ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga - Repositoryrepository.unair.ac.id/25779/1/MPK 77 - 12 Sar...

78
MODIFIKASI ELEKTRODA HANGING MERCURY DROP DENGAN IMPRINTING ZEOLIT UNTUK SENSOR PADA ANALISIS KREATIN SECARA VOLTAMMETRI LUCUTAN SKRIPSI JULIE ANDRYA SARI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan Julie Andrya Sari

Transcript of ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga - Repositoryrepository.unair.ac.id/25779/1/MPK 77 - 12 Sar...

MODIFIKASI ELEKTRODA HANGING MERCURY DROP DENGAN IMPRINTING ZEOLIT UNTUK SENSOR PADA ANALISIS KREATIN

SECARA VOLTAMMETRI LUCUTAN

SKRIPSI

JULIE ANDRYA SARI

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

ii

MODIFIKASI ELEKTRODA HANGING MERCURY DROP DENGAN

IMPRINTING ZEOLIT UNTUK SENSOR PADA ANALISIS KREATIN

SECARA VOLTAMMETRI LUCUTAN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Bidang Kimia pada Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Airlangga

Disetujui Oleh :

Pembimbing I,

Dra. Miratul Khasanah, M.Si NIP. 19681228 199303 1 001

Pembimbing II,

Alfa Akustia Widati, S.Si., M.Si NIK. 139 080 770

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Judul : Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan

Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammatri Lucutan

Penyusun : Julie Andrya Sari NIM : 080810182 Pembimbing I : Dra. Miratul Khasanah, M.Si Pembimbing II : Alfa Akustia Widati, S.Si., M.Si Tanggal ujian : 30 Agustus 2012

Disetujui Oleh :

Pembimbing I,

Dra. Miratul Khasanah, M.Si NIP. 19670304 199203 2 001

Pembimbing II,

Alfa Akustia Widati, S.Si., M.Si NIK. 139 080 770

Mengetahui,

Ketua Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga

Dr. Alfinda Novi Kristanti, DEA NIP. 19671115 199102 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

iv

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam

lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi

kepustakaan, tetapi pengutipan seijin penulis dan harus menyebutkan sumbernya

sesuai kebiasaan ilmiah.

Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting

Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan”.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan akademis pendidikan sarjana sains

dalam bidang kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dra. Miratul Khasanah, M.Si selaku dosen pembimbing I atas bimbingan dan

nasehatnya selama penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

2. Alfa Akustia Widati, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing II atas bantuan

dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Dr. Alfinda Novi Kristanti, DEA, selaku Kepala Departemen Kimia

FSAINTEK Universitas Airlangga.

4. Dr. Nanik Siti Aminah, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan

banyak masukan selama proses perkuliahan.

5. Ayah, ibu, eyang putri, eyang kakung, mbak Mita, dek Conny, dan seluruh

keluarga yang telah banyak memberikan doa, semangat dan dukungan.

6. Seluruh dosen pengajar di Departemen Kimia FSAINTEK Universitas

Airlangga yang memberikan mata kuliah dengan sabar.

7. Bapak Giman, bapak Kamto, mas Rochadi, dan semua karyawan di

Departemen Kimia FSAINTEK Universitas Airlangga yang telah

memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat tercinta saya Asri, Aya, Adel, Marina, O’ox, Dita, Alivina,

Culan, Bela, Mumun yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Genk volta Nikita, Fida, Ais, Ayu, Evril, Marina yang menjadi teman senasib

seperjuangan dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

10. Semua teman-teman angkatan 2008 dan 2009 yang telah membantu dalam

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

vi

penulisan skripsi ini.

11. Abdurrazaq Al Muharram yang telah memberikan semangat, dukungan dan

bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang besifat membangun

untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini sangat diperlukan. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juli 2012

Penulis,

Julie Andrya Sari

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

vii

Sari, J.A., 2012, Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan. Skripsi ini di bawah bimbingan Dra. Miratul Khasanah, M. Si., dan Alfa Akustia Widati S.Si., M.Si., Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

ABSTRAK

Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan imprinted zeolit (IZ) yang digunakan sebagai material pada pembuatan sensor dalam penentuan kadar kreatin secara voltammetri lucutan. Zeolit yang digunakan adalah zeolit sintesis yang porinya dikondisikan agar sesuai dengan ukuran partikel kreatin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik IZ, kondisi pelapisan IZ pada elektroda hanging mercury drop (HMD) dan kondisi awal kreatin dalam larutan, serta menguji validitas metode. Pada penelitian ini diperoleh kondisi optimum potensial akumulasi -700 mV selama 60 detik. Metode ini memiliki linieritas 0,996 yang diperoleh dari kurva standar dengan konsentrasi kreatin 1-5 ppb, limit deteksi yang diperoleh sebesar 0,44 ppb, sensitivitas bernilai 4,6664 nA/ppb cm2, dan nilai akurasi pada konsentrasi larutan standar 1, 3, dan 5 ppb berturut-turut adalah 111%, 97%, dan 99,2%. Kata kunci: imprinted zeolit, kreatin, voltammetri lucutan, HMDE

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

viii

Sari, J.A., 2012, Modification of Hanging Mercury Drop Electrode with Imprinting Zeolite for Sensor on Analysis of Creatine by Stripping Voltammetry. This script is supervised by Dra. Miratul Khasanah, M. Si., and Alfa Akustia Widati S.Si., M.Si., Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, Airlangga University, Surabaya.

ABSTRACT

Synthesis of imprinted zeolite (IZ), which was used as material in the manufacture of sensors in determination of creatine in stripping voltammetry, had been done. The zeolite, which was used, was zeolite pores synthesis which was conditioned to be available in the size of the creatine particles. The purposes of this study were to determine the characteristics of IZ, IZ coating conditions on the hanging mercury drop (HMD) electrode and the initial conditions of creatine in solution, and test the validity of the method. In this research, it was obtained optimum conditions of accumulation potential at -700 mV for 60 seconds. The method had a linearity of 0.996 which was obtained from a standard curve of creatine 1-5 ppb, limit of detection obtained was 0.44 ppb, the value of sensitivity was 4,6664 nA/ppb cm2, and the accuracy value of the standard solution at concentration of 1, 3, and 5 ppb was respectively 111%, 97%, and 99.2%.

Keywords: imprinted zeolit, creatine, stripping voltammetry, HMDE

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................ i LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ...................................... iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix DAFTAR TABEL............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kreatin ............................................................................................. 6 2.1.1 Kreatin dalam tubuh manusia .............................................. 6

2.1.2 Analisis kreatin .................................................................... 6 2.2 Voltammetri .................................................................................... 7

2.2.1 Voltammetri lucutan ............................................................ 8 2.2.2 Elektroda ............................................................................. 10

2.3 Spektrofotometri Inframerah (IR) ................................................... 12 2.4 Spektrofotometri Difraksi Sinar-x................................................... 12

2.5 Zeolit ............................................................................................... 13 2.5.1 Modifikasi elektroda dengan zeolit ..................................... 14 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 16 3.2 Bahan Penelitian .............................................................................. 16 3.3 Peralatan Penelitian ......................................................................... 16 3.4 Skema Penelitian ............................................................................. 17 3.5 Prosedur Penelitian .......................................................................... 18 3.5.1 Pembuatan larutan kreatin .................................................... 18

3.5.1.1 Pembuatan larutan induk kreatin 1000 ppm ............ 18 3.5.1.2 Pembuatan larutan kerja kreatin 10 ppm, 1 ppm, 50

ppb, 1 ppb ................................................................ 18 3.5.2 Pembuatan zeolit, non imprinted zeolit (NIZ), dan imprinted zeolit (IZ) ............................................................ 18

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

x

3.5.2.1 Pembuatan zeolit ...................................................... 18 3.5.2.2 Pembuatan non imprinted zeolit (NIZ) .................... 19 3.5.2.3 Pembuatan imprinted zeolit (IZ) .............................. 19

3.5.3 Karakterisasi terhadap zeolit ................................................ 20 3.5.4 Karakterisasi terhadap zeolit, NIZ, dan IZ ........................... 20 3.5.5 Optimasi analisis kreatin secara voltammetri menggunakan

Elektroda HMD ................................................................... 20 3.5.5.1 Optimasi potensial akumulasi ................................. 21 3.5.5.2 Optimasi waktu akumulasi ...................................... 21

3.5.6 Karakterisasi sensor secara voltammetri .............................. 21 3.5.7 Pembuatan kurva standar kreatin...... ................................... 22 3.5.8 Uji validitas metode ............................................................. 22

3.5.8.1 Linieritas .................................................................. 22 3.5.8.2 Presisi (ketelitian) .................................................... 23 3.5.8.3 Sensitivitas............................................................... 24 3.5.8.4 Limit deteksi (LOD) ................................................ 24 3.5.8.5 Akurasi (ketepatan) ................................................. 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Zeolit, Non Imprinted Zeolit (NIZ), dan Imprinted Zeolit

(IZ) .................................................................................................. 26 4.2 Karakterisasi Zeolit Menggunakan Difraksi Sinar-x ...................... 28 4.3 Karaterisasi Zeolit, NIZ, dan IZ Menggunakan FTIR .................... 29 4.4 Optimasi Analisis Kreatin Menggunakan Elektroda HMD ............ 33

4.4.1 Optimasi potensial akumulasi ............................................... 33 4.4.2 Optimasi waktu akumulasi ................................................... 35 4.5 Uji Kinerja Elektroda...................................................................... 37

4.6 Kurva Standar Kreatin ..................................................................... 39 4.7 Uji Validitas Metode ....................................................................... 41 4.7.1 Linieritas................................................................................. 41 4.7.2 Presisi (ketelitian) ................................................................... 41 4.7.3 Sensitivitas ............................................................................. 42 4.7.4 Limit deteksi (LOD) ............................................................... 43 4.7.5 Akurasi (ketepatan) ................................................................ 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...................................................................................... 44 5.2 Saran ................................................................................................ 45 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46 LAMPIRAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

xi

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul Tabel

Halaman

2.1

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Data rentang potensial pengukuran elektroda kerja pada voltammetri Data bilangan gelombang puncak spektra FTIR zeolit, NIZ, dan IZ Data hasil analisis kreatin pada berbagai potensial akumulasi kreatin pada elektroda HMD Data hasil optimasi waktu akumulasi kreatin menggunakan elektroda HMD Data hasil analisis kreatin 50 ppb pada uji kinerja elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-IZ, dan HMD-NIZ secara voltammetri lucutan Data hasil pengukuran arus larutan standar kreatin Data hasil perhitungan standar deviasi dan koefisien variasi

11 30 34 36 38 40 42

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul Gambar

Halaman

2.1

2.2

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

Struktur kimia kreatin Unit bangun sekunder zeolit Skema pembuatan NIZ dan IZ Spektra difraksi sinar-x zeolit sintesis TS-1 Spektra IR zeolit, NIZ, dan IZ Grafik hubungan antara arus kreatin 50 ppb dengan potensial akumulasi menggunakan elektroda HMD Voltammogram kreatin pada potensial akumulasi -700 mV menggunakan elektroda HMD Grafik hubungan antara arus kreatin 50 ppb dengan waktu akumulasi menggunakan elektroda HMD Voltammogram kreatin pada waktu akumulasi 60 detik menggunakan elektroda HMD Grafik hubungan antara konsentrasi kreatin dengan nilai arus

6 14 28 29 31 34 35 36 37 40

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Perhitungan Pembuatan Larutan Kerja Kreatin

2 Perhitungan Komposisi Zeolit

3 Analisis Data Validasi Metode

4 Voltammogram Kreatin Hasil Optimasi Waktu Akumulasi Menggunakan Elektroda HMD

5 Voltammogram Kreatin Hasil Optimasi Potensial Akumulasi Menggunakan Elektroda HMD

6 Voltammogram Karakterisasi Kreatin Menggunakan Elektroda

HMD, HMD-NIZ, HMD-IZ, dan HMD-zeolit 7 Spektra IR Zeolit, NIZ, dan IZ

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Kreatin merupakan senyawa nitrogen fisiologis yang disintesis dari asam

amino. Kreatin juga dikenal sebagai asam asetat metilguanidin (Stout et al.,

2008). Asam amino yang berperan dalam sintesis kreatin adalah arginin, glisin

dan S-metilmetionin (Wyss dan Kaddurah-Daouk, 2000). Kreatin dalam jumlah

yang tepat dapat meningkatkan kinerja olahraga atau dalam kegiatan yang

membutuhkan energi tinggi, mengurangi kelelahan, mempercepat pemulihan

energi dan pertumbuhan otot, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan ukuran

otot tanpa mempengaruhi lemak tubuh (Flisinska dan Bojanowska, 1996). Hasil

beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa jumlah kreatin yang berlebihan dapat

menyebabkan pencernaan yang tidak lancar, diare, kram otot, dan gagal ginjal

(Brudnak, 2004).

Metode analisis kreatin yang umum digunakan dalam bidang kesehatan

adalah spektrofotometri UV-VIS. Metode yang didasarkan pada serapan cahaya

ini mudah untuk dilakukan dan mempunyai selektivitas tinggi. Tetapi analisis

kreatin menggunakan metode spektrofotometri memerlukan waktu yang lama

serta membutuhkan sampel yang banyak (Sewell et al., 2002). Metode lain yang

dapat digunakan untuk analisis kreatin dalam plasma manusia adalah kapiler zona

elektroforesis yang merupakan metode pemisahkan komponen atau molekul yang

bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

2

Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun penggunaan

listriknya boros karena menggunakan tegangan tinggi (Zinellu et al., 2005). Mo et

al (2003) juga telah melakukan penentuan kreatin dalam larutan air maupun

dalam plasma tikus menggunakan metode kromatografi cair. Analisis ini

membutuhkan sampel dalam jumlah yang kecil, daya pisah cukup tinggi, waktu

analisis cepat dan akurat. Namun pada proses pengerjaannya, harus dilakukan

penentuan yang sesuai. Metode voltammetri pulsa differensial juga telah

dikembangkan untuk analisis kreatin (Stefan dan Bokretsion, 2003). Voltammetri

merupakan teknik yang cepat dan akurat yang sangat sesuai untuk menganalisis

kadar kreatin (Braitina et al., 2000).

Pada metode voltammetri, elektroda merupakan komponen terpenting.

Sensitivitas metode voltammetri salah satunya ditentukan oleh jenis elektroda

yang digunakan. Salah satu elektroda yang sering digunakan pada analisis secara

voltammetri adalah elektroda cair seperti elektroda hanging mercury drop (Wang,

2000). Elektroda HMD mempunyai luas permukaan yang reproducible serta arus

background rendah (Mendham dan Jenney, 2000).

Penggunaan elektroda tanpa modifikasi untuk analisis kreatin dalam

sampel serum seringkali diganggu oleh senyawa lain dan menyebabkan

penyimpangan nilai respon kreatin (Lakshmi et al., 2007). Pada penelitian ini

dikembangkan sensor untuk analisis kreatin secara voltammetri lucutan dengan

cara memodifikasi elektroda merkuri dengan zeolit tercetak molekul kreatin

(imprinted zeolit/IZ).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

3

Zeolit mempunyai struktur berpori dan dapat digunakan sebagai penyaring

molekul. Aktivitas zeolit dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, stabilitas termal,

hidrofobisitas/hidrofilisitas dari permukaan zeolit (Xu et al., 2007). Zeolit

mempunyai sifat sebagai adsorben yang selektif dan mempunyai stabilitas termal

yang tinggi (Ardakani et al., 2005).

Pada penelitian ini dilakukan sintesis zeolit dan zeolit yang tercetak

molekul kreatin (Imprinted zeolit). Imprinted zeolit disintesis dari tetraetil

ortosilikat (TEOS), tetrapropilamonium hidroksida (TPAOH), tetrabutil

ortotitanat (TBOT), air, dan analit kreatin. Kemudian kreatin yang terperangkap

dalam struktur zeolit diekstraksi sehingga terbentuk cetakan yang diharapkan

hanya sesuai dengan bentuk dan ukuran kreatin. Zeolit, IZ dan non imprinted

zeolit (NIZ) dikarakterisasi menggunakan fourier transform infrared (FTIR)

spectrophotometer.

Selanjutnya IZ digunakan untuk memodifikasi elektroda HMD melalui

pelapisan. Pelapisan zeolit pada elektroda HMD dilakukan secara in situ, yaitu

penempelannya pada permukaan elektroda dilakukan bersamaan dengan

akumulasi kreatin pada elektroda. Sensor modifikasi yang terbentuk

dikarakterisasi (diuji kinerjanya) dengan cara mengaplikasikannya untuk analisis

kreatin konsentrasi tertentu dan dibandingkan hasilnya dengan hasil analisis

menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit dan HMD-NIZ.

Parameter analisis yang dipelajari pada penelitian ini adalah potensial dan

waktu akumulasi IZ atau kreatin pada permukaan elektroda HMD. Selanjutnya

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

4

dilakukan uji validitas metoda meliputi linieritas, sensitivitas, presisi, limit

deteksi, dan akurasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah hasil karakterisasi zeolit, NIZ dan IZ menggunakan FTIR?

2. Berapakah kondisi optimum potensial akumulasi dan waktu akumulasi pada

analisis kreatin secara voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD?

3. Bagaimana hasil analisis kreatin menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit,

HMD-IZ dan HMD-NIZ?

4. Berapakah nilai validitas metode analisis kreatin secara voltammetri lucutan

menggunakan elektroda HMD-IZ meliputi linieritas, presisi, sensitivitas, limit

deteksi, dan akurasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Melakukan karakterisas zeolit, NIZ dan IZ menggunakan FTIR,

2. Mengetahui kondisi optimum potensial akumulasi dan waktu akumulasi pada

analisis kreatin secara voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD,

3. Melakukan uji kinerja elektroda modifikasi dengan cara membandingkan hasil

analisis kretin menggunakan elektroda HMD-IZ dengan hasil analisis

menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, dan HMD-NIZ,

4. Mengetahui linieritas, presisi, sensitivitas, limit deteksi, dan akurasi metode

voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD-IZ dalam analisis kreatin,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini untuk bidang biomedis dan kesehatan adalah

diperoleh sensor voltammetri yang sensitif terhadap kreatin sehingga dapat

menjadi metode alternatif pada pengukuran kreatin, mendampingi teknik

spektrofotometri yang selama ini digunakan di bidang biomedis dan kesehatan.

Sedangkan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan adalah dapat

dikembangkan teknik lain untuk deteksi analit terutama analit yang kadarnya

sangat kecil.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kreatin

2.1.1 Kreatin dalam tubuh manusia

Kreatin merupakan senyawa alami guanidino yang memainkan peran

penting dalam metabolisme. Konsentrasi serum kreatin dapat diamati pada kasus

katabolisme otot (Burke et al., 1999). Kreatin dapat ditemukan dalam daging dan

jaringan otot dari mamalia (Stout et al.,2008). Kreatin mempunyai rumus molekul

C4H9N3O2, dengan massa relatif 131 dan titik leleh 303°C (O’Neil, 2001). Nama

IUPAC dari kreatin adalah asam 2-(metilguanidino) etanoat. Struktur kimia

kreatin ditunjukkan pada gambar 2.1.

NH2

CH2N N

H2C

CH3

CO

O

Gambar 2.1 Struktur kimia kreatin (O’Neil, 2001)

Dalam otot rangka, kreatin disintesis secara endogen dari arginin, glisin,

dan S-metilmetionin. Kreatin didistribusikan ke seluruh tubuh, namun 95%

ditemukan dalam otot rangka dan sisanya (5%) ditemukan di otak, hati, ginjal, dan

testis (Nasrallah et al., 2009). Kreatin memainkan peran penting dalam

pemeliharaan tulang dan massa otot (Kasumov et al., 2009).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

7

2.1.2 Analisis kreatin

Pada bidang biomedis, metode analisis kadar kreatin yang digunakan

adalah secara spektrofotometri UV-VIS. Sampel diukur secara spektrofotometri

pada panjang gelombang 219 nm. Kadar kreatin ditentukan berdasarkan

perbedaan absorbansi antara larutan sampel dengan larutan kreatin kontrol pada

panjang gelombang tersebut. Dengan metode ini, limit deteksi yang diperoleh

sebesar 1,603 mg/dL atau 16,03 ppm (Sewell et al., 2002).

Metode voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD merupakan

metode yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa elektroaktif dalam

tubuh. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan analisis kreatin dalam serum

secara voltammetri menggunakan elektroda HMD. Penelitian tersebut

menghasilkan limit deteksi yang diperoleh adalah 0,11 ppb. Harga recovery

kreatin yang diperoleh pada serum kontrol adalah 95,57±10,38%, sedangkan

recovery kreatin pada sampel darah adalah 96,43±4,66% (Lakshmi et al., 2007).

2. 2 Voltammetri

Voltammetri merupakan metode elektrokimia yang mengamati hubungan

arus dan potensial. Arus yang dihasilkan pada analisis secara voltammetri

sebanding dengan konsentrasi spesi kimia di dalam larutan. Semua unsur yang

dapat mengalami reaksi oksidasi atau reduksi di permukaan elektroda dapat

dianalisis secara voltammetri (Saryati dan Wardiyati, 2007).

Voltammetri merupakan teknik elektroanalisis untuk pengukuran arus

yang mengalir melalui sel elektrokimia sebagai fungsi potensial. Faktor yang

mempengaruhi efisiensi analisis menggunakan voltammetri adalah limit deteksi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

8

dan sensitivitas. Dalam voltammetri dikenal istilah difusi dan migrasi. Difusi

adalah perpindahan massa karena adanya perbedaan konsentrasi. Akibat proses

difusi ini maka timbul arus yang disebut arus difusi. Migrasi disebabkan oleh

komponen ion yang mengalir dalam sel ke permukaan elektroda. Ion positif

bergerak menuju elektroda kerja yang bermuatan negatif dan ion negatif bergerak

dalam arah yang berlawanan. Proses migrasi tersebut dapat menyebabkan

timbulnya arus migrasi dan mempengaruhi arus total yang terukur. Pada analisis

secara voltammetri, hanya arus difusi yang diharapkan. Proses migrasi dapat

dikurangi dengan cara menambahkan elektrolit pendukung, seperti larutan KCl

0,2 M. Konsentrasi elektrolit pendukung biasanya jauh lebih besar dari

konsentrasi analit, sehingga kontribusi analit terhadap arus migrasi dapat

diabaikan (Thomas dan Henze, 2001).

2.2.1 Voltammetri Lucutan

Voltammetri lucutan merupakan teknik analisis elektrokimia yang

didasarkan pada pengukuran arus difusi pada saat analit terlucut dari permukaan

elektroda kerja. Analit mengalami oksidasi atau reduksi pada potensial tertentu di

permukaan elektroda kerja (Mendham dan Jenney, 2000). Teknik voltammetri

lucutan merupakan teknik yang efisien untuk penentuan tingkat konsentrasi sub-

nanomolar. Teknik ini memiliki beberapa kelebihan yaitu mudah, cepat, limit

deteksi rendah, akurasi tinggi, dan rentang konsentrasi pengukuran yang luas (Al-

Ghamdi dan Hefnawy, 2012).

Proses yang terjadi pada voltammetri lucutan meliputi dua tahap yaitu

tahap deposisi (plating) analit ke permukaan elekroda dan tahap lucutan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

9

(stripping) analit dari elektroda (Mendham dan Jenney, 2000). Dalam voltammetri

lucutan dikenal istilah lucutan anodik (anodic stripping), yaitu selama tahap

deposisi elektroda kerja bertindak sebagai katoda dan analit mengalami reduksi,

sedangkan selama tahap lucutan elektroda kerja bertindak sebagai anoda dan

analit mengalami oksidasi. Dalam hal ini potensial akumulasi lebih negatif dari

potensial puncak (Wang, 2000). Deposisi merupakan proses pemekatan analit

dengan cara mengakumulasikannya pada elektroda pada potensial dan waktu

tertentu. Sedangkan lucutan merupakan tahapan dimana analit dilepaskan

(dilucutkan) kembali dari elektroda ke dalam larutan. Setelah proses lucutan

diperoleh voltammogram yang menyatakan kurva hubungan potensial dan arus

(Harvey, 2000).

Analisis sampel dengan metode voltammetri lucutan dipengaruhi oleh

beberapa parameter pengukuran diantaranya yaitu potensial akumulasi dan waktu

akumulasi. Potensial akumulasi adalah potensial yang diberikan pada elektroda

selama proses akumulasi analit berlangsung. Sedangkan waktu akumulasi atau

waktu deposisi adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh analit untuk

terakumulasi pada elektroda. Semakin lama waktu akumulasi semakin banyak

analit yang dapat terakumulasi pada elektroda (Wang, 2000). Puncak

voltammogram yang dihasilkan dari metode voltammetri menggunakan teknik

pulsa differensial, mempunyai arus yang besarnya sebanding dengan konsentrasi

analit yang dianalisis. Hal ini sesuai dengan hukum Faraday pada persamaan 2.1.

……………………………….. (2.1) Ce =

i1.td

nFV

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

10

Dengan Ce adalah konsentrasi analit yang terakumulasi pada elektroda, il adalah

arus batas untuk akumulasi, td merupakan waktu akumulasi, n adalah jumlah

elektron yang terlibat dalam proses akumulasi, F merupakan bilangan Faraday,

dan V adalah volume elektroda (Wang, 2000).

2.2.2 Elektroda

Elektroda merupakan komponen utama voltammetri yang berfungsi

sebagai detektor analit yang akan direspon untuk menghasilkan sinyal arus.

Analisis secara voltammetri melibatkan tiga elektroda yaitu elektroda kerja

(working electrode), elektroda pembanding (reference electrode), dan elektroda

pembantu (counter electrode) (Skoog, 1985). Ketiga elektroda dicelupkan ke

dalam larutan yang mengandung analit dan juga elektrolit pendukung.

Elektroda kerja merupakan elektroda yang sensitif terhadap analit yang

dianalisis dan sebagai tempat analit mengalami reaksi reduksi-oksidasi. Elektroda

kerja yang bagus dapat memberikan respon dan sinyal yang baik pada analit,

mempunyai luas permukaan yang reproducible, serta memiliki arus background

yang rendah. Elektroda kerja yang banyak digunakan pada voltammetri adalah

elektroda merkuri, karbon, dan logam mulia seperti platina dan emas (Wang,

2000).

Dalam analisis voltammetri, elektroda kerja yang sering digunakan adalah

elektroda HMD. Elektroda HMD bersifat reproducible, mudah dimodifikasi, dan

memiliki permukaan yang halus (Wang, 2000). Selain itu, elektroda kerja lain

yang banyak digunakan pada voltammetri adalah elektroda glassy carbon (GC).

Elektroda GC memiliki sifat mekanik yang kuat sehingga dapat digunakan secara

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

11

luas dalam pengukuran. Selain itu, permukaan elektroda karbon mudah untuk

dimodifikasi. Namun demikian elektroda GC biasanya memberikan arus

background yang tinggi (Wilson dan Wilson’s, 1992).

Pada Tabel 2.1 ditampilkan besarnya rentang pengukuran pada elektroda

merkuri dan glassy carbon.

Tabel 2.1 Data rentang potensial pengukuran elektroda kerja pada voltammetri

Jenis Elektroda Rentang Potensial Pengukuran(V)

Hanging mercury drop electron (HMDE) + 0,2 – (-2,0) Mercury film electrode (MFE) +0,2 – (-1,3) Glassy carbon electrode (GCE) +1,5 – (-0,8)

Sumber : Kopanica, 1993

Elektroda pembanding merupakan elektroda dengan nilai potensial sel

yang telah diketahui, konstan dan tidak peka terhadap larutan yang sedang

dianalisis. Elektroda pembanding hanya berfungsi untuk mengontrol beda

potensial dari elektroda kerja. Elektroda pembanding yang sering digunakan

adalah elektroda Ag/AgCl. Elektroda Ag/AgCl dapat dibuat dengan cara

mencelupkan kawat perak pada larutan jenuh KCl, sehingga terbentuk lapisan

tipis AgCl pada permukaan kawat Ag (Skoog, 1985).

Elektroda pembantu merupakan elektroda yang berpasangan dengan

elektroda kerja tetapi tidak berperan dalam menentukan besarnya potensial yang

diukur. Selama proses lucutan (stripping) arus mengalir diantara elektroda

pembantu dan elektroda kerja. Elektroda yang biasanya digunakan sebagai

elektroda pembantu yaitu Pt dan karbon yang memiliki sifat inert dan tidak

dipengaruhi oleh arus (Skoog et al., 1998).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

12

2. 3 Spektrofotometri Inframerah (IR)

Spektrofotometri inframerah merupakan teknik analisis suatu senyawa

yang digunakan untuk menentukan gugus fungsi senyawa dan karakteristik

senyawa yang sudah diketahui strukturnya. Daerah bilangan gelombang dituliskan

dalam satuan cm-1. Daerah radiasi spektrofotometri inframerah berkisar antara

bilangan gelombang 4000-400 cm-1. Pada spektrum absorbsi dibuat dengan

bilangan gelombang pada sumbu x dan persentase transmitan (T) pada sumbu y

(Khopkar, 1990).

Spektrofotometri inframerah dapat digunakan untuk analisis sampel

berupa cairan maupun padatan. Analisis pada sampel cairan mempunyai sel

khusus berupa pelat NaCl. Cairan diteteskan pada pelat berupa lapisan tipis.

Untuk sampel berupa padatan digunakan teknik pelet KBr. Teknik ini dilakukan

dengan cara menumbuk (0,1-2,0)% sampel dengan KBr, kemudian ditekan

dengan tekanan tinggi dalam cetakan hingga membentuk pelet KBr yang

transparan. Pelet tersebut diletakkan dalam sel alat spektrofotometer inframerah

kemudian didapatkan spektrum IR sampel (Sitorus, 2009).

2.4 Spektrofotometri Difraksi Sinar-X

Spektrofotometri difraksi sinar-x adalah suatu metode yang digunakan

untuk mengetahui proses hamburan sinar-x oleh bahan kristal. Difraksi sinar-x

tergantung pada panjang gelombang dan struktur kristal. Apabila panjang

gelombang lebih kecil daripada ukuran atom maka akan terjadi difraksi. Prinsip

kerja difraksi sinar-x berdasarkan pada persamaan Bragg, yang dapat dilihat pada

persamaan 2.2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

13

n.λ = 2.d.sin θ ……………………………….. (2.2)

Dengan n= 1,2, dan seterusnya, λ adalah panjang gelombang sinar-x yang

digunakan, d adalah jarak antara dua bidang kisi, θ adalah sudut antara sinar

datang dengan sinar pantul, dan n adalah bilangan bulat yang disebut sebagai orde

pembiasan. Berdasarkan persamaan Bragg, sinar-x yang ditembakkan ke sebuah

atom-atom akan terserap dan dihamburkan. Sinar-x yang diserap oleh atom-atom

menyebabkan terjadinya eksitasi elektron yang dapat memancarkan elektron dan

sinar-x. Sinar-x yang dihamburkan oleh atom-atom kemungkinan dapat

menyebabkan terjadinya kehilangan elektron dan tidak kehilangan elektron pada

proses hamburan cahaya (Chorkendorff dan Niemantsverdriet, 2003)

2.5 Zeolit

Zeolit merupakan kristal yang mempunyai karakter mikroporous (diameter

kurang dari 2 nm) serta mempunyai stabilitas suhu yang tinggi. Rumus kimia

zeolit adalah Mc/n

[ (AlO2)C

(SiO2)

d ].bH

2O, dengan ketentuan Mc/n adalah kation

logam alkali atau alkali tanah, n adalah valensi logam alkali, c adalah bilangan

tertentu alumina dari 2-10, d adalah bilangan tertentu silika dari 2-7, b adalah

jumlah molekul air kristal. Zeolit sering digunakan sebagai penyaring molekul

karena bersifat selektif (Xu et al, 2007). Zeolit dapat memisahkan molekul-

molekul berdasarkan ukuran dan bentuk struktur kristal zeolit. Zeolit berfungsi

sebagai penjebak molekul agar tertahan pada porinya (Harahap, 2006).

Zeolit memiliki beberapa tipe, diantaranya adalah TS-1 yang mempunyai

struktur MFI. Struktur MFI pada TS-1 didapatkan dari substitusi titanium pada

kerangka silika. Titanium yang berada di dalam kerangka silika mempunyai

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

14

struktur tetrahedral (Prasetyoko et al, 2005). Berdasarkan ukuran pori-porinya,

zeolit dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sistem pori cincin-8 oksigen, sistem

pori cincin-10 oksigen, dan sistem pori cincin-12 oksigen (Subagjo, 1993). Pada

struktur MFI, zeolit mempunyai sistem pori cincin-10 oksigen.

Struktur zeolit terdiri dari satuan unit pembangun primer dan yang paling

kecil berupa tetrahedral TO4. Setiap atom T terkoordinasi untuk empat atom

oksigen, sedangkan masing-masing atom oksigen menjembatani dua atom T.

Selanjutnya, unit pembangun primer membentuk rangkaian menjadi unit yang

lebih besar yaitu unit pembangun sekunder. Unit pembangun sekunder berupa

rantai dan lapisan. Unit pembangun sekunder ini berisi hingga 16 atom tetrahedral

terkoordinasi (Xu et al, 2007). Unit bangun sekunder ditunjukkan pada Gambar

2.2.

Gambar 2.2 Unit bangun sekunder zeolit (Liebau, 1985) 2.5.1 Modifikasi elektroda dengan zeolit

Saat ini elektroda termodifikasi zeolit dimanfaatkan dalam beberapa

aplikasi, terutama dalam elektroanalisis. Elektroda termodifikasi zeolit sangat

bagus digunakan pada metode voltammetri karena elektroda yang dimodifikasi

dengan zeolit dapat membedakan analit dengan ukuran partikel yang berbeda.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

15

Zeolit dengan struktur berpori mempunyai sifat seperti penyaring molekul dengan

sensitivitas yang tinggi, dan selektivitasnya terhadap analit didasarkan pada

ukurannya (Walcarius, 1998).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik dan

Laboratorium Instrumentasi Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga, serta dilakukan di Laboratorium Bersama Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya. Penelitian

dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Juni 2012.

3.2 Bahan Penelitian

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah kreatin

(C4H9N3O2), tetraetil ortosilikat (TEOS), tetrapropilamonium hidroksida

(TPAOH), tetrabutil ortotitanat (TBOT), 2-propanol (C3H8O). Air yang digunakan

adalah akuabides. Bahan yang digunakan adalah pro analisis.

3.3 Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan adalah 797 Voltammetry Computrace (MVA

system-1) yang terdiri atas wadah sampel, pengaduk magnetik, processor unit, PC,

elektroda kerja hanging mercury drop (HMD), elektroda pembanding Ag/AgCl

dan elektroda counter Pt. Peralatan lainnya adalah mikropipet, oven, neraca

analitik, serta peralatan pendukung lain.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

17

3.4 Skema Penelitian

Uji validitas metode

Pembuatan kurva standar

Optimasi parameter analisis kreatin menggunakan elektroda HMD-IZ

Uji kinerja elektroda HMD-IZ

Pembuatan larutan kreatin

Linieritas Presisi Sensitivitas Limit deteksi Akurasi

Potensial akumulasi waktu akumulasi

Dibandingkan dengan elektroda HMD, HMD-zeolit dan HMD-NIZ

Pembuatan zeolit, NIZ dan IZ

Karakterisasi zeolit, NIZ dan IZ XRD FTIR

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

18

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Pembuatan larutan kreatin

3.5.1.1 Pembuatan larutan induk kreatin 1000 ppm

Sebanyak 0,1000 gram kreatin dilarutkan dalam air hingga tepat larut

dalam gelas beker 100 mL. Kemudian larutan dipindahkan secara kuantitatif ke

dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan air sampai tanda batas dan

dikocok hingga homogen.

3.5.1.2 Pembuatan larutan kerja kreatin 10 ppm, 1 ppm, 50 ppb, 1 ppb Larutan kerja kreatin dengan konsentrasi 10 ppm dan 1 ppm masing-

masing dibuat dengan cara memipet 1,0 mL larutan induk kreatin 1000 ppm dan

10,0 mL larutan kerja 10 ppm. Masing-masing larutan dipindahkan ke dalam labu

ukur 100 mL, diencerkan dengan air sampai tanda batas dan dikocok hingga

homogen.

Larutan kerja kreatin 50 ppb dan 1 ppb masing-masing dibuat dengan cara

memindahkan secara kuantitatif 5,0 mL larutan kerja kreatin 1 ppm dan 2,0 mL

larutan kreatin 50 ppb. Masing-masing larutan dipindahkan ke dalam labu ukur

100 mL. Larutan diencerkan dengan air sampai tanda batas dan dikocok hingga

homogen. Larutan ini selalu dibuat baru.

3.5.2 Pembuatan zeolit, non imprinted zeolit (NIZ), dan imprinted zeolit (IZ)

3.5.2.1 Pembuatan zeolit

Zeolit dibuat dengan cara mengambil sebanyak 0,57 g TBOT dimasukkan

ke dalam gelas beker yang berisi 10 mL 2-propanol dan ditambahkan 22 mL

TEOS, kemudian dilakukan pengadukan selama 30 menit pada suhu kamar.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

19

Sebanyak 11,8 mL TPAOH ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan

dilakukan pengadukan selama 15 jam, kemudian ditambahkan dengan 30 mL air,

sehingga diperoleh campuran yang mempunyai perbandingan mol TEOS, TiO2,

TPAOH, dan H2O adalah 1 : 0,017 : 0,24 : 21,1. Campuran yang terbentuk

didiamkan selama 4 hari pada suhu 80°C (Eimer et al., 2008).

3.5.2.2 Pembuatan non imprinted zeolit (NIZ)

NIZ dibuat dengan cara mengambil sebanyak 0,57 gram TBOT

dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi 10 mL 2-propanol dan ditambahkan

22 mL TEOS, kemudian dilakukan pengadukan selama 30 menit pada suhu

kamar. Sebanyak 11,8 mL TPAOH ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan

dilakukan pengadukan selama 15 jam, kemudian ditambahkan dengan 30 mL air,

sehingga diperoleh campuran yang mempunyai perbandingan mol TEOS, TiO2,

TPAOH, dan H2O = 1 : 0,017 : 0,24 : 21,1. Campuran yang terbentuk didiamkan

selama 4 hari pada suhu 80°C. Sebanyak 0,033 g kreatin dilarutkan dalam air

panas hingga larut sempurna kemudian ditambahkan ke dalam campuran hingga

diperoleh rasio molar kreatin/Si= 2,98 x 10-4 (Eimer et al., 2008). Selanjutnya,

campuran didiamkan selama 3 jam. Campuran ini disebut non imprinted zeolit

(NIZ).

3.5.2.3 Pembuatan imprinted zeolit (IZ)

IZ dibuat dengan cara mengambil sebanyak 0,57 gram TBOT dimasukkan

ke dalam gelas beker yang berisi 10 mL 2-propanol dan ditambahkan 22 mL

TEOS, kemudian dilakukan pengadukan selama 30 menit pada suhu kamar.

Sebanyak 11,8 mL TPAOH ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

20

dilakukan pengadukan selama 15 jam, kemudian ditambahkan dengan 30 mL air,

sehingga diperoleh campuran yang mempunyai perbandingan mol TEOS, TiO2,

TPAOH, dan H2O adalah 1 : 0,017 : 0,24 : 21,1. Campuran yang terbentuk

didiamkan selama 4 hari pada suhu 80°C. Sebanyak 0,033 g kreatin dilarutkan

dalam air panas hingga larut sempurna kemudian ditambahkan ke dalam

campuran hingga diperoleh rasio molar kreatin/Si= 2,98 x 10-4 (Eimer et al.,

2008). Setelah didiamkan selama 3 jam, campuran dicuci dengan air panas sampai

pH campuran bersifat netral. Pada tahap ini diduga terjadi pelepasan kreatin dari

struktur zeolit. Zeolit, NIZ dan IZ yang terbentuk selanjutnya digunakan untuk

memodifikasi elektroda HMD.

3.5.3 Karakterisasi terhadap zeolit

Dilakukan karakterisasi terhadap zeolit hasil sintesi menggunakan difraksi

sinar-x. Kemudian dilihat struktur kristal zeolit, sudah terbentuk atau belum.

3.5.4 Karakterisasi terhadap zeolit, NIZ dan IZ

Dilakukan karakterisasi terhadap zeolit, NIZ dan IZ hasil sintesis

menggunakan FTIR. Kemudian dilihat pergeseran puncak spektranya untuk

mempelajari ikatan yang terbentuk antara zeolit dan template (kreatin).

3.5.5 Optimasi analisis kreatin secara voltammetri menggunakan elektroda HMD

Pada penelitian ini dilakukan optimasi potensial akumulasi dan waktu

akumulasi kreatin pada elektroda HMD. Optimasi setiap perameter dilakukan

secara terpisah, setelah didapatkan kondisi optimum untuk satu parameter maka

kondisi tersebut dipertahankan untuk optimasi parameter berikutnya sehingga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

21

diperoleh suatu kondisi yang optimum untuk kedua parameter. Selanjutnya hasil

optimasi kedua parameter tersebut digunakan pada prosedur kerja selanjutnya.

3.5.5.1 Optimasi potensial akumulasi

Sebanyak 20 mL larutan kreatin 50 ppb dimasukkan ke dalam sel

voltammetri dan ditambah dengan 5 mg IZ dan dilakukan analisis secara

voltametri lucutan menggunakan elektroda HMD pada waktu akumulasi 60 detik,

pH larutan 7,1 (Lakshmi et al., 2007), laju pengadukan 2000 rpm, dengan

potensial akumulasi yang divariasi mulai dari -1000 mV sampai 100 mV dengan

interval 100 mV.

3.5.5.2 Optimasi waktu akumulasi

Sebanyak 20 mL larutan kreatin 50 ppb dimasukkan ke dalam sel

voltammetri dan ditambah dengan 5 mg IZ. Selanjutnya dilakukan analisis secara

voltametri lucutan menggunakan elektroda HMD dengan potensial optimum, pH

larutan 7,1 (Lakshmi et al., 2007), dan waktu akumulasi divariasi mulai dari 30

detik sampai 120 detik.

3.5.6 Karakterisasi sensor secara voltammetri

Sebanyak 20 mL larutan kreatin 50 ppb dimasukkan ke dalam sel

voltammetri dan ditambah dengan 5 mg IZ. Selanjutnya dianalisis secara

voltammetri menggunakan elektroda HMD dengan potensial dan waktu optimum.

Dengan cara yang sama dilakukan untuk penambahan zeolit dan NIZ. Kemudian

hasil análisis kreatin menggunakan elektroda tersebut dibandingkan untuk melihat

kinerjanya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

22

3.5.7 Pembuatan kurva standar kreatin

Dibuat larutan standar kreatin dengan konsentrasi berturut-turut 1, 2, 3, 4,

dan 5 ppb dengan cara memindahkan secara kuantitatif 50; 100; 150; 200; dan

250 µL larutan kreatin 1 ppm ke dalam 5 buah labu ukur 50 mL dan diencerkan

dengan air sampai tanda batas. Diambil 20 mL masing-masing larutan standar

tersebut dan dipindahkan ke wadah sampel dan ditambahkan 5 mg IZ, kemudian

dilakukan dianalisis secara voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD.

Untuk masing-masing konsentrasi dilakukan pengulangan pengukuran sebanyak 3

kali. Dari hasil pengukuran dibuat kurva standar antara konsentrasi kreatin dan

arus yang teramati untuk masing – masing konsentrasi larutan standar kreatin, dan

dibuat regresi liniernya. Data kurva standar tersebut digunakan untuk uji validitas

metode.

3.5.8 Uji validitas metode

Data hasil pengukuran larutan standar digunakan untuk uji validitas

metode. Validasi metode merupakan penilaian terhadap parameter tertentu

berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut

telah memenuhi persyaratan penggunaan (Harmita, 2004). Parameter yang

digunakan untuk menyatakan validitas metode voltammetri pada penelitian ini

antara lain linieritas, presisi, sensitivitas, limit deteksi dan akurasi.

3.5.8.1 Linieritas

Linieritas merupakan kemampuan metode analisis yang memberikan

respon terhadap konsentrasi analit dan dinyatakan dengan harga koefisien

korelasi (r) persamaan regresi kurva standar. Dari kurva standar hubungan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

23

konsentrasi dengan arus dari penelitian ini diperoleh persamaan regresi y = a+bx

dan harga koefisien korelasi (r). Korelasi linier antara respon arus dan konsentrasi

analit ditentukan dengan uji t (persamaan 3.1). Koefisien korelasi diterima jika

harga thitung > t tabel (Miller dan Miller, 1988).

................................................(3.1)

Dengan ketentuan thitung adalah besarnya nilai t yang diperoleh dari perhitungan

menggunakan persamaan 3.1, r adalah harga koefisien korelasi dan n adalah

jumlah larutan standar yang diukur. Sedangkan t tabel adalah nilai t yang diperoleh

dari tabel statistik dengan tingkat kepercayaan 95% (p = 0,05%).

3.5.8.2 Presisi (ketelitian)

Ketelitian adalah suatu besaran yang menyatakan seberapa jauh kesesuaian

nilai-nilai dari suatu pengukuran. Ketelitian diperoleh dari pengukuran yang

berulang kali pada analit yang sama, pada kondisi yang sama dan dalam interval

waktu yang pendek (Harmita, 2004). Ketelitian dinyatakan sebagai simpangan

baku (standar deviasi/SD) dan koefisien variasi (KV) dari nilai arus masing –

masing konsentrasi larutan standar yang dapat dihitung dengan Persamaan 3.2 dan

3.3.

SD = 1

)( 2

n

xxi

.………………….............. (3.2)

…………………................ (3.3)

21

)2(

r

nrthitung

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

24

Dengan SD adalah standar deviasi, KV adalah koefisien variasi, xi adalah arus

pada masing – masing pengukuran, x adalah arus rata-rata dan n adalah jumlah

pengulangan pengukuran.

3.5.8.3 Sensitivitas

Sensitivitas merupakan perbedaan arus yang dihasilkan dari perubahan

konsentrasi pada analit. Sensitivitas metode pada penelitian ini ditentukan dari

nilai slope kurva standar dibagi dengan luas permukaan setengah bola tetes

elektroda. Semakin besar nilai slope dapat diartikan bahwa perubahan konsentrasi

analit sedikit saja menyebabkan perubahan arus yang besar (Miller and Miller,

1988).

3.5.8.4 Limit deteksi (LOD)

Limit deteksi merupakan konsentrasi terkecil analit yang masih dapat

dideteksi oleh metode tersebut (Harmita, 2004). Limit deteksi ditentukan dengan

menggunakan data pada kurva standar dan dihitung dengan persamaan 3.4 dan

3.5.

YLOD = Ybl + 3Sbl…………………………………….(3.4)

YLOD = a + 3Sx/y……………………………………..(3.5)

Dengan Y LOD merupakan sinyal terkecil yang masih terdeteksi, Sbl adalah Sx/y =

standar deviasi sinyal blanko = 2

)( 2

n

yyi

, Ybl adalah a= sinyal blanko yang

diperoleh dari intersep dari persamaan kurva standar, n adalah jumlah larutan

standar yang diukur dan yi adalah rata – rata arus masing – masing pengukuran.

Sedangkan y adalah sinyal (arus) yang diperoleh dari mensubtitusi masing-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

25

masing konsentrasi larutan standar sebagai nilai x ke persamaan regresi kurva

standar. YLOD yang diperoleh kemudian disubstitusikan ke persamaan regresi

kurva standar sehingga diperoleh nilai limit deteksi (x) (Miller dan Miller,1988).

3.5.8.5 Akurasi (ketepatan)

Akurasi adalah suatu harga yang menunjukkan derajat kedekatan hasil

analisis dengan konsentrasi analit yang sebenarnya akurasi dinyatakan sebagai

persen perolehan kembali (recovery) (Harmita, 2004). Pada penelitian ini, harga

akurasi ditentukan dengan menganalisis kreatin menggunakan konsentrasi larutan

standar 1, 3, dan 5 ppb (Ks) secara voltammetri lucutan. Nilai arus yang diperoleh

disubstitusikan ke persamaan regresi kurva standar sehingga diperoleh konsentrasi

kreatin (Csp). Harga akurasi dapat dihitung dengan persamaan 3.6 (Miller dan

Miller,1988).

R = x 100%.............................................................(3.6)

dengan ketentuan R adalah akurasi, Csp adalah konsentrasi kreatin hasil analisis

secara voltammetri lucutan, dan Ks adalah konsentrasi kreatin yang sebenarnya.

s

sp

KC

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sintesis Zeolit, Non Imprinted Zeolit (NIZ), dan Imprinted Zeolit (IZ)

Penelitian ini bertujuan meningkatkan sensitivitas elektroda hanging

mercury drop (HMD) dengan cara memodifikasi elektroda HMD dengan IZ. Pada

penelitian ini, IZ dilapiskan pada permukaan elektroda HMD secara in situ, yaitu

penempelannya pada permukaan elektroda dilakukan bersamaan dengan

akumulasi kreatin. Zeolit disintesis dengan menggunakan metode Eimer et al.,

(2008).

Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit sintesis. Zeolit

disintesis dengan cara mencampurkan tetraetil ortosilikat (TEOS), tetrabutil

ortotitanat (TBOT), tetrapropilamonium hidroksida (TPAOH), 2-propanol, dan

air. TEOS berfungsi sebagai sumber silika, dan TBOT berperan sebagai sumber

titanium. TBOT mempunyai sifat mudah terhidrolisis jika terkena udara. Oleh

sebab itu, TBOT harus dilarutkan terlebih dahulu di dalam 2-propanol sebelum

dicampurkan dengan bahan lainnya (Prasetyoko et al., 2005). Apabila

terhidrolisis, TBOT akan menjadi TiO2 yang stabil sehingga Ti tidak dapat

membentuk ikatan dengan Si. Sedangkan TPAOH berperan sebagai basa organik

yang memberikan suasana basa dan menyumbangkan OH- untuk proses hidrolisis

sumber Ti dan Si. TPAOH juga berfungsi sebagai pengarah struktur MFI (Mobile

Five1) yang berbentuk cincin ganda lima (Sutrisno et al., 2005)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

27

Dalam melakukan sintesis zeolit ini wadah harus tertutup agar bahan dan

produk tidak mudah terhidrolisis oleh udara. Selain itu pada saat proses sintesis

selalu dilakukan pengadukan dengan kecepatan konstan. Pengadukan bertujuan

untuk proses homogenasi dan mempercepat reaksi. Pada saat TEOS, TBOT, dan

2-propanol dicampurkan, terbentuk campuran berwarna putih. Selanjutnya,

campuran diaduk selama 30 menit dan setelah ditambahkan TPAOH membentuk

gel berwarna putih. Pengadukan dilanjutkan selama 15 jam. Pada saat ini terjadi

proses aging yaitu pembentukan inti kristal zeolit (Smitha et al., 2006). Setelah

proses aging, sejumlah air ditambahkan ke dalam campuran hingga diperoleh

perbandingan mol TEOS, TiO2, TPAOH, dan H2O sebesar 1: 0,017: 0,24: 21,2.

Kemudian campuran tersebut dimasukkan ke dalam reaktor dan dilakukan

pemanasan hidrotermal dengan suhu 80°C selama 4 hari. Pada tahap ini terjadi

pertumbuhan inti kristal zeolit. Hasil sintesis berupa cairan berwarna putih.

NIZ adalah zeolit yang porinya terisi oleh partikel kreatin. NIZ disintesis

dengan cara mencampurkan larutan kreatin ke dalam campuran larutan bahan

pembentuk zeolit, sehingga diperoleh rasio molar kreatin/Si= 2,98 x 10-4.

Selanjutnya, campuran didiamkan selama 3 jam. Hal ini bertujuan agar partikel

kreatin masuk ke dalam pori-pori zeolit, dan dapat menyesuaikan ukuran dengan

pori-pori zeolit, sehingga ukuran pori zeolit tersebut sesuai dengan ukuran partikel

kreatin. Pada tahap tersebut terjadi interaksi antara kreatin dengan pori zeolit,

yaitu membentuk ikatan hidrogen antara atom H dari kreatin dengan atom O dari

zeolit. Sedangkan IZ merupakan zeolit yang porinya telah tercetak partikel

kreatin. Pembuatan IZ dilakukan dengan cara mengekstraksi kreatin dari NIZ.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

28

NH2

CH2N N

H2C

CH3

CO

O

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan air panas karena kreatin dapat larut

dalam air panas. Selanjutnya dilakukan sentrifuge untuk memisahkan endapan dan

filtrat. Ekstraksi dilakukan hingga pH netral. Pada saat pH netral maka

kemungkinan kreatin sudah lepas dari pori zeolit. Selanjutnya IZ dikeringkan dan

didapatkan serbuk berwarna putih.

Gambar 4.1 Skema pembuatan NIZ dan IZ

4.2 Karakterisasi Zeolit Menggunakan Difraksi Sinar-x

Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi zeolit menggunakan difraksi

sinar-x. Tujuan dilakukan karakterisasi menggunakan difraksi sinar-x adalah

untuk mengetahui proses hamburan sinar-x oleh bahan kristal. Apabila energi

yang digunakan untuk menembakkan sinar besar, maka akan dihasilkan interaksi

elektron inti dengan elektron pada kulit atom.

NH2

CH2N N

H2C

CH3

CO

O

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

29

Pada penelitian ini, pola difraksi sinar-x zeolit sintesis TS-1 menggunakan

daerah 2θ, 5 sampai 90°. Spektra difraksi sinar-x zeolit sintesis TS-1 pada

penelitian ini ditampilkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Spektra difraksi sinar-x zeolit sintesis TS-1

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa spektra tersebut menghasilkan

intensitas yang paling tinggi pada daerah 7,95°, 8,94°, 23,2°, 23,7°, 24,1° yang

merupakan puncak khas dari struktur MFI pada zeolit. Dengan demikian sintesis

zeolit telah berhasil dilakukan.

4.3 Karakterisasi Zeolit, NIZ, dan IZ Menggunakan FTIR Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi zeolit, NIZ, dan IZ

menggunakan fourier transform infrared (FTIR) spectrophotometer. Tujuan

dilakukan karakterisasi menggunakan FTIR adalah untuk mengetahui perbedaan

gugus fungsi antara zeolit, NIZ, dan IZ. Data bilangan gelombang puncak spektra

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

30

FTIR dari zeolit, NIZ, dan IZ dapat dilihat pada Tabel 4.1, sedangkan spektra

FTIR ditampilkan pada Gambar 4.3.

Tabel 4.1 Data bilangan gelombang puncak spektra FTIR zeolit, NIZ, dan IZ Bilangan Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi

Zeolit NIZ IZ

- 3400 3400 - Vibrasi stretching NH dari kreatin

2800-2900 2800-2900 - Vibrasi stretching asimetri dan simetri CH dari kation TPA+

1650 1650 1650 - Vibrasi bending –OH dari

SiOH, TiOH, H2O dan TPAOH

1481 1481 1481 Vibrasi bending simetri dan asimetri CH2 dari kation TPA+

1381 1381 - - Vibrasi bending CH3 dari kation TPA+

1080 1080 1080 Vibrasi stretching asimetri Si-O-Si

972 972 972 Vibrasi stretching Si-O-Ti

760 760 760 Vibrasi stretching simetri Si-O-Si

550 550 550 Vibrasi Si-O-Si

440 440 440 Vibrasi bending asimetri Si-O-Si

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

31

Gambar 4.3 Spektra IR zeolit, NIZ, dan IZ

3400

2800-2900

1650

1481

1381

1080

972 760

550

440

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

32

Dari spektra IR pada hasil sintesis zeolit, NIZ, dan IZ menunjukkan

adanya gugus fungsi pada daerah bilangan gelombang tertentu. Pada daerah

bilangan gelombang sekitar 1650 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi bending dari

–OH dari SiOH, TiOH, H2O, TPAOH. Selanjutnya pada daerah bilangan

gelombang 440, 550, 760, 972, 1080 cm-1 menunjukkan puncak vibrasi

karakteristik untuk struktur zeolit. Bilangan gelombang 450 cm-1 menunjukkan

adanya vibrasi bending asimetri Si-O-Si. Pada daerah bilangan gelombang 550

cm-1 menunjukkan tebentuknya cincin ganda lima yang merupakan bukti

terbentuknya struktur zeolit MFI. Sedangkan pada bilangan gelombang 760 dan

1080 cm-1 menunjukkan vibrasi stretching simetri dan stretching asimetri dari Si-

O-Si. Kemudian pada daerah 972 cm-1 menunjukkan karakteristik pita sidik jari

vibrasi stretching Si-O-Ti yang merupakan bukti telah bergabungnya titanium ke

dalam struktur TS-1 (Zhao et al, 2000). Sutrisno et al (2005) telah melakukan

karakterisasi zeolit menggunakan FTIR. Gugus fungsi dihasilkan pada daerah

bilangan gelombang 450, 551, 795, 960, dan 1100 cm-1 yang merupakan puncak

khas dari struktur zeolit.

Pada bilangan gelombang 1481, 1381, dan 2800-2900 cm-1 merupakan

puncak khas dari TPAOH. Adanya vibrasi bending simetri dan asimetri CH2 dari

kation TPA+ ditunjukkan pada pita karakteristik 1481 cm-1. Pada daerah 2800-

2900 cm-1 menunjukkan vibrasi stretching asimetri dan simetri CH dari kation

TPA+. Sedangkan bilangan gelombang 1381 cm-1 merupakan puncak untuk vibrasi

bending CH3 dari kation TPA+. Untuk zeolit dan NIZ puncak pada daerah tersebut

masih terlihat jelas, tetapi untuk IZ intensitas puncaknya berkurang. Hal tersebut

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

33

dikarenakan kemungkinan bebrapa kation TPA+ ikut terekstraksi dari NIZ. Pada

spektra imprinted zeolit, puncak pada daerah 2800-2900 dan 1381 cm-1 yang

merupakan puncak dari TPA+ tersebut mulai mengecil. Pada spektra IR NIZ dan

IZ daerah bilangan gelombang 3400 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi stretching

NH dari kreatin. Puncak kreatin tidak dapat terlihat pada spektra IR NIZ. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena perbandingan jumlah mol kreatin/Si terlalu kecil,

sehingga tidak ada perbedaan antara spektra NIZ dan zeolit. Untuk itu dilakukan

uji kinerja elektroda (sub bab 4.5) untuk mengetahui perbedaan antara zeolit, NIZ,

dan IZ.

4.4 Optimasi Analisis Kreatin Menggunakan Elektroda HMD

Kreatin merupakan senyawa elektroaktif yang dapat dianalisis

menggunakan metode voltammetri. Untuk menggunakan voltammetri ini perlu

dilakukan optimasi beberapa parameter diantaranya potensial dan waktu

akumulasi. Pada penelitian ini digunakan pH 7,1 (Lakshmi et al., 2007).

4.4.1 Optimasi potensial akumulasi

Pada penelitian ini, untuk menentukan potensial yang akan digunakan

untuk analisis kreatin secara voltammetri lucutan maka dilakukan optimasi.

Potensial akumulasi dari -1000 mV sampai 100 mV. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat

data hasil optimasi potensial akumulasi kreatin menggunakan elektroda HMD.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

34

Tabel 4.2 Data hasil analisis kreatin pada berbagai potensial akumulasi kreatin pada elektroda HMD

No Potensial akumulasi

(mV) Arus (nA) Potensial

puncak (V) Kemiringan dasar puncak

Lebar dasar puncak (mV)

1 -1000 13,42 -0,408 9° 440 2 -900 14,65 -0,379 7° 460 3 -800 14,87 -0,379 3° 480 4 -700 17,63 -0,379 0° 470 5 -600 16,45 -0,367 1° 490 6 -500 16,04 -0,379 5° 480 7 -400 15,76 -0,373 2° 480 8 -300 15,14 -0,385 6° 490 9 -200 14,77 -0,361 6° 460 10 -100 14,71 -0,390 5° 490 11 0 14,43 -0,385 7° 450 12 100 10,05 -0,385 2° 490

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara arus kreatin 50 ppb dengan potensial akumulasi menggunakan elektroda HMD

Pada penelitian ini dipilih potensial akumulasi -700 mV. Pada potensial

tersebut diperoleh arus sebesar 17,63 nA dan potensial puncak sebesar -0,379 V.

Analisis kreatin pada penelitian ini merupakan lucutan anodik karena potensial

akumulasi lebih negatif dari potensial puncak (Wang, 2000). Potensial tersebut

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

-1,2 -1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0 0,2

Aru

s (n

A)

Potensial akumulasi (mV)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

35

dipilih karena memiliki arus optimum, bentuk kurva yang paling bagus, dengan

kemiringan dan lebar dasar puncak yang kecil. Pada Gambar 4.5 merupakan

voltammogram kreatin yang dianalisis menggunakan potensial akumulasi -700

mV.

Gambar 4.5 Voltammogram kreatin pada potensial akumulasi -700 mV menggunakan elektroda HMD

4.4.2 Optimasi waktu akumulasi

Pada penelitian ini optimasi waktu akumulasi terhadap kreatin dilakukan

pada potensial kerja -700 mV dengan menggunakan variasi waktu 30, 45, 60, 90,

120 detik. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat data hasil optimasi waktu akumulasi

kreatin menggunakan elektroda HMD.

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial -700 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A)

kreatin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

36

Tabel 4.3 Data hasil optimasi waktu akumulasi kreatin menggunakan elektroda HMD

No Waktu

akumulasi (detik)

Arus (nA) Potensial puncak

(V)

Lebar dasar

puncak (mV)

Kemiringan dasar puncak

1 30 21,08 -0,456 380 10° 2 45 23,04 -0,390 430 4° 3 60 29,85 -0,420 450 4° 4 90 31,43 -0,361 490 1° 5 120 30,98 -0,349 500 0°

Gambar 4.6 Grafik hubungan arus kreatin 50 ppb dengan waktu akumulasi menggunakan elektroda HMD

Waktu akumulasi yang dipilih untuk analisis kreatin menggunakan

elektroda HMD adalah 60 detik. Waktu akumulasi merupakan lamanya waktu

yang diperlukan oleh analit untuk terakumulasi pada permukaan elektroda kerja,

dan dapat mempengaruhi jumlah analit yang terakumulasi pada permukaan

elektroda. Semakin lama waktu akumulasi, semakin lama besar arus yang

dihasilkan (Wang, 2000). Pada Gambar 4.6 dapat diamati bahwa arus semakin

besar seiring semakin lama waktu akumulasinya. Pada waktu akumulasi 30-90

0

5

10

15

20

25

30

35

0 20 40 60 80 100 120 140

Aru

s (n

A)

Waktu (detik)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

37

detik arus yang dihasilkan semakin tinggi, tetapi pada waktu akumulasi 120 detik

arus yang dihasilkan relatif sama. Hal ini kemungkinan disebabkan karena

semakin lama waktu akumulasi, menyebabkan elektroda HMD jenuh oleh analit

kreatin (Zen dan Hsu, 1998).

Gambar 4.7 Voltammogram kreatin pada waktu akumulasi 60 detik menggunakan elektroda HMD

4.5 Uji Kinerja Elektroda

Pada penelitian ini, uji kinerja elektroda termodifikasi dilakukan dengan

cara membandingkan arus yang dihasilkan dari hasil analisis kreatin

menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-IZ, dan HMD-NIZ secara

voltammetri lucutan. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan potensial -

700 mV, waktu analisis 60 detik, dan pH 7,1 (Lakshmi et al., 2007).

Hasil analisis kreatin menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-

IZ, dan HMD-NIZ secara voltammetri lucutan ditampilkan pada Tabel 4.4.

Kreatin_optimasi waktu

Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_60s

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

10.0n

20.0n

30.0n

40.0n

I (A

)

kreatin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

38

Tabel 4.4 Data hasil analisis kreatin 50 ppb pada uji kinerja elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-IZ, dan HMD-NIZ secara voltammetri lucutan

No Jenis elektoda Arus (nA) Arus rata-rata (nA)

Potensial puncak (mV)

%KV

1 HMDE 31,74

30,77 -0,39 2,77 30,47 30,12

2 HMDE-IZ 28,59

29,25 -0,24 1,95 29,59 29,57

3 HMDE-Zeolit 15,66

14,78 -0,21 8,32 15,32 13,38

4 HMDE-NIZ 41,50

35,55 -0,37 14,5 32,77 32,38

Tabel 4.4 di atas dapat diamati hasil karakterisasi kreatin menggunakan

elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-IZ, dan HMD-NIZ. Pada pengukuran ini

dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Nilai arus yang tertinggi diperoleh dari

analisis kreatin menggunakan elektroda HMD-NIZ, kemudian urutan selanjutnya

adalah hasil analisis menggunakan HMD-IZ, HMD, dan HMD-zeolit.

NIZ adalah zeolit yang porinya terisi oleh partikel kreatin. Pada analisis ini

partikel kreatin dan NIZ terakumulasi pada permukaan elektroda HMD. Pada

proses lucutan kemungkinan kreatin yang ada di dalam pori zeolit lepas dan

bergabung dengan partikel kreatin dari larutan sehingga dapat memperbesar arus

yang dihasilkan. Lepasnya kreatin dari pori zeolit kemungkinan disebabkan ikatan

antara kreatin dengan pori zeolit yang lemah. Selanjutnya, hasil analisis dengan

elektroda HMD mempunyai nilai arus yang besar setelah HMD-NIZ. Pada

analisis ini luas permukaan elektroda yang digunakan untuk kontak dengan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

39

partikel kreatin lebih besar, sehingga cukup banyak partikel kreatin yang terukur

setelah terlucut. Hal ini menyebabkan arus yang dihasilkan oleh elektroda HMD

lebih besar daripada HMD-IZ dan HMD-zeolit.

Pada analisis kreatin menggunakan elektroda HMD-IZ, arus yang

dihasilkan lebih besar daripada HMD-zeolit. Hal ini disebabkan karena IZ

merupakan zeolit yang porinya telah tercetak partikel kreatin. Partikel kreatin

dapat memasuki pori-pori zeolit karena ukuran pori-pori zeolit sudah sesuai

dengan ukuran partikel kreatin. Kesesuaian ukuran pori menyebabkan analit

kreatin mudah berdifusi menuju elektroda HMD dan menimbulkan arus. Adanya

IZ ini dapat meningkatkan sensitivitas dari elektroda HMD terhadap partikel

kreatin, sehingga arus yang dihasilkan cukup besar. Selanjutnya pada analisis

kreatin menggunakan elektroda HMD-zeolit memiliki arus paling kecil, karena

ukuran pori-pori zeolit belum disesuaikan dengan ukuran partikel kreatin. Pada

saat ini, zeolit mempunyai homogenitas ukuran pori yang rendah sehingga tidak

semua pori-pori zeolit dapat dimasuki oleh kreatin yang menyebabkan hanya

sedikit kreatin terukur.

Jika dilihat dari nilai koefisien variasi pada tabel 4.4, elektroda HMD-IZ

mempunyai nilai KV yang paling kecil. Sehingga dapat disimpulkan elektroda

tersebut mempunyai ketelitian yang paling baik.

4.6 Kurva Standar Kreatin

Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kurva standar kreatin dengan

menggunakan konsentrasi larutan standar kreatin 1, 2, 3, 4, 5 ppb. Pada

pengukuran larutan standar kreatin masing-masing konsentrasi dilakukan replikasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

40

tiga kali dan diambil nilai rata-rata arus yang dihasilkan. Pengukuran ini

dilakukan menggunakan elektroda HMD-IZ pada potesial -700 mV dan waktu 60

detik. Data hasil pengukuran larutan standar kreatin ditampilkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Data hasil pengukuran arus larutan standar kreatin

No Konsentrasi (ppb) Arus (nA) Arus rata-rata (nA)

1 1 17,76

17,48 17,40 17,27

2 2 18,65

23,56 18,27 33,76

3 3 30,85

32,14 29,18 36,40

4 4 45,49

42,24 41,19 40,04

4 5 49,39

48,84 49,46 47,67

Gambar 4.8 Grafik hubungan antara konsentrasi kreatin dan nilai arus

y = 8,14x + 8,432 R² = 0,9936

0

10

20

30

40

50

60

0 1 2 3 4 5 6

Aru

s (n

A)

Konsentrasi (ppb)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

41

Dari data hasil pengukuran larutan standar kreatin, dapat dilihat nilai arus

dari masing-masing konsentrasi yang mengalami kenaikan dari 1 ppb hingga 5

ppb. Grafik kurva standar menunjukkan garis yang linier dan menghasilkan

persamaan regresi y = 8,14x + 8,432 dengan R2 = 0,993. Data hasil pengukuran

kurva baku dapat digunakan untuk menghitung validitas metode.

4.7 Uji Validitas Metode

4.7.1 Linieritas

Linieritas merupakan hubungan linier antara konsentrasi kreatin dan nilai

arus yang dihasilkan yang dinyatakan dengan harga koefisien korelasi (r) dari

persamaan regresi kurva standar. Persamaan regresi yang dihasilkan dari kurva

standar adalah y = 8,14x + 8,432 dengan R2 = 0,993. Nilai koefisien korelasinya

(r) adalah 0,996. Karena nilai koefisien korelasinya mendekati 1 maka

linieritasnya dikatakan baik. Korelasi linier antara konsentrasi kreatin dan arus

dapat ditentukan dengan uji t. Koefisien korelasi dapat diterima jika harga thitung >

ttabel. Pada penelitian ini koefisien korelasi dari persamaan regresi dapat diterima

karena harga thitung = 20,61 > ttabel = 3,18. Pada penelitian Lakshmi (2007),

menggunakan elektroda HMD-MIP mempunyai nilai koefisien korelasi 0,99.

4.7.2 Presisi (ketelitian)

Nilai presisi yang diperoleh dari penelitian ini dinyatakan sebagai nilai

standar deviasi dan koefisien variasi hasil pengukuran berulang terhadap larutan

kreatin konsentrasi bervariasi. Nilai presisi tersebut ditampilkan pada Tabel 4.6.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

42

Tabel 4.6 Data hasil perhitungan standar deviasi dan koefisien variasi

No Konsentrasi kreatin

(ppb) Standar Deviasi (SD) Koefisien Variasi (KV)

1 1 0,25 1,43 %

2 2 8,835 37, 5 %

3 3 3,779 11,7 %

4 4 2,87 6,79 %

5 5 1,01 2, 06 %

Dari data Tabel 4.6 dapat dilihat nilai standar deviasi dan koefisien variasi

dari masing-masing konsentrasi larutan standar. Suatu metode dikatakan

mempunyai ketelitian yang baik jika nilai koefisien variasi (KV) kurang dari 3%.

Pada analisis ini larutan standar pada konsentrasi 1 dan 5 ppb mempunyai nilai

KV kurang dari 3% yaitu 1,43% dan 2,06%. Hal ini menandakan pengulangan

pengukuran pada konsentrasi 1 dan 5 ppb baik, sehingga juga mempunyai

ketelitian yang baik. Pada analisis larutan standar kreatin konsentrasi 2, 3, 4 ppb

mempunyai nilai KV lebih dari 3% yaitu 37,5%, 11,7%, 6,79%. Hal tersebut

berarti pada konsentrasi 2, 3, dan 4 ppb mempunyai ketelitian yang kurang baik.

4.7.3 Sensitivitas

Pada penelitian ini sensitivitas ditentukan dari nilai slope kurva standar

dibagi dengan luas permukaan setengah bola tetes elektroda. Nilai slope yang

besar dapat diartikan bahwa sedikit perubahan konsentrasi pada analit dapat

menyebabkan perubahan arus yang besar. Dalam penelitian ini, persamaan regresi

dari kurva standar mempunyai nilai slope sebesar 8,14. Nilai sensitivitas pada

penelitian ini adalah 8,14 / 1,7444 nA/ppb cm2 atau 4,6664 nA/ppb cm2

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

43

4.7.4 Limit deteksi (LOD)

Limit deteksi pada penelitian ini dapat dihitung melalui data hasil analisis

larutan standar. Pada penelitian ini menghasilkan nilai limit deteksi sebesar 0,44

ppb. Hal ini berarti pada konsentrasi terkecil analit dalam sampel yang masih

dapat diukur dan terdeteksi oleh elektroda HMD-IZ adalah 0,44 ppb. Pada

penelitian Lakshmi (2007), menggunakan elektroda HMD-MIP memperoleh limit

deteksi 0,11 ppb.

4.7.5 Akurasi (ketepatan)

Ketepatan merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil

analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Ketepatan dinyatakan sebagai

persen perolehan kembali (recovery) (Harmita, 2004). Untuk menghitung nilai

akurasi ini dikonsentrasi 1, 3, 5 ppb. Akurasi suatu metode dikatakan baik jika

mempunyai nilai recovery mendekati 100%. Pada penelitian ini nilai recovery

pada konsentrasi 1 ppb adalah 111%, pada konsentrasi 3 ppb adalah 97%,

sedangkan recovery pada konsentrasi 5 ppb adalah 99,2%. Lakshmi et al., (2007)

telah melakukan penelitian menggunakan HMD-MIP dengan konsentrasi larutan

standar 1,17 dan 2,63 ppb menghasilkan nilai recovery 98,3% dan 100,7%.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut.

1. Berdasarkan karakteristik spektra IR dari zeolit, NIZ, dan IZ dihasilkan

puncak spektra IR pada bilangan gelombang 1650, 440, 550, 760, 972,

1080, 1481, 1381, dan 2800-2900 cm-1. Pada IZ bilangan gelombang 3400

cm-1 merupakan puncak dari kreatin, yaitu vibrasi NH. Puncak kreatin lain

tidak dapat terlihat pada spektra IR NIZ kemungkinan disebabkan karena

perbandingan jumlah mol kreatin/Si terlalu kecil.

2. Kondisi optimum potensial akumulasi dan waktu akumulasi pada analisis

kreatin menggunakan elektroda HMD-IZ adalah pada potensial -700 mV

dan pada waktu 60 detik.

3. Hasil analisis kreatin menggunakan elektroda HMD, HMD-zeolit, HMD-

IZ, dan HMD-NIZ menghasilkan arus yang paling besar pada elektoda

HMD-NIZ, dengan urutan selanjutnya adalah HMD, HMD-IZ, dan HMD-

zeolit.

4. Nilai validitas metode voltammetri lucutan menggunakan elektroda HMD-

IZ pada pada pengukuran larutan standar kreatin meliputi harga lineritas

(r) 0,996, nilai sensitivitas 4,6664 nA/ppb cm2, presisi yang didapat

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

45

berkisar antara 1,43 % hingga 37,5 %, limit deteksi 0,44 ppb, dan nilai

akurasi pada konsentrasi 1, 3, dan 5 pbb adalah 111%, 97%, dan 99,2%.

5.2 Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui ukuran zeolit yang

disintesis.

2. Dibuat perbandingan mol kreatin/Si yang lebih besar lagi.

3. Dapat dilakukan analisis uji pengaruh senyawa lain dalam analisis kreatin

untuk melihat selektivitas elektroda HMD-IZ.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

46

DAFTAR PUSTAKA Al-Ghamdi, A.F., Hefnawy, M.M., 2012, Electrochemical Determination Of

Rosiglitazone by Square-wave Adsorptive Stripping Voltammetry Method, Arabian Journal of Chemistry, 5, 383-389

Ardakani, M.M., Akrami, Z., Kazemian, H., Zare, H.R., 2005, Electrocatalytic

Characteristics of Uric Acid Ovidation at Graphite-zeolite-modified Electrode Doped with Iron (III), Jurnal of Electroanalytical Chemistry, 589, 60-69

Braitina Kh. Z., Malakhova N.A., Stojko, Y., 2000, Stripping Voltammetry in

Environmental and Food Analysis, Fresenius Journal of Analytical

Chemistry, 368, 307-325 Brudnak, M. A., 2004, Creatine: Are the Benefits Worth the Risk? Toxicology

Letters, 150, 123–130

Burke, D.G., MacLean, P.G.,Walker, R.A., Dewar, P.J., Smith-Palmer, T., 1999,

Analysis of Creatine and Creatinine in Urine by Capillary Electrophoresis, Journal of Chromatography B, 732, 479–485

Chorkendorff, I., Niemantsverdriet, J.W., 2003, Concepts of Modern Catalysis

and Kinetics, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co., New York Eimer, G.A., Diaz, I., Sastre, E., Casuscelli, G.S., Crivello, M.E., Herrero, E.R.,

and Perez-Pariente, J., 2008, Mesoporous Titanosilicates Synthesized from TS-1 Precursors with Enhanced Catalytic Activity Activity in The –Pinene Selective Oxidation, Applied Catalysis A: General, 343, 77-86

Flisinska, A., Bojanowska, A., 1996, Effects of Oral Creatine Administration

on Skeletal Muscle Protein and Creatine Levels, Biology of Sport, 13, 39–46

Harahap, S., 2006, Laporan Akhir Kajian Bahan Galian Zeolit Utuk

Dimanfaatkan Sebagai Bahan Baku Pupuk, Badan Penelitian &

Pengembangan Propinsi Sumatra Utara, Medan Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara

Perhitungannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, 1, 117-135 Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry, McGraw-Hill Companies,

New York, 508-520

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

47

Kasumov, T., Gruca, L.L., Dasarathy, S., Kalhan, S., 2009, Simultaneous Assay of Isotopic Enrichment and Concentration of Guanidinoacetate and Creatine by Gas Chromatography–Mass Spectrometry, Analytical

Biochemistry, 395, 91-99 Khopkar, penerjemah Saptorahardjo, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI

Press, Jakarta Kopanica, M., 1993, Advanced Instrumental Method of Chemical Analysis, Editor

Jaroslav Churacek, Head of Departement of Analytical Chemistry, University of Chemical Technology, Pardubice, Czech Republic, 94-95

Lakshmi, D., Sharma, P.S., Prasad, B.B., 2007, Imprinted Polymer-Modified

Hanging Mercury Drop Electrode for Differential Pulse Cathodic Stripping Voltammetric Analysis of Creatine, Biosensors and

Bioelectronics, 22, 3302-3308 Liebau, F., 1985, Stuctrural Chemistry of Silictes, Spinger-Verlag, Berlin Mendham, J., and Jenney, R.C., 2000, Textbook of Quantitative Chemical

Analysis, 6th edition, Singapore Addision Wesley, Longman Singapore.

Miller, J.C., and Miller, J.N., 1988, Statistic for Analytical Chemistry, 2nd edition,

Ellis Horword Limited, England Mo, Y., Dobberpuhl, D., Dash, A.K., 2003, A Simple HPLC Method with

Pulsed EC Detection for the Analysis of Creatine, Journal of

Pharmaceutical and Biomedical Analysis, 32, 125-132 Nasrallah, F., Feki, M., Kaabachi, N., 2009, Creatine and Creatine Deficiency

Syndromes: Biochemical and Clinic Aspect, Review Article, 163-171 O’Neil, 2001, The Merck Index, An Encyclopedia of Chemicals, Drugs and

Biologicals, 13th edition, Merck Research Laboratories Division of, Merck and Co., Inc., Whitehouse Station, New York, 5831, 9947

Prasetyoko, D., Ramli, Z., Endud, S., Nu, H., 2005, Pengaruh Konsentrasi

Titanium dalam Silikat pada Vibrasi Gugus Hidroksil Permukaan dengan Menggunakan Teknik Spektroskopi Inframerah, Journal of

Analytical Chemistry, 4, 1-10 Saryati, Wardiyati, S., 2007, Aplikasi Voltametri Untuk Penentuan Logam

Berat Dalam Bahan Lingkungan, Jurnal Sains Materi Indonesia, 265-270

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

48

Sewell, A.C., Murphy, H.C., Iies, R.A., 2002, Use of Proton Nuclear Magnetic Resonance Spectroscopy in Detection and Study of Organic Acidurias, Clinical Chemistry, 48, 357–359

Sitorus, M., 2009, Spektroskopi Eludasi Struktur Molekul Organik, Graha Ilmu,

Yogyakarta Skoog, D.A., 1985, Principles of Instrumental Analysis, CBS College Publishing,

USA Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J., 1998, Fundamental of Analytical

Chemistry, 7th edition, Thomson Learning Inc Smitha, S., Shajesh, P., Aravind, P.R., Kumar, S.R., Pillai, P.K., Warrier, K.GK.,

2006, Effect of Aging Time and Concentration of Aging Solution on the Porosity Characteristics of Subcritically Dried Silica Aerogels, Microporous and Mesoporous Material, 91, 286-292

Stefan, R.I., Bokretsion, R.G., 2003, Determination of Creatine and Creatinine

Using a Diamond Paste Based Electrode, Instrumentation Science &

Technology, 31, 183–188. Stout. J.R., Antonio, J., Kalman, D., 2008, Essentials of Creatine In Sport and

Health, Humana Press, Totowa Subagjo, 1993, Zeolit: Struktur, dan Sifat-sifatnya, Warta Kimia analitik, ITB,

Vol. 7, No. 3 Sutrisno, H., Suharto, Kristianingrum, S., 2005, Optimasi dan Mekanisme

Reaksi Pembentukan Kristal Mikropori Redoks Titanium Silikat Tipe MFI, Journal of Analytical Chemistry, 4, 35-44

Thomas, F.G., Henze, G., 2001, Introducing to Voltammetric Analysis Theory and

Practice, CSIRO Publishing, Australia Walcarius, A.,1998, Zeolite Modified Electrodes in Electroanalytical

Chemistry, Analytica Chimica Acta, 384, 1-16 Wang, J., 2000, Analytical Electrochemistry, Wiley-VCH, Canada. Wilson and Wilson’s, 1992, Comprehensive Analytical Chemistry : Analytical

Voltammetry, Vol. XXVII, Edited By G.Svehla, Elseviers, New York Wyss, M., Kaddurah-Daouk, R., 2000., Creatine and Creatinine Metabolism,

The American Physiological Society, 80, 1107–1213

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

49

Xu, R., Pang, W., Yu, J., Huo, Q., Chen, J., 2007, Chemistry of Zeolites and

Realited Porous Materisl: Synthesis and Structure, John Willey & Sons (Asia), Singapore

Zinellu, A., Caria, M.A., Tavera, C., Sotgia, S., Chessa, R., Deiana, L., Carru, C.,

2005, Plasma Creatinine and Creatine Quantification by Capillary Electrophoresis Diode Array Detector, Analytical Biochemistry, 342, 186–193

Zen, Jyh-Myng., Hsu, Chi-Teng., 1998, A Selective Voltammetric Method for

Uric Acid Detection at Nafion®-coated Carbon Paste Electrodes, Talanta, 46, 1363-1369

Zhao, Q., Bao, X.H., Han, X.W., Liu, X.M., Tan, D.L., Lin, L.W., Guo, X.W., Li,

G., Wang, X.S., 2000, Studies on the Crystallization Process of Titanium Silicalite-1 (TS-1) Synthesized Using Tetrapropylammonium Bromide as A Template, Materials Chemistry and physics, 66, 41-50

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Kerja Kreatin

1. Larutan induk kreatin 1000 ppm

1000 ppm = 1000

=

1000 =

Untuk membuat larutan induk kreatin 1000 ppm dalam 100 mL diperlukan

kreatin 100 mg atau 0,1000 gram.

2. Larutan kreatin 10 ppm

M1.V1 = M2. V2

1000. V1 = 10. 100

V1 = 1,0 mL

3. Larutan kreatin 1 ppm

M1.V1 = M2. V2

10. V1 = 1. 100

V1 = 10,0 mL

4. Larutan kreatin 50 ppb

M1.V1 = M2. V2

1000. V1 = 50. 100

V1 = 5,0 mL

5. Larutan kreatin 1 ppb

M1.V1 = M2. V2

50. V1 = 1. 100

V1 = 2,0 mL

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

Lampiran 2. Perhitungan Komposisi Zeolit

1 TEOS : 0,017 TBOT : 0,24 TPAOH : 21,2 H2O

1. TEOS 99%

n TEOS =

gram TEOS = 1 x 208,32 = 208,32 gram

99% TEOS =

x 208,32 = 210,42 gram

V TEOS =

=

= 225,29 mL

2. TBOT 98%

n TBOT =

gram TBOT = 0,017 x 340,32 = 5, 7854

98% TBOT =

x 5,7854 = 5,9035 gram

V TBOT =

=

= 6,7 mL

3. TPAOH 40%

n TPAOH =

gram TPAOH = 0,24 x 203,365 = 48,8076

40% TPAOH =

x 48,8076 = 122,019 gram

V TPAOH =

=

= 120,572 mL = 120,6 mL

4. H2O

n H2O =

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

gram H2O = 21,2 x 18 = 381,6 gram

H2O dalam campuran:

1% TEOS =

x 210,42 = 2,1042 gram

2% TBOT =

x 5,9035 = 0,1181 gram

60% TPAOH =

x 122,019 = 73,2114 gram

H2O yang harus ditambahkan :

H2Oyang dibutuhkan - H2Ocampuran

= 381,6 – (2,1042 + 0,1181 + 73,2114)

= 381,6 – 75,4337 = 306,1663 gram ≈ 306,2 mL

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

Lampiran 3. Analisis Data Validasi Metode

1. Uji t-Linearitas

Persamaan kurva baku standar kreatin yang didapatkan adalah

y = 8,14x + 8,432

r2 = 0,993

r = 0,996

Nilai tabel = t (3,0,05) = 3,18

Nilai t hitung =

t hitung =

t hitung =

=

= 20,60

Karena thitung = 20,60 lebih besar dari ttabel = 3,18 maka diperoleh kesimpulan

bahwa terdapat hubungan linier antara konsentrasi dan arus larutan kreatin yang

dianalisis.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

2. Ketelitian (presisi)

Konsentrasi Kreatin (ppb)

x (nA) (x- ) (x- )2

1 17,76

17,48 0,28 0,0784

0,1289 17,40 -0,08 0,0064 17,27 -0.21 0,0441

2 18,65

23,56 -4,91 24,1081

156,1322 18,27 -5,29 27,9841 33,76 10,2 104,04

3 30,85

32,14 -1,29 1,6641

28,5733 29,18 -2,96 8,7616 36,40 4,26 18,1476

4 45,49

42,24 3,25 10,5625

16,505 41,19 -1,05 1,1025 40,04 -2,2 4,84

5 49,39

48,84 0,55 0,3025

2,0558 49,46 0,62 0,3844 47,67 -1,17 1,3689

SD =

% KV =

x 100 %

SD1 =

=

= 0,25

% KV1 =

x 100 % = 1,43%

SD2 =

=

= 8,835

% KV2 =

x 100 % = 37,5%

SD3 =

=

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

= 3,779

% KV3 =

x 100 % = 11,7%

SD4 =

=

= 2,87

% KV4 =

x 100 % = 6,79%

SD5 =

=

= 1,01

% KV5 =

x 100 % = 2,06%

3. Sensitivitas

d HMDE = 50 µM (untuk skala 9)

r HMDE = 25 x 10-4 cm

Luas permukaan ½ bola = 2 п r2 = 2 x 3,14 x 25 x 10-4

= 3,925 x 10-5 cm2 x 4/9

= 1,7444 x 10-5 cm2

Sensitivitas = 8,14 / 1,7444 = 4,6664 nA/ppb cm2

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

4. Limit deteksi

Konsentrasi

Larutan

Standar (ppb)

yi (nA) (yi- ) (yi- )2

1 17,48 16,572 0,908 0,824

2 23,56 24,712 -1,152 1,327

3 32,14 32,852 -0,712 0,506

4 42,24 40,992 1,248 1,557

5 48,84 49,132 -0,292 0,085

konsentrasi 1 ppb

= 8,14 x + 8,432

= 8,14 (1) + 8,432

= 16,572 nA

Konsentrasi 2 ppb

= 8,14 x + 8,432

= 8,14 (2) + 8,432

= 24,712 nA

Konsentrasi 3 ppb

= 8,14 x + 8,432

= 8,14 (3) + 8,432

= 32,852 nA

Konsentrasi 4 ppb

= 8,14 x + 8,432

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

= 8,14 (4) + 8,432

= 40,992 nA

Konsentrasi 5 ppb

= 8,14 x + 8,432

= 8,14 (5) + 8,432

= 49,132 nA

Sy/x =

=

=

= 1, 197

Y LOD = a + 3 Sy/x

= 8,432 + 3 (1,197)

= 8,432 + 3,591

= 12,023

Y LOD = 8,14 x + 8,432

12,023 = 8,14 x + 8,432

x = 3,591 / 8,14

x = 0,44 ppb

Maka limit deteksi elektroda HMD-IZ dalam mengukur sampel kreatin adalah

0,44 ppb.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

5. Akurasi

Hasil anlisis larutan standar keratin 1, 3, dan 5 ppb dengan 3 kali replikasi

Konsentrasi Kreatin (ppb) x (nA)

1 17,76

17,48 17,40 17,27

3 30,85

32,14 29,18 36,40

5 49,39

48,84 49,46 47,67

Untuk larutan standar kreatin 1 ppb

Y1 = 8,14 x + 8,432

17,48 = 8,14 x + 8,432

8,14 x = 9,048

X = 9,048 / 8,14 = 1,11

Sehingga diperoleh nilai Csp = 1,11 ppb

Nilai Akurasi

R1 = x 100%

R1 =

x 100%

R1 = 111 %

Diperoleh nilai akurasi sebesar 111 %

Untuk larutan standar kreatin 3 ppb

Y3 = 8,14 x + 8,432

s

sp

KC

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

32,14 = 8,14 x + 8,432

8,14 x = 23,708

X = 23,708 / 8,14

X = 2,91

Sehingga diperoleh nilai Csp = 2,91 ppb

Nilai Akurasi

R3 = x 100%

R3 =

x 100%

R3 = 97 %

Diperoleh nilai akurasi sebesar 97 %

Untuk larutan standar kreatin 5 ppb

Y5 = 8,14 x + 8,432

48,84 = 8,14 x + 8,432

8,14 x = 40,408

X = 40,408 / 8,14

X = 4,96

Sehingga diperoleh nilai Csp = 4,96 ppb

Nilai Akurasi

R5 = x 100%

R5 =

x 100%

R5 = 99,2 %

Diperoleh nilai akurasi sebesar 99,2 %

s

sp

KC

s

sp

KC

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

Lampiran 4. Voltammogram Kreatin Hasil Optimasi Waktu Akumulasi Menggunakan Elektroda HMD.

Kreatin_optimasi waktu

Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_30s

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40U (V)

15.0n

20.0n

25.0n

30.0n

35.0n

40.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin_optimasi waktu

Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_45s

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

25.0n

30.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin_optimasi waktu

Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_60s

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

10.0n

20.0n

30.0n

40.0n

I (A

)

kreatin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

Kreatin_optimasi waktu

Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_90s

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

10.0n

20.0n

30.0n

40.0n

I (A)

kreatin

Kreatin_optimasi waktu

Kreatin-IZ_Optimasi Waktu_120s

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

10.0n

20.0n

30.0n

40.0n

I (A

)

kreatin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

Lampiran 5. Voltammogram Kreatin Hasil Optimasi Potensial Akumulasi Menggunakan Elektroda HMD.

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial -1000 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial -900 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin-IZ_Optimasi potensial

Optimasi potensial -800 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial -700 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin-IZ_Oprtimasi Potensial

Optimasi potensial -600 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial -500 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial -400 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial -300 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial -100 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin_imprinted zeolit 230412

Optimasi potensial 100 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

4.00n

6.00n

8.00n

10.0n

12.0n

14.0n

16.0n

I (A

)

Kreatin

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial 0 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

Kreatin-IZ_Optimasi Potensial

Optimasi potensial -200 mV

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

I (A

)

kreatin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

Lampiran 6. Voltammogram Karakterisasi Kreatin Menggunakan Elektroda HMD, HMD-NIZ, HMD-IZ, dan HMD-zeolit

KREATIN_KARAKTERISASI

HMDE-Zeolit

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

0

5.00n

10.0n

15.0n

20.0n

25.0n

I (A

)

kreatin

KREATIN_KARAKTERISASI

HMDE-IZ

-0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.30 -0.20U (V)

10.0n

20.0n

30.0n

40.0n

I (A

)

kreatin

KREATIN_KARAKTERISASI

HMDE-NIZ

-0.40 -0.30 -0.20 -0.10U (V)

0

20.0n

40.0n

60.0n

80.0n

I (A

)

Unk

kreatin

KREATIN_KARAKTERISASI

HMDE_KREATIN

-0.40 -0.35 -0.30 -0.25 -0.20 -0.15 -0.10U (V)

10.0n

20.0n

30.0n

40.0n

50.0n

I (A

)

kreatin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari

Lampiran 7. Spektra IR Zeolit, NIZ, dan IZ

1. Spektra IR Zeolit

2. Spektra IR NIZ

3. Spektra IR IZ

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Modifikasi Elektroda Hanging Mercury Drop dengan Imprinting Zeolit untuk Sensor pada Analisis Kreatin secara Voltammetri Lucutan

Julie Andrya Sari