acara 4 ekstraksi kafein
-
Upload
candra-puspitasari -
Category
Documents
-
view
221 -
download
8
description
Transcript of acara 4 ekstraksi kafein
ACARA IV
EKSTRAKSI KAFEIN
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara IV. Ekstraksi Kafein ini adalah :
1. Mendapatkan kafein yang teerkandung dalam bahan pangan dengan cara
ekstraksi menggunakan pelarut etanol, aseton, dan kloroform.
2. Menghitung kadar kafein dalam bahan pangan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Bahan
Kafein merupakan alkaloid alami yang ditemukan dalam biji kopi,
daun teh, biji coklat dan tanaman lainnya. Itu mungkin zat kimia yang
paling sering dikonsumsi di dunia. Ditemukan di berbagai produk
minuman yang umum, dan menyebabkan sakit kepala dan kehilangan
kesadaran (Nawrot, 2003).
Kafein merupakan alkaloid yang terdapat dalam teh, kopi, coklat,
kola, dan beberapa minuman penyegar lainnya. Kafein dapat berfungsi
sebagai stimulant dan beberapa aktivitas biologis lainnya. Kandungan
kafein dalam teh relatife lebih besar daripada yang terdapat dalam kopi,
tetapi pemakaian teh dalam minuman juga lebih encer. Tidak disangkal
lagi, minuman penyegar popular karena daya stimulasinya terhadap pusat
susunan syaraf. Setiap orang berbeda kepekaanya terhadap kafein.
Beberapa kecurigaan terhadap pengaruh kafein terhadap pengaruh kafein
terhadap ibu yang sedang mengandung sudah diungkapkan, yaitu dapat
menyebabkan kelahiran bayi yang cacat. Kadar kafein dalam secangkir teh
adalah 30 mg, secangkir kopi 85 mg, dan Coca – Cola mg/ botol
(Winarno, 2002).
Kandungan daun teh, air 9,51%, bahan nitrogen 24,50%, theine
(caffeine) 3,58%, minyak eteris 0,68%, lemak, hijau daun, lilin sebesar
6,39%, dextrin sebesar 6,44% (Siswoputranto, 1978).
Kadar kafein dalam teh hijau berbeda dengan kafein dalam kopi.
Teh hijau mengandung kafein berkisar 3 – 5 %. Banyaknya kandungan
kafein dalam teh atau kopi dipengaruhi oleh banyak fkctor, seperti
varietas, tempat tumbuh, ukuran (mesh) yang digunakan untuk menggiling
kopi atau memotong – motong daun teh, serta metode dan lamanya
brewing atau perendaman. Makin panjang waktu fermentasi daun teh,
kandungan kafein juga makin tinggi (Winarsi, 2009).
Kandungan kafein pada biji kopi sebenarnya merupakan salah satu
nilai penting dari komoditi dan minuman kopi, yang memberikan gairah
atau rangsangan kegiatan bagi peminumnya . Kafein merupakan zat yang
diperlukan tubuh dalam jumlah – jumlah yang tergantung masing – masing
orangnya. Kafein justru dicampurkan pada minuman Coca – Cola
diperlukan dalam industri farmasi untuk campuran beberapa obat – obatan
(Siswoputranto, 1993).
Alkohol, fenol, dan tiol. Alkohol mungkin merupakan senyawa
organik yang paling dikenal oleh para mahasiswa. Etil alkohol atau etanol
sudah diketahui dan digunakan sejak zaman dahulu ; karena senyawa ini
merupakan hasil fermentasi anaerob dari karbohidrat yang terdapat dalam
tumbuhan. Zat ini digunakan secara luas dalam rumah tangga sebagai
pelarut berbagai obat – obatan (tingsur) dan kosmetika, dan merupakan
minuman ‘alkohol’ nya minuman beralkohol (Pine, 1988).
2. Tinjauan Teori
Secara sederhana ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses
pemindahan satu komponen atau lebih dari satu fase ke fase lainnya.
Namun dibalik definisi sederhana tersimpan kerumitan yang cukup besar.
Pemisahan berkebalikan dengan instuisi termodinamik, karena entropi
diperoleh melalui pencampuran bukan pemisahan. Metode ekstraksi
dikembangkan berdasarkan perpindahan menuju keseimbangan sehingga
kinetika perpindahan massa tidak terabaiakan (Majid, 2010).
Faktor - Faktor yang mempengaruhi ekstraksi adalah sebagai
berikut : 1. Suhu operasi, semakin suhu tinggi laju zat terlarut oleh pelarut
semakin tinggi dan laju difusi pelarut ke dalam serta luar padatan semakin
tinggi pula. 2. Waktu ekstraksi, lamanya waktu ekstraksi mempengaruhi
volume ekstrak yang diperoleh. 3. Ukuran, bentuk dan kondisi partikel
padatan juga mempengaruhi jadi semakin kecil ukuran partikel berarti
permukaan luas kontak antara partikel dan pelarut semakin besar, sehingga
waktu ekstraksi akan semakin cepat. Dan yang terakhir adalah jenis pelarut
yang digunakan (Nasir, 2009).
Keberhasilan proses ektraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
adapun faktor - faktor tersebut anatar lain kurang bahan baku, keadaan
bahan baku, waktu ekstraksi. Dan juga sebuah proses hidrodifusi akan
berlangsung lambat jika bagian tanaman atau daun dari tanaman dibiarkan
utuh. Ini berarti ukuran daun sebagai bahan baku harus diperkecil sebelum
diekstraksi (Moeksin, 2008).
Ektraksi soxhlet adalah salah satu instrument yang digunakan
untuk mengekstrak suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan
dalam instrument ini adalah untuk mengekstrak senyawa yang
kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut tertentu, maka biasannya metode
filtrasi. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah
salah satu model ekstraksi (pemisahan/ pengambilan) yang menggunakan
pelarut selalu baru dalam mengekstraksnya sehingga terjadi ekstraksi yang
kontinyu dengan adannya jumlah pelarut konstan yang juga dibanyu
dengan pendingin balik / kondensor (Anonim1, 2012).
C. Metode Percobaan
1. Alat
a. Soxhlet
b. Pendingin balik
c. Beaker glass
d. Cawan penguap
e. Bunsen
f. Corong pemisah
g. Desikator
h. Panci stainless steel.
i. Kertas saring
2. Bahan
a. Teh
b. Kopi
c. Etanol
d. MgCl
e. Aquades
f. H2SO4
g. Khloroform
h. NaOH
i. Aseton
3. Cara Kerja
Dimasukkan 100 ml etanol ke dalam labu pada soxhlet
Dipanaskan dengan pendingin balik selama 1 jam sampai cairan di air dalam bahan
Setelah itu pindahkan cairan yang ada dalam labu pada soxhlet e dalam cawan penguap dan tambahkan 2,5 gram MgCl lalu panaskan di atas bunsen dan menguapkannya hingga kering.
Ditambahkan 63 ml aquades dan menyaringnya
Ditimbang 8 gram teh dan 8 gram kopi lalu memasukkannnya dalam soxhlet
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1. Hasil Percobaan dan Perhitungan Ekstraksi Kafein dari Kopi
SHIFT 1 2Jenis Sampel Kopi Kopi
Warna Awal Sampel Cokelat Tua (Gelap) Cokelat Tua (Gelap)Warna Akhir Sampel Bening Kekuningan Bening KekuninganBerat Awal Sampel 8 gram 8 gramBerat Beker Glass 64,2335 gram 63,4132 gram
Berat Beker Glass + Crude Kafein
64,2662 gram 63,4068 gram
Kadar Kafein % 0,358% -0,080%Sumber : Laporan Sementara
Pembahasan
Pada acara IV Ekstraksi kafein ini, sebenarnya akan dilakukan
percobaan dengan dua bahan ektrak, yaitu teh dan kopi. Namun dalam
aplikasinya pada acara IV ini ekstraksi dengan bahan baku teh tidak berjalan
dengan bagus sehingga shift 1 dan 2 menggunakan bahan baku yang sama
yaitu, kopi.
Ditambahkan 1,5 ml H2SO4 pada filtrat yang dihasilkan dan menguapkannya lagi hingga volume menjadi 1/3 volume mula-mula
Ditambahkan 40 ml khloroform dan memasukkan ke dalam corong pemisah lalu mengocoknya. Menambahkan 1,5 ml NaOH.
Pindahkan larutan bagian bawah ke dalam beker glass, menguapkannya lalu menyublimasikannya dengan pemanasan api kecil hingga mendapatkan crude kafein.
Hitung kadar kafein dalam bahan pangan dengan rumus :
% kafein dalam bahan = (massa kafein : berat awal) x 100 %
Ekstraksi pada percobaan ini menggunakan soxhlet, ekstraksi soxhlet
adalah suatu satu instrument yang digunakan mengekstrak suatu senyawa. Dan
umumnya metode yang digunakan dalam instrument ini adalah untuk
mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut tertentu,
maka biasannya metode filtrasi. Adapun demikian, prinsip kerja dari
ekstraktor soxhlet adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/
pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraksnya
sehingga terjadi ekstraksi yang kontinyu dengan adannya jumlah pelarut
konstan yang juga dibanyu dengan pendingin balik / kondensor.
Metode soxhlet ini dipilih karena pelaurt yang digunakan lebih sedikit
(efisiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan sifom tetap tinggal dalam
labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengestrak sampel selalu baru
dan meningkatkan laju eksrtasi. Penagas pada soxhket dinyalakan, sehingga
dimulailah penguapan etanol/ aseton yang berada di labu pada soxhlet
kemudian uap aseton/ etanol melewati teh hijau atau kopi, uap tersebut beserta
teh hijau atau kopi diembunkan oleh pendingin balik atau kondensor yang
daliri air pendingin lalu menetes memasuki tabung sempit, penanda 1 siklus.
Ketika tabung sempit ini penuh dan pelarut beserta sampel yg sudah larut
didalamnya menggerojok kembali lagi ke labu asal pelarut dan begitu
seterusnya. Setelah sirkulasi ektraksi menggunakan soxhlet selesei cairan yang
ada di labu soxhlet dipindahkan ke cawan penguap dan ditambahkan MgCl.
Kemudian dipanaskan di atas pemans dan menguapkannya hingga kering.
Setelah itu larutan mengental, kemudian larutan kental ini ditambahkan
aquades kemudian disaring dan larutn menjadi berwarna coklat muda lalu
pada larutan ini diberi H2SO4. Pemberian H2SO4 ini pada larutan berkafein
(alkaloid) merupakan cara pengambilan kafein (alkaloid) yang efektif karena
ph kafein dapat stabil dengan adannya H2SO4 ini kafein lebih terpisah dari
cmpuran zat lain. Setelah itu larutan diuapkan lagi sehingga volumnya
menjadi 1/3 vol mula - mula kemdian larutan kafein ini ditambahkan klorfom
dan dimasukkan ke corong pemisah. Setelah itu dikocok berlahan dan
ditambahkan NaOH untuk untuk meninggikan ph sehingga proses ekstrasi
pun juga smakin besar. Kemdian terlihat lapisan yang terpisah, lapisan atas
berwarna coklat tua dan lapisan bawah bewarna bening kekuningan lalu
lapisan bawah diambil dan dpanaskan lagi untk mendapatkan crude kafein.
Penambahan aseton, etanol dan juga klorofom adalah sebagai pelarut.
Pada ekstraksi kopi pelarut yang digunakan adalah aseton. Aseton dan pelarut
lainnya seperti etanol digunakan untuk ekstraksi karena mempunyai titik didih
yang rendah sehingga mudah menguap ketika akan dipisah dengan zat
terlarutnya. Dan penambahan H2SO4 digunakan sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi.
Pada percobaan ini pada sampel teh mengalami kegagalan sehingga
percobaan tidak dapat diteruskan. Pada tabel 4.1 Hasil Percobaan dan
Perhitungan Ekstraksi Kafein dari Kopi mula – mula pada sampel kopi berat
sampel adalah 8 gram setelah dilakukan percobaan dan perhitungan, kelompok
praktikum shift 1 mndapatkan hasil ladar kafein sebanyak 0,358%. Pada
percobaan shift 2, hasil kadarnya berharga minus 0.080%. Hasil negatif ini
terjadi karena saat baker glass masih panas, sudah dimasukkan ke dalam
neraca analitik dan lngsung diukur beratnya, padahal seharusnya menunggu
bakker glass dingin terlebih dahulu. Baker galss yang panas kehilangan
sebagian kecil massanya, dan menyebabkan data pada perhitungan mnjadi
minus.
Keberhasilan proses ektraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor. adapun
faktor - faktor tersebut anatar lain kurang bahan baku, keadaan bahan baku,
waktu ekstraksi. Dan juga sebuah proses hidrodifusi akan berlangsung lambat
jika bagian tanaman atau daun dari tanaman dibiarkan utuh. Ini berarti ukuran
daun sebagai bahan baku harus diperkecil sebelum diekstraksi (Moeksin,
2008).
E. Kesimpulan
1. Proses ekstraksi adalah proses pemindahan suatu komponen atau lebih dari
suatu fase ke fase lainnya.
2. Pada percobaan IV Ekstraksi kafein ini digunakan ekstraksi soxhlet.
3. Etanol dan aseton berfungsi sebagai pelarut karena titik didihnya rendah
sehingga mudah menguap saat akan dipisahkan dengan zat terlarut.
4. Penambahan H2SO4 berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi.
5. Pada percobaan IV ini didapatkan kadar crude kafein -0,08% dan
0,3587%.
6. Kadar kafein dalam kopi lebih besar daripada kadar kafein dalam teh.
7. Keberhasilan proses ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,
kurang bahan baku, kualitas atau keadaan bahan baku, dan juga waktu
ektraksi.
8. Pada percobaan ini ada data presentase kafein yang berharga minus (-
0,08%) hal itu terjadi karena karena saat baker glass masih panas, sudah
dimasukkan ke dalam neraca analitik dan lngsung diukur beratnya,
padahal seharusnya menunggu bakker glass dingin terlebih dahulu. Baker
galss yang panas kehilangan sebagian kecil massanya, dan menyebabkan
data pada perhitungan mnjadi minus.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2012. Ekstraksi. http://id.wikipedia.org/wiki/. Diakses pada Hari Sabtu tanggal 7 April 2012 pukul 21.00 WIB.
Hery Winarsi, 2009. Antioksidan Alami & RAdikal Bebas. .Kanisius : Yogyakarta.
Majid, Nugraha Thariq, Nurkholis. 2010. Pembuatan Teh Rendah Kafein Melalui Proses Ekstraksi Dengan Pelarut Etil Asetat.
Moeksin, Rosdiana, Anna Fetriana, A Maharanti. 2008. Pengambilan Minyak Astiri Dari Daun Sambung Nyawa Dengan Metoda Ekstraksi. Jurnal Sriwijaya No. 3 Vol. 17.
Nasir, Subriyer, Fitriyanti, Hilma Kamila. 2009. Ekstraksi Dedak Padi Menjadi Minyak Mentah Dedak PAdi Dengan Menggunakan Pelarut n-Hexane Dan Etanol. Jurnal Rekayasa Sriwijaya No. 1 Vol. 1.
Nawrot P, S Jordan, Eastwood, J Rostein, A Hugenholtz, M Feeley. 2003. Effect of Caffeine on human health. Food additives and Contaminants, Vol. 20, No. 1, 1-30.
Pine, Stanley H, James B, Donald J, George J. 1988. Kimia Organik Terbitan Keempat. Penerbit ITB : Bogor.
Siswoputranto, P S. 1978. Perkembangan Teh Kopi Coklat International. PT Gramedia : Jakarta.
Siswoputranto, P S. 1993. Kopi International Dan Indonesia. Kanisius : Yogyakarta.
Winarno, F G. 2002. Kimia Pangan Dan Gizi. PT Gramedia : Jakarta.