Abstrak Skripsi

download Abstrak Skripsi

of 101

Transcript of Abstrak Skripsi

KUMPULAN ABSTRAK SKRIPSIPROGRAM STUDII TEKNIIK SIIPIIL PROGRAM STUD TEKN K S P L PROGRAM STRATA S ATU PROGRAM STRATA S ATU PERIIODE JULII 2000 PER ODE JUL 2000

Editor: Aloysius Tjan [email protected]

UNIIVERSIITAS KATOLIIK PARAHYANGAN UN VERS TAS KATOL K PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIIK FAKULTAS TEKN K JALAN CIIUMBULEUIIT 94 JALAN C UMBULEU T 94 BANDUNG BANDUNG 2000 2000

DAFTAR ISISTUDI BANDING PARAMETER TANAH YANG DIKOMPAKSI MENGGUNAKAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD BESAR (DIAMETER 10,2 CM PALU 3,5 KG), DAN MOLD KECIL (DIAMETER 3,8 CM PALU 0,35 KG) TANAH MAJALAYA DENGAN VARIASI ENERGI DAN INDEKS PLASTISITAS YANG DISTABILISASI DENGAN SEMEN (KONDISI TIDAK JENUH AIR) DENY SONDAYA 1 STUDI PEMILIHAN ELEMEN STRUKTUR LANTAI PRACETAK DENGAN METODA REKAYASA NILAI SALINA HUSNI STUDI PELAKSANAAN PEMASANGAN JARINGAN KABEL SERAT OPTIK DI LOKASI SEGITIGA EMAS JAKARTA ADE SURYA SETIAWAN STUDI PERHITUNGAN FASILITAS DASAR BANGUNAN PERKANTORAN YOHAN

2

3 4

STUDI KORELASI ANTARA BERAT ISI KERING, QC SONDIR, CU UNCONFINED MENGGUNAKAN TANAH MAJALAYA YANG DIKOMPAKSI DENGAN 5 VARIASI ENERGI DAN 3 KADAR SEMEN MEMAKAI MOLD 10.2CM-PALU 3.25KG, MOLD 3.8CM-PALU 0.4KG, DAN MODIFIED PROCTOR PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR RUDY HARTADI S. 5 STUDI BANDING HASIL KOMPAKSI TANAH MAJALAYA YANG DICAMPUR SEMEN MENGGUNAKAN MOLD DIAMETER 10,2 CM-PALU 3,5 KG, MOLD DIAMETER 3,8 CMPALU 0,45 KG, ALAT MODIFIED PROCTOR DENGAN VARIASI ENERGI UNTUK PARAMETER QC SONDIR, BERAT ISI KERING, DAN CU NCONFINED PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR E. AGUNG PINTOKO K. 6 PERAN QUANTITY SURVEYOR PADA TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK DENGAN KONTRAK HARGA SATUAN BUDI SETIONO STUDI BIAYA DAN TATA LAKSANA PENYEDIAAN INSTALASI AIR BERSIH PADA KOMPLEKS PERUMAHAN BATUNUNGGAL INDAH BUAH BATU NATAL F PANE

7

8

PENGARUH TUMBUKAN PADA PARAMETER MARSHALL CAMPURAN BETON ASPAL YANG MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADI 9 V VIORENSIS W 9 EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEKERJAAN LEMBUR PADA TAHAPAN PELAKSANAAN BANGUNAN ARY NOVI HERYANTO 10 STUDI PENGENDALIAN PROYEK DENGAN METODE PENJADWALAN GARIS JOI P. GINTING STUDI BIAYA PEMELIHARAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN JALAN RAYA HANIMIN STUDI PENGENDALIAN MUTU BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN ALOYSIUS ANINDITA 11 12

13

STUDI KORELASI BERAT ISI KERING, QC SONDIR, CU UNCONFINED UNTUK TANAH MAJALAYA HASIL UJI KOMPAKSI MENGGUNAKAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD 10,2 CM PALU 3,75 KG, MOLD 3,8 CM PALU 0,50 KG YANG DISTABILISASI SEMEN DENGAN VARIASI ENERGI PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR RUNDASYAH 14

i

STUDI BANDING STRUKTUR KAP BAJA MONOBEAM, RANGKA BATANG DAN TERALIS DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN TATA LAKSANA Y. F. FERDY INDRASAKTI T. P. 15 ANALISIS RENCANA JALUR REL GANDA PADA LINTAS YOGYAKARTA SOLO (BALAPAN) INDRATNO BAYUAJI PEMERIKSAAN VISUAL KERUSAKAN PADA JEMBATAN GELAGAR BOX BAJA DI TOMANG JAKARTA SIGIT PRIO HARTONO PRAKIRAAN BIAYA PADA TAHAP PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG 18 YOGA SETIAWAN ANALISIS PENGGUNAAN JASA SUBKONTRAKTOR PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PARTOGI SIANTURI PERBANDINGAN ANALISIS BIAYA UNTUK PEMBUATAN PORTAL MONOBEAM STRUKTUR BAJA DENGAN PANJANG BENTANG 25M, 30M, DAN 35M HENRY LESMANA A. ANALISIS FREKUENSI GEMPA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA FERRY LEO STUDI ANALISIS BIAYA PEMATANGAN LAHAN ARIEF BUDIMAN.S 19

16

17

20 21 22

ANALISIS WAKTU TUNDA DENGAN TEKNIK JALUR GANDA PARSIAL PADA JALAN REL KORIDOR JAKARTABANDUNG SEKSI CIKAMPEKPADALARANG R. DHOMO BUDHI SATRIO 23 ANALISIS DINAMIK PENGARUH GEMPA SUSULAN PADA STRUKTUR BETON BERTINGKAT RENDAH ANSIAS DEKANADI STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKA CARBODUR TIPE S512 TERHADAP KUAT LENTUR BETON K-400 DENGAN BENDA UJI BALOK 15 15 110 CM3 HENDRA TANNADI PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN BETON DENGAN METODE STATISTIK MENGGUNAKAN CONTROL CHART NOVI AGUSTIAN TANUSAPUTRA

24

25

26

STUDI PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT PT. KERTAS PADALARANG MOCHAMMAD ABDUL RAHIM AJI 27 STUDI PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. KERTAS PADALARANG JEFFREY ARBA SABAS ANALISIS FREKUENSI GEMPA DI KAWASAN BARAT INDONESIA RONNY PAULUS PEMILIHAN PENGGUNAAN TOWER CRANE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAVID P MANURUNG

28 29

30

STUDI EKSPERIMENTAL PENENTUAN KOEFISIEN KEKASARAN PIPA BESI GALVANIS DENGAN PERSAMAAN DARCY-WEISBACH HENDRA GUNAWAN 31 ANALISIS DAN RENCANA PENINGKATAN SIMPANG TIGA JALAN CIUMBULEUIT, SILIWANGI, DAN CIHAMPELAS WILAYAH KOTAMADYA BANDUNG ADRIAN WIRJANATA

32

HUBUNGAN BULK SPECIFIC GRAVITY SERTA APPARENT SPECIFIC GRAVITY DENGAN EFFECTIVE SPECIFIC GRAVITY PADA CAMPURAN BERASPAL MARTONO TEJOSAPUTRO 33

ii

EVALUASI PERANCANGAN POLA JALAN TERHADAP OPTIMASI PEMBAGIAN LAHAN PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN SEDERHANA I DEWA GDE MAHENDRA 34 STUDI EKSPERIMENTAL KORELASI VARIASI ENERGI KOMPAKSI DENGAN QC SONDIR DAN PARAMETER KONSOLIDASI DARI TIGA VARIASI INDEKS PLASTISITAS TANAH EKSPANSIF DI SEKITAR PADALARANG PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR KARENINA LUKMAN SUDIRO 35 STUDI PENGARUH PARAMETER PERKERASAN TERHADAP W18 DAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA METODE AASHTO 1993 LOMIANTO PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN LAYANG PASPATI TERHADAP ZONA TERPENGARUH DI KOTAMADYA BANDUNG ANDREA PIRELINA PEMILIHAN ALTERNATIF RUTE PERJALANAN AKIBAT ADANYA JALAN LAYANG PASTEUR -SURAPATI LUSI M. GUNAWAN

36

37

38

PENGEMBANGAN PROGRAM KOMPUTER UNTUK ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PARKIR TERHADAP KAPASITAS JALAN SYAIFUL ANWAR SOENARIA 39 EVALUASI KEBUTUHAN LAHAN PARKIR DI GEDUNG 9 UNPAR CREMONA MONOARFA STUDI TATA LAKSANA PEMBANGUNAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON PRATEGANG LEONARDA EVI PARASTUTI STUDI PERBANDINGAN PELAKSANAAN STRUKTUR LOAD BEARING WALL YANG MENGGUNAKAN BEKISTING TUNNEL FORM DENGAN STRUKTUR PORTAL TERBUKA YANG MENGGUNAKAN BEKISTING KAYU ARWIN 40

41

42

ANALISIS STRUKTUR FLAT PLATE YANG DIBEBANI DENGAN BEBAN LATERAL DAN BEBAN GRAVITASI DENGAN METODE ANALITIK DUA BALOK ESTHER NOERSHANTI 43 PANJANG TEKUK PADA PENGAKU SILANG DENGAN TITIK SILANG KAKU MATHEUS MARYONO KUSWANTORO 44

PARAMETER UJI GESER SKALA BESAR MATERIAL TANAH UNTUK PENANGGULANGAN LONGSORAN, STUDI KASUS LONGSORAN PADA RUAS JALAN SUMEDANG-WADO, JAWA BARAT VENSI KRISTANTI DEWI 45 ANALISIS TEGANGAN DAN REGANGAN PADA RENCANA BENDUNGAN JATIBARANG DI JAWA TENGAH DALAM KONDISI PENGISIAN WADUK M. ANITA SARI .D.A 46 OPTIMASI PENGELOLAAN PROSES PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN METODA DYNAMIC PROGRAMMING PRIO SUNYOTO

47

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAJA PADA STRUKTUR RANGKA PAYON BENTANG BESAR TIPE BALOK TUNGGAL DAN TIPE RANGKA BATANG LENTO SENTOSA 48 STUDI KELAYAKAN PEMANFAATAN SEDIMEN LUMPUR UNTUK BAHAN BLANKET KONSTRUKSI DAM DI BUKIT SENTUL G. CASEY ALEXANDER WIRANEGARA ANALISIS GETARAN STRUKTUR LANTAI AKIBAT GERAKAN MANUSIA EDDIE CANDRA

49 50

iii

STUDI PENYEBAB LEPASNYA PASANGAN UBIN LANTAI DITINJAU DARI MUAI SUSUT BAHAN SERTA TATA LAKSANA PENCEGAHANNYA ELISABETH SYLVIA HERLINA 51 EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. SINAR MAKIN MULYA LENNY 52 STUDI PENGGUNAAN COLD FORMED STEEL UNTUK KAP ATAP DARI SEGI BIAYA HERRY SETIAWAN TINJAUAN KEPEKAAN TEMPERATUR HIGH STIFFNESS MODULUS ASPHALT BENNY SETIAWAN SUSILO STUDI PERBAIKAN PANGKAL JEMBATAN KERETA API DITINJAU DARI SEGI TATA LAKSANA RONALD ROY ANWAR 53 54

55

STUDI EKSPEPERIMENTAL PENGARUH PENYAMBUNGAN BETON BERTULANG MUTU FC=20 MPA DENGAN LATEX TERHADAP MOMEN LENTUR PADA BENDA UJI PELAT SATU ARAH UKURAN 90X30X8 CM DENGAN PERAWATAN KERING ANTON GUNAWAN 56 PEMODELAN NUMERIK PENGARUH PILE CAP TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN PEMBEBANAN AKSIAL, STUDI KASUS PONDASI RUKO PLAZA NIAGA - BUKIT SENTUL SUGIARTA BASUKI 57 ANALISIS RESPON DINAMIK PADA BENDUNGAN JATIBARANG DI JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM FLUSH DANDY ALOYSIUS SONDAKH

58

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKA AER DAN SIKA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN TIPE I DENGAN BENDA UJI SILINDER YANG BERDIAMETER 15 CM TINGGI 30 CM MICHAEL SANTOSA 59 PROTEKSI STRUKTUR BAJA TERHADAP KOROSI DI DAERAH PANTAI JOHAN CAHAYA PUTRA YOENANTO ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN JATIBARANG DI JAWA TENGAH YUVITA 60 61

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN FC = 25 MPA AKIBAT PENAMBAHAN IJUK PADA BENDA UJI SILINDER DENGAN DIAMETER 15 CM DAN PANJANG 30 CM BENYAMIN 62 STUDI KORELASI PARAMETER TANAH HASIL UJI KOMPAKSI, SONDIR, UNCONFINED MENGGUNAKAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD 10,2 CM PALU 4 KG, MOLD 3,8 CM PALU 0,55 KG PADA TANAH MAJALAYA YANG DISTABILISASI SEMEN, DENGAN VARIASI INDEKS PLASTISITAS DAN ENERGI PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR MARTIN SANTOSO 63 EVALUASI TINGKAT KEAMANAN DAN KENYAMANAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN LUAR KOTA METODE AUSTROADS DAN BINA MARGA DIBANDINGKAN DENGAN METODE AASHTO 1994 LINAWATI KARTIKA ANALISA RESPONS DINAMIK PADA BENDUNGAN JATIBARANG, JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE AGUS LESMANA

64

65

PENGARUH BATUAN SISIPAN PADA BUKAAN TEROWONGAN BATUAN, STUDI ANALITIK MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA DEASSY CHRISTINA 66

iv

ANALISIS TEBAL LAPIS PONDASI PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DAN MODEL PROBABILISTIK GUNTUR HALIM RUDY 67 TINJAUAN MASALAH TEGANGAN GESER AKIBAT TORSI PADA BATANG ELASTIS LINIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA RUDY CHANDRA ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN PROFIL BAJA IWF DAN PROFIL BAJA HC UNTUK STRUKTUR KAP ATAP MARGARETHA DEWI STUDI PENGARUH UKURAN BENDA UJI KUBUS DAN PARALLELEPIPEDUM TEGAK PADA KUAT TEKAN BETON MUTU K-225 IRWAN DARMAWAN MODEL LABORATORIUM LONGSORAN AKIBAT REMBESAN AIR TANAH HENKY HYPON STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PLASTOCRETE-NC SPECIAL TERHADAP PENINGKATAN KUAT TEKAN AWAL BETON MUTU FC = 30 MPA DENGAN PERAWATAN KERING BENNY

68

69

70 71

72

SIFAT TEKNIS DAN IDENTIFIKASI SLAKE DURABILITY DARI BATUAN SHALE DI BUKIT SENTUL MARIANA MARGONO 73 EFEK MODEL MASSA DAN P- PADA STRUKTUR BERTULANG INELASTIS AKIBAT BEBAN GEMPA ANDRIANTO WIJAYA ANALISIS SEDIMENTASI PADA TUKAD BADUNG DAN WADUK MUARA EUNIKE

74 75

STUDI PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT TAHAN GEMPA DENGAN TAMBAHAN DIAGONAL PENGAKU BAJA TIPE X AKIBAT PERUBAHAN FUNGSI BANGUNAN YUDY 76 STUDI EFEK EKSENTRISITAS DAN FAKTOR K PADA STRUKTUR BAJA BERTINGKAT ENAM DENGAN PENGAKU TIPE Z EKSENTRIS M. ALBA PRASETYAWAN 77 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKAMENT-NN (SUPERPLASTICIZER) TERHADAP PENINGKATAN KUAT TEKAN BETON MUTU FC = 45 MPA INDRA GUNAWAN 78 EFEK PERENDAMAN TERHADAP KUAT GESER TERALIR TANAH EKSPANSIF DI KOTA BUKIT INDAH YUNIUS SINSIN SAPUTRA 79 ANALISIS LONGSORAN TRANSLASI AKIBAT AIR HUJAN DI DAERAH PURWAKARTA JAWA BARAT JHONNY STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PLASTIMENT-VZ TERHADAP KEMUDAHAN PENGERJAAN DAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MUTU K-200 YANG MENGGUNAKAN SEMEN MUTU RENDAH F.X. AGUS PRASETYO HUBUNGAN MODULUS ELASTISITAS DENGAN LENDUTAN PADA STRUKTUR PERKERASAN LENTUR TIGA LAPIS UNTUK PROSES PERHITUNGAN BACKCALCULATION YUNI HERAWATI

80

81

82

v

PENGARUH JUMLAH DATA VOLUME TERHADAP HASIL PREDIKSI PERJALANAN ASAL TUJUAN DENGAN METODE MAXIMUM ENTROPY HENY SETIANI 83 EVALUASI JARINGAN PIPA AIR MINUM AKIBAT PERUBAHAN LOKASI SUMBER AIR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PADA DAERAH CILEUNYI, BANDUNG HENRICUS HERWIN 84 STUDI KORELASI QC SONDIR DENGAN CU UNCONFINED DARI SAMPEL HASIL KOMPAKSI DENGAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD 10.2 CM PALU 4.25 KG DAN MOLD 3.8 CM PALU 0.60 KG UNTUK TANAH MAJALAYA DENGAN VARIASI INDEKS PLASTISITAS YANG DISTABILISASI DENGAN SEMEN PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR ARWIN 85 TINJAUAN MASALAH FAKTOR CB PADA KASUS TEKUK TORSI LATERAL BALOK BAJA PROFIL I DAVID HO 86 ANALISA TEGANGAN DAN REGANGAN RENCANA BENDUNGAN JATIBARANG PADA MASA KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS STANLEY SULISTYONO 87 STUDI EKSPERIMENTAL PENENTUAN KADAR IJUK SEBAGAI PENGGANTI SERAT BUATAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU FC = 25 MPA JOSEPH HARTONO

88

vi

INDEKS JUDULANALISA RESPONS DINAMIK PADA BENDUNGAN JATIBARANG, JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE ANALISA TEGANGAN DAN REGANGAN RENCANA BENDUNGAN JATIBARANG PADA MASA KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN PROFIL BAJA IWF DAN PROFIL BAJA HC UNTUK STRUKTUR KAP ATAP ANALISIS DAN RENCANA PENINGKATAN SIMPANG TIGA JALAN CIUMBULEUIT, SILIWANGI, ANALISIS DINAMIK PENGARUH GEMPA SUSULAN PADA STRUKTUR BETON BERTINGKAT RENDAH ANALISIS FREKUENSI GEMPA DI KAWASAN BARAT INDONESIA ANALISIS FREKUENSI GEMPA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA ANALISIS GETARAN STRUKTUR LANTAI AKIBAT GERAKAN MANUSIA ANALISIS LONGSORAN TRANSLASI AKIBAT AIR HUJAN DI DAERAH PURWAKARTA JAWA BARAT ANALISIS PENGGUNAAN JASA SUBKONTRAKTOR PADA PEMBANGUNAN GEDUNG ANALISIS RENCANA JALUR REL GANDA PADA LINTAS YOGYAKARTA SOLO (BALAPAN) ANALISIS RESPON DINAMIK ANALISIS SEDIMENTASI PADA TUKAD BADUNG DAN WADUK MUARA ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN JATIBARANG DI JAWA TENGAH ANALISIS STRUKTUR FLAT PLATE YANG DIBEBANI DENGAN BEBAN LATERAL DAN BEBAN GRAVITASI DENGAN METODE ANALITIK DUA BALOK ANALISIS TEBAL LAPIS PONDASI PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DAN MODEL PROBABILISTIK ANALISIS TEGANGAN DAN REGANGAN PADA RENCANA BENDUNGAN JATIBARANG DI JAWA TENGAH DALAM KONDISI PENGISIAN WADUK ANALISIS WAKTU TUNDA DENGAN TEKNIK JALUR GANDA PARSIAL PADA JALAN REL KORIDOR JAKARTABANDUNG SEKSI CIKAMPEKPADALARANG DAN CIHAMPELAS WILAYAH KOTAMADYA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM FLUSH EFEK MODEL MASSA DAN P- PADA STRUKTUR BERTULANG INELASTIS AKIBAT BEBAN GEMPA EFEK PERENDAMAN TERHADAP KUAT GESER TERALIR TANAH EKSPANSIF DI KOTA BUKIT INDAH EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEKERJAAN LEMBUR PADA TAHAPAN PELAKSANAAN BANGUNAN EVALUASI JARINGAN PIPA AIR MINUM AKIBAT PERUBAHAN LOKASI SUMBER AIR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PADA DAERAH CILEUNYI, BANDUNG EVALUASI KEBUTUHAN LAHAN PARKIR DI GEDUNG 9 UNPAR EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. SINAR MAKIN MULYA EVALUASI PERANCANGAN POLA JALAN TERHADAP OPTIMASI PEMBAGIAN LAHAN PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN SEDERHANA EVALUASI TINGKAT KEAMANAN DAN KENYAMANAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN LUAR KOTA METODE AUSTROADS DAN BINA MARGA DIBANDINGKAN DENGAN METODE AASHTO 1994 HUBUNGAN BULK SPECIFIC GRAVITY SERTA APPARENT SPECIFIC GRAVITY DENGAN EFFECTIVE SPECIFIC GRAVITY PADA CAMPURAN BERASPAL HUBUNGAN MODULUS ELASTISITAS DENGAN LENDUTAN PADA STRUKTUR PERKERASAN LENTUR TIGA LAPIS UNTUK PROSES PERHITUNGAN BACKCALCULATION MODEL LABORATORIUM LONGSORAN AKIBAT REMBESAN AIR TANAH OPTIMASI PENGELOLAAN PROSES PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN METODA DYNAMIC PROGRAMMING PADA BENDUNGAN JATIBARANG DI JAWA TENGAH PANJANG TEKUK PADA PENGAKU SILANG DENGAN TITIK SILANG KAKU 65 87 69 32 24 29 21 50 80 19 16 58 75 61 43 67 46 23 32 58 74 79 10 84 40 52 34 64

33 82 71 47 58 44

vii

PARAMETER UJI GESER SKALA BESAR MATERIAL TANAH UNTUK PENANGGULANGAN LONGSORAN, STUDI KASUS LONGSORAN PADA RUAS JALAN SUMEDANG-WADO, JAWA BARAT PEMERIKSAAN VISUAL KERUSAKAN PADA JEMBATAN GELAGAR BOX BAJA DI TOMANG JAKARTA PEMILIHAN ALTERNATIF RUTE PERJALANAN AKIBAT ADANYA JALAN LAYANG PASTEUR -SURAPATI PEMILIHAN PENGGUNAAN TOWER CRANE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DITINJAU DARI SEGI BIAYA PEMODELAN NUMERIK PENGARUH PILE CAP TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL DENGAN PEMBEBANAN AKSIAL, STUDI KASUS PONDASI RUKO PLAZA NIAGA - BUKIT SENTUL PENGARUH BATUAN SISIPAN PADA BUKAAN TEROWONGAN BATUAN, STUDI ANALITIK MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA PENGARUH JUMLAH DATA VOLUME TERHADAP HASIL PREDIKSI PERJALANAN ASAL TUJUAN DENGAN METODE MAXIMUM ENTROPY PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN LAYANG PASPATI TERHADAP ZONA TERPENGARUH DI KOTAMADYA BANDUNG PENGARUH TUMBUKAN PADA PARAMETER MARSHALL CAMPURAN BETON ASPAL YANG MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADI PENGEMBANGAN PROGRAM KOMPUTER UNTUK ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PARKIR TERHADAP KAPASITAS JALAN PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN BETON DENGAN METODE STATISTIK MENGGUNAKAN CONTROL CHART PERAN QUANTITY SURVEYOR PADA TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK DENGAN KONTRAK HARGA SATUAN PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAJA PADA STRUKTUR RANGKA PAYON BENTANG BESAR TIPE BALOK TUNGGAL DAN TIPE RANGKA BATANG PERBANDINGAN ANALISIS BIAYA UNTUK PEMBUATAN PORTAL MONOBEAM STRUKTUR BAJA DENGAN PANJANG BENTANG 25M, 30M, DAN 35M PRAKIRAAN BIAYA PADA TAHAP PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG PROTEKSI STRUKTUR BAJA TERHADAP KOROSI DI DAERAH PANTAI SIFAT TEKNIS DAN IDENTIFIKASI SLAKE DURABILITY DARI BATUAN SHALE DI BUKIT SENTUL STRUKTUR ATAS JEMBATAN JALAN RAYA STUDI ANALISIS BIAYA PEMATANGAN LAHAN STUDI BANDING HASIL KOMPAKSI TANAH MAJALAYA YANG DICAMPUR SEMEN MENGGUNAKAN MOLD DIAMETER 10,2 CM-PALU 3,5 KG, MOLD DIAMETER 3,8 CM-PALU 0,45 KG, ALAT MODIFIED PROCTOR DENGAN VARIASI ENERGI UNTUK PARAMETER QC SONDIR, BERAT ISI KERING, DAN CU NCONFINED PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR STUDI BANDING PARAMETER TANAH YANG DIKOMPAKSI MENGGUNAKAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD BESAR (DIAMETER 10,2 CM PALU 3,5 KG), DAN MOLD KECIL (DIAMETER 3,8 CM PALU 0,35 KG) TANAH MAJALAYA DENGAN VARIASI ENERGI DAN INDEKS PLASTISITAS YANG DISTABILISASI DENGAN SEMEN (KONDISI TIDAK JENUH AIR) STUDI BANDING STRUKTUR KAP BAJA MONOBEAM, RANGKA BATANG DAN TERALIS DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN TATA LAKSANA STUDI BIAYA DAN TATA LAKSANA PENYEDIAAN INSTALASI AIR BERSIH PADA KOMPLEKS PERUMAHAN BATUNUNGGAL INDAH BUAH BATU STUDI BIAYA PEMELIHARAAN STUDI EFEK EKSENTRISITAS DAN FAKTOR K PADA STRUKTUR BAJA BERTINGKAT ENAM DENGAN PENGAKU TIPE Z EKSENTRIS STUDI EKSPEPERIMENTAL PENGARUH PENYAMBUNGAN BETON BERTULANG MUTU FC=20 MPA DENGAN LATEX TERHADAP MOMEN LENTUR PADA BENDA UJI PELAT SATU ARAH UKURAN 90X30X8 CM DENGAN PERAWATAN KERING STUDI EKSPERIMENTAL KORELASI VARIASI ENERGI KOMPAKSI DENGAN QC SONDIR DAN PARAMETER KONSOLIDASI DARI TIGA VARIASI INDEKS PLASTISITAS TANAH EKSPANSIF DI SEKITAR PADALARANG PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR

45

17 38 30 57

66 83 37 9 39 26 7 48 20 18 60 73 12 22 6

1

15 8 12 77 56

35

viii

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN FC = 25 MPA AKIBAT PENAMBAHAN IJUK PADA BENDA UJI SILINDER DENGAN DIAMETER 15 CM DAN PANJANG 30 CM STUDI EKSPERIMENTAL PENENTUAN KADAR IJUK SEBAGAI PENGGANTI SERAT BUATAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU FC = 25 MPA STUDI EKSPERIMENTAL PENENTUAN KOEFISIEN KEKASARAN PIPA BESI GALVANIS DENGAN PERSAMAAN DARCY-WEISBACH STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PLASTIMENT-VZ TERHADAP KEMUDAHAN PENGERJAAN DAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MUTU K-200 YANG MENGGUNAKAN SEMEN MUTU RENDAH STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PLASTOCRETE-NC SPECIAL TERHADAP PENINGKATAN KUAT TEKAN AWAL BETON MUTU FC = 30 MPA DENGAN PERAWATAN KERING STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKA AER DAN SIKA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN TIPE I DENGAN BENDA UJI SILINDER YANG BERDIAMETER 15 CM TINGGI 30 CM STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKA CARBODUR TIPE S512 TERHADAP KUAT LENTUR BETON K-400 DENGAN BENDA UJI BALOK 15 15 110 CM3 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKAMENT-NN (SUPERPLASTICIZER) TERHADAP PENINGKATAN KUAT TEKAN BETON MUTU FC = 45 MPA STUDI KELAYAKAN PEMANFAATAN SEDIMEN LUMPUR UNTUK BAHAN BLANKET KONSTRUKSI DAM DI BUKIT SENTUL STUDI KORELASI ANTARA BERAT ISI KERING, QC SONDIR, CU UNCONFINED MENGGUNAKAN TANAH MAJALAYA YANG DIKOMPAKSI DENGAN 5 VARIASI ENERGI DAN 3 KADAR SEMEN MEMAKAI MOLD 10.2CM-PALU 3.25KG, MOLD 3.8CM-PALU 0.4KG, DAN MODIFIED PROCTOR PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR STUDI KORELASI BERAT ISI KERING, QC SONDIR, CU UNCONFINED UNTUK TANAH MAJALAYA HASIL UJI KOMPAKSI MENGGUNAKAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD 10,2 CM PALU 3,75 KG, MOLD 3,8 CM PALU 0,50 KG YANG DISTABILISASI SEMEN DENGAN VARIASI ENERGI PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR STUDI KORELASI PARAMETER TANAH HASIL UJI KOMPAKSI, SONDIR, UNCONFINED MENGGUNAKAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD 10,2 CM PALU 4 KG, MOLD 3,8 CM PALU 0,55 KG PADA TANAH MAJALAYA YANG DISTABILISASI SEMEN, DENGAN VARIASI INDEKS PLASTISITAS DAN ENERGI PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR STUDI KORELASI QC SONDIR DENGAN CU UNCONFINED DARI SAMPEL HASIL KOMPAKSI DENGAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD 10.2 CM PALU 4.25 KG DAN MOLD 3.8 CM PALU 0.60 KG UNTUK TANAH MAJALAYA DENGAN VARIASI INDEKS PLASTISITAS YANG DISTABILISASI DENGAN SEMEN PADA KONDISI TIDAK JENUH AIR STUDI PELAKSANAAN PEMASANGAN JARINGAN KABEL SERAT OPTIK DI LOKASI SEGITIGA EMAS JAKARTA STUDI PEMILIHAN ELEMEN STRUKTUR LANTAI PRACETAK DENGAN METODA REKAYASA NILAI STUDI PENGARUH PARAMETER PERKERASAN TERHADAP W18 DAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA METODE AASHTO 1993 STUDI PENGARUH UKURAN BENDA UJI KUBUS DAN PARALLELEPIPEDUM TEGAK PADA KUAT TEKAN BETON MUTU K-225 STUDI PENGENDALIAN MUTU BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN STUDI PENGENDALIAN PROYEK DENGAN METODE PENJADWALAN GARIS STUDI PENGGUNAAN COLD FORMED STEEL UNTUK KAP ATAP DARI SEGI BIAYA STUDI PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT PT. KERTAS PADALARANG STUDI PENYEBAB LEPASNYA PASANGAN UBIN LANTAI DITINJAU DARI MUAI SUSUT BAHAN SERTA TATA LAKSANA PENCEGAHANNYA STUDI PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. KERTAS PADALARANG

62

88 31 81

72

59

25 78 49 5

14

63

85

3 2 36 70 13 11 53 27 51 28

ix

STUDI PERBAIKAN PANGKAL JEMBATAN KERETA API DITINJAU DARI SEGI TATA LAKSANA STUDI PERBANDINGAN PELAKSANAAN STRUKTUR LOAD BEARING WALL YANG MENGGUNAKAN BEKISTING TUNNEL FORM DENGAN STRUKTUR PORTAL TERBUKA YANG MENGGUNAKAN BEKISTING KAYU STUDI PERHITUNGAN FASILITAS DASAR BANGUNAN PERKANTORAN STUDI PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT TAHAN GEMPA DENGAN TAMBAHAN DIAGONAL PENGAKU BAJA TIPE X AKIBAT PERUBAHAN FUNGSI BANGUNAN STUDI TATA LAKSANA PEMBANGUNAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON PRATEGANG TINJAUAN KEPEKAAN TEMPERATUR HIGH STIFFNESS MODULUS ASPHALT TINJAUAN MASALAH FAKTOR CB PADA KASUS TEKUK TORSI LATERAL BALOK BAJA PROFIL I TINJAUAN MASALAH TEGANGAN GESER AKIBAT TORSI PADA BATANG ELASTIS LINIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

55 42 4 76 41 54 86 68

x

INDEKS NAMAADE SURYA SETIAWAN ADRIAN WIRJANATA AGUS LESMANA ALOYSIUS ANINDITA ANDREA PIRELINA ANDRIANTO WIJAYA ANSIAS DEKANADI ANTON GUNAWAN ARIEF BUDIMAN.S ARWIN ARWIN ARY NOVI HERYANTO BENNY BENNY SETIAWAN SUSILO BENYAMIN BUDI SETIONO CREMONA MONOARFA DANDY ALOYSIUS SONDAKH DAVID HO DAVID P MANURUNG DEASSY CHRISTINA DENY SONDAYA E. AGUNG PINTOKO K. EDDIE CANDRA ELISABETH SYLVIA HERLINA ESTHER NOERSHANTI EUNIKE F.X. AGUS PRASETYO FERRY LEO G. CASEY ALEXANDER WIRANEGARA GUNTUR HALIM RUDY HANIMIN HENDRA GUNAWAN HENDRA TANNADI HENKY HYPON HENRICUS HERWIN HENRY LESMANA A. HENY SETIANI HERRY SETIAWAN I DEWA GDE MAHENDRA INDRA GUNAWAN INDRATNO BAYUAJI IRWAN DARMAWAN JEFFREY ARBA SABAS JHONNY JOHAN CAHAYA PUTRA YOENANTO 3 32 65 13 37 74 24 56 22 42 85 10 72 54 62 7 40 58 86 30 66 1 6 50 51 43 75 81 21 49 67 12 31 25 71 84 20 83 53 34 78 16 70 28 80 60

xi

JOI P. GINTING JOSEPH HARTONO KARENINA LUKMAN SUDIRO LENNY LENTO SENTOSA LEONARDA EVI PARASTUTI LINAWATI KARTIKA LOMIANTO LUSI M. GUNAWAN M. ALBA PRASETYAWAN M. ANITA SARI .D.A MARGARETHA DEWI MARIANA MARGONO MARTIN SANTOSO MARTONO TEJOSAPUTRO MATHEUS MARYONO KUSWANTORO MICHAEL SANTOSA MOCHAMMAD ABDUL RAHIM AJI NATAL F PANE NOVI AGUSTIAN TANUSAPUTRA PARTOGI SIANTURI PRIO SUNYOTO R. DHOMO BUDHI SATRIO RONALD ROY ANWAR RONNY PAULUS RUDY CHANDRA RUDY HARTADI S. RUNDASYAH SALINA HUSNI SIGIT PRIO HARTONO STANLEY SULISTYONO SUGIARTA BASUKI SYAIFUL ANWAR SOENARIA V VIORENSIS W VENSI KRISTANTI DEWI Y. F. FERDY INDRASAKTI T. P. YOGA SETIAWAN YOHAN YUDY YUNI HERAWATI YUNIUS SINSIN SAPUTRA YUVITA

11 88 35 52 48 41 64 36 38 77 46 69 73 63 33 44 59 27 8 26 19 47 23 55 29 68 5 14 2 17 87 57 39 9 45 15 18 4 76 82 79 61

xii

STUDI BANDING PARAMETER TANAH YANG DIKOMPAKSI MENGGUNAKAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD BESAR (DIAMETER 10,2 CM PALU 3,5 KG), DAN MOLD KECIL (DIAMETER 3,8 CM PALU 0,35 KG) TANAH MAJALAYA DENGAN VARIASI ENERGI DAN INDEKS PLASTISITAS YANG DISTABILISASI DENGAN SEMEN (KONDISI TIDAK JENUH AIR)DENY SONDAYA NRP: 4193024 Pembimbing : Prof. Dr. Djoko Soelarnosidji, Ir., MCE. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengecek hasil uji kompaksi teknik Soelarno dengan teknik Proctor, membuat korelasi energi kompaksi dengan qc sondir (Gambar 4.106 dan 4.107), membuat korelasi antara energi kompaksi dengan cu unconfined (Gambar 4.108), membuat korelasi antara qc sondir dengan cu unconfined (Gambar 4.1184.120), dan membuktikan bahwa dengan menggunakan alat yang berbeda akan mendapatkan dry dan kadar air (w) yang relatif sama (Gambar 4.284.72). Tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah sekitar Majalaya dengan 3 (tiga) variasi indeks plastisitas (IP) yaitu tanah Cangkring (IP=35,97%), tanah Citarum (IP=54,52%), dan tanah Cipicung (IP=72,03%). Ketiga tanah tersebut dikompaksi dengan 3 (tiga) macam alat kompaksi (modified proctor, mold 10,2 cm palu 3,5 kg, dan mold 3,8 cm - palu 0,35 kg) yang menggunakan 5 (lima) variasi energi (3 kg cm/cm3, 6,05 kg cm/cm3, 16 kg cm/cm3, 27,5 kg cm/cm3, dan 38 kg cm/cm3) yang distabilisasi dengan 3 (tiga) variasi kadar semen (5%, 7,5%, dan 10%) pada kondisi tidak jenuh air. Dari Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil kompaksi modified proctor sedikit berbeda dengan hasil kompaksi teknik Soelarno (1.5%-3%) (Gambar 4.284.72), peningkatan dry max sekitar 3 % - 4 % untuk setiap peningkatan energi sebesar 100% (Gambar 4.824.84), peningkatan dry max sekitar 2 % - 3 % untuk setiap peningkatan kadar semen sebesar 2,5 %. (Gambar 4.854.87), peningkatan qc sondir dan cu unconfined sekitar 85 % - 90 % untuk setiap peningkatan energi sebesar 100 %. (Gambar 4.1064.108), peningkatan qc sondir dan cu unconfined sekitar 15 % - 20 % untuk setiap penurunan nilai IP sebesar 5 %. (Gambar 4.1034.105), peningkatan qc sondir dan cu unconfined sekitar 10 % - 15 % untuk setiap peningkatan kadar semen sebesar 2.5 %. (Gambar 4.884.90), dan persamaan hubungan antara qc dengan cu yang diperoleh dari penelitian ini adalah Cu = qc / ( 14 18 ), yaitu tanah Cangkring cu=qc/14 (Gambar 4.118), tanah Citarum cu=qc/16 (Gambar 4.119), dan tanah Cipicung cu=qc/18 (Gambar 4.120) serta hubungan antara modulus Young dengan qc adalah untuk tanah Cangkring E=2qc, tanah Citarum E=1.7qc, tanah Cipicung E=1.4qc lalu hubungan antara E dengan cu adalah untuk tanah Cangkring E=30cu, tanah Citarum E=27.5cu, tanah Cipicung E=25cu.

1

STUDI PEMILIHAN ELEMEN STRUKTUR LANTAI PRACETAK DENGAN METODA REKAYASA NILAISALINA HUSNI NRP. 4193029 Pembimbing: Danu Tirta Gunawan, Ir., MT. Ko-pembimbing: Zulkifli B. Sitompul, Ir., MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPembangunan gedung pada saat ini membutuhkan waktu pengerjaan yang cepat agar dapat segera dimanfaatkan. Salah satunya dengan mengganti tipe pelat lantai yang dipakai dari struktur konvensional menjadi struktur pracetak. Struktur pracetak memiliki waktu pelaksanaan yang lebih cepat. Ada Bermacam jenis bentuk penampang pracetak. Untuk mendapatkan elemen pracetak yang dipilih maka diadakan studi Rekayas Nilai. Studi ini bertujuan untuk mengoptimalkan biaya dengan tetap mempertahankan kualitas dan realibilitas yang sesuai kebutuhan. Studi ini akan menerapkan metoda Rekayasa Nilai terhadap pemilihan jenis pelat pracetak. Hasil yang diperoleh dari analisis di pakai tipe HCS karena daya dukungnya besar, berat sendiri pelat ringan dan waktu pelaksanaannya lebih cepat dibandingkan tipe konvensional. Pemakaian HCS digunakan untuk bangunan bertingkat yang memiliki ukuran bentang yang seragam agar bentuk elemen pelat mudah dipesan.

2

STUDI PELAKSANAAN PEMASANGAN JARINGAN KABEL SERAT OPTIK DI LOKASI SEGITIGA EMAS JAKARTAADE SURYA SETIAWAN NRP: 4193037 PEMBIMBING : A. KARTAHARDJA, Ir. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKDengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan telekomunikasi, maka kabel serat optik digunakan sebagai alternatif baru untuk mempercepat akses telekomunikasi. Apalagi Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk pengembangannya. Diperlukan kemampuan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang baik sehingga dapat dicapai hasil yang optimal terutama dalam pekerjaan pemasangan cable duct untuk jaringan kabel serat optik. Pada pelaksanaan pemasangan cable duct untuk jaringan kabel serat optik banyak terdapat kondisi yang harus diperhatikan seperti masalah sosial masyarakat, masalah waktu pelaksanaan pekerjaan maupun pada saat pelaksanaannya. Dengan adanya penggalian tanah terutama untuk daerah yang relatif padat bangunan dan lalu lintas seperti di lokasi segitiga emas Jakarta, maka dibutuhkan suatu analisis terhadap pekerjaan galian tersebut. Melalui survey pada studi kasus terhadap proyek pemasangan cable duct untuk jaringan kabel serat optik di lokasi segitiga emas Jakarta, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk pemasangan cable duct pada daerah bahu jalan dilakukan dengan cara penggalian tanah. Sedangkan pemasangan cable duct dengan cara pengeboran dilakukan jika lokasi jaringan cable duct harus memotong badan jalan. Pekerjaan pemasangan cable duct dilakukan pada malam hari setiap 100 meter dengan waktu pekerjaan selama 6 jam, mulai pukul 23.00 hingga pukul 05.00 WIB agar pada saat pekerjaan galian selesai aktivitas kegiatan masyarakat dapat berjalan kembali tanpa hambatan. Untuk kelancaran pekerjaan ini maka pihak kontraktor melakukan koordinasi kerja dengan PEMDA DKI Jakarta sebagai pemberi ijin pelaksanaan proyek, aparat pengatur lalu lintas maupun instansi lain yang mempunyai jaringan infrastruktur bawah tanah. Disarankan agar dalam pekerjaan pemasangan cable duct, informasi awal pemetaan jaringan infrastruktur bawah tanah dan kondisi lapisan tanah proyek dimanfaatkan secara optimal untuk memperlancar pekerjaan dan mengantisipasi kemungkinan konflik dengan jaringan infrastruktur bawah tanah lain.

3

STUDI PERHITUNGAN FASILITAS DASAR BANGUNAN PERKANTORANYOHAN NRP: 4193043 Pembimbing: YOHANES L.D. ADIANTO, Ir., MT UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKKenyamanan dalam bekerja adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas. Dan kenyamanan ini berhubungan dengan perencanaan fasilitas dasar yang baik dan hemat energi Dalam hal ini perencanaan fasilitas dasar menjadi penting untuk mencegah ketidaknyamanan bagi pengguna bangunan yang dapat mengakibatkan gangguan aktivitas perkantoran tersebut. Skripsi ini bertujuan sebagai menjelaskan perhitungan fasilitas dasar dan penerapannya pada bangunan perkantoran. Sehingga akan diperoleh bangunan gedung yang nyaman yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja penghuninya serta dalam pengoperasian dan pemeliharaannya dapat menghemat energi tanpa harus mengurangi dan atau mengubah fungsi bangunan, serta mempertimbangkan aspek biaya. Dari studi kasus di Kantor BII dapat disimpulkan bahwa perencanaan fasilitas dasar sudah memenuhi standar kenyamanan, tetapi ada beberapa ruangan yang dapat dihemat dalam hal tata cahaya dan tata udaranya, selain itu sistem pemeliharaan pada fasilitas dasarnya belum terorganisir dengan baik karena hanya mengarah kepada perbaikan saja.

4

STUDI KORELASI ANTARA BERAT ISI KERING, QC SONDIR, CU UNCONFINED MENGGUNAKAN TANAH MAJALAYA YANG DIKOMPAKSI DENGAN 5 VARIASI ENERGI DAN 3 KADAR SEMEN MEMAKAI MOLD 10.2CM-PALU 3.25KG, MOLD 3.8CM-PALU 0.4KG, DAN MODIFIED PROCTOR PADA KONDISI TIDAK JENUH AIRRUDY HARTADI S. NRP: 4193075 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Djoko Soelarnosidji, MCE. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengecek hasil uji kompaksi teknik Soelarno dengan teknik Proctor, membuat korelasi energi kompaksi dengan qc Sondir (Gambar 4.84 dan 4.85), membuat korelasi antara energi kompaksi dengan Cu Unconfined (Gambar 4.83), membuat korelasi antara qc Sondir dengan Cu Unconfined (Gambar 4.1064.108), dan membuktikan bahwa dengan menggunakan alat yang berbeda akan mendapatkan dry dan kadar air (w) yang relatif sama (Gambar 4.284.72). Tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah sekitar Majalaya dengan 3 variasi Indeks Plastisitas (IP). Tanah tersebut adalah Tanah Cangkring (IP=35.97%), Tanah Citarum (IP=54.52%), dan Tanah Cipicung (IP=72.03%). Ketiga tanah tersebut dikompaksi dengan 3 macam alat kompaksi (modified proctor, mold 10.2cm-palu 3.25kg, dan mold 3.8cm-palu 0.4kg) yang menggunakan 5 variasi energi (3 kgcm/cm^3, 6.05 kgcm/cm^3, 16 kgcm/cm^3, 27.5 kgcm/cm^3, dan 38 kgcm/cm^3) yang distabilisasi dengan 3 kadar semen (5%, 7.5%, dan 10%) pada kondisi tidak jenuh air. Dari Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil kompaksi Modified Proctor sedikit berbeda dengan hasil kompaksi teknik Soelarno (1.5%-3%) (Gambar 4.284.72), peningkatan dry maksimum sekitar 3 % - 4 % untuk setiap peningkatan energi sebesar 100% (Gambar 4.894.91), peningkatan dry maksimum sekitar 2 % - 3 % untuk setiap peningkatan kadar semen sebesar 2.5 %. (Gambar 4.894.91), peningkatan qc sondir dan Cu Unconfined sekitar 85 % - 90 % untuk setiap peningkatan energi sebesar 100 %. (Gambar 4.834.85), peningkatan qc sondir dan Cu Unconfined sekitar 15 % - 20 % untuk setiap penurunan Indeks Plastisitas sebesar 5 %. (Gambar 4.834.85), peningkatan qc sondir dan Cu Unconfined sekitar 10 % - 15 % untuk setiap peningkatan kadar semen sebesar 2.5 %. (Gambar 4.834.85), dan persamaan hubungan antara qc dengan Cu yang diperoleh dari penelitian ini adalah Cu = qc / ( 14 18 ), yaitu Tanah Cangkring Cu=qc/14 (Gambar 4.106), Tanah Citarum Cu=qc/16 (Gambar 4.107), dan Tanah Cipicung Cu=qc/18 (Gambar 4.108) serta hubungan antara modulus young dengan qc adalah untuk Tanah Cangkring E=2qc, Tanah Citarum E=1.7qc, Tanah Cipicung E=1.4qc lalu hubungan antara E dengan Cu adalah untuk Tanah Cangkring E=30Cu, Tanah Citarum E=27.5Cu, Tanah Cipicung E=25Cu.

5

STUDI BANDING HASIL KOMPAKSI TANAH MAJALAYA YANG DICAMPUR SEMEN MENGGUNAKAN MOLD DIAMETER 10,2 CM-PALU 3,5 KG, MOLD DIAMETER 3,8 CM-PALU 0,45 KG, ALAT MODIFIED PROCTOR DENGAN VARIASI ENERGI UNTUK PARAMETER QC SONDIR, BERAT ISI KERING, DAN CU NCONFINED PADA KONDISI TIDAK JENUH AIRE. AGUNG PINTOKO K. NRP: 1993410119 PEMBIMBING: Prof. Dr. Ir. DJOKO SOELARNOSIDJI, MCE UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKSelama ini uji kompaksi di laboratorium menggunakan teknik Proctor. Dengan pertimbangan kepraktisan dalam pelaksanaan uji kompaksi, maka Soelarno-IngeOkky (1998) dilanjutkan dengan Soelarno-Yoki-Steve (1999) mengembangkan teknik kompaksi baru dimana ukuran hammer dibuat seluas diameter mold. Kemudian timbul pemikiran untuk mengembangkan teknik ini dengan menggunakan mold Soelarno-Indrakila (1991) yang berdiameter 3,8 cm dengan palu yang dimodifikasi seluas diameter mold. Tujuannya adalah untuk kepraktisan penggunaan sampel bagi uji yang lain (konsolidasi, penjenuhan, unconfined compression test) dan mendapatkan parameter strength untuk mengontrol kualitas pemadatan. Oleh sebab itulah penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil uji kompaksi menggunakan alat Proctor dan alat Soelarno dengan mold diameter 10,2 cm - palu 3,5 kg, dan mold diameter 3,8 cm - palu 0,45 kg serta untuk membuat korelasi antara paramater qc sondir mold Proctor dan mold diameter 10,2 cm - palu 3,5 kg dengan Cu unconfined mold diameter 3,8 cm - palu 0,45 kg dengan variasi indeks plastisitas 35,97%, 54,52%, dan 72,03% dan tiga kadar semen yaitu 2,5%, 7,5%, dan 10% pada kondisi unsaturated (tidak jenuh air). Dari hasil uji difraksi sinar-X, tanah yang digunakan mengandung mineral halloysite, cristobalite, dan montmorillonite. Dari hasil penelitian juga didapat bahwa jika energi yang digunakan sama maka hasil kompaksi dari ketiga jenis mold hampir sama membentuk sudut 450, dengan perbedaan dry maksimum kurang dari 3%. Peningkatan qc sondir diikuti dengan Cu unconfined. Dengan hubungan Cu = qc/14,10 untuk tanah Ip 35,97%, Cu = qc/16,67 untuk tanah Ip 54,52%, dan Cu = qc/18,70 untuk tanah Ip 72,03%. Tanah dengan indeks plastisitas paling tinggi maka nilai qc sondir dan Cu unconfined akan lebih rendah dibanding dengan tanah dengan indeks plastistitas yang lebih rendah. Penambahan kadar semen akan meningkatkan nilai qc sondir dan Cu unconfined. Nilai dry akan meningkat 2% - 3% untuk setiap penambahan 2,5% kadar semen. Hubungan antara E modulus Young dengan qc adalah: E = 1,97 qc untuk tanah Ip 35,97%, E = 1,77 qc untuk tanah Ip 54,52%, dan E = 1,57 qc untuk tanah Ip 72,03%. Sedangkan hubungan antara E modulus Young dengan Cu adalah: E = 29,98 Cu untuk tanah Ip 35,97%, E = 27,68 Cu untuk tanah Ip 54,52%, dan E = 25,72 Cu untuk tanah Ip 72,03%.

6

PERAN QUANTITY SURVEYOR PADA TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK DENGAN KONTRAK HARGA SATUANBUDI SETIONO NRP: 4193129 Pembimbing : Danu Tirta Gunawan, Ir., M.T. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPekerjaan proyek dengan menggunakan kontrak harga satuan akan memudahkan owner untuk menambah item pekerjaan yang harus dilakukan oleh kontraktor. Sehingga hal ini dapat mempercepat dimulainya proses implementasi proyek, karena sebelum desain secara lengkap selesai, implementasi proyek sudah dapat dilakukan. Akan tetapi hal ini dapat merugikan pihak owner sendiri karena pihak kontraktor dapat memperbesar volume pekerjaan yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Quantity surveyor bertugas untuk menghitung volume yang seharusnya dikerjakan oleh kontraktor berdasarkan item-item pekerjaan. Posisi quantity surveyor pada pekerjaan proyek dengan kontrak harga satuan sangat diperlukan oleh pihak owner untuk memberikan kontrol terhadap volume yang akan dikerjakan oleh kontraktor. Pada studi kasus yang dibahas, akan diperoleh gambaran bagaimana tugas seorang quantity surveyor yang pada dasarnya menentukan volume-volume pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh kontraktor, hasil perhitungan itu akan menjadi masukan kepada pihak owner supaya dapat dikoordinasikan dengan kontraktor.

7

STUDI BIAYA DAN TATA LAKSANA PENYEDIAAN INSTALASI AIR BERSIH PADA KOMPLEKS PERUMAHAN BATUNUNGGAL INDAH BUAH BATUNATAL F PANE NRP.4193150 Pembimbing : Ir. Rudy Wieadhy Sentany UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKSistem penyediaan air bersih wajib ada di setiap kompleks perumahan yang melayani semua kebutuhan masyarakat kompleks.Hal ini harus ada karena masyarakat memebeli rumah berdasarkan tingkat kenyamanannya.Apalagi kompleks perumahan Batununggal memang ditujukan untuk kelas menengah ke atas .Untuk itu diperlukan suatu perencanaan sarana penyediaan air bersih yang memadai , baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya , dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk kompleks Batununggal Indah. Pembangunan sarana penyediaan air bersih tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar .Untuk itu diperlukan studi biaya termasuk didalamnya studi kelayakan finansial .Biaya yang ada dianggap sebagai suatu investasi yang ditanamkan.Untuk itu perlu dilakukan analisis meneganai besarnya biaya dan penerimaan proyek terhadap nilai Net Present Value , Benefit Cost Ratio dan Break Even Point. Berdasarkan hasil analisis tersebut , dimana biaya investasi diperoleh dengan pinjaman lunak dengan tingkat suku bunga 7% pertahun , waktu tenggang 5 tahun , dan jangka waktu cicilan 15 tahun , diperoleh nilai NPV = Rp.1.023.184.857,- dan BCR = 2,145 Dengan melakukan studi biaya proyek penyediaan air bersih kompleks perumahan Batununggal Indah dapat disimpulkan bahwa proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.

8

PENGARUH TUMBUKAN PADA PARAMETER MARSHALL CAMPURAN BETON ASPAL YANG MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADIV Viorensis W NRP: 4193166 Pembimbing: Santoso Urip Gunawan, Ir., MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKDengan meningkatnya kebutuhan akan jalan raya, maka dalam perencanaan perkerasaan jalan perlu diperhatikan bahan penyusun perkerasan jalan agar diperoleh lapisan perkerasan yang bermutu tinggi, ekonomis dan memperpanjang umur perkerasan beton aspal. Abu Sekam Padi adalah salah satu limbah yang cukup besar jumlahnya dari sisa pembakaran genteng atau bata yang tidak termanfaatkan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengisi atau filler campuran beton aspal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi tumbukan terhadap parameter Marshall yang menggunakan Abu Sekam Padi sebagai bahan pengisi campuran beton aspal. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter Marshall campuran beton aspal yang menggunakan filler abu sekam padi tidak terdapat perbedaan rongga udara, VMA, VFA, serta kelelehannya akibat variasi jumlah tumbukan. Terdapat perbedaan yang nyata pada nilai stabilitas Marshall untuk 85 tumbukan terhadap 80 dan 75 tumbukan, sedangkan nilai stabilitas Marshall 75 dan 80 tumbukan tidak berbeda nyata.

9

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEKERJAAN LEMBUR PADA TAHAPAN PELAKSANAAN BANGUNANAry Novi Heryanto NRP: 4193168 Pembimbing: Albert Kartahardja, Ir. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPada tahapan pelaksanaan pembangunan suatu kontruksi sipil, keterlambatan jadwal penyelesaian pekerjaan seringkali terjadi. Salah satu alternatif yang biasa digunakan adalah kerja lembur dengan menambah jam kerja per hari. Untuk memperoleh cara yang efektif dan efisien, yang akan diterapkan di lapangan, dilakukan analisis dengan menentukan lintasan kritis dari kegiatan yang memerlukan pekerjaan lembur. Studi kasus dilakukan pada salah satu proyek bangunan gedung dan kerja lembur dilaksanakan pada pekerjaan beton. Dari perhitungan diperoleh hasil yaitu kurun waktu penyelesaian dapat dipercepat dua minggu dengan penambahan biaya sebesar Rp. 9.603.750,-. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan pemilihan sebagian kegiatan yang perlu dilakukan kerja lembur sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas kerja yang tinggi. Dengan menerapkan metode ini, diharapkan terjadi suatu pemecahan masalah yang baik sehingga bisa sampai pada sasaran pelaksanaan proyek.

10

STUDI PENGENDALIAN PROYEK DENGAN METODE PENJADWALAN GARISJoi P. Ginting NRP: 4193171 Pembimbing: Danu Tirta Gunawan, Ir., M.Sc. Ko-Pembimbing: Sonny Siti Sondari, Ir., MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKDalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan, kadang-kadang terjadi keterlambatan dalam penyelesaian proyek. Untuk menghindari hal tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan yang baik sebelum proyek mulai dilaksanakan. Perencanaan melibatkan dua faktor yang berpengaruh besar terhadap keberhasilannya, yaitu kecakapan perencana dan alat atau metode yang dipakai. Suatu perencanaan dapat berdaya guna secara maksimal apabila dapat menggerakkan semua pihak yang berkepentingan untuk ikut serta secara aktif dalam proses implementasi dan perencanaan tersebut. Pada skripsi ini akan dibahas pengendalian proyek, dalam hal ini pengendalian biaya dan waktu, dengan metode penjadwalan garis (line diagram). Metode ini menampilkan jadwal pelaksanaan kegiatan sekaligus biaya yang dipergunakan untuk kegiatan yang bersangkutan. Pengendalian proyek dapat dilakukan dengan cara memantau pekerjaan selama proyek berlangsung, sehingga perkembangan proyek dapat diketahui. Pada studi kasus diketahui bahwa pekerjaan proyek terlambat. Untuk mengejar keterlambatan perlu ditambah tenaga kerja dan peralatan yang lebih banyak, walaupun akan mengakibatkan penambahan biaya yang lebih tinggi dari rencana semula. Disarankan agar penggunaan metode penjadwalan garis ini hanya pada proyek yang mempunyai urutan pekerjaan dan hubungan keterkaitan antar kegiatannya relatif sedikit, agar perkembangan pekerjaan pada proyek dapat terlihat dan dikendalikan dengan baik.

11

STUDI BIAYA PEMELIHARAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN JALAN RAYAHANIMIN NRP : 4193178 Pembimbing: Danu Tirta Gunawan, Ir., M.Sc. Ko-Pembimbing: Sonny Siti Sondari, Ir., MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKJembatan merupakan salah satu unit investasi yang paling tinggi nilainya dari semua komponen jalan raya. Masalah pemeliharaan jembatan adalah kendala yang serius bagi para sarjana teknik. Pemeliharaan yang salah akan mengurangi usia kegunaan secara drastis dan akan mengakibatkan kenaikan biaya pemeliharaan di waktu yang mendatang. Untuk menjamin keamanan dan nilai investasi nasional pada jembatan, maka hal penting yang harus diperhatikan adalah menyusun dan melaksanakan prosedur pemeliharaan yang tepat dan terjadwal. Skripsi ini akan membahas studi biaya pemeliharaan jembatan jalan raya yang baik dan efisien dengan cara membuat diagnosa jenis kerusakan setiap elemen jembatan jalan raya, mengevaluasi penyebab kerusakan, dan membuat saran/usulan pemeliharaan. Studi kasus yang diambil adalah Jembatan Citarum Rajamandala rangka baja. Jembatan Citarum Rajamandala rangka baja tidak pernah mengalami pemeliharaan semenjak selesai dibangun karena dana pemeliharaan yang tersedia terbatas. Jembatan Citarum Rajamandala rangka baja dibangun atas biaya dari PLN untuk menggantikan jembatan lama yang terendam air karena kenaikan muka air sungai akibat pembangunan Waduk Cirata. Estimasi biaya pemeliharaan Jembatan Citarum Rajamandala rangka baja per tahun adalah Rp 20.521.300,00. Pada masa krisis moneter saat ini, angka tersebut merupakan jumlah yang besar mengingat bahwa pada Jalan Propinsi dan Jalan Nasional di Propinsi Jawa Barat ada 2683 buah jembatan dan 123 diantaranya memiliki struktur atas rangka baja. Saat ini nilai kondisi Jembatan Citarum Rajamandala rangka baja adalah 2, yang berarti memerlukan pemantauan atau pemeliharaan di waktu mendatang. Faktor lain yang mempengaruhi adalah karena adanya Jembatan Citarum Rajamandala beton pratekan yang mempunyai daya layan lebih baik. Untuk menjaga agar usia kegunaan jembatan sesuai dengan yang direncanakan, sebaiknya pekerjaan pemeliharaan tetap dilakukan meskipun tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan.

12

STUDI PENGENDALIAN MUTU BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN PELAKSANAAN PERKERASAN JALANAloysius Anindita NRP: 4193184 Pembimbing: Ir. Zulkifli Bachtiar Sitompul, MSIE UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKMutu bahan dan mutu pekerjaan pada proyek perkerasan jalan akan sangat mempengaruhi umur dari perkerasan jalan tersebut. Pengendalian terhadap mutu terpadu sangat diperlukan untuk mencapai produk konstruksi mutu tinggi dan dapat diandalkan. Skripsi ini bertujuan untuk melihat, menganalisis dan memecahkan masalah yang timbul pada pelaksanaan perkerasan jalan khususnya untuk mencapai mutu yang diharapkan. Penulisan skripsi ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran konsep secara menyeluruh mengenai konsep pengendalian mutu bahan dan mutu pekerjaan pada pelaksanaan perkerasan jalan. Analisa yang dilakukan adalah dengan membandingkan cara dan prosedur yang terdapat pada syarat syarat kelengkapan tender menurut Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga dengan pelaksanaan pada lapangan selama proyek berkangsung. Kesimpulan yang dapat diambil pada pembahasan studi kasus antara lain : penyebab terjadinya penurunan mutu produk jalan dan umur perkerasan yang pendek, misalnya pada pemadatan tanah yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan, antisipasi cuaca buruk yang kurang dan penggunaan bahan yang tidak sesuai. Akhirnya saran dan kritik bagi pelaksanaan perkerasan jalan dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan dan prosedur yang berlaku.

13

STUDI KORELASI BERAT ISI KERING, QC SONDIR, CU UNCONFINED UNTUK TANAH MAJALAYA HASIL UJI KOMPAKSI MENGGUNAKAN ALAT MODIFIED PROCTOR, MOLD 10,2 CM PALU 3,75 KG, MOLD 3,8 CM PALU 0,50 KG YANG DISTABILISASI SEMEN DENGAN VARIASI ENERGI PADA KONDISI TIDAK JENUH AIRRUNDASYAH NRP: 4193186 Pembimbing : Prof. Dr. DJOKO SOELARNOSIDJI, Ir., MCE. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKSelama ini uji kompaksi di laboraorium menggunakan alat Proctor. Hasil uji ini dalam penerapannya di lapangan adalah untuk keperluan enregi pemadatan di lapangan. Umumnya untuk mengonrtol kualitas pemadatan menggunakan parameter dry padahal yang diperlukan adalah faktor strength (kekuatan). Oleh sebab itulah penelitian ini mencoba untuk membandingkan penggunaan alat kompaksi jenis lain yang dimodifikasi untuk kepraktisan pengujian dan sekaligus untuk membuat korelasi antara paramater qc sondir mold proctor dan mold Soelarno-Yoki dan cu unconfined dari hasil uji mold mini dengan variasi indeks plastisitas dan kadar semen. Kegunaannya adalah untuk membuat alternatif lain dalam pengontrolan kualitas pemadatan di lapangan dengan menggunakan parameter qc sondir kompaksi dari hubungan yang didapat Tujuan penelitian ini adalah membandingkan penggunaan dari tiga jenis alat kompaksi yang berbeda dan membuat korelasi antara parameter tanah yaitu ; qc sondir kompaksi, cu unconfined dengan variasi energi kompaksi, dan membuat hubungan qc sondir dengan cu unconfined. Kegunaannya adalah untuk membuat alternatif lain dalam pengontrolan kualitas pemadatan di lapangan dengan menggunakan parameter qc sondir kompaksi dari hubungan yang didapat antara qc sondir dengan cu unconfined. Dari hasil penelitian didapat bahwa jika energi kompaksi yang digunakan sama maka hasil kompaksi dari ketiga jenis mold hampir sama (1.5% - 3%) . Untuk tanah dengan indeks plastisitas meningkat maka parameter qc, dan cu akan menurun sedangkan untuk kadar semen yang meningkat maka parameter qc, dan cu akan meningkat sebesar 10% - 15%. Sedangkan akan terjadi peningkatan qc dan cu sekitar 85%- 90% untuk peningkatan energi sebesar 100%. Hubungan antara cu dan qc adalah : cu=qc/n, nilai n untuk tanah dengan kadar IP=35,97 % adalah 14, dengan IP=54,52% adalah 17, dan untuk IP=72.03% adalah 19.

14

STUDI BANDING STRUKTUR KAP BAJA MONOBEAM, RANGKA BATANG DAN TERALIS DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN TATA LAKSANAY. F. Ferdy Indrasakti T. P. NRP: 4193188 Pembimbing: Danu Tirta Gunawan, Ir., MSc. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKDewasa ini sudah banyak jenis struktur kap baja yang digunakan, sehingga perlu diketahui bagaimana memilih struktur kap baja yang baik ditinjau dari segi biaya dan tata laksana. Dalam skripsi ini dianalisis struktur kap baja untuk monobeam, rangka batang , dan teralis, dengan variasi bentang 8m, 10m, 12m, 14m, 16m, 18m, dan 20m. Untuk struktur kap baja monobeam digunakan profil IWF, struktur kap baja rangka batang digunalan profil siku, sedangkan struktur kap baja teralis digunakan profil T dengan penghubung batang diagonal digunakan profil siku. Kesimpulan yang didapat dari segi biaya dan tata laksana adalah bahwa untuk bentang 8m, 12m, 14m, dan 18m dipilih struktur kap baja teralis. Sedangkan untuk bentang 10m, 16m, dan 20m dipilih struktur kap baja monobeam.

15

ANALISIS RENCANA JALUR REL GANDA PADA LINTAS YOGYAKARTA SOLO (BALAPAN)INDRATNO BAYUAJI NRP: 4193198 PEMBIMBING : WIMPY SANTOSA, ST, M.Eng.,MSCE,Ph.D UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKUntuk mengantisipasi perkembangan pengunaan sarana kereta api dan untuk meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan kinerja sistem transportasi kereta api, maka perlu diadakan peninjauan kembali kapasitas lintas pada jalur-jalur kereta api terutama pada jalur jalur yang padat. Pada skripsi ini ditinjau lintas kereta api Yogyakarta Solo (Balapan). Lintas tersebut selalu mengalami peningkatan volume yang berarti dari tahun ke tahun. Peningkatan ini harus diantisipasi dengan kesiapan prasarana penunjang lainnya. Salah satu faktor penting yang harus diperhitungkan adalah kapasitas lintas. Pada skripsi ini kapasitas lintas diperhitungkan untuk berbagai jenis sinyal, baik pada jalur tunggal maupun pada jalur ganda, dan dibandingkan dengan kapsitas lintas aktual yang ada. Dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa lintas Yogyakarta- Solo (Balapan)memerlukan penambahan jalur dari jalur tunggal seperti yang ada sekarang menjadi jalur ganda, atau memerlukan pengganti sistem sinyal yang ada.

16

PEMERIKSAAN VISUAL KERUSAKAN PADA JEMBATAN GELAGAR BOX BAJA DI TOMANG JAKARTASIGIT PRIO HARTONO NRP: 4193207 Pembimbing: A. Kartahardja, Ir. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKJembatan merupakan aset modal yang tertinggi dalam sistem jalan raya, bila diukur berdasarkan luas jalan per meter persegi. Sebuah jembatan nilainya bisa mencapai kira-kira sepuluh kali dari nilai jalan bila diukur dengan cara tersebut. Oleh karena itu adalah penting untuk memelihara jembatan tersebut. Dalam pemeliharaan jembatan dapat dilakukan suatu pemeriksaan rutin dan pemeriksaan periodik untuk menentukan apakah ada kerusakan pada jembatan sehingga dapat diambil tindakan yang tepat. Tomang Flyover merupakan jembatan milik P.T. Jasa Marga yang terbuat dari struktur gelagar box baja dan jarang digunakan di Indonesia. Pada pemeliharaan jembatan ini perlu dilakukan pemeriksaan secara visual dan laporan pemeriksaan secara rutin serta periodik sehingga diketahui kondisi fisik dari kerusakan jembatan tersebut. Dari hasil pemeriksaan secara visual dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan harus dilakukan terhadap keseluruhan elemen-elemen jembatan yang meliputi : lapisan permukaan, expansion joint, timbunan/oprit, pelat lantai beton, gelagar/diafragma beton, gelagar/diafragma baja, abutment/pilar beton, drainase dinding, pipa cucuran, drainase lantai dan landasan/perletakan. Laporan hasil pemeriksaan dibuat dalam bentuk formulir yaitu laporan pemeriksaan rutin yang dilakukan enam bulan sekali dan laporan pemeriksaan periodik yang dilakukan lima tahun sekali. Disarankan adanya seorang inspektur terlatih dalam pemeriksaan rutin dan ahli jembatan dalam pemeriksaan periodik

17

PRAKIRAAN BIAYA PADA TAHAP PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNGYOGA SETIAWAN NRP: 4193211 Pembimbing: Albert Kartahardja, Ir. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKAgar pelaksanaan pembangunan gedung dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, maka diperlukan suatu alokasi biaya yang tepat serta dapat dipertanggungjawabkan. Dalam menyusun prakiraan biaya dari suatu proyek, seorang perencana dituntut untuk memahami semua unsur-unsur yang mempengaruhi biaya. Dalam menentukan harga penawaran yang diberikan para kontraktor dalam pelelangan, maka pemilik harus memiliki prakiraan biaya sebagai dasar pertimbangan harga penawaran. Tujuan umum dari usaha prakiraan ini adalah membuat perencanaan anggaran proyek dengan cara menganalisis perencanaan pekerjaan pada bangunan gedung. Dalam skripsi ini, masalah dibatasi pada perencanaan biaya dengan hanya meninjau pekerjaan pembetonan lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 yang mencakup kolom, balok, pelat lantai dan tangga dengan menggunakan analisis BOW. Untuk studi kasus dipakai data dari proyek gedung Pasca Sarjana IAIN Sunan Gunung Djati yang terdiri dari 3 lantai dengan luas total 1200 m2. Dari pekerjaan-pekerjaan beton seperti balok, kolom, pelat lantai dan tangga, karena bagian utama dari struktur bangunan bertingkat adalah kolom, balok, pelat lantai dan tangga maka biaya pekerjaan beton yang diperhitungkan pada studi kasus ini adalah pekerjaan kolom, balok, pelat lantai dan tangga. Dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat diperkirakan persentase biaya pekerjaan beton dari seluruh biaya pekerjaan gedung.

18

ANALISIS PENGGUNAAN JASA SUBKONTRAKTOR PADA PEMBANGUNAN GEDUNGPARTOGI SIANTURI NRP: 4193213 Pembimbing: A. Kartahardja, Ir. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKDidalam pengerjaan suatu proyek pembangunan gedung, kontraktor sebagai pelaksana mempunyai tugas untuk menyelesaikan proyeknya sesuai dengan sasaran proyek, yaitu tepat biaya, waktu, dan mutu.. Dengan kompleksnya pekerjaan proyek, akan semakin sulit bagi kontraktor untuk menyelesaikan proyeknya sesuai dengan sasaran proyek. Ada bagian-bagian dari proyek yang khusus dan sulit untuk dikerjakan oleh kontraktor bila tidak memiliki keahlian untuk mengerjakan bagian-bagian proyek yang khusus tersebut, seperti pondasi dalam (bor pile, tiang pancang), elektrikal, perpipaan, atap baja dan lain-lain. Oleh karena itu kontraktor membutuhkan bantuan kontraktor-kontraktor lain yang memiliki keahlian spesialis, yang disebut subkontraktor. Untuk mendapatkan pekerjaannya, subkontraktor membuat harga penawaran kepada kontraktor utama, lalu kontraktor utama akan memilih subkontraktor berdasarkan pertimbangan biaya, waktu dan mutu. Kontraktor utama sendiri mendapatkan laba dari pekerjaan yang tidak ia kerjakan sendiri. Namun penggunaan jasa subkontraktor tidak terbatas pada pekerjaan khusus saja. Kontraktor utama dapat menggunakan jasa para subkontraktor untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak khusus dengan maksud mempercepat pelaksanaan proyek. Dari hasil analisis penggunaan jasa subkontraktor pada proyek pembangunan gedung dapat disimpulkan bahwa penggunaan jasa subkontraktor spesialis sangat membantu kontraktor utama, terutama dari segi waktu. Pada proyek pembangunan gedung, pekerjaan-pekejaan yang memerlukan penanganan khusus sebaiknya diberikan kepada subkontraktor spesialis.

19

PERBANDINGAN ANALISIS BIAYA UNTUK PEMBUATAN PORTAL MONOBEAM STRUKTUR BAJA DENGAN PANJANG BENTANG 25M, 30M, DAN 35MHenry Lesmana A. NRP: 4193235 Pembimbing: Zulkifli Bachtiar Sitompul, Ir., MSIE. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKStruktur portal monobeam baja merupakan salah satu elemen struktur yang penting dalam sebuah bangunan berbentang besar, seperti pabrik, gudang dan lainlain. Diantara berbagai struktur kap baja, portal monobeam baja seringkali menjadi pilihan karena bentuknya yang sederhana sehingga pengerjaannya tidak serumit pengerjaan struktur kap baja yang lainnya. Ada beberapa cara untuk menganalisis biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu struktur baja. Dalam skripsi ini biaya pembuatan struktur portal monobeam baja dianalisis dengan dua macam cara yang selama ini sudah dikenal yaitu cara Bina Marga dan cara Modern. Dari kedua cara tersebut dapat diketahui bahwa cara Modern menghasilkan perhitungan biaya yang paling minimum. Hal ini dapat dimungkinkan karena pada cara Modern analisisnya dilakukan dengan lebih terperinci dibandingkan dengan cara Bina Marga.

20

ANALISIS FREKUENSI GEMPA DI KAWASAN TIMUR INDONESIAFERRY LEO NRP: 4194017 PEMBIMBING : THEO F.NAJOAN, Ir., M.Eng. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAK Gejala gempa bumi dengan besaran (magnitude) yang meningkat makin sering tercatat di berbagai tempat di dunia termasuk di Indonesia. Dan yang merupakan tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap datadata gempa sehingga akan diperoleh data baru berikut parameter nya yang lebih mendetail dan lebih terinci untuk setiap bagian kecil wilayah Indonesia.

Analisis data gempa dibatasi untuk Kawasan Timur Indonesia. Parameter hasil yang diperoleh dari analisa perkotak adalah: Pulau Sulawesi b1=0.6630 Pulau Flores dan Timor b1=0.7831 Pulau Maluku b1=0.8526 Pulau Irian b1=0.7560 Untuk analisa hasil gabungan per pulau diperoleh hasil sbb: Pulau Sulawesi b1=0.8876 Pulau Flores dan Timor b1=1.0725 Pulau Maluku b1=0.9953 Pulau Irian b1=0.9700

Hasil yang didapat ini tidak lah berbeda jauh dari hasil penelitian yang diperoleh oleh Beca Carter dan Hollings yaitu antara 0.9 hingga 1.1. Selain itu juga diperoleh persamaan hubungan antara Log N1(M) vs Magnitude untuk analisa gabungan adalah: Pulau Sulawesi Log N1(M) = 5.8143 0.8876 Ms Pulau Flores dan Timor Log N1(M) = 6.4881 1.0725 Ms Pulau Maluku Log N1(M) = 6.5371 0.9953 Ms Pulau Irian Log N1(M) = 6.1718 0.9700 Ms

21

STUDI ANALISIS BIAYA PEMATANGAN LAHANARIEF BUDIMAN.S NRP: 4194047 Pembimbing: Danu Tirta Gunawan, Ir., MT UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKSalah satu bagian penting dari pelaksanaan pembangunan suatu proyek konstruksi adalah pekerjaan galian dan timbunan. Agar pelaksanaanya berjalan dengan baik, diperlukan perencanaan dan perhitungan yang matang sehingga hasil yang diharapkan dapat memuaskan semua pihak. Tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis pekerjaan pematangan lahan di lapangan dan biaya yang terkait dalam pelaksanaan proyek. Pertama-tama dilakukan penetapan cara penanganan yang tepat untuk kondisi lahan yang akan dimatangkan. Kemudian dipilih alat berat yang akan dipakai dan harus sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, juga harus diperhatikan dari segi efisiensi dan biaya. Lalu, berdasarkan volume pekerjaan yang telah direncanakan, ditentukan waktu operasi dari peralatan berat yang telah dipilih tadi. Waktu operasi tersebut dipergunakan untuk mengetahui besarnya biaya operasi alat berat serta biaya kepemilikannya. Jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek tersebut merupakan penjumlahan dari biaya operasi dan biaya pemilikan alat berat. Dari hasil analisis pada studi kasus yang dilakukan pada proyek pembangunan hotel di kawasan Jakarta Selatan, diperoleh waktu pelaksanaan yang cukup lama dan biaya yang cukup mahal. Hal ini menunjukkan proses pelaksanaan pematangan lahan serta pemilihan alat berat yang kurang efektif.

22

ANALISIS WAKTU TUNDA DENGAN TEKNIK JALUR GANDA PARSIAL PADA JALAN REL KORIDOR JAKARTABANDUNG SEKSI CIKAMPEK PADALARANGR. DHOMO BUDHI SATRIO NRP. 4194053 Pembimbing: Aloysius Tjan, Ir., MT., Ph.D. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPeningkatan pelayanan pada kereta api tidak hanya pada bentuk pelayanan (service) di dalam gerbong saja, meningkatkan kapasitas lintas termasuk didalamnya. Meningkatkan kapasitas lintas dengan tidak mengurangi waktu tempuh dapat dilakukan dengan penggunaan jalur ganda. Pengurangan waktu tempuh adalah hal yang paling dicari oleh konsumen. Namun keterbatasan dana menyebabkan pembuatan jalur ganda hanya sebatas pada jalur ganda parsial saja. Hasil analisis yang dilakukan pada seksi Cikampek Padalarang, dengan tidak mengubah alinyemen, untuk seluruh kelas kereta api yang ada berdasarkan Gapeka 1998 menghasilkan bahwa ruas Sukatani Plered Cisomang, Maswati Sasaksaat Cilame hingga Padalarang, dengan panjang 29,276 km adalah ruas jalur ganda parsial yang memberikan waktu tunda terendah. Padahal ruas tersebut adalah ruas terpendek dari 10 (sepuluh) ruas yang dianalisis, termasuk pula dari panjang jalur ganda parsial hasil analisis P.T. Kereta Api. Hasil studi yang telah dilakukan oleh P.T. Kereta Api dan para konsultannya telah menetapkan ruas Cikampek hingga Purwakarta, Ciganea hingga Sukatani, dan Plered hingga Cisomang sepanjang 32,53 km adalah ruas antar stasiun yang akan diterapkan jalur ganda parsial, dengan catatan bahwa kereta api yang melintas hanyalah KA Argo Gede dan KA Parahyangan saja. Lebih dari itu hasil studi yang dilakukan ini mengubah alignment beberapa ruas antar stasiun. Penentuan ruas mana yang memberikan waktu tunda terendah sangat dipengaruhi oleh bobot perbandingan antar kelas kereta api. Bobot antar kereta api perlu dipertimbangkan mengingat bahwa KA Argo Gede tidak mungkin akan mempunyai nilai yang sama dengan KA Parahyangan, KA Ekonomi Ekspres, KA Ekonomi Non Ekspres, maupun KA Barang, yang dapat terlihat dengan pemberian prioritas perjalanan kepada KA Argo Gede saat bertemu ketiga kelas kereta api yang lain pada ruas rel tunggal.

23

ANALISIS DINAMIK PENGARUH GEMPA SUSULAN PADA STRUKTUR BETON BERTINGKAT RENDAHAnsias Dekanadi NRP: 4194087 Pembimbing: Ir. Adhijoso Tjondro, ME. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL BANDUNG 2000 ABSTRAKPada skripsi ini dipelajari respon struktur terhadap gempa susulan yang terjadi setelah gempa utama. Struktur beton bertulang dapat mengalami kerusakan akibat gempa utama, dan kerusakan tersebut dapat bertambah akibat gempa susulan pada struktur yang telah berkurang kekuatannya akibat mengalami kondisi inelastis pada saat gempa utama. Kekuatan gempa susulan yang terjadi sering kali mendekati kekuatan gempa utama dengan karakteristik gempa yang mirip, sehingga gempa susulan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap struktur yang sudah mengalami perlemahan. Perencanaan awal dilakukan dengan metode statik ekuivalen sesuai dengan Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SKBI1.3.53.1987, UDC:699.841). Analisis elastis dilakukan dengan bantuan program SANS/89 ver. 3.7. Selanjutnya untuk mempelajari pengaruh gempa susulan dilakukan analisis dinamik riwayat waktu inelastis tanpa memperhitungkan degrading stiffness dan dengan memperhitungkan degrading stiffness. Analisis inelastis ini dilakukan dengan bantuan program DRAIN2D. Rekaman percepatan gempa yang dipergunakan adalah rekaman percepatan gempa Denpasar 1979, Elcentro 1940, Bucharest 1977 dan Pacoima Dam 1971, sebagai gempa susulan rekaman gempa yang sama dipergunakan dengan kekuatan yang diperkecil sampai 90% kekuatan gempa utama. Dari hasil analisis dalam skripsi ini didapatkan bahwa gempa susulan dapat mengakibatkan respon struktur yang lebih besar dari respon struktur terhadap gempa utama. Hal ini diperlihatkan dengan adanya peralihan dan rotasi sendi plastis kumulatif maksimum yang lebih besar, akibat gempa susulan.

24

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKA CARBODUR TIPE S512 TERHADAP KUAT LENTUR BETON K-400 DENGAN BENDA UJI BALOK 15 15 110 CM3HENDRA TANNADI NRP: 4194134 PEMBIMBING : Ny. WINARNI HADIPRATOMO, Ir. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPada dewasa ini beton sangat banyak digunakan sebagai elemen struktur pada bangunan. Dengan semakin berkembangnya teknologi, telah ditemukan berbagai cara untuk memperbaiki kekuatan komponen struktur beton yang mengalami kerusakan. Salah satu cara yang telah ditemukan yaitu dengan menggunakan Sika Carbodur. Keuntungan dari pemakaian Sika Carbodur yaitu komponen struktur tidak perlu dibongkar dan kekuatan yang dihasilkan juga sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kuat lentur, kekakuan penampang EI, lendutan terhadap beban, ukuran tulangan dan kekuatan dari beton secara teoritis dengan hasil penelitian. Jenis Sika Carbodur yang digunakan adalah tipe S512 dan sebagai perekat Sika Carbodur ke permukaan beton dipakai Sikadur 30. Untuk mempermudah pengerjaan beton diberikan Superplasticizer yaitu Sikament NN dengan kadar 1,5% dari berat semen. Kemudian dibuat benda uji berupa balok beton berukuran 15 15 110 cm3. Pengujian kuat lentur balok tanpa Sika Carbodur dilakukan pada umur 28 hari, sedangkan untuk balok dengan Sika Carbodur dilakukan pemasangan Sika Carbodur pada umur 28 hari dan pengujian dilakukan tiga hari kemudian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil yaitu setelah pemakaian Sika Carbodur, kekuatan lentur meningkat 75,8%, kekakuan penampang EI meningkat 18,9%, pada lendutan yang sama, balok yang memakai Sika Carbodur dapat memikul beban lebih besar, ukuran diameter tulangan utama dapat dikurangi dari 22 menjadi 10 dan untuk tulangan geser dari 8 menjadi 6, kekuatan balok beton teoritis lebih besar dari kekuatan hasil uji lentur, serta pola retak yang terjadi menjadi lebih halus.

25

PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN BETON DENGAN METODE STATISTIK MENGGUNAKAN CONTROL CHARTNOVI AGUSTIAN TANUSAPUTRA NRP: 4194141 Pembimbing: Danu Tirta Gunawan, Ir., MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKKarena beton dibentuk dari berbagai macam bahan, maka terjadi variasi dalam pencapaian mutu. Hasil yang terjadi tersebar disekitar mutu beton rencana. Sehingga sebaiknya mutu beton dibuat dalam suatu rentang untuk memudahkan penerimaan mutu beton. Lebar rentang ditentukan berdasarkan analisis statistik. Sebagai intrumen untuk me-record data yang terjadi dilapangan dan untuk pengendalian proses digunakan control chart, yang terdiri dari garis lurus yang menggambarkan tingkat sasaran, tingkat batas atas, dan tingkat batas bawah.

26

STUDI PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LIMBAH PADAT PT. KERTAS PADALARANGMochammad Abdul Rahim Aji NRP: 4194144 Pembimbing: R. Wahyudi Triweko, Ir., M.Eng., Ph.D. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPT. Kertas Padalarang menghasilkan limbah padat yang berasal dari proses produksi maupun dari unit pengolahan limbah cair. Selama ini limbah padat tersebut dibuang ke tempat penampungan tanpa penanganan lebih lanjut. Upaya ini dirasakan sangat tidak efektif, sehingga perlu dilakukan suatu penanganan agar limbah padat yang dihasilkan memberikan manfaat dan dampak lingkungan secara positif. Melihat karakteristik limbah padat yang dihasilkan, limbah padat yang berasal dari unit pengolahan limbah cair dapat dijadikan pupuk kompos. Untuk itu diperlukan suatu unit pengolahan dan penanganan limbah padat yang terdiri dari unit proses pemekatan berupa kolam pemekatan, pengeluaran air berupa bak pengering lumpur yang bertujuan untuk mendapatkan lumpur dengan kadar padatan yang diinginkan agar lumpur dapat lebih mudah dimanfaatkan. Unit penanganan limbah padat dilakukan dengan proses pengomposan konvensional seperti yang dilakukan pada pembuatan pupuk kompos umumnya. Dari hasil studi diperoleh kesimpulan bahwa luas areal yang dibutuhkan untuk areal kolam pemekatan 81 m2, bak pengering lumpur 1290 m2, dan pengomposan 792 m 2.

27

STUDI PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. KERTAS PADALARANGJeffrey Arba Sabas NRP: 4194148 Pembimbing: R. Wahyudi Triweko, Ir., M.Eng., Ph.D. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKDengan adanya kebutuhan akan kertas yang terus meningkat, PT. Kertas Padalarang bermaksud melakukan penambahan produksi dengan cara pengembangan dan perluasan lahan pabrik. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya produksi air limbah yang dihasilkan, dari 7000 m3 perhari menjadi 10500 m3 perhari. Untuk mengetahui akibat dari pertambahan produksi air limbah, dilakukan evaluasi kinerja terhadap instalasi pengolahan air limbah (IPAL) PT. Kertas Padalarang yang berupa bak pengendapan (lagoon). Ternyata IPAL sudah tidak lagi berfungsi dengan baik, hal ini terlihat dari data effluent yang ada dimana kandungan bahan pencemar masih tinggi. Sehingga untuk mengolah air limbah PT. Kertas Padalarang dibutuhkan suatu perancangan IPAL yang baru. Berdasarkan atas hasil penelitian terhadap air limbah PT. Kertas Padalarang di Laboratoria Teknik Lingkungan ITB, dibuat perancangan IPAL baru berupa proses lumpur aktif sistem pencampuran sempurna, yang terdiri dari unit penyaringan kasar, unit proses koagulasi (ukuran bak 2 2 2 m3), unit proses flokulasi (10 10 3 m3), unit proses pengendapan pertama ( 15 m, tinggi 3 m), unit proses aerasi (15 25 4 m3), dan unit proses pengendapan kedua ( 19 m, tinggi 4 m).

28

ANALISIS FREKUENSI GEMPA DI KAWASAN BARAT INDONESIARonny Paulus NRP: 4194170 Pembimbing: Ir. Theo F. Najoan, M. Eng. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKAnalisis frekuensi gempa di kawasan barat Indonesia dengan mengumpulkan data-data dari USGS National Earthquake Information Center lewat internet dan Direktorat Geologi. Data yang dikumpulkan adalah dengan kriteria sebagai berikut: Data di kawasan barat Indonesia dari tahun 1821 sampai September 1999 Magnitude gempa M4; dimana M dalam Ms Kedalaman pusat gempa sampai 150 km Data-data ini dipisah-pisah menurut derajat lintang dan bujurnya yang berkelompok menjadi satu kotak dalam satu derajat persegi yang membentuk kawasan Indonesia yang akan dibahas disini adalah dari 9o LU sampai 15o LS dan 94o BT sampai 120o BT dan ditambah dari 92o BT sampai 94o BT membentuk 624 kotak lebih. Kemudian data gempa pada setiap kotak disortir menurut frekuensi kejadian gempa dengan M4; M4,5; M5; M5,5; M6; M6,5 dan M7 pertahun, dipilih hanya untuk gempa dangkal dengan kedalaman pusat gempa 100 km, lalu dianalisis dengan metode Gutenberg-Richter.dan didapat harga a1 dan b1 -nya. Hasil dari analisis per kotak diperoleh rata-rata harga b1 dan a1 Pulau Sumatera b1= 0,70 = 0,226 a1 = 2,90 = 1,153 Pulau Jawa & sekitarnya b1= 0,71 = 0,235 a1 = 2,90 = 1,14 Untuk analisis per pulau diperoleh persamaan (model Gutenberg-Richter) pada dua daerah subduksi di Sumatera dan Jawa, dengan nilai-nilai konstanta: Pulau Sumatera b1= 0,993 a1 = 6,2 Pulau Jawa & sekitarnya b1= 1,141 a1 = 6,9 Dengan persamaan tersebut dapat dipakai untuk mencari periode ulang magnitude gempa tertentu yang dibatasi sebagai berikut : Pulau Sumatera Mmaks = 8,31 Pulau Jawa & sekitarnya Mmaks = 7,85 Selain itu dalam skripsi ini dapat juga dilihat frekuensi gempa di kawasan barat Indonesia dan dapat dijadikan petunjuk dimana saja kawasan yang relatif sering diguncang gempa dengan magnitude M> 6.

29

PEMILIHAN PENGGUNAAN TOWER CRANE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DITINJAU DARI SEGI BIAYADAVID P MANURUNG NRP:.4194178 Pembimbing: Yohanes L.D. Adianto, Ir.,MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKTower crane adalah alat berat yang lazim digunakan pada berbagai proyek pembangunan. Kecepatan angkat, kemampuan mengangkat beban berat, dan luas daerah yang dapat dijangkau adalah faktor-faktor yang menyebabkan alat ini sangat diandalkan oleh kontraktor pelaksana proyek. Pengoperasian tower crane pada suatu proyek pembangunan membutuhkan biaya yang sangat besar. Biaya pengoperasian tower crane pada suatu proyek terdiri dari biaya pengadaan alat, biaya handling, biaya mobilisasi tower crane dari tempat penyimpanan ke lokasi proyek dan sebaliknya, biaya proses erection dan dismantle, biaya pembuatan pondasi dan pembongkarannya, biaya operator, serta biaya pengurusan ijin . Studi kasus dalam skripsi ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Dari hasil penelitian di lokasi menunjukkan bahwa biaya penyewaan dua unit stationary tower crane lebih besar daripada satu unit travelling tower crane. Untuk memutuskan penggunaan jenis tower crane tertentu pada suatu proyek pembangunan gedung, juga harus mempertimbangkan jadwal kerja, ketersediaan dana, dimensi bangunan, dan keadaan lokasi proyek.

30

STUDI EKSPERIMENTAL PENENTUAN KOEFISIEN KEKASARAN PIPA BESI GALVANIS DENGAN PERSAMAAN DARCY-WEISBACHHENDRA GUNAWAN NRP: 4194191 Pembimbing: SALAHUDIN GOZALI, Ir., ME., Ph.D UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKKehilangan energi yang terbesar dari aliran air dalam pipa adalah akibat dari gesekan yang terjadi antara air dan dinding dalam pipa. Besar kehilangan energi sangat tergantung dari jenis bahan pipa, diameter dalam pipa dan jenis aliran di dalam pipa tersebut. Untuk dapat mengetahui besar koefisien kekasaran pipa besi galvanis pada jaringan pipa yang terdapat di laboratorium hidraulika Universitas Katolik Parahyangan maka dilakukan studi eksperimental. Dari hasil penelitian untuk range Re antara 87790,19 sampai 37269,47 diketahui bahwa koefisien kekasaran pipa besi galvanis dengan diameter 1 berbeda sampai dengan 60,02 % dengan penentuan koefisien kekasaran dengan menggunakan diagram Moody, diameter berbeda sampai 26,44 % dan untuk pipa dengan diameter berbeda sampai 91,37 %. Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien kekasaran pada jaringan pipa di laboratorium memiliki nilai lebih kecil dibandingkan dengan koefisien kekasaran yang diperoleh dengan menggunakan diagram Moody. Hal ini disebabkan dugaan perbedaan bahan pipa besi besi galvanis dan kondisi dari pipa besi galvanis yang sekarang dengan bahan pipa besi pada pada saat diagram Moody dibuat untuk range Re antara 87790,19 sampai 37269,47.

31

ANALISIS DAN RENCANA PENINGKATAN SIMPANG TIGA JALAN CIUMBULEUIT, SILIWANGI, DAN CIHAMPELAS WILAYAH KOTAMADYA BANDUNGAdrian Wirjanata NRP: 4195047 Pembimbing : Zul Kasturi, ST., MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKSaat ini kemacetan merupakan masalah yang dapat ditemui di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Kemacetan ini membawa kerugian bagi pengguna jalan dimana waktu tempuh menjadi bertambah. Pada Simpang Tiga Jalan Ciumbuleuit, Siliwangi dan Cihampelas juga terjadi kemacetan dimana sering terlihat antrian panjang kendaraan pada persimpangan tersebut. Dengan bantuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997) dicoba menganalisis persimpangan tersebut untuk mengetahui kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian dan tundaan simpang rata-rata dari simpang tersebut. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa simpang tersebut sudah jenuh, dan dicoba untuk merencanakan peningkatan kapasitas dari simpang tersebut agar sesuai dengan volume kendaran yang melewatinya. Peningkatan dengan pengubahan fase sinyal dan penambahan waktu siklus sudah tidak dapat dilakukan pada persimpangan ini, maka dicoba peningkatan dengan pelebaran kaki simpang. Dari hasil analisis didapat derajat kejenuhan lebih kecil dari 0,85 setelah dilebarkan dengan waktu siklus 115 detik dan waktu hilang total 12 detik

32

HUBUNGAN BULK SPECIFIC GRAVITY SERTA APPARENT SPECIFIC GRAVITY DENGAN EFFECTIVE SPECIFIC GRAVITY PADA CAMPURAN BERASPALMARTONO TEJOSAPUTRO NRP: 199541079 Pembimbing: ALOYSIUS TJAN Ir., M.T.,Ph.D UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/0/1997) BANDUNG FEBRUARI 2000 ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara Bulk Specific Gravity(Gsb) dan Apparent Specific Gravity (Gsa) dengan Effective Specific Gravity (Gse). Penelitian ini meliputi pengujian terhadap lima jenis agregat kasar dengan karakteristik sifat fisik yang bervariasi, masing-masing jenis agregat dibagi menjadi lima jenis ukuran yang berbeda. Dari variasi jenis agregat yang berbeda ukuran dan karakteristik fisiknya tersebut dibuat campuran beraspal untuk mendapatkan besaran Theoretical Maximum Specifc Gravity (Gmm). Selanjutnya dengan perhitungan terhadap Gmm dapat dihitung besarnya Effective Specific Gravity (Gse). Dengan melakukan analisis statistik ANOVA terhadap besaran Bulk Specific Gravity (Gsb) dan Apparent Specific Gravity (Gsa) dengan Effective Specific Gravity (Gse), didapati bahwa untuk jenis yang sama, besarnya Gsb, Gsa, dan Gse tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk ukuran yang berbeda-beda. Dengan melakukan analisis regresi linier terhadap data Gsb, Gsa, dan Gse diperoleh persamaan empiris: Gse = 0.5115(Gsb+Gsa)-0.1033

33

EVALUASI PERANCANGAN POLA JALAN TERHADAP OPTIMASI PEMBAGIAN LAHAN PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN SEDERHANAI Dewa Gde Mahendra NRP: 4195131 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto, Ir. MT.Ko pembimbing : Sonny Siti Sondari, Ir. MT.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SIPIL BANDUNG 2000 ABSTRAKMelonjaknya biaya pengembangan lahan yang harus dikeluarkan pengembang menyebabkan harga jual unit hunian pada lingkungan perumahan sederhana menjadi tinggi. Salah satu alternatif dalam meminimalkan biaya pengembangan lahan adalah dengan cara merancang pola jalan yang sesuai dengan kebutuhan rencana pembagian lahan. Ada beberapa indikator biaya dan kondisi fisik rancangan yang bervariasi. Oleh sebab itu diperlukan analisa model perancangan dan teknik optimasi untuk memperoleh rancangan pola jalan yang efisien. Dengan menggunakan empat modul dasar perencanaan pembagian lahan dan sebuah model optimasi program non linier yang diperkenalkan dalam analisis masalah, maka diperoleh rancangan pola jalan untuk luas persil 65 m2 dan 69 m2, dan variabelvariabel yang memenuhi batasan yang ada; biaya minimum pematangan lahan untuk pola Gridiron 2 dan Semi Cul De Sac (Rp. 18.500.000 & Rp. 19.769.000) lebih murah dibandingkan biaya pematangan lahan untuk pola Gridiron 1 dan Cul De Sac (Rp. 18.557.000 & Rp. 19.830.000). Sedangkan untuk luas persil 90 m2, walaupun biaya minimum pematangan lahan untuk pola Gridiron 2 dan Semi Cul De Sac (Rp. 26.310.000) lebih murah dibandingkan pola Gridiron 1 dan Cul De Sac (Rp. 26.391.000), namun variabel-variabel lebar persil dan panjang persil untuk pola jalan Gridiron 2 dan Semi Cul De Sac tidak memenuhi batasan-batasan yang ada. Ini menunjukan kalau pola jalan Gridiron 2 dan Semi Cul De Sac tidak optimum untuk persil 90 m2.

34

STUDI EKSPERIMENTAL KORELASI VARIASI ENERGI KOMPAKSI DENGAN QC SONDIR DAN PARAMETER KONSOLIDASI DARI TIGA VARIASI INDEKS PLASTISITAS TANAH EKSPANSIF DI SEKITAR PADALARANG PADA KONDISI TIDAK JENUH AIRKARENINA LUKMAN SUDIRO NRP : 4195138 PEMBIMBING: Prof. Dr. DJOKO SOELARNOSIDJI, MCE UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengecek hasil kompaksi antara alat Modified Proctor dengan alat Soelarno, kemudian mencari dan mengkorelasikan antara nilai dari hasil kompaksi, sondir dan parameter konsolidasi ( Cc dan cv ) dengan qc sondir dari tanah di sekitar Padalarang ddengan Indeks Plastisitas pada kondisi tidak jenuh air. Dari berbagai uji awal yang dilakukan, didapat Indeks Plastisitasnya, yaitu IP 1 = 85.65%, IP = 65.5%, IP 3 = 42.57%. dan uji difraksi X-ray, dapat disimpulkan bahwa ketiga jenis tanah tersebut merupakan tanah ekspansif. Sedangkan Energi yang dipakai dalam penelitian ini adalah 4.531579 kg.cm/cm3 (E1), 11.39760 kg.cm/cm3 (E2), 22.04758 kg.cm/cm3 (E3), 31.57763 kg.cm/cm3 (E4), 41.01308 kg.cm/cm3 (E5). Dan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan energi dan kadar air yang sama, dimana ukuran mold dan hammer, serta berat hammer tidak berpengaruh. Jadi dapat disimpulkan bahwa alat kompaksi Modified Proctor sama dengan alat kompaksi Soelarno. Kemudian dilakukan uji konsolidasi untuk mendapatkan nilai parameter (Cc dan cv). Dimana nilai Cc sangat dipengaruhi kadar air, dimana makin besar kadar airnya, maka makin besar pula nilai Ccnya, yaitu pada keadaan kadar air optimum pada E1-E5, berturut-turut adalah 0.2915,0.2412,0.2137,0.2465,0.2137 (IP = 42.57%), 0.354215, 0.31547, 0.442367, 0.29046, 0.194565 (IP=65.5%), 0.4322, 0.3915, 0.3255, 0.3446, 0.2771 (IP = 85.67%). Sedangkan nilai cv tidak dipengaruhi oleh besarnya kadar air dan energi. Jadi hasil perbandingan untuk nilai Cc pada keadaan tidak jenuh air lebih kecil daripada nilai Cc pada keadaan jenuh air pada kadar air dan energi yang sama.

35

STUDI PENGARUH PARAMETER PERKERASAN TERHADAP W18 DAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA METODE AASHTO 1993LOMIANTO NRP: 4195143 PEMBIMBING: ALOYSIUS TJAN, Ir., M.T., Ph.D. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKDalam upaya untuk mengurangi biaya pembuatan jalan, sangat penting bagi perencana jalan raya untuk mengetahui prinsip-prinsip desain perkerasan. Faktorfaktor yang berpengaruh pada tebal perkerasan kaku (D) metode AASHTO 1993 diantaranya parameter: pengulangan beban sumbu standar (W18), tingkat keandalan, deviasi standar keseluruhan, desain selisih tingkat pelayanan, tingkat pelayanan akhir (pt), modulus keruntuhan beton, koefisien drainase, koefisien pengalihan beban, modulus elastisitas beton dan modulus reaksi tanah dasar efektif. Tulisan ini bertujuan untuk melihat besarnya pengaruh variasi nilai parameter perkerasan pada W18 dan D. Hasil perhitungannya diplot menjadi grafik. Grafik hubungan parameter perkerasan kaku tertentu dengan W18 yang dibuat memperlihatkan kecenderungan tertentu, hal yang sama juga pada grafik hubungan parameter perkerasan kaku tertentu dengan D. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa untuk suatu kondisi desain perkerasan, semua parameter perkerasan AASHTO 1993 mempunyai pengaruh yang besar pada W18. Dan untuk suatu kondisi desain perkerasan, semua parameter perkerasan kaku AASHTO 1993 mempunyai pengaruh yang besar pada D kecuali pt.

36

PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN LAYANG PASPATI TERHADAP ZONA TERPENGARUH DI KOTAMADYA BANDUNGANDREA PIRELINA NRP: 1995410162 Pembimbing: Wimpy Santosa, ST., M.Eng., MSCE., Ph.D UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPerubahan fungsi kota Bandung dari kota tempat peristirahatan dan kota wisata menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, perindustrian, dan pendidikan telah menimbulkan masalah baru di bidang transportasi. Desain ruas jalan yang pada awalnya sangat terbatas, ruas jalan yang pendek, serta jalan yang relatif sempit tidak cukup untuk menampung volume pergerakan yang terjadi. Hal ini menyebabkan kemacetan hampir di setiap persimpangan pada jam sibuk. Untuk mengurangi kemacetan di Kotamadya Bandung ditawarkan suatu jalan alternatif yang dikenal sebagai Jalan Layang Paspati. Pada skripsi ini dilakukan simulasi pergerakan lalu lintas terhadap ruas jalan yang ada di Kotamadya Bandung. Simulasi dilakukan dengan menggunakan program Motors. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai VCR yang cukup besar pada jalan-jalan arteri dan kolektor di koridor Jalan Layang Paspati.

37

PEMILIHAN ALTERNATIF RUTE PERJALANAN AKIBAT ADANYA JALAN LAYANG PASTEUR -SURAPATILUSI M. GUNAWAN NRP: 4195173 PEMBIMBING: WIMPY SANTOSA,ST.,M.Eng.,MSCE.,Ph.D. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997) BANDUNG JULI 2000 ABSTRAKPerkembangan Kodya Bandung sangatlah pesat menyebabkan terjadinya perubahan fungsi dan peranan dari tempat peristirahatan menjadi kota perdagangan, kota industri, dan kota pelajar. Akibatnya arus lalulintas mengalami peningkatan, terutama pada arah Barat ke Timur dan sebaliknya, sementara jaringan jalan yang ada tidak mengalami peningkatan yang berarti. Salah satu hal yang menghalangi proses pergerakan lalulintas tersebut adalah keberadaan Sungai Cikapundung di wilayah Bandung Utara yang menyebabkan terputusnya ruas jalan Pasteur dan ruas jalan Cikapayang. Pergerakan lalulintas dari arah Barat ke arah Timur dan sebaliknya selama ini menggunakan Jalan Siliwangi dan Jalan Wastukencana. Di ruas-ruas jalan tersebut pada jam sibuk terjadi kemacetan dengan tundaan yang cukup tinggi. Oleh karena itu pemerintah Kodya Bandung merencanakan pembangunan jalan layang PasteurSurapati. Pada skripsi ini dilakukan analisis terhadap alternatif pemilihan rute akibat dibangunnya jembatan layang Pasteur-Surapati berdasarkan perubahan nilai biaya dan VCR. Perhitungan analisis dilakukan dengan cara simulasi menggunakan bantuan program MOTORS. Hasil studi ini menunjukkan bahwa adanya jalan layang Pasteur-Surapati menyebabkan ruas-ruas jalan Siliwangi dan Wastukencana mengalami penurunan nilai biaya pergerakan dan VCR. Karena itu pembangunan jalan layang Pasteur-Surapati dapat mengurangi kemacetan yang terjadi di kedua ruas jalan tersebut.

38

PENGEMBANGAN PROGRAM KOMPUTER UNTUK ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PARKIR TERHADAP KAPASITAS JALANSYAIFUL ANWAR SOENARIA NRP: 41