Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

12

Click here to load reader

Transcript of Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

Page 1: Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

LAPORAN PRAKTIKUMHIDROLOGI

ANALISA CURAH HUJAN WILAYAH

Oleh :

Dedi Setiawan (A1H007007)Martha R.R. (A1H007026)Tunas Adi S (A1H007042)Mardianto Wibowo (A1H007047)Anissa Rosa S. (A1H008019)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2011

Page 2: Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi tempat kita berpijak sebgian besar adalah air. Air yang ada

dimanfaatkan oleh mahluk hidup di bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari baik untuk minum, mencuci, mandi dan masih banyak yang lainnya.

Air yang kita gunakan sehari-hari telah menjalani siklus meteorik yaitu telah

melalui proses penguapan dari laut maupun sungai lalu mengalami kondensasi di

atmosfer dan kemudian menjadi hujan yang turun ke permukaan bumi tersebut

ada yang langsung mengalir di permukaan bumi (run off) dan ada yang meresap

ke bawah permukaan bumi (infiltration).

Proses terjadinya siklus air inilah yang kemudian disebut siklus hidrologi,

dimana air terus mengikuti siklusnya. Air yang ada di permukaan bumi kemudian

menguap menuju ke langit dan berkumpul membentuk awan,hingga awan sampai

pada titik jenuh lalu meneteskan air ke bumi. Inilah yang disebut air hujan,curah

hujan ini merupakan unsur iklim yang mempunyai variasi terbesar baik itu variasi

sebaran waktu dan variasi sebaran tempat.

Besar curah hujan yang terukur dan tercatat oleh sebuah alat penakar hujan

merupakan kejadian hujan lokal yang mewakili wilayah tidak luas. Sebaran hujan

dalam suatu wilayah tergantung pada tipe hujan dan kondisi lahan, Oleh karena itu

perlu pengelolaan data curah hujan agar dapat dimanfaatkan bagi kepentingan

manusia dan alam. Penentuan hujan wilayah yang berdasarkan pada beberapa

penakar hujan akan menghasilkan data yang lebih baik. Praktikum kali ini kami

akan melakukan analisa curah hujan wilayah.

B. Tujuan

1. Praktikan dapat menentukan curah hujan wilayah.

2. Praktikan dapat mempelajari hubungan curah hujan dengan rencana

kegiatan irigasi dan drainase.

Page 3: Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya pergerakan

dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah ermukaan bumi, tentang

sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan

kehidupan. Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke udara setiap tahun.

Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer kubik – naik dari samudera.

Tetapi sebanyak 62.000 kilometer kubik ditarik dari darat, menguap dari danau,

sungai dan tanah lembab dan yang terpenting, dikeringkan dari permukaan daun

tetumbuhan hidup (Sosrodarsono, 1987).

Proses ini disebut evapotranspirasi (evaporasi dan transpirasi). Dari air

yang naik ke atmosfir, sebagian besar 296.000 kilometer kubik langsung jatuh

kembali ke samudera.Sebanyak 38.000 kilometer kubik lainnya jatuh ke tanah,

tetapi mengalir ke sungai besar dan kecil dan dikembalikan ke samudera dalam

hari, atau paling lambat dalam beberapa pekan. Sisanya yang sebanyak 62.000

kilometer kubik meresap ke dalam tanah dan tersedia untuk ikut ambil bagian

dalam proses kehidupan tetumbuhan dan binatang (Seyhan, 1990).

Air hujan yang terjadi memiliki berbagai macam tipe yaitu berdasarkan

terjadinya yaitu siklonal, zenithal, orografis, frontal dan muson. Adapun tipe

hujan di daerah tropis yaitu hujan konvektif, hujan frontal dan hujan orografis.

Hujan yang terjadi antara daerah satu dengan yang lainnya berbeda, inilah yang

disebut hujan wilayah. Penyusunan suatu rancangan pemanfaatan dat hujan

diperluan data rerata curah hujan di daerah tersebut, curah hujan daerah

dinyatakan dalam m. Sebaran hujan dalam suatu wilayah tergantung pada tipe

hujan dan kondisi lahan (Sosrodarsono, 1987).

Oleh karena itu kerapatan pemasangan penakar hujan pada suatu wilayah

harus memperhatikan hujan dan kondisi wilayah. Penentuan hujan wilayah yang

berdasarkan pada beberapa penakar hujan yang tersebar di wilayah itu akan

semakin baik data yang dihasilkan. Data ini yang kemudian akan dianalisis hujan

wilayahnya, ada 2 metode yang dapat digunakan yaitu metode poligon Thiessen

dan Isohit (Hidayat, 2008).

Page 4: Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :

Alat tulis - Data curah hujan Laptop Kertas planimeter Penggaris

B. Prosedur Kerja

1. Siapkan data curah hujan.

2. Lakukan pengolahan analisis curah hujan dengan menggunakan laptop

dengan menggunakan metode Thiessen, metode Isohiet,.

3. Lalu menggambarnya di kertas planimeter.

Page 5: Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Praktikum yang telah kami lakukan kali ini yaitu tentang analisis curah

hujan wilayah. Praktikum ini untuk mengetahui hubungan curah hujan dengan

rencana kegiatan irigasi dan drainase. Adapun hasil yang kami dapat sebagai

berikut:

Page 6: Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

V. KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan

Praktikum yang telah kami lakukan yaitu tentang analisis curah hujan

wilayah, akhirnya kami mendapatkan kesimpulan yaitu :

1. Curah hujan merupakan unsur iklim yang mempunyai variasi sebaran

tempat dan sebaran waktu.

2. Curah hujan digunakan untuk menentukan besarnya curah hujan wilayah,

baik untuk basis harian, bulanan maupun tahunan.

3. Kerapatan pemasangan penakar hujan pada suatu wilayah tergantung pada

tipe hujan dan kondisi lahannya.

4. Ada 2 metode yang digunakan untuk menentukan hujan wilayah yaitu

metode poligon Thiessen dan metode Isohit.

B. Saran

Praktikum yang telah kami lakukan yaitu tentang analisis curah hujan

wilayah. Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Pa Masrukhi yang telah

membimbing dan memberikan petunjuk dalam melaksanakan praktikum hidrologi

ini, kami jadi lebih mengerti. Kami pun mohon maaf apabila selama praktikum

berlangsung banyak hal yang kurang berkenan di hati.

Page 7: Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

B. Pembahasan

Praktikum yang telah kami lakukan yaitu tentang analisa curah hujan

wilayah. Curah hujan merupakan unsur iklim yang mempunyai variasi besar baik

sebaran waktu dan sebaran tempat. Curah hujan yang terjadi di suatu wilayah

disebut curah hujan wilayah satuan dalam mm. Besar curah hujan yang terukur

dan tercatat oleh alat penakar hujan digunakan untuk perancangan pemanfaatan

dan rancangan pengendalian banjir di wilayah itu.

Metode yang digunakan untuk menentukan hujan wilayah yaitu metode

poligon Thiessen dan model Isohit. Kami menghitung data curah hujan suatu

wilayah dengan menggunakan 2 metode. Adapun hasil perhitungan sebagai

berikut:

1. Metode Thiessen

Metode ini dilakukan pada daerah yang mempunyai distribusi penakar

hujan yang tidak seragam dengan mempertimbangkan faktor besar luasan dari

masinag-masing penakar. Caranya stasiun penakar hujan diplot pada sebuah peta

wilayah lalu hubungkan tiap penakar hujan pada peta dengan garis tegak lurus

antara penakar hujan pada peta dengan garis tegak lurus antara penakar

berdekatan. Gambar garis tegak,lurus yang ditarik melalui tengah-tengah garis

tadi sehingga membentuk poligon,yang merupakan batas wilayah yang

dipengaruhi oleh penakar hujan bersangkutan. Luas poligon dihitung dengan

menggunakan planimeter.

2. Metode Isohiet

Metode ini yaitu lokasi stasiun hujan dan besarnya curah hujan diplot

pada sebuah peta wilayah. Pada peta ini dibuat garis kontur yang menghubungkan

tempat-tempat yang mempunyai ketinggian/ketebalan hujan yang sama. Cara

menggambar isohiet yaitu hubungan masing-masing stasiun terdekat dengan garis

lurus, tentukan titik-titik pada garis tersebut yang mempunyai ketebalan hujan

yang sama (dengan skala proporsional antar dua stasiun), tarik garis yang

menghubungkan titik titik yang mempunyai ketebalan hujan yang sama besar,

tebal hujan rerata dua isohiet dihitung dengan membagi dua jumlah nilai isohit

berdekatan dan luas antara dua isohit dihitung dengan menggunakan planimeter.

Page 8: Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

Upaya menunjang rancangan pekerjaan irigasi dan drainase serta

pengontrolan banjir maka jumlah air yang mengalir perlu diketahui secara pasti.

Jika mungkin jumlah tersebut dapat langsung diukur. Akan tetapi jika tidak harus

digunakan cara lain yaitu secara tidak langsung dengan memperhitungkan data-

data curah hujan yang ada. Jumlah curah hujan yang jatuh pada suatu periode

dinyatakan dalam satuan ketinggian dan mencakup pada suatu bidang horizontal

dengan luas tertentu.

Data curah hujan juga sering dipakai untuk memperkirakan besar curah

hujan yang jatuh di daerah sekitarnya. Akan tetapi jika daerah yang diwakili

makin luas, maka angka perkiraan akan memiliki kesalahan yang makin besar.

Oleh karena secara statistik data curah hujan bervariasi menurut ruang dan waktu,

maka dalam menganalisa frekuensi terjadinya curah hujan bervariasi menurut

waktu dan ruang maka dalam menganalisis frekuensi terjadinya curah hujan harus

memperhatikan ruang dan waktu tersebut. Debit aliran yang mengalir adalah

volume aliran yang mengalir pada suatu penampang persatuan waktu.

Page 9: Acara 1 Analisis Curah Hujan Wilayah

DAFTAR PUSTAKA

Sosrodarsono, Suyono. 1987. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta, PT. Pradnya Paramita.

Seyhan, Ersin. 1990. Dasar – Dasar Hidrologi. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Hidayat, Fathoni. 2008. Potensi Sumber Daya Air Bawah Tanah Berdasarkan Sifat Kelistrikan Bumi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengolahan DAS. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Dunne, T. dan L.B. Leopold. 1978. Field Studies of Hill Slope Flow Processes. Dalam Hillslope Hydrology. M.J. Kirkby (ed.). John wiley & Sons. 389 hal.

Knapp, B.J. 1978. Infiltration and storage of soil water. Dalam Hillslope Hydrology. M.J. Kirkby (ed.). John wiley & Sons. 389 hal.

Seyhan, E. 1990. Dasar – Dasar Hidrologi. Penerjemah Sentot Subagyo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.