Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

31
Resume FGD: Adaptasi Fisik dan Psikososial dalam Masa Kehamilan FG 3 1. Anindiya Fitriana Sari, 1206248571 2. Dini Tania Budianti, 1206218953 3. Jayanti Indah Layla, 1206241161 4. Rahmawati Anggraeni, 1206218934 5. Thatiana Dwi Arifah, 1206244346 6. Tri Mariha, 1206237340 7. Wardah Nafisah, 1206245121 By

description

Adaptasi fisik dan psikososial yang terjadi pada masa kehamilan meliputi semua perunahan yang terjadi pada sistem tubuh wanita hamil yang normal dan perubahan psikologis yang wanita hamil rasakan

Transcript of Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Page 1: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Resume FGD: Adaptasi Fisik dan Psikososial dalam Masa Kehamilan

FG 3

1. Anindiya Fitriana Sari, 1206248571

2. Dini Tania Budianti, 1206218953

3. Jayanti Indah Layla, 1206241161

4. Rahmawati Anggraeni, 1206218934

5. Thatiana Dwi Arifah, 1206244346

6. Tri Mariha, 1206237340

7. Wardah Nafisah, 1206245121

By

Page 2: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

ADAPTASI FISIK PADA MASA KEHAMILAN

Sistem Reproduksi dan Payudara

Aksis Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium

Selama hamil, kadar estrogen dan profesteron meningkat menekan sekresi follicle-

stimulating hormone (FSH) dan lutenizing hormone (LH). Maturasi folikel dan pelepasan

ovum tidak terjadi. Siklus menstruasi berhenti (sering merupakan tanda kemungkinan

kehamilan). Meskipun mayoritas wanita mengalami amenore (tidak haid), namun sedikitnya

20% wanita mengalami perdarahan kecil tanpa rasa sakit dan sebab yang jelas di awal gestasi.

Sebagian besar wanita ini terus menjalani kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan bayi

normal. Setelah implantasi, ovum yang dibuahi dan vili korionik memproduksi hCG yang

mempertahankan korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan progesteron selama 8-10

minggu pertama kehamilan sampai plasenta mengambil alih fungsi tersebut (Scott, dkk., 1990

dalam Bobak, dkk., 2005).

Uterus

Pada trimester pertama, pertumbuhan uterus yang fenomenal berlanjut sebagai respons

terhadap stimulus kadar hormon estrogen dan progesteron yang tinggi. Pembesaran terjadi

akibat:

1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah

2) Hiperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan hipertrofi

(pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada)

3) Perkembangan desidua.

Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk, dan posisi.

Dinding-dinding otot menguat dan menjadi lebih elastis. Saat konsepsi, uterus berbentuk

seperti buah pir terbalik. Selama trimester kedua, uterus berbentuk bulat. Karena janin

kemudian memanjang, uterus menjadi lebih lonjong dan membesar keluar rongga panggul

menuju rongga abdomen. Kapasitas rongga uterus mencapai 5-10 L atau lebih (uterus tidak

hamil hanya mampu menampung sekitar 10 ml).

Page 3: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan limfe

mengakibatkan edema dan kongesti panggul. Akibatnya, uterus, serviks, dan istmus melunak

secara progresif dan serviks menjadi agak kebiruan (tanda Chadwick).

Minggu ke-7: ukuran uterus sebesar telur ayam negeri. Sekitar sampai minggu ke-8,

terlihat pola pelunakan uterus sebagai berikut:

Istmus melunak dan dapat ditekan (tanda Hegar)

Serviks melunak (tanda Goodell)

Fundus pada serviks mudah fleksi (tanda McDonald)

Setelah minggu ke-8, korpus uteri dan serviks melunak dan membesar secara keseluruhan.

Minggu ke-10: uterus mencapai ukuran buah jeruk (dua kali ukuran uterus tidak hamil).

Minggu ke-12: uterus seukuran grapefruit, yang berukuran dua kali besar jeruk biasa.

Antara minggu ke-12 sampai 14, uterus yang makin membesar keluar dari rongga panggul

dapat dipalpasi di atas simfisis pubis. Pelunakan istmus menyebabkan antefleksi uterus

berlebihan selama 3 bulan pertama kehamilan. Fundus menekan kandung kemih,

menyebabkan wanita mengalami peningkatan frekuensi berkemih.

Minggu ke-20: uterus membesar secara bertahap sampai setinggi umbilikus dan hampir

menyentuh prosesus xifoideus pada aterm. Setelah bulan ke-4 kehamilan, kontraksi uterus

dapat dirasakan melalui dinding abdomen (tanda Braxton Hicks), yang merupakan

kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan nyeri, timbul secara intermiten setiap

siklus menstruasi. Kontraksi dirasakan karena pengerasan uterus yang dapat diraba pada

dinding abdomen atau terlihat karena ada desakan uterus ke depan. Kontraksi memfasilitasi

aliran darah uterus sehingga meningkatkan pengangkutan oksigen ke uterus.

Minggu ke 38-40: tinggi fundus turun karena janin mulai masuk ke pintu atas panggul

(lightening).

Seiring pembesaran, umumnya uterus berotasi ke kanan, yang kemungkinan disebabkan

adanya kolon rektosigmoid di sisi kiri. Hipertrofi ekstensif ligamentum teres-uteri

mempertahankan posisi uterus. Akhirnya uterus yang membesar ini menyentuh dinding

abdomen anterior dan mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen. Ketika wanita hamil

Page 4: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

berdiri, sebagian besar uterusnya bersandar pada dinding anterior abdomen, menyebabkan

pusat gravitasinya berubah.

Selain itu, aliran darah uterus meningkat 20 kali lipat, dan ukuran konseptus meningkat

lebih cepat. Akibatnya, lebih banyak oksigen diambil dari darah uterus selama masa hamil

fase lanjut (Ganong, 1989, dalam Bobak, dkk., 2005). Seperenam volume darah total ibu

berada dalam sistem perdarahan uterus. Kecepatan rata-rata aliran darah di uterus ialah 500

ml/menit dan konsumsi rata-rata uterus gravida ialah 25 ml/menit. Aliran darah uterus

dipengaruhi oleh tekanan arteri maternal, kontraksi uterus, posisi maternal, dan estrogen.

Vagina dan Vulva

Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan

memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar, hipertrofi otot polos, dan

pemanjangan vagina. Peningkatan vaskularisasi menimbulkan warna ungu kebiruan pada

mukosa vagina dan serviks, yang dapat muncul pada minggu ke-6, tetapi mudah terlihat pada

minggu ke-8 kehamilan. Deskuamasi (atau eksfoliasi) sel-sel vagina yang kaya glikogen

terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel-sel yang tanggal ini membentuk rabas vagina yang kental

dan berwarna keputihan, disebut leukore. Selama masa hamil, pH sekresi vagina meningkat

dari 4 menjadi 6,5. Ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina, khususnya

infeksi jamur.

Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain menyebabkan peningkatan

sensitivitas yang menyolok, yang dapat meningkatkan keinginan dan hasrat seksual,

khususnya selama trimester ke-2. Peningkatan kongesti serta relaksasi dinding pembuluh

darah dan uterus yang berat dapat menimbulkan edema dan varises vulva, yang biasanya akan

membaik pada periode post-partum.

Struktur eksterna vulva membesar selama masa hamil akibat peningkatan vaskulatur,

hipertrofi badan perineum, dan deposisi lemak. Pada nulipara, kedua labia mayora saling

mendekat dan menutupi introitus vagina. Pada multipara, kedua labia memisah dan menganga

setelah melahirkan atau cedera vagina. Sisa robekan himen terlihat setelah koitus, penggunaan

tampon, atau melahirkan per vaginam.

Page 5: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Payudara

Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul pada

minggu ke-6.

Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam.

Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda sekunder pada

areola, dan puting susu menjadi lebih erektil.

Hipertrofi kelenjar sebasea (lemak) muncul di areola primer, disebut tuberkel Montgomery,

yang dapat terlihat di sekitar puting susu.

Peningkatan suplai darah membuat dilatasi pembuluh darah bawah kulit. Pembuluh darah

yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan

biru di bawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada

primigravida. Stria dapat terlihat di bagian luar payudara.

Pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Kadar

hormon luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi duktur laktiferus dan

jaringan lobulus-alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyebaran nodul kasar.

Peningkatan jaringan glandular menggantikan jaringan ikat, akibatnya jaringan menjadi lebih

lunak dan jarang

Peregangan ligamentum Cooper suspensorium fibrosa berlebihan yang menopang payudara

(dapat dicegah dengan bra maternitas berukuran sesuai)

Walaupun perkembangan kelenjar mamae secara fungsional lengkap di pertengahan masa

hamil, tetapi laktasi terhambat sampai kadar estrogen menururn, yakni setelah janin dan plasenta

lahir. Namun, sekresi prakolostrum yang cair, jernih dan kental dapat dikeluarkan dari puting

susu pada akhir minggu ke-6 (Seidel, dkk., 1995 dalam Bobak, dkk., 2005). Sekresi ini

mengental saat kehamilan mendekati aterm dan kemudian disebut kolostrum (cairan sebelum

menjadi susu, berwarna krem/putih kekuningan yang dapat dikeluarkan dari puting susu selama

trimester ke-3).

Page 6: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Sistem Kardiovaskuler

Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan sistem kardiovaskuler

yang ekstensif, baik aspek anatomis maupun fisiologis (Bobak et all, 2004). Hipertropi ringan

mungkin saja terjadi pada ibu yang sedang hamil disebabkan oleh peningkatan volume darah dan

curah jantung. Perubahan pada auskultasi pun juga mengiringi perubahan ukuran dan posisi

jantung. Peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil

auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil. Bunyi S1 dan S2 lebih jelas terdengar,

sedangkan suara S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke – 20 gestasi (waktu kehamilan). Pada

minggu ke – 14 dan ke – 20 denyut nadi meningkat hingga 10 – 15 kali per menit, kemudian

menetap sampai aterm.

Tekanan Darah

Salah satu faktor yang memengaruhi tekanan darah arteri pada ibu hamil yaitu posisi

ibu. Posisi ibu memengaruhi hasil tekanan darah karena posisi uterus yang dapat menghambat

aliran balik vena, hal tersebut mengakibatkan curah jantung dan tekanan darah menurun.

Tekanan darah brakialis tertinggi tertinggi pada saat ibu hamil duduk dan tekanan terendah

saat ibu hamil dalam posisi rekumben lateral kiri.Pada pertengahan pertama masa kehamilan,

tekanan sistolik dan diastolik menurun 5 sampai 10 mm Hg. Penurunan tersebut

disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan hormon yang terjadi. Namun,

selama trimester ketiga tekanan darah ibu harus kembali ke nilai tekanan darah selama

trimester pertama.

Tekanan darah relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan. Peningkatan yang

signifikan menandakan adanya preklamasia. Beratnya uterus menekan vena – vena besar yang

mengaliri pelvik dan ekstremitas bawah. Vena varikose mungkin terjadi pada tungkai, paha,

vulva, dan rektum (hemoroid). Vena varikose terjadi pada 16% sampai 33% wanita hamil.

Tekanan uterus pada vena kava yang terjadi ketika wanita hamil berbaring dapat

menyebabkan penurunan tekanan darah yang berarti atau disebut supine hypotensive

syndrome, menyebabkan pucat sementara, pening, dan klamines. Selain itu, edema dan

varises juga dapat terjadi di ektremitas bagian bawah, hal tersebut di akibatkan karena adanya

obstruksi vena iliaka dan vena kava inferior oleh uterus, menyebabkan tekanan darah

Page 7: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

meningkat. Menghitung tekanan arteri rata – rata (Mean Arterical Pressure/ MAP) yaitu

sepertiga tekanan nadi ditambah dengan tekanan diastolik. Tekanan nadi adalah selisih

antara nilai tekanan sistolik dan diastolik.

Volume dan Komposisi Darah

Selama dua trimester pertama kehamilan berlanjut, volume darah meningkat hingga

30% sampai 50%. Penambahan volume ini disebabkan oleh menguatnya sistem renin –

angiostensin (Linda dan Danny, 2005). Estrogen menstimulasi adrenal untuk mensekresikan

aldosteron, bahkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada peningkatan volume darah

dan edema jaringan. Sel – sel darah merah meningkat sampai 33% dan hemoglobin sampai

15%; tetapi karena meningkatnya volume plasma menyebabkan hemodilusi, terjadi

psedoanemia (anemia fisiologis kehamilan). Tingkat plasma fibrinogen meningkat sampai

40% atau lebih, dan waktu pembekuan tetap sama seperti tingkat pada sebelum kehamilan,

sebagai akibatnya lebih mudah terjadi pembekuan darah.

Curah Jantung

Curah jantung meningkat dari 30% sampai 50% pada minggu ke-32 gestasi,

kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke-40. Peningkatan curah jantung

terutama disebabkan oleh peningkatan volume sekuncup dan peningkatan ini merupakan

respons terhadap peningkatan kebutuhan oksigen jaringan (nilai normalnya ialah 5

sampai 5,5 L/menit). Peningkatan curah jantung juga terjadi saat wanita hamil melakukan

pengerahan tenaga, seperti saat persalinan atau melahirkan. Pada posisi telentang, terjadi

Page 8: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

peningkatan aliran balik vena dan secara sementara meningkatkan curah jantung sebanyak

kurang lebih 25%, sedangkan pada posisi berbaring miring hanya terjadi peningkatan 7%

- 8% (Benson, 2008).

Waktu Sirkulasi dan Waktu Koagulasi

Waktu sirkulasi sedikit menurun pada minggu ke – 32. Waktu ini hampir kembali

normal menjelang aterm (minggu ke-37 sampai ke-42). Kecenderungan koagulasi lebih besar

selama masa hamil. Ini merupakan akibat peningkatan berbagai faktor pembekuan (faktor

VII, VIII, IX, X, dan fibrinogen). Aktivitas fibrinolitik (pemecahan atau pelarutan

bekuan darah) mengalami depresi selama masa hamil dan periode puerperium, sehingga

wanita lebih rentan terhadap trombosis.

Sistem Pernapasan

Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan

ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju

metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Peningkatan

kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi

rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru – paru berkurang. Diameter

transversal kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm dan lingkaran kerangka iga meningkat 5

Page 9: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

sampai 7 cm. Besar sudut kostal pada masa sebelum hamil sekitar 68O, meningkat menjadi

sekitar 103O pada trimester ketiga. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Setelah

melahirkan, rongga dada mungkin tidak kembali ke keadaan sebelum hamil. Tinggi

diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan

seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan

pernapasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.

Fungsi Paru

Wanita hamil bernapas lebih dalam (meningkatkan volume tidal), tetapi frekuensi

napasnya hanya sedikit meningkat (kira – kira dua kali bernapas dalam satu menit)

peningkatan volume tidal pernapasan, yang berhubungan dengan frekuensi napas normal,

menyebabkan peningkatan volume napas satu menit sekitar 26%. Peningkatan volume napas

dalam satu menit disebut hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi

karbondioksida di alveoli menurun. Perubahan yang terjadi tersebut juga memungkinkan

terjadinya alkalosis respiratorik ringan.

Salah satu faktor yang penting ialah peningkatan kebutuhan oksigen. Sejalan dengan

pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk, dan ukuran rongga dada

berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap

sama seperti sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasan

dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, volume ventilator per menit, dan

kebutuhan oksigen meningkat. Karena bentuk dari rongga toraks berubah dan karena bernapas

lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak napas.

Laju Metabolisme Basal

Laju metabolisme basal (basal metabolism rate [BMR]) biasanya meningkat pada bulan

keempat gestasi. BMR meningkat 15% samapai 20% pada akhir kehamilan (aterm). BMR

kembali ke nilai sebelum hamil pada hari ke – 5 atau ke – 6 pascapartum. Peningkatan BMR

ini mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen di unit janin – plasenta – uterus serta

peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung ibu. Vasodilatasi perifer dan

percepatan aktivitas kelenajar keringat membantu melepaskan kelebihan panas yang timbul

Page 10: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

akibat peningkatan metabolisme selama hamil. Wanita hamil dapat mengalami intoleransi

panas. Pada kehamilan tahap awal banyak wanita yang mengeluh lemah dan letih setelah

melakukan aktivitas ringan.

Keseimbangan Asam – Basa

Pada sekitar minggu ke – 10 gestasi terjadi penurunan tekanan karbon dioksida sekitar

5 mm Hg. Progesteron dapat meningkatkan sensitivitas reseptor pusat napas sehingga voluem

tidal meningkat, PCO2 menurun, kelebihan bas (HCO3 atau bikarbonat) menurun, dan pH

meningkat (menjadi lebih basa). Perubahan keseimbangan asam – basa ini menunjukkan

bahwa kehamilan merupakan suatu kondisi alkalosis respiratorik yang dikompensasi oleh

asidosis metabolik ringan.

Sistem Endokrin

Selama kehamilan terdapat peningkatan hormon-hormon secara dramatis. Sebagian besar

sistem tubuh dipengaruhi oleh kehamilan dan ini akan membutuhkan penyesuaian untuk

mengatasi perubahan kehamilan (Wylie, 2005). Ketika kandungan memasuki trimester pertama,

terjadi perubahan besar pada sistem endokrin tujuannya untuk mempertahankan kehamilan,

pertumbuhan normal janin, dan nifas. Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi

duakali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan berumur 6 minggu. Trimester kedua, adanya

peningkatan hormon estrogen dan progesteron serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH.

Trimester ketiga, kelenjar tiroid akan mengalami perbesaran hingga 15 ml akibat dari hiperplasia

kelenjar dan penigkatan vaskularisasi. Ladewig (2002) mengatakan bahwa terdapat perubahan

bagian-bagian dari sistem endokrin pada masa kehamilan:

Tiroid

Kelenjar tiroid seringkali membesar selama kehamilan karena peningkatan

vaskularisasi dan hiperplasia jaringan glandular (Cunningham et al, 1993 dalam Bobak et al,

2005). Kapasitasnya untuk mengikat tiroksin lebih besar, sehingga meningkatnya protein

serum terikat yodium. Perubahan ini karena tingkat darah yang lebih tinggi dari estrogen

selama kehamilan. Basal metabolisme meningkatkan laju sebanyak 25% selama kehamilan.

Namun, dalam beberapa minggu setelah lahir semua fungsi tiroid kembali ke batas normal.

Page 11: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Pituitari

Kehamilan dapat distimulasi oleh hipotalamus yang letaknya di kelenjar hipofisis

anterior. Hipotalamus dapat menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH), yang

merangsang pertumbuhan sel telur, dan Luteinizing Hormone (LH), yang membawa sekitar

ovulasi. Stimulasi hipofisis juga memperpanjang fase luteal corpus ovarium, yang

mempertahankan endometrium dalam kasus konsepsi terjadi. Prolaktin, hormon hipofisis

anterior, bertanggung jawab untuk laktasi awal. Bagian posterior hipofisis mengeluarkan

vasopressin (hormon antidiuretik) dan oksitosin. Vasopressin menyebabkan vasokonstriksi,

yang menghasilkan peningkatan tekanan darah; juga membantu mengatur keseimbangan air.

Oksitosin mempromosikan kontraktilitas uterus dan merangsang ejeksi susu dari payudara

(the letdown reflex) pada periode postpartum.

Adrenal

Selama kehamilan tidak ada peningkatan yang signifikan dalam beban kelenjar adrenal.

Sirkulasi kortisol, yang mengatur metabolisme karbohidrat dan protein, meningkatkan

respons terhadap meningkatnya kadar estrogen. Tingkat kortisol darah kembali normal dalam

waktu 1 sampai 6 minggu postpartum. Pada bagian awal trimester kedua, adrenal mensekresi

peningkatan kadar aldosteron. Peningkatan kadar aldosteron dalam kehamilan normal adalah

respon protektif tubuh terhadap peningkatan ekskresi natrium yang terkait dengan progesteron

(Cunningham, et al., 1997 dalam Ladewig, 2002).

Pankreas

Wanita hamil meningkatkan kebutuhan insulin, dan pulau pankreas dari langerhans,

yang mensekresi insulin, tertekan permintaan. Oleh karena itu, fungsi pankreas marginal

cepat, jelas, dan wanita akan menunjukkan tanda-tanda diabetes gestasional.

Hormon Kehamilan

Human Chorionic Gonadotropin (hCG)

Page 12: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Trofoblas mengeluarkan hCG pada awal kehamilan. Hormon ini merangsang produksi

progesteron dan estrogen oleh korpus luteum, untuk menjaga kehamilan sampai plasenta

berkembang.

Human Placental Lactogen (hPL)

Hormon (hPL) disebut juga dengan human chorionic somatomammotropin, diproduksi

oleh sinsitiotrofoblas. Hormon (hPL) adalah antagonis dari insulin; meningkatkan jumlah

sirkulasi asam lemak bebas untuk kebutuhan metabolisme dan menurunkan metabolisme

glukosa ibu untuk mendukung pertumbuhan janin.

Estrogen

Estrogen, awal mula disekresikan oleh korpus luteum, diproduksi terutama oleh plasenta

pada awal minggu ketujuh kehamilan. Estrogen merangsang perkembangan rahim untuk

memberikan lingkungan yang sesuai bagi janin dan juga membantu mengembangkan

sistem duktus payudara dalam persiapan untuk menyusui.

Progesteron

Progesterondproduksi awal oleh korpus luteum dan kemudian oleh plasenta. Hormon ini

memainkan peran terbesar dalam menjaga kehamilan. Mempertahankan endometrium dan

menghambat kontraktilitas uterus spontan, sehingga mencegah aborsi spontan awal.

progesteron juga membantu mengembangkan asinus dan lobulus payudara dalam

persiapan untuk menyusui.

Relaksin

Relaksin terdeteksi dalam serum wanita hamil pada saat periode menstruasi pertama.

Relaksin menghambat aktivitas uterus, mengurangi kekuatan kontraksi uterus, membantu

dalam pelunakan leher rahim, dan memiliki efek jangka panjang panjang renovasi kolagen.

Sumber utamanya adalah korpus luteum, tetapi sejumlah kecil diyakini diproduksi oleh

plasenta dan rahim desidua (Buster & Carson, 1996, dalam Ladewig, 2002).

Prostaglandin

Prostaglandin (PGs) adalah zat lipid yang dapat timbul dari jaringan tubuh yang terjadi

dalam konsentrasi tinggi pada saluran reproduksi wanita dan hadir dalam desidua selama

kehamilan. Fungsi yang tepat dari PGs selama kehamilan masih belum diketahui,

meskipun telah diusulkan bahwa mereka bertanggung jawab untuk menjaga berkurangnya

Page 13: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

resistensi vaskular plasenta. Menurunkan kadar prostaglandin dapat menyebabkan

hipertensi yang diinduksi kehamilan (pregnancy induced hypertension).

Sistem Perkemihan (Ginjal)

Trimester I

Sejak minggu ke-10 gestasi pelvik ginjal dan uterus berdilatasi menekan kandung kemih

sehingga sering menghasilkan frekuensi urin (Ramauli, 2011). Keadaan ini akan hilang

seiring bertambah tuanya usia kehamilan. Apabila uterus gravindus keluar dari rongga

panggul, ginjal wanita hamil harus mengakomodasi peningkatan metabolisme dan sirkulasi

tubuh, dan juga mengekskresi produksi sampah janin. Ginjal pada kehamilan sedikit

bertambah panjang 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang

tidak hamil. Protein urin secara normal disekresikan 200-300 mg/hari, bila melebihi 300

mg/hari maka harus di waspadai terjadi komplikasi. Fungsi ginjal berubah karena adanya

hormon kehamilan, peningkatan volume darah, postur wanita, aktifitas fisik dan asupan

makanan.

Trimester II

Kandung kemih akan tertarik ke atas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen.

Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser ke arah atas. Kongesti

panggul pada masa hamil ditujukan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan

vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah

(Ramauli, 2011). Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi

kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan

kandung kemih dan menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi

sedikit urin.

Trimester III

Pada saat kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan sering berkemih akan

timbul kembali. Karena kandung kemih akan mulai tertekan kembali. Pada kehamilan tahap

Page 14: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada yang kiri. Hal ini diakibatkan

pergeseran uterus yang berat ke kanan. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter

mampu menampung urin dalam volume yang lebih besar dan laju filtrasi glomerulus (GFR)

meningkat sebanyak 50% dimulai pada trimester kedua dan tetap tinggi sampai kelahiran

(Ladewig, 2002). untuk mengkompensasi kenaikan ini, ginjal reabsorpsi tubular juga

meningkat.

Sitem Integumen

Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menyebabkan timbulnya

beberapa perubahan dalam sistem integumen selama masa hamil. Perubahan yang umum timbul

terdiri dari peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan

rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan

sirkulasi dan aktivitas vasomotor. Jaringan elastik kulit mudah pecah menyebabkan stria

gravidarum, atau tanda regangan. Respon alergi kulit meningkat (Bobak, 2005).

Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormon hipofisis anterior melanotropin selama

masa hamil. Melasma di wajah, yang juga disebut kolasma atau topeng kehamilan, adalah bercak

hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada

wanita hamil berkulit hitam. Kloasma dialami 50% samapi 70% wanita hamil, dimulai setelah

minggu ke-16 dan meningkat secara bertahap sampai bayi lahir. Sinar matahari mebuat

pigmentasi ini semakin jelas. Kloasma, yang timbul akibat kehamilan normal biasanya hilang

setelah wanita melahirkan. Pada sekitar waktu yang sama, warna putting susu, areola, aksila, dan

vulva menjadi lebih gelap dan warna ini menghilang setelah wanita melahirkan (Bobak, 2005)

Kolasma

Page 15: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus di

tengah tubuh. Garis ini dikenal dengan linea alba sebelum hiperpigmentasi diinduksi hormon

timbul. Pada primigravida, panjang linea nigra yang mulai terlihat pada bulan ketiga terus

memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada multigravida keseluruhan garis seringkali

muncul sebelum bulan ketiga. Linea nigra tidak muncul pada semua wanita hamil (Bobak, 2005).

Stria gravidarum atau tanda regangan (terlihat di bagian bawah abdomen) yang timbul pada

50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan dapat disebabkan kerja

adenokortikosteroid. Stria menunjukkan pemisahan jaringan ikat (kolagen) di bawah kulit.

Garis-garis yang sedikit cekung ini cenderung timbul di daerah dengan regangan maksimum

(misalnya di abdomen, dada, dan payudara). Regangan kadang-kadang menimbulkan sensasi

mirip rasa gatal. Sesudah melahirkan biasanya stria memudar, walaupun tidak hilang sama sekali.

Pada multipara, selain stria kemerahan akibat kehamilan saat ini, umumnya terdapat garis

keperakan mengkilap yang merupakan sikatrik (jaringan parut) stria sebelumnya. Stria dapat

muncul di payudara akibat peregangan payudara yang membesar (Bobak, 2005).

Angioma atau telangiektasis umumnya disebut vascular spiders. Angioma adalah ujung

arteriola yang berdenyut dan sedikit menonjol, berbentuk kecil seperti bintang atau cabang.

Spiders, hasil peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi, biasanya ditemukan di leher, dada,

wajah dan lengan. Spiders juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan.

Vascular spider terlihat selama bulan kedua sampai bulan kelima kehamilan pada 65% wanita

hamil berkulit putih. Perubahan pigmentasi dan eritema palmar ini dapat juga terlihat pada

beberapa wanita yang mengonsumsi pil kontrasepsi hormon (Bobak, 2005).

Page 16: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Vascular Spiders

Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama masa hamil. Kulit berminyak dan acne

vulgaris dapat timbul selama masa hamil. Pada wanita lain, kulit bersih tampak berseri,

Hirsutisme umumnya juga dapat terjadi, yaitu peningkatan pertumbuhan rambut halus. Rambut

halus ini cenderung hilang setelah kehamilan berakhir.

Sistem Pencernaan

Mulut

Epulis (gingival granuloma gravidarum) ialah suatu nodul berwarna merah pada gusi

yang mudah berdarah. Lesi ini dapat timbul pada sekitar bulan ketiga dan biasanya terus

membesar seiring kemajuan kehamilan. Penanganan dengan eksisi hanya dilakukan bila

ukuran nodul menjadi terlalu besar, menimbulkan nyeri atau berdarah berlebihan (Bobak,

2005). Tidak ada peningkatan sekresi saliva. Namun, wanita mengeluhkan ptialisme

(kelebihan saliva). Perasaan ini diduga akibat wanita secara tidak sadar jarang menelan saat

merasa mual.

Page 17: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Gigi

Wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g kalsium dan fosfor dalam jumlah yang kira-kira

sama setiap hari selama ia hamil. Kebutuhan kalsium dan fosfor ini lebih tinggi sekitar 0,4 g

daripada kebutuhan saat ia tidak hamil. Diet yang seimbang memenuhi kebutuhan ini. Namun,

defisiensi diet yang berat dapat mengurangi simpanan unsur-unsur ini di dalam tulang, tetapi

tidak menarik kalsium dari giginya. Demineralisasi gigi tidak terjadi selama masa hamil.

Higiene gigi yang buruk selama masa hamil atau pada setiap waktu dan gingivitis dapat

menimbulkan karies gigi yang dapat menyebabkan gigi hilang (Bobak, 2005).

Nafsu Makan

Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama sering teradi penurunan

nafsu makan akibat nausea dan/ atau vomitus. Gejala ini muncul pada sekitar setengah jumlah

kehamilan dan merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG

dalam darah. Pada trimester kedua, nausea dan vormitus lebih jarang dan nafsu makan

meningkat. Peningkatan nafsu makan ini memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janin

(Bobak, 2005).

Esofagus, Lambung, dan Usus Halus

Pada sekitar 15% sampai 20% wanita hamil, herniasi bagian atas lambung (hiatus

hernia) terjadi setelah bulan ke tujuh atau ke-8 kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran

lambung ke atas, yang menyebabkan hiatus diafragma membesar. Kondisi ini lebih sering

terjadi pada wanita multipara, wanita gemuk, atau wanita yang lebih tua. Peningkatan

produksi esterogen menyebabkan penurunan sekresi asam hidroklorida. Oleh karena itu,

pembentukan tukak peptik atau perkembangan tukak peptik yang sudah ada tidak umum

selama masa hamil. Peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot

polos menurun, sehingga terjadi regurgitasi esofagus, peningkatan waktu pengosongan

lambung, dan peristaltik balik. Akibatnya, wanita “tidak mampu mencerna asam” atau

mengalami nyeri ulu hati (pirosis). Sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan selama

masa hamil, besi siap diabsorpsi di usus halus. Pada umumnya, jika individu kekurangan besi,

absorpsi meningkat. Peningkatan progesteron (yang menyebabkan kehilangan tonus otot dan

Page 18: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

penurunan peristalsis) menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat, sehingga dapat

terjadi konstipasi. Selain itu, konstipasi merupakan akibat hipoperistalsis (perlambatan usus),

pilihan makanan yang tidak lazim, kurang cairan, distensi abdomen akibat kehamilan, dan

pergeseran usus akibat kompresi. Hemoroid (varises vena di rektum dan anus) dapat terjadi

dan semakin menonjol ke luar atau berdarah saat buang air besar. Ileus yang melemah

(melambat, pergerakan menurun) setelah melahirkan, kehilangan cairan setelah melahirkan,

dan rasa tidak nyaman di perineum menyebabkan konstipasi berlanjut.

Kandung Empedu dan Hati

Kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil.

Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa terjadi. Gambaran ini,

bersama hiperkolesterolemia ringan akibat peningkatan kadar progesteron, dapat

menyebabkan pembentukan batu empedu selama masa hamil. Fungsi hati sulit dinilai selama

gestasi, hanya sedikit perubahan fungsi hati yang terjadi selama masa hamil. Kadangkala

terjadi kolestasis intrahepatik (retensi dan akumulasi empedu di dalam hati, yang disebabkan

oleh faktor-faktor di dalam hati), sebagai respons terhadap steroid plasenta, terjadi pada akhir

kehamilan dan dapat menyebabkan timbulnya pruritus gravidarum (rasa gatal yang berat)

dengan atau tanpa ikterik. Mandi oatmeal dan cairan pembersih dapat membantu mengurangi

rasa gatal. Gejala-gejala ini mereda setelah wanita melahirkan.

Rasa tidak nyaman di abdomen

Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman meliputi panggul

berat atau tertekan, ketegangan pada ligamentum teres uteri, flatulen (pembentukan gas

berlebihan di dalam lambung), distensi dan kram usus, serta kontraksi uterus. Selain

pergeseran usus, tekanan akibat pembesaran uterus meningkatkan tekanan vena di dalam

panggul. Walaupun rasa tidak nyaman tersebut merupakan konsekuensi perebahan maternal

yang normal, petugas kesehatan harus secara konstan waspada terhadap kemungkinan

gangguan, seperti obstruksi usus atau proses peradangan.

Page 19: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Sistem Muskoloskeletal

Sistem muskoloskeletal merupakan sistem yang bertanggung jawab untuk menopang,

melindungi, dan menggerakkan tubuh manusia, dengan rangka yang menyediakan kerangka

untuk struktur tubuh dan melindungi organ-organ internal dari kerusakan serta otot (dengan

bantuan sendi, ligamen, dan tendon) yang memungkinkan tulang-tulang pada rangka dapat

bergerak (Wylie, Linda: 2005). Terdapat tiga jenis otot, yakni otot rangka, otot jantung, dan otot

polos. Meskipun ketiga jenis otot ini berbeda secara struktural dan fungsional, namun mereka

dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Yang pertama, otot dikategorikan sebagai lurik

(serat lintang) yakni otot rangka dan otot jantung atau polos, yakni otot polos, bergantung dari

ada tidaknya pita terang gelap bergantian atau garis-garis yang terlihat di bawah mikroskop

cahaya. Kedua, otot dikategorikan sebagai volunter (otot rangka) dan involunter (otot jantung

dan polos) bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik yang berada

di bawah kesadaran atau oleh saraf otonom yang tidak berada di bawah kesadaran. (Sherwood,

Lauralee: 2009)

Setiap otot diselubungi oleh jaringan ikat yang membungkus masing-masing serat otot.

Jaringan ikat yang meluas akan membentuk tendon yang berfungsi untuk memperkuat dan

melindungi otot rangka. Selain itu, untuk memungkinkan terjadinya gerakan dua atau tiga

dimensi, dibentuklah sendi yang merupakan pertemuan dari dua tulang yang disatukan oleh

ligamen, yakni berkas (bundelan) jaringan ikat yang tebal yang berfungsi unuk menahan.

(Sherwood, Lauralee: 2009)

Perubahan yang Terjadi pada Sistem Muskoloskeletal pada Masa Kehamilan

Trimester I

Selama kehamilan, terjadi peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan relaxin

yang banyak berpengaruh pada kartilago dan jaringan ikat pada banyak sendi sehingga

menyebabkan terjadinya relaksasi yang mengakibatkan peningkatan mobilitas dari otot-

otot sehingga bergerak lebih banyak dari biasanya (Romauli, Suryati: 2011). Keadaan ini

bermanfaat pada pelvis karena membuat diameter pelvis sebagai jalan yang dilalui fetus

menjadi sedikit lebih besar, namun keadaan ini juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa

Page 20: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

tidak nyaman karena dapat menimbulkan rasa sakit pada bagian belakang, yang

dipengaruhi juga oleh relaksasi sendi sakroiliaka, dan mempengaruhi perubahan gaya

berjalan sang ibu hamil yang semakin terlihats eiring bertambahnya usia kehamilan

(Wylie, Linda: 2005). Untuk mengurangi rasa sakit tersebut, disarankan kepada ibu hamil

untuk menggunakan alas kaki dengan hak yang rendah dan membatasi aktivitas fisiknya.

Trimester II

Selama trimester kedua, mobilitas persendian akan berkurang terutama pada

persendian siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan

konektif dan jaringan yang berhubungan di sekitarnya. Pada trimester kedua juga mulai

terasa nyeri akibat adanya pemisahan simfisis pubis (separation of the symphysis pubis or

diastasis of the symphysis pubis). Sendi simfisis pubis normalnya melonggar sampai 9 mm

pada masa kehamilan, tergantung dari efek dari relaksin pada serat kolagen di ligamen.

Pemisahan simfisis pubis dianggap signifikan jika jaraknya 10 mm atau lebih (Shepherd

&Fry; Wylie, Linda: 2005). Gejala yang terlihat antara lain nyeri pada bagian depan pelvis,

bagian dalam dan pangkal paha, dan bagian bawah bokong dan kaki, kesulitan dan merasa

nyeri ketika berjalan atau naik turun tempat tidur dan ketika melakukan aktivitas yang

membawa beban berat seperti naik tangga dan mengangkat anak. Tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengatasinya antara lain memberi analgesik, ikat pinggang pendukung,

atau resep obat.

Trimester III

Pada trimester ketiga, tekanan akibat pembesaran uterus pada otot abdomen

menyebabkan otot dinding perut semakin meregang dan otot rektus abdominis dapat

memisah, menyebabkan isi perut menonjol di bagian tengah tubuh dan terjadinya diastasis

recti abdominis atau pemisahan otot Keadaan ini dapat memperburuk rasa nyeri pada

bagian belakang dan postur yang memburuk jika uterus memiring, yang dikenal dengan

istilah pendulous abdomen. Pendulous abdomen dapat menyebabkan terjadinya

kecenderungan malpresentasi fetus pada proses kelahiran. Ibu hamil dapat disarankan

untuk menggunakan corset maternitas yang well-fitting dan melakukan latihan bersama

fisioterapi untuk mengurangi ketidaknyamanan ini. (Ladewig, P.W., London, M.L.,

Moberly, S.M & Olds, S.B: 2002)

Page 21: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Gambar 1. Perbedaan Otot Perut Sebelum, Selama, dan Setelah Kehamilan

Penambahan usia kehamilan yang mempengaruhi peningkatan berat wanita hamil juga

menyebabkan perubahan postur dan cara berjalan ibu hamil semakin mencolok pada

trimester ketiga. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan,

penurunan tonus otot perut, peningkatan berat badan pada akhir kehamilan, dan ditambah

bergesernya pusat gravitasi sang ibu ke depan, membuat penyesuaian ulang (realignment)

kurvatura spinalis di butuhkna. Akibatnya, kurva lumbosakrum harus semakin

melengkung dan di daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala

berlebihan), yang disebut lordosis, guna mempertahankan keseimbangan. Keadaan ini

ditambah dengan payudara yang besar dan bahu yang bungkuk saat berdiri membuat

pergerakan wanita hamil semakin sulit, sehingga membuat gaya berjalannya menjadi

“gaya begoyang” atau dikenal dengan “langkah angkuh wanita hamil”. (Bobak, Irene M.,

Lowdermilk, Deitra Leonard., Jensen, Margaret Duncan & Perry, Shanon E: 2005)

Page 22: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Gambar 1. Perubahan Postur Ibu Hamil

Sumber: Klossner, Jayne N. (2006). Introductory Maternity Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Perubahan yang Terjadi pada Sistem Muskoloskeletal pada Masa Persalinan

Kelahiran yang sukses juga bergantung pada kordinasi fungsi otot-otot uterus selama

persalinan. Otot uterus memiliki properti unik, yakni retraksi setelah kontraksi, yang

menghasilkan dilatasi serviks dan pergerakan fetus ke bawah menuju kanal kelahiran. Selain

itu, pemisahan tulang pelvis selama kehamilan akan memberikan fetus jalan yang lebih besar

untuk dapat keluar.

Sistem Neurologi

Tidak banyak perubahan neurologi yang diketahui selama masa kehamilan. Berikut

beberapa perubahan neurologi yang terjadi pada ibu hamil: (Bobak, Irene M., Lowdermilk,

Deitra Leonard., Jensen, Margaret Duncan & Perry, Shanon E: 2005)

Perubahan neurohormonal hipotalamik-hipofisis

Interkostal neuralgia, interkostal neuralgia biasanya terlihat pada trimester ketiga kehamilan

dengan nyari yang tersebar pada satu atau dua saraf thoraks. Hal ini terjadi karena adanya

peregangan akibat pelebaran uterus.(Minagar, Alireza: 2011)

Pembesaran uterus pada masa kehamilan menyebabkan kompresi saraf panggul atau stasis

vaskular yang mempengaruhi perubahan sensori di tungkai bawah

Page 23: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Lordosis dorsolumbar menyebabkan nyeri karena adanya tarikan pada saraf atau kompresi

akar saraf

Carpal tunnel syndrome (CST), carpal tunnel syndrome adalah masalah saraf yang biasa

dialami pada masa kehamilan. Carpal tunnel syndrome adalah kondisi tangan dan lengan yang

menyakitkan karena adanya penjepitan saraf di pergelangan tangan, yakni d antara flexor

retinaculum, distal radius dan tulang carpal.

Akroestesia atau rasa gatal di tangan akibat posisi bahu yang membungkuk pada masa

kehamilan dirasakan oleh ibu hamil. Keadaan ini berhubungan dengan tarikan pada segmen

pleksus brakialis

Nyeri kepala, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal

kehamilan karena ketidakstabilan vasomotor, hipotensi, atau hipoglikemia

Ibu hamil yang mengalami hipokalsemia, yakni kondisi dimana kalsium serum di bawah 1,7

mmol/L, dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuskular seperti kram otot.

Gambar 2. Carpal Tunnel

Sumber: http://www.advancedhealthcareofthepalmbeaches.com

ADAPTASI PSIKOSOSIAL DALAM MASA KEHAMILAN

Menerima Kehamilan

Dalam masa kehamilan perkembangan masa kehamilan akan menjalani tugas-tugas

perkembangan, seperti: menerima kehamilan, mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun

hubungan dengan ibunya, suami, serta janin yang dikandungnya dan menyiapkan kelahiran.

Page 24: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Adaptasi pertama kali yang akan dialami oleh ibu hamil adalah proses adaptasi dalam menerima

kehamilan. Adaptasi untuk menerima kehamilan terdiri dari bermacam-macam proses, yakni:

Kesiapan menyambut kehamilan

Kesiapan wanita untuk hamil dan proses emosi selama masa kehamilan akan

menunjukkan sejauh mana seorang wanita menerima kehamilannya. Respon wanita saat

mengetahui dirinya hamil akan berbeda-beda. Tingkat penerimaan wanita terhadap kondisi

kehamilannya akan sejalan dengan pernerimaan tumbuhnya janin secara nyata (Susanti N. N.,

2008). Pandangan wanita terhadap kehamilan bermacam-macam: (1) Memandang kehamilan

sebagai suatu hasil alami dari sebuah proses hubungan perkawinan. (2) Memandang

kehamilan sebagai sebuah akibat dari sebuah proses percobaan seksual tanpa menggunakan

kontrasepsi (Bobak, Lowdermilk, & Jensen.,2005).

Respon dan perasaan wanita dalam menerima kehamilannya juga akan memengaruhi

tindakan validasi medis. Bagi wanita yang siap menerima kehamilannya ia akan dengan

segera melakukan tindakan validasi medis. Namun sebaliknya, pada wanita yang masih belum

menerima kehamilan biasanya ia akan menunda validasi medis. Tindakan penundaan validasi

medis kehamilan bukan hanya akibat perasaan ibu yang belum siap menerima kehamilannya,

tetapi bisa juga akibat akses pelayanan kesehatan yang terbatas. Setelah kehamilan, dipastikan

respon emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin,

dan putus asa (Bobak, Lowdermilk, & Jensen.,2005). Perasaan menolak kehamilan akan

berbeda dengan menerima kehadiran anak. Karena seorang wanita bisa saja menolak

kehamilan namun ia sangat menerima kehadiran seorang anak.

Respon emosional

Selama masa kehamilan, wanita hamil biasanya akan mengalami kelabilan emosional.

Peningkatan iritabilitas, uraian air mata, dan ledakan kemarahan serta perasaan suka cita, serta

kegembiraan yang luar biasa muncul silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau

tanpa provokasi sama sekali (Bobak, Lowdermilk, & Jensen.,2005). Perubahan emosional

yang terjadi selama masa kehamilan ini merupakan efek dari perubahan hormonal. Kelabilan

Page 25: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

emosional pada wanita hamil cenderung akan membuat bingung orang-orang yang ada di

sekitar dan juga wanita hamil itu sendiri.

Respon terhadap perubahan citra tubuh

Fisiologis bentuk tubuh pada trimester pertama hanya mengalami sedikit perubahan

sehingga pada masa ini wanita hamil masih menunjukkan sikap positif. Namun perubahan

bentuk tubuh akan semakin terlihat dan nyata pada trimester berikutnya sehingga

menyebabkan kecenderungan sikap negatif pada wanita hamil. Wanita merasa seluruh

tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih luas (Bobak, Lowdermilk, &

Jensen.,2005). Respon terhadap perubahan citra tubuh ini bersifat sementara dan tidak

menetap secara permanen pada wanita hamil.

Ambivalensi selama masa hamil

Ambivalensi didefinisian sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan

benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan (Bobak, Lowdermilk, & Jensen., 2005).

Ambivalensi ini termasuk kedalam respon normal bagi seorang individu dalam menghadapi

persiapan diri untuk mendapatkan peran baru. Perasaan menolak (ambivalensi) disebabkan

oleh perasaan khawatir bahwa waktunya “salah”, bahwa kehamilan ini tidak diinginkan,

“nanti” dan “tidak sekarang”, karena merasa takut dan cemas, merasa ragu-ragu pada peran

baru, tidak tertanggulanginya konflik dengan ibu, atau ketakutan terhadap kehamilan dan

persalinan (Susanti N. N., 2008). Selain itu, ambivalensi juga dapat disebabkan oleh perasaan

bergantung, sensasi tubuh, menghadapi kenyataan untuk bertanggung jawab dalam merawat

anak, merasa dirinya tidak secantik saat sebelum hamil, dan menerima kenyataan lain dari

berbagai perubahan keadaan.

Akibat dari ambivalensi yang berkepanjangan antara lain: sering mengalami depresi,

ketidaknyamanan fisik, ketidakpuasan dengan bentuk tubuh, perubahan perasaan yang drastis,

dan kesulitan menerima perubahan akibat kehamilan (Lederman, 1996, dalam Susanti N.N.,

2008). Menurut Lederman (1984, dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen., 2005), perasaan

ambivalen berat yang menetap sampai trimester ketiga dapat mengindikasikan bahwa konflik

peran ibu belum diatasi. Setelah persalinan, memori perasaan ambivalen yang dirasakan

Page 26: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

selama masa kehamilan akan hilang jika anak yang dilahirkan sehat dan normal. Namun

sebaliknya, memori ambivalen akan teringat kembali oleh ibu jika anak yang dilahirkannya

cacat dan hal ini bisa menyebabkan ibu menyalahkan dirinya sendiri.

Upacara tanda kedewasaan

Kehamilan berfungsi sebagai upacara tanda kedewasaan (rite of passage), tanda bahwa

seseorang mencapai maturitas dalam suatu masyarakat yang tidak memiliki upacara lain

(Bobak, Lowdermilk, & Jensen.,2005). Kehamilan menandakan bahwa seorang wanita telah

dewasa dan memiliki hak untuk menentukan hidupnya dan anaknya.

Mengenal Peran Ibu

Menurut Bobak (2004) mengidentifikasi peran ibu, bisa dimulai dengan mengingat kita

sebagai seorang anak yang diasuh oleh ibunya. Peran wanita di kelompok sosial, membuat kita

memilih peran sebagi ibu atau wanita karir pada waktu itu. Kegiatan seperti bermain dengan

boneka, menjaga bayi, dan merawat adik-adik dapat meningkatkan pemahaman tentang arti

menjadi seorang ibu. Kebanyakan wanita selalu menginginkan bayi, menyukai anak-anak, dan

menanti untuk menjadi seorang ibu. Hal tersebut mempengaruhi penerimaan wanita terhadap

kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua.

Menurut Rubin dalam Ricci (2007) mengidentifikasi tugas-tugas ibu yang seorang wanita harus

dicapai untuk menggabungkan peran ibu dalam kepribadiannya. Pencapaian tugas-tugas ini

membantu ibu hamil mengembangkan konsep dirinya sebagai seorang ibu. Mereka membentuk

hubungan yang saling memuaskan dengan bayinya. Tugas ini meliputi:

Memastikan perjalanan yang aman selama kehamilan dan kelahiran

Fokus utama perhatian wanita

Trimester pertama: wanita fokus pada dirinya sendiri, bukan pada janin

Trimester kedua: wanita mengembangkan lampiran nilai besar untuk janinnya

Trimester ketiga: wanita yang memiliki kepedulian terhadap dirinya dan janinnya sebagai

unit

Partisipasi dalam aktivitas perawatan diri yang positif berkaitan dengan diet, olahraga, dan

kesejahteraan secara keseluruhan

Page 27: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Mengetahui penerimaan sang bayi oleh orang lain

Trimester pertama: penerimaan kehamilan dengan dirinya sendiri dan orang lain

Trimester kedua: keluarga perlu berhubungan dengan janin sebagai anggota

Trimester ketiga: penerimaan tanpa syarat tanpa penolakan

Mencari penerimaan diri terhadap peran ibu untuk bayi ("mengikat")

Trimester pertama: ibu menerima ide kehamilan, tetapi bukan dari bayi

Trimester kedua: dengan sensasi gerakan janin (percepatan), ibu mengakui janin sebagai

entitas yang terpisah dalam dirinya

Trimester ketiga: ibu kerinduan untuk memegang bayi dan menjadi lelah hamil

Belajar untuk memberikan diri sendiri

Trimester pertama: identifikasi dari apa yang harus diberikan untuk mengasumsikan peran

baru

Trimester kedua: identifikasi dengan bayi, belajar bagaimana untuk menunda keinginan

sendiri

Ketiga trimester: mempertanyakan kemampuannya untuk menjadi ibu yang baik bagi bayi

Hubungan Wanita dengan Ibunya

Menurut Rubin, 1976, hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam

adaptasi terhadap kehamilan. Ledermen mencatat empat komponen penting hubungan antara

seorang wanita hamil dan ibunya: kesediaan ibu (pada masa lalu dan saat ini), reaksi ibu terhadap

kehamilan anaknya, penghargaan terhadap otonomi anak perempuannya dan kesediaan ibu untuk

menceritakan kenangannya (Bobak, 2005).

Kesediaan ibu di samping anak perempuannya sejak kanak-kanak sering kali berarti ibu

akan hadir dan mendukung selama anaknya hamil. Dengan ikatan keibuan yang sama akan

memfasilitasi perkembangan kedua individu. Sedangkan reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya

yang menandakan penerimaannya dan dukungan dapat memberikan anak kesempatan untuk

menceritakan kehamilan dan rencana persalinannya. Keinginan ibu untuk menceritakan

pengalamannya di masa lalu juga merupakan komponen yang penting sehingga wanita yang

mempersiapkan perannya sebagai seorang ibu dapat belajar dari pengalamannya saat masih kecil

Page 28: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

yang diasuh oleh ibunya. Begitupun dengan penghargaan terhadap otonomi anak perempuannya,

hal tersebut dapat menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri anak perempuannya untuk

menjadi orang tua.

Hubungan dengan Pasangan

Walaupun hubungan wanita hamil dan ibunya penting, orang yang lebih penting bagi

wanita hamil biasanya adalah pasangannya atau bapak dari anaknya. Menurut Richardson, 1983,

ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan oleh wanita hamil. Kebutuhan pertama adalah

menerima tanda-tanda bahwa ia dincitai dan dihargai (Lowdermik, 2013). Semakin banyak bukti

yang menunjukan ia diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya akan menimbulakan lebih

sedikit gejala emosi dan fisik, serta mudah melakukan penyesuaian selama nifas. Kebutuhan

kedua adalah pengakuan pasangan akan anaknya. Bertambahnya seorang anak dapat mempererat

hubungan suami istri.

Hubungan Seksual

Ekspresi seksual selama masa kehamilan bergantung pada individual. Pasangan perlu

merasa bebas mendiskusikan respon seksualnya selama kehamilan satu sama lain dan dengan

petugas kesehatan. Pasangan yang tidak memahami perubahan fisik dan emosional yang

sangat cepat selama kehamilan dapat menjadi bingung dengan perilaku terhadap

pasangannya. Oleh karena itu, pasangan harus berbicara satu sama lain untuk menentukan

permasalahannya dan memberikan dukungan yang diperlukan.

Membangun Hubungan dengan Janin

Menurut Rubin, 1975, keterkaitan emosional, perasaan terikat oleh cinta, yang dimulai dari

masa prenatal ketika wanita berfantasi dan berangan-angan untuk mempesiapkan diri mereka

menjadi seorang ibu. Hubungan ibu dan anak terus berkembang selama kehamilan seperti proses

pertumbuhan yang terjadi dalam tiga fase (Bobak, 2005).

Dalam fase satu, wanita menerima fakta biologis dari kehamilannya. Ia perlu untuk

menyatakan bahwa “Saya hamil”. Anak dilihat sebagai bagian dari dirinya, tidak sebagai

individu asing yang terpisah.

Page 29: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Dalam fase dua, wanita menerima janin yang sedang bertumbuh beda dengan dirinya. Ia dapat

mengatakan “Saya akan memiliki seorang bayi” sehingga meningkatkan keterkaitan antara

ibu dan anak, serta tanggung jawabnya terhadap bayi tersebut. Wanita memasuki periode

tenang dan berintrospeksi. Ketika ia mulai menarik diri dan berfokus pada anak yang belum

lahir, pasangan akan merasa ditinggalkan dan jika memiliki anak lainnya dalam keluarga,

mereka akan menuntut mengalihkan perhatian ibunya kepada mereka.

Selama fase tiga, wanita mempersiapkan kenyataan untuk melahirkan dan mengasuh anaknya.

Ia menunjukan pemikiran, “Saya akan menjadi ibu.” serta menggambarkan keadaan dan

karakteristik dari anak.

Persiapan Melahirkan

Wanita nulipara atau wanita tanpa anak menjadi wanita yang mempunyai anak, aktif

mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas

untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain. Mereka akan mencari orang terbaik

yang akan memberikan mereka nasihat, arahan, dan perawatan (Patterson dalam Bobak, 2004).

Sedangkan wanita multipara atau wanita yang memiliki anak menjadi wanita yang memiliki

anak-anak, menggunakan pengalamannya sendiri dalam menghadapi persalinan kali ini.

Rasa cemas biasanya timbul karena kekhawatiran mereka akan proses melahirkan yang

aman untuk dirinya dan anaknya menurut Rubin dalam Bobak (2004). Rasa cemas ini mungkin

tidak diperlihatkan secara terbuka, namun saat perawat menanyakan rencana merawat bayi

barunya dan anak-anak lain jika nanti “terjadi sesuatu”. Meskipun telah ada bukti statistik tentang

hasil akhir kehamilan yang aman untuk ibu perasaan tersebut tetap ada. Banyak wanita yang

takut mengalami nyeri selama proses bersalin, karena mereka tidak mengerti anatomi dan proses

kelahiran. Kekhawatiran lainnya yaitu terhadap perilaku yang pantas selama proses bersalin dan

bagaimana seseorang yang merawat mereka akan menerima perilaku mereka tersebut. Menurut

Lederman dalam Bobak (2004), “persiapan paling baik untuk melalui persalinan ialah

kesadaran yang sehat tentang kenyataan tersebut kewaspadaan terhadap kerja, nyeri, dan risiko,

yang diimbangi dengan perasaan sukacita dan pengharapan akan hasil akhir yang

mengembirakan”.

Page 30: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

Kesiapan untuk Melahirkan

Menjelang akhir trimester ketiga, tidur ibu akan sedikit terganggu karena mengalami

kesulitan bernapas dan gerakan janin menjadi cukup kuat. Nyeri pinggang, sering berkemih,

keinginan untuk berkemih, kontipasi, dan timbulnya varises dapat sangat mengganggu juga.

Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu kemampuannya merawat anak-

anak lain, melakukan pekerjaan rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang nyaman

untuk tidur dan istirahat. Pada saat ini kebanyakan wanita akan merasa tidak sabar untuk

menjalani persalinan, apakah disertai rasa suka cita, takut, atau campuran keduanya.

Keinginan yang kuat untuk melihat hasil akhir kehamilannya dan untuk segera

menyelesaikannya membuat wanita siap masuk ke tahap persalinan.

Wanita yang Menjadi Ibu untuk Kedua Kalinya

Menurut Merilo dalam Bobak (2004), ibu yang menantikan anak keduanya lahir

memiliki kekhawatiran yang berbeda dengan wanita yang menantikan anak pertamanya lahir

pada masa kehamilan. Mereka mungkin begitu memperhatikan anak pertamanya, sehingga

mereka tidak segembira saat melahirkan anak pertamanya dan lebih sedikit memikirkan anak

keduanya. Mereka khawatir terhadap reaksi anak pertamanya akan kelahiran saudaranya dan

sadar akan terjadi perubahan hubungan dengan anak pertamanya jika anak keduanya lahir.

Kekhawatiran ini menimbulkan rasa sedih dan kehilangan. Teman-teman dan keluarga

mungkin kini tidak memberi perhatian dan bantuan sebanyak yang diberikan pada kelahiran

anak pertamanya karena mereka sudah yakin akan kemampuan wanita itu dalam memelihara

bayi.

Perawat dapat membantu wanita tersebut dengan memenuhi kebutuhannya dengan

mendorong mereka menyediakan waktu untuk memperhatikan anak keduanya dan kebutuhan

wanita itu sendiri. Menurut Merilo dalam Bobak (2004), sang ibu perlu menentukan

pengharapan yang realistis untuk diri mereka sendiri, mengatur bantuan untuk pekerjaan

rumah tangga dan untuk menjaga anak, serta mengurangi acara di luar. Kelas prenatal, tempat

ibu dapat berbagi rasa khawatir dan pengalamannya, dapat membantu sang ibu mengetahui

bahwa kebutuhan mereka adalah wajar dan akan mendorong adaptasi positif terhadap banyak

tuntutan peran baru mereka.

Page 31: Adaptasi Fisik Dan Psikososial Dalam Masa Kehamilan

DAFTAR PUSTAKA

Association of Women’s Health, Obstetric and Neonatal Nurses. 2004. Physiologic and

Psychosocial Adaptation to Pregnancy. California: AWHONN

Benson, Ralph C. (2008). Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi, Ed. 9. Jakarta: EGC

Bobak. (1995/2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. (Maria A. Wijayarini, dkk.

Penerjemah.). Jakarta: EGC.

Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.

Jakarta: Salemba Medika.

Johnson, Ruth & Taylor, Wendi. (2004). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC

Ladewig, P.W., London, M.L., Moberly, S.M & Olds, S.B. (2002). Contemporary Maternal-

Newborn Nursing Care. New Jersey: Pearson Education, Inc

Linda J. Hefner & Danny J. Schust. (2005). At a Glance: Sistem Reproduksi, Ed. 2.

Jakarta: Erlangga Medical Series

Lowdermilk, D. Leonard, Perry, S., Cashion, Kitty. (2013). Keperawatan Maternitas Buku 1.

(Felicia Sidartha, Penerjemah.). Jakarta: Salemba Medika.

Manuaba, I.B.G., Manuaba, C., & Manuaba, I.B.G. Fajar. (2003). Pengantar kuliah obsitetri.

Jakarta: EGC

Mary, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Minagar, Alireza. (2011). Neurological Disorders and Pregnancy. Burlington: Elsevier

Ricci, Susan Scot. (2007). Essentials of Maternity, Newborn, and Women’s Health Nursing.

Philadelphia: Lippincot William & Wilkins

Romauli, Suryati. (2011). Asuhan Kebidanan 1: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:

Nuha Medika

Sherwood, Lauralee. (2009). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. (Terj. dr Brahm U).

Jakarta: EGC

Stright, Barbara R. 2005. Panduan Belajar; Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir, Edisi 3. Jakarta:

EGC

Susanti, Ni Nengah. (2008). Psikologi Kehamilan.Jakarta: EGC

Syafrudin & Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

White, Lois. (2005). Foundations of Maternal & Pediatric Nursing 2nd Edition. Texas:

Thomson Delmar Learning

Wylie, Linda. (2005). Essential Anatomy and Physiology in Maternity Care. 2nd Edition.

Philadelphia: Elsevier