Adaptasi Transformasi Integrasi - WIKAmemenangkan tender proyek dari negara lain seperti Timor...

2018Laporan Keberlanjutan

AdaptasiTransformasiIntegrasi

AdaptasiTransformasiIntegrasi

2

2018 | Laporan Keberlanjutan

PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

Sepanjang tahun 2018, PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk dipercaya untuk mengerjakan banyak proyek Pemerintah. Selain itu, WIKA juga cukup banyak memenangkan tender proyek dari negara lain seperti Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar, Aljazair, Niger, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Taiwan. Dari kinerja di tahun 2018, WIKA menghasilkan laba bersih yang meningkat signifikan sebesar 52,88% dibandingkan tahun lalu. Sukses bermain di sektor konstruksi, maka WIKA beradaptasi melakukan transformasi bisnis, organisasi, dan budaya kerja, untuk menciptakan integrasi.

Transformasi pada lini bisnis disesuaikan dari yang sebelumnya lima pilar manjadi tujuh pilar. Segmen Operation & Maintenance pada lini Energy & Industrial Plant, kini diubah masuk ke lini Rekayasa Konstruksi yang merupakan lini baru. Lini baru lainnya yaitu PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang fokus pada segmen pekerjaan high speed railway. Dari perubahan lini tersebut, WIKA juga menambah beberapa fokus segmen pekerjaan. Oleh sebab itu, adaptasi sangat perlu dilakukan untuk menjaga keamanan dan kualitas jasa yang diberikan. Untuk mendukung adaptasi, khususnya bagi para karyawan, maka WIKA menyusun Career Management System, yaitu sistem terintegrasi yang mengelola migrasi karir, pola karir, dan kebijakan karir.

Transformasi lainnya terdapat pada organ dan budaya perusahaan. Transformasi pada organ perusahaan yaitu perubahan struktur tata kelola perusahaan. Salah satunya perubahan susunan Direksi, per 24 April 2018 telah ditambahkan Direktur Quality, Health, Safety, and Environment untuk memenuhi mandat Kementerian BUMN selaku Pemegang Saham mayoritas. Transformasi pada budaya WIKA akan direalisasikan melalui culture journey, yang melibatkan pimpinan Unit Kerja sebagai Business Improvement Leader dan berperan sebagai role model bagi implementasi Agility, Caring, Excellent (ACE).

Seiring dengan adanya adaptasi pekerjaan dan transformasi di lingkungan kerja, maka WIKA juga berupaya untuk meningkatkan integrasi di seluruh lini pekerjaan. Integrasi yang terarah akan mendukung proses bisnis yang efektif dan efisien.

3PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

Laporan Keberlanjutan | 2018

IKHTISAR KINERJA KEBERLANJUTAN

SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA

01 . TENTANG WIKA

Profil WIKA

Skala Perusahaan

Karakteristik Bisnis WIKA

Etika Bisnis dan Anti-Korupsi

Penerapan Prinsip Pencegahan

Tata Laksana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

02 . INTEGRASI UNTUK MENJAGA KINERJA EKONOMI

Meraih Peluang Bisnis

Kinerja Ekonomi WIKA

Praktik Pengadaan Barang dan Jasa

Komitmen pada Tanggung Jawab Produk dan Jasa

Kesadaran Hukum dan Anti-Korupsi

Menjaga Kepercayaan Pelanggan

03 . INTEGRASI UNTUK MEMASTIKAN KEAMANAN DAN

KUALITAS PEKERJAAN

Insan WIKA

Pengembangan Kompetensi Karyawan

Karyawan Bersertifikasi

Penggunaan Peralatan Bersertifikasi

Kepedulian WIKA pada Work-Life Balance

Implementasi Health, Safety, & Environment (SHE)

04 . TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Mengelola Dampak Proyek

Distribusi Nilai-Nilai Sosial

Upaya WIKA dalam Menjaga Lingkungan

TENTANG LAPORAN KEBERLANJUTAN

INDEKS STANDAR GRI DAN REFERENSI POJK NO.51/

POJK.03/2017

5

6

11

12

21

24

25

27

27

29

30

31

35

37

39

41

43

44

46

51

52

53

54

65

66

70

72

75

86

Rp31.158,19 miliar

Pendapatanbersih

2.363.007 kWh

Pemakaian listrik di WIKA Tower 2

16.394 jam

Jam pelatihan karyawan

Daftar Isi

4



Rp2.073,30 miliar

Laba tahun berjalan

28.410 m3

Pemakaian air di WIKA Tower 2

133%

Karyawan yang memiliki sertifikasi pekerjaan

Rp18,09 miliar

Dana yang disalurkan kepada masyarakat

2.632.298 kg CO2eq

Jumlah serapan karbon di Desa Binaan Pamijahan

115.428.790

Total jam kerja

Rp5,4 triliun

Dana yang dihimpun dari penerbitan Komodo Bond

40.830

Total pohon yang hidup di Desa Binaan Pamijahan

Rp22,65 triliun

Jumlah pengeluaran untuk pemasok lokal

Ikhtisar Kinerja Keberlanjutan

Laporan Keberlanjutan WIKA tahun 2017

mendapat dua penghargaan yakni:

• Rating‘Platinum’dariajangAsiaSustainability Reporting Rating

• FinalisuntukkategoriAsia’sBestReportDesigndanAsia’sBestWorkplaceReporting



Para pemangku kepentingan yang kami hormati,

Di sepanjang tahun 2018, PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk

atau WIKA memperoleh kepercayaan untuk membangun

berbagai proyek, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kepercayaan ini menjadi kesempatan dan peluang bagi

WIKA untuk terus berkembang, untuk membangun, dan

hadir untuk Negeri. Sejalan dengan Visi Perusahaan,

untuk terus berupaya menjadi salah satu perusahaan

terbaik di bidang Engineering, Procurement &

Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia

Tenggara, maka WIKA akan memegang kepercayaan

ini dan memastikan menjaga kualitas produk

dan jasa, serta memenuhi harapan pemangku

kepentingan.

6



SambutanDirektur Utama [102-14]

Mendukung PeMbangunan berkelanjutan WIKA memahami bahwa harapan pemangku

kepentingan tidak lagi bertumpu pada sektor ekonomi

semata. Adanya isu keberlanjutan yang semakin

kuat, terutama pada tantangan untuk mengurangi

pemanasan global akibat perubahan iklim, menjadikan

risiko pada semua sektor usaha meningkat. Kaitan

antara risiko lingkungan dan sosial yang berdampak

pada kinerja keuangan menjadi semakin kuat. Untuk itu,

WIKA terus berupaya meningkatkan kesadaran semua

pemangku kepentingan, dari mitra kerja, vendor, owner,

hingga end user untuk bersama melakukan proses

rantai usaha dengan lebih ramah lingkungan.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

melalui Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

Konservasi Energi (EBTKE) menyampaikan bahwa

potensi penghematan energi yang dapat membantu

mengurangi pemanasan global, salah satunya berasal

dari industri komersial, termasuk konstruksi. Industri

konstruksi diharapkan mulai mengembangkan bangunan

yang ramah lingkungan dan mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan

infrastruktur. Menanggapi situasi ini, WIKA akan

mendukung pembangunan konstruksi hijau (green

construction) dan bangunan hijau (green building)

yang mampu menurunkan konsumsi energi hingga 30%

dibandingkan dengan gedung konvensional. WIKA

berharap konstribusi awal ini menjadi langkah bagi

dukungan pencapaian pembangunan berkelanjutan

(Sustainable Development Goals/SDGs).

adaPtasi, transforMasi, integrasiTahun 2018 merupakan tahun tantangan bagi WIKA

untuk mengerjakan banyak proyek Pemerintah. Selain

itu, WIKA juga cukup banyak mengerjakan proyek

dari negara lain, seperti Timor Leste, Malaysia, Filipina,

Myanmar, Aljazair, Niger, Arab Saudi, Uni Emirat Arab,

dan Taiwan. Dari kinerja usaha di tahun 2018 ini, WIKA

membukukan laba bersih sebesar Rp2,07 triliun,

melebihi target sebesar Rp2,03 triliun yang telah

ditetapkan Perseroan di tahun 2018 dan meningkat

52,89% dibandingkan capaian laba bersih di tahun 2017.

Di sisi lain, WIKA memanfaatkan peluang menjadi salah

satu pemain di pasar utang global dengan menggunakan

nilai tukar lokal. Di awal tahun 2018, WIKA menerbitkan

Komodo Bonds di London Stock Exchange (LSE),

yakni obligasi global berdenominasi rupiah senilai

Rp5,4 triliun. Komodo Bonds tersebut berhasil

mencapai oversubscribed sebanyak 2,5 kali.

Peluang ini sangat berarti bagi WIKA dan WIKA

akan mempertahankan kepercayaan investor

dengan memberikan kualitas jasa yang prima.

Berhasil sebagai perusahaan di sektor konstruksi,

WIKA mulai beradaptasi melakukan transformasi

bisnis, organisasi, dan budaya kerja, untuk

menciptakan integrasi dan merespon perubahan

yang terjadi. Transformasi pada lini bisnis disesuaikan

dari yang sebelumnya lima pilar manjadi tujuh

pilar. Segmen Operation & Maintenance pada lini

Energy & Industrial Plant, kini berubah masuk ke lini

Construction Engineering yang merupakan lini baru.

Lini baru lainnya yaitu segmen usaha Integrated

Transportation System yang dikerjakan melalui

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Dari perubahan

lini tersebut, WIKA juga menambah beberapa fokus

segmen pekerjaan. Oleh sebab itu, adaptasi sangat

perlu dilakukan untuk menjaga keamanan dan kualitas

jasa yang diberikan. Untuk mendukung adaptasi,

khususnya bagi para karyawan, maka WIKA menyusun

Career Management System, yaitu sistem terintegrasi

yang mengelola migrasi karir, pola karir, dan kebijakan

karir.



Transformasi lainnya terdapat pada organ dan

budaya perusahaan. Pada organ perusahaan, WIKA

menambahkan direktorat baru yaitu Departemen

Quality, Safety, Health and Environment (QSHE) sebagai

bentuk komitmen perusahaan bahwa aspek safety selalu

menjadi hal yang utama bagi perusahaan. Selain itu,

transformasi pada budaya WIKA direalisasikan melalui

culture journey, yang melibatkan pimpinan Unit Kerja

sebagai Business Improvement Leader dan berperan

sebagai role model untuk implementasi Agility, Caring,

Excellent (ACE).

strategi keberlanjutanSelanjutnya, WIKA juga menyiapkan strategi untuk

investasi dan portofolio dengan cara memusatkan

investasi sektor properti melalui WIKA Realty, dan

berkolaborasi dengan perusahaan infrastruktur

transportasi untuk Transit Oriented Development

(TOD) Kereta Cepat. Strategi WIKA untuk meraih

peluang bisnis ini dilakukan dengan mengakuisisi

lahan dan proyek yang memiliki potensi TOD. Selain

itu, WIKA Group juga akan mendapatkan banyak

jumlah kontrak dari WIKA Realty untuk pembangunan

properti di berbagai TOD yang dikelolanya. Dengan

adanya peluang ini, maka WIKA akan mengembangkan

berbagai TOD yang akan dijadikan recurring income.

Kegiatan ini dilakukan sejalan dengan bisnis perseroan

sebagai kontraktor berbagai infrastruktur, baik yang

berbasis jalan maupun rel.

Sejalan dengan strategi bisnis, WIKA juga akan

meneruskan rencana pembangunan perumahan yang

dapat terjangkau oleh masyarakat pra-sejahtera.

Strategi pendanaan untuk membangun perumahan ini

direncanakan akan diperoleh dari penerbitan instrumen

investasi seperti Real Estate Investment Trust (REITs)

dan sejenisnya. Untuk itu, jajaran pimpinan Perseroan

menghimbau kerja sama seluruh insan WIKA untuk

menjaga integrasi di seluruh lini pekerjaan. Kami

percaya, bahwa integrasi pekerjaan yang terarah

akan mendukung proses bisnis yang efektif dan

efisien, sehingga dapat menerapkan nilai dan strategi

perusahaan yang mengarah pada Misi WIKA butir ke-3,

yaitu “Menjalankan praktik etika bisnis untuk menjadi

warga usaha yang baik dan memelihara keberlanjutan

perusahaan”.

CaPaian kinerja WikaKinerja keberlanjutan WIKA terdiri atas kinerja

ekonomi, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan. Dari sisi

ekonomi, WIKA berhasil mencatat pendapatan sebesar

Rp31,16 triliun atau meningkat 19,03% dari tahun lalu.

Dari pendapatan yang kami peroleh, WIKA berhasil

membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp2,07

triliun, atau sebesar 52,89% dari realisasi tahun buku

2017.

WIKA memiliki komitmen untuk memberikan dampak

positif bagi seluruh pemangku kepentingan. Untuk

itu nilai ekonomi yang diperoleh akan didistribusikan

kepada pemangku kepentingan. Distribusi nilai ekonomi

kepada pemerintah diwujudkan dalam pembayaran

pajak. WIKA merupakan salah satu perusahaan yang

membayar pajak kepada pemerintah dalam jumlah

besar di tahun 2018. Distribusi nilai ekonomi kepada

pekerja diwujudkan dalam pembayaran imbal jasa,

fasilitas kesehatan, pensiun, serta pembiayaan untuk

pelatihan dan pendidikan. Selain itu, distribusi nilai

ekonomi bagi masyarakat disalurkan melalui kegiatan

tanggung jawab sosial (CSR) serta Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan (PKBL).

8



Dari sisi kinerja sosial, WIKA telah meningkatkan jumlah

pekerja bersertifikasi. Di tahun 2018, WIKA memiliki

1.599 pekerja yang memiliki sertifikasi pekerjaan.

Dengan banyaknya pekerja yang memiliki sertifikasi

pekerjaan, WIKA berharap mereka dapat lebih maksimal

dalam bekerja, serta meminimalkan kesalahan dan

kecelakaan kerja.

WIKA meningkatkan implementasi QSHE di lapangan

yang tidak hanya berlaku bagi pekerja WIKA, namun

juga diberlakukan secara tegas kepada mitra kontrak

dan subkontraktor, bahkan kepada tamu yang meninjau

proyek. WIKA selalu melakukan safety induction untuk

pekerja sebelum mulai bekerja, dan kepada semua

pengunjung yang datang meninjau proyek.

Atas upaya komitmen pada tanggung jawab QSHE,

WIKA mendapatkan apresiasi dari project owner, di

antaranya pencapaian 2.000.000 jam kerja selamat

untuk Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera

Timur (P3FH), dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk,

serta apresiasi pencapaian 1.000.000 jam kerja selamat

untuk proyek EPCC pengembangan dan modernisasi

pabrik gula Asembagus Situbondo, dari PTPN XI.

Dari sisi kinerja lingkungan, WIKA telah menerapkan

praktik-praktik terbaik operasi, dengan memenuhi

dokumen-dokumen perizinan lingkungan sebelum

melaksanakan proses konstruksi. WIKA juga

melaksanakan kegiatan operasional dengan

patuh pada Sistem Manajemen Lingkungan

berdasarkan ISO 14001:2004. Kami memastikan

semua proses konstruksi dilakukan sesuai dengan

standar keamanan dan keselamatan sehingga

dapat meminimalkan dampak negatif terhadap

lingkungan dan masyarakat di sekitar proyek.

tantangan dan aPresiasiPengetahuan karyawan dan pekerja proyek dalam

melakukan pekerjaan di lini bisnis baru WIKA menjadi

perhatian manajemen di tahun 2018. Hal ini menjadi

tantangan tersendiri dalam mengembangkan

kompetensi, mendukung sertifikasi profesi, serta

memastikan karyawan dan pekerja proyek mengerti dan

paham tentang aspek QSHE. Untuk itu, WIKA mengajak

semua insan WIKA agar berbenah dan menghadapi

tantangan ini dengan peluang untuk berkembang.

Kami memberikan apresiasi kepada seluruh pemangku

kepentingan atas kerja sama yang telah terbangun

selama ini. Ke depan, kami tetap mengharapkan

dukungan dari para pemangku kepentingan agar

proses adaptasi, transformasi dan integrasi dapat

berjalan dengan baik. Sebuah proses yang tidak

hanya bertumpu pada kinerja ekonomi, namun juga

terintegrasi pada kinerja sosial dan lingkungan.

Terima kasih.

Jakarta, Maret 2019

tuMiyanaDirektur Utama



10



01Tentang W I KA



PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk atau dikenal sebagai WIKA,

didirikan pada tahun 1960. WIKA bergerak di bidang Engineering,

Procurement, & Construction (EPC), dan merupakan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN). Pada tahun 2007 WIKA melakukan Initial

Public Offering (IPO) dan menjadi perusahaan publik. [102-1, 102-5]

Kepemilikan Saham

Per 31 Desember 2018

Dana Pensiun 4,38%

Asuransi 3,81%

Perseroan Terbatas 4,10%

Reksadana 4,47%

Asing 7, 7 1%

Pemerintah Republik Indonesia 65,05%

Perorangan Indonesia 9,44%

Koperasi 0,04%

Yayasan 0,36%

Karyawan 0,65%

12



Profil WIKA

Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering, Procurement, & Construction (EPC)

dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara.

Motto: Spirit of Innovation

Visi:

1 Menyediakan produk dan jasa yang unggul dan terpadu di bidang EPC dan investasi untuk infrastruktur, gedung bertingkat, energi, industrial plant, industri, realty dan property.

2. Memenuhi harapan pemangku kepentingan utama.3. Menjalankan praktik etika bisnis untuk menjadi warga usaha yang baik dan

memelihara keberlanjutan perusahaan. 4. Ekspansi strategis ke luar negeri.5. Mengimplementasikan “Best Practices” sistem manajemen terintegrasi.

Misi:

Nilai-Nilai Perusahaan [102-16]

Cepat, Fokus, Berubah

Bertanggung jawab, Safety

Memberi hasil lebih baik



WIKA dikelola oleh jajaran Direksi yang diawasi oleh Dewan Komisaris. Per 31 Desember

2018, WIKA memiliki tujuh orang Direktur dan tujuh orang Komisaris. Dewan Komisaris

dan Direksi dibantu oleh Komite, Sekretaris Perusahaan, organ perusahaan lainnya, serta

Direktorat KeuanganDirektorat Human Capital

dan PengembanganDirektorat Quality, Health, Safety, and Environment

Departemen Keuangan Departemen Human Capital

Departemen Safety, Health, and Environment

Departemen LegalDepartemen

Perencanaan dan Pengembangan Usaha

Departemen Pengembangan Sistem

Departemen Sinergi Energi

Departemen Manajemen Risiko & PMO

Asosiasi

SEKRETARIAT PERUSAHAAN

DIREKTUR UTAMASTRUKTUR ORGANISASIPT WIJAyA KARyA (PERSERO) TBK

14



seluruh karyawan yang terintegrasi dalam proses bisnis. Otoritas tertinggi dalam hal

pengambilan keputusan terkait topik ekonomi, sosial, dan lingkungan ada pada Direksi,

setelah mempertimbangkan informasi lain yang didapat dari organ terkait. [102-18]

Direktorat Operasi 1 Direktorat Operasi 2 Direktorat Operasi 3

Departemen Sipil Umum 1

Departemen Industrial Plant

Departemen Bangunan Gedung


Departemen Power Plant dan Energi Departemen Luar Negeri


WIKA Bitumen

WIKA Serang Panimbang

WIKA Rekayasa Konstruksi

WIKA Gedung

WIKA Realty

WIKA Industri Konstruksi

WIKA Beton

SATUAN PENGAWASAN INTERN



Melalui integrasi dari proses bisnis, kinerja seluruh

insan WIKA, teknologi, dan juga sistem manajemen,

WIKA telah berhasil menjadi perusahaan Engineering

Procurement & Construction (EPC) terbesar di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan zaman dan peluang

bisnis, maka WIKA beradaptasi dengan perubahan

tersebut dengan cara melakukan penyesuaian pada lini

bisnisnya. Sebelumnya, WIKA memiliki lima lini usaha

yakni; Industri, Infrastruktur dan Gedung; Energi dan

Industrial Plant; Realti dan Properti; serta Investasi,

Namun pada tahun 2018 transformasi pada lini bisnis

WIKA dikembangkan menjadi tujuh. [102-2, 102-10]

LINI BISNIS WIKA [102-2, 102-10]

INVESTMENTREALTy & PROPERTy

INFRASTRUCTURE & BUILDING

ENERGy & INDUSTRIAL PLANT

INDUSTRyCONSTRUCTION ENGINEERING

INTEGRATED TRANSPORTATION

SySTEM

ENERGyINFRASTRUCTURE

& WATERPROPERTy

DEVELOPMENT

CIVIL CONSTRUCTION

& HIGH RISE BUILDING

EPC & POWER ENERGy

PRECAST CONCRETE

BITUMENCONSTRUCTION

INDUSTRyOPERATING &

MAINTENANCEHIGH SPEED

RAILWAy

Power plant:- Build Operate

Transfer- Build Operate Own

Renewable energy

Infrastructure:- Toll road- Seaport & Jetty- Facilities &

transportation infrastructure

Water:- Water treatment

plant

Real estate & property:- Landed house- High-rise

(apartment, condotel)

- Office mix use- Industrial estate

Property management

Civil construction:- Road & bridge- Seaport & jetty- Dam & barrage

Building Construction:- Residential &

commercial- Airport- Facility

Steel construction:- Erection- Equipment

installation

EPC:- Oil & gas plant- Petrochemical

plant- Cement plant- Power plant- Mining, biofuels,

fertilizer

Precast concrete product

Natural resources management

Granular asphalt

Extraction

Steel fabrication

Aluminium casting

Plastic injection

Operation & maintenance:- Power plant- Industrial

equipment

Civil construction

Station design

Transit Oriented Development (TOD):- Land procurement

TOD- Detail master plan- Development

selling & marketing- Property

management

16



LINI BISNIS WIKA [102-2, 102-10]






SySTEM

ENERGyINFRASTRUCTURE

& WATERPROPERTy

DEVELOPMENT

CIVIL CONSTRUCTION


EPC & POWER ENERGy

PRECAST CONCRETE

BITUMENCONSTRUCTION

INDUSTRyOPERATING &


RAILWAy



Renewable energy

Infrastructure:- Toll road- Seaport & Jetty- Facilities &



plant




Property management





installation



fertilizer



Granular asphalt

Extraction

Steel fabrication

Aluminium casting

Plastic injection


equipment

Civil construction

Station design




management

Mass Rapid Transit, Jakarta



Oleh karena adanya penyesuaian yang signifikan pada

lini bisnis, WIKA harus beradaptasi dan mengatur

strategi guna memperlancar kinerjanya. Adaptasi

dan penyesuaian banyak dilakukan pada pengelolaan

human capital. Pengetahuan karyawan dan pekerja

proyek dalam melakukan pekerjaan di lini bisnis

baru WIKA menjadi perhatian manajemen di tahun

2018. Hal ini menjadi tantangan bagi WIKA dalam

mengembangkan kompetensi, mendukung sertifikasi

profesi, serta memastikan karyawan dan pekerja proyek

mengerti dan paham tentang aspek Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3). [102-10]

WIKA juga memastikan bahwa kegiatan operasi telah

sesuai dengan standar-standar dan prinsip yang diikuti,

baik dari organisasi nasional maupun internasional.

Dengan demikian, WIKA semakin percaya diri dalam

menghadapi persaingan bisnis. WIKA mengikuti dan

mendukung beberapa prinsip dan inisiatif, di antaranya

dari International Organizational for Standardization

(ISO) untuk standar sistem manajemen, Occupational

Health and Safety Assessment Series (OHSAS) untuk

standar sistem manajemen K3, International Financial

Reporting Standard (IFRS) untuk standar pelaporan

keuangan, dan POJK No. 51/POJK.03/2017, serta Global

Sustainability Standard Board (GSSB) dari Global

Reporting Initiative (GRI) untuk standar pelaporan

laporan keberlanjutan. [102-12] [G4-CRE6, G4-CRE8]

Pabrik Minyak Goreng Sei Mangkei, Sumatera Utara

18



SERTIFIKASI DAN MASA BERLAKU

NO.SATUAN KERJA

PENERIMA

ISO 9001: 2015SISTEM

MANAJEMEN MUTU


MANAJEMEN LINGKUNGAN


MANAJEMEN LINGKUNGAN

SISTEM MANAJEMEN

PENGAMANAN (SMP)

SMK3

1Building Business Lines

4 Mei 2017 -3 Mei 2020

4 Mei 2017 -3 Mei 2020

15 Agustus 2018 - 14 Agustus 2021

19 Juni 2014 -19 Juni 17*)

30 Juli 2018 - 29 Juli 2021

2Energy Plant Business Lines

4 Mei 2017 -3 Mei 2020

4 Mei 2017 -3 Mei 2020


3Infrastructure Business Lines

4 Mei 2017 -3 Mei 2020

4 Mei 2017 -3 Mei 2020


4Oil & Gas and Industry Plant

4 Mei 2017 -3 Mei 2020

4 Mei 2017 -3 Mei 2020


5

Pusat Pengembangan Kualitas InsaniPT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk

19 Juli 2016 -18 Juli 2019

N/A N/A N/A N/A

*) Telah dilakukan audit renewal, dan sedang dalam proses pembaruan di kepolisian

Atas konsistensi WIKA dalam memberikan jasa yang aman, berkualitas, dan menjadi mitra bisnis yang dapat dipercaya oleh para pelanggannya, WIKA meraih penghargaan sebagai Indonesia Most Trusted Company 2018 dari Majalah SWA dan IICG.



Dalam rangka memperluas hubungan bisnis, maka WIKA melibatkan diri dalam

beberapa asosiasi. Keikutsertaan pada asosiasi mempunyai arti strategis untuk

mengetahui perkembangan isu-isu terkini terkait perkembangan bisnis dan

peluangnya.

KEANGGOTAAN ASOSIASI [102-13]

NO. NAMA ASOSIASIPOSISI

KEIKUTSERTAANJATUH TEMPO

KEANGGOTAAN

1 Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) Anggota 31 Desember 2019

2 Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Anggota 31 Desember 2019

3Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI)

Anggota 31 Desember 2019

4 Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Anggota 31 Desember 2019

5Gabungan Perusahaan Nasional Rancang Bangun Indonesia (GAPENRI)

Anggota 2 Januari 2020

6 Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) Anggota 31 Desember 2019

7 Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Anggota Januari 2020

8 Asosiasi Perusahaan Teknik Mekanikal & Elektrikal (APTEK) Anggota September 2019

9 Surat Penetapan Penanggung Jawab Teknik (SP-PJT) Anggota 25 April 2023

20



Hingga akhir tahun 2018, WIKA berhasil meraih total

kontrak senilai Rp50,56 triliun. Kenaikan ini didukung

adanya penambahan jasa yang ditawarkan. Dari total

kontrak yang diperoleh, beberapa kontrak pekerjaan

telah dikerjakan di sepanjang tahun 2018, sementara

WIKA juga mengerjakan pekerjaan dari kontrak

yang diperoleh di tahun sebelumnya. WIKA berhasil

mencatat pendapatan bersih Rp31,16 triliun dari

penyelesaian pekerjaan di tahun 2018. Pendapatan

bersih tahun 2018 naik 19% dari pendapatan tahun

lalu.

Stadion Madya GBK, Jakarta

SKALA ORGANISASI [102-7, 102-48]

URAIAN SATUAN 2018 2017 2016*

Jumlah karyawan tetap Orang 2.588 2.446 2.187

Jumlah tempat beroperasi Negara 10 9 6

Pendapatan bersih Rp juta 31.158.193 26.176.403 15.668.833

Laba bersih Rp juta 2.073.300 1.356.115 1.211.029

Total kapitalisasi

1. Total Liabilitas Rp juta 42.014.687 31.051.950 18.617.215

2. Hak Minoritas Rp juta 2.411.700 1.998.308 1.293.124

3. Ekuitas Rp juta 17.215.315 14.631.825 12.737.989

Total aset Rp juta 59.230.001 45.683.774 31.355.205

*) Data tahun 2016 menggunakan data Laporan Audit Independen yang dinyatakan kembali



Skala Perusahaan

ArabSaudi

Uni EmiratArab (Dubai)

TimorLeste

Indonesia

Myanmar

Malaysia

Aljazair

Taiwan

Filipina

Niger

PETA WILAyAH OPERASI WIKA [102-4, 102-7]

Sampai dengan akhir tahun 2018, wilayah pengerjaan proyek-proyek WIKA tercatat terdapat di 10 negara.

22



Hingga saat ini, WIKA berhasil menjangkau pasar lokal dan internasional di sepuluh negara, termasuk Indonesia.

Sepanjang tahun 2018, selain pasar Indonesia, WIKA juga beroperasi di sembilan negara lainnya, yang terdiri

dari Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar, Aljazair, Niger, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Taiwan. Di negara-

negara tersebut, WIKA menjual produk dan jasa sektor konstruksi kepada beberapa jenis pelanggan, di antaranya

pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat luas termasuk institusi pendidikan. [102-4, 102-6, 102-10]

TABEL PEROLEHAN KONTRAK BARU (Dalam Miliar Rupiah)

JENIS PELANGGAN 2018 2017

BUMN 20.738,67 10.088,07

Swasta 22.567,35 24.824,31

Pemerintah 7.254,16 7.489,81

Oecusse Airport, Timor Leste

BUMN 41,02%

Swasta 44,63%

Pemerintah 14,35%

2018

PANGSA PASAR BERDASARKAN JENIS PELANGGAN



Industri konstruksi merupakan

salah satu jenis sektor industri

yang paling dinamis. Kondisi

ini dipengaruhi oleh keinginan

manusia untuk selalu membangun

kehidupan yang lebih baik dari

tahun ke tahun dengan segala

fasilitas dan kemudahannya.

Akibatnya, pasar juga seringkali

berubah karena dipengaruhi

oleh banyaknya permintaan, juga

banyaknya persaingan antar

perusahaan konstruksi.

WIKA sebagai salah satu

perusahaan konstruksi terkemuka

di Indonesia, berupaya menjalankan

bisnis yang memberikan dampak

positif bagi pemangku kepentingan

dan lingkungan. Adapun dampak

positif dari kegiatan operasional

WIKA di antaranya:

1. Nilai investasi bagi penyandang

dana;

2. Pertumbuhan ekonomi, sosial,

dan lingkungan kerja melalui

pembangunan infrastruktur hasil

karya perusahaan;

3. Penyerapan tenaga kerja;

4. Kesejahteraan tenaga kerja;

5. Terlaksananya Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL) di Indonesia;

6. Pelaksanaan kegiatan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan (TJSL)

di lokasi proyek bagi masyarakat

di sekitarnya;

7. Ketersediaan informasi dan

teknologi untuk berbagi

pengetahuan.

Di sisi lain, bisnis di sektor

konstruksi merupakan suatu bisnis

dengan risiko yang sangat tinggi.

Proses konstruksi akan menemui

banyak tantangan dan masalah

karena letak lokasi dan hasil karya

perencanaan yang berbeda-

beda karakteristiknya. Namun

demikian, WIKA terus berupaya

untuk mewujudkan terselesainya

proyek dengan kualitas yang sesuai

dengan harapan pelanggan dan

tetap dapat mempertahankan

keamanan. Oleh sebab itu, reputasi

dari kontraktor yang bekerja sama

dengan WIKA juga akan sangat

mempengaruhi pengambilan

keputusan dari pembeli.

Dalam menjalankan kegiatan

operasi, WIKA sadar akan adanya

dampak negatif yang ditimbulkan,

khususnya bagi masyarakat di

sekitar lokasi proyek. Dampak

negatif tersebut di antaranya,

adanya pengalihan fungsi lahan

yang akan mempengaruhi

lingkungan masyarakat sekitarnya,

serta kemungkinan adanya

perubahan perilaku masyarakat

di daerah terpencil, karena

beberapa proyek dapat berpotensi

menghilangkan lapangan kerja

bagi masyarakat tertentu. WIKA

mengelola dampak tersebut melalui

berbagai kegiatan tanggung jawab

sosial, dan pendekatan kepada

masyarakat.

Kawasan Industri WIKA, Bogor

24



Karakteristik Bisnis WIKA

WIKA menerapkan nilai-nilai dan strategi perusahaan

yang mengarah pada perilaku etis demi keberlanjutan

perusahaan. Penerapan ini sejalan dengan Misi WIKA

butir ke-3, yang menyebutkan bahwa “Menjalankan

praktik etika bisnis untuk menjadi warga usaha yang

baik dan memelihara keberlanjutan perusahaan”.

Perseroan juga menetapkan standar etika kepada

seluruh insan WIKA, yang diwujudkan dalam sebuah

buku Kode Etik (Code of Conduct). Kode Etik

disosialisasikan kepada seluruh karyawan, baik organik

maupun non-organik. Kami juga mengomunikasikan

pentingnya perilaku etis melalui orientasi karyawan

baru dan melalui briefing.

WIKA mengaplikasikan etika bisnis sesuai prinsip

dan norma good corporate governance (GCG), yaitu

keterbukaan infromasi (transparency), akuntabilitas

(accountability), pertanggungjawaban (responsibility),

kemandirian (indenpendency), dan kewajaran (fairness).

WIKA memastikan dalam setiap pengadaan barang

dan jasa untuk konstruksi, proses pengerjaan proyek,

serta implementasi K3, telah sesuai dengan peraturan

perusahaan dan peraturan perundang-undangan,

berdasarkan prinsip-prinsip itikad baik, terencana, serta

tidak berada di bawah tekanan maupun pengaruh dari

pihak lain.

Dalam etika bisnis yang diterapkan, WIKA juga

menghindari persaingan/kompetisi yang tidak sehat

dengan perusahaan pesaing demi terciptanya iklim

usaha yang kondusif. Banyaknya proyek Pemerintah

yang dipercayakan kepada WIKA menunjukkan

kemampuan Perseroan dalam memberikan hasil

pekerjaan yang baik dan unggul.

Di lingkungan kerja WIKA, kami berupaya mempertahankan standar tertinggi perilaku etis dalam praktik bisnis. Kami percaya, bahwa menjalankan bisnis dengan etika akan meningkatkan kepercayaan pelanggan dan dapat melindungi reputasi perusahaan.

Etika Bisnis dan Anti-Korupsi



Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN yang taat, WIKA selalu mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia. Penerapan GCG di lingkungan kerja WIKA telah mendapatkan dua penghargaan dari Majalah Economic Review, yakni dalam ajang Indonesia Good Corporate Governance (GCG) Award 2018, dan Operational Excellence Award 2018 untuk kategori perusahaan publik.

Terkait dengan perilaku anti-korupsi, di tahun 2018

WIKA pernah memenuhi panggilan dari Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) atas pengaduan

bahwa banyak proyek pemerintah yang masuk ke

BUMN. WIKA menyikapi hal tersebut dengan mengajak

masyarakat memiliki persepsi yang sama, bahwa

kondisi tersebut justru memberikan dampak positif

bagi pembangunan saat ini. Sinergi yang dilakukan

sesama BUMN adalah hal yang sah, dan bahkan akan

berdampak positif dan dapat menaikkan kinerja BUMN.

Dengan bersinergi, kekuatan mereka menjadi lebih

hebat, bahkan dalam skala tertentu dapat menandingi

perusahaan asing. Di sektor infrastruktur, modal dan

pendanaan yang besar sangat dibutuhkan, maka sinergi

BUMN sangatlah perlu.

Pembentukan konsorsium BUMN untuk menangani

proyek-proyek besar dapat meningkatkan leverage

BUMN, sehingga memiliki kapasitas lebih besar dalam

menggalang sumber pembiayaan. Sinergi dilakukan

dengan menggarap berbagai proyek bersama. Sinergi

dalam pelaksanaan proyek bersama paling banyak yakni

dalam pengerjaan berbagai proyek infrastruktur, baik

jalan termasuk jalan tol, pelabuhan, bandara, maupun

infrastruktur energi dan telekomunikasi. Sinergi juga

dilakukan dengan sesama anak usaha BUMN untuk

lingkup bisnis dalam skala yang lebih kecil, dan tidak

menutup kemungkinan, swasta juga terlibat dalam hal

ini.

26



Bidang usaha WIKA bergerak pada jasa pekerjaan

konstruksi, yang secara langsung berdampak pada

kualitas lingkungan seiring dengan perubahan

peruntukan dan kondisi lahan. Oleh sebab itu, menjadi

kewajiban kami untuk melakukan pencegahan agar

perubahan yang terjadi tidak menimbulkan dampak

berkepanjangan berupa penurunan (degradasi) kualitas

lingkungan.

WIKA telah berupaya melakukan pencegahan dampak

negatif operasional sesuai kemampuan perseroan.

Sebelum melakukan pembangunan di suatu area, WIKA

bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat

setempat untuk melakukan pembebasan lahan.

Sebisa mungkin, WIKA menghindari praktik suap.

Selanjutnya, WIKA juga memastikan bahwa sistem

manajemen lingkungan telah diterapkan dalam proses

pengerjaan proyek. Selain itu, WIKA juga memastikan

owner telah mempunyai dokumen-dokumen perizinan.

Kelengkapan dokumen tersebut mencakup dokumen

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL), dokumen Analisis

Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), yang semuanya

dikaji dalam suatu dokumen Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL).

WIKA telah melaksanakan pemenuhan Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)/Corporate

Social Responsibility (CSR) dan PKBL setiap tahunnya

di bawah tanggung jawab Biro CSR dan PKBL

yang berada di bawah Departemen Sekretariat

Perusahaan. Laporan pelaksanaan TJSL dan PKBL

akan dipertanggungjawabkan kepada Direksi melalui

Direktur Keuangan.

Tugas dan tanggung jawab Biro CSR dan PKBL antara

lain:

1. Menyalurkan dana program kemitraan;

2. Menyalurkan dana bina lingkungan;

3. Pembuatan Laporan PKBL di portal PKBL

Kementerian BUMN.

Penerapan Prinsip Pencegahan [102-11]

Tata Laksana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan [102-18]



28



02Integrasi untuk Menjaga

Kinerja Ekonomi



Rencananya, WIKA akan membangun perumahan yang

dapat dijangkau oleh masyarakat dengan ekonomi

menengah ke bawah. Strategi pendanaan untuk

membangun perumahan tersebut direncanakan akan

diperoleh dari penerbitan instrumen investasi seperti

REITs (Real Estate Investment Trust) dan sejenisnya.

Selanjutnya, WIKA juga menyiapkan strategi untuk

investasi dan portofolio dengan cara memusatkan

investasi sektor properti melalui WIKA Realty, dan

berkolaborasi dengan perusahaan infrastruktur

transportasi untuk Transit Oriented Development (TOD)

Kereta Cepat. Strategi WIKA untuk meraih peluang bisnis

Untuk memastikan kelangsungan bisnis, WIKA mulai mengembangkan beberapa bisnis lain. Bisnis properti menjadi salah satu rencana bisnis yang disiapkan WIKA, bekerja sama dengan anak perusahaan, yaitu WIKA Realty.

ini yakni dengan mengakuisisi lahan dan proyek yang

memiliki potensi TOD. Selain itu, WIKA Group juga akan

mendapatkan banyak jumlah kontrak dari WIKA Realty

untuk pembangunan properti di berbagai TOD yang

dikelolanya. Lebih lanjut, WIKA akan mengembangkan

berbagai TOD yang akan dijadikan recurring income.

Kegiatan ini dilakukan sejalan dengan bisnis perseroan

sebagai kontraktor berbagai infrastruktur baik yang

berbasis jalan maupun rel.

Peluang lainnya datang dari luar negeri. WIKA kini diberi

kepercayaan yang besar untuk mengerjakan proyek-

proyek infrastrukturnya. WIKA dipercaya membangun

5.000 unit rumah di Aljazair, Kinman Bridge di Taiwan,

dan Istana Presiden di Niger. Selain proyek di tiga

negara tersebut, WIKA dipercaya untuk mengerjakan

proyek Konstruksi Smelter Timah di Nigeria, Perumahan

Bateen Al Samar di Dubai, Limbang Bridge di Malaysia,

Clarin Bridge di Filipina, Rehabilitasi Jalan Maubin

Myapon di Myanmar, dan lima proyek di Timor Leste.

Dalam mengerjakan proyek-proyek di luar negeri, WIKA

memiliki keunggulan pada keterampilan dan strategi

pembagian waktu kerja. WIKA menerapkan sistem

shifting, sehingga tidak ada kekosongan jam kerja. [201-

2]

Tanjung Sekong, Banten

Meraih Peluang Bisnis

30



Kinerja ekonomi WIKA yang baik di tahun 2018

didukung oleh pengelolaan keuangan yang

dilakukan oleh manajemen melalui Departemen

Keuangan, serta pengambilan keputusan

yang tepat dari Direktur Keuangan WIKA. Di

setiap tahunnya, WIKA menetapkan target

Key Performance Indicator (KPI) terkait kinerja

keuangan dan dievaluasi di akhir tahun. Sepanjang

tahun berjalan, WIKA akan berupaya memenuhi

komitmen dalam menghasilkan produk dan jasa

yang memenuhi harapan pembeli, serta mencapai

target kinerja yang telah ditetapkan. [103-2, 103-3]

Perseroan memastikan integrasi proses pekerjaan

di Departemen Keuangan dan fungsi lainnya

telah berjalan dengan baik, guna memperlancar

proses pembiayaan proyek hingga selesainya

proyek dan pembayaran diterima oleh WIKA. Di

tahun 2018 WIKA mencatat laba bersih sebesar

Rp2,07 triliun. [103-2, 103-3, 201-1]

Hingga akhir tahun 2018, WIKA telah meraih total kontrak baru senilai Rp50,56 triliun. Dengan capaian tersebut, di akhir tahun WIKA mencatat pendapatan bersih Perseroan tumbuh 19%. Pertumbuhan tersebut juga ditopang oleh adanya peningkatan cash flow, karena banyak proyek besar yang dikerjakan di awal tahun.

WIKA memanfaatkan peluang

menjadi salah satu pemain di

pasar utang global dengan

nilai tukar lokal. Di awal tahun

2018, WIKA menerbitkan

Komodo Bonds di London

Stock Exchange (LSE), yakni

obligasi global berdenominasi

rupiah senilai Rp5,4 triliun setara

US$405 juta dengan kupon

7,7 persen dan jangka waktu

tiga tahun. Komodo Bonds

tersebut berhasil mendapatkan

dukungan dari investor global

dan mencapai oversubscribed

sebanyak 2,5 kali. Peluang ini

sangat berarti bagi WIKA untuk

membuktikan kepada investor

asing bahwa para investor telah

berinvestasi di perusahaan dan

mitra yang tepat. Rencananya,

WIKA akan menggunakan dana

hasil Komodo Bonds untuk

membiayai proyek investasi dan

infrastruktur di Indonesia.

Kinerja Ekonomi WIKA



NILAI EKONOMI yANG DIPEROLEH DAN DIDISTRIBUSIKAN (Dalam Ribuan Rupiah) [102-48, 201-1]

NO URAIAN 2018 2017 2016*

NILAI EKONOMI LANGSUNG yANG DIPEROLEH

I Pendapatan Bersih 31.158.193.498 26.176.403.026 15.668.832.513

II

Ditambah

Penerimaan bunga bank 313.457.225 241.823.299 50.971.372

Keuntungan (Kerugian) selisih kurs 38.978.341 766.143 (5.445.321)

IIIJumlah Nilai Ekonomi Langsung yang Diperoleh

31.510.629.064 26.418.992.468 15.714.358.564

NILAI EKONOMI LANGSUNG yANG DIDISTRIBUSIKAN

I Biaya operasi 224.912.793 138.179.659 123.827.710

II Gaji pekerja dan benefit lainnya 550.386.709 528.534.496 393.906.793

III Pembayaran dividen 156.491.377 105.918.404 43.585.559

IV Bunga pinjaman dan bunga bank 972.528.679 677.973.460 435.314.128

V Pengeluaran kepada Pemerintah 2.348.431.221 1.962.229.694 1.765.037.656

VI Pengeluaran kepada masyarakat 18.090.387 14.944.106 6.362.691

VIIJumlah Nilai Ekonomi Langsung Didistribusikan

4.270.841.166 3.427.779.819 2.768.034.537

NILAI EKONOMI LANGSUNG yANG DITAHAN 27.239.787.898 22.991.212.649 12.946.324.027

Keterangan: Kinerja ekonomi disampaikan secara konsolidasi sesuai dengan laporan keuangan yang diaudit, oleh karena itu tidak disampaikan berdasarkan wilayah atau area, negara, regional, atau pasar.*) Restatement

Kinerja ekonomi perseroan dipantau oleh Departemen

Keuangan yang berada langsung di bawah Direktur

Keuangan. Semua sumber pendanaan untuk kegiatan

operasi WIKA berasal dari pembiayaan mandiri.

Kinerja keuangan yang excellent tetap berhasil dicapai

oleh WIKA meskipun tidak ada bantuan finansial

dari Pemerintah di tahun 2018, bahkan laba WIKA

meningkat signifikan mencapai 52,88% dibandingkan

tahun sebelumnya. Hal tersebut berdampak positif bagi

negara karena turut meningkat pula kontribusi WIKA,

32



Pada 13 Maret 2018, WIKA mendapatkan apresiasi dari Ditjen Pajak, untuk Perusahaan Pembayar Pajak Terbesar.

Distribusi nilai ekonomi bagi karyawan diwujudkan melalui imbal jasa di antaranya gaji, pemberian tunjangan, serta

insentif lainnya. Selain itu, distribusi nilai ekonomi juga dapat dirasakan melalui pelatihan dan pendidikan bagi

karyawan, serta melalui kegiatan dan fasilitas untuk menunjang keselamatan dan kesehatan pada karyawan di

tempat kerja juga bagi pekerja proyek.

WIKA telah memiliki mekanisme dalam menentukan imbal jasa pekerjaan bagi karyawan. Besaran pendapatan per

bulan yang diterima karyawan tetap dengan tingkat jabatan terendah masih lebih besar dari upah minimum yang

berlakukan oleh pemerintah pada masing-masing daerah. Imbal jasa karyawan tetap yang ditempatkan di kantor

pusat mencapai 116,5% dari UMP DKI Jakarta 2018.

Salah satu komponen dalam nilai ekonomi yang didistribusikan kepada pemangku kepentingan adalah pembiayaan

program pensiun. WIKA menjamin kesejahteraan karyawan di akhir masa baktinya dengan cara mengikutsertakan

karyawan organik dan karyawan terampil pada program pensiun. WIKA telah memiliki kebijakan terkait pembiayaan

pensiun bagi karyawannya. [201-3]

2018

REALISASI PENyALURAN DANA BINA LINGKUNGAN UNTUK TAHUN 2018

rP18.090.387.493

baik dalam bentuk pembayaran deviden kepada pemegang

saham, maupun melalui pembayaran kewajiban Pajak dan

Penerimaan Bukan Pajak (PNBP). [201-4]

Di sisi lain, nilai ekonomi yang diperoleh WIKA juga dikelola

sebagai pembiayaan operasional perusahaan, serta didistribusikan

kepada pemangku kepentingan termasuk karyawan, dan

masyarakat. Penyaluran dana kepada masyarakat dilakukan

melalui kegiatan CSR dan PKBL. Dengan demikian, masyarakat

turut merasakan manfaat tidak langsung dari kehadiran WIKA

dan anak perusahaan. [103-3]

Rp1.057.203.183Bencana Alam

Rp368.615.800Kesehatan

Rp1.851.363.420Prasarana & Sarana Umum

Rp412.937.790Sarana Ibadah

Rp257.530.050Pelestarian Lingkungan

Rp5.828.039.382Sosial Lingkungan dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan

Rp8.314.697.868Pendidikan dan Pelatihan



Kebijakan Program Pensiun: [201-3]

• Karyawanorganikyangmasuksebelum1Januari2007diikutsertakan

dalam Program Pensiun Manfaat Pasti yang dikelola Yayasan Dana

Pensiun WIKA;

• Karyawanorganikyangmasuksejak1Januari2007dansetelahnya,

diikutsertakan dalam Program Pensiun Iuran Pasti, yang dikelola oleh

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife;

• KaryawanterampildiikutsertakandalamProgramPensiunIuranPasti;

• Usiapensiunyaitu57tahun.

WIKA juga mengikutsertakan karyawan dalam Program Jaminan Hari

Tua (JHT) yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan. Karyawan yang

diikutsertakan dalam Program JHT wajib membayar iuran bulanan.

Iuran bulanan yang dibayarkan, nilainya ditanggung bersama antara

karyawan dan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku, yakni 3,7% x

fixed pay ditanggung perusahaan dan 2% x fixed pay ditanggung oleh

karyawan. Iuran yang dibayarkan untuk Program Manfaat Pasti sebesar

19,2% x Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) ditanggung Perusahaan dan

5% x PhDP menjadi beban karyawan, sedangkan untuk Program Pensiun

Iuran Pasti iuran yang dibayarkan sebesar 12,5% x PhDP ditanggung

perusahaan dan 5% x PhDP menjadi beban karyawan. [201-3]

Pada tahun 2018, jumlah karyawan peserta Program Manfaat Pasti yang pensiun sebanyak 17 orang. Total manfaat

pensiun baik bulanan maupun sekaligus yang dibayarkan Dana Pensiun pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp15,15 miliar.

JUMLAH KARyAWAN yANG DIIKUTSERTAKAN DALAM PROGRAM PENSIUN [201-3]

PROGRAM 2018 2017 2016

Program Pensiun Manfaat Pasti 608 627 654

Program Pensiun Iuran Pasti 2.054 1.987 1.689

Program Jaminan Hari Tua 2.662 2.614 2.343

Keterangan: Setiap karyawan berkesempatan untuk diikutsertakan dalam lebih dari satu jenis program pensiun.

34



Praktik pengadaaan yang

merupakan bagian rantai

pasokan mencakup manajemen

kontrak kerja, manajemen

pengadaan material dan jasa,

sistem pengadaan, logistik, dan

kepatuhan. [102-9, 103-2]

Untuk mendukung semangat

sinergi di lingkungan WIKA, saat

ini Perseroan telah memiliki web

application yang mengintegrasikan

proses pengadaaan di WIKA

Pusat dan anak perusahaan yaitu

e-SCM. Untuk memudahkan user

melaksanakan pengadaan, sistem

e-SCM juga berisi seluruh database

mitra kerja WIKA. Semua kebutuhan

untuk melakukan pengadaan

tersedia lengkap dalam satu sistem.

Aplikasi e-SCM juga terintegrasi

dengan aplikasi eksisting WIKA

lainnya untuk mendukung lancarnya

proses pengadaan barang, mulai

dari rencana pengadaan sampai

dengan closing pengadaan. Selain

itu, e-SCM juga aplikasi yang user

friendly semakin memudahkan user

dalam proses pengadaan, namun

tetap sesuai dengan prosedur

sehingga mengurangi mitigasi

dalam proses pengadaan. e-SCM

juga dapat dijadikan media evaluasi

pengadaan, baik untuk user

pengadaan, manajemen, maupun

Direksi. [103-2, 103-3]

Praktik pengadaan merupakan salah satu bagian terpenting untuk mendukung terlaksananya bisnis inti perusahaan. Seluruh proses pengadaan dikelola oleh WIKA melalui Biro Supply Chain Management di Departemen Sinergi Bisnis.

Proses pengadaan yang

berlaku di WIKA harus

melalui beberapa tahapan, di

antaranya: [103-3]

1. Pracualification Vendor;

2. Procurement Planning;

3. Purchase Request;

4. Bid Preparation;

5. Invitation;

6. Aanwidjzing;

7. Bid summision;

8. Bid opening;

9. Evaluation;

10. Winner Recommendation;

11. Negotiation;

12. Award;

13. Contract Initiation.

Sehubungan dengan variasi jasa

yang WIKA sediakan, seperti

pada pekerjaan industrial plant,

seringkali WIKA harus menetapkan

syarat yang lebih tinggi pada

proses pengadaan barang dan

jasa untuk menunjang pekerjaan

tersebut. Beberapa syarat khusus

tersebut di antaranya:

1. Penggunaan penyedia jasa

yang memiliki SHE Level /CSMS

tinggi;

2. Penggunaan lisensor (penyedia

jasa khusus);

3. Penggunaan Approved

Manufactured List (AML) yang

dimiliki oleh klien;

4. Pada saat purchase request,

wajib ada dokumen sekurang-

kurangnya: Specification,

Drawing, Bill of Quantity, dan

Data Sheet.

Praktik Pengadaan Barang dan Jasa



JUMLAH PEMASOK DAN NILAI KONTRAK PEKERJAAN LINGKUP WIKA [204-1]

JENIS PEMAOK

PENGADAAN BARANG PENGADAAN JASA

JUMLAH PEMASOKNILAI KONTRAK

PEKERJAAN(RP MILIAR)

JUMLAH PEMASOKNILAI KONTRAK

PEKERJAAN(RP MILIAR)

Lokal 201 10.970,06 259 11.680,07

Nasional 228 735 237 0

Internasional 3 6,02 4 15,73

Jumlah 432 11.711,08 500 11.695,80

WIKA telah mengelola rantai pasokan dengan baik sehingga mampu mendukung ketersediaan alat, material, jasa tukang, kontraktor, dan lainnya tepat waktu, tepat guna, dan tepat biaya guna memperlancar penyelesaian proyek. Hal tersebut mendapat pengakuan berupa penghargaan International CFO Innovation Awards 2018 for Excellence in Supply Chain Finance pada 7 Desember 2018.

Adapun mitra yang bekerja sama dengan WIKA di

antaranya adalah subkontraktor dan pemasok yang

menyediakan material, bahan, tenaga, alat, jasa

konsultan, broker, lisensor, dan kontraktor spesialis. Jenis

pemasok dibedakan menjadi pemasok lokal, pemasok

nasional, dan pemasok internasional. Pemasok lokal

adalah badan usaha yang berkedudukan di wilayah

sekitar lokasi pekerjaan (konstruksi) yang dijalankan

perseroan, yang didirikan dan/atau berdomisili selama

sekurang-kurangnya tiga tahun. Nilai kontrak dari

pengadaan barang dan jasa yang disediakan oleh

pemasok lokal mencapai Rp22,65 triliun atau 97% dari

total seluruh nilai pengadaan barang dan jasa di tahun

2018. [103-3, 204-1]

36



Sejak awal WIKA berusaha menerapkan proses

pemenuhan pengadaan produk dan jasa yang

terjamin keamanannya. Proses tersebut dimulai dari

perencanaan, termasuk menyertakan dokumen-

dokumen perijinan dan AMDAL, pemilihan material

yang berkualitas dan berstandar nasional, proses

penyediaan sarana keselamatan dan kesehatan kerja,

hingga proses penyelesaian dan penyerahannya

kepada pihak pemberi kerja maupun pengguna

akhir.

Untuk memastikan perusahaan mitra atau

subkontraktor yang bekerja sama dengan WIKA juga

patuh pada peraturan yang berlaku di Indonesia,

WIKA menetapkan persyaratan K3L yang wajib

dipenuhi oleh subkontraktor di setiap pengerjaan

proyek. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh

subkontraktor meliputi:

• peryaratanmasuklokasiproyek;

• kelengkapan APD, seragam, dan kelengkapan

umum lainnya;

• rigger dan lifting;

• alatberatdanalatangkatangkut;

• pekerjaanpanas(las,cutting, gerinda);

• pekerjaan ruang terbatasdanketinggian,diatas

air/laut;

• mobilisasidandemobilisasimaterialdanperalatan;

• personilSHE,SupervisordanPekerja;

• Peralatan pengaman listrik, genset, alat

komunikasi, dan peralatan lainnya;

• stockyard BBM;

• housekeeping.

Kepercayaan pelanggan tidak terlepas dari komitmen WIKA untuk selalu berupaya memberikan produk dan jasa yang berkualitas dan sesuai dengan harapan pelanggan.

Komitmen WIKA pada tanggung jawab proses pengerjaan proyek mendapatkan apresiasi dari project owner, di antaranya:

•Apresiasipencapaian2.000.000 jam kerja selamat untuk Proyek Pembangunan Pabrik Feronikal Halmahera Timur (P3FH), dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.

•Apresiasipencapaian1.000.000 jam kerja selamat untuk proyek EPCC pengembangan dan modernisasi pabrik gula Assembagoes Situbondo, dari PTPN XI.

Komitmen pada Tanggung Jawab Produk dan Jasa



Tanggung jawab WIKA terhadap produk dan jasa

juga mencakup ketepatan waktu penyelesaian

pekerjaan. Saat ini, kendala yang dihadapi WIKA

atas keterlambatan proyek yang dikerjakan

di dalam negeri disebabkan oleh masalah

pembebasan lahan. Masalah utama pembebasan

lahan terdapat pada birokrasi/hukum yang tidak

tegas sehingga mengulur waktu. Faktor yang

menjadi masalah penbebasan lahan terjadi pada

Panitia Pembebasan Tanah (P2T), sengketa

tanah, aturan-aturan multi tafsir Undang-

Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, proses

musyawarah, dan lain-lain. Selain itu, terdapat

permasalahan dengan pemilik tanah.

Masalah yang kerap kali timbul adalah tidak

setujunya pemilik tanah untuk menyerahkan

tanahnya. Penyebab utamanya yakni tanah

tersebut merupakan warisan keluarga turun-

temurun sehingga harus dijaga dan dipelihara.

Pemikiran tersebutlah yang menjadi penghambat

pembebasan lahan, sehingga pihak yang terlibat

dalam proyek harus melakukan musyawarah

terhadap pemilik tanah tersebut. Musyawarah

tersebut bertujuan meyakinkan pemilik tanah untuk

menyerahkan tanah tersebut. WIKA menggunakan

berbagai macam metode yang salah satunya yaitu

pemberian kompensasi/ganti rugi. Pemberian

ganti rugi tersebut harus dirundingkan antara

kedua pihak agar menguntungkan kedua pihak.

Hal tersebut penting agar biaya pembebasan lahan

tidak menjadi beban biaya pembangunan proyek.

38



WIKA telah menetapkan kebijakan untuk mencegah

terjadinya korupsi, antara lain: [103-2]

a. Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan

Perseroan PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk

Tahun 2017-2018, No. 06/DK/WIKA/2018 dan No.

SK.02.09/A.DIR.0742/2018;

b. Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan No. 39 tanggal 23 Maret 2017;

c. Surat Keputusan Direksi No. SK.02.09/A.

DIR.0637/2018 tentang Perubahan Panduan

Pelaksanaan Good Corporate Governance

Perusahaan PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk;

d. Surat Keputusan Direksi No. SK.02.09/A.

DIR.0639/2018 tentang Perubahan Code of Conduct;

e. Surat Keputusan Dewan Komisaris dan Direksi No.

05/DK/WIKA/2018 dan SK.02.09/A.DIR.0639/2018

tentang Perubahan Board Manual PT WIJAYA KARYA

(Persero) Tbk;

f. Prosedur Pengaduan Pelanggaran Code of Conduct

No. WIKA-LDS-PM.01.02;

g. Pedoman Penanganan Gratifikasi No. WIKA-LDS-

PM-01.01;

h. Surat Pernyataan Direksi dan Komisaris tentang

Benturan Kepentingan.

Penerapan kebijakan anti-korupsi berlaku bagi seluruh

insan WIKA, juga bagi para mitra kerja dan kontraktor

yang bekerja sama. WIKA secara berkala melakukan

sosialisasi anti-korupsi yang dikomunikasikan secara

langsung kepada seluruh insan WIKA mulai dari calon

karyawan tetap (management trainee), manajemen

WIKA berkomitmen untuk menjalankan kegiatan usaha dengan integritas dan profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menghindari bentuk-bentuk kecurangan (fraud), termasuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

menengah, organ perusahaan (Komisaris, Direksi,

dan Pemegang Saham), mitra kerja, dan kontraktor

pada berbagai kesempatan. Bagi pekerja di lapangan,

sosialisasi anti korupsi dilaksanakan ketika management

review yang disosialisasikan kepada seluruh manajer

proyek per wilayah, kemudian manajer proyek akan

meneruskan sosialisasi anti-korupsi di site masing-

masing. Media lainnya yang digunakan WIKA sebagai

alat sosialisasi anti-korupsi yakni melalui website WIKA

dan media sosial yang dimiliki WIKA. [103-3, 205-2]

Manajemen WIKA mengidentifikasi risiko korupsi

tertinggi ada pada fungsi/pekerjaan pengadaan barang

dan jasa, Hal tersebut karena rawan pada perolehan ijin

dan terkait administrasi. Upaya WIKA lebih lanjut untuk

mencegah potensi korupsi di fungsi/pekerjaan tersebut

yakni dengan melakukan sosialisasi anti-korupsi dan

menegakkan prinsip GCG di semua segi bisnis di WIKA.

[205-1]

Kesadaran Hukum dan Anti-Korupsi



REALISASI PELATIHAN ANTI-KORUPSI [205-2]

MODUL PELATIHAN JUMLAH PESERTA PENyELENGGARAN

Seminar Audit Berbasis dan Audit Kinerja Pencegahan Tipikor, Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pada Korporasi BUMN, BLU/D, Kementerian, dan SKPD Tahun 2018

1Komite Anti Korupsi Indonesia

Workshop Procurement & Fraud 2 Asia Anti Fraud

Membedah Aspek Hukum Praktik Bisnis Anti Suap Sebagai Tindak Pidana Korporasi Berdasarkan Tata Aturan

2 Hukum Online

PELATIHAN ANTI-KORUPSI KARyAWAN BERDASARKAN LEVEL JABATAN [205-2]

LEVEL JABATANJUMLAH INDIVIDU

(A)JAM PELATIHAN

(B)

JAM PELATIHAN PER KARyAWAN

(B) : (A)

Manajer Bidang 1 16 16

Supervisor (Kasi, Ahli Muda)

2 24 12

Staf 2 24 12

Jumlah 5 64 12,8

Pelatihan anti-korupsi diberikan kepada insan WIKA tanpa terkecuali di seluruh jenjang jabatan. Berikut ini informasi

realisasi pelaksanaan pelatihan anti-korupsi yang disajikan berdasarkan level jabatan karyawan.

WIKA memberikan sanksi/hukuman berupa peringatan lisan, peringatan tertulis, pemotongan gaji, penurunan

pangkat, pemberhentian dari jabatan hingga pemutusan hubungan kerja bagi pekerja yang terbukti melakukan

tindakan korupsi. Selain itu, WIKA melaksanakan mekanisme Whistleblowing System (WBS), dimana karyawan

dapat melaporkan kejadian tindakan penyelewengan atau pelanggaran pedoman perilaku sesuai dengan prosedur

yang ada (WIKA-LDS-PM-01.02 Tahun 2019). Hingga tahun 2018, penerimaan laporan WBS dilakukan melalui komite,

dan pelaporan dapat dilakukan melalui e-mail internal yang disediakan oleh WIKA. Di tahun 2018, WIKA melaporkan

tidak ada kasus whistleblowing, demikian juga tidak ada kasus korupsi yang terjadi. [103-3, 205-3]

40



Oleh sebab itu, mengetahui tingkat

kepuasan pelanggan adalah hal

yang penting bagi WIKA. Minimal

setiap 1 atau 2 tahun sekali WIKA

melakukan survei indeks kepuasan

pelanggan atau Customer

Satisfaction Index (CSI).

Salah satu upaya WIKA untuk menjalin hubungan kerja yang berkelanjutan dengan pelanggan adalah dengan memberikan hasil pekerjaan yang berkualitas, melalui proses yang aman dan sesuai dengan harapan pelanggan.

Untuk menjaga kepercayaan pelanggan, WIKA menyediakan media penyampaian keluhan atau pengaduan, serta merespon dalam waktu 1 x 24 jam. Akses layanan ini di antaranya melalui:

1. Pusat pengaduan konsumen di laman http://www.wika.co.id/contact atau email [email protected]

2. Corporate Secretary di nomor telepon: 021-80679200

Menjaga Kepercayaan Pelanggan



42



03Integrasi untuk Memastikan

Keamanan dan kualitas Pekerjaan



Di samping itu, WIKA juga mempekerjakan

karyawan kontrak, serta pekerja mitra yang

dipekerjaan di lokasi proyek.

WIKA menjunjung tinggi hak asasi manusia

termasuk kesetaraan gender, tidak

membedakan ras, suku, maupun agama dalam

proses rekrutmen. Hal tersebut juga diterapkan

dalam proses pengembangan kompetensi,

evaluasi kinerja, serta peningkatan level

jabatan pekerja. Kebijakan tersebut dilakukan

untuk mendukung Tujuan 5 Kesetaraan Gender

pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(Sustainable Development Goals/SDGs). Meski

demikian, jumlah karyawan berjenis kelamin

pria di WIKA jauh lebih besar dari jumlah

karyawan wanitanya, karena jenis pekerjaan

konstruksi yang cenderung diminati oleh kaum

pria.

Seluruh karyawan tetap telah terjamin dan

dilindungi oleh Perjanjian Kerja Bersama

(PKB). Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara

WIKA dan karyawan yang berlaku yakni PKB

tahun 2018-2020, yang telah disahkan oleh

Kementerian Ketenagakerjaan RI. [102-41]

Pada tahun 2018 jumlah karyawan WIKA mengalami kenaikan. Jumlah karyawan tetap WIKA yaitu sebanyak 2.595 orang yang terdiri atas 2.392 orang pria, dan 203 wanita.

Insan WIKA [102-8]

44



WIKA menetapkan batas usia minimum karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang berlaku, yaitu minimum usia karyawan baru adalah 21 tahun. Perseroan

memastikan tidak ada karyawan di bawah umur di lingkungan kerja WIKA. Seluruh karyawan yang diterima

bekerja di WIKA telah melalui proses seleksi dan tidak ada pekerja paksa. Profil mengenai pekerja WIKA lebih

lengkap, yang dibagi menurut level jabatan, usia, dan tingkat pendidikan, dapat diakses pada Laporan Tahunan

2018 PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk yang dibuat terpisah dari laporan ini.

KARyAWAN TETAP BERDASARKAN GENDER DAN STATUS KEPEGAWAIAN [102-8]

STATUS KEPEGAWAIAN2018 2017 2016

PRIA WANITA PRIA WANITA PRIA WANITA

Organik 1.947 166 1.809 149 1.632 139

Terampil 445 37 452 36 392 24

Jumlah 2.595 2.446 2.187

JUMLAH KARyAWAN TETAP BERDASARKAN GENDER DAN PENEMPATAN KERJA [102-8]

PENEMPATAN KERJA2018 2017 2016


Kantor Pusat 907 148 99 49 100 35

Kantor Divisi/Proyek 1.404 53 2.098 133 1.907 94

Perwakilan Aljazair 30 1 11 1 2 0

Perwakilan Malaysia 8 0 1 0 6 0

Perwakilan Myanmar 1 0 1 0 2 0

Perwakilan Timor Leste 42 1 51 2 40 1

Jumlah 2.595 2.446 2.187



Pengembangan kompetensi dan

kualitas karyawan dikelola oleh

Biro Pusat Keunggulan WIKA yang

berada di bawah Departemen

Human Capital, yang bertanggung

jawab kepada Direktur Human

Capital dan Pengembangan

Sistem. WIKA telah memiliki pusat

pengembangan kompetensi bagi

karyawan yang dibedakan sesuai

dengan level jabatan. [103-2]

WIKA berkomitmen untuk

memastikan setiap karyawan

mencapai potensi maksimal,

dengan strategi pengembangan

human capital yaitu penerapan

prinsip ’more for more’. Inti

dari strategi tersebut yaitu

implementasi dari kebijakan

pengharkatan dan peningkatan

kompetensi. Pengelolaan karyawan

dijalankan sesuai dengan kebijakan

human capital WIKA yang terdapat

dalam Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan, Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) tahun 2018-2020,

serta merujuk pada UU RI No.

13/2013 tentang Ketenagakerjaan.

[103-2]

Insan WIKA memegang peran penting dalam kegiatan operasi di setiap lini perusahaan. Seiring dengan ketatnya persaingan usaha, dan sumber daya manusia yang mampu bersaing, maka WIKA berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas seluruh karyawan.

WIKA telah memiliki fasilitas untuk

menunjang kegiatan pelatihan

dan pendidikan bagi karyawan.

WIKA memaksimalkan fasilitas

Wikapratama Learning Centre

dan Wikastrian Leadership Centre.


merupakan tempat fasilitas

pelatihan dan pendidikan yang

ditujukan untuk mengembangkan

kompetensi maupun keahlian

karyawan di semua tingkatan, baik

pelaksana teknis maupun non-

teknis. Pekerja setingkat tukang,

mandor, staf hingga kepala seksi

dibina dan dilatih di Wikapratama.

Di sisi lain, Wikasatrian Leadership

Centre merupakan tempat

penyelenggaraan pelatihan

dan pendidikan kepemimpinan.

Wikasatrian juga menjadi rujukan

bagi banyak entitas bisnis lain

untuk mengikutsertakan calon-

calon pemimpin mereka dalam

penyelenggaraan pelatihan dan

pendidikan soft competency. [103-3]

Pengembangan Kompetensi Karyawan

Wikasatrian Leadership Centre

46



Karyawan WIKA dapat

mengikuti lebih dari satu

jenis pelatihan setiap

tahunnya. Untuk mendukung

penyelenggaraan pelatihan

dan pendidikan, WIKA telah

mengeluarkan dana sebesar

Rp13,92 miliar selama tahun

2018.

WIKASATRIAN LEADERSHIP

CENTRE

WIKAPRATAMA LEARNING

CENTRE

Jumlah Modul:

60

Jumlah Modul:

47

Jenis Peserta:

Direksi, BOD-1(Senior Management), BOD-2 (Middle Management), dan BOD-3 (Junior Management)

Jenis Peserta:

BOD-4 (Supervisor) &BOD-5 (Staf)

Jumlah Peserta:

1.060

Jumlah Peserta:

1.711

REALIASASI PELATIHAN DAN PENDIDIKAN DI 2018 [404-1, 404-2]

JENIS PELATIHAN & PENDIDIKAN

JUMLAH PESERTA

(A)

JUMLAH JAM PELATIHAN & PENDIDIKAN

(B)

JAM PELATIHAN & PENDIDIKAN PER PESERTA

(B) : (A)

Soft Skill 920 2.277 2,48

Managerial 1.007 1.021 1,01

Teknis / Hard Skill 844 13.096 15,52

Jumlah 2.771 16.394 5,92




Dukungan WIKA terhadap

peningkatan kompetensi

karyawan dilakukan secara adil.

Pelatihan yang disediakan oleh

WIKA juga diberikan untuk

karyawan kontrak dan pekerja.

Setiap karyawan tetap, karyawan

kontrak, dan pekerja, baik pria

maupun wanita memiliki hak yang

sama untuk mengembangkan diri.

RATA-RATA JAM PELATIHAN KARyAWAN BERDASARKAN GENDER [404-1]

GENDERJUMLAH

(A)

JAM PELATIHAN

(B)


(B) : (A)

Perempuan 441 1.967 4,46

Laki-laki 2.330 14.427 6,19

Jumlah 2.771 16.394 5,92

RATA-RATA JAM PELATIHAN KARyAWAN BERDASARKAN LEVEL JABATAN [404-1]

LEVEL JABATANJUMLAH

(A)JAM PELATIHAN

(B)


(B) : (A)

Direksi 42 164 3,90

Senior Management 198 820 4,14

Middle Management 352 1.803 5,12

Junior Management 440 2.295 5,21

Supervisor 600 3.771 6,28

Staf 1.138 7.541 6,63

Jumlah 2.771 16.394 5,92

48



Bagi karyawan yang memasuki masa purnabakti, mereka

akan diberi pembekalan khusus. Pembekalan tersebut

berupa pelatihan MPP (Masa Persiapan Pensiun) yang

berguna sebagai bekal untuk para karyawan WIKA

yang akan memasuki masa purnabakti. Dalam pelatihan

MPP peserta diajak untuk lebih mengetahui mengenai

manfaat pensiun baik secara psikologis, kesehatan,

Pelatihan bagi karyaWan yang MeMasuki Masa Pensiun

ataupun lainnya. Selain itu, peserta juga mendapat

bekal bagaimana mengatur keuangan keluarga setelah

pensiun lalu aktivitas-aktivitas apa yang dapat dilakukan

seperti wirusaha atau lainnya. Sepanjang tahun 2018,

tercatat terdapat sebanyak 29 orang yang memasuki

masa purnabakti, dan seluruhnya telah diikutsertakan

dalam pelatihan MPP (Masa Persiapan Pensiun). [404-2]

Bagi karyawan yang masih aktif dan belum memasuki

masa purnabakti, mereka diberi kesempatan yang

sama untuk berkarir di WIKA. WIKA menggunakan

hasil Evaluasi Kompetensi (EK) dan Penilaian

Karya (PK) sebagai salah satu pertimbangan untuk

mempromosikan jabatan pekerja ke level yang lebih

tinggi, dan akan berpengaruh terhadap kenaikan gaji.

Di samping itu, hasil EK & PK juga dijadikan salah

satu pertimbangan untuk merotasi, memutasi, dan

atau mendemosi karyawan. Seluruh karyawan WIKA

menerima evaluasi kinerja setiap tahunnya, tanpa

terkecuali. [103-3, 404-3]

Meskipun hasil evaluasi kinerja menjadi salah satu

pertimbangan bagi WIKA untuk menentukan karir

karyawan, selama ini mutasi dan rotasi terhadap

karyawan masih dilakukan sesuai kebutuhan, dan belum

tentu berdasarkan hasil penilaian evaluasi kinerja.

Demikian juga, tidak seluruh karyawan mendapatkan

promosi jabatan di tahun berjalan. Berikut ini catatan

jumlah karyawan yang mendapatkan promosi, dirotasi

dan dimutasi, maupun yang didemosi.

Penilaian kinerja



PROMOSI, ROTASI, MUTASI, DAN DEMOSI KARyAWAN BERDASARKAN GENDER

URAIAN2018 2017 2016


Promosi 260 14 289 10 148 12

Rotasi dan Mutasi 1.021 116 977 65 261 15

Demosi 0 0 2 0 0 0

Jumlah 1.411 1.343 436

PROMOSI, ROTASI, MUTASI KARyAWAN BERDASARKAN TINGKAT JABATAN

LEVEL JABATAN

2018 2017 2016

PROMOSIROTASI & MUTASI



Direksi 1 0 0 0 1 0

General Manager 5 3 5 4 4 2

Manajer Divisi 2 2 8 11 3 4

Manajer Biro/Manager Country 10 50 13 24 15 8

Manajer Bidang/Ahli Madya 1 9 26 25 19 14 9

Manager proyek 29 41 47 46 15 23

Manager Konstruksi/Ahli Madya 2/ Manajer Bidang Proyek

55 37 23 42 14 16

Kepala Seksi/ Pelaksana Utama/ Kordinator/Ahli Muda

163 313 191 292 84 94

Staf/Pelaksana 0 665 3 590 3 128

Jumlah 1.411 1.343 436

Keterangan: •Datapromosi:Datayangdisajikandalamtabeladalahjumlahkaryawanyangtelahdipromosiuntukmenempatijabatantersebut.•Datarotasidanmutasi:Datayangdisajikandalamtabeladalahjumlahkaryawanyangtelahdirotasikandandimutasikan.

50



Untuk dapat memenuhi komitmen tersebut, WIKA

mengupayakan peningkatan jumlah karyawan yang

memiliki sertifikasi pekerjaan. Harapannya, karyawan yang

tersertifikasi dapat lebih maksimal dalam pekerjaannya dan

dapat meminimalkan kesalahan dan kecelakaan kerja.

Di tahun 2018, WIKA telah memfasilitasi 1.599 karyawan

untuk mendapatkan sertifikasi pekerjaan. Jumlah karyawan

yang memiliki sertifikasi pekerjaan di tahun 2018 meningkat

133% dari jumlah tahun lalu.

Sebagai penyedia jasa konstruksi, WIKA selalu mengutamakan keamanan dan kualitas pekerjaan.

Teknik

Non Teknik

Teknik Profesi

Teknik Tukang

Non Teknik

59

41

57

176

79

42

96

45

82

826

567

280

442

344

219

2018 2017 2016

Karyawan Bersertifikasi SERTIFIKASI PEKERJAAN



WIKA mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku di sektor konstruksi. WIKA menjalankan kegiatan konstruksi dengan berpedoman pada kebijakan WIKA-KON-PM-02.07 tentang Prosedur Proses Pelaksanaan Konstruksi. Dalam rangka memperlancar pekerjaan

dan keamanan di lokasi proyek, WIKA menggunakan peralatan yang telah tersertifikasi.

Penggunaan alat bersertifikasi dilakukan untuk

memastikan bahwa alat berat yang akan dioperasikan

memenuhi standar keselamatan dan aman untuk

digunakan. WIKA mewajibkan karyawan dan pekerja

proyek untuk memeriksa Surat Ijin Alat (SIA) bagi

setiap alat berat yang akan dioperasikan. Di samping

itu, WIKA juga mewajibkan operator alat berat telah

memiliki Surat Ijin Operasi (SIO). Seluruh proyek yang

dikerjakan oleh WIKA telah menggunakan alat berat

yang dilengkapi dengan SIA dan SIO. Untuk peralatan

lainnya, mandor proyek akan memeriksa pemenuhan

standar-standar keselamatannya sebelum dioperasikan

setiap harinya. [G4-CRE6]

Penggunaan Peralatan Bersertifikasi

52



Departemen Human Capital (HC) harus mendukung

dan memastikan semua unit kerja dapat memiliki

pola pikir yang sehat, yaitu dengan cara menciptakan

lingkungan kerja yang kondusif sehingga karyawannya

dapat terus berpikiran yang positif. Selain itu,

Departemen HC juga harus memastikan agar semua

unit kerja dapat menerapkan pola hidup sehat

yaitu dengan menyeimbangkan antara bekerja dan

beristirahat.

WIKA peduli bahwa kesehatan lebih penting dari

sekedar prestasi, oleh sebab itu perseroan juga

mengintensifkan kegiatan penyuluhan K3, serta

sosialisasi tentang pola pikir dan pola makan sehat.

Sebelumnya, kegiatan kesehatan hanya mengingatkan

dan mengobati penyakit tertentu, namun kini lebih

fokus pada kesadaran dalam mengelola kesehatan

bagi setiap masing-masing individu.

WIKA terus melakukan sosialisasi gaya hidup sehat

melalui Program Well Being yang berbasis pola

hidup seimbang. Basis wellbeing ada tiga yakni pola

pikir, pola hidup sehat, dan pola makan. Pada basis

pola pikir, unit kerja memastikan lingkungan kerja

yang dapat mendukung terciptanya pola pikir yang

positif, serta membangun program yang berkaitan

dengan kegiatan untuk keseimbangan otak. Pada

basis pola hidup sehat, karyawan diarahkan untuk

dapat mengatur keseimbangan antara pekerjaan dan

kesehatan jasmani dan rohani mereka.

Salah satu faktor yang mempengaruhi performa karyawan adalah kesehatan jasmani dan rohani.

WIKA menyediakan fasilitas layanan untuk mengelola pengaduan karyawan. Karyawan dapat menyampaikan pengaduan maupun keluhan melalui WIKA Elektronik Care (WeCare), yang dapat diakses melalui email masing-masing karyawan. Fitur yang tersedia dalam layanan ini berupa konsultasi psikologi online dengan psikolog, fasilitas “Tanya HC” untuk komunikasi langsung dengan Departemen Human Capital, serta berisi artikel-artikel edukatif.

Kepedulian WIKA pada Work-Life Balance



Departemen SHE WIKA bertanggung jawab langsung

kepada Direktur Quality, Health, Safety, Environment

(QHSE) untuk memastikan seluruh insan WIKA

mempraktikan SHE di lingkungan kerja dan mencapai

target zero fatality. Pada praktiknya, Manajer SHE di

setiap Departemen Operasi membawahi personil SHE

yang ada di Departemen Operasi dan yang berada

di lokasi proyek untuk mengimplementasikan SHE.

Manajer SHE merupakan kepanjangan tangan dari

Departemen SHE. [103-2, 403-1]

sisteM ManajeMen she

Penerapan SHE dilaksanakan berdasarkan Kebijakan

Sistem Manajemen Safety, Health, & Environment (SHE)

WIKA yang telah diperbaharui tanggal 8 Mei 2018.

Selain itu, penerapan SHE juga telah mengikuti standar

Ruang lingkup sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di WIKA sudah mencakup pengelolaan dampak operasional terhadap lingkungan atau safety, health, & environment (SHE).

yang berlaku secara internasional. WIKA mengikuti

standar OHSAS 18001 untuk Sistem Manajemen K3

yang kemudian di tahun 2018 diperbaharui menjadi

ISO 45001:2018, dan saat ini WIKA sedang menjalankan

proses untuk mendapatkan sertifikasi ISO 45001.

Implementasi K3 tidak hanya berlaku bagi karyawan

internal WIKA, namun juga diberlakukan secara tegas

kepada pekerja dari mitra kontrak dan subkontraktor,

bahkan kepada tamu yang meninjau proyek. [103-2, 403-1]

Dalam Kebijakan SHE, WIKA berkomitmen untuk

mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat

kerja, serta kerusakan lingkungan untuk mencapai

sasaran zero fatality. Setiap tahunnya, WIKA membuat

target-target terkait SHE. Dalam kebijakan tersebut

juga terdapat komitmen WIKA untuk meningkatkan

kompetensi seluruh karyawan serta keterlibatan mitra

dalam implementasi SHE. [403-1]

Implementasi Safety, Health, & Environment (SHE)

54



TARGET DAN REALISASI SISTEM MANAJEMEN WIKA [103-2, 103-3]

NO. PENGUKURAN TERGET 2018 REALISASI 2018

1 Quality Management System Level (QMSL) 820 832

2 SHE

a. SHE level 820 843

b. Frequency rate

• Nonlosttimeinjury(NTLI) ≤ 5 1,46

• Losttimeinjury(NTL) ≤ 3 0,32

c. Severity rate ≤ 2 0,88

d. Risk containment audit (RCA) ≤ 2,4 2,27

3 Ringkas, Rapi, Resik, Rajin, Rawat (5R) 860 864

4 QPass 90% 93,49%

5 Security Management System Level (SMSL) 800 800

Dalam pencegahan kecelakaan di lingkungan kerja

WIKA, pimpinan melalui Kebijakan Stop Work Action

(SWA) memberikan wewenang penuh kepada setiap

karyawan, dan pekerja mitra dengan cara:

• Menghentikanpekerjaan,jikamenemukantindakan/

kondisi yang berbahaya atau bekerja tidak sesuai

dengan peraturan yang berlaku;

• Berbagi pengalaman SWA yang dilakukan atau

diterimanya dalam safety meeting.

Selain itu, untuk mempertahankan profesionalitas kerja,

WIKA tidak akan memberikan toleransi karyawan dan

mitra kerja yang memiliki, menyimpan, mengkonsumsi

dan/atau mengedarkan minuman beralkohol dan/atau

obat-obat terlarang di semua lingkungan unit kerja

WIKA. Kebijakan tersebut tertuang pada Kebijakan

Larangan Menggunakan Minuman Beralkohol &

Obat-obat Terlarang. Untuk menjamin hal tersebut,

perusahaan melakukan pemeriksaan secara acak.

Pelanggaran terhadap hal tersebut akan dikenakan

sanksi atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan

dilaporkan kepada pihak yang berwajib.



Lebih lanjut, komitmen WIKA untuk melindungi segenap pekerja telah dikembangkan dalam suatu rangkaian peta

jalan/roadmap.

Sejalan dengan roadmap yang telah ditetapkan, di 2019, WIKA akan

mengesahkan KPI personal yang ada aspek SHE untuk setiap karyawan.

WIKA juga melakukan perbaikan sistem SHE dan otomasi semua kertas kerja

di tahun 2020. Dengan segala komitmen dan upaya yang telah dilakukan,

Perseroan berharap dapat mewujudkan misi untuk menjadi perusahaan yang

memiliki Sistem Manajemen SHE berkelas dunia di tahun 2023.

PETA JALAN SISTEM MANAJEMEN SHE WIKA

20192020

20232022

2021

SHE Organization & Leadership• Strengthen SHE Organization• Visible Leadership/Personal

Accountability (KPI)• Alligned Performance

Commitment & External View

SHE Compliance & Competence• Safety, Health and

Environment Compliance• Training & Certification

entire level• Automation System

SHE Culture• SHE Delivers

Business Values

Technologies & Standards• Engineering

Improvements• Tools & Equipment

Improvement• Safety Concerns

Technologies & Standards• Competitive advantages/

added values• SHE World Class

56



Dalam bisnis konstruksi, adanya potensi

bahaya kerja dan terjadinya kecelakaan cukup

besar di lokasi proyek. WIKA mengelola

potensi bahaya dan kecelakaan kerja dengan

cara meningkatkan kesadaran pekerja akan

SHE, serta melakukan pengawasan (audit) di

lokasi proyek.

Departemen SHE setiap bulannya rutin

melaksanakan Program Risk Containment

Audit (RCA) di semua proyek untuk kemudian

dilaporkan ke Departemen SHE Kantor

Pusat. Program RCA merupakan kegiatan

pengawasan yang bertujuan untuk mengukur

tingkat keparahan potensi unsafe act dan

unsafe condition di proyek. Dengan adanya

RCA, unsafe act (perilaku kerja tidak aman)

dan unsafe condition (kondisi kerja tidak aman)

dapat diidentifikasi dan segera ditindaklanjuti.

Di seluruh area kerja, WIKA menerapkan

pencatatan titik aman. Temuan-temuan dari

masing-masing departemen proyek akan

dihitung dengan basis skala 1 (aman) sampai

5 (paling tidak aman). Di tahun 2018, WIKA

menetapkan standar aman di skala 2,4 dengan

realisasi titik aman mencapai 105% dari

rencana.

Selain melakukan RCA, WIKA juga

memastikan cepat tanggap darurat di lokasi

kerja. WIKA telah memilki prosedur pelaporan

insiden kecelakaan di lokasi kerja sesuai

dengan Prosedur Penyelidikan (Investigasi)

Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja

No. WIKA-PEM-PM.03.11.

identifikasi bahaya, Penilaian risiko kerja, dan investigasi insiden [403-2]



Potensi bahaya dan insiden kecelakaan kerja tidak

dapat dihindari, namun dapat diminimalkan. Oleh

sebab itu, WIKA selalu berupaya untuk mengelola dan

mengimplementasikan SHE untuk mewujudkan zero

fatality. WIKA juga menghargai hak asasi manusia,

salah satunya terkait jika ada pekerja yang meminta

untuk dipindahtugaskan dari satu area kerja atau jenis

pekerjaan karena adanya risiko pekerjaan yang tinggi.

fasilitas kesehatan kerja [403-3, 403-6, 403-10]

WIKA mewajibkan seluruh kantor dan proyek dilengkapi

dengan akses kesehatan. Fasilitas kesehatan yang

mudah dijangkau dan berkualitas juga menjadi salah

bentuk tanggung jawab sosial WIKA terhadap pekerja.

Untuk pekerja di lokasi proyek, WIKA mewajibkan

seluruh proyek untuk memfasilitasi pemeriksaan

kesehatan berupa pengadaan klinik dan dokter,

serta bekerja sama dengan rumah sakit setempat

untuk penanganan dini. Di setiap tempat kerja WIKA

juga dilengkapi Kotak Penanganan Pertama yang di

dalamnya terdapat obat luar sebagai pertolongan

pertama yang terjadi pada kecelakaan.

Setiap satu kali dalam setahun, WIKA memantau

kesehatan karyawan melalui mekanisme Medical Check

Up (MCU). Departemen Human Capital WIKA mencatat

dan melaporkan data MCU karyawan tetap, sedangkan

MCU untuk pekerja di lapangan dikelola oleh masing-

masing site proyek. Terdapat tiga macam pemeriksaan

kesehatan, di antaranya pemeriksaan kesehatan awal,

pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan

kesehatan khusus. Pemeriksaan kesehatan awal

dilakukan kepada karyawan baru yang akan bergabung

dengan WIKA, dan berlaku persyaratan yang harus

dipenuhi. Pemeriksaan kesehatan khusus (spesifik)

dilakukan kepada karyawan dengan pekerjaan yang

berbahaya dan penyakit akibat kerja, serta apabila

diperlukan tambahan pemeriksaan yang menjadi

persyaratan owner.

Kegiatan MCU selama ini dilakukan bekerja sama

dengan Rumah Sakit Prodia. Hingga akhir tahun 2018,

jumlah karyawan yang mengikuti MCU sebanyak 2.115

orang. Selain MCU, WIKA memfasilitasi pengukuran

kesehatan, menyediakan dokter/psikolog bagi pekerja

yang ingin melakukan berkonsultasi atau menyelesaikan

masalah psikisnya. Sebagai salah satu bentuk mitigasi,

WIKA juga rutin melakukan kegiatan donor darah serta

menggalakkan Program Well Being.

58



Komunikasi terkait SHE rutin

dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan pentingnya

keselamatan kerja baik bagi

diri sendiri, orang lain, serta

terciptanya lingkungan kerja

yang aman. Di lokasi proyek,

komunikasi SHE terbangun melalui

SHE induction, SHE morning talk,

toolbox meeting, SHE meeting,

safety alert, SHE culture, dan SHE

sharing. SHE meeting dilakukan

setiap bulan oleh organisasi P2K3,

SHE morning talk di setiap hari saat

sebelum melakukan pekerjaan,

dan toolbox meeting pada saat

sebelum memulai pekerjaan

spesifik. Dari program-program

tersebut, komunikasi berjalan dua

arah dengan, setiap karyawan

dapat mengungkapkan masalah

SHE, dengan harapan semua

permasalahan SHE di lingkungan

kerja WIKA dapat terselesaikan.

Untuk mengawasi implementasi

SHE di seluruh area kerja, WIKA

memiliki organisasi pembina SHE

yakni Panitia Pembina Keselamatan,

Kesehatan Kerja, dan Lingkungan

(P2K3L). Perumusan P2K3L

melibatkan karyawan. Di kantor

pusat, organisasi P2K3L diketuai

oleh Direktur Utama, memiliki

Sekretaris yang adalah karyawan

yang memiliki sertifikat ahli K3,

dan beranggotakan GM setiap

departemen, serta perwakilan dari

Serikat Pekerja.

Tugas utama P2K3L adalah

memastikan tempat kerja yang

aman dan sehat untuk semua

orang, menyelesaikan masalah K3L

yang ada. Di setiap proyek terdapat

organisasi P2K3L yang diketuai

oleh Manajer Proyek, memiliki

Sekretaris yang adalah karyawan

yang memiliki sertifikait ahli K3, dan

beranggotakan Kasie semua fungsi

dan perwakilan subkontraktor.

Organisasi P2K3L melakukan

pertemuan setiap bulan untuk

mengkomunikasikan program dan

target K3L, serta menyelesaikan

permasalahan K3L yang ada.

Laporan kerja P2K3L dilaporkan

kepada Dinas Ketenagakerjaan

setempat setiap tiga bulan sekali.

koMunikasi she dan PartisiPasi Pekerja [403-4]



WIKA membekali karyawan dengan pelatihan terkait K3. WIKA memiliki program pelatihan K3 yang wajib dan

spesifik bagi karyawan yang sesuai dengan pekerjaannya. Di sisi lain, WIKA juga memperlengkapi pekerja proyek

dengan pelatihan terkait K3 sesuai dengan risiko pada proyek yang dikerjakan. Pelatihan tersebut antara lain, proyek

tanggap darurat, pekerja di ketinggian, risiko tinggi, dan first aid.

Pelatihan terkait keselaMatan dan kesehatan kerja [403-5]

NO. PELATIHAN

Pelatihan Wajib

1 CSMS

2 Safety Officer

3 Ahli K3 Konstruksi Muda

4 Ahli K3 Konstruksi Madya

5 HSE Leadership Pratama

6 HSE Leadership Madya

7 HSE Leadership Utama

8 Ahli K3 Kebakaran

9 SHE Supervisor

NO. PELATIHAN

Pelatihan Spesifik

1 Ahli K3 Listrik

2 Ahli K3 Migas

3 Auditor ISO 14001:2015

4 Awareness ISO 45001:2018

5 Ahli K3 Umum

6 Auditor SMK3

7 Confined Space

8 First Aid

9 Investigasi Kecelakaan

10 Lifting & Rigging

11 Pemantauan Lingkungan

12 Pengelolaan Limbah B3

13 Pengenalan Izin Lingkungan

14 Safety Officer Certification

15 Scaffolder (Teknisi Perancah)

16 Scaffolder Inspector

17 Working at Height

JENIS PELATIHAN K3 [403-5]

60



Implementasi SHE tidak hanya berlaku bagi insan

WIKA, namun juga diberlakukan secara tegas kepada

mitra kontrak dan subkontraktor, bahkan kepada tamu

yang meninjau proyek. WIKA selalu melakukan safety

induction pekerja sebelum mulai bekerja, maupun

kepada pemangku kepentingan yang datang untuk

meninjau proyek. Komitmen terhadap implementasi

SHE juga ditegaskan dalam bentuk pakta integritas

yang wajib dipatuhi dan ditandatangani oleh seluruh

mitra maupun subkontraktor WIKA.

Dalam laporan ini, WIKA menyajikan catatan insiden dan

tingkat kecelakaan kerja mencakup seluruh karyawan

dan pekerja mitra di bawah naungan WIKA, di antaranya

karyawan organik dan terampil, karyawan kontrak,

pekerja subkontraktor, dan mitra kerja. WIKA mencatat

dan melaporkan kecekalaan kerja menggunakan

kinerja she Wika [403-8, 403-9]

metode dan perhitungan sesuai dengan Permenaker

RI No. Per-03/MEN/1998, di antaranya menghitung

jam kerja selamat, rasio frekuensi kecelakaan, dan rasio

keparahan.

WIKA menemukan bahwa di sepanjang tahun 2018,

terdapat lima penyebab kecelakaan yang paling

banyak terjadi, yaitu disebabkan oleh benda kerja,

permukaan lantai kerja, mesin, perkakas, dan pesawat

angkut. Untuk meminimalkan bahaya yang terjadi di

lingkungan WIKA, rutin dilakukan pengukuran bahaya

guna menurunkan risiko kecelakaan di proyek dengan

menggunakan pengukuran Root Cause Analysis (RCA).

Dari pengukuran RCA, maka akan dapat diketahui

tingkat keparahan potensi bahaya yang terjadi dan

dapat dilakukan pengendalian bahaya sesuai dengan

potensi bahaya tersebut.

JUMLAH KECELAKAAN KERJA

KATEGORI KECELAKAAN 2018 2017 2016

INDONESIA

Non Lost Time Injury (NLTI) 164 0 0

Ringan 13 10 25

Sementara Tidak Mampu Bekerja (SMTB) 24 54 0

Berat 0 0 0

LUAR NEGERI

Non Lost Time Injury (NLTI) 4 0 0

Ringan 0 1 10

Sementara Tidak Mampu Bekerja (SMTB) 0 0 0

Berat 0 0 0

Keterangan:Non Lost Time Injury (NLTI): Kecelakaan yang tidak menyebabkan kehilangan hari kerja, pekerja yang mengalami kecelakaan (P3K) dapat langsung kembali bekerja pada hari itu juga.Kecelakaan ringan: Kecelakaan yang mengakibatkan pekerja kehilangan 1 hari kerja.Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB): Kecelakaan yang megakibatkan pekerja kehilangan 2 sampai 35 hari kerja.Kecelakaan Berat: Kecelakaan yang menyebabkan pekerja kehilangan hari kerja lebih dari 35 hari kerja atau pekerja mengalami cacat tetap.



SEVERITy RATE, TINGKAT KEKERAPAN, DAN MANHOURS

KATEGORI KECELAKAAN 2018 2017 2016

INDONESIA

Severity Rate 0,88 0,74 0,30

Non loss time injury (NLTI) 1,46 1,73 2,24

Loss time injury (LTI) 0,32 0,21 0,21

Nearmiss 799 kejadian 1.028 kejadian 1.366 kejadian

Manhours 106.256.045 jam 86.804.733 jam 81.983.725 jam

LUAR NEGERI

Severity Rate 0,00 0.44 4.31

Non loss time injury (NLTI) 0,44 3.48 6.46

Loss time injury (LTI) 0,00 0.44 3.44

Nearmiss 532 95 kejadian 40 kejadian

Manhours 9.172.745 jam 2.296.121 jam 2.322.783 jam

Keterangan:Data severity rate dan tingkat kekerapan tidak dapat dipisahkan berdasarkan WIKA, mitra kerja dan subkontaktor, hal ini berkaitan dengan kebijakan Perusahaan.

Pada bisnis konstruksi, aspek K3 merupakan hal

yang penting untuk dipenuhi. Pemenuhan K3 yang

excellence akan meningkatkan kepercayaan pelanggan

untuk menggunakan jasa WIKA. Komitmen WIKA

terhadap K3 jelas tertuang dalam Kebijakan SHE WIKA.

Dalam upaya mencapai zero fatality, WIKA mewajibkan

adanya petugas Safety Officer dengan perbandingan

1:50 orang pekerja di setiap proyek.

Pengaruh daMPak k3 terhadaP bisnis Wika [403-7]

Di samping itu, untuk memastikan karyawan WIKA

aman saat bekerja sama dengan pihak eksternal,

WIKA menjamin keselamatan karyawan dengan

memperhatikan skala perusahaan yang bekerja

sama dengan WIKA. WIKA berkomitmen untuk

mengutamakan K3 bagi seluruh karyawan tetap,

bahkan saat WIKA menjadi vendor dalam proyek lain.

Pada proyek berskala kecil, WIKA ikut berperan dalam

menjamin keselamatan bagi seluruh karyawan yang

menjadi bagian dalam proyek tersebut.

62



Jakarta International Velodrome



64



04Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan



WIKA menyadari bahwa menjalankan bisnis di bidang konstruksi secara tidak langsung akan merubah bentang alam, dan peruntukkan lahan. WIKA memastikan bahwa seluruh proyek yang dikerjakan telah melalui proses yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Sebelum pembangunan proyek dimulai, pada tahap

perencanaan WIKA selalu memastikan bahwa pemilik

proyek telah mempunyai dokumen-dokumen perizinan.

Dokumen-dokumen harus dilengkapi di antaranya

dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL),

dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

WIKA terus berupaya melakukan pembangunan

proyek dengan berwawasan lingkungan, dan patuh

pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

WIKA juga telah menerapkan sistem manajemen

lingkungan berbasis ISO 14001:2015. Penerapan

tersebut telah berjalan dengan baik, dan di tahun 2018

WIKA tidak mendapatkan laporan, sanksi ataupun

denda terkait dengan ketidakpatuhan terhadap hukum

dan peraturan lingkungan.

WIKA masuk dalam Indeks 25 Perusahaan SRI KEHATI 2018. Capaian ini menunjukkan komitmen WIKA sebagai perusahaan yang akan terus meningkatkan kinerja ekonomi dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Mengelola Dampak Proyek

Infrastructure - LRT Jakarta

66



Mengelola daMPak negatif terhadaP lingkungan

Proses konstruksi secara tidak

langsung turut berkontribusi pada

pengeluaran emisi karbon yang

berdampak pada polusi udara

dan pemanasan global. WIKA

sadar dan peduli akan pentingnya

memerangi pemanasan global

ini dan mendukung SDG. Sejalan

dengan komitmen ini, WIKA melalui

kegiatan produksinya akan terus

berupaya membangun konstruksi

yang ramah lingkungan.

Salah satu produk WIKA yang

mendukung kelestarian lingkungan

adalah membangun konstruksi

hijau (green construction), dan

bangunan hijau (green building).

Pada prosesnya, pembangunan

akan mengutamakan penggunaan

material yang ramah lingkungan,

mengurangi penggunaan kayu,

serta menurunkan konsumsi energi

hingga 30% dibandingkan dengan

gedung konvensional. Konsep

mekanikal yang diterapkan juga

mengacu pada desain ramah

lingkungan (green building),

dengan menerapkan sistem

transportasi vertikal, lift, dan

eskalator yang hemat energi.

Secara tidak langsung, kegiatan

WIKA ini telah mendukung Tujuan

7: Energi Bersih dan Terjangkau,

Tujuan 9: Industri Inovasi dan

Infrastruktur, dan Tujuan 13:

Penanganan Perubahan Iklim dari

SDGs.

Mobilitas peralatan berat pada

proses konstruksi banyak

menyumbang emisi karbon, serta

akan meningkatkan pencemaran

udara dan debu. Salah satu

inisiatif WIKA dalam mengelola

dampak negatif dari pengerjaan

proyek yakni dengan melakukan

penyiraman pada area proyek

setiap hari. Air yang digunakan

untuk menyiram adalah air hujan

yang tertampung dan sebagian air

dari PT AETRA.

WIKA juga memperhatikan

pengelolaan dampak dari limbah

proyek, seperti limbah cair yaitu

air larian bekas konstruksi yang

bercampur dengan tanah. WIKA

juga patuh pada semua peraturan

lingkungan, misalnya membuat

instalasi pengolahan air limbah

pada proyek yang sedang dibangun.

Untuk limbah padat baik yang

mengandung Bahan Berbahaya

dan Beracun (B3) ataupun non-B3,

WIKA tidak mengelolanya secara

langsung. Namun demikian, sudah

ada kesepakatan dengan owner

terkait pengelolaan limbah. Limbah

tersebut akan diangkut dan dikelola

oleh pihak ketiga yang disewa oleh

owner dan atau oleh owner sendiri

seperti pada beberapa proyek milik

PERTAMINA.

Dalam pelaksanaannya, WIKA

berupaya untuk meminimalkan

dampak kepada pemukiman

dan lingkungan tempat tinggal

masyarakat. Sepanjang tahun 2018,

WIKA tidak melakukan kegiatan

relokasi masyarakat terkait dengan

proyek-proyek yang dijalankan.

Demikian juga, tidak ada proyek

yang dilaksanakan di lokasi

dengan tingkat keanekaragaman

hayati tinggi, maupun kawasan

konservasi. [G4-CRE7]



MekanisMe Pengaduan di lokasi Proyek

WIKA menyediakan media untuk

menyalurkan keluhan maupun

pengaduan dari masyarakat terkait

dampak negatif lingkungan yang

diakibatkan oleh pengerjaan proyek-

proyek WIKA. Semua laporan

pengaduan maupun keluhan dari

masyarakat akan dicatat dalam form

Catatan Peluang Perbaikan (CPP) dan

Permintaan Tindakan Korektif dan

Preventif (PTKP). Laporan CPP & PTKP

harus diketahui oleh penanggung

jawab proyek dan verifikator.

Seluruh keluhan maupun pengaduan

yang masuk, akan dievaluasi dan

diawasi oleh pihak internal dan

eksternal agar berjalan efektif. WIKA

memiliki target penyelesaian untuk

semua temuan keluhan yang masuk

yakni paling lama dua bulan. Keluhan

wajib disampaikan kepada Departemen

Representative (DR), Manajer Divisi

dan General Manager ditembuskan

kepada Manajemen Representative

(MR) maksimal tiga jam setelah

keluhan diterima.

daMPak Positif dari Proyek-Proyek Wika

Dalam setiap pengerjaan proyek, WIKA selalu berupaya untuk

mencapai kualitas maksimal, dan tanggung jawab untuk

keberlanjutan. Bagi WIKA, tanggung jawab untuk keberlanjutan

mencakup komitmen untuk dapat memberi value dan dampak

positif di manapun proyek berada.

WIKA memiliki kebijakan yakni di setiap pengerjaan proyek

diwajibkan untuk melaksanakan CSR bagi lingkungan dan

masyarakat di sekitar masing-masing proyek. CSR di tingkat

proyek dikelola oleh pekerja di lokasi proyek, kemudian wajib

dilaporkan ke WIKA pusat.

Berikut ini adalah beberapa kegiatan CSR yang telah berjalan di

lokasi proyek-proyek WIKA:

CSR PLTMG BIMA 50MW

Proyek PLTMG BIMA 50MW berada di wilayah Kabupaten Sumbawa,

WIKA melakukan kegiatan CSR di beberapa desa/keluarahan yang

tersebar di wilayah tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan, antara

lain WIKA Mengajar, pemberian bahan bangunan, pembagian

toren air, pembagian sembako, pembagian hewan qurban, serta

bantuan kepada korban gempa.

CSR RUSUNAWA PENGADEGAN

CSR di proyek Rumah Susun yang berlokasi Kelurahan Pengadegan,

Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, dipelopori oleh Deny Magni

Sundara selaku Manajer Proyek. Melalui CSR, WIKA dapat berperan

aktif dalam membantu memberdayakan lingkungan sekitar

proyek. Program yang dilaksanakan di lokasi proyek tersebut yakni

penanaman hidroponik, pembuatan mural, serta usaha pencucian

mobil.

68



Pelaksanaan CSR WIKA mendapatkan penghargaan Program Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat ‘Terbaik’ kategori Konstruksi dari Warta Ekonomi pada 30 April 2018.

Pembangunan rangka hidroponik dilakukan secara

bertahap, karena pembuatannya dilakukan di rumah

penduduk dan di kantor Kelurahan Pengadegan. Bahan-

bahan yang digunakan untuk membangun rangka

hidroponik yaitu dari pipa-pipa yang tidak terpakai lagi

di proyek. Keberhasilan program salah satunya ditandai

dengan tumbuh suburnya tanaman hidroponik, yang

kemudian berdampak pada perubahan lingkungan di

Pengadegan. Daerah tersebut semakin rindang dan

dipenuhi oleh sayur-mayur organik. Warga pun dapat

menjual hasil kebun mereka untuk mendapatkan

penghasilan tambahan.

Penyelenggaraan CSR di lokasi proyek diarahkan pada

pembekalan keahlian masyarakat sekitar. Harapannya,

setelah proyek selesai dan WIKA meninggalkan

wilayah tersebut, masyarakat di sekitar proyek dapat

menggunakan keahliannya sebagai bekal mata

pencaharian dan menghidupi keluarganya. Secara

tidak langsung, WIKA turut mendukung Tujuan 1

Tanpa Kemiskinan, dan Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan

Pertumbuhan Ekonomi dari SDGs.



WIKA berkomitmen untuk memberikan dampak positif berupa nilai-nilai sosial melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial (CSR) dan PKBL. Kegiatan CSR yang dilakukan WIKA diarahkan untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Salah satu pilar CSR WIKA

adalah WIKA Pintar. Melalui

Program WIKA Mengajar, WIKA

ingin menjadi bagian dari upaya

mencerdaskan segenap anak

Indonesia, sekaligus mendukung

Tujuan 4 Pendidikan Berkualitas

dari SDGs. Melalui program

WIKA Mengajar, peserta diajak

untuk mengenal peran BUMN,

serta mengetahui manfaat

pembangunan dari proyek WIKA

yang berada di sekitar tempat

tinggal siswa.

Pengajar terdiri atas jajaran

direksi dan manajemen, yang

didampingi oleh pekerja WIKA

yang berasal dari generasi muda

WIKA (WIKA Millennials). WIKA

Mengajar hadir di hadapan

kurang lebih 5.800 siswa dari 58

SMP/MTS yang tersebar di 34

provinsi di seluruh Indonesia.

Dukungan pada Asian Games WIKA mendukung Asian Games 2018 di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, WIKA mengambil bagian dalam prosesi obor Asian Games di Purwakarta, Cianjur, dan Jakarta Timur. Di ketiga kota ini, WIKA melibatkan ratusan pelari dari WIKA Runners. Selain itu, WIKA bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk mendorong partisipasi lebih dari seribu komunitas yang berpusat di lokasi prosesi obor.

Wika Mengajar

Distribusi Nilai-Nilai Sosial

70



WIKA memberikan dampak sosial melalui kegiatan

tahunan yang diprakarsai oleh Kementerian BUMN

yaitu BUMN Hadir Untuk Negeri (BHUN). Pada tahun

2018, WIKA telah melaksanakan program BHUN,

bersinergi dengan Perum LPPNPI (Airnav Indonesia),

PT Taspen (Persero) dan PT Biro Klasifikasi Indonesia

(Persero), dengan jumlah dana yang dikeluarkan sebesar

Rp3.777.264.157. Di tahun yang sama, WIKA melaksanakan

Program Pembangunan Jembatan Bengkulu, bersinergi

dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Pelabuhan

Indonesia II (Persero), dan mengeluarkan dana sebesar

Rp955.302.285. Kegiatan BHUN 2018 antara lain Bedah

Rumah Veteran, Siswa Mengenal Nusantara, kegiatan

upacara bendera, dan lainnya.

ikut serta dalaM buMn hadir untuk negeri

WIKA juga turut menyalurkan dampak sosial kepada

korban bencana alam yang menimpa beberapa wilayah

di Indonesia. Terdapat bencana gempa bumi yang

melanda dua wilayah di Indonesia yakni di Kota Palu

dan Lombok. Bantuan yang dikirimkan WIKA ke kota

tersebut antara lain uang, barang, mobil ambulans,

dan bantuan evakuasi lokasi bencana menggunakan

alat berat, dengan total dana yang tersalur mencapai

Rp1,06 miliar.

tanggaP Pada korban benCana alaM

Pada 29 Oktober 2018, Kementerian BUMN memberi WIKA penghargaan atas Pelaporan BHUN 2017 Terbaik. Selain itu, WIKA juga mendapatkan penghargaan sebagai Pemenang Terbaik II Kategori Bedah Rumah Veteran 2015-2017 di bawah 100 Rumah.



Upaya WIKA untuk menjaga kelestarian lingkungan dilakukan mulai dari lingkungan kerja sendiri. WIKA mendukung konservasi air melalui himbauan dan sosialisasi pemakaian air secukupnya di area kantor.

Untuk memenuhi kebutuhan domestik kantor, WIKA

berlangganan air dari PT AETRA. Di tahun 2018, total biaya air

sebesar Rp376,08 juta.

Hingga kini, WIKA masih mencatat pemakaian air di kantor

pusat. Untuk pengelolaan air di lokasi proyek dilakukan secara

mandiri, dan dipantau oleh kantor pusat. WIKA tidak melaporkan

pencatatan pemakaian air dari proyek karena banyaknya

proyek WIKA di berbagai wilayah, sehingga belum dapat

dikonsolidasikan.

Upaya lain WIKA untuk mendukung pelestarian lingkungan yakni

dengan cara melakukan penghematan energi di Kantor Pusat.

WIKA memberikan pemahaman dan meningkatkan kepedulian

seluruh pekerja tentang penghematan energi. Di semua sumber

energi di Kantor Pusat ditempel stiker himbauan untuk mematikan

semua sumber energi setelah selesai digunakan. Konsumsi energi

selama tahun 2018 yang berasal dari penggunaan energi listrik

di Kantor Pusat sebesar 2.363.007 kWh. Di tahun 2018, total

yang dikeluarkan WIKA untuk penggunaan listrik sebesar Rp3,48

miliar.

Upaya WIKA untuk mengelola limbah kantor masih dibantu oleh

jasa pihak ketiga untuk mengelolanya. Namun demikian, WIKA

sudah menyediakan tempat sampah yang memisahkan sampah

organik dan anorganik.

Upaya WIKA Dalam Menjaga Lingkungan

VOLUME PEMAKAIAN AIR DI KANTOR PUSAT (PT AETRA)

2018

2017

28.410 m3

26.184 m3

KONSUMSI ENERGI DIKANTOR PUSAT (LISTRIK DARI PLN)

2018

2017

2.363.007 kWh

2.345.989 kWh

72



74



05Tentang Laporan Keberlanjutan



Laporan Keberlanjutan 2018 PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk atau WIKA berisi informasi kinerja keberlanjutan, yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam kurun waktu 1 Januari hingga 31 Desember 2018 atau dalam periode tahunan. Laporan ini merupakan kesinambungan dari Laporan Keberlanjutan 2017, yang telah diterbitkan pada bulan April 2018. [102-50, 102-51, 102-52]

Pedoman yang digunakan oleh WIKA dalam menyusun

laporan ini, yaitu Standar Global Reporting Initiative

(GRI)yangmengacupadaopsi‘core’.Penyajianinformasi

dalam laporan ini juga merujuk pada pengungkapan

sektor konstruksi dan real estate (Construction and Real

Estate/CRE) yang dikeluarkan oleh Global Reporting

Initiative (GRI) versi 4 (G4). Sebagai perusahaan publik

yang patuh pada peraturan yang berlaku di Indonesia,

Laporan Keberlanjutan 2018 WIKA juga berpedoman

pada POJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan

Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan,

Emiten, dan Perusahaan Publik. [102-54]

Sejak tahun 2015, Laporan Keberlanjutan WIKA telah

diverifikasi melalui proses assurance oleh pihak ketiga

dan merupakan Perusahaan EPC pertama dan satu-

satunya hingga saat ini yang menyertakan laporan

independent assurance statement. WIKA menggunakan

jasa pihak independen pada proses assurance dan

dipastikan tidak ada konflik kepentingan dengan

Perseroan. Kegiatan pembuatan Laporan Keberlanjutan

WIKA hingga proses assurance dipantau oleh Sekretaris

Perusahaan WIKA dan dilakukan oleh Departemen

Sekretariat Perusahaan. Untuk laporan keberlanjutan

tahun 2018, proses assurance dilaksanakan pada

tanggal 12 dan 13 Maret 2019 oleh pihak independen,

bertempat di WIKA Tower 2, Jakarta. [102-56]

[102-3, 102-53]

Kontak Terkait Laporan:

PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk

Puspita AnggraeniSekretaris Perusahaan

Kantor PusatWIKA TOWER 2JL. D.I. Panjaitan Kav. 10Jakarta 13340 - IndonesiaTelp. +6221-80679200Fax. +6221-22893830Email: [email protected] web: http://www.wika.co.id

Profil Laporan Keberlanjutan

76



Isi Laporan Keberlanjutan WIKA mencakup tiga aspek yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang secara lebih dalam diungkapkan melalui prioritas topik signifikan/topik material tertentu.

Tahapan pertama pada pembuatan laporan

keberlanjutan yakni diskusi untuk membahas isu-isu

yang berpengaruh signifikan bagi bisnis WIKA selama

tahun 2018, serta menentukan topik material. Topik

material ditentukan melalui proses diskusi antara

pihak internal yang diwakili oleh masing-masing

dari Departemen SHE, Departemen HC, Departemen

Finance, Biro IR, Sekretariat Perusahaan dan pihak

eksternal diwakili oleh akademisi dan pengamat laporan

keberlanjutan. Diskusi berlangsung di WIKA Tower lt. 2

pada 17 Desember 2018. [102-46]

Dalam menentukan isi laporan, WIKA juga

mempertimbangkan pencapaian tahun 2018, peristiwa

penting yang terjadi, harapan untuk 2019, serta

kebutuhan pemangku kepentingan. Hal tersebut

seluruhnya menjadi dasar analisis topik material

Laporan Keberlanjutan WIKA tahun 2018. WIKA

menggali kebutuhan pemangku kepentingan melalui

interaksi dan hubungan yang terbangun.

Keterlibatan pemangku kepentingan dalam memberikan

kritik, saran, dan masukan sangat diperlukan untuk

menentukan topik material. Hal tersebut berkaitan

dengan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan operasi

WIKA, dan respons WIKA terhadap dampaknya kepada

pemangku kepentingan. Atas saran semua input yang

disampaikan oleh pihak independen selaku assuror

laporan, maka WIKA meresponnya melalui informasi

secara umum yang disampaikan dalam laporan ini.

WIKA menentukan pemangku kepentingan utama

berdasarkan tingkat kedekatan (proximity) dan tingkat

kepentingan (level of interest). Secara internal, hubungan

dibangun melalui berbagai saluran komunikasi untuk

berinteraksi, seperti melalui surat elektronik dan rapat

berkala. Secara eksternal, WIKA terlibat dengan klien

dan pemangku kepentingan lainnya melalui kegiatan

proyek sehari-hari, serta di berbagai keanggotaan dan

asosiasi industri. Dari hubungan yang sudah terbangun,

WIKA berupaya mengidentifikasi dan menjawab isu dan

topik utama masing-masing pemangku kepentingan.

[102-42, 102-43]

Tahapan dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan dalam Pembuatan Laporan



Kreditur memiliki peran penting dalam mendukung finansial perusahaan.

Pendekatan terhadap kreditur dan keterlibatannya dengan bisnis WIKA

berlangsung pada saat pertemuan untuk membahas pemberian kredit. Frekuensi

pertemuan dengan kreditur dilakukan sesuai dengan jangka waktu dan jatuh tempo

kredit. [102-43]

Topik utama dan kebutuhan kreditur mencakup kelengkapan dokumen yang diperlukan untuk

memperoleh kredit, laporan keuangan perusahaan, serta kejelasan sumber dana untuk membayar

kredit. Dari kebutuhan tersebut, WIKA merespons dengan cara memberikan dokumen yang

diperlukan untuk mendukung kelancaran proses kredit, memberikan informasi lain yang diperlukan,

serta melakukan kewajiban selalu debitur sesuai ketentuan hukum yang berlaku. [102-44]

Regulator merupakan pemangku kepentingan yang mengawasi

terlaksananya kepatuhan WIKA terhadap peraturan yang berlaku. Regulator

mencakup pihak Kementerian yang ada Indonesia, Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah, Badan pengawas pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), serta regulator lainnya yang selama ini berhubungan dengan bisnis WIKA.

Pendekatan terhadap regulator dan keterlibatannya dengan WIKA berlangsung pada saat

terjadi pertemuan antara kedua belah pihak untuk membahas pemenuhan perusahaan terhadap

peraturan yang berlaku. Pertemuan dilakukan minimal satu bulan sekali. [102-43]

Topik utama dan kebutuhan regulator mencakup pemenuhan persyarakatan sesuai peraturan yang

berlaku, serta informasi yang dibutuhkan dan relevan dengan kegiatan perusahaan. Dari kebutuhan

tersebut, WIKA merespons dengan cara melakukan kegiatan PKBL dan melaporkannya, membuat

laporan tahunan dan laporan keberlanjutan kemudian melaporkannya kepada Kementerian BUMN,

OJK, dan pihak berkepentingan lainnya. Selain itu, WIKA juga memberikan input sesuai dengan

kapasitas WIKA sebagai BUMN. [102-44]

78



Merupakan pemangku kepentingan utama yang memiliki kendali atas

perusahaan.

Pendekatan terhadap pemegang saham dan keterlibatannya dengan bisnis WIKA

berlangsung pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan setiap satu

tahun sekali, RUPS Luar Biasa yang dilakukan minimal satu kali dalam setahun. [102-43]

Topik utama dan kebutuhan pemegang saham mencakup informasi kinerja tahunan WIKA, besarnya

pendapatan yang diperoleh, laba/rugi perusahaan, kinerja keberlanjutan, serta infromasi terkait

perubahan struktur manajemen. Dari kebutuhan tersebut, WIKA merespons dengan cara membuat

laporan tahunan, laporan keberlanjutan, laporan PKBL, serta laporan keuangan. [102-44]



Mitra kerja mencakup pemasok, kontraktor, konsultan, dan rekan bisnis

lainnya. Mitra kerja merupakan pemangku kepentingan yang berperan dalam

menggerakkan rantai suplai untuk kelancaran kegiatan operasi perusahaan.

Pendekatan terhadap mitra kerja dan keterlibatannya dengan bisnis WIKA

berlangsung pada saat pertemuan untuk membahas tender, negosiasi pekerjaan sesuai

dengan jadwal yang ditetapkan pada masing-masing penawaran pekerjaan. Dalam satu tahun

tercatat lebih dari satu kali pertemuan. [102-43]

Topik utama dan kebutuhan mitra kerja mencakup pemenuhan hak atas pekerjaan yang dilakukan,

jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), perolehan kontrak, evaluasi penyedia jasa dan

pemasok, serta informasi terkait kebijakan pengadaan barang dan jasa dari Biro Supply Chain

Management. Dari kebutuhan tersebut, WIKA merespons dengan cara memberikan informasi yang

jelas pada saat proses tender berlangsung, dan melakukan kerja sama sesuai kontrak yang disepakati

dengan mitra. [102-44]

Merupakan pemangku kepentingan utama dan penggerak bisnis

perusahaan.

Pendekatan terhadap karyawan dan keterlibatannya dengan bisnis WIKA

berlangsung saat melakukan pekerjaan setiap harinya, saat rapat terkait pekerjaan

yang berlangsung sesuai kebutuhan, serta rapat pembahasan PKB yang dilakukan

setiap dua tahun sekali. [102-43]

Topik utama dan kebutuhan karyawan mencakup pemenuhan hak-hak normatif karyawan,

perlindungan kerja, jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kebebasan berserikat,

pendidikan dan pelatihan, serta jenjang karir. Dari kebutuhan tersebut, WIKA merespon dengan cara

membentuk forum bipartit dan tripartit, mendukung pembentukan dan kegiatan Serikat Pekerja,

menyediakan Alat Perlindungan Diri (APD) bagi pekerja dan penerapan standar K3, menyediakan

fasilitas kesehatan, rutin mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan, dan melakukan evaluasi

kerja untuk menentukan jenjang karir karyawan. [102-44]

80



Merupakan pemangku kepentingan yang menjadi mitra WIKA dalam

menyalurkan inisiatif-inisiatif pengembangan nilai-nilai sosial.

Pendekatan terhadap masyarakat dan keterlibatannya dengan WIKA berlangsung

pada saat pelaksanaan program CSR yang diadakan minimal satu kali salam setahun

atau sesuai dengan kebutuhan. Selain itu WIKA juga membangun hubungan dengan

masyarakat melalui kegiatan PKBL yang dilakukan minimal dua kali dalam setahun. [102-43]

Topik utama dan kebutuhan masyarakat mencakup kondisi lingkungan tempat tinggal mereka,

terutama yang berdekatan dengan lokasi proyek WIKA, serta mata pencaharian. Dari kebutuhan

tersebut, WIKA merespons dengan cara konsisten melakukan kegiatan PKBL, melakukan kegiatan

CSR untuk masyarakat di sekitar lokasi proyek, dan berupaya untuk meminimalkan dampak negatif

terhadap lingkungan dari adanya pembangunan proyek. [102-44]

Pemangku kepentingan yang menjadi sumber utama pendapatan

perusahaan.

Pendekatan terhadap pemberi kerja (owner) dan keterlibatannya dengan bisnis

WIKA berlangsung pada saat pertemuan untuk membahas kontrak kerja serta

penandatangan kontrak kerja, serta saat peresmian proyek (launching). Frekuensi

pertemuan dengan para pemberi kerja tergantung dengan jumlah proyek yang diperoleh

WIKA, dalam setahun minimal dilakukan satu kali pertemuan dengan pemberi kerja. [102-43]

Topik utama dan kebutuhan pemberi kerja mencakup laporan pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian

pekerjaan tepat waktu dan tepat anggaran, serta jaminan kualitas produk dan jasa sesuai dengan

kontrak yang disepakati. Dari kebutuhan tersebut, WIKA merespon dengan cara menyampaikan

laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak, mengkaji kontrak kerja, menyediakan

produk dan jasa sesuai ISO 9001: 2015, memberikan masa pemeliharaan atas produk, dan melakukan

survei kepuasan. [102-44]



PERUBAHAN TOPIK MATERIAL [102-49]

TOPIK MATERIAL 2017

TOPIK MATERIAL 2018

PENJELASAN

Kinerja Ekonomi dan Perubahan Iklim

Kinerja Ekonomi Pengungkapantopik‘kinerjaekonomi’akanlebihdifokuskanpadakinerja keuangan di tahun 2018. Di sisi lain, implikasi keuangan yang disebabkan oleh bencana alam maupun dampak dari perubahan iklim akan disampaikan dalam laporan ini, namun bukan sebagai topik material.

Keamanan dan Integritas Konstruksi

Kemanan dan intergritas konstruksi merupakan topik yang penting bagi WIKA dan merupakan standar kualitas produk. Implementasinya terus dilakukan di setiap pembangunan proyek di setiap tahun. Namun demikian, di tahun 2018 topik tersebut tidak menjadi prioritas untuk disampaikan secara mendalam.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Topik‘KeselamatandanKesehatanKerja(K3)’merupakantopikyangsangat penting untuk diungkapkan kembali di tahun 2018, seiring dengan isu kecelakaan kerja di tahun 2018 yang banyak dialami oleh perusahaan konstruksi di Indonesia, dan upaya WIKA dalam mengelola K3.

Pelatihan dan Pendidikan


Topik‘pelatihandanpendidikan’masihmenjaditopikyangpentingbagi WIKA untuk disampaikan di tahun 2018, mengingat adanya pengembangan lini bisnis sehingga perlu adanya pengembangan kompetensi pekerja agar dapat mengikuti perkembangan bisnis perusahaan.

Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Informasi mengenai dampak ekonomi tidak langsung disampaikan pada bab sosial kemasyarakatan, namun tidak menjadi topik material di tahun 2018.

Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Informasi mengenai dampak ekonomi tidak langsung disampaikan pada bab sosial kemasyarakatan, namun tidak menjadi topik material di tahun 2018.

Praktik Pengadaan

Banyaknya kontrak yang diperoleh di tahun 2018, berdampak pada penyediaan barang dan jasa untuk memperlancar kegiatan operasi. Olehsebabitu,topik‘praktikpengadaan’menjadiperhatiandandianggap penting untuk dilaporkan.

Anti-Korupsi Selama ini WIKA telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya korupsi, dan berhasil menciptakan lingkungan kerja yang bersih. Atas berbagai upaya yang telah dilakukan, maka menganggap bahwa topik anti-korupsi penting untuk disampaikan.

Topik material yang terpilih untuk disampaikan dalam Laporan Keberlanjutan 2018 WIKA terdiri atas Kinerja

Ekonomi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Pelatihan dan Pendidikan, Praktik Pengadaan, dan Anti-korupsi.

Terdapat perubahan topik material dari laporan sebelumnya, demikian juga batasannya. [102-47, 102-49]

82



MATRIKS TOPIK MATERIAL TAHUN 2018 [102-47]

Ber

peng

aruh

pad

a Pe

nila

ian

dan

Peng

ambi

lan

Kepu

tusa

n Pe

man

gku

Kepe

ntin

gan

Signifikansi Terhadap Dampak Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial

loW

loW

hig

h

high

Praktik Pengadaan

5

Pendidikan dan Pelatihan

4Anti-Korupsi

3

Kinerja Ekonomi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2

1

GARIS HUBUNGAN DAN KEPENTINGAN TOPIK MATERIAL [103-1]

Kinerja ekonomi menjadi pondasi perusahaan untuk

menjalankan bisnis.

Mempertahankan zero fatality adalah prioritas utama, karena

karyawan merupakan aset yang berharga bagi WIKA.

Pendidikan dan pelatihan merupakan dasar terbentuknya karyawan yang unggul sebagai tulang punggung bagi semua kegiatan operasional WIKA.

Komitmen terhadap penegakan anti-korupsi dilakukan dengan cara

menggalakkan anti-gratifikasi, pelaporan pajak pribadi bagi karyawan, penerapan kode etik, serta Laporan Harta Kekayaan

Penyelenggara Negara (LHKPN).

keselaMatan & kesehatan kerja Pelatihan & Pendidikan

anti-koruPsi

kinerjaekonoMi

PraktikPengadaan

Praktik pengadaan mendukung kelancaran operasi dalam menyediakan barang dan jasa, sehingga berkontribusi

pada pencapaian target ekonomi perusahaan.

Kinerja K3 yang unggul akan berpengaruh pada kualitas pekerjaan dan reputasi perusahaan, yang akhirnya akan

menjadi pertimbangan pelanggan untuk

menggunakan jasa WIKA. Jika tidak dikelola dengan

baik, hal tersebut akan mempengaruhi

pendapatan perusahaan di kemudian hari.

WIKA mengalokasikan

DANA untuk mndukung K3.

Pencegahan terhadap korupsi dilakukan untuk melindungi aset perusahaan. Oleh sebab itu

dilakukan pengawasan ketat pada Biro Supply Chain Management untuk menghindari adanya pembelanjaan dan tagihan fiktif.

Praktik pengadaan juga mencakup pengadaan jasa

narasumber untuk memfasilitasi

program pelatihan karyawan, serta

kebutuhan lainnya untuk mendukung program pelatihan & pendidikan bagi

karyawan.

Praktik pengadaan juga mencakup pengadaan barang berupa atribut

keselamatan.

WIKA memberikan pelatihan dan pendidikan terkait K3, untuk menambah kesadaran dan

pengetahuan karyawan terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.



BATASAN TOPIK MATERIAL

TOPIK MATERIAL

BATASAN

IDENTIFIKASI TERJADINyA DAMPAKKETERLIBATAN WIKA ATAS DAMPAK yANG

TERJADI

Kinerja Ekonomi Berdampak pada pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal.

WIKA menghasilkan nilai ekonomi untuk keberlanjutan perusahaan dan keuntungan pemangku kepentingan, serta menyisihkan laba untuk berkontribusi membiayai kegiatan berbasis sosial dan lingkungan.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Dampak K3 dapat terjadi di area proyek maupun kantor. Pelaksanaan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan menghindarkan pekerja dari kecelakaan dan sakit akibat kerja. Secara langsung, kinerja K3 yang unggul akan berdampak pada kinerja perusahaan untuk mencapai operational excellence.

WIKA memiliki Departemen SHE yang mengelola penerapan K3, dan menyediakan segala kebutuhan terkait K3.

Praktik Pengadaan

Praktik pengadaan merupakan bagian dari rantai pasokan yang penting bagi kegiatan operasi WIKA. Pengadaan yang dilaksanakan tepat waktu dan berkualitas akan berdampak positif bagi kelancaran pembangunan proyek.

1. Membuat kebijakan terkait pengadaan;2. Melakukan praktik pengadaan sesuai prosedur

dan kebijakan yang berlaku;3. Menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok

dan mitra lainnya;4. Bekerja sama dengan pemasok lokal;5. Melakukan pembayaran tepat waktu.

Anti-Korupsi

Korupsi merupakan tindakan yang merugikan perusahaan juga orang lain. Oleh sebab itu, WIKA dengan tegas memerangi korupsi. WIKA memilki kebijakan anti-korupsi dan melakukan upaya sosialisasi anti-korupsi dengan tujuan untuk melindungi aset dan reputasi perusahaan.

1. Membuat kebijakan anti-korupsi;2. Melakukan sosialisasi anti-korupsi;3. Melakukan assessment terhadap operasi yang

berpotensi terhadap korupsi;4. Memberikan pelatihan terkait anti-korupsi;5. Memberikan sanksi dan hukuman kepada

pelaku korupsi.


Pelatihan dan pendikan bagi pekerja merupakan bagian dari proses kerja. Dampak dari pelatihan dan pendidikan yakni menghasilkan pekerja yang memiliki skill dan kompetensi unggul, sehingga dapat bekerja dengan efektif.

1. WIKA melakukan evaluasi kinerja bagi para pekerja;

2. WIKA menyediakan berbagai modul pendidikan dan pelatihan;

3. WIKA memberikan kesempatan bagi pekerja untuk mendapatkan sertifikasi pekerjaan.

Dari topik-topik material yang telah terpilih, WIKA mengidentifikasi dampaknya baik positif maupun negatif

terhadap pemangku kepentingan. Lebih lanjut, WIKA juga melakukan upaya untuk mengelola dampak tersebut.

[102-46, 102-47]

84



Sepanjang proses pembuatan laporan, WIKA mengikuti prinsip-prinsip penentuan isi laporan dan kualitas laporan,

yakni:

Seluruh data dan informasi berasal dari kantor pusat

WIKA di Jakarta yang meliputi Pusat Manajemen

dan Departemen Operasi. Khusus untuk laporan

keberlanjutan, WIKA tidak menyertakan informasi dan

data dari entitas anak, pemasok, maupun entitas lain

di luar perusahaan induk. Namun demikian, data dan

informasi keuangan berasal dari laporan keuangan

konsolidasi yang mencakup WIKA sebagai induk, dan

tujuh entitas anak yang terdiri atas WIKA Beton, WIKA

Industri Konstruksi, WIKA Bitumen, WIKA Gedung,

WIKA Rekayasa Konstruksi, WIKA Realty, dan WIKA

Serang Panimbang. [102-45]

Sesuai dengan industrinya, dalam Laporan Keberlanjutan

WIKA juga disampaikan informasi dan data-data yang

diminta dalam GRI G4 Pengungkapan Sektor Konstruksi

dan Real Estate (Construction and Real Estate/CRE).

Namun demikian pada pengungkapan suplemen sektor

konstruksi dan real estate (Construction and Real

Estate/CRE), WIKA belum dapat memenuhi permintaan

pada beberapa pengungkapan antara lain:

1. Intensitas energi gedung [G4-CRE1], data belum

tersedia;

2. Intensitas air gedung [G4-CRE2], data belum tersedia;

3. Intensitas emisi GRK gedung [G4-CRE3], data belum

tersedia;

4. Intensitas emisi GRK dari kegiatan konstruksi baru

dan pembangunan ulang [G4-CRE4], data belum

tersedia;

5. Remediasi tanah dan atau remediasi lahan yang

sudah ada [G4-CRE5], pengungkapan tidak relevan.

Pengecualian

Laporan Keberlanjutan

Prinsip penentuan kualitas laporan• Keakuratan• Keseimbangan(informasipositif

dan negatif)• Kejelasan• Komparabilitas(dapat

dibandingkan)• Keandalan(dapatdipercaya)• Ketepatanwaktu

Prinsip penentuan isi laporan• Keterlibatanpemangku

kepentingan• Kontekskeberlanjutan•Materialitas• Kelengkapan



REFERENSI SILANG INDEKS ISI STANDAR GRI DAN POJK

STANDAR GRI PENGUNGKAPAN HALAMAN POJK 51/OJK.03/2017

GRI 102: Pengungkapan Umum 2016

102-1 Nama organisasi 12 3.b

102-2 Kegiatan, merek, produk, dan jasa 16 3.d

102-3 Lokasi kantor pusat 76 3.b

102-4 Lokasi operasi 22, 23 3.c.4

102-5 Kepemilikan dan bentuk hukum 12 3.c.3

102-6 Pasar yang dilayani 23 -

102-7 Skala organisasi 21, 223.c.13.c.2

102-8 Informasi mengenai karyawan 44, 45 3.c.2

102-9 Rantai pasokan 35 -

102-10 Perubahan signifikan 16, 18, 23 3.f

102-11 Pendekatan atau prinsip pencegahan 27 -

102-12 Inisiatif eksternal 18 -

102-13 Keanggotaan asosiasi 20 3.e

102-14 Pernyataan dari pembuat keputusan senior 61

4.a4.c

102-16 Nilai, prinsip, standar, dan norma perilaku 13 3.a

102-18 Struktur tata kelola 15, 27 5.a

Indeks Isi Standar GrI dan referensi PoJK No.51/PoJK.03/2017 [102-55]

86






102-40 Daftar kelompok pemangku kepentingan 78-815.d.15.d.2

102-41 Perjanjian perundingan kolektif 44 -

102-42Mengidentifikasi dan memilih pemangku kepentingan

77 5.d.1

102-43Pendekatan terhadap keterlibatan pemangku kepentingan

77-81 5.d.2

102-44 Topik utama dan masalah 78-81 5.e

102-45Entitas yang termasuk dalam laporan keuangan dikonsolidasi

85 -

102-46 Menetapkan isi laporan dan batasan topik 77, 84 -

102-47 Daftar topik material 82-84 -

102-48 Penyajian kembali informasi 21, 32 -

102-49 Perubahan dalam pelaporan 82 -

102-50 Periode pelaporan 76 -

102-51 Tanggal laporan terbaru 76 -

102-52 Siklus pelaporan 76 -

102-53 Kontak 76 -

102-54 Kesesuaian dengan standar GRI 76 -

102-55 Indeks isi GRI 86-90 -

102-56 Assurance oleh pihak eksternal 76 -





TOPIK MATERIAL

kinerja ekonoMi

GRI 103: Pendekatan Manajemen 2016

103-1 Penjelasan topik material dan batasannya 83 -

103-2 Pendekatan manajemen dan komponennya 31 -

103-3 Evaluasi pendekatan manajemen 31, 33 -

GRI 201: Kinerja Ekonomi 2016

201-1Nilai ekonomi langsung yang diperoleh dan didistribusikan

31, 322.a.22.a.3

201-2 Implikasi finansial akibat perubahan iklim 30 -

201-3Kewajiban pada program imbalan pasti dan program pensiun lainnya

33, 34 -

201-4 Bantuan finansial dari pemerintah 33 -

Praktik Pengadaan





GRI 204: Praktik Pengadaan 2016

204-1 Proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal 36 -

anti-koruPsi





GRI 205: Anti-korupsi 2016

205-1Penilaian terhadap operasi yang memiliki risiko korupsi

39 -

205-2Komunikasi dan pelatihan terkait kebijakan dan prosedur anti-korupsi

39, 40 -

205-3 Kejadian korupsi dan tindakan yang diambil 40 -

88





kesehatan dan keselaMatan kerja (k3)



103-2 Pendekatan manajemen dan komponennya 54, 55 -

103-3 Evaluasi pendekatan manajemen 55 -

GRI 403: Kesehatan dan Keselamatan Kerja2018

403-1Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

54 -

403-2Identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan investigasi

57 -

403-3 Pelayanan kesehatan kerja 58 -

403-4Konsultasi dan komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja

59 -

403-5Pelatihan terkait keselamatan dan kesehatan kerja

60 -

403-6 Promosi kesehatan karyawan 58 -

403-7Pencegahan dan mitigasi atas dampak K3 secara langsung terhadap hubungan bisnis

62 -

403-8Pekerja terlindungi oleh sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

61 -

403-9 Kecelakaan kerja 61 -

403-10 Penyakit akibat kerja 58 -






GRI 404: Pelatihan dan Pendidikan2016

404-1 Rata-rata jam pelatihan per tahun per karyawan 47, 48 -

404-2 Program pengembangan kompetensi 47, 495.b

6.c.2.d

404-3Persentase karyawan menerima evaluasi kinerja dan pengembangan karir

49 -





PengungkaPan sektor konstruksi dan real estate

GRI G4: Pengungkapan Sektor Konstruksi dan Real Estate2013

CRE1 Intensitas energi bangunan 85 -

CRE2 Intensitas air bangunan 85 -

CRE3 Intensitas emisi GRK dari bangunan 85 -

CRE4Intensitas emisi GRK dari konstruksi baru dan kegiatan pengembangan ulang

85 -

CRE5Remediasi tanah dan atau remediasi lahan yang sudah ada

85 -

CRE6 Verifikasi kepatuhan operasional perusahaan 18, 52 -

CRE7Jumlah orang yang dipindahkan dan atau dimukimkan karena dampak dari pembangunan

67 -

CRE8Sertifikasi keberlanjutan, tingkat dan skema labeling untuk konstruksi baru, manajemen, pekerjaan dan redevelopment

18 -

90



REFERENSI POJK

POJK 51/OJK.03/2017 PENGUNGKAPAN HALAMAN

2 Ikhtisar kinerja aspek keberlanjutan 5

4.b

4.b.1 Pencapaian kinerja penerapan Keuangan Berkelanjutan Tidak relevan

4.b.2Penjelasan prestasi dan tantangan termasuk peristiwa penting selama periode pelaporan

6-9

5.cPenjelasan mengenai prosedur Perusahaan Publik dalam mengendalikan risiko keberlanjutan

24, 39, 57, 60

6.aKegiatan membangun budaya keberlanjutan di internal Perusahaan Publik

3

6.b

6.b.1Perbandingan target dan kinerja produksi, portofolio, target pembiayaan, atau investasi, pendapatan dan laba rugi

Informasi terdapat di Laporan Tahunan

6.b.2

Perbandingan target dan kinerja portofolio, target pembiayaan, atau investasi pada instrumen keuangan atau proyek yang sejalan dengan penerapan Keuangan Berkelanjutan

Tidak relevan

6.c

6.c.1Komitmen LJK, Emiten, atau Perusahaan Publik untuk memberikan layanan atas produk dan/atau jasa yang setara kepada konsumen

37, 38

6.c.2.aKesetaraan kesempatan bekerja dan ada atau tidaknya tenaga kerja paksa dan tenaga kerja anak

45

6.c.2.bPersentase remunerasi karyawan tetap di tingkat terendah terhadap upah minimum regional

33

6.c.2.c Lingkungan bekerja yang layak dan aman 53

6.c.3.aInformasi kegiatan atau wilayah operasional yang menghasilkan dampak positif dan dampak negatif terhadap masyarakat sekitar termasuk literasi dan inklusi keuangan

66-69

6.c.3.bMekanisme dan jumlah pengaduan masyarakat yang diterima dan ditindaklanjuti

41

6.c.3.cTJSL pada tujuan pembangunan berkelanjutan meliputi jenis dan capaian kegiatan program pemberdayaan masyarakat

66-72



REFERENSI POJK

POJK 51/OJK.03/2017 PENGUNGKAPAN HALAMAN

6.d

6.d.1 Biaya lingkungan hidup yang dikeluarkan 33, 72

6.d.2 Penggunaan material yang ramah lingkungan 67

6.d.3 Penggunaan energi 72

6.e

6.e.1 kinerja sebagaimana dimaksud dalam huruf d 72

6.e.2Kegiatan atau wilayah operasional yang menghasilkan dampak lingkungan hidup

Tidak relevan

6.e.3.aDampak dari wilayah operasional yang dekat atau berada di daerah konservasi

Tidak ada

6.e.3.b Upaya konservasi keanekaragaman hayati Tidak ada

6.e.4 EmisiData belum

tersedia

6.e.5 Limbah dan efluen 72

6.e.6Jumlah dan materi pengaduan lingkungan hidup yang diterima dan diselesaikan

68

6.f

6.f.1 Inovasi dan pengembangan produk berkelanjutan Informasi ada pada Anak Perusahaan

6.f.2Jumlah dan persentase produk dan jasa yang sudah dievaluasi keamanannya bagi pelanggan

Data belum tersedia

6.f.3Dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari produk dan/atau jasa dan proses distribusi

Tidak relevan

6.f.4 Jumlah produk yang ditarik kembali dan alasannya Tidak relevan

6.f.5 Survei kepuasan pelanggan 41

92



We Power The Nationwww . w i k a . c o . i d



AdaptationTransformationIntegration

94 PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

2018 | Sustainability Report

Throughout 2018, PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk is entrusted to work on many governmental projects. In addition, WIKA also won quite a lot of project auctions in other countries such as Timor Leste, Malaysia, the Philippines, Myanmar, Algeria, Niger, Kingdom of Saudi Arabia, the United Arab Emirates, and Taiwan. From the performance in 2018, WIKA generated a net profit which increased significantly of 52.88% compare to the previous year. After gaining success in the field of construction, WIKA continued to adapt by conducting transformation in business, organization, and work culture to create integration.

Transformation in business lines was adjusted from the previous five pillars to seven pillars.‘Operation&Maintenance’segmentthathadpreviouslybeenincludedin‘Energy&IndustrialPlant’linewasadjustedtobeasegmentunderanewlinecalledConstructionEngineering. Another new line was PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), focusing on the high speed railway work segment. In accordance with the changes in business lines, WIKA also added several work segment focuses. Therefore, adaptation is very necessary to maintain the security and quality of services provided. With a view to supporting the adaptation, especially for the employees, WIKA has compiled Career Management System, an integrated system that manages career promotion, career patterns, and career policies.

Other transformations deal with corporate organization and culture. Whitin the organizational structure, WIKA added new directorate. On April 24, 2018 the Ministry of SOE as major Shareholder assigns WIKA to add Director of Quality, Health, Safety, andEnvironment in theBoardofDirectors.The transformation inWIKA’sculturewillbe realized through a culture journey involving every leader of Work Unit serving as Business Improvement Leader and a role model for the implementation of Agility-Caring-Excellent (ACE).

In line with the workplace adaptation and transformation within the work environment, WIKA also attempts to improve integration in all lines of work. Integration with established targets will contribute to the effectiveness and efficiency of business process.


Sustainability Report | 2018

SUMMARy OF SUSTAINABILITy PERFORMANCE

GREETING FROM THE PRESIDENT DIRECTOR

01 . ABOUT WIKA

WIKA’sProfile

Company Scale

WIKA’sBusinessCharacteristics

Business Ethics and Anti-Corruption

Implementation of the Precautionary Principle

Governance of Corporate Social Responsibility

02 . INTEGRATION TO MAINTAIN ECONOMIC

PERFORMANCE

Grabbing Business Opportunity

WIKA’sEconomicPerformance

Goods and Services Procurement Practice

Commitment to Products and Services Responsibility

Legal Compliance and Anti-Corruption

Maintaining Customer Trust

03 . INTEGRATION TO ENSURE WORK SECURITy AND

QUALITy

WIKA’sPersonnels

Capacity Building for Employees

Certified Employees

Using Certified Equipments

WIKA’sConcernonWork-LifeBalance

Implementation of Safety, Health, & Environment (SHE)

04 . SOCIAL AND ENVIRONMENTAL RESPONSIBILITIES

Managing Project Impacts

Distribution of Social Values

WIKA’sEffortsinPreservingtheEnvironment

ABOUT SUSTAINABILITy REPORT

GRI STANDARD CONTENT INDEX AND REFERENCE OF

POJK NO.51/POJK.03/2017

97

98

103

104

113

116

117

119

119

121

122

123

127

129

131

133

135

136

138

143

144

145

146

157

158

162

164

167

178

IDR31,158.19 billion

Net revenue

2,363,007 kWh

Electricity consumption in WIKA Tower 2

16,394 hours

Total training hours for employees

Table of Content

96



IDR5.4 trillion

Fund obtained from Komodo Bond issuance

IDR2,073.30 billion

Net income for the current year

28,410 m3

Water consumption in WIKA Tower 2

Employees with occupational certification

IDR18.09 billion

Fund distributed to community

Total carbon absorption in Pamijahan Foster Village

115,428,790

Total manhours

40,830

Number of trees growing in Pamijahan Foster Village

IDR22.65 trillion

Total expenditures for local suppliers

Summary of Sustainability Performance

The 2017 Sustainability Report of WIKA has been awarded with:

• ‘Platinum’ratingintheeventofAsiaSustainability Report Rating

• FinalistforthecategoryofAsia’sBestReportDesignandAsia’sBestWorkplaceReporting

133%

2,632,298 kg CO2eq



Dear our respected stakeholders,

Throughout 2018, PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk or WIKA

gained trust to build various projects, both from domestic

clients and overseas markets. This trust is an opportunity

for WIKA to continue to develop, to build, and to be

present for this Country. In line with the Corporate

Vision, to strive to be one of the best integrated

Engineering, Procurement & Construction (EPC) and

Investment companies in Southeast Asia, WIKA will

hold this trust and ensure the quality of products and

servicestomeetstakeholders’expectations.

98



Greeting FromThe President Director [102-14]

ProMoting sustainable develoPMentWIKA understands that the expectations of stakeholders

are no longer based solely on the economic sector.

Stronger demand on sustainability issue, especially

in the challenges of reducing global warming due

to climate change, has increased risk in all business

sectors. The relation between environmental and social

risks that have an impact on financial performance

becomes stronger. For this reason, WIKA continues

to increase the awareness of all stakeholders, from

business partners, vendors, owners, to end users in

order to jointly conduct business chain processes in a

more eco-friendly manner.

The Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM)

through the Director General of New Renewable

Energy and Energy Conservation (EBTKE) said that

the potential for energy savings can help reduce global

warming, one of which comes from the commercial

industry, including construction. The construction

industry is expected to start developing eco-friendly

buildings as well as to improve people’s welfare

through infrastructure development. In response to

this situation, WIKA will support the development

of green construction and green buildings that can

reduce energy consumption by up to 30% compared to

conventional buildings. Hopefully, this contribution will

be the first step towards supporting the achievement of

sustainable development goals (SDGs).

adaPtation, transforMation, integrationThe year of 2018 was challenging for WIKA in working

on many governmental projects. In addition, WIKA also

worked on projects from other countries, such as Timor

Leste, Malaysia, the Philippines, Myanmar, Algeria, Niger,

Kingdom of Saudi Arabia, the United Arab Emirates,

and Taiwan. From the business performance in 2018,

WIKA recorded a net profit IDR2.07 trilion, or above the

target of IDR2.03 trillion which is set by the Company

for fiscal year 2018, and increased 52.89% compared

with net profit for previous year.

On the other hand, WIKA took advantage of the

opportunity to become one of the players in the

global bond market with local exchange rates. At the

beginning of 2018, WIKA issued the Komodo Bonds

(global bonds denominated in Indonesian rupiahs

worth IDR5.4 trillion) on the London Stock Exchange

(LSE). The Komodo Bonds reached oversubscribed of

2.5 times. This opportunity is worth a lot, so WIKA will

maintaininvestors’trustbyprovidingexcellentservice

quality.

Successful as a company in the construction sector,

WIKA started to adapt in transforming its business,

organization, and work culture, to create integration

and respond to ongoing changes. Transformation

on business lines was conducted by extending the

previousfivepillars to sevenpillars.The ‘Operation&

Maintenance’segmentoftheEnergy&IndustrialPlant

linewasmergedintoanewlinecalledthe‘Construction

Engineering’line.Anothernewlinewasthe‘Integrated

Transportation System‘ segment carried out through

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Based on

these changes, WIKA also added several work segment

focuses. Therefore, adaptation is very necessary to

maintain the security and integrity of services provided.

To support adaptation, especially for employees, WIKA

develops Career Management System, which is an

integrated system that manages career migration,

career patterns, and career policies.



Other transformations are within the company organs

and corporate culture. In the company organs, WIKA

added a new directorate namely Quality, Safety,

Health, & Environment (QSHE) Department as a

Company’scommitment related to thesafetypriority.

The transformation within WIKA’s culture is realized

through a culture journey, involving the leaders of

each Work Unit as Business Improvement Leaders and

role models for the implementation of Agility-Caring-

Excellent (ACE).

sustainability strategiesFurthermore, WIKA also prepares a strategy for

investments and portfolios by centralizing investment

in the property sector through WIKA Realty, and

collaborating with transportation infrastructure

companies for Transit Oriented Development (TOD) of

Fast Trains. WIKA’s strategy to achieve this business

opportunity is done by acquiring land and projects that

have potential for TOD. In addition, WIKA Group will

also get a large number of contracts from WIKA Realty

to build property at various TOD spots it manages. With

such opportunity, WIKA will develop various TOD spots

into sources of recurring income. This activity is carried

outinlinewiththeCompany’sbusinessasacontractor

for various infrastructure, both road –based and rail-

based.

In line with the business strategy, WIKA will also

continue to actualize the plan of affordable housing

for the poor. The funding to build this housing will be

obtained from the issuance of investment instruments

such as Real Estate Investment Trusts (REITs) and

the like. For this reason, the Board of Directors of the

Company invites all WIKA families to build cooperation

and maintain integration in all lines of work. We believe

that directed work integration will support effective and

efficient business process. In the end, such process can

implement corporate values and strategies which lead

toWIKA’s3rdMission,namely“Implementingbusiness

ethics to promote good corporate citizen and company

sustainability”.

Wika’s PerforManCe aChieveMentWIKA’ssustainabilityperformanceconsistsofeconomic

performance, social performance, and environmental

performance. From an economic standpoint, WIKA

managed to record revenues of IDR31.16 trillion or

increased 19.03% from the previous year. From the

obtained revenue, WIKA has managed to book a

current year’s profit of IDR2.07 trillion or increased

52.89% from previous year.

WIKA is committed to providing positive impacts on all

stakeholders. For this reason, the generated economic

value is distributed to stakeholders. The distribution of

economic value to the government is realized in tax

payment. WIKA is one of the large tax-payer companies

in 2018. The distribution of economic value to workers is

realized in payments for salary, health facilities, pension,

and funding for education and training. In addition,

the economic value for the community is distributed

through corporate social responsibility (CSR) activities

as well as partnership and community development

programs (PKBL).

100



From social performance aspect, WIKA has increased

the number of certified employees. There were 1,599

certified employees in 2018. Since a lot of employees are

certified, WIKA hopes that they can get more leverage

in their work and minimize errors and accidents at

workplace.

WIKA improves the QSHE implementation in the project

site.ItdoesnotonlyapplytoWIKA’semployees,butalso

strictly applies to contract partners and subcontractors,

even to guests reviewing the project. WIKA always

conducts safety induction for project workers before

starting work, and for all visitors who come to review

the project.

For its commitment to the QSHE responsibility, WIKA

received appreciation from the project owners. The

achievement of 2,000,000 safe man-hours during

the construction of the East Halmahera ferronickel

plant project (P3FH) was given by PT Aneka Tambang

(Persero) Tbk. Meanwhile, WIKA was also appreciated

by PTPN XI for achieving 1,000,000 safe man-

hours during EPCC project for the development and

modernization of the Assembagoes sugar factory in

Situbondo.

In terms of environmental performance, WIKA has

implemented best operating practices by fulfilling

environmental permit documents before working

on the construction process. WIKA also carries out

its operations in compliance with the Environmental

Management System based on ISO 14001:2004. We

ensure that all construction processes are carried out in

accordance with safety and security standards so as to

minimize the negative impacts on the environment and

the communities around the project.

Challenges and aPPreCiationsWIKA’s management put a great concern on the

knowledge of employees and project workers in

carryingouttheirworksatWIKA’snewbusinesslinesin

2018. It was a particular challenge for the Company to

build capacity, support occupational certification, and

ensure that employees and project workers understand

and comprehend the QSHE aspect. For this reason,

WIKA invites all WIKA families to be ready and face

these challenges with opportunities to develop.

We give appreciation to all stakeholders for the

cooperation that has been built so far. In the future,

we still expect support from stakeholders so that the

process of adaptation, transformation, and integration

can run well. A process that is not only based on

economic performance, but also integrated into social

and environmental performances.

Thank you.

Jakarta, March 2019

tuMiyanaPresident Director



102



01About W I KA



PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk or known as WIKA was founded in

1960. WIKA is engaged in Engineering, Procurement, & Construction

(EPC) sector and is a State-Owned Enterprise (BUMN). In 2007

WIKA conducted an Initial Public Offering (IPO) and became a

public company. [102-1, 102-5]

Share OwnershipPer December 31, 2018

Pension Fund 4.38%

Insurance 3.81%

Limited Liabilities Company 4.10%

Mutual Fund 4.47%

Foreigners 7. 7 1%

Government of the Republic of Indonesia 65.05%

Individuals (Indonesian) 9.44%

Cooperative Unit 0.04%

Foundation 0.36%

Employees 0.65%

104



WIKA’s Profile

To be one of the best integrated Engineering, Procurement, and Construction (EPC) and

Investment Company in South East Asia.

Motto: Spirit of Innovation

Vision:

1. Providing excellent and integrated products and services in EPC and investment for infrastructure, building, energy, industrial plant, industry, realty and property.

2.Fulfillkeystakeholder’sexpectation.3. Implementing business ethics to promote good corporate citizen and company

sustainability.4. Strategic overseas expansion.5. Implementing “Best Practices” of integrated management system.

Mission:

Corporate Value [102-16]

Change, Focus, Fast

Accountable, Respect, Safety-

Oriented

Commitment, Innovation, Professional



WIKA is managed by Board of Directors supervised by Board of Commissioners. By

December 31, 2018 WIKA has seven Directors and seven Commissioners. The Board

of Commissioners and Board of Directors are assisted by the Committee, Corporate

Secretary, other corporate organs, as well as all employees who are integrated in the

Directorate of FinanceDirectorate of Human

Capital and DevelopmentDirectorate of Quality, Health,

Safety, and Environment

Finance Department Human Capital Department

Safety, Health, and Environment Department

Legal DepartmentPlan and Business

Development Department

System Development Department

Energy Synergy Department

PMO & Risk Management Department

Associate

CORPORATE SECRETARy

PRESIDENT DIRECTORORGANIzATION STRUCTUREPT WIJAyA KARyA (PERSERO) TBK

106



business process. The highest authority in terms of decision making related to economic,

social, and environmental topics is at the Board of Directors after considering other

information obtained from relevant organs. [102-18]

Directorate ofOperations 1



General Civil 1 Department

Industrial Plant Department Building Department


Energy and Power Plant Department Foreign Department


WIKA Bitumen

WIKA Serang Panimbang

WIKA Rekayasa Konstruksi

WIKA Gedung

WIKA Realty

WIKA Industri Konstruksi

WIKA Beton

INTERNAL AUDIT UNIT



Through the integration of business process, employee

performance, technology, and management system,

WIKA has succeeded in becoming the largest

Engineering, Procurement, & Construction (EPC)

company in Indonesia. In line with the development

of time and business opportunities, WIKA adapts to

these changes by making adjustments to its business

lines. Previously, WIKA had five business lines namely;

Industry, Infrastructure and Building; Energy and

Industrial Plant; Realty and Property; and Investment.

However,WIKA’s transformation in 2018 extended its

business into seven lines. [102-2, 102-10]

WIKA’S BUSINESS LINE [102-2, 102-10]






SySTEM

ENERGy INFRA & WATERPROPERTy

DEVELOPMENT

CIVIL CONSTRUCTION


EPC & POWER ENERGy

PRECAST CONCRETE

BITUMENCONSTRUCTION

INDUSTRyOPERATING &


RAILWAy



Renewable energy

Infra:- Toll road- Seaport & Jetty- Facilities &



plant




Property management





installation



fertilizer



Granular asphalt

Extraction

Steel fabrication

Aluminium casting

Plastic injection


equipment

Civil construction

Station design




management

108



WIKA’S BUSINESS LINE [102-2, 102-10]






SySTEM

ENERGy INFRA & WATERPROPERTy

DEVELOPMENT

CIVIL CONSTRUCTION


EPC & POWER ENERGy

PRECAST CONCRETE

BITUMENCONSTRUCTION

INDUSTRyOPERATING &


RAILWAy



Renewable energy

Infra:- Toll road- Seaport & Jetty- Facilities &



plant




Property management





installation



fertilizer



Granular asphalt

Extraction

Steel fabrication

Aluminium casting

Plastic injection


equipment

Civil construction

Station design




management

Mass Rapid Transit, Jakarta



Due to significant adjustments to the business lines,

WIKA must adapt and manage strategies to facilitate its

performance. Adaptation and adjustments were mostly

made in the management of human capital. In 2018,

management was very concerned about the knowledge

of employees and project workers in completing their

works inWIKA’s new business lines. Such concern is

a challenge for WIKA in building capacity, supporting

professional certification, and ensuring that employees

and project workers understand and comprehend the

Occupational Health & Safety (OHS) aspect. [102-10]

WIKA also ensures that operating activities be in

accordance with the standards and principles followed,

either from national organization or international

organization. Therefore, WIKA becomes more

confident in facing business competition. WIKA joins

and supports several principles and initiatives including

standards of management system proposed by the

International Organizational for Standardization (ISO),

standards of OHS management system provided by

Occupational Health and Safety Assessment Series

(OHSAS), standards of financial reporting issued by the

International Financial Reporting Standards (IFRS), as

well as standards of sustainability reporting according

to the Regulation of Financial Service Authority (POJK)

No.51/POJK.03/2017 and Global Sustainability Standard

Board (GSSB) from the Global Reporting Initiative

(GRI). [102-12] [G4-CRE6, G4-CRE8]

Sei Mangkei Frying Oil Factory, North Sumatera

110



CERTIFICATION AND VALIDITy PERIOD

NO.RECIPIENT

WORKING UNIT

ISO 9001: 2015QUALITy

MANAGEMENT SySTEM

ISO 14001: 2015ENVIRONMENTAL

MANAGEMENT SySTEM

OHSAS 18001: 2007

OCCUPATIONAL HEALTH

& SAFETy ASSESSMENT

SySTEM

SECURITy MANAGEMENT

SySTEM(SMP)

SMK3

1Building Business Lines

May 4, 2017 – May 3, 2020

May 4, 2017 –May 3, 2020

August 15, 2018 – August 14, 2021

June 19, 2014- June 19, 2017*)

July 30, 2018 –July 29, 2021

2Energy Plant Business Lines

May 4, 2017 – May 3, 2020

May 4, 2017 –May 3, 2020

August 15, 2018 – August 14, 2021

3Infrastructure Business Lines

May 4, 2017 – May 3, 2020

May 4, 2017 –May 3, 2020

August 15, 2018 – August 14, 2021

4Oil & Gas and Industry Plant

May 4, 2017 – May 3, 2020

May 4, 2017 –May 3, 2020

August 15, 2018 – August 14, 2021

5

Centre for Human Quality DevelopmentPT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk

July 19, 2016 – July 18, 2019

N/A N/A N/A N/A

*) A renewal audit has been performed, and is being updated by Police

Being consistent in providing a safe and high-quality service as well as becoming a business partner that can be trusted by its customers, WIKA was awarded as Indonesia Most Trusted Company of 2018 from SWA Magazines and IICG.



In order to expand business relations, WIKA engages in several associations.

Participation in associations has a strategic meaning to keep informed about

current issues related to business development and its opportunities.

ASSOCIATION MEMBERSHIP [102-13]

NO. NAME OF ASSOCIATIONMEMBERSHIP

STATUSVALIDITy PERIOD

1 Indonesian Contractors Association (AKI) Member December 31, 2019

2Association of Indonesian Electrical and Mechanical Contractors (AKLI)

Member December 31, 2019

3 Indonesian Builders Association (GAPENSI) Member December 31, 2019

4 Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN) Member December 31, 2019

5Indonesian Association of National Engineering Companies (GAPENRI)

Member January 2, 2020

6 Indonesian National Committee on Large Dams (KNI-BB) Member December 31, 2019

7 Indonesian Electrical Society (MKI) Member January 2020

8Indonesian Mechanical and Electrical Technics Enterprises Association (APTEK)

Member September, 2019

9 Ratification Letter of Technique Guarantor (SP-PJT) Member April 25, 2023

112



By the end of 2018 WIKA has succeeded in gaining

a total contract worth IDR50.56 trillion. The rise in

contract value was supported by service extension

offered. Of the total contract obtained, several work

contracts have been carried out throughout 2018,

while WIKA is also working on project contracts

obtained in the previous year. WIKA managed to

record net revenue of IDR31.16 trilion from work

completion in 2018. Net revenue in 2018 rose 19%

fromthepreviousyear’srevenue.

ORGANIzATION SCALE [102-7, 102-48]

DESCRIPTION UNIT 2018 2017 2016*

Number of permanent employees People 2,588 2,446 2,187

Number of operating area Country 10 9 6

Net revenue IDR million 31,158,193 26,176,403 15,668,833

Net profit IDR million 2,073,300 1,356,115 1,211,029

Total capitalization

1. Liability IDR million 42,014,687 31,051,950 18,617,215

2. Minority Rights IDR million 2,411,700 1,998,308 1,293,124

3. Equity IDR million 17,215,315 14,631,825 12,737,989

Total assets IDR million 59,230,001 45,683,774 31,355,205

*) Data of 2016 employ restatement of Independent Audit Report

GBK Madya Stadium, Jakarta



Company Scale

Kingdom ofSaudi Arabia

United ArabEmirates

TimorLeste

Indonesia

Myanmar

Malaysia

Algeria

Taiwan

Philippines

Niger

MAP OF WIKA OPERATING AREA [102-4, 102-7]

As the end of 2018, the working area of WIKA’s projects recorded in 10 countries.

114



Until present time, WIKA has managed to reach local and international markets in ten countries including Indonesia.

Throughout 2018, in addition to domestic market of Indonesia, WIKA also operated in nine other countries, including

Timor Leste, Malaysia, the Philippines, Myanmar, Algeria, Niger, Kingdom of Saudi Arabia, the United Arab Emirates,

and Taiwan. In such countries, WIKA sold products and services of the construction sector to several types of

customers, such as the government, private companies, and the wider community including educational institutions.

[102-4, 102-6, 102-10]

TABLE OF NEW CONTRACTS SIGNED (In IDR Billion)

CUSTOMER TyPE 2018 2017

SOE 20,738.67 10,088.07

Private Company 22,567.35 24,824.31

Government 7,254.16 7,489.81

Oecusse Airport, Timor Leste

SOE 41.02%

Private Company 44.63%

Government 14.35%

2018

MARKET SHARE BASED ON CUSTOMER TyPE



The construction industry is one of

the most dynamic types of industry.

Such condition is influenced by

human desire to keep building a

better life from year to year with

all its facilities and conveniences.

As a result, market situation often

changes due to a large number

of demands and an increasing

competition among construction

companies.

WIKA, as one of the leading

construction companies in

Indonesia, seeks to run a business

that provides positive impacts on

stakeholders and the environment.

Some examples of positive impacts

generatedfromWIKA’soperations

are mentioned as follows:

1. Investment value for investors;

2. The growth of economic, social

and working environment

through the development of

infrastructure created by the

company;

3. Absorption of workforce;

4. Employee welfare;

5. Implementation of the

Partnership and Community

Development Program (PKBL)

in Indonesia;

6. Implementation of Corporate

Social Responsibility (CSR)

practices at the project site for

surrounding communities;

7. Availability of information and

technology for knowledge

sharing.

On the other hand, the construction

sector is a business with very high

risks. The construction process will

encounter many challenges and

problems due to different types of

location and work plans which vary

in characteristics. Nevertheless,

WIKA continues to strive to bring

the completion of quality projects

which meet customer expectation

and still be able to maintain

the safety aspect. Therefore,

the reputation of contractors

collaborating with WIKA will also

greatly influence the decision

making of customers.

In carrying out its operations,

WIKA is aware of the emergence

of negative impacts, especially for

surrounding communities nearby

the project site. Some examples

of negative impacts are the

alteration of land function which

may affect the environment of the

surrounding communities and the

potential for behavioral changes

of people in remote areas because

several projects may potentially

eliminate job opportunities for

certain communities. WIKA handles

such impacts through various

social responsibility practices and

approaches to the community.

WIKA Industrial Estate, Bogor

116



WIKA’s Business Characteristics

WIKA applies corporate values and strategies which

lead to ethical behavior for the sake of corporate

sustainability. Such implementation is in line with

WIKA’s 3rdmission,which states that “Implementing

business ethics to promote good corporate citizen and

company sustainability”.

The Company also sets ethical standards to all WIKA

personnels, which are manifested in a handbook

containing Code of Conduct. The Code of Ethics is

disseminated to all employees, both organic and non-

organic. We also communicate the importance of

ethical behavior through orientation for new employees

and briefings.

WIKA applies business ethics according to the

principles and norms of good corporate governance

(GCG), namely information disclosure (transparency),

accountability, responsibility, independency, and

fairness. WIKA ensures that all operations, including

every procurement of goods and services for

construction, project completion process, and OHS

implementation have been in accordance with company

regulations and legislation, based on principles of

good faith, planned, and not being under pressure nor

influence from other parties.

In the applied business ethics, WIKA also avoids

unhealthy competition with competitors in order to

create conducive business climate. The Company’s

capacity to deliver quality and excellent works is

demonstrated by the number of projects entrusted by

the Government to WIKA.

Within WIKA’s work environment, we strive to maintain the highest standards of ethical behavior in business practices. We believe that running a business with ethics will increase customer trust and protect corporate reputation.

Business Ethics and Anti-Corruption



As a public company as well as a State-Owned Enterprise, WIKA always complies with the applicable regulations in Indonesia. The application of good corporate governance in WIKA’s work environment has received two awards from the ‘Economic Review’ Magazine, namely in an event of the 2018 Indonesia Good Corporate Governance (GCG) Award and the 2018 Operational Excellence Award for the category of public company.

Regarding anti-corruption behaviour, WIKA was

summoned by the Business Competition Supervisory

Commission (KPPU) in 2018 because of a grievance

claiming that a large number of government projects

had been given to State-Owned Enterprises (SOEs).

WIKA responds to such complaint by inviting people

to have the same perception that such condition will

bring positive impacts to the current development.

Synergy among state-owned enterprises is legal, and it

indeed will contribute positively as well as improve their

performances. Synergy makes them greater and more

powerful; even, in a certain scale they could provide

challenge to foreign companies. It is important for

state-owned enterprises to create a synergy because

infrastructure sector requires an enormous number of

funding and investment.

The establishment of BUMN consortium to handle

megaprojects could increase the leverage of BUMN,

so they have greater capacity in collecting sources of

fund. The synergy is performed by working together for

project completion. Most of joint projects are conducted

in the completion of various infrastructure projects, such

as roads including toll road, harbours, airports, as well

as infrasructures for energy and telecommunication. In

addition, synergy is also performed among subsidiaries

at smaller scale of business which may also open the

opportunity for private companies to join.

118



WIKA’s business sector is engaged in construction

work services, which directly affect the quality of

the environment along with changes in land use

and conditions. Therefore, it is our duty to perform

preventive actions so that the changes that occur do not

cause a prolonged impact in the form of degradation in

the quality of the environment.

WIKA has attempted to prevent negative impacts

of its operations according to the Company’s ability.

Before starting construction project in an area, WIKA

cooperates with the government and local community

to complete land acquisition. WIKA strives to avoid

bribery practices as far as possible. Moreover, WIKA

also ensures that the environmental management

system has been implemented within the process of

project completion. In addition, WIKA also ensures

that the owner has prepared licensing documents.

The documents include Environmental Management

Plan (RKL), Environmental Monitoring Plan (RPL), and

Environmental Impact Analysis (ANDAL) which are

reviewed in a single document of Environmental Impact

Assessment (AMDAL).

WIKA has carried out the fulfillment of social

and environmental responsibilities (PKBL) and

corporate social responsibility (CSR) every year

under the responsibility of the CSR & PKBL Bureau

supervised by the Corporate Secretariat. The CSR

& PKBL implementation report will be delivered for

accountability to the Board of Directors through the

Director of Finance.

The duties and responsibilities of the CSR & PKBL

Bureau include:

1. Distributing fund for partnership program;

2. Distributing fund for community development;

3. Preparing PKBL Report on the official website

for PKBL of the Ministry of State-Owned

Enterprises.

Implementation of Precautionary Principle [102-11]

Governance of Corporate Social responsibility [102-18]



02Integration To Maintain

Economic Performance



WIKA plans to build affordable housing for middle-

lower income people. The funding strategy for this

business plan is by issuing investment instruments such

as REITs (Real Estate Investment Trust) and the like.

Moreover, WIKA also prepares a strategy for

investments and portfolios by centralizing investment

in the property sector through WIKA Realty, and

collaborating with transportation infrastructure

companies for Transit Oriented Development (TOD)

To ensure business continuity, WIKA starts developing several other businesses. Property is one of business plans WIKA has prepared, cooperating with its subsidiary, WIKA Realty.

of Fast Trains.WIKA’s strategy to grab this business

opportunity is by acquiring land and projects potential

for TOD. In addition, WIKA Group will also gain a lot

of contract turnovers from WIKA Realty for property

development in various spots of TOD it manages.

Furthermore, WIKA will develop these various spots of

TOD and use them as recurring income. This practice

isperformedinlinewiththeCompany’sbusinessasa

contractor for various infrastructure projects both on a

road-basis and railway-basis.

Other opportunities come from foreign countries. WIKA

is now given a great trust to work on infrastructure

projects abroad. WIKA is trusted to build 5,000

housing units in Algeria, Kinman Bridge in Taiwan, and

the Presidential Palace in Niger. In addition to projects

in these 3 countries, WIKA is trusted to work on the

Tin Smelter Construction project in Nigeria, Bateen Al

Samar Housing in Dubai, Limbang Bridge in Malaysia,

Clarin Bridge in the Philippines, rehabilitation of Maubin

Myapon Road in Myanmar, and five projects in Timor

Leste. Working on projects abroad, WIKA has the

advantage of skill and work-time distribution strategies.

Since WIKA implements a shifting system, no working

hour is missing in the projects. [201-2]Sekong Cape, Banten

Grabbing Business Opportunity

122



WIKA’s good economic performance in 2018

was supported by financial management carried

out by management through the Department

of Finance and the right decision making from

WIKA’sDirectorofFinance.Everyyear,WIKAsets

the target for Key Performance Indicator (KPI)

regarding financial performance, which will then

be evaluated at the end of the year. Throughout

the year, WIKA will strive to fulfill its commitment

to creating products and services that meet the

expectations of customers, as well as achieving

performance targets defined. [103-2, 103-3]

The Company ensures the integration of work

processes in Finance Department and other

functions has been running well in order to

facilitate the project financing process until the

completion of the project and payments received

by WIKA. In 2018, WIKA recorded a net profit

amounted to IDR2.07 trillion. [103-2, 103-3, 201-1]

Until the end of 2018, WIKA has gained a total new contract worthIDR50.56 trillion. With such achievement, at the end of the year WIKA recorded a growth in the Company’s net revenues for 19%. The growth was also supported by an increase in cash flow because a lot of large projects were carried out at the beginning of the year.

WIKA seizes the opportunity to become one of the players in the global obligation market with local exchange rates. At the beginning of 2018 WIKA issued Komodo Bonds, global bonds denominated in Indonesian Rupiah (IDR) worth IDR5.4 trillion or equivalent to USD405 million with coupons of 7.7 percent and a period of three years, on the London Stock Exchange (LSE). The Komodo Bonds managed to get endorsement from global investors and reached oversubscribed status for 2.5 times. Such opportunity is very important for WIKA to prove to foreign investors that they have invested in the right companies and partners. WIKA will use the proceeds from Komodo Bonds to finance investment and infrastructure projects in Indonesia.

WIKA’s Economic Performance



GENERATED AND DISTRIBUTED ECONOMIC VALUE (In IDR Thousand) [102-48, 201-1]

NO DESCRIPTION 2018 2017 2016*

DIRECT ECONOMIC VALUE GENERATED

I Net revenues 31,158,193,498 26,176,403,026 15,668,832,513

II

Addition

Interest income 313,457,225 241,823,299 50,971,372

Profit (loss) of foreign exchange rate 38,978,341 766,143 (5,445,321)

III Total Direct Economic Value Generated 31,510,629,064 26,418,992,468 15,714,358,564

DIRECT ECONOMIC VALUE DISTRIBUTED

I Operating cost 224,912,793 138,179,659 123,827,710

II Employee salary and other benefit 550,386,709 528,534,496 393,906,793

III Dividend payouts 156,491,377 105,918,404 43,585,559

IV Loan interest and bank interest 972,528,679 677,973,460 435,314,128

V Government expenditure 2,348,431,221 1,962,229,694 1,765,037,656

VI Public expenditure 18,090,387 14,944,106 6,362,691

VII Total Direct Economic Value Distributed 4,270,841,166 3,427,779,819 2,768,034,537

DIRECT ECONOMIC VALUE RETAINED 27,239,787,898 22,991,212,649 12,946,324,027

Note: Economic performance was disclosed in consolidation, pursuant to the audited financial statements; thus it was not disclosed based on region, area, country, or product.*) Restatement

Thecompany’seconomicperformanceismonitoredby

Finance Department which is directly under the Director

ofFinance.All fundingsources forWIKA’soperations

are from self-financing. Excellent financial performance

was still successfully achieved by WIKA even though

there was no financial assistance from the Government

in 2018; even, WIKA’s profit increased significantly

to reach 52.88% compared to the previous year. This

achievement has a positive impact on the country

because it means that WIKA improved its contribution

124



On March 13, 2018 WIKA received appreciation from the Directorate General of Taxes for the Largest Tax Payer Company.

The distribution of economic value for employees is realized through remuneration, including salaries, allowances,

and other incentives. Besides, the distribution of economic values is also carried out through training and education

for employees, as well as through activities and facilities to support safety and health for employees and project

workers in the workplace.

WIKA has a mechanism in determining remuneration for employees. The amount of monthly income received by

a permanent employee with the lowest position level is still greater than the minimum wage imposed by the local

government in each region. Meanwhile, remuneration for a permanent employee working at the head office reached

116.5% of the provincial minimum wage (UMP) of Jakarta Special Region in 2018.

One component in the distribution of economic value to stakeholders is the funding for pension program. WIKA

guarantees employee welfare at the end of their serving period by including organic employees and skilled

employees in the pension program. WIKA has established a policy related to pension fund for its employees. [201-3]

2018

REALIzATION OF COMMUNITy DEVELOPMENT FUNDS FOR THE yEAR 2018 AMOUNTED TO

idr18,090,387,493

in the form of dividend payouts to shareholders, as well as tax

payment and non-tax state revenues (PNBP). [201-4]

On the other hand, the economic value obtained by WIKA is

also managed as a financing for the company’s operations

and distributed to stakeholders, including employees and the

community. Distribution of funds to the community is carried

out through CSR and PKBL activities. Thus, the community also

receives the indirect benefits of the operations of WIKA and its

subsidiaries. [103-3]

IDR1,057,203,183Natural Disaster

IDR368,615,800Health

IDR1,851,363,420Public Utility

IDR412,937,790Religious Facility

IDR257,530,050Nature Conservation

IDR5,828,039,382Proverty Allevation

IDR8,314,697,868Training and Education



Pension Program Policy regulates that: [201-3]

• OrganicemployeeshiredbeforeJanuary1,2007areincludedinthe

Defined Benefit Pension Program managed by WIKA Pension Fund

Foundation;

• OrganicemployeeshiredonJanuary1,2007andsoonareincluded

in the Defined Contribution Pension Program managed by Manulife

Financial Institution Pension Fund;

• Skilledemployeesare included intheDefinedContributionPension

Program.

• Retirementageis57years.

WIKA also includes employees in the Old Age Insurance Program (JHT)

organized by BPJS of Employment. Employees who are included in the

JHT Program must pay monthly contribution. The expense is shared by

employees and the Company in accordance with applicable regulations,

namely 3.7% of fixed pay borne by the Company and 2% of fixed pay

borne by employee. Contribution paid for the Defined Benefit Pension

Program consists of 19.2% of Retirement Basic Income (PhDP) borne by

the Company and 5% of PhDP at employee expense. For the Defined

Contribution Pension Program, the Company must allocate 12.5% of

PhDP, while the employee must pay 5% of PhDP. [201-3]

In 2018, the total employees who are the pacticipant in the Defined Benefit Pension Program recorded seventeen

among them was retired. The total benefit of pension (monthly and lumpsum) paid by the Pension Fund in 2018

was IDR15.15 billion.

NUMBER OF EMPLOyEES INCLUDED IN PENSION PROGRAM [201-3]

PROGRAM 2018 2017 2016

Defined Benefit Pension Program 608 627 654

Defined Contribution Pension Program 2,054 1,987 1,689

Old Age Insurance Program 2,662 2,614 2,343

Note: Each employee has an opportunity to be included in more than one type of pension program.

126



Procurement practice which

belongs to the supply chain includes

work contract management,

material and service procurement

management, procurement system,

logistics and compliance. [102-9, 103-

2]

With a view to supporting the spirit

of synergy in WIKA environment,

the Company currently manages

a web application called e-SCM,

which integrates the procurement

process in WIKA Parent Company

and its subsidiaries. To make it easier

for users to carry out procurement,

the e-SCM system also contains the

entiredatabaseofWIKA’spartners.

Furthermore, all requirements

for carrying out procurement are

available in one system. The e-SCM

application is also integrated with

other existing WIKA applications to

support the smooth procurement

process, starting from procurement

planning to procurement closing.

In addition, e-SCM is also a user-

friendly application (making it

easier for users in the procurement

process), but still in accordance with

procedures (reducing mitigation

in the procurement process). This

application can also serve as a

media for procurement evaluation,

either by users, management, or

the Board of Directors. [103-2, 103-3]

Procurement practice is one of the most important parts to support the implementation of corporate core business. The entire procurement process is managed by WIKA through the Bureau of Supply Chain Management at the Department of Business Synergy.

Procurement process

applicable in WIKA must be

carried out through several

stages as follows: [103-3]

1. Pracualification Vendor;

2. Procurement Planning;

3. Purchase Request;

4. Bid Preparation;

5. Invitation;

6. Aanwidjzing;

7. Bid summision;

8. Bid opening;

9. Evaluation;

10. Winner Recommendation;

11. Negotiation;

12. Award;

13. Contract Initiation.

Regarding the variety of services

WIKA provides, such as in

industrial plant work, WIKA must

often set higher requirement in

the process of procurement of

goods and services to support

such work. Some of these specific

requirements include:

1. Use of service providers with

high level of SHE/CSMS;

2. Use of licensors (special service

providers);

3. Use of Approved Manufactured

List (AML) owned by the client;

4. At the time of purchase request,

there must be at least documents

consisting of Specification,

Drawing, Bill of Quantity, and

Data Sheet.

Goods and Services Procurement Practice



NUMBER OF SUPPLIERS AND VALUE OF WORK CONTRACTS IN WIKA ENVIRONMENT [204-1]

TyPE OF SUPPLIERS

GOODS PROCUREMENT SERVICE PROCUREMENT

NUMBER OF SUPPLIERS

WORK CONTRACT VALUE

(IDR BILLION)

NUMBER OF SUPPLIERS

WORK CONTRACT VALUE

(IDR BILLION)

Local 201 10,970.06 259 11,680.07

Domestic 228 735 237 0

International 3 6.02 4 15.73

Total 432 11,711.08 500 11,695.80

WIKA has managed the supply chain properly, so it is able to support the availability of tools, materials, technician services, contractors, and others in an effective, efficient, and cost-saving manner to facilitate project completion. Acknowledgement for this practice was expressed in the 2018 International CFO Innovation Awards for Excellence in Supply Chain Finance on December 7, 2018.

Business partners cooperating with WIKA include

subcontractors and suppliers providing raw materials,

materials, workers, tools, consulting services, brokers,

licensors, and specialist contractors. Types of suppliers

are divided into local suppliers, domestic suppliers, and

international suppliers. Local suppliers are business

entities that are domiciled in the area around the

work site (construction) run by the company, which

is established and / or domiciled for at least three

years. The contract value of the procurement of goods

and services provided by local suppliers reached

IDR222.65 trillion or 97% of the total value of

procurement of goods and services in 2018. [103-3, 204-1]

128



Since the beginning, WIKA has attempted to

implement the process of providing products

and services with security assurance. The process

starts from planning (including enclosing licensing

documents and AMDAL), selecting quality materials

with national standards, providing facilities for

occupational health and safety, up to completing the

project and handing over to project owners and end

users.

To ensure that partners and suppliers cooperating

with WIKA also comply with applicable regulations

in Indonesia, WIKA set the requirement related to

SHE which must be fulfiled by them in every project

constructions. The requairements govern about:

• requirementforenteringtheprojectarea;

• personalprotectiveequipment,uniform,andother

general equipment;

• riggerandlifting;

• heavyequipmentandliftingequipment;

• welding,cutting,grinding;

• workinlimitedspace,heightplace,andonwater/

sea;

• materialandequipmentmobilization;

• SHEpersonel,supervisordanworker;

• electricsafetyequipment,genset,communication

equipment, and other;

• fuelstockyard;

• housekeeping.

Customer trust is inseparable from WIKA’s commitment to providing quality products and services that meet customer expectations.

WIKA’s commitment to the

responsibility for project

completion process gained

appreciation from project owners

such as:

•AppreciationfromPTAneka

Tambang (Persero) Tbk. for

achieving 2,000,000 safe

manhours of the East Halmahera

Ferronickel Plant Construction

Project.

•AppreciationfromPTPNXI

for achieving 1,000,000

safe manhours of the EPCC

project for the development

and modernization of the

Assembagoes sugar factory in

Situbondo.

Commitment to Products and Services responsibility



WIKA’s responsibility forproducts and services

also includes the timeliness of work completion.

At present, the most obstacles resulting

in domestic project delays deal with land

acquisition problem. The main problem of land

acquisition lies on loose enforcement of legal/

bureaucracy leading to time extension of the

schedule. There are some factors causing land

acquisition problem, such as internal dynamics

within the Land Acquisition Committee (P2T),

land disputes, multi-interpretation of Law

on Basic Agraria No.5/1960, long process of

consultative, and so on. In addition, there is also

another problem dealing with land owners.

Frequent problems come from land owner

objecting to sell his/her property. Mainly, the

objection is based on the argument that the

property belongs to family heritage that must be

kept and taken care. Since this argument becomes

the major obstacle for land acquisition, all related

parties in the project must attend a consultative

meeting in order to receive agreement from land

owner. The meeting aims to convince land owner

to sell his/her property. WIKA employs various

methods to overcome this problem. One of those

methods is by providing compensation of which

amount must be discussed by both parties for

reaching a win-win solution. It is important to

undertake this process in order to avoid additional

cost of project construction resulted from land

acquisition expense.

130



WIKA has established policies to prevent corruption,

including: [103-2]

a. Guidelines for Handling Conflict of Interest at PT

WIJAYA KARYA (Persero) Tbk Year 2017-2018 No. 06/

DK/WIKA/2018 and No. SK.02.09/A.DIR.0742/2018;

b. Minutes of Annual General Meeting of Shareholders

No. 39 dated 23 Maret 2017;

c. Decree of the Board of Directors No. SK.02.09/A.

DIR.0637/2018 concerning Changes in Guidelines for

the Implementation of Good Corporate Governance

at PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk;

d. Decree of the Board of Directors No. SK.02.09/A.

DIR.0639/2018 concerning Changes in Code of

Conduct;

e. Decree of the Board of Commissioners and the Board

of Directors No. 05/DK/WIKA/2018 and SK.02.09/A.

DIR.0639/2018 concerning Changes in Board Manual

of PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk;

f. Procedures for Complaining Violation to Code of

Conduct No. WIKA-LDS-PM.01.02;

g. Guidelines for Handling Gratification No. WIKA-LDS-

PM-01.01;

h. Statement of the Board of Directors and the Board

of Commisioners concerning Conflict of Interest.

Anti-corruption policy is applicable to all WIKA

personnels, as well as business partners and contractors

in collaboration. WIKA regularly conducts anti-

corruption campaign which is communicated directly

to all WIKA personnels ranging from management

trainee, middle management, up to company organs

WIKA is committed to conducting business activities with integrity and professionalism, avoiding conflicts of interest, not tolerating bribery, avoiding various forms of fraud, including corruption, collusion and nepotism (KKN).

(Commisioners, Directors, and Shareholders), business

partners, and contractors on various occasions.

Information dissemination on anti-corruption for field

workers is carried out during management review

attended by project manager of each region who will

forward the anti-corruption campaign to each site.

Besides, WIKA also employs other media in raising

awareness on anti-corruption such as the company

official website and social media. [103-3, 205-2]

WIKA’s management identifies that the highest risk

of corruption lies on goods and services procurement

function/work because this function is prone to

administration process to obtain license. WIKA takes

further efforts to prevent potential corruption at the

function/work by conducting anti-corruption campaign

and enforcing GCG principle in all WIKA business lines.

[205-1]

Legal Compliance and Anti-Corruption



REALIzATION OF ANTI-CORRUPTION TRAINING [205-2]

TRAINING MODULE PARTICIPANTS ORGANIzER

Seminar of Audit Basic and Performance Audit related to Prevention of Corruption in Goods and Services Procurement, in SOE’sCorporate,BLU/D,theMinistry,andSKPDyear2018

1Indonesia Anti-Corruption Committee

Workshop on Procurement & Fraud 2 Asia Anti Fraud

Dissecting the Legal Aspects of the Anti-Bribery Business Practices as Corporate Crimes Based on Rules

2 Hukum Online

ANTI-CORRUPTION TRAINING FOR EMPLOyEES BASED ON POSITIONAL LEVEL [205-2]

POSITIONAL LEVELNUMBER OF INDIVIDUALS

(A)

TRAINING HOURS (B)

TRAINING HOURS PER INDIVIDUALS

(B) : (A)

Section Manager 1 16 16

Supervisor 2 24 12

Staff 2 24 12

Total 5 64 12.8

Anti-corruption training is given to WIKA personnels without exception at all levels of position. The following

information on the implementation of anti-corruption training is presented based on the level of position of

employees.

WIKA imposes sanction/punishment in the form of verbal admonition, written notice, salary deduction, demotion,

dismissal from office, and termination of employment to employees who have been proven to commit acts of

corruption. Besides, WIKA implements the Whistle-Blowing System (WBS) mechanism in which employees are able

to inform any incident of deviation or violation to code of conduct according to prevailing procedure (WIKA-LDS-

PM-01.02/2019). Until the end of 2018, WBS report is submitted through the committee via internal e-mail provided

by WIKA. Neither whistleblowing case nor corruption case were reported in 2018. [103-3, 205-3]

132



Therefore, it is important for WIKA

to find out customer satisfaction

level. WIKA regularly conducts

surveys on customer satisfaction

index (CSI) at least in one or two

years.

One of WIKA’s efforts to establish sustainable working relationships with customers is to provide quality work, through a process that is safe and in accordance with customer expectations.

In order to maintain customer trust, WIKA provides grievance mechanism and is ready to respond within 1 x 24 hours. This service can be accessed via:

1. Costumer complaint center on the homepage http://www.wika.co.id/contact or email [email protected]

2. Corporate Secretary at telephone number: 021-80679200

Maintaining Customer Trust



134



03Integration to Ensure Work Security and

Quality



Besides, WIKA also hired contract employees

(partnering workers at project construction

sites).

WIKA upholds human rights including

gender equality and does not discriminate

race, ethnicity, or religion in the recruitment

process. It is also applied in the process of

capacity building, performance evaluation,

and promotion of employee’s position level.

The policy is carried out to support Goal

5 of the SDGs, namely ‘Gender Equality’.

Nonetheless, the number of WIKA’s male

employees is far greater than the number

of female employees because of the type of

construction work that tends to be associated

with men.

All permanent employees have been covered

and protected by a Collective Labor Agreement

(CLA). The applicable Collective Labor

Agreement (or also known in Indonesia as PKB)

between WIKA and its employees is the CLA

for 2018-2020, which has been ratified by the

Indonesian Ministry of Manpower. [102-41]

In 2018 the number of WIKA’s employees increased. There were 2,595 permanent employees consisting of 2,392 male employees and 203 female employees.

WIKA’s Personnels [102-8]

136



WIKA sets the minimum age limit for employees in accordance with the Manpower Act and the applicable Collective

Labor Agreement (CLA), stating that the minimum age of new employees is 21 years old. The Company ensures

thereisnochildworkerinWIKA’sworkingenvironment.AllemployeeshiredbyWIKAhaveundergoneaselection

processandthereisnoforcedworker.ThemorecompleteprofileofWIKA’semployeesbasedonpositionallevel,

age, and educational level can be accessed in the 2018 Annual Report of PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk, separated

from this report.

PERMANENT EMPLOyEES By GENDER AND OCCUPATIONAL STATUS [102-8]

OCCUPATIONAL STATUS

2018 2017 2016

MEN WOMEN MEN WOMEN MEN WOMEN

Organic 1,947 166 1,809 149 1,632 139

Skilled 445 37 452 36 392 24

Total 2,595 2,446 2,187

NUMBER OF PERMANENT EMPLOyEES By GENDER AND OCCUPATIONAL PLACEMENT [102-8]

OCCUPATIONAL PLACEMENT

2018 2017 2016


Head Office 907 148 49 100 1,632 139

Division/Project Offices 1,404 53 133 1,907 392 24

Algeria Representative 30 1 1 2 392 24

Malaysia Representative 8 0 0 6 392 24

Myanmar Representative 1 0 0 2 392 24

Timor Leste Representative

42 1 2 40 392 24

Total 2,595 2,446 2,187



Capacity building for employees

is managed by WIKA’s Central

of Excellence Bureau under the

Human Capital Department,

which is responsible to the

Director of Human Capital and

System Development. WIKA has

established a skill development

center for employees with

diferentiation according to their

level of position. [103-2]

WIKA is committed to ensuring its

employees reach their maximum

potential by implementing a

strategy to develop human capital,

namely the principle of ‘more for

more’. The core of the strategy is

the implementation of capacity

building and dignity policy. The

management of employees is

carried out in accordance with

WIKA’s human capital policy

stipulated in the Company’sWork

Plan & Budget and Collective Labor

Agreement (CLA) for 2018-2020,

while also referring to Indonesian

Law No.13/2013 concerning

Manpower. [103-2]

WIKA’s Personnels play an important role in the operations of each line of the Company. In line with the tight business competition which demands the competitiveness of human resources, WIKA is committed to improving the competence and quality of all employees.

WIKA has owned facilities to support

education and training events for

its employees. WIKA maximizes the

Wikapratama Learning Centre and

the Wikastrian Leadership Centre.

The Wikapratama Learning Centre

is an education and training facility

for developing the competence

and expertise of employees at all

levels, both technical and non-

technical employees. Workers

at the artisan level, project

superintendents, staffs, and section

heads are trained and developed

in Wikapratama. On the other

hand, the Wikasatrian Leadership

Centre is a venue for leadership

education and training. Wikasatrian

also becomes a reference for many

other business entities to send their

future leaders to learn and improve

soft competency. [103-3]

Capacity Building for Employees

Wikasatrian Leadership Centre

138



WIKA’s employees may

participate in more than one

type of training each year. To

support the implementation

of education and training,

WIKA has spent a total fund

amounting to IDR13.92 billion

in 2018.

WIKASATRIAN LEADERSHIP

CENTRE

WIKAPRATAMA LEARNING

CENTRE

Number of modules:

60

Number of modules:

47

Type of Participants:

Direksi, BOD-1(Senior Management), BOD-2 (Middle Management), dan BOD-3 (Junior Management)

Type of Participants:

BOD-4 (Supervisor) &BOD-5 (Staf)

Number of Participants:

1,060

Number of Participants:

1,711

REALIzATION OF EDUCATION AND TRAINING IN 2018 [404-1, 404-2]

TyPE OF EDUCATION &

TRAINING

TOTAL PARTICIPANTS

(A)

TOTAL HOURS OF EDUCATION

& TRAINING(B)

TRAINING HOURS PER

PARTICIPANT(B) : (A)

Soft Skill 920 2,277 2.48

Managerial 1,007 1,021 1.01

Teknis / Hard Skill 844 13,096 15.52

Jumlah 2,771 16,394 5.92




WIKA’s support for employee

capacity building is carried out

in a fair treatment. All training

programs organized by WIKA

are also provided for contract

workers/employees. Both male

and female employees have the

equal right for self development.

AVERAGE TRAINING HOURS OF EMPLOyEE By GENDER [404-1]

GENDERTOTAL

(A)

TRAINING HOURS

(B)

TRAINING HOURS PER EMPLOyEE

(B) : (A)

Women 441 1,967 4.46

Men 2,330 14,427 6.19

Total 2,771 16,394 5.92

AVERAGE TRAINING HOURS OF EMPLOyEE By POSITIONAL LEVEL [404-1]

POSITIONAL LEVELTOTAL

(A)TRAINING HOURS

(B)

TRAINING HOURS PER EMPLOyEE

(B) : (A)

Director 42 164 3.90

Senior Management 198 820 4.14

Middle Management 352 1,803 5.12

Junior Management 440 2,295 5.21

Supervisor 600 3,771 6.28

Staff 1,138 7,541 6.63

Total 2,771 16,394 5.92

140



For employees entering the retirement period, the

Company provides a special workshop. The workshop

is called MPP training of Pre-retirement Period which

is useful as a provision for WIKA’s employees who

will enter the retirement period. In the MPP training,

participants will know more about the benefits of

retirement from the aspects of psychological, health,

training for Pre-retireMent eMPloyees

and others. In addition, participants also learn how to

manage family finance after they are retired as well

as what activities can be done such as starting an

entrepreneurship or others. Throughout 2018, there

were 29 people entering the retirement period, and all

of them were included in the MPP training. [404-2]

Active employees who are not entering the retirement

period are given the same opportunity for career

path at WIKA. WIKA uses the result of Competency

Evaluation (EK) & Performance Assessment (PK) as one

of the considerations for career promotion. In addition,

the result of the EK & PK is also taken into consideration

for occupational transfers and/or career demotion. All

WIKA’s employees receive performance assessment

annually. [103-3, 404-3]

Even though the result of performance assessment

becomesoneconsiderationfordeterminingemployees’

career, WIKA conducts occupational transfers based

on company needs, and not by a single consideration

from performance assessment result. Besides, not all

employees are promoted in the current year. The record

of total employees promoted, transferred, and demoted

is presented below.

PerforManCe assessMent



PROMOTION, OCCUPATIONAL TRANSFER, AND DEMOTION By GENDER

DESCRIPTION2018 2017 2016


Promotion 260 14 289 10 148 12

Occupational Transfer 1,021 116 977 65 261 15

Demotion 0 0 2 0 0 0

Total 1,411 1,343 436

PROMOTION AND OCCUPATIONAL TRANSFER By POSITIONAL LEVEL

POSITIONAL LEVEL2018 2017 2016

PROMOTION TRANSFER PROMOTION TRANSFER PROMOTION TRANSFER

Directors 1 0 0 0 1 0

General Manager 5 3 5 4 4 2

Division Manager 2 2 8 11 3 4

Bureau/Country Manager 10 50 13 24 15 8

Section Manager 9 26 25 19 14 9

Project Manager 29 41 47 46 15 23

Construction Manager 55 37 23 42 14 16

Section Head/Coordinator 163 313 191 292 84 94

Staff 0 665 3 590 3 128

Total 1,411 1,343 436

Notes: •Promotion:Thedatashowstotalemployeeswhichbeingpromotedtooccupythepositionwrittenonthetablerow.•Transfer:Thedatashowstotalemployeeswhichbeingtransferredfromeverypositionlevel.

142



In order to fulfill this commitment, WIKA strives to

increase the number of employees who have occupational

certification. It is expected that certified employees can

work at maximum level and minimize errors and accidents.

In 2018, WIKA has facilitated 1,599 employees to get

occupational certification. The number of certified

employees in 2018 increased 133% from the previous year.

As a provider of construction services, WIKA always prioritizes project security and integrity.

Technical

Non-technical

Professional

Skilled Labour

Non-technical

59

41

57

176

79

42

96

45

82

826

567

280

442

344

219

2018 2017 2016

Certified EmployessOCCUPATIONAL CERTIFICATION



WIKA complies with applicable regulation and policy in construction sector. WIKA operates construction activities based on Company Policy WIKA-KON-PM-02.07 concerning Procedure for Construction Implementation Process. In order to ease operation and security at project site, WIKA uses certified equipments.

The use of certified equipments is implemented to

ensure that the heavy machineries to be operated meet

safety standards and are safe to operate. WIKA requires

employees and project workers to check Equipment

License (SIA) of each machine to be operated. Besides,

WIKA also requires operatorsof heavy machineries to

obtain Operating License (SIO). All projects undertaken

by WIKA have used heavy machineries equipped

with SIA and SIO. For other equipments, the project

superintendent will check compliance with safety

standards before daily operations. [G4-CRE6]

Using Certified Equipments



The Human Capital Department must support and

ensure all work units can have a healthy mindset,

namely by creating conducive work environment so

that employees can continue to think positively. In

addition, the Human Capital Department must also

ensure that all work units can adopt a healthy lifestyle

by balancing work and rest.

WIKA concerns that health is more important than

merely accomplishment; therefore, the Company

also intensifies OHS counseling activities, as well

as socialization about healthy mindset and diet.

Previously, health activities only cover preventive and

curative actions of certain diseases, but now focus

more on awareness in managing health for each

individual.

WIKA continues to promote a healthy lifestyle through

Well Being Program based on life balance. There

are three wellbeing bases namely healthy mindset,

healthy lifestyle, and healthy diet. Regarding the

mindset, each work unit ensures a work environment

that can support the creation of a positive mindset

and creates programs related to activities to balance

the brain. Dealing with a healthy lifestyle, employees

are directed to be able to adjust the balance between

their job and their physical-spiritual health.

One factor influencing employee performance of is physical and spiritual health.

WIKA provides service facilities to handle employee grievance. Employees can submit grievance or complaint through WIKA Elektronic Care (WeCare), which can be accessed via email. The features available in this service are online consultation with psychologists, “TanyaHC” for direct communication with the Human Capital Department, and many contents of educational articles.

WIKA’s Concern on Work-Life Balance



The SHE Department is directly responsible to the

Director of Human Capital and System Development

to ensure the SHE implementation in the work

environment and the achievement of zero fatality

target by allWIKA’s personnels. In practice, the SHE

Manager in each Operations Department supervises

SHE personnels in the Operations Department and

those at the project location to implement SHE. The

SHE manager is an extension of SHE Department. [103-2,

403-1]

she ManageMent systeM

The implementation of SHE is carried out based

on the WIKA’s Safety, Health & Environment (SHE)

Management System Policy which was updated on

The scope of the occupational health and safety management (OHS) system at WIKA has included the management of operational impacts on the environment or safety, health & environment (SHE).

May 8, 2018. In addition, the implementation of SHE

has also followed internationally applicable standards.

WIKA refers to OHSAS 18001 for OHS Management

System which is later updated into ISO 45001:2018 in

2018. At present time, WIKA is undergoing process to

obtain ISO 45001 certificate. OHS implementation is

notonlystrictlyappliedforWIKA’sinternalemployees,

but also for contract partners and subcontractors, even

to guests visiting the project. [103-2, 403-1]

Regarding SHE Policy, WIKA is committed to

preventing occupational accidents and illnesses as

well as environmental damage in order to achieve the

target of zero fatality. WIKA sets annual targets related

to SHE. This policy also contains a commitment from

WIKA to develop employee capacity and involvement

of partners in the implementation of SHE. [403-1]

Implementation of Safety, Health, & Environment (SHE)

146



TARGET AND REALIzATION OF WIKA MANAGEMENT SySTEM [103-2, 103-3]

NO. PENGUKURAN TERGET 2018 REALISASI 2018

1 Quality Management System Level (QMSL) 820 832

2 SHE

a. SHE level 820 843

b. Frequency rate

• Nonlosttimeinjury(NTLI) ≤ 5 1.46

• Losttimeinjury(NTL) ≤ 3 0.32

c. Severity rate ≤ 2 0.88

d. Risk containment audit (RCA) ≤ 2.4 2.27

3 Ringkas, Rapi, Resik, Rajin, Rawat (5R) 860 864

4 QPass 90% 93.49%

5 Security Management System Level (SMSL) 800 800

In preventing accidents in WIKA work environment,

leaders through the Stop Work Action Policy (SWA)

give full authority to every employee and partnering

worker to:

• Stop work, if finding dangerous action/condition

or working not in accordance with applicable

regulations;

• Share SWA experience that he/she had in safety

meetings.

With a view to maintaining professionalism, WIKA will

not tolerate employees and partners who own, keep,

consume and / or distribute alcoholic drinks and /

or illegal drugs in all WIKA work units. The policy is

stipulated on Prohibition of Consuming Alcoholic Drinks

& Illegal Drugs. To enforce such policy, the Company

conducts random checks. Violations of this matter will

be subject to sanctions or termination of employment

and reported to the authorities.



Furthermore,WIKA’scommitmenttoprotectallemployeeshasbeendevelopedinaseriesofroadmap.

In line with the roadmap that has been set, WIKA will approve the personal

KPI containing SHE aspect for each employee in 2019. WIKA also makes some

improvement to the SHE system and automation of all working papers in

2020. With all commitments and efforts carried out, the Company expects to

realize its mission to become a company with a world-class SHE Management

System in 2023.

ROADMAP OF WIKA’SSHE MANAGEMENT SySTEM

20192020

20232022

2021

SHE Organization & Leadership• Strengthen SHE Organization• Visible Leadership/Personal

Accountability (KPI)• Alligned Performance

Commitment & External View

SHE Compliance & Competence• Safety, Health and

Environment Compliance• Training & Certification

entire level• Automation System

SHE Culture• SHE Delivers

Business Values

Technologies & Standards• Engineering

Improvements• Tools & Equipment

Improvement• Safety Concerns

Technologies & Standards• Competitive advantages/

added values• SHE World Class

148



In the construction business, there

are potential work hazards and high

probability of work accidents at the project

site. WIKA manages potential hazards

and ocupational accidents by increasing

employee awareness of SHE, as well as

performing audits at the project site.

The SHE Department implements the

monthly Risk Containment Audit (RCA)

Program on all projects to be reported to

the SHE Department at Head Office. The

RCA program is a supervisory activity

that aims to measure the severity of the

potential unsafe act and unsafe conditions

at the project site. Unsafe acts and unsafe

conditions can be identified with RCA to

get immediate response.

In all work areas, WIKA implements the

recording of safety points. The findings of

each project department will be calculated

on a scale of 1 (safe) to 5 (least secure). In

2018, WIKA set safety standards on a 2.4

scale, with the realization of safety points

reaching 105% of the plan.

In addition to conducting RCA, WIKA also

ensures quick emergency response at work

sites. WIKA has procedures for reporting

accident at project sites in accordance with

Procedure for Investigation of Occupational

Accident and Illness stipulated on WIKA-

PEM-PM.03.11.

identifiCation of hazards, oCCuPational risk assessMent, and investigation of inCident [403-2]



Potential hazards and workplace accidents cannot

be avoided, but they can be minimized. Therefore,

WIKA always strives to manage and implement SHE

to achieve zero fatality. WIKA also respects human

rights. For example, if there are workers asking to be

transferred from an area or occupational task because

of the high risk of work.

oCCuPational health faCilities[403-3, 403-6, 403-10]

WIKA requires all offices and projects to be equipped

with access to health. Accessible and quality health

facilitiesbelongtoWIKA’ssocialresponsibilitytowards

its employees. For workers at the project site, WIKA

requires all projects to facilitate health examinations by

providing clinics and physicians, and collaborated with

local hospitals for early treatment. WIKA also places

First Aid Kit at each workplace to anticipate workplace

injury.

Once a year, WIKA monitors employee health through

the mechanism of medical check-up (MCU). The Human

Capital Department records and reports MCU data of

permanent employees, while MCU of field workers is

managed by each project site. There are three types

of medical check-up, namely initial medical check,

periodical medical check, and specific medical check.

Initial medical check is carried out for new employees

who will join WIKA as a requirement. Specific medical

check is carried out for employees working with high

risk of accidents and disease, and if needed as additional

requirement from project owners.

WIKA collaborates with Prodia Hospital to carry out

MCU. At the end of 2018, there were 2,115 employees

participating in the MCU. In addition to MCU, WIKA

facilitates medical assessment and provides physicians

and psychologists for employees with personal

problems. As a form of mitigation, WIKA also conducts

blood drive events regularly and promotes the Well

Being Program.

150



Regular communication related

to SHE is carried out with a view

to increasing the importance

of work safety for oneself and

others, as well as to creating a

safe work environment. At the

project site, SHE communication is

built through SHE induction, SHE

morning talk, toolbox meeting, SHE

meeting, safety alert, SHE culture,

and SHE sharing. SHE meeting

is held monthly by the P2K3

organization, SHE morning talk is

conducted daily before working,

and toolbox meeting is carried out

right before starting specific work.

These programs enable a two-way

communication, so each employee

can disclose SHE problems at WIKA

work environment to be resolved.

To supervise the implementation of

SHE in the entire work areas, WIKA

has established the Managing

Committee on Occupational

Health & Safety and Environment

(P2K3L) of which formulation

involving employees. At the Head

Office, the Committee is chaired

by the President Director, assisted

by Secretary with an OHS expert

certificate, and consists of general

managers of each department, as

well as representatives from labor

unions.

The main task of P2K3L is to ensure

a safe and healthy workplace for

everyone and solve the existing HSE

problems. The similar committee

in each project is chaired by the

Project Manager, assisted by

secretary with an OHS expert

certificate, and consists of all head

of functions and representatives

of subcontractors. The organ

holds meetings every month to

communicate HSE programs and

targets and resolve existing HSE

problems. The committee submits

its performance report to the

local Manpower Office every three

months.

she CoMMuniCation and eMPloyee PartiCiPation [403-4]



WIKA organizes OHS trainings for employees. WIKA has compulsory and specific OHS training programs for

employees suitable to their duties. On the other hand, WIKA also provides project workers with relevant OHS

training programs according to project risks, such as emergency unit, workers at height, and first aid.

training on oCCuPational health & safety [403-5]

NO TRAINING PROGRAM

Compulsory Training

1 CSMS

2 Safety Officer

3 Construction OHS Expert - Young

4 Construction OHS Expert - Middle

5 HSE Leadership - Primary

6 HSE Leadership - Middle

7 HSE Leadership - Major

8 OHS Expert of Fire

9 SHE Supervisor

NO TRAINING PROGRAM

Specific Training

1 Electricity OHS Expert

2 Oil & Gas OHS Expert

3 Auditor ISO 14001:2015

4 Awareness ISO 45001:2018

5 General OHS Expert

6 Auditor SMK3

7 Confined Space

8 First Aid

9 Accident Investigation

10 Lifting & Rigging

11 Environmental Monitoring

12Hazardous and Toxic (B3) Waste Management

13 Introduction of Environmental Permits

14 Safety Officer Certification

15 Scaffolder (Scaffolding Technician)

16 Scaffolder Inspector

17 Working at Height

TyPES OF OHS TRAINING [403-5]

152



SHE implementation is not only applicable to

WIKA employees, but also to contract partners and

subcontractors, even to guests observing the project.

WIKA always conducts induction safety for employees

before starting work, as well as for stakeholders

observing the project. The commitment to SHE

implementation is also enforced in the form of an

integrity pact that must be obeyed and signed by all

WIKA’spartnersandsubcontractors.

In this report, WIKA presents records of accident

and severity rate covering all employees under the

responsibility of WIKA, including organic employees,

contract employees, subcontractor employees, and

partners. WIKA records and reports occupational

she PerforManCe of Wika [403-8, 403-9]

accidents using method and calculation in accordance

with the Regulation of Indonesian Minister of Manpower

No.Per-03/MEN/1998, such as calculating safe working

hours, accident frequency ratio, and severity ratio.

WIKA found that throughout 2018, there were five most

common causes of accidents, namely project debris,

floor surface of work area, machinery, equipment, and

transporting tools. In order to minimize the danger

occurring in WIKA environment, Root Cause Analysis

(RCA) is conducted regularly. Based on RCA result, the

severity rate of potential hazards can be identified and

risk mitigation action of such potential hazard can be

taken.

NUMBER OF ACCIDENT

CATEGORy 2018 2017 2016

INDONESIA

NTLI 164 0 0

Minor 13 10 25

Temporary Absence 24 54 0

Serious 0 0 0

OVERSEAS

NTLI 4 0 0

Minor 0 1 10

Temporary Absence 0 0 0

Serious 0 0 0

Note:Non Lost Time Injury (NLTI): Occupational injury does not result in working day loss; injured employees are able to return for work at the same day.Minor injury: Occupational injury causes employees to miss 1 working day.Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB): Occupational injury causes employees to miss 2-35 working daysSerious injury: Occupational injury causes employees to miss more than 35 working days or suffer from permanent physical defect



SEVERITy RATE, FREQUENCy RATE, AND SAFE WORKHOURS

CATEGORy 2018 2017 2016

INDONESIA

Severity Rate 0.88 0.74 0.30

Non loss time injury (NLTI) 1.46 1.73 2.24

Loss time injury (LTI) 0.32 0.21 0.21

Nearmiss 799 accidents 1,028 accidents 1,366 accidents

Manhours 106,256,045 hours 86,804,733 hours 81,983,725 hours

OVERSEAS

Severity Rate 0.00 0.44 4.31

Non loss time injury (NLTI) 0.44 3.48 6.46

Loss time injury (LTI) 0.00 0.44 3.44

Nearmiss 532 accidents 95 accidents 40 accidents

Manhours 9,172,745 hours 2,296,121 hours 2,322,783 hours

Note: Data concerning severity rate and frequency rate is based on combination of WIKA, business partners, and subcontractors and cannot be separated due to Company policy.

In the construction business, OHS aspect is an important

thing to fulfill. Fulfilling OHS excellence will increase

customer trust of employingWIKA’s services.WIKA’s

commitment to OHS is clearly stated inWIKA’s SHE

Policy. In order to achieve zero fatality, WIKA requires

Safety Officers with a ratio of 1:50 employees for each

project.

ohs iMPaCts on Wika’s business [403-7]

Besides, with a view to employee safety while working

with external parties, WIKA takes into account the

company scale of the company which work together

with WIKA. WIKA committed to prioritize OHS for

all permanent employees, even when WIKA working

together with vendor in other project. In big scale

project, WIKA takes a part in guarantee the safety and

security of all employees which carry out the projects.

154



Jakarta International Velodrome



04Social and Environmental

Responsibilities



WIKA realizes that running a business in the construction sector will indirectly change the landscape and land use. WIKA ensures that all projects carried out have gone through processes that are in accordance with the applicable rules and regulations.

Before the construction of the project begins, at the

planning stage WIKA always ensures that the project

owner already has licensing documents. Documents

that must be completed include Environmental Impact

Assessment (AMDAL), Environmental Management

Efforts (UKL), and Environmental Monitoring Efforts

(UPL).

WIKA continues to strive to build projects with an

environmental perspective and in compliance with

Law No.32/2009 concerning Environmental Protection

and Management. WIKA has also implemented an

environmental management system based on ISO

14001:2015. The implementation has been running well,

and WIKA did not receive any reports, sanctions, or

fines regarding non-compliance with environmental

laws and regulations in 2018.

WIKA is included in the 2018 SRI KEHATI Index for 25 Companies. This achievement demonstrates WIKA’s commitment as a company that will continue improving its economic performance while still considering environmental sustainability.

Managing Project Impacts

Infrastructure - LRT Jakarta

158



Managing negative iMPaCts toWard the environMent

The construction process gives

indirect contribution to carbon

emissions which leads to air

pollution and global warming.

WIKA is aware and puts a great

concern on the importance of

fighting against global warming

and suporting Sustainable

Development Goals (SDGs). In line

with this commitment, WIKA will

keep trying to build eco-friendly

construction through its production

activities.

OneofWIKA’seffortsforsupporting

environmental sustainability is

to build green construction and

green buildings. In the process,

the construction will prioritize

eco-friendly material use, wood

reduction, and energy consumption

reduction by up to 30% compared

to conventional buildings. The

mechanical concept applied also

refers to green building design by

applying energy-saving devices

of vertical transportation systems,

elevators, and escalators. Such

practices performed by WIKA have

indirectly supported SDGs Goal

7 (Affordable and Clean Energy),

SDGs Goal 9 (Industry, Innovation

and Infrastructure), and SDGs Goal

13 (Climate Action).

Mobility of heavy machineries

during the construction process

contributes a lot to carbon

emissions, so it will increase air

pollutionanddust.OneofWIKA’s

initiatives in managing the negative

impacts of project completion

process is by watering the project

area every day. The water is mainly

sourced from collected rainwater,

while the remaining is supplied

by PT AETRA (private water

company).

WIKA also pays attention to

the environmental impact

management of project waste,

such as liquid waste (used water

from the construction mixed with

soil). WIKA also complies with

all environmental regulations, for

example making a wastewater

treatment plant on a project under

construction. WIKA does not

manage solid waste containing or

not containing hazardous and toxic

substances (B3) independently.

However, there has been an

agreement with the project owner

regarding waste management.

The waste will be transported and

managed by third parties hired by

the owner and / or by the owner

itself as in some projects owned by

PERTAMINA.

During its operations, WIKA seeks to

minimize the impact on settlements

and the environment where people

live. Throughout 2018, WIKA did

not carry out community relocation

activities related to the projects

implemented. Likewise, no project

was implemented at location with a

high level of biodiversity nor within

a conservation area. [G4-CRE7]



grievanCe MeChanisM at ProjeCt site

WIKA provides media to deliver

complaint and grievance from

the public regarding the negative

environmental impacts caused by

the completion of WIKA projects. All

complaints and grievance reports

from the public will be recorded in two

forms: Correction Opportunity Note

(CPP) and Corrective & Preventive

Action Request (PTKP). The CPP-

PTKP report must be acknowledged by

person in charge of the project and its

verifier.

All complaints and grievance reports

received will be evaluated and

monitored by internal and external

parties in order to be handled

effectively. WIKA has a completion

target for all findings of complaints in

no longer than two months. Complaints

must be submitted to the Department

Representative (DR), Division

Manager, and General Manager with

a carbon copy to the Management

Representative (MR) in a maximum

of three hours after the complaint is

received.

Positive iMPaCts of Wika ProjeCts

In every project, WIKA always strives to achieve maximum quality

and responsibility for sustainability. For WIKA, responsibility for

sustainability includes a commitment to providing values and

positive impacts wherever the project is located.

WIKA has a company policy that every project implemented must

carry out CSR activities for the surrounding environment and local

community. CSR practice at project level is organized by employees

at project site which then must be reported to WIKA Head Office.

Some of the CSR activities that have been running at WIKA project

sites are given as follows:

CSR FOR PROJECT OF PLTMG BIMA 50MW

The BIMA 50MW PLTMG project is located in Sumbawa Regency,

West Nusa Tenggara. WIKA conducts CSR activities in several

villages/subdistricts scattered in the area. Those activities includes

voluntary teaching for inspirational class (‘WIKA Mengajar’),

provision of building materials, distribution of water tanks,

distribution of basic necessities, distribution of qurban meat, and

donation for earthquake victims.

CSR FOR CONDOMINIUM (RUSUNAWA) PROJECTS,

PENGADEGAN

Under the Condominium (Rusunawa) Projects in Pengadegan

Kelurahan, Pancoran Sub-Distric, South Jakarta, WIKA conducted

CSR program pioneered by Deny Magni Sundara as Project

Manager. Through CSR, WIKA can actively roled in empower the

surrounding environment of project area. The program which

carried out namely hydroponic planting, mural making, and car

wash.

160



The CSR implementation organized by WIKA was awarded the Best Partnership/Community Empowerment Program for the Construction category from Warta Ekonomi magazine on April 30, 2018.

The hydroponic frame construction done gradually,

becauseofit’smadeinpeople’shomeandPengadegan

Kelurahan office. The material used for hydroponic

frame is made from construction pipes remaining from

the project. Hydroponic plant fertility became a sign

ofprogram‘ssuccess,whichthenbringchangetothe

Pengadengan environment. Now, Pengadengan area

looked more shady and filled with organic vegetable

plants. Moreover, the peoples can generate additional

income from selling the vegetables.

The CSR implementation at project site is directed

to equipping local community with practical skills.

Hopefully, they are still able to use those practical skills

to work and make a living for the family even though

the project is completed and WIKA has left the project

site. It means that WIKA participates in supporting Goal

1 (No Poverty) and Goal 8 (Decent Work & Economic

Growth) of SDGs.



WIKA is committed to providing a positive impact in the form of social values through the implementation of corporate social responsibility (CSR) and PKBL. The CSR activities carried out by WIKA are directed to supporting the Sustainable Development Goals.

One pillar of CSR practice

organized by WIKA is WIKA

Smart (‘WIKA Pintar’). Through

this voluntary teaching program,

WIKA wants to participate in an

effort to educate all Indonesian

children and support Goal

No.4 of SDGs namely Quality

Education Through this program,

participants are invited to get to

know the role of state-owned

enterprises (BUMN) as well as to

understand the benefits of WIKA

project around the students’

settlement.

The instructors are

representatives of the Board of

Directors and management level,

who are accompanied by WIKA

employees from the younger

generation (WIKA Millennials).

‘WIKA Mengajar’ has been

presented for approximately

5,800 students from 58 junior

high schools (SMP/MTs) in 34

provinces throughout Indonesia.

Sponsoring the 2018 Asian GamesWIKA supported the 2018 Asian Games in Jakarta. For this event, WIKA took part in the torch relay of Asian Games in Purwakarta, Cianjur, and East Jakarta. WIKA involved hundreds of runners from WIKA Runners to join torch relay in those three cities. Besides, WIKA collaborated with local authorities in mobilizing over than a thousand communities to attend additional events.

voluntary teaChing (‘Wika Mengajar’)

Distribution of Social Values

162



WIKA also concerns about social impact by participating

in annual event initiated by the Ministry of State-Owned

Enterprises, namely ‘BUMN Hadir Untuk Negeri’ (BHUN).

In 2018, WIKA had the opportunity to carry out BHUN in

cooperation with Perum LPPNPI (AirNav Indonesia), PT

Taspen (Persero), and PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)

with total fund amounted to IDR3,777,264,157. In the same

year, WIKA carry out Bengkulu Bridge Construction,

cooperated with PT Jasa Marga (Persero) Tbk and PT

Pelabuhan Indonesia II (Persero), and the total fund for this

program amounted to IDR955,302,285. The event comprises

several activities such as Renovation of Veterans’ Houses,

‘Siswa Mengenal Nusantara’ (student exchange program

among Indonesian provinces), ceremony, and other activities.

PartiCiPating in ‘buMn hadir untuk negeri’ event

WIKA has also taken part in distributing donation to

natural disaster victims occuring in several regions of

Indonesia. Two major earthquakes struck Indonesia in

2018, damaging the city of Palu (Central Sulawesi) and

the island of Lombok (West Nusa Tenggara). WIKA has

sent donation and aids in forms of cash fund, goods,

ambulance, and site evacuation assistance using

heavy equipment. The total funds distributed reaching

IDR1.06 billion.

QuiCk resPonse on natural disaster viCtiMs

On October 29, 2018 the Ministry of State-Owned Enterprises awarded WIKA for the Best 2017 BHUN Report. In addition, WIKA was also given an appreciation as the Second Winner in the Category of Renovation of Veterans’ Houses within 2015-2017 (for less than 100 houses).



WIKA’s efforts to preserve the environment are carried out starting from its own working environment. WIKA supports water conservation through internal campaign and information dissemination regarding effective water consumption in the office area.

WIKA subscribes to water supply from PT AETRA for domestic

use. In 2018, total water expense reached IDR376.08 million.

At present, WIKA still only records water consumption at the

Head Office. Water management at the project site is carried out

independently, and monitored by the Head Office. WIKA does

not disclose the recording of water consumption at the project

sites because of the large number of WIKA projects in various

regions, making it difficult to consolidate.

Another effort from WIKA to promote environmental conservation

is by reducing energy consumption at the Head Office. WIKA

gives insight and increases the awareness of all employees about

saving energy. All energy sources at the Head Office are attached

with notice stickers to turn them off after use. Information

about energy consumption in 2018 was taken from the record of

electricity use at the Head Office for 2,363,007 kWh. In 2018, total

expense for electricity was IDR3.48 billion.

Meanwhile, waste treatment at the office is still assisted by third

party service. However, WIKA has provided separated trash bins

for organic and non-organic waste.

WIKA Efforts in Preserving the Environment

VOLUME OF WATER CONSUMPTION AT THE HEAD OFFICE (PT AETRA)

2018

2017

28,410 m3

26,184 m3

ENERGy CONSUMPTION AT THE HEAD OFFICE (ELECTRICITy - PLN))

2018

2017

2,363,007 kWh

2,345,989 kWh

164



05About the Sustainability

Report



The 2018 Sustainability Report of PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk or WIKA contains information on sustainability performance, covering economic, social and environmental aspects in the period of January 1 to December 31, 2018. This report is the continuity of the 2017 Sustainability Report, which was published in April 2018. [102-50, 102-51, 102-52]

In compiling this report, WIKA applies guidelines

of the Global Reporting Initiative Standards (GRI)

which refers to the ‘core’ option. Thepresentation of

information in this report also refers to the disclosure

of the construction and real estate (CRE) sector issued

by the Global Reporting Initiative (GRI) version 4.

As a public company that complies with applicable

regulations in Indonesia, the 2018 WIKA Sustainability

Report also refers to the Regulation of Financial Service

Authority (POJK) No.51/POJK.03/2017 concerning

Implementation of Financial Sustainability for Financial

Service Institutions, Issuers and Public Companies. [102-

54]

Since 2015, WIKA Sustainability Report has been verified

through a third party assurance process. Until present

time, WIKA is the first and the only EPC company

that includes an independent assurance statement.

WIKA employs the service of an independent party

at the assurance process with a view to ensuring that

there is no conflict of interest with the Company. From

the reporting until the assurance process of WIKA

Sustainability Report, all activities are monitored by

the Corporate Secretary and conducted by the the

Corporate Secretariat. For the 2018 Sustainability

Report, the assurance process was held on March 12-13,

2019 by independent party at WIKA Tower 2, Jakarta.

[102-56]

[102-3, 102-53]

Contact person:

PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk

Puspita AnggraeniCorporate Secretary

Head OfficeWIKA TOWER 2JL. D.I. Panjaitan Kav. 10Jakarta 13340 - IndonesiaPhone. +6221-80679200Fax. +6221-22893830Email: [email protected]: http://www.wika.co.id

Sustainability report Profile

168



The contents of WIKA Sustainability Report cover three aspects, namely economic, social, and environmental, which are disclosed more deeply through significant issues / specific material topics.

The first stage in preparing a sustainability report is

discussing issues with significant effects on WIKA’s

business during 2018, as well as defining material topics.

Material topics are determined through a discussion

process between internal parties (represented by SHE

Department, HC Department, Finance Department,

IR Bureau, and Corporate Secretariat) and external

parties (represented by academics and observers of

sustainability report). The discussion took place at

WIKA Tower 2 on December 17, 2018. [102-46]

In defining report content, WIKA also considered the

achievement of 2018, significant events that occured,

expectations for 2019, and the needs of stakeholders.

Those considerations became the basis of material

topic analysis of the 2018 WIKA Sustainability Report.

WIKA explores the needs of stakeholders through the

interactions and relationships that have been built.

In defining material topics, stakeholder involvement

is needed for providing criticism, suggestions, and

feedbacks. This process is related to the impact

caused by WIKA operations and WIKA response to

such impact on stakeholders. Given all feedbacks from

an independent party as the report assuror, WIKA

responds through general information disclosure of this

report.

WIKA determines key stakeholders based on level of

proximity and level of interest. Internally, relationships

are built through various communication channels

to interact, such as emails and regular meetings.

Externally, WIKA engages with clients and other

stakeholders through daily project activities, as well

as in various membership and industrial associations.

From the relationships that have been built, WIKA

seeks to identify and answer the key issues and topics

of each stakeholder. [102-42, 102-43]

Reporting Stages and Stakeholder Involvement in Preparing the report



Play important role in supporting the company finance.

Approach to creditors and their involvement with WIKA’s business

take place during meetings to discuss loan agreement. The frequency of

meetings with creditors is carried out according to the loan period and due

date. [102-43]

The main topics and needs of creditors include the completeness of documents required

to obtain loan, company financial statements, as well as clarity of sources of funds for loan

payment. From these needs, WIKA responded by providing documents needed to support the

smooth running of the credit process, providing other necessary information, and carrying

out obligations as debtors in accordance with applicable legal provisions. [102-44]

Supervising the implementation ofWIKA’s compliancewith applicable

regulations.

Regulator including Ministries of Indonesia’s Government, the Central

Government, Regional Governments, the Stock Market Supervisory Agency, the

FinancialServicesAuthority(OJK),andotherregulatorsassociatedwithWIKA’s

business.

Approach to regulator and its involvement with WIKA’s business take place during meetings

betweenbothparties todiscuss thecompany’s fulfillmentofapplicable regulations.Meetingsare

held at least once a month. [102-43]

The main topics and needs of regulator include compliance with provisions in accordance with

applicable regulations, as well as information required and relevant to company activities. From these

needs, WIKA responded by conducting PKBL activities and reporting them, making annual report

and sustainability report and then submitting the reports to the Ministry of BUMN, OJK, and other

relatedparties.Inaddition,WIKAalsoprovidesfeedbacksinaccordancewithWIKA’scapacityasa

BUMN. [102-44]

170



The main stakeholder having control over the company

Approach to shareholders and their involvementwithWIKA’s business take

place at the Annual General Meeting of Shareholders (GMS) once year and at the

Extraordinary GMS which is conducted at least once a year. [102-43]

ThekeytopicsandneedsofshareholdersincludeinformationonWIKA’sannualperformance,

the amount of earned revenue, company profit/loss, sustainability performance, and information

related to changes in management structure. From these needs, WIKA responded by making annual

report, sustainability report, PKBL reports, and financial statements. [102-44]



Including suppliers, contractors, consultants, and other business

partners.

The activator of supply chain to facilitate company operations

ApproachtopartnersandtheirinvolvementwithWIKA’sbusinesstakeplace

during meetings to discuss tenders, work negotiation in accordance with the

schedule set at each job offer (more than one meeting within a year). [102-43]

The main topics and needs of work partners include the fulfillment of the rights over works

carried out, occupational health and safety insurance, contracts obtained, evaluating service

providers and suppliers, as well as information regarding goods and services procurement

policies from the Bureau of Supply Chain Management. From these needs, WIKA responded

by providing clear information when the tender process took place, and cooperating with

partners according to the contract agreed. [102-44]

Themainstakeholderandactivatorofthecompany’sbusiness

ApproachtoemployeesandtheirinvolvementwithWIKA’sbusinesstakeplace

while performing daily works, during meetings related to work if needed, and

during meetings for CLA discussion conducted every two years. [102-43]

Thekeytopicsandneedsofemployeesincludefulfillmentofemployees’normativerights,work

protection, occupational health and safety insurance, freedom of association, education and training,

and career paths. From these needs, WIKA responded by establishing a bipartite and tripartite forum,

supporting the formation and activities of worker union, providing personal protective equipment

(PPE) for workers and implementing OHS standards, providing health facilities, regularly conducting

education and training activities, and conducting work evaluations to determine the career path of

employees. [102-44]

172



Partner in actualizing initiatives to develop social values.

Approach to thecommunityand its involvementwithWIKA’sbusiness take

place during the implementation of CSR programs (at least once a year or

according to needs). In addition, WIKA also builds relationships with the community

through PKBL activities which are carried out at least twice a year. [102-43]

The main topics and needs of the community include the livelihoods and the conditions of living

environment, especially those living nearby WIKA project sites. From these needs, WIKA responded

by consistently conducting PKBL activities, conducting CSR activities for communities around the

project location, and striving to minimize the negative impacts on the environment caused by the

project construction. [102-44]

The main source of company revenue

Approach to project owners and their involvement with WIKA’s business

take place during meetings to discuss work contracts and the signing of work

contracts, as well as at the project inauguration. The frequency of meetings with

project owners depends on the number of projects obtained by WIKA, in which at least

one meeting is held every year. [102-43]

The main topics and needs of project owners include project implementation report, project

completion in a timely manner and with a reasonable budget, as well as products and services quality

assurance in accordance with the agreed contract. From these needs, WIKA responded by submitting

a report on the progress of project implementation in accordance with the contract, reviewing the

work contract, providing products and services according to ISO 9001:2015, providing maintenance

period for the products, and conducting a satisfaction survey. [102-44]



CHANGES IN MATERIAL TOPICS [102-49]

MATERIAL TOPIC OF 2017

MATERIAL TOPIC OF 2018

DESCRIPTION

Economic performance and climate change

Economic performance

Thedisclosureof‘economicperformance’asonematerialtopicwillfocus on financial performance throughout 2018. On the other hand, financial implication resulted from natural disasters as well as climate change will be disclosed in this report, but not as one of material topics.

Security and integrity of construction

Security and integrity of construction is a one of significant topic for WIKA and part of product quality standard. In every projects completion, WIKA always implemented this aspect. Neverteless, in 2018 this topic was not a priority to be disclosed in this report.

Occupational health & safety (OHS)

Occupational health & safety (OHS)

‘Occupationalhealth&safety(OHS)’isasignificanttopictobedisclosed again in 2018 due to a lot of occupational accident issues in Indonesian construction companies throughout 2018 and WIKA efforts in handling OHS.

Education and training

Education and training

‘Educationandtraining’stillbecomesasignificanttopictobedisclosedby WIKA in 2018 due to the development of business line which required the capacity building of workers in order to follow corporate business development.

Indirect economic impact

Information concerning indirect economic impact was disclosed in a chapter of 2017 SR discussing social and societal performance. However, this topic is no longer material in 2018 SR.

Project environment impact

Information concerning project environment impact was disclosed in a chapter of 2017 SR discussing operation impact toward environment. However, this topic is no longer material in 2018 SR.

Procurement practice

The increasing number of contract gained in 2018 resulted in the procurement of goods and service to facilitate operating activities. Therefore,‘procurementpractice’ismaterialandsignificanttodisclose.

Anti-corruption WIKA has been conducting various efforts to prevent corruption and create a clean working environment. For this reason, the disclosure of ‘anti-corruption’topicissignificant.

The selected material topics which are presented in the 2018 WIKA Sustainability Report consist of Economic

Performance, Occupational Health and Safety (OHS), Education and Training, Procurement Practice, and Anti-

corruption. There are changes in material topics and boundaries compared to the previous reports. [102-47, 102-49]

174



MATRIX OF 2018 MATERIALITy TOPICS [102-47]

Influ

ence

on

Ass

essm

ent

and

Stak

ehol

der

Dec

isio

n M

akin

g

Significant to Economic, Social, and Environmental Impacts

loW

loW

hig

h

high

Procurement practices

5

Training and education

4Anti-corruption

3

Economic performance

Occupational health and safety 2

1

RELATION AND CONCERN OF MATERIAL TOPICS [103-1]

Economic performance is thecompany’sfoundationin

running its business.

Maintaining zero fatality is the main priority because

employees are valuable assets for WIKA.

Training & education is the basis for creating excellent employeesasthebackboneofallWIKA’soperations.

Commitment to anti-corruption enforcement is carried out by promoting anti-gratification, personal tax reporting

for employees, the implementation of code of ethics, as well as the State

Official Wealth Report (LHKPN).

oCCuPational health & safety training & eduCation

anti-CorruPtion

eConoMiCPerforManCe

ProCureMentPraCtiCe

Procurement practice supports the smooth operation of providing goods and services that contribute to the achievementofthecompany’seconomictargets.

Excellent OHS performance will affect the quality

of the work and the reputation of the company, which will ultimately be

a consideration for customers to use WIKA services. If it is not managed

properly, it will affectthecompany’srevenue in the future.

WIKA allocates fund for

supporting OHS or K3.

Prevention of corruption is implemented to protect company assets. Therefore, strict supervision is carried out in the Bureau of Supply Chain Management to avoid

fictitious spending and bills.

Procurement practice also includes the provision of

trainers/speakers services to facilitate training programs

for employees, as well as other

needs to support education &

training programs for employees.

Procurement practice also includes procurement of

goods in the form of safety tools/equipments.

WIKA provides OHS education & training to improve employees’awarenessandknowledgeofhealth&

safety in the workplace.



MATERIAL TOPIC BOUNDARIES

MATERIAL TOPIC

BOUNDARIES

IDENTIFICATION OF IMPACTS COMPANy INVOLVEMENT

Economic Performance

Having impacts on both internal and external stakeholders.

WIKA generates economic values for corporate sustainability and benefits for stakeholders, while allocating some portions of profit as contribution for funding social and environmental-based activities.

Occupational Health & Safety (OHS)

Having impacts on both project area and office. The implementation of OHS management system may prevent workers from occupational accidents or illness. Excellent OHS performance may influence directly on corporate performance in achieving operational excellence.

WIKA establishes SHE Department in order to manage OHS implementation and provide all needs regarding OHS.

Procurement Practice

Procurement practice is part of supply chain and important for WIKA operating activities. Timely and quality procurement may influence positively on the smoothness of project development.

1. Creating policy regarding procurement;2. Performing procurement practice according to

applicable procedure and policy;3. Building good relation with suppliers and

other business partners;4. Cooperating with local suppliers;5. Performing timely payment.

Anti-Corruption

Since corruption is an act which harms the Company as well as other people, WIKA strictly fight against corruption. WIKA establishes anti-corruption policy and performs some efforts in disseminating anti-corruption campaign in order to protect corporate assets and reputation.

1. Establishing anti-corruption policy;2. Conducting anti-corruption campaign;3. Performing assessment on any operation

potential for corruption;4. Organizing anti-corruption training;5. Providing sanction and punishment for any

employee committing corruption.

Education and Training

Education and training for employees belongs to part of work process. Education and training will create excellent and skillful workers able to work effectively.

1. Performing work evaluation for all employees;2. Providing various modules for education and

training;3. Providing opportunity for workers to obtain

occupational certifications

Based on selected material topics, WIKA identified the impacts (both positive and negative) on stakeholders.

Furthermore, WIKA also made several efforts to manage those impacts. [102-46, 102-47]

176



Throughout the process of preparing report, WIKA followed the principles of defining report content and report

quality, namely:

All data and information were sourced from WIKA Head

Office in Jakarta including the Management Center and

the Operations Department. Especially for sustainability

report, WIKA does not include information and data

from subsidiaries, suppliers and other entities outside

the parent company. However, financial data and

information were sourced from consolidated financial

statements covering PT WIKA as the parent company,

and its seven subsidiaries consisting of WIKA Beton,

WIKA Industri Konstruksi, WIKA Bitumen, WIKA

Gedung, WIKA Rekayasa Konstruksi, WIKA Realty, and

WIKA Serang Panimbang. [102-45]

In accordance with the industry, WIKA Sustainability

Report also presents information and data demanded in

GRI G4 Disclosures for the Construction and Real Estate

(CRE) Sector. Nevertheless, regarding the disclosure of

supplements for CRE sector, WIKA has not been able

to fulfill the demand for several disclosures including:

1. Energy intensity of building [G4-CRE1], data is not

available;

2. Water intensity of building [G4-CRE2], data is not

available;

3. GHG emission intensity of building [G4-CRE3], data is

not available;

4. GHG emissions intensity of new construction and

reconstruction activities [G4-CRE4], data is not

available;

5. Land remediation and/or existing land remediation

[G4-CRE5], disclosure is irrelevan.

Disclaimer

Sustainability Report

Principles for defining report quality• Accuracy• Balance(positive-negative

information)• Clarity• Comparability• Reliability• Timeliness

Principles for defining report content• StakeholderInclusiveness• SustainabilityContext•Materiality• Completeness



GRI STANDARD CONTENT INDEX AND POJK CROSS REFERENCES

GRI STANDARD DISCLOSURE PAGE (S) POJK 51/OJK.03/2017

GRI 102:General Disclosures 2016

102-1 Name of the organization 104 3.b

102-2 Activities, brands, products, & services 108 3.d

102-3 Location of headquarters 168 3.b

102-4 Location of operations 114, 115 3.c.4

102-5 Ownership and legal form 104 3.c.3

102-6 Markets served 115 -

102-7 Scale of the organization 1133.c.13.c.2

102-8 Information on employees 136, 137 3.c.2

102-9 Supply chain 127 -

102-10 Significant changes 108, 110, 115 3.f

102-11 Precautionary Principle or approach 119 -

102-12 External initiatives 110 -

102-13 Membership of associations 102 3.e

102-14 Statement from senior decision-maker 981

4.a4.c

102-16Values, principles, standards, and norms of behavior

105 3.a

102-18 Governance structure 107, 119 5.a

GrI Standard Content Index and reference of PoJK No.51/PoJK.03/2017 [102-55]

178






102-40 List of stakeholder groups 170-1735.d.15.d.2

102-41 Collective bargaining agreements 136 -

102-42 Identifying and selecting stakeholders 169 5.d.1

102-43 Approach to stakeholder engagement 169-173 5.d.2

102-44 Key topics and concerns 170-173 5.e

102-45Entities included in the consolidated financial statements

177 -

102-46 Defining report content and topic boundaries 169, 176 -

102-47 List of material topics 174, 175 -

102-48 Restatements of information 113, 124 -

102-49 Changes in reporting 174 -

102-50 Reporting period 168 -

102-51 Date of most recent report 168 -

102-52 Reporting cycle 168 -

102-53 Contact 168 -

102-54 In accordance with the GRI standards 168 -

102-55 GRI content index 178-182 -

102-56 External assurance 168, 185 -





MATERIAL TOPICS

eConoMiC PerforManCe

GRI 103: Management Approach 2016

103-1 Explanation of the material topics 175 -

103-2 The management approach and its components 123 -

103-3 Evaluation of the management approach 123, 125 -

GRI 201: Economic Performance 2016

201-1 Direct economic value generated and distributed 123, 1242.a.22.a.3

201-2 Financial implications due to climate change 122 -

201-3Defined benefit plan obligations and other retirement plans

125, 126 -

201-4 Financial assistance received from government 125 -

Praktik Pengadaan





GRI 204: Procurement Practices 2016

204-1 Proportion of spending on local suppliers 128 -

anti-koruPsi





GRI 205: Anti-corruption 2016

205-1Operations assessed for risks related to corruption

131 -

205-2Communication and training about anti-corruption policies and procedures

131, 132 -

205-3Confirmed incidents of corruption and actions taken

132 -

180





oCCuPational health and safety (ohs)



103-2 The management approach and its components 146, 147 -

103-3 Evaluation of the management approach 147 -

GRI 403: Occupational Health and Safety 2018

403-1Occupational heath and safety management system

146 -

403-2Hazard identification, risk assessment, and incident investigation

149 -

403-3 Occupational health service 150 -

403-4Consultation and communication on occupational health and safety

151 -

403-5Worker training on occupational health and safety

152 -

403-6 Promotion of worker health 150 -

403-7Prevention and mitigation of OHS impacts directly linked by business relationship

154 -

403-8Workers covered by an occupational health and safety management system

153 -

403-9 Work-related injuries 153 -

403-10 Work-related ill health 150 -

training and eduCation





GRI 404: Training and Education 2016

404-1Average hours of training per year per employee

139, 140 -

404-2 Program for upgrading employee skils 139, 1415.b

6.c.2.d

404-3Percentage of employees receiving regular performance and career development reviews

141 -





ConstruCtion and real estate seCtor disClosure

GRI G4: Construction and Real Estate Sector Disclosures 2013

CRE1 Building energy intensity 177 -

CRE2 Building water intensity 177 -

CRE3 GHG emissions intensity from buildings 177 -

CRE4GHG emissions intensity from new construction and redelopment activity

177 -

CRE5Land remediated and in need of remediation for the existing or intended land use

177 -

CRE6 Verificationofthecompany’soperationscompliance

110, 144 -

CRE7Number of persons displace and/or resettled by development impacts

159 -

CRE8Sustainability certification, rating and labeling schemes for new construction, management, occupation and redevelopment

110 -

182



POJK REFERENCES

POJK 51/OJK.03/2017 DISCLOSURE PAGE (S)

2 An overview of the sustainability performance aspect 97

4.b

4.b.1Performance achievement on the implementation of Sustainable Financial

Irrelevant

4.b.2Achievements and challenges including significant events during the reporting period

98-101

5.c Company procedures in controlling the risk of sustainability 116, 131, 149, 154

6.aActivities to build a sustainability culture in the internal Public Company

95

6.b

6.b.1Comparison between production target and performance, portfolio, funding or investment target, revenue and profit/loss

The Information available in Annual

Report

6.b.2

Comparison between portfolio target and performance, funding or investment target on financial instruments or projects in line with the implementation of Sustainable Finance

Irrelevant

6.c

6.c.1Commitment of financial service institution, emiten, or public company to providing product and / or service equally to customers

129, 130

6.c.2.aEquality of employment opportunities and the presence or absence of forced labor and child labor

137

6.c.2.bPercentage of permanent employee remuneration at the lowest level against the regional minimum wage

125

6.c.2.c Safe and suitable working environment 145

6.c.3.aInformation on activities or operational areas that give positive and negative impacts to the surrounding community, including financial literacy and inclusion

158-161

6.c.3.bThe mechanism and number of public complaints received and acted upon

133

6.c.3.cSocial and environmental responsibility on sustainable development objectives includes the types and achievements of community empowerment program activities

158-164



POJK REFERENCES

POJK 51/OJK.03/2017 DISCLOSURE PAGE (S)

6.d

6.d.1 Environmental costs incurred 125, 164

6.d.2 Use of environmentally friendly materials 159

6.d.3 Use of energy 164

6.e

6.e.1 Performance as meant in letter d 164

6.e.2Activities or operational areas that have an impact to the surrounding environment

Irrelevant

6.e.3.aImpacts of operational areas that are near or in conservation area

Unavailable

6.e.3.b Efforts to conserve biodiversity Unavailable

6.e.4 Emission Data is unavailable

6.e.5 Waste and effluent 164

6.e.6The number and topic of environmental complaints received and resolved

160

6.f

6.f.1 Innovation and development of sustainable productsThe Information

available in Subsidiary

6.f.2Number and percentage of products and services that have been evaluated for the customer's safety

Data is unavailable

6.f.3Positive and negative impact of product and / or services and distribution process

Irrelevant

6.f.4 Number of products withdrawn and the reason Irrelevant

6.f.5 Survey of customer satisfaction 133

184



Independent Assurance Statement



186



188



Feedback Form

We would like to ask all stakeholders to kindly provide feedback after reading this Sustainability Report by sending email or this form by fax/mail.

1. ThisreportdescribeCompany’sperformanceinsustainabilitydevelopment

2. ThisreportincreaseYourtrusttotheCompany’ssustainability

3. This report is interesting and easy to understand

4. Sort the priority of material topics which is the most important to you

5. Please give us your advice/suggestions/comments on this report:

Agree DisagreeNeutral



• EconomicPerformance ()• OccupationalHealthandSafety ()• ProcurementPractices ()• Anti-Corruption ()• TrainingandEducation ()

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Kindly send this feedback form to address below:

PT WIJAyA KARyA (Persero) TbkCorporate Secretariat

Head OfficeWIKA TOWER 2JL. D.I. Panjaitan Kav. 10. Jakarta 13340 - IndonesiaPhone +6221-80679200 | Fax. +6221-22893830Email: [email protected] | Website: http://www.wika.co.id

YOUR PROfILE

Governance

Community

Industry

Akademic Group

Media

Corporate

NGO

Others, please state…..............................................................

Name (if you please) :….....................................................................Institution/Company :….....................................................................Email :….....................................................................Phone/Mobile :….....................................................................



Lembar Umpan Balik

Kami mohon kesediaan para pemangku kepentingan untuk memberikan umpan balik setelah membaca Laporan Keberlanjutan ini dengan mengirim email atau mengirim formulir ini melalui fax/pos.

1. Laporan ini sudah menggambarkan kinerja Perusahaan dalam pembangunan keberlanjutan

2. Laporan ini meningkatkan kepercayaan Anda pada keberlanjutan Perusahaan

3. Laporan ini menarik dan mudah dimengerti

4. Mohon urutkan topik material yang menjadi prioritas Anda

5. Mohon berikan saran/usul/komentar Anda atas laporan ini:

Setuju Tidak SetujuNetral



• KinerjaEkonomi ()• KeselamatandanKesehatanKerja ()• PraktikPengadaan ()• Anti-Korupsi ()• PelatihandanPendidikan ()

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Mohon agar lembar umpan balik ini dikirimkan kembali ke alamat:

PT WIJAyA KARyA (Persero) TbkSekretariat Perusahaan

Kantor PusatWIKA TOWER 2JL. D.I. Panjaitan Kav. 10. Jakarta 13340 - IndonesiaTelp. +6221-80679200 | Fax. +6221-22893830Email: [email protected] | Situs web: http://www.wika.co.id

PROfIL ANDA

Pemerintah

Masyarakat

Industri

Lembaga Pendidikan

Media

Perusahaan

LSM

Lain-lain, mohon sebutkan…..............................................................

Nama (bila berkenan) :….....................................................................Institusi/Perusahaan :….....................................................................Surel :….....................................................................Telp/HP :….....................................................................

190



We Power The Nationwww . w i k a . c o . i d

Adaptasi Transformasi Integrasi - WIKAmemenangkan tender proyek dari negara lain seperti Timor...

Documents

Transcript of Adaptasi Transformasi Integrasi - WIKAmemenangkan tender proyek dari negara lain seperti Timor...