acara pidana 2

12
TINGKATAN LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

description

acara pidana 1

Transcript of acara pidana 2

TINGKATAN LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

Kekuasaan Kehakiman di Indonesia (UU No. 4 tahun 2004 Bab 1 pasal 1)Kekuasaan Kehakiman di Indonesia mempunyai arti yaitu Kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, semi terselengaranya Negara hukum Republik Indonesia.Kekuasaan Kehakiman di Indonesia meliputi tiga lembaga peradilan, yaitu :1. Mahkamah Agung ( UU No. 5 tahun 2004 )Mahkamah Agung adalah pengadilan negara tertinggi dari semua lingkungan peradilan, yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pemerintah, Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi. Susunan MA terdirin dari Pimpinan, Hakim Anggota, dan Sekretaris MA. Pimpinan MA terdiri dari seorang Ketua, dua Wakil Ketua, dan beberapa orang Ketua Muda, yang kesemuanya dalah Hakim Agung dan jumlahnya paling banyak 60 orang. Sedangkan beberapa direktur jendral dan kepala badan. Mahkamah Agung mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung, yaitu :A. Peradilan UmumPeradilan Umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Adapun kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh lembaga-lembaga berikut ini. Pengadilan TinggiPengadilan Tinggi merupakan pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di ibukota provinsi, dengan daerah hukum meliputi wilayah provinsi.

Pengadilan NegeriPengadilan Negeri adalah suatu pengadilan yang sehari-hari memeriksa dan memutuskan perkaratingkat pertama dari segala perkara perdata dan pidana untuk semua golongan yang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, dengan daerah hukum meliputi wilayah kabupaten/kota.B. Peradilan AgamaPeradilan Agama adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-Undang. Dalam lingkungan Peradilan Agama, kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh : Pengadilan Tinggi AgamaPengadilan Tinggi Agama merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Agama sebagai pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di ibu kota Provinsi. Pengadilan Negeri AgamaPengadilan Negeri Agama atau yang biasa disebut Pengadilan Agama merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.

C. Peradilan MiliterPeradilan Militer adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman mengenai kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan tindak pidana militer. Pengadilan dalam lingkungan militer terdiri dari : Pengadilan Militer UtamaPengadilan Militer Utama merupakan badan pelaksana kekuasaan peradilan di bawah Mahkamah Agung di lingkungan militer yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat banding perkara pidana dan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata yang telah diputus pada tingkat pertama oleh Pengadilan Militer Tinggi yang dimintakan banding.D. Pengadilan Militer TinggiPengadilan Militer Tinggi merupakan badan pelaksana kekuasaan peradilan di bawah Mahkamah Agung di lingkungan militer yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat pertama perkara pidana yang terdakwanya adalah prajurit yang berpangkat Mayor ke atas. Pengadilan MiliterPengadilan Militer merupakan badan pelaksana kekuasaan peradilan di bawah Mahkamah Agung di lingkungan militer yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat pertama perkara pidana yang terdakwanya adalah prajurit yang berpangkat Kapten ke bawah. Pengadilan Militer PertempuranPengadilan Militer Pertempuran merupakan badan pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan militer untuk memeriksa dan memutuskan perkara pidana yang dilakukan oleh prajurit di medan pertempuran

E. Peradilan Tata Usaha NegaraPeradilan Tata Usaha Negara adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara. Kekuasaan Kehakiman pada Peradilan Tata Usaha Negara dilaksanakan oleh : Pengadilan Tinggi Tata Usaha NegaraPengadilan Tinggi Tata Usaha Negara merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara pada tingkat banding yang berkedudukan di ibu kota Provinsi.

Pengadilan Tata Usaha NegaraPengadilan Tata Usaha Negara merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara pada tingkat pertama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.2. Mahkamah Konstitusi (UU No. 24 tahun 2003)Salah satu lembaga tinggi negara yang melakukan kekuasaan kehakiman (bersama Mahkamah Agung) yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Susunan MK terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, serta 7 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Hakim konstitusi harus memiliki syarat: memiliki intergritas dan kepribadian yand tidak tercela; adil; dan negarawan yang menguasai konstitusi ketatanegaraan.3. Komisi Yudisial (UU Nomor 22 Tahun 2004)Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Anggota komisi yudisial harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Komisi Yudisial terdiri dari pimpinan dan anggota. Pimpinan Komisi Yudisial terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang merangkap anggota. Komisi Yudisial mempunyai 7 orang anggota, yang merupakan pejabat negara yang direkrut dari mantan hakim, praktis hukum, akademis hukum, dan anggota masyarakat.

TUGAS DAN WEWENANG PENYIDIKTugas Dan Wewenang Penyidik1 mengawasi, mengkordinasi dan memberi petunjuk;2 pelaksana pada waktu dimulai penyidikan, dan memberi tahu kepada penuntut umum;3 pelaksana jika penyidikan dihentikan;4 pelaksana jika minta ijin atau lapor kepada ketua pengadilan jika melakukan penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan surat;5 pelaksana jika melakukan pemeriksaan tambahan jika diperlukan;6 dapat memberikan alasan baru untuk melakukan penuntutan dalam hal telah dilakukan penghentian penuntutan;7 pelaksana atas kuasa penuntut umum, mengirim berkas acara cepat ke pengadilan;8 pelaksana untuk menyampaikan amar putusan acara cepat kepada terpidana;9 menerima pemberitahuan jika tersangka dalam acara cepat mengajukan perlawanan.

Wewenang Penyidik : 1. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;2. melakukan tindakan pertama pada saat kejadian;3. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal tersangka;4. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;5. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;6. mengambil sidik jari dan memotret seorang;7. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;8. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;9. mengadakan penghentian penyidikan;10. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. Pasal 7 ayat (1).

Yang dimaksud dengan tindakan lain ialah meneliti identitas tersangka, barang bukti dengan memperhatikan secara tegas batas wewenang dan fungsi antara penyidik, penuntut umum dan pengadilan.Pasal 8 ayat (2-3) Penyidik menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum :a. pada tahap pertama penyidik hanya menyerahkan berkas perkara;b. dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum.Hubungan Antara penyidik,penyidik pembantu dan penuntut UmumTugas penyidik pembantu adalah membuat berita acara dan menyerahakn berkas perkara kepada penyidik, kecuali perkara dengan cara pemeriksaan singkat yang dapat langsung diserahkan kepada penuntut umum, kewenangan penyidik pembantu terdapat dalam Pasal 11 KUHAP yang menyatakan bahwa penyidik pembantu mempunyai kewenangan seperti yang tersebutkan dalam Pasal 7 ayat (1), kecuali mengenaipenahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan wewenang dari penyidik.Tugas Penyidik Adalah :1. Membuat berita acara tentang hasil pelaksanaan tindakannyaMenyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum atau jaksa, penyidik yangdari pegawai negeri sipil menyerahkan dengan melalui penyidik yang dari pejabatpolisi negara.Penyerahan berkas perkara meliputi dua tahap, yaitu:1. Penyidik hanya menyerahkan berkas perkara2. Dalam hal penyidik sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggungjawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum

Penuntut umum menuntut perkara tindak pidana yang terjadi dalam daerah hukumnya menurut ketentuan undang-undang. (Pasal 15).1. menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik pembantu; 2. mengadakan pra penuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan memperhatikan ketentuan :Pasal 110 ayat (3) yakni : Dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk dilengkapi, pe-nyidik wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk dari penuntut umum.Pasal 110 ayat (4) yakni : Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu 14 hari penuntut umum tidak mengambalikan hasil penyidikan atau apabila sebelum batas waktu tersebut berakhir telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari penuntut umum kepada penyidik.Jadi dari tugas dan wewenang mereka masing-masih sudah sangat jelas terlihat hubungan antara penyidik pembantu.penyidik dan penuntut umum yaitu :Tugas penyidik pembantu adalah membuat berita acara dan menyerahakn berkas perkara kepada penyidik lalu penyidik Membuat berita acara tentang hasil pelaksanaan tindakannya dan Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum atau jaksa, Penyidik hanya menyerahkan berkas perkara dalam hal penyidik sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggungjawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum