Adinda - Pbl Emergency Medicine 1

32
Syok Hipovolemik yang dialami oleh Ibu Berusia 80 Tahun Adinda Elisabeth Sugio 102011057 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Syok merupakan suatu keadaan patofisiologik dinamik yang terjadi bila oxygen delivery ke mitokondria sel di seluruh tubuh manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan oxygen consumption. Sebagai respon terhadap pasokan oksigen yang tidak cukup ini, metabolisme energi sel menjadi anaerobik. Keadaan ini hanya dapat ditoleransi tubuh untuk waktu yang terbatas, selanjutnya dapat timbul kerusakan irreversible pada organ vital 1 Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang serius, perdarahan masif, trauma atau luka bakar (syok hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tidak terkontrol (syok septik), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok neurogenik) atau respon imun (syok anafilaktik).

description

pbl

Transcript of Adinda - Pbl Emergency Medicine 1

21

Syok Hipovolemik yang dialami oleh Ibu Berusia 80 TahunAdinda Elisabeth Sugio102011057Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana Jakarta Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510Email: [email protected] Syok merupakan suatu keadaan patofisiologik dinamik yang terjadi bila oxygen delivery ke mitokondria sel di seluruh tubuh manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan oxygen consumption. Sebagai respon terhadap pasokan oksigen yang tidak cukup ini, metabolisme energi sel menjadi anaerobik. Keadaan ini hanya dapat ditoleransi tubuh untuk waktu yang terbatas, selanjutnya dapat timbul kerusakan irreversible pada organ vital1

Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh. Hal ini muncul akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang serius, perdarahan masif, trauma atau luka bakar (syok hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik), sepsis akibat bakteri yang tidak terkontrol (syok septik), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok neurogenik) atau respon imun (syok anafilaktik).

Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat. Paling sering, syok hipovolemik merupakan akibat kehilangan darah yang cepat. Syok hipovolemik dapat merupakan akibat dari kehilangan cairan yang signifikan (selain darah). Dua contoh syok hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan cairan, antara lain gastroenteritis refrakter dan luka bakar yang luas. Terjadinya kehilangan cairan dapat di bagi atas cairan eksternal dan internal. Kehilangan cairan eksternal terutama terjadi pada gastroenteritis, walaupun demikian kehilangan cairan eksternal ini juga dapat timbul dari sengatan matahari, poli uria, dan luka bakar. Sedangkan kehilangan cairan internal di sebabkan oleh sejumlah cairan yang berkumpul pada ruangan peritoneal dan pleura. Kehilangan cairan eksternal ini juga di sertai dengan kehilangan elektrolit2Isi

Anamnesis

Anamnesis mengambil peran besar dalam menentukan diagnosis. Oleh sebab itu, anamnesis harus dilakukan sebaik mungkin sehingga dapat mengambil diagnosis dengan baik pula dan mampu memberikan pertolongan bagi pasien.

Dalam melakukan anamnesis, terkandung pengertian komunikasi antar dokter pasien. Dalam berkomunikasi, terdapat dua aspek yang penting, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbaldalam proses wawancara dan nonverbal misalnya menganggukkan kepala. Dalam proses anamnesis, terjadi komunikasi interpersonal antara dokter dan pasien yang dapat disingkat dalam tiga erproses, yaitu: pasoen bercerita, dokter mendengar dan memperhatikan, dan tanya jawab.3Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan Alloanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung dengan pasiennya. Pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahannya. atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari hari anamnesis dilakukan bersama sama auto dan alloanamnesis.

Berdasarkan kasus :

Seorang perempuan berusia 80 tahun datang diantar oleh suaminya sambil ditopang oleh adiknya ke UGD karena kesadaran menurun . pasien tidak bisa bicara, dan berteriak atau marah bila dicubit. Badan pasien terasa dingin, mata menutup saja.Maka dokter bisa melakukan alloanamnesis kepada keluarga pasien.

Pertanyaan yang ditanya adalah seputar keluhan yang disebutkan pasien: 1. Berapa lama pasien mengalami penurunan kesadaran?

2. Adakah tanda sistemik (misalnya malaise, muntah, demam) ?3. Apakah disertai dengan keluhan lain ?

4. Riwayat penggunaan obat sebelumnya untuk meringankan keluhan?

5. Pernah kedokter sebelumnya?

6. Riwayat penyakit dahulu, apa pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya?

7. Riwayat penyakit keluarga?8. Riwayat social & ekonomi, pola makan bagaimana? Keadaan lingkungan?Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik seharusnya selalu dimulai dengan penanganan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. Ketiganya dievaluasi dan distabilkan secara bersamaan, sistem sirkulasi harus dievaluasi untuk tanda-tanda dan gejala-gejala syok. Jangan hanya berpatokan pada tekanan darah sistolik sebagai indikator utama syok; hal ini menyebabkan diagnosis lambatInspeksi

Inspeksi dapat dilakukan secara umum untuk melihat perubahan yang terjadi secara umum dan secara lokal untuk melihat perubahan-perubahan lokal sampai yang sekecil-kecilnya. Bantuan pemeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan. Pemeriksaan ini mutlak dilakukan dalam ruangan yang terang. Anamnesis terarah biasanya ditanyakan pada penderita bersamaan dilakukan inspeksi untuk melengkapi data diagnostik. Serta didapatkan takikardi, takipnea, turgor kulit yang lambat pada pasien anak tersebut.

Palpasi

Palpasi merupakan pemeriksaan dengan meraba, mempergunakan telapak tangan sebagai alat peraba. Auskultasi

Auskultasi merupakan pemeriksaan menggunakan stetoskop. Dengan cara auskultasi dapat didengar suara pernapasan, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, dan alirah darah dalam pembuluh darah. Pada auskultasi perlu diperhatikan adalah frekuensi denyut jantung.Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium

Hb dan hematokrit : meningkat pada hipovolumi karena kehilangan cairan atau plasma Urin : produksi urin menurun, lebih gelap dan pekat, BJ meningkat > 1,020 Pemeriksaan gas darah Pemeriksaan elektrolit serum Pemeriksaan fungsi ginjal Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan hanya pada penderita yang dicurigai Pemeriksaan faal hemostasis. Pemeriksaan-pemeriksaan lain untuk menentukan penyakit penyebab. Working Diagnosis

Syok Hipovolemik et causa Diare cair akut

Berdasarkan gejala yang ada wanita tersebut mengalami diare dan muntah yang menyebabkan banyak kehilangan cairan elektrolit sehingga berakibat syok hipovolemik. Diare sendiri adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja dan muntah. Dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus, perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukkan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida dan glukosa.

Syok hipovolemik dapat berhubungan dengan dehidrasi, perdarahan internal atau eksternal, kehilangan cairan gastrointestinal (diare atau muntah), keluarnya urin sekunder akibat diuretik atau gangguan ginjal, atau kehilangan volume intravaskuler menuju interstitial sebagai akibat peningkatan permeabilitas vaskular (sebagai respons terhadap sepsis atau trauma). Dilatasi vena akibat berbagai penyebab (sepsis, cedera spinal, dan berbagai obat dan toksin) dapat menyebabkan keadaan hipovolemik relatif.Tanda-tanda SyokBila syok disebabkan oleh kehilangan darah atau cairan, tanda-tandanya adalah:

Penurunan tekanan darah

Kenaikan frekuensi nadi

Pucat

Berkeringat

Kulit dinginSingkatnya, syok telah terjadi bila pasien yang sebelumnya hangat, kering, merah jambu, dan dengan nadi bagus, menjadi dingin, lembap dan pucat, dengan nadi buruk.a. NadiLihat dan awasi nadi pasien dengan seksama, dengan memperhatikan khusus:

Kecepatan

Volume, yang menunjukkan tekanan darah

Irama, aritmia tidak jarang pada anestesia, tetapi maknanya tidak selalu jelas.

b. Warna: Perhatikan tidak hanya sianosis tetapi juga kepucatan. Ini juga dilihat pertama pada cuping telinga.c. Kulit: Sentuh pasien untuk memperhatikan adanya keringatan dan suhu kulit kira-kira.d. Kehilangan darah: Taksir selalu jumlah darah yang hilang. Sekurang-kurangnya pasien dapat diklasifiksikan sebagai: berdarah banyak, berdarah sedang, tidak berdarah banyak.e. Pernapasan: Takipnea adalah karakteristik dan alkalosis respiratorius sering ditemukan apda tahap awal dari syok.Adanya syok memerlukan terapi segera, serta tegakkan diagnosis akurat. Periksa dengan teliti status hidrasi;

Periksa turgor kulit

Periksa membran mukosa

Periksa JVP, meningkat atau menurun.

Etiologi Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat dari volume darah yang berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat pendarahan yang masif atau kehilangan plasma darah.Penyebab syok hipovolemik dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang terdiri dari:

1. Perdarahan:

Hematom subkapsular hati

Aneurisma aorta pecah

Pendarahan gastrointestinal

Perlukaan berganda

2. Kehilangan plasma:

Luka bakar yang luas

Pankreatitis

Deskuamasi kulit

Sindrom Dumping

3. Kehilangan cairan ekstraselular:

Muntah (vomitus)

Dehidrasi

Diare

Terapi diuretik yang sangat agresif

Diabetes insipidus

Insufisiensi renalPatofisiologi

Perdarahan akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inlah yang menimbulkan penurunan curah jantung. Curah jantung yang rendah di bawah normal akan menimbulkan beberapa kejadian pada beberapa organ:2Mikrosirkulasi

Ketika curah jantung turun, tahanan vaskular sistemik akan berusaha untuk meningkatkan tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup bagi jantung dan otak melebihi jaringan lain seperti otot, kulit dan khususnya traktus gastrointestinal. Kebutuhan energi untuk pelaksanaan metabolisme di jantung dan otak sangat tinggi tetapi kedua sel organ itu tidak mampu menyimpan cadangan energi. Sehingga keduanya sangat bergantung akan ketersediaan oksigen dan nutrisi tetapi sangat rentan bila terjadi iskemia yang berat untuk waktu yang melebihi kemampuan toleransi jantung dan otak. Ketika tekanan arterial rata-rata (mean arterial pressure/MAP) jatuhhingga