Acara 5 Mengenal Tanaman Obat-obatan

download Acara 5 Mengenal Tanaman Obat-obatan

of 40

Transcript of Acara 5 Mengenal Tanaman Obat-obatan

ACARA V

MENGENAL TANAMAN OBAT-OBATAN

Oleh: Nama NIM Kelompok Anggota : Muhamad Fahmi Faizal : A0A010043 :6 : Muhammad Denur Pratama Novi Cahyaningrum Umi Salamah Pebri Sribaskoro Muhamad Fahmi Faizal

(A0A010001) (A0A010003) (A0A010017) (A0A010037) (A0A010043)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2012

78

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tanaman Obat sebagai sebagai obat asli Indonesia, sudah ada sejak zaman nenek moyang kita (Nusantara) yaitu digunakan dalam upaya memelihara kesehatan dan mengobati penyakit, kemudian pengetahuan ini diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Pengetahuan tentang tanaman obat dari luar seperti india, China terdapat kemiripan dikarenakan letak geografis Nusantara di antara dua pusat kebudayan yaitu China dan India. Hubungan dagang dan penyebaran agama menjadi media penyaluran pengetahuan tentang tanaman obat. Sejak zaman kerajaan di Nusantara dari mulai Kutai Kartanegara, Sriwijaya, Majapahit sampai pada Kesultanan Mataram dan zaman VOC obat yang digunakan nenek moyang bangsa kita adalah tanaman obat. Pelajaran tentang obat modern di Indonesia berawal ketika didirikan Sekolah Dokter Djawa (STOVIA) tahun 1904 di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter dilingkungan mereka, pada zaman itu dimulai pelajaran tentang obat-obatan moderen dengan pendekatan kimiawi, sehingga pada saat itu pengobatan tradisionil mulai sedikit terlupakan. Sejak Dahulu masih banyak orang yang tertarik dan memakai tanaman obat sebagai pengobatan tradisionil dibuktikan dari masih adanya tulisan peninggalan nenek moyang seperti manuskrip 'Serat Centini' di Jawa dan 'Lontar Usada' di Bali dan dapat dijumpai di Keraton-keraton maupun di Pura lama.

B. Permasalahan dan Tujuan a. Permasalahan Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang79

berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati. Dalam penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, untuk mencuci/mandi, dihirup sehingga penggunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan (Esha, 2008). Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Obat tradisional dan tanaman obat banyak digunakan masyarakat menengah kebawah terutama dalam upaya preventif, promotif dan rehabilitatif. Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatip lebih aman dibandingkan obat sintesis. Walaupun demikian bukan berarti tanaman obat atau obat tardsional tidak memiliki efek samping yang merugikan, bila

penggunaannya kurang tepat. Agar penggunaannya optimal, perlu diketahui informasi yang memadai tentang kelebihan dan kelemahan serta kemungkinan penyalahgunaan obat tradisional dan tanaman obat. Dengan informasi yang cukup diharapkan masyarakat lebih cermat untuk memilih dan menggunakan suatu produk obat tradisional atau tumbuhan obat dalam upaya kesehatan (Katno, & S. Pramono, 2006). Adapun kelebihan dan kelemahan obat tradisional/tanaman obat: 1. Kelebihan Obat Tradisional Dibandingkan obat-obat modern, memang Obat

Tradisional/Tanaman Obat memiliki beberapa kelebihan, antara lain: efek sampingnya relatif rendah, dalam suatu ramuan dengan komponen

berbeda memiliki efek saling mendukung, pada sa tu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif. 1) Efek samping Obat T relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat Obat Tradisional/Tanaman Obat akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan tepat, baik takaran, waktu dan cara penggunaan, ketepatan

80

pemilihan bahan secara benar, ketepatan pemilihan TO/ramuan OT untuk indikasi tertentu. 2) Adanya efek komplementer dan at au sinergisme dalam ramuan obat tradisional/komponen bioaktif tanaman obat Dalam suatu ramuan OT umumnya terdiri dari beberapa jenis TO yang memiliki efek saling mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan. Formulasi dan komposisi ramuan tersebut dibuat setepat mungkin agar tidak menimbulkan kontra indikasi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling menunjang terhadap suatu efek yang dikehendaki. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan bahwa suatu formulasi terdiri dari komponen utama sebagai unsur pokok dalam tujuan pengobatan, asisten sebagai unsur pendukung atau penunjang, ajuan untuk membantu menguatkan efek serta pesuruh sebagai pelengkap atau penyeimbang dalam formulasi. Setiap unsur bisa terdiri lebih dari 1 jenis TO sehingga komposisi OT lazimnya cukup komplek. 3) Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi Zat aktif pada tanaman obat umunya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan satu tanaman bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder; sehingga memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek tersebut adakalanya saling mendukung (seperti pada herba timi dan daun kumis kucing), tetapi ada juga yang seakan-akan saling berlawanan atau kontradiksi (seperti pada akar kelembak). Kenyataan seperti itu disatu sisi merupakan keunggulan produk obat alam/TO/OT; tetapi disisi lain merupakan bumerang karena alasan yang tidak rasional untuk bisa diterima dalam pelayanan kesehatan formal. Terlepas dari itu semua, sebenarnya merupakan lahan subur bagi para peneliti bahan obat alam untuk berkiprah memunculkan fenomena ilmiah yang bisa diterima dan dipertangungjawabkan kebenaran, keamanan dan manfaatnya.

81

4) Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di Indonesia (bahkan di dunia) telah mengalami pergeseran dari penyakit infeksi (yang terjadi sekitar tahun 1970 ke bawah) ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif (sesudah tahun 1970 hingga sekarang). Hal ini seiring dengan laju perkembangan tingkat ekonomi dan peradaban manusia yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi dengan berbagai penemuan baru yang bermanfaat dalam pengobatan dan peningkatan kesejahteraan umat manusia. Akan tetapi timbul penyakit baru yang bukan disebabkan oleh jasad renik, melainkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan fatal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Penyakit ini dikenal dengan sebutan penyakit metabolik dan degeneratif. Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes (kecing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), asam urat, batu ginjal dan hepatitis; sedangkan penyakit degeneratif diantaranya: rematik (radang persendian), asma (sesak nafas), ulser (tukak lambung),

haemorrhoid (ambaien/wasir) dan pikun (Lost of memory). Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat alam/OT, walaupun penggunaanya dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman. 2. Kelemahan Produk Obat Alam / Obat Tradisional Disamping berbagai keuntungan, bahan obat alam juga memiliki beberapa kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional (termasuk dalam upaya agar bisa diterima pada pelayanan kesehatan formal). Adapun beberapa kelemahan tersebut antara lain: efek farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme. Menyadari akan hal ini maka pada upaya pengembangan OT ditempuh berbagai cara dengan pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga ditemukan OT yang telah teruji82

khasiat dan keamanannya, bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis; yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka Akan tetapi untuk melaju sampai ke produk fitofarmaka, tentu melalui beberapa tahap (uji farmakologi, toksisitas dan uji klinik) hingga bisa menjawab dan mengatasi berbagai kelemahan tersebut. Efek farmakologis yang lemah dan lambat karena rendahnya kadar senyawa aktif dalam bahan obat alam serta kompleknya zat balast/senyawa banar yang umum terdapat pada tanaman. Hal ini bisa diupayakan dengan ekstrak terpurifikasi, yaitu suatu hasil ekstraksi selektif yang hanya menyari senyawa-senyawa yang berguna dan membatasi sekecil mungkin zat balast yang ikut tersari. Sedangkan standarisasi yang komplek karena terlalu banyaknya jenis komponen OT serta sebagian besar belum diketahui zat aktif masing-masing komponen secara pa sti, jika memungkinkan digunakan produk ekstrak tunggal atau dibatasi jumlah komponennya tidak lebih dari 5 jenis TO. Disamping itu juga perlu diketahui tentang asal-usul bahan, termasuk kelengkapan data pendukung bahan yang digunakan; seperti umur tanaman yang dipanen, waktu

panen, kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman (cuaca, jenis tanah, curah hujan, ketinggian tempat dll.) yang dianggap dapat memberikan solusi dalam upaya standarisasi TO dan OT. Demikian juga dengan sifat bahan baku yang higroskopis dan mudah terkontaminasi mikroba, perlu penanganan pascapanen yang benar dan tepat (seperti cara pencucian, pengeringan, sortasi, pengubahan bentuk, pengepakan serta

penyimpanan). (Katno, & S. Pramono, 2006).

b. Tujuan 1. Mengetahui berbagai macam tanaman obat, 2. Mengetahui kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman obat, 3. Mengetahui cara mengkonsumsi dan bagian mana yang dikonsumsi pada tanaman obat tersebut.

83

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan 1. Alat : Kertas/buku, pensil, bolpoin, dan penggaris

2. Bahan : Spesies tumbuhan obat segar (purwoceng, lidah buaya, serai, tapak liman, tapak dara, rosella, kunyit, kencur, kumis kucing, dan mahkota dewa)

B. Prosedur Kerja 1. Ambil beberapa spesies tanaman obat (purwoceng, lidah buaya, serai, tapak liman, tapak dara, rosella, kunyit, kencur, kumis kucing, dan mahkota dewa) dalam keadaan segar dan utuh (battang, akar, daun, bunga atau buah), 2. Lakukan identifikasi terhadap tanaman obat tersebut, 3. Gambarlah tanaman obatnya, tuliskan nama tanaman (nama daerah dan nama latin), bagian tanaman (organ) yang digunakan sebagai obat, serta kandungan kimianya.

84

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Identifikasi Tanaman Obat-obatan Kandungan Senyawa Dikonsumsi Basah/Kering Bagian yang Dikonsumsi

No.

Gambar Preparat

1) Purwoceng 2) Nama latin: Pimpinella alpina 1. 3) Klasifikasi: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo : Apiales Family: Apiaceae Spesies: Pimpinella alpina Alkaloid, flavonoid, tannin, glikosida, limoneria, asam kafeat. Kering dan basah Akar dan daun

85

Asam amino 1) Lidah Buaya 2) Nama latin: Aloe vera 3) Klasifikasi: 2. Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Asparagales Family: Asphodelaceae Spesies: Aloe vera S. esensial, asam glutamate, asam aspartat, asam folat, kholin, kalsium, magnesium, besi seng dan kromium. Basah Daun (daging daun)

Geraniol, 3. sitronelol, minyak 1) Sereh 2) Nama latin: Andropogon narduslin 3) Klasifikasi: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: atsiri, sitral, sitronellal. Basah

Akar, batang dan daun

86

Spermatophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Poales Famili: Poaceae Spesies: Andropogon narduslin

1) Tapak Liman 2) Nama latin: Elephantopus staber 4. 3) Klasifikasi: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Asterates Famili: Asteraceae Spesies: Elephantopus staber L. Flavonoid lutedi n7- glikosida, elephantopin, stigmasterol, stigmaterol, lupeol. Basah Daun dan akar

87

1) Rosella 2) Nama latin: Hibiscus 5. sabdariffa 3) Klasifikasi: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Malvales Famili: Malvaceae Spesies: Hibiscus sabdariffa

Kalsium, protein, karbohidrat, glukosida, sodium, vitamin A dan C. Basah dan kering Bunga

Alkaloid, vinkristin, 6. vinrosiin, vinblastin, vinleurosin. 1) Tapak Dara 2) Nama latin: Catharanthus roseus Basah dan kering Bunga dan daun

88

3) Klasifikasi: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Gentianales Famili: Apocynaceae Spesies: Catharanthus roseus

Ortosifonin, garamkalium, zat 1) Kumis Kucing 7. 2) Nama latin: Orthosiphon stamineus 3) Klasifikasi: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Lamiales Famili: Lamiaceae lemak, minyak atsiri, saponin, garam kalium, sapofinin. Kering Daun, akar, dan bunga

89

Spesies: Orthosiphon stamineus

1) Mahkota Dewa 2) Nama latin: Phaleria macrocurpa 8. 3) Klasifikasi: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Myrtales Famili: Thymelaceae Spesies: Phaleria macrocurpa Alkaloid, saponin, flavonoid, tannin, fenol, lignin, sterol, minyak atsiri. Kering Buah, daun, biji, kulit buah dan daging buah

Kurkuminoid, desmetoksikunin 9. zingiberen, felandren, zat besi, fosfor. 1) Kunyit Basah dan kering Rimpang kunyit

90

2) Nama latin: Curcuma longa 3) Klasifikasi: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Zingiberales Famili: Zingiberaceae Spesies: Curcuma longa

1) Kencur 2) Nama latin: Kaempferia galanga L. 10. 3) Klasifikasi: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Zingiberales Famili: Zingiberaceae Spesies: Kaempferia galanga L. Minyak atsiri, asam metal kanil, asam cinnamic, ethylester, alkaloid dan gom. Basah Rimpang kencur

91

B. Pembahasan Pada praktikum ini, dilakukan identifikasi terhadap tanaman obat-obatan meliputi menggambar tanaman, identifikasi kandungan senyawa, identifikasi konsumsi basah/kering dan identifikasi bagian tanaman yang dikonsumsi. Tanaman obat tersebut yaitu tanaman Purwoceng, Lidah Buaya, Sereh, Tapak Liman, Tapak Dara, Kumis Kucing, Mahkota Dewa, Rosella, Kencur dan Kunyit. Praktikum Pengenalan tanaman obat-obatan dilaksanakan pada tanggal 21 November 2011. 1. Purwoceng Klasifikasi tanaman Purwoceng adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo : Apiales Family: Apiaceae Spesies: Pimpinella alpina Purwoceng merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang dikenal berkhasiat sebagai obat perkasa kaum lelaki. Karena itu, Purwoceng juga mendapat sebutan Viagra Jawa. Purwoceng sebenarnya tergolong tanaman langka, namun kini dapat diselamatkan dengan budi daya menggunakan metode kultur in vitro. Nama Latin purwoceng semula adalah Pimpinella pruacan, tapi kemudian direvisi menjadi Pimpinella alpina. Tumbuhan ini ditemukan di Pegunungan Alpen di Swiss, pada ketinggian 2.000-3.000 meter di atas permukaan laut. Mengenai tempat tumbuh Purwoceng di Indonesia semula dikenal tumbuh liar di kawasan Dieng pada ketinggian 2.000-3.000 m dpl. Namun menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (1987), sebaran tanaman purwoceng di Indonesia kini meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

92

Seluruh bagian tanaman purwoceng dapat digunakan sebagai obat tradisional, terutama akar. Akarnya mempunyai sifat diuretika dan digunakan sebagai aprosidiak (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 1987), yaitu khasiat suatu obat yang dapat meningkatkan atau menambah stamina. Pada umumnya tumbuhan atau tanaman yang berkhasiat sebagai aprosidiak mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin, dan senyawa-senyawa lain yang berkhasiat sebagai penguat tubuh serta memperlancar peredaran darah. Di Indonesia tumbuhan atau tanaman obat yang digunakan sebagai aprosidiak lebih banyak hanya berdasarkan kepercayaan dan pengalaman (Hernani dan Yuliani 1991). Penggunaan tanaman obat dibidang pengobatan pada prinsipnya tetap didasarkan pada prinsip-prinsip terapi seperti pada penggunaan obat moderen. Oleh karenanya informasi kandungan senyawa aktif tanaman obat mutlak diperlukan. Umumnya tanaman obat jarang memiliki bahan senyawa tunggal, sehingga sulit untuk memastikan kandungan aktif mana yang berkasiat untuk pengobatan penyakit tertentu. Misalnya khasiat akar tanaman purwoceng (Pimpinella alpina) yang diketahui dari pengalaman-pengalaman orang kemudian berkembang menjadi image berkasiat sebagai aprodisiak, ternyata mengandung turunan dari senyawa sterol, saponin dan alkaloida (Caropeboka dan Lubis, 1985). Sidik, et al. (1985) mengatakan bahwa akar purwoceng mengandung turunan senyawa kumarin yang digunakan dalam industri obat modern, tetapi bukan untuk aprodisiak melainkan untuk anti bakteri, anti fungi dan anti kanker. Hernani dan Yuliani (1990) mengatakan bahwa bahan aktif purwoceng terbanyak terletak pada bagian akarnya. Tanaman purwoceng mempunyai kandungan bahan yang bersifat aprodisiak menyebabkan keberadaannya semakin dicari orang. Pada mulanya, tanaman purwoceng digunakan oleh penduduk disekitar pegunungan Dieng (daerah asalnya) hanya untuk pemeliharaan kesehatan atau peningkatan derajat kesehatan. Namun sejalan dengan perkembangan penelitian dan isu yang dihembuskan, tanaman ini berkembang menjadi komoditas yang sangat

93

laku jual sebagai bahan aprodisiak, bahkan kini telah dipopulerkan oleh masyarakat dan Kelompok Tani setempat dengan sebutan Viagra Jawa. Keberadaan tanaman yang semakin langka disebabkan selain karena terdesak oleh pesatnya permintaan, juga karena pengadaannya memerlukan waktu. Atas dasar kelangkaan dan isu aprodisiak tersebut harga yang terjadi sekarang sangat tinggi.

2. Lidah Buaya Tanaman lidah buaya (Aloe vera) lebih dikenal sebagai tanaman hias dan banyak digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan dan kosmetika, baik secara langsung dalam keadaan segar atau diolah oleh perusahaan dan dipadukan dengan bahan-bahan yang lain. Tanaman lidah buaya termasuk keluarga liliaceae yang memiliki sekitar 200 spesies. Dikenal tiga spesies lidah buaya yang dibudidayakan yakni Aloe sorocortin yang berasal dari Zanzibar (Zanzibar aloe), Aloe barbadansis miller dan Aloe vulgaris. Pada umumnya banyak ditanam di Indonesia adalah jenis barbadansis yang memiliki sinonim Aloe vera linn (Suryowidodo, 1988). Jenis Aloe yang banyak dikenal hanya beberapa antara lain adalah Aloe nobilis, Aloe variegata, Aloe vera (Aloe barbadansis), Aloe feerox miller, Aloe arborescens dan Aloe schimperi (McVicar, 1994). Klasifikasi tanaman Lidah Buaya adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Asparagales Family: Asphodelaceae Spesies: Aloe vera S. Lidah buaya banyak dimanfaatkan dalam perawatan kesehatan dan kecantikan serta pengobatan. Pemakaiannya dapat secara internal maupun eksternal. Secara internal lidah buaya dikonsumsi dalam bentuk juice yang

94

diramu dengan berbagai bahan tambahan seperti madu, gula atau asam. Untuk pemakaian secara eksternal, gel lidah buaya dioleskan pada bagian tubuh yang memerlukan atau ditempelkan pada dahi, pelipis atau perut. Pemakaian secara eksternal antara lain untuk menyuburkan rambut, perawatan kulit, obat luka dan antimikroba. Sedangkan pemakaian secara internal digunakan sebagai minuman kesehatan, obat batuk dan pilek, dan berbagai penyakit lainnya (Yuliani dkk, 1996). Khasiat dari tanaman lidah buaya ini antara lain ialah menyembuhkan luka bakar dan merangsang regenerasi kulit (McVicar, 1994). Sudarto (1997), menambahkan bahwa khasiat lidah buaya yang lain adalah menyembuhkan memar, bisul, menguatkan dan menyuburkan rambut, menghaluskan kulit, obat mata, membersihkan gigi, mengeluarkan cacing (antelmintik), mengeluarkan dahak (ekspektoran) dan menyembuhkan batuk. Bagian dari tanaman ini yang dimanfaatkan sebagai bahan obat dan kosmetik adalah bagian daunnya yang berdaging. Daun lidah buaya mengandung getah dan daging buah. Getah pada daun mengandung aloin berupa barbaloin (sejenis glikosid antrakinan) dan daun yang berisi pulp (gel) mengandung asam trisofan, glukomanan, asam amino dan vitamin serta mineral (Suseno, 1993). Kekayaannya akan bahan yang dapat berfungsi sebagai bahan kosmetik, obat dan pelengkap gizi menjadikan lidah buaya sebagai tanaman ajaib, konon tidak ada tanaman lain yang menguntungkan kesehatan selengkap yang dimiliki tumbuhan ini. Disamping itu ada kelebihan lain yang dimiliki yaitu kemampuannya untuk meresap dalam jaringan kulit. No. 1. 2. 3. 4. 5. Lignin Saponin Asam Salisilat (komponen seperti aspirin) Hormon (Auxins dan Giberellins) Antrakuinon terdiri dari aloe emodin, Kandungan Kimia Manfaat mampu menembus dan meresap ke dalam kulit agar terjaga kelembabannya mempunyai aktifitas antiseptik dan pembersih sebagai penghilang rasa sakit mengurangi rasa sakit akibat luka dan anti inflamatory bahan dasar obat yang

95

Asam aloetic, Alion, Anthracine, Antranol, Barbaloin, Asam chrysophanat, Emodin, minyak Ethereal, ester asam sinamat, Isobarbaloin, Resistanol. Mineral seperti Ca, K, Na, Mg, Mn, Zn, Cu, Fedan Cr.

6.

mempunyai sifat sebagai antibiotik, antibakterial, antifungi, dan penghilang rasa sakit. Berinteraksi dengan vitamin dan trace elemen lainnya mendukung fungsi tubuh bagi kesehatan Diperlukan untuk fungsi metabolisme tubuh dan sebagai antiksidan Untuk memenuhi kebutuhan metabolism tubuh Membantu proses metabolisme dan pencernaan tubuh, sebagai katalisator dan membantu penyerapan gizi Membantu penyusunan protein, pembentukan jaringan baru, mengganti selsel tubuh yang rusak dan tua

7.

Vitamin A, B1, B2, B6, cholin, asam folat, vitamin C, vitamin E Gula terdiri dari monosakarida (glukosa dan fruktosa), polisakarida (glukomanan/polymannose) Enzim : Alliase, alkalline phosphatase, amylase, carboxypeptidase, catalase, cellulase, lipase, peroxidase

8.

9.

10.

Asam amino : terdiri dari 20 dari 22 asam amino yang dibutuhkan manusia dan 7 dari 8 asam amino esensial

3. Sereh Sereh/serai merupakan salah satu jenis rumput-rumputan yang sudah sejak lama dibudidayakan di Indonesia, sejenis tanaman rumput yang beraroma dan mempunyai rimbunan daun yang lebat. Sereh banyak gunanya, selain sebagai bumbu dapur juga dapat dibuat minyak (minyak sereh), dan juga sebagai obat gosok atau pewangi pada sabun mandi. Klasifikasi sereh: Kingdom Subkingdom Superdivision Division Class : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Liliopsida

96

Subclass Order Family Genus Species

: Commelinidae : Cyperales : Poaceae : Cymbopogon : Cymbopogon winterianus

Untuk menghasilkan minyak sereh murni digunakan cara ekstraksi untuk mendapat campuran alkohol dengan minyak sereh dan destilasi untuk memisahkan campuran minyak sereh dengan alkohol. Sifat khas yang dimiliki adalah tajam dan menghangatkan. Sitronella tipe Jawa Cymbopogon winterianus Jowitt (Andropogon nardus Java de Jong) dengan nama lokal maha penggiri, juga dikenal dengan nama lokal rumput winter (winters grass). Sereh yang biasa kita kenal banyak digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai bumbu dapur, penyedap masakan dan kue, serta sebagai pemberi bau harum pada beberapa minuman panas seperti serbat, bajigur dan bandrek. Sereh banyak digunakan dalam masakan melayu , Indonesia dan Thailand antara masakan yang menggunakan sereh ialah tomyam, rendang dan kerabu. Khasiat dari Cymbopogon winterianus adalah anti inflamasi, diaforetik, antipiretik (penurun panas), dan analgesik. Adapun kegunaan sereh yang lainnya adalah : a. Daun 1) Mencuci bau hanyir pada daging. 2) Daun serai yang dibalut dengan besi atau batu panas digunakan untuk tuaman dan bertungku pada kawasan urat saraf yang lemah, penyakit bisa otot-otot, sendi, mengecutkan rahim yang bengkak, memecahkan lendir, darah dan angin. 3) Daun serai dan jintan hitam digiling untuk di jadikan paste untuk ditempel di dahi untuk melegakan sakit kepala. Campuran pada rempah ratus untuk di jadikan paste bagi merawat bengkak-bengkak sendi dan otot. 4) Air rebusan daun serai digunakan untuk air mandian.

97

b. Akar dan Batang 1) Membantu mengobati masalah sakit perut dan memecahkan gumpalan angin serta melepaskan angin melalui dubur (kentut) dan mulut (sendawa). 2) Dapat membantu mengimbangkan kestabilan hormon. 3) Menambah aroma hidangan serta membantu meringankan keadaan keracunan makanan. 4) Campuran dengan rempah ratus mempunyai khasiat untuk kesehatan dalam tubuh 5) Membantu melawaskan dan melancarkan pembuangan air kecil. Berdasarkan nilai gizi, sereh termasuk dalam klas 1 yaitu Hijauan kering dan jerami. Kandungan sereh adalah serat kasar tinggi @ 18 % BK, abu 19,9 22,9 %, PK 4,5 5,5 %, EE 1,4 1,7%, BETN 27,8 39,9%. Selain itu sereh juga mengandung geraniol 15,6%; theral 21,9%; myrcene 14,0%; geranial 39,3%; thymol 40,1%; E-phelladrene 21,1%; F-cymene 32,1%; G-terpinine 15,1%; H-terpinine 21,5% dan lemon 14,1%. Komponen sereh terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), (a-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, -felandren, psimen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4?ol, aterpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat,

geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, -elemen, kariofilen, -bergamoten, transmetilisoeugenol, -kadinen, elemol, kariofilen oksida. Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%).

4. Tapak Liman Tapak liman merupakan tanaman jenis rumput-rumputan yang tumbuh sepanjang tahun, berdiri tegak, berdaun hijau-tua. Daun rendahan berkumpul membentuk karangan di dekat akar-akar, dengan tangkai yang pendek; bentuknya panjang sampai bundar telur, berbulu, bentuknya besar sekitar 4 35 x 2 7 cm. Bunganya berwarna merah-ungu, terbagi menjadi lima bagian

98

dan mulai muncul sekitar bulan April sampai Oktober. Bunganya mekar antara Jam 13 14 siang, dimana bunganya siap untuk dibuahi oIeh serangga, dan sekitar jam 16 bunga telah tertutup kembali.Bunganya berwarna ungu dan tumbuh dari jantung daun. Pada tumbuhan ini terjadi pembuahan dini. Akar pada tanaman ini besar, kuat dan berbulu seperti pohon sikat. Tapak liman (Elephantopus scaber) dikenal sebagai tanaman liar yang mudah dijumpai di tegalan, lereng pegunungan, atau di bantaran kali. Sifatnya yang mudah tumbuh menjadikan tumbuhan bersosok tegak dan berdaun hijau tua dengan tepi bergelombang ini bisa dibudidayakan sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut (dpl). Seluruh bagian tanaman ini, yakni daun, akar, dan batang tanaman dapat digunakan sebagai obat tradisional. Salah satunya sebagai pemacu gairah seksual sehingga tanaman ini dikenal dengan sebutan Viagra Jawa. Pasalnya, tanaman ini mengandung senyawa stigmaterol yang membentuk hormon progesteron, hormon pemacu gairah. Di samping sebagai pembangkit gairah, tanaman ini juga berkhasiat untuk melancarkan air seni, melancarkan peredaran darah, menyembuhkan berbagai jenis radang (termasuk radang rahim alias keputihan), antianemia, pembersih darah, antikanker, mengatasi perut kembung, beri-beri, disentri, digigit ular, batuk seratus hari, hingga hepatitis. Daun tapak liman mengandung epifrielinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol, dotriacontan-l-ol, lupeol acetat, deoxyelephantopin, dan isodeozyelephantopin, sedangkan di bagian bunganya terdapat kandungan luteolin-7-glucoside. Senyawa deoxyelephantopin inilah yang merupakan senyawa antitumor, penghilang radang akibat bakteri, antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus, penyebab keputihan. Secara tradisional, tanaman ini digunakan dalam bentuk segar dan kering (simplisia). Setelah dibersihkan, tapak liman segar cukup direbus dan dicampur dengan bahan tertentu untuk mendapatkan khasiatnya. Beberapa Ramuan Tapak Liman:

Kurang darah (anemia)

99

Satu genggam daun tapak liman dicuci hingga bersih. Tumbuk dan tambahkan air matang setengah cangkir. Kocok satu butir kuning telur dengan satu sendok makan madu. Lalu, campurkan kedua bahan tersebut. Minum ramuan satu kali sehari selama satu minggu.

Cacar air Temulawak berukuran dua jempol tangan dikupas dan dipotong-potong. Satu jari kencur dikerik, satu jari jahe dan satu jari kunyit dikupas dan dipotong-potong. Dua pohon tapak liman seutuhnya dicuci dan potongpotong. Satu sendok teh asam kawak. Satu sendok makan gula merah disisir halus. Rebus semua bahan, kecuali gula merah, dengan empat gelas air di api kecil hingga air menyusut sampai setengahnya. Minum ramuan ditambah dengan gula merah, tiga kali sehari masing-masing setengah gelas.

Demam akibat terlalu lelah Rebus satu genggam daun tapak liman, satu genggam pegagan segar, dua jari temulawak yang telah dikupas dan dipotong-potong, satu sendok teh adas manis, dan satu jari pulosari dengan empat gelas air hingga menjadi dua gelas. Minum ramuan setengah gelas, tiga kali sehari.

Demam biasa Cuci bersih satu lembar daun pepaya muda, lima lembar daun waru muda, setengah genggam daun sembung kering, dua pohon tapak liman seutuhnya, tiga pohon kecil meniran segar, satu genggam pegagan segar, satu jari pule, dan satu jari kayu manis. Rebus semua bahan dengan empat gelas air hingga tersisa setengahnya. Minum tiga kali sehari, masingmasing setengah gelas.

Keputihan Satu pohon tapak liman segar seutuhnya dicuci bersih dan dipotongpotong. Ambil seperempat genggam sambiloto, seperempat genggam meniran, tiga lembar daun sirih, satu jari kunyit, dan satu jari temu kunci. Rebus semua bahan dengan empat gelas air sampai menyusut setengahnya. Minum tiga kali sehari dengan dosis setengah gelas.

Nyeri haid

100

Satu pohon tapak liman seutuhnya dicuci bersih dan dipotong-potong. Potong-potong dua jari temulawak, satu genggam daun sambang colok, satu sendok teh asam lama, satu jari kunyit, dan sisir halus satu sendok makan gula merah. Rebus semua bahan dalam empat gelas air di api kecil hingga menjadi setengahnya. Minum tiga kali sehari sebanyak setengah gelas.

5. Rosella Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) adalah tanaman dari keluarga sejenis kembang sepatu. Konon tanaman ini berasal Afrika dan Timur Tengah. Tanaman perdu ini bisa mencapai 3-5 meter tingginya. Jika sudah dewasa, tanaman ini akan mengelurakan bunga berwarna merah. Bagian bunga dan biji inilah bermanfaat baik untuk kesehatan. Menurut DEP.KES.RI.No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100 gr rosella mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2. Kandungan lainya adalah kalsium 486 mg, omega 3, Magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti lysine dan agrinine. Bunga rosella juga kaya akan serat yang bagus untuk kesehatan saluran pencernaan. Tanaman yang berkembang biak dengan biji ini bermanfaat baik untuk kesehatan. Stamina tubuh akan meningkat jika minum the rosella, masuk akal karena di rosella mengandung vitamin C dan mineral esensial yang cukup tinggi. Vitamin C rosella juga dipercaya mampu menangkal radikal bebas penyebab kanker. Kalsium yang tinggi dapat mencegah keropos tulang. Sedangkan zat-zat tertentu di dalam rosella mampu meremajakan sel tubuh serta melindungi tubuh dari inveksi kuman dan virus. Jika Anda ingin membuat the rosella, ambil sekitar 3-4 kuntum bunga rosella segar/yang sudah dikeringkan, cuci bersih dan belah dua. Seduh dengan 200 ml air panas, aduk sambil sedikit di tekan-tekan kelopak bunganya hingga air berwarna merah, saring. Tambahkan 1 sdm air jeruk nipis dan 3 sdm madu. Sajikan hangat. Bunga rosella juga dapat dijadikan bahan baku selai, warnanya yang merah menyala, menghasilkan selai yang menyehatkan dan berwarna cantik.

101

Anda memerlukan 250 g kuntum bunga rosella, 1 sdm tepung maizena, air 150 ml, gula pasir 150 g, air jeruk lemon/nipis 3 sdm, 1/4 sdt vanilla pasta dan sdt garam halus. Cara membuatnya; Blender bunga rosella dengan air dan tepung maizena hingga halus. Angkat. Tuang ke dalam panci, tambahkan gula dan air. Masak hingga mendidih, masukkan jeruk nipis, pasta vanili dan garam. Masak hingga tekstur saus mengental. Angkat. Simpan di dalam stoples kedap udara. Rosella mengandung banyak elemen penting baik untuk

kesehatan.Kandungan gizi dan nutrisi dalam 100 g ekstrak Rosella adalah: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Kalori Lemak Lemak jenuh Kolesterol Sodium Total Karbohidrat Gula Serat Protein Kalsium Vitamin C Vitamin A Kandungan Jumlah 147,12 Kcal 0g 0g 0g 21,89 mg 36,64 g 34,48 g 0g 0,14 g 13,06 mg 214,68 mg 113,46 mg

6. Tapak Dara Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah, umumnya ditanam sebagai tanaman hias. Tapak dara bisa tumbuh di tempat terbuka atau terlindung pada bermacam-macam iklim, ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl. Terna atau semak, menahun, tumbuh tegak, tinggi mencapai 120 cm, banyak bercabang. Batang bulat, bagian pangkal berkayu, berambut halus, warnanya merah tengguli. Daun tunggal, agak tebal, bertangkai pendek,

102

berhadapan bersilang. Helai daun elips, ujung runcng, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, kedua permukaan daun mengkilap dan berambut halus. Perbungaan majemuk, keluar dari ujung tangkai dan ketiak daun dengan 5 helai mahkota bunga berbentuk terompet, warnanya ada yang putih, merah muda atau putih dengan bercak merah di tengahnya. Buahnya buah bumbung berbulu, menggantung, berisi banyak biji berwarna hitam. Perbanyakan dengan biji, setek batang atau akar. Sifat dan Khasiat Herba sedikit pahit rasanya, sejuk, agak beracun (toksik), masuk meridian hati, peluruh kencing (diuretik), menurunkan tekanan darah (hipotensif), penenang (sedatif), menyejukkan darah, penghenti perdarahan (hemostatis), serta menhilangkan panas dan racun. Sedangkan akar tapak dara berkhasiat sebagai peluruh haid. Kandungan Kimia Herba mengandung lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 biindole alkaloid. Komponen antikanker, yaitu alkaloid seperti vincaleukoblastine (vinblastin = VLB), leurosidin dan katarantin, Alkalod yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) antara lain leurosin, katarantin, lochneri, tetrahidroalstonin, vindolin dan vindolinin. Sedangkan akar tapak dara mengandung alkaloid, saponin, flafonoid dan tanin. Bagian yang Digunakan Herba dan akar. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. Indikasi Herba berkhasiat mengatasi:

Tekanan darah Tinggi (hipertensi) Kencing Manis (diabetes mellitus) Kencing sedikit (oliguria) Hepatitis Perdarahan akibat turunnya jumlah trombosit (primary thrombocytopenic purpua)

103

Malaria Sukar buang air besar (sembelit) Kanker: penyakit Hodgkin"s, chorionic epithelioma, leukimia limfositik akut, leukimia monostik akut, limfosarkoma an retikum sel sarkoma.

Akar berkhasiat mengatasi:

haid yang tidak teratur

Cara Pemakaian Herba 6 15 g direbus dalam 5 gelas air hingga tersisa 2 gelas dengan api kecil. Setelah dingin, disaring lalu diminum beberapa kali hingga habis dalam sehari. Untuk pemakaian luar, daun segar ditambah beras secukupnya lalu ditumbuk halus sampai seperti bubur. Balurkan pada luka yang tersiram air panas. Contoh Pemakaian Darah tinggi, kencing manis, leukemia limfositik akut.(br) Daun tapak dara segar sebanyak 15g direbus dalam 5 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, hasilnya diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.

7. Kumis Kucing Kumis kucing tumbuh liar di sepanjang anak sungai dan selokan atau ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat dan dapat ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna, tahunan, tumbuh tegak, tinggi 50-150 cm. Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang, berambut pendek atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat telur, elips atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, tipis, panjang 2-10 cm, lebar 1-5 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung percabangan, berwarna ungu pucat atau putih, benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah berupa buah kotak, bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam. Kumis kucing dapat diperbanyak dengan biji atau setek batang.

104

Sifat dan Khasiat Herba kumis kucing rasanya manis sediit pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan panas dan lembab, serta menghancurkan batu saluran kencing. Kandungan Kimia Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, mioinositol dan sinensetin. Kalium berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin berkhasiat antibakteri. Bagian yang Digunakan Bagian yang digunakan adalah herba, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Indikasi Herba kumis kucing digunakan untuk pengobatan: Infeksi ginjal akut dan kronis Infeksi kandung kencing (sistitis) Kencing batu Sembaba karena timbunan cairan di jaringan (edema) Kencing manis (diabetes mellitus) Tekanan darah tinggi (hipertensi) Rematik gout

Cara Pemakaian Rebus 30-60 g herba kering atau 90-120 g herba segar, lalau minum air rebusannya. Herba kumis kucing yang kering ataupun yang segar juga bisa diseduh, lalu diminum seperti teh. Contoh Pemakaian Infeksi ginjal, sebab karena timbunan cairan dalam jaringan, hipertensi. Cuci herba segar kumis kucing, herba daun sendok, rumput lidah ular, masing-masing 30g, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersesa satu

105

gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Infeksi saluran kencing, sering buang air kecil (sedikit dan anyanganyangan). Sediakan herba segar daun kumis kucing, meniran dan akar alang-alang masing-masing 30g, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, potong-potong seperlunya, kemudian rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Seteelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing gelas. Kencing Batu: Cuci 90g herba kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air. Biarkan mendidih sampai tersisa 750 cc. Setelah dingin minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian. Lakukan setiap hari sampai sembuh. Kencing Manis: Cuci daun kumis kucing dan sambiloto segar masingmasing 7 lembar, 3/4 jari batang brotowali, lalu potong-potong seperlunya. Rebus semua bahan dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 2 gelas. Selanjutnya dinginkan dan saring. Ramuan ini dapat diminum pagi dan sore gari, masing-masing 1 gelas. 1/2 jam sebelum makan. Meskipun ramuan ini rasanya pahit, jangan ditambah madu ataupun air gula.

8. Mahkota Dewa Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) sistematika dan klasifikasinya adalah: Divisi : Spermatopyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas Bangsa Famili (Suku) : Dicotyledoneae : Thymalaeales : Tymelaeaceae

Genus (Marga) : Phaleria Spesies (Jenis) : Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.

Mahkota dewa merupakan tanaman perdu yang batang, daun, dan buahnya sangat ampuh untuk menaklukkan berbagai penyakit karena mengandung antioksidan yang tinggi, namun bijinya sangat beracun.

106

Tanaman ini merupakan tanaman obat yang sedang popular karena daun dan buahnya dianggap mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Misalnya : penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, lever, kanker, sakit jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, sakit ginjal, alergi, berbagai macam penyakit kulit, mengatasi ketergantungan obat, insomnia, paru-paru, sirosis hati, meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap influenza. Dalam daun dan kulit buah mahkota dewa terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin. Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim. Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin. Cara Pemanfaatan Mahkota Dewa Buah mahkota dewa merupakan bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya. Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Bagian ini dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati. Sudah tentu untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh racik dan ramuan instan. Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan

107

daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya. Wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan kehamilan yang masih muda. Resep Untuk Menjinakkan Kanker Pada orang dewasa, untuk mengobati kanker (payudara atau rahim) yang tidak terlalu parah atau sekadar upaya pencegahan, cukup gunakan satu sendok makan ramuan instan yang diseduh dengan segelas air minum. Minum sehari dua kali, pagi dan sore hari. Mengendalikan Diabetes Untuk mencegah atau mengobati penyakit diabetes yang tidak terlalu serius diperlukan 3 - 5 potong teh racik mahkota dewa yang direbus dalam tiga gelas air bersama tiga lembar daun salam. Perebusan dilakukan hingga air tinggal setengahnya. Ramuan ini diminum tiga hari sampai seminggu sekali. Sedangkan untuk mengobati diabetes parah kita merebus dengan cara yang sama: sesendok teh racik mahkota dewa dan tiga lembar daun salam. Ramuan diminum tiga kali sehari. Kandungan Mahkota Dewa Dari penelitian diperoleh data bahwa daun dan kulit mahkota dewa mengandung alkaloid, saponin, flanoida, minyak atsiri, dan tanin. DR Regina Sumastuti, farmakolog dari Fakultas Kedokteran UGM menemukan kandungan zat kimia antara lain zat antihistamin yang mampu mencegah alergi. Di samping tanaman ini bersifat sebagai axytosin dan sintosinon yang merangsang kerja otot rahim yang memudahkan proses melahirkan selama persalinan. Buah Mahkota Dewa mengandung zat-zat aktif seperti : a. Alkaloid berfungsi sebagai detoksifikasi yang dapat menetralisir racunracun di dalam tubuh. b. Saponin menjadi sumber anti-bakteri dan anti-virus,

108

meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, mengurangi penggumpalan darah.

c. Flavanoid melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner, mengandung anti-inflamasi (anti-radang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan. d. Polifenol berfungsi sebagai anti-histamin (anti-alergi)

9. Kunyit Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak memiliki manfaat, di antaranya sebagai bumbu masak (terutama kare), pewarna makanan, minuman, tekstil dan kosmetik. Tanaman ini telah dikenal sejak lama di Indonesia dan penggunaannya cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat pola hidup dewasa ini yang cenderung moderen dengan gejala serba instan, menjadikan penyakit yang berkembang di masyarakat juga beragam. Dalam sepuluh tahun terakhir, banyak penyakit yang mencuat di masyarakat di antaranya aids, kanker, flu burung dan bahkan gejala pikun dini. Kondisi ini membuat masyarakat mulai berfikir untuk mencari pengobatan alternatif secara konvensional di samping pengobatan moderen. Salah satu tanaman obat yang berpeluang sebagai pengganti pengobatan kimiawi yang dapat memperlam-at datangnya penyakit pikun adalah kunyit. Penggunaan tanaman ini biasanya berupa bubuk atau tepung kunyit yang diracik ke dalam bumbu masak. Rimpang kunyit sangat ber-manfaat sebagai

109

antikoagul-an, menurunkan tekanan darah, obat cacing, abat asma, penambah darah,obat sakit perut, diare, usus buntu dan rematik. Selain ber-khasiat dalam pengobatan, rimpang kunyit juga banyak digunakan untuk bahan pewarna, bahan campuran kosmetika, bakterisida, fungisida dan stimulan. Khasiat dari Kunyit antara lain untuk membuat tonikum,

menyembuhkan radang tenggorokan, obat memar dan keseleo, obat nyeri pinggang, obai diare, pembersih darah bagi wanita melahirkan, menurunkan tekanan darah tinggi, pencahar, obat penyakit kuning dan obat gangguan maag termasuk asam lambung tinggi. Nyeri pada lambung umumnya disebabkan oleh tukak pada selaput lendir lambung, karena produksi asam lambung yang berlebihan. Beberapa kasus bahkan tukak mengeluarkan darah dan mengakibatkan penderita muntah darah. Tukak dapat menembus dinding usus, karenanya dapat terjadi peradangan selaput perut. Nyeri lambung umumnya menahun dengan rasa sakit yang bisa hilang-timbul berganti. Rasa sakit seperti menggigit-gigit pada daerah lambung akan menjalar ke punggung. Cara Pemakaian Dengan cincang dua rimpang kunyit seukuran ibu jari, direbus sampai mendidih dengan 1,5 gelas air sekitar 15 menit. Kemudian disaring untuk diminum tiga kali sehari sampai nyeri lambung tidak ada lagi. Jika anda merasa pahit maka dapat dicampur dengan madu atau gula merah. Cara lain bisa digunakan dengan menghaluskan kunir yang sudah bersih dengan beberapa alat, dijemur kering, sehingga menjadi bubuk kunir. Ambil satu sendok teh, tuangi air mendidih setengah gelas dan aduk. Kemudian saring untuyk diambil airnya, tambahkan madu, dan minum. Fitokimia Rimpang Kunyit Senyawa kimia utama yang ter-kandung di dalam rimpang kunyit adalah minyak atsiri dan kurkumi-noid. Minyak atsiri mengandung senyawa seskuiterpen alkohol, tur-meron dan zingiberen, sedangkan kurkuminoid mengandung senyawa kurkumin dan turunannya (berwarna kuning) yang meliputi desmetoksi-kurkumin dan bidesmetoksikurku-min. Selain itu

110

rimpang juga mengandung senyawa gom, lemak, protein, kalsiun, fosfor dan besi.

10. Kencur Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka. Klasifikasi kencur: Kerajaan : Plantae Divisi Kelas Ordo Famili : Magnoliophyta : Liliopsida : Zingiberales : Zingiberaceae

Upafamili : Zingiberoideae Genus Spesies : Kaempferia : K. galanga

Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang 5) dengan susunan berhadapan, tumbuh menggeletak di atas permukaan tanah. Bunga majemuk tersusun setengah duduk dengan kuntum bunga berjumlah antara 4

111

sampai 12 buah, bibir bunga (labellum) berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan. Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan setengah ternaungi. Nama Lokal : Kencur (Indonesia, Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh), Kencor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur, Sukung (Minahasa), Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), Cekir (Sumba). Kandungan Kimia : Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom. Penggunaan Untuk Obat : 1. Radang Lambung

Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah; Cara menggunakan: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian minum 1 gelas air putih, dan diulangi sampai sembuh.

2. Radang Anak Telinga

Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan biji buah pala. Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2 sendok air hangat;

Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung.

3. Masuk Angin

Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuat: kencur dikuliti bersih. Cara menggunakannya: kencur dimakan dengan garam secukupnya, kemudian minum 1 gelas air putih. Dapat dilakukan 2 kali sehari.

4. Sakit Kepala

Bahan: 2-3 lembar daun kencur. Cara membuat: daun kencur ditumbuk sampai halus. Cara menggunakannya: dioleskan (sebagai kompres/pilis) pada dahi.

112

5. Batuk a. Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring.

Cara menggunakan : diminum dengan ditambah garam secukupnya.

b. Bahan : 1 rimpang kencur sebesar ibu jari.

Cara membuat : kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah; Cara menggunakan : airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap pagi secara rutin.

6. Diare a. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring.

Cara menggunakan : diolsekan pada perut sebagai bedak.

b. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.

Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah garam secukupnya.

Cara menggunakan : dioleskan pada perut sebagai bedak.

7. Memperlancar haid

Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh tua, adas pulawaras secukupnya.

Cara membuat : kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.

Cara menggunakan : diminum sekali sehari 2 cangkir.

8. Mata Pegal

Bahan : 1 potong rimpang Cara membuat : kencur dibelah menjadi 2 bagian. Cara menggunakan : permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata.

9. Keseleo

Bahan : 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air.

113

Cara membuat : kedua bahan tersebut dipipis dan air secukupnya. Cara menggunakan : dioleskan/digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak.

10. Menghilangkan Lelah

Bahan : 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 biji cabai merah.

Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.

Cara menggunakan : diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk orang pria dapat ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya.

114

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil praktikum dapat disimpulkan : 1. Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati. 2. Dalam penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, untuk mencuci/mandi, dihirup, direbus, dikeringkan sehingga penggunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.

B. Saran Seharusnya asisten dosen menjelaskan materi praktikum pengenalan tanaman obat yang pelan dan jelas.

115

DAFTAR PUSTAKA

Esha. 2008. Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan. (http://indonesianherbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untuk-pengobatan.html). Diakses Minggu, 18 Desember 2011, pukul 00:53 WIB. Setyo, R. 2008. Purwoceng, Viagra From Java. (http://jamu-

erotis.blog.com/1906233/). Diakses Minggu, 18 Desember 2011, pukul 01:16 WIB. ___________, 2011. Khasiat Tanaman Serai. Diakses

(http://udechi.blogspot.com/2011/08/khasiat-tanaman-serai.html). Minggu, 18 Desember 2011, pukul 01:36 WIB.

Katno, & Pramono S. 2006. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu. Fakultas Farmasi, UGM. ____________. _____. Sereh (Cymbopogon winterianus. (http://fpk.unair.ac.id). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 00:34 WIB. Diah, I., & Purbani, E. 2007. Ragam Khasiat Tapak Liman. (http://www.agrinaonline.com/index.php). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 00:44 WIB. ____________. 2007. Tapak Liman. (http://tanamanherbal.wordpress.com/). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 00:49 WIB. Sutomo, B. 2007. Manfaat Teh Bunga Rosella. (http://budiboga.blogspot.com/). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 01:16 WIB. Dalimartha, S. 2008. Tapak Dara (Catharanthus roses).

(http://togaye.itgo.com/tapak.html). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 01:14 WIB.

116

Dalimartha,

S.

2008.

Atlas

tumbuhan

Obat

Indonesia.

(http://togaye.itgo.com/tapak.html). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 01:18 WIB. ____________. 2009. Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa).

(http://itcreamy.blogspot.com/2009/04/mahkota-dewa-phaleria-macrocarpa.html). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 01:20 WIB. Yunan, S. 2011. Kunyit Papua Obat Sakit Asam Lambung (Maag) Dasyat. (http://www.shalimow.com/kesehatan/kunyit-papua-obat-sakit-asam-lambungmaag-dahsyat.html). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 01:29 WIB. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 2010. Manfaat Kunyit Sebagai Penguat Daya Ingat.

(http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=55:manfaat-kunyit-sebagai-penguat-daya-ingat-antialzheimer&Itemid=9). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 01:26 WIB. _____________. 2010. Manfaat Kencur.

(http://www.koranjitu.com/lifestyle/kuliner/rahasia%20dapur/index.php). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 02:14 WIB. _____________. 2010. Manfaat Kencur Untuk Pengobatan.

(http://www.smallcrab.com/kesehatan/108-kencur-dan-manfaatnya). Diakses pada tanggal 22 Desember 2011, pukul 02:10 WIB.

117