ABSTRAK Bilingual

2
ABSTRAK Glare adalah penurunan kontras dari cahaya yang memasuki mata saat melakukan penglihatan, sehingga visibilitas target penglihatan akan berkurang. Glare biasanya terjadi pada sebagian besar pasien pasca LASIK (Laser Assisted In-Situ Keratomileusis) yang sifatnya bisa sementara ataupun menetap. Operasi LASIK merupakan suatu tindakan merubah struktur dari kornea karena melibatkan pembuatan flap pada kornea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat miopia pra LASIK dengan angka kejadian glare pada pasien pasca LASIK di LASIK Center RSI Sultan Agung Semarang. Penelitian observasional analitik dengan rancangan riset cross sectional ini menggunakan sampel 90 orang pasien pasca LASIK di LASIK Center RSI Sultan Agung Semarang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data sekunder menggunakan rekam medis, selanjutnya pasien yang memenuhi kriteria dilakukan anamnesis melalui telepon. Data penelitian dianalisis dengan uji chi square (X 2 ) dilanjutkan dengan uji koefisien kontingensi. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sebanyak 56,7% pasien tidak mengalami ABSTRACT Glare is a decrease in the contrast of light which enters the eye during a vision that results in the reduction of visibility of the target sight. Glare usually occurs in the majority of post-LASIK patients (Laser Assisted In-Situ Keratomileusis) which can be temporary or permanently happened. LASIK surgery is an act that change the structure of the cornea because it involves creating a flap in the cornea. This study aims to determine the relationship between the degree of myopia pre- LASIK with the incidence of glare on patients with post- LASIK in LASIK Center RSI Sultan Agung Semarang. Analytic observational study with cross- sectional design of this study used a sample of 90 patients with post-LASIK in LASIK Center RSI Sultan Agung Semarang who have met the inclusion and exclusion criteria. Collection of secondary data using medical records, the next eligible patients made history by telephone. Data were analyzed with chi square test followed by a contingency coefficient. From the research conducted it was found that as many as 56.7 % of patients do not experience glare, 26.7 % had mild glare, and as

description

anes

Transcript of ABSTRAK Bilingual

Page 1: ABSTRAK Bilingual

ABSTRAKGlare adalah penurunan kontras dari cahaya yang memasuki

mata saat melakukan penglihatan, sehingga visibilitas target penglihatan akan berkurang. Glare biasanya terjadi pada sebagian besar pasien pasca LASIK (Laser Assisted In-Situ Keratomileusis) yang sifatnya bisa sementara ataupun menetap. Operasi LASIK merupakan suatu tindakan merubah struktur dari kornea karena melibatkan pembuatan flap pada kornea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat miopia pra LASIK dengan angka kejadian glare pada pasien pasca LASIK di LASIK Center RSI Sultan Agung Semarang.

Penelitian observasional analitik dengan rancangan riset cross sectional ini menggunakan sampel 90 orang pasien pasca LASIK di LASIK Center RSI Sultan Agung Semarang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data sekunder menggunakan rekam medis, selanjutnya pasien yang memenuhi kriteria dilakukan anamnesis melalui telepon. Data penelitian dianalisis dengan uji chi square (X2) dilanjutkan dengan uji koefisien kontingensi.

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sebanyak 56,7% pasien tidak mengalami glare, 26,7% mengalami glare ringan, dan sebanyak 16,7% pasien mengalami glare sedang. Hasil uji chi square (X2) menunjukkan hubungan bermakna antara besar derajat miopia pra LASIK dengan angka kejadian glare pasca LASIK dengan nilai p two-tailed = 0,003. Keeratan hubungan antara kedua variabel diuji dengan menggunakan Contingency Coefficient adalah ringan dengan nilai r = 0,391.

Simpulan, terdapat hubungan antara derajat miopia pra LASIK dengan angka kejadian glare pada pasien pasca LASIK, dengan keeratan hubungan ringan.

Kata kunci: Glare, LASIK, Derajat Miopia

ABSTRACTGlare is a decrease in the contrast of light which enters the eye

during a vision that results in the reduction of visibility of the target sight. Glare usually occurs in the majority of post-LASIK patients (Laser Assisted In-Situ Keratomileusis) which can be temporary or permanently happened. LASIK surgery is an act that change the structure of the cornea because it involves creating a flap in the cornea. This study aims to determine the relationship between the degree of myopia pre-LASIK with the incidence of glare on patients with post- LASIK in LASIK Center RSI Sultan Agung Semarang.

Analytic observational study with cross-sectional design of this study used a sample of 90 patients with post-LASIK in LASIK Center RSI Sultan Agung Semarang who have met the inclusion and exclusion criteria. Collection of secondary data using medical records, the next eligible patients made history by telephone. Data were analyzed with chi square test followed by a contingency coefficient.

From the research conducted it was found that as many as 56.7 % of patients do not experience glare, 26.7 % had mild glare, and as much as 16.7 % of patients experienced moderate glare. The results of chi square showed a significant relationship between the degree of myopia pre-LASIK with the incidence of post- LASIK glare with two-tailed p-value = 0.003 . Closeness of the relationship between the two variables was tested by using the Contingency Coefficient is lightweight with a value of r = 0.391 .

It can be conluded that there is a relationship between the degree of myopia pre- LASIK with the incidence of glare on patients post-LASIK, with the closeness of the relationship is lightly .

Keywords: Glare, LASIK, Degree of Myopia