Adinda - Pbl Community Medicine
-
Upload
adinda-elisabeth -
Category
Documents
-
view
252 -
download
5
description
Transcript of Adinda - Pbl Community Medicine
Evaluasi Program Puskesmas Mengenai Program Kesehatan Ibu dan Anak
Adinda Elisabeth Sugio
102011057
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Email: [email protected]
I. Pendahuluan
I. 1 Latar Belakang.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan Ibu Anak masyarakat dalam
upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam,
telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka
kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian neonatal 16 per
1000 kelahiran hidup. Namun sampai saat ini sasaran tersebut belum tercapai.
Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2007 :
· Angka kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup
· Angka kematian Bayi 26,9 kematian/1000 kematian hidup
· Angka kematian Balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup
2
· Angka kematian Ibu Hamil dan saat melahirkan masih mencapai 228/100.000
kelahiran hidup
I. 2 Tujuan
- Untuk mengetahui upaya manajemen program puskesmas dalam melakukan penurunan
angka kematian ibu dan anak melalui tindakan promotif, preventif, kuratif, rehabilitative,
serta protektif.
- Untuk melatih masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
- Mempelajari tentang Program-program puskesmas dalam melakukan penurunan angka
kematian ibu dan anak.
- Mempelajari tentang bagaimana peran Dokter di puskesmas dalam menjalankan tugasnya
sebagai pelayan kesehatan bagi masyarakat
- Mempelajari tentang peran dan fungsi Puskesmas bagi masyarakat
- Mempelajari tentang Upaya Kesehatan Pokok Puskesmas
II. Pembahasan
Skenario : “Puskesmas Argomulyo mendapatkan predikat sebagai Puskesmas yang buruk
akibat dari tingkat kematian ibu yang tinggi. Berdasarkan data tahun lalu AKI (Angka
Kematian Ibu) = 500/100000 kelahiran hidup. Baru – baru ini ada seorang ibu muda usia 18
yang melahirkan prematur dan anaknya hanya 18—gram, meninggal setelah 7 hari
kemudian. Ibunya menderita anemia dengan Hb 9,5g/dL. Luas wilayah kerja p\Puskesmas
meliputi 6 Desa, sebagian besar wilayah hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua.
Jenis pekerjaan penduduk terutama bertani dan sebagian besar penduduk hanya buruh tani.
Di wilayah kerja puskesmas terdapat 3 posyandu yang dilayani oleh 20 oeang kader.”
Angka Kematian Ibu
Mortalitas ibu merupakan salah satu indikator utama status kesehatan suatu populasi.
Indikator ini dan mortalitas bayi sudah lazim digunakan untuk membandingkan status
3
kesehatan negara. Angka mortalitas ibu yang terendah biasa ditemukan pada negara belum
berkembang akibat tingginya angka kemiskinan dan kurangnya kegiatan kesehatan
masyarakat. Rumah sakit dan dokter membedakan tipe kematian ibu ke dalam dua kelompok:
(1) kematian akibat penyebab obstetrik langsung, yang dikaitkan dengan penyebab obstetrik
dan penyelenggara layanan kesehatan, (2) tidak langsung, yang dikaikan dengan kondisi yang
sudah dialami dan kematian bukan disebabkan oleh tindakan penyelenggara layanan
kesehatan.
Mortalitas ibu dikaitkan dengan komplikasi kehamilan dan proses melahirkan.
Kematian ibu mencerminkan seberapa baik penanganan manajemen medis pada proses
pelahiran. Hal tersebut juga mencerminkan jumlah kasus perdarahan, toksemia, dan infeksi
yang terjadi. Tingkat pendidikan, tingkat kemiskinan, dan status sosial – ekonomi merupakan
faktor – faktor yang juga berkontribusi dalam mortalitas ibu. Angka kematian ibu (maternal
mortality rate, MMR) didasarkan pada risiko kematian ibu berkaitan dengan proses
melahirkan, persalinan dan pelahiran, perawatan obstetrik, komplikasi kehamilan, dan masa
nifas.
World Health Organization mendefinisikan mortalitas ibu sebagai kematian
perempuan yang mengandung atau meninggal dalam 42 hari setelah akhir kehamilannya,
terlepas dari lamanya kehamilan atau letak kehamilannya. Kematian wanita akibat penyebab
yang berkaitan dengan kehamilan dan atau penatalaksanaannya juga dimasukkan sebagai
kematian ibu. pembilang mencakup semua kematian di seputar kehamilan atau akibat
kehamilan atau kematian akibat penyebab di saat nifas. Jumlah ibu hamil dimasukkan dalam
kategori populasi berisiko mengalami kematian akibat penyebab di saat nifas. Kelompok
populasi atau wilayah geografis seperti kota, provinsi, negara bagian, atau negara harus
diidentifikasi dan angka yang digunakan sebagai pembilang dan penyebut harus mewakili
wilayah geografis dan kelompok populasi yang sama. Kasus kelahiran hidup lebih mudah
dilacak daripada kasus kematian bayi karena kelahiran hidup secara teratur dicatat dalam
formulir standar. Karena jumlah total ibu hamil tidak diketahui, rumus angka kematian ibu
menggunakan angka kelahiran hidup.1
Angka kematian ibu = Jumlah kematian akibat penyebab saat nifas dalam
4
Tahun dan populasi tertentu x 100.000
Jumlah total kelahiran hidup pada periode (1 tahun)
dan populasi yang sama
Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama
masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal, seperti yang ditetapkan dalam
buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi petugas puskesmas. Pekayanan antenatal yang
lengkap mencakup banyak hal, seperti anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (sesuai risiko
yang ada). Penerapan operasionalnya dikenal standar, minimal “5T” untuk pelayanan
antenatal (timbang berat badan dan tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi
tetanus toksoid secara lengkap, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian tablet zat besi
minimal 90 kaplet selama kehamilan).
Dengan demikian, operasional pelayanan antenatal yang tidak memenuhi standar
minimal 5T tersebut, belum dianggap suatu pelayanan antenatal. Selain itu, pelayanan
antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan, khususnya untuk memberi
kesempatan yang cukup dalam menangani kasus risiko tinggi yang ditentukan.2
Puskesmas
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilayah tertentu. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kecamatan. Tujuan dari puskesmas adalah mendukung tercapainya
pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.3
Kegiatan Pokok Puskesmas
5
Kegiatan pokok Puskesmas dikembangkan dari Basic Health Care Services (WHO)
yang dikenal sebagai Basic Seven yang terdiri atas :
a. Mother and Child Health Care
b. Medical Care
c. Environmental Sanitation
d. Health Education
e. Simple Laboratory
f. Communicable Disease Control
g. Simple statistic
Pada Rakernas ke 111/1970, ditetapkan 6 Usaha Kesehatan Pokok seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keinginan program di Tingkat Pusat,
maka berkembang menjadi 18 Usaha Kesehatan Pokok.
Upaya Kesehatan
Puskesmas bertangung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat.
Ada 2 Upaya :
a. Upaya kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmern nasional,regional dan global serta
mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyrakat. Upaya
ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia, meliputi:
- Upaya Promosi Kesehatan
- Upaya Kesehatan Lingkungan
- Upaya Kesehatan Ibu & Anak Serta Kb
- Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
- Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
6
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan ini
meliputi:
- Upaya Kesehatan Sekolah
- Upaya Kesehatan Olahraga
- Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat
- Upaya Kesehatan Kerja
- Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
- Upaya Kesehatan Jiwa
- Upaya Kesehatan Mata
- Upaya Kesehatan usia lanjut
- Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Stuktur Organisasi Puskesmas
- Kepala Puskesmas
- Unit Tata Usaha
- Unit Pelaksana Teknis Fungsional
Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan perorangan
- Jaringan Pelayanan
Puskesmas pembantu
Puskesmas Keliling
Bidan di Desa/Komunitas
Sistem Puskesmas
Dalam menangani sebuah kasus permasalahan, perlu dievaluasi ulang apa saja pembentuk
unsur-unsur daripada pelaksanaan suatu program. Dalam hal ini yang perlu ditinjau ulang
ialah sistem daripada permasalahan tersebut. Sistem adalah gabungan elemen yang
dihubungkan oleh proses/struktur yang berfungsi untuk menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan. Ciri-ciri sistem ialah:
- Mempunyai tujuan
- Terdiri dari beberapa elemen yang membentuk suatu kesatuan
7
- Mengubah input menjadi output
- Dipengaruhi oleh lingkungan
- Mempunyai mekanisme pegendalian mengatur diri sendiri dan adaptasi
Gambar 1. Skema sebuah Sistem8
i. Planning (perencanaan)
Menurut Billy E. Goets, planning adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan
dari beberapa kemungkinan yang tersedia yang dipandang paling tepat untuk mencapai
tujuan. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa istilah yang agak identik dengan
perencanaan.Istilah yang dimaksud adalah:4
Peramalan (forcasting)
Penyelesaian masalah (problem solving)
Penyusunan program (programming)
Penyusunan rancangan (designing)
Pengkajian kebijakan (policy analysis)
Proses pengambilan keputusan (decision making process)
8
Macam perencanaan ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana, tingkatan rencana
maupun dari ruang lingkup adalah
i) Ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana dalam waktu jangka panjang, jangka
menengah atau jangka pendek
ii) Ditinjau dari tingkatan rencana dari aspek induk, operasional atau harian
iii) Ditinjau dari ruang lingkup yang mencakupi
Strategik
Taktis
Menyeluruh
Terpadu
Unsur-unsur planning (perencanaan) antara lain adalah rumusan misi, rumusan
masalah, rumusan tujuan umum dan khusus, rumusan kegiatan, asumsi perencanaan,
strategi pendekatan, waktu, organisasi dan tenaga pelaksana, biaya dan metoda
penilaian dan kriteria keberhasilan
ii. Organization ( pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah pengelompokan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan memuaskan. Definisi lain menyebutkan pengorganisasian adalah pengaturan
sejumlah personil yang dimiliki untuk memungkinkan tercapainya suatu tujuan yang telah
disepakati dengan jalan mengalokasikan masing-masing fungsi dan tanggungjawabnya.
Unsur-unsur pokok dalam pengorganisasian antara lain:4
Hal yang diorganisasikan seperti kegiatan, tenaga pelaksana
Proses pengorganisasian
Hasil pengorganisasian.Prinsip pokok organisasi antara lain:
Mempunyai pendukung
Mempunyai tujuan
Mempunyai kegiatan
Mepunyai pembagian tugas
Mempunyai perangkat organisasi
Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang
Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah daerah.
iii. Actuating ( penggerakkan/pelaksaanaan )
9
Actuating (penggerakkan/pelaksaanaan) adalah melaksanakan rencana yang telah dibuat dan
yang telah ditetapkan bentuk organisasi yang akan melaksanakan rencana tersebut. Sebagai
seorang manager didalam pelaksanaan rencana/program (kesehatan) harus mempunyai
pengetahuan/ kemampuan6
Motivasi (motivation)
Komunikasi (communication)
Kepemimpinan (leadership)
Pengarahan (directing)
Pengawasan (controlling)
Supervisi (supervision)
iv. Controlling ( pengawasan )
Controlling adalah melakukan penilaian dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan
pelaksana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana. Definisi lain
menyebutkan controlling (pengawasan) adalah suatu proses untuk mengukur penampilan
suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk melaksanakan pengawasan perlu diperhatikan:6
Obyek pengawasan, yaitu hal-hal yang akan diawasi dari pelaksanaan program
Metoda pengawasan, yang merupakan mekanisme umpan-balik
Proses pengawasan, merupakan langkah – langkah yang terdiri: merumuskan rencana,
tujuan dan standar pengawasan, mengukur penampilan, membandingkan hasil dengan
standar, menarik kesimpulan dan melaksanakan tindak lanjut.
Posyandu
Posyandu merupakan perpaduan kegiatan masyarakat bersama dengan tenaga
kesehatan berupa : - Kegiatan pelaksanaan gerakan keluarga berencana
- Kegiatan evaluasi kesehatan ibu dan anak.
- Penanggulangan diare
- Upaya peningkatan gizi keluarga – ibu hamil.
- Imunisasi balita dan anak.
10
Sasaran pelaksaan posyandu antara lain adalah balita, ibu hamil dan ibu menyusui,
dan pasangan usia subur. Posyandu dilaksanakan satu kali dalam sebulan, di tempat yang
mudah dijangkau masyarakat. Sistem pelayanan posyandu adalah “sistem lima meja” .
- Meja pertama : pencatatan dan pelaporan
- Meja kedua : penimbangan
- Meja ketiga : penerangan dan pendidikan
- Meja keempat : peningkatan tentang gizi / ASI
- Meja kelima :pelayanan kesehatan (pemeriksaan hamil, imunisasi balita,
anak dan ibu hamil; program keluarga berencana dan pemberian
vitamin A).
Meja pertama sampai keempat dilayani oleh kader sedangkan meja kelima oleh tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan yang terkait adalah bidan swasta, bidan desa, tenaga kesehatan
Puskesmas, dan dokter swasta. Posyandu melaksanakan sistem “kader desa”. Untuk
memudahkan tugas, masyarakat membagi diri menjadi kelompok – kelompok “dasa wisma”
yang masing – masing terdiri dari 10 sampai 20 rumah tangga. Masing – masing dasa wisma
mempunyai seorang kader desa untuk memudahkan koordinasi kunjungan keluarga,
pencatatan, dan pelaporan. 9
Masukan
1. Man
Dokter
Menjadi seorang dokter adalah sebuah aktivitas mulia bila dilandasi dengan niat
yang baik. Selain mempelajari berbagai macam teori mengenai penyakit dan obat-
obatan yang sangat detail, seorang dokter juga perlu belajar cara berinteraksi
dengan orang lain, agar dapat memberikan pelayanan holistik pada pasiennya.
WHO menetapkan 5 standar dokter ideal yang dirangkum dalam “ 5 stars doctor”, antara
lain:5
1. Health care provider (penyedia layanan kesehatan) yaitu kemampuan dokter sebagai
tenaga medis, memberikan tindakan terhadap keluhan-keluhan pasiennya. Tindakan kesehatan
yang dilakukan dapat berupa kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif.
11
2. Decision maker (pembuat keputusan), salah satu peran seorang dokter yaitu
memberikan keputusan terhadap suatu permasalahan, yang sudah ditimbang dari sudut
pandang medis dari ilmu yang dikuasainya.
3. Community leader (pemimpin komunitas), didalam lingkungan bermasyarakat,
seorang dokter harus dapat mengayomi masyarakat untuk dapat hidup sehat, dapat menjadi
contoh bagi komunitas disekelilingnya
4. Manager (manajer), adakalanya seorang dokter akan menjadi pemimpin dari sebuah
lembaga kesehatan (puskesmas, DinKes atau Rumah Sakit), untuk itu, kemampuan mengelola
sistem, staf, dan berkolaborasi dengan struktur lembaga merupakan sesuatu yang perlu
dimiliki oleh setiap dokter.
5. Communicator (penyampai), memutuskan untuk menjadi seorang dokter, berarti
memutuskan untuk menjadi pekerja sosial, yang berhubungan dengan manusia. Di
masyarakat, dokter merupakan sosok panutan, lantaran karena ilmunya yang luas dan
kepeduliannya terhadap hidup sesama. Untuk itu, keterampilan berkomunikasi,
menyampaikan sesuatu dengan baik merupakan softskill yang harus dimiliki setiap dokter
Dalam menghadirkan pelayanan kesehatan, seorang dokter akan berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainnya, antara lain perawat, ahli gizi, ahli farmasi, bidan, sanitarian dan
petugas administratif. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang area kerja masing-masing
disiplin ilmu, agar tidak saling tumpang tindih dan menimbulkan konflik lintas profesi.
2. Money:
Dana untuk pelaksanaan program dapat diperoleh di:
- APBD : sebagai contoh, APBD menyediakan anggaran untuk
pengawasan dan monitoring, sarana diagnosis, bahan cetakan, kegiatan pemecahan
masalah di kotamadya.
- Swadaya Masyarakat : contoh, menyediakan anggaran untuk operasional,
pemeliharaan, pelaksanaan, pencegahan dan penanggulangan tingginya Angka
Kematian Ibu dan Anak
3. Matrial:
Medis
Meliputi hal-hal dibawah ini :
12
a. Poliklinik set : stetoskop, timbangaan BB, thermometer, tensimeter, senter
b. Alat pemeriksaan laboratorium darah
c. Alat penyuluhan kesehatan masyarakat
d. Obat-obatan
e. Buku petunjuk program Kesehatan Ibu dan Anak
Non-Medis
Meliputi hal-hal dibawah ini :
a. Gedung puskesmas
b. Ruang tunggu
c. Ruang administrasi
d. Ruang periksa
e. Ruang tindakan
f. Laboratorium
g. Apotik
h. Perlengkapan administrasi
i. Formulir laporan
4. Method:
Terdapat metode untuk:
1. Penemuan ibu hamil dengan resiko
Kasus dilihat dari jumlah ibu hamil yang datang ke puskesmas dengan ataupun tanpa
keluhan
2. Penyuluhan kesehatan
Perorangan: penyuluhan langsung dengan cara tanya jawab/ konsultasi terhadap ibu
hamil yang berobat di puskesmas.
Kelompok: dilakukan dengan mengadakan ceramah di tempat umum dan di posyandu
melalui diskusi, dan menggunakan poster.
3. Pencatatan dan pelaporan kasus
Proses
Perbaikan Gizi
13
- Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas
yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan
Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan
Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, semesteran ( 6
bulan sekali) dan tahun ( setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan
intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan
adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat
dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.
tujuan :
- Mengupayakan promosi dan mendorong terlaksananya ASI eksklusif.
- Memberi PMT pemulihan pd balita dengan gizi buruk.
- Melaksanakan pemantauan hasil penimbangan dengan SKDN
- Memberi kapsul Vit. A dosis tinggi pada ibu nifas, juga pada anak balita dan
bayi 6 – 11 bln ( 100.000 SI ).
- Memberikan tablet besi ( Fe 90 ) pada Ibu hamil
- Mengadakan pelayanan konsultasi gizi bagi penderita penyakit kronis atau
metabolik yang membutuhkan diet khusus.
Perencanaan :
- Penemuan ibu hamil dengan resiko tinggi. Cara menentukan kehamilan risiko tinggi
dapat diukur dengan 2 cara yaitu cara skoring dan kriteria.
Pencatatan dan pelaporan kasus :
- Pencatatan yang dilakukan pada jam kerja, seiap bulanan, tribulanan , semester, dan
tahunan dan pelaporan akan dilakukan setiap awal bulan.
Penyuluhan Kesehatan :
Perorangan dan Kelompok
Perorangan : setiap hari kerja
14
Kelompok :dilakukan dengan mengadakan penyuluhan di posyandu
Rawat Bersalin
Pelayanan Rawat Bersalin merupakan pelayanan kesehatan perorangan bagi ibu yang
baru melahirkan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,keperawatan, rehabilitasi
medik dengan menginap di ruang rawat bersalin
Organisasi
Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam rangka
melaksanakan program kesehatan Ibu dan Anak. Serta juga terdapat strukur organisasi
tertulis dan pemberian tugas yang jelas dalam melaksanakan tugasnya.
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi. Atas dasar pengertian tersebut, fungsi pengorganisasian juga meliputi proses
mengintegrasikan semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau
mengatur sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Susunan organisasi
Puskesmas terdiri dari:
a. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas.
b. Unsur pembantu pimpinan : Urusan Tata Usaha
c. Unsur Pelaksana.
Unit yang terdiri dari tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional. Jumlah unit
tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas daerah masing-masing. Unit-unit terdiri
dari:Unit I, Unit II, Unit III, Unit IV, Unit V, Unit VI, Unit VII. Kepala Puskesmas,
mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikegiatan Puskesmas yang dapat
dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
Kepala Urusan Tata Usaha, mempunyai tugas di bidang kepegawaian, keuangan,perlengkapan dan
surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan. Unit I.mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencanadan perbaikan gizi. Unit II,mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit,khususnya imunisasi, kesehatan
lingkungan dan laboratorium sederhana. Unit III,mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
15
kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerjadan manula. Unit IV,mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatansekolah dan olah raga,
kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya. Unit V,mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatanmasyarakat dan
penyuluhan kesehatan masyarakat. Unit VI,mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan
rawat jalan dan rawat nginap. Unit VII,mempunyai tugas melaksanakan kefarmasian.
Pelaksanaan
Proses bimbingan kepada staf agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas pokoknya
sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia
Pengawasan dan Pengendalian
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Fungsi
manajemen ini memerlukan perumusan standar kinerja staf (standar performance sesuai
dengan prosedur tetap).
Standar digunakan manager untuk menilai hasil kegiatan staf atau unit (kelompok) kerja.
Jika ditemukan penyimpangan, fungsi pengawasan managerial harus mampu melakukan
koreksi terhadap penyimpangan yang telah terjadi. Pengawasan dan pengendalian
dilaksanakan Melalui pencatatan dan pelaporan yang dilakukan:Bulanan, Triwulanan,
Tahunan.
Keluaran
16
Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam
system dari kegiatan perawatan antenatal.
Penyuluhan dan penggerakkan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan
Penyuluhan/informasi tentang kehamilan serta kapan saja harus melakukan
perawatan antenatal
a. Penyuluhan Kelompok: PKK, Organisasi social masyarakat lain, dll.
b. Penyuluhan Perorangan: Kepada ibu-ibu pengunjung posyandu, Kunjungan
rumah oleh kader/ petugas puskesmas
c. Penyuluhan melalui media massa : TV, radio, dll .
Dampak
Akibat yang ditimbulkan oleh keluaran dalam pemberantasan DBD
Langsung : apakah terjadi penurunan angka morbiditas dan mortalitas
pada ibu dan bayi
Tidak langsung : apakah terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat
Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi
masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses
fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu:
1. Upaya mobilisasi sosial untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat darurat,
khususnya untuk membantu ibu hamil saat bersalin.
2. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka
kematian maternal.
3. Upaya untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat dalam
menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
4. Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu oleh tenaga
kesehatan profesional.
5. Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu mengatasi
masalah mereka sendiri.
6. Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi masalah kesehatan maternal.
17
7. Upaya untuk melibatkan semua pemanggu kepentingan (stakeholders) dalam mengatasi
masalah kesehatan.
Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep
berikut ini.
1. Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong menolong, untuk
perempuan saat hamil dan bersalin.
2. Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya urusan
perempuan.
3. Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi
merupakan masalah dan tanggunjawab masyarakat.
4. Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
5. Menggunakan pendekatan partisipatif. Melakukan aksi dan advokasi.
Siklus proses yang memberikan masyarakat kesempatan untuk memahami kondisi
mereka dan melakukan aksi dalam mengatasi masalah mereka ini disebut dengan pendekatan
belajar dan melakukan aksi bersama secara partisipatif (Participatory Learning and Action -
PLA). Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi masyarakat untuk menggali dan mengelola
berbagai komponen, kekuatan-kekuatan dan perbedaan-perbedaan, sehingga setiap orang
memiliki pandangan yang sama tentang penyelesaian masalah mereka, tetapi pendekatan ini
juga merupakan proses mengorganisir masyarakat sehingga mereka mampu untuk berpikir
dan menganalisa dan melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah mereka. Ini adalah proses
pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu melakukan aksi untuk meningkatkan
kondisi mereka. Jadi, ini merupakan proses dimana masyarakat merubah diri mereka secara
individual dan secara kolektif dan mereka menggunakan kekuatan yang mereka miliki dari
energi dan kekuatan mereka.
Di dalam konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu
untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti kondisi
kesehatan ibu; kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai
hubungan dan kekuasaan yang memperngaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk
melakukan aksi guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang
potensi yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan
melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat
18
diperlukan. Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan
pemahaman tidak hanya tentang konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif.
Jadi, pendekatan yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan
menentukan proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA ini.
Program KIA
a. Setiap ibu hamil diberi penyuluhan mengenai :
- Selalu mendekatkan diri kepada tuhan yang maha esa
- Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
- Ibu hamil di daerah endemis gondok harus memperoleh 1 kapsul yodium.
- Perlunya menjadi peserta KB setelah melahirkan
- Penggukuran LILA, untuk mengetahui keadaan gizi ibu hamil. Jika ukuran
LILA berada pada warna merah(kurang dari23,5 cm) maka ibu tergolong kurus
sekali. Jadi ibu dianjurkan banyak makan dan istirahat.
- Pentingnya ibu memeriksaan secara rutin, kepada petugas kesehatan
disampingi suami
- Memasak makanan sehat( dengan peragaan) bahan makanannya diambil dari
hasil perkarangan/kebun/ kolam
- Pentinnya ibu nifas mendapatkan 2 kapsul vitamin A warna merah sesuai
aturan minum
- Mendapat tablet Fe bagi yang terkena gejala kurang darah Anemia.
- Persalinan dibantu oleh tenaga medis
- Ibu hamil makan untuk dua rang, untuk dirinya dan untuk janin yang
dikandungnya
- Setiap hari sejak awal kehamilan, diperlukan tambahan makanan bergizi/sehat
1 piring lebih banyak dari biasanya
- Setiap kali makan, jangan lipa makan sayur dan buah, serta lauk pauk
- Juga minum paling sedikit 8-10 gelas setiap hari
Tim puskesmas terdiri dari pimpinan puskesmas, pengelola peminat KIA kecamatan, staf
puskesmas lain yang mampu bertindak sebagai pelatih kader dan Pembina kelompok peminat
KIA.7,8
19
Tugas 1
Mengidentifikasi ketersediaan kader dari kegiatan atau sector lain pada desa terpilih.
Tujuan: untuk memudahkan proses pemilihan kader sesuai dengan criteria yang ditetapkan.
Langkah:
1) Menghubungi para petugas gizi, petugas imunisasi, petugas KB, dan lainnya.
2) Mencatat nama dan lokasi individu yang menjadi kader dari setiap kegiatan diatas.
Tugas 2
Menjelaskan program peminat KIA dan rencana latihan kader kepada kepala desa, tim
penggerak PKK desa, pengurus LKMD, kepala dukuh/kampong, dan tokoh masyarakat.
Tujuan: agar mereka mengetahui dan memahami tujuan dan kegiatan peminat KIA. Dengan
demikian, mereka diharapkan mendukung dan membantu pelaksanaan program peminat KIA.
Langkah:
1) Mempelajari tujuan, manfaat, dan kelompok sasaran program peminat KIA,
khususnya latihan kader.
2) Menjelaskan kepada mereka tentang tujuan dan manfaat program peminat KIA.
3) Mengemukakan bentuk dan jenis dukungan yang diperlukan untuk keberhasilan
program.
Tugas 3
Mencari dan memilih calon kader yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. kader posyandu (2 orang)
b. Ibu atau siapa saja yang dapat baca-tulis dan diterima oleh masyarakat.
Tujuan: agar didapatkan calon kader yang bersedia kerja sukarela dan memiliki dedikasi.
Langkah:
20
1) Melakukan konsultasi dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat mengenai calon
kader yang tepat.
2) Kepada calon kader menjelaskan tujuan dan kegiatan peminat KIA serta tugas yang
harus dilakukan nanti.
3) Mendorong terjadinya hubungan kerja yang baik antara kader peminat KIA dan kader
lainnya serta staf puskesmas.
Tugas 4
Mempersiapkan latihan kader peminat KIA yang meliputi penyusunan jadwal, penentuan
lokasi, mengirimkan undangan, dan menyiapkan media latihan (alat-alat peraga).
Tujuan: agar pelaksanaan latihan berjalan dengan lancer.
Langkah:
1) Mempelajari tujuan dan materi latihan.
2) Menyusun jadwal kerja.
3) Melakukan konsultasi dengan camat, PKK, dan kepala desa.
Tugas 5
Menggali peran serta masyarakat dan instansi local (kepala desa, camat dan sector) dalam
pelaksanaan kegiatan.
Tujuan: agar didapatkan dukungan moral dan fisik bagi keberhasilan latihan.
Langkah:
1) Menjelaskan kebutuhan yang diperlukan untuk latihan.
2) Mengemukakan dana yang tersedia.
3) Menekankan bahwa tanpa dukungan tambahan latihan sulit dilaksanakan dengan baik.
21
Tugas 6
Bertindak sebagai latihan dalam pelatihan kader peminat KIA tentang pengetahuan dan
keterampilan KIA sesuai dengan bahan yang ditentukan.
Tujuan: agar para peserta mampu dan terampil menjadi fasilitator dalam kegiatan kelompok
belajar peminat KIA.
Langkah:
1) Mengatur agar lamanya pembahasan materi disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
peserta.
2) Menciptakan suasana yang intim dan santai.
3) Menggunakan waktu secara baik dan tepat.
4) Menjelaskan bagaimana seharusnya hubungan antara peserta dengan pelatih.
5) Memperkenalkan penggunaan kartu rujuk kepada kader. Kartu rujuk diberikan kepada
semua anggota kelompok supaya memeriksakan diri ke puskesmas, puskesmas
pembantu, posyandu atau bidan/dokter praktek swasta.
Tugas 7
Memberikan informasi nama dan alamat dukun terlatih di wilayah kerja puskesmas kepada
kader peminat KIA.
Tujuan: agar para kader dapat menganjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan diri ke
puskesmas atau posyandu dan meminta pertolongan persalinan hanya pada dukun terlatih
selain tenaga kesehatan lainnya.
Problem Solving Cycle
Problem Solving Cycle adalah suatu metode pemecahan masalah dengan
mengidentifikasi masalah yang paling diprioritaskan, kemudian mengidentifikasi solusi / jalan
keluar dari masalah tersebut, baru melakukan pelaksanaan terhadap pemecahan masalah
tersebut 10
Karakteristik pokok dari Problem Solving Cycle yang harus dipenuhi, yaitu:
22
a. Berkesinambungan
b. Obyektif
c. Terpadu
d. Sistematis
Skema Problem Solving Cycle
Analisis Data
Evaluasi hasil intervensi
Melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah
Penyusunan rencana penyelesaian masalah
Pengumpulan Data
Masalah yang ditemukan
Memilih masalah yang diprioritaskan
Memilih cara penyelesaian masalah
Uji Coba
Menentukan tujuan dan menyusun cara penyelesaian
23
HIPOPOC (Hipotesis, Input, Process, Output, Outcome)
Tabel HIPOPOC
Analisis SWOT
Berdasarkan pengambilan dan pengolahan data, ditetapkan beberapa masalah,
kemudian dipilih satu masalah utama. Setelah itu mengungkapkan beberapa alternatif
pemecahan masalah, dan dari beberapa alternatif tersebut dipilih satu, dengan menimbang
efisiensi dan efektifitas
Environment :
Sistem lain di luar sistem yang diamati yang terpengaruh
Environment :
Sistem lain di luar sistem yang diamati yang terpengaruh
HipotesaHipotesa
Feedback :
Penggunaan data Puskesmas sebagai masukan untuk menilai proses
Feedback :
Penggunaan data Puskesmas sebagai masukan untuk menilai proses
Impact :Perubahan pada sasaran tidak langsung
Impact :Perubahan pada sasaran tidak langsung
Outcome :Perubahan pd sasaran langsung
Outcome :Perubahan pd sasaran langsung
Output :
Kualitas
Kuantitas
Output :
Kualitas
Kuantitas
Input :
Man
Money
Material
Method
Input :
Man
Money
Material
Method
Process :
Perencanaan
Penggerakan
Pelaksanaan
Pengawasan
Pengendalian
Penilaian
Process :
Perencanaan
Penggerakan
Pelaksanaan
Pengawasan
Pengendalian
Penilaian
24
Untuk mengetahui berbagai faktor yang mendukung serta menghambat, dilakukan
kajian secara seksama dengan analisis SWOT, dengan unsur-unsur sebagai berikut
a. Kekuatan
b. Kelemahan
c. Kesempatan
d. Hambatan
III.Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari Puskesmas yaitu mendukung tercapainya pembangunan
kesehatan nasional maka Puskesmas memegang peranan penting dalam suksesnya program
Keshatan Keluarga dan Reproduksi yang merupakan salah satu Upaya Kesehatan Wajib
Puskesmas. Pada Program Puskesmas dalam program Kesehatan Ibu dan Anak, penting bagi
para petugas puskesmas untuk melakukan pendekatan system sehingga dapat mengetahui apa
yang mengakibatkan Angka Kematian Ibu tinggi. Dan perlunya berbagai pendekatan yang
harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk memeriksa kehamilannya
secara rutin serta dilakukannya berbagai penyuluhan serta pemberdayaan masyarakat
sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu.
25
Daftar Pustaka
1. Timmreck TC. Epidemiologi : suatu pengantar. 2nd ed. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005 h. 114 – 5
2. Hamidah, Syafrudin. Kebidanan komunitas. 1st ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009 h. 221-2
3. Kebijakan Dasar Puskesmas. Diunduh dari
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/buku/kebijakan%20dasar
%20puskesmas.pdf. 28 Juni 2014
4. Tjiptoherijanto, prijono, Said Z. Abidin, Reformasi Administrasi dan Pembangunan
Nasional 1993. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta; h 44-6
5. Dr Charles Boelen.The Five-Star Doctor: An Asset to Health Care Reform.World
Health Organization, Geneva, Swedan. Diunduh dari
www.who.int/entity/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf 28 Juni 2014
6. Ferry Efendi,Makhfudli.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Penerbit Salemba Medika.Jakarta,2009; h 274-85
7. Departemen Kesehatan RI. Buku kader Posyandu : Dalam Meningkatkan Gizi
Keluarga . Departemen Kesehatan. Jakarta : 2006
8. Mckenzie JF, Pinger RR, Kotecki JE. Kesehatan Masyarakat. 4th ed. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC . 2006
9. Manuaba IBG.Pengantar kuliah Obstetri.1st ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2007 h. 15
10. Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan. 3rd ed. Jakarta : Binarupa Aksara, 1996.