activity plan 24102010

59
MENGUBAH PERILAKU NELAYAN DENGAN AKTIFITAS KAMPANYE BANGGA LINGKUNGAN LAUT Kampanye ini berusaha sebanyak mungkin menciptakan kesempatan ‘mobilisasi’ masyarakat nelayan, untuk mau memperbaiki keadaan komunitasnya sendiri secara mandiri, dengan cara mengelola dan melestarikan laut di daerahnya masing-masing, dengan berbagai kegiatan yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bersih pantai dan atau olahraga di pantai bersama Tim RARE (menumbuhkan kecintaan akan laut) Festival Pesisir dan Bersih Pantai merupakan kegiatan yang dilakukan atas kerjasama Tim Pride Kabupaten Alor. Kegiatan ini merupakan salah satu dari program Public Awareness yang bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan kesadaran, pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanpembangunan kepulauan, Sebagai langkah awal membangun komitmen dan kerjasama antar stakeholder dalam pengelolaan program secara terpadu dan berkelanjutan, untuk mendorong masyarakat dalam mengorganisir diri termasuk menentukan prilaku kegiatan pembangunan didaerahnya, menciptakan komunikasi yang optimal antara seluruh komponen yang terkait memberikan informasi kepada masyarakat, penyadaran sosial akan pentingnya pelestarian lingkungan pesisir dan perairan yang ada di Kabupaten Alor. Kegiatan ini hadir sebagai bagian dari bentuk Penyadaran Masyarakat dalam upaya memberikan dan memotivasi masyarakat pesisir untuk bersama-sama mendukung program pelestarian terumbu karang, merangsang partisipasi aktif masyarakat untuk bersama-sama mendukung seluruh program Tim Pride yang berjalan berkelanjutan di kawasan kepulauan dan pesisir di Kabupaten Alor agar tercipta kerjasama yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat. Berdasarkan pemikiran di atas maka Kegiatan Festival Pesisir dan Bersih Pantai ini sangat penting untuk diselenggarakan, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan program berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Tim Pride Kabupaten Alor. Untuk memaksimalkan pencapaian tujuan tersebut di atas maka kegiatan inipun dikemas dalam bentuk dialog atau talkshow dan perlombaan serta demonstrasi tentang pentingnya kebersihan pantai. 1. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanan kegiatan Bersih Pantai dilaksanakan pada Kamis, ………………., pada pukul: 09.00 sampai pukul: 10.00, berlangsung selama satu jam 2. Tempat Pelaksanaan kegiatan Bersih Pantai dilaksanakan di Areal Pantai …………… 3. Peserta Kegiatan, Peserta dalam kegiatan ini adalah seluruh peserta lomba Masak Ikan, dan masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dengan total peserta 100 orang. 4. Pelaksanaan Kegiatan,

Transcript of activity plan 24102010

Page 1: activity plan 24102010

MENGUBAH PERILAKU NELAYAN DENGAN AKTIFITAS KAMPANYE BANGGA LINGKUNGAN LAUT

Kampanye ini berusaha sebanyak mungkin menciptakan kesempatan ‘mobilisasi’ masyarakat nelayan, untuk mau memperbaiki keadaan komunitasnya sendiri secara

mandiri, dengan cara mengelola dan melestarikan laut di daerahnya masing-masing, dengan berbagai kegiatan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bersih pantai dan atau olahraga di pantai bersama Tim RARE (menumbuhkan kecintaan akan laut)

Festival Pesisir dan Bersih Pantai merupakan kegiatan yang dilakukan atas kerjasama Tim Pride Kabupaten Alor. Kegiatan ini merupakan salah satu dari program Public

Awareness yang bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan kesadaran, pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanpembangunan kepulauan,

Sebagai langkah awal membangun komitmen dan kerjasama antar stakeholder dalam pengelolaan program secara terpadu dan berkelanjutan, untuk mendorong

masyarakat dalam mengorganisir diri termasuk menentukan prilaku kegiatan pembangunan didaerahnya, menciptakan komunikasi yang optimal antara seluruh

komponen yang terkait memberikan informasi kepada masyarakat, penyadaran sosial akan pentingnya pelestarian lingkungan pesisir dan perairan yang ada di Kabupaten

Alor. Kegiatan ini hadir sebagai bagian dari bentuk Penyadaran Masyarakat dalam upaya memberikan dan memotivasi masyarakat pesisir untuk bersama-sama

mendukung program pelestarian terumbu karang, merangsang partisipasi aktif masyarakat untuk bersama-sama mendukung seluruh program Tim Pride yang berjalan

berkelanjutan di kawasan kepulauan dan pesisir di Kabupaten Alor agar tercipta kerjasama yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat. Berdasarkan pemikiran di

atas maka Kegiatan Festival Pesisir dan Bersih Pantai ini sangat penting untuk diselenggarakan, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan

program berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Tim Pride Kabupaten Alor. Untuk memaksimalkan pencapaian tujuan tersebut di atas maka kegiatan inipun dikemas dalam

bentuk dialog atau talkshow dan perlombaan serta demonstrasi tentang pentingnya kebersihan pantai.

1. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanan kegiatan Bersih Pantai dilaksanakan pada Kamis, ………………., pada pukul: 09.00 sampai pukul: 10.00, berlangsung selama satu jam

2. Tempat Pelaksanaan kegiatan

Bersih Pantai dilaksanakan di Areal Pantai ……………

3. Peserta Kegiatan,

Peserta dalam kegiatan ini adalah seluruh peserta lomba Masak Ikan, dan masyarakat yang memiliki kepedulian

terhadap kebersihan lingkungan dengan total peserta 100 orang.

4. Pelaksanaan Kegiatan,

Page 2: activity plan 24102010

Kegiatan ini adalah gerakan masyarakat yang secara simultan dari keinginan untuk mewujudkan bahwa kebersihan pantai dan lingkungan akan memberikan dampak

positif bagi kelangsungan terumbu karang. Secara gembira dan serempat memperlihatkan semangat masyarakat melakukan bersih pantai, menunjukkan begitu besar

antusias dan perhatian masyarakat yang sebenarnya merupakan gambaran bahwa mereka memiliki kepedulian yang cukup untuk mendukung program bersih lingkungan

yang sebenarnya sangat penting tersebut.

Harapan kami, semoga kegiatan seperti ini dapat dijadikan sebagai agenda rutin dari masyarakat setempat, sehingga selain bermanfaat bagi kebersihan lingkungan pesisir

dan laut, mereka juga dengan sendirinya akan melakukan fungsi-fungsi pengawasan sumberdaya laut di wilayah mereka yang tentunya akan sangat bermanfaat dalam

upaya pelestarian manfaat dan fungsi sumberdaya pesisir dan laut.

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 3: activity plan 24102010

2. Berpetualang di pasar ikan bersama RARE (mengukur overfishing)

Tujuannya untuk melihat kondisi, kemampuan dan sumberdaya yang ada di masyarakat dalam rangka penerpan program.

a. Pemetaan jaringan sosial

Alat ini dipakai untu menggambarkan hubungan-hubungan sosial di antara para rumah tangga di suatu komuniti. Gambaran ini penting bagi fasilitator untuk melihat

potensi kerekatan hubungan yang ada

Waktu yang dibutuhkan : 2 jam

Tujuan :

Pemetaan kesemua hubungan ini dpaat membantu mengetahui kebutuhan masyarakat.

Langkah-langkah :

Sebagai jaringan sosial , ada perbedaan antara ajringan sosial laki-laki dan jaringan sosial perempuan. Jaringan ini kemudian dibagi berdasarkan konteks-konteks tertentu

seperti agama, kesukubangsaan, status sosial ekonomi dan politik. Sehingga akan terdapat banyak peta yang diperuntukkan menggambarkan jaringan-jaringan sosial

yang ada. Ada beberapa langkah yang akan dilakukan :

- Penunjukan kelompok-kelompok utama (3 perempuan 3 laki-laki) dari komuniti yang mewakili, gambarkan sumberdaya yang dimilikinya

- Tempelkan kartu yang ada pada papan dan sisakan jarak antara kartu

- Mindmapping

b. Pemecahan masalah : pohon masalah, pentahapan dan penilaian

Waktu : paling cepat 1 hari

Tujuan :

Untuk mengidentifikasi isi-isu dan kasus-kasus yang disebabkan oleh isu tersebut, memprioritakan masalah dam pemilihan pemecahanna.

Langkah-langkah :

Bagi berdasarkan gender dan usia

1. Identifikasi masalah

- FGD

- Mindmapping pohon masalah

Page 4: activity plan 24102010

- Presentasi kelompok

2. Pentahapan ganda

- Buat matriks catatan

- Tuliskan simbolnya

- Tetapkan waktunya

- Tetapkan prioritasnya

3. Pemilihan Penilaian

Langkah-langkahnya :

1. Tentukan apa maslaha ini hanya isu atau butuh pemecahan

2. Tentukan solusinya

- Kubutuhan apa untuk merubah masalah ini

- Apa yang dapat saudara lakukan untuk membawa perubahan ini

- Langkah apa yang saudara anggap penting

- Sumber daya apa yang Anda punyai yang dapat membawa perubahan ini

3. Tetapkan kriterianya

- Bagaimana pemecahan ini akan berdampak pada gender, kelas, suku bangsa dan hubungan ras, tingkat pendapatan, kesempatan ekonomi, kemampuan kerja,

status, akses untuk mengotrol sumberdaya, kekuasaan untuk mebuat keputusan, peranan gender, pembagian kerja gender, ekosistem, komuniti, ekonomi lokal,

hubungan dengan komuniti lain, hubungan dengan pemerintah desa dan daerah

- Berapa biayany dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh

- Siapa yang akan membayar

- Apa yang dapat diberikan kelompok

- Dorongan apa yang diperoleh dari luar

- Berapa lama pemecahan akan berakhir

- Apa tidak ada pemecahan yang lebih sederhana

4. Rangkinglah kriterianya (paling favorit – sangat tidak favorit)

Page 5: activity plan 24102010

c. Konsensus Sumber daya individu dan rumah tangga

Tujuan :

Menjelaskan kemampuan mereka dan mebawa kepada kepercayaan diri, pemberdayaan diri dan perencanaan yang lebih baik.

Langkah-langkah:

- Potong kertas menjadi lembaran-lembaran kecil, bagikan kepada partisipan

- Jelaskan tujuan permainan ini dan suruh mereka menuliskan kemampuannya masing-masing di kertas

- Suruh tuliskan kemampuan temannya

- Tuliskan masalah komuniti

- Rekatkan semuanya di papan

- Diskusikan : apakah disana ada sumber daya secara personal yang benar/tidak benar/ragu-ragu; apa perlu ditambahkan;

- Grouping

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran

halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 6: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

3. Dokumentasi Ikan Karang setahun bersama RARE (mengukur overfishing jilid 2)

Masalah sosial hanya dapat diidentifikasi menurut pandanagn dan cara pandang dari komuniti yang memunculkan masalah yang bersangkutan dan bagaimana komuniti

tersebut memberikan makna pada gejala yang ada tersebut sebagai masalah sosial atau tidak. Sehingga masalah sosial pada komuniti tertentu belum tentu dianggap

sebagai masalah sosial dari komuniti lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan gambaran holistic (menyeluruh) lengkap dengan kata-kata, melaporkan

pandangan informan secara terperinci dan disusun dalam sebuah latar ilmiah. Pelaku-pelaku warag komuniti sebagai sasaran penelitian ditanggapi sebagai informan

yang bisa memberikan informasi-informasi tentang gejala-gejala yang dilihat dan diartikan sesuai dengan kebudayaan yang dimilikinya. Tindakan-tindakan yang tampak

dalam menanggapi gejala tersebut diamati untuk dianalisa apakah tindakan tersebut sesuai dengan pemberian makna dari pelaku terhadap gejala yang bersangkutan.

Informan/stakeholder adalah seorang pembicara asli yang mendukung kebudayaan masyarakat yang diteliti. Stakeholder dibagi menjadi stakeholder kunci dan

stakeholder biasa. Stakeholder kunci adalah seorang pembicara asli yang mempunyai status sebagai orang yang mempunyai pengetahuan luas tentang daerahnya,

kebiasaan-kebiasaan penduduk setempat dan dianggap tokoh di daerah tersebut. Informan kunci ini pada umumnya adalah orang tua, orang yang diangkat oleh

penduduk sebagai tokoh masyarakat. Sedangakn informan biasa adalah penduduk setempat sebagai pelaku dari keadaan sosial di daerah yang bersangkutan; informan

biasa perlu dikategorisasikan berdasarkan pada status yang disandangnyaa. DEngan dasar tersebut maka informasi yang berkenaan dengan dirinya dapat diperoleh dan

memudahkan untuk membuat analisa dari data yang diperoleh, seperti pengkategorisasian berdasarkan jenis kelamin, usia, dll. Perbedaan status dari pelaku akan

berakibat pada perbedaan persepsi, pemahaman terhadap gejala sosial. Gejala sosial yang tampak adalah sebuah kenyataan atau fenomena yang dilihat oleh pelaku,

bagaimarna interpretasi atau pemahaman pelaku terhadap kenyataan yang bersangkutan akan ditanyakan oleh peneliti dengan memakai teknik observasi partisipasi.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dengan cara pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap gejala-gejala yang tampak disertai dengan keterlibatan si

peneliti dengan gejala tersebut bersama dengan informan. Sehingga fakta yang diperoleh oleh peneliti juga merupakan fakta dari informan. Fakta-fakta dari informan

Page 7: activity plan 24102010

dikumpulkan dan kemudian ditanyakan kepada informan lainnya yang mempunyai status yang sama dengan informan pertama, dst.

Langkah-langkahnya yaitu mebuat catatan harian yang isinya adlah rencana-rencana apa yang dilakukan pada hari itu dan janji untuk bertemu siapa dan bertanya apa.

Kemudian membuat catatan lapangan yang isisnya adalah kejadian-kejadian yang menimpa informan pada waktu diwawancarai dan keadaan sekitar pada saat dilakukan

wawancara terhadap informan. Tanpa adanya catatan lapangan maka fakta yang diberikan infrman akan sulit untuk dikategorisasi.

Kenyataan pada prinsipnya adalah sesuatu yang tampak oleh panca indra, bisa dirasakan, suatu gejala yang menempati ruang dan waktu. Kenyataan ini sifatnya

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tindakan manusia sehingga kenyataan ini dipahami. Pemahaman terhadap kenyataan ini pada dasarnya akan melibatkan

pengetahuan dari individu sehingga mewujudkan suatu anggapan dan penilaian terhdapa kenyataan yang bersangkutan yang terangkum sebagai sebuah pernyataan.

Fakta adalah serangkaian penrnyataan-pernyataan yang dapat diuji kebenarannya berdasarkan kenyataan yang ada. Fakta meruakan hasil pemahaman individu terhadap

kenyataan yang ada. Pemahaman individu terhdapa kenyataan yang ada terkait pada pola pengetahuan kebudayaan yang dipunyai oleh individu yang bersangkutan,

sehingga fakta yang muncul yang merupakan hasil pemahaman terhdap kenyataan yang ada bisa berbda antara individu dengan individu lainnya dari status sosial yang

berbeda.

Data adalah serangkaian cataan yang dikumpulkan oelh seseorang berdasarkan fakta-fakta yang bersumber dari individu-individu tersebut terhadpa kenyataan yang

dihadapinya. Biasanya kenyataan yang berupa fakta tersebut tidak muncul lagi, bagaimana individu-individu tersebut memahami kenyataan yang ada pada waktu

kenyatan tersebut muncul. Fakta-fakta yang tersebar pada individu-individu terbesut dikumpulkan dan diarngkai menjadi data-data yang secara tidak langsung mewakili

kenyataan yang ada. Jadi data dapat dikatakan sebagai serangkaian pernyataan dari individu-individu yang dijadikan informan, dalam usaha untuk mendapatkan

informasi mengenai gejala atau kenyataan yang ada menurut sudut pandang informan yang bersangkutan.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan data kualitatif.

Yang penting untuk dilakukan adalah :

a. Menetapkan batas-batas penelitian yang terdiir dari : lokasi (tempat penelitian akan berlangsung), pelaku (orang yanga akn diamati atau diwawancarai), peristiwa

(apa yang akan diamati atau diwawancarai) dan proses (sifat kegiatan yang dilakukan pelaku di dalam lokasi)

b. Mengumpulkan informasi melalui pengamatan, wawancara, dokumen dan bahan-bahan visual

c. Menetapkan aturan untuk mencatat informasi. Dalam bagian ini disarankan untuk membuat catatan yang terbagi-bagi dalam bentuk obyek yang dicatan yang

terdiri dari potret informan, rekonstruksi dialog, penjelasan latar fisik, laporan kejadian khusu dan kejadian yang ada.

Pengamatan dilakukan terhadap tempat, aktifitas dan pelaku. Bila tempat yang menjadi focus, maka perlu dicatat apa saja yang ada di tempat terebut. Gambarkan

pelaku-pelaku yang ada dan bagaimana mereka beraktifitas. Bila aktifitas yang menjadi fo cus, maka pengamat menentukan satu aktifitas sja yang menjadi perhatian. Bila

Page 8: activity plan 24102010

pelaku yang menjadi perhatian, maka pengamat mengikuti kemana sja pelaku tersebut berpindah tempat untuk beraktifitas. Dan laporannya dalam bentuk deskripsi.

Data kualitatif akan terdiri dari deskripsi mendetil dari situasi, kejadian, orang-orang interaksi yang terjadi dan tingkah laku yang diamati, kutipan langsung dari

pengalaman-pengalaman, sifat, kepercayaan dan pemikiran anggota masyarakat dan juga catatan-catatan dari telaahan literature, dukumen sejarah. Deskripsi mendetil,

kutipan langsung dan dokumentasi kasus dari pengukuran kualitatif adalah data kasar dari kenyataan empiris. Data dikumpulkan dalam bentuk narasi yang teruka tanpa

usaha untuk memasukkan aktifitas program atau pengalaman masyarakat (Patton, 1980)

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 9: activity plan 24102010

4. Masak ikan bersama (kajian ichtyologi ikan karang)

1. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari ,pada pukul 10. 00 setelah pelaksanaan

2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Lomba Masak Ikan dilaksanakan di …………………..

3. Peserta Kegiatan

Lomba diikuti oleh 10 tim yang terdiri dari 2 orang setiap timnya, yang berasal dari Kecamatan ……………..

4. Pelaksanaan Kegiatan

Lomba Masak Ikan menyita banyak penonton yang datang dari berbagai tempat di Kabupaten Alor ini. antusias masyarakat mengikuti dan menyaksikan lomba sangat

besar terbukti dengan membeludaknya penonton memenuhi areal pelaksanaan kegiatan menjadi momen yang positif untuk dimanfaatkan dalam memberikan informasi

kepada seruluh penonton yang hadir agar dapat memberikan perhatian dan partisipasinya pada penyelamatan terumbu karang, sehinggaprogram TIM PRIDE di

Kabupaten Alor dapat terlaksana secara maksimal. Penyadaran masyarakat mengenai pentingnya terumbu karang harus dilakukan secara kontinu dan dilakukan dengan

tersistematis sehingga masyarakat mengetahui betul manfaat terumbu karang dan hubungannya dengan keberadaan ikan yang setiap hari dikonsumsi. Festival pesisir

pantai diikuti oleh lapisan masyarakat dan unsure pemerintah, sehingga tercipta suatu kondisi bahwa penyelamatan terumbu karang merupakan tanggung jawab semua

komponen masyarakat, dan dapat dilakukan berdasarkan fungsi masing-masing stakeholder. Telah menjadi standar dalam pelaksanaan kegiatan bahwa setiap

penampilan peserta, MC tidak pernah luput himbauan-himbauan moral mengenai penyelamatan terumbu karang dengan tujuan agar seluruh penonton mendapatkan

informasi tentang pentingnya terumbu karang. Kegiatan ini dimulai dengan beberapa tahapan.

Page 10: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 11: activity plan 24102010

5. Snorkling bersama RARE (kajian ekologi ikan karang)

Tujuan : transek dilakukan untuk melihat interaksi antara lingkungan fisik dan aktifitas manusia dalam kaitannya dengan ruang dan waktu. Transek sangat membantu

untuk mengidentifikasi sifat-sifat masyarakat, pada masa sekarang maupun masa lalu. Bagaimana sekelompok manusia memperlakukan lingkungan alam dan bagaimana

cara sekelompok manusia tersebut dapat mengelola dan sekaligus mempertahankan fungsi lingkungan alam guna pemenuhan kebutuhan mereka. Secara umum tujuan

dari cara ini adalah untuk menggambarkan lingkup kegiatan komuniti terhadap lingkungan alamnya yang dijadikan sumber daya pemenuhan kebutuhannya dan sekaligus

melihat batas dari kegiatan sekelompok manusia yang bersangkutan.

Langkah-langkah

a. Kumpulkan informasi dengan snorkeling. Arah yang dituju lebih mengarah pada penetapan mata angin sepanjang sebagian besar daerah tersebut termasuk dalam

ekologi dan daerah produksi dari kegiatan masyarakat. Gambaran ini menjamin akan gambaran topografi secara maksimum, sumberdaya yang ada dan variasi sosial

ekonomi di masyarakat. Ini juga membuka peluang untuk membuat transek lebih dari satu buah tergantung dari kegunaan dan juga kompleksitas dari kegiatan manusia

di dalamnya serta keluasan daerah yang dimiliki masyarakat.

b. Bagi kelompok orang-orang dalam jumlah 6 samapi 10 orang dari komuniti. Diskusikan gambaran yang telah dibuat oelh peneliti tadi dengan kelompok, dan

memberikan kepada kelompok tersebut gambaran transek tadi berdasarkan pada sudut pandang dari kelompok tersebut, mana yang merupakan daerah pemanfaatan

dan perlindungan

c. Jika ada seorang dari kelompok yang mengarahkan informan lainnya untuk diskusi maka perlu dijelaskan oleh penelti dengan pembagian-pembagian pertanyaan

berdasarka pada semua anggota kemlompok untuk memecahkan ketergantungan anggota lainnya terhadap satu orang saja

d. Tanyakan kepada kelompok untuk membagi bagian dalam kelompok tersebut untuk : a. daerah pemanfaatan; b. Daerah perlindungan; c. daerah penyangga

e. Selama snorkeling, ambil waktu untuk menanyakan kepada nelayan yang ada tentang isu-isu sumber daya alam dan penggunaannya

f. Rangkum semua catatan

Page 12: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

6. "ikan kami hilang" (Mengkaji Konservasi Ikan bersama RARE)

Overfishing mungkin bisa diatasi dengan mengkaji jaringan kepentinagn .

Tujuan :

Untuk melihat jaringan kepentingan dari situasi-situasi sosial yang ada dalam masyarakat

Langkah-langkahnya :

a. Buatlah beberapa pokok masalah yang sebelumnya sudah diamati di daerah bersangkutan (maslaah yang berkenaan dengan ekonomi, politk, agama, kesenian,

kekerabatan, teknologi). Kemudia pokok-k masalah tersebut ditulis di kertas-kertas yang sudah disediakan

Page 13: activity plan 24102010

b. Diskusikan dengan pendudk (partisipan) untuk menuliskan siapa yang lebih tahu tentang pokok maslaah yang telah dituliskan di selembar kertas tersbeut.

Kemudian letakkan (tulis) juga orang-orang yang biasaya terlibat dalam maslah tersebut

c. Buat hubungan sosial yang disimbolkan dengan garis dan arah panah untuk menggambarkan ketergantungan, garis dengan putus-putusuntuk menggambarkan

frekuensi yang kadang-kadang, garis dengan garis melintang kecil untuk menggambarkan keterkaitan erat

d. Buat saudara bintang untuk orang yang di dalam gambar sebagai tujuan dari anak panah yang banyak, dan dianggap orang tersbeut sebagai patron dalam

memecahkan maslaha yang ada. Sedangkan yang lainnya dianggap sebagai client.

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 14: activity plan 24102010

7. Mengunjungi site lain di RAREPLANET (kajian keberhasilan dan kegagalan Kawasan Konservasi Lain)

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Peng rangan Ancaman

Target Konservasi

Page 15: activity plan 24102010

8. Kepala tim kerja baru kami (rapat penguatan tim kerja RARE)

Kalangan Masyarakat Mana Saja yang perlu Berorganisasi?

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam kalangan. Pada dasarnya, para anggota masyarakat yang mempunyai kesamaan kepentingan, tujuan, dan pandangan dapat

berhimpun dalam wadah tersendiri. Melalui wadah ini, kelompok masyarakat mempunyai corong untuk menyuarakan pendapat dan kepentingan kelompoknya,

memperoleh berbagai kemudahan, merundingkan kesepakatan untuk menghindari persaingan tidak sehat di antara mereka, merundingkan langkah bersama untuk

memperjuangkan tujuan bersama. Dengan demikian, memungkinkan terdapat banyak kelompok kepentingan dalam masyarakat karena memang berbeda-beda

kepentingannya.

Apa Saja Jenis Organisasi Masyarakat?

Secara umum, berbagai jenis organisasi masyarakat yang ada dapat dirangkum dalam tiga kelompok, yaitu:

(a) memperjuangkan kepentingan ekonomi, yaitu langsung berhubungan dengan kepentingan usaha para anggotanya (misalnya kelompok usaha bersama/KUB, koperasi,

lembaga keuangan mikro);

(b)memperjuangkan kepentingan anggota yang senasib atau bertujuan sama (misalnya himpunan/serikat nelayan, perkumpulan wanita nelayan); dan

(c) memperjuangkan kelestarian sumberdaya alam (kelompok pelestari terumbu karang, kelompok masyarakat pengawas bakau, kelompok pengawas daerah

perlindungan laut, himpunan pecinta laut bersih).

Sebenarnya, tujuan akhir kelompok (b) dan (c) sama dengan kelompok (a), yaitu untuk kepentingan ekonomi juga.

Apa Saja Manfaat Berorganisasi?

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan berorganisasi. Berikut ini disajikan contoh manfaat KUB,

yaitu antara lain:

(a) menumbuhkan rasa memiliki kepentingan bersama;

(b) berusaha bersama;

(c) mengelola modal bersama;

(d) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota;

(e) meningkatkan produksi dan produktivitas usaha anggota;

(f) meningkatkan efisiensi usaha anggota;

Page 16: activity plan 24102010

(g) menghindari persaingan tidak sehat di antara anggota;

(h) mendorong keinginan untuk lebih maju secara bersama-sama;

(i) saling tukar informasi dan pengalaman diantara anggota;

(j) membangun jaringan kerjasama diantara anggota;

(k) dapat memanfaatkan kemudahan yang disediakan oleh pemerintah;

(l) menjadikan KUB sebagai lembaga mitra dengan perusahaan/lembaga terkait; dan

(m) menjadikan KUB sebagai calon koperasi.

Tujuan jangka panjang pengorganisasian masyarakat ialah:

(a) meningkatkan peran-serta masyarakat dalam kegiatan sosial-ekonomi;

(b) membentuk dan memperkuat organisasi-organisasi masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam;

(c) meningkatkan pendapatan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan peluang mata pencarian sampingan dan pengganti secara berkelanjutan;

(d) mengembangkan keterampilan dan kemampuan swadaya masyarakat melalui organisasi mereka;

(e) meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk melindungi dan memulihkan sumberdaya alam;

(f) menggali dan mengembangkan teknologi terapan, tepatguna, murah, dan menggunakan bahan yang dapat dengan mudah diperoleh dari daerah setempat.

Bagaimana Kaidah-kaidah dalam Pengorganisasian Masyarakat?

Kaidah-kaidah yang perlu dipahami dalam pengorganisasian masyarakat ialah:

(a) membangun pertemanan dengan masyarakat, dengan cara tidak menganggap diri lebih tinggi daripada masyarakat, menyatu dengan masyarakat, dan mempunyai

rasa setiakawan dalam hubungan antarpribadi;

(b) bersedia belajar dari kehidupan masyarakat tersebut;

(c) membangun masyarakat dengan berlandaskan pada apa yang ada atau dimiliki oleh masyarakat tersebut;

(d) tidak berkeinginan untuk menjadi pemimpin masyarakat tersebut;

(e) meyakini bahwa masyarakat memiliki kemampuan dan sumberdaya untuk membangun dirinya sendiri.

(f) sabar dalam menghadapi masalah masyarakat;

(g) tidak membeda-bedakan kelompok masyarakat;

(h) mengutamakan musyawarah dalam menetapkan keputusan;

Page 17: activity plan 24102010

(i) menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak;

(j) tidak melakukan campur-tangan melebihi kewenangan sebagai pendamping;

(k) mendorong prakarsa masyarakat;

(l) mengutamakan tindakan-tindakan praktis;

(m) berani mempertanggungjawabkan tindakan kepada masyarakat;

(n) mengatasi permasalahan masyarakat secara utuh dan bukan sepotong-sepotong;

(o) berwawasan lingkungan; dan

(p) memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Apa yang Diperlukan bagi Suatu Organisasi?

Dalam setiap organisasi diperlukan pengurus, yaitu sebagian diantara anggota yang diberi kepercayaan berdasarkan kesepakatan para anggota untuk menjalankan

kegiatan organisasi selama masa bakti tertentu. Susunan pengurus ialah ketua yang dipilih oleh seluruh anggota, sekretaris dan bendahara yang ditunjuk oleh ketua

ataupun dipilih oleh anggota (yang tergantung pada kesepakatan anggota), dan boleh saja tambahan jabatan lainnya sesuai dengan kebutuhan setempat, misalnya wakil

ketua, ketua seksi, dan seterusnya.

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 18: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

9. Makan siang kami bersama Bapak Kepala Desa (upaya konservasi SDL di desa)

Masyarakat desa dalam kenyataannya tinggal dan menetap di wilayah-wilayah yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, masing-masing individu sebagai

warga masyarakat tersebut menunjukkan tingkah laku yang spesifik dan identitas tertentu pula dalam golongan-golongan sosial yang berlaku. Maing-masing golongan

sosial terikat pada suatu rasa kebersamaan sebagai satu kesatuan suku bangsa.

Satu suku bangsa bisa terdiri dari berbagai adat-istiadat, pengetahuan nilai yang ada dalam kebudayaannya, dan ini berkaitan erat dengan lingkungan manusia dlama

suku bangsa tersebut tinggal. Akhirnya satu suku bangsa bisa terdiri dari beberapa masyarkat yang masing-masing anggota masyarakatnya menunjukkan tindakan dan

tingkah laku yang berbeda antara satu dengan lainnya walaupun semunaya tergolong dalam satu suku bangsa. Bila dilihat lagi, tingkah laku-tingkah laku yang terwujud

atau yang diwujudkan tersebut, mempunyai arti dalam pengkategorisasian interaksi-interaksi yang terjadi. Tentunya keteraturan ini terlihat pada bentuk-bentuk tindakan

yang terjadi pada masyarakat yang sama. Hal ini berkaitan dengan aturan, adat-istiadat dan kebiasaan yang ada dalam kebudayaan yang berlaku.

Masyarkaat dan kebudayaan memang serupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan satu dnegan lainnya. Kebudayaan merupakan sutau pengetahuan yang bersifat

abstrak yang ada pada masyarkat. Dengan kebudayaan, individu sebagai anggota masyarakat mewujudkan tingkah lakunya yang dipakai utnuk berinteraksi, baik dnegan

lingkungan alam maupun lingkungan sosial yang dihadapinya. Pengetahuan, aturan, nilai dan norma yang ada di masyarkat pada dasarnya berada dlaam benak individu-

individu anggota masyarkat dan dipakai sebagai sara interpretasi yang dihadapkan pada lingkungan hidup manusia atau dapat dikatakan sebagai referensi dalam

mewujudkan tingkah laku berkenaan dengan pemahaman individu terhadap lingkungan hidupnya. Jadi kebudayaan sebagai serangkaian model-model referensi yang

berupa pengetahuanmengenai kedudukan kelomponya secara structural dalam masyarakat yang lebih luas, sehingga tingkah laku yang muncul sebagai renpons terhadap

pola-pola interaksi dan komunikasi di antara kelompok-kelompok.

Kebudayaan menurut srpadley adalah pengetahuan yang diperoleh yang digunakan oleh manusia untuk menginterpretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku. Ia

menekankan kepada konsep kebudayaan pada pengetahuan budaya yang diperoleh seseorang dari proses belajar dimana pengetahuan tersebut diguanakn oleh

Page 19: activity plan 24102010

seseorang tersebut untuk menginterpretasikan lingkungannya dan melahirkansuatu strategi yang digunakan oleh seseorang itu untuk menghadapi lingkungannya.

Sebagai suatu system makna, pengetahuan budaya yang dimiliki bersama dipelajari, diperbaiki, dipertahankan dan didefinisikan dalam konteks berinteraksi (spradley,

1977). Lebih lanjuta lagi manusia selalu membutuhkan sesuatu yang merupakan system pengetahuan utnuk menginterpratsikan dunia mereka dan akan menyebabkan

tingkah laku sosial yang disebut kebudayaan. Kebudayaan adalah system pengetahuan yang digunakan oleh manusia untuk membentuk tindakan mereka dan memahami

perilaku orang lain (Spradley, 1987)

Dalam konteks pengetahuan tersbut, maka kebudayaan akan berisi konsep-konsep yang digunakan oleh pemiliknya dalam menghadapi berbagai peraslaahan yanga da

dalam lingkungannya dan memanfaatkannya demi memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya dimana kemudian seseorag akan mencari pengetahuan mana yang

dianggapnya sesuai dan mewujudkannya dalam tindakan-tindakan. Tindakan di sini diartikan sebagai dorongan-dorongan atau motivasi dari dalam diri pelaku untuk

memenuhi kebutuhan atau tanggapan (respons) terhadap rangsanagn-rangsanagn dari luar yang berasal dari lungkungan (Suparlan, 1999)

Berbedaynya lingkungan sosial seperti adanya masyarakat lain dengan kebudayaan lain yang dating serta perubahan lingkungan alam menyebabkan atau mendorong

aturan-aturan yang biasa dipakai, melakukan adaptasi kembali untuk mengatur kondisi yang berubah tersbeut. Sehingga walaupun lingkungan hidup masyarakat

mengalami pergeseran, kebudayaan akan dapat mengaturnya dan tetap dipakai sebagi referensi, karena kebudayaan bersifat adaptif. Artinya model-model pengetahuan

yanga ada berkaitan dengan unsure yang dihadapi yang terdapat dlam lingkungannya, apabila lingkungan berubah maka model-model pengetahuan selalu dapat

mengikutinya.

Dialog ini berupaya menfaslitasi system adaptif kebudayaan masyarkat dalam interaksinya dengan lingkungan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah deteksi dini konflik yang mungkin akan muncul.

Konflik pada dasarnya merupakan sebuah dari berbagai bentuk perwujudan masalah sosial oleh individu atau kelompok individu dalam berhubungan dengan individu

atau kelompok lainnya. Masalah sosial pada dasarnya adalah suatu kenyataan sosial yang obyektif yang ada dalam suatu masyarakat yang tidak dapat ditanggapi atau

dipahami dnegan menggunakan pengetahuan masyarakat yang bersangkutan. Deteksi dini konflik merujuk pada penemuan dan pengenalan gejala dan sumber-sumber

yang dianggap berpotensi memunculkan perbedaan pemahaman yang dapat berakibat munculnya konflik dan atau kemungkinan munculnya konflik lanjutan. Dalam

pendeteksian dini, sangat diperlukan pengetahuan tentang hubungan-hubungan sosial antar kelompok atau golongan sosial yang terjadi. Di dalamnya terkandung juga

pengetahuan tentang anggapan dan prasangka yang ada dalam satu kelompok atau golongan sosial terhadap kelompok atau golongan sosial lainnya.

Tahapan dan langkap yang harus dilakukan

Page 20: activity plan 24102010

I. Pemetaan sosial

a. Identifikasi perbedaan yang ada dalam masyarakat (suku, bangsa, agama, stratifikasi sosial, politik, ekonomi), diperoleh dari data potensi penduduk

b. Menggambarkan pemanfaatan suatu sumber daya yang sama yang dilakukan oleh beberapa kelompok yang berbeda, bagaimana masing-masing

kelompok memperlakukan sumber daya yang ada tersebut

c. Menggambarkan bentuk jaringan sosial masing-masing kelompok untuk melihat siapa yang menjadi patron dalam kelompok yang bersangkutan,

khususnya berkenaan dengan pemanfaatan sumber dya

d. Identifikasi tempat-tempat pertemuan antar kelompok yang berbeda dan gambarkan aktifitas yang terjadi di tempat-tempat tersebut

II. Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antara kelompok yang berbeda, dengan cara :

a. Mendeteksi anggapan dan prasangka antar kelompok untuk mengenali :

1.1. Model solidaritas yang dimunculkan

- Pengelompokan warga dengan basis suku bangsa, profesi, latar belakang wilayah, parati politik, strata sisal dan ideology

- Pengelompokan terbanguan dalam rangka penguasaan sumber daya dan perebuatan pengaruh

- Pengelompokan yang terjadi dapat atau tidaknya memunculkan penggalangan solidaritas anggota kelompok dan bahkan memunculkan sentiment

kelompok

1.2. Basis kepentingan terhadap sumberdya dalam rangka distribusi sumberdaya ekonomi dan politik

1.3. Riwayat hubungan sosial antar kelompok

1.4. Aspek-aspek kebijakan

1.5. Etika Moral dan bisnis

1.6. Partisipasi politik masyarakat

b. Mendeteksi institusi sosial yang diperguankan untuk berhubungan sosial antar kelompok

1.1. Keberadaan institusi lokal yang biasa digunakan untuk penyelesaian konflik

1.2. Pihak ketiga yang dapat menjembatani dua kelompok yang berbeda

1.3. Keterkaitan antar kelompok sosial dalam satu arena sosial

c. Mendeteksi pengaruh kekuasaan dalam politik lokal dan tingkat lokal

1.1. Penggolongan mayoritas dan minoritas dalam masyarakat

Page 21: activity plan 24102010

1.2. Pendominasian pranata sosial

1.3. Identifikasi tokoh-tokoh kunci dalam percaturan kekuasaan di arean lokal dan tingkat lokal

1.4. Ketergantungan individu terhadap individu lain dalam pranata sosial yang ada

1.5. Hubungan dengan kekuasaan pemerintahan daerah

1.6. Model jaringan sosial individu

III. Analisa terhadap identifikasi dalam rangka deteksi dini terhadap konflik

a. Menilai anggapan dan prasangka dari satu kelompok terhadap kelompok lain

b. Menilai banyaknya institusi/pranata sosial yang sering diapkai bersama dapat mempermudah penyelesaian konflik yang terjadi dan bahkan dapat dipakai

untuk mengatisipasi konflik

c. Menilai kekuaksaan dan kekuatan sosial dari salah satu kelompok yang mendominasi kekuasaan loakl menjadi dasar pendominasian suatu wilayah dengan

kemampuan dan kekuasaannya memahami, menterjemahkan politik nasional dengan menggunakan pengetahuan kelompok

IV. Menympulkan hasil

V. Resolusi konflik

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 22: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

10. Jamuan minum teh (Diskusi Tim Kerja RARE dengan Pemerintah Daerah)

1. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada hari ……………………………., pada pukul 12.00 wita, setelah pelaksanaan acara pembukaan kegiatan. Acara Talkshow berlangsung selama 2 jam.

2. Tempat Kegiatan

Kegiatan ini bertempat di areal kegiatan ……………..

3. Narasumber Kegiatan Talk show

Adapun narasumber dalam kegiatan tersebut yaitu :

a. Dandim Alor dengan materi Peranan TNI dalam Pengawasan di Wilayah Perairan

b. Kapolres Alor dengan materi Mekanisme Pengawasan dan Penegakan Hukum Kegiatan Perikanan

c. Konsultan Tim Pride Kab. Alor dengan materi Bio Ekologi Terumbu Karang dan Manfaatnya

d. Ketua Tim Pride Kab. Alor dengan materi Kebijakan Pengelolaan Terumbu Karang di Kabupaten Alor

4. Moderator

Adapun yang menjadi moderator dalam kegiatan talk show yaitu : …………..

5. Peserta Kegiatan

Adapun peserta kegiatan ini adalah masyarakat pesisir yang berasal dari Kecamatan …………., Kecamatan ………… dan ………… serta Masyarakat Kepulauan Terdekat.

6. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiantan ini dilaksanakan untuk menampung ide, menerima dan memberikan masukan peserta agar dapat meningkatkan perannya pada pembangunan dan

pengembangan Sumber Daya Manusia dalam mengelola Sumber Daya Alam Pesisir dan Kepulauan. Ada empat pemateri yang menyampaikan materi pada kegiatan

Page 23: activity plan 24102010

tersebut yaitu :

a. Pemateri Pertama, Ketua PMU TIM PRIDE Kabupaten dengan materi :

Ada beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan :

1. Kelembagaan dan Marine Conservation Area (MCA)

• Sinergitas dan keterpaduan kerja antara lembaga untuk pengelolaan terumbu karang masih lemah/kurang

• Untuk pembentukan MCA memerlukan proses panjang pengkajian dan sosialisasi yang berkonsekuensi pada dana dan waktu

• Masih kurangnya kelompok/organisasi/lembaga yang memiliki perhatian untuk pelestarian terumbu karang

• Masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang peran penting kawasan konservasi laut

• Ketersediaan SDM yang masih terbatas

2. Pengelolaan Berbasis Masyarakat/Community Based

Management (CBM)

• Belum adanya kejelasan tentang status untuk pelaksanaan seed fund terkait dgn PMK 99/PKM.5/2008

• Cakupan wilayah yg luas dan kesulitan akses menjadi cukup sulitnya pendampingan pengelolaan dana bergulir

• SDM masyarakat pengelola di lapangan mesih perlu pendampingan terus menerus

3. Monitoring, Controlling & Surveillance

• Sulitnya pengumpulan/penanganan barang bukti hasil kegiatan yang merusak karang sementara pelaksanaan untuk operator minilab tidak bisa terlaksana karena

belum adanya kapal minilab

• Pengawasan dan penegakan hukum yang masih lemah dan kuatnya jaringan pengusahaan kegiatan yang merusak terumbu karang

• Cakupan lokasi yg sangat luas menjadikan biaya operasional patroli pengawasan sangat tinggi

4. Coral Reef Information & Training Center (CRITC)

• Masih kurangnya data dan informasi baik tentang potensi terumbu karang, maupun data yang terkait dengannya

• Anggaran untuk kegiatan riset yang terbatas sementaracakupan lokasi yang sangat luas

• Media distribusi informasi kepada masyarakat yangmasih lemah

5. Public Awareness

• Pendidikan rendah dan pola pikir yang kurang

Page 24: activity plan 24102010

• Mekanisme dan sistem penyadaran masyarakat yangmasih rendah

• Belum adanya model pendekatan penyadaran masyarakat yang tepat dan teruji

• Kurikulum pendidikan di sekolah masih kurang yang berbasis kompetensi dan potensi sumberdaya lokal

b. Pemateri Kedua, Kapolres Kabupaten Alor yang diwakili oleh Kasat Reskrim Polres Alor, ………..

dengan pembahasan :

1. Dasar hukum :

• United nation convention law of the sea (UNCLOS), 1982

• Code of conduct for responsible fisheries, fao 1995

• Undang-undang no. 5 tahun 1983 tentang ZEE Indonesia

• Undang-undang no. 31 tahun 2004 tentang perikanan

• PP No. 15 Tahun 1984 tentang pengelolaan sumberdaya di zeei

• P p nomor 54 Tahun 2002 tentang usaha perikanan

• Perda provinsi dan kabupaten/kota tentang usaha perikanan

• Kepmen kelautan dan perikanan nomor : Kep.03/MEN/2002 tentang log book penangkapan/pengangkutan ikan

• KEPMEN Kelautan dan Perikanan nomor : Kep.10/MEN/2003 tentang perizinan usaha penangkapan ikan

• Kepmen kelautan dan perikanan nomor : Kep.29/MEN/2003 tentang sistem pemantauan kapal perikanan

• Kepmen kelautan dan perikanan lainnya yang terkait

• Radiogram dirjen hubla ke adpel- kakancel seluruhindonesia nomor : 297/41/VII/D.IV-2003 tentang pemberian surat izin berlayar (SIB) kapal perikanan

• Surat keputusan DIRJEN PSDKP Nomor Kep.06/DJPSDKP/IV/2004 tentang standar operasional dan prosedur pengawasan penangkapan ikan

• Surat keputusan dirjen psdkp nomor Kep.10/DJPSDKP/V/2004 tentang pedoman tatacara pengisian LBP dan LLO kapal perikanan

2. Tujuan dan dampak pengawasan

Tertib usaha di bidang perikanan, Pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan dan Peningkatan kapasitas dari sisi :

� politik – harga diri bangsa & kedaulatan

� keamanan – ketenangan berusaha

� sosial – kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan

Page 25: activity plan 24102010

� ekonomi – produktivitas usaha, devisa

� budaya – tertib usaha dan taat aturan

3. Obyek pengawasan perikanan menurut UU 31 / 2004

1. Operasional penangkapan/pengangkutan ikan

2. Pembudidayaan ikan (pembenihan sampai pembesaran)

3. Suaka perikanan dan jenis ikan dilindungi

4. Pemanfaatan plasma nuftah untuk tujuan komersial

5. Penggunaan rekayasa genetika untuk budidaya komersial

6. Penggunaan bahan/alat/cara/bangunan yg membahayakan kelestarian sdi dan lingkungan

7. Pengangkutan ikan hidup

8. Pencemaran dan kerusakan SDI dan lingkungannya

9. Wabah, hama dan penyakit ikan

10. Penanganan dan pengolahan hasil perikanan

11. Distribusi dan pemasaran hasil perikanan

12. Penelitian perikanan dgn unsur asing di WPP RI

4. Pelaksanaan Pengawasan Perikanan

� Dilakukan oleh PENGAWAS PERIKANAN (Pasal 66 ) Pengawas Perikanan terdiri : Pengawas Penangkapan Ikan, Pengawas Perbenihan, Pengawas Budidaya, Pengawas

hama dan Penyakit, Pengawas Mutu

� Pengawas Perikanan : Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan perikanan

� Pengawas Perikanan : berstatus PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) Perikanan dan Non PPNS Perikanan

� Penyidikan Tindak Pidana Perikanan : PPNS PERIKANAN, Perwira TNI AL dan Pejabat POLRI (Pasal 73 ayat 1)

� Akan dibentuk Forum Koordinasi Penanganan Tindak Pidana Perikanan (Pasal 73 ayat 3)

� Pengawas Perikanan bertugas melaksanakan pengawasan yang ditujukan untuk menjamin agar pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya dilakukan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan baik di bidang dan/atau terkait perikanan.

Page 26: activity plan 24102010

� Pengawas Perikanan dilengkapi dengan Senjata Api dan Alat Pengaman diri lainnya serta didukung Kapal PengawasPerikanan

� Masyarakat (Pasal 67) dapat diikut sertakan untuk membantu pengawasan (SISWASMAS)

5. Kapal Pengawas Perikanan (Pasal 69)

� Fungsi Kapal: Pengawasan & Penegakkum Hukum

� Wewenang : HENRIKHAN (Penghentian, Pemeriksaan danPenahanan)

� Dapat dilengkapi senjata api dan/atau alat pengaman.

6. Permasalahan pengawasan perikanan

� Banyak kii yang belum memiliki izin tapi beroperasi

� KIA yang menggunakan izin palsu, nama indonesia, ABK asing

� Beroperasinya alat sejenis trawl

� Izin yg dikeluarkan daerah & tidak sesuai dengan kewenangannya

� Fisik kapal yg tidak sesuai degan ukuran dalam dokumen kapal

� Sinkronisasi dan koordinasi

� Komunikasi data dan informasi antar instansi/unit kerja

� Batas wpp belum jelas koordinatnya

� Jumlah, kualitas dan insentif bagi pengawas perikanan

� Jabatan fungsional pengawas perikanan belum optimal

� Keterbatasan & kelemahan peraturan perundangan di bidang perikanan

7. Langkah optimalisasi pengawasan perikanan

� Pengembangan kelembagaan pengawasan (satuan, stasiun, pos)

� Sosialisasi undang-undang nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan dan peraturan per-UU lainnya

� Penetapan batas-batas WPP dan online perizinan

� Pembuatan dan revisi peraturan perundangan (PP, PERPRES, PERMEN, PERDA)

� Pedoman pelaksanaan dan standar operasional & prosedur (SOP)

� Penyiapan sdm pejabat fungsional pengawas perikanan dan diklat teknis pengawasan

Page 27: activity plan 24102010

� Koordinasi lintas instansi dan unit kerja serta pembuatan sop bersama

� Penegakan hukum secara adil, transparan & konsisten

8. Pengawasan Ketaatan Kapal Perikanan

� Berpangkalan/melapor di pelabuhan (di pelabuhan pangkalan/muat/bongkar) sesuai SIPI/SIKPI

� Penggunaan dokumen asli SIPI/SIKPI

� Tanda lunas pungutan hasil perikanan

� Pemasangan sticker barcode

� Penerapan log book perikanan

� Penggunaan SLO (surat laik operasional) sebagai syarat penerbitan SIB (surat izin berlayar)

� Pemasangan dan pengoperasian VMS

� Kesesuaian alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan (jenis, jumlah dan ukuran)

� Penggunaan ted/api pada kapal pukat udang

� Kesesuaian daerah operasi / jalur penangkapan

� Penggunaan awak buah kapal asing sesuai izin

9. Permasalahan Ketaatan Kapal

� Pelabuhan Umum, Pangkalan swasta dan beberapa pelabuhan perikanan belum ada Pengawas Perikanan

� Status beberapa pangkalan kapal ikan dibawah kewenangan instansi terkait (Ditjen Hubla, Pemda, Swasta)

� Koordinasi Syahbandar dengan Pengawas Perikanan dalam pemberian SIB di beberapa pelabuhan belum terpadu

� Izin operasional tangkahan diberikan oleh Instansi terkait (Ditjen HUBLA) / Pemerintah Daerah

� Belum semua kapal perikanan melakukan aktivitas pembongkaran/ pendaratan ikan di pelabuhan yang telah ditentukan. Pelabuhan pangkalan terlalu banyak

� Kesadaran melapor dan tertib dari nahkoda masih rendah

� Kurangnya perhatian pemerintah daerah tentang perlunya pengawasan kapal yang dimulai dari pelabuhan/tangkahan

� Tidak selalu ada Lembaga Pengawasan dan Pengawas Perikanan di pelabuhan

c. Pemateri Ketiga, Dandim Kabupaten Alor, dengan pembahasan

Page 28: activity plan 24102010

1. Apakah MCS itu ?

� Singkatan dari monitoring, controlling dan surveillance

� Sebagai methoda dalam sistem pengelolaan sumberdaya

� Bukan sebagai methoda pelaksanaan pengawasan pemanfaatan sumberdaya, karena pengawasan bagian dari system mcs

� Bukan sebagai tanggungjawab satu unit kerja, tapi semua unit kerja yang terkait dengan pelaksanaan pengelolaan, termasuk masyarakat dan pelaku usaha

� Di lingkup DKP, bukan hanya Ditjen P2SDKP yang terlibat, tapi juga ditjen perikanan tangkap, Ditjen perikanan budidaya, Ditjen pengolahan dan pemasaran, serta BRKP

2. Monitoring

� Dapat dilakukan oleh aparat dan atau masyarakat

� Dalam bentuk informasi pemanfaatan sumberdaya ikan, yaitu dengan menggunakan log book perikanan (LBP) dan data statistik perikanan yg dikumpulkan secara

periodik

� Penerapan LBP dapat berjalan karena ada mekanisme pengawasan berdasarkan ketentuan yg berlaku

� Output dari kegiatan monitoring dapat digunakan untuk mendukung data biologi dan lingkungan yang berasal dari riset dan eksplorasi

� Menghasilkan kajian stock sumberdaya sebagai dasar perumusan kebijakan pengelolaan SDI

3. Controlling

� Diwujudkan dalam bentuk penerbitan izin usaha untuk memanfaatkan sumberdaya ikan

� Didasarkan pada alokasi sumberdaya ikan yang dapat dimanfaatkan yang ditetapkan dalam bentuk jumlah tangkapan yang diperbolehkan

� Ketentuan perizinan dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang berlaku

4. Surveillance

� Dapat dilakukan oleh aparat (pengawas perikanan) dan atau masyarakat (POKMASWAS)

� Dilakukan dalam rangka pengawasan pemanfaatan SDI, termasuk penerapan LBP

� Diwujudkan dalam bentuk pengawasan perizinan

� Didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku

5. Perikanan ilegal

Praktek pemanfaatan sumberdaya ikan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku

Praktek perikanan ilegal meliputi :

Page 29: activity plan 24102010

1. Pemanfaatan sdi tanpa izin

2. Penggunaan izin palsu

3. Penyalahgunaan perizinan

6. Tidak mematuhi ketentuan (abk,lbp, llo, jalur penangkapan, dll)

4. Transhipment di tengah laut/ekspor illegal

5. Tidak melaporkan data tangkapan

6. Landasan operasional pengawasan

� Code of conduct for responsible fisheries, 1995

� Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang perikanan

� PP No. 15 Tahun 1990 jo No. 43 Tahun 1993 jo Nomor 141 Tahun 2000 sebagaimana diubah dengan PP No.54 Tahun 2002 tentang usaha perikanan

� SK menteri kelautan & perikanan no. Kep.10/Men/2003 tentang perizinan usaha penangkapan ikan

� Perda Provinsi dan kabupaten/kota tentang usaha perikanan dan lain-lain.

� SK Menteri kelautan & perikanan no. Kep.58/Men/2001 tentang tatacara pelaksanaan pengawasan berbasis masyarakat (siswasmas)

� SK Menteri Kelautan & Perikanan No. Kep.02/Men/2002 tentang pedoman pelaksanaan pengawasan penangkapan ikan

� SK Menteri Kelautan & Perikanan No. Kep.03/Men/2002 tentang log book penangkapan dan pengangkutan ikan

� SK Menteri Kelautan & Perikanan no. Kep.29/men/2003 tentang penyelenggaraan sistem pemantauan kapal perikanan

7. Materi pengawasan

� Kelengkapan dan keabsahan dokumen perizinan usaha perikanan

� Kesuaian fisik kapal perikanandgn dokumen kapal

� Kesesuaian fisik alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan

� Operasi penangkapan ikan : daerah penangkapan, jenis/jumlah/ukuran ikan hasil tangkapan,cara penangkapan

� Operasi pengangkutan ikan : daerah operasi, transshipment di laut, jenis/jumlah/ukuran ikan yg diangkut (termasuk kesesuaian dokumen peb dgn kenyataan muatan)

� Penggunaan ted/api pada pukat udang/pukat ikan

� Penerapan log book perikanan secara memadai

� Jumlah dan komposisi abk dan dokumen pendukung ( utk tenaga asing harus ada ikta dan dahsuskim)

Page 30: activity plan 24102010

� Keabsahan dokumen pendukung perizinan usaha perikanan (gross akte, surat ukur, dll)

8. Operasional pengawasan penangkapan ikan

� Pemeriksaan dokumen perizinan

� Penerapan log book perikanan yang memadai

� Pemasangan & penggunaan vesel monitoring system (vms)

� Pengawasan ketaatan kapal di pelabuhan pangkalan/ lapor

� Uji petik kapal perikanan di pelabuhan yg rawan pelanggaran

� Pengawasan penggunaan ted pada kapal pukat udang

� Gelar pengawasan dengan kp. Hiu

� Gelar pengawasan bersama dgn intansi terkait (tni al, polair, tni au)

� Pengawasan penangkapan ikan dgn bahan peledak dan racun

� Pengawasan berbasis masyarakat (siswasmas)

d. Pemateri Keempat, Konsultan Tim Pride Kabupaten Alor; dengan pembahasan :

1. GAMBARAN UMUM

� Terumbu karang sangat produktif dan secara taksonomi beragam, pada ekosistem air dangkal (1-30 m).

� Struktur dasar fisiknya didominasi oleh kerangkakalsium karbonat (CaCO3)

� Penopang utama dari pertumbuhan terumbu ini adalah karang hermatypic (Scleractinia) dan algae coralline.

2. Nilai Ekologi dan Fungsi Alamiah Terumbu Karang

� Fungsinya sangat komplek (Biologi, Kimia, Fisik)

� Berkaitan dengan komunitas mangrove dan lamun yang berdekatan

� Merupakan pemecah ombak/peredam gelombang untuk melindungi pantai, termasuk daerah mangrove

� Juga mensuply zat kapur yang berguna bagi lamun dan mangrove

� Potensil memberikan 12% penangkapan ikan dunia

� Bagi masyarakat pesisir lebih dari 30% ikan ditangkap dari karang merupakan pemasok protein yang penting

Page 31: activity plan 24102010

� 15 sampai 20 metric ton per km2 per tahun

� Beberapa biota penting lainnya (teripang, moluska, dan lain-lain.) dapat dipanen secara terencana, supaya berkelanjutan

� Secara kimiawi, berfungsi sebagai pengakap karbon (CO2) dan mengikatnya dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3)

� Mendukung perikanan penting

5. Nilai-nilai Kunci Sumberdaya Alam Karang

� Potensil memberikan 12% penangkapan ikan dunia

� Bagi masyarakat pesisir lebih dari 30% ikan ditangkap dari karang merupakan pemasok protein yang penting

� 15 sampai 20 metric ton per km2 per tahun

� Beberapa biota penting lainnya (teripang, moluska, dll.) dapat dipanen secara terencana, supaya berkelanjutan

6. Nilai-nilai Kunci Sumberdaya Alam Karang (Lanjutan)

� Industri akuarium air laut; ikan hias, karang, dll.

� Sumber bahan obat dan medis

� Tempat pendidikan, penelitian, dan parawisata

Page 32: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target onservasi

11. "aku suka kampanye ini" (membuat brosur, buku dan spanduk kampanye)

1. Waktu Pelaksanaan,

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Agustus 2008, kegiatan ini dimulai pada pukul: 20.00 wita dan berakhir pada pukul: 24.00 wita.

2. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan di areal pelaksanaan kegiatan di Kelurahan ……………………

Page 33: activity plan 24102010

3. Peserta Kegiatan

Lomba tersebut diikuti oleh 32 peserta yang berasal dari kecamatan pesisir dan pulau Kabupaten Alor

4. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan lomba menyanyi dilaksanakan sebagai ajang menumbuhkan bakat dan minat dari masyarakat pesisir dan pulau dan juga menjadi ajang hiburan dan tidak lepas

dari salah satu tujuan untuk kampanye penyelamatan terumbu karang. Peminat lomba menyanyi dangdut ini ternyata cukup besar, yang tercermin dari antusiasme

peserta yang mendaftarkan diri hingga peserta mencapai 32 orang. Penilaian pada Lomba ini didasarkan pada kemampuan vokal, koreografi dan penampilan busana.

Kegiatan ini cukup menyita perhatian masyarakat setempat.Banyaknya jumlah peserta dengan alokasi waktu yang terbatas untuk pelaksanaan kegiatan, mengharuskan

panitia harus berkerja keras untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki serta waktu yang terbatas dimanfaatkan dengan baik. Karakteristik masyarakat pesisir dan

pulau yang umumnya memiliki kesukaan pada lagu dangdut, menjadikan penonon yang hadir sangat banyak jumlahnya. Besarnya jumlah penonton ini yang berasal dari

pesisir dan pulau wilayah Program TIM PRIDE Kabupaten Alor ini, dimanfaatkan oleh panitia pelaksana terutama melalui MC untuk menyampaikan pesan-pesan dan

himbauan-himbauan moral mengenai penyelamatan terumbu karang dengan tujuan agar seluruh penonton mendapatkan informasi tentang pentingnya terumbu karang.

Salah satu himbuan moral tersebut seperti “Terumbu Karang Sehat, Ikan Berlimpah, Masyarakat Sejahtera”, dan yang tertuang dalam spanduk yang dipasang panitia

pelaksana “Lestarikan Laut untuk Anak Cucu Kita”,

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 34: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

12. Jalan-jalan ke Desa sebelah bersama RARE (kajian di desa kontrol)

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 35: activity plan 24102010

13. Drama indie (Membuat Film dan Lagu Konservasi bersama RARE)

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 36: activity plan 24102010

14. Guru konservasi kami di SD (kunjungan ke sekolah)

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KONSERVASI

Bagaimana Memulai Pendidikan Konservasi ?…………………………………………………

Pendidikan Konservasi dimulai dari hati sang fasilitator dan diberikan ke hati anak. Situasi belajar harus menyentuh perasaan anak. Perasaan atau emosi pada anak sering

berbeda dengan orang dewasa. Jika anak-anak diajak bicara, maka akan tumbuh motivasinya. Perasaan yang tersentuh akan menggerakan organ-organ lain pada tubuh

untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi kata hatinya.

Proses awal Pendidikan Konservasi yaitu menyentuh hati untuk memulai tahap penyadaran (awareness)sehingga timbul rasa cinta dan sayang pada lingkungan. Proses yang

menyentuh hati ini menjadikan hubungan sosial fasilitator dan anak menjadi lebih baik, sehingga motivasi anak akan lebih baik juga. Jika tahapan ini telah tercapai yang

ditandai dengan adanya perubahan pola pikir dan sikap dari anak, selanjutnya kita harus mengisi otak anak dengan pengetahuan tentang alam ini agar terjadi peningkatan

pengetahuan dan pemahaman anak tentang lingkungan. Apabila ini sudah tercapai langkah selanjutnya gerakkanlah tangan anak (unsur psikomotorik) untuk belajar

berbuat bagi lingkungan. Hal ini akan mampu meningkatkan keterampilan anak dalam mengelola lingkungan.

Jadi, bagaimana untuk mencapai hal tersebut di atas ? Kegiatan Pendidikan Konservasi dapat dilakukan melalui 3 tahapan pokok antara lain :

•1. Tahap penyadaran (awareness)

Menurut Keraaf. S (2002) salah satu prinsip etika lingkungan yaitu kasih sayang dan kepedulian terhadap alam(caring for nature) : sebagai sesama anggota komunitas

ekologis yang setara, manusia di gugah untuk mencintai, menyayangi dan peduli kepada alam, dan seluruh isinya tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi. Tahap

menumbuhkan kesadaran dapat dilakukan dengan cara : (1) Bagaimana menumbuhkan motivasi anak didik terhadap dirinya sendiri dan keberadaan dirinya bagi

lingkungan, 2) Bagaimana menggugah perasaan dan pemahaman anak terhadap lingkungan, (3) informasi mengenai bentuk-bentuk kerusakan alam, (4) pengetahuan

mengenai cara mengatasi dampak yang telah muncul tanpa menimbulkan masalah baru seperti motto Perum Pegadaian “menyelesaikan masalah tanpa masalah”. Dengan

cara tersebut di atas akan timbul rasa cinta anak terhadap lingkungan yang akhirnya akan menumbuhkan pola pikir dan kesadaran melestarikan alam.

Page 37: activity plan 24102010

•2. Tahap peningkatan pengetahuan (kognitif)

Dalam tahap ini dapat dilakukan dengan mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak. Anak diperkenlakan dengan fungsi dan manfaat hutan, jenis flora dan fauna, dan

lain-lain. Anak juga diberi penegtahuan mengenai cara mengatasi dampak yang telah muncul tanpa menimbulkan masalah baru seperti motto Perum Pegadaian

“menyelesaikan masalah tanpa masalah”. Sebaiknya kegiatan lebih banyak dilakukan di luar kelas. Fasilitator harus memahami bahwa sebenarnya setiap anak memiliki

pengetahuan dasar tentang lingkungan namun mereka belum menyadarinya. Maka dalam tahap ini sebaiknya dilakukan secara interaktif dimana anak dapat terlibat aktif

mengalami, melihat, mengamati dan merasakan lingkungan.

•3. Tahap peningkatan keterampilan (psikomotorik)

Pada tahap ini, keterampilan yang diberikan oleh Pendidikan Konservasi yaitu : (1) keterampilan psikomotorik, (2) keterampilan berpikir kritis, (3) keterampilan

berkomunikasi (lisan, tulisan, seni), (4) keterampilan memecahkan masalah.

Apa Metoda Pendidikan Konservasi Yang Paling Baik ?……………………………………….

Metoda pembelajaran Pendidikan Konservasi yaitu belajar berbasis pengalaman. Belajar Berbasis Pengalaman akan menggerakkan rasa secara seimbang. Pengalaman yang

berkesan mudah diingat termasuk pesan atau info yang disampaikan dalam pesan tersebut. Informasi dari pengalaman akan menyentuh rasa, rasio dan gerak yang

berimbang menjadi intuisi. Keseimbangan rasa dan pikiran dapat menggugah hati dan perasaan anak didik dan pesan yang disampaikan akan lebih lama diingat dan suatu

waktu akan muncul kembali. Lalu bagaimana cara belajar berbasis pengalaman ?

Dalam Belajar Berbasis Pengalaman dilakukan melalui dua tahapan pokok yaitu :

•1. Anak menceritakan pengalamannya terhadap alam (menyentuh rasa).

Anak kembali diingatkan tentang tindakan negatif mereka yang pernah menebang pohon, merusak tanaman, membunuh binatang, juga tindakan positif mereka yang

pernah menanam pohon, memelihara tanaman sampai tumbuh besar. Selain itu anak juga kembali diingatkan tentang pengalaman mereka hidup berdampingan bersama

alam ini.

Page 38: activity plan 24102010

•2. Fasilitator mengarahkan pengalaman anak didik (menyentuh rasio dan gerak)

Berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka, fasilitator memberikan arahan dan informasi tindakan yang seharusnya dalam melestarikan alam. Fasilitator juga

memberikan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran Pendidikan Konservasi untuk membentuk pengalaman positif bagi anak.

Pendekatan Apa Yang Sebaiknya Digunakan ?……………………………………………….

Pendekatan pembelajaran yang dipakai yaitu pendekatan andragogy. Pendekatan ini harus meyakini bahwa anak sebenarnya sudah memiliki pengetahuan dan

keterampilan di dalam pikiran mereka. Pengalaman mereka berinteraksi dengan alam sebenarnya merupakan proses belajar yang telah dilakukan. Dalam Pendidikan

Konservasi tidak menekankan pemahaman dan pengertian yang kaku, tapi dapat ditinjau dari berbagai arah yang terpenting adalah tujuannya sama untuk kelestarian alam.

Berikan anak kesempatan menyampaikan pendapat dan pengetahuan mereka tentang lingkungan dan konservasi alam berdasarkan bahasa dan pemahaman mereka

melalui kegiatan diskusi dan berbagi pengalaman. Dengan pendekatan ini, anak dapat lebih mudah memahami benar tidaknya tindakan dari pengalaman mereka. Keadaan

itulah yang dapat dibagikan kepada anak yang lain.

Apakah Teknik Yang Paling Baik Digunakan ?………………………………………………..

Belajar di alam. Untuk kegiatan Pendidikan Konservasi bagi anak sekolah dasar di wilayah pesisir pantai sekitar Hutan Mangrove berupa lingkungan sekitar sekolah dan

Hutan Mangrove. Hutan Mangrove yang selama ini hanya menjadi tempat bermain, memancing, akan dijadikan laboratoruim ilmu pengetahuan alami. Anak-anak biasanya

sangat menyenangi dunia petualangan. Dengan belajar di alam anak-anak akan diperkenalkan pengertian, fungsi, manfaat dan pemahaman yang sesungguhnya untuk

mereka pahami berdasarkan pemahaman mereka.

Belajar sambil bermain. Dunia anak-anak selalu identik dengan permainan yang menggembirakan. Hal ini yang akan kita gunakan untuk memberikan materi PK tanpa harus

anak merasa kehilangan dunianya. Ilmu yang disampaikan dalam suasana gembira akan lebih mudah membentuk pengalaman positif pada anak dibandingkan belajar

dalam kondisi tertekan. Anak harus diberi kesempatan untuk ikut merasakan telah berbuat sesuatu dalam kegiatan tersebut, karena memori tersebut akan terus menempel

di kepala dimana suatu saat akan muncul kembali.

Menonton video. Teknik ini termasuk mahal, tetapi mampu mneggerakkan fantasi berpikir anak terhadap alam lain yang mungkin tidak langsung mereka dapat lihat.

Page 39: activity plan 24102010

Menggunakan alat bantu (poster, flipchart). Penggunaan gambar juga mampu menggerakkan fantasi berpikir anak, karena gambar mampu menjelaskan permasalahan-

permasalahan alam seperti perumpamaan “Picture is worth a thousand words” atau “sebuah gambar dapat menjelaskan ribuan kata-kata”. Tapi teknik ini harus disertai

dengan penjelasan dari fasilitator, jika tidak anak akan menginterpretasikan gambar tersebut berdsarkan pemahaman dan fantasi berpikir mereka. Bisa positif atau bisa

negatif !

Apakah Prinsip Flow Learning ?……………………………………………………………..

Untuk meningkatkan efektivitas kegiatan di alam bebas, Joseph Cornell dalam bukunya Sharing The Joy of Nature menyarankan penggunaan prinsip Flow learning. Pada

dasarnya ” Flow learning (Belajar mengalir) merupakan rangkaian kegiatan dan permainan di alam bebas maupun di ruangan yang dilakukan melalui 4 tahapan. Tahapan

Flow Learning yaitu :

Kegiatan mencairkan suasana, mengbangkitkan semangat ,rasa tertarik , serta rasa ingin tahu.

Kegiatan yang bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa pada sesuatu hal sehingga pikiran mereka dapat mengikuti kegiatan berikutnya. Secara alamiah siswa

dikondisikan untuk lebih menyadari apa yang dilihat, didengar, disentuh dan dibaui, serta apa yang diterima melalui intuisi atau perasaan.

Melakukan kegiatan yang memberikan pengalaman langsung untuk berdekatan dengan alam, mengamati, dan berkomunikasi dengan alam sehingga timbul

ketenangan jiwa dan keterbukaan hati untuk menyerap pengalaman tersebut tanpa dipengaruhi kondisi pikiran.

Tahap terakhir merupakan acara berbagai (sharing) pengalaman dan perasaan. Acara berbagi ini dilakukan untuk membuka diri terhadap kesadaran yang lebih

dalam sehingga kita merasa gembira dan tersentuh oleh keindahan serta kekuatan penciptaan Tuhan. Sehingga muncul penghargaan dan kesadaran yang baru

terhadap alam.

Page 40: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

15. Janji kami masyarakat Desa (upaya pengefektifan dan atau pembuatan PERDES)

Peraturan Desa (Perdes) tentang Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPL-BM, untuk selanjutnya disebut DPL) mutlak diperlukan untuk mendukung

keberhasilan pengelolaan suatu kawasan DPL. Keberhasilan pengelolaansuatu kawasan DPL sangat tergantung pada aturan-aturan yang dibuat dan ditetapkan berdasarkan

kesepakan masyarakat. Perdes tentang DPL merupakan sebuah peraturan perundang-undangan formal yang memiliki kekuatan hukum terkuat di tingkat desa. Perdes ini

harus mengikat masyarakat di dalam dan luar desa, sehingga masyarakat, pemerintah desa, dan kelompok pengelola DPL mempunyai kekuatan atau dasar hukum untuk

melarang atau menindak pelaku pelanggaran.

Page 41: activity plan 24102010
Page 42: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

16. "Akan datang peraturan Baru di Kabupaten kami" (upaya mendukung zonasi)

Kawasan konservasi laut merupakan suatu kawasan yang berfungsi untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati yang terdapat di dalam kawasan tersebut dari

berbagai gangguan. Berbagai gangguan terhadap kawasan konservasi laut yang terjadi semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, baik gangguan dari alam

maupun dari aktivitas kegiatan manusia. Salah satu langkah yang nyata dalam mengurangi berbagai gangguan tersebut adalah penetapan kawasan konservasi laut. Pada

dasarnya upaya konservasi laut di indonesia telah dilakukan masyarakat sejak dahulu, hal ini terbukti dengan adanya berbagai aturan atau hukum adat dalam

pemanfaatan sumberdaya yang terdapat di kawasan tersebut. Akan tetapi pada akhir-akir ini upaya penetapan kawasan konservasi laut banyak menghadapi berbagai

tantangan, misalnya krisis ekonomi, sosial budaya yang menurun, pemanfaatan sumberdaya yang berlebihan dll. Beberapa alasan penting dalam penetapan kawasan

Page 43: activity plan 24102010

konservasi laut adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan terhadap kelangsungan ekosistem pesisir laut dan pulau-pulau kecil dari berbagai ancaman baik dari alam maupun kegiatan manusia.

2. Perlindungan terhadap biota laut yang dilindungi dari ancaman kepunahan

3. Menjaga kelestarian sumberdaya laut dari eksploitasi yang berlebihan

4. Pemanfaatan aktivitas kegiatan yang tepat/sesuai dengan fungsi kawasan Pengelolaan Kawasan Konservasi bertujuan untuk mewujudkan keseimbangan ekosistem,

kelestarian sumberdaya ikan serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan. Untuk itu perlu upaya – upaya dalam pengelolaan kawasan

konservasi seperti :

1. Pengembangan Data dan Informasi

2. Pengelolaan Batas dan Zonasi

3. Pengelolaan Sumberdaya Hayati dan Perikanan

4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

5. Pengelolaan Pariwisata, Pendidikan dan Penelitian

6. Pengendalian, Monitoring dan Pengawasan

7. Pemberdayaan Masyarakat

8. Penyadaran Masyarakat

9. Penguatan Kapasitas dan Sumberdaya Manusia

10. Pengembangan Jaringan Kerjasama dan Kemitraan

Pentingnya Jejaring (Network) Antar Kawasan Konservasi Laut

Jejaring (network) antar kawasan konservasi laut mempunyai peranan yang penting dalam mempertahankan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Beberapa

alasan dalam membuat jejaring antar kawasan konservasi laut diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk menggambarkan keanekaragaman hayati di kawasan konservasi laut

2. Untuk menjaga dan memeliharan keanekaragamanhayati

3. Untuk memberikan model pemanfaatan kawasan konservasi laut yang mendukung ekosistem setempat

4. Untuk menjaga atau melindungi tempat biota laut yang dilindungi dari berbagai ancaman

Page 44: activity plan 24102010

5. Menjaga keberadaan potensi sumberdaya perikanan laut

6. Untuk memperluas kawasan konservasi laut

Kriteria Jejaring Kawasan Konservasi Laut berbasis ekologi

Sampai saat ini keberadaan kawasan konservasi laut (KKL) belum terintegrasi antara KKL satu dengan KKL lainnya. Pada dasarnya diantara beberapa KKL tersebut terdapat

suatu keterkaitan jejaring yang sangat kuat dalam aspek ekologis.

Kriteria Ekologis

Kriteria ini menunjukkan bahwa antara kawasan konservasi laut satu dengan lainnya terdapat keterkaitan dalam hal ekologis (Ekoregion), keterkaitan (network) ini

berupa secara fisik dan biologis.

Kondisi Fisik Perairan

Di laut, khususnya laut terbuka fitoplankton merupakan organisme autotrof utama yang menentukan produktivitas primer perairan. Produktivitas primer adalah jumlah

bahan organik yang dihasilkan oleh organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi

matahari. Produktivitas primer sering diestimasi sebagai jumlah karbon yang terdapat di dalam material hidup dan secara umum dinyatakan sebagai jumlah gram karbon

yang dihasilkan dalam satu meter kuadrat kolom air per hari (g C/m2/hari) atau jumlah gram karbon yang dihasilkan dalam satu meter kubik per hari (g C/m3/hari)

(Levinton, 1982). Selain jumlah karbon yang dihasilkan, tinggi rendahnya produktivitas primer perairan dapat diketahui dengan melakukan pengukuran terhadap

biomassa fitoplankton dan konsentrasi klorofil-a, dimana kedua metode ini dapat diukur secara langsung di lapangan (Valiela, 1984). Produktivitas primer perairan sangat

ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi produktivitas primer di laut adalah cahaya, nutrien, dan suhu (Valiela, 1984; Parsons et al.,

1984; Cloern et al.,1995; Tomascik et al., 1997). Selain ketiga faktor tersebut, tingginya laju grazing dan sinking (Lehman, 1991) serta jenis fitoplankton (Heyman and

Lundgren,1988) juga berperan dalam mendukung produktivitas primer perairan.

Cahaya

Ketersediaan cahaya di dalam perairan baik secara kuantitatif maupun kualitatif sangat tergantung pada waktu (harian, musiman, tahunan), tempat (letak geoagrafis,

kedalaman), kondisi prevalen di atas permukaaan perairan (penutupan awan, inklinasi matahari) atau dalam perairan (refreksi, absorpsi oleh air dan material-material

terlarut, serta penghamburan oleh partikel-partikel tersuspensi). Secara kualitatif cahaya dicirikan oleh distribusi spektral dengan panjang gelombang yang berbeda. Sinar

matahari yang mencapai permukaan perairan terdiri atas spektrum cahaya yang luas. Cahaya dengan panjang gelombang (λ) lebih panjang dari 760 nm merupakan infra

merah dan cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek dari 300 nm merupakan ultra violet. Panjang gelombang antara infra merah dan ultra violet yang biasa

disebut dengan sinar tampak merupakan cahaya yang sangat penting untuk fotosintesis dan secara visual direspon oleh organisme. Panjang gelombang antara 390 dan

Page 45: activity plan 24102010

720 nm dibutuhkan oleh alga untuk fotosintesis dan total radiasi dalam gelombang ini disebut sebagai Photosynthetic Available Radiation (PAR). Panjang gelombang

yang lebih pendek dari 400 nm atau lebih panjang dari 700 nm secara efektif diabsorpsi oleh lapisan atas dekat permukaan perairan.

Sedangkan PAR dapat menembus hingga lapisan yang lebih dalam. Di perairan oseanik yang jernih, penyebaran maksimum terjadi pada panjang gelombang sekitar 480

nm (blue green), sedangkan bila perairan keruh terjadi perubahan hingga menjadi merah (maksimum sekitar 550 nm) sebagai akibat dari disebarkannya cahaya biru oleh

material partikulat. Laju pertumbuhan fitoplankton sangat tergantung pada ketersediaan cahaya di dalam perairan. Menurut Heyman and Lundgren (1988), laju

pertumbuhan maksimum fitoplankton akan mengalami penurunan bila perairan berada pada kondisi ketersediaan cahaya yang rendah.

Intensitas cahaya yang sangat tinggi dalam perairan dapat menghambat fotosintesis dan akhirnya produksi semakin berkurang. Tingkat kekeruhan suatu perairan juga

dapat menentukan dalam atau dangkalnya penetrasi cahaya. Pada perairan jernih, cahaya matahari dapat mencapai lapisan yang lebih dalam, akibatnya fotosintesis

dapat berlangsung. Keadaan ini berbeda dengan perairan dengan tingkat kekeruhan yang tinggi. Menurut Alpine and Cloern (1988), berdasarkan hasil eksperimen yang

dilakukan di perairan estuaria Teluk San Fransisco, biomassa fitoplankton meningkat lebih cepat (2 devisions d-1) pada kedalaman lapisan fotik yang lebih besar terhadap

kedalaman lapisan permukaan tercampur, dan sebaliknya laju pertumbuhan fitoplankton menjadi sangat kecil dan negative pada perairan dengan turbiditas yang sangat

tinggi. Perairan oseanis tropis merupakan perairan yang cukup jernih dan penyinaran matahari yang terjadi hampir sepanjang tahun memungkinkan tersedianya cahaya

matahari pada lapisan permukaan tercampur. Hal ini memungkinkan klorofil-a lebih banyak terdapat pada bagian bawah dari lapisan permukaan tercampur atau bagian

atas dari lapisan termoklin jika dibandingkan dengan bagian pertengahan atau bawah dari lapisan termoklin. Hal mana juga dikemukakan oleh Matsuura et al. (1997)

berdasarkan hasil pengamatan di timur laut Samudera Hindia (barat laut Australia) yang mengatakan bahwa sebaran konsentrasi klorofil-a pada bagian atas lapisan

permukaan tercampur sangat sedikit dan mulai meningkat menuju bagian bawah dari lapisan permukaan tercampur dan menurun secara drastis pada lapisan termoklin

hingga tidak ada lagi klorofil-a pada lapisan di bawah termoklin.

Nutrien

Suplai unsur dan senjawa essensial ke dalam suatu sistem perairan, khususnya N (nitrogen), P (fosfat), dan Si (silikat) sering dilihat sebagai faktor pembatas yang

mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan populasi dan komunitas fitoplankton. Howarth (1988) dalam Pomeroy (1991) mengatakan bahwa dinamika populasi

fitoplankton sangat ditentukan oleh nutrien yang berperan sebagai faktor pembatas. Penggunaan nutrient sebagai faktor pembatas dapat dibedakan sebagai:

1. Nutrien sebagai faktor pembatas pertumbuhan populasi yang dominan. Perubahan atau pertukaran populasi dominan terjadi di bawah batas saturasi dari

populasidominan yang ada.

2. Nutrien sebagai faktor pembatas terhadap laju potensial produksi primer bersih. Perubahan populasi melebihi batas populasi dominan yang ada, ditentukan oleh

perubahan spesies yang dominan.

Page 46: activity plan 24102010

3. Nutrien sebagai faktor pembatas produksi ekosistem bersih, populasi primer kotor melebihi total respirasi ekosistem. Perubahan populasi ini berdampak pada

meningkatnya kandungan orgarnik bersih atau hasil dari ekosistem.Unsur-unsur utama yang sangat dibutuhkan oleh fitoplankton merupakan faktor pembatas pada

perairan yang berbeda. Menurut Hecky and Kilham (1988), dari ke tiga unsur nutrien utama tersebut, yakni N, P, Si, di perairan air tawar, fosfat lebih bersifat faktor

pembatas bagi pertumbuhan alga bila dibandingkan dengan unsur yang lain, sedangkan di perairan laut, ke tiga unsur tersebut bersama-sama bersifat sebagai

faktor pembatas pertumbuhan, terutama nitrogen. Caroco et al. (1987) berdasarkan hasil penelitiannya tentang pengaruh pengkayaan N dan P di perairan estuaria

hingga perairan pantai (perairan laut) dengan salinitas 32 ‰ menyatakan bahwa fitoplankton pada perairan dengan salinitas 0 –6,5 ‰ merespon terhadap penambahan

konsentrasi P dan biomassanya meningkat hingga 2 – 6 kali, sedangkan penambahan nitrogen merangsang pertumbuhan fitoplankton di perairan bersalinitas yang lebih

tinggi (31 ‰). Smith and Hitchcock (1994) mendapatkan bahwa fosfat dan silikat secara potensial merupakan factor pembatas bagi pertumbuhan fitoplankton selama

musim dingin sedangkan nitrat bersifat sebagai faktor pembatas pada perairan dengan salinitas yang lebih tinggi. Pada perairan dengan tingkat salinitas sedang,

partumbuhan fitoplankton tidak merespon terhadap penambahan N atau P. Peningkatan biomassa secara drastis terjadi bila penambahan N dan P dilakukan secara

bersamaan. Pertumbuhan dan reproduksi fitoplankton dipengaruhi oleh kandungan nutrien di dalam badan perairan. Kebutuhan akan besarnya kandungan dan jenis

nutrien oleh fitoplankton sangat tergantung pada klas atau jenis fitoplankton itu sendiri disamping jenis perairan dimana fitoplankton tersebut hidup. Dengan demikian

nitrogen secara signifikan berpengaruh terhadap struktur komunitas fitoplankton (Piehler et al., 2004).

Namun demikian laju pertumbuhan fitoplankton akan tergantung pada ketersediaan nutrien yang ada. Menurut Pomeroy (1991), laju pertumbuhan fitoplankton akan

sebanding dengan meningkatnya konsentrasi nutrien hingga mencapai suatu konsentrasi yang saturasi. Setelah keadaan ini, pertumbuhan fitoplankton tidak tergantung

lagi pada konsentrasi nutrien. Nitrogen dibutuhkan untuk mensintesa protein. Menurut Parsons at al.(1984), nitrogen di laut terutama berada dalam bentuk molekul-

molekul nitrogen dan garam-garam anorganik seperti nitrat, nitrit, dan amonia, dan beberapa senjawa nitrogen organik (asam amino dan urea).Fosfat di laut berada

dalam bentuk fosfat anorganik terlarut, fosfat organik terlarut, dan patikulat fosfat (Levinton, 1984; Parsons et al., 1984). Fitoplankton secara normal dapat mengasimilasi

secara langsung fosfat anorganik terlarut(ion orthophosphat) dan kadang-kadang menggunakan fosfat organik terlarut. Fosfat berperan didalam mentransfer energi

dalam sel fitoplankton (misalnya dalam phosphorylation) dari energi ADP (Adenosine Diphosphate) rendah menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) tinggi (Tomascik et al.,

1997). Dari berbagai jenis nutrien, silikat meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar namun bukan merupakan senjawa atau unsur utama yang essensial bagi

fitoplankton seperti fosfat dan nitrat. Karena silikat tidak terlalu penting dalam komposisi protoplasma tumbuhan tetapi hanya berfungsi untuk menyusun kerangka

(shell) diatom dan cyst dari yellow-brown algae (Reid and Wood, 1976) serta berperan dalam sintesa DNA pada Cylindrotheca fusiform(Kennish, 1990). Meskipun

demikian, bila kandungan silikat terlarut dalam suatu perairan berkurang dapat menghambat laju pembelahan sel dan menekan aktivitas metabolisme sel fitoplankton.

Ketersediaan silikat seringkali berdampak terhadap kelimpahan dan produktivitas fitoplankton dan menjadi faktor pembatas bagi populasi fitoplankton lainnya (Kennish,

Page 47: activity plan 24102010

1990). Artinya bila ketersediaan silikat dalam perairan berada dalam konsentrasi yang cukup maka pertumbuhan fitoplankton, khususnya diatom akan meningkat dan

mendominasi perairan, tetapi sebaliknya jika konsentrasinya rendah maka kepadatan populasi diatom akan rendah bila dibandingkan dengan kelompok fitoplankton

lainnya seperti dinoflagellata. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Levinton (1982) bahwa berkurangnya konsentrasi silikat di dalam perairan dapat membatasi

pertumbuhan populasi fitoplankton dan secara langsung akan terjadi suksesi spesies fitoplankton ke arah spesies yang kekurangan silikat. Dengan demikian silikat

merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan fitoplankton diatom di dalam suatu perairan. Konsentrasi nutrien di lapisan permukaan sangat sedikit dan akan

meningkat pada lapisan termoklin dan lapisan di bawahnya. Hal mana juga dikemukakan oleh Brown et al. (1989), bahwa nutrien memiliki konsentrasi rendah dan

berubah-ubah pada permukaan laut dan konsentrasinya akan meningkat dengan bertambahnya kedalaman serta akan mencapai konsentrasi maksimum pada kedalaman

500 – 1500 m.

Suhu

Suhu secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap produktivitas primer di laut (Tomascik et al., 1997). Secara langsung, suhu berperan dalam

mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesis. Tingginya suhu dapat meningkatkan laju maksimum fotosintesis (Pmax), sedangkan secara tidak langsung,

suhu berperan dalam membentuk stratifikasi kolom perairan yang akibatnya dapat mempengaruhi distribusi vertikal fitoplankton. Dalam berperan sebagai faktor

pendukung produktiivitas primer di laut, suhu perairan berinteraksi dengan faktor lain seperti cahaya dan nutrien. Valiela (1984) mengatakan bahwa dalam kaitannya

dengan produktivitas primer di laut, suhu lebih berperan sebagai kovarian dengan faktor lain dari pada sebagai faktor bebas. Sebagai contoh, plankton pada suhu rendah

dapat mempertahankan konsentrasi pigmen-pigmen fotosintesis, enzim-enzim dan karbon yang besar. Ini disebabkan karena lebih efisiennya fitoplankton menggunakan

cahaya pada suhu rendah dan laju fotosintesis akan lebih tinggi bila sel-sel fitoplankton dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Perubahan laju penggandaan sel

hanya pada suhu yang tinggi. Tingginya suhu memudahkan terjadinya menyerapan nutrien oleh fitoplankton. Dalam kondisi konsentrasi fosfat sedang di dalam kolom

perairan, laju fotosintesis maksimum akan meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Grazing dan daya tenggelamnya fitoplankton dalam perairan juga berperan

dalammenentukan tinggi rendahnya produktivitas primer perairan. Grazing fitoplankton oleh zooplankton atau nekton akan menurunkan kelimpahan fitoplankton dalam

perairan. Tingginya grazing ditentukan oleh kelimpahan zooplankton. Zooplankton memiliki kelimpahan yang tinggi setelah puncak peledakan populasi fitoplankton.

Tenggelamnya fitoplankton akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam distribusi fitoplankton secara vertikal. Laju tenggelam fitoplankton akan berkurang dengan

meningkatnya densitas perairan. Kuatnya stratifikasi perairan terutama pada lapisan termoklin mengakibatkan fitoplankton yang tenggelam tidak dapat melewati lapisan

termoklin (Tomascik et al., 1997). inilah yang mengakibatkan tingginya produktivitas primer pada lapisan atas termoklin.

Fitoplankton yang tenggelam hingga di bagian bawah lapisan eufotik akan sulit terangkat ke lapisan permukaan kecuali bila terjadi pergerakan vertikal massa air.

Page 48: activity plan 24102010

Sistim Angin Muson

Keadaan atmosfir dan perubahan tekanan yang terjadi di atas suatu perairan dan daratan sekitarnya sangat berpengaruh terhadap pola angin yang bertiup di atas suatu

perairan. Interaksi yang erat antara udara dan laut tersebut mengakibatkan sirkulasi oseanis Samudera Hindia sangat berhubungan erat dengan sirkulasi angin muson

yang tertiup di atas perairan tersebut. Webster (1987) dalam Clark et al. (1999) mengatakan bahwa mekanisme sirkulasi muson didasarkan oleh adanya radien tekanan

yang memotong katulistiwa akibat perbedaan bahang dari daratan dan lautan sebagai dampak dari perputaran bumi, dan perubahan kelembaban antara laut, atmosfir

dan daratan. Perairan timur laut Samudera Hindia yang terletak di antara benua Asia dan Australia merupakan wilayah yang ideal untuk terjadinya angin muson.

Berubahnya posisi matahari mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan di kedua benua tersebut, dan pergerakan Equatorial Pressure Trough (EPT) dan berubahnya

arah angin. Menurut Wyrtki (1961), EPT akan bergerak melewati katulistiwa sebanyak dua kali dalam setahun. Angin muson yang bertiup di atas perairan barat Sumatera

dan selatan Jawa Sumbawa dicirikan oleh pembalikan arah angin permukaan secara musiman. Menurut Tchernia (1980), angin muson barat laut terjadi selama bulan

Desember – Februari (musim barat) dan angin muson tenggara selama bulan Juni – Agustus (musim timur). Pada musim barat, di belahan bumi utara (daratan Asia)

terjadi musim dingin dan di belahan bumi selatan (daratan Australia) terjadi musim panas. Pada saat ini, pusat tekanan tinggi berada di daratan Asia dan pusat tekanan

rendah di daratan Australia. Keadaan ini menyebabkan angin bertiup dari daratan Asia menuju daratan Australia, dan sebaliknya terjadi pada saat musin barat. Pada

bulan April – Mei dan Oktober – November, arah angin tidak menentu dan periode ini dikenal sebagai musim pancaroba awal tahun dan akhir tahun. Menurut Clark et al.

(1999), di Samudera Hindia selama musim timur, angin bertiup dari belahan bumi selatan, akibatnya terjadi akumulasi kelembaban dan presipitasi yang tinggi di daratan

Asia, sedangkan pada musim barat, angin kering bertiup dari daratan Asia Barat yang dingin ke Lautan Selatan yang panas. Perubahan angin muson di perairan barat

Sumatera dan selatan Jawa - Sumbawa memiliki karakteristik yang sama dengan perairan Indonesia lainnya.Perubahan arah dan kekuatan angin yang bertiup di atas

perairan mengakibatkan terjadinya perubahan dinamika di dalam perairan tersebut. Menurut Clark et al. (1999), kuatnya angin muson mengakibatkan meningkatnya

transpor Ekman, percampuran vertikal, dan tingginya bahang yang hilang akibat evaporasi sepanjang musim panas, sehingga mengakibatkan terjadinya pendinginan suhu

permukaan perairan, dan sebaliknya bila angin menjadi lemah dimana percampuran vertikal massa air akan lemah dan bahan yang hilang melalui evaporasi menjadi

berkurang. Keadaan ini berdampak terhadap tingginya suhu permukaan perairan.

Hubungan antara Faktor Oseanografis dan Produktivitas Primer Perairan

Tingginya produktivitas di perairan oseanis tropis umumnya merupakan dampak dari berbagai proses dinamika di dalam perairan kolom perairan. Gabric and Parslow

(1989) mengatakan bahwa laju produktivitas primer di lingkungan laut ditentukan oleh berbagai faktor fisika. Faktor-faktor utama yang mengontrol produksi fitoplankton

di perairan eutropik adalah percampuran vertikal, penetrasicahaya dan laju tenggelam sel (fitoplankton). Percampuran vertikal massa air dapat menyuburkan kolom

perairan dengan cara mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke lapisan permukaan. Meningkatnya nutrien dan dibantu dengan penetrasi cahaya matahari yang cukup

Page 49: activity plan 24102010

mengakibatkan terjadinya peningkatan laju produktivitas primer.Difusi turbulensi melalui lapisan termoklin juga dapat mengakibatkan masuknya nutrien ke zona eufotik

sehingga meningkatkan laju penyerapan nitrat oleh fitoplankton dan laju produktivitas primer baru. Chaves and Barber (1987) mengatakan bahwa masukan nutrien dim

aksudkan terutama untuk mengoptimalkan konsentrasi NO3 pada lapisan permukaan dan secara relatif meningkatkan produksi baru. Difusi turbulensi merupakan tingkat

dasar dari produktivitas primer yang dapat meningkatkan produktivitas primer hingga 10 kali lebih besar di zona eufotik (Tett and Edwards, 1984).Upwelling di perairan

lepas pantai maupun perairan katulistiwa juga berperan dalam mendukung ketersediaan nutrien pada lapisan permukaan tercampur yang dihasilkan melalui proses

pengangkatan massa air dalam. Cullen et al. (1992) mengatakan bahwa konsentrasi klorofil-a dan laju produktivitas primer meningkat di sekitar katulistiwa, dimana

terjadi aliran nutrien secara vertikal akibat adanya upwelling di daerah divergensi katulistiwa. Selain beberapa faktor fisik di atas, keberadaan lapisan termoklinsangat

mendukung tingginya laju produktivitas primer perairan. Bagian bawah dari lapisan tercampur atau bagian atas dari lapisan termoklin merupakan daerah yang memiliki

konsentrasi nutrien yang cukup tinggi sehingga dapat merangsang meningkatnya produktivitas primer. Lapisan termoklin yang dangkal lebih berperan dalam menunjang

produktivitas perairan dari pada lapisan termoklin yang dalam Ini disebabkan karena pada saat terjadi proses percampuran vertikal, nutrien pada lapisan termoklin yang

dangkal lebih mudah mencapai lapisan permukaan perairan dibandingkan dengan lapisan termoklin yang lebih dalam. Beberapa penelitian tentang produktivitas primer

dalam kaitannya dengan keberadaan massa air menyimpulkan bahwa kedalaman dimana konsentrasi klorofil-a maksimum adalah pada bagian batas atas lapisan

termoklin. Menurut Matsuura et al.(1997), hasil pengamatannya di timur laut Samudera Hindia mendapatkan bahwa konsentrasi klorofil-a pada lapisan permukaan

tercampur sangat sedikit dan mulai meningkat menuju bagian bawah lapisan permukaan tercampur dengan konsentrasi maksimum terdapat pada kedalaman kira-kira 75

– 100 m, sedangkan Hendiarti dkk. (1995) mengatakan bahwa konsentrasi maksimum klorofil-a di perairan selatan Pulau Jawa – Bali berada pada kedalaman yang

merupakan batas atas lapisan termoklin. Lapisan permukaan tercampur memiliki konsentrasi klorofil-a yang hampir homogen. Joint and Pomroy (1988) mengatakan

bahwa konsentrasi klorofil-a homogen hingga kedalaman 30 m. Di Samudera Pasifik, sebaran klorofil umumnya memiliki karakteristik yang hampir sama, dimana klorofil

maksimum dijumpai pada kedalaman antara 40 – 60 m dengan nilai rata-rata antara 0,30 dan 0,35 mg m-3 (Barber and Chaves, 1991).

Page 50: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 51: activity plan 24102010

17. "masukkan ke laut kembali ikan itu" (upaya mengadvokasi Lisensi DKP Alor)

• Biologi, ekologi, dan komersial kepunahan membedakan antara dampak dari hilangnya spesies '. kepunahan biologis adalah tradisional konsep spesies hilang

sepenuhnya. Ekologi kepunahan terjadi ketika penduduk jatuh di bawah tingkat di mana spesies yang dapat berfungsi biasanya dalam ekosistem sebagai predator,

mangsa, pesaing, Simbion, prosesor gizi, dll Sulit untuk dokumen ini karena kita tidak lengkap pengetahuan tentang fungsi ekosistem, dan generalisasi tentang ukuran

populasi yang terjadi tampaknya langka. Komersial kepunahan terjadi bila spesies menurun ke tingkat di mana ia tidak lagi berguna bagi nelayan untuk mengejar

itu. Karena biasanya terjadi pada populasi ukuran lebih tinggi dari kepunahan biologis, mungkin menyimpan spesies dari eksploitasi lebih lanjut, kecuali untuk spesies

sangat berharga seperti tuna sirip biru dan sturgeon, yang terlalu berharga untuk tidak melanjutkan setiap individu.

• Panen menyiratkan sebuah tanaman di mana pengguna telah melakukan investasi beberapa, sebagai petani bibit tanaman dan menuai hasilnya. binatang liar dan

tumbuhan diekstrak, ditangkap, berkumpul, memancing, mendarat, dikumpulkan, dimanfaatkan, atau diambil, tetapi tidak dipanen (NRC 1999b; Safina 2001A). Ditebar

dan menempatkan-andtake perikanan adalah pengecualian.

• Highgrading adalah praktek hanya mempertahankan kelas ukuran terbesar atau yang paling berharga atau menangkap spesies. Ini sering hasil dari batas ukuran atau

sistem kuota; nelayan highgrade di laut sehingga dermaga pendaratan tidak melebihi kuota, meskipun jumlah ikan yang ditangkap sebenarnya

melebihi batas (Speer et al. 1997).

• overfishing mencakup sejumlah dosa dan telah dibagi menjadi beberapa kategori (rencana pengelolaan perikanan di AS sendiri penggunaan khusus perikanan 117

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 52: activity plan 24102010

definisi, menurut GM Mace dan Hudson [1999]):

- Overfishing Demografis mengacu pada perubahan struktur umur dibawa oleh eksploitasi. Depleting tahun-kelas khusus mengurangi jumlah

usia kelas dan membuat penduduk lebih rentan terhadap sumber-sumber alam kematian dan kegagalan reproduksi dan karena itu lebih mungkin untuk crash.

- Overfishing Recruitment menghabiskannya pemuliaan individu, sehingga dalam perekrutan tidak cukup untuk mempertahankan populasi.

- Overfishing genetik genotipe target tertentu atau mengurangi ukuran populasi ke titik bahwa variasi genetik hilang. Deplesi yang unik

saham Pacific salmon adalah salah satu contoh (lihat bab 11).

- Pertumbuhan overfishing terjadi ketika ikan kecil atau muda terlalu banyak yang ditangkap sebelum mereka mencapai jatuh tempo. Ikan ukuran rata-rata sisa di

populasi kecil, yang mempengaruhi jumlah petelur tersedia. Sebuah penderitaan overfishing pertumbuhan perikanan dicirikan oleh ikan kecil yang banyak

dalam pendaratan. Dalam spesies seks berubah, berlebihan individu yang lebih kecil dapat menghabiskan satu jenis kelamin berbeda-beda.

- Overfishing Malthus menggambarkan terlalu banyak nelayan mengeksploitasi saham dan hasil dari kebutuhan untuk pakan terlalu banyak manusia lapar. Seperti

nelayan

sering beralih pada praktek-praktek penangkapan ikan yang merusak karena putus asa, mempercepat runtuhnya sumber daya.

- Overfishing Serial atau urutan terjadi ketika pertama kali satu spesies dan kemudian lain habis, seperti sering terjadi di overcapitalized perikanan.

- Ekosistem hasil penangkapan yang berlebihan ketika komposisi komunitas adalah diubah melalui penangkapan yang berlebihan dari spesies yang dimainkan penting

fungsional

peran dalam ekosistem. Ini termasuk overfishing seri, kehilangan orang besar dan spesies, penurunan antara piscivores dan rata-rata trofik

tingkat, dan kepekaan populasi yang lebih besar terhadap fluktuasi lingkungan (Murawski 2000).

memancing

• penangkapan ikan yang berkelanjutan adalah tidak menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam produktivitas biologis atau ekonomi, keragaman, atau

ekosistem struktur atau fungsi (NRC 1999b). hasil Berkelanjutan, atau keberlanjutan, adalah tingkat ekstraksi yang tidak melebihi tingkat pertumbuhan saham (atau

seluruh perikanan di mana beberapa spesies yang bersangkutan). Tersirat dalam definisi yang paling adalah konsep ekuitas antargenerasi (misalnya, Hilborn 2005).

• Saham mengacu pada populasi dengan atribut karakteristik sejarah kehidupan yang menunjukkan integritas spasial atau temporal dan mungkin genetik keunikan

dan dapat diperlakukan sebagai entitas, manajemen terpisah mengabadikan diri.

Page 53: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

18. Menjadi mata-mata pengawasan laut bersama RARE (upaya mengefektifkan POKMASWAS)

� pengawasan adalah setiap upaya dan atau tindakan yangbertujuan terciptanya tertib pelaksanaan peraturan perundang-undangan pengelolaan sdkp (terumbu karang)

� siswasmas (sistem pengawasan berbasis masyarakat) adalah sistem pengawasan yang melibatkan peran aktif masyarakat dalam mengawasi dan mengendalikan

pengelolaan dan pemanfaatan sdkp (dlm hal ini terumbu karang)

� masyarakat adalah masyarakat dan/atau kelompok masyarakat yang berpotensi ikut secara aktif dalam pengawasan sdkp (terumbu karang).

� pokmaswas (kelompok masyarakat pengawas) merupakan pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur tokoh agama, tokoh adat, lsm, nelayan,

petani ikan, serta masyarakat maritim lainnya.

Tujuan dan sasaran pengawasan

TUJUAN

� Meningkatnya ketertiban dan ketaatan dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDKP

� Mewujudkan parenserta masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian (WasDal) SDKP

SASARAN

� Menurunnya pelanggaran dalam pemanfaatan SDKP

� Menurunnya kerusakan fungsi ekosistem laut

� Terbentuknya kelompok masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam pengawasan (PokMasWas)

Sejatinya, kegiatan pengawasan dan pengendalian (wasdal) sumberdaya kelautan dan perikanan (SDKP) di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tidak terlepas dari

konsep Pengawasan secara keseluruhan. Sebagai bagian integral dari kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan, amanat pokok kegiatan pengawasan dan

Page 54: activity plan 24102010

pengendalian SDKP adalah turut mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan.

Pemanfaatan SDKP yang sangat tinggi di seluruh wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil seperti minyak, gas dan energi, perikanan, wisata bahari, industri kelautan,

bangunan kelautan, angkutan laut, serta jasa kelautan lainnya, termasuk eksploitasi harta karun/ barang berharga asal muatan kapal tenggelam (BMKT) yang mempunyai

nilai ekonomis dan nilai sejarah tinggi merupakan tantangan yang tidak ringan bagi pelaksanaan wasdal SDKP.

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 55: activity plan 24102010

19. Apa yang boleh ditangkap ? (upaya awal alternatif penghasilan)

Sebelum dilakukan pengembangan mata pencaharian

alternatif bagi masyarakat maka perlu dijawab beberapa

pertanyaan berikut:

. Bagaimana proyek akan menimbulkan dampak pada sumber pendapatan dan mata pencaharian?

. Bagaimana tingkat pendapatan masyarakat?

. Apakah ada mata pencaharian non-moneter lain sebagai sumber kehidupan?

. Apakah ada kendala dan peluang untuk meningkatkan pendapatan?

. Apakah tersedia lahan pengganti untuk kegiatan pertanian?

. Apakah mungkin meneruskan kegiatan pertanian?

. Berapa banyak masyarakat yang tidak mendapat kesempatan memperoleh kembali pekerjaannya semula?

. Apa keahlian yang dimiliki masyarakat?

. Jenis pelatihan apa yang dibutuhkan.masyarakat dan adakah kemampuan untuk mengembangkannya?

. Berapa masyarakat yang mempunyai kemauan untuk memulai usaha sendiri?

. Apakah ada kesempatan pekerjaan atau memperoleh pendapatan dari proyek investasi utama?

. Apakah pimpinan proyek mempunyai komitmen untuk memulihkan pendapatan di samping pemberian ganti rugi?

. Adakah program yang sedang berjalan mengenai peningkatan pendapatan atau pengembangan sumbersumber mata pencarian (misalnya, pengentasan

kemiskinan) di lokasi proyek?

Page 56: activity plan 24102010

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 57: activity plan 24102010

20. Naik kelas (Survey akhir, analisis dan Evaluasi tahunan)

Peserta Masyarakat Peserta Komunitas

Dinas

Peserta Aparat

Pemerintah Ketepatan Waktu Ketepatan Biaya Tipping Point

Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas Target Realitas

DAMPAK AWAL BERTAMBAH KETERANGAN

Pengetahuan

Sikap

Komunikasi Antar

Individu

Penyingkiran halangan

Perubahan Perilaku

Pengurangan

Ancaman

Target Konservasi

Page 58: activity plan 24102010

INDEKS

NO ACTIVITIES TAHAP WAKTU TEMPAT STAKEHOLDER

1 Olahraga di pantai bersama Tim RARE (menumbuhkan

kecintaan akan laut)

Kontempelasi

2 Berpetualang di pasar ikan bersama RARE (mengukur

overfishing)

Kontempelasi

3 Dokumentasi Ikan Karang setahun bersama RARE (mengukur

overfishing jilid 2)

Persiapan

4 Masak ikan kerapu bersama (kajian ichtyologi ikan karang) Persiapan

5 Snorkling bersama RARE (kajian ekologi ikan karang) Persiapan

6 "ikan kami hilang" (Mengkaji Konservasi Ikan bersama RARE) Persiapan

7 Mengunjungi site lain di RAREPLANET (kajian keberhasilan

dan kegagalan Kawasan Konservasi Lain)

Persiapan

8 Kepala tim kerja baru kami (rapat penguatan tim kerja RARE) Persiapan

9 Makan siang kami bersama Bapak Kepala Desa (upaya

konservasi SDL di desa)

Validasi

10 Jamuan minum teh (Diskusi Tim Kerja RARE dengan

Pemerintah Daerah)

Validasi

11 "aku suka kampanye ini" (membuat brosur, buku dan

spanduk kampanye)

Validasi

12 Jalan-jalan ke Desa sebelah bersama RARE (kajian di desa

kontrol)

Validasi

13 Drama indie (Membuat Film dan Lagu Konservasi ) Validasi

Page 59: activity plan 24102010

14 Guru konservasi kami di SD (kunjungan ke sekolah) Validasi

15 Janji kami masyarakat Desa (upaya pengefektifan dan atau

pembuatan PERDES)

Aksi

16 "Akan datang peraturan Baru di Kabupaten kami" (upaya

mendukung zonasi)

Aksi

17 "masukkan ke laut kembali ikan itu" (upaya mengadvokasi

Lisensi DKP Alor)

Aksi

18 Menjadi mata-mata pengawasan laut bersama RARE (upaya

mengefektifkan POKMASWAS)

Aksi

19 Kajian Budidaya Kerapu bersama RARE (upaya awal alternatif

penghasilan)

Aksi

20 Naik kelas (Survey akhir, analisis dan Evaluasi tahunan) N/A

CATATAN :

Kegiatan-kegiatan di atas bisa digabungkan menjadi satu untuk efisiensi jika memungkinkan secara teknis serta tidak mengurangi besaran manfaat dan peningkatan

indicatornya.