Adaptasi Manusia Terhadap Lingkungan Dalam Ruang
-
Upload
ahmatowirezpect -
Category
Documents
-
view
949 -
download
12
description
Transcript of Adaptasi Manusia Terhadap Lingkungan Dalam Ruang
-
ADAPTASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN ALAM
(Ahmat Saprowi)
Abstrak
Adaptasi manusia terhadap lingkungan merupakan kemampuan
manusia menyesuaikan diri terhadap setiap kondisi dan situasi
lingkungan yang selalu berubah. Proses aktivitas membentuk pola
yang selalu terikat dengan ruang, yaitu permukaan bumi, baik di
daratan maupun di lautan. Tingkah laku merupakan bentuk adaptasi
atau reaksi manusia terhadap kondisi lingkungan demi
kelangsungan hidup. Cara beradaptasi terhadap kondisi geografis
berbeda-beda. Pengaruh kedaan geografis dapat diamati pada sifat-
sifat penduduknya. Dalam menghadapi tantangan hidup dan
mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia menggunakan 4
hal dari diri mereka sendiri, yaitu akal pikiran, perasaan/emosi,
jasmani, komunikasi
Kata Kunci : adaptasi, lingkungan, manusia
Pendahuluan
Setiap kelompok masyarakat mencoba untuk menyesuaikan perkembangan
lingkungan setempat. Penyesuaian tersebut merupakan implementasi akal budi
atau budaya yang terus mengalami perkembangan. Untuk itulah satu masyarakat
dengan masyarakat lain menunjukkan respon yang berbeda dalam mensikapi
dinamika alam. Perbedaan tersebut juga menjadi penanda perbedaan tingkat
budayanya. Adaptasi manusia terhadap lingkungan merupakan kemampuan
manusia menyesuaikan diri terhadap setiap kondisi dan situasi lingkungan yang
selalu berubah.
Wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat setidaknya meliputi 3 hal,
yaitu gagasan atau ide, aktivitas, dan benda-benda. Wujud kebudayaan tersebut
merupakan salah satu penanda respon manusia terhadap alam. Proses aktivitas
mambentuk pola yang selalu terikat dengan ruang, yaitu permukaan bumi, baik di
daratan maupun di lautan.
-
Bagian Inti
Teori Hubungan Manusia dan Lingkungannya
Dalam pengkajian hubungan antara manusia dan lingkungan, telah terjadi
perkembangan teori, yakni mulai dari:
1. Teori Determinisme Alam, yang menyatakan bahwa alam menentukan
segalanya pada manusia. Manusia merupakan obyek yang palstis saja dari
kemutlakan alam. Tokoh aliran ini adalah Friedrich ratzel, Hipocrates,
Aristoteles.
2. Teori Environmentalis (abad 16-19), yakni menyatakan bahwa ada pengaruh
dari lingkungan atas kehidupan manusia. Berbagai variasi kondisi alam
ternyata menciptakan ciri-ciri penduduk yang beraneka, baik dari segi
mental, kecerdasan, kerajinan/etos kerja, dan pola-pola hidup lainnya.
Tokoh utamanya adalah Jean Bodin (Perancis, 1530-1596); Montesquieu;
Voltaire; Buffon Charles Darwin; Semple, dan Huntington.
3. Teori Possibilisme, dikatakan bahwa alam tidak menentukan budaya
manusia, tetapi alam sekedar menawarkan berbagai kemungkinan dan batas-
batasnya untuk lahirnya suatu budaya. Dalam hal ini budaya merupakan
produk usaha manusia di alam mengubah natur agar menjadi kultur,
sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Bahkan dikatakan bahwa alam
hanyalah bersifat penasehat bagi manusia. Tokohnya adalah Paul Vidal De
La Blache dan Brunhes (Geograf Perancis), Carl Sauer (Amerika Serikat)
Bentuk Adaptasi Manusia Dengan Daerahnya
Adaptasi ialah penyesuaian diri individu, manusia terhadap lingkungan.
Manusia dapat beradaptasi sesuai dengan lingkungan yang ditempati. Menurut
Odum, semua bentuk tingkah laku pada hakekatnya adalah bentuk adaptasi atau
reaksi manusia terhadap kondisi lingkungan demi kelangsungan hidup.
-
Contoh-contoh adaptasi manusia sesuai dengan lingkungan hidupnya antara lain :
1. Adaptasi Manusia di Daerah Dingin
Contoh manusia yang hidup di daerah dingin adalah Suku Inut atau disebut juga
Eskimo. Keberadaan mereka tersebar di sebagian besar daerah Siberia (Rusia),
Alaska (Amerika Serikat), Kanada, dan Greenland. Saat ini tercatat ada dua suku
bangsa Eskimo yang menghuni kawasan-kawasan tersebut. Mereka adalah suku
Inuit dan Yupik.
Bentuk adaptasi mereka adalah :
a. Bangsa Eskimo membangun iglo pada musim dingin. Mereka memakai
bongkahan es yang dibentuk kotak- kotak seperti batu bata. Untuk menyusun
bongkahan es menjadi iglo, bangsa Eskimo membuat lubang terlebih dahulu.
Bentuk lubang melingkar dan berfungsi sebagai fondasi atau dasar bangunan.
Setelah itu, bongkahan es berbentuk kotak itu diletakkan di dalamnya serta
disusun searah jarum jam hingga membentuk kubah besar. Meski terbuat dari
bongkahan es, suhu di dalam iglo cukup hangat. Suhu di dalam rumah tak
terpengaruh suhu di luar rumah. Jika diukur, suhu di dalam iglo bekisar antara - 7
hingga 16 derajat celsius. Sedangkan, suhu di luar rumah terutama ketika musim
dingin bisa mencapai - 45 derajat celsius. Karena itu, bangsa eskimo merasa
nyaman tinggal di dalam iglo. Biasanya, untuk menambah kehangatan, lapisan
dalam iglo sering dilapisi dengan kulit binatang. Kulit tersebut bisa
menghangatkan ruangan hingga 2- 20 derajat.
b. Berpakaian tebal, sebagian terbuat dari kulit hewan
c. Memiliki rumah dengan ventilasi kecil, bahkan tidak berventilasi, bentuk
dome
2. Adaptasi Manusia di Daerah Gurun
Bentuk adaptasinya adalah :
a. Orang yang tinggal di daerah gurun berpakaian tebal untuk mencegah
berkurangnya air dalam tubuh akibat penguapan. Ingat di gurun, sangat panas
sehingga air dalam tubuh dapat cepat berkurang akibat penguapan dan selain itu di
gurun air susah didapatkan sehingga harus berhemat. Selain itu pada malam hari,
-
suhunya dingin sekali sehingga pakaian tebal diperlukan untuk menghangatkan
tubuh.
b. Arsitek bangunan rumah dari lumpur.
Lumpur menyerap panas di siang hari, dan pada malam hari melepaskannya
perlahan-lahan. Dengan sedikit kreativitas, lumpur juga dapat dibuat menjadi
kolom-kolom penyangga, diukur menjadi relief-relief yang indah, dan dibentuk
menjadi dinding raksasa dan menara-menara tinggi, seperti di India, Pakistan,
Afghanistan, Iran, Niger, Mali, Mauritania, Senegel dan Marocco
c. Rumah memiliki penangkap angin.
Di Pakistan misalnya, penangkap-penangkap angin dari lumpur yang menjulang
ke angkasa-angkasa seperti teropong kapal selam. Alat-alat ini dipasang di atas
atap-atap rumah untuk menangkap angin dan mengarahkannya ke ruangan rumah
di bawah untuk mendinginkannya.
3. Adaptasi Manusia di Daerah Pegunungan
Bentuk adaptasi di daerah pegunungan yaitu :
a. Konstruksi rumah di dataran tinggi biasanya dibangun dengan tembok yang
lebih tebal atau dari kayu untuk menjaga kehangatan suhu ruangan. Suhu yang
dingin dan intensitas matahari sedikit menyebabkan rumah di daerah ini
berventilasi sedikit dan atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang sedikit
mengakibatkan udara dingin tidak masuk ke dalam rumah. Atap terbuat dari seng
agar panas matahari yang diterima dapat disimpan dan dapat menghangatkan
bagian dalamnya.
b. Pola pemukiman penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar
mengikuti lereng dan mengelompokan pada daerah yang mempunyai lahan subur
dan relatif datar
c. Penduduk yang tinggal di daerah tinggi dengan hawa dingin menggunakan
pakaian yang tebal untuk menghindari hilangnya pengeluaran panas yang
berlebihan dari tubuhnya.
-
4. Adaptasi Manusia di Daerah pantai
a. Sebagian besar penduduk di daerah pantai mata pencahariannya adalah
nelayan, maka pemukiman mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear)
mengikuti garis pantai. Pola pemukiman demikian memudahkan para nelayan
untuk pergi melaut. Pola pemukiman ini banyak ditemukan di hampir seluruh
kepulauan Indonesia.
b. Atap rumah terbuat dari genteng tanah dan rumah memiliki banyak ventilasi
c. Penduduk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
Macam Adaptasi Manusia Terhadap Kondisi Geografis
Cara beradaptasi terhadap kondisi geografis berbeda-beda. Bagaimana cara
adaptasi manusia terhadap keadaan geografisnya?
Pengaruh kedaan geografis dapat diamati pada sifat-sifat penduduknya. Selain
itu, dapat dilihat dari upaya manusia untuk dapat hidup sesuai dengan lingkungan
geografisnya. Upaya manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
geografi disebut adaptasi. Kemampuan seseorag untuk beradaptasi dengan
lingkungan disebut adaptabilitas. Seseorang yang mempunyai adaptabilitas tinggi
mudah menyesuaikan dengan berbagai macam keadaan. Serta mempunyai
peluang besar untuk berhasil dalam kehidupannya.
Adaptasi manusia terhadap keadaan geografinya dapat dibedakan menjadi
adaptasi fisiologi, morfologi, budaya, dan bahan makanan, dan psikologis.
1. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi fisiologis diartikan sebagai sifat fisik manusia yang mampu
menyesuaikan dengan keadaan alam sekitarnya. Penduduk pegunungan biasanya
mempunyai paru-paru yang lebih besar dibandingkan dengan paru-paru penduduk
pantai atau perkotaan. Hal ini dikarenakan dr daerah pegunungan kadar oksigen di
udara rendah. Akibatnya, paru-paru membesar sehingga dapat mendapatkan
oksigen yang cukup. Penduduk di daerah hulu sungai terbiasa minum air mentah
karena sungai-sungainya masih bersih, oleh karena itu mereka kebal terhadap
penyakit flu dan batuk.
-
2. Adaptasi Morfologis
Adaptasi morfologis diartikan sebagai penyesuaian bentuk tubuh terhadap
kondisi geografisnya. Orang-orang Eskimo yagn hidup di sekitar Kutub Utara
mempunyai bentuk tubuh pendek dan kekar. Dengan bentuk seperti itu, pelepasan
panas badan lebih kecil Sebaliknya, orang-orang Masai di gurun-gurun Afrika
bentuk tubuhnya tinggi langsing. Dengan bentuk tubuh demikian, pelepasan panas
badan lebih banyak sehingga mereka tidak kepanasan.
3. Adaptasi Budaya
Adaptasi budaya diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan penduduk dalam
menyikapi keadaan alamnya sehingga terbentuk berbagai kebudayaan. Misalnya,
bentuk rumahorang Eskimo yang kecil, pendek, tanpa jendela, dan beratap bulat
berguna untuk menanggulangi udara dingin dan beratnya salju yang menempel di
bagian luar.
Rumah orang-orang Saudi Arabia ukurannya sempit, bertingkat, tanpa
kanopi (atap), lantai paling atas digunakan sebagai tempat jemuran, antene, dan
aircondition (AC). Hal itu disebabkan kondisi geografisnya berupa tanah yang
berbatu-batu dan hampir tidak pernah mendapat hujan,
4. Adaptasi Bahan Makanan
Adaptasi bahan makanan diartikan bahwa makanan di berbagai daerah
berbeda-beda sesuai dengan bahan yang tersedia di alam sekitar. Penduduk daerah
pegunungan lebih banyak makan tumbuh-tumbuhan, penduduk pantai makan ikan,
dan penduduk daerah padang rumput makan d a g i n g .
5. Adaptasi Psikologi
Adaptasi psikoiogis diartikan sebagai psikis atau sifat kejiwaan seseorang
terhadap kondisi geografis lingkungannya. Daerah yang datar, tanahnya subur,
iklimnya baik, penduduknya berwatak halusT lemah lembut, santai, tidak terbiasa
bekerja keras, dan lebih mengutamakan harga diri. Sebaliknya, daerah yang
berbukit-bukit, kurang subur, kurang air, dan gersang maka penduduknya berwatak
keras, kurang sopan santun, terbiasa bekerja keras, dan lebih mengutamakan
terpenuhinya kebutuhan pokok.
-
Hasil adaptasi ini dapat menjadi karakteristik seseorang yang tidak rnudah
untuk berubah. Banyak orang yang tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi
geografi di tempat yang berbeda dengan tempat asalnya. Misalnya, orang gunung
tidak hanya dapat makan ikan, orang pantai tidak hanya dapat makan sayuran, dan
orang Indonesia di luar negeri tidak hanya makan roti.
Kesulitan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya
menimbulkan perilaku yang tidak sesuai dengan lingkungan sehingga dapat
menimbulkan perilaku yang tidak sesuai atau berlawanan dengan sekitarnya.
Kesulitan disebabkan dengan maladaptif. Tindakan maladaptif berakibat
menyusutkan atau membahayakan bagi diri sendiri dan juga orang lain.
Upaya Manusia Dalam Menghadapi Tantangan Hidup Dan
Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya
Manusia adalah satu-satunya mahluk hidup di bumi yang memiliki akal budi
dan pikiran yang dapat digunakan dalam berpikir di kehidupan sehari-hari. Karena
akal pikiran itulah, Manusia juga akhirnya menjadi mahluk yang bersosial dan
hidup menyebar di berbagai tempat di bumi dengan berbagai kondisi alam dan
tantangan hidupnya masing-masing
Manusia hidup di berbagai tempat di bumi, mulai dari suku sahara di gurun
sahara afrika yang gersang, orang indian di lebat ganasnya hutan hujan tropis di
selatan benua amerika, orang nepal yang hidup di dataran tertinggi dunia dengan
tekanan udara amat rendah, hingga daerah kutub yang di huni oleh orang eskimo.
Semua daerah tempat manusia hidup memiliki tantangan hidup masing-
masing yang menuntut kemampuan adaptasi manusia untuk bertahan hidup
Dalam menghadapi tantangan hidup dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya, manusia menggunakan 4 hal dari diri mereka sendiri, yaitu:
1. akal pikiran
2. perasaan/emosi
3. Jasmani
4. komunikasi
-
Akal pikiran manusia
Manusia adalah satu-satunya mahluk hidup yang tidak memiliki alat
pertahanan hidup alami.
Jika kucing memiliki cakar dan taring, ular memiliki bisa, bunglon dapat
berubah warna, maka manusia tidak memiliki apapun sebgai alat pertahanan alami
kecuali satu-satunya yang di berikan Tuhan kepada manusia, yaitu akal pikiran.
Cara manusia mempertahankan hidup adalah dengan Memberdayakan
Akal Pikiran mereka dalam menghadapi bermacam hal di kehidupannya.
Akal pikiran di gunakan diantaranya, untuk:
membuat sesuatu
di gunakan untuk kemudahan dan keberlangsungan hidup manusia.
(misalnya, membuat alat berburu, rumah, obat, pakaian dll.)
Mempertimbangkan sesuatu
digunakan untuk memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan untuk
merespon suatu kondisi tertentu yang dihadapi
(misalnya, menyimpan air sebelum musim kemarau tiba, mempertimbangkan
resiko ketika akan melakukan sesuatu dll.)
Membantu mempermudah kehidupan
digunakan dalam membantu manusia melakukan sesuatu lebih mudah.
(misalnya penemuan-penemuan membantu kehidupan manusia lebih mudah)
Membantu manusia belajar.
belajar sangat membantu manusia, agar tidak melakukan hal yg salah,
misalnya belajar dari kesalahan sehingga dapat menjadi lebih baik kedepannya.
Manusia adalah satu-satunya mahluk hidup yang dapat mempelajari sesuatu dan
mempertimbangkannya dengan seksama.
Perasaan/ Emosi
Perasaan adalah emosi yang hadir sebagai hasil dari pertimbangan akal
pikiran dan pertimbangan keterikatan nurani. Perasaan atau emosi digunakan
manusia untuk bertahan hidup, karena manusia adalah mahluk sosial.
-
Perasaan (sayang, kasih) membuat manusia memiliki keluarga, teman, atau
kerabat. Yang apabila kita tidak mampu dan dalam keadaan berbahaya ( misalnya
sakit) mereka dapat membantu untuk menjaga kita dan mempertahankan
keberlangsungan hidup kita.
Perasaan/emosi juga digunakan untuk mempertimbangkan sesuatu, baik
atau buruk, pantas tak pantas, tega atau tidak tega menggunakan perasaan atau
emosi manusia.
Sebenarnya, perasaan adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan
kepada manusia. Perasaan saling menyayangi, menghargai dan lainnya adalah
dasar harmonisasi social manusia. Jadi manusia, tidak hanya menggunakan akal
pikiran saja, tapi juga diperlukan perasaan/emosi
Jasmani
Jasmani atau kekuatan tubuh menjadi salah satu hal yang digunakan
manusia dalam beradaptasi dan mempertahankan hidup secara individu, misalnya:
Lapisan lemak di kulit orang eskimo di kutub untuk
mempertahankan suhu tubuh lebih tebal dari manusia umumnya.
orang suku sahara di gurun sahara yang pori keringatnya lebih besar
dari manusia umumnya.
Kadar Hb (hemoglobin) orang nepal lebih banyak dari manusia
umumnya, untuk mengikat oksigen lebih banyak di daerah miskin
oksigen di gunung himalaya.
Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu hal yang digunakan manusia dalam
kehidupannya untuk berinteraksi dan menyampaikan maksud antar individu
berbeda, Baik komunikasi verbal, tulisan, bahasa tubuh, bahkan isyarat
Dalam mempertahankan hidupnya, komunikasi menjadi hal penting bagi
manusia untuk mengutarakan pikiran ke manusia lain, sehingga peluang bertahan
hidup lebih besar karena koordinasi lebih terjalin serta maksud dari satu individu
lainnya dapat dimengerti dengan baik.
Seandainya tidak ada komunikasi, akan sangat sulit untuk manusia bertahan.
Bahasa yang berbeda dan tidak dapat di mengertipun sangat mengganggu.
-
Penutup
Kesimpulan
Kelompok manusia (masyarakat) selalu melakukan upaya penyesuaian terhadap
lingkungan tempat tinggalnya. Hal tersebut merupakan implementasi akal budi
atau budaya yang terus mengalami perkembangan. Bentuk adaptasi kelompok
manusia tersebuat secara garis besar ditentukan oleh letak dan keadaan geografis
daerah tempat tinggalnya. Keadaan geografis yang di setiap daerah berbeda
beda menyebabkan proses dan bentuk penyesuaian (adaptasi) di tiap daerah
berbeda beda pula.
Daftar Rujukan
http://imadedwisg.blogspot.com/2010/10/bumi-sebagai-tempat-tinggal-
manusia.html (online) diakses pada, 09 Oktober 2014
http://esempedes.blogspot.com/2009/12/usaha-manusia-untuk-mengenali.html
(online) diakses pada, 09 Oktober 2014
http://sukasukasaya7.blogspot.com/2014/04/geografi-budaya.html (online)
diakses pada, 09 Oktober 2014
http://ferosiska.blogspot.com/2013/01/adaptasi-manusia-dan-lingkungannya.html
(online) diakses pada, 10 Oktober 2014
http://4215bomi.blogspot.com/2013/01/adaptasi-manusia-terhadap-
lingkungan.html (online) diakses pada, 10 Oktober 2014