Abu

6
Tips Praktis Mengatasi Gigitan Ular Berbisa Sinonim: Snake bite (gigitan ular) Penyebab: gigitan oleh 1. Ular hijau (Trimeresurus albolaris) 2. Ular tanah (Ankistrodon rhodostoma) 3. Ular welang (Bungarusfasciatus) 4. Ular sendok (Naya sputatrix) 5. dll Gambaran Klinis Gigitan Ular: Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua gigitan ular. Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit). Gejala sistemik: hipotensi, otot melemah, berkeringat, menggigil, mual, hipersalivasi (ludah bertambah banyak), muntah, nyeri kepala, pandangan kabur Gigitan Elapidae (misal: ular kobra, ular weling, ular welang, ular sendok, ular anang, ular cabai, coral snakes, mambas, kraits) 1. Semburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit yang berdenyut, kaku pada kelopak mata, bengkak di sekitar mulut. 2. Gambaran sakit yang berat, melepuh, dan kulit yang rusak. 3. Setelah digigit ular a. 15 menit: muncul gejala sistemik. b. 10 jam: paralisis urat-urat di wajah, bibir, lidah, tenggorokan, sehingga sukar bicara, susah menelan, otot lemas, kelopak mata menurun, sakit kepala, kulit dingin, muntah, pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut. Kematian dapat terjadi dalam 24 jam. Gigitan Viperidae/Crotalidae (ular: ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo): 1. Gejala lokal timbul dalam 15 menit, atau setelah beberapa jam berupa bengkak di dekat gigitan yang menyebar ke seluruh anggota badan. 2. Gejala sistemik muncul setelah 5 menit atau setelah beberapa jam. 3. Keracunan berat ditandai dengan pembengkakan di atas siku dan lutut dalam waktu 2 jam atau ditandai dengan perdarahan hebat.

description

n

Transcript of Abu

Page 1: Abu

Tips Praktis Mengatasi Gigitan Ular Berbisa

Sinonim:Snake bite (gigitan ular)

Penyebab: gigitan oleh1. Ular hijau (Trimeresurus albolaris)2. Ular tanah (Ankistrodon rhodostoma)3. Ular welang (Bungarusfasciatus)4. Ular sendok (Naya sputatrix)5. dll

Gambaran Klinis Gigitan Ular:

Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua gigitan ular.

Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit).

Gejala sistemik: hipotensi, otot melemah, berkeringat, menggigil, mual, hipersalivasi (ludah bertambah banyak), muntah, nyeri kepala, pandangan kabur

Gigitan Elapidae (misal: ular kobra, ular weling, ular welang, ular sendok, ular anang, ular cabai, coral snakes, mambas, kraits)1. Semburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit yang berdenyut, kaku pada kelopak mata, bengkak di sekitar mulut.2. Gambaran sakit yang berat, melepuh, dan kulit yang rusak.3. Setelah digigit ulara. 15 menit: muncul gejala sistemik.b. 10 jam: paralisis urat-urat di wajah, bibir, lidah, tenggorokan, sehingga sukar bicara, susah menelan, otot lemas, kelopak mata menurun, sakit kepala, kulit dingin, muntah, pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut.Kematian dapat terjadi dalam 24 jam.

Gigitan Viperidae/Crotalidae (ular: ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo):1. Gejala lokal timbul dalam 15 menit, atau setelah beberapa jam berupa bengkak di dekat gigitan yang menyebar ke seluruh anggota badan.2. Gejala sistemik muncul setelah 5 menit atau setelah beberapa jam.3. Keracunan berat ditandai dengan pembengkakan di atas siku dan lutut dalam waktu 2 jam atau ditandai dengan perdarahan hebat.

Page 2: Abu

Gigitan Hydropiidae (misalnya: ular laut):1. Segera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat, dan muntah.2. Setelah 30 menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku dan nyeri menyeluruh, dilatasi pupil, spasme otot rahang, paralisis otot, mioglobulinuria yang ditandai dengan urin warna coklat gelap (ini penting untuk diagnosis), ginjal rusak, henti jantung.

Gigitan Rattlesnake dan Crotalidae (misalnya: ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo)1. Gejala lokal: ditemukan tanda gigitan taring, pembengkakan, ekimosis, nyeri di daerah gigitan, semua ini indikasi perlunya pemberian polivalen crotalidae antivenin.2. Anemia, hipotensi, trombositopeni.

Penatalaksanaan:

Sebelum dibawa ke rumah sakit:1. Diistirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan2. Bila belum tersedia antibisa, ikatlah 2 ujung yang terkena gigitan. Tindakan ini kurang berguna jika dilakukan lebih dari 30 menit paskagigitan.

Setelah dibawa ke rumah sakit:Beri SABU (Serum Anti Bisa Ular) polivalen 1 ml berisi:1. 10-50 LD50 bisa Ankystrodon2. 25-50 LD50 bisa Bungarus3. 25-50 LD50 bisa Naya sputarix4. Fenol 0,25% v/v.

Teknik Pemberian:2 vial @ 5 ml intravena dalam 500 ml NaCl 0,9 % atau Dextrose 5% dengan kecepatan 40-80 tetes per menit. Maksimal 100 ml (20 vial).

Catatan:

Ciri-ciri ular berbisa:1. Bentuk kepala segiempat panjang2. Gigi taring kecil3. Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan

Ciri-ciri ular tidak berbisa:

Page 3: Abu

1. Bentuk kepala segitiga2. Dua gigi taring besar di rahang atas3. Bekas gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi taring

Rasa nyeri pada gigitan ular mungkin ditimbulkan dari amin biogenik, seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin, yang ditemukan pada Viperidae.

Sindrom kompartemen merupakan salah satu gejala khusus gigitan ular berbisa, yaitu terjadi edem (pembengkakan) pada tungkai ditandai dengan 5P: pain (nyeri), pallor (muka pucat), paresthesia (mati rasa), paralysis (kelumpuhan otot), pulselesness (denyutan).

Referensi:Sudoyo AW, et.al. (ed.) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. 2006. FK UI. Jakarta. Hlm. 210-212.

NEWSerum Anti Bisa Ular (Polivalen) Kuda (1) [ Index Informasi Obat ] Deskripsi - Nama & Struktur Kimia

:Serum anti bisa ular polivalen (kuda)

- Sifat Fisikokimia : -- Keterangan

:

Serum polivalen yang berasal dari plasma kuda yang dikebalkan terhadap bisa ular yang memiliki efek neurotoksik (ular jenis Naja sputatrix - ular kobra, Bungarus fasciatus - ular belang) dan hemotoksik (ular Ankystrodon rhodostoma - ular tanah) yang keban

Golongan/Kelas Terapi Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun Nama Dagang

Indikasi

Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Pemilihan anti bisa ular tergantung dari spesies ular yang menggigit. Dosis yang tepat sulituntuk ditentukan karena tergantung dari jumlah bisa ular yang masuk peredaran darah korban dan keadaan korban sewaktu menerima anti serum. Dosis pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai larutan 2% dalam garam faali dapat diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40 - 80 tetes per menit, kemudian diulang setiap 6 jam. Apabila diperlukan (misalnya gejala-gejala tidak berkurang atau bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai maksimum (80- 100 ml). Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan intravenadengan sangat perlahan-lahan. Dosis anti serum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada dosis untuk dewasa.

Farmakologi

-

Page 4: Abu

Stabilitas Penyimpanan

Disimpan pada suhu 2 - 8°C dalam lemari es, jangan dalam freezer. Daluarsa = 2 tahun.

Kontraindikasi

Tidak ada kontraindikasi absolut pada terapi anti bisa ular untuk envenoming sistemik yang nyata; terapi diperlukan dan biasanya digunakan untuk menyelamatkan jiwa.

Efek Samping

1. Reaksi anafilaktik; jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan.

2. Serum sickness; dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan berupa demam, gatal-gatal, eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya.

3. Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara intravena.

4. Rasa nyeri pada tempat suntikan; yang biasanya timbul pada penyuntikan serum dalam jumlah besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam.

Interaksi

- Dengan Obat Lain : Belum ada interaksi signifikan yang dilaporkan.

- Dengan Makanan : -

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Tidak ada data mengenai penggunaan anti bisa ular pada kehamilan. Keuntungan penggunaan terhadap ibu dan bayi melebihi kemungkian risiko penggunaan serum anti bisa ular.

- Terhadap Ibu Menyusui : Tidak ada data. Keuntungan pengunaan terhadap ibu melebihi kemungkinan risiko pada bayi.

- Terhadap Anak-anak : Anak-anak mempunyai risiko yang lebih besar terhadap envenoming yang parah karena massa tubuh yang lebih kecil dan kemungkinan aktivitas fisik yang lebih besar. Anak-anak membutuhkan dosis yang sama dengan dewasa, dan tidak boleh diberikan dosis anak berdasarkan berat badan (pediatric weight-adjusted dose);disebabkan hal inidapat menimbulkan perkiraan dosis yang lebih rendah. Jumlah serum anti bisa ular yang diperlukan tergantung dari jumlah bisa ular yang perlu dinetralisasi bukan berat badan pasien

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring

Page 5: Abu

Monitor efek dari serum anti bisa ular baik secara klinis maupun laboratorium. Monitor efek samping setelah administrasi serum anti bisa ular. Monitoring yang diperlukan dapat berbeda tergantung dari jenis ular yang menggigit. Bila ragu-ragu mengenai jenis ular yang menggigit, monitor coagulopathy, flaccid paralysis, myolysis dan fungsi ginjal.

Bentuk Sediaan

Vial 5 ml, Tiap ml Sediaan Dapat Menetralisasi :

10-15 LD50 Bisa Ular Tanah (Ankystrodon Rhodostoma)

25-50 LD50 Bisa Ular Belang (Bungarus Fasciatus)

25-50 LD50 Bisa ular kobra (Naja Sputatrix), dan mengandung fenol 0.25% v/v

Peringatan

Karena tidak ada netralisasi-silang (cross-neutralization) serum antibisa ular ini tidak berkhasiat terhadap gigitan ular yang terdapat di Indonesia bagian Timur (misalnya jenis-jenis Acanthopis antarticus, Xyuranus scuttelatus, Pseudechis papuanus dll) dan terhadap gigitan ular laut (Enhydrina cysta).

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

-

Informasi Pasien

Informasikan pada pasien mengenai kemungkinan efek samping yang tertunda, terutama serum sickness (demam, rash, arthralgias).Tindakan pertama pada gigitan ular:

1. Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untuk menghilangkan atau menetralisir bisa ular yang belum terabsorpsi.

2. Insisi atau eksisi luka tidak dianjurkan, kecuali apabila gigitan ular baru terjadi beberapamenit sebelumnya. Insisi luka yang dilakukan dalam keadaan tergesa-gesa atau dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman justru seing merusak jaringan dibawah kulit dan akan meninggalkan luka parut yang cukup besar.

3. Anggota badan yang digigit secepatnya diikat untuk menghambat penyebaran racun.

4. Lakukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit dengan cara memasang bidaikarena gerakan otot dapat mempercepat penyebaran racun.

5. Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu.

6. Penderita dilarang untuk bergerak dan apabila perlu dapat diberikan analgetika atau sedativa.

7. Penderita secepatnya harus dibawa ke dokter atau rumah sakit yang terdekat untuk menerima perawatan selanjutnya.

Mekanisme Aksi

-

Monitoring Penggunaan Obat

-

Daftar Pustaka

Page 6: Abu

Vademecum Bio Farma; 2002

Australia Medicines Handbook; 2004

BAHAYA BISA ULARPada banyak kasus-kasus gigitan ular, sebagian dari mereka ada yang tidak sadar kalau merekaitutelah digigit oleh ular yang sangat berbisa sehingga tidak melakukan pengobatan dan kemudian karena tidak ada pertolongan sama sekali akhirnya meninggal dunia.Biasanya ular yang menggigit tersebut adalah jenis ular yang mempunyai bisa neurotoxin ,dimana pengaruh dari racun ini adalah terkadang tidak menimbulkan rasa sakit tetapi menyerangsusunan saraf sehingga menimbulkan rasa kecapean,ngantuk tertidur untuk tidak terbangun lagi :-) Contoh ular yang memiliki neorotoxin adalah ular weling ( bungarus candidus ) dengan warna belang hitam - putih.

sedangkan ular yang memiliki bisa hemotoksin seperti ular hijau ekor merah ( trimeresurus albolabris) cendrung lebih mudah dilakukan pertolongan.