Adaptasi Bayi BBL

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitihan menunjukkan bahwa 50% kematin bayi terjadi pada periode neonatal yaitu di bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan- kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Sebagai contoh bayi yang mengalami hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonates sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine dapat bertahan dengan baik karena periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada bab selanjutnyadijelaskan adaptasi yang dilakukan bayi segera setelah lahir terhadap kehidupan diluar uterus B. Manfaat

description

adaptasi bayi baru lahir

Transcript of Adaptasi Bayi BBL

Page 1: Adaptasi Bayi BBL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitihan menunjukkan bahwa 50% kematin bayi terjadi pada

periode neonatal yaitu di bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya

penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan

yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Sebagai contoh

bayi yang mengalami hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan

akhirnya dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik

yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonates sebagai

individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine dapat

bertahan dengan baik karena periode yang paling kritis dalam fase

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada bab selanjutnyadijelaskan

adaptasi yang dilakukan bayi segera setelah lahir terhadap kehidupan diluar

uterus

B. Manfaat

1. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang

adaptasi bayi segera setelah lahir

C. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mengikuti perkuliahan menggunakan bahan ajar ini mahasiswa

mampu menjelaskan adaptasi bayi setelah lahir dengan benar

2. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan bahan ajar ini mahasiswa

mampu menjelaskan adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar

uterus dengan benar.

Page 2: Adaptasi Bayi BBL

BAB 2

1. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan di Luar Uterus

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai dengan usia 4

minggu, biasanya lahir pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42

minggu (Wong, 2003).

Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas

perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan eksistensi

fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan fisiologis dan

psikososial yang besar yang terjadi pada saat bayi lahir

memungkinkan transisi dari lingkungan intaruterin ke lingkungan

ekstrauterin, perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan

perkembangan kemudian hari (Bobak, 2005).

b. Adaptasi Fisiologis

Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan

yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak

perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam

lingkungan interna (dalam kandungan ibu) ke lingkungan eksterna

(diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya

memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Saat

dilahirkan, bayi baru lahir memiliki perilaku dan kesiapan interaksi

sosial (Bobak, 2005).

Page 3: Adaptasi Bayi BBL

Adapun perubahan-perubahan yang akan terjadi pada bayi

dibagi menurut karakteristik, antara lain (Bobak, 2005) :

1. Karakteristik Biologis

a. Sistem Kardiovaskuler

Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari

plasenta melalui vena umbikalis lalu sebagian ke hati dan

sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung kemudian

ke balik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui

aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan

darah dipompa sebagian ke paru-paru dan sebagian melalui

duktus arteriosus ke aorta.

Setelah bayi lahir paru akan berkembang yang akan

mengakibatkan tekanan artriol dalam paru menurun yang

diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan.

Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar

dibandingkan dengan tekanan jantung kanan dan hal

tersebutlah yang membuat foremen ovale secara fungsional

menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah

kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dari tekanan

dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan

biokimia (PaO yang naik) serta duktus arteiosus yang

berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama.

Page 4: Adaptasi Bayi BBL

Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan

adalah 4-5 liter per menit meter persegi (Gessner 1965).

Aliran darah sitolik pada hari pertama rendah yaitu 1,96

liter/menit/meter persegi dan bertambah pada hari kedua dan

ketiga (3,54 liter/meter persegi) karena penutupan duktus

arterious. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh

jumlah darah yang melalui transfuse plasenta yang pada jam-

jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan

menjadi konstan kira-kira 8540 mmHg.

Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit

saat lahir, dengan variasi berkisar antara 120-160 kali/menit.

Frekuensi saat bayi tidur berbeda dari frekuensi saat bayi

bangun. Pada usia satu minggu, frekuensi denyut jantung

bayi rata-rata ialah 128x/menit saat tidur dan saat bangun

163x/menit. Pada usia satu bulan frekuensi 138 x/menit saat

tidur dan 167 x/menit saat bangun. Aritmia sinus (denyut

jantung yang tidak teratur) pada usia ini dapat dipersepsikan

sebagai suatu fenomena fisiologis dan sebagai indikasi fungsi

jantung yang baik.

b. Sistem Respirasi

Berikut adalah tabel mengenai perkembangan sistem

pulmonal sesuai dengan usia kehamilan.

Page 5: Adaptasi Bayi BBL

Usia Kehamilan Perkembangan

24 hari Bakal paru-paru terbentuk

26 – 28 hari Kedua bronkus membesar

8 minggu Segmen bronkus terbentuk

12 minggu Lobus terdiferensiasi

24 minggu Alveolus terbentuk

28 minggu Surfaktan terbentuk

34 – 38 minggu Struktur paru matang

Ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bisa

mengembangkan system alveoli. Selama dalam uterus, janin

mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan

setelah bayi lahir, pertkaran gas harus melalui paru-paru bayi.

Penyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi

baru lahir adalah penyesuaian sistem pernapasan. Paru-paru

bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg.

setelah pernapasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi

dangkal dan tak teratur, bervariasi dari 30-60 x/menit.

Disertai apnea singkat (<15 detik). Periode apnea singkat ini

paling sering terjadi selama siklus tidur aktif (Rapid Eye

Movement/REM). Durasi dan frekuensi apnea menurun

seiring peningkatan usia. Periode apnea >15 detik harus

dievaluasi.

Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi

karena beberapa hal berikut:

Page 6: Adaptasi Bayi BBL

1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan

keluar lahir stamulasi mekanik

2) Penurunan PaO dan peningkatan PaCO merangsang

kemoresepton yang terletak di simus karotikes

(stimulasi kimiawi ).

3) Rangsangan dengan di daerah muka dan perubahan

suhu di dalam uterus stimulasi

4) Refleks deflasi, Hering Breur.

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi pada

waktu 30 menit pertam sesudah lahir. Usia bayi pertama

kali untuk mempertahankan tekanan alveoli selain

karena adanya surfaktan, yang adanya tarikan napas dan

pengeluaran napas dengan merintis sehingga udara bisa

bertahan di dalam. Cara neonatus bernapas dengan cara

bernapas difrakmatik dan abdominal sedangkan untuk

frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur.

Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps

dan paru-paru kaku, sehingga terjadi atelektasis. Dalam

kondisi seperti ini (anoksia), neonatus masih dapat

mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan

metabolisme anaerobik.

c. Sistem Hematopoesis

Page 7: Adaptasi Bayi BBL

Saat bayi lahir, nilai rata-rata Hb, Ht, dan eritrosit lebih

tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir

berkisar antara 14,5 – 22,5 g/dl. Ht bervariasi dari 44% - 72%

dan hitung eritrosit berkisar antara 5-7,5 juta/mm3. Secara

berturut-turut, Hb dan eritrosit menurun sampai mencapai

kadar rata-rata 11-17 g/dl dan 4,2 – 5,2/mm3 pada akhir bulan

pertama. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb

janin. Persentase Hb janin menurun sampai 55% pada

minggu kelima dan sampai 5% umur sel yang mengandung

Hb janin lebih pendek.

Leukosit janin dengan nilai hitung leukosit sekitar

18.000/mm3 merupakan nilai normal saat bayi lahir. Jumlah

leukosit janin, yang sebagian besar terdiri dari polimorf ini

meningkat menjadi 23.000-24.000 /mm3 pada hari pertama

setelah bayi lahir. Golongan darah bayi lahir ditentukan pada

awal kehidupan janin. Akan tetapi, selama periode neonatal

terjadi peningkatan kemampuan Aglutinogen membrane

eritrosit secara bertahap. Hitung trombosit dan agregasi sama

penting, baik bayi baru lahir maupun bagi orang dewasa.

kecenderungan perdarahan pada bayi baru lahir jarang terjadi

pembekuan darah cukup untuk mencegah perdarahan hanya

terjadi jika difisiensi vitamin K.

d. Sistem Urin

Page 8: Adaptasi Bayi BBL

Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan

rentang keamanan yang kecil. Infeksi, diare dan pola makan

yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis

dan ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi atau edema.

Ketidak maturan ginjal juga dapat membatasi kemampuan

bayi baru lahir untuk mengekskresi obat. Biasanya sejumlah

kecil urin terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi

bayi baru lahir memungkinkan tidak mengeluarkan urin

selama 12 – 24 jam. Berkemih sering terjadi selama periode

ini. Berkemih 6-10x dengan warna urin pucat menunjukkan

masukan cairan yang cukup. Umumnya, bayi cukup bulan

mengeluarkan urin 15 – 60 ml/kg/hari.

e. Sistem Gastrointestinal

Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna,

memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat

sederhana, serta mengemulsi lemak. Keciali amylase

pancreas, karakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan

sudah ditemukan pada bayi yang bera badan lahirnya rendah.

Adapun beberapa perubahan fisiologis pada sistem cerna

antara lain:

1) Pada pencenaan : keasaman lambung bayi pada saat

lahir pada umumnya sama dengan keasaman lambung

orang dewasa, tetapi akan menurun dalam satu minggu

Page 9: Adaptasi Bayi BBL

dan tetap rendah selama 2 – 3 bulan. Penurunan

keasaman lambung ini dapat menimbulkan “kolik”.

Bayi yang mengalami kolik tidak dapat tidur, menangis

dan tampak distress diantara waktu makan. Gejala ini

akan hilang setelah bayi berusia 3 bulan.

Bising usus bayi dapat didengar 1 jam setelah bayi

lahir. Kapasitas lambung bervariasi dari 30 – 90 ml

tergantung pada ukurang bayi. Waktu pengosongan

lambung sangat bervariasi. Beberapa factor seperti

waktu pemberian makanan dan volume makanan, jenis

dan suhu makanan serta stress psikis dapat

mempengaruhi waktu pengosongan lambung.

2) Tinja: bayi lahir dengan bagian bawah yang penuh

dengan mekonium. Mekonium dibentuk selama janin

dalam kandungan berasal dari cairan amnion dan unsur-

unsurnya, dari sekresi usus dan dari sel-sel mukosa.

Mekonium berwarna hijau kehitaman, konsistensinya

kental dan mengandung darah samar. Mekonium

pertama keluar steril, tetapi mekonium setelah beberapa

jam mengandung bakteri. Sekitar 69% bayi normal

yang cukup bulan mengeluarkan mekonium dalam 12

jam pertama kehidupannya, 94% dalam 24 jam dan

99,8% dalam 48 jam.

Page 10: Adaptasi Bayi BBL

f. Sistem Hepatika

Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat

kehamilan. Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1

cm dibawah batas kanan iga karena hati besar dan menempati

sekitar 40% rongga abdomen.

1) Penyimpanan Besi

Hati janin (berfungsi memproduksi Hb setelah lahir)

mulai menyimpan besi sejah dalam kandungan. Apabila

ibu mendapat cukup asupan besi selama hamil, bayi

akan memiliki simpanan besi yang dapat bertahan

sampai bulan kelima di luar rahim.

2) Konjugasi Bilirubin

Hati mengatur jumlah bilirubin tidak terikat dalam

peredaran darah. Bilirubin ialah pigmen yang berasal

dari Hb yang terlebas saat pemecahan eritrosit dan

mioglobulin di dalam sel otot.

3) Hiperbilirubinuminemia Fisiologi

Hiperbilirubinuminemia fisiologi/ ikterik neonatal

merupakan kondisi yang normal pada 50% bayi cukup

bulan dan pada 805 bayi premature.

g. Sistem Imun

Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada

awall kehidupan janin. Namun sel ini tidak aktif beberapa

Page 11: Adaptasi Bayi BBL

bulan. Selama 3 bulan pertama kehidupannya, bayi dilindungi

oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu. Barier alami

seperti keasaman lambung atau produksi pepsin dan tripsin

yang mempertahankan kestreilan usus halus.

IgA sebagai pelindung membrane lenyap dari traktus

respirasi, traktus urinarius, dan traktur gastrointestinal kecuali

jika bayi diberi ASI. Bayi mulai menyintesa IgG dan

mencapai sekitar 40% kadar IgG orang dewasa pada usia 1

tahun, sedangkan kadar orang dewasa dicapai pada usia 9

bulan. IgA. IgD, dan IgE diproduksi secara lebih bertahap

dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-

kanak dini.

h. Sistem Integumen

Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir tetapi

masih belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat

dengan baik dan sangat tipis. Verniks kaseosa juga berfusi

dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Kulit bayi sangat sensitive dan dapat rusak dengan mudah.

Bayi baru lahir yang sehat dan cukup bulan tampak gemuk.

Lanugo halus terlihat di wajah, bahu dan punggung. Edema

dan ekimosis (memar) dapat timul akibat presentasi muka

atau kelahiran dengan forsep. Ptekie juga dapat timbul jika

Page 12: Adaptasi Bayi BBL

daerah tersebut ditekan. Beberapa permasalahan yang dialami

oleh bayi baru lahir terkait sistem integument antara lain:

1) Kaput Suksedaneum : edema pad akulit yang ditemukan

dini akibat tekanan vertex yang lam pada serviks

sehingga pembuluh darah tertekan dan memperlambat

aliran balik vena yang memperlambat membuat cairan

di kulit daerah kepala meningkat sehingga akibatnya

menyebabkan edema/bengkak.

2) Sefalhematoma : perdarahan diantara periosteum dan

tulang tengkorak dan periosteumnya. Dengan demikian,

sefaltoma tidak pernah meleewati garis sutura chepal.

Perdarahan dapat terjadi pada kelahiran spontan akibat

penekanan pada panggul ibu.

3) Deskuamasi : pengelupasan kulit. Pada kulit bayi tidak

terjadi sampai beberapa hari setelah lahir. Ini

merupakan indikasi ppascamaturitas.

4) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat: kelnjar keringat

sudah ada saat bayi baru lahir, tetapi kelenjar ini tidak

berespon terhadap peningkatan suhu tubuh. Terjadi

sedikit hyperplasia kelenjar sebasea dan sekresi sebum

akibat pengaruh hormone saat hamil.

5) Bintik mogolia: daerah pigmentasi biru kehitaman pada

semua permukaan tubuh termasuk ekstremitas.

Page 13: Adaptasi Bayi BBL

6) Nevi: atau dikenal denga gigitan burung bangau yaitu

nevi telangiektasis berwarna merah muda dan mudah

memutih, terlihat pada kelopak mata bagian atas, daerah

hidung, bagian atas bibir, tulang oksipital bawah dna

tengkuk.

7) Eritema toksium: suatu ruam sementara, eritema

toksium juga disebut eritema neonatorum atau

dermagalis gigitan kuku. Eritema toksium memiliki lesi

dalam berbagai tahap, yakni macula eritematosa, papula

dan vesikel kecil.

i. Sistem Reproduksi

1) Wanita

Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel

germinal primitive. Jumlah ovum berkurang sekitar 90%

sejak bayi baru lahir sampai dewasa. peningkatan kadar

estrogen selama masa kehamilan yang diikuti dengan

penurunan setelah bayi lahir, mengakibatkan pengeluaran

suatu cairan mukoid atau kadang-kadang pengeluaran

bercak darahh melalui vagina (pseudomenstruasi).

Genitalia eksterna biasanya edematosa disertai pigmentasi

yang lebih banyak. Pada bayi lahir cukup bulan, labia

mayora dan minora menutupi vestibulum.

2) Pria

Page 14: Adaptasi Bayi BBL

Testis turun kedalam skrotum pada 90% bayi baru

lahir laki-laki. Walaupun menurun pada kelahiran bayi

premature. Preposium yang ketat seringkali dijumpai

pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat tertutup

preposium dan tidak dapat ditarik kebelakang selama 3-4

tahun. Terdapat rugae yang melapisi kantung skrotum dan

hidrokel (penimbunan cairan disekitar testis) sering

terjadi dan biasanya akan mengecil tanpa pengobatan.

j. Sistem Skeletal

Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang

tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah

relative kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika

dibandingkan, lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk

cranium dapat mengalami distorsi akibat molase (pembukaan

kepala janin akibat tumpang tindih tulang-tulang kepala).

Ada dua kurvatura pada kolumna vertebralis : toraks dan

sacrum. Ketika bayi mulai dapat mengendalikan kepalanya,

kurvatura lain terbentuk di daerah servikal. Pada bayi baru

lahir, lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit

disatukan, sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.

Saat baru lahir, tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.

k. Sistem Neuromuskuler

Page 15: Adaptasi Bayi BBL

Pengkajian perilaku saraf (neurobehavioural) neonates

terutama merupakan evaluasi reflex primitive dan tonus otot.

Saat ini, bayi baru lahir cukup bulan dikenal sebagai makhluk

yang reaktif, responsive dan hidup. Perkembangan sensori

bayi baru lahir dan kapasitas untuk melakukan interaksi

sosial dan oranisasi diri sangat jelas terlihat.

Termogenesis berarti produksi panas. Suhu tubuh

dipertahankan supaya berada pada batas sempit suhu tubuh

normal dengan memproduksi panas sebagai respon terhadap

pengeluaran panas. Beberapa hal yang menyangkut sistem

termogenik bayi baru lahir meliputi:

1) Produksi Panas

Mekanisme produksi panas bayi baru lahir dengan

cara menggigil sangat jarang terjadi. Termogenesis

tanpa menggigil dapat dicapai akibat adanya lemak

coklat pada bayi baru lahir, yang kemudian dibentuk

akibat peningkatan aktivitas metabolism di otak,

jantung dan hati. Lemak coklat terdapat dalam

cadangan permukaan (interskapula, aksila, sekitar

kolumna vertebralis dan sekitar ginjal).

2) Pengaturan Suhu

a) Insulasi suhu kurang akibat pembuluh darah yang

lebih dekat ke permukaan kulit akibatnya perubahan

Page 16: Adaptasi Bayi BBL

temperature lingkungan akan mengubah

temperature darah sehingga mempengaruhi pusat

pengaturan suhu di hipotalamus.

b) Rasio permukaan tubuh bayi lebih besar terhadap

berat badan. Posisi fleksi bayi diduga berfungsi

sebagai sistem pengamanan untuk mencegah

pelepasan panas karena mengurangi pemajanan

permukaan tubuh pada suhu lingkungan.

c) Control vasomotor bayi baru lahir belum

berkembang dengan baik, kemampuan untuk

mengonstriksi pembuluh darah subkutan dan kulit

sama baik pada bayi premature dan orang dewasa.

d) Bayi baru lahir memproduksi panas terutama

dengan upaya termogenesis tanpa menggigil.

e) Kelenjar keringat bayi baru lahir hampir tidak

berfungsi sampai minggu keempat setelah bayi

lahir.

3) Stress Dingin

Stress dingin menimbulkan masalah fisiologis dan

metabolism. Upaya yang dilakukan bayi adalah dengan

mengkonsumsi oksigen dan energy pada bayi baru lahir

yang mengalami stress dingin dialihkan dari fungsi

untuk mempertahankan pertumbuhan, fungsi sel otak

Page 17: Adaptasi Bayi BBL

dan fungsi jantung normal menjadi fungsi termogenesis

agar bayi tetap hidup.

Empat kemungkinan mekanisme yang dapat

menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas

tubuhnya.

1) Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi benda

sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh

bayi pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek

lain melalui kontak langsung. Sebagai contoh

konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi

tanpa alas timbangan, memegang bayi saat

tangan dingin, dan menggunakan stetoskop

dingin untuk pemeriksaan BBL.

2) Konveksi.

Panas hilang dari tubuh bayi ke udara

sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas

yang hilang bergantung pada kecepatan dan

suhu udara). Sebagai contoh, konveksi dapat

terjadi ketika membiarkan atau menempatkan

BBI, dekat jendela, atau membiarkan BBL di

ruangan yang terpasang kipas angin.

3) Radiasi.

Page 18: Adaptasi Bayi BBL

Panas dipancarkan dan BBL keluar

tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin

(pemindahan panas antara 2 obyek yang

mempunyai suhu berbeda. Sebagai contoh,

membiarkan BBL dalam ruangan AC tanpa

diberikan pemanas (radiant warner),

membiarkan BBL dalam keadaan telanjang,

atau menidurkan BBL, berdekatan dengan

ruangan yang dingin (dekat tembok).

4) Evaporasi

Panas hilang melalui proses penguapan

yang tergantung pada kecepatan dan

kelembapan udara (perpindahan panas dengan

cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi

ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai,

tingkat kelembapan udara, dan aliran udara

yang melewati. Apabila BBI, dibiarkan dalam

suhu kamar 25 0 Celsius maka bayi akan

kehilangan panas melalui konveksi. Radiasi,

dan evaporasi yang besarnya 200g/BB,

sedangkan yang dibentuk hanya sepuluhnya

saja. Agar dapat mencegah terjadinya

Page 19: Adaptasi Bayi BBL

kehilangan panas pada bayi, maka lakukan hal

berikut:

a) Keringkan bayi secara saksama

b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain

bersih yang kering dan hangat

c) Tutup bagian kepala bayi

d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan

menyusui bayinya.

e) Jangan segera menimbang atau

memandikan bayi baru lahir

f) Tempatkan bayi di lingkungan yang

hangat

2. Karakteristik Perilaku

Bayi baru lahir yang sehat harus mampu menjalani fungsi

biologis dan fungsi perilaku/psikologis sehingga dapat tumbuh

kembang dengan baik. Respon perilaku bayi baru lahir dapat

mengindikasikan adanya control ppada korteks, kemampuan

memberi respon dan akhirnya penatalaksanaan lingkungan bayi

tersebut. Melalui responnya, bayi bertindak untuk

mengonsolidasi hubungan atau menjauhkan diri dari orang-orang

dalam lingkungan dekatnya. Melalui tindakannya, ia memperkuat

atau melemahkan ikatan dan aktivitas pemberian perawatan.

Page 20: Adaptasi Bayi BBL

Skala Perilaku Neonatus oleh Brazelton (The Brazelton

Neonatal Behaviour Assessment Scale/ NBAS) digunakan untuk

menilai karakteristik unik bayi baru lahir, yakni sebagian

tergantung pada keadaan tidur-terjaga, ia juga menyatakan rekasi

orangtua terhadap bayi baru lahir sebagian ditentukan oleh

perbedaan-perbedaan ini. Periode transisi dari bayi baru lahir

antara lain:

a. Periode pertama reaktivasi : dimana mata bayi terbuka,

awas dan memfokuskan perhatian pada wajah dan suara

orangtuanya terutama ibu (fase ini berlangsung sekama

15 menit).

b. Periode kesadaran aktif : dimana bayi sering melakukan

gerakan mendadaknaktif dan juga menangis, reflex

menghisap kuat yang menandakan bayi lapar.

c. Periode tidak aktif/istirahat : periode dimana bayi

terlihat rileks dan tidak berespon/sulit dibangunkan.

Periode ini berlangsung selama 2-4 jam.

d. Periode rektivitas kedua : dimana bayi waspada dan

terjaga dan menunjukkan keadaan sadar dan tenang,

aktif dan menangis. Periode ini selama 4-6 jam.

Sejak lahir, bayi memiliki respon sensorik yang

mengindikasi suatu tahap kesiapan untuk melakukan interaksi

sosial antara lain mencakup:

Page 21: Adaptasi Bayi BBL

a. Penglihatan

Saat lahir, pupil bayi bereaksi terhadap rangsangan

cahaya dan penglihatan reflek mengedip dengan mudah.

Sejak lahir, bayi telah mampu memusatkan pandangan

dan memperhatikan secara intensif suatu objek. Mereka

memandang wajah orangtuanya dan berespon terhadap

perubahan yang dilakukan. Kemampuan ini membuat

orangtua dan anak dapat saling kontak mata dan

akibatnya terbentuk komunikasi yang tidak kentara.

Kontak mata sangat penting dalam interaksi orangtua-

bayi.

b. Pendengaran

Bayi akan berespon terhadap suara ibunya, hal ini

merupakan respon akibat mendengar dan merasakan

gelombang bunyi suara ibunya selagi ia berada didalam

rahim. Hal ini menunjukkan suatu pendengaran selektif

terhadap bunyidan irama suara ibu selama bayi berada

didalam rahim ibu, dimana bayi baru lahir

mempersiapkan diri untuk mengenali dan berinteraksi

dengan ibu mereka. Janin dalam rahim telah terbiasa

mendengar denyut jantung ibu, akibatnya bayi baru

lahir akan berespon dengan melakukan relaksasi dan

Page 22: Adaptasi Bayi BBL

berhenti menangis bila simulator denyut jantung

diletakkan di tempat tidurnya.

c. Sentuhan

Semua bagian tubuh bayi berespon terhadap

sentuhan. Wajah terutama mulut, tanngan, dan telapak

kaki merupakan daerah yang paling sensitive. Hal ini

penting dalam pertumbuhan dan perkembangan normal,

dan setiap bayi menunjukkan keanekaragaman respon

terhadap sentuhan. Ibu yang baru memiliki bayi

menggunakan sentuhan sebagai perilaku pertama dalam

berinterkasi seperti sentuhan ujung jari, mengusap-usap

wajah dengan lembut dan memijat bagian punggung.

d. Pengecap

Bayi baru lahir memiliki sistem kecap yang

berkembang baik dan larutan yang berbeda

menyebabkan bayi memperlihatkan ekspresi wajah

yang berbeda. Secara umum bayi berorientasi pada

penggunaan mulutnya, baik untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi, maupun untuk tumbuh dengan cepat dan untuk

melepaskan ketegangannya melalui kegiatan mengisap.

Perkembangan dini yang mencakup sensasi disekitar

mulutnya, aktivitas otot dan pengecapan tampaknya

Page 23: Adaptasi Bayi BBL

merupakan persiapan bayi agar tetap hidup diluar

rahim.

e. Penciuman

Indra penciuman bayi baru lahir sudah berkembang

baik saat bayi lahit. Bayi baru lahir tampaknya memberi

reaksi yang sama dengan reaksi orang dewasa, bila

diberi bau yang menyenangkan. Bayi yang disusui

mampu membaui ASI dan dapat membedakan ibunya

dari ibu lain yang menyusui. Bayi wanita yang diberi

susu botol lebih menyukai bau wanita yang menyusui

daripada wanita lain yang tidak menyusui. Bau ibu ini

dipercaya mempengaruhi pemberian makan.

Page 24: Adaptasi Bayi BBL

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, M. Irene, at.al. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. Alih Bahasa. : Maria A. Wijayarini. Jakarta : EGC.

Cunningham, Garry.F. 2005. Obstetri Williams. Ed.21. Vol.1. Jakarta : EGC.

Mansjoer, 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aescapulis.

Manuaba, IG, dkk, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

Mochtar, R, 1998. Sinopsis Obstetri., jilid 1. Jakarrta : EGC.

Syaifudin, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBPSP

Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Saronwo Prawiroharjo

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi etiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarono Prawiroharjo

Wong, T.K.S, Samantha M.C, et al. 2003. Nursing Inguiry. Volume 10, Issue 2, pages 79–80. Hongkong Polytechnic University and Chinese Nursing Association.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/207301017/bab2.pdf (diakses pada tanggal 7 Juli 2014)