AD2-DL edit 2

5
1. Veneer Sebuah bahan pelapis tipis yang sewarna dengan gigi sedikit transparan yang diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi (bagian fasial dan proksimal) yang mengalami kerusakan atau pewarnaan intrinsik secara tetap dengan menggunakan etsa asam dan bonding agent (Adenan, 2011). Suatu bahan yang digunakan dalam konstruksi mahkota atau pontik, berupa suatu lapisan untuk gigi atau sebagai bahan pewarnaan gigi, biasanya dari bahan porselen dan resin komposit dengan cara dipadukan langsung, disemen atau dengan retensi mekanis pada permukaan gigi (Zwemer, 1993) untuk memperbaiki estetik gigi atau menjaga permukaan gigi dari kerusakan, untuk memperbaiki kosmetik gigi anterior yang mengalami perubahan warna atau hipoplastik (Anusavice, 1996). Gambar 1.1 Veneer (sumber: Schmidseder, 2000) Gambar 1.2 Perubahan warna pada gigi (sumber: Schmidseder, 2000) Penugasan Blok Aesthetic Dentistry 2012/2013 1 LAPORAN DISCOVERY LEARNING BLOK AESTHETIC DENTISTRY 2

description

Laporan Discovery Learning Blok AD2

Transcript of AD2-DL edit 2

Page 1: AD2-DL edit 2

1. Veneer

Sebuah bahan pelapis tipis

yang sewarna dengan gigi sedikit

transparan yang diaplikasikan pada

sebagian atau seluruh permukaan gigi

(bagian fasial dan proksimal) yang

mengalami kerusakan atau pewarnaan

intrinsik secara tetap dengan

menggunakan etsa asam dan bonding

agent (Adenan, 2011). Suatu bahan

yang digunakan dalam konstruksi

mahkota atau pontik, berupa suatu

lapisan untuk gigi atau sebagai bahan

pewarnaan gigi, biasanya dari bahan

porselen dan resin komposit dengan

cara dipadukan langsung, disemen

atau dengan retensi mekanis pada

permukaan gigi (Zwemer, 1993)

untuk memperbaiki estetik gigi atau

menjaga permukaan gigi dari

kerusakan, untuk memperbaiki

kosmetik gigi anterior yang

mengalami perubahan warna atau

hipoplastik (Anusavice, 1996).

Gambar 1.1 Veneer (sumber: Schmidseder, 2000)

Gambar 1.2 Perubahan warna padagigi (sumber: Schmidseder, 2000)

Gambar 1.3 Hasil setelah pemberian direct veneer dengan microfilled

composite(sumber: Schmidseder, 2000)

2. Labial veneer

Labial veneer adalah selapis

bahan warna gigi yang ditempatkan

pada permukaan labial gigi dengan

tujuan merestorasi secara estetik gigi

dengan cacat email sebagian,

diskolorasi intrinsik, maupun

perubahan bentuk (Jablonski, 1982).

Penugasan Blok Aesthetic Dentistry 2012/2013 1

LAPORAN DISCOVERY LEARNING BLOK AESTHETIC DENTISTRY 2

Vetria Merdiyana (G1G009035)

Page 2: AD2-DL edit 2

Gambar 1.4 Labial Veneer (Sumber: onomenulis.wordpress.com)

3. Chamfer margin (Tepi bahu liku)

Merupakan salah satu bentuk

finish line/akhiran preparasi pada tepi

ginggival untuk mendapatkan

marginal fit dan estetik yang baik.

Salah satu bentuk preparasi daerah

servikal untuk bahan akrilik sehingga

dapat memberikan retensi. Tipe ini

sering dipilih sebagai akhiran tepi

untuk restorasi ekstrakoronal, mudah

dibentuk, dan memberikan ruang

untuk ketebalan yang memadai pada

restorasi emas tanpa menyebabkan

kontur yang berlebihan dari restorasi.

Dibentuk sepanjang batas margin

oklusal preparasi kavitas dengan

posisi bur membentuk sudut 45o

terhadap permukaan aksial, lebarnya

0,3-0,5 pada restorasi mahkota metal-

keramik (Haga dan Nakazawa, 2002).

Gambar 1.5 Deep Chamfer withMetal Collar (Sumber: Blair dkk., 2002)

Gambar 1.6 Chamfer with MetalMargin (Sumber: Blair dkk., 2002)

4. Shoulder margin (Tepi bahu)

Salah satu bentuk preparasi

daerah servikal untuk bahan porselen

yang memberikan bentuk akhiran tepi

yang jelas, bisa diidentifikasikan

dalam preparasi mahkota sementara

dan die. Kedalamannya berkisar 1-1,5

mm. Dipilih terutama pada situasi

dimana bagian terbesar material

diperlukan untuk memperkuat

restorasi pada daerah tepi gigi

(Khairani, 2012).

Gambar 1.7 Shoulder withPorcelain Butt Fit (Sumber:

Blair dkk., 2002)

5. Knife edge margin (Tepi pisau)

Penugasan Blok Aesthetic Dentistry 2012/2013 2

Page 3: AD2-DL edit 2

Salah satu dari beberapa bentuk

preparasi di daerah servikal yang

memerlukan pengurangan gigi yang

paling sedikit. Terkadang digunakan

pada gigi yang berbentuk bell-shaped,

karena pembuatannya yang lebih sulit,

sehingga dapat menyebabkan

pengurangan gigi yang berlebihan

(Khairani, 2012).

Gambar 1.8 Knife Edge with Metal Margin (Sumber: Blair dkk., 2002)

Gambar 1.9 Cavosurface Margin

(Sumber: Khairani, 2012).

DAFTAR PUSTAKA

Adenan, A. 2011. Seleksi Kasus-Kasus Veneer Porselen. Makalah. Bandung: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.

Anusavice, K. J. 2003. Phillips’ Science of Dental Material. 11th ed. Missouri: Saunders an Imprint of Elsevier.

Blair, F. M., Wassell, R. W., Steele, J. G. 2002. Crowns and Other Extra-Coronal Restorations: Preparations for Full Veneer Crowns. British Dental Journal. 192 (10): 561-571.

Haga, M., Nakazawa, A. 2002. Veneer Porselen Laminasi. Jakarta: Hipokrates.

http://onomenulis.wordpress.com/2011/05/01/ketahui-lebih-dalam-tentang-veneersporcelain-veneers/, diakses pada 28 Mei 2013.

Jablonski, S. 1982. Illustrated Dictionary Of Dentistry. Philadelphia: W.B. Saunders Company dalam Dewi, E. V. P. 2006. Labial Veneering Porselen Pada Lima Gigi Anterior Maksila yang Mengalami Hipoplasia Email. Karya Tulis Ilmiah PPDGS-I. Yogyakarta: PPDGS-I FKG UGM.

Khairani, U. 2012. Gigi Tiruan Jembatan. Makalah. Padang: FKG Universitas Andalas

Schmidseder, J. 2000. Color Atlas of Dental Medicine: Aesthetic Dentistry. Stuttgart: Georg Thieme Verlag.

 Zwemer, T. J. 1993. Boucher’s Clinical Dental Terminology A Glossary Of Accepted Terms in all Disceplines of Dentistry. Philadelphia: Mosby.

Penugasan Blok Aesthetic Dentistry 2012/2013 3