ABSTRAK - asmi.ac.idasmi.ac.id/e-journals/files/64_PENELITIAN 2.pdfsekarang hingga seterusnya yang...

32
ABSTRAK “PERANCANGAN DESAIN KEMASAN SEBAGAI MEDIA UNTUK MENARIK MINAT BELI KONSUMEN BIR PLETOK ( SETU BABAKAN )” A) Imam Jayadi, SE., MM B) Perancangan Desain Kemasan Sebagai Media Untuk Menarik Minat Beli Konsumen Bir Pletok (Setu Babakan) C) Jumlah i : 13, halaman : 100, tabel : 8, gambar : 31, lampiran : 7 D) Kata kunci: Desain Kemasan dan Minat Konsumen Tujuan penelitian ini untuk merancang desain kemasan sebagai media meningkatkan daya tarik Bir Pletok Setu Babakan terhadap minat konsumen serta membentuk citra merek UKM Bir Pletok Setu Babakan. Untuk menarik minat konsumen ada 2 faktor yang yang jadi penunjang yaitu desain kemasan dan brand image/merek. Dan kajian penelitian yang releven sebagai acuan atau landasan penguat teori dalam penelitian ini Model pengembangan dalam penelitian ini adalah alat dan instrument yang digunakan dalam pencarian data serta strategi kreatif. Prosedur Pengembangan yaitu proses perancangan desain kemasan dari mulai perundingan dengan klien hingga final proses serta konsep media dituju. Desain penelitian adalah analisis data dengan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan menggunakan strategi verbal dan visual yang bertujuan untuk membuat desain kemasan yang baik secara visual maupu secara verbal. Hasil pengembangan desain kemasan meliputi logo, label dan kemasan yang menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS5. Hasil karya semuanya di depenelitiankan dan di analisis, meliputi spesifikasi karya yang membahas menggunakan cara apa untuk membuat desain dan analisis estetis membahas bentuk visual. Pemabahasan produk akhir pada penelitian ini adalah menunjukan peningkatan nilai penjual Bir Pletok Setu Babakan setelah penggunaan desain kemasan yang baru. Menunjukan bahwa adanya peranan desain kemasan dalam peningkatan penjualan. Kesimpulan penelitian ini, perlu adanya perancangan desain kemasan untuk membentuk citra merek serta meningkatkan daya tarik produk terhadap konsumen. Inovasi pada kemasan memang perlu dilakukan dimulai dari sekarang hingga seterusnya yang bersifat berkelanjutan, akan tetapi pembaharuan desain kemasan harus tetap mempertahankan beberapa unsur lama. Penelitian ini menunjukan adanya kontribusi desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan terhadap peningkatan penjualan E) Daftar acuan : 13 buku (2006 2016), daftar jurnal : 13 jurnal (2006 2016), daftar penelitian sebelumnya : 13 (2006 2016), daftar web : 4 (2013-2016)

Transcript of ABSTRAK - asmi.ac.idasmi.ac.id/e-journals/files/64_PENELITIAN 2.pdfsekarang hingga seterusnya yang...

ABSTRAK

“PERANCANGAN DESAIN KEMASAN SEBAGAI MEDIA UNTUK MENARIK

MINAT BELI KONSUMEN BIR PLETOK ( SETU BABAKAN )”

A) Imam Jayadi, SE., MM

B) Perancangan Desain Kemasan Sebagai Media Untuk Menarik Minat Beli

Konsumen Bir Pletok (Setu Babakan)

C) Jumlah i : 13, halaman : 100, tabel : 8, gambar : 31, lampiran : 7

D) Kata kunci: Desain Kemasan dan Minat Konsumen

Tujuan penelitian ini untuk merancang desain kemasan sebagai media

meningkatkan daya tarik Bir Pletok Setu Babakan terhadap minat konsumen

serta membentuk citra merek UKM Bir Pletok Setu Babakan.

Untuk menarik minat konsumen ada 2 faktor yang yang jadi penunjang

yaitu desain kemasan dan brand image/merek. Dan kajian penelitian yang

releven sebagai acuan atau landasan penguat teori dalam penelitian ini

Model pengembangan dalam penelitian ini adalah alat dan instrument

yang digunakan dalam pencarian data serta strategi kreatif. Prosedur

Pengembangan yaitu proses perancangan desain kemasan dari mulai

perundingan dengan klien hingga final proses serta konsep media dituju.

Desain penelitian adalah analisis data dengan teknik pengumpulan data dengan

cara wawancara, observasi, dan studi pustaka.

Hasil penelitian desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan menggunakan

strategi verbal dan visual yang bertujuan untuk membuat desain kemasan yang

baik secara visual maupu secara verbal. Hasil pengembangan desain kemasan

meliputi logo, label dan kemasan yang menggunakan aplikasi Adobe

Photoshop CS5. Hasil karya semuanya di depenelitiankan dan di analisis,

meliputi spesifikasi karya yang membahas menggunakan cara apa untuk

membuat desain dan analisis estetis membahas bentuk visual. Pemabahasan

produk akhir pada penelitian ini adalah menunjukan peningkatan nilai penjual

Bir Pletok Setu Babakan setelah penggunaan desain kemasan yang baru.

Menunjukan bahwa adanya peranan desain kemasan dalam peningkatan

penjualan.

Kesimpulan penelitian ini, perlu adanya perancangan desain kemasan

untuk membentuk citra merek serta meningkatkan daya tarik produk terhadap

konsumen. Inovasi pada kemasan memang perlu dilakukan dimulai dari

sekarang hingga seterusnya yang bersifat berkelanjutan, akan tetapi

pembaharuan desain kemasan harus tetap mempertahankan beberapa unsur

lama. Penelitian ini menunjukan adanya kontribusi desain kemasan Bir Pletok

Setu Babakan terhadap peningkatan penjualan

E) Daftar acuan : 13 buku (2006 – 2016), daftar jurnal : 13 jurnal (2006 – 2016),

daftar penelitian sebelumnya : 13 (2006 – 2016), daftar web : 4 (2013-2016)

.

ABSTRACT

DESIGN OF PACKAGING DESIGN AS A MEDIA TO INTEREST IN

BUYING CONSUMERS, BIR PLETOK (SETU BABAKAN)

A) Imam Jayadi, SE., MM

B) Design of Packaging Design For Media To Attract Consumer Interests Buy Bir

Pletok (Setu Babakan)

C) Number i: 13, page 100, table: 8, image: 31, attachments: 7

D) Keywords: Design Packaging and Consumer Interests

The purpose of this study to design the packaging design as a medium

increases the attractiveness Beer pletok Setu Babakan against consumer

interest and to establish the brand image of SMEs Beer pletok Setu Babakan.

To attract customers there are two factors that are so supporting namely

packaging design and brand image / brand. Releven research and studies as a

reference or foundation reinforcement theory in this study

Development model in this study is a tool and instrument used in data

retrieval and creative strategy. Develop procedures namely packaging design

planning process from start to negotiations with the client until the final process

and the concept of targeted media. The study design is a data analysis with data

collection by interview, observation, and literature.

Beer packaging design research results Pletok Setu Babakan using verbal

and visual strategy that aims to create good packaging design visually maupu

verbally. The result of the development of packaging designs include logos,

labels and packaging using Adobe Photoshop CS5 application. The work of all

described and analyzed, including specification of works that discuss use any

means to create aesthetically pleasing design and analysis discusses visual

form. Pemabahasan the final product of this research is to show an increase in

the value of the seller Beer pletok Setu Babakan after the use of new packaging

designs. Shows that the role of packaging design in increased sales.

The conclusion of this study, the need for designing the packaging to

form a brand image and enhance product appeal to consumers. Innovation in

packaging is necessary to start from now onwards that are continuous, but the

renewal of the packaging design should retain some elements of the old. This

study shows the contribution of packaging design Beer pletok Setu Babakan to

increased sales

E) List of references: 13 books (2006-2016), a list of journals: 13 journals (2006-

2016), list of previous research: 13 (2006-2016), a list of web: 4 (2013-2016)

PENDAHULUAN

Bir pletok adalah minuman tradisional ini dikenal di kalangan etnis Betawi.

Saat ini bir pletok sudah mulai dilupakan masyarakat karena kalah bersaing dengan

brand atau merek minuman lain. Kurangnya minat masyarakat terhadap minuman

bir pletok menjadi masalah utama bagi produsen minuman bir pletok yang pada

umumnya adalah pengusaha usaha kecil menengah (UKM) seperti bir pletok setu

babakan yang di kelola oleh Endang Suratman.

Bir pletok adalah minuman khas Jakarta. Walaupun mengandung kata bir,

akan tetapi biasanya bir pletok tidak mengandung alkohol. Bir pletok terbuat dari

sari jahe, gula, sari bunga selasih dan akar-akaran. Apabila kita meminum bir

pletok, pertama-tama terasa pedas, akan tetapi selanjutnya badan akan terasa hangat

pengaruh dari ramuan yang terdapat di dalamnya..

Saat zaman Belanda ada masyarakat ikut-ikutan minum bir dengan orang

Belanda. Sedangkan, masyarakat Betawi yang semuanya beragama Islam

menyadari bahwa bir itu memabukkan, dan hukumnya haram. Sejak saat itu

masyarakat Betawi berinisiatif membuat bir, tetapi dapat menyehatkan. Bahan

minuman bir pletok terdiri dari campuran beberapa rempah-rempah, yaitu jahe,

daun pandan wangi, serai, dan kayu secang.

Arti pletok yang menjadi nama belakang minuman khas Betawi ini terdapat tiga

versi. Arti pletok itu ada beberapa versi, yaitu versi pertama dibuat dari bambu,

tempatnya ditutup dan dituangkan bunyi pletok. Versi kedua ada juga diminum,

taruh di teko, dicampur es, teko terbuat dari alumunium. Lalu dikocok dan berbunyi

pletok. Sementara versi ketiga, ada buah secang, buahnya kalau tua warnanya

hitam, dibuang bijinya dan dipukul sehingga menjadi bir pletok. Ini murni dari

rempah-rempah

Usaha Kecil Menengah (UKM) saat ini seperti di kelola oleh bang uu, kurang

memperhatikan kemasan yang mereka gunakan untuk mengemas produk mereka.

Karena selama ini para pengusaha usaha kecil menengah (UKM) menganggap

kemasan bukanlah bagian dari penting untuk menarik minat konsumen dan

pengusaha usaha kecil menengah menganggap kemasan hanya sebagai penutup

saja. Selain itu kurangnya pengetahuan tentang arti dan tujuan dari kemasan

menjadi masalah utama.

Seringkali mereka menggunakan kemasan seadanya dan kurang menarik,

sehingga konsumen cenderung kurang menyukai produk tersebut dan lebih memilih

produk lain yang dikemas lebih bagus. Selain itu seringkali kemasan-kemasan

tersebut dirasa kurang berfungsi optimal dalam segi proteksi, karena material-

material yang mereka gunakan cenderung memilih material dengan harga lebih

murah. Karena hal inilah masyarkat menilai dan menganggap minuman bir pletok

tidak baik atau tidak memliki khasiat dan lain sebagainya. Hal ini justru merugikan

para pengusaha usaha kecil menengah.

Usaha kecil menengah bir pletok setu babakan yang di kelola oleh Bang UU

memang sudah cukup terkenal di daerah Setu Babakan, akan tetapi dengan misi

atau tujuan yang ingin dicapai oleh Bang UU dalam menaikan citra merek dan nilai

jual ke masyarakat jakarta dan Indonesia serta mancanegara perlu adanya inovasi

dalam bentuk kemasan yang dapat menarik minat konsumen. Sampai saat ini bir

pletok setu babakan belum memiliki kemasan ataupun label sebagai brand atau citra

merek dari produk yang mereka jual.

Idealnya sebuah bir pletok setu babakan memiliki kemasan yang tidak

hanya difungsikan sebagai wadah atau pembungkus saja, tetapi dapat juga

difungsikan sebagai media identitas dan upaya peningkatan nilai suatu produk.

Kemasan juga harus disesuaikan dengan produk yang dikemasnya, agar kemasan

tidak merusak produk sesuai dengan arti kemasan sebagai pelindung keutuhan dan

keamanan produk. Singkatnya sebuah kemasan dapat mewakili identitas suatu

perusahaan dengan desain yang sesuai identitasnya dan konsisten dalam

pengaplikasian desainnya serta memiliki nilai ergonomis. Kemasan memiliki

pengaruh dalam pencitraan minuman yang dikemasnya yang secara tidak langsung

dapat mengkomunikasikan apa yang terdapat didalamanya, seperti rasa maupun

bahan yang dikomunikasikan melalui bentuk, warna, tipografi serta gambar yang

terdapat dalam sebuah kemasan, selain itu kemasan juga diusahakan dapat

mempengaruhi konsumen dalam membeli sebuah produk. Desain kemasan pada

suatu produk harus memiliki ciri khas dan karakteristik agar tidak tersilap oleh

produk-produk selain bir pletok setu babakan selain itu agar konsumen langsung

mengetahui bahwa suatu produk berasal dari hanya dengan melihat kemasannya

saja menjadi dasar penelitian ini adalah seorang pelaku usaha tidak hanya melihat

secara umum desain kemasan suatu produk, melainkan terdapat dimensi-dimensi

yang perlu diperhatikan dalam desain kemasan, seperti dimensi desain grafis,

struktur desain, dan informasi produk. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Mengapa perlu adanya perancangan desain kemasan bir pletok untuk menarik

minat beli konsumen?

2. Kapan desain kemasan bir pletok perlu pembaharuan (update) desain?

3. Sejauh mana desain kemasan untuk menarik minat beli konsumen?

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut::

1. Perancangan desain kemasan bir pletok bertujuan untuk memberikan daya tarik

terhadap konsumen

2. pembaharuan (update) desain kemasan dilakukan dengan inovasi-inovasi agar

dapat bersaing dalam menarik minat konsumen.

3. Langkah-langkah atau tahapan dalam perancangan desain kemasan bir pletok.

TINJAUAN PUSTAKA

Wilbur Schramm seorang pakar komunikasi “http://www.definisi-

pengertian.com/2015/08/pengertian-komunikasi-definisi-menurut-ahli.html”

menyatakan bahwa kata communication itu berasal dari kata Latin “communis”

yang berarti “common” (sama). Dengan demikian apabila seseorang akan

mengadakan komunikasi maka seseorang tersebut harus mewujudkan

persamaannya dengan orang lain. Kemudian kata komunikasi yang berarti

menyampaikan suatu pesan dari komunikator kepada komunikan melalui suatu

media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris

communication yang diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama”.

Desain komunikasi visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan

pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk

mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang

dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan

visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat

dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut, menurut Jurnal Christine

Suharto Cenadi,“Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual”, Unversitas

Kristen Petra, 2008.

Desain merupakan sebuah kata dengan banyak makna. Dalam konteks

komunikasi visual, ‘desain’ sudah menjadi bagian dari tim dalam industri

komunikasi. Dunia advertising, publikasi majalah dan suratkabar, pemasaran dan

public relations, dan yang pasti ‘desain’ juga sudah menjadi salah satu aspek yang

berpengaruh dalam membentuk perilaku suatu masyarakat dan perkembangan

ekonominya hal ini diungkapan dalam Jurnal Bagus Limandoko,“Desain

Komunikasi Visual dan Perilaku Konsumen”, Unversitas Kristen Petra, 2009.

Menurut Rakhmad Supriyono,”Desain Komunikasi Visual”, ANDI,

(2010:5), Desain komunikasi (communication design) merupakan subdisiplin dari

desain yang menitikberatkan pada penyampaian informasi kepada publik melalui

media. Ruang lingkup Desain Komunikasi Visual Meliputi:

1. Advertising (periklanan)

2. Animasi

3. Desain identitas Usaha (corporate identity)

4. Desain Marka lingkungan

5. Multimedia.

6. Desain Grafis Industri (promosi)

7. Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain.

8. Cergam (komik, karikatur, poster)

9. Fotografi, tipografi dan ilustrasi.

Unsur - Unsur Desain

Menurut Rakhmad Supriyono,”Desain Komunikasi Visual”, ANDI, (2010:57),

ada enam unsur – unsur desain yang diterapkan, yaitu:

1. Titik

Titik merupakan salah satu unsur visual yang wujudnya relative kecil, di mana

dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung

ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan variasi jumlah, susunan, dan

kepadatan tertentu

Titik merupakan bagian kecil dari garis,karena pada dasrnya suatu garis

dibentuk oleh adanya hubungan titik-titik yang sangat dekat, Penelitian

Terdahulu Tony Aries Wijaya,”Pembuatan Logo dan Kemasan Produk UKM

Dengan Metode Cetak Sablon di Unit Pelaksana Teknis Industri Makanan

Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur”, Institute Bisnis

dan Informatika STIKOM Surabaya, 2014.

2. Garis

Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap

pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal sebagai goresan atau

coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis

adalah terdapatnya arah serta dimensi yang memanjang. Garis dapat

ditampilkan dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang, zigzag, dan lainnya.

3. Bidang

Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau

dari bentuknya bidang bias dikelompokan menjadi dua, yaitu bidang

geometri/beraturan dan bidang non-geometri alias tidak beraturan. Bidang

geometri adalah bidang yang relative mudah diukur keluasannya, sedangkan

bidang non-geometri merupakan budang yang relative sukar diukur

keluasannya. Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis

dalam kepadatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan

potongan hasil goresan satu garis atau lebih.

4. Ruang

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak

antar objek berunsur titk, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada

perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang

nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya.

5. Warna

Warna merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan

penglihatan sehingga mampu menstimuli perasaan, perhatian dan minat

seseorang. Dalam pembagian warna warna, kita menggunakan lingkaran

warna (color wheel)

Prinsip Desain

Menurut Adi Kusrianto,”Pengantar Desain Komunikasi Visual”,

ANDI, (2009:35-43), mengelompokkan prinsip-prinsip desain menjadi:

kesatuan, keberagaman, keseimbangan, ritme, keserasian, proporsi, skala,

dan penekanan.

1. Kesatuan

merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsur-unsur desain

menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke

dalam sebuah media.

Menurut Penelitian Terdahulu Tony Aries Wijaya,”Pembuatan Logo dan

Kemasan Produk UKM Dengan Metode Cetak Sablon di Unit Pelaksana

Teknis Industri Makanan Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi

Jawa Timur”, Institute Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya, 2014,

kesatuan dalam hal ini adalah suatu bentuk yang unsur-unsurnya

mempunyai saling hubungan. Bentuk yang kita maksud dapat di capai

dengan cara sbb :

a. Di dalam bentuk tersebut harus ada kontras, berlaku untuk semua unsur

(goresan, irama, warna, teksture, dsb)

b. Peralihan di harapkan di dalam bentuk itu juga ada peralihan dari unsur

– unsur bentuknya supaya tidak tampak kaku.

c. Selingan /variasi di samping ada pengulangan – pengulangan supaya

tidak menjemukan harus ada selingan / variasi.

2. Keberagaman

Keberagaman dalam desain bertujuan untuk menghindari suatu desain

yang monoton. Adanya perbedaan besar kecil, tebal tipis pada huruf,

pemanfaatan pada gambar, perbedaan warna yang serasi, dan keragaman

unsur-unsur lain yang serasi akan menimbulkan variasi yang harmonis.

3. Keseimbangan

Keseimbangan dapat tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang

terkesan resmi/formal yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan

ukuran tata letak yang sama, sedangkan keseimbangan asimetris

memberi kesan informal, tapi dapat terlihat lebih dinamis yang terbentuk

dari paduan garis, bentuk, ukuran, maupun tata letak yang tidak sama

namun tetap seimbang.

4. Ritme

Ritme suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan gerak

yang menyiratkan mata pada tampilan yang nyaman dan berirama.

Keserasian adalah keteraturan di antara bagian-bagian suatu karya yang

disusun secara seimbang dalam suatu komposisi utuh.

5. Proporsi

Proporsi merupakan perbandingan antara suatu bilangan dari suatu obyek

atau komposisi. Bisa dikatakan bahwa proporsi merupakan kesesuaian

ukuran dan bentuk hingga tercipta keselarasan dalam sebuah bidang.

6. Skala

Skala adalah ukuran relatif dari suatu obyek, jika dibandingkan terhadap

obyek atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya. Skala juga

sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian bentuk atau obyek dalam

suatu desain.

7. Penekanan

Penekanan dalam desain merupakan hal yang penting untuk menghindari

kesan monoton. Penekanan dapat dilakukan pada jenis huruf, ruang

kosong, warna, maupun yang lainnya akan menjadikan desain menjadi

menarik bila dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan.

Pengemasan (packaging) sebagai semua kegiatan merancang dan memproduksi

wadah untuk sebuah produk. kemasan adalah suatu aktivitas yang dilakukan

perusahaan untuk melindungi isi produk dimana kemasan tersebut sebagai identitas

tersendiri dibanding produk perusahaan yang lain, pendapat ini dinyatakan dalam

Penelitian Terdahulu Muchammad Chusnul Akrom, “Pengaruh Kemasan, Harga

dan Promosi Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Kripik Paru

UMKM Sukorejo Kendal”, Universitas Negeri Semarang, 2013. Secara hakiki

packaging merupakan upaya manusia untuk mengumpulakan sesuatu yang

berantakan kedalam satu wadah serta melindunginya dari gangguan cuaca

pernyataan ini diungkapkan oleh Widiatmoko “Majalah Concept Vol 03.Edisi 18”,

(2007:20).

Merek adalah tanda pengenal yang membedakan milik seseorang dengan orang

lain, seperti pada pemilikan ternak dengan memberi cap pada punggung sapi yang

kemudian dilepaskan di tempat penggembalaan bersama yang luas. Cap tersebut itu

memang merupakan tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang

bersangkutan tersebut telah ada pemiliknya. Biasanya dalam membedakan tanda

atau merek digunakan inisial dari mana pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan.

Mempelajari dan memahami perlaku konsumen merupakan dasar dari manajemen

pemasaran. Ada dua komponen kunci yang harus dilakukan oleh pemasaran.

Pertama, pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Kedua, pemasaran mempelajari proses pertukaran, yaitu dua pihak saling

mentransfer sesuatu yang bernilai bagi yang lain. Hal ini berarti bahwa titik pusat

kegiatan pemasaran didasarkan pada suatu aplikasi disiplin keunggulan konsumen.

Oleh karena itu, konsumen merupakan titik pusat usaha pemasaran.

Demikian pola konsumen-konsumen, terbentuk karena pengaruh lingkungan

seperti yang dijelaskan di bawah ini:

1. Kebudayaan (Culture)

Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai dan pola perilaku seseorang

anggota kebudayaan tertentu. Kebudayaan ini diwariskan dari generai ke

generasi berikutnya.

2. Kelas Sosial (Social Class)

Orang-orang dalam kelas sosial tertentu cenderung memiliki perilaku, kebiasaan

tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Penglompokan seseorang termasuk dalam

kelas sosial tertentu dapat dilihat dari:

a. Prestise jabatannya

b. Penampilannya didalam kelompok sendiri

c. Kepemilikannya

d. Orientasi nilai-nilai yang dianutnya

Namun banyak pula yang menggunakan indeks status untuk melihat status

sosial. Indeks of Status Characteristic (ISC) yang sering digunakan ialah

penilaian terhadap faktor-faktor jabatan, sumber penghasilan, tipe rumah, lokasi

tempat tinggal.

3. Keluarga (Family)

Keluarga adalah lingkungan terdekat dengan individu dan sangat mempengaruhi

nilai-nilai serta perilaku seseorang dalam mengkonsumsi barang tertentu.

4. Klub-klub (Referensi Group)

Klub-klub seperti ini ialah klub arisan ibu-ibu, klub olahraga, klub rekreasi, klub

profesi, dsb. Individu ini sering menerima advice, pengarahan, pemikiran dari

anggota kelompok ini yang mempengaruhi pola konsumsi mereka.

Proses Keputusan Pembelian

Kotler dan Amstrong ,“Prinsip-prinsip Pemasaran”, Erlangga,

(2008:150), melihat bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian,

bahwa proses keputusan membeli terdiri dari lima tahap yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pembeli

menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh

rangsangan internal, ketika salah satu kebutuhan normal seseorang rasa

lapar ataupun haus timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga

menjadi dorongan. Kebutuhan juga bisa dipicu oleh rangsangan

eksternal, contohnya suatu iklan atau diskusi dengan teman bisa

membuat anda berpikir untuk membeli.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau

mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang

memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan

membelinya. Jika tidak konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu

dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang

berhubungan dengan kebutuhan.

3. Evaluasi Alternatif

Kita telah melihat cara konsumen menggunakan informasi untuk

sampai pada sejumlah pilihan akhir. Pemasar harus tahu tentang

evaluasi alternatif yaitu bagaimana konsumen memproses informasi

untuk sampai pada pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak

menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam situasi

pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi dilaksanakan.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen mmenentukan peringkat merek dan

membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan membeli

konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor

bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor

pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional

yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian

berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat

produk yang diharapkan.

5. Perilaku Pascapembelian

Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketiika produk telah dibeli. Setelah

membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan

terlibat dala Perilaku Pascapembelian yang harus diperhatikan oleh

pemasar. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa,

jika produk memenuhi ekspatasi, konsumen puas; jika produk melebihi

ekspektasi, konsumen sangat puas.

Model Konseptual Desain Kemasan

METODE PENELITIAN

Rumah Industri (UKM) Bir Pletok Setu Babakan adalah salah satu produsen bir

pletok yang berada di Jakarta tepatnya di kawasan perkampungan Betawi Setu

Babakan. Rumah Industri (UKM) Bir Pletok Setu Babakan sudah berdiri sejak

tahun 1997. Usaha rumah industri yang sudah bertahan belasan tahun ini kini

dipimpin oleh Bpk Endang Suratman. Endang Suratman menjadi penerus usaha

turun temurun sejak tahun 2015 hingga saat ini.

Dibawah kepemimpinan Bpk Endang Suratman usaha bir pletok yang masih

bertahan hingga saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dibawah

kepemimpinannya struktur organisasi perusahaan semakin membaik dan tingkat

penjualan yang cenderung menanjak sejak beliau memimpin. Setiap hari UKM Bir

Pletok Setu Babakan memproduksi minuman bir pletok 200 hingga 300 botol. Bir

Pletok Setu Babakan sudah mensuplai sebanyak 90% ke penjual bir pletok yang

berada di kawasan kampong Betawi, Setu Babakan. Bahkan hingga saat ini Bir

Pletok Setu Babakan sudah mensuplai ke beberapa daerah diluar Jakarta seperti

Bandung, Bogor, dan lain – lain.

Pada Tahun 2005 UKM Bir Pletok Setu Babakan memiliki kebanggaan

tersendiri karena pada saat itu Bir Pletok Setu Babakan menjadi oleh – oleh yang

dibawa setiap perwakilan negara yang sedang mengadakan pertemuan wakil –

wakil negara di kawasan Asia Pasifik.

Model Pengembangan

Pemilihan model pengembangan yang baik akan menghasilkan produk

yang efektif dan efisien. Ketepatan pemilihan model pengembangan akan

menghasilkan produk yang tepat. Salah satu ciri ketepatan produk hasil

pengembangan yaitu produk tersebut dapat di aplikasikan dengan baik dan memberi

manfaat bagi para penggunanya. Hasil Produk Pengembangan yang baik dan tepat

akan meningkatkan motivasi dan keinginan konsumen untuk memperoleh

pengetahuan lebih dalam terhadap materi yang disajikan.

1. Alat dan Instrument

Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data verbal adalah laptop,

bolpoin dan recorder. Proses pembuatan desain dikerjakan menggunakan perangkat

manual seperti pensil, dan drawing pen. Selain itu juga menggunakan perangkat

komputer diantaranya hardware (perangkat keras) berupa komputer/laptop, dan

scanner, serta software (perangkat lunak) berupa program grafis Adobe Photoshop

CS5. Komputer/laptop digunakan untuk mengolah data perancangan booklet

yang menggunakan aplikasi software Photoshop. Alat scanner digunakan untuk

menscan hasil sketsa gambar menggunakan pensil, yang kemudian hasilnya akan

dimasukan kedalam pembahasan penelitian.

Alat recorder digunakan untuk merekam proses kegiatan wawancara dengan

beberapa konsumen bir pletok serta pemilik UKM Bir Pletok Setu Babakan. Proses

wawancara dilakukan untuk membahas konsep perancangan desain kemasan bir

pletok, membahas anggaran biaya produksi kemasan dan label, membahas

pembagian sasaran pemasaran yang ingin dijangkau oleh perusahaan seperti target

audience, demografis, psikografis, dan geografis. Agar perancangan desain

kemasan terarah dan informasi yang disajikan dari kemasan bir pletok dapat

tersajikan secara lengkap.

Flowchart Alat dan Instrument Proses Perancangan Desain Kemasan

Gambar 3.2 Flowchart Alat dan Instrument Proses Perancangan Desain

2. Strategi Kreatif

Strategi harus dirancang secara kreatif, dengan menggali segala sesuatu di balik

fakta dan menyusunnya kearah gagasan kreatif yang mampu menciptakan

penjualan. Perencanaan kreatif desain kemasan adalah proses membuat strategi

mencapai tujuan melalui rancangan desain yang dibuat. Tujuan pokok perencanaan

kreatif desain kemasan adalah agar kemasan bir pletok dapat membentuk kemasan

yang lebih kreatif dan inovatif sehingga berhasil meraih tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan tujuan periklanan ini, proses komunikasi dilanjutkan dengan

perumusan strategi kreatif dan strategi media. Strategi kreatif mencakup pemilihan

strategi dasar untuk menciptakan kemasan, baik dalam aspek gagasan isinya

(content) maupun visualisasi kemasan. Strategi kreatif dituangkan kedalam bentuk

rencana kerja kreatif yang kemudian akan dijadikan dasar untuk pelaksanaan

Alat recorder, bolpoin, buku :

Proses pencarian data/wawancara

Hasil Pencarian data

Hasil Desaign

Komputer, pensil, buku, scaner

Proses Pengolahan data/ desain

eksekusi kreatif. Strategi kemasan yang kreatif adalah dengan menjawab

pertanyaan:

a. What : apa tujuannya

Tujuan perancangan desain kemasan bir pletok adalah membentuk citra merek atau

brand image dan inovasi desain kemasan yang baru diharapkan mampu bersaing

dengan brand minuman lain serta meningkatkan volume pendapatan perusahaan.

b. Who : siapa khalayak yang akan dijangkau

Khalayak yang dijangkau adalah seluruh elemen masyrakat dari mulai kelas bawah

hingga kelas tingkat atas dengan berbagai usia.

c. When : kapan kemasan mulai digunakan

Kemasan bir pletok disajikan untuk beberapa periode waktu tertentu dan mungkin

akan ada update untuk desain kemasan bir pletok pada masa yang akan datang.

Kemasan yang dirancang saat ini mulai digunakan pada tahun 2016.

d. Where : di mana produk ini dipasarkan

Untuk saat ini Bir Pletok Setu Babakan di wilayah Setu Babakan dan ada beberapa

daerah pemasaran diluar Jakarta.

e. Why : mengapa perlu pembaharuan

karena kemasan merupakan salah satu bentuk strategi promosi yang dengan nyata

dilihat langsung dengan konsumen. Desain kemasan yang menarik, unik dan

inovatif akan menambah daya tarik produk yang akan dijual.

f. How : bagaimana desain kemasan yang baik

Kunci utama untuk mendesain sebuah kemasan yang baik adalah kemasan tersebut

harus simple, unik, elegan, fungsional dan menciptakan respons emosional positif

serta berisi informasi yang lengkap tentang produk.

Dalam perancangan desain kemasan peneliti akan menggunakan strategi kreatif

yang telah dijelaskan diatas agar rancangan desain yang disampaikan tepat sasaran

dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh UKM Bir Pletok Setu Babakan.

Menurut Jurnal Listia Natadjaja,” Analisa Elemen Grafis Kemasan Indomie

Goreng Pasar Lokal dan Ekspor”, Universitas Kristen Petra Surabaya, 2009,

menjelaskan hal – hal yang mempengaruhi desain kemasan antara lain:

1. Warna

2. Bentuk

3. Merek atau logo

4. Illustrasi (gambar)

5. Tipografi

6. Tata letak (Layout)

Tahapan Prosedur Pengembangan Desain Kemasan

Konsep Media

1. Tujuan Media

Tujuan dari perancangan desain kemasan adalah meningkatkan nilai jual

Bir Pletok Setu Babakan dan citra merek (brand image) sehingga dapat

bersaing dengan brand minuman lain yang sudah terkenal. Serta

masyarakat akan menjadi lebih mengenal, tertarik dan mencoba untuk

membeli minuman Bir Pletok Setu Babakan.

2. Strategi Media

Strategi media yaitu agar mencapai keberhasilan dalam perancangan

desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan :

a. Target Audience

Target audience adalah objek sasaran yang dituju untuk

mempromosikan media promosi berbentuk booklet. Target audience

dari UKM Bir Pletok Setu Babakan adalah berbagai kalangan

masyarakat yang berada di Jakarata khususnya masyarakat daerah Setu

Babakan.

b. Demografis

Demografis merupakan pengelompokan konsumen berdasarkan usia,

jenis kelamin, lokasi dan kelas ekonomi. Untuk pembagian demografis

desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan menggunakan usia, lokasi,

dan kelas ekonomi. Berikut adalah demografis untuk perancangan

desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan.

1. Usia : Anak – anak hingga dewasa

2. Lokasi : Perkotaan

3. Kelas Ekonomi : Bawah hingga kelas atas

c. Psikografis

Segmentasi psikografis untuk kemasan Bir Pletok Setu Babakan adalah

subjek-subjek yang suka berwisata kuliner dan masyarakat yang

mengapresiasi budaya dan minuman tradisional Betawi, serta . Berikut

ini adalah segmentasi psikografis PT. Prima Mitra Setia Sejati.

1. suka berwisata kuliner

2. masyarakat yang mengapresiasi budaya dan minuman tradisional

Betawi.

d. Geografis

Segmentasi geografis merupakan pembagian wilayah-wilayah yang

berbeda-beda. Geografis yang dituju oleh UKM Bir Pletok Setu

Babakan adalah wilayah Setu Babakan yang menjadi pusat pemasaran.

Berikut adalah segmentasi geografis yang dituju dalam media promosi

booklet.

1. Lokasi : Jakarta

2. Wilayah : Setu Babakan

e. Pencapaian Media

Pencapaian desain kemasan yang baru diharapkan mampu memberikan

efek positif untuk perkembangan bisnis UKM Bir Pletok Setu Babakan.

Karena rancangan desain kemasan ini dibuat sesuai sasaran target yang

dituju, demografis yang sudah dikelompokkan, psikografis dan

geografis yang sudah direncanakan, sehingga hasil yang dicapai tepat

sasaran dan fleksible. Desain kemasan juga lebih praktis dan efisien,

pengeluaran biaya yang terjangkau, dan kemudahan dalam membawa

kemasan. Oleh sebab itu rancangan desain kemasan tersebut harus

dirancang sesuai keiginan klien dan arahan dari sang perancang desain

untuk menciptakan sebuah rancangan desain kemasan yang menarik

dan sangat berperan penting dalam sebuah pemasaran produk. Desain

kemasan ini juga diharapkan dapat meningkat minat konsumen untuk

membeli dan masyarakat dapat lebih mengenal bir pletok sebagai

minuman khas Betawi.

Tahapan Proses Desain Kemasan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Strategi Pesan (Pendekatan Verbal)

Bir pletok dikenal dengan minuman yang hangat oleh konsumen, hal ini

dikarenakan bir pletok memang memiliki efek hangat pada tenggorokan ketika

diminum sehingga terasa menyejukkan serta menyehatkan untuk tubuh. Maka

dengan demikian pesan atau bahasa verbal yang akan digunakan bersifat

membujuk / persuasif dengan suatu tingkat kepercayaan yang tinggi dan bersifat

sedikit serius, karena produk minuman ini sangat memperhatikan detail dari

penjelasan produk, dengan begitu target market akan berfikir logis dan percaya

untuk membeli minuman ini. Sedangkan pesan dan informasi produk akan

dibuat apa adanya sesuai dengan informasi yang di dapat peneliti dari wawancara

dengan pemilik Bir Pletok Setu Babakan.

2. Strategi Visual

Agar desain dapat sesuai dengan target market maka perlu di perhatikan elemen

desain serta unsur desain yang sesuai dan dapat menarik minat konsumen.

Dengan menampilkan image atau gambar pada kemasan akan membuat desain

kemasan menjadi lebih menarik. Berikut ini strategi visual secara umum yang

dirancang peneliti:

a. Menampilkan desain yang menarik dan mudah diingat, agar mudah diterima

oleh khalayak sasaran.

b. Warna yang digunakan pada kemasan adalah merah, orange, dan coklat. Karena

ketiga warna ini dapat mewakili unsur-unsur alami yang terdapat pada minuman

bir pletok dan warna orange merupakan warna yang menjadi ciri khas dari

kebudayaan betawi Betawi.

c. Menampilkan unsur – unsur budaya betawi dalam bentuk vektor yang dapat

membuat kemasan terlihat lebih menarik

d. Menciptakan identitas atau karakteristik yang mempunyai ciri khas tersendiri

baik dalam layout, warna, slogan ilustrasi dan tipografi yang bagus agar menarik

sehingga dapat menanamkan kepercayaan konsumen.

Hasil Pengembangan

Pada tahap ini peneliti akan menjelaskan proses-proses penelitian desain

kemasan. Peneliti juga merancang desain logo dan label dengan beberapa

rekomendasi desain yang diajukan. Berikut ini adalah gambaran tahap-tahap

proses penelitian dari mulai sketsa kasar dan hasil desain hingga desain yang

terpilih.

Desain Logo

Logo berfungsi sebagai tanda atau ciri/pembeda suatu perusahaan atau dapat

didaya gunakan untuk sarana informasi, membangun citra/image positif di mata

publik. Logo yang baik mempunyai beberapa karakteristik diantaranya adalah

logo harus mempunyai nilai keterbacaan tinggi meskipun

diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda, sederhana,

mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu singkat, mudah diingat, mudah

diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra perusahaan, aplikasi logo yang baik

dari warna, bentuk, konfigurasi logo pada beberapa media grafis.

Logo dari UKM bir pletok Setu Babakan awalnya sederhana sekali berupa

tulisan “Bir Pletok Setu Babakan” saja. Logo ini pun dirancang kembali agar

masyarakat mudah mengingat “Bir Pletok Setu Babakan”. Peneliti menyediakan

2 desain logo sebagai alternatif yang akan dipilih oleh Bang Endang Suratman

sebagai pemilik UKM bir pletok Setu Babakan

Sketsa logo Karya

Hasil Desain logo Karya

Sketsa Kasar Logo Karya

Hasil Desain Logo Karya

Sketsa Label Karya

Hasil Desain Label Karya

Sketsa Label Karya

Hasil Desain Karya

Hasil Desain Kemasan Karya

Melihat hasil data diatas menunjukkan bahwa penggunaan kemasan pada

minuman bir pletok dapat membantu meningkatkan nilai penjualan Bir Pletok

Setu Babakan. Pada tahun 2016 harga bir pletok dinaikan sebesar Rp 4000

yang bertujuan untuk biaya produksi cetak kemasan dan juga label. Semua

data tersebut didapatkan langsung dari pihak perusahaan sendiri. Walaupun

kenaikan penjualan tidak begitu signifikan, dan banyak faktor lain yang dapat

meningkatkan penjualan Bir Pletok Setu Babakan, akan tetapi hasil yang

didapatkan adalah positif.

Bulan Tahun 2015 Tahun 2016 Persentase

Kenaikan (%)

Januari Rp 48.750.000 Rp 69.870.000 43 %

Febuari Rp 50.245.000 Rp 67.847.000 35 %

Maret Rp 52.455.000 Rp 70.890.000 35 %

April Rp 49.218.000 Rp 68.510.000 39 %

Mei Rp 42.900.000 Rp 69.955.000 63 %

Juni Rp 46.540.000 Rp 73.950.000 58 %

Presentase Kenaikan Penjualan Bir Pletok Setu Babakan

SIMPULAN

1. Perancangan desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan diperlukan untuk

membentuk citra merek Bir Pletok Setu Babakan serta meningkatkan

daya tarik produk terhadap minat konsumen. Dan inovasi desain kemasan

pada Bir Pletok Setu Babakan bertujuan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan, karena produk yang telah ada rentan

terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi, siklus

hidup produk yang lebih singkat, serta meningkatnya daya saing dengan

brand minuman yang lain. Perancangan desain kemasan ini diharapkan

mampu menigkatkan nilai jual serta minuman Bir Pletok Setu Babakan

dapat dikenal oleh masyarakat dan tentunya dapat melestarikan minuman

khas rakyat Betawi dan Indonesia.

2. Inovasi pada kemasan Bir Pletok Setu Babakan memang perlu dilakukan

dimulai dari sekarang hingga seterusnya yang bersifat berkelanjutan, akan

tetapi pembaharuan desain kemasan harus tetap mempertahankan

beberapa unsur lama. Dengan kata lain, perubahan desain kemasan

memang perlu digulirkan agar kemasan terkesan tetap menarik dan

menjual. Tidak ada jarak atau waktu tertentu yang untuk melakukan

pembaharuan pada desain kemasan hal ini dikarenakan inovasi atau

perubahan desain kemasan yang terlalu sering dapat mengakibatkan

meredupkan citra merek Bir Pletok Setu Babakan. Beberapa

pertimbangan yang haruus di perhatikan pemilik Bir Pletok Setu Babakan

dalam melakukan perubahan pada kemasan :

a. Turunnya penjualan

b. Perubahan sikap konsumen

c. Perubahan kondisi pasar

d. Kemasan pesaing lebih unggul

e. Perkembangan bahan dan teknologi

3. Pada penelitian ini menunjukan bahwa desain logo, label dan kemasan

memberikan kontribusi kenaikan penjualan Bir Pletok Setu Babakan, yang

dapat dilihat dari data pembanding sebelum dan sesudah dilakukan desain.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Kusrianto, “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Andi, Yogyakarta, 2009

Anne Dameria, “Color Basic Panduan Dasar Warna untuk Designer dan Industri

Grafika ", Link Match Graphic, Jakarta 2007

Buchari Alma, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”, Penerbit

Alfabeta, Bandung, 2011

Jaswin M, “Packaging Material and Its Applications”, Indonesian Packaging

Federation, Jakarta, 2007

Klimchuk, Marianne Rosner., Krasovec, Sandra. A., “Desain Kemasan”, Erlangga,

Jakarta, 2007

Surianto Rustan, “Layout Dasar & Penerapan”, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2014

Surianto Rustan, “Huruf Font Tipograpi”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2014

Philip Kotler., Garry Armstrong, “Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 12”, Erlangga,

Jakarta, 2008

Rangkuti Freddy, “The Power of Brand”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2009

Rakhmad Supriyono, “Desain Komunikasi Visual”, ANDI, Yogyakarta, 2010

Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D)”, Alfabeta , Bandung 2015

Sunyoto, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, CAPS, Yogyakarta, 2012

Widiatmoko, “Majalah Concept Vol 03.Edisi 18”, Jakarta, 2007

DAFTAR JURNAL

Bagus Limandoko, “Desain Komunikasi Visual dan Perilaku Konsumen”, Jurnal

Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas

Kristen Petra Surabaya, 2009

Bayu Widiyatno,“Pengaruh Atribut Produk Terhadap Proses Keputusan

Pembelian Studi Kasus Konsumen Pada Sentra Industry Jeans di

Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang”, Jurnal Jurusan Manajemen,

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia, 2012

Cenadi, Christine Suharto, “Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual”,

Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain

Universitas Kristen Petra Surabaya, 2008

Cenadi, Christine Suharto, “Peranan Desain Kemasan Dalam Dunia

Pemasaran”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan

Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, 2010

Cahyono, Yohanes Budi, “Kondisi Desain Kemasan Produk Makanan Ringan

dan Minuman Instant pada Industri Kecil Skala Rumah Tangga (Micro

Industry) di Kabupaten Kediri”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual,

Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, 2008

Listia Natadjaja, “Pengaruh Komunikasi Visual Antar Budaya Terhadap

Pemasaran Produk Pada Pasar Ekspor Ditinjau dari Warna dan Illustrasi

Desain Kemasan”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni

dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, 2011

Listia Natadjaja, “Analisa Elemen Grafis Desain Kemasan Indomie Goreng

Pasar Lokal dan Ekspor”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual,

Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, 2009

Nento, Ahmad Zuhdi, “Pengaruh Merek dan Kemasan Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen (Studi kasus pada Toko Pia Saronde)”, Jurnal

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri

Gorontalo, 2013

Nina Nurviana, “Kajian Label Kemasan Makanan Ringan UMKM di Tiga

Kelurahan Kota Bandung”, Jurnal Program Studi Desain Komunikasi

Visual Fakultas, Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha, 2016

Nuryanti, B. Lena, “Pengaruh Variasi dam Kemasan Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Teh Kotak Ultrajaya”, Jurnal Pendidikan Manajemen

Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 2008

Shinda Rosandi, Tri Sudarwanto, “Pengaruh Citra Merek dan Desain Kemasan

Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Susu Ultra”, Jurnal Jurusan

Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya 2014

Stephanny Lupita, “Perancangan Desain Kemasan dan Promosi Mr. Froniez

Surabaya”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa

dan Desain Universitas Negeri Solo, 2010

Yessy Rosalina, “Desain Kemasan Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Madu

Bunga Kopi Sebagai Produk Unggulan Daerah”, Jurnal Jurusan Teknologi

Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, 2010