Adaptasi Manusia Terhadap Lingkungan Dalam Ruang

10
ADAPTASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN ALAM (Ahmat Saprowi) Abstrak Adaptasi manusia terhadap lingkungan merupakan kemampuan manusia menyesuaikan diri terhadap setiap kondisi dan situasi lingkungan yang selalu berubah. Proses aktivitas membentuk pola yang selalu terikat dengan ruang, yaitu permukaan bumi, baik di daratan maupun di lautan. Tingkah laku merupakan bentuk adaptasi atau reaksi manusia terhadap kondisi lingkungan demi kelangsungan hidup. Cara beradaptasi terhadap kondisi geografis  berbeda-beda. Pen garu h keda an geog rafis dap at diam ati pada sifa t- sifat penduduknya. Dalam menghadapi tantangan hidup dan mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia menggunakan 4 hal dari diri mereka sendiri, yaitu akal pikiran, perasaan/emosi,  jasmani, komunikasi Kata Kunci : adaptasi, lingkungan, manusia Pendahuluan Setiap kelompok masyarakat mencob a untuk menyesuaikan perkembangan lingkungan setempat. Penyesuaian tersebut merupakan implementasi aka l budi atau budaya yang terus mengalami perkembangan. Untuk itulah satu masyarakat dengan masyarakat lain menunjukkan respon yang berbeda dalam mensikapi dinamika alam. Perbedaan tersebut juga menjadi penanda perbedaan tingkat  budayanya. Adaptasi manu sia terhadap lingkungan merupakan kem ampuan manusia menyesuaikan diri terhadap set iap kondisi dan situasi lingkungan yang selalu berubah. Wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat setidaknya meliputi 3 ha l, yaitu gagasan atau ide, aktivitas, dan benda-benda. Wujud kebudayaan tersebut merupakan salah satu penanda respon manusia terhadap alam. Proses aktivitas mambentuk pola yang selalu t erikat dengan ruang, yaitu permukaan bumi, baik di daratan maupun di lautan.

description

adaptasi

Transcript of Adaptasi Manusia Terhadap Lingkungan Dalam Ruang

  • ADAPTASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN ALAM

    (Ahmat Saprowi)

    Abstrak

    Adaptasi manusia terhadap lingkungan merupakan kemampuan

    manusia menyesuaikan diri terhadap setiap kondisi dan situasi

    lingkungan yang selalu berubah. Proses aktivitas membentuk pola

    yang selalu terikat dengan ruang, yaitu permukaan bumi, baik di

    daratan maupun di lautan. Tingkah laku merupakan bentuk adaptasi

    atau reaksi manusia terhadap kondisi lingkungan demi

    kelangsungan hidup. Cara beradaptasi terhadap kondisi geografis

    berbeda-beda. Pengaruh kedaan geografis dapat diamati pada sifat-

    sifat penduduknya. Dalam menghadapi tantangan hidup dan

    mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia menggunakan 4

    hal dari diri mereka sendiri, yaitu akal pikiran, perasaan/emosi,

    jasmani, komunikasi

    Kata Kunci : adaptasi, lingkungan, manusia

    Pendahuluan

    Setiap kelompok masyarakat mencoba untuk menyesuaikan perkembangan

    lingkungan setempat. Penyesuaian tersebut merupakan implementasi akal budi

    atau budaya yang terus mengalami perkembangan. Untuk itulah satu masyarakat

    dengan masyarakat lain menunjukkan respon yang berbeda dalam mensikapi

    dinamika alam. Perbedaan tersebut juga menjadi penanda perbedaan tingkat

    budayanya. Adaptasi manusia terhadap lingkungan merupakan kemampuan

    manusia menyesuaikan diri terhadap setiap kondisi dan situasi lingkungan yang

    selalu berubah.

    Wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat setidaknya meliputi 3 hal,

    yaitu gagasan atau ide, aktivitas, dan benda-benda. Wujud kebudayaan tersebut

    merupakan salah satu penanda respon manusia terhadap alam. Proses aktivitas

    mambentuk pola yang selalu terikat dengan ruang, yaitu permukaan bumi, baik di

    daratan maupun di lautan.

  • Bagian Inti

    Teori Hubungan Manusia dan Lingkungannya

    Dalam pengkajian hubungan antara manusia dan lingkungan, telah terjadi

    perkembangan teori, yakni mulai dari:

    1. Teori Determinisme Alam, yang menyatakan bahwa alam menentukan

    segalanya pada manusia. Manusia merupakan obyek yang palstis saja dari

    kemutlakan alam. Tokoh aliran ini adalah Friedrich ratzel, Hipocrates,

    Aristoteles.

    2. Teori Environmentalis (abad 16-19), yakni menyatakan bahwa ada pengaruh

    dari lingkungan atas kehidupan manusia. Berbagai variasi kondisi alam

    ternyata menciptakan ciri-ciri penduduk yang beraneka, baik dari segi

    mental, kecerdasan, kerajinan/etos kerja, dan pola-pola hidup lainnya.

    Tokoh utamanya adalah Jean Bodin (Perancis, 1530-1596); Montesquieu;

    Voltaire; Buffon Charles Darwin; Semple, dan Huntington.

    3. Teori Possibilisme, dikatakan bahwa alam tidak menentukan budaya

    manusia, tetapi alam sekedar menawarkan berbagai kemungkinan dan batas-

    batasnya untuk lahirnya suatu budaya. Dalam hal ini budaya merupakan

    produk usaha manusia di alam mengubah natur agar menjadi kultur,

    sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Bahkan dikatakan bahwa alam

    hanyalah bersifat penasehat bagi manusia. Tokohnya adalah Paul Vidal De

    La Blache dan Brunhes (Geograf Perancis), Carl Sauer (Amerika Serikat)

    Bentuk Adaptasi Manusia Dengan Daerahnya

    Adaptasi ialah penyesuaian diri individu, manusia terhadap lingkungan.

    Manusia dapat beradaptasi sesuai dengan lingkungan yang ditempati. Menurut

    Odum, semua bentuk tingkah laku pada hakekatnya adalah bentuk adaptasi atau

    reaksi manusia terhadap kondisi lingkungan demi kelangsungan hidup.

  • Contoh-contoh adaptasi manusia sesuai dengan lingkungan hidupnya antara lain :

    1. Adaptasi Manusia di Daerah Dingin

    Contoh manusia yang hidup di daerah dingin adalah Suku Inut atau disebut juga

    Eskimo. Keberadaan mereka tersebar di sebagian besar daerah Siberia (Rusia),

    Alaska (Amerika Serikat), Kanada, dan Greenland. Saat ini tercatat ada dua suku

    bangsa Eskimo yang menghuni kawasan-kawasan tersebut. Mereka adalah suku

    Inuit dan Yupik.

    Bentuk adaptasi mereka adalah :

    a. Bangsa Eskimo membangun iglo pada musim dingin. Mereka memakai

    bongkahan es yang dibentuk kotak- kotak seperti batu bata. Untuk menyusun

    bongkahan es menjadi iglo, bangsa Eskimo membuat lubang terlebih dahulu.

    Bentuk lubang melingkar dan berfungsi sebagai fondasi atau dasar bangunan.

    Setelah itu, bongkahan es berbentuk kotak itu diletakkan di dalamnya serta

    disusun searah jarum jam hingga membentuk kubah besar. Meski terbuat dari

    bongkahan es, suhu di dalam iglo cukup hangat. Suhu di dalam rumah tak

    terpengaruh suhu di luar rumah. Jika diukur, suhu di dalam iglo bekisar antara - 7

    hingga 16 derajat celsius. Sedangkan, suhu di luar rumah terutama ketika musim

    dingin bisa mencapai - 45 derajat celsius. Karena itu, bangsa eskimo merasa

    nyaman tinggal di dalam iglo. Biasanya, untuk menambah kehangatan, lapisan

    dalam iglo sering dilapisi dengan kulit binatang. Kulit tersebut bisa

    menghangatkan ruangan hingga 2- 20 derajat.

    b. Berpakaian tebal, sebagian terbuat dari kulit hewan

    c. Memiliki rumah dengan ventilasi kecil, bahkan tidak berventilasi, bentuk

    dome

    2. Adaptasi Manusia di Daerah Gurun

    Bentuk adaptasinya adalah :

    a. Orang yang tinggal di daerah gurun berpakaian tebal untuk mencegah

    berkurangnya air dalam tubuh akibat penguapan. Ingat di gurun, sangat panas

    sehingga air dalam tubuh dapat cepat berkurang akibat penguapan dan selain itu di

    gurun air susah didapatkan sehingga harus berhemat. Selain itu pada malam hari,

  • suhunya dingin sekali sehingga pakaian tebal diperlukan untuk menghangatkan

    tubuh.

    b. Arsitek bangunan rumah dari lumpur.

    Lumpur menyerap panas di siang hari, dan pada malam hari melepaskannya

    perlahan-lahan. Dengan sedikit kreativitas, lumpur juga dapat dibuat menjadi

    kolom-kolom penyangga, diukur menjadi relief-relief yang indah, dan dibentuk

    menjadi dinding raksasa dan menara-menara tinggi, seperti di India, Pakistan,

    Afghanistan, Iran, Niger, Mali, Mauritania, Senegel dan Marocco

    c. Rumah memiliki penangkap angin.

    Di Pakistan misalnya, penangkap-penangkap angin dari lumpur yang menjulang

    ke angkasa-angkasa seperti teropong kapal selam. Alat-alat ini dipasang di atas

    atap-atap rumah untuk menangkap angin dan mengarahkannya ke ruangan rumah

    di bawah untuk mendinginkannya.

    3. Adaptasi Manusia di Daerah Pegunungan

    Bentuk adaptasi di daerah pegunungan yaitu :

    a. Konstruksi rumah di dataran tinggi biasanya dibangun dengan tembok yang

    lebih tebal atau dari kayu untuk menjaga kehangatan suhu ruangan. Suhu yang

    dingin dan intensitas matahari sedikit menyebabkan rumah di daerah ini

    berventilasi sedikit dan atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang sedikit

    mengakibatkan udara dingin tidak masuk ke dalam rumah. Atap terbuat dari seng

    agar panas matahari yang diterima dapat disimpan dan dapat menghangatkan

    bagian dalamnya.

    b. Pola pemukiman penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar

    mengikuti lereng dan mengelompokan pada daerah yang mempunyai lahan subur

    dan relatif datar

    c. Penduduk yang tinggal di daerah tinggi dengan hawa dingin menggunakan

    pakaian yang tebal untuk menghindari hilangnya pengeluaran panas yang

    berlebihan dari tubuhnya.

  • 4. Adaptasi Manusia di Daerah pantai

    a. Sebagian besar penduduk di daerah pantai mata pencahariannya adalah

    nelayan, maka pemukiman mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear)

    mengikuti garis pantai. Pola pemukiman demikian memudahkan para nelayan

    untuk pergi melaut. Pola pemukiman ini banyak ditemukan di hampir seluruh

    kepulauan Indonesia.

    b. Atap rumah terbuat dari genteng tanah dan rumah memiliki banyak ventilasi

    c. Penduduk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat

    Macam Adaptasi Manusia Terhadap Kondisi Geografis

    Cara beradaptasi terhadap kondisi geografis berbeda-beda. Bagaimana cara

    adaptasi manusia terhadap keadaan geografisnya?

    Pengaruh kedaan geografis dapat diamati pada sifat-sifat penduduknya. Selain

    itu, dapat dilihat dari upaya manusia untuk dapat hidup sesuai dengan lingkungan

    geografisnya. Upaya manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

    geografi disebut adaptasi. Kemampuan seseorag untuk beradaptasi dengan

    lingkungan disebut adaptabilitas. Seseorang yang mempunyai adaptabilitas tinggi

    mudah menyesuaikan dengan berbagai macam keadaan. Serta mempunyai

    peluang besar untuk berhasil dalam kehidupannya.

    Adaptasi manusia terhadap keadaan geografinya dapat dibedakan menjadi

    adaptasi fisiologi, morfologi, budaya, dan bahan makanan, dan psikologis.

    1. Adaptasi Fisiologis

    Adaptasi fisiologis diartikan sebagai sifat fisik manusia yang mampu

    menyesuaikan dengan keadaan alam sekitarnya. Penduduk pegunungan biasanya

    mempunyai paru-paru yang lebih besar dibandingkan dengan paru-paru penduduk

    pantai atau perkotaan. Hal ini dikarenakan dr daerah pegunungan kadar oksigen di

    udara rendah. Akibatnya, paru-paru membesar sehingga dapat mendapatkan

    oksigen yang cukup. Penduduk di daerah hulu sungai terbiasa minum air mentah

    karena sungai-sungainya masih bersih, oleh karena itu mereka kebal terhadap

    penyakit flu dan batuk.

  • 2. Adaptasi Morfologis

    Adaptasi morfologis diartikan sebagai penyesuaian bentuk tubuh terhadap

    kondisi geografisnya. Orang-orang Eskimo yagn hidup di sekitar Kutub Utara

    mempunyai bentuk tubuh pendek dan kekar. Dengan bentuk seperti itu, pelepasan

    panas badan lebih kecil Sebaliknya, orang-orang Masai di gurun-gurun Afrika

    bentuk tubuhnya tinggi langsing. Dengan bentuk tubuh demikian, pelepasan panas

    badan lebih banyak sehingga mereka tidak kepanasan.

    3. Adaptasi Budaya

    Adaptasi budaya diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan penduduk dalam

    menyikapi keadaan alamnya sehingga terbentuk berbagai kebudayaan. Misalnya,

    bentuk rumahorang Eskimo yang kecil, pendek, tanpa jendela, dan beratap bulat

    berguna untuk menanggulangi udara dingin dan beratnya salju yang menempel di

    bagian luar.

    Rumah orang-orang Saudi Arabia ukurannya sempit, bertingkat, tanpa

    kanopi (atap), lantai paling atas digunakan sebagai tempat jemuran, antene, dan

    aircondition (AC). Hal itu disebabkan kondisi geografisnya berupa tanah yang

    berbatu-batu dan hampir tidak pernah mendapat hujan,

    4. Adaptasi Bahan Makanan

    Adaptasi bahan makanan diartikan bahwa makanan di berbagai daerah

    berbeda-beda sesuai dengan bahan yang tersedia di alam sekitar. Penduduk daerah

    pegunungan lebih banyak makan tumbuh-tumbuhan, penduduk pantai makan ikan,

    dan penduduk daerah padang rumput makan d a g i n g .

    5. Adaptasi Psikologi

    Adaptasi psikoiogis diartikan sebagai psikis atau sifat kejiwaan seseorang

    terhadap kondisi geografis lingkungannya. Daerah yang datar, tanahnya subur,

    iklimnya baik, penduduknya berwatak halusT lemah lembut, santai, tidak terbiasa

    bekerja keras, dan lebih mengutamakan harga diri. Sebaliknya, daerah yang

    berbukit-bukit, kurang subur, kurang air, dan gersang maka penduduknya berwatak

    keras, kurang sopan santun, terbiasa bekerja keras, dan lebih mengutamakan

    terpenuhinya kebutuhan pokok.

  • Hasil adaptasi ini dapat menjadi karakteristik seseorang yang tidak rnudah

    untuk berubah. Banyak orang yang tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi

    geografi di tempat yang berbeda dengan tempat asalnya. Misalnya, orang gunung

    tidak hanya dapat makan ikan, orang pantai tidak hanya dapat makan sayuran, dan

    orang Indonesia di luar negeri tidak hanya makan roti.

    Kesulitan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya

    menimbulkan perilaku yang tidak sesuai dengan lingkungan sehingga dapat

    menimbulkan perilaku yang tidak sesuai atau berlawanan dengan sekitarnya.

    Kesulitan disebabkan dengan maladaptif. Tindakan maladaptif berakibat

    menyusutkan atau membahayakan bagi diri sendiri dan juga orang lain.

    Upaya Manusia Dalam Menghadapi Tantangan Hidup Dan

    Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya

    Manusia adalah satu-satunya mahluk hidup di bumi yang memiliki akal budi

    dan pikiran yang dapat digunakan dalam berpikir di kehidupan sehari-hari. Karena

    akal pikiran itulah, Manusia juga akhirnya menjadi mahluk yang bersosial dan

    hidup menyebar di berbagai tempat di bumi dengan berbagai kondisi alam dan

    tantangan hidupnya masing-masing

    Manusia hidup di berbagai tempat di bumi, mulai dari suku sahara di gurun

    sahara afrika yang gersang, orang indian di lebat ganasnya hutan hujan tropis di

    selatan benua amerika, orang nepal yang hidup di dataran tertinggi dunia dengan

    tekanan udara amat rendah, hingga daerah kutub yang di huni oleh orang eskimo.

    Semua daerah tempat manusia hidup memiliki tantangan hidup masing-

    masing yang menuntut kemampuan adaptasi manusia untuk bertahan hidup

    Dalam menghadapi tantangan hidup dan mempertahankan kelangsungan

    hidupnya, manusia menggunakan 4 hal dari diri mereka sendiri, yaitu:

    1. akal pikiran

    2. perasaan/emosi

    3. Jasmani

    4. komunikasi

  • Akal pikiran manusia

    Manusia adalah satu-satunya mahluk hidup yang tidak memiliki alat

    pertahanan hidup alami.

    Jika kucing memiliki cakar dan taring, ular memiliki bisa, bunglon dapat

    berubah warna, maka manusia tidak memiliki apapun sebgai alat pertahanan alami

    kecuali satu-satunya yang di berikan Tuhan kepada manusia, yaitu akal pikiran.

    Cara manusia mempertahankan hidup adalah dengan Memberdayakan

    Akal Pikiran mereka dalam menghadapi bermacam hal di kehidupannya.

    Akal pikiran di gunakan diantaranya, untuk:

    membuat sesuatu

    di gunakan untuk kemudahan dan keberlangsungan hidup manusia.

    (misalnya, membuat alat berburu, rumah, obat, pakaian dll.)

    Mempertimbangkan sesuatu

    digunakan untuk memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan untuk

    merespon suatu kondisi tertentu yang dihadapi

    (misalnya, menyimpan air sebelum musim kemarau tiba, mempertimbangkan

    resiko ketika akan melakukan sesuatu dll.)

    Membantu mempermudah kehidupan

    digunakan dalam membantu manusia melakukan sesuatu lebih mudah.

    (misalnya penemuan-penemuan membantu kehidupan manusia lebih mudah)

    Membantu manusia belajar.

    belajar sangat membantu manusia, agar tidak melakukan hal yg salah,

    misalnya belajar dari kesalahan sehingga dapat menjadi lebih baik kedepannya.

    Manusia adalah satu-satunya mahluk hidup yang dapat mempelajari sesuatu dan

    mempertimbangkannya dengan seksama.

    Perasaan/ Emosi

    Perasaan adalah emosi yang hadir sebagai hasil dari pertimbangan akal

    pikiran dan pertimbangan keterikatan nurani. Perasaan atau emosi digunakan

    manusia untuk bertahan hidup, karena manusia adalah mahluk sosial.

  • Perasaan (sayang, kasih) membuat manusia memiliki keluarga, teman, atau

    kerabat. Yang apabila kita tidak mampu dan dalam keadaan berbahaya ( misalnya

    sakit) mereka dapat membantu untuk menjaga kita dan mempertahankan

    keberlangsungan hidup kita.

    Perasaan/emosi juga digunakan untuk mempertimbangkan sesuatu, baik

    atau buruk, pantas tak pantas, tega atau tidak tega menggunakan perasaan atau

    emosi manusia.

    Sebenarnya, perasaan adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan

    kepada manusia. Perasaan saling menyayangi, menghargai dan lainnya adalah

    dasar harmonisasi social manusia. Jadi manusia, tidak hanya menggunakan akal

    pikiran saja, tapi juga diperlukan perasaan/emosi

    Jasmani

    Jasmani atau kekuatan tubuh menjadi salah satu hal yang digunakan

    manusia dalam beradaptasi dan mempertahankan hidup secara individu, misalnya:

    Lapisan lemak di kulit orang eskimo di kutub untuk

    mempertahankan suhu tubuh lebih tebal dari manusia umumnya.

    orang suku sahara di gurun sahara yang pori keringatnya lebih besar

    dari manusia umumnya.

    Kadar Hb (hemoglobin) orang nepal lebih banyak dari manusia

    umumnya, untuk mengikat oksigen lebih banyak di daerah miskin

    oksigen di gunung himalaya.

    Komunikasi

    Komunikasi adalah salah satu hal yang digunakan manusia dalam

    kehidupannya untuk berinteraksi dan menyampaikan maksud antar individu

    berbeda, Baik komunikasi verbal, tulisan, bahasa tubuh, bahkan isyarat

    Dalam mempertahankan hidupnya, komunikasi menjadi hal penting bagi

    manusia untuk mengutarakan pikiran ke manusia lain, sehingga peluang bertahan

    hidup lebih besar karena koordinasi lebih terjalin serta maksud dari satu individu

    lainnya dapat dimengerti dengan baik.

    Seandainya tidak ada komunikasi, akan sangat sulit untuk manusia bertahan.

    Bahasa yang berbeda dan tidak dapat di mengertipun sangat mengganggu.

  • Penutup

    Kesimpulan

    Kelompok manusia (masyarakat) selalu melakukan upaya penyesuaian terhadap

    lingkungan tempat tinggalnya. Hal tersebut merupakan implementasi akal budi

    atau budaya yang terus mengalami perkembangan. Bentuk adaptasi kelompok

    manusia tersebuat secara garis besar ditentukan oleh letak dan keadaan geografis

    daerah tempat tinggalnya. Keadaan geografis yang di setiap daerah berbeda

    beda menyebabkan proses dan bentuk penyesuaian (adaptasi) di tiap daerah

    berbeda beda pula.

    Daftar Rujukan

    http://imadedwisg.blogspot.com/2010/10/bumi-sebagai-tempat-tinggal-

    manusia.html (online) diakses pada, 09 Oktober 2014

    http://esempedes.blogspot.com/2009/12/usaha-manusia-untuk-mengenali.html

    (online) diakses pada, 09 Oktober 2014

    http://sukasukasaya7.blogspot.com/2014/04/geografi-budaya.html (online)

    diakses pada, 09 Oktober 2014

    http://ferosiska.blogspot.com/2013/01/adaptasi-manusia-dan-lingkungannya.html

    (online) diakses pada, 10 Oktober 2014

    http://4215bomi.blogspot.com/2013/01/adaptasi-manusia-terhadap-

    lingkungan.html (online) diakses pada, 10 Oktober 2014