Abstrak Asi

24
ABSTRAK ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun. Bayi yang diberikan ASI secara esklusif cenderung lebih sering pemberian ASI-nya daripada pemberian pada bayi yang minum susu formula. Bayi yang baru lahir biasanya setiap 2 sampai 3 jam disusui oleh ibunya. Semakin bertambah usianya, waktu atau jarak antara menyusui akan meningkat karena kapasitas perut mereka menjadi lebih besar. Sebaliknya, bayi baru lahir yang hanya mengenal susu formula akan memulai minum susu formula kira-kira setiap 3 sampai 4 jam selama beberapa minggu pertama kehidupan. Penyebab meningkatnya penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI antara lain dikarenakan gencarnya pemasaran produk susu formula, bahkan promosi dilakukan secara berlebihan hingga melanggar The International Code of Marketing of Breastmilk Substitutes yang dikeluarkan WHO pada tahun 1981, selanjutnya disebut KODE WHO. Penelitian lain yang dilakukan Arifin Siregar (2004) menyatakan bahwa kecenderungan menurunnya

description

IBU

Transcript of Abstrak Asi

Page 1: Abstrak Asi

ABSTRAK

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya

air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan

dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun. Bayi

yang diberikan ASI secara esklusif cenderung lebih sering pemberian ASI-nya

daripada pemberian pada bayi yang minum susu formula. Bayi yang baru lahir

biasanya setiap 2 sampai 3 jam disusui oleh ibunya. Semakin bertambah usianya,

waktu atau jarak antara menyusui akan meningkat karena kapasitas perut mereka

menjadi lebih besar. Sebaliknya, bayi baru lahir yang hanya mengenal susu

formula akan memulai minum susu formula kira-kira setiap 3 sampai 4 jam

selama beberapa minggu pertama kehidupan.

Penyebab meningkatnya penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI

antara lain dikarenakan gencarnya pemasaran produk susu formula, bahkan

promosi dilakukan secara berlebihan hingga melanggar The International Code of

Marketing of Breastmilk Substitutes yang dikeluarkan WHO pada tahun 1981,

selanjutnya disebut KODE WHO. Penelitian lain yang dilakukan Arifin Siregar

(2004) menyatakan bahwa kecenderungan menurunnya pelaksanaan pemberian

ASI di kota-kota besar yang diakibatkan oleh gencarnya promosi iklan susu

kaleng atau susu formula. Penelitian Amiruddin (2006) tentang Promosi Susu

Formula menunjukkan bahwa promosi susu formula dapat menghambat

pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6-11 bulan di Kelurahan Pabaeng-baeng

Makasar.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Susu Formula, Iklan

Page 2: Abstrak Asi

PENDAHULUAN

Pembangunan Kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional,

diarahkan pada peningkatan kualitas SDM dan dilaksanakan guna tercapainya

kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk,

agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Disebutkan bahwa ASI adalah cairan tanpa tanding ciptaan Tuhan yang fungsinya

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan

penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam ASI berada pada tingkat terbaik. ASI

juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel

otak dan perkembangan sistem saraf. Karena itu, amat dianjurkan setiap ibu hanya

memberikan ASI sampai berumur 6 bulan, sebab bayi berusia 6 bulan bayi tidak

membutuhkan makanan dan minuman lain selain ASI. Bahkan pada tahun 1999

ditemukan bukti bahwa pemberian makanan yang terlalu dini dapat memberikan

efek negatif pada bayi, sehingga sejak itu UNICEF memberikan rekomendasi

dengan menetapkan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, hal ini

sesuai dengan anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO). Pada tahun 2004,

pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan diatur dalam Kepmen

Kesehatan RI No: 450/Menkes/SK/VI/2004 yang kemudian lebih dikuatkan lagi

dengan PP RI No: 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia, tahun 2002-2003 hanya ada

4% bayi yang mendapat ASI dalam 1 jam pertama dan hanya ada 8% bayi yang

mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan.

Banyak faktor yang menyebabkan penurunan pemberian atau penggunaan

ASI. Di antaranya kecendrungan masyarakat untuk meniru sesuatu yang

dianggapnya modern yang datang dari negara maju. Di kota, banyak ibu yang

bekerja untuk membantu mencari nafkah sehingga tidak dapat menyusui bayinya

dengan baik dan benar, dan tidak kalah pentingnya pengaruh dari iklan, di

samping kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI.

Beberapa manfaat dan keuntungan bayi yang diberi ASI yaitu ASI mengandung

nutrisi yang optimal dalam hal kualitas. ASI meningkatkan kesehatan bayi,

Page 3: Abstrak Asi

kecerdasan bayi dan ASI meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak.

Sedangkan kerugian bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif, antara lain adalah

kemungkinan untuk menderita infeksi saluran pencernaan 17 kali lebih banyak,

akan menderita infeksi saluran pernafasan 3 kali lebih parah, memiliki resiko 3

kali lebih besar menderita kesulitan bernafas karena alergi pada usia anak 6 tahun

akan mempunyai IQ 5 point lebih rendah, 40% meningkatkan obesitas,

meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah, meningkatkan resiko

kanker pada anak, serta meningkatkan terjadinya Sudden Infant Death Syndrome

(SID), Sindrom kematian tiba-tiba pada bayi.

Akan tetapi penggunaan susu formula merupakan alternative terakhir yang

seharusnya dipilih oleh seorang ibu apabila dia benar-benar tidak bisa menyusui

bayinya, dan bukan karena alas an yang diada-adakan. Perlu diketahui bahwa

kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai dua tahun merupakan hal yang sangat

penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi

merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini

yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling

sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai

gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan

otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan

ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Nadesul, 2000). Oleh karena pemberian

ASI sangat penting bagi tumbuh kembang bayi yang optimal baik fisik maupun

mental dan kecerdasannya. (Soetjiningsih, 1997)).

Penelitian yang dilakukan oleh Jumli, Lilik Hidayanti, dan Nur Lina

(2010) juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden (78%) di Kota

Tasikmalaya menggunakan susu formula untuk anaknya. Seorang ibu perlu

mempertimbangkan dengan baik dalam pemilihan susu formula awal karena akan

sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi serta kesehatan bayi.

Pertimbangan ini antara lain didasarkan pada pilihan susu formula awal yang

humanized milk, atau susu formula yang komposisi dan jumlah kandungan zat

gizinya telah dibuat mendekati komposisi ASI, serta diberi tambahan zat gizi yang

berfungsi untuk meningkatkan kecerdasan seperti AA dan DHA, zat-zat non gizi

Page 4: Abstrak Asi

yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi seperti laktoferin,

serta zat yang dapat membantu pencernaan bayi seperti FOS. Alasan yang lain

adalah faktor harga dari susu formula, kepercayaan terhadap merk tertentu,

kecocokan pada anak serta kemudahan dalam mendapatkan produk susu formula.

Penelitian Maesaroh (2003), juga menyebutkan bahwa ada berbagai

determinan dapat mempengaruhi seseorang memilih susu formula awal untuk

bayinya antara lain adalah faktor budaya dan kelas sosial; faktor pribadi seperti

keluarga dan situasi; Faktor individu antara lain sumber daya konsumen, motivasi

dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian, gaya hidup serta demografi.

Selain itu faktor merk (Brand) juga memegang peranan penting dalam

pengambilan keputusan dalam pemilihan susu formula. Penelitian Lilik Hidayanti

(2010) menunjukkan bahwa karakteristik responden yang terbukti merupakan

faktor risiko dalam penentuan kriteria pemilihan susu formula adalah pekerjaan

dan pendidikan ibu.

Kampanye peningkatan ASI

Menteri Kesehatan Endang Rahayu menduga salah satu penyebabnya

adalah gencarnya promosi susu formula. Namun Asosiasi Produsen Produk

Makanan Bayi membantah hubungan antara gencarnya promosi dan iklan dengan

rendahnya pemberian ASI. Tetapi mereka mendukung aturan larangan iklan susu

formula untuk anak usia satu tahun. Klub ASI Yayasan Orang Tua Peduli sepakat

dengan larangan iklan susu formula di media massa dan di rumah sakit, sebab

informasi yang diperoleh oleh calon ibu dan ibu menyusui tentang susu formula

lebih mudah ditemui dibandingkan informasi ASI. Ade Novita dari Klub ASI

YOP mengatakan aturan ini akan efektif dijalankan jika sosialisasi tentang

larangan iklan dilakukan sampai ke tingkat daerah, dan pemerintah juga harus

mengimbangi dengan edukasi tentang pemberian ASI.

Menteri Kesehatan mengatakan akan bekerja sama dengan Ikatan dokter,

dan petugas kesehatan lain agar larangan ini dapat efektif dilakukan. Aturan yang

rencananya akan mulai diberlakukan tahun depan itu juga menyebutkan sanksi

administratif, baik berupa teguran sampai pencabutan ijin bagi yang melanggar.

Page 5: Abstrak Asi

Menteri Kesehatan Endang Rahayu mengatakan larangan itu merupakan

salah satu upaya untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Produk, logo

ataupun berbagai bentuk promosi susu formula akan dilarang jika Rancangan

peraturan pemerintah atau RPP penggunaan ASI yang tengah digodok oleh

Kementrian Kesehatan, berhasil lolos dalam pembahasan dengan kementrian lain.

Larangan itu meliputi iklan susu formula untuk bayi di bawah usia satu tahun

mulai di media massa hingga rumah bersalin. Berdasarkan hasil riset kesehatan

tahun 2010, pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 22 persen di kalangan ibu

menyusui.

Page 6: Abstrak Asi

TINJAUAN PUSTAKA

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan

bayi baik fisik, psikologisosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi,

hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi

dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2003).

ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi

kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan

penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat

terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih

muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang

mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya,

2007).

Manfaat ASI

Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu

formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu

yang menyusui.

1. ASI merupakan sumber gizi sempurna

ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan

dan perkembangan kecerdasan bayi.faktor pembentukan sel-sel otak terutama

DHA dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari

susu yang berbentuk cair) lebih banyak dari casein (protein utama dari susu

yang berbentuk gumpalan).komposisi ini menyebabkan ASI mudah diserap

oleh bayi (Rulina, 2007).

2. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi sudah dibekali immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) yang didapat dari

ibunya melalui plasenta. Tapi, segera setelah bayi lahir kadar zat ini akan

turun cepat sekali. Tubuh bayi baru memproduksi immunoglobulin dalam

jumlah yang cukup pada usia 3 - 4 bulan. Saat kadar immunoglubolin bawaan

Page 7: Abstrak Asi

menurun, sementara produksi sendiri belum mencukupi, bisa muncul

kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Di sinilah ASI berperan bisa

menghilangkan atau setidaknya mengurangi kesenjangan yang mungkin

timbul. ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang mampu melindungi bayi

dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur. Colostrum (cairan

pertama yang mendahului ASI) mengandung zat immunoglobulin 10 - 17 kali

lebih banyak dari ASI (Cahyadi, 2007).

3. ASI eklusif meningkatkan kecerdasan dan kemandirian anak

Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas

bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan pertama

kehidupannya. Di dalam ASI terdapat beberapa nutrien untuk pertumbuhan

otak bayi di antaranya taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur khusus,

laktosa atau hidrat arang utama dari ASI, dan asam lemak ikatan panjang -

antara lain DHA dan AA yang merupakan asam lemak utama dari ASI. Hasil

penelitian tahun 1993 terhadap 1.000 bayi prematur membuktikan, bayi-bayi

prematur yang mendapat ASI eksklusif mempunyai IQ lebih tinggi secara

bermakna yaitu 8,3 poin lebih tinggi dibanding bayi premature yang tidak

diberi ASI. Pada penelitian Dr. Riva dkk. menunjukkan anak-anak usia 9,5

tahun yang ketika bayi mendapat ASI eksklusif, ditemukan memiliki IQ

mencapai 12,9 poin lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang ketika bayi

tidak mendapatkan ASI (Albert, 2007)

4. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang

Jalinan kasih sayang yang baik adalah landasan terciptanya keadaan yang

disebut secure attachment. Anak yang tumbuh dalam suasana aman akan

menjadi anak yang berkepribadian tangguh, percaya diri, mandiri, peduli

lingkungan dan pandai menempatkan diri. Bayi yang mendapat ASI secara

eksklusif. akan sering dalam dekapan ibu saat menyusu, mendengar detak

jantung ibu, dan gerakan pernapasan ibu yang telah dikenalnya dan juga akan

sering merasakan situasi seperti saat dalam kandungan: terlindung, aman dan

tenteram.

Page 8: Abstrak Asi

Fisiologi laktasi

Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Dengan mengetahui

bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti

proses kerja menyusui sehingga dapat menyusui secara eklusif (Roesli, 2007).

ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ketika bayi

mulai mengisap ASI, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI

keluar. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin yang

dirangsang oleh hormon prolaktin dan refleks pengeluaran ASI atau disebut juga

“let down” reflexs (Roesli, 2000).

Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon

prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang ada yang

berada di dasar otak. Bila bayi mengisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari

gudang ASI yang disebut sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang

ujung saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke kelenjar hifofise anterior

untuk memproduksi hormone prolaktin. Prolaktin kemudian akan dialirkan ke

kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan

refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin (Novak & Broom, 1999).

Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis.

Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang oleh

isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan

merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI

keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat

dikeluarkan oleh bayi atau ibunya. Oksitosin dibentuk lebih cepat dibandingkan

prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk diisap.

Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi

mengisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami

kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti

memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak

mengalir keluar. Efek oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi

setelah melahirkan. Sehingga dapat membantu mengurangi perdarahan walaupun

kadang mengakibatkan nyeri (Badriul, 2008).

Page 9: Abstrak Asi

Produksi ASI

Berdasarkan waktu diproduksi ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

a. ASI stadium I (kolostrum)

Kolostrum merupakan ciran yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara

dari hari pertama sampai hari ke empat yang berbeda karakteristik fisik dan

komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150 – 300 ml/hari. Kolostrum

berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-

sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang

membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera

bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI

pada minggu pertama sering defekasi dan feses berwarna hitam (Hubertin, 2003).

b. ASI stadium II (ASI peralihan)

ASI ini diproduksi pada hari ke empat sampai hari ke sepuluh. Komposisi

protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi dan

jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal in I merupakan pemenuhan terhadap

aktifitas bayi yang semakin aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap

lingkungan (Hubertin, 2003)

c. ASI stadium III (ASI matur)

ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh sampai seterusnya. ASI matur

merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan

bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan

makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan yang lunak, kemudian padat,

dan makanan biasa sesuai makanan biasa (Hubertin, 2003)

Komposisi ASI

ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5 %, oleh karena itu bayi

yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada

ditempat yang suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna

Page 10: Abstrak Asi

bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang

dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula

a. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu

sumber untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hamper dua kali

lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu formula. Kadar karbohidrat

dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama

laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Setelah melewati

masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil. (Badriul, 2008)

b. Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan

protein yang terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu

formula terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak

terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi., sedangkan

susu formula lebih banyakmengandung protein casein yang lebih sulit dicerna

oleh usus bayi. Jumlah casein yang terdapat di dalam ASI hanya 30%

dibanding susu formulayang mengandung protein ini dalam jumlah yang

tinggi (80%). (Badriul, 2008).

c. Lemak

Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat

jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang

terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada 5 menit pertama isapan akan

berbeda dengan 10 menit kemudian. Kadar lemak pada hari pertama berbeda

dengan hari kedua dan akan berubah menurut perkembangan bayi dan

kebutuhan energi yang dibutuhkan bayi (Hubertin, 2004). Selain jumlahnya

yang mencukupi, jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai

panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat

mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk

Omega 3, Omega 6, DHA (Docoso Hexsaconic Acid) dan Acachidonid acid

merupakan komponen penting untuk meilinasi. Asam linoleat ada di dalam

ASI dalam jumlah yang cukup tinggi. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap

oleh bayi karena ASI juga mengandung enzim lipase yang mencerna lemak

Page 11: Abstrak Asi

trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit lemak yang tidak diserap

oleh sistem pencernaan bayi (Hubertin, 2004).

d. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah

tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam

ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi

oleh diit ibu. Garam organik yang terdapat di dalam ASI terutama adalah

kalsium, kalium, sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan

untuk pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan

pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup (Soetjiningsih, 1997).

e. Vitamin

Page 12: Abstrak Asi

PEMBAHASAN

Memberikan ASI eksklusif kepada bayi sampai dengan usia 6 bulan dan

diteruskan sampai usia 2 tahun dapat menjamin kesehatan dan status gizi yang

optimal pada bayi karena ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi anak

dari penyakit infeksi dan DHA yang dapat mengoptimalkan kecerdasan anak .

Selain itu, ASI juga terjamin kebersihannya sehingga anak dapat terhindar dari

kejadian diare (Soetjiningsih, 1997). Walaupun telah diketahui begitu banyak

manfaat yang dapat diperoleh dengan memberikan ASI, namun memang disadari

ada beberapa hal yang menyebabkan seorang ibu tidak bisa memberikan ASI

kepada bayinya karena alas an medis sehingga memberikan penganti ASI (PASI)

kepada bayinya (Nadesul, 2000). Faktor ini antara lain karena ibu sakit, ASI tidak

keluar, ibu telah kembali bekerja, alasan estetika dan gaya hidup, serta

merepotkan. Penganti ASI yang sering diberikan untuk bayi di bawah umur 6

bulan adalah susu formula yang lebih dikenal dengan istilah formula awal. Di

samping itu ada beberapa faktor yang juga dapat menghambat pengeluaran ASI

dan menghamabat reflex oksitoksin, antara lain : ibu dalam keadaan bingung,

kacau, marah, atau sedih; ibu terlalu khawatir ASI-nya tidak akan cukup untuk

kebutuhan bayi; rasa sakit pada saat menyusui, sehingga membuat ibu takut untuk

menyusui lagi, ada rasa malu untuk menyusui, dan tidak adanya dukungan dan

perhatian dari keluarga terhadap ibu dan bayinya (Roesli,2001).

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan anak. Tetapi akan

menjadi masalah bila anak tidak dapat mengkonsumsi ASI dengan cukup karena

beberapa kondisi. Penggunaan PASI (Pengganti ASI), seperti susu formula,

menjadi alternatif yang dapat digunakan. Sayang, tak semudah itu mengganti ASI

dengan susu formula. Orang tua sering dihadapkan pada masalah pemilihan jenis

susu formula yang tepat dan baik untuk bayi. Masalah ini diperumit dengan

semakin banyaknya jenis susu formula yang beredar di pasaran dan informasi

tentang pemilihan jenis susu yang didapatkan, baik dari dokter, sales promotion di

supermarket, iklan, brosur, atau dari pengalaman ibu lainnya. Informasi yang

beragam ini dapat membingungkan orang tua, karena sering sangat berbeda dan

Page 13: Abstrak Asi

berlawanan. Prinsip pemilihan susu yang tepat dan baik untuk anak adalah susu

sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak. Pertimbangan utama pemilihan susu

bukan terletak pada susu apa yang disukai anak. Meskipun susu tersebut disukai

anak, tetapi bila menimbulkan banyak gangguan fungsi dan sistem tubuh maka

akan menimbulkan banyak masalah kesehatan bagi anak. Semua susu formula

yang beredar di Indonesia dan di dunia harus sesuai dengan Standar RDA

(Recommendation Dietary Allowance). Standar RDA untuk susu formula bayi

adalah jumlah energi, vitamin, dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi

untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Dengan kata lain, apapun merk

susu formula sesuai usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh

adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut.

Pengaruh ketidakcocokan anak terhadap suatu susu formula bisa

disebabkan karena reaksi simpang makanan, reaksi alergi, atau reaksi nonalergi.

Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala menyangkut banyak organ dan

sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi. Alergi terhadap

susu formula yang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan

dimana seseorang memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal

terhadap protein dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan

protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejalagejala reaksi alergi pun akan

muncul. Reaksi non alergi atau reaksi simpang makanan yang tidak melibatkan

mekanisme sistem imun dikenal sebagai intoleransi. Intoleransi ini bisa terjadi

karena ketidakcocokan beberapa kandungan didalam susu formula/kandungan

protein susu sapi (kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat,

strawberi, madu dll), komposisi lemak, dan kandungan DHA. Akan tetapi

penggunaan susu formula merupakan alternative terakhir yang seharusnya dipilih

oleh seorang ibu apabila dia benar-benar tidak bisa menyusui bayinya, dan bukan

karena alasan yang diada-adakan. Perlu diketahui bahwa kebutuhan zat gizi bagi

bayi usia sampai dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh

ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi

peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini yang akan menjadi penerus

bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian

ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan

Page 14: Abstrak Asi

untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat

kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara

ibu dan bayinya (Nadesul, 2000). Oleh karena pemberian ASI sangat penting bagi

tumbuh kembang bayi yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya.

(Soetjiningsih, 1997)).

Penelitian yang dilakukan oleh Jumli, Lilik Hidayanti, dan Nur Lina

(2010) juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden (78%) di Kota

Tasikmalaya menggunakan susu formula untuk anaknya. Seorang ibu perlu

mempertimbangkan dengan baik dalam pemilihan susu formula awal karena akan

sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi serta kesehatan bayi.

Pertimbangan ini antara lain didasarkan pada pilihan susu formula awal yang

humanized milk, atau susu formula yang komposisi dan jumlah kandungan zat

gizinya telah dibuat mendekati komposisi ASI, serta diberi tambahan zat gizi yang

berfungsi untuk meningkatkan kecerdasan seperti AA dan DHA, zat-zat non gizi

yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi seperti laktoferin,

serta zat yang dapat membantu pencernaan bayi seperti FOS. Alasan yang lain

adalah faktor harga dari susu formula, kepercayaan terhadap merk tertentu,

kecocokan pada anak serta kemudahan dalam mendapatkan produk susu formula

ibu.

Page 15: Abstrak Asi

PENUTUP

Pentingnya ASI eksklusif memang harus menjadi perhatian, dan tanggung

jawab sebagai orang tua juga harus mulai menyadari akan dampak pada si bayi

jika ASI eksklusif ini tidak di berikan pada bayi dengan maksimal. Pertumbuhan

bayi pada usia 0-6 bulan bisa sangat terhambat dan kemungkinan besar juga bayi

anda tidak sehat.

Seperti kita ketahui bersama dengan ibu memberikan ASI nya secara

maksimal maka otomatis sang ibu akan mentrasfer imunitasnya kepada si bayi,

sehingga apabila ibu sehat maka bayi juga bisa sehat. Kita harus coba bersama-

sama memberikan pemahaman pada masyarakat untuk melindungi hak bayi dalam

memperoleh ASI eksklusif.

Perhatian akan pentingnya ASI eksklusif juga harus datang dari

lingkungan sekitar, ini agar pemberian ASI eksklusif di terapkan dalam kebiasaan

atau budaya yang harus di lestarikan. Karena meskipun ada susu formula yang

anda andalkan sebagai pengganti ASI eksklusif itu tidak akan sebaik ASI. Karena

banyak sekali kandungan susu formula yang tidak terdapat pada ASI, ASI lebih

memiliki fungsi menyeluruh pada bayi sedangkan susu formula hanya memacu

sebagian saja. Jadi, sudah sangat jelas bahwa memberikan ASI eksklusif adalah

hal yang tidak bisa di gantikan.

Page 16: Abstrak Asi

DAFTAR PUSTAKA

1. Lilik Hidayanti dan Nur Lina, Dampak Paparan Iklan terhadap Status Pemberian

ASI Eksklusif Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, FKM UNSIL, ISSN 1693-

9654 Vol. 6 No. 2, September 2010

2. Siregar, Arifin (2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI oleh ibu

melahirkan. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf.

3. UNICEF, (2006). Kesehatan Ibu dan Anak. Pernyataan UNICEF : ASI Eksklusif

Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia.

(http://isti19cantix.wordpress.com/2007/06/28/asi-eksklusif-tekanangka-kematian-

bayi/ Diakses tanggal 16 Juli 2007).