ABSTRAK - asmi.ac.idasmi.ac.id/e-journals/files/64_PENELITIAN 2.pdfsekarang hingga seterusnya yang...
Transcript of ABSTRAK - asmi.ac.idasmi.ac.id/e-journals/files/64_PENELITIAN 2.pdfsekarang hingga seterusnya yang...
ABSTRAK
“PERANCANGAN DESAIN KEMASAN SEBAGAI MEDIA UNTUK MENARIK
MINAT BELI KONSUMEN BIR PLETOK ( SETU BABAKAN )”
A) Imam Jayadi, SE., MM
B) Perancangan Desain Kemasan Sebagai Media Untuk Menarik Minat Beli
Konsumen Bir Pletok (Setu Babakan)
C) Jumlah i : 13, halaman : 100, tabel : 8, gambar : 31, lampiran : 7
D) Kata kunci: Desain Kemasan dan Minat Konsumen
Tujuan penelitian ini untuk merancang desain kemasan sebagai media
meningkatkan daya tarik Bir Pletok Setu Babakan terhadap minat konsumen
serta membentuk citra merek UKM Bir Pletok Setu Babakan.
Untuk menarik minat konsumen ada 2 faktor yang yang jadi penunjang
yaitu desain kemasan dan brand image/merek. Dan kajian penelitian yang
releven sebagai acuan atau landasan penguat teori dalam penelitian ini
Model pengembangan dalam penelitian ini adalah alat dan instrument
yang digunakan dalam pencarian data serta strategi kreatif. Prosedur
Pengembangan yaitu proses perancangan desain kemasan dari mulai
perundingan dengan klien hingga final proses serta konsep media dituju.
Desain penelitian adalah analisis data dengan teknik pengumpulan data dengan
cara wawancara, observasi, dan studi pustaka.
Hasil penelitian desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan menggunakan
strategi verbal dan visual yang bertujuan untuk membuat desain kemasan yang
baik secara visual maupu secara verbal. Hasil pengembangan desain kemasan
meliputi logo, label dan kemasan yang menggunakan aplikasi Adobe
Photoshop CS5. Hasil karya semuanya di depenelitiankan dan di analisis,
meliputi spesifikasi karya yang membahas menggunakan cara apa untuk
membuat desain dan analisis estetis membahas bentuk visual. Pemabahasan
produk akhir pada penelitian ini adalah menunjukan peningkatan nilai penjual
Bir Pletok Setu Babakan setelah penggunaan desain kemasan yang baru.
Menunjukan bahwa adanya peranan desain kemasan dalam peningkatan
penjualan.
Kesimpulan penelitian ini, perlu adanya perancangan desain kemasan
untuk membentuk citra merek serta meningkatkan daya tarik produk terhadap
konsumen. Inovasi pada kemasan memang perlu dilakukan dimulai dari
sekarang hingga seterusnya yang bersifat berkelanjutan, akan tetapi
pembaharuan desain kemasan harus tetap mempertahankan beberapa unsur
lama. Penelitian ini menunjukan adanya kontribusi desain kemasan Bir Pletok
Setu Babakan terhadap peningkatan penjualan
E) Daftar acuan : 13 buku (2006 – 2016), daftar jurnal : 13 jurnal (2006 – 2016),
daftar penelitian sebelumnya : 13 (2006 – 2016), daftar web : 4 (2013-2016)
.
ABSTRACT
DESIGN OF PACKAGING DESIGN AS A MEDIA TO INTEREST IN
BUYING CONSUMERS, BIR PLETOK (SETU BABAKAN)
A) Imam Jayadi, SE., MM
B) Design of Packaging Design For Media To Attract Consumer Interests Buy Bir
Pletok (Setu Babakan)
C) Number i: 13, page 100, table: 8, image: 31, attachments: 7
D) Keywords: Design Packaging and Consumer Interests
The purpose of this study to design the packaging design as a medium
increases the attractiveness Beer pletok Setu Babakan against consumer
interest and to establish the brand image of SMEs Beer pletok Setu Babakan.
To attract customers there are two factors that are so supporting namely
packaging design and brand image / brand. Releven research and studies as a
reference or foundation reinforcement theory in this study
Development model in this study is a tool and instrument used in data
retrieval and creative strategy. Develop procedures namely packaging design
planning process from start to negotiations with the client until the final process
and the concept of targeted media. The study design is a data analysis with data
collection by interview, observation, and literature.
Beer packaging design research results Pletok Setu Babakan using verbal
and visual strategy that aims to create good packaging design visually maupu
verbally. The result of the development of packaging designs include logos,
labels and packaging using Adobe Photoshop CS5 application. The work of all
described and analyzed, including specification of works that discuss use any
means to create aesthetically pleasing design and analysis discusses visual
form. Pemabahasan the final product of this research is to show an increase in
the value of the seller Beer pletok Setu Babakan after the use of new packaging
designs. Shows that the role of packaging design in increased sales.
The conclusion of this study, the need for designing the packaging to
form a brand image and enhance product appeal to consumers. Innovation in
packaging is necessary to start from now onwards that are continuous, but the
renewal of the packaging design should retain some elements of the old. This
study shows the contribution of packaging design Beer pletok Setu Babakan to
increased sales
E) List of references: 13 books (2006-2016), a list of journals: 13 journals (2006-
2016), list of previous research: 13 (2006-2016), a list of web: 4 (2013-2016)
PENDAHULUAN
Bir pletok adalah minuman tradisional ini dikenal di kalangan etnis Betawi.
Saat ini bir pletok sudah mulai dilupakan masyarakat karena kalah bersaing dengan
brand atau merek minuman lain. Kurangnya minat masyarakat terhadap minuman
bir pletok menjadi masalah utama bagi produsen minuman bir pletok yang pada
umumnya adalah pengusaha usaha kecil menengah (UKM) seperti bir pletok setu
babakan yang di kelola oleh Endang Suratman.
Bir pletok adalah minuman khas Jakarta. Walaupun mengandung kata bir,
akan tetapi biasanya bir pletok tidak mengandung alkohol. Bir pletok terbuat dari
sari jahe, gula, sari bunga selasih dan akar-akaran. Apabila kita meminum bir
pletok, pertama-tama terasa pedas, akan tetapi selanjutnya badan akan terasa hangat
pengaruh dari ramuan yang terdapat di dalamnya..
Saat zaman Belanda ada masyarakat ikut-ikutan minum bir dengan orang
Belanda. Sedangkan, masyarakat Betawi yang semuanya beragama Islam
menyadari bahwa bir itu memabukkan, dan hukumnya haram. Sejak saat itu
masyarakat Betawi berinisiatif membuat bir, tetapi dapat menyehatkan. Bahan
minuman bir pletok terdiri dari campuran beberapa rempah-rempah, yaitu jahe,
daun pandan wangi, serai, dan kayu secang.
Arti pletok yang menjadi nama belakang minuman khas Betawi ini terdapat tiga
versi. Arti pletok itu ada beberapa versi, yaitu versi pertama dibuat dari bambu,
tempatnya ditutup dan dituangkan bunyi pletok. Versi kedua ada juga diminum,
taruh di teko, dicampur es, teko terbuat dari alumunium. Lalu dikocok dan berbunyi
pletok. Sementara versi ketiga, ada buah secang, buahnya kalau tua warnanya
hitam, dibuang bijinya dan dipukul sehingga menjadi bir pletok. Ini murni dari
rempah-rempah
Usaha Kecil Menengah (UKM) saat ini seperti di kelola oleh bang uu, kurang
memperhatikan kemasan yang mereka gunakan untuk mengemas produk mereka.
Karena selama ini para pengusaha usaha kecil menengah (UKM) menganggap
kemasan bukanlah bagian dari penting untuk menarik minat konsumen dan
pengusaha usaha kecil menengah menganggap kemasan hanya sebagai penutup
saja. Selain itu kurangnya pengetahuan tentang arti dan tujuan dari kemasan
menjadi masalah utama.
Seringkali mereka menggunakan kemasan seadanya dan kurang menarik,
sehingga konsumen cenderung kurang menyukai produk tersebut dan lebih memilih
produk lain yang dikemas lebih bagus. Selain itu seringkali kemasan-kemasan
tersebut dirasa kurang berfungsi optimal dalam segi proteksi, karena material-
material yang mereka gunakan cenderung memilih material dengan harga lebih
murah. Karena hal inilah masyarkat menilai dan menganggap minuman bir pletok
tidak baik atau tidak memliki khasiat dan lain sebagainya. Hal ini justru merugikan
para pengusaha usaha kecil menengah.
Usaha kecil menengah bir pletok setu babakan yang di kelola oleh Bang UU
memang sudah cukup terkenal di daerah Setu Babakan, akan tetapi dengan misi
atau tujuan yang ingin dicapai oleh Bang UU dalam menaikan citra merek dan nilai
jual ke masyarakat jakarta dan Indonesia serta mancanegara perlu adanya inovasi
dalam bentuk kemasan yang dapat menarik minat konsumen. Sampai saat ini bir
pletok setu babakan belum memiliki kemasan ataupun label sebagai brand atau citra
merek dari produk yang mereka jual.
Idealnya sebuah bir pletok setu babakan memiliki kemasan yang tidak
hanya difungsikan sebagai wadah atau pembungkus saja, tetapi dapat juga
difungsikan sebagai media identitas dan upaya peningkatan nilai suatu produk.
Kemasan juga harus disesuaikan dengan produk yang dikemasnya, agar kemasan
tidak merusak produk sesuai dengan arti kemasan sebagai pelindung keutuhan dan
keamanan produk. Singkatnya sebuah kemasan dapat mewakili identitas suatu
perusahaan dengan desain yang sesuai identitasnya dan konsisten dalam
pengaplikasian desainnya serta memiliki nilai ergonomis. Kemasan memiliki
pengaruh dalam pencitraan minuman yang dikemasnya yang secara tidak langsung
dapat mengkomunikasikan apa yang terdapat didalamanya, seperti rasa maupun
bahan yang dikomunikasikan melalui bentuk, warna, tipografi serta gambar yang
terdapat dalam sebuah kemasan, selain itu kemasan juga diusahakan dapat
mempengaruhi konsumen dalam membeli sebuah produk. Desain kemasan pada
suatu produk harus memiliki ciri khas dan karakteristik agar tidak tersilap oleh
produk-produk selain bir pletok setu babakan selain itu agar konsumen langsung
mengetahui bahwa suatu produk berasal dari hanya dengan melihat kemasannya
saja menjadi dasar penelitian ini adalah seorang pelaku usaha tidak hanya melihat
secara umum desain kemasan suatu produk, melainkan terdapat dimensi-dimensi
yang perlu diperhatikan dalam desain kemasan, seperti dimensi desain grafis,
struktur desain, dan informasi produk. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Mengapa perlu adanya perancangan desain kemasan bir pletok untuk menarik
minat beli konsumen?
2. Kapan desain kemasan bir pletok perlu pembaharuan (update) desain?
3. Sejauh mana desain kemasan untuk menarik minat beli konsumen?
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut::
1. Perancangan desain kemasan bir pletok bertujuan untuk memberikan daya tarik
terhadap konsumen
2. pembaharuan (update) desain kemasan dilakukan dengan inovasi-inovasi agar
dapat bersaing dalam menarik minat konsumen.
3. Langkah-langkah atau tahapan dalam perancangan desain kemasan bir pletok.
TINJAUAN PUSTAKA
Wilbur Schramm seorang pakar komunikasi “http://www.definisi-
pengertian.com/2015/08/pengertian-komunikasi-definisi-menurut-ahli.html”
menyatakan bahwa kata communication itu berasal dari kata Latin “communis”
yang berarti “common” (sama). Dengan demikian apabila seseorang akan
mengadakan komunikasi maka seseorang tersebut harus mewujudkan
persamaannya dengan orang lain. Kemudian kata komunikasi yang berarti
menyampaikan suatu pesan dari komunikator kepada komunikan melalui suatu
media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris
communication yang diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama”.
Desain komunikasi visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan
pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk
mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang
dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan
visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat
dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut, menurut Jurnal Christine
Suharto Cenadi,“Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual”, Unversitas
Kristen Petra, 2008.
Desain merupakan sebuah kata dengan banyak makna. Dalam konteks
komunikasi visual, ‘desain’ sudah menjadi bagian dari tim dalam industri
komunikasi. Dunia advertising, publikasi majalah dan suratkabar, pemasaran dan
public relations, dan yang pasti ‘desain’ juga sudah menjadi salah satu aspek yang
berpengaruh dalam membentuk perilaku suatu masyarakat dan perkembangan
ekonominya hal ini diungkapan dalam Jurnal Bagus Limandoko,“Desain
Komunikasi Visual dan Perilaku Konsumen”, Unversitas Kristen Petra, 2009.
Menurut Rakhmad Supriyono,”Desain Komunikasi Visual”, ANDI,
(2010:5), Desain komunikasi (communication design) merupakan subdisiplin dari
desain yang menitikberatkan pada penyampaian informasi kepada publik melalui
media. Ruang lingkup Desain Komunikasi Visual Meliputi:
1. Advertising (periklanan)
2. Animasi
3. Desain identitas Usaha (corporate identity)
4. Desain Marka lingkungan
5. Multimedia.
6. Desain Grafis Industri (promosi)
7. Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain.
8. Cergam (komik, karikatur, poster)
9. Fotografi, tipografi dan ilustrasi.
Unsur - Unsur Desain
Menurut Rakhmad Supriyono,”Desain Komunikasi Visual”, ANDI, (2010:57),
ada enam unsur – unsur desain yang diterapkan, yaitu:
1. Titik
Titik merupakan salah satu unsur visual yang wujudnya relative kecil, di mana
dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung
ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan variasi jumlah, susunan, dan
kepadatan tertentu
Titik merupakan bagian kecil dari garis,karena pada dasrnya suatu garis
dibentuk oleh adanya hubungan titik-titik yang sangat dekat, Penelitian
Terdahulu Tony Aries Wijaya,”Pembuatan Logo dan Kemasan Produk UKM
Dengan Metode Cetak Sablon di Unit Pelaksana Teknis Industri Makanan
Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur”, Institute Bisnis
dan Informatika STIKOM Surabaya, 2014.
2. Garis
Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap
pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal sebagai goresan atau
coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis
adalah terdapatnya arah serta dimensi yang memanjang. Garis dapat
ditampilkan dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang, zigzag, dan lainnya.
3. Bidang
Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau
dari bentuknya bidang bias dikelompokan menjadi dua, yaitu bidang
geometri/beraturan dan bidang non-geometri alias tidak beraturan. Bidang
geometri adalah bidang yang relative mudah diukur keluasannya, sedangkan
bidang non-geometri merupakan budang yang relative sukar diukur
keluasannya. Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis
dalam kepadatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan
potongan hasil goresan satu garis atau lebih.
4. Ruang
Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak
antar objek berunsur titk, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada
perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang
nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya.
5. Warna
Warna merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan
penglihatan sehingga mampu menstimuli perasaan, perhatian dan minat
seseorang. Dalam pembagian warna warna, kita menggunakan lingkaran
warna (color wheel)
Prinsip Desain
Menurut Adi Kusrianto,”Pengantar Desain Komunikasi Visual”,
ANDI, (2009:35-43), mengelompokkan prinsip-prinsip desain menjadi:
kesatuan, keberagaman, keseimbangan, ritme, keserasian, proporsi, skala,
dan penekanan.
1. Kesatuan
merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsur-unsur desain
menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke
dalam sebuah media.
Menurut Penelitian Terdahulu Tony Aries Wijaya,”Pembuatan Logo dan
Kemasan Produk UKM Dengan Metode Cetak Sablon di Unit Pelaksana
Teknis Industri Makanan Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi
Jawa Timur”, Institute Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya, 2014,
kesatuan dalam hal ini adalah suatu bentuk yang unsur-unsurnya
mempunyai saling hubungan. Bentuk yang kita maksud dapat di capai
dengan cara sbb :
a. Di dalam bentuk tersebut harus ada kontras, berlaku untuk semua unsur
(goresan, irama, warna, teksture, dsb)
b. Peralihan di harapkan di dalam bentuk itu juga ada peralihan dari unsur
– unsur bentuknya supaya tidak tampak kaku.
c. Selingan /variasi di samping ada pengulangan – pengulangan supaya
tidak menjemukan harus ada selingan / variasi.
2. Keberagaman
Keberagaman dalam desain bertujuan untuk menghindari suatu desain
yang monoton. Adanya perbedaan besar kecil, tebal tipis pada huruf,
pemanfaatan pada gambar, perbedaan warna yang serasi, dan keragaman
unsur-unsur lain yang serasi akan menimbulkan variasi yang harmonis.
3. Keseimbangan
Keseimbangan dapat tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang
terkesan resmi/formal yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan
ukuran tata letak yang sama, sedangkan keseimbangan asimetris
memberi kesan informal, tapi dapat terlihat lebih dinamis yang terbentuk
dari paduan garis, bentuk, ukuran, maupun tata letak yang tidak sama
namun tetap seimbang.
4. Ritme
Ritme suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan gerak
yang menyiratkan mata pada tampilan yang nyaman dan berirama.
Keserasian adalah keteraturan di antara bagian-bagian suatu karya yang
disusun secara seimbang dalam suatu komposisi utuh.
5. Proporsi
Proporsi merupakan perbandingan antara suatu bilangan dari suatu obyek
atau komposisi. Bisa dikatakan bahwa proporsi merupakan kesesuaian
ukuran dan bentuk hingga tercipta keselarasan dalam sebuah bidang.
6. Skala
Skala adalah ukuran relatif dari suatu obyek, jika dibandingkan terhadap
obyek atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya. Skala juga
sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian bentuk atau obyek dalam
suatu desain.
7. Penekanan
Penekanan dalam desain merupakan hal yang penting untuk menghindari
kesan monoton. Penekanan dapat dilakukan pada jenis huruf, ruang
kosong, warna, maupun yang lainnya akan menjadikan desain menjadi
menarik bila dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan.
Pengemasan (packaging) sebagai semua kegiatan merancang dan memproduksi
wadah untuk sebuah produk. kemasan adalah suatu aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk melindungi isi produk dimana kemasan tersebut sebagai identitas
tersendiri dibanding produk perusahaan yang lain, pendapat ini dinyatakan dalam
Penelitian Terdahulu Muchammad Chusnul Akrom, “Pengaruh Kemasan, Harga
dan Promosi Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Kripik Paru
UMKM Sukorejo Kendal”, Universitas Negeri Semarang, 2013. Secara hakiki
packaging merupakan upaya manusia untuk mengumpulakan sesuatu yang
berantakan kedalam satu wadah serta melindunginya dari gangguan cuaca
pernyataan ini diungkapkan oleh Widiatmoko “Majalah Concept Vol 03.Edisi 18”,
(2007:20).
Merek adalah tanda pengenal yang membedakan milik seseorang dengan orang
lain, seperti pada pemilikan ternak dengan memberi cap pada punggung sapi yang
kemudian dilepaskan di tempat penggembalaan bersama yang luas. Cap tersebut itu
memang merupakan tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang
bersangkutan tersebut telah ada pemiliknya. Biasanya dalam membedakan tanda
atau merek digunakan inisial dari mana pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan.
Mempelajari dan memahami perlaku konsumen merupakan dasar dari manajemen
pemasaran. Ada dua komponen kunci yang harus dilakukan oleh pemasaran.
Pertama, pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kedua, pemasaran mempelajari proses pertukaran, yaitu dua pihak saling
mentransfer sesuatu yang bernilai bagi yang lain. Hal ini berarti bahwa titik pusat
kegiatan pemasaran didasarkan pada suatu aplikasi disiplin keunggulan konsumen.
Oleh karena itu, konsumen merupakan titik pusat usaha pemasaran.
Demikian pola konsumen-konsumen, terbentuk karena pengaruh lingkungan
seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1. Kebudayaan (Culture)
Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai dan pola perilaku seseorang
anggota kebudayaan tertentu. Kebudayaan ini diwariskan dari generai ke
generasi berikutnya.
2. Kelas Sosial (Social Class)
Orang-orang dalam kelas sosial tertentu cenderung memiliki perilaku, kebiasaan
tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Penglompokan seseorang termasuk dalam
kelas sosial tertentu dapat dilihat dari:
a. Prestise jabatannya
b. Penampilannya didalam kelompok sendiri
c. Kepemilikannya
d. Orientasi nilai-nilai yang dianutnya
Namun banyak pula yang menggunakan indeks status untuk melihat status
sosial. Indeks of Status Characteristic (ISC) yang sering digunakan ialah
penilaian terhadap faktor-faktor jabatan, sumber penghasilan, tipe rumah, lokasi
tempat tinggal.
3. Keluarga (Family)
Keluarga adalah lingkungan terdekat dengan individu dan sangat mempengaruhi
nilai-nilai serta perilaku seseorang dalam mengkonsumsi barang tertentu.
4. Klub-klub (Referensi Group)
Klub-klub seperti ini ialah klub arisan ibu-ibu, klub olahraga, klub rekreasi, klub
profesi, dsb. Individu ini sering menerima advice, pengarahan, pemikiran dari
anggota kelompok ini yang mempengaruhi pola konsumsi mereka.
Proses Keputusan Pembelian
Kotler dan Amstrong ,“Prinsip-prinsip Pemasaran”, Erlangga,
(2008:150), melihat bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian,
bahwa proses keputusan membeli terdiri dari lima tahap yaitu:
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pembeli
menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh
rangsangan internal, ketika salah satu kebutuhan normal seseorang rasa
lapar ataupun haus timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga
menjadi dorongan. Kebutuhan juga bisa dipicu oleh rangsangan
eksternal, contohnya suatu iklan atau diskusi dengan teman bisa
membuat anda berpikir untuk membeli.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau
mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang
memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan
membelinya. Jika tidak konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu
dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan.
3. Evaluasi Alternatif
Kita telah melihat cara konsumen menggunakan informasi untuk
sampai pada sejumlah pilihan akhir. Pemasar harus tahu tentang
evaluasi alternatif yaitu bagaimana konsumen memproses informasi
untuk sampai pada pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak
menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam situasi
pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi dilaksanakan.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen mmenentukan peringkat merek dan
membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan membeli
konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor
bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional
yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian
berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat
produk yang diharapkan.
5. Perilaku Pascapembelian
Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketiika produk telah dibeli. Setelah
membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan
terlibat dala Perilaku Pascapembelian yang harus diperhatikan oleh
pemasar. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa,
jika produk memenuhi ekspatasi, konsumen puas; jika produk melebihi
ekspektasi, konsumen sangat puas.
Model Konseptual Desain Kemasan
METODE PENELITIAN
Rumah Industri (UKM) Bir Pletok Setu Babakan adalah salah satu produsen bir
pletok yang berada di Jakarta tepatnya di kawasan perkampungan Betawi Setu
Babakan. Rumah Industri (UKM) Bir Pletok Setu Babakan sudah berdiri sejak
tahun 1997. Usaha rumah industri yang sudah bertahan belasan tahun ini kini
dipimpin oleh Bpk Endang Suratman. Endang Suratman menjadi penerus usaha
turun temurun sejak tahun 2015 hingga saat ini.
Dibawah kepemimpinan Bpk Endang Suratman usaha bir pletok yang masih
bertahan hingga saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dibawah
kepemimpinannya struktur organisasi perusahaan semakin membaik dan tingkat
penjualan yang cenderung menanjak sejak beliau memimpin. Setiap hari UKM Bir
Pletok Setu Babakan memproduksi minuman bir pletok 200 hingga 300 botol. Bir
Pletok Setu Babakan sudah mensuplai sebanyak 90% ke penjual bir pletok yang
berada di kawasan kampong Betawi, Setu Babakan. Bahkan hingga saat ini Bir
Pletok Setu Babakan sudah mensuplai ke beberapa daerah diluar Jakarta seperti
Bandung, Bogor, dan lain – lain.
Pada Tahun 2005 UKM Bir Pletok Setu Babakan memiliki kebanggaan
tersendiri karena pada saat itu Bir Pletok Setu Babakan menjadi oleh – oleh yang
dibawa setiap perwakilan negara yang sedang mengadakan pertemuan wakil –
wakil negara di kawasan Asia Pasifik.
Model Pengembangan
Pemilihan model pengembangan yang baik akan menghasilkan produk
yang efektif dan efisien. Ketepatan pemilihan model pengembangan akan
menghasilkan produk yang tepat. Salah satu ciri ketepatan produk hasil
pengembangan yaitu produk tersebut dapat di aplikasikan dengan baik dan memberi
manfaat bagi para penggunanya. Hasil Produk Pengembangan yang baik dan tepat
akan meningkatkan motivasi dan keinginan konsumen untuk memperoleh
pengetahuan lebih dalam terhadap materi yang disajikan.
1. Alat dan Instrument
Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data verbal adalah laptop,
bolpoin dan recorder. Proses pembuatan desain dikerjakan menggunakan perangkat
manual seperti pensil, dan drawing pen. Selain itu juga menggunakan perangkat
komputer diantaranya hardware (perangkat keras) berupa komputer/laptop, dan
scanner, serta software (perangkat lunak) berupa program grafis Adobe Photoshop
CS5. Komputer/laptop digunakan untuk mengolah data perancangan booklet
yang menggunakan aplikasi software Photoshop. Alat scanner digunakan untuk
menscan hasil sketsa gambar menggunakan pensil, yang kemudian hasilnya akan
dimasukan kedalam pembahasan penelitian.
Alat recorder digunakan untuk merekam proses kegiatan wawancara dengan
beberapa konsumen bir pletok serta pemilik UKM Bir Pletok Setu Babakan. Proses
wawancara dilakukan untuk membahas konsep perancangan desain kemasan bir
pletok, membahas anggaran biaya produksi kemasan dan label, membahas
pembagian sasaran pemasaran yang ingin dijangkau oleh perusahaan seperti target
audience, demografis, psikografis, dan geografis. Agar perancangan desain
kemasan terarah dan informasi yang disajikan dari kemasan bir pletok dapat
tersajikan secara lengkap.
Flowchart Alat dan Instrument Proses Perancangan Desain Kemasan
Gambar 3.2 Flowchart Alat dan Instrument Proses Perancangan Desain
2. Strategi Kreatif
Strategi harus dirancang secara kreatif, dengan menggali segala sesuatu di balik
fakta dan menyusunnya kearah gagasan kreatif yang mampu menciptakan
penjualan. Perencanaan kreatif desain kemasan adalah proses membuat strategi
mencapai tujuan melalui rancangan desain yang dibuat. Tujuan pokok perencanaan
kreatif desain kemasan adalah agar kemasan bir pletok dapat membentuk kemasan
yang lebih kreatif dan inovatif sehingga berhasil meraih tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan tujuan periklanan ini, proses komunikasi dilanjutkan dengan
perumusan strategi kreatif dan strategi media. Strategi kreatif mencakup pemilihan
strategi dasar untuk menciptakan kemasan, baik dalam aspek gagasan isinya
(content) maupun visualisasi kemasan. Strategi kreatif dituangkan kedalam bentuk
rencana kerja kreatif yang kemudian akan dijadikan dasar untuk pelaksanaan
Alat recorder, bolpoin, buku :
Proses pencarian data/wawancara
Hasil Pencarian data
Hasil Desaign
Komputer, pensil, buku, scaner
Proses Pengolahan data/ desain
eksekusi kreatif. Strategi kemasan yang kreatif adalah dengan menjawab
pertanyaan:
a. What : apa tujuannya
Tujuan perancangan desain kemasan bir pletok adalah membentuk citra merek atau
brand image dan inovasi desain kemasan yang baru diharapkan mampu bersaing
dengan brand minuman lain serta meningkatkan volume pendapatan perusahaan.
b. Who : siapa khalayak yang akan dijangkau
Khalayak yang dijangkau adalah seluruh elemen masyrakat dari mulai kelas bawah
hingga kelas tingkat atas dengan berbagai usia.
c. When : kapan kemasan mulai digunakan
Kemasan bir pletok disajikan untuk beberapa periode waktu tertentu dan mungkin
akan ada update untuk desain kemasan bir pletok pada masa yang akan datang.
Kemasan yang dirancang saat ini mulai digunakan pada tahun 2016.
d. Where : di mana produk ini dipasarkan
Untuk saat ini Bir Pletok Setu Babakan di wilayah Setu Babakan dan ada beberapa
daerah pemasaran diluar Jakarta.
e. Why : mengapa perlu pembaharuan
karena kemasan merupakan salah satu bentuk strategi promosi yang dengan nyata
dilihat langsung dengan konsumen. Desain kemasan yang menarik, unik dan
inovatif akan menambah daya tarik produk yang akan dijual.
f. How : bagaimana desain kemasan yang baik
Kunci utama untuk mendesain sebuah kemasan yang baik adalah kemasan tersebut
harus simple, unik, elegan, fungsional dan menciptakan respons emosional positif
serta berisi informasi yang lengkap tentang produk.
Dalam perancangan desain kemasan peneliti akan menggunakan strategi kreatif
yang telah dijelaskan diatas agar rancangan desain yang disampaikan tepat sasaran
dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh UKM Bir Pletok Setu Babakan.
Menurut Jurnal Listia Natadjaja,” Analisa Elemen Grafis Kemasan Indomie
Goreng Pasar Lokal dan Ekspor”, Universitas Kristen Petra Surabaya, 2009,
menjelaskan hal – hal yang mempengaruhi desain kemasan antara lain:
1. Warna
2. Bentuk
3. Merek atau logo
4. Illustrasi (gambar)
5. Tipografi
6. Tata letak (Layout)
Tahapan Prosedur Pengembangan Desain Kemasan
Konsep Media
1. Tujuan Media
Tujuan dari perancangan desain kemasan adalah meningkatkan nilai jual
Bir Pletok Setu Babakan dan citra merek (brand image) sehingga dapat
bersaing dengan brand minuman lain yang sudah terkenal. Serta
masyarakat akan menjadi lebih mengenal, tertarik dan mencoba untuk
membeli minuman Bir Pletok Setu Babakan.
2. Strategi Media
Strategi media yaitu agar mencapai keberhasilan dalam perancangan
desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan :
a. Target Audience
Target audience adalah objek sasaran yang dituju untuk
mempromosikan media promosi berbentuk booklet. Target audience
dari UKM Bir Pletok Setu Babakan adalah berbagai kalangan
masyarakat yang berada di Jakarata khususnya masyarakat daerah Setu
Babakan.
b. Demografis
Demografis merupakan pengelompokan konsumen berdasarkan usia,
jenis kelamin, lokasi dan kelas ekonomi. Untuk pembagian demografis
desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan menggunakan usia, lokasi,
dan kelas ekonomi. Berikut adalah demografis untuk perancangan
desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan.
1. Usia : Anak – anak hingga dewasa
2. Lokasi : Perkotaan
3. Kelas Ekonomi : Bawah hingga kelas atas
c. Psikografis
Segmentasi psikografis untuk kemasan Bir Pletok Setu Babakan adalah
subjek-subjek yang suka berwisata kuliner dan masyarakat yang
mengapresiasi budaya dan minuman tradisional Betawi, serta . Berikut
ini adalah segmentasi psikografis PT. Prima Mitra Setia Sejati.
1. suka berwisata kuliner
2. masyarakat yang mengapresiasi budaya dan minuman tradisional
Betawi.
d. Geografis
Segmentasi geografis merupakan pembagian wilayah-wilayah yang
berbeda-beda. Geografis yang dituju oleh UKM Bir Pletok Setu
Babakan adalah wilayah Setu Babakan yang menjadi pusat pemasaran.
Berikut adalah segmentasi geografis yang dituju dalam media promosi
booklet.
1. Lokasi : Jakarta
2. Wilayah : Setu Babakan
e. Pencapaian Media
Pencapaian desain kemasan yang baru diharapkan mampu memberikan
efek positif untuk perkembangan bisnis UKM Bir Pletok Setu Babakan.
Karena rancangan desain kemasan ini dibuat sesuai sasaran target yang
dituju, demografis yang sudah dikelompokkan, psikografis dan
geografis yang sudah direncanakan, sehingga hasil yang dicapai tepat
sasaran dan fleksible. Desain kemasan juga lebih praktis dan efisien,
pengeluaran biaya yang terjangkau, dan kemudahan dalam membawa
kemasan. Oleh sebab itu rancangan desain kemasan tersebut harus
dirancang sesuai keiginan klien dan arahan dari sang perancang desain
untuk menciptakan sebuah rancangan desain kemasan yang menarik
dan sangat berperan penting dalam sebuah pemasaran produk. Desain
kemasan ini juga diharapkan dapat meningkat minat konsumen untuk
membeli dan masyarakat dapat lebih mengenal bir pletok sebagai
minuman khas Betawi.
Tahapan Proses Desain Kemasan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Strategi Pesan (Pendekatan Verbal)
Bir pletok dikenal dengan minuman yang hangat oleh konsumen, hal ini
dikarenakan bir pletok memang memiliki efek hangat pada tenggorokan ketika
diminum sehingga terasa menyejukkan serta menyehatkan untuk tubuh. Maka
dengan demikian pesan atau bahasa verbal yang akan digunakan bersifat
membujuk / persuasif dengan suatu tingkat kepercayaan yang tinggi dan bersifat
sedikit serius, karena produk minuman ini sangat memperhatikan detail dari
penjelasan produk, dengan begitu target market akan berfikir logis dan percaya
untuk membeli minuman ini. Sedangkan pesan dan informasi produk akan
dibuat apa adanya sesuai dengan informasi yang di dapat peneliti dari wawancara
dengan pemilik Bir Pletok Setu Babakan.
2. Strategi Visual
Agar desain dapat sesuai dengan target market maka perlu di perhatikan elemen
desain serta unsur desain yang sesuai dan dapat menarik minat konsumen.
Dengan menampilkan image atau gambar pada kemasan akan membuat desain
kemasan menjadi lebih menarik. Berikut ini strategi visual secara umum yang
dirancang peneliti:
a. Menampilkan desain yang menarik dan mudah diingat, agar mudah diterima
oleh khalayak sasaran.
b. Warna yang digunakan pada kemasan adalah merah, orange, dan coklat. Karena
ketiga warna ini dapat mewakili unsur-unsur alami yang terdapat pada minuman
bir pletok dan warna orange merupakan warna yang menjadi ciri khas dari
kebudayaan betawi Betawi.
c. Menampilkan unsur – unsur budaya betawi dalam bentuk vektor yang dapat
membuat kemasan terlihat lebih menarik
d. Menciptakan identitas atau karakteristik yang mempunyai ciri khas tersendiri
baik dalam layout, warna, slogan ilustrasi dan tipografi yang bagus agar menarik
sehingga dapat menanamkan kepercayaan konsumen.
Hasil Pengembangan
Pada tahap ini peneliti akan menjelaskan proses-proses penelitian desain
kemasan. Peneliti juga merancang desain logo dan label dengan beberapa
rekomendasi desain yang diajukan. Berikut ini adalah gambaran tahap-tahap
proses penelitian dari mulai sketsa kasar dan hasil desain hingga desain yang
terpilih.
Desain Logo
Logo berfungsi sebagai tanda atau ciri/pembeda suatu perusahaan atau dapat
didaya gunakan untuk sarana informasi, membangun citra/image positif di mata
publik. Logo yang baik mempunyai beberapa karakteristik diantaranya adalah
logo harus mempunyai nilai keterbacaan tinggi meskipun
diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda, sederhana,
mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu singkat, mudah diingat, mudah
diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra perusahaan, aplikasi logo yang baik
dari warna, bentuk, konfigurasi logo pada beberapa media grafis.
Logo dari UKM bir pletok Setu Babakan awalnya sederhana sekali berupa
tulisan “Bir Pletok Setu Babakan” saja. Logo ini pun dirancang kembali agar
masyarakat mudah mengingat “Bir Pletok Setu Babakan”. Peneliti menyediakan
2 desain logo sebagai alternatif yang akan dipilih oleh Bang Endang Suratman
sebagai pemilik UKM bir pletok Setu Babakan
Sketsa logo Karya
Hasil Desain logo Karya
Melihat hasil data diatas menunjukkan bahwa penggunaan kemasan pada
minuman bir pletok dapat membantu meningkatkan nilai penjualan Bir Pletok
Setu Babakan. Pada tahun 2016 harga bir pletok dinaikan sebesar Rp 4000
yang bertujuan untuk biaya produksi cetak kemasan dan juga label. Semua
data tersebut didapatkan langsung dari pihak perusahaan sendiri. Walaupun
kenaikan penjualan tidak begitu signifikan, dan banyak faktor lain yang dapat
meningkatkan penjualan Bir Pletok Setu Babakan, akan tetapi hasil yang
didapatkan adalah positif.
Bulan Tahun 2015 Tahun 2016 Persentase
Kenaikan (%)
Januari Rp 48.750.000 Rp 69.870.000 43 %
Febuari Rp 50.245.000 Rp 67.847.000 35 %
Maret Rp 52.455.000 Rp 70.890.000 35 %
April Rp 49.218.000 Rp 68.510.000 39 %
Mei Rp 42.900.000 Rp 69.955.000 63 %
Juni Rp 46.540.000 Rp 73.950.000 58 %
Presentase Kenaikan Penjualan Bir Pletok Setu Babakan
SIMPULAN
1. Perancangan desain kemasan Bir Pletok Setu Babakan diperlukan untuk
membentuk citra merek Bir Pletok Setu Babakan serta meningkatkan
daya tarik produk terhadap minat konsumen. Dan inovasi desain kemasan
pada Bir Pletok Setu Babakan bertujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan, karena produk yang telah ada rentan
terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi, siklus
hidup produk yang lebih singkat, serta meningkatnya daya saing dengan
brand minuman yang lain. Perancangan desain kemasan ini diharapkan
mampu menigkatkan nilai jual serta minuman Bir Pletok Setu Babakan
dapat dikenal oleh masyarakat dan tentunya dapat melestarikan minuman
khas rakyat Betawi dan Indonesia.
2. Inovasi pada kemasan Bir Pletok Setu Babakan memang perlu dilakukan
dimulai dari sekarang hingga seterusnya yang bersifat berkelanjutan, akan
tetapi pembaharuan desain kemasan harus tetap mempertahankan
beberapa unsur lama. Dengan kata lain, perubahan desain kemasan
memang perlu digulirkan agar kemasan terkesan tetap menarik dan
menjual. Tidak ada jarak atau waktu tertentu yang untuk melakukan
pembaharuan pada desain kemasan hal ini dikarenakan inovasi atau
perubahan desain kemasan yang terlalu sering dapat mengakibatkan
meredupkan citra merek Bir Pletok Setu Babakan. Beberapa
pertimbangan yang haruus di perhatikan pemilik Bir Pletok Setu Babakan
dalam melakukan perubahan pada kemasan :
a. Turunnya penjualan
b. Perubahan sikap konsumen
c. Perubahan kondisi pasar
d. Kemasan pesaing lebih unggul
e. Perkembangan bahan dan teknologi
3. Pada penelitian ini menunjukan bahwa desain logo, label dan kemasan
memberikan kontribusi kenaikan penjualan Bir Pletok Setu Babakan, yang
dapat dilihat dari data pembanding sebelum dan sesudah dilakukan desain.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Kusrianto, “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Andi, Yogyakarta, 2009
Anne Dameria, “Color Basic Panduan Dasar Warna untuk Designer dan Industri
Grafika ", Link Match Graphic, Jakarta 2007
Buchari Alma, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”, Penerbit
Alfabeta, Bandung, 2011
Jaswin M, “Packaging Material and Its Applications”, Indonesian Packaging
Federation, Jakarta, 2007
Klimchuk, Marianne Rosner., Krasovec, Sandra. A., “Desain Kemasan”, Erlangga,
Jakarta, 2007
Surianto Rustan, “Layout Dasar & Penerapan”, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2014
Surianto Rustan, “Huruf Font Tipograpi”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2014
Philip Kotler., Garry Armstrong, “Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 12”, Erlangga,
Jakarta, 2008
Rangkuti Freddy, “The Power of Brand”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2009
Rakhmad Supriyono, “Desain Komunikasi Visual”, ANDI, Yogyakarta, 2010
Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D)”, Alfabeta , Bandung 2015
Sunyoto, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, CAPS, Yogyakarta, 2012
Widiatmoko, “Majalah Concept Vol 03.Edisi 18”, Jakarta, 2007
DAFTAR JURNAL
Bagus Limandoko, “Desain Komunikasi Visual dan Perilaku Konsumen”, Jurnal
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas
Kristen Petra Surabaya, 2009
Bayu Widiyatno,“Pengaruh Atribut Produk Terhadap Proses Keputusan
Pembelian Studi Kasus Konsumen Pada Sentra Industry Jeans di
Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang”, Jurnal Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia, 2012
Cenadi, Christine Suharto, “Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual”,
Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain
Universitas Kristen Petra Surabaya, 2008
Cenadi, Christine Suharto, “Peranan Desain Kemasan Dalam Dunia
Pemasaran”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan
Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, 2010
Cahyono, Yohanes Budi, “Kondisi Desain Kemasan Produk Makanan Ringan
dan Minuman Instant pada Industri Kecil Skala Rumah Tangga (Micro
Industry) di Kabupaten Kediri”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual,
Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, 2008
Listia Natadjaja, “Pengaruh Komunikasi Visual Antar Budaya Terhadap
Pemasaran Produk Pada Pasar Ekspor Ditinjau dari Warna dan Illustrasi
Desain Kemasan”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni
dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, 2011
Listia Natadjaja, “Analisa Elemen Grafis Desain Kemasan Indomie Goreng
Pasar Lokal dan Ekspor”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual,
Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya, 2009
Nento, Ahmad Zuhdi, “Pengaruh Merek dan Kemasan Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi kasus pada Toko Pia Saronde)”, Jurnal
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri
Gorontalo, 2013
Nina Nurviana, “Kajian Label Kemasan Makanan Ringan UMKM di Tiga
Kelurahan Kota Bandung”, Jurnal Program Studi Desain Komunikasi
Visual Fakultas, Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha, 2016
Nuryanti, B. Lena, “Pengaruh Variasi dam Kemasan Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Teh Kotak Ultrajaya”, Jurnal Pendidikan Manajemen
Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 2008
Shinda Rosandi, Tri Sudarwanto, “Pengaruh Citra Merek dan Desain Kemasan
Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Susu Ultra”, Jurnal Jurusan
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya 2014
Stephanny Lupita, “Perancangan Desain Kemasan dan Promosi Mr. Froniez
Surabaya”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa
dan Desain Universitas Negeri Solo, 2010
Yessy Rosalina, “Desain Kemasan Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Madu
Bunga Kopi Sebagai Produk Unggulan Daerah”, Jurnal Jurusan Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, 2010