Adabi Ijtima'i

2
Maulana Sidqi 1110034000043 Tafsir Hadis B A. Pengertian Adabi Ijtima’I Tafsir ini adalah tafsir yang menjelaskan petunjuk- petunjuk ayat al-Quran yang berkaitan langsung dengan masyarakat. Serta menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam masyarakat berdasarkan petunjuk al-Quran. Dengan mengemukakan petunjuk-petunjuk ayat al-Quran dalam bahasa yang mudah dimengerti. Tafsir ini memandang bahwa setiap surat merupakan satu kesatuan, ayat-ayatnya mempunyai hubungan yang serasi. Yang menonjol dalam tafsir ini adalah berusaha membuktikan bahwa ayat-ayat dan surat dalam al-Quran merupakan satu kesatuan yang utuh, sebab mustahil al-Quran sebagai kalamullah tida memiliki relevansi dalam ayat-ayat dan surahnya. Syeik Muhammad Abduh, Tokoh tokoh utama aliran tafsir ini membuktikan hal tersebut, dengan memberikan contoh pada ayat 1 dan 2 surah al-Fajr. Menurut beliau para mufassir tidak menjelaskan relevansi ayat tersebut karena menganggap tidak sejalan, mereka memberi arti khusus, padahal kata al- Faj dan Layal mempunyai pengertian umum. Sebab apabila alQuran menyebutkan waktu tertentu, maka diberi ciri atau sifat tertentu pula, misalnya yaum al-qiyamah, al-yaum amau’ud, laylat al-qadr, dan sebagainya. Jadi al-Faj dan Layal diatas menunjukkan waktu secara umum. Hubungan munasabah antara dua ayat tersebut terletak pada kesamaannya yakni fajar yang terbit dapat menggeser kegelapan malam dan akhirnya malam dikalahkan oleh terang yang merata. B. Sejarah Kemunculan

Transcript of Adabi Ijtima'i

Page 1: Adabi Ijtima'i

Maulana Sidqi 1110034000043

Tafsir Hadis B

A. Pengertian Adabi Ijtima’I

Tafsir ini adalah tafsir yang menjelaskan petunjuk-petunjuk ayat al-Quran yang berkaitan langsung dengan masyarakat. Serta menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam masyarakat berdasarkan petunjuk al-Quran. Dengan mengemukakan petunjuk-petunjuk ayat al-Quran dalam bahasa yang mudah dimengerti.

Tafsir ini memandang bahwa setiap surat merupakan satu kesatuan, ayat-ayatnya mempunyai hubungan yang serasi. Yang menonjol dalam tafsir ini adalah berusaha membuktikan bahwa ayat-ayat dan surat dalam al-Quran merupakan satu kesatuan yang utuh, sebab mustahil al-Quran sebagai kalamullah tida memiliki relevansi dalam ayat-ayat dan surahnya.

Syeik Muhammad Abduh, Tokoh tokoh utama aliran tafsir ini membuktikan hal tersebut, dengan memberikan contoh pada ayat 1 dan 2 surah al-Fajr. Menurut beliau para mufassir tidak menjelaskan relevansi ayat tersebut karena menganggap tidak sejalan, mereka memberi arti khusus, padahal kata al-Faj dan Layal mempunyai pengertian umum. Sebab apabila alQuran menyebutkan waktu tertentu, maka diberi ciri atau sifat tertentu pula, misalnya yaum al-qiyamah, al-yaum amau’ud, laylat al-qadr, dan sebagainya. Jadi al-Faj dan Layal diatas menunjukkan waktu secara umum. Hubungan munasabah antara dua ayat tersebut terletak pada kesamaannya yakni fajar yang terbit dapat menggeser kegelapan malam dan akhirnya malam dikalahkan oleh terang yang merata.

B. Sejarah Kemunculan

Abad ke-19 dunia Islam mengalami masa suram, terus-menerus merosotdan banyak Negara muslimin yang penduduknya menghadapi penduduk asing. Pada masa itulah muncul seorang pemimpin bernama Jamaluddin al-Afgani, mengumandangkan seruan untuk membangkitkan muslimin. Muridnya yang pertama yang mengikuti jejak beliau adalah Muhammad Abduh. Dia yang mengajar pembaharuan dalam berbagai prinsip dalam berbagai prinsip dan pengertian Islam Ia menghubungkan ajaran-ajaran Islam dengan kehidupan modern, dan membuktikan bahwa islam sama sekali tidak bertentangan dengan peradaban, kehidupan modern.

Page 2: Adabi Ijtima'i

Maka itu lahirlah tafsir yang memfungsikan al-Quran sebagai kitab HIdayah dengan ayat-ayat al-Quran dan makna-maknanya yang bernilai tinggi, yaitu memberi peringatan dan kabar gembira, oleh karena tafsir ini bermanfaat bagi umat Islam adalah tafsir yang menjelaskan al-Quran dari segi bahwa ia adalah kitab yang berisi ajaran-ajaran agama yang menunjukkan kepada manusia cara untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.

Tafsir ini dikenal dengan nama al-Laun al-Adabi al-Ijtima’I, dan salah satu kitab yang bercorak seperti ini adalah tafsir al-Manar yang merupakan hasil karya dari dua tokoh yang mempunyai hubungan guru dan murid, yaitu Syaikh Muhammad Abduh dan Sayyid Muhammad Rasyid Ridha.