Ada.docx

5
Ada dua metode pengukuran warna yang banyak digunakan, yaitu metode pengukuran warna secara objektif maupun subjektif. Warna merupakan sifat produk pangan yang dapat dipandang sebagai sifat fisik (obyektif) dan sifat organoleptik (subyektif). Warna dapat dianalisa secara obyektif dengan instrumen fisik dan secara organoleptik atau subyektif dengan indera manusia. Pengukuran objektif dapat dilakukan dengan Spektrophotometer, Colorimeter atau Chromameter, dan kamera CCD. Sedangkan pengukuran subjektif dapat dilakukan dengan menggunakan diagram warna Chromaticity CIE 1931, Munsell, dan Hunter. Chromaticity CIE 1931 Pada teori tristimulus persepsi warna dapat dilihat pada Gambar 3, bahwa suatu warna dapat diperoleh dari suatu campuran tiga warna utama: merah, hijau dan biru (Red Green Blue). Sumber utama yang dipakai dalam sistem ini adalah cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 700 nm (merah), 546 nm (hijau), dan 435 nm (biru) (Gambar 3) Sinar putih referensi memiliki spektrum datar dengan komposisi R=G=B=1. Meskipun hampir setiap warna yang tampak dapat ditentukan sesuai dengan tiga komponen diatas, tetapi masih terdapat beberapa warna yang tidak dapat diuraikan sebagai kombinasi dari ketiga warna dasar tersebut. Bagaimanapun juga apabila salah satu dari ketiga komponen warna dasar tersebut ditambahkan ke warna yang tidak dapat dicocokkan tadi, maka warna yang tidak dapat dicocokkan tersebut dapat dicocokkan dengan

Transcript of Ada.docx

Ada dua metode pengukuran warna yang banyak digunakan, yaitu metode pengukuran warna secara objektif maupun subjektif. Warna merupakan sifat produk pangan yang dapat dipandang sebagai sifat fisik (obyektif) dan sifat organoleptik (subyektif). Warna dapat dianalisa secara obyektif dengan instrumen fisik dan secara organoleptik atau subyektif dengan indera manusia. Pengukuran objektif dapat dilakukan dengan Spektrophotometer, Colorimeter atau Chromameter, dan kamera CCD. Sedangkan pengukuran subjektif dapat dilakukan dengan menggunakan diagram warna Chromaticity CIE 1931, Munsell, dan Hunter.Chromaticity CIE 1931Pada teori tristimulus persepsi warna dapat dilihat pada Gambar 3, bahwa suatu warna dapat diperoleh dari suatu campuran tiga warna utama: merah, hijau dan biru (Red Green Blue). Sumber utama yang dipakai dalam sistem ini adalah cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 700 nm (merah), 546 nm (hijau), dan 435 nm (biru) (Gambar 3)

Sinar putih referensi memiliki spektrum datar dengan komposisi R=G=B=1. Meskipun hampir setiap warna yang tampak dapat ditentukan sesuai dengan tiga komponen diatas, tetapi masih terdapat beberapa warna yang tidak dapat diuraikan sebagai kombinasi dari ketiga warna dasar tersebut. Bagaimanapun juga apabila salah satu dari ketiga komponen warna dasar tersebut ditambahkan ke warna yang tidak dapat dicocokkan tadi, maka warna yang tidak dapat dicocokkan tersebut dapat dicocokkan dengan campuran dari dua warna dasar lain. Hal ini menunjukkan bahwa warna dapat memiliki nilai bobot negatif dari ketiga komponen warna dasar tersebut (Suhendra 2011).Menurut Suhendra (2011), pada tahun 1931 Commission Internationale de lEclairage (CIE) mendefinisikan tiga standar komponen warna utama : X, Y dan Z yang dapat ditambahkan untuk membentuk semua kemungkinan warna. Warna utama Y dipilih sedemikian rupa sehingga fungsi kecocokan warnanya secara tepat mencocokkan fungsi luminous efisiensi mata manusia berdasarkan penjumlahan ketiga warna seperti pada Gambar 4.

Diagram Chromaticity (Gambar 4) menunjukkan semua visible colours. Sumbu x dan y merupakan nilai normalisasi warna utama X dan Y untuk suatu warna, dan z = 1xy menyatakan jumlah Z utama yang diperlukan. Chromaticity bergantung pada panjang gelombang dan saturation dominan, dan tidak bergantung pada energi luminan. Warna dengan nilai chromaticity yang sama tetapi dengan luminan berbeda akan terpetakan pada titik yang sama di regian tersebut. Warna spektrum utama murni berada pada bagian kurva batas daerah, dan suatu sinar putih standar memiliki warna yang didefinisikan berada dekat (tetapi tidak di) titik dengan persamaan energi x = y = z = 1/3.Menurut Ahmad (2005), CIE (Komisi Iluminasi Internasional) mengembangkan model warna yang banyak diterapkan pada alat ukur warna. Sistem warna ini mempunyai tiga buah sumbu utama, yaitu X, Y, Z. Warna ditentukan oleh besaran relatif ketiga sumbu yang cocok dengan warna yang diberikan. Y adalah nilai kecerahan, diukur dari besaran cahaya pada semua panjang gelombang. Nilai kromasiti, yaitu besaran nilai pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada panjang gelombang yang mendominasi dan kejenuhannya, tidak tergantung pada kecerahan.Dari data pengukuran menggunakan alat ukur warna misalnya, nilai-nilai kromasiti dapat dihitung atau dinormalkan dengan cara sebagai berikut:

Karena x + y + z = 1, hanya dua nilai yang perlu dinyatakan dan yang ketiga segera dapat diketahui dengan cara menghitungnya, karena jumlah ketiganya sama dengan satu. Oleh karena itu, sebuah warna kemudian dapat dinyatakan dengan dua nilai kromasiti, x dan y, dan nilai kecerahan Y.Nilai kromasiti x dan y mewakili komponen warna yang bebas terhadap kecerahan warna. Jadi dua buah warna, hijau muda dan hijau tua dapat terlihat berbedatapi sebenarnya kedua warna tersebut mempunyai bentuk spektrum panjang gelombang yang relatif sama.Sistem Warna Hunter (Lab)Sistem warna Hunter dikembangkan oleh Hunter tahun 1952. Pengukuran warna dengan metode ini jauh lebih cepat dengan ketepatan yang cukup baik. Pada sistem ini term penilaian terdiri atas 3 parameter yaitu L, a dan b. Lokasi warna pada sistem ini ditentukan dengan koordinat L, a, dan b. Notasi L*: 0 (hitam); 100 (putih) menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu dan hitam. Notasi a*: warna kromatik campuran merah-hijau dengan nilai +a* (positif) dari 0 sampai +80 untuk warna merah dan nilai a* (negatif) dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. Notasi b*: warna kromatik campuran biru-kuning dengan nilai +b* (positif) dari 0 sampai +70 untuk warna kuning dan nilai b* (negatif) dari 0 sampai -70 untuk warna biru (Suyatma 2009).Nilai L dalam pengukuran ini langsung dapat dibandingkan dengan nilai Y pada CIE system atau value pada system Munsell. Nilai-nilai pengukuran pada sistem Hunter bisa dikonversikan ke x, y dan z pada system CIE.

Lab merupakan model warna yang dirancang untuk menyerupai persepsi penglihatan manusia dengan menggunakan tiga komponen yaitu L sebagai luminance (pencahayaan) dan a dan b sebagai dimensi warna yang berlawanan. Perancangan sistem aplikasi ini menggunakan model warna Lab.Model warna ini dipilih karena terbukti memberikan hasil yang lebih baik daripada model warna RGB dalam mengukur nilai kemiripan ciri warna dalam citra. Model warna Lab juga dapat digunakan untuk membuat koreksi keseimbangan warna yang lebih akurat dan untuk mengatur kontras pencahayaan yang sulit dan tidak mungkin dilakukan oleh model warna RGB. Dalam melakukan konversi model warna RGB ke model warna Lab terlebih dahulu dilakukan proses konversi model warna RGB ke CIE XYZ. Tahap selanjutnya baru dilakukan konversi model warna CIE XYZ ke CIE Lab. Di bawah ini adalah rumus standar untuk konversi linier RGB ke CIE XYZ (Plataniotis dan Venetsanopoulos 2000):

Sedangkan berikut adalah rumus konversi dari CIE XYZ ke CIE Lab (Plataniotis dan Venetsanopoulos 2000):

Karena keseragaman skala pada ruang warna CIELAB maka perbedaan persepsi warna dapat dirumuskan dengan sederhana pula:

Pengaruh nilai perbedaan warna tersebut dapat dilihat seperti tabel di bawah ini:Perbedaan Warna EPengaruh

< 0,2tidak terlihat

0,2 - 1,0sangat kecil

1,0 - 3,0kecil

3,0 - 6,0sedang

> 6,0besar

Istilah populer untuk perbedaan warna:Perbedaan komponen

L*(+) lebih cerah(-) lebih gelap

a*(+) lebih merah(-) lebih hijau

b*(+) lebih kuning(-) lebih biru

E*Perbedaan Warna