ABSTRAK POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA UNTUK · PDF fileKasus pneumonia pada anak-anak usia di...
Transcript of ABSTRAK POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA UNTUK · PDF fileKasus pneumonia pada anak-anak usia di...
vii
ABSTRAK
POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA UNTUK PASIEN COMMUNITY
ACQUIRED PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD
BULELENG TAHUN 2013
Community acquired pneumonia merupakan penyakit infeksi yang sangat
sering ditemukan dan menyebabkan jumlah kematian yang tinggi pada balita di
negara berkembang khususnya di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pola pemberian antibiotika untuk pasien community
acquired pneumonia anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buleleng tahun 2013
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan
pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah semua pasien community
acquired pneumonia anak bulan Juni sampai September 2013 di Instalansi Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng yang dipilih dengan
menggunakan metode total sampling kemudian dianalisis secara statistik
deskriptif
Dari 78 sampel yang didapatkan golongan antibiotika yang diberikan
adalah golongan cephalosporin generasi pertama dan ketiga yaitu Cefotaxime
intravena (94,9%), Ceftriaxone intravena (3,8%) dan Cefadroxil oral (1,3%).
Dapat disimpulkan bahwa terapi pilihan utama pada pasien community
acquired pneumonia anak di Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buleleng adalah cefotaxime.
Kata kunci: community acquired pneumonia, antibiotika, anak
viii
ABSTRACT
PATTERN OF ANTIBIOTICS TREATMENT FOR COMMUNITY
ACQUIRED PNEUMONIA IN CHILDREN IN INSTALASI RAWAT INAP
RSUD BULELENG IN 2013
Community acquired pneumonia is an infectious disease that very
common and cause high number of deaths among children under five years old in
developing countries, especially in Indonesia. Therefore, this study was conducted
to determine the pattern of antibiotic treatment for patients with community
acquired pneumonia in children at Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Buleleng in 2013
The design of this study is a descriptive observational study with cross-
sectional approach. The subjects are all children patients with community
acquired pneumonia from June to September 2013 at Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng which selected by total sampling
method and analyzed by descriptive statistics
From 78 samples were obtained, the class of antibiotics that are given are
first and third generation of cephalosporin, such as intravenous Cefotaxime
(94.9%), intravenous Ceftriaxone (3.8%) and oral cefadroxil (1.3%).
It can be concluded that the treatment of choice for community acquired
pneumonia patients in children at Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Buleleng in 2013 is cefotaxime.
Keywords : community acquired pneumonia, antibiotics, children’s
ix
RINGKASAN
POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA UNTUK PASIEN COMMUNITY
ACQUIRED PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD
BULELENG TAHUN 2013
Kasus pneumonia pada anak-anak usia di bawah lima tahun di temukan
lebih dari 150 juta kasus pertahun di negara berkembang. Lebih dari dua juta akan
meninggal. Pneumonia adalah penyebab kematian balita nomor dua dari seluruh
kematian balita di Indonesia. Rata-rata pneumonia mengakibatkan 83 orang balita
meninggal setiap hari. Angka ini sangat besar, sehingga perlu menjadi perhatian
bagi pengelola program ISPA pusat, Provinsi dan Kabupaten/kota serta perlu
mendapat dukungan pemerintah daerah agar upaya pengendalian penyakit
pneumonia dapat dilaksanakan dengan optimal sehingga angka kematian ini dapat
diturunkan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengethui pola pemberian
antibiotika untuk pasien community acquired pneumonia anak di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng tahun 2013. Adanya data dan
kajiannya diharapkan nantinya dapat membantu tenaga medis dalam mengetahui
epidemiologi, faktor resiko, penegakan diagnosis serta pengobatan yang lebih baik
dan tepat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan
pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah semua pasien community
acquired pneumonia anak yang memiliki data rekam medis dari bulan Juni sampai
September 2013 di Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buleleng yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak mempunyai kriteria ekskluasi.
Sampel yang dipilih menggunakan metode total sampling. Variabel yang dicari
berupa usia, jenis kelamin, tempat tinggal, derajat pneumonia, pola pemberian
antibiotika, golongan antibiotika dan lama rawat. Data yang didapatkan
ditampilkan dalam bentuk frekuensi data dan tabulasi silang.
Dari 78 sampel yang didapatkan dalam penelitian ini, karakteristik subjek
yang didapat sebagian besar laki-laki (55,1%), golongan usia infant (44,9%),
tinggal di kecamatan Buleleng (24,1%), dengan derajat pneumonia berat (56,4%).
Jenis antibiotika yang diberikan hanya menggunakan antibiotika golongan
cefalosphorin generasi pertama dan ketiga, yaitu cefotaxime intravena (94,9%),
ceftriaxone intravena (3,8%) dan cefadroxil (1,3%) yang sebagian besar diberikan
selama 5 hari atau lebih.
Dapat disimpulkan bahwa cefotaxime merupakan antibiotika pilihan utama
untuk pasien community acquired pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buleleng dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari, selama lima hari
atau lebih lewat intravena. Peneliti menyarankan bahwa tidak hanya
mengandalkan satu jenis antibiotika untuk semua derajat pneumonia agar
tercapainya pengobatan yang lebih baik dan tepat serta perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai sensitivitas antibiotika sehingga tenaga kesehatan mendapat
gambaran dan acuan mengenai pemilihan antibiotika yang tepat.
x
SUMMARY
PATTERN OF ANTIBIOTICS TREATMENT FOR COMMUNITY
ACQUIRED PNEUMONIA IN CHILDREN IN INSTALASI RAWAT INAP
RSUD BULELENG IN 2013
Cases of pneumonia in children under five years old were found more than
150 million cases per year in developing countries. More than two million will
die. Pneumonia is the second most common cause of mortality in children under
five years old in Indonesia. About 83 children will die every day because of
pneumonia. So, acute respiratory infection program management center,
provincial, regency / city and local governments support were needed to control
and decrease the mortality rate of pneumonia. Therefore, this study was conducted
to determine the pattern of antibiotics treatment for community acquired
pneumonia patients in children in instalasi rawat inap RSUD Buleleng in 2013.
The existence of the data and studies expected to assist medical personnel to know
about the epidemiology, risk factors, diagnosis for better and appropriate
treatment. This study is a descriptive observational study with cross-sectional
approach. The subjects were all childrens patients with community acquired
pneumonia who have medical records from June to September 2013 in instalasi
rawat inap RSUD Buleleng in 2013 which have the inclusion criteria and do not
have exclusion criteria. Samples were selected using total sampling method. Some
variables which are observed are in the form of age, gender, place of residence,
the degree of pneumonia, the pattern of antibiotics, the class of antibiotics and
duration of administration. The data were obtained is shown in the form of
frequency data and cross tabulation.
From the 78 samples in this study, the characteristics subjects were
obtained mostly male (55.1%), infant age group (44.9%), were living in buleleng
sub district (24.1%), with severe pneumonia (56.4%). The class of antibiotics that
are given are first and third generation of cephalosporin, such as intravenous
Cefotaxime (94.9%), intravenous Ceftriaxone (3.8%) and oral cefadroxil (1.3%).
It can be concluded that the treatment of choice for community acquired
pneumonia patients in children in instalasi rawat inap RSUD Buleleng in 2013 is
cefotaxime, 2 times a day, for five days or more via intravenous. Researchers
suggest that for the health professionals not only use one type of antibiotics for
all degrees of pneumonia in order to achieve better and appropriate treatment and
further research antibiotics sensitivity is needed so that health workers get an
overview and references regarding the selection of appropriate antibiotics.
xi
DAFTAR ISI Halaman
SAMPUL DALAM .................................................................................................. i
PRASYARAT GELAR ........................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
RINGKASAN ....................................................................................................... ix
SUMMARY ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6
2.1 Definisi Pneumonia ...................................................................................... 6
2.2 Diagnosis Pneumonia ................................................................................... 6
2.3 Gejala Klinis Pneumonia pada Anak ............................................................ 7
2.4 Etiologi dan Klasifikasi Pneumonia ............................................................. 8
2.5 Antibiotika Untuk Community acquired pneumonia (CAP) pada anak .... 10
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP
3.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 16
3.2 Kerangka Konsep ....................................................................................... 17
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................................. 18
4.2 Subjek dan Sampel
4.2.1 Variabilitas Populasi ....................................................................... 19
4.2.2 Kriteria Subjek ................................................................................ 19
4.2.3 Besaran Sampel .............................................................................. 20
4.2.4 Teknik Penentuan Sampel .............................................................. 20
4.3 Variabel
4.3.1 Identifikasi Variabel ....................................................................... 21
4.3.2 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 21
4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian ................................................................. 23
4.5 Protokol Penelitian ..................................................................................... 23
4.6 Analisis Data............................................................................................... 24
BAB V HASIL .................................................................................................... 26
5.1 Karakteristik Subyek .................................................................................. 26
5.2 Pola Pemberian Antibiotika Pasien CAP anak ........................................... 27
xii
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 30
6.1 Karakteristik Pasien CAP pada anak di RSUD Buleleng .......................... 30
6.2 Pola Pemberian Antibiotika Pasien CAP anak di RSUD Buleleng ............ 32
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 38
7.1 Simpulan .................................................................................................... 38
7.2 Saran ........................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
LAMPIRAN ....................................................................................................... 41
Lampiran 1 ....................................................................................................... 41
Lampiran 2 ....................................................................................................... 44
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Terapi Empirik antimikrobial Community Acquired Pneumonia pada
anak rawat inap menurut South African Thoracic Society Guidline .... 12
Tabel 2.3 Dosis pemberian antibiotika Community Acquired Pneumonia (CAP)
menurut South African Thoracic Society Guidline ............................... 13
Tabel 4.1 Pengelompokkan derajat Pneumonia .................................................... 22
Tabel 5.1 Karakteristik Subjek .............................................................................. 26
Tabel 5.2 Pola Pemberian Antibiotika .................................................................. 27
Tabel 5.3 Pola pemberian antibiotika berdasarkan usia ........................................ 28
Tabel 5.4 Pola pemberian antibiotika berdasarkan derajat pneumonia................ 28
Tabel 5.5 Lama rawat berdasarkan pemberian antibiotika .................................. 29
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Penelitian ........................................................................... 40
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup ....................................................................... 43
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan radang akut pada
saluran pernapasan atas maupun pernafasan bawah yang disebabkan oleh infeksi
jasad renik atau virus, bakteri, maupun riketsia, tanpa atau disertai radang pada
parenkim paru (Alsagaff dan Mukty, 2006). Infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA) dengan manifestasi ringan sampai berat merupakan penyakit yang sering
dijumpai. ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau ISPA berat, dapat menjadi
pneumonia (Riskesdas, 2007).
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan pertukaran gas setempat.
Penularannya berkaitan dengan jenis kuman, misalnya droplet maupun melalui
selang infus. Proses patogenesis penyakit ini terkait dengan keadaan (imunitas)
inang, mikroorganisme yang menyerang serta lingkungan yang berinteraksi satu
sama lain (Sudoyo dkk., 2009). Penyebab yang paling umum ditemukan pada
kasus pneumonia yang diderita anak adalah Streptococcus pneumoniae
(pneumococcus) dan Haemophilus influenza, serta dengan beberapa kasus yang
berat sering juga disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Klebsiella
pneumonia (Rudan dkk., 2008).
Ditinjau dari asal patogen, maka pneumonia dibagi menjadi tiga macam
yang berbeda penatalaksanaannya. Community acquired pneumonia (CAP)
1
2
2
merupakan pneumonia yang didapat di luar rumah sakit. Nosokomial pneumonia
merupakan pneumonia yang didapat selama pasien di rawat di rumah sakit.
Pneumonia aspirasi merupakan pneumonia yang diakibatkan aspirasi secret
oropharyngeal dan cairan lambung (Direktorat Bina Farmasi, 2005).
Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia terbagi atas
dua kelompok besar yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik
meliputi jenis kelamin, umur, status gizi, berat badan lahir rendah, pemberian
ASI, pemberian vitamin A dan status imunisasi. Faktor ekstrinsik meliputi tipe
rumah, kepadatan tempat tinggal, kelembaban, kepadatan hunian, ventilasi, jenis
lantai, pencahayaan, jenis bahan bakar, penghasilan keluarga serta faktor umur
ibu, ibu baik pendidikan, maupun pengetahuan ibu dan keberadaan keluarga yang
merokok (Rachmawati, 2013). Data menunjukkan pneumonia merupakan
penyebab kematian tertinggi pada balita di seluruh dunia (Unicef, 2006).
Insiden pneumonia masih cukup tinggi di beberapa negara. Community
Acquired Pneumonia (CAP) ditemukan 30 sampai 40 kasus per 1000 anak di
Eropa dan Amerika Utara (Ostapchuk dkk., 2004). Kasus pneumonia pada anak-
anak usia di bawah lima tahun di temukan lebih dari 150 juta kasus pertahun di
negara berkembang. Lebih dari dua juta akan meninggal akibat pneumonia
sehingga penyakit ini menjadi masalah kesehatan global di dunia. Jumlah
prevalensi tertinggi terjadi di Asia Selatan dengan jumlah balita penderita
pneumonia 61,3 juta dan meninggal sebanyak 702 ribu. Rata-rata jumlah
penderita pneumonia di Asia Pasifik sebanyak 34,5 juta dan jumlah yang
meninggal sebanyak 158 ribu per tahun (Unicef, 2006).
3
3
Berdasarkan data dari WHO/UNICEF tahun 2006 untuk kasus pneumonia
pada balita, Indonesia menduduki peringkat ke enam dunia dengan jumlah
penderita mencapai enam juta jiwa. Data riskesdas menunjukkan prevalensi
pneumonia pada bayi di Indonesia adalah 0,76% dengan rentang antar provinsi
sebesar 0-13,2%. Prevalensi tertinggi adalah Provinsi Gorontalo (13,2%) dan Bali
berada di peringkat ke dua (12,9%), sedangkan provinsi lainnya di bawah 10%
(Riskesdas, 2007).
Data dari Riskesdas menunjukkan, pneumonia adalah penyebab kematian
balita nomor dua dari seluruh kematian balita (15,5%) di Indonesia. Jumlah
kematian balita akibat penumonia tahun 2007 adalah 30.470 balita (15,5% x
196.579), atau rata-rata pneumonia mengakibatkan 83 orang balita meninggal
setiap hari (Weber dan Handy, 2010). Angka ini sangat besar, sehingga perlu
menjadi perhatian bagi pengelola program ISPA pusat, Provinsi dan
Kabupaten/kota serta perlu mendapat dukungan pemerintah daerah agar upaya
pengendalian penyakit pneumonia dapat dilaksanakan dengan optimal sehingga
angka kematian ini dapat diturunkan.
Berdasarkan paparan diatas maka pneumonia harus mendapatkan perhatian
yang serius karena dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang cukup
tinggi pada anak. Atas dasar itu maka dilakukan penelitian deskriptif mengenai
gambaran dan pola pemberian antibiotika pada pasien Community Acquired
Pneumonia (CAP) pada anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng.
Data sekunder dari rumah sakit yang yang perlu dilakukan kajian untuk
pneumonia meliputi gambaran pasien dan pola pemberian antibiotika. Adanya
data dan kajiannya diharapkan nantinya dapat membantu tenaga medis dalam
4
4
mengetahui epidemiologi, faktor resiko, penegakan diagnosis serta pengobatan
yang lebih baik dan tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1) Bagaimanakah karakteristik pasien Community Acquired Pneumonia (CAP)
pada anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng ?
2) Bagaimanakah pola pemberian antibiotika pasien Community Acquired
Pneumonia (CAP) pada anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buleleng ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan pembahasan topik dari identifikasi masalah di atas adalah sebagai
berikut.
1) Untuk mengetahui karakteristik pasien Community Acquired Pneumonia
(CAP) pada anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng.
2) Untuk mengetahui pola pemberian antibiotika pada pasien Community
Acquired Pneumonia (CAP) pada anak di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buleleng.
5
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini sebagai berikut.
1) Memberi gambaran pasien penyakit ISPA khususnya Community Acquired
Pneumonia (CAP) pada anak di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buleleng sehingga mendapat perhatian dan dapat dijadikan acuan dalam
tindakan preventif maupun kuratif dalam rangka mengurangi morbilitas dan
mortalitas akibat pneumonia.
2) Memberikan informasi pada tenaga kesehatan khususnya dokter mengenai
pola pemberian obat yang rasional khususnya antibiotika untuk pasien
Community Acquired Pneumonia (CAP) pada anak.