Direktorat Fasilitas Perpindahan Transmigrasi mencakup penyiapancalon transmigrasi, penyerasian perpindahan, pemberangkatan, sertapenempatan dan adaptasi.

! Direktorat Promosi, Investasi dan Kemitraaan mencakup promosi danmotivasi, kerjasama investasi, kerjasama antar daerah, dan mediasipendanaan investasi.

! Sekretariat Ditjen P4T

33

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 34: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat danKawasan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan KawasanTransmigrasi (Ditjen PPMKT) mencakup bidang perencanaan teknispengembangan masyarakat dan kawasan, peningkatan kapasitas sumberdayamanusia dan masyarakat, pengembangan usaha, pengembangan sarana danprasarana kawasan, serta penyerasian lingkungan.

Ditjen PPMKT merumuskan kebijakan, standar, norma, kriteria danprosedur, serta memberikan bimbingan teknis dan melakukan evaluasi untukkelima bidang tersebut di atas. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi dimaksud,Ditjen PPMKT disusun menjadi lima (5) Direktorat dengan dukungan satuSekretariat.

! Direktorat Perencanaan Teknis Masyarakat dan Kawasan mencakuppemetaan pengembangan kawasan, perencanaan teknis pengembangankawasan, perencanaan teknis pengembangan masyarakat, dan rencanaintegrasi pengembangan regional.

! Direktorat Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia danMasyarakat mencakup bantuan pangan, fasilitas sosial budaya,pengembangan kelembagaan, dan penggerak swadaya masyarakat.

! Direktorat Pengembangan Usaha mencakup kewirausahaan, produksi,pengolahan hasil dan pemasaran, serta lembaga ekonomi danpermodalan.

! Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan mencakuppengkajian dan standardisasi sarana dan prasarana, pengembangansarana, pengembangan prasarana, serta evaluasi pengembangan saranadan prasarana.

! Direktorat Penyerasian Lingkungan mencakup rencana pengelolaanlingkungan, mitigasi lingkungan, pemantauan lingkungan, danpengakhiran status.

! Sekretariat Ditjen PPMKT

UNIT PENDUKUNG

Sekretariat Jenderal

Sekretariat Jenderal berfungsi mengkoordinasikan pelaksanaan misi danfungsi-fungsi Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi, menyediakan danmemberi dukungan di bidang perencanaan, pendanaan dan keuangan,

34

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 35: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

organisasi dan kepegawaian, hukum dan logistik. Fungsi Sekretariat Jenderalini dilaksanakan melalui lima (5) Biro.

! Biro Perencanaan terdiri dari empat (4) Bagian yaitu Bagian:Perencanaan Umum, Penyusunan Program Ketenagakerjaan,Penyusunan Program Ketransmigrasian, serta Evaluasi dan Pelaporan.

! Biro Keuangan terdiri dari 4 Bagian yaitu Bagian : PelaksanaanAnggaran, Perbendaharaan dan Tata Usaha Keuangan, Pengujian danPenerbitan SPM, serta Akuntansi dan Pelaporan.

! Biro Organisasi dan Kepegawaian terdiri dari 4 Bagian yaitu Bagian :Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Perencanaan dan PengembanganPegawai, dan Mutasi Kepegawaian.

! Biro Hukum terdiri dari 3 Bagian yaitu : Bagian Penelahan Hukumdan Konvensi Internasional, Perancangan Peraturan Perundang-Undangan, dan Bantuan Hukum.

! Biro Umum terdiri dari 3 Bagian, yaitu Bagian Rumah Tangga danPerlengkapan I (berkaitan dengan gedung Depnakertrans di Jln. GatotSubroto 51), Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan II (berkaitandengan gedung Depnakertrans di Jln. Taman Pahlawan Kalibata), danBagian Tata Usaha Pimpinan.

Pusat-pusat

Terdapat empat (4) pusat yang mendukung Depnakertrans, yaitu:

! Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri, mengkoordinasi kerjasamamultilateral dan bilateral dalam bidang ketenegakerjaan dantransmigrasi.

! Pusat Hubungan Masyarakat, mengkoordinasi hubungan masyarakat,penyebaran informasi, dan hubungan serta kerjasama kelembagaan.

! Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, berkoordinasi danmelaksanakan pelatihan dan pengembangan pegawai.

! Pusat Keselamatan Kerja dan Hiperkes, menganalisa dan menyusunkebijakan, standar danpanduan, melakuka pemelitian danpengembangan, dan penyebaran informasi mengenai kesehatan dankeselamatan kerja.

Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasanfungsional terhadap semua kegiatan Departemen Tenagakerja dan Trasmigrasi.

35

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 36: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tugas pengawasan tersebut dilaksanakan melalui empat (4) Inspektorat danKelompok Auditor dengan dukungan 1 (satu) Sekretariat Inspektorat Jenderal.

! Inspektorat I melaksanakan pengawasan terhadap tugas DirektoratJenderal Pembinaan Hubungan Industrial, Direktorat JenderalPembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri, serta kegiatanbidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Provinsi Maluku Utara,Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Banten, Kepulauan Riau, KalimantanTengah, Jawa Tengah, Papua, dan Nusa Tenggara Barat.

! Inspektorat II melaksanakan pengawasan terhadap tugas SekretariatJenderal, Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaandan Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja LuarNegeri, serta kegiatan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian diProvinsi Gorontalo, Jawa Barat, Lampung, Sulawesi Tenggara, BangkaBelitung, Kalimantan Timur, Riau dan Nusa Tenggara Timur.

! Inspektorat III melaksanakan pengawasan terhadap tugas DirektoratJenderal Pembinaan Penyiapan Permukiman dan PenempatanTransmigrasi, Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi, sertakegiatan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di provinsiKalimantan Selatan, Bengkulu, Nanggroe Aceh Darussalam, DIYogyakarta, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Bali dan Irian Barat.

! Inspektorat IV melaksanakan pengawasan terhadap tugas DirektoratJenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan KawasanTransmigrasi, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan danProduktivitas, serta kegiatan bidang ketenagakerjaan danketransmigrasian di Provinsi Kalimantan Barat, Sulawesi Utara,Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur, Malukudan Jambi.

! Kelompok Auditor terdiri dari sejumlah Pejabat Auditor fungsionalyang bertugas membina dan melaksanakan pengawasan yang diketuaioleh seorang Pejabat Auditor senior.

! Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri dari empat (4) Bagian yaituBagian Program, Evaluasi dan Pelaporan, Analisis Hasil Pengawasan,Pengawasan Masyarakat dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan, danBagian Umum.

Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi

Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi (Balitfo) mempunyai tugasmelakukan penelitian, pengembangan, serta menghimpun, mengolah danmemanfaatkan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Balitbang Info

36

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 37: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

disusun menjadi empat (4) Pusat yang didukung oleh satu Sekretariat.

! Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan mencakup BidangProgram dan Kerjasama, serta Bidang Evaluasi dan Promosi, masing-masing menyangkut ketenagakerjaan.

! Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketransmigrasian mencakupBidang Program dan Kerjasama serta Bidang Evaluasi dan Promosi,masing-masing menyangkut ketransmigrasian.

! Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan mencakup 3 Bidang yaitu:Bidang Perencanaan Tenagakerja, Data dan Informasi Penempatan danPelatihan Tenagakerja, serta Data dan Informasi Hubungan Industrialdan Pengawasan Ketenagakerjaan.

! Pusat Data dan Informasi Ketransmigrasian mencakup BidangPengelolaan Data dan Bidang Perancangan dan Penyajian Informasi.

! Sekretariat Balitfo terdiri dari 4 Bagian yaitu Bagian : Program, Evaluasidan Pelaporan; Keuangan; Kepegawaian dan Umum; sertaPengembangan Sistem Informasi dan Sumberdaya Informatika.

Staf Ahli Menteri

Staff Ahli Menteri merupakan unsur pembantu Menteri mempersiapkanbahan-bahan pidato dan atau presentasi, serta memberikan telaahan masalahatau isu yang berkembang untuk keperluan Menteri dan atau unsur pimpinanDepnakertrans, sesuai dengan penugasan Menteri dan atau keahlian masing-masing Staf Ahli. Dimungkinkan mengangkat lima (5) Staf Ahli Menteri, yaitu:

! Staf Ahli Menteri bidang Ekonomi dan Sumberdaya Manusia,

! Staf Ahli Menteri bidang Otonomi Daerah,

! Staf Ahli Menteri bidang Kependudukan,

! Staf Ahli Menteri bidang Pengembangan Wilayah,

! Staf Ahli Menteri bidang Hubungan Antar Lembaga dan Internasional.

LEMBAGA KONSULTATIF

Terutama sejak pertengahan 1980-an Departemen Tenagakerja telahmendirikan beberapa lembaga yang bersifat tripartit seperti:

! Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional,

! Dewan Penelitian Pengupahan Nasional,

! Dewan Produktivitas Nasional,

37

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 38: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

! Dewan Pelatihan Kerja Nasional dan

! Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.

Badan Kerjasama Tripartit Nasional

Badan Kerjasama (BKS) tripartit nasional terdiri dari wakil-wakil serikatpekerja, asosiasi pengusaha, dan pemerintah. Fungsi BKS Tripartit Nasionaladalah untuk mencapai konsensus diantara unsur-unsur tripartit mengenaimasalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial.

BKS tripartit nasional membentuk sekretariat tripartit nasional yang terdiridari masing-masing tiga (3) orang wakil dari masing-masing unsur. BKS tripartitnasional pada umumnya menyelenggarakan sidang pleno sekitar empat (4)kali dalam setahun dan kesepakatan sidang disepakati berdasarkan konsensus.

Tiap sidang pleno BKS tripartit nasional juga menyepakati topikpembahasan dalam sidang pleno yang berikutnya dalam waktu tiga (3) bulankedepan. Topik-topik tersebut terlebih dahulu dibahas di kalangan sekretariattripartit nasional. Dalam pembahasan di tingkat sekretariat dapat mengundangpara ahli sebagai nara sumber.

Sekretariat tripartit nasional juga mencapai kesepakatan secara konsensus.Setiap unsur sekretariat tersebut membawa hasil konsensus kepada organisasimasing-masing untuk memperoleh umpan balik. Berdasarkan umpan balikdari masing-masing organisasi, sekretariat tripartit nasional menyusun rumusanakhir untuk diajukan dan disahkan sidang pleno tripartit nasional.

Hasil kesepakatan pleno tripartit nasional yang dianggap relevan dapat dituangkan menjadi peraturan dalam bentuk Keputusan atau Peraturan Menteri.Diantara keputusan-keputusan tersebut adalah :

! Peraturan Menteri Tenagakerja No. 6 tahun 1985 tentangPerlindungan Pekerja Harian;

! Peraturan Menteri Tenagakerja No. 4 tahun 1986 tentang MekanismePemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon;

! Peraturan Menteri Tenagakerja No. 328 tahun 1986 tentang LembagaKerjasama Tripartit;

! Peraturan Menteri Tenagakerja No. 4 tahun 1989 tentangPerlindungan Pekerja Wanita Hamil pada Malam Hari.

Dewan Penelitian Pengupahan Nasional

Anggota Dewan Penelitian Pengupahan Nasional (DPPN) terdiri dari wakil-wakil pengusaha, serikat pekerja, serta wakil Departemen dan instansi terkaittermasuk tenaga ahli dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian.

38

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 39: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Fungsi utama DPPN adalah memberi nasehat atau saran kepada MenteriTenagakerja dan Transmigrasi mengenai kebijakan pengupahan dan memonitorkeputusan para gubernur mengenai ketentuan upah minimum propinsi danpenerapannya.

Lembaga Produktivitas Nasional

Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) didirikan oleh danbertanggungjawab kepada Presiden. Anggota LPN terdiri dari para pejabattinggi beberapa departemen, dengan Menteri Tenagakerja dan Transmigrasisebagai ketua. Fungsi utama LPN adalah memberi saran kepada Presiden danKabinet mengenai kebijakan peningkatan produktivitas nasional. LPN terdiridari tiga komisi yaitu:

! Komisi Promosi Produktivitas,

! Komisi Penerapan Produktivitas, dan

! Komisi Pemeliharaan dan Peningkatan Produktivitas.

Setiap komisi mengikutsertakan wakil-wakil pengusaha, serikat pekerja,dan para tenaga ahli di bidang produktivitas. LPN menyelenggarakan berbagaiseminar dan lokakarya mengenai kampanye dan peningkatan produktivitas.LPN juga menyelenggarakan kompetisi produktivitas secara priodik di kalanganpengusaha kecil dan menengah.

Lembaga Koordinasi Pelatihan Kerja Nasional

Di waktu yang lampau, Dewan Pelatihan Kerja Nasional (DPKN) didirikandengan para anggota terdiri dari wakil-wakil pengusaha, lembaga pelatihan,serikat pekerja, instansi pemerintah yang terkait, perguruan tinggi dan lembagapenelitian.

Fungsi utama DPKN adalah memberi saran kepada Menteri Tenagakerjadan Transmigrasi mengenai kebijakan pelatihan. DPKN juga membentukbeberapa komisi yaitu: Komisi Akreditasi, Komisi Kelembagaan Pelatihan danKomisi Standar Kompetensi. Sesuai dengan Undang-undang No. 13 tahun2003 akan dibentuk Lembaga Koordinasi Pelatihan Kerja Nasional yangberfungsi untuk memberikan pertimbangan dalam penerapan kebijakan dankoordinasi pelatihan dan pemagangan.

Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional

Anggota Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)terdiri dari wakil-wakil pengusaha, serikat pekerja, instansi pemerintah terkait

39

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 40: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

dan para tenaga ahli dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian.Fungsi utama DK3N adalah memberi saran kepada Menteri Tenagakerja

dan Transmigrasi mengenai kebijakan di bidang keselamatan dan kesehatankerja. DK3N juga memfasilitasi audit keselamatan kerja dan menyelenggarakankampanye keselamatan kerja melalui kompetisi kecelakaan nihil (zero accident).

DINAS KETENEAGAKERJAAN

Hingga tahun 2000, Departemen Tenagakerja mempunyai perpanjanganKantor Wilayah (Kanwil) di semua provinsi dan Kantor Departemen (Kandep)di sekitar 350 kantor tingkat kabupaten dan kotamadya. Struktur Kanwil ditingkat provinsi mengikuti pola struktur organisasi di tingkat pusat. TiapKanwil terdiri dari bidang penempatan, bidang pelatihan, bidang syarat kerja,bidang pengawasan, bidang binagram dan sekretariat. Konkordan denganstruktur Kanwil setiap Kandep terdiri dari seksi penempatan, seksi pelatihan,seksi syarat kerja, seksi pengawasan, seksi binagram dan sekretariat.

Dengan dilaksanakannya hukum otonomi daerah, hanya empat (4)departemen yang mempunyai perpanjangan kantor ke tingkat provinsi dankabupaten/kota. Pelaksanaan fungsi-fungsi departemen dan kementerian negaralainnya diintregasikan dalam struktur pemerintahan di tingkat provinsi dantingkat kabupaten/kota.

Dalam pemerintahan otonomi daerah memang tidak ada struktur organisasiyang sama untuk seluruh provinsi dan seluruh kabupaten/kota. Tergantungpada kebutuhan setempat, kebijakan pemerintah daerah dan dewan perwakilanrakyat daerah masing-masing. Misalnya Daerah Khusus Ibukota Jakarta Rayamempunyai 29 Dinas, sementara provinsi Sumatra Utara mempunyai hanya19 Dinas.

Di tingkat provinsi di bentuk juga BKS Tripartit Regional, DewanPenelitian Pengupahan Daerah, Dewan Produktivitas Daerah, Dewan PelatihanKerja Daerah dan Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Daerah. Fungsiutama dewan-dewan tersebut diwaktu yang lampau adalah memberi sarankepada Gubernur dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenagakerja.Sekarang dewan-dewan tersebut bergabung menjadi Dewan KetenagakerjaanDaerah dengan fungsi utama memberi saran di bidang ketenagakerjaan kepadaGubernur dan Kepala Dinas di masing-masing provinsi.

DUKUNGAN PERSONIL

Sebelum bergabung menjadi Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi,masing-masing Departemen Tenagakerja dan Departemen Transmigrasi

40

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 41: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

mempunyai sekitar 20.000 karyawan termasuk 2.500 staf di masing-masingkantor pusat.

Dengan penerapan pemerintahan otonomi daerah para staf keduaDepartemen tersebut di tingkat provinsi dan kabupaten/kota diserahkan kepadapemerintah setempat. Sebagian staf dari kantor pusat juga telah dialihkan kekantor daerah. Oleh sebab itu pegawai yang masih tertinggal di DepartemenTenagakerja dan Transmigrasi pada awal pelaksanaan otonomi daerah adalah4.050 orang, diantaranya 338 orang bekerja di Direktorat Jenderal Pelatihandan Penempatan dan 338 orang di Direktorat Jenderal Hubungan Industrialdan Pengawasan Tenagakerja. Lihat Tabel 3.1.

Dengan demikian sebagian besar tenaga pengawas sudah ditempatkan dikantor pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Demikian juga sekitar156 Balai Latihan Kerja (BLK) dan lebih dari 3000 Instruktur Pelatihan telahdialihkan menjadi staf Pemerintah Daerah setempat.

DUKUNGAN ANGGARAN

Sejak Agustus tahun 2000 Departemen Tenaga Kerja dan Menteri NegaraTransmigrasi digabung menjadi Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi.Namun anggaran biaya gabungan baru efektif sejak tahun 2001. Penggabunganini kebetulan bersamaan dengan pelaksanaan pemerintah otonomi daerah.Dengan demikian anggaran biaya tahun 2001 dan 2002 diatur sebagai berikut:

a. Pegawai Departemen Tenagakerja dan Departemen Transmigrasi yangselama ini bekerja di daerah dialihkan ke pemerintah di tingkat provinsidan kabupaten/kota setempat. Gaji dan biaya rutin dibayar oleh masing-masing pemerintah setempat.

b. Biaya Pembagunan sebahagian dialokasikan oleh DepartemenTenagakerja dan Transmigrasi dan sebagian lagi dibebankan kepadaPemerintah Daerah setempat.

c. Anggaran Pendapatan Bukan Pajak dialokasikan sebagai budgettambahan untuk kegiatan tertentu, termasuk subsidi kegiatan lokandalam bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi.

Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.2, anggaran rutin meningkat dariRp 127 milyar dalam tahun 2001 menjadi Rp 191 milyar dalam tahun 2002.Jumlah ini digunakan untuk membayar gaji pegawai dan biaya rutin unit-unit di kantor pusat, beberapa unit pelaksana di beberapa provinsi, danmembiayai atase ketenagakerjaan di beberapa kantor kedutaan Indonesia diLuar Negeri.

Tabel 3.3 memperlihatkan anggaran pembangunan yang dialokasikanmenurut bidang kegiatan. Anggaran pembangunan meningkat dari Rp 450

41

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 42: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

milyar dari tahun 2001 menjadi Rp 956 milyar dalam tahun 2002. Sebahagianbesar anggaran pembangunan dialokasikan untuk membiayai proyektransmigrasi yaitu 81,7% dalam tahun 2001 dan 81,1% dalam tahun 2002.

Departemen Tenagakerja sebelum bergabung menerima pendapatan bukanpajak dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Misalnya pengusahayang mempekerjakan tenagakerja asing diwajibkan membayar US$ 100sumbangan per orang per bulan untuk biaya pelatihan bagi tenagakerjaIndonesia yang diberi tugas sebagai pendamping tenagakerja asing tersebut.Demikian juga pendapatan bukan pajak dialokasikan juga untuk mendukungkegiatan di bidang pengembangan tenagakerja dan pengawasan. Tabel 3.4.memperlihatkan alokasi penggunaan penerimaan bukan pajak untuk tahun2001 dan 2002.

Sejak tahun 2005, sistem alokasi anggaran diperbaharui. Anggaranpembangunan digabung dengan anggaran rutin. Anggaran DepartemenTenagakerja dan Transmigrasi tahun 2005 dan 2006 bertambah secara signifikanyaitu dalam tahun 2005 menjadi Rp 1,47 triliun dan dalam tahun 2006menjadi Rp 2,16 triliun. Lihat Tabel 3.5.

42

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 43: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 3.1

JUMLAH PEGAWAI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASIBERDASARKAN JENIS KELAMIN

Per Januari 2006

Unit Organisasi

T o t a l

Sekretariat Jenderal

Inspektorat Jenderal

Ditjen Pelatihan danPenempatan Tenaga KerjaDalam Negeri

Ditjen Penempatan TenagaKerja Luar Negeri

Ditjen PembinaanHubungan Industrial

Ditjen PembinaanPengawasan Ketenagakerjaan

Ditjen PemberdayaanSumber Daya KawasanTransmigrasi

Ditjen Mobilitas Penduduk

Badan Pelatihan danProduktivitas

Badan Penelitian danPengembangan danInformasi

Badan Nasional SertifikasiProfesi (BNSP)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

634

136

761

350

109

142

443

314

541

312

7

3.749

294

63

226

157

78

66

172

205

172

208

3

1.642

928

199

987

507

185

208

615

519

713

520

10

5.391

31,68

31,66

22,90

30,97

41,08

31,73

27,97

39,50

24,12

40,00

30,46

68,32

68,34

77,10

69,03

58,92

68,27

72,03

60,50

75,88

60,00

69,54

No. Laki-laki

% Perem-puan

% Total

43

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 44: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 3.2

ANGGARAN RUTIN DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI(Milyar Rupiah)

Sekretariat Jenderal

Inspektorat Jenderal

Direktorat Jenderal Pembinaan danPenempatan Tenagakerja Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Pembinaan danPenempatan Tenagakerja Luar Negeri

Direktorat Jenderal Hubungan Industrialdan Perlindungan Tenagakerja

Direktorat Jenderal PengembanganMasyarakat dan Kawasan Transmigrasi

Direktorat Jenderal Mobilitas Penduduk

Badan Penelitian dan Pengembangan

Badan Informasi Tenagakerja danTransmigrasi

Lembaga Pendidikan dan Pelatian Staff

Unit Pelaksana Daerah

Kantor Atase Tenagakerja

63,028

9,999

6,704

5,052

5,569

16,369

14,188

7,594

8,009

16,652

28,170

10,030

Bagian 2002

85,151

6,074

5,074

3,417

5,268

957

919

3,316

1,345

8,728

5,710

1,193

2001

T o t a l 127,152 191,364

Sumber : Anggaran Nasional 2001Anggaran Nasional 2002

44

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 45: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 3.3

PERKEMBANGAN ANGARAN DEPARTEMENTENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

(Milyar Rupiah)

Pelatihan dan Produktivitas

Pelayanan Tenagakerja

Hubungan Industrial dan PerlindunganTenagakerja

Transmigrasi

Perbaikan Administrasi

51,706

60,897

36,000

775,166

32,395

Sektor Pengembangan 2002

40,052

40,276

20,272

478,000

6,300

2001

T o t a l 584,900

Sumber : Rancangan Anggaran 2001 Rancangan Anggaran 2002

956,164

45

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 46: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 3.4

ANGGARAN PENDAPATAN BUKAN PAJAKDEPARTEMEN TENAGAKERJA DAN TRANSMIGRASI

(Milyar Rupiah)

Sekretariat Jenderal

Inspektorat Jenderal

Direktorat Jenderal Pelatihan danPenempatan Tenagakerja Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Pelatihan danPenempatan Tenagakerja Luar Negeri

Direktorat Jenderal Hubungan Industrialdan Perlindungan Tenagakerja

Badan Penelitian dan Pengembangan

Badan Informasi Tenagakerja danTransmigrasi

Lembaga Pendidikan dan Pelatian Staff

Unit Pelaksana Daerah

Bantuan Subsidi Kantor Daerah

16,254

2,687

53,593

7,500

8,629

3,352

3,365

14,954

15,775

38,233

Bagian 2002

11,799

1,550

54,322

17,011

11,037

2,133

1,257

3,783

5,267

39,033

2001

T o t a l 147,192 164,342

Sumber : Anggaran tahunan Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi,2001Anggaran tahunan Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi,2002

46

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 47: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Table 3.5

ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2005-2006(Dalam Milyar Rupiah)

Source : Sekretariat Jenderal Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi

151,919

21,664

58,716

156,354

73,203

50,827

25,610

89,260

89,872

33,204

238,279

36,837

293,847

88,055

183799

50,867

40,642

77,146

73,545

44,411

_

_

126,995

113,280

_

36,657

16,219

425,261

317,847

_

238,279

36,837

420,842

201,335

183,799

87,524

56,861

502,407

391,392

44,411

Sekretariat Jenderal

Inspektorat Jenderal

Ditjen P3

Ditjen PPTDN

Ditjen PPKLN

Ditjen PHI danJamsos

Ditjen Pengawasan

Ditjen P4T

Ditjen PPMKT

IRDI

151,919

21,664

58,716

322,454

73,203

74,277

40,110

316,277

378,354

33,204

_

_

_

166,100

_

23,450

14,500

227,017

288,482

_

Unit Kerja2005 2006

Pusat Daerah Total Pusat Daerah Total

T o t a l 750,629 719,550 1,470,1791,127,4281,036,2602,163,688

47

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 48: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

48

JABATAN PEJABAT

1 Sekretaris Jenderal Ir. Harry Heriawan Saleh, MSc

1.1 Kepala Biro Perencanaan Ir. Oon Kurniaputra, MA

1.2 Kepala Biro Keuangan Pagar Maruly Sitorus, SE, MA

1.3 Kepala Biro Organisasi dan H.A. Azis Rivai M, SH, MMKepegawaian

1.4 Kepala Biro Umum Totok Hariyanto, SH

1.5 Kepala Biro Hukum Andi Syahrul P, SH

1.6 Kepala Pusat Administrasi DR. Endang Sulistyaningsih,Kerjasama Luar Negeri SE, MSc

1.7 Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Drs. Djoko Mulyanto, MM

1.8 Kepala Pusat Pendidikan dan Dr. Ir. Muchtar Luthfie, MMAPelatihan Pegawai

1.9 Kepala Pusat Keselamatan Kerja Dr. Zulmiar Yanri, PhD, SpOkdan Hiperkes

2 Inspektur Jenderal Dr. Amrinal Baharuddin, MM

2.0 Sekretaris Inspektorat Jenderal Riyanti Endang Tri Widyastuti,SH

2.1 Inspektur I Eddy Saparli, AR, SH

2.2 Inspektur II Amril Saan, SH

2.3 Inspektir III Drs. Legowo S, MM

2.4 Inspektur IV Drs. Indra Suryanata, MM,Mhum

3 Direktur Jenderal Pembinaan Ir. Besar Setyoko, MMPelatihan dan Produktivitas

3.0 Sekretaris Jenderal Pembinaan Dra. Tati Hendarti, MAPelatihan dan Produktivitas

3.1 Direktur Standarisasi Kompetensi Drs. Mulyanto, MM dan Program Pelatihan

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PEJABAT ESELON I DAN II

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 49: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

49

3.2 Direktur Bina Instruktur dan Drs. Robert Bestral Sitorus,Tenaga Pelatihan MM

3.3 Direktur Bina Lembaga dan Drs. Susandi

Sarana Pelatihan Kerja

3.4 Direktur Bina Pemagangan Drs. Bagus Maryanto, MA

3.5 Direktur Produktivitas Ir. Afdaludin, MM

3.6 Kepala Sekretariat Badan Nasional Ir. Kustomo Usman, CES, MMSertifikasi Profesi

4 Direktur Jenderal Pembinaan Myra Maria Hanartani, SH,Penempatan Tenaga Kerja MADalam Negeri

4.0 Sekretaris Direktorat Jenderal Drs. Tjetje Al Anshori, MBAPembinaan Penepatan Tenaga KerjaDalam Negeri

4.1 Direktur Pembinaan Pasar Kerja Maruli Apul HasoloanTambunan

4.2 Direktur Pemenpatan Tenga Kerja Sri Handayaningsih, SH, MM

4.3 Direktur Penggunaan Tenaga Kunjung Masehat, SH, MMKerja Asing

4.4 Direktur Promosi Perluasan Drs. Muller Silalahi, MMKesempatan Kerja

4.5 Direktur Pengembangan Sistem Drs. Indro Warsito, MAPerluasan Kesempatan Kerja

5 Direktur Jenderal Pembinaan I Gusti Made Arke, Msipenempatan Tenaga KerjaLuar Negeri

5.0 Sekretaris Direktorat Jenderal Drs. Abdul Malik HarahapPembinaan PenempatanTanaga Kerja Luar Negeri

5.1 Direktur Sosilisasi dan Penyluhan Drs. Fifi Arianti P.B.Darmawan, MPM

5.2 Direktur Promosi dan Penempatan Drs. Ade Adam Noch

5.3 Direktur Kelembagaan Penempatan Drs. Adji Dharma

5.4 Direktur Perlindungan dan Advokasi Drs. Mardjono, MH

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 50: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

50

5.5 Direktur Pemberdayaan Tenaga Kerja Ir. Lisna Yoeliani Poeloengan,Luar Negeri MS, MM

6 Direktur Jenderal Pembinaan Dr. Muzni Tambusai, MScHubungan Industrial danJaminan Sosial Ketenagakerjaan

6.0 Sekretaris Direktorat Jenderal Masri Hasyar, SHPembinaan Hubungan Industrialdan jaminan Sosial Ketenagakerjaan

6.1 Direktur Persyaratan Kerja, L. Agus Suharmanu, Ssos, MMKesejahteraan dan AnalisisDiskriminasi

6.2 Direktur Kelembagaan dan Iskandar, SHPemasyarakatan Hubungan Industrial

6.3 Direktur Pengupahan dan Jaminan Drs. Sihar Lumban Gaol, MS

Sosial Ketenagakerjaan

6.4 Direktur Penyelesaian Perselisihan Drs. Gandi Sugandi, MMHubungan Industrial

7 Direktur Jenderal Pembinaan MSM Simanihuruk, SH, MMPengawasan Ketenagakerjaan

7.0 Sekretaris Direktorat Jenderal Drs. H. Adjat Daradjat, MsiPembinaan PengawasanKetenagakerjaan

7.1 Direktur Pengawasan Norma Syarifuddin Sinaga, SHKetenagakerjaan

7.2 Direktur Pengawasan Norma Nasrul Sjarief, SE, MEKeselamatan dan Kesehatan Kerja

7.3 Direktur pengawasan Norma Kerja Nur Asiah, SHPerempuan dan Anak

7.4 Direktur Pemberdayaan Pengawasan Pungky Widiatmoko, SSos, MsiKetenagakerjaan

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 51: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

51

8 Direktur Jenderal Pembinaan Dra. Dyah ParamawatiningsihPenyiapan Pemukiman danPenempatan Transmigrasi

8.0 Sekretaris Direktorat Jenderal Ir. M. Arsyad NurdinPembinaan Penyiapan Pemulinandan Penempatan transmigrasi

8.1 Direktur Perencanaan Teknis DR. Ir. Rukman Sardjadidjaja,pemuliman dan Perpindahan MMA

8.2 Direktur Penyediaan tanah Ir. Sugiarto Sumas, MTTransmigrasi

8.3 Direktur Pembangunan Ir. Paulus Rante Toding, MMPemukiman

8.4 Direktur Fasilitasi Perpindahan Drs. Mirwanto Manuwiyoto,Transmigrasi MM

8.5 Direktur Promosi, Investasi dan Dra. Ernawati, MMkemitraan

9 Direktur Jenderal Pembinaan Drs. Djoko Sidik Pramono,Pengembangan Masyarakat dan MMKawasan Transmigrasi

9.0 Sekretaris Direktorat Jenderal Ir. Timbul NurtjahjonoPembinaan PengembanganMasyarakat dan KawasanTransmigrasi

9.1 Direktur Perencanaan Teknis Ir. Prasetyoadi WarsonoPengembangan Masyarakatdan Kawasan

9.2 Direktur peningkatan Kapasitas Drs. Budi SantosoSumber Daya Manusia danmasyarakat

9.3 Direktur pengembangan Usaha DR. Ir. Suharyoto, MS

9.4 Direktur Pengembangan Sarana Ir. Hardy Benry Simbolon,dan Prasarana Kawasan MMA

9.5 Direktur Penyerasian Lingkungan Ir. Prasetyo, MEM

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 52: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

10 Kepala Badan Penelitian, Dr. Tjepy F. Aloewie, MScPengembangan dan Informasi

10.0 Sekretaris Badan Penelitian, Ir. Djuharsa M. Djajadihardja,Pengembangan, dan Informasi MM

10.1 Kepala Pusat Penelitian dan Drs. Suwito Ardiyanto,SH,Pengembangan Ketenagakerjaan MH

10.2 Kepala Pusat Penelitian dan Ir. Saraswati Soegiharto, MAPengembangan Ketransmigrasian

10.3 Kepala Pusat data dan informasi Drs. Togarisman NapitupuluKetenagakerjaan

10.4 Kepala Pusat Data dan Informasi Ir. Joseph Setyohadi, MPAKetransmigrasiaan

11 Kepala Badan Sertifikasi Profesi M. Moedjiman

Nasional

11.0 Sekretaris Badan Sertifikasi Ir. Kustomo Usman, CES, MMProfesi Nasional

11.1 Kepala Komisi Akreditasi

11.2 Kepala Komisi Perijinan

11.3 Kepala Promosi Organisasi,Kooperasi dan Promosi

11.4 Komisi Sertifikasi

11.5 Komisi Manajemen Kualifikasi

52

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 53: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

KETENTUAN KONSTITUSI

Dasar hukum administrasi ketenagakerjaan di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945, beberapa Undang-undang yang terkait, dan Konvensi-Konvensi ILO yang telah diratifikasi. Undang-Undang Dasar RepublikIndonesia didasarkan pada kelima Sila dari Pancasila yaitu : Ketuhanan YangMaha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatanyang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan,dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia memuat beberapa pasalyang mempunyai kaitan langsung dan tidak langsung dengan administrasiketenagakerjaan dan perumusan kebijakan ketenagakerjaan. Mukadimah atauPembukaan UUD memuat landasan Pancasila. Terutama tiga diantara lima(5) Sila tersebut mempunyai keterkaitan erat dengan administrasiketenagakerjaan yaitu : kemanusiaan yang adil dan beradab, kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, sertamewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disamping itu,beberapa pasal UUD tersebut dikutip di bawah ini.

!!!!! Pasal 27 ayat (2) - Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan danpenghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

!!!!! Pasal 28 - Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkanpikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan denganundang-undang.

!!!!! Pasal 28A - Setiap orang berhak untuk hidup serta berhakmempertahankan hidup dan kehidupannya.

BAB 4

PERUNDANG-UNDANGANKETENAGAKERJAAN

53

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 54: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

!!!!! Pasal 28B ayat (2) - Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasandan diskriminasi.

!!!!! Pasal 28C ayat (1) - Setiap orang berhak mengembangkan diri melaluipemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan danmemperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni danbudaya, demi meningkatkan kualitas hidup dan demi kesejahteraanumat manusia.

!!!!! Pasal 28C ayat (2) - Setiap orang berhak untuk memajukan dirinyadalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangunmasyarakat, bangsa, dan negaranya.

!!!!! Pasal 28D ayat (1) - Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yangsama di hadapan hukum.

!!!!! Pasal 28D ayat (2) - Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatimbalan dan perlakukan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

!!!!! Pasal 28E ayat (3) - Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

!!!!! Pasal 28H ayat (3) - Setiap orang berhak atas jaminan sosial yangmemungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusiayang bermartabat.

!!!!! Pasal 28I ayat (3) - Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yangbersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatperlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

!!!!! Pasal 31 ayat (1) - Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

!!!!! Pasal 34 ayat (2) - Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagiseluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidakmampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

STANDAR PERBURUHAN INTERNASIONAL

Hingga akhir tahun 2005, Indonesia telah meratifikasi tujuhbelas (17)Konvensi ILO, termasuk delapan (8) Konvensi Dasar dan dua (2) KonvensiPrioritas. Konvensi terseebut adalah:

Konvensi Inti

!!!!! Konvensi No. 87 tahun 1948 tentang Kebebasan Berserikat danPerlindungan Hak untuk Berorganisasi;

54

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 55: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

!!!!! Konvensi No.98 tahun 1949 tentang Hak Berorganisasi dan BerundingBersama;

!!!!! Konvensi No.29 tahun 1930 tentang Larangan Kerja Paksa;

!!!!! Konvensi No.105 tahun 1957 tentang Penghapusan Kerja Paksa;

!!!!! Konvensi No.100 tahun 1951 tentang Remunerasi yang Sama bagiPekerja Laki-laki dan Perempuan atas Pekerjaan yang Sama Nilainya;

!!!!! Konvensi No. 111 tahun 1958 tentang Larangan Diskriminasi dalamPekerjaan dan Jabatan;

!!!!! Konvensi No. 138 tahun 1973 tentang Usia Minimum untuk Bekerja;

!!!!! Konvensi No. 182 tahun 1999 tentang Larangan dan Tindakan SegeraMenghilangkan Bentuk Terburuk Mempekerjakan Anak;

Konvensi Umum

!!!!! Konvensi No. 19 tahun 1925 tentang Perlakuan yang Sama terhadapPekerja Nasional dan Asing;

!!!!! Konvensi No. 27 tahun 1929 tentang Pemberian Tanda Berat atasKemasan Berat yang Dikirim melalui Kapal;

!!!!! Konvensi No. 45 tahun 1935 tentang Mempekerjakan Perempuandalam Semua Bentuk Kerja Tambang;

!!!!! Konvensi No. 69 tahun 1946 tentang Sertifikasi Tukang Masak diKapal;

!!!!! Konvensi No. 88 tahun 1948 tentang Pelayanan Penempatan Kerja;

!!!!! Konvensi No. 106 tahun 1953 tentang Istirahat Mingguan diPerdagangan dan Perkantoran;

!!!!! Konvensi No. 120 tahun 1964 tentang Higiene Perusahaan diPerdagangan dan Perkantoran.

Konvensi Prioritas

!!!!! Konvensi No. 81 tahun 1947 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan;

!!!!! Konvensi No. 144 tahun 1976 tentang Konsultasi Tripartit.

55

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 56: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

PERUNDANG-UNDANGAN UTAMA

Diantara peraturan perundangan Indonesia yang penting berikut peraturanpelaksananya adalah:

!!!!! UU No. 3 tahun 1951 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan;

!!!!! UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

!!!!! UU No. 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Perusahaan;

!!!!! Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1981 tentang Perlindungan Upah;

!!!!! UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Pekerja;

!!!!! UU No. 11 tahun 1992 tentang Program Pensiun;

!!!!! UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh;

!!!!! UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

!!!!! UU No.2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan HubunganIndustrial;

!!!!! UU No. 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan PerlindunganTenagakerja di Luar Negeri;

!!!!! UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-undang No. 21 Tahun 2000

Hak untuk menjadi anggota atau mendirikan suatu organisasi merupakanhak dasar setiap pekerja yang dijamin dalam pasal 28 UUD. Hak dasar inijuga merupakan tema sentral dari Konstitusi ILO dan berbagai Konvensi ILOlainnya.

Undang-undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruhsangat monumental dalam pergerakan serikat pekerja/serikat buruh di Indonesiakarena Undang-undang tersebut memuat ketentuan dasar UUD dan KonstitusiILO dan ketentuan dasar dari Konvensi ILO yang sangat penting yaitu KonvensiNo. 87 tahun 1948 dan Konvensi No. 98 tahun 1949.

UU No. 21 tahun 2000 menyatakan bahwa satu serikat pekerja di satuperusahaan dapat didirikan oleh paling sedikit 10 orang pekerja di perusahaandimaksud. Serikat pekerja dapat dibentuk berdasarkan sektor atau bidang usaha,jenis jabatan atau kategori lain. Kebebasan berserikat juga memungkinkanpembentukan lebih dari satu serikat pekerja di suatu perusahaan. Setiap serikatpekerja dapat disusun dalam struktur hierarkhis, mulai dari tingkat perusahaanke tingkat kabupaten/kota, ke tingkat provinsi hingga ke tingkat nasional.Oleh karena itu paling sedikit lima (5) serikat pekerja dapat membentuk federasiserikat pekerja. Konfederasi serikat pekerja dapat dibentuk oleh paling sedikittiga (3) federasi serikat pekerja.

56

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 57: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Serikat pekerja yang secara resmi telah tercatat di kantor dinas tenagakerja,mempunyai hak untuk berunding dengan pengusaha untuk merumuskanperjanjian kerja bersama (PKB) dengan catatan bahwa serikat pekerja tersebuttelah memiliki anggota lebih dari 50% dari seluruh pekerja. Pengurus serikatpekerja juga berfungsi mewakili anggotanya di LKS Bipartit dan lembaga-lembaga lainnya.

Undang-undang No.13 Tahun 2003

Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mempunyaicakupan yang sangat luas. Undang-undang ini memuat isi dari 6 Ordonansidan 7 Undang-undang lama yang dicabut bersamaan dengan pemberlakuanUU No. 13 tahun 2003 ini. UU No. 13 tahun 2003 juga memberikan landasarhukum untuk beberapa bidang ketenagakerjaan, yaitu:

!!!!! Perencanaan Tenaga Kerja dan Informasi Ketenagakerjaan;

!!!!! Pelatihan Kerja;

!!!!! Penempatan Tenaga Kerja;

!!!!! Perluasan Kesempatan Kerja;

!!!!! Penggunaan TKA;

!!!!! Hubungan Kerja;

!!!!! Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan;

!!!!! Hubungan Industrial;

!!!!! PHK;

!!!!! Pembinaan;

!!!!! Pengawasan;

!!!!! Sanksi Tindak Pidana.

Undang-Undang No. 2 Tahun 2004

Berdasarkan UU No. 2 tahun 2004, perselisihan hubungan industrial yangselama ini diselesaikan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan (P4) Daerahdan P4 Pusat dialihkan untuk diselesaikan oleh Pengadilan HubunganIndustrial, yang dibentuk sebagai bagian dari Pengadilan Negeri di tingkatKabupaten/Kota. Namun Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) mempunyaikewenangan yang terbatas hanya untuk mengadili dan memutus perkara perdatadari perselisihan hubungan industrial, yaitu yang terkait dengan perselisihanhak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, danperselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

57

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 58: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Pihak yang tidak dapat menerima Keputusan PHI mengenai perselisihanhak dan perselisihan PHK, masih dapat naik banding langsung ke MahkamahKasasi Hubungan Industrial yang dibentuk sebagai bagian dari MahkamahAgung. Akan tetapi Keputusan PHI mengenai perselisihan kepentingan danperselisihan antar serikat pekerja sudah bersifat final, tidak dapat lagi dimintakannaik banding. Ini berarti bahwa sistem PHI jauh lebih sederhana danmembutuhkan waktu yang lebih pendek dari sistem lama dengan mekanismeP4D dan P4P.

Akan tetapi Pengadilan Hubungan Industrial tidak berwenang memeriksadan mengadili pelanggaran pidana di bidang hubungan industrial. UU No.13 tahun 2003 memuat sejumlah sanksi atas beberapa pelanggaran pidanadengan atau tanpa perselisihan perdata. PHI berwenang memeriksa danmengadili aspek perdata dari perselisihan hubungan industrial, akan tetapiaspek pidananya akan kembali diadili oleh Pengadilan Umum.

58

Page 59: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian

tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Dengandemikian penyelenggaraan pelatihan kerja harus diarahkan untuk memenuhikebutuhan riel masyarakat bisnis dan pasar kerja.

Pelatihan kerja diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja pemerintahyang telah memiliki tanda daftar atau lembaga pelatihan kerja swasta yangtelah memiliki izin dari instansi yang bertanggung kawab di bidang ketenagaker-jaan Kabupaten/Kota. Pelatihan dapat dilakukan dalam satu tempat pelatihankhusus, di tempat kerja dan atau Pelatihan Kerja Keliling. Pelatihan dapatjuga dalam bentuk pemagangan dalam perusahaan sendiri, di lembaga pelatihantertentu, atau di perusahaan yang lain. Setiap orang yang mengikuti pelatihanpemagangan harus mempunyai surat perjanjian tertulis dengan manajemenatau pengusaha. Perjanjian tersebut memuat hak dan kewajiban pengusahadan peserta pelatihan selama mengikuti dan sesudah pelatihan pemagangan.

Pasar kerja Indonesia ditandai dengan ketidakseimbangan permintaan danpenyediaan tenagakerja. Terdapat sejumlah lowongan kerja yang tidak terisibersamaan dengan jumlah pencari kerja yang jauh lebih besar. Pencari kerjatidak dapat mengisi lowongan kerja yang ada karena kualifikasi, kemampuandan keahlian mereka tidak sesuai dengan syarat jabatan yang diperlukan. Lebihdari 40% pengangguran adalah kelompok usia muda di bawah 25 tahun,terdiri dari lulusan dan putus sekolah SD, SLTP dan SLTA yang belummempunyai pengalaman kerja. Permintaan bagi kelompok tersebut sangat kecil.Karena itu program pelatihan diperlukan bukan hanya meningkatkan keteram-pilan kerja, tetapi juga mengembangkan kewirausahaan yang memungkinkanpeserta pelatihan untuk bekerja mandiri dan atau bekerja di sektor informal.

BAB 5

PELATIHAN KERJA

59

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 60: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

PENGEMBANGAN BALAI LATIHAN KERJA

Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi membina 162 Balai LatihanKerja (BLK) di seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan BLK pertama dimulaisejak awal tahun 1950-an di Surabaya, kemudian disusul dengan pembangunanBLK di Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Jakarta, dan Padang. BLKkhusus pertanian dibangun di Lembang (Jawa Barat), dan kemudian diKlampok dan Wonojati di Jawa Timur.

Sejak tahun 1967, dibangun beberapa BLK melalui bantuan dan kerjasamabilateral. BLK Industri di Monokwari (Irian Jaya) dibangun dengan bantuanUNDP/ILO. BLK Industri di Palembang dibangun melalui bantuan Pemerin-tah Federal Jerman, di Medan melalui bantuan Pemerintah Belanda, dan diMakssar melalui bantuan Pemerintah Jepang. BLK Kehutanan di Samarindadibangun melalui bantuan Pemerintah Kanada. Demikian juga BLK khususuntuk las dibangun di Condet (Jakarta) atas bantuan Pemerintah SelandiaBaru. Awal 1980-an, 15 BLK baru dibangun melalui bantuan Bank Dunia.

Sehingga sejak awal 1980-an Pemerintah Indonesia merasa perlu danmemutuskan untuk membangun 120 BLK baru di 120 Kabupaten/Kotadengan dana pinjaman Bank Dunia. BLK tersebut juga berfungsi sebagai homebase untuk menyelenggarakan pelatihan keliling hingga ke kecamatan dan desa.Juga dalam pertengahan tahun 1980-an, BLK untuk pendidikan instrukturdibangun di Jakarta melalui bantuan Pemerintah Jepang. Pemerintah Jermanmembantu perluasan BLK di Bandung, dan Pemerintah Republik Korea mem-bantu meningkatkan BLK di Banjar Baru (Kalimantan Selatan). Dalam akhirtahun 1990-an, satu BLK dibangun di Batam dan satu lagi di Serang (Banten).

Perlu dicatat bahwa beberapa Departemen lainnya di Indonesia jugamempunyai pusat-pusat pelatihan dan menyelenggarakan pelatihan bagipencari kerja. Di samping itu, Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi jugamencatat sekitar 13.000 lembaga pelatihan swasta.

Sejak tahun 2001, Depnakertrans mengelola 6 BLK sebagai UPT Pusatdan 2 Unit Pusat (Cevest dan Bandung) yang dipilih sebagai pusat pelatihaninstruktur, serta pusat penelitian dan pengembangan. Yang 154 BLK lainnyatelah diserahkan ke pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota dalamrangkan pelaksanaan pemerintahan otonomi daerah. Pada tahun 2005, 5 BLKUPTD diserahkan pengelolaannya ke pemerintah pusat, sehingga BLK yangdikelola oleh Depnakertrans menjadi 11 BLK.

PROGRAM PELATIHAN

BLK yang berjumlah 156 itu digolongkan dalam 4 Kelompok atau Tipe,yaitu Balai Besar Latihan Kerja, Tipe A, Tipe B dan Tipe C sebagai berikut :

60

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 61: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

! Balai Besar Latihan Kerja berjumlah 6 Balai.

! BLK Tipe A berjumlah 31, menyediakan program pelatihan kerja mulaidari tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat lanjutan. BLK TipeA juga digunakan sebagai tempat melatih para instruktur.

! BLK Tipe B berjumlah 20, menyediakan program pelatihan kerja untuktingkat dasar dan tingkat menengah;

! BLK Tipe C berjumlah 105, menyediakan program pelatihan kerjatingkat dasar dan sebagai pusat penyebaran pelatihan keliling.

61

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Setiap BLK dilengkapi dengan fasilitas pelatihan berupa ruangan kelasdan bengkel praktek kerja, peralatan dan mesin-mesin, dan lain-lain. BLKTipe A juga dilengkapi dengan asrama untuk peserta, fasilitas olah raga danfasilitas pendukung lainnya.

Program pelatihan keliling dilaksanakan untuk mencapai dan menyediakanpelatihan bagi tenagakerja yang tinggal jauh dari BLK, sehingga memperluaspelayanan pelatihan ke desa-desa dan daerah yang jauh dari BLK yang ada.

Departemen Tenagakerja sebelum pemerintahan otonomi daerahmenempatkan sekitar 3.200 orang instruktur untuk melayani seluruh BLKtersebut. Sekitar 1.000 orang diantaranya telah mengikuti program pelatihaninstruktur selama 18 bulan di luar negeri pada akhir tahun 1980-an.

Semua BLK tersebut sebenarnya mempunyai kapasitas melatih 200.000orang per tahun, suatu jumlah yang kecil dibandingkan dengan pertambahanangkatan kerja baru sekitar dua juta orang setiap tahun. Namun karena keter-batasan dana untuk pelatihan, jumlah yang dilatih terus menurun. Sebagaimanadilihat di Tabel 5.1, jumlah pencari kerja yang dilatih di BLK turun dari35.191 orang (17% kapasitas BLK) dalam tahun 1995 menjadi 17.120 orang(8,6%) dalam tahun 1999 dan hanya 5,536 orang (2,8%) dalam tahun 2000.

Dalam rangka meningkatkan pendayagunaan fasilitas BLK tersebut,Pemerintah juga mengundang dunia usaha dan lembaga pelatihan swasta untukmemanfaatkan fasilitas BLK dimaksud untuk melatih karyawan. Mereka dapat

Page 62: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

juga memanfaatkan para instruktur yang tersedia di BLK. Dengan kebijakanini, pendayagunaan BLK dapat ditingkatkan 20% dari kapasitas yang ada.

LEMBAGA PELATIHAN SWASTA

Lembaga swasta, umumnya dalam bentuk yayasan, mendirikan lembagapelatihan. Hingga akhir tahun 2005, sekitar 13.000 pusat pelatihan swastayang telah tercatat. Pemerintah perlu terus-menerus meningkatkan kualitaslembaga pelatihan tersebut melalui Badan Standardisasi Pelatihan Kerja dalammeningkatkan kompetensi tenaga kerja. Upaya ini perlu lebih lanjut didukungmelalui pembukaan program pelatihan oleh Dinas Tenagakerja di seluruhkabupaten/kota.

Pemerintah Kabupaten/Kota menerbitkan izin untuk mendirikan lembagapelatihan swasta berdasarkan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat sertakondisi lembaga pelatihan yang bersangkutan. Izin tersebut mencakup empat(4) kategori berikut ini :

! Kategori A untuk BLK yang sepenuhnya memenuhi semua persyaratanpelatihan diberi izin untuk masa 3 tahun, kemudian diperbaharui.

! Kategori B untuk BLK yang memenuhi sebagian besar persyaratanpelatihan diberi izin untuk masa 2 tahun, kemudian diperbaharui.

! Kategori C untuk BLK yang memenuhi baru sebagian kecil daripersyaratan pelatihan diberi izin sementara selama satu tahun.

! Kategori D diberikan kepada BLK swasta yang mempunyai fasilitaspelatihan yang sangat terbatas, didaftar sebagai BLK dalam prosespengembangan.

62

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Tabel 5.1

JUMLAH PENCARI KERJA YANG DILATIH DI BLK

Source : Profil Sumber Daya Manusia Indonesia, 2004

69,007

81,770

90,749

72,257

44,993

22,128

Tahun Jumlah

35,191

36,740

33,773

26,975

17,120

5,536

1995

1996

1997

1998

1999

2000

33,816

45,030

56,976

45,282

27,873

16,592

BLK Latihan Keliling

Page 63: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

BAB 6

PELAYANANKETENAGAKERJAAN

63

Tujuan utama Pelayanan Ketenagakerjaan adalah memfasilitasimempertemukan pencari kerja dan lowong kerja. Untuk itu, PelayananKetenagakerjaan perlu menghimpun informasi mengenai lowongan

kerja dan pencari kerja. Pelayanan Ketenagakerjaan mengupayakanmenempatkan pencari kerja mengisi lowongan yang paling sesuai denganketerampilan, kemampuan dan kompetensinya masing-masing, denganmemperhatikan kepentingan mereka sebagai manusia yang mempunyai harkatdan martabat. Setiap tenagakerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 64: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperolehpenghasilan yang layak untuk dapat hidup layak.

Pengusaha dapat merekrut pekerja secara langsung atau melalui PelayananKetenagakerjaan yang disediakan oleh Pemerintah, atau melalui perusahaanpenyalur tenagakerja swasta. Perusahaan penyalur tenagakerja swasta padadasarnya dilarang memungut biaya penempatan dari pencari kerja. PelayananKetenagakerjaan Pemerintah dan perusahaan penyalur tenagakerja swasta dapatmembuka pelayannnya hingga ke kabupaten/kota. Setiap perusahaandiwajibkan melaporkan kepada Dinas Tenagakerja semua lowongan kerja yangada dirinci menurut syarat jabatan yang diperlukan. Dalam waktu yang sama,Dinas Tenagakerja juga mencatat daftar pencari kerja, dirinci menurut kualifikasimasing-masing. Dinas Tenagakerja kemudian mencoba mencocokkan kualifikasipencari kerja dengan persyaratan lowongan kerja. Perusahaan tetap mempunyaiwewenang untuk menetapkan keputusan akhir untuk menerima atau menolakpencari kerja yang bersangkutan.

PENDAFTARAN PENCARI KERJA

Pencari kerja yang terdaftar terus bertambah dari 457.040 orang tahun1983 menjadi 1.542.522 orang tahun 1997, kemudian turun menjadi975.215 orang tahun 2000 bahkan tercatat hanya 324.810 orang tahun 2002.Penurunan jumlah pencari kerja terdaftar ini tidak dapat diartikan bahwa telahterjadi perbaikan pasar kerja dan perekonomian.

Penurunan pendaftar ini dapat mengindikasikan, pertama, bahwa banyakpencari kerja yang tidak tertarik lagi mendaftar ke Pelayanan Ketenagakerjaan(BPK), karena BPK ini relatif kurang berhasil menyalurkan pencari kerja mengisilowongan yang ada. Kedua, pencari kerja cenderung berusaha sendiri langsungmelamar ke perusahaan-perusahaan. Ketiga, terutama dalam 5 tahun terakhir,sudah semakin banyak perusahaan penyalur tenagakerja swasta yang ikutmenyalurkan pencari kerja ke perusahaan-perusahaan.

Tabel 6.1 memperlihatkan jumlah pencari kerja, lowongan kerja terdaftar,dan penempatan melalui BPK selama tahun 1983-2003. Tabel 6.2 memuatangka-angka pendaftaran pencari kerja, penempatan dalam tahun 2003 dirincimenurut provinsi.

Sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel 6.1, sebagian besar pencari kerjaterdaftar adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau SLTA (69,4%)dan lulusan perguruan tinggi (11,6%). Angka ini konsisten dengan tingkatpengangguran yang dikemukakan di Bab 2. Tingkat pengangguran di kalanganlulusan SLTA mencapai 17,97% dan di kalangan lulusan perguruan tinggisebesar 11,46%.

64

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 65: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 6.1

PENCARI KERJA, LOWONGAN DAN PENEMPATAN INDONESIA, 1983 - 2005

Sumber : Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi, Informasi Pasar Kerja,2005a) January - Oktober 2005

26.816.211.918.917.118.718.722.022.830.028.534.338.642.038.545.839.939.829.428.131.223.242.1

94,93290,71272,876

114,589122,387120,293167,346198,883282,357327,852352,616400,230398,300527,248492,705471,760395,214320,758

85,69755,35562,34175,22793,174

77.580.785.773.472.466.773.572.993.690.092.495.086.283.883.186.483.282.785.060.746.978.277.7

1983198419851986198719881989199019911992199319941995199619971998199920002001200220032004

2005a)

457,040695,666712,993827,172985,242961,800

1,214,1481,238,7171,324,6811,213,0181,338,9901,228,1591,198,2811,497,1591,542,5221,191,7451,191,750

975,215343,205324,810425,200414,223285,098

122,498112,421

85,039156,172168,969180,301227,539272,965301,553364,240381,495421,189462,257629,464593,153546,091475,260388,058100,845

91,242132,811

96,242119,905

TahunLowongan Kerja

(LK)PenempatanPencari

Kerja(PK)

Jumlah

20.813.010.213.912.412.513.816.021.327.026.332.633.235.231.939.633.232.925.017.014.718.232.7

%PK Jumlah %LK %PK

65

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 66: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 6.2

PENCARI KERJA, LOWONGAN DAN PENEMPATANMENURUT PROVINSI, 2003

3,26019,543

4,08722,56361,587

9,7701,517

42499,987

n.d.2,2437,024

32,1154,515

72,66221,329

n.d.20,41049,334

7,8036,739

27,0527,374

535,6541,664

394n.d.

4,150400n.d.

Sumber : Profil Sumberdaya Manusia Indonesia 2004

T o t a l

AcehSumatera UtaraSumatera BaratRiauJambiSumatera SelatanBengkuluLampungKepulauan RiauBangka BelitungJakarta RayaJawa BaratJawa TengahYogyakartaJawa TimurBantenBaliNusa Tenggara BaratNusa Tenggara TimurKalimantan BaratKalimantan TengahKalimantan SelatanKalimantan TimurSulawesi UtaraSulawesi TengahSulawesi SelatanSulawesi TenggaraGorontaloMalukuMaluku UtaraPapua

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.

Provinsi% RJS

PencariKerja(PK)

473,360

No.Number

LowonganKerja(LK)

n.d.3,667

613576

9,546756n.d.n.d.

31n.d.n.d.

1,05415,352

3,11513,831

3,949n.d.

20,19619,447

1,883980

1,4501,578

n.d.6,9991,512

n.d.n.d.

1,559n.d.n.d.

101,393

151747

2,697847n.d.

351,278

n.d.n.d.

3,13411,092

n.d.26,544

3,264n.d.

11,5243,1371,808

8021,8731,686

n.d.463

2,742n.d.n.d.589n.d.n.d.

-37.9924.63

110.5027.96

112.04n.d.n.d.

4122.58

n.d.n.d.

297.3472.25

n.d.191.92

82.65n.d.

57.0625.6062.7181.8476.45

487.07n.d.

66.24109.16

n.d.n.d.

37.78n.d.

0.317.133.693.314.388.67n.d.

8.2512.80

n.d.n.d.

44.6234.54

n.d.36.5315.30

n.d.56.46

6.3623.1711.90

6.92104.23

n.d.8.19

16.43n.d.n.d.

14.19n.d.n.d.

% RV

97,801 66,625 83.66 19.54

66

Penempatan

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 67: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

LOWONGAN KERJA

Sebagaimana dikemukakan di Bab 2, salah satu masalah besar yang dihadapiIndonesia terutama sejak krisis moneter tahun 1997 adalah penurunankesempatan kerja di sektor formal. Dengan demikian, lowongan kerja yangterdaftar juga terus berkurang dari 593.153 tahun 1997 menjadi hanya 91.243tahun 2002. Sebagaimana dapat dilihat di Tabel 6.1, jumlah lowongan kerjaterdaftar dalam tahun 2003 hanya 31,2 % dari jumlah pencari kerja yangterdaftar. Tabel 6.4 juga memperlihatkan bahwa kebanyakan lowongan kerjaterdaftar berada di sektor jasa-jasa (79,6%) dan di sektor pengolahan (9,6%).

67

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

PENGGUNAAN PELAYANAN KETENAGAKERJAAN

Sebagaimana dapat ditunjukkan melalui Tabel 6.1, Tabel 6.2 dan Tabel6.3, hanya 14,7% dari pencari kerja dalam tahun 2003 yang dapat disalurkandan ditempatkan. Alasan pertama adalah keterbatasan lowongan kerja yangtersedia. Sehingga kesempatan pencari kerja untuk diterima menjadi sangatkecil.

Namun demikian, walaupun jumlah lowongan kerja terdaftar relatif kecildibandingkan dengan jumlah pencari kerja, karena kualifikasi sebagian besarpencari kerja tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan jabatan. Misalnyadalam tahun 2003, hanya 62,341 orang atau 14,7% dari 425.200 orangpencari kerja yang memenuhi syarat mengisi 62.341 dari 132.811 lowonganyang terdaftar. Dengan kata lain, 70.470 lowongan lainnya tidak dapat diisioleh 362.859 orang pencari kerja, terutama karena kualifikasi mereka tidaksesuai dengan syarat jabatan yang diperlukan.

Page 68: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 6.3

PENCARI KERJA DAN PENEMPATAN MENURUTTINGKAT PENDIDIKAN, 2003

Sekolah Dasar

SLTP

SLTA

Diploma

Perguruan Tinggi

22,696(5.3%)

30,613(7.2%)

295,110(69.4%)

27,763(6.5%)

49,073(11.6%)

Penempatan

14,859

11,450

28,126

3,331

4,575

65.5

37.4

9.51

2.0

9.3

Total 425,255 62,341 14.7

Jumlah %Tingkat Pendidikan Pencari Kerja

Sumber : Profil Sumberdaya Manusia Indonesia 2004

68

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 69: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 6.4

LOWONGAN KERJA DAN PENEMPATANMENURUT SEKTOR, 2004

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik, Gas, Air

Konstruksi

Perdagangan

Transportasi

Keuangan

Jasa-jasa

18.588

2.254

30.978

317

2.209

8.175

991

1.740

39.120

Penempatan

10.009

1.703

19.016

64

1.104

4.905

281

936

27.279

Total 104.192 65.297

Sektor IndustriLowongan

Kerja

Sumber : Profil Sumberdaya Manusia Indonesia 2005

69

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 70: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...
Page 71: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

BAB 7

UPAH DAN JAMINAN SOSIAL

71

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Struktur dan tingkat upah di sebagian besar perusahaan di Indonesiaditetapkan oleh manajemen atau pengusaha. Bila di perusahaan telahterbentuk serikat pekerja, tingkat upah di perusahaan tersebut dapat

dipengaruhi hasil negosiasi antara pengusaha dan serikat pekerja.Tingkat upah di Indonesia pada umumnya masih rendah. Dalam tahun

2000, rata-rata nilai kebutuhan dasar di Indonesia sekitar Rp 300.000 perbulan. Dalam tahun itu, terdapat 31,5% pekerja di kota dan 52,1% pekerjadi desa yang menerima upah kurang dari Rp 300.000 per bulan. Lihat Tabel7.1 dan 7.2. Sebagian besar lulusan Sekolah Dasar menerima upah di bawahkebutuhan hidup minimum; 57,3% di daerah perkotaan dan 67,1% di daerahpedesaan.

Page 72: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

72

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untukmeningkatkan upah pekerja, antara lain dengan terus-menerus setiap tahunmeningkatkan upah minimum provinsi dan upah minimum provinsi sektoral.Ketentuan upah minimum di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1956.Dewan Penelitian Pengupahan Nasioal dibentuk tahun 1969 dengan anggotaterdiri dari wakil-wakil beberapa departemen, asosiasi pengusaha, serikatpekerja, dan perguruan tinggi. Sekarang ini, upah minimum telah ditetapkandi setiap provinsi dan di beberapa kabupaten/kota, termasuk untuk beberapasektor usaha.

Di setiap provinsi telah dibentuk Dewan Penelitian Pengupahan Daerah(DPPD) dengan anggota terdiri dari wakil-wakil pemerintah daerah, kantorDepartemen di daerah, asosiasi pengusaha, serikat pekerja dan perguruan tinggi.Dewan Penelitian Pengupahan Daerah mempunyai fungsi :

! Melakukan survei dan menghitung tingkat kebutuhan hidup layakuntuk pekerja lajang, pekerja berkeluarga dengan satu anak (K1), pekerjaberkeluarga dengan dua anak (K2), dan pekerja berkeluarga dengantiga anak (K3) dalam satu bulan;

! Melakukan survei terhadap kelompok perusahaan yang kurang mampu,dan menghitung kemampuan maksimum mereka untuk membayarupah;

! Menghitung Upah Minimum Provinsi (UMP) dengan memperhatikanUMP tahun sebelumnya, tingkat kebutuhan hidup layak, kemampuanperusahaan kelompok kurang mampu, dan tingkat inflasi.

Sebelum otonomi daerah, DPPD mengusulkan UMP kepada Gubernurdan Gubernur mengusulkan ke Menteri Tenagakerja untuk ditetapkan. Sebelumditetapkan, Menteri biasanya meminta pendapat DPPN. Sejak tahun 2002,Gubernur sendiri yang menetapkan UMP untuk daerahnya. Sebagaimanadapat dilihat di Tabel 7.1, UMP tahun 2005 pada umumnya masih rendah.UMP di 13 provinsi masih berada di bawah tingkat kebutuhan hidup layak.

Sesuai dengan Undang-undang No. 3 tahun 1992, Program Jaminan SosialTenagakerja (Jamsostek) bersifat wajib bagi semua pekerja, sebagai perlindunganterhadap kecelakaan kerja, kematian, usia tua, dan sakit. Dengan kata lain,program Jamsostek menyediakan jaminan kecelakaan kerja, santunan kematian,jaminan hari tua, dan asuransi kesehatan bagi pekerja dan keluarganya.

Program Jamsostek bersifat wajib bagi perusahaan yang mempekerjakan10 orang atau lebih. Program ini disusun dan dilaksanakan berdasarkan prinsiptolong-menolong dengan menggunakan cara perhitungan asuransi sosial.

Untuk dana kecelakaan kerja, setiap pengusaha harus membayar kontribusitergantung pada jenis pekerjaan dan intensitas risiko kecelakaan kerja. Iuranpengusaha semula berkisar dari 0,24% hingga 3,6% dari gaji setiap bulan,dan mulai tahun 1998 diturunkan menjadi 0,24% hingga 1,74% gaji setiap

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 73: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

73

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

bulan. Manfaat jaminan kecelakaan kerja bagi pekerja antara lain mencakup :

! Biaya pengobatan dan rumah sakit maksimum Rp 6,4 juta;

! Biaya transportasi ke dan dari rumah sakit sampai Rp 400.000,-;

! Kompensasi atas cacat total permanen sebesar 60 bulan gaji;

! Kompensasi selama pekerja untuk sementara tidak dapat bekerja :- 100% upah per bulan selama 120 hari pertama;- 75% upah per bulan selama 120 hari kedua;- 50% upah per bulan untuk periode berikutnya.

Untuk program kesehatan, pengusaha membayar 3% gaji setiap bulanbagi pekerja lajang dan 6% gaji setiap bulan bagi pekerja berkeluarga denganmaksimum 3 orang anak. Pekerja dan keluarganya akan mendapat manfaatuntuk mencakup biaya:

! Pemeriksaan kesehatan oleh dokter umum dan dokter spesialis;

! Penyediaan obat;

! Pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan dokter;

! Pemeriksaan gigi dan mata;

! Rawat inap (rumah sakit) dan rawat darurat;

! Prothese, orthose, dan kacamata.

Untuk jaminan hari tua, pekerja membayar iuran 2% gaji setiap bulandan pengusaha membayar 3,7% gaji setiap bulan. Pekerja akan menerimamanfaat saat pensiun dalam umur 55 tahun atau bila tidak dapat lagi bekerjasecara permanen karena kecelakaan kerja. Keluarga pekerja akan menerimamanfaat jaminan hari tua bila pekerja meninggal dunia sebelum usia pensiun.

Untuk santunan kematian, pengusaha membayar iuran 0,5% gaji setiapbulan. Sejak tahun 1998, iuran tersebut diturunkan menjadi 0,3% gaji setiapbulan. Bila pekerja meninggal dunia, keluarganya menerima santunan sebesarRp 2,4 juta.

Berdasarkan UU No. 11 tahun 1992, pengusaha diminta mengikutsertakansemua pegawainya dalam program pensiun. Untuk itu, setiap pekerja membayariuran antara 4 sampai 7 persen gaji setiap bulan dan pengusaha juga membayariuran antara 4 sampai 7 persen gaji setiap bulan. Pekerja menerima manfaatpensiun pada saat usia pensiun 55 tahun.

Page 74: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

74

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Tabel 7.1

UPAH MINIMUM PROVINSI DAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAKINDONESIA, 2006

(Rp 1.000)

AcehSumatera UtaraSumatera BaratRiauKepulauan RiauJambiSumatera SelatanBangka BelitungBengkuluLampungJakarta RayaJawa BaratBantenJawa TengahYogyakartaJawa TimurBaliKalimantan BaratKalimantan TengahKalimantan SelatanKalimantan TimurSulawesi SelatanSulawesi TengahSulawesi TenggaraSulawesi UtaraSulawesi BaratNusa Tenggara BaratNusa Tenggara TimurMalukuMaluku UtaraGorontaloPapua

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.

No. Provinsi UMP/KHLUMP

Source : Direktorat Jenderal Hubungan Industrial

105.81100.097.2173.1776.6798.5770.8189.6488.0585.6698.5382.5090.0077.3068.3067.2468.7384.6374.62101.091.7590.9893.50100.0103.2290.9882.0265.2

53.4057.0077.8287.40

820.0737.8650.0637.0760.0563.0604.0640.0526.0505.0819.1447.6661.6450.0460.0390.0510.0512.0634.3536.3701.6612.0575.0573.4713.5612.0550.0550.0575.0528.0527.0822.2

775.0737.8668.7870.6991.2571.1853.0714.0586.0589.5831.3542.6735.1582.1673.5580.0742.0605.0850.0597.9764.7672.6615.0573.4691.2672.6570.0670.61.076.7926.3677.1941.1

KHL

Page 75: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Indonesia menghadapi masalah tingkat pengangguran yang tinggi danketerbatasan kesempatan kerja di dalam negeri. Oleh sebab itu Indonesiaperlu memanfaatkan kesempatan kerja di luar negeri terutama kesempatan

yang terbuka di Malaysia dan Timur Tengah. Karena pendidikan sebagianbesar angkatan kerja Indonesia masih rendah, maka mereka pada umumnyaterserap hanya di sektor informal.

Dalam waktu yang sama, Indonesia juga mempekerjakan sejumlahtenagakerja asing, terutama sejak Indonesia mengundang investor asing di awaltahun 1970-an untuk ikut mendukung pembangunan. Tenagakerja asingterpaksa dilibatkan karena berkaitan dengan pemilikan modal dan manajemen,penerapan teknologi maju yang membutuhkan tenaga ahli, untuk mendukungpemasaran internasional serta karena kelangkaan tenaga ahli Indonesia. Dengankata lain, tenagakerja asing dipekerjakan untuk jabatan-jabatan tertentu danuntuk periode tertentu pula.

PENGIRIMAN TENAGAKERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI

Indonesia mempunyai hubungan historis dan sangat dekat dengan Malaysiakarena kesamaan asal-usul dan bahasa, bertetangga dekat, kesamaan budayadan agama. Banyak warga negara Malaysia yang masih mempunyai famili diIndonesia dan tetap memelihara hubungan dengan mereka. Melalui hubunganfamili seperti itu, banyak warga negara Indonesia yang tertarik dan mudahmemperoleh pekerjaan di Malaysia secara individual dan mengurus sendiri.

Sejak awal tahun 1980-an, Indonesia menghadapi tekanan peningkatanjumlah penganggur, sementara perekonomian Malaysia bertumbuh dengancepat. Malaysia membutuhkan banyak tenagakerja terutama untuk sektor

BAB 8

PEKERJA MIGRAN

75

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 76: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

perkebunan, bangunan dan pembantu rumah tangga. Dalam rangkamengupayakan persiapan dan perlindungan yang lebih baik, kedua negarasepakat untuk memobilisasi tenagakerja Indonesia ke Malaysia melaluiperusahaan penyalur jasa tenagakerja. Jumlah tenagakerja Indonesia yangdikerahkan ke Malaysia menjadi terus meningkat dari 29.715 orang dalamtahun 1995 menjadi 317.685 orang dalam 1997. Akibat krisis ekonomi yangmelanda kedua negara ini, jumlah pengiriman tenagakerja tersebut turunmenjadi hanya 95.033 orang dalam tahun 1998 dan dengan lambat naik lagimenjadi 127.175 orang dalam tahun 2004. Lihat Tabel 8.1. Dalam tahun2001 diperkirakan sekitar satu juta orang tenagakerja Indonesia yang masuksecara resmi dan bekerja di Malaysia dan sekitar 500.000 orang yang masukdan bekerja secara tidak resmi.

Dengan lonjakan harga minyak dalam awal tahun 1970-an, perekonomiannegara-negara Timur Tengah sebagai penghasil minyak terbesar di duniameningkat dengan sangat cepat. Mereka membutuhkan sangat banyaktenagakerja yang kemudian didatangkan dari Asia yaitu dari Filipina, India,Pakistan, Banglasesh, Sri Lanka, dan Indonesia. Dalam tahun 2000, Indonesiamengirimkan 130.114 orang tenagakerja Indonesia ke Timur Tengah, sekitar90% dari mereka ditempatkan di Arab Saudi. Yang lainnya bekerja di Emirat,Kuwait, dan lain-lain. Sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel 8.2, sebagianbesar tenagakerja Indonesia yang bekerja di luar negeri ditempatkan di Malaysiadan Arab Saudi.

Lebih dari 50% tenagakerja Indonesia yang dikirim ke Malaysia adalahperempuan, sementara yang dikirim ke Timur Tengah terdiri dari 90%perempuan. Disamping pengiriman tenagakerja Indonesia (TKI) ke Malaysiadan Timur Tengah, Indonesia juga mengirim TKI ke Brunei Darussalam,Hongkong, Korea Selatan, Singapur, Taiwan, dan ke beberapa negara di Eropa.Lihat Tabel 8.2. Sebagaimana dapat dilihat di Tabel 8.3, sekitar dua pertigaTKI yang dikirim ke Malaysia bekerja di sektor formal terutama di perkebunandan bangunan. Sebaliknya, 90% TKI yang dikirim ke Arab Saudi bekerja disektor informal, pada umumnya sebagai pembantu rumah tangga.

76

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 77: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 8.1

JUMLAH TKI YANG DIKIRIM BEKERJA DI LUAR NEGERI

29,712

38,652

317,685

95,033

169,177

191,700

110,490

152,680

89,439

127,175

77,161

120,603

220,162

502,977

380,173

427,654

457,876

339,200

481,696

293,694

380,690

152,993

Sumber : Direktorat Jenderal Penempatan Tenagakerja Luar Negeri

Ke Timur Tengah Ke NegaraLain

Tahun Jumlah

47,524

122,564

126,347

193,937

154,636

130,114

121,388

241,961

183,770

219,699

50,589

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005a)

43,367

58,946

58,945

91,203

103,841

136,062

107,322

87,055

20,485

33,816

25,243

Ke Malaysia

a) Januari - Juni 2005

77

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 78: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 8.2

JUMLAH YANG DIKIRIM BEKERJA DI LUAR NEGERITAHUN 2004

2,515

2

2,416

62,658

33

810

85

1,235

94

14,156

54

0

17

Total

3,988

14,181

508

64,517

9,098

159

0

14,754

39

189,290

77

4

0

Sumber : Direktorat Jenderal Penempatan Tenagakerja Luar Negeri

Brunei Darussalam

Hongkong

Korea

Malaysia

Singapura

Taiwan

Negara Asia Lain

Kuwait

Emirat Arab

Saudi Arabia

Negara Timur Tengah Lain

Neagra Eropa

Negara-negara Lainnya

Laki-laki PerempuanNegara Tujuan Jumlah

380,690296,615

6,503

14,183

2,924

127,175

9,131

969

85

15,989

133

203,446

131

4

17

84,075

78

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 79: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Table 8.3

PENGIRIMAN TKI KE LUAR NEGERI MENURUTJENIS KELAMIN DAN SEKTOR, 2004

Sumber : Direktorat Jenderal Penempatan Tenagakerja Luar Negeri

116,247

68,648

47,599

264,443

15,427

249,016

380,690

84,075

296,615

Sektor Formal

Laki-laki

Perempuan

Sektor Informal

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

115,306

68,022

47,284

45,664

497

45,167

160,970

68,519

92,451

20

17

3

1

-

1

21

17

4

921

609

312

218,778

14,930

203,848

219,699

15,539

204,160

TimurTengah

NegaraLainAsia PasifikUraian Jumlah

79

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 80: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Mereka yang bekerja di sektor informal pada umumnya kurang mendapatperlindungan. Banyak diantara mereka yang mengalami penyiksaan danperlakukan kasar. Dalam rangka meningkatkan perlindungan TKI di luar negeri,Indonesia baru saja memberlakukan UU No. 39 tahun 2004 tentangPenempatan dan Perlindungan Tenagakerja Indonesia di Luar Negeri. UUNo. 39 tahun 2004 memuat rincian persyaratan bagi TKI, perusahaan pengerahTKI dan tanggungjawab Pemerintah dalam pengiriman TKI tersebut.

Sebagaimana diatur dalam UU No. 39 tersebut, setiap TKI yang akandikirim bekerja di luar negeri harus :

! Berumur 18 tahun atau lebih;

! Mempunyai pendidikan paling rendah SLTP;

! Tidak sedang hamil;

! Memiliki sertifikat kompetensi.

Demikian juga Perusahaan Jasa TKI di Indonesia diharuskan :

! Memiliki fasilitas pelatihan;

! Melatih calon TKI sebelum diberangkatkan di bidang pekerjaan teknis,bahasa dan budaya;

! Memiliki Perusahaan Jasa Tenagakerja sebagai mitra kerja di negaratujuan.

TENAGAKERJA ASING

Sebagian besar tenagakerja asing (TKA) yang bekerja di Indonesia berkaitandengan investasi modal luar negeri. Undang-undang Penanaman Modal LuarNegeri dan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri membukapeluang bagi perusahaan di Indonesia mempekerjakan TKA:

! Berkaitan dengan pemilikan dana investasi, yang bertugas memonitordan mengawasi penggunaan dana dan jalannya usaha;

! Sebagai manajer khususnya di bidang produksi dan penerapan teknologimaju, keuangan dan atau pemasaran;

! Sebagai tenaga profesional, supervisi dan operator bila tenaga dengankeahlian seperti itu berlum tersedia di Indonesia.

Tingkat upah di Indonesia pada umumnya rendah. Dengan tingkat upahseperti itu, TKA tentu tidak tertarik untuk bekerja di Indonesia. Akan tetapidengan alasan tenagakerja langka, TKA biasanya dibayar dengan sangat mahal.Akibatnya, perusahaan sebenarnya dibebani biaya besar dalam mempekerjakanTKA.

80

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 81: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Untuk melindungi perusahaan dari biaya yang demikian besar, perusahaandidorong untuk tidak menggunakan banyak TKA antara lain melalui prosedurberikut ini:

! Setiap pengusaha yang bermaksud mempekerjakan TKA harusmenyusun Rencana Penggunaan Tenagkerja Asing (RPTKA) yangdisahkan oleh Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi setelahmendapat rekomendasi dari Departemen atau instansi yang terkait;

! Pengusaha dapat mempekekerjakan TKA setelah memperoleh izin kerjadari Departemen Tenagakerja dan Transmigrasi;

! Izin kerja TKA diterbitkan berdasarkan RPTKA yang telah disahkan.

Hingga beberapa tahun sebelum krisis ekonomi tahun 1997, jumlah TKAyang bekerja di Indonesia terus meningkat. Tabel 8.4 memperlihatkan bahwaTKA yang diperkerjakan di Indonesia meningkat dari 41.422 orang dalamtahun 1994 menjadi 48.658 orang dalam tahun 1996, akan tetapi terus turunmenjadi 37.192 orang dalam tahun 1997 dan menjadi hanya 14.713 orangdalam tahun 2000. Jumlah ini meningkat menjadi 28.073 orang dalam tahun2005.

81

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 82: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Table 8.4

JUMLAH TKA YANG BEKERJA DI INDONESIA

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

11,053

11,874

11,163

12,969

12,929

8,275

7,455

12,105

15,925

19,111

25.227

8,254

13,624

12,663

8,762

7,808

9,338

5,520

8,875

7,889

5,146

14.276

8,293

8,254

8,281

5,409

3,502

2,102

1,007

699

680

218

2.435

13,822

23,407

16,551

10,052

8,984

9,293

731

2,640

1,219

3,598

924

Sumber : Profil Sumberdaya Manusia Indonesia 2005

41,422

57,159

48,658

37,192

33,223

29,008

14,713

24,319

25,713

28,073

42.862

Manajer Supervisor OperatorProfesionalTahun Jumlah

82

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 83: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

BAB 9

HUBUNGAN INDUSTRIAL

83

Hubungan industrial adalah hubungan antar semua pemangkukepentingan dalam suatu perusahaan, yaitu pengusaha danmanajemen, pekerja dan serikat pekerja, perusahaan lain sebagai

pamasok atau pengguna, konsumen, pemerintah dan masyarakat padaumumnya. Semua pemangku kepentingan tersebut mengharapkan perusahaandimaksud terus berlangsung dan berhasil. Pengusaha bertanggungjawabmenjaga keamanan dari asetnya. Bagi pekerja, perusahaan merupakan sumberpekerjaan, sumber penghasilan, serta tempat untuk mengembangkanketerampilan dan kariernya. Oleh sebab itu untuk memelihara kepentinganmereka terutama pengusaha dan pekerja di suatu perusahaan harus bekerjasamasebagai mitra untuk membangun hubungan industrial yang aman danharmonis.

Hubungan Industrial di Indonesia dewasa ini ditandai dengan reformasipolitik dan pertambahan jumlah serikat pekerja yang sangat besar. Dilain pihakdunia usaha masih menghadapi masalah besar sebagai dampak dari krisisekonomi yang berkepanjangan. Sebagai tambahan Indonesia baru sajameratifikasi 8 Konvensi Dasar ILO. Semua hal tersebut menuntut perlunyareformasi hubungan industrial di Indonesia.

Hubungan Industrial di suatu perusahaan dilaksanakan melalui beberapasarana antara lain : Badan Kerjasama Bipartit, Peraturan Perusahaan atauPerjanjian Kerja Bersama Serikat Pekerja dan Asosiasi Pengusaha, BadanKerjasama Tripartit, Lembaga Penyelesaian Perselisihan, dan sejumlah peraturanperundang-undangan ketenagakerjaan.

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 84: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

84

BADAN KERJASAMA BIPARTIT

Badan Kerjasama Bipartit adalah suatu forum bagi wakil pengusaha danwakil pekerja atau serikat pekerja di suatu perusahaan yang berfungsi membahasdan menyelesaikan masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial.Badan Kerjasama atau BKS Bipartit mempunyai peranan dan fungsimembangun hubungan industrial yang aman dan harmonis, meningkatkanproduktivitas, merumuskan ketentuan dan disiplin kerja di perusahaan,menampung saran-saran dan keluhan para pekerja, dan menilai pelaksanaanperaturan perusahaan atau pejanjian kerja bersama. Melalui BKS Bipartit dialogantara pengusaha dan wakil pekerja dapat diintensifkan, salah paham danperbedaan persepsi dapat dihilangkan.

Setiap perusahaan yang mempekerjajan 50 orang atau lebih wajibmembentuk BKS Bipartit. Jumlah wakil setiap unsur di BKS Bipartit bolehbervariasi antara 6 sampai 20 orang, tergantung pada skala perusahaan, jumlahpekerja dan struktur organisasi perusahaan. Bila di perusahaan belum terbentukserikat pekerja, maka wakil pekerja dalam BKS Bipartit harus dipilih sacarademokratis dari dan oleh semua pekerja.

Bila di suatu perusahaan terdapat hanya satu serikat pekerja, dan semuapekerja telah menjadi anggota dari serikat pekerja tersebut, maka pengurusserikat pekerja dan anggota lain yang ditunjuk dapat mewakili seluruh pekerjadi BKS Bipartit. Akan tetapi bila di suatu perusahaan terdapat lebih dari satuserikat pekerja dan atau sebagian pekerja belum menjadi anggota serikat pekerja,maka wakil mereka di BKS Bipartit harus ditunjuk atau dipilih secaraproporsional menurut jumlah anggota. Keanggotaan di BKS Bipartit adalahuntuk 2 tahun dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya.

BKS Bipartit yang baru didirikan harus didaftar di Dinas Tenagakerja.Setiap perubahan anggota BKS Bipartit juga harus dilaporkan kepada DinasTenagakerja. BKS Bipartit harus melakukan pertemuan paling sedikit satu kalisebulan. Hingga bulan Maret 2005, BKS Bipartit telah didirikan di 7.868perusahaan di 26 provinsi. Lihat Tabel 9.1.

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 85: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

No.

203370214271187241130157915

1,001483234

1,24826011599

16829522523988

10913527990

107

AcehSumatere UtaraSumatera BaratRiauJambiSumatera SelatanBengkuluLampungJakarta RayaJawa BaratJawa TengahYogyakartaJawa TimurBaliNusa Tenggara BaratNusa Tenggara TimurKalimantan BaratKalimantan SelatanKalimantan TengahKalimantan TimurSulawesi UtaraSulawesi TengahSulawesi TenggaraSulawesi SelatanMalukuIrian Jaya

Tabel 9.1

JUMLAH BKS BIPARTIT DI INDONESIA, 2002

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.

JumlahProvinsi

7,868

Source : Direktorat Jenderal Hubungan Industrial

Jumlah

85

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 86: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

PERKEMBANGAN SERIKAT PEKERJA

Serikat pekerja mempunyai peranan penting bukan saja untuk mewujudkanhak pekerja atas kebebasan berserikat, akan tetapi sebagai mitra pengusahauntuk membangun dan melaksanakan hubungan industrial yang harmonis disuatu perusahaan. Setiap serikat pekerja pada umumnya melaksanakan fungsi-fungsi berikut ini:

! Menampung aspirasi dan keluhan para anggota dan menyampaikannyakepada manajemen atau pengusaha secara langsung atau melalui BKSBipartit;

! Mewakili pekerja di BKS Bipartit untuk merumuskan Perjanjian KerjaBersama;

! Mewakili pekerja di berbagai lembaga ketenagakerjaan;

! Memperjuangkan kepentingan anggota secara langsung kepadapengusaha atau melalui BKS Bipartit atau lembaga lain;

! Membantu penyelesaian perselisihan;

! Meningkatkan disiplin pekerja dan motivasi kerja para anggota;

! Bersama pemangku kepentingan lainnya membangun hubunganindustrial yang aman dan harmonis.

Undang-Udang Dasar Republik Indonesia menjamin hak dasar pekerjauntuk mendirikan dan atau menjadi anggota serikat pekerja. Indonesiatelah meratifikasi Konvensi dasar ILO No. 87 tahun 1948 tentang KebebasarnBerserikat dan Perlindungan Hak Berorganisasi, dan Konvensi No. 98 tahun1949 tentang Hak Berorganisasi dan Berunding Bersama. Demikian juga UUNo. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja memuat hak penuh pekerja untukmendirikan dan atau menjadi anggota serikat pekerja atas pilihan sendiri secarasukarela, tanpa tekanan dari pengusaha, pemerintah atau serikat pekerja sendiri.

UU No. 21 tahun 2000 menyatakan bahwa serikat pekerja di suatuperusahaan dapat didirikan oleh paling sedikit 10 orang pekerja di perusahaandimaksud. Setiap pekerja tidak dibenarkan menjadi anggota dari lebih darisatu serikat pekerja. Setiap serikat pekerja harus terbuka untuk semua pekerjamenjadi anggota dan memperjuangkan kepentingan pekerja tanpa diskriminasiyang didasarkan pada aliran politik, agama, suku dan jenis kelamin.

Setiap serikat pekerja, federasi dan konfederasi serikat pekerja harusmempunyai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Satu serikat pekerjayang mempunyai struktur dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota hinggake tingkat perusahaan, dapat mempunyai satu anggaran dasar dan satu anggaranrumah tangga. Demikian juga satu federasi serikat pekerja dapat mempunyaihanya satu anggaran dasar dan satu anggaran rumah tangga yang berlaku

86

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 87: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

untuk semua serikat pekerja anggota dan untuk semua tingkat. Anggaran dasarserikat pekerja harus paling sedikit memiliki :

! Nama dan logo serikat pekerja,

! Dasar, asas dan tujuan organisasi,

! Tempat kedudukan atau domisili,

! Ketentuan keanggotaan dan kepengurusan,

! Sumber dana dan pertanggungjawaban penggunaannya,

! Bentuk dan struktur organisasi,

! Ketentuan melakukan perubahan anggaran dasar dan rumah tangga.

Pembentukan serikat pekerja, federasi dan konfederasi serikat pekerja harusdicatatkan kepada Dinas Tenagakerja setempat. Pencatatan tersebut harusmemuat informasi mengenai :

a. Daftar dan nama pendiri serikat pekerja,

b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serikat pekerja,

c. Susunan dan nama pengurus.

Pembentukan serikat pekerja di Indonesia telah dimulai sejak menjelangakhir pemerintahan kolonial Belanda. Serikat pekerja pertama didirikan adalahAsosiasi Pegawai Pemerintah Belanda di Indonesia dalam tahun 1897, kemudiandisusul dengan Serikat Pekerja Pos dalam tahun 1905, dan Serikat PekerjaPabrik Gula dalam tahun 1906, Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunandalam tahun 1907 dan Serikat Pekerja Kereta Api dalam tahun 1908. Sebelumkemerdekaan Indonesia, gerakan sebagian besar serikat pekerja sangat dekatdengan gerakan politik dan pada umumnya berorientasi politik.

87

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 88: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Setelah kemerdekaan, sebahagian besar serikat pekerja tetapmempertahankan orientasi politik. Mereka kurang memberikan perhatian untuksecara langsung meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.Sebahagian besar serikat pekerja memfokuskan kegiatannya mengenai politik.Di banyak perusahaan didirikan lebih dari satu serikat pekerja, masing-masingmempunyai fungsi utama memobilisasi pekerja untuk menjadi anggota partaipolitik tertentu. Dengan kondisi seperti itu, perjuangan serikat pekerja menjadilemah dan kurang efektif dalam memperjuangkan kepentingan dankesejahteraan pekerja. Orientasi politik serikat pekerja seperti itu terus bertahansampai awal era Orde Baru akhir tahun 1960-an.

Dalam awal 1970-an, Indonesia berhasil menyederhanakan jumlah partaipolitik melalui penggabungan atau fusi. Penyederhanaan partai politik ini diikutioleh para pimpinan serikat pekerja. Pada tanggal 20 Februari tahun 1973 parapemimpin seluruh serikat pekerja pada waktu itu sepakat untuk menyatakanDeklarasi Persatuan Pekerja Seluruh Indonesia dengan ketentuan berikut ini :

! Semua gerakan serikat pekerja harus bebas dari pengaruh dan interfensipartai politik;

! Semua serikat pekerja harus memfokuskan kegiatannya di bidang sosialdan ekonomi untuk kepentingan dan kesejahteraan pekerja dankeluarganya;

! Semua serikat pekerja yang ada harus disusun kembali berdasarkansektor atau sub sektor ekonomi;

! Di setiap perusahaan hanya boleh didirikan satu serikat pekerja;

! Semua serikat pekerja yang ada bergabung dan disusun menjadi FederasiBuruh Seluruh Indonesia (FBSI).

Segera setelah krisis moneter tahun 1997, telah terjadi gerakan reformasipolitik di Indonesia dalam tahun 1998 yang kemudian menjatuhkanpemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Dalam mengantisipasipemilihan umum yang akan dilaksanakan, banyak partai politik yang berdiri.Reformasi politik ini telah menstimulasi reformasi serikat pekerja di Indonesia.Dengan kejadian reformasi politik, banyak pekerja di Indonesia merasamemperoleh kembali hak-haknya untuk berorganisasi secara bebas. Jumlahserikat pekerja tiba-tiba melonjak. Menjelang akhir 2004 terdapat lebih dari80 federasi serikat pekerja yang didaftarkan di Departemen Tenagakerja danTransmigrasi, disamping itu masih terdaftar lebih dari 100 serikat pekerjatingkat nasional non federasi.

Akan tetapi setelah dilakukan verifikasi ke anggotaan serikat pekerjamenjelang akhir tahun 2005 terdapat hanya 35 federasi serikat pekerja yangmemenuhi syarat dan 31 serikat pekerja tingkat nasional non federasi.Seluruhnya mempunyai serikat pekerja basis di 10.230 perusahaan. Disamping

88

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 89: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 9.2

JUMLAH ANGGOTA SERIKAT PEKERJA, 2005

1. Konfederasi SPSI 16 6,122 1,657,244

2. Konfederasi SPSI 8 1,121 793,874Reformasi

3. Konfederasi SBSI 8 1,307 227,806

4. Federasi SP Lainnya 3 833 269,509

5. SP Non Federasi 31 847 403,714

6. SP Tingkat Perusahaan - 1,237 305,959

Jumlah 64 11,467 3,388,597

No.

Sumber : Direktorat Jenderal Hubungan Industrial

89

AnggotaNo. of

CompanyTingkat

NasionalSerikat Pekerja

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

itu masih terdapat 10.237 serikat pekerja tingkat perusahaan yang tidakberafiliasi kepada serikat pekerja yang lain. Lihat Tabel 9.2.

PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA

Peraturan perusahaan berlaku di perusahaan-perusahaan yang belumterbentuk serikat pekerja. Perjanjian kerja bersama berlaku di perusahaan bilaserikat pekerja sudah terbentuk. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) disusunberdasarkan hasil negosiasi dan kesepakatan antara wakil pengusaha dan wakilserikat pekerja. Peraturan perusahaan dan PKB memuat syarat-syarat kerja danperlindungan pekerja termasuk hak dan kewajiban pekerja serta hak dankewajiban pengusaha. Pemberlakuan peraturan perusahaan dan PKBdimaksudkan untuk meningkatkan kualitas syarat kerja dan kualitas hubunganindustrial untuk mampu meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraanpekerja.

Page 90: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Peraturan perusahaan harus disusun dan diberlakukan di setiap perusahaanyang mempekerjakan 10 orang pekerja atau lebih. Setiap perusahaanmempunyai hanya satu peraturan perusahaan yang berlaku untuk semuapekerja. Bila satu perusahaan mempunyai beberapa cabang, perusahaan tersebutboleh mempunyai satu peraturan perusahaan yang berlaku untuk semua cabangdengan atau tanpa tambahan peraturan untuk setiap cabang.

Pengusaha bertanggungjawab mempersiapkan rancangan peraturanperusahaan. Kemudian pengusaha sebaiknya meminta masukan atau saran dariwakil-wakil pekerja untuk menyempurnakan rancangan tersebut. Rumusanakhir peraturan perusahaan harus diserahkan untuk diperiksa dan disetujuioleh Dinas Tenagakerja setempat. Dinas Tenagakerja harus meneliti setiaprumusan peraturan perusahaan supaya tidak ada yang bertentangan denganperaturan-peraturan yang berlaku.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dirumuskan berdasarkan hasil perundinganantara pengusaha dengan wakil dari satu serikat pekerja atau lebih di perusahaandimaksud. Perundingan harus dilaksanakan dengan itikad baik dan keinginanbebas dari kedua belah pihak. Setiap pengusaha harus memenuhi permintaanserikat pekerja untuk berunding merumuskan PKB dengan catatan bahwa :

! Serikat pekerja telah terdaftar di Dinas Tenagakerja

! Serikat pekerja telah didukung oleh lebih dari 50% pekerja

Bila terdapat lebih dari satu serikat pekerja di suatu perusahaan, serikatpekerja yang beranggotakan lebih dari 50% pekerja berhal melakukanperundingan dengan pengusaha dengan atau tanpa partisipasi serikat pekerjayang lain. Bila dianggap perlu verifikasi keanggotaan serikat pekerja dapatdilakukan oleh panitia yang terdiri dari wakil pengusaha dan wakil pekerja.

Perundingan untuk merumuskan PKB dilakukan oleh tim perunding yangterdiri dari tidak lebih dari 9 wakil dari masing-masing unsur. Perundingandapat dimulai setelah agenda perundingan disepakati yang antara lain :

! Susunan tim perunding;

! Waktu dan lamanya perundingan;

! Materi yang akan dirundingkan;

! Tempat perundingan;

! Cara penyelesaian dalam hal perundingan menghadapi jalan buntu.

Setiap PKB pada dasarnya memuat syarat-syarat kerja yang tidak bolehkurang dari ketentuan yang telah diatur oleh peraturan perundang-undanganyang berlaku. Setiap PKB harus secara spesifik memuat antara lain :

! Nama, tempat kedudukan dan alamat perusahaan;

! Nama, tempat kedudukan dan alamat serikat perkerja;

! Nomor dan tanggal pendaftaran serikat pekerja;

90

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 91: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

! Hak dan kewajiban pengusaha;

! Hak dan kewajiban pekerja dan serikat pekerja;

! Tanggal berlakunya PKB;

! Tandatangan semua pihak atau anggota tim perunding.

91

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Tabel 9.3

PERATURAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA

8,997

9,081

9,102

9,131

9,154

Tahun Perjanjian Kerja Bersama

36,070

36,152

36,174

36,339

36,483

2001

2002

2003

2004

2005a)

Peraturan Perusahaan

a) Sampai Oktober 2005

Dalam hal tidak terdapat konsensus untuk rumusan PKB dalam waktuyang ditentukan, kedua pihak dapat menjadwalkan kembali perundingan dalamkurun waktu tidak lebih dari 30 hari setelah perundingan pertama. Bila dalamperundingan lanjutan kedua belah pihak juga tidak mencapai konsensus makakedua belah pihak harus membuat pernyataan tertulis yang menyatakan tidakberhasil merumuskan PKB termasuk:

! Bagian dari PKB yang belum disepakati;

! Posisi masing-masing pihak mengenai setiap bagian PKB yang belumdisepakati;

! Notulen perundingan;

! Tempat, tanggal dan tandatangan kedua belah pihak.

Kemudian salah satu atau kedua belah pihak segera melaporkannya kepadaDinas Tenagakerja untuk selanjutnya Dinas Tenagakerja berupayamenyelesaikannya sebagai perselisihan hubungan industrial.

Page 92: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

92

Penjelasan di atas juga berarti di satu perusahaan berlaku hanya satu PKB.Bila satu perusahaan mempunyai beberapa cabang, dapat disepakati satu PKByang berlaku untuk semua cabang dengan atau tanpa tambahan ketentuanuntuk masing-masing cabang. Setiap PKB harus didaftarkan di kantor DinasTenagakerja.

Hingga bulan Mei tahun 2002 telah didaftar peraturan perusahaan di38.118 perusahaan dan PKB di 9.053 perusahaan. Peraturan Perusahaan danPKB berlaku untuk 2 tahun dan dapat diperpanjang selama maksimum 1tahun. Dengan kata lain setiap peraturan perusahaan harus ditinjau dandiperbaharui dalam 2 tahun. Demikian juga PKB harus ditinjau dandirundingkan setiap 2 tahun. Untuk menjamin supaya isi peraturan perusahaandan PKB tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku, peraturan perusahaan dan PKB harus diperiksa dan disahkan olehPemerintah terlebih dahulu sebelum diberlakukan.

SYARAT KERJA

Peraturan perusahaan dan PKB pada dasarnya memuat syarat-syarat kerjatermasuk hak dan kewajiban pengusaha serta hak dan kewajiban pekerja. Syaratkerja tersebut juga mencakup antara lain proses penerimaan pekerja, perjanjiankerja, hari kerja dan istirahat, kerja lembur dan upah lembur, upah dan jaminansosial, istirahat mingguan dan cuti, pemutusan hubungan kerja danpembayaran pesangon.

BADAN KERJASAMA TRIPARTIT

Konsep dan sistem tripartit sangat esensial dalam pembinaan hubunganindustrial dan merupakan karakteristik penting dari Organisasi KetenagakerjaanInternasional, ILO. Keanggotaan dan peserta sidang-sidang ILO padaumumnya selalu terdiri dari wakil-wakil ketiga unsur tripartit, yaitu wakilserikat pekerja, wakil asosiasi pengusaha dan wakil Pemerintah dari berbagainegara anggota. BKS Tripartit dibentuk di tingkat internasional (ILO), tingkatregional, tingkat nasional, tingkat provinsi, tingkat kabupaten, atau menurutkebutuhan menurut sektor usaha.

Di tingkat perusahaan, pada dasarnya hanya melibatkan interaksipengusaha dengan pekerja dan atau serikat pekerja tanpa intervensi langsungdari Pemerintah. Namun demikian, Pemerintah dapat secara tidak langsungturut berperan, antara lain dalam pengesahan peraturan perusahaan (PP),menyaksikan penandatanganan PKB, menerbitkan berbagai peraturan, danbahkan melakukan mediasi atau pemerantaraan bila kedua belah pihak tidakberhasil mencapai kesepakatan.

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 93: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Sebagai forum konsultasi, BKS Tripartit biasanya mencapai kesepakatanberupa saran. Di beberapa negara, BKS Tripartit juga menghasilkan keputusanmengikat. Di forum ILO, semua keputusan pada umumnya ditetapkan ataspersetujuan ketiga unsur tripartit. BKS Tripartit mempunyai beberapa tujuan.

! BKS Tripartit membuka kesempatan bagi ketiga unsur mempunyaipemahaman dan persepsi yang sama untuk secara aktif membahasmasalah-masalah ketenagakerjaan, baik yang menyangkut kepentinganbersama, maupun mengenai kepentingan yang berbeda.

! Melalui BKS Tripartit dapat diciptakan kerjasama untuk menjagakeseimbangan antara kepentingan ekonomi, politik dan sosial, sertakeseimbangan antara kepentingan masing-masing unsur dankepentingan nasional.

! Melalui BKS Tripartit, kepentingan dan kondisi khusus masing-masingunsur dapat dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan ekonomidan sosial. Misalnya dalam merancang peraturan, dapat dirumuskanketentuan yang berlaku untuk semua unsur dan ketentuan khusus bagimasing-masing unsur.

! BKS Tripartit dapat menghasilkan konsensus pengambilan keputusandalam cakupan yang lebih luas, sehingga meningkatkan keabsahanproses dan kesediaan para anggota masing-masing unsur untukmenerima dan melaksanakannya.

93

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 94: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

94

! Tripartit mengurangi konflik dan membuka iklim yang kondusif untukmembangun hubungan industrial yang aman dan harmonis.

! Dengan melibatkan ketiga unsur dalam merumuskan kebijakan baru,masing-masing unsur sekaligus mempunyai komitmen dantanggungjawab moral untuk melaksanakannya.

! BKS Tripartit akan mendorong pertumbuhan dan memperbaiki kondisiekonomi. Misalnya dalam kondisi stagnasi perekonomian, BKS Tripartitdapat menyepakati menunda kenaikan upah dan atau komitmenbersama untuk meningkatkan produktivitas, untuk kemudianmeningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

Konsultasi tripartit membahas masalah atau kasus tertentu. Konsultasitripartit pada dasarnya merumuskan saran untuk ditetapkan oleh pejabat yangberwenang. Konsultasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, tergantungpada peraturan yang diterbitkan dan kompleksitas kasus yang dihadapi.

Konsultasi tripartit pada umumnya dilakukan di tingkat nasional, namundapat juga dilakukan di tingkat provinsi dan tingkat kabupaten. Konsultasitripartit dapat juga dilakukan menurut sektor usaha dan di beberapa lembagaseperti Dewan Penelitian Pengupahan, Dewan Keselamatan dan KesehatanKerja, Dewan Pelatihan Kerja, Dewan Produktivitas, dan lain-lain.

Di setiap provinsi dan kabupaten di Indonesia, dibentuk BKS TripartitDaerah dan Dewan Ketenagakerjaan yang bersifat tripartit, yang berfungsimembahas masalah perluasan kesempatan kerja, perencanaan tenagakerja,pelatihan, produktivitas, upah minimum regional atau provinsi, sertakeselamatan dan kesehatan kerja.

Struktur organisasi lembaga-lembaga tripartit dapat disusun secara fleksibelmenurut sifat dan kewenangan lembaga yang dimaksud. Bagi lembaga yangberfungsi membuat keputusan mengikat seperti Pengadilan atau PanitiaPenyelesaian Perselisihan Industrial, jumlah anggota mewakili unsur-unsurbiasanya sama. Untuk BKS Tripartit yang berfungsi sebagai forum komunikasidan konsultasi, jumlah anggota dari masing-masing unsur dapat berbeda, karenaforum tersebut mengambil kesimpulan melalui konsensus, tidak perlu secaravoting.

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 95: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Berdasarkan Undang-undang No. 2 tahun 2004, perselisihan hubunganindustrial yang selama ini diselesaikan melalui Panitia PenyelesaianPerselisihan, sekarang dialihkan untuk diselesaikan oleh Pengadilan

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri. Ini berarti bahwa di setiapPengadilan Negeri di tingkat kabupaten dan kota perlu dibentuk PengadilanHubungan Industrial (PHI). PHI merupakan pengadilan khusus di lingkunganperadilan umum, menggunakan Hukum Acara Perdata, berwenang memeriksadan memutus :

! perselisihan hak untuk tingkat pertama;

! perselisihan kepentingan untuk tingkat pertama dan terakhir;

! perselisihan pemutusan hubungan kerja untuk tingkat pertama;

! perselisihan antar serikat pekerja untuk tingkat pertama dan terakhir.

Perselisihan hak adalah perselisihan pengusaha dengan pekerja dan atauserikat pekerja, karena pengusaha dianggap tidak melakukan kewajibannyamemenuhi hak pekerja sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perjanjiankerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama atau peraturanperundang-undangan. Perselisihan kepentingan adalah perselisihan pengusahadengan pekerja dan atau serikat pekerja karena mereka tidak mencapaikesepakatan mengenai pembuatan atau perubahan syarat-syarat kerja, peraturanperusahaan atau perjanjian kerja bersama. Perselisihan pemutusan hubungankerja adalah perselisihan pengusaha dengan pekerja dan atau serikat pekerjasebagai akibat tindakan atau rencana pengusaha memberhentikan ataumemutuskan hubungan kerja dengan pekerja.

Jadi setiap perselisihan harus diupayakan untuk diselesaikan di tingkatperusahaan secara bipartit. Hanya bila sangat sulit diselesaikan dapat diteruskan

BAB 10

SISTEM PENYELESAIANPERSELISIHAN PERBURUHAN

95

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 96: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

ke pengadilan. Sebelum ke pengadilan, harus ditempuh dulu beberapaalternatif yaitu :

! BKS Bipartit,

! Mediasi melalui mediator,

! Konsiliasi melalui konsiliator, atau

! Arbitrasi melalui arbitrator.

LEMBAGA BIPARTIT

BKS Bipartit terdiri dari wakil pengusaha dan wakil pekerja dan atau serikatpekerja. Bila dalam perusahaan belum terbentuk serikat pekerja, wakil pekerjadi BKS Bipartit dipilih mewakili unit-unit kerja dan atau kelompok profesi.Bila terdapat lebih dari satu serikat pekerja, wakil mereka di BKS Bipartitditetapkan secara proporsional menurut jumlah anggota.

Semua jenis perselisihan diupayakan diselesaikan di BKS Bipartit.Kesepakatan atau kompromi yang dicapai di BKS Bipartit dirumuskan dalambentuk Persetujuan Bersama dan ditandatangani oleh para pihak yang berselisih.Bila satu pihak tidak melaksanakan Persetujuan Bersama tersebut, pihak yangdirugikan dapat mengajukan permohonan penetapan eksekusi kepada PHI diPengadilan Negeri setempat.

Walaupun tidak diatur secara khusus dalam Undang-undang, serikat-serikatpekerja di satu perusahaan dapat membentuk Forum Komunikasi Antar SerikatPekerja. Penyelesaian perselisihan antar serikat pekerja dianjurkan dilakukansecara bipartit dalam forum ini bila mereka enggan menyelesaikannya di BKSBipartit yang telah ada.

MEDIASI

Di setiap kantor Dinas Tenagakerja diangkat beberapa orang pegawai sebagaimediator yang berfungsi melakukan mediasi menyelesaikan perselisihan antarapengusaha dengan pekerja. Atas penawaran Kepala Dinas Tenagakerja, atauatas kesepakatan bersama, pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja dapatmemilih seorang mediator dari daftar nama mediator yang tersedia di kantorPemerintah setempat, untuk membantu menyelesaikan perselisihan mereka.

Dalam 7 hari setelah menerima permintaan penyelesaian perselisihan,mediator sudah harus mempelajari dan menghimpun informasi yangdiperlukan, kemudian paling lambat pada hari kedelapan mengadakanpertemuan atau sidang mediasi. Untuk itu, mediator dapat memanggil saksidan atau saksi ahli. Bila pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja mencapai

96

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 97: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

kesepakatan, kesepakatan tersebut dirumuskan dalam Persetujuan Bersama yangditandatangani oleh para pihak yang berselisih diketahui oleh mediator.

Bila pengusaha dan atau pekerja tidak mencapai kesepakatan, dalam palinglama 10 hari setelah sidang mediasi pertama, mediator harus sudah membuatanjuran tertulis kepada pihak-pihak yang berselisih. Kemudian dalam 10 harisetelah menerima anjuran tertulis tersebut, para pihak yang berselisih harussudah menyampaikan pendapat secara tertulis kepada mediator menyatakanmenyetujui atau menolaknya.

Bila pihak-pihak yang berselisih menerima anjuran mediator, kesepakatantersebut dirumuskan dalam Persetujuan Bersama. Bila anjuran tertulis ditolak,maka pihak yang menolak mengajukan gugatan kepada PHI setempat. Untukitu mediator menyelesaikan dokumen yang diperlukan dalam 5 hari kerja.Dengan demikian seluruh proses mediasi diselesaikan paling lama dalam 30hari kerja.

KONSILIASI

Konsiliator adalah anggota masyarakat yang telah berpengalaman di bidanghubungan industrial dan menguasai peraturan perundang-undanganketenagakerjaan yang ditunjuk oleh Menteri melakukan konsiliasi dan anjurantertulis kepada pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja menyelesaikanperselisihan kepentingan, perselisihan PHK dan perselisihan antar serikat pekrja.

Daftar konsiliator untuk satu wilayah kerja disediakan di Dinas Tenagakerjasetempat. Atas kesepakatan para pihak yang berselisih, pengusaha dan pekerjaatau serikat pekerja memilih dan meminta konsiliator dari daftar konsiliatorsetempat untuk menyelesaikan perselisihan mereka mengenai kepentingan atauPHK. Sama halnya dengan mediator, konsiliator harus menghimpun informasiyang diperlukan dalam 7 hari setelah menerima permintaan konsiliasi, danpaling lambat pada hari kedelapan sudah memulai usaha konsiliasi.

Paling lambat dalam 10 hari sesudah sidang konsiliasi pertama, kesepakatanpengusaha dan pekerja sudah dirumuskan dalam Perjanjian Bersama, atau bilapihak yang berselisih tidak mencapai kesepakatan, konsiliator sudahmenyampaikan anjuran tertulis. Pengusaha dan pekerja harus menyampaikanpernyataan menerima atau menolak anjuran konsiliator paling lama dalam 10hari. Bila kedua pihak menerima anjuran, Perjanjian Bersama untuk itudiselesaikan dalam 5 hari. Bila pengusaha atau pekerja menolak anjuran, pihakyang menolak menggugat pihak yang lain ke PHI.

Secara keseluruhan, konsiliator harus menyelesaikan satu kasus perselisihanmaksimum dalam 30 hari. Dalam proses konsiliasi, konsiliator dapatmemanggil saksi dan saksi ahli. Pemerintah membayar honorarium konsiliator,serta biaya perjalanan dan akomodasi saksi dan saksi ahli.

97

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 98: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

ARBITRASE

Arbitrase adalah penyelesaian perselisihan oleh seorang atau tiga orangarbitrator, yang atas kesepakatan para pihak yang berselisih dimintamenyelesaikan perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja.Dalam hal pihak yang berselisih memilih 3 orang arbitrator, dalam 3 harimasing-masing pihak dapat menunjuk seorang arbitrator, dan paling lambat7 hari sesudah itu, kedua arbitrator tersebut menunjuk arbitrator ketiga sebagaiKetua Majelis Arbitrase. Dalam kesepakatan memilih penyelesaian arbitrase,pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja membuat surat perjanjian arbitraseyang antara lain memuat pokok persoalan perselisihan yang diserahkan kepadaarbitrator, jumlah arbitrator yang akan dipilih, dan kesiapan untuk tundukpada dan menjalankan keputusan arbitrase.

Arbitrator pertama-tama mengupayakan penyelesaian secara bipartit. Bilapenyelesaian berhasil, arbitrator membuat akte perdamaian. Bila kedua pihaktidak mencapai titik perdamaian, arbitrator melanjutkan sidang-sidang arbitrasedengan mengundang kedua belah pihak dan bila perlu mengundang saksi.Secara keseluruhan, arbitrator wajib menyelesaikan perselisihan hubunganindustrial dalam waktu 30 hari kerja sejak penandatanganan surat perjanjianpenunjukan arbitrator. Atas persetujuan kedua belah pihak yang berselisih,arbitrator hanya dapat memperpanjang waktu penyelesaian paling lama 14hari kerja.

Putusan arbitrase merupakan putusan yang bersifat final dan tetap danmempunyai kekuatan hukum yang mengikat para pihak yang berselisih. Bilasalah satu pihak tidak melaksanakan keputusan arbitrase, pihak yang dirugikandapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri untukmemerintahkan pihak tersebut melaksanakan keputusan arbitrase.

Dalam paling lama 30 hari sejak keputusan arbitrase, salah satu pihakdapat mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung,hanya apabila :

! surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, ternyatadiakui atau terbukti palsu;

! pihak lawan terbukti secara sengaja menyembunyikan dokumen yangbersifat menentukan dalam pengambilan keputusan;

! keputusan arbitrase terbukti didasarkan pada tipu muslihat pihak lawan;

! putusan melampaui kewenangan arbitrator;

! putusan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

98

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 99: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

99

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Tabel 10.2

JUMLAH MEDIATOR, KONSILIATOR DAN ARBITRATOR, 2005

64618348

31129

121

942574

1281064136

247

1512211298415

16116

23--12-1-21263-1111-112-2--1119-

310235

10-1--72

161258912232-271314245

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.

AcehSumatera UtaraSumatera BaratRiauKepulauan RiauSumatera SelatanJambiBengkuluLampungBangka BelitungJakarta RayaBantenJawa BaratJawa TengahYogyakartaJawa TimurBaliKalimantan BaratKalimantan SelatanKalimantan TengahKalimantan TimurSulawesi UtaraGorontaloSulawesi TengahSulawesi SelatanSulawesi TenggaraMalukuMaluku UtaraNusa Tenggara BaratNusa Tenggara TimurPapuaIrian Jaya Barat

No. Provinsi Konsiliator Arbitrator

Sumber : Direktorat Jenderal Hubungan Industrial

Jumlah 742 132 45

Mediator

Page 100: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

100

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) dibentuk di Pengadilan Negeridan pada Mahkamah Agung. Untuk pertama kali, Pengadilan PHI dibentukdi Pengadilan Negeri yang berada di ibukota provinsi. Secara bertahap, PHIakan dibentuk di Pengadilan Negeri yang berada di Kabupaten atau Kotayang padat industri. Susunan Pengadilan PHI pada Pengadilan Negeriterdiri dari :

! Hakim,

! Hakim Ad-Hoc,

! Panitera Muda, dan

! Panitera Muda Pengganti.

Hakim adalah hakim karier di pengadilan negeri yang diangkat untukmemeriksa perkara perselisihan industrial, dan diberhentikan oleh KetuaMahkamah Agung. Hakim Ad-Hoc adalah hakim PHI, diangkat dandiberhentikan oleh Presiden atas usul serikat pekerja dan organisasi pengusahamelalui Ketua Mahkamah Agung dan Menteri.

Di masing-masing Pengadilan Negeri diangkat lima (5) orang hakim ad-hoc mewakili unsur serikat pekerja dan lima (5) orang mewakili unsur asosiasipengusaha. Hakim ad-hoc diangkat untuk masa tugas lima (5) tahun dandapat diangkat kembali maksimum satu kali masa jabatan. Hakim ad-hoctidak boleh merangkap jabatan sebagai anggota Lembaga Tertinggi dan TinggiNegara, kepala daerah, pengacara, mediator, konsiliator atau arbitrator. KetuaPengadilan Negeri mengawasi pelaksanaan tugas hakim, hakim ad-hoc, paniteramuda dan panitera muda pengganti.

Paling lama tujuh (7) hari kerja setelah menerima permohonan penyelesaianperselisihan, Ketua Pengadilan Negeri telah menetapkan Majelis Hakim yangterdiri dari seorang hakim negeri sebagai Ketua Majelis, satu orang hakim ad-hoc mewakili unsur serikat pekerja dan satu orang hakim ad-hoc mewakiliunsur asosiasi pengusaha.

Paling lama tujuh (7) hari sejak penetapan Majelis Hakim, Ketua MajelisHakim harus sudah menetapkan jadwal sidang. Majelis Hakim dapatmemanggil pihak-pihak yang berselisih, saksi, dan saksi ahli. Majelis Hakimwajib menyelesaikan perselisihan paling lama 50 hari kerja sejak sidang pertama.Dalam mengambil keputusan, Majelis Hakim mempertimbangkan hukum,perjanjian yang ada, kebiasaan, dan keadilan.

Paling lama tuhuj (7) hari kerja setelah putusan Majelis Hakim dibacakan,Panitera Pengganti harus sudah menyampaikan pemberitahuan putusan kepadapihak yang tidak hadir pada saat pembacaan putusan Majelis Hakim. PutusanPHI mengenai perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerjamerupakan putusan akhir dan bersifat tetap.

Page 101: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Putusan PHI mengenai perselisihan hak dan perselisihan PHK mempunyaihukum tetap apabila dalam 14 hari kerja setelah mendengar langsung ataumenerima pemberitahuan putusan PHI, tidak ada diantara yang berselisihmengajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung. Permohonan kasasidiajukan melalui kepanitraan PHI.

101

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

MAJELIS HAKIM KASASI

Permohonan kasasi atas putusan PHI diperiksa dan diputus oleh MajelisHakim Kasasi. Untuk itu pada Mahkamah Agung dibentuk dan diangkat :

! Hakim Agung,

! Hakim Agung Ad-Hoc, dan

! Panitera.

Segera setelah menerima kasasi atas putusan PHI, Ketua Mahkamah Agungmenetapkan susunan Majelis Hakim Kasasi yang terdiri dari seorang HakimAgung, seorang Hakim Agung ad-hoc dari unsur serikat pekerja, dan seorangHakim Agung ad-hoc dari unsur asosiasi pengusaha. Majelis Hakim Kasasiharus menyelesaikan kasus perselisihan dimaksud paling lama 30 hari kerjaterhitung sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi.

Page 102: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

PEMOGOKAN DAN PENUTUPAN PERUSAHAAN

Seperti diuraikan di atas, sebagai upaya terakhir mengatasi kebuntuandalam perundingan antara serikat pekerja dan pengusaha dalam penyelesaianperselisihan hubungan industrial, serikat pekerja dapat memilih cara pemaksaandengan melakukan pemogokan atau pengusaha melakukan pemaksaan melaluipenutupan perusahaan. Pemogokan adalah upaya serikat pekerja untuk menekandan memaksa pengusaha menerima tuntutan serikat pekerja.

Dengan demikian, baik pemogokan maupun penutupan perusahaan, sama-sama merugikan pengusaha dan pekerja dan selanjutnya merugikan masyarakatumum dan negara. Oleh sebab itu, serikat pekerja dan pengusaha selaludianjurkan untuk tidak memilih cara tersebut akan tetapi melanjutkan danmengintensifkan negosiasi atau perundingan. Itu pula sebabnya pihak yangbermaksud melaksanakan tindakan pemaksaan sepihak (mogok atau menutupperusahaan) harus terlebih dahulu melalui jalur panjang. Pertama,membuktikan upaya perundingan telah sungguh-sungguh dilakukan dansudah menghadapi jalan buntu. Kedua, menginformasikan dan mengajukanrencana pemogokan atau penutupan perusahaan kepada Dinas Tenagakerja.Tidak boleh melakukan tindakan pemogokan atau penutupan perusahaansebelum menerima surat tanda terima pemberitahuan rencana dari DinasTenagakerja.

Sebagaimana dikemukakan di atas, pemogokan adalah upaya terakhir dariserikat pekerja untuk memaksa pengusaha memenuhi tuntutan pekerja, setelahberbagai upaya lainnya tidak berhasil baik melalui perundingan secara bipartit,maupun melalui jasa mediasi atau konsiliasi. Harus dapat dibuktikan bahwaserangkaian pertemuan dengan pengusaha telah dilakukan akan tetapi tidakmendatangkan hasil, atau bahwa serikat pekerja dalam paling sedikit 2 kalidalam 2 minggu telah mengundang pengusaha untuk berunding tetapi tidakbersedia memenuhi tawaran atau undangan serikat pekerja.

Dengan demikian, pekerja harus memahami bahwa pemogokan menuntutpengorbanan pekerja. Pemogokan berdampak ketidakpastian penghasilanpekerja. Oleh sebab itu untuk mengambil keputusan merencanakanpemogokan, serikat pekerja harus mendengarkan pendapat anggota-anggotanya.Rencana pemogokan harus diputuskan secara konsensus oleh seluruh anggota.Bila serikat pekerja berkeras memobilisir pemogokan didukung oleh sebagiananggota, pekerja lain tidak boleh dipaksa ikut mogok, baik yang sudah anggotaserikat pekerja, apalagi yang bukan anggota serikat pekerja. Dalam haldemikian, pengusaha dapat tetap melanjutkan produksi dengan mengandalkanpekerja yang tidak mogok. Untuk meningkatkan tekanan terhadap pengusaha,serikat pekerja harus mampu memobilisir sebanyak mungkin pekerja.

102

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 103: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Keputusan melakukan pemogokan harus disusun dalam satu RencanaPemogokan yang antara lain memuat isi tuntutan serikat pekerja, alasan untukmenggelar pemogokan, bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan, dan waktumemulai pemogokan. Rencana pemogokan juga secara implisit memuattanggungjawab serikat pekerja terhadap anggota yang ikut mogok kerja. Rencanapemogokan harus diinformasikan kepada pengusaha dan Dinas Tenagakerjapaling sedikit 7 hari sebelum rencana pelaksanaan pemogokan denganmelampirkan bukti-bukti bahwa telah dilakukan serangkaian perundingantetapi tidak membuahkan hasil, atau pengusaha menolak berunding denganserikat pekerja.

103

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Serikat pekerja dapat menggelar pemogokan setelah menerima tandapemberitahuan dari Dinas Tenagakerja tersebut. Dengan kata lain, serikatpekerja dapat menggelar pemogokan paling cepat satu minggu setelah menerimatanda pendaftaran rencana pemogokan. Dalam jangka waktu tersebut,pengusaha, serikat pekerja dan Pemerintah dapat melakukan pendekatanpenyelesaian sehingga rencana pemogokan tidak jadi dilaksanakan.

Angka pemogokan di Indonesia termasuk tinggi, dan cenderung untukterus meningkat terutama sejak awal tahun 1990-an. Sebagaimana dapatdilihat pada Tabel 10.2, pemogokan meningkat dari 61 kasus dalam tahun1990 menjadi 273 kasus dalam tahun 2000, akan tetapi turun menjadi 125kasus dalam tahun 2004. Pekerja yang terlibat dalam pemogokan bertambahdari 31.234 orang dalam tahun 1990 menjadi 126.045 orang dalam tahun2000, dan turun menjadi 53.321 orang dalam tahun 2004. Dalam periodetersebut jam kerja hilang (manhours lost) meningkat dari 262.014 jam kerjamenjadi 1,28 juta jam kerja, dan turun menjadi 554.726 jam kerja.

Page 104: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

328,466495,144501,236295,749

62,90655,001

117,64335,664

607,26529,257

262,014582,477

1,019,654966,931

1,421,0321,300,0012,497,9731,250,6731,550,945

915,1051,281,2421,165,032

769,142643,254554,726509,970

32,28754,87549,52523,31810,83621,14816,831

8,2817,5441,168

31,23464,474

123,005103,490147,662126,855221,557144,929152,495

48,232126,045109,845

97,32568,11453,32151,508

Tabel 10.2

JUMLAH KASUS PEMOGOKAN DAN JAM KERJA HILANGINDONESIA, 1980 - 2002

100200142

9663787535391961

130251195296276360234278125273174220161125

90

Sumber : Direktorat Jenderal Hubungan Industriala) sampai Oktober 2005

Tahun

19801981198219831984198519861987198819891990199119921993199419951996199719981999200020012002200320042005a)

JumlahKasusPekerja

TerlibatJam Kerja

Hilang

104

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 105: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

2,160 (85,989 pekerja)

2,445 (114,933 pekerja)

2,394 (128,191 pekerja)

2,386 (123,929 pekerja)

1,784 (66,604 pekerja)

Tahun Kasus Pemutusan Hubungan Kerja

81

101

105

63

92

2001

2002

2003

2004

2005a)

Perselisihan Perburuhan

a) Sampai Oktober 2005

Tabel 9.4

PERSELISIHAN PERBURUHAN

Untuk memberikan keseimbangan atas hak serikat pekerja melakukanpemogokan, pengusaha juga diberi hak untuk menutup perusahaan sebagaireaksi terhadap tuntutan serikat pekerja yang tidak dapat dipenuhinya. Samahalnya dengan rencana pemogokan, pengusaha harus menyusun rencanapenutupan perusahaan yang antara lain memuat isi tuntutan serikat pekerja,alasan-alasan tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut, dan upaya yangdilakukan untuk berunding dan dalam perundingan dengan serikat pekerja.

Kemudian, pengusaha memberitahukan rencana tersebut kepada serikatpekerja dan kepada Dinas Tenagakerja dengan bukti telah melakukan upayamaksimal berunding dengan serikat pekerja. Dinas Tenagakerja memberikantanda terima pemberitahuan setelah menghimpun informasi yang diperlukan.Dinas Tenagakerja dapat segera melakukan pendekatan kepada kedua pihakyang berselisih supaya berupaya mencapai titik kompromi.

105

Page 106: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...
Page 107: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Pengawasan ketenagakerjaan di Indonesia dilaksanakan oleh DirektoratJenderal Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenagakerja danTransmigrasi. Sebagaimana dikemukan pada Bab 3, Direktorat Jenderal

Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok merumuskan danmelaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaanpengawasan ketenagakerjaan, serta mempunyai fungsi:

! Menyiapkan perumusan kebijakan Departemen;

! Melaksanakan kebijakan;

! Menyusun standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur;

! Memberi bimbingan teknis dan evaluasi di bidang normaketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja, norma kerjaperempuan dan anak, pemberdayaan pengawasan ketenagakerjaan, sertapelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Pengawasan ketenagakerjaan di Indonesia diatur Undang-undang No. 3tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-undang PengawasanPerburuhan Tahun 1948 No. 23 Dari Republik Indonesia Untuk seluruhIndonesia. Dalam Undang-undang No. 3 tahun 1951 tersebut belummengatur kemandirian profesi pengawas ketenagakerjaan.

Terkait pengawasan ketenagakerjaan, Indonesia telah meratifikasi KonvensiILO No. 81 tahun 1947 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industridan Perdagangan dengan Undang-undang No. 21 tahun 2003. Konvensitersebut secara eksplisit mengatur kemandirian profesi pengawasketenagakerjaan, serta keberadaan institusi pengawasan ketenagakerjaan dalamsupervisi dan kendali pemerintah pusat.

BAB 11

PENGAWASANKETENAGAKERJAAN

107

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 108: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

FUNGSI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN

Sesuai fungsinya, maka tujuan utama diadakannya pengawasanketenagakerjaan:

! menjamin penegakan hukum dan pelaksanaan semua peraturanperundang-undangan di bidang ketenagakerjaan yang meliputi kondisikerja dan perlindungan pekerja saat melaksanakan pekerjaannya yangmeliputi syarat kerja, jam kerja, pengupahan, keselamatan dan kesehatankerja, kesejahteraan, penggunaan pekerja/buruh anak dan orang muda,serta masalah-masalah lain yang terkait sepanjang ketentuan tersebutdiatur dengan ketentuan hukum;

! Memberikan keterangan teknis dan nasehat kepada pengusaha danpekerja mengenai cara menerapkan peraturan perundang-undanganketenagakerjaan secara efektif;

! Menyampaikan informasi kepada pejabat yang berwenang mengenaikelemahan atau pelanggaran yang terjadi yang belum tercakup olehperaturan perundangan yang berlaku guna perumusan kebijakan sertapenerbitan peraturan perundang-undangan baru.

! Tugas lain yang menjadi tanggung jawab pengawas ketenagakerjaantidak boleh menghalangi pelaksanaan tugas pokok pengawas ataumengurangi kewenangannya dan ketidakberpihakannya yangdiperlukan bagi pengawas dalam berhubungan dengan pengusaha danpekerja.

Dalam rangka melakukan fungsi-fungsi tersebut, maka pengawasanketenagakerjaan diperlukan hal-hal sebagai berikut:

! Pengawasan ketenagakerjaan (pengawas ketenagakerjaan) harus beradadalam supervisi dan kendali pemerintah pusat;

! Berkoordinasi baik internal maupun eksternal dalam rangka kelancaratugasnya;

! Pegawai pengawas ketenagakerjaan terdiri dari pegawai negeri sipil(PNS) yang status dan jabatannya bersifat independen tidakterpengaruh oleh pergantian pemerintahan serta intervensi/pengaruhdari luar;

! Pegawai pengawas ketenagakerjaan direkrut berdasarkan kualifikasitertentu untuk mengikuti diklat teknis guna mendapatkan kompetensimemadai.

Dalam rangka untuk menjamin terlaksananya tugas pengawasanketenagakerjaan maka institusi pengawasan ketenagakerjaan harus ditunjangkapasitas yang memadai, antara lain:

108

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 109: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

! Jumlah pengawas ketenagakerjaan yang mencukupi, tingkatpengetahuan, keahlian dan keterampilan pengawas, sarana material yangdiperlukan, kemudahan operasional, fasilitas transportasi, kantor lokalyang berdiri sendiri dengan perlengkapan memadai serta adanya biayaperjalanan/operasional.

Guna kelancaran tugasnya maka sesuai ketentuan yang berlaku, pengawasketenagakerjaan memiliki kewenangan sebagai berikut:

! Memasuki perusahaan, tempat kerja atau tempat lainnya yang didugadilaksanakan kegiatan usaha/kerja, setiap saat, siang atau malam gunamelakukan pemeriksaan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu;

! Memeriksa pengusaha dan pekerja, dokumen-dokumen sertamengambil contoh benda/barang bukti untuk digunakan pemeriksaanlebih lanjut;

! Memberi perintah dan mengambil langkah-langkah untukmemperbaiki penyimpangan serta langkah pengamanan atas kelemahanyang ditemukan di perusahaan termasuk tata letak dan mekanismekerja yang dianggap dapat membahayakan keselamatan dan kesehatanpekerja. Upaya-upaya preventif dengan surat peringatan serta tindakanrepresif non yustisial maupun represif yustisial;

Pengawas ketenagakerjaan wajib menyampaikan laporan hasil pemeriksaansecara periodik kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi cq. DirekturJenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan.

109

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 110: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

MEMFASILITASI PENGAWASAN KETENGAKERJAAN

Pemerintah bertanggungjawab memfasilitasi pengawas ketenagakerjaansupaya dapat melaksanakan fungsi-fungsinya meliputi:

! Meningkatkan kerjasama efektif antara pengawas ketenagakerjaan dandinas pemerintahan lainnya serta dengan lembaga publik atau swastayang menangani kegiatan yang serupa;

! Meningkatkan kerjasama antara pegawai pengawas ketenagakerjaanbersama pengusaha dan pekerja serta organisasi mereka;

! Menjamin kepastian fungsinya dan kebebasan pegawai pengawasketenagakerjaan menjalankan tugasnya terutama dalam hal terjadipergantian pemerintah;

! Merekrut pegawai pengawas ketenagakerjaan yang cukup untukmenjamin efektivitas pelaksanaan tugas mereka denganmempertimbangkan jumlah dan beban pengawas;

! Menyelenggarakan program latihan yang dibutuhkan oleh pegawaipengawas ketenagakerjaan;

! Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan pegawai pengawasketenagakerjaan berupa alat-alat kantor dan fasilitas lainnya;

! Mempublikasikan laporan umum tahunan dari hasil pemeriksaanpengawas ketenagakerjaan. Tembusan laporan tahunan tersebut harusdikirimkan ke Direktur Jenderal ILO.

Laporan tahunan dimaksud antara lain harus memuat:

! Semua undang-undang dan peraturan yang berkaitan dengan tugaspengawasan ketenagakerjaan,

! Jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan,

! Statistik perusahaan yang perlu diperiksa dan jumlah pekerja/buruhdi perusahaan tersebut;

! Statistik hasil pemeriksaan termasuk pelanggaran dan sanksi hukumanyang diberikan;

! Statistik kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi.

Pengusaha juga bertanggungjawab untuk menjamin bahwa para pengawasketenagakerjaan dapat menjalankan fungsinya melakukan pemeriksaan tanpahambatan atau rintangan dari pengusaha.

! Pengusaha harus menunjukkan semua dokumen termasuk pembukuanbila hal itu diperlukan atau diminta pegawai pengawas;

! Pengusaha harus memberitahukan kepada pegawai pengawas setiapterjadinya kecelakaan kerja dan kasus penyakit kerja;

110

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 111: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

! Pengusaha dengan itikad baik harus menindak lanjuti temuan danrekomendasi pegawai pengawas.

ETIKA KERJA TENAGA PENGAWAS

Para pegawai pengawas ketenagakerjaan pada dasarnya memilikikewenangan yang cukup besar supaya mereka dapat melaksanakan tugasnyasecara efektif. Pada waktu yang sama mereka harus diberi batasan untuk tidakmenyalahgunakan kewenangan tersebut.

! Pegawai pengawas dilarang mempunyai kepentingan secara langsungatau tidak langsung dengan perusahaan yang diperiksa;

! Pegawai pengawas ketenagakerjaan dilarang membuka rahasiaperusahaan termasuk proses produksi dan mekanisme kerja diperusahaan yang diperiksa;

! Pegawai pengawas ketenagakerjaan harus betul-betul merahasiakansumber informasi yang diperoleh mengenai pelanggaran yang dilakukanoleh perusahaan;

! Pegawai pengawas ketenagakerjaan harus berusaha memeliharakeharmonisan hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja danserikat pekerja, dan antara sesama pekerja.

EFEKTIVITAS PENGAWASAN

Efektivitas pengawasan ketenagakerjaan sangat tergantung pada beberapafaktor antara lain:

! Jumlah dan kualitas tenaga pengawas;

! Fasilitas yang disediakan oleh pemerintah;

! Efektivitas kerjasama antar pengusaha dan asosiasi pengusaha, pekerja,dan serikat pekerja dengan masyarakat pada umumnya.

Dalam tahun 2005 terdapat 176.822 perusahaan yang harus diperiksadengan jumlah pegawai pengawas 1.605 orang tenaga pengawasketenagakerjaan. Diantara mereka 445 orang memangku jabatan strukturaldan 155 orang bekerja di luar fungsi pengawasan. Hal ini berarti hanya 1005orang tenaga pengawas yang efektif melakukan tugasnya. Data pegawaipengawas per propinsi/kabupaten/kota sebagaimana dapat dilihat dalam tabel11.1

111

Page 112: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Tabel 11.1

JUMLAH PERUSAHAAN DAN PENGAWASANKETENAGAKERJAAN

2,5566,8436,0902,1691,5905,024994

1,2883,9964,332

36,45618,75816,4042,581

26,7363,7643,3201,1252,1373,6762,781411

2,3309,9532,9313,0212,514890

2,043-

141719141973

167

30147634321

175124

1013382936

1710187

121241

1170323718426

163439

12812018536

1562313152133293

1866121913121676

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.

AcehSumatera UtaraRiauSumatera BaratJambiSumatera SelatanBangka BelitungBengkuluLampungBantenJakarta RayaJawa BaratJawa TengahYogyakartaJawa TimurBaliKalimantan BaratKalimantan TengahKalimantan SelatanKalimantan TimurSulawesi UtaraGorontaloSulawesi TengahSulawesi SelatanSulawesi TenggaraNusa Tenggara BaratNusa Tenggara TimurMalukuPapuaKantor Pusat

No. ProvinsiJumlah

Perusahaan2002 2005

Jumlah PengawasKetenagakerjaan

Sumber : Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan

Jumlah 176,713 1,299 827

112

ADMINISTRASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA

Page 113: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

Lampiran

! Lampiran 1Struktur Organisasi Departemen Tenaga Kerjadan Transmigrasi

! Lampiran 2Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal

! Lampiran 3Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal

! Lampiran 4Struktur Organisasi Badan Penelitian, Pengembangandan Informasi

! Lampiran 5Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihandan Produktivitas

! Lampiran 6Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan danPenempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri

! Lampiran 7Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan danPenempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri

! Lampiran 8Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan HubunganIndustrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

! Lampiran 9Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan PengawasanKetenagakerjaan

! Lampiran 10Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembinaan PenyiapanPermukiman dan Penempatan Transmigrasi

! Lampiran 11Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PembinaanPengembangan Masyarakat Kawasan Transmigrasi

Page 114: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...
Page 115: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

ST

RU

KT

UR

OR

GA

NIS

AS

ID

EP

AR

TE

ME

N T

EN

AG

A K

ER

JA D

AN

TR

AN

SM

IGR

AS

I

DIR

EK

TO

RAT

JEN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

NP

ELA

TIH

AN

DA

NP

RO

DU

KT

IVIT

AS

IR. B

ES

AR

SE

TYO

KO

, MM

DIR

EK

TO

RAT

JEN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

NP

EN

EM

PATA

NTE

NA

GA

KE

RJA

DA

LAM

NE

GE

RI

MY

RA

MA

RIA

HA

NA

RTA

NI,

SH

,M

A

DIR

EK

TO

RAT

JEN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

NP

EN

EM

PATA

NTE

NA

GA

KE

RJA

LUA

R N

EG

ER

I

Drs

. I G

US

TIM

AD

E A

RK

A,

M.S

i

DIR

EK

TO

RAT

JEN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

NH

UB

UN

GA

NIN

DU

ST

RIA

LD

AN

JA

MIN

AN

SO

SIA

L K

ET

E-

NA

GA

KE

RJA

AN

dr. M

UZN

ITA

MB

US

AI,

M.S

c

DIR

EK

TO

RAT

JEN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

NP

EN

GA

WA

SA

NK

ET

EN

AG

A-

KE

RJA

AN

MA

RU

DIN

S.M

.S

IMA

NIH

UR

UK

,S

H. M

M.

DIR

EK

TO

RAT

JEN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

NP

EN

YIA

PAN

PE

RM

UK

IMA

ND

AN

PE

NE

MPA

TAN

TR

AN

SM

IGR

AS

I

Dra

. DYA

HPA

RA

MA

WA

R-

TIN

ING

SIH

DIR

EK

TO

RAT

JEN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

NP

EN

GE

MB

AN

GA

NM

AS

YAR

AK

ATD

AN

KA

WA

SA

NT

RA

NS

MIG

RA

SI

Drs

. JO

KO

SID

IKP

RA

MO

NO

, MM

KE

PA

NI-

TE

RA

AN

P4P

KE

PA

NI-

TE

RA

AN

P4P

PU

SAT

KE

SE

LA-

MAT

AN

KE

RJA

DA

NH

IPE

RK

ES

PU

SAT

HU

BU

NG

AN

MA

SYA

-R

AK

AT

PU

SAT

AD

MIN

ISTR

AS

IK

ER

JAS

AM

ALU

AR

NE

GE

RI

SE

KR

ETA

RIA

TJE

ND

ER

AL

Ir. H

AR

RY

HE

RIA

WA

NS

ALE

H, M

.Sc

INS

PE

KTO

RA

TJE

ND

ER

AL

Drs

. AM

RIN

AL

BA

HA

RU

DIN

, SH

, MM

ER

MA

N S

UPA

RN

O

ME

NT

ER

I TE

NA

GA

KE

RJA

DA

N T

RA

NS

MIG

RA

SI

BA

DA

N P

EN

ELI

TIA

N, P

EN

GE

MB

AN

GA

ND

AN

INF

OR

MA

SI

Dr.

TJE

PY

FIR

MA

NTO

RO

ALO

WIE

, M.S

c

STA

FF

AH

LI

Lam

pira

n 1

Page 116: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

SE

KR

ETA

RIA

T J

EN

DE

RA

L

Ir. H

AR

RY

HE

RIA

WA

N S

AL

EH

, M.S

c

KE

PALA

BIR

OP

ER

EN

CA

-N

AA

N

Ir.

OO

NK

UR

NIA

PU

TRA

,MA

KE

PALA

BIR

OK

EU

AN

GA

N

PAG

AR

MA

RU

LYS

ITO

RU

S, S

E,

MA

KE

PALA

BIR

OKE

PEG

AWAI

AN&

OR

G’S

AS

I

H.A

. AZ

IZ R

IVA

IM

, SH

, MM

KE

PALA

BIR

OU

MU

M

TOTO

KH

AR

IYA

NTO

,S

H

KE

PALA

BIR

OH

UK

UM

AN

DI

SYA

HR

UL

P,S

H

KA

PU

SA

DM

INIS

TRA

SI

KLN

DR

. EN

DA

NG

SU

LIS

TYA

NIN

G-

SIH

, MS

c

KA

PU

SH

UB

UN

GA

NM

AS

YAR

AK

AT

Drs

. JO

KO

MU

LYA

NTO

,M

M

KA

PU

SD

IKLA

TP

EG

AW

AI

DR

. Ir

.M

UC

HTA

RL

UT

HF

IE, M

MA

KA

PU

S K

ES

E-

LAM

ATA

N K

ER

-JA

& H

IPE

RK

ES

Dr.

ZU

LM

IAR

YAN

RI,

Ph

D,

Sp

OK

KE

PAN

ITE

-R

AA

NP4

P

SE

KR

ETA

RIS

JE

ND

ER

AL

KA

BA

GP

ER

EN

CA

NA

AN

UM

UM

Ir. K

AR

TIK

OH

AR

I RE

SPA

TI.

MS

c

KA

BA

GP

ELA

KS

AN

AA

NA

NG

GA

RA

N

Dra

. E

ST

IW

IDA

RT

I

KA

BA

GK

ELE

MB

AG

AA

N

Drs

. TU

KIM

AN

SH

, MM

KA

BA

GR

UM

AH

TAN

GG

A&

PE

RLE

NG

-K

AP

AN

I

Drs

. S

UG

ITO

KA

BA

GP

EN

ELA

AH

AN

HU

KU

M D

AN

KO

NV

EN

SI

INT

’LA

KH

YAR

HZ

, SH

KA

BID

KE

RJA

SA

MA

MU

LTIL

ATE

RA

LD

ra. H

AYA

NI

RU

MO

ND

AN

G,

MA

KA

BID

PE

ND

APA

TU

MU

M &

PE

MB

ER

ITA

AN

Drs

. AD

IRM

AN

MS

c

KA

BA

GTA

TA U

SA

HA

Drs

. MA

DE

PAS

TIK

A, M

M

KA

BA

GTA

TA U

SA

HA

Drg

. A

NI

TRIM

AR

TATI

,M

M

KE

PAN

ITE

RA

AN

PE

RK

AR

A

KA

BA

GP

EN

YU

SU

NA

NP

RO

GR

AM

I

Drs

. JA

DI

SU

RJA

DI

KA

BA

G P

ER

-B

EN

DA

HA

RA

AN

& T

ATA

US

AH

AK

EU

AN

GA

N

Drs

. WA

HY

UW

IDO

DO

, MM

KA

BA

GM

UTA

SI

KE

PE

GA

WA

IAN

NU

RU

L A

RIF

,BA

KA

BA

GR

UM

AH

TAN

GG

A&

PE

RLE

NG

-K

AP

AN

II

Drs

. SU

PA

R-

MA

N, M

M

KA

BA

GP

ER

AN

CA

NG

AN

PE

RA

TU

RA

NP

ER

UN

DA

NG

-U

ND

AN

GA

NS

UM

ON

DA

NG

,S

H

KA

BID

KE

RJA

SA

MA

BIL

AT

ER

AL

Ir.

GU

NT

UR

WIT

JAK

SO

NO

,M

.Agr

ic

KA

BID

HU

BA

NTA

RLE

MB

AG

AD

rs.

SU

HA

RTO

NO

,M

M

KA

BID

PR

OG

RA

M &

EVA

LUA

SI

Drs

.S

UB

AR

DJO

,M

M

KE

PALA

KE

SE

LAM

ATA

NK

ER

JAIr

. T

UM

BU

RSA

UT

PAR

ULI

AN

SIA

HA

AN

,M

.Kes

KE

PAN

ITE

RA

AN

GU

GA

TAN

KA

BA

GP

EN

YU

SU

NA

NP

RO

GR

AM

II

Ir. J

AN

PATI

UN

G, M

M

KA

BA

G P

EN

G-

UJI

AN

& P

E-

NE

RB

ITA

N S

PM

Drs

. PA

NT

UN

PAN

DIA

NG

AN

MM

KA

BA

GO

RG

AN

ISA

SI

& T

ATA

LAK

SA

NA

SR

I SU

TAR

INI,

SH

MM

KA

BA

G T

ATA

US

AH

AD

EP

AR

TE

ME

ND

ra. N

OR

AE

KA

LIA

NA

HA

NA

FIE

, MM

KA

BA

GB

AN

TU

AN

HU

KU

M

SU

NA

RN

O, S

H

KA

BID

PE

NY

ELE

NG

-G

AR

AA

NN

GA

DIM

AN

,S

H

KA

BID

HIP

ER

KE

S

Dr.

KA

DW

AR

INI

LE

STA

RI,

M.K

3K

AB

AG

EV

ALU

AS

I &

PE

LAP

OR

AN

Ir.

R.

CO

NR

AD

HE

ND

RA

RT

O,

MS

c

KA

BA

GA

KU

NTA

NS

I &P

ELA

PO

RA

N

Ir. M

ULY

AN

TO,

MM

KA

BA

GP

ER

EN

CA

NA

AN

& P

EN

GE

MB

PE

GA

WA

ID

rs.B

AM

BA

NG

SATR

IOL

EL

ON

O, M

A

KE

LO

MP

OK

JAB

ATA

NF

UN

GS

ION

AL

GA

RIS

KO

MA

ND

O

GA

RIS

PE

MB

INA

AN

AD

MIN

IST

RA

TIF

Lam

pira

n 2

Page 117: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

INS

PE

KT

OR

AT

JE

ND

ER

AL

Drs

. AM

RIN

AL

BA

HA

RU

DD

IN, S

H, M

M

INS

PE

KT

UR

JE

ND

ER

AL

Sek

reta

ris

ITJE

N

RIY

AN

TI E

ND

AN

G T

RI W

IDYA

ST

UT

I, S

H

Bag

ian

Pen

gaw

asan

Mas

yara

kat d

an T

L H

asil

Pem

erik

saan

Drs

. D

AR

JA Y

OH

AN

A,

MM

Bag

ian

Ana

lisis

Has

ilP

emer

iksa

an

Dra

. RO

SIT

AM

UR

NA

SIH

Bag

ian

Um

um

SU

YO

TO,

SE

MM

Bag

ian

Pro

gram

,E

valu

asi &

Pel

apor

an

Drs

. SLA

ME

TR

ISN

AN

DA

R

INS

PE

KT

UR

IV

Drs

. IN

DR

A S

UR

YA

-N

AT

HA

, MM

, M.H

um

INS

PE

KT

UR

III

Drs

. LE

GO

WO

SA

ST

RO

DIH

AR

DJO

, MM

INS

PE

KT

UR

II

AM

RIL

SA

AN

, SH

INS

PE

KT

UR

I

ED

I SA

PA

RLI

AR

, SH

Kel

ompo

k Ja

bata

nF

ungs

iona

l

Lam

pira

n 3

Page 118: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

BA

DA

N P

EN

EL

ITIA

N,

PE

NG

EM

BA

NG

AN

DA

N IN

FO

RM

AS

I

Dr.

TJE

PY

F. A

LO

WIE

, MS

c

KE

PALA

BA

DA

N

Sek

reta

ris

BA

LIT

FO

Ir. D

JUH

AR

SA

M. D

JAJA

DIH

AR

DJA

, MM

Bag

ian

Pen

gem

bang

anS

iste

m d

an S

umbe

r D

aya

Info

rmas

i

Ir. B

EN

YAM

INS

UP

RAY

OG

A, M

M

Bag

ian

Keu

anga

n

Dra

. TH

ER

ES

IA A

SIH

HA

ND

JAR

I WO

RO

AR

YA

NI,

MM

Bag

ian

Ke

pe

ga

wa

ian

& U

mum

Drs

. B

AN

DA

R-

SY

AH

JA

YA

Bag

ian

Pro

gram

,E

valu

asi &

Pel

apor

an

Ir. S

AP

TO

SE

TYO

DH

ON

O, M

M

Kel

ompo

k Ja

bata

n F

ungs

iona

l

KE

PALA

PU

SAT

PE

NE

LIT

IAN

DA

NP

EN

GE

MB

AN

GA

NK

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

KE

PALA

PU

SAT

PE

NE

LIT

IAN

DA

NP

EN

GE

MB

AN

GA

NK

ET

RA

NS

MIG

RA

SIA

N

KE

PA

LA P

US

AT D

ATA

DA

NIN

FOR

MA

SI

KE

TE

NA

GA

KE

RJA

AN

KE

PA

LA P

US

AT D

ATA

DA

NIN

FOR

MA

SI

KE

TR

AN

SM

IGR

AS

IAN

Drs

. SU

WIT

O A

RD

IYA

NT

O, S

H, M

HIr.

SA

RA

SW

AT

I SO

EG

IHA

RT

O, M

AD

rs. T

OG

AR

ISM

AN

NA

PIT

UP

ULU

Ir. J

OS

EP

H S

ET

YO

AD

I, M

PA

BID

AN

G P

ER

EN

CA

NA

AN

TE

NA

GA

KE

RJA

Drs

. MA

NA

GA

RA

TA

MB

UB

OLO

N, M

Si

BID

AN

G D

ATA

INF

OR

MA

SI P

EN

EM

-PA

TAN

DA

N P

ELA

TIH

AN

NA

KE

R

Drs

. PA

RD

AM

EA

N S

IMA

NJU

NTA

K M

Si

BID

AN

G D

ATIN

FO

HU

B IN

DU

ST

RIA

L &

PE

NG

AW

AS

AN

KE

TE

NA

GA

KE

RJA

AN

Drs

. AK

HM

AD

JU

NA

ED

I

BID

AN

GP

EN

GE

LOLA

AN

DAT

A

Ir. R

R. R

ATN

A D

EW

I AN

DR

IAT

I, M

M

BID

AN

G P

ER

AN

CA

NG

AN

DA

NP

EN

YAJI

AN

INF

OR

MA

SI

Drs

. AH

MA

D S

OB

AR

I FA

DIL

BID

AN

GP

RO

GR

AM

DA

N K

ER

JA S

AM

A

SU

MA

RD

OK

O, S

H, M

H

BID

AN

G E

VA

LUA

SI

DA

N P

RO

MO

SI

Drs

. M. C

AH

YO

HA

DI S

, MA

BID

AN

GP

EN

GE

LOLA

AN

DAT

A

Ir. E

TT

I DIA

NA

m M

.S

BID

AN

G P

ER

AN

CA

NG

AN

DA

NP

EN

YAJI

AN

INF

OR

MA

SI

DR

. Ir.

HA

PO

SA

N S

AR

AG

IH, M

.Agr

Lam

pira

n 4

Page 119: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

DIR

EK

TO

RA

T J

EN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

N P

EL

AT

IHA

ND

AN

PR

OD

UK

TIV

ITA

S

IR. B

ES

AR

SE

TY

OK

O, M

MD

irekt

ur J

ende

ral

Sek

reta

ris

DIR

JEN

Dra

. TAT

I HE

RD

AR

TI,

MA

Bag

ian

Kep

egaw

aian

dan

Um

um

DJU

MIL

AS

TR

I, B

A

Bag

ian

Huk

um d

anK

erja

Sam

a LN

FAC

HR

UR

OZ

I, S

H,

MH

Bag

ian

Keu

anga

n

LUS

MA

RN

A,

SE

, MM

Bag

ian

Pro

gram

,E

valu

asi &

Pel

apor

anD

rs. E

MP

U G

UR

ITN

O,

MM

Kel

ompo

k Ja

bata

n F

ungs

iona

l

DIR

EK

TOR

AT S

TAN

DA

RIS

AS

IK

OM

PE

TEN

SI D

AN

PR

OG

RA

M P

ELA

TIH

AN

Drs

. MU

LYA

NT

O, M

M

SU

BD

IT S

TAN

DA

RIS

AS

IK

OM

PE

TEN

SI

Ir. S

UH

AD

I, M

Si

SU

BD

IT P

EN

YU

SU

NA

NP

RO

GR

AM

PE

LATI

HA

N

Drs

. ED

Y D

AU

D, M

Si

SU

BD

IT P

EN

GE

MB

SIS

TEM

DA

N M

ETO

DA

PE

LAT

IHA

N

Drs

. SU

KA

RY

ON

O, M

Si

SU

BD

IT P

EM

BIN

AA

NA

SO

SIA

SI P

RO

FE

SI

Ir. E

DY

SU

SA

NT

O, M

Si

DIR

EK

TOR

AT B

INA

INS

TR

UK

TU

R &

TE

NA

GA

KE

PE

LATI

HA

N

Drs

. RO

BE

RT

BE

RS

AL

S, M

M

SU

BD

IT IN

STR

UK

TUR

LE

MB

PE

LATI

HA

N P

EM

ER

INTA

H

Drs

. AR

IS W

AH

YU

DI,

MS

i

SU

BD

IT IN

STR

UK

TUR

LE

MB

PE

LAT

IHA

N S

WA

STA

Drs

. SO

EJA

NT

O W

, MM

SU

BD

IT P

EM

BIN

AA

N T

EN

AG

AK

EP

ELA

TIH

AN

Drs

. AM

IR J

UF

RI,

MP

d

SU

BD

IT R

EG

ISTR

AS

I &P

EM

BE

RD

AYA

AN

Dra

. GIN

A S

UH

AR

GIN

I U, M

M

DIR

EK

TOR

AT B

INA

LE

MB

AG

AD

AN

SA

RA

NA

PE

LAT

IHA

NK

ER

JA

Drs

. SU

SA

ND

I

SU

BD

IT P

EM

BIN

AA

NLE

MB

AG

A

Ir. B

ER

NH

AR

D S

, MS

i

SU

BD

IT P

EM

BIN

AA

NS

AR

AN

A

SA

KIR

, SP

d, M

M

SU

BD

IT K

ER

JAS

AM

AA

NTA

R L

EM

BA

GA

Drs

. DJA

TI G

INT

ING

, MS

i

SU

BD

IT P

EN

DA

NA

AN

PE

LATI

HA

N

I KE

TU

T C

AK

RA

, S.S

os, M

M

DIR

EK

TOR

ATB

INA

PE

MA

GA

NG

AN

Drs

. BA

GU

S M

AR

YA

NT

O, M

A

SU

BD

IT P

EM

AG

AN

GA

ND

ALA

M N

EG

ER

I

Drs

. TA

NG

SI T

AR

IGA

N, M

M

SU

BD

IT P

EM

AG

AN

GA

NLU

AR

NE

GE

RI

Dra

. LU

GIA

EM

ILA

M, M

A

SU

BD

IT P

ER

IJIN

AN

DA

NA

DV

OK

AS

I PE

MA

GA

NG

AN

FIR

DA

US

BA

DR

UN

, SH

, MS

i

SU

BD

IT IN

FOR

MA

SI

PE

MA

GA

NG

AN

Ir. K

OD

RAT

SU

BA

GY

O, M

M

DIR

EK

TOR

ATP

RO

DU

KTI

VIT

AS

Ir. A

FD

ALU

DIN

, MM

SU

BD

IT P

EN

GE

MB

MA

NA

-JE

ME

N &

KE

LEM

BA

GA

AN

Ir. S

AR

OLI

HA

LAW

A,

MA

SU

BD

IT P

EN

GE

MB

AN

GA

NS

IST

EM

& IN

OVA

SI

TAS

WIN

ZE

IN, S

E, M

M

SU

BD

IT P

EN

GE

MB

AN

GA

NK

UA

LITA

S S

DM

PR

IBA

DI,

SE

, MS

i

SU

BD

IT P

EN

GE

MB

AN

GA

NS

OS

& B

UD

AYA

PR

OD

UK

TIF

Dra

. SIT

I SU

ND

AR

I, M

Si

Lam

pira

n 5

Page 120: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

DIR

EK

TO

RA

T J

EN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

N D

AN

PE

NE

MPA

TAN

TE

NA

GA

KE

RJA

DA

LA

M N

EG

ER

I

MY

RA

MA

RIA

HA

NA

RTA

NI,

SH

, MA

Dire

ktur

Jen

dera

l

Sek

reta

ris

DIR

JEN

Drs

. TJE

TJE

AL

AN

SH

OR

I, M

BA

Bag

ian

Kep

egaw

aian

dan

Um

um

M. S

YU

KU

R L

ING

GA

, BA

Bag

ian

Huk

um d

anK

erja

Sam

a LN

YO

SE

P S

US

AN

TO

,S

H, M

M

Bag

ian

Keu

anga

n

Drs

. BE

NN

YA

DE

NA

N, M

IM

Bag

ian

Pro

gram

,E

valu

asi &

Pel

apor

anB

UD

I HA

RTA

WA

N,

SE

, MA

, PhD

Kel

ompo

k Ja

bata

n F

ungs

iona

l

DIR

EK

TUR

PE

MB

INA

AN

PA

SA

R K

ER

JA

KA

SU

BD

IT IN

FO

RM

PA

SA

RK

ER

JA &

PE

RE

NC

AN

AN

TK

Ir. M

AR

ULI

AP

UL

H, M

A, P

hD

KA

SU

BD

IT A

NA

LIS

ISJA

BA

TAN

Drs

. R. M

AS

UB

IYA

NT

O, H

S

KA

SU

BD

IT B

UR

SA

KE

RJA

Dra

. TIT

IN S

UP

EN

TI,

MA

KA

SU

BD

IT IN

FO

RM

PA

SA

RK

ER

JA &

PE

RE

NC

AN

AN

TK

Ir. E

DY

SU

SA

NT

O, M

Si

DIR

EK

TUR

PE

NE

MPA

TAN

TE

NA

GA

KE

RJA

SR

I H

AN

DA

YA

NIN

GS

IH,

SH

,MM

KA

SU

BD

ITA

NTA

R K

ER

JA

Drs

. NU

RA

HM

AN

, MS

i

KA

SU

BD

IT P

EN

EM

PATA

N T

KP

EM

UD

A, W

AN

ITA

& L

AN

SIA

NU

RM

IA S

INA

GA

, MA

KA

SU

BD

IT P

EN

EM

PATA

N T

KP

EN

YAN

DA

NG

CA

CAT

HA

RIJ

AN

TO

, SH

KA

SU

BD

IT P

EN

YU

LUH

AN

&B

IMB

ING

AN

JA

BAT

AN

Drs

. SU

TO

MO

, MM

DIR

EK

TUR

PE

NG

GU

NA

AN

TE

NA

GA

KE

RJA

AS

ING

KU

NJU

NG

MA

SE

HAT

, SH

, MM

KA

SU

BD

IT A

NA

LIS

IS &

PE

RIJ

INA

N S

EK

TOR

IND

US

TRI

WIS

NU

PR

AM

ON

O, S

H, M

A

KA

SU

BD

IT A

NA

LIS

IS &

PE

RIJ

INA

N S

EK

TO

R J

AS

A

RA

HM

AW

AT

I YA

UN

IDA

R, S

E

KA

SU

BD

IT P

EN

GE

ND

ALI

AN

&K

ER

JAS

AM

A K

ELE

MB

Drs

. HE

RR

Y S

, MH

DIR

EK

TUR

PR

OM

OS

IP

ER

LUA

SA

N K

ES

EM

PATA

NK

ER

JA

Drs

. MU

LLE

R S

ILA

LAH

I, M

A

KA

SU

BD

IT P

RO

MO

SI

PE

RLU

AS

AN

KE

SE

MP

KE

RJA

SE

KTO

R P

ER

TAN

IAN

Ir. A

. DA

MIR

I RA

CH

MA

N, M

M

DIR

EK

TUR

PE

NG

EM

BA

NG

AN

SIS

TE

M D

AN

PE

RLU

AS

AN

KE

SE

MPA

TAN

KE

RJA

Drs

. IN

DR

O W

AR

SIT

O, M

A

KA

SU

BD

IT T

ER

APA

NT

EK

NO

LOG

I TE

PAT

GU

NA

Dra

. SR

I IN

DA

RT

I

KA

SU

BD

IT S

ISTE

MP

AD

AT

KA

RY

A

Drs

. HE

RR

Y S

UB

IJA

KT

O, M

M

KA

SU

BD

IT K

ER

JA M

AN

DIR

ID

AN

SE

KT

OR

INF

OR

MA

L

Drs

. ZU

LKIF

LI, M

M

KA

SU

BD

IT P

EN

GE

MB

AN

GA

NT

EN

AG

A K

ER

JA S

UK

AR

ELA

ISH

AR

TI H

AS

AN

, SE

, MS

i

KA

SU

BD

IT P

RO

MO

SI

PE

RLU

AS

AN

KE

SE

MP

KE

RJA

SE

KT

OR

IND

US

TR

I

Drs

. S.P

. DO

ULL

AS

GA

, MS

i

KA

SU

BD

IT P

RO

MO

SI

PE

RLU

AS

AN

KE

SE

MP

KE

RJA

SE

KT

OR

JA

SA

Ir. H

AD

I SA

PU

TR

O, M

A

KA

SU

BD

IT P

RO

MO

SI

PO

TE

NS

I SU

MB

ER

DA

YA

DA

ER

AH

M. A

LIM

UD

DIN

, SH

Lam

pira

n 6

MA

RU

LI A

PU

L H

. TA

MB

UN

AN

Page 121: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

DIR

EK

TO

RA

T J

EN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

N D

AN

PE

NE

MPA

TAN

TE

NA

GA

KE

RJA

LU

AR

NE

GE

RI

Drs

. I G

US

TI M

AD

E A

RK

A, M

Si

Dire

ktur

Jen

dera

l

Sek

reta

ris

DIR

JEN

Drs

. AB

DU

L M

ALI

K H

AR

AH

AP

Bag

ian

Kep

egaw

aian

dan

Um

um

Ir. S

UK

AM

TO J

AY

ALD

I,M

Sc

Bag

ian

Huk

um d

anK

erja

Sam

a LN

RA

MIA

NY

SIN

AG

A,

SH

Bag

ian

Keu

anga

n

SO

EJO

NO

, SE

Bag

ian

Pro

gram

,E

valu

asi &

Pel

apor

anD

rs. A

. MU

JIH

AN

DAY

AN

I, M

Si

Kel

ompo

k Ja

bata

nF

ungs

iona

l

DIR

EK

TU

R S

OS

IALI

SA

SI

DA

N P

EN

YU

LUH

AN

KA

SU

BD

IT S

OS

IALI

SA

SI

PR

OG

RA

M &

PE

NC

EG

AH

AN

TK

I ILE

GA

L

Ir. M

AR

ULI

AP

UL

H, M

A, P

hD

KA

SU

BD

IT P

EN

YU

LUH

AN

JAB

ATA

N T

KLN

Drs

. V. G

AT

OT

SU

PA

RN

AD

Y

KA

SU

BD

IT IN

FO

RM

AS

IPA

SA

R K

ER

JA L

UA

R N

EG

ER

I

Drs

. FX

. SU

RA

TA

DIR

EK

TUR

PR

OM

OS

ID

AN

PE

NE

MPA

TAN

Drs

. AD

E A

DA

M N

OC

H

KA

SU

BD

IT P

ER

LUA

SA

NPA

SA

R K

ER

JA L

UA

R N

EG

ER

I

Drs

. A. P

RIH

AN

TO

NO

, MA

KA

SU

BD

IT P

EN

YE

DIA

AN

PE

NE

MPA

TAN

& K

ER

JAS

AM

AK

AW

AS

AN

I

Dra

. YE

NI A

GU

S W

, MM

KA

SU

BD

IT P

EN

GE

ND

ALI

AN

SIS

TEM

INFO

RM

AS

I PTK

LN

PA

RY

AT

NO

, SE

DIR

EK

TU

R K

ELE

MB

AG

AA

NP

EN

EM

PATA

N

Drs

. AD

JI D

HA

RM

A

KA

SU

BD

IT S

TAN

DA

RIS

AS

I &A

KR

ED

ITA

SI L

EM

BA

GA

PE

NE

MPA

TAN

Drs

. IR

WA

N K

HA

LID

DIR

EK

TUR

PE

RLI

ND

UN

GA

ND

AN

AD

VO

KA

SI

Drs

. MA

RD

JON

O, M

M

KA

SU

BD

IT P

EN

GE

MB

AN

GA

NP

ER

AN

GK

AT

PE

RLI

ND

UN

GA

N

LAR

MA

YA

AD

JI, B

.H.

DIR

EK

TUR

PE

MB

ER

DAY

AA

N T

KLN

Ir. L

ISN

A P

OE

LOE

NG

AN

,M

S, M

M

KA

SU

BD

IT P

EM

BE

KA

LAN

AK

HIR

PE

MB

ER

AN

GK

ATA

N

Dra

. ELI

SA

BE

TH

TA

TIK

, MA

KA

SU

BD

IT P

EM

BIA

YA

AN

DA

N R

EM

ITA

SI

Drs

. MU

RD

IJA

NT

O

KA

SU

BD

IT E

VALU

AS

IE

KM

AM

PU

AN

TK

I

Drs

. MA

RG

ON

O, M

M

KA

SU

BD

IT R

EH

AB

ILIT

AS

ID

AN

RE

INTE

GR

AS

I

Ir. A

RIN

I RA

HY

UW

ATI,

MM

KA

SU

BD

IT A

DV

OK

AS

IK

AW

AS

AN

I

Drs

. SA

IFU

L ID

HO

M

KA

SU

BD

IT A

DV

OK

AS

IK

AW

AS

AN

II

SW

AR

JI, S

H

KA

SU

BD

ITK

EP

ULA

NG

AN

Drs

. AR

IFIN

PU

RB

A, M

Si

Dra

. FIF

I AR

IAN

TI P

, MP

M

KA

SU

BD

IT P

EN

YE

DIA

AN

PE

NE

MPA

TAN

& K

ER

JAS

AM

AK

AW

AS

AN

II

F.X

. SR

I K, B

BA

KA

SU

BD

IT P

EN

ILA

IAN

KIN

ER

JA L

EM

BA

GA

PE

NE

MPA

TAN

Drs

. SU

PR

IYA

RS

O, M

M

KA

SU

BD

IT P

EM

BE

RD

AYA

AN

DA

N K

ER

JAS

AM

A L

EM

BA

GA

PE

NE

MPA

TAN

Drs

. RIN

TO

SU

DIB

YO

Lam

pira

n 7

Page 122: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

DIR

EK

TO

RA

T J

EN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

N H

UB

UN

GA

NIN

DU

ST

RIA

L D

AN

JA

MIN

AN

SO

SIA

L K

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

Dr.

MU

ZN

I TA

MB

US

AI,

MS

cD

irekt

ur J

ende

ral

Sek

reta

ris

DIR

JEN

Bag

ian

Kep

egaw

aian

dan

Um

umB

agia

n H

ukum

dan

Ker

ja S

ama

LNB

agia

nK

euan

gan

Bag

ian

Pro

gram

,E

valu

asi &

Pel

apor

an

Kel

ompo

k Ja

bata

nF

ungs

iona

l

DIR

EK

TU

R P

ER

SYA

RAT

AN

KE

RJA

, KE

SE

JAH

TE

RA

AN

DA

N A

NA

LIS

IS D

ISK

RIM

INA

SI

KA

SU

BD

IT P

ER

ATU

RA

NP

ER

US

AH

AA

N &

PE

R-

JAN

JIA

N K

ER

JA B

ER

SA

MA

KA

SU

BD

ITP

ER

JAN

JIA

N K

ER

JA

KA

SU

BD

IT K

ES

EJA

H-

TE

RA

AN

PE

KE

RJA

DIR

EK

TU

R K

ELE

MB

AG

AA

ND

AN

PE

MA

SY

AR

AK

ATA

NH

UB

UN

GA

N IN

DU

STR

IAL

KA

SU

BD

IT O

RG

AN

ISA

SI

PE

KE

RJA

DA

N P

EN

GU

SA

HA

DIR

EK

TUR

PE

NG

UPA

HA

ND

AN

JA

MS

OS

,K

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

Drs

. SIH

AR

LU

MB

AN

G, M

S

KA

SU

BD

IT P

EN

GU

PAH

AN

DIR

EK

TUR

PE

NY

ELE

SA

IAN

PE

RS

ELI

SIH

AN

HU

BU

NG

AN

IND

US

TRIA

L

Drs

. GA

ND

I SU

GA

ND

I, M

M

KA

SU

BD

IT P

EN

YE

LEN

G-

GA

RA

N P

ER

SE

LIS

IHA

NH

UB

UN

GA

N IN

DU

STR

IAL

KA

SU

BD

IT J

AM

INA

N S

OS

IAL

KE

TE

NA

GA

KE

RJA

AN

HU

BU

NG

AN

KE

RJA

KA

SU

BD

IT J

AM

SO

S D

AN

KE

SE

JAH

TE

RA

AN

LU

AR

HU

BU

NG

AN

KE

RJA

KA

SU

BD

IT A

NA

LIS

IS D

IS-

KR

IMIN

AS

I SYA

RA

T K

ER

JA

KA

SU

BD

IT K

ELE

MB

AG

AN

HU

BU

NG

AN

IND

US

TRIA

L

KA

SU

BD

ITP

EM

AS

YA

RA

KA

TAN

HU

BU

NG

AN

IND

US

TRIA

L

ISK

AN

DA

R, S

HL.

AG

US

S, S

.Sos

, MM

KA

SU

BD

IT P

EN

GE

SA

HA

NP

ER

SE

LIS

IHA

N H

UB

UN

GA

NIN

DU

STR

IAL

KA

SU

BD

IT P

EM

BE

RD

AYA

AN

KE

LEM

BA

GA

AN

DA

NTE

NA

GA

PE

NY

ELE

SIA

NP

ER

SE

LIS

IHA

N H

UB

UN

GA

NIN

DU

STR

IAL

Lam

pira

n 8

AD

RIA

NI,

SE

, MA

Drs

. EN

DIN

G K

.H

AR

RY

S.,

BA

Drs

. SU

TAR

DI,

MS

i

RU

SLA

N IR

IAN

TO

S.,

SE

,MM

DR

A. S

ITI J

UB

AE

DA

H A

R, M

M

KO

ES

PR

AYE

KT

I S.,

SH

. MS

i

IDA

SU

KO

RIN

I S.,

SH

, MA

WA

HY

U IN

DR

AW

AT

I, S

E, M

M

DR

S. S

UTA

NTA

, MS

c, P

hD

SR

I NU

RH

AN

ING

SIH

, SH

SA

HAT

SIN

UR

AT, S

H, M

H

ET

IK S

UG

IYA

RT

I, S

E, M

M

IR. M

US

TAFA

KA

MA

L, M

Si

KA

SU

BD

IT A

NA

LIS

IS &

INF

OR

MA

SI S

OS

IAL

&P

EN

GU

PAH

AN

ISK

AN

DA

R M

AU

LA, S

H, M

M

MIT

AR

PE

LAW

I, S

H, M

M

DR

S. D

AR

MA

NT

O, M

M

WU

RD

AYA

NI,

SH

MA

SR

I HA

SY

AR

, SH

Page 123: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

DIR

EK

TO

RA

T J

EN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

N P

EN

GA

WA

SA

NK

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

MA

RU

DIN

S.M

. SIM

AN

IHU

RU

K, S

H, M

MD

irekt

ur J

ende

ral

Sek

reta

ris

DIR

JEN

Bag

ian

Kep

egaw

aian

dan

Um

umB

agia

n H

ukum

dan

Ker

ja S

ama

LNB

agia

nK

euan

gan

Bag

ian

Pro

gram

,E

valu

asi &

Pel

apor

an

Kel

ompo

k Ja

bata

n F

ungs

iona

l

DIR

EK

TUR

PE

NG

AW

AS

AN

NO

RM

AK

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

HU

BU

NG

AN

KE

RJA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

JA

MIN

AN

SO

SIA

LT

EN

AG

A K

ER

JA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

RJA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

PE

NE

MPA

TAN

DA

NP

ELA

TIH

AN

SYA

RIF

UD

DIN

SIN

AG

A, S

H

DIR

EK

TUR

PE

NG

AW

AS

AN

NO

RM

A K

ER

JAP

ER

EM

PU

AN

DA

N A

NA

K

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

RJA

PE

RE

MP

UA

N

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

RJA

AN

AK

KA

SU

BD

IT K

ER

JA S

AM

ALI

NTA

S S

EK

TOR

AL

KA

SU

BD

IT A

DV

OK

AS

I TE

NA

GA

KE

RJA

PE

RE

MP

UA

N &

AN

AK

NU

R A

SIA

H, S

H

DIR

EK

TU

R P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

SE

LAM

ATA

N D

AN

KE

SE

HAT

AN

KE

RJA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

ME

KA

NIK

, PE

SA

WAT

UA

P&

BE

JAN

A T

EK

AN

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

N N

OR

MA

KO

NS

. B

AN

GU

NA

N,

INS

T L

IST

RIK

&P

EN

AN

GG

ULA

NG

AN

KE

BA

KA

RA

N

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

SE

HAT

AN

KE

RJA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

LIN

GK

UN

GA

N K

ER

JA

NA

SR

UL

SJA

RIE

F, S

E, M

E

DIR

EK

TUR

PE

MB

ER

DAY

AA

NP

EN

GA

WA

SA

NK

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

KA

SU

BD

IT B

INA

KE

LEM

BA

GA

AN

DA

N T

EN

AG

A P

EN

GA

WA

SK

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

KA

SU

BD

IT B

INA

PE

NE

GA

KA

NH

UK

UM

KA

SU

BD

IT B

INA

AN

ALI

SIS

,S

TAN

DA

RIS

AS

I DA

N S

ER

TIF

IKA

SI

NO

RM

A K

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

KA

SU

BD

IT B

INA

TA

TA L

AK

SA

NA

DA

N IN

FO

RM

AS

I PE

NG

AW

AS

AN

KE

TE

NA

GA

KE

RJA

AN

PU

NG

KY

WID

IAT

MO

KO

, SS

os, M

Si

Lam

pira

n 9

DR

S. H

ER

MA

N P

H.

HA

NIF

AH

, SE

,M

AA

ZH

AR

US

MA

N,

SH

, MH

ED

I PU

RN

AM

A, S

H, M

M

DR

S. A

LBE

RT

MS

., M

si

HE

RM

AN

TO

R.,

SE

BE

RN

AW

AN

SIN

AG

A, S

H, M

Si

BA

KH

TIA

R, S

H

DR

S. S

UM

AR

YO

NO

DR

S. L

AU

RE

ND

SIN

AG

A

DR

A. W

AR

SIN

I, M

si

IR. N

ET

TY

FA

RID

A S

., M

M

DR

S. A

RIE

F S

UP

ON

O, M

M

GA

NJA

R B

UD

IAR

TO

, ST

IR. H

AR

UN

SY

AH

SIA

HA

AN

, MM

IR. A

MR

I, A

K

DE

DI A

DI G

UM

ELA

R, S

E, M

M

SY

AM

SU

L B

AH

RI,

SH

IR. S

RI H

AR

JAN

I

SU

SE

NO

CIP

TO

M.,

SE

, MM

Drs

. H. A

DJA

T D

AR

AD

JAT,

Msi

Page 124: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

DIR

EK

TO

RA

T J

EN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

N P

EN

GA

WA

SA

NK

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

MA

RU

DIN

S.M

. SIM

AN

IHU

RU

K, S

H, M

MD

irekt

ur J

ende

ral

Sek

reta

ris

DIR

JEN

Bag

ian

Kep

egaw

aian

dan

Um

umB

agia

n H

ukum

dan

Ker

ja S

ama

LNB

agia

nK

euan

gan

Bag

ian

Pro

gram

,E

valu

asi &

Pel

apor

an

Kel

ompo

k Ja

bata

n F

ungs

iona

l

DIR

EK

TUR

PE

NG

AW

AS

AN

NO

RM

AK

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

HU

BU

NG

AN

KE

RJA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

JA

MIN

AN

SO

SIA

LT

EN

AG

A K

ER

JA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

RJA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

PE

NE

MPA

TAN

DA

NP

ELA

TIH

AN

SYA

RIF

UD

DIN

SIN

AG

A, S

H

DIR

EK

TUR

PE

NG

AW

AS

AN

NO

RM

A K

ER

JAP

ER

EM

PU

AN

DA

N A

NA

K

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

RJA

PE

RE

MP

UA

N

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

RJA

AN

AK

KA

SU

BD

IT K

ER

JA S

AM

ALI

NTA

S S

EK

TOR

AL

KA

SU

BD

IT A

DV

OK

AS

I TE

NA

GA

KE

RJA

PE

RE

MP

UA

N &

AN

AK

NU

R A

SIA

H, S

H

DIR

EK

TU

R P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

SE

LAM

ATA

N D

AN

KE

SE

HAT

AN

KE

RJA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

ME

KA

NIK

, PE

SA

WA

T U

AP

& B

EJA

NA

TE

KA

N

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

N N

OR

MA

KO

NS

. B

AN

GU

NA

N,

INS

T L

IST

RIK

&P

EN

AN

GG

ULA

NG

AN

KE

BA

KA

RA

N

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

KE

SE

HAT

AN

KE

RJA

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

WA

SA

NN

OR

MA

LIN

GK

UN

GA

N K

ER

JA

NA

SR

UL

SJA

RIE

F, S

E, M

E

DIR

EK

TUR

PE

MB

ER

DAY

AA

NP

EN

GA

WA

SA

NK

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

KA

SU

BD

IT B

INA

KE

LEM

BA

GA

AN

DA

N T

EN

AG

A P

EN

GA

WA

SK

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

KA

SU

BD

IT B

INA

PE

NE

GA

KA

NH

UK

UM

KA

SU

BD

IT B

INA

AN

ALI

SIS

,S

TAN

DA

RIS

AS

I DA

N S

ER

TIF

IKA

SI

NO

RM

A K

ET

EN

AG

AK

ER

JAA

N

KA

SU

BD

IT B

INA

TA

TA L

AK

SA

NA

DA

N IN

FO

RM

AS

I PE

NG

AW

AS

AN

KE

TE

NA

GA

KE

RJA

AN

PU

NG

KY

WID

IAT

MO

KO

, SS

os, M

Si

Lam

pira

n 9

DR

S. H

ER

MA

N P

H.

HA

NIF

AH

, SE

,M

AA

ZH

AR

US

MA

N,

SH

, MH

ED

I PU

RN

AM

A, S

H, M

M

DR

S. A

LBE

RT

MS

., M

si

HE

RM

AN

TO

R.,

SE

BE

RN

AW

AN

SIN

AG

A, S

H, M

Si

BA

KH

TIA

R, S

H

DR

S. S

UM

AR

YO

NO

DR

S. L

AU

RE

ND

SIN

AG

A

DR

A. W

AR

SIN

I, M

si

IR. N

ET

TY

FA

RID

A S

., M

M

DR

S. A

RIE

F S

UP

ON

O, M

M

GA

NJA

R B

UD

IAR

TO

, ST

IR. H

AR

UN

SY

AH

SIA

HA

AN

, MM

IR. A

MR

I, A

K

DE

DI A

DI G

UM

ELA

R, S

E, M

M

SY

AM

SU

L B

AH

RI,

SH

IR. S

RI H

AR

JAN

I

SU

SE

NO

CIP

TO

M.,

SE

, MM

Drs

. H. A

DJA

T D

AR

AD

JAT,

Msi

Page 125: Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia · Administrasi Ketenagakerjaan Indonesia; Labour Administration in Indonesia ISBN 92-2-018649-7 ...

DIR

EK

TO

RA

T J

EN

DE

RA

LP

EM

BIN

AA

NP

EN

GE

MB

AN

GA

NM

AS

YAR

AK

AT

DA

NK

AW

AS

AN

TR

AN

SM

IGR

AS

I

Drs

. JO

KO

SID

IK P

RA

MO

NO

, MM

Dire

ktur

Jen

dera

l

Sek

reta

ris

DIR

JEN

Bag

ian

Kep

egaw

aian

dan

Um

umB

agia

n H

ukum

dan

Ker

ja S

ama

LNB

agia

nK

euan

gan

Bag

ian

Pro

gram

,E

valu

asi &

Pel

apor

an

Kel

ompo

k Ja

bata

nF

ungs

iona

l

DIR

EK

TUR

PE

RE

NC

AN

AA

NTE

KN

IS P

EN

GE

MB

AN

GA

NM

AS

YA

RA

KA

T &

KA

WA

SA

N

DIR

EK

TUR

PE

NIN

GK

ATA

NK

AP

AS

ITA

S S

DM

DA

NM

AS

YA

RA

KA

T

KA

SU

BD

ITB

AN

TU

AN

PA

NG

AN

KA

SU

BD

IT F

AS

ILIT

AS

SO

SIA

L B

UD

AY

A

KA

SU

BD

IT P

EN

GG

ER

AK

SW

AD

AY

A M

AS

YA

RA

KA

T

DIR

EK

TUR

PE

NG

EM

BA

NG

AN

US

AH

A

KA

SU

BD

ITK

EW

IRA

US

AH

AA

N

DIR

EK

TUR

PE

NG

EM

BA

NG

AN

SA

RA

NA

DA

N P

RA

SA

RA

NA

KA

WA

SA

N

KA

SU

BD

IT P

EN

GK

AJI

AN

&S

TAN

DA

RIS

AS

I SA

RA

NA

&P

RA

SA

RA

NA

DIR

EK

TUR

PE

NY

ER

AS

IAN

LIN

GK

UN

GA

N

KA

SU

BD

IT R

EN

CA

NA

PE

-N

GE

LOLA

AN

LIN

GK

UN

GA

N

KA

SU

BD

IT M

ITIG

AS

ILI

NG

KU

NG

AN

KA

SU

BD

IT P

EM

AN

TAU

AN

LIN

GK

UN

GA

N

KA

SU

BD

IT P

EN

GA

KH

IRA

NS

TAT

US

KA

SU

BD

IT P

EN

GE

MB

AN

GA

NS

AR

AN

A

KA

SU

BD

IT P

EN

GE

MB

AN

GA

NP

RA

SA

RA

NA

KA

SU

BD

IT E

VA

LUA

SI

PE

NG

EM

BA

NG

AN

SA

RA

NA

&P

RA

SA

RA

NA

KA

SU

BD

ITP

EN

GE

MB

AN

GA

NK

ELE

MB

AG

AA

N

KA

SU

BD

IT P

RO

DU

KS

I

KA

SU

BD

IT P

EN

GO

LAH

AN

HA

SI D

AN

PE

MA

SA

RA

N

KA

SU

BD

IT P

EM

ETA

AN

PE

NG

EM

B. K

AW

AS

AN

KA

SU

BD

IT P

ER

EN

CA

NA

AN

TEK

NIS

PE

NG

EM

BA

NG

AN

KA

WA

SA

N

KA

SU

BD

IT R

EN

CA

NA

INTE

GR

AS

I PE

NG

EM

B.

RE

FIO

NA

L

KA

SU

BD

IT P

ER

EN

CA

NA

AN

TEK

NIS

PE

NG

EM

BA

NG

AN

MA

SY

AR

AK

AT

KA

SU

BD

IT P

EN

GO

LAH

AN

HA

SI D

AN

PE

MA

SA

RA

N

Lam

pira

n 11

Ir. U

MA

R H

AM

ZA

H, M

MA

Ir. Y

UN

AF

RI,

MM

Ir. E

DIS

ON

SIR

EG

AR

, SE

, MS

iIr.

AG

US

SU

NA

EYA

DI,

M.S

PIr.

SYA

MS

U C

HA

RW

AN

DI

Ir. E

TT

Y J

ULI

A, M

MD

rs. P

UJI

RA

HA

YU

Ir. Y

ULT

IDO

ICH

WA

NIr.

JE

MM

Y S

INA

GA

, MS

Drs

. PU

TU

T E

DY

S.,

MS

iIr.

AN

GG

IT K

US

TIY

AN

I, M

M

Ir. P

RIY

AN

TO W

., M

UR

P

Ir. S

UH

AR

YA

NT

O S

., M

MIr.

SA

RW

AN

ING

SIH

Ir. S

HO

BIR

IN M

UC

HLI

S, M

MD

rs. M

AN

GA

SI S

IMA

NJU

NTA

K

Ir. N

YO

MA

N S

UIS

NA

YA

Ir. E

LLY

SA

RK

IT, M

M

Ir. M

. MU

LAJA

DI M

., M

CR

P

Ir. T

IMB

UL

NU

RT

JAH

JON

O

Ir. R

OO

SA

RI T

YA

SW

AR

DA

NI,

MM

AD

ra. R

ET

NO

YU

NIA

RTI

Ir. B

ITLE

RS

IMA

NJU

NTA

KB

AM

BA

NG

BU

DIA

RT

O, S

H

Ir. P

RA

SE

TY

OA

DI W

.D

rs. B

UD

I SA

NT

OS

OD

R. I

r. S

UH

AR

YO

TO

, MS

Ir. H

AR

DY

B. S

IMB

OLO

N, M

MA

Ir. P

RA

SE

TY

O, M

EM

Ir. E

RN

A N

OV

IAT

I