ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · PDF filerahmat dan kuasa-Nya penulis dapat ... LAMPIRAN G...
Click here to load reader
Transcript of ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · PDF filerahmat dan kuasa-Nya penulis dapat ... LAMPIRAN G...
i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban yang mampu diterima
serta pola kegagalan pengangkuran pada balok dengan beton menggunakan dan
tanpa menggunakan bahan perekat Sikadur®
-31 CF Normal dengan panjang
lewatan yang dihitung berdasarkan rumus SNI 2847-2013 dan rumus tegangan
lekatan
Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini adalah benda uji balok
dengan ukuran (1400 x 200 x 130) mm. Metode Pengujian yang digunakan adalah
pengujian dengan dua titik pembebanan. Jarak dari tumpuan ke tumpuan adalah
1200 mm. Mutu beton yang direncanakan 20 MPa. Tulangan utama balok yang
dipakai berdiameter 13 mm dengan fy = 394,82 MPa, sedangkan tulangan geser
balok berdiameter 8 mm. Ketebalan epoxy yang dipakai adalah 2 mm. Untuk
panjang lewatan tanpa menggunakan bahan perekat Sikadur®
-31 CF Normal dihitung dengan rumus SNI 2847-2013, sehingga didapat panjang lewatan sebesar
390 mm. Sedangkan untuk panjang lewatan dengan bahan perekat Sikadur®-31
CF Normal akan dihitung dengan menggunakan rumus SNI 2847-2013 dan
rumus tegangan lekatan yang didasarkan pada penelitian sebelumnya. Dari kedua
rumus panjang lewatan dengan bahan perekat ini kemudian akan dibuat variasi
panjang lewatannya, sehingga didapat variasi panjang lewatan sebesar 270 mm,
338 mm, 406 mm, 474 mm, 542 mm dan 610 mm. Masing – masing benda uji
akan dibuat 1 buah sampel.
Dari hasil penelitian menunjukkan benda uji menggunakan bahan
perekat dengan panjang lewatan 270 mm mampu menahan beban 32,5 kN,
panjang lewatan 338 mm dengan beban 37,5 kN, panjang lewatan 406 mm dengan
beban 36 kN, panjang lewatan 474 mm dengan beban 42,5 kN, panjang lewatan
542 mm dengan beban 43,5 kN dan panjang lewatan 610 mm dengan beban 45
kN. Sedangkan untuk panjang lewatan 390 mm tanpa bahan perekat mampu
menahan beban 43 kN. Panjang lewatan 270 mm, 338 mm dan 406 mm dengan
bahan perekat belum mencapai kondisi tulangan leleh. Sedangkan panjang
lewatan 474 mm, 542 mm, 610 mm dengan menggunakan bahan perekat dan
panjang lewatan 390 mm tanpa bahan perekat mampu mencapai kondisi tulangan
leleh.
Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur®
-31 CF Normal
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
“Kuat Lekat dan Pola Kegagalan Pengangkuran pada Beton dengan Bahan
Perekat Sikadur®-31 CF Normal” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus
ditempuh untuk memperoleh gelar S-1 pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Udayana. Selama pembuatan tulisan ini, penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Sehubungan dengan hal tersebut, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT.,Ph.D. Selaku Dekan
Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
2. Bapak I Ketut Sudarsana, ST., Ph.D. Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Udayana.
3. Bapak A. A. Gede Sutapa, ST., MT. dan Bapak Ir Putu Deskarta, MSc selaku
dosen pembimbing Tugas Akhir.
4. Bapak Ida Bagus Rai Widiarsa, ST., MASc, PhD. Selaku Ketua Lab. Struktur
dan Bahan, Uiversitas Udayana.
5. Bapak Putu Wiryanta, ST. Dan Bapak I Wayan Suditha Yasa, ST. Selaku
Teknisi Lab. Struktur danBahan, Universitas Udayana.
6. Semua pihak yang telah membantu pembuatan tulisan ini dari awal sampai
akhir.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi sempurnanya tulisan ini.
Akhir kata, penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Denpasar, Juli 2016
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK i
UCAPAN TERIMA KASIH ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR NOTASI viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Manfaat Penelitian 3
1.5. Batasan Masalah 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Beton 5
2.1.1. Semen Portland 6
2.1.2. Agregat 7
2.1.3. Air 9
2.2. Baja Tulangan 10
2.3. Beton Bertulang 13
2.3.1. Desain Lentur dengan Beban Terfaktor 16
2.3.2. Balok dengan Tulangan Tunggal 19
2.3.3. Analisis Penampang Kondisi Balance 21
2.4. Tegangan Lekatan 22
2.5. Penyaluran dan Penyambungan Tulangan 24
2.5.1. Penyaluran Batang Ulir Tertarik 25
2.5.2. Penyaluran Batang Ulir Tertekan 28
2.5.3. Sambungan Lewatan pada Beton 28
2.5.4. Sambungan Lewatan pada Kondisi Tarik 29
2.5.5. Sambungan Lewatan pada Kondisi Tekan 30
2.6. Perekat Epoxy 31
2.7. Lendutan 32
2.8. Perilaku Keruntuhan Balok Beton Bertulang 33
BAB III METODE PENELITIAN 34
3.1. Uraian Umum 34
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 34
3.3. Tahap dan Prosedur Penelitian 34
3.4. Alat – alat yang digunakan dalam Penelitian 38
3.5. Perancangan Rencana Campuran Beton 39
3.6. Standar Penelitian dan Spesifikasi Bahan Dasar 40
3.6.1. Standar Pengujian Terhadap Agregat Halus 40
iv
3.6.2. Standar Pengujian Terhadap Agregat Kasar 40
3.7. Pembuatan Benda Uji 41
3.7.1. Estimasi Dimensi Penampang 42
3.7.2. Analisis Penampang Benda Uji Balok 43
3.8. Perhitungan Panjang Lewatan Benda Uji 46
3.9. Benda Uji Penelitian 50
3.10. Langkah – Langkah Penanaman Tulangan Angkur 52
3.11. Pengujian Nilai Slump 53
3.12. Perawatan (Curing) 53
3.13. Pengujian Kuat Tekan Beton 54
3.14. Pengujian Kuat Lentur Balok 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN 56
4.1. Hasil Penelitian Material Pembentuk Beton 56
4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus 56
4.1.2. Hasil Pengujian Agregat Kasar 58
4.1.3. Pemeriksaan Semen 61
4.2. Pengujian Kuat Tarik Baja 61
4.3. Hasil Perhitungan Campuran Beton 62
4.4. Pegujian Nilai Slump 62
4.5. Pengujian Kuat Tekan Beton 63
4.6. Analisis Beban Teoritis Hasil Eksperimen 64
4.6.1. Beban Teoritis yang Mampu Dipikul Balok 64
4.6.2. Beban Teoritis Berdasarkan Luas Tulangan Geser 66
4.7. Pembahasan 67
4.7.1. Beban dan Lendutan pada Balok 67
4.7.2. Pola Keretakan Balok 74
4.7.3. Perbandingan Balok dengan dan tanpa Menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN 86
5.1. Kesimpulan 86
5.2. Saran 87
DAFTAR PUSTAKA 88
LAMPIRAN A Detail Benda Uji 89
LAMPIRAN B Data dan Hasil Pengujian Baja 97
LAMPIRAN C Hasil Pemeriksaan Bahan 98
LAMPIRAN D Campuran Beton 120
LAMPIRAN E Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Silinder Beton 139
LAMPIRAN F Data Hasil Pengujian Lentur Beton 140
LAMPIRAN G Persamaan Berdasarkan Hubungan Panjang Lewatan dengan
Beban Eksperimen 142
LAMPIRAN H Perkiraan Tegangan Lekatan Tulangan Angkur pada Balok 149
LAMPIRAN I Foto Pelaksanaan 153
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Berbagai kurva relasi tegangan regangan untuk beberapa
jenis beton 6
Gambar 2.2. Diagram tegangan regangan tulangan baja 11
Gambar 2.3. Benda uji tulangan ulir/deform 12
Gambar 2.4. Beberapa kurva tegangan regangan dari tulangan baja untuk
berbagai mutu 14
Gambar 2.5. Kurva tegangan regangan beton dan baja pada suatu elemen beton
bertulang yang dibebani 14
Gambar 2.6. Tegangan regangan teoritis lentur penampang persegi empat 16
Gambar 2.7. Perubahan diagram tegangan parabolik ke blok tegangan
ekivalen 18
Gambar 2.8. Parameter Penampang 19
Gambar 2.9. Diagram regangan, tegangan, gaya gaya dalam penampang
balok 20
Gambar 2.10 Diagram regangan, tegangan dan gaya kondisi seimbang 22
Gambar 2.11. Perilaku lekatan sepanjang tulangan 24
Gambar 2.12. Panjang penyaluran baja tulangan 25
Gambar 2.13. Penyaluran baja tulangan pada balok kantilever 26
Gambar 2.14. Batang tulangan kolom yang digeser (offset) 30
Gambar 2.15. Sambungan selang seling (staggered) 30
Gambar 2.16. Penampang komponen struktur tekan dengan sengkang ikat 31
Gambar 2.17. Grafik hubungan beban lendutan balok 33
Gambar 3.1. Bagan alir tahap-tahap pelaksanaan penelitian 37
Gambar 3.2. Metode pengujian kuat lentur balok 41
Gambar 3.3. Potongan melintang benda uji 43
Gambar 3.4. Bidang momen dan gaya lintang balok 44
Gambar 3.5. Detail balok benda uji 51
Gambar 3.6. Detail potongan A-A 51
Gambar 3.7. Detail potongan B-B 51
Gambar 3.8. Detail potongan C-C 52
Gambar 4.1. Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos
saringan pada gradasi agregat halus tahap I 57
Gambar 4.2. Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos
Saringan pada gradasi agregat halus tahap II 58
Gambar 4.3. Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos
Saringan pada gradasi agregat kasar tahap I 60
Gambar 4.4. Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos
Saringan pada gradasi agregat kasar tahap II 61
Gambar 4.5. Reaksi perletakan beban dua tumpuan 66
Gambar 4.6. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang lewatan 270 mm menggunakan
vi
Sikadur®-31 CF Normal 68
Gambar 4.7. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang lewatan 338 mm menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 69
Gambar 4.8. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang lewatan 406 mm menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 70
Gambar 4.9. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang lewatan 474 mm menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 71
Gambar 4.10. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang lewatan 542 mm menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 72
Gambar 4.11. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang lewatan 610 mm menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 73
Gambar 4.12. Grafik hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang lewatan 390 mm tanpa menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 74
Gambar 4.13. Keretakan pada benda uji B 270 75
Gambar 4.14. Keretakan pada benda uji B 338 75
Gambar 4.15. Keretakan pada benda uji B 406 75
Gambar 4.16. Keretakan pada benda uji B 474 76
Gambar 4.17. Keretakan pada benda uji B 542 76
Gambar 4.18. Keretakan pada benda uji B 610 77
Gambar 4.19. Keretakan pada benda uji B 390 (monolit) 77
Gambar 4.20. Grafik perbandingan balok menggunakan dan tanpa
Menggunakan Sikadur®-31 CF Normal berdasarkan
hubungan beban dan lendutan 83
Gambar 4.21. Grafik hubungan variasi panjang lewatan dengan masing –
masing beban maksimum yang diperoleh 84
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Persyaratan gradasi agregat halus 8
Tabel 2.2. Persyaratan gradasi agregat kasar 9
Tabel 2.3. Panjang Penyaluran pada Kondisi Tarik 27
Tabel 2.4. Syarat sambungan lewatan tarik 29
Tabel 2.5. Lendutan ijin maksimum 32
Tabel 3.1. Tabulasi jenis, variasi dan jumlah benda uji 50
Tabel 4.1. Nilai Kuat tarik baja tulangan 62
Tabel 4.2. Nilai slump campuran beton tahap I 63
Tabel 4.3. Nilai slump campuran beton tahap II 63
Tabel 4.4. Hasil pengujian kuat tekan beton umur 42 hari 64
Tabel 4.5 Hasil pengujian kuat tekan beton umur 28 hari 64
Tabel 4.6. Perbandingan beban eksperimen dan lendutan eksperimen
dengan beban teoritis dan lendutan ijin 83
viii
DAFTAR NOTASI
A = luas bidang (mm2)
a = tinggi blok tegangan persegi ekivalen (mm)
As = luas penampang baja tulangan (mm2)
Av = luas tulangan geser (mm2)
b = lebar penampang balok (mm)
bd = luas penampang balok (mm2)
c = jarak dari serat tekan terluar ke garis netral (mm)
Cc = gaya tekan beton (N)
d = tinggi efektif penampang (mm)
d’ = jarak antara tulangan dan tepi beton bagian bawah (mm)
db = diameter nominal batang tulangan, kawat, atau strand prategang (mm)
εcu = regangan ultimit beton
εs = regangan baja tulangan
Es = modulus elastisitas tulangan dan baja structural (MPa)
fb = tegangan lekatan (MPa)
f’c = kuat tekan beton (MPa)
f’cr = kuat tekan rata-rata (MPa)
fs = tegangan tarik yang dihitung dalam tulangan saat beban layan (MPa)
fy = tegangan leleh baja tulangan (MPa)
h = tinggi total penampang (mm) klingkar = keliling lingkaran (mm) Ktr = indeks tulangan transversal
L = panjang balok (mm)
ld = panjang penyaluran tarik batang tulangan ulir, kawat ulir, tulangan kawat
las polos dan ulir, atau strand pratarik (mm) lselimut = luas selimut lingkaran (mm
2)
lw = panjang lewatan tulangan (mm)
Mn = kekuatan lentur nominal pada penampang (Nmm)
n = jumlah benda
Ø = faktor reduksi kekuatan
P = beban (N)
s = jarak antar sengkang (mm)
Ts = gaya tarik tulangan baja (N)
Vc = kekuatan geser nomial yang disediakan oleh beton (N)
Vn = kekuatan geser nominal (N)
Vs = kekuatan geser nominal yang disediakan oleh tulangan geser (N)
Vu = gaya geser terfaktor pada penampang (N)
β1 = faktor yang menghubungkan tinggi blok tegangan tekan persegi ekivalen
dengan tinggi sumbu netral
λ = faktor modifikasi yang merefleksikan properti mekanis tereduksi dari
beton ringan, semuanya relatif terhadap beton normal dengan kuat tekan
yang sama
ρ = rasio As terhadap bd
ρb = rasio As terhadap bd yang menghasilkan kondisi regangan seimbang
ix
ρmax = rasio tulangan maksimum
ρmin = rasio tulangan minimum
𝛙e =faktor yang digunakan untuk memodifikasi panjang penyaluran berdasarkan pada pelapis tulangan 𝛙s =faktor yang digunakan untuk memodifikasi panjang penyaluran berdasarkan pada ukuran tulangan 𝛙t =faktor yang digunakan untuk memodifikasi panjang penyaluran berdasarkan pada lokasi tulangan