Acan 1
-
Upload
christopher-washington -
Category
Documents
-
view
469 -
download
3
Transcript of Acan 1
HUBUNGAN NON-LINEAR
Ada empat macam bentuk fungsi non-linear yang paling sering dijumpai dalam
analisi ekonomi merupakan titik perhatian, yaitu:
1. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat adalah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalh
pangkat dua.Bentuk umum dari persamaan fungsi kuadrat adalah y = a + bx +cx ,
c≠0. Gambar dari suatu fungsi kuadrat dapat berupa salah satu dari empat
kemungkinan bentuk potongan kerucut: lingkaran, elips, hiperbola, atau parabola.
Gambar Potongan Kerucut
Lingkaran
Elips
Parabola
H iperbola
8
1.1 Identifikasi Persamaan Kuadrat
Bentuk yang umum untuk suatu persamaan kuadrat ialah:
Dari bentuk yang lebih umum ini,dapat diidentifikasikan gambar atau kurva
dari persamaannya yakni sebagai berikut:
Jika p =0 dan a =b, ≠0, kurvanya sebuah lingkaran
Jika – 4 ab ‹ 0, kurvanya sebuah elips
Jika – 4 ab › 0, kurvanya sebuah hiperbola
Jika – 4 ab = 0, kurvanya sebuah parabola
Apabila p = 0 dengan kata lain dalam persamaan kuadrat tersebut tidak
terdapat suku yang mengandung xy, bentuk yang lebih umum tadi berkurang
menjadi:
Bardasarkan bentuk dengan kasus khusus ini, identifikasinya menjadi
sebagai berikut:
Jika , kurvanya sebuah lingkaran
Jika , tetapi bertanda sama, kurvanya berbentuk elips
Jika a dan b berlawanan tanda, kurvanya sebuah hiperbola
Jika atau b = 0, tetapi tidak keduanya, kurvanya sebuah parabola
1.2 Lingkaran
Lingkaran-secara geometri-adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak
tetap terhadap suatu titik tertentu yang disebut pusat. Jarak titik-titik tersebut
terhadap pusat disebut jari-jari lingkaran. Bentuk umum persamaan lingkaran
yaitu:
Bentuk baku rumus lingkaran yaitu:
Jadi,
Dengan memanfaatkan rumus ini, pusat dan jari-jari lingkaran akan lebih
mudah dan cepat diketahui.
Contoh :
Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran 3 x² + 3 y² – 24x -18 -33 = 0. tentukan juga perpotongan pada masing-masing sumbu koodinatnya.x² + 3 y² – 24x -18 -33 = 0 :3x² + y² – 8x – 6y = 11x² - 8x + y² - 6y = 11 x² - 8x + k1 + y² + 6y – k2 = 11 + k1 + k2
(x² - 8x + k1 ) + (y² + 6y – k2 ) = 11 + k1 + k2
(x² - 8x + 16 ) + (y² + 6y + 9 ) = 11 + 16 + 9
( x – 4 )² + ( y – 3 )² = 6²
↓ ↓ ↓
i j r²
Pusat lingkarannya adalah titk ( 4,3 ), jari-jari = 6
Perpotongan dengan sumbu -x : y = 0
3x² - 24x -33 = 0 dengan rumus abc diperoleh x1 = 9,19 dan x2 = -1,19
x² - 8x - 11 = 0
Perpotongan dengan sumbu -y : x = 0
3y² - 18x -33 = 0 dengan rumus abc diperoleh y1 = 7,47 dan y2 = -1,47
y² - 6x - 11 = 0
jadi, lingkaran tersebut memotong sumbu –x pada posisi x = 9,19 dan x = -1,19 serta
memotong sumbu –y pada kedudukan y = 7,47 dan y = -1,47
1.3 Elips
Elips adlah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua
fokus selalu konstan. Bentuk umum persamaan elips:
setanda tapi tidak sama besar dengan b
Bentuk baku rumus elips adalah:
Dimana I dan j mencerminkan koordinat pusat elips serta r1 dan r2 adalah jari-
jarinya.
Contoh :
Tentukan pusat dan jari-jari elips 8x² + 2y² -32x -12y + 18 = 0. tentukan juga
perpotongannya pada masing-masing sumbu koordinat.
8x² + 2y² -32x -12y = 18 :2
4x² + y² -16x -6y = -9
4x² - 16x + y² - 6y = -9
4x² - 16x + k1 + y² -6y + k 2 = -9 + k1+ k 2
(4x² - 16x + 16 ) + (y² -6y + 9 ) = -9 +16 +9
4 (x – 2)² + ( y-3 )² = 16 :16
(x-2)² ( y- 3) = 1
4 16
(x-2)² ( y- 3) = 1
2² 4²
I = 2, j = 3 pusat elipsnya adalah titik ( 2, 3 ). Karena r1 < r 2, sumb
r = 2, r2 = 4 u mayor elips // sumbu-vertikal –y,r1 = jari-jari pendek
dan r 2 = jari-jaru panjang.
Perpotongan dengan sumbu –x : y = 0
8x² - 32x + 18 = 0
dengan rumus abc diperoleh x1= 3,32 dan x2 = 0,68
Perpotongan dengan sumbu –y : x = 0
2y² - 12y + 18 = 0 ( y -3 )² = 0
y² - 6y + 9 = 0 y1 = y2 = 0
1.4 Hiperbola
Hiperbola ialah tempat kedudukan titik-titik yang perbedaan jaraknya
terhadap dua fokus selalu konstan. Bentuk umu persamaan hiperbola yaitu:
berlawanan tanda dengan b
Bentuk baku rumus hiperbola Yaitu:
Sumbu lintang//sumbu -x
Sumbu lintang//sumbu –y
Persamaan untuk asimtot-asimtotnya dapat dicari melalui bentuk rumus baku
yaitu:
Dalam hal m=n, asismot-asismotnya akan saling tegak lurus, susmbu
lintangnya tidak akan lagi sejajar dengan salah stu sumbu koordinatnya,
hiperbolanyadisebut hiperbola sama sisi (equilateral hyperbola).
Contoh :
Tentukan pusat dan asimot-asimot dari hiperbola16x² - 9y² - 64 + 18y – 89 =0
tentukan juga perpotongan pada masing-masing sumbu koordinat.
16x² - 9y² - 64 + 18y = 89
16x² - 64x + 64 – 9y² + 18y – 9 = 89 + 64 -9
16 ( x – 2 ) – 9 ( y – 1 )² = 144 : 144
( x – 2 )² - ( y – 1 )² = 1
9 16
( x – 2 )² - ( y – 1 )² = 1 i = 2, j = 1
3² 4² m = 3, n = 4
pusat hiperbola adalah titik (2,1). Karena persamaannya memenuhi rumus
baku (x-i)²/m² - (y-j)²/n² = 1, berarti sumbu lintangnya sejajar dengan smbu –x.
Asimot-asimotnya :
x – i = ± y – j x – 2 = ± y - 1
m n 3 4
y – 1 = ± 4 ( x – 2 )
3
y1 = 4 x - 5 y2 = - 4 x + 11
3 3 3 3
jika x = 0, y = -1,67 jika x = 0, y = 3,67
jika y = 0, x = 1,25 jika y = 0, x = 2,75
perpotongan dengan sumbu –x : y = 0
16x² - 64x + 89 = 0, diperoleh x1 = 5,09 x 2 = -1,09
perpotongan dengan sumbu –y : x = 0
9y² - 18y + 89 = 0, diperoleh y1 = y2 = Bilangan khayal
tidak terdapat dengan perpotongan sumbu –y
1.5 Parabola
Parabola ialah tempat kedudukan titk-titik yang berjarak sama terhadap
sebuah titik fokus dan sebuah garis lurus yang disebut direktriks. Setiap
parabola memiliki sumbu simetri yaitu berupa garis yang sejajar dengan
sumbu vertical y atau sejajar dengan sumbu horizontal x dan mempunyai titik
ekstrim yaitu titik potong antarasumbu simetri dan parabola yang
bersangkutan.
Bentuk umum persamaan parabola adalah:
Untuk mencari titik ekstrim parabola (i, j) dengan:
contoh :
tentukan titik ekstrim parabola y = -x² + 6x – 2 dan perpotongannya dengan
sumbu-sumbu koordinat.
y = -x² + 6x – 2 ; parabolanya terbuka kebawah karena a = -1 < 0, titik ekstrimnya
terletak diatas, berupa titik puncak. Koordinat titik puncak :
- b , b – 4 ac = -6 , 36 – 8 = ( 3,7 )
2a -4a -2 4
perpotongan dengan sumbu –y : x = 0 y = -2
perpotongan dengan sumbu –x : y = 0 -x² + 6x - 2 = 0
diperoleh x1 = 5,65; x2 = 0,35
2. Fungsi Kubik
Fungsi kubik atau fungsi berderarajat tiga ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah tiga. Bentuk umum persamaan fungsi kubik adalah:
Setiap fungsi kubik setidak-tidaknya mempunyai sebuah titik belok (inflexion
point), yaitu titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atau
sebaliknya.
3. Penerapan Ekonomi
3.1 Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat berupa
potongan lingkaran, potongan elips, potongan hiperbola maupun potongan
parabola. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Qd=Qs
P Keseimbangan Pasar:
Qs Qd=Qs
Qd= jumlah permintaan
Qs= jumlah penawaran
Pe E E= Titik keseimbangan
Pe= harga keseimbangan
Qe= jumlah keseimbangan
Qd
Q
0 Qe
Pajak menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih tinggi dan jumlah
keseimbangan menjadi lebih sedikit. Sebaliknya subsidi menyebabkan harga
keseimbangan menjadi lebih rendah dan jumlah keseimbangan menjadi lebih
banyak.
Contoh
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan Qd= 19 - P²
sedangkan Qs = -8 + 2P² . berapa harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan yang tercipta di pasar ?
Keseimbangan pasar : Qd = Qs
19 - P² = -8 + 2P²
27 = 3 P², P² = 9, P = 3
Q = 19 - P² = 19 - 3² = 10
Jadi, Pe = 3 dan Qe = 10
Jika misalnya terhadap barang yang bersangkutan dikenakan pajak
spesifik sebesar 1 ( rupiah ) perunit, maka persamaan penawaran sesudah
pengenaan pajak menjadi :
Q’ s = -8 + 2 ( P – 1 )² = -8 + 2 ( P² - 2P + 1 ) = -6 – 4P + 2 P²
Keseimbangan pasar yang baru : Qd = Qs
19 - P² = -6 – 4P + 2 P²
3P² - 4P – 25 = 0
dengan rumus abc diperoleh P1 = 3,63 dan P2 = -2,30. P2 tidak
dipakai karena harga negatif adalah irasional.
Denga memasukan P = 3,63 kedalam persamaan Qd atau
persamaan Q’ s diperoleh Q = 5,82.
Jadi, dengan adanya pajak : P’e = 3,63 dan Q’e = 5,82
Selanjutnya dapat dihitung beban pajak yang menjadi tanggungan konsumen
dan produsen per unit barang, serta jumlah pajak yang diterima oleh
pemerintah , masing-masing :
tK = P’e - Pe = 3,63 -3 = 0,63
tP = t – tK = 1 – 0,63 = 0,37
T = Q’e x t = 5,82 x 1 = 5,82
3.2 Fungsi Biaya
Rumus dari macam-macam biaya:
Biaya tetap : FC=k (k: konstanta)
Biaya variable : VC=f(Q)
Biaya total : C = FC + VC = k + f(Q) = c(Q)
Biaya tetap rata-rata :
Biaya rata-rata :
Biaya marjinal :
Salah satu bentuk kurvanya adalah:
C
VC
d FC
Q
0
contoh :
biay total yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan ditunjukan oleh persamaan
C = 2Q² - 24Q + 102. pada tingkat produksi berapa unit biaya total ini minum ?
hitunglah besarnya biaya totalminum tersebut. Hitung pula besarnya biaya tetap,
biaya variabel, biaya rata-rata, biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata
pada tingkat produksi tadi. Seandainya dari keduduka ini produsi dinaikan
dengan 1 unit, berapa besarnya biaya marjinal.
Berdasarkan rumus titik ekstrim parabola, C minimum terjadi pada kedudukan
Q = -b = 24 = 6 unit
2a 4
besarnya C minimum = 2Q² - 24Q + 102
2 (6)² - 24 (6) + 102 = 30
[ C minimum dapat juga dicari dengan rumus ordinat titik ekstrim parabola, yaitu
( b² - 4ac ) / - 4a; hasilnya C minimum = (24² - 4x2x102) / 4x2= -240/-8 = 30,
tidak berbeda ]
selanjutny, pada Q = 6 ini :
FC = 102
VC = 2Q² - 24Q = 2(6)² - 24(6) = -72
AC = C/Q = 30/6 = 5
AFC = FC/Q = 102/6 = 17
AVC = VC/Q = -72/6 = -12
Jika Q = 7, C = 2(7)² - 24(7) + 102 =32
MC = Δ C = 32 – 30 = 2
ΔQ 7 - 6 Berarti untuk menaikan produksi dari 6 unit menjadi 7 diperlukan biaya tambahan
( biaya marjinal ) sebesar 2.
3.3 Fungsi penerimaan
Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue) yang non-linear pada
umumnya berupa sebuah persamaan parabola terbuka kebawah.
Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang, juga merupakan hasil
kali jumlah barang dengan harga barang per unit. Rumus dari macam-macam
penerimaan yaitu:
Penerimaan Total :
Penerimaan rata-rata :
Penerimaan marjinal :
Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen monopolis ditinjukan
oleh P = 900 – 1,5 Q Bagaimana persamaan penerimaan toa\talnya ? berapa
besarnya penerimaan total jika terjual barang sebanyak 200 unit, dab berapa
harga jual per unit/ Hitunglah penerimaan marjinal penjualan sebanyak 200 unit
menjadi 250 unit. Tentukan tingkat penjualan yang menghasilkan penerimaan
total maksimum, dan besarnya penerimaan total maksimum tersebut.
P = 900 – 1,5 Q R = QxP = 900Q – 1,5Q²
Jika Q = 200, R = 900(200) – 1,5(200)² = 120000
P = 900 – 1,5(200) = 600
Atau P = R/Q = 120000/200 =600
Jika Q = 250, R = 900(250) – 1,5(250)² = 131250
MR = Δ R = 131250 – 120000 = 225
ΔQ 250 – 200 ]
R = -1,5Q² + 900Q
R maksimum pada Q = -b/2a = -900/ -3 = 300
Besarnya R maksimum = -1,5(300) = 135000
3.4 Fungsi Produksi
Bentuk fungsi produk total (total product) yang non-linear pada umumnya
berupa sebuah persamaan kubik yang mempunyai titik belok dan sebuah titik
puncak. Beberapa rumus dalam fungsi produksi yaitu:
Produk total :
Produk rata-rata :
Produk marjinal :
4. Fungsi Eksponensial
Ialah suatu fungsi dari suatu konstanta berpangkat variable bebas. Bentuk
fungsi eksponensial yang lebih umum yaitu:
Kurvanya asimtotik terhadap garis y = c.
Titik potong kurva eksponensial pada
sumbu –x ialah
, sedangkan pada sumbu –y ialah (0, n+c).
Tentukan titik potong kurva eksponensial y = -3e²* + 6 pada masing-masing dan
hitunglah f(4).
Untuk y = 0, 3e²* = 6, 2xine = in 2, 2x = 0,69 x = 0,35
Untuk x = o, y = -3e° + 6 = -3 + 6 = 3
Jika x = 4, y = -3e + 6 = -3 (980,96) + 6 = -8936,87
[ dengan asimot y = 6, memotong denga sumbu –x pada (0,35; 0) dan memotong
sumbu –y pada ( 0; 3) ]
5. Fungsi Logaritmik
Fungsi logaritmik merupakan kebalikan dari fungsi eksponensial, variable
bebasnya merupakan bilangan logaritma. Bentuk fungsi logaritmik yang
umum yaitu:
n>-1
Kurvanya terletak disebelah kanan dan asimtotik terhadap garis x = -1.
Contoh :
Tentukan titik potong kurva logaritmik y = 2In ( 1+ x ) + 6 pada masing-
masing sumbu dan hitunglah f(4)
Untuk y = 0, 2In ( 1In = x ) = -6, In ( 1 + x ) = -3, 1+x = e³,
1 + x = 0,0498, x = -0,9502
titik potong dengan sumbu –x : (-0,9502; 0)
untuk x = 0, y = 6. titik potong dengan sumbu –y : (0;6)
jika x = 4, y = 2IN 5+6 = 2 (1,6094) + 6 = 9,2188
6. Penerapan Ekonomi
Model bunga majemuk
Untuk menghitung jumlah dimasa mendatang dari jumlah sekarang suatu
pinjaman atau tabungan, kita dapat menggunakan model bunga majemuk.
F = P ( 1 + i )
m
contoh :
seorang ibu rmh tangga meminjam uang Rp 5 jt pada seorang pelepas uang
untuk jangka waktu 2 tahun. Bunga setingkat 10% per tahun diperhitungkan
secara harian ( dalam bisnis : 1 tahun = 360 hari ). Hitunglah jumlah yang
harus dibayarkan oleh debitor pada saat hutangnya jatuh tempo.
1. dengan rumus bunga majemuk biasa Fn = P ( 1 + i )
m
( a ) tanpa menggunakan logaritma :
F2 = 5000000 ( 1 + 0,10 )
360
5000000 ( 1,0003 )
5000000 ( 1,24 ) = 6200000
( b ) dengan menggunakan logaritma :
F2 = 5000000 ( 1,0003 )
Log F2 = log 5000000 + 720 log 1, 0003
Log F2 = 6,70 + 0,09
Log F2 = 6,79 F2 = 6200000
2. dengan rumus bunga majemuk sinambung : Fn ≈ Pe
( a ) tanpa menggunakan logaritma :
Fn ≈ 5000000e
≈ 5000000e ≈ 5000000 (1,22 ) ≈ 6100000
( b ) dengan menggunakan logaritma
F2 ≈ 5000000e
In F2 ≈ In 5000000e + 0,20 In e
In F2 ≈ 15,42 + 0,20
In F2 ≈ 15,62 F2 ≈ 6100000
Jadi jumlah pelunasaan hutang tersebut adalah sekitar Rp 6, 10 juta atau
tepatnya Rp 6, 20 juta
Salah satu penerapan dalam ekonomi adalah model efisiensi Wright. Kurva
ini berfungsi untuk mengembangkan model eksponensial yang dapat
menjelaskan efisiensi waktu dalam kegiatan produksi.Rumus dari model
efisiensi Wright yakni:
Dimana a mencerminkan waktu yang diperlukan untuk memproduksi unit
pertama dari produk yang dihasilkan, q mencerminkan jumlah produksi, r
adalah tingkat efisiensi waktu produksi, sedangkan t melambangkan waktu
produksi rata-rata kumulatif.