ABSTRAK Annisa Balqis i Radio Suara Edukasi 1440 Am...
Embed Size (px)
Transcript of ABSTRAK Annisa Balqis i Radio Suara Edukasi 1440 Am...

i
ABSTRAK
Annisa Balqis
Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Suara Rohani” di Radio Suara
Edukasi 1440 Am – Ciputat
Dengan pertumbuhan teknologi yang semakin canggih. Kini, dakwah juga
dapat dilakukan dengan menggunakan radio. Hal ini didukung oleh Departemen
Pendidikan Nasional, Radio Suara Edukasi yang berada dibawah birokrasi Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) memfasilitasi
pendidikan anak dengan pendidikan formal juga berusaha membangun moralitas
anak dengan pendidikan keagamaan. Guna memproteksi dan memfilterasi
pengaruh-pengaruh dari luar yang tidak baik kepada anak serta membentengi
spiritualisme atau keagamaan kepadanya, maka diperlukan adanya sebuah usaha.
Salah satu usaha yang sifatnya membangun adalah melakukan kegiatan dakwah
atau siraman rohani. Radio Suara Edukasi sebagai media komunikasi massa
mencoba melakukan sebuah siraman rohani dengan sajian acara “Suara Rohani”.
Dari acara tersebut, diharapkan mampu sebagai media dakwah guna
meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti melakukan
penelitian di Radio Suara Edukasi 1440 AM Ciputat dan mengkhususkan pada
program “Suara Edukasi” edisi Oktober-Desember 2010 dengan merumuskan dua
pertanyaan yakni, apa isi pesan dakwah yang terkandung pada program “Suara
Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM? Dan kecenderungan isi pesan dakwah
pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM?
Untuk mendapatkan data dan hasil yang maksimal, dalam penelitian ini,
maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode yang berfungsi
sebagai prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
atau melukiskan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak
dan apa adanya. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan
kategorisasi, melakukan observasi, wanwancara dan analisis data.
Dan selanjutnya peneliti Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah content analysis (analisis isi), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi.
Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah pada program “Suara
Rohani” edisi Oktober-Desember 2010 yang berjumlah 10 materi, dengan pesan-
pesan dakwah yang disampaikan mengandung empat kategori yakni Komunikasi
Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah, Komunikasi Politik dalam Dakwah
Struktural, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural, dan Komunikasi
Organisasi dalam Dakwah Profesional. Maka peneliti mengambil kesimpulan
bahwa kecenderungan isi pesan yang disampaikan pada program “Suara Rohani”
adalah Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah dengan prosentase 71%,
Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural 2%, Komunikasi Antar Budaya
dalam Dakwah Kultural 14%, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah
Profesional 13%.

ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari
lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada
penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasih-Nya,
serta dengan izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang mulia, yang
baik ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk
mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan
umatnya di Dunia dan di Akhirat beliau adalah Sayyidina Muhammad ibn
Abdillah ibn Abdul Muthallib.
Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi,
baik itu berupa sifat malas, dan lalai dan. Sungguh sebuah anugerah terindah yang
diberikan Allah kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini,
walau mungkin masih banyak kekurangan. Semua ini dapat terwujud karena
banyaknya dukungan serta motivasi kepada penulis.
Peneliti persembahkan segalanya kepada ayahanda H. Yuzier dan kepada
ibunda tersayang Hj. Enny Syahniar, yang dengan ketegaran hatinya dalam
menghadapi hidup telah menjadi sumber inspirasi dan semangat hidup bagi
peneliti serta air susunya yang telah menjadi daging dalam tubuh ini, yang dengan
keringat dan air matanya telah menyatu dalam jiwa peneliti. Adik satu-satunya
Akbar Ramadhan yang selalu mendoakan peneliti agar penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan.

iii
Selanjutnya peneliti juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan penulisan skripsi,
rasa terima kasih peneliti ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, kepada bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A., selaku Pudek I,
bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A., selaku Pudek II dan bapak Drs. Study
Rizal LK, M.A., selaku Pudek III.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi bapak Drs. Jumroni. M.Si., dan Kepada Sekertaris Jurusan
Ibu Umi Musyarrofah. M.A.
3. Bapak. Drs. Wahidin Saputra, M.A., sebagai pembimbing skripsi yang selalu
setia dan sabar membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan berbagai
pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama dalam masa
perkuliahan.
5. Bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang
telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-bahan dalam mengerjakan
skripsi ini.
6. Ibu Drs. Hj. Siti Djulaeha selaku Kepala Studio Radio Suara Edukasi dan
Produser program “Suara Rohani” Bapak Buyung Zaini, yang telah
memberikan waktu luang untuk wawancara walau di tengah kesibukan.

iv
7. Staff dan penyiar Radio Suara Edukasi, Mas Arif, Mas Imron, Mba Indah,
Mba Anggi, Mba Nelly dan Mba Wira Serta semua pihak yang telah
membantu memberikan data-data demi terselesainya skripsi ini.
8. Hari Haryanto beserta keluarga yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada peneliti serta selalu mewarnai keceriaan hari-hari penulis.
9. Keluarga Besar KPI D angkatan 2007 dan umumnya KPI angkatan 2007,
serta kakak-kakak senior teman sepermainan yang sudah memberi keceriaan
dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan, yang telah menjadi
keluarga serta inspirasi bagi peneliti.
10. Keluarga Besar KKN Cicangkang Hilir – Cipongkor - Bandung tahun 2010.
Semoga tali silaturahmi ini tidak pernah putus.
11. Semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini.
Pada akhirnya peneliti hanya dapat mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat peneliti berikan, semoga Allah
yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.
Amiin ya Rabbal ‘Alamin.
Jakarta, 14 Februari 2011
Annisa Balqis

v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5
D. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 6
E. Kerangka Konsep .................................................................... 8
F. Metodologi Penelitian ............................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 16
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Radio Sebagai Media Dakwah ................................................. 18
B. Pesan Dakwah dalam Tiga Dimensi Komunikasi .................... 21
1. Tingkat Komunikasi ........................................................... 22
a. Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah ..... 22
b. Komunikasi Antarpribadi dalam Dakwah Fardiyah .... 24
c. Komunikasi Antarkelompok dalam Dakwah Halaqoh 25
d. Komunikasi Massa dalam Dakwah Ramzi .................. 25
e. Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional ... 26
f. Komunikasi Politik Lokal dan Nasional ...................... 27
g. Komunikasi Internasional ............................................ 28
2. Konteks Komunikasi .......................................................... 29
a. Perdagangan ................................................................. 29
b. Pendidikan ................................................................... 29
c. Budaya ......................................................................... 30

vi
d. Lingkungan .................................................................. 31
3. Saluran Komunikasi ........................................................... 31
a. Media (Langsung dan Tidak Langsung) ...................... 32
b. Non Media (Langsung dan Tidak Langsung) .............. 32
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO SUARA EDUKASI 1440 AM
CIPUTAT
A. Sekilas Tentang Kelahiran dan Perkembangan Radio Suara
Edukasi ..................................................................................... 33
B. Visi dan Misi Radio Suara Edukasi .......................................... 37
C. Format Siaran Suara Rohani ..................................................... 37
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Analisis Isi Pesan Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah
Dzatiyah, Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural,
Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural, dan
Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional ............... 44
B. Pengolahan Data ....................................................................... 77
C. Kecenderungan Isi Pesan pada Program “Suara Rohani” di
Radio Suara Edukasi ................................................................ 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 94
B. Saran-saran ............................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97
LAMPIRAN ...................................................................................................... 100

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategori Isi Pesan ................................................................................ 100
Tabel 2 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Istigfar ................................. 44
Tabel 3 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Ikhlas................................... 48
Tabel 4 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Muhasabah .......................... 50
Tabel 5 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Takwa kepada Allah ........... 53
Tabel 6 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Rukiyah ............................... 55
Tabel 7 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Rukiyah ........................... 56
Tabel 8 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Berkerja tanpa Pamrih ........ 58
Tabel 9 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Pahlawan Islam ............... 60
Tabel 10 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Hijrah .................................. 64
Tabel 11 Kategorisasi Dakwah Struktural Tentang Hijrah................................. 65
Tabel 12 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Hijrah .............................. 65
Tabel 13 Kategorisasi Dakwah Kultural Tentang Hijrah ................................... 66
Tabel 14 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Menghargai Waktu ............. 68
Tabel 15 Kategorisasi Dakwah Kultural Tentang Menghargai Waktu .............. 69
Tabel 16 Kategorisasi Dakwah Profesional Tentang Menghargai Waktu.......... 70
Tabel 17 Kategorisasi Dakwah Dzatiyah Tentang Pergaulan yang Islami......... 73
Tabel 18 Kategorisasi Dakwah Kultural Tentang Pergaulan yang Islami .......... 74
Tabel 19 Rincian Kategori Dakwah Dzatiyah .................................................... 77
Tabel 20 Rincian Kategori Dakwah Struktural .................................................. 87
Tabel 21 Rincian Kategori Dakwah Kultural ..................................................... 87
Tabel 22 Rincian Kategorisasi Dakwah Profesional .......................................... 89
Tabel 23 Hasil Prosentase data ........................................................................... 92

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat keterangan permohonan bimbingan skripsi
Lampiran 2 Surat keterangan permohonan penelitian
Lampiran 3 Surat keterangan penelitian
Lampiran 4 Wawancara pribadi dengan Produser Program
Lampiran 5 Wawancara pribadi dengan Ustadz Apri
Lampiran 6 Wawancara pribadi dengan Kepala Studio Radio

Penulis bersama teman-teman magang di Radio Suara Edukasi
Saat melakukan penelitian dan dubbing suara

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah Agama yang menyerukan kepada Amar Ma‟ruf Nahyi
Munkar, atau dengan kata lain Islam adalah agama dakwah. Sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125:
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl : 125).1
Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan
perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Alquran adalah
sumber informasi mengenai keagamaaan (Islam) dari Tuhan kepada umat
manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rasulullah SAW.
“Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat” (HR. Al-Bukhari), yang
memerintahkan untuk menyampaikan sesuatu yang berasal dari Rasul,
walaupun hanya satu ayat kepada orang lain. Ini menunjukkan bahwa
Rasulullah SAW. memerintahkan untuk menyebarkan informasi yang berasal
dari beliau.2
1 Al-Qur’an, surat An-Nahl ayat 125.
2 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009), h. vii-viii.

2
Diantara media massa komunikasi elektronik yang cukup berhasil
menarik perhatian orang adalah radio. Hal ini karena radio memiliki peranan
yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh
luas. Radio menduduki porsi yang strategis dan memiliki banyak kelebihan,
diantaranya radio memiliki kesederhanaan bentuk dan kemampuan
menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan
lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya. Hal ini
dikarenakan radio tidak di batasi oleh ruang dan waktu. Suatu pesan yang
disampaikan oleh penyiar, dan pada saat itu juga diterima oleh khalayak,
walaupun sasaran yang dituju sangat jauh.3
Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah,
merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi
sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan.
Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai
media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya
menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga
pendengarnya.4
Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media
publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan
pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan
hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat
3 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000)
cet. Ke-4, h. 108.
4 Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,
(Yogyakarta: 2006, Penerbit LKis), Cet ke-4, h. 9.

3
radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya akan
digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka.5
Berkat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang
dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang
dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat
mengetahui beberapa kejadian dan berita-berita penting dan baru, masalah-
masalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat dijadikan sebagai media
pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif.6 Semua alat yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai pendidikan dan
pengajaran agama kepada orang lain, segala sesuatu atau benda dapat dipakai
sebagai media pembelajaran agama seperti; papan tulis, buku pelajaran,
buletin board atau display, film atau gambar hidup, radio pendidikan, televisi
pendidikan, komputer, karyawisata, dan lainnya.7
Sebagaimana yang kita ketahui para Nabi menyebarkan agama kepada
kaumnya atau kepada umat manusia bertindak sebagai guru-guru yang baik
dan sebagai pendidik keagamaan yang agung. Usaha Nabi dalam menanamkan
akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya,
dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan Nabi
sendiri dan dengan jalan memberikan contoh teladan yang baik (uswatun
hasanah).8 Seiring dengan perkembangan zaman maka dakwah yang dilakukan
para Nabi dapat kita lanjutkan dengan berbagai bentuk dan cara agar para
mad’u tertarik untuk mengikuti dakwah yang disajikan, baik dari media
5 Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 2.
6 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: 2002, Ciputat Pers), h. 38.
7 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 117.
8 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 116.

4
televisi, internet maupun radio. Salah satu bentuk pelaksanaan dakwah melalui
media massa adalah dakwah melalui radio, seperti halnya dilakukan pada
radio Suara Edukasi 1440 AM. Pesan dakwah dikemas dalam bentuk acara
siaran radio dalam program “Suara Rohani”. Dari acara tersebut, diharapkan
mampu sebagai media pembelajaran sekaligus media dakwah guna
meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa.
Radio Suara Edukasi merupakan media komunikasi massa yang
ditujukan untuk membangun dan meningkatkan mutualisme pendidikan, yang
mempunyai misi utama mengembangkan dan mendayagunakan teknologi dan
komunikasi untuk membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Radio Suara Edukasi adalah radio publik. Secara birokrasi, radio ini berada di
bawah naungan Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan.
Dengan segmentasi anak-anak dan remaja, diharapkan mampu membangun
akhlak yang baik dalam masyarakat. Pelajar yang pintar jika diiringi dengan
akhlak yang mulia akan menambah nilai plus untuk dirinya dan
lingkungannya. Radio Suara Edukasi mempunyai 15 program siaran tentang
pendidikan karena sebagian besar pendengarnya adalah anak-anak dan
remaja, tetapi ada satu program siaran bertemakan dakwah yaitu ”Suara
Rohani”. Radio Suara Edukasi sebagai media komunikasi massa berusaha
memberi tampilan berbeda dalam memberikan pelayanan kepada
pendengarnya dalam menyajikan program-program pendidikan tanpa
mengurangi isi pesan dakwah yang ada di dalamnya. Untuk mengetahui isi
pesan dakwah dalam tiga dimensi komunikasi pada program Radio Suara
Edukasi Pustekkom, penulis tertarik untuk menjadikan Radio Suara Edukasi

5
Pustekkom sebagai objek penelitian skripsi. Adapun penelitian skripsi ini
penulis beri judul ”Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program ”Suara
Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM - Ciputat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tulisan hanya dibatasi pada isi
materi siaran keagamaan “Suara Rohani” sebanyak 10 materi yang
disiarkan oleh Radio Suara Edukasi 1440 AM pada bulan Oktober 2010-
Desember 2010.
2. Perumusan Masalah
a. Apa isi pesan dakwah yang terkandung pada program “Suara Rohani”
di Radio Suara Edukasi 1440 AM?
b. Apa kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” di
Radio Suara Edukasi 1440 AM?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas, maka
tujuan pada penelitian ini adalah:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pesan-pesan Dakwah Dzatiyah, Dakwah
Profesional, dan Dakwah melalui Profesi yang disampaikan pada
program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM.

6
b. Untuk mengkaji isi pesan dalam media massa radio sebagai sarana
dakwah Islam pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi
1440 AM.
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada
lembaga-lembaga dakwah dalam penyampaian pesan dakwah melalui
media komunikasi, khususnya radio. Penelitian ini juga diharapkan
dapat menambah wawasan dalam penerapan strategi dakwah dalam
media massa yang sesuai dengan kemajuan teknologi sehingga dapat
menopang kebutuhan masyarakat Ciputat akan pengetahuan Islam.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan segenap bagian
masyarakat, pengajar, mahasiswa, pelajar, para praktisi dakwah dan
lainnya bahwa kita sebagai seorang Muslim ikut berperan dalam
mensosialisasikan nilai-nilai Islam. Terutama bagi pengelola stasiun-
stasiun radio yang menjadikan radio sebagai salah satu sarana dakwah.
D. Tinjauan Pustaka
Secara teknik, analisis isi mencakup upaya-upaya; klasifikasi lambang-
lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam
klasifikasi dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat
prediksi.9
9 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grafindo, 2003), hal. 170.

7
Penelitian dengan konteks analisis isi ini juga telah dilakukan oleh
beberapa mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri, Jakarta. Khususnya
mahasiswa-mahasiswi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Penulis merujuk pada beberapa judul skripsi yang berkaitan, diantaranya,
Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga 100,3
FM Bekasi. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah pada radio swasta yang
berada di daerah Bekasi. Program acara religius yang ditujukan untuk orang-
orang dewasa yang disiarkan rutin setiap hari, yaitu program Kopiah oleh Fifit
Fitriyansyah, persamaan dengan skripsi saya yaitu menganalisis isi pesan pada
program di radio, tetapi perbedaannya pada isi pesan yang diambil.10
Dan Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah”
Koran Tempo. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah terhadap rubrik yang
bercerita tentang ibadah haji, oleh Dian Komalasasi. Persamaan dengan skripsi
saya yaitu menganalisis isi pesan tetapi perbedaannya pada isi pesan yang saya
gunakan yaitu dakwah dzatiyah, dakwah professional dan dakwah melalui
profesi sementara skripsi lainnya isi pesan dakwah aqidah, syari’ah dan
akhlak.11
Namun, dari sekian banyak skripsi yang ada, tidak ada satu pun yang
menganalisis Isi Pesan Dakwah di radio anak-anak, seperti pada program
“Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi yaitu radio pendidikan dengan
10 Fifit Fitriyansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio
Elgangga 100,3 FM – Bekasi,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).
11 Dian Komalasari, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah” Koran
Tempo,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010).

8
segmentasi pendengar anak-anak dan remaja. Pesan dakwah yang disampaikan
pada radio anak-anak tentu isinya berbeda radio yang ditujukan untuk umum
atau orang-orang dewasa. Maksud tinjauan pustaka ini adalah agar dapat
mengetahui bahwa apa yang ditulis oleh penulis sekarang tidak sama dengan
penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.
E. Kerangka Konsep
Dari tema pokok demikian, maka perlu pengertian-pengertian
operasional dari Kebudayaan dan kaitannya dengan KAB. Untuk mencari
kejelasan dan mengintegrasikan berbagai konseptualisasi tentang kebudayaan
KAB, ada 3 dimensi yang perlu diperhatikan (Kim, 1984: 17-20):
1) Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan-partisipan
komunikasi.
2) Konteks sosial tempat terjadinya KAB.
3) Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan KAB (baik yang bersifat verbal
maupun nonverbal).
Istilah Kebudayaan telah digunakan untuk menunjuk pada macam-
macam tingkat lingkupan dan kompleksitas dari organisasi sosial. Umumnya
istilah Kebudayaan mencakup:
- Kawasan-kawasan di dunia, seperti: budaya timur/barat.
- Sub kawasan-kawasan di dunia, seperti: budaya Amerika Utara/Asia
Tenggara.
- Nasional/Negara, seperti: budaya Indonesia/Perancis/Jepang.

9
- Kelompok-kelompok etnik-ras dalam Negara, seperti: budaya orang
Amerika Hitam, budaya Amerika Asia, budaya Cina Indonesia. Macam-
macam subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin
kelas sosial, countercultures (budaya Hippie, budaya orang di penjara,
budaya gelandangan, budaya kemiskinan). Perhatian dan minat dari ahli-
ahli KAB banyak meliputi komunikasi antar individu-individu dengan
kebudayaan sosial berbeda (seperti wirausaha Jepang dengan wirausaha
Amerika/Indonesia) atau antar individu dengan kebudayaan ras-etnik
berbeda (seperti antar pelajar penduduk asli dengan guru pendatang).
Bahkan ada yang lebih mempersempit lagi pengertian pada “kebudayaan
individual” karena setiap orang mewujudkan latar belakang yang unik.
Adapun dalam penelitian ini hubungan Komunikasi Intrapribadi,
Komunikasi Organisasi, Komunikasi Politik dan Komunikasi Antar Budaya
berhubungan dengan konteks komunikasi yaitu dakwah dalam saluran media
elektronik yaitu radio.

10
Menurut Psikologi Komunikasi pengertian komunikasi
interpersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir yaitu,
Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses member
makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru.
Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori
adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir
adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi
kebutuhan atau memberikan respons.12
Sedangkan menurut Psikologi Islam, manusia dilengkapi dengan
sejumlah aspek dan dimensi psikis manusia, yaitu aspek jismiah, aspek
nafsiah (jiwa), dan aspek ruhaniah (spiritual) dan beberapa dimensi, yaitu
12
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),
cet. ke-26, h. 49.
Dimensi Komunikasi
Tingkat Komunikasi
1. Komunikasi Intrapribadi
2. Komunikasi Interpersonal
3. Komunikasi
Interkelompok
4. Komunikasi Organisasi
5. Komunikasi Massa
6. Komunikasi Antar Budaya
7. Komunikasi Politik
8. Komunikasi Internasional
Konteks
Komunikasi
1. Belajar
2. Perdagangan
3. Dakwah
4. Pendidikan
5. Lingkungan
6. Budaya
Saluran
Komunikasi
1. Media
2. Non Media

11
dimensi al-nafs (elemen dasar psikis manusia yang menguraikan jiwa
manusia), al-„aql (kemampuan mengendalikan sesuatu, baik berupa
perkataan, pikiran maupun perbuatan), al-qalb (suatu keadaan rohaniyah
yang selalu bulak-balik dalam menentukan suatu ketetapan hati), al-ruh
(dimensi spiritual yang menyebabkan jiwa manusia dapat dan memerlukan
berhubungan dengan hal-hal yang bersifat spiritual), dan al-fitrah (suatu
kecenderungan alamiah manusia atau keyakinan agama, bahwa manusia
sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama tauhid, yaitu mengesakan
Tuhan).13
F. Metodelogi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan
kualitatif yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek
dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan apa
adanya.14
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content
analysis (analisis isi), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi
pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi.15 Analisis isi
sering kali dipakai untuk mengkaji pesan-pesan dalam media. Penulis
menggambarkan bagaimana dakwah yang dilaksanakan pada salah satu
13
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta, PT. Pustaka Pelajar, 2007),
cet. ke-2, h. 410.
14 Hadawi Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1998), cet. ke-8, h. 63.
15 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta dengan UIN Press, 2006), Cet. ke1, hal. 66.

12
program di Radio Suara Edukasi 1440 AM terutama pesan dakwah siaran
keagamaan “Suara Rohani” hari Jumat pagi, kemudian menganalisisnya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Sumber utama (primary source)
yang memperkaya data-data penelitian, atau semua hal yang berhubungan
langsung dalam program ini. Semisal Produser program, Narasumber, dan
juga hasil pengamatan selama program berlangsung.16 Sedangkan objek
penelitian ini adalah suatu hal yang diteliti. Singkatnya, subjek penelitian
ini adalah radio Suara Edukasi 1440 AM, dan yang menjadi objeknya
adalah pesan dakwah dalam program “Suara Rohani” di Radio Suara
Edukasi 1440 AM.
3. Teknik pengumpulan data
a. Kategorisasi Primer
Kategorisasi merupakan instrumen utama dalam penelitian
analisis isi materi. Dalam penelitian ini, peneliti mengkategorisasikan
pesan-pesan dakwah yang terkandung pada program “Suara Rohani” di
Radio Suara Edukasi 1440 AM, yang digolongkan dalam dakwah
dzatiyah, dakwah professional, dakwah melalui profesi.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan unntuk mendapat
data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau
sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
16 Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1968), hal.
32.

13
diperoleh sebelumnya.17 Dengan ini peneliti mendatangi langsung ke
Radio Suara Edukasi guna memperoleh data mengenai hal-hal yang
menjadi objek penelitian. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti
untuk mendapatkan data mengenai materi yang disampaikan pada
setiap hari Jumat pagi.
c. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan
kepada tujuan penyelidikan.18 Wawancara dilakukan dengan Kepala
Studio Radio, Produser program siaran, serta Ustadz yang
menyampaikan materi pada program “Suara Rohani” di Radio Suara
Edukasi.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel19 dengan melakukan teknik pengumpulan data dan
menginvestasi dokumen-dokumen yang relevan serta memiliki
keterkaitan dengan pemersalahan yang diteliti oleh peneliti. Dalam hal
ini, peneliti mendatangi langsung radio Suara Edukasi 1440 AM untuk
memperoleh dokumen-dokumen yang terkait dengan radio Suara
Edukasi 1440 AM Ciputat.
4. Teknik Pengolahan Data
17 Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, (Malang:
Bayumedia, 2004), hal. 1.
18
Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, hal. 63.
19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rhineka
Cipta, 1998), hal. 206.

14
Setelah peneliti mendapatkan materi siaran dalam bentuk rekaman
yang telah ditentukan sebagai sampling penelitian, kemudian rekaman
tersebut dijadikan dalam bentuk transkip data. Dan kemudian unit analisis
yang digunakan adalah isi pesan dakwah dalam rekaman siaran “Suara
Rohani” edisi Oktober 2010-Desember 2010 sebanyak 10 materi yang
disampaikan oleh narasumbernya.
5. Analisis Data
Setelah membuat tabel kategorisasi di atas, selanjutnya peneliti
melakukan analisis data yang merupakan salah satu langkah penting dalam
rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian, hal ini disebabkan
data yang telah dipaparkan akan menuntut penelitian dalam upaya
mendapatkan temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik yang tepat.
Untuk memudahkan dan memahami kandungan dari materi pada
penelitian ini maka peneliti melihat kepada transkip data rekaman
berdasarkan tema yang disampaikan terlebih dahulu selama tiga bulan
yang berjumlah 10 tema berdasarkan kategorisasi Dakwah Dzatiyah,
Dakwah Profesional, dan Dakwah melalui Profesi yang kemudian isi pesan
tersebut dipaparkan, sehingga muncul isi pesan berdasarkan kategorisasi
yang dominan.
Dan untuk menentukan rincian hasil dari isi pesan dakwah dalam
program “Suara Rohani” pada Radio Suara Edukasi, maka peneliti akan
menampilkan prosentase satu per satu kategori pesan, dengan
menggunakan rumus:

15
P = %100xN
F
Keterangan:
P : Prosentase
F : Frekuensi data
N :Jumlah data yang dimaksud
Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran
pada program Suara Rohani edisi Oktober 2010-Desember 2010. Dan
setelah data tersebut terkumpul, peneliti akan melaporkan,
menggambarkan, mengklasifikasi serta menginterpretasikan secara apa
adanya untuk kemudian disimpulkan menjadi data yang valid dan realibel.
6. Definisi Operasional
a. Analisis isi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis isi
pesan yang disampaikan melalui proses komunikasi atau media
komunikasi.
b. Pesan Dakwah yaitu nasehat yang berisi ajaran tentang agama yang
hendak disampaikan kepada orang lain. Pesan yaitu perintah, nasehat,
permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain, sedangkan
dakwah yaitu ajakan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan
ajaran agama.20
20
Depratemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), cet ke-3.

16
c. Radio yaitu sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi,
pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai
media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi
begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar
ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang disusun oleh TIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007
yang diterbitkan CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.21
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika yang digunakan oleh penulis yakni terdiri dari lima
bab mengikuti pokok masalah yang akan dibahas oleh penulis. Adapun
sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB I terdiri dari pendahuluan yang di dalamnya terkandung latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, lalu tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II merupakan landasan teoritis yaitu Radio sebagai media
dakwah, Ruang lingkup pesan dakwah dalam tiga dimensi komunikasi,
meliputi tingkat komunikasi, konteks komunikasi dan saluran komunikasi.
21 Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: CeQDA, 2007), h. 34.

17
BAB III menjelaskan tentang gambaran umum radio Suara Edukasi
1440 AM. Bab ini membahas sekilas tentang kelahiran dan perkembangan
radio, visi dan misi radio, dan format program siaran “Suara Rohani”.
BAB IV yang akan menjadi bagian penting dalam penelitian ini,
adapun isi dari bab ini adalah Temuan dan analisis, bab ini membahas tentang
isi pesan dakwah yang terkandung dalam program Suara Rohani, pengolahan
data serta kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani”.
BAB V Penutup, yang akan merangkum hasil dari analisa penelitian
selain itu dalam bab ini akan disampaikan beberapa saran demi perbaikan
khasanah keilmuan ilmu dakwah dan kualitas radio tersebut.

18
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Radio Sebagai Media Dakwah
“Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang diciptakan berkat
kemajuan dalam bidang teknologi modern. Melalui alat ini orang dapat
mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian-kejadian yang penting
dan baru, masalah dalam kehidupan dan acara-acara rekreasi yang
menyenangkan, semuanya dipancarakan dari stasiun radio tertentu.”1
“Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke
khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak.”2 “Radio
merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan
bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media
ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki
kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta,
radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan
suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.”3
Tujuan penyiaran program di radio siaran secara tradisional adalah
untuk memberikan informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan
pendidikan (to educate), memberikan hiburan (to entertain), memberikan
1 Oemar Hamalik. Media Pendidikan. (Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994), Cet
ke-7, hal. 107. 2 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: LKis, 2004), hal. 16.
3 Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,
(Yogyakarta: Penerbit LKis, 2006), Cet ke-4, hal. 9.

19
dorongan perubahan diri (provide self change), dan memberikan sensasi
(giving sensation).4
Sementara Dakwah adalah, “Secara etimologis, dakwah berasal dari
bahasa Arab, yaitu da‟a, yad‟u, da‟wan, du‟a, yang diartikan sebagai
mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan.”5
Kata dakwah juga berarti do’a (al-du‟a), yakni harapan, permohonan
kepada Allah swt atau seruan (al-nida‟). Doa atau seruan pada sesuatu berarti
dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu (al-du‟a ila al-syai‟ al-hatsts
„ala qasdihi). Dakwah dalam arti do’a ini terbaca jelas dalam ayat ini:6
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku,
Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S. al-
Baqarah: 186).
Secara terminologi, para ulama memberikan definisi yang bervariasi,
antara lain:
sebagian ulama seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Abu al-
Futuh dalam kitabnya al-Madkhal ila „Ilm ad-Da‟wat menyatakan bahwa
dakwah adalah “menyampaikan (at-Tabligh) dan menerangkan (al-Bayan) apa
4 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, hal. 26.
5 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta,
2006), Cet. ke-2, hal.17. 6 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: PT. Penamadani. Jakarta ,
2008), Cet ke-2. hal. 144.

20
yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW”. Kemudian Ahmad Ghalwasy
dalam kitabnya ad-Da‟wat al-Islamiyyat mendefinisikan “dakwah sebagai
pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam,
yang mengacu kepada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh
manusia yang mencakup akidah, syariat, dan akhlak.”7
Media berasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat atau
perantara untuk menyampaikan dakwah. Sedangkan menurut istilah, media
adalah “segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk
mencapai tujuan tertentu.”8 Menurut Hamzah Yakub, media dakwah
diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu:
1. Lisan, merupakan media yang paling mudah mempergunakannya melaljui
lidah dan suara.
2. Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’I dalam
proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da’I dan mad’u
3. Lukisan atau gambar, media ini berfungsi sebagai penarik.
4. Audio visual, media ini dapat merangsang undera penglihatan dan
mpendengaran mad’u.
5. Akhlak, yaitu langsung diaplikasikan dalam tingkah laku da’i.9
7 Lalu Muchin Effendi dan Faizah, Psikologi Islam, (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta,
2006), hal. 5-6. 8 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
163. 9 Hamzah Yakub, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV
Diponegoro, 1982), cet. ke-2, h. 13.

21
B. Pesan Dakwah dalam Tiga Dimensi Komunikasi
“Maddah Dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan Da’I
kepada Mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi Maddah dakwah
adalah ajaran Islam itu sendiri.”10
Pesan-pesan (message) daripada komunikasi ini secara khas adalah
bersumber dari Al-Quran yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: “ (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah,
mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada
seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat
perhitungan.” (Q.S. Al- Ahzab: 39).
Yang dimaksud dengan pesan-pesan dakwah sebagaimana yang
digariskan oleh Al-Quran adalah berbentuk pernyataan maupun pesan (risalah)
Al-Quran dan Sunnah. Karena Al-Quran dan Sunnah itu sudah diyakini
sebagai all encompassing the way of life bagi setiap tindakan kehidupan
muslim, maka pesan-pesan dakwah juga meliputi hampir semua bidang
kehidupan itu sendiri. Tidak ada satu bagianpun dari aktifitas muslim terlepas
dari sorotan masalah ini. Dengan demikian yang dimaksudkan atas pesan-
pesan dakwah itu ialah: semua pernyataan yang bersumberkan al-Quran dan
Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tersebut.11
10
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, hal. 24. 11
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. ke-2,
hal. 42-43.

22
1. Tingkat Komunikasi
a. Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
1) Sensasi
Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi.
Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organism dengan lingkungannya. Sensasi adalah
pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan
penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
berhubungan dengan alat indera. Melalui alat indera, manusia dapat
memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat
inderalah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan
untuk berinteraksi dengan dunianya.12
2) Persepsi
“Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan.” Persepsi ialah memberikan makna pada
stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi
sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu,
menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.
Sementara “perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau
12
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),
cet ke-26, h. 49.

23
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli
lainnya melemah.”13
3) Memori
“Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang
menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan
menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.”
Secara singkat, memori melewati tiga proses yaitu perekaman,
penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah
pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit safar internal.
Penyimpanan (storage) adalah menentukan berapa lama informasi itu
berada bersama kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Dan proses
terakhir, pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat
lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan.14
4) Berpikir
Makna etimologi dalam kamus bahasa Indonesia, kata “pikir”
mempunyai art, akal budi, ingatan, angan-angan dan kata dalam hati,
pendapat (pertimbangan). Sedangkan kata “berpikir” diartikan
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan
sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan. “Memikirkan”
mempunyai arti mencari daya upaya untuk menghasilkan sesuatu
dengan menggunakan akal budi. “Pemikiran” adalah cara atau hasil
pikir.15
13
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 51. 14
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 63. 15
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), h. 92.

24
Berpikir biasa kita lakukan untuk memahami realitas dalam rangka
mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem
solving), dan menghasilkan yang baru (creativity). Secara garis besar ada dua
macam berpikir: berpikir autistik (melamun) dan berpikir realistik (deduktif,
induktif, dan evaluatif). Berpikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari
dua pernyataan, kita mulai dari hal-hal yang umum pada hal-hal yang khusus.
Berpikir induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian
mengambil kesimpulan umum. Dan berpikir evaluatif ialah berpikir kritis,
menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.16
b. Komunikasi Antarpribadi dalam Dakwah Fardiyah
Definisi sederhana dari dakwa fardiyah adalah “konsentrasi dengan
dakwah atau berbicara dengan mad’u secara tatap muka atau dengan
sekelompok kecil dari manusia yang mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat
khusus.”17
Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam
bukunya “The Interpersonal Communication Book” sebagai “proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara
sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika.”18
Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara ideologis. Komunikasi yang berlangsung
16
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 68 17
Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah; Pendekatan Personal dalam Dakwah,
(Surakarta: Era Intermedia, 2000), Cet. ke-2, h. 47. 18
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Penerbit PT.
Citra Aditya Bakti, 2003), h. 59-60.

25
secara ideologis selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog
menunjukkan suatu bentuk komunikasi dimana seorang berbicara, yang
mendengarkan; jadi tidak terdapat interaksi.19
c. Komunikasi Antarkelompok dalam Dakwah Halaqoh
“Komunikasi Kelompok (group communication) berarti komunikasi
yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang
jumlahnya lebih dari dua orang.”20
Sekolompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa
banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti
kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi
kelompok kecil (small group communication); jika jumlahnya banyak yang
berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar (large
group communication).
d. Komunikasi Massa dalam Dakwah Ramzi
Komunikasi Massa (mass communication) adalah “komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau
orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang
tersebar di banyak tempat, anonym, dan heterogen”.21
Berikut ini adalah karakteristik Komunikasi Massa:
1) Komunikator terlembagakan, dari prosespenyusunan pesan sampai ke
khalayak pembaca.
19
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 60. 20
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 75. 21
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet. ke-8, h. 83.

26
2) Pesan bersifat umum, menarik bagi sebagian besar komunikan.
3) Komunikan anonym (tidak saling kenal) dan heterogen (berbagai macam
latar belakang etnis, penduduk, pekerjaan, agama, dan lain-lain).
4) Media massa menimbulkan keserempakan pada waktu yang sama.
5) Komunikasi massa mengatakan unsur-unsur; isi daripada hubungan isi
berita yang tersusun baik dan menarik bukan kepada hubungan
kontraknya.
6) Komunikasi massa bersifat satu arah (bagi siaran tidak langsung) dan dua
arah bagi live atau ada interaktif antara komunikator dan komunikan.
7) Stimulasi alat indera terbatas radio , telinga (mendengar) media cetak
(membaca), TV (melihat dan mendengar).
8) Feed Back komunikasi massa tertunda (siara tidak langsung) dan siaran
langsung (tidak tertunda).22
e. Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional
Menurut Goldhaber (1986), Komunikasi Organisasi adalah “proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti
atau selalu berubah-ubah.”23
Komunikasi Organisasi cenderung menekankan kegiatan penangan
pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional. Fokusnya adalah
menerima, menafsirkan, dan bertindak berdasarkan informasi dalam suatu
22
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, h. 263-264. 23
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (PT. Bumi Aksara, 2005), Cet ke-7, h. 67.

27
konteks. Tekanannya adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang
memungkinkan orang beradaptasi dalam lingkungan mereka.24
f. Komunikasi Politik Lokal dan Nasional
Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak terpisahkan dari
keseharian manusia di berbagai bidang, termasuk dalam aktivitas politik.
Berbagai fenomena politik modern menunjukkan kepada kita, peran dan
fungsi komunikasi politik yang semakin penting. Aktivitas seperti kampanye,
propaganda, retorika politik, loby dan negosiasi, pembentukan opini publik,
publisitas politik serta sejumlah aktivitas komunikasi lainnya menjadi begitu
penting dalam upaya mempengaruhi lingkungan politik.25
Mengacu pada pendapat Deliar Noer, “politik merupakan aktivitas atau
sikap yang berhubungan dengan kekuasaan yang bermaksud untuk
mempengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk
susunan masyarakat.” Komunikasi politik sebagai kegiata politik merupakan
penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik
kepada pihak lain. Kegiatan ini adalah salah satu dari kegiata sosial yang
dijalankan sehari-hari oleh warga masyarakat termasuk elit politik.26
Dalam beberapa literature, inti komunikasi politik adalah komunikasi
yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga
masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi tersebut dapat mengikat
semua kelompok atau warganya. Dengan demikian, komunikasi politik bisa
24
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, h. 220. 25
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik; di Era Industri Citra, (PT. Laswell Visitama,
2010), h. 3. 26
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik; di Era Industri Citra, h. 5.

28
kita pahami dalam konteks upaya sekelompok manusia yang mempunyai
orientasi, pemikiran politik atau ideologi tertentu dalam rangka menguasai dan
memperoleh kekuasaan.
g. Komunikasi Internasional
“Komunikasi Internasional sebagai sebuah bidang kajian
memfokuskan perhatian pada keseluruhan proses melalui mana data dan
informasi mengalir melalui batas-batas Negara.”27
Komunikasi Internasional adalah bidang kajian dalam wilayah ilmu
komunikasi yang semakin menarik banyak perhatian. Posisinya sendiri telah
menjadi semakin baku. Semula dianggap berada di wilayah kajian ilmu
politik, kemudian bergerak ke dalam wilayah ilmu komunikasi dan menjadi
bagian dari bidang komunikasi politik, kini komunikasi internasional berdiri
sebagai bidang kajian tersendiri di dalam komunikasi. Salah satu faktor utama
yang mempengaruhi rangkaian perubahan ini adalah apa yang sering disebut-
sebut di media massa sebagai gejala “globalisasi”, yakni gejala menjadi
satunya belahan di dunia ini ke dalam sebuah sistem yang masing-masing
bagiannya mempunyai keterkaitan bila bukan ketergantungan satu sama lain.
Ini dimungkinkan karena, antara lain, begitu pesatnya pertumbuhan teknologi
komunikasi modern terutama dala paruh abad dua puluh ini.28
27
Ade Armando, Komunikasi Internasional, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka,
2007), Cet. ke-7, h.1.20. 28
Ade Armando, Komunikasi Internasional, h.1.3

29
2. Konteks Komunikasi
a. Perdagangan
Pertemuan antara penjual dan pembeli, produsen dan konsumen
baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan kegiatan
komunikasi. Dia abad sekarang ini, hubungan antara dua pihak bukan lagi
dilakukan melalui pasar tradisional, melainkan melalui teknologi media
dan teknologi informasi. Surat menyurat, faks, dan email berkembang
sangat pesat. Ini juga memungkinkan terjadinya percepatan komunikasi.
Komunikasi dengan alur itu menunjukkan bahwa makin lama makin
terbuka kemungkinan komunikasi ekonomi dilaksanakan oleh pelaku-
pelaku ekonomi yang berbeda latar belakang, tidak saja individual ataupun
kelompok, tetapi juga budaya usaha, cara membicarakan bisnis, apa saja
yang boleh dan tidak boleh dibicarakan, tema-tema apa saja yang cocok,
apa yang harus dikerjakan berdasarkan waktu yang ketat atau luwes.29
b. Pendidikan
Aspek komunikasi dalam dunia pendidikan atau komunikasi yang
terjadi pada bidang pendidikan. Dengan begitu maka faktor pendidikanlah
yang menjadi init pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih
merupakan aspek pandang saja, atau “alat” saja. Disebut alat di sini karena
fungsinya bisa diupayakan untuk membantu pemecahan masalah
pendidikan.
29
Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Penerbit
LKis, 2002), h. 40-41.

30
Contoh kita pada bagian yang digambarkan dengan suasana
dialigis antara ayah dan anak. Komunikasi berlangsung dalam suasana
yang bebas, akrab, dan bertujuan (juga bertanggung jawab). Di sini
komunikasi berlangsung tanpa paksaan. Masing-masing pihak bebas dan
tanpa tekanan mengungkapkan gagasan dan perasaannya pada pihak lain.30
c. Budaya
Budaya berkenaan dengandengan cara manusia hidup. Manusia
belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut
menirut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, prakti
komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan
poltitk, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya. Ada
orang-orang yang berbicara bahasa tatalog, memakan ular, menghindari
minuman keras terbuat dari anggur, menguhurkan orang-orang mati,
berbicara melalui telepon, atau meluncurkan roket ke bulan, ini semua
karena mereka semua telah dilahirkan atau sekurang-kurangnya dibesarkan
dalam suatu budaya yang mengandung unsure-unsur tersebut. Apa yang
orang-orang lakukan, bagaimana merka bertindak, bagaimana mereka
hidup dan berkomunikasi, merupakan respons-respons terhadap dan
fungsi-fungsi dari budaya mereka.31
30
Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional: Teori dan Praktik, Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara, 2010), h. 50. 31
Deddy Mulyana Dan Jalaluddin Rakhmat,Komunikasi Antar
Budaya,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2005), Cet Ke. 9. Hal.18

31
d. Lingkungan
Hampir semua studi tentang manusia dan kehidupannya selalu
menyentuh komunikasi. Artinya, komunikasi memang selalu ada di setiap
kehidupan dan kegiatan manusia, di lingkungan mana pun manusia berada;
hanya saja titik pembahasannya saya yang berbeda. Ada yang
mendudukkan komunikasi sebagai unsur yang dominan, dan ada juga yang
mendudukannya sebagai unsur yang tidak dominan.
Komunikasi yang terdapat pada sumber-sumber informasi terekam
itu tentu saja hanya sebagian saja jumlahnya dan itu pun sudah sangat
banyak. Informasi itulah yang dalam dunia komunikasi selalu melekat di
dalam prosesnya. Sebab informasi dalam hal ini merupakan bagian dari
proses komunikasi. Sementara itu komunikasi, ada di mana-mana, seperti
antara lain di lingkungan pendidikan, di lingkungan sosial
kemasyarakatan, di lingkungan keluarga, di lingkungan kelompok dan
organisasi, di lingkungan perpustakaan, di lingkungan media, dan di
lingkungan bidang studi lainnya.32
3. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima
melalui panca indera atau menggunakan media.33
32
Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, (Jakarta: Penerbit
Bumu Aksara, 2009), h. 30-31. 33
A. W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara, 2008), cet ke-5, h. 17.

32
a. Media (Langsung dan Tidak Langsung)
Media massa dengan metode langsung dan tidak langsung, antara lain:
media elektronik (radio, televisi) dan media cetak (surat kabar, majalah).
b. Non Media (Langsung dan Tidak Langsung)
Media tatap muka (langsung) diselenggarakan dalam berbagai bentuk
media tradisional, misalnya pameran, ceramah, diskusi dan lain-lain.34
34
A. W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 61-62 .

33
BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO SUARA EDUKASI 1440 AM CIPUTAT
A. Sekilas Tentang Kelahiran dan Perkembangan Radio Suara Edukasi
Radio Suara Edukasi merupakan media komunikasi massa yang
ditujukan untuk membangun dan meningkatkan mutualisme pendidikan.
Secara birokrasi, radio ini berada di bawah naungan Pusat Teknologi dan
Informasi Pendidikan atau disingkat PUSTEKKOM milik Departemen
Pendidikan Nasional Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tanggal 24
Januari 2000 Nomor 010/0/2000, yang telah diperbaharui melalui
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2005, sebelum itu bernama TKPK adalah
Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2005 tentang organisasi dan tata
kerja di pusat-pusat Departemen Pendidikan Nasional. Tertera dalam pasal 99
dan 101 bahwa:
- “Studio adalah unsur pelaksana pengelola sarana dan fasilitas produksi
penunjang pengembangan media yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada kepala pusat”.
- “Studio radio mempunya tugas melakukan proses produksi program media
audio atau radio pembelajaran”.
Pada tahun 2002, nama radio ini masih bernama “Studio Radio”
sebelum muncul Radio Suara Edukasi. Sebelum ada siaran radio, pada saat itu
hanya ada produksi program-program pembelajaran Radio untuk Sekolah

34
Dasar. Kemudian dengan bekerjasama dengan pemilik Women Radio pada
saat itu, Radio Suara Edukasi mulai dibentuk. Dimulai dari mengurus izin
dengan Dinas Perhubungan, melobi bagian Tata Usaha serta memakai surat
izin Pustekkom karena radio ini ada di bawah birokrasi pemerintah. Setelah
mendapat gelombang di 1440 AM, mulai membangun tower dan mendirikan
ruangan siaran. Dan akhirnya sampai sekarang Radio Suara Edukasi sudah
berdiri hampir 3 tahun tetapi baru berfungsi di tahun ke 2, karena 1 tahun
sebelumnya masih uji coba siaran.1
Selaras dengan frekuensi gelombang siarannya, maka radio Suara
Edukasi diharapkan dapat memiliki fungsi sebagai bentuk penyiaran kepada
publik yang tidak hanya memberikan informasi tentang pembelajaran dan
pendidikan secara intruksional, mencerdaskan, komunikatif, dan berbudaya.
Kendati demikian sejalan dengan perkembangan zaman tidak menutup
kemungkinan nantinya radio Suara Edukasi mencoba selalu bergerak dinamis
dan inovatif dalam menyesuaikan dengan keadaan. Mengingat sebagai industri
yang bergerak dibidang penyiaran, Radio Suara Edukasi juga memiliki
kesempatan yang sama dengan media penyiaran lainnya dalam berekspresi,
berapresiasi serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada publik atau
khalayak umum. Kesemuanya dengan catatan tidak keluar dari jalur dan frame
yang telah ada.
Nama “Edukasi” diambil dari bahasa Inggris yang berarti: pendidikan.
Pengambilan nama “edukasi” dimaksudkan agar selaras dengan fungsi dan
1 Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Djulaeha (Kepala Studio Radio), Pada Tanggal 17
Desember di Radio Suara Edukasi.

35
tujuan didirikannya radio ini. Lebih daripada itu nama “edukasi” juga
merupakan sebuah jembatan yang dalam tiap hurufnya mengandung arti kata,
yaitu: “Enak Didengar Untuk Kalangan Anak Sekolah Indonesia”. Mengingat
bahwa radio pendidikan ini lebih menekankan segmen pasar audiennya adalah
para siswa sekolah. Tetapi karena menggunakan streaming bekerjasama
dengan Jaringan Pendidikan Nasional (JarDikNas) yang tidak boleh
menggunakan nama Radio Edukasi lagi, oleh karena itu mengganti nama
menjadi Suara Edukasi.2
Secara geografis, radio Suara Edukasi berada di Kecamatan Ciputat,
Kabupaten Tangerang, Propoinsi Banten. Alamat lengkap Radio Suara
Edukasi adalah di lantai 2 Gedung Pustekkom jln. R.E. Martadinata Km. 15,5
Jakarta – Bogor. Ciputat.
Radio Suara Edukasi merupakan sebuah radio siaran yang mengangkat
pendidikan sebagai materi utama siarannya. Dalam memancarkan materi
siarannya Radio Suara Edukasi saat ini beroperasi dengan transmiter AM
berkekuatan 500 watt karena pemancar dengan frekuensi FM untuk wilayah
Jabodetabek tidak ada atau frekuensi sudah penuh. Oleh karena itu radio ini
memiliki coverage area meliputi sebagian wilayah Banten, wilayah Bogor,
wilayah Bekasi, wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, karena
mempergunakan gelombang rambat (AM) kemungkinan besar dapat didengar
di wilayah luar pulau Jawa.
2 Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Djulaeha (Kepala Studio Radio), Pada Tanggal 17
Desember di Radio Suara Edukasi.

36
Format siaran yang diusung oleh Radio Suara Edukasi adalah
pendidikan, informasi, dan hiburan (edu – info – taiment). Klasifikasi
komposisi siaran radio masih mengacu pada klasifikasi program radio pada
umumnya. Yaitu: pendidikan 40 %, informasi 10 %, kebudayaan 10 %,
hiburan 30 %, dan layanan masyarakat 10 %.
Jumlah personel atau staff di Radio Suara Edukasi ada tiga orang
termasuk kepala studio. Kondisi ini jelas di bawah standart dalam melakukan
proses penyiaran. Radio Suara Edukasi dikelola dengan sistem yang
sederhana, dengan penyiar lima orang, dua orang programmer, dua orang
produser pekerja rangkap, seorang programmer merangkap script, produser,
seorang teknisi merangkap kontens. Keseluruhan jumlah SDM saat ini yang
aktif 12 orang, antara lain:
Kepala Studio Radio : Dra. Hj. Siti Djulaeha
Produser Program : Buyung Zaini
Imran Zaenal Arif
Music Director : Buyung Zaini
Programmer : Mas Pudji
Mas Djaka
Teknisi : Mas Arif
Divisi Humas / Admin : Mba Indah
Penyiar Program :
- Sapa Edu : Mba Anggi
- Info Edukasi : Mba Wira

37
- Ensiklo Edu : Mba Nelly
- Bias (Bincang Siang) : Kak Arif
- Suara Rohani : Ustad Apri3
B. Visi dan Misi Radio Suara Edukasi
1. Visi
Radio Suara Edukasi menjadi spirit dan inspirasi dalam
mencerdaskan bangsa. Selain daripada itu, visi yang lain adalah:
diharapkan pula radio Suara Edukasi dapat dijadikan sebagai media
alternatif berbasis teknologi komunikasi “Audio non visual” yang bergerak
dibidang peningkatan kualitas dan mutualisme pendidikan. Melalui media
yang auditif diharapkan dapat meberi layanan siar pendidikan berkualitas
yang dapat menunjang tujuan pendidikan nasional.
2. Misi
Menyiarkan pembelajaran intruksional dan non intruksional yang
menghibur dan informatif dalam rangka mendukung pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan.4
C. Format Siaran Suara Rohani
Dalam Radio Suara Edukasi terdapat berbagai macam program yang
tersaji didalam radio tersebut, salah satu program acara yang terdapat didalam
Radio Suara Edukasi ialah “Suara Rohani”, yang setiap insan di dunia ini
3 Sumber: Data Studio Radio Suara Edukasi, pada tanggal 2 November 2010.
4 Sumber: Data Studio Radio Suara Edukasi.

38
memiliki dua kebutuhan yang mesti terpenuhi, yaitu: kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang dapat
dilihat dan diraba oleh pancaindera (wujud), sedangkan kebutuhan rohani
yaitu kebutuhan yang kebih bersifat abstrak atau lebih menonjolkan segi
perasaan. Kebutuhan rohani bersifat dalam dan tidak terlihat, sebab penggerak
utamanya adalah hati (kalbu). Contoh kebutuhan jasmani yaitu: pakaian, uang,
kendaraan, dan lain-lain. Sedangkan untuk kebutuhan rohani, antara lain: seni
dan agama.
Guna memproteksi dan memfilterasi pengaruh-pengaruh dari luar yang
tidak baik kepada anak serta membentengi spiritualisme atau keagamaan
kepadanya, maka diperlukan adanya sebuah usaha. Salah satu usaha yang
sifatnya membangun adalah melakukan kegiatan dakwah atau siraman rohani.
Radio Suara Edukasi sebagai media komunikasi massa mencoba melakukan
sebuah siraman rohani dengan sajian acara “Suara Rohani”. Dari acara
tersebut, diharapkan mampu sebagai media dakwah guna meningkatkan
mutualisme mentalitas anak bangsa.
Program “Suara Rohani” muncul sejak mengudaranya Radio Suara
Edukasi, yaitu sekitar dua tahun lalu tetapi pada saat itu disiarkan pada hari
Kamis dengan nama program “Siraman Rohani”. Tetapi kemudian pindah hari
menjadi hari Jum’at dan mengalami pergantian nama menjadi “Suara Rohani”
seperti nama radionya juga. Siaran jam 10 siang sebelum waktu sholat
Jum’at.5
5 Wawancara Pribadi dengan Bapak Buyung Zaini (Produser Program Suara Rohani),
Pada tanggal 17 Desember, 2010 di Radio Suara Edukasi.

39
1. Tujuan Program “Suara Rohani”
a. Menyajikan program acara yang mendidik, menghibur, dan mencerdaskan.
b. Mengenalkan sifat baik, buruk, terpuji, dan tercela.
c. Menanamkan keteladanan akhlak dan budi pekerti guna mendukung
pembinaan kepribadian anak.
2. Manfaat Program “Suara Rohani”
a. Memberikan motivasi pada anak untuk bersikap sesuai dengan nilai dan
norma dari ajaran agama yang berlaku.
b. Memberikan pencerahan dan apresiasi kejiawaan bagi imajinasi anak.
c. Menanamkan kesadaran akan nilai-nilai luhur dan terpuji.
3. Deskripsi Program
Call personal: Sahabat Edukasi yang Shaleh
a. Nama Acara : Suara Rohani
b. Kategori Program : Artistik
c. Frekuensi Penyiaran : 1 x per minggu
d. Hari & Jam : Jum’at, pukul 10.00 WIB
e. Durasi : 60 menit
f. Format Program : Naratif
g. Format Produksi : Kombinasi narasi dan karakterisasi
h. Unsur produksi : Kata dan Musik
i. Sifat Produksi : Live
j. Sasaran : Anak umur 11 tahun ke atas

40
k. Lingkup Masalah : Tentang takwa, akhlak, moralitas, dan mentalitas
yang searah dengan jiwa-jiwa religious
l. Kriteria Suara Rohani : a. Mengandung pesan moral, akhlak, dan
imanitas bagi anak.
b. Alur dakwah mudah dipahami.
m. Kriteria Program : a. Dakwah disajikan secara monolog atau
naratif.
b. Pendakwah diselingi dengan musik.
n. Kebutuhan Acara : a. Sumber Informasi : buku cetak, internet,
koran dan majalah.
b. Alat Bantu Tekhnis : telepon interaktif.
c. Karakter Penyiar : religius namun
komunikatif serta memberi motivasi untuk
lebih yakin dan mengenal nilai-nilai ajaran
religi.6
Berikut persiapan yang harus dilakukan penyiar atau pembicara agama
di radio, Radio lebih sulit dari televisi, karena ditelevisi anda bisa
menguraikan pikiran anda pada manusia (penonton), disertai dengan
menampakkan wajah dan isyarat tangan, rupa gerak, jalan uraian bagi judul.
Adapun di radio, suaralah satu-satunya yang sampai pada publik, karena itu
suara harus tegas, suara disertai dengan jelas.
6 Sumber: Data Studio Radio Suara Edukasi.

41
Dalam program Suara Rohani, ada kurang lebih 10 narasumber atau
ustad yang berbeda-beda setiap minggunya. Hal ini karena ingin selalu
menampilkan ustad-ustad dengan cara penyampaian materi yang berbeda pula
agar program tersebut tidak monoton dan pendengar tidak bosan. Biasanya
narasumber berasal dari perguruan tinggi atau di sekitar ataupun di luar
lingkungan Radio Suara Edukasi.7
Di radio kita mendapat kesempatan yang memudahkan untuk
menyiapkan judul dan menyusunnya, harus dijaga supaya kata-katanya
mudah, alineanya singkat, menjauhkan kata-kata yang susah
mengucapkannya, dan menggantinya dengan kalimat yang gampang dan
mudah, karena dalam bahasa Arab terdapat banyak persamaan arti kata-kata.
Pembicara (Da’i) harus sadar akan dirinya, mana kalimat yang mudah
diucapkan dan kalimat dan huruf yang sukar diucap.
Penyiar atau da’i di Radio memiliki ciri suara yang istimewa, tenang
dalam penyampaian yang baik, berbicara pada manusia seluruhnya, baik
dirumah, maupun dimobil saat sedang mendengarkan radio. Penyiar atau da’i
di radio memerlukan sikap yang santai dan senang, tutur kata yang bagus,
jiwanya tenang, ucapannya benar dan jelas, memiliki bakat, bersuara bagus,
selalu berlatih, penyampaiannya baik hingga mecapai tujuan yang sukses yaitu
7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Buyung Zaini (Produser Program Suara Rohani),
Pada 17 Desember, 2010 di Radio Suara Edukasi. Beliau menjelaskan lebih rinci bahwa materi-
materi yang disampaikan narasumber dalam program ini adalah uraian panjang yang didapat dari
pengembangan tema yang telah diberikan setiap minggunya. Jadi, materi yang disampaikan
dikembangkan sendiri dengan bahasa yang menarik oleh narasumber.

42
menyampaikan pesan agama kepada pendegar.8 Berikut lebih jelasnya uraian
tentang Program “Suara Rohani”:9
4. Uraian Materi Acara “ Suara Rohani”
Acara “Suara Rohani” dibagi menjadi 3 season (3 tahapan) yakni:
a. Introduksi “Suara Rohani”
Introduksi merupakan salam pembuka untuk siaran program “Suara
Rohani”. Isi pembuka adalah salam pembuka dan gambaran umum
mengenai tema yang akan disampaikan.
Waktu penyajian : 5 menit ke depan
Tempat : Studio on air (live)
b. Suara Rohani
Materi “Suara Rohani” merupakan materi yang berbasiskan religi,
serta mempunyai sumber acuan atau literatur. Baik berupa cetak (buku,
majalah, Koran, tabloid, dsb) maupun media-media lainnya. Maksud dan
tujuannya adalah penyampaian informasi tersebut lebih akurat
kebenarannya. Bentuk penyajian materi ini adalah interaktif (konsultatif),
mendidik, menghibur, dan mencerdaskan.
Waktu Penyajian : 50 menit ke depan
Bentuk Penyajian : Interaktif, mendidik, dan religious
Segment : Anak 11 tahun ke atas
Pendukung : Telepon interaktif dan Pesan singkat (SMS)
8 Abdullah Syihata, Dakwah Islamiyah. Milik Depatemen Agama, 1986. Hal. 62-63
9 Sumber: Data Studio Radio Suara Edukasi.

43
c. Pesan dan Tips
Tips-tips ini adalah tips-tips yang berkenaan dengan tema yang
dibawakan. Namun tidak menutup kemungkinan dengan tips-tips yang lain
yang relevan dengan pendidikan keagamaan sifatnya juga mencerdaskan,
mendidik, dan menghibur. Seyogyanya tips-tips dilandasi dengan literature
agar materi tips-tips tersebut lebih akurat.
Waktu Penyajian : 5 menit ke depan
Tempat : Studio on air (live).

44
BAB VI
TEMUAN DAN ANALISIS
Pada bab ini, peneliti akan menganalisis pesan dakwah yang terkandung
pada program Suara Rohani sebanyak 10 materi siaran. Program Suara Rohani
merupakan bagian dari dakwah bi Lisan melalui media radio. Program tersebut
diisi oleh narasumber yang berbeda-beda setiap minggunya. Dalam menganalisis
isi pesan tersebut, peneliti menggunakan metode analisis isi yang akan diteliti
secara kualitatif.
A. Analisis Isi Pesan Dakwah Dzatiyah, Dakwah Profesional, Dakwah
Struktural, dan Dakwah Kultural.
Adapun materi rekaman program “Suara Rohani” edisi Oktober –
Desember 2010 sebanyak 10 materi, antara lain . pembahasannya adalah
sebagai berikut:
1. Istighfar
Tabel 2
Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut
pandangan Islam.
a. Kalau tidak beristigfar, dosa-dosa kita
akan semakin banyak sehingga akan
mengalami penyakit hati, contohnya:
riya, belajar karena ingin dilihat dan
dipuji guru.

45
b. Pada saat itu Rasulullah mendapat
gelar al-Ma’sum artinya manusia yang
terjaga dari dosa dan bebas dari segala
maksiat.
c. Ada 2 kekuatan agar bencana alam
tidak datang, yaitu: (1) keberadaan
Nabi dalam surat al-Fiil, (2) azab tidak
turun, jika orang-orangnya banyak
yang senatiasa beristigfar.
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah
a. Istigfar adalah salah satu dzikir yang
suka dibaca oleh Rasulullah saw.
dalam sehari nabi beristigfar 70
sampai 100 kali.
b. Rasul saja yang bergelar al-Ma’sum
masih beristigfar sehari tidak kurang 70
kali, karena dengan beristigfar dapat
menggugurkan dosa-dosa kecil kita
pada Allah.
c. Istigfar yang tulus, akan menunda
datangnya bala bencana.
d. “wahai sahabatku semua, istigfar yang
kalian lakukan itu, ibarat dosa-dosa
kecil seperti ranting-ranting kecil ini.

46
Maka kalau kita beristigfar sama saja
kita menggoyangkan batang pohon
kurma merontokkan dosa-dosa kita
kepada Allah SWT.
e. “Barangsiapa yang membiasakan
membaca istigfar Allah akan
menjadikan dirinya dari setiap
kesempitan, ada jalan keluar, dari tiap
kegelisahan akan ada obatnya dan akan
diberikan rizqi yang tidak disangka-
sangka datangnya.”
f. fadillah istigfar yaitu merontokkan
dosa-dosa kecil kita kepada Allah.
Istigfar adalah salah satu dzikir yang suka dibaca oleh Rasullullah saw.
dalam sehari nabi beristigfar 70 sampai 100 kali. Pada saat itu Rasullullah
memdapat gelar al-Ma’sum artinya manusia yang terjaga dari dosa dan bebas
dari segala maksiat. Rasul saja yang bergelar al-Ma’sum masih beristigfar
sehari tidak kurang 70 kali, karena dengan beristigfar dapat menggugurkan
dosa-dosa kecil kita pada Allah. Kalau tidak beristigfar, dosa-dosa kita akan
semakin banyak sehingga akan mengalami penyakit hati, contohnya: riya,
belajar karena ingin dilihat dan dipuji guru.

47
Kalau dosa besar dihapuskan dengan Taubat Nasuha, sedangkan dosa
kecil dengan beristigfar. Ada teladan yang baik, suatu ketika Nabi Muhammad
saw. berjalan dibawah pohon kurma yang kering lalu dibawah pohon kurma
itu, Nabi menggoyangkan batang pohon itu dan seketika ranting-ranting yang
kering jatuh berguguran. Kata Rasul, “wahai sahabatku semua, istigfar yang
kalian lakukan itu, ibarat dosa-dosa kecil seperti ranting-ranting kecil ini.
Maka kalau kita beristigfar sama saja kita menggoyangkan batang pohon
kurma merontokkan dosa-dosa kita kepada Allah SWT. Itu adalah fadillah
istigfar yaitu merontokkan dosa-dosa kecil kita kepada Allah.
Banyak contoh bacaan-bacaan istigfar, contohnya Saidul istigfar yang
Nabi suka membacanya 3 kali di pagi hari dan 3 kali di saat petang. Ada 2
kekuatan agar bencina alam tidak datang, yaitu: (1) keberadaan Nabi dalam
surat al-Fiil, (2) azab tidak turun, jika orang-orangnya banyak yang senatiasa
beristigfar.
Istigfar yang tulus, akan menunda datangnya bala bencana. Hadist
Nabi, “Barangsiapa yang membiasakan membaca istigfar Allah akan
menjadikan dirinya dari setiap kesempitan, ada jalan keluar, dari tiap
kegelisahan akan ada obatnya dan akan diberikan rizqi yang tidak disangka-
sangka datangnya.” Itu adalah kekuatan atau fadillah istigfar.1
1 Ustadz Muharram, Tema Istigfar, pada Hari Jumat, 29 Oktober 2010.

48
2. Ikhlas
Tabel 3
Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut
pandangan Islam.
a. “Sesungguhnya Allah Swt sudah
mencatat semua perbuatan baik dan
buruk, kemudian Allah
menerangkannya kepada para malaikat,
mana perbuatan yang baik dan mana
pula perbuatan yang buruk yang harus
dicatat.
b. Oleh karena itu siapa saja bermaksud
melakukan perbuatan baik, lalu tidak
mengerjakannya, maka Allah mencatat
maksud baik itu sebagai satu amal baik
yang sempurna. Jika orang itu
bermaksud melakukan kebaikan, lalu
mengerjakannya, maka Allah mencatat
di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan
sampai tujuh ratus kali lipat dan
dilipatgandakannya lagi. Siapa saja
yang bermaksud melakukan keburukan,
lalu tidak jadi mengerjakannya, maka

49
Allah mencatatnya sebagai satu amal
baik yang sempurna. Apabila ia
bermaksud melakukan keburukan
kemudian mengerjakannya, maka Allah
mencatatnya sebagai satu kejelekan.”
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah
a. Ikhlas dalam bahasa Arab, adalah tidak
ada sesuatu (kosong), karena semuanya
sudah dipasrahkan kepada Allah, tidak
berharap apa-apa pada makhluk karena
semuanya sudah dipasrahkan kepada
Allah. Semua amal tidak akan sampai
kepada Allah, kecuali dengan hati yang
ikhlas. (Kalbu)
Ikhlas dalam bahasa Arab, adalah tidak ada sesuatu (kosong), karena
semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah, tidak berharap apa-apa pada
makhluk karena semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah. Semua amal tidak
akan sampai kepada Allah, kecuali dengan hati yang ikhlas. Allah berfirman,
Artinya: “Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam
hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui". Allah mengetahui
apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Ali-Imran: 29).

50
Abu Abbas Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib ra. Ia berkata,
Rasulullah saw. menjelaskan apa yang diterima dari Tuhannya, yaitu:
“Sesungguhnya Allah Swt sudah mencatat semua perbuatan baik dan buruk,
kemudian Allah menerangkannya kepada para malaikat, mana perbuatan yang
baik dan mana pula perbuatan yang buruk yang harus dicatat. Oleh karena itu
siapa saja bermaksud melakukan perbuatan baik, lalu tidak mengerjakannya,
maka Allah mencatat maksud baik itu sebagai satu amal baik yang sempurna.
Jika orang itu bermaksud melakukan kebaikan, lalu mengerjakannya, maka
Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali
lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja yang bermaksud melakukan
keburukan, lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai
satu amal baik yang sempurna. Apabila ia bermaksud melakukan keburukan
kemudian mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan.”
(HR. Bukhari dan Muslim).2
3. Muhasabah
Tabel 4
Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut
pandangan Islam.
a. merenung apa saja yang telah kita
lakukan semenjak bangun tidur sampai
mau tidur lagi.
2 Ustadz Habiburrahman MA, Tema Ikhlas. Pada Hari Jum’at, 26 November 2010

51
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Dalam menyikapi setiap pergantian
masa dianjurkan dalam agama kita
yaitu Muhasabah atau evaluasi diri.
(Nurani)
b. Fadillah muhasabah adalah dapat
menghapus azab kubur, karena
kesalahan yang kita lakukan sebaiknya
langsung dikoreksi dan ditutup dengan
kebaikan serta senantiasa memperbaiki
diri.
c. “Evaluasilah diri kalian sebelum kalian
dievaluasi di Padang Masyar, dan
timbanglah amal kalian sebelum amal
kalian ditimbang di Mizan.
Sesungguhnya akan mudah bagi kalian
keesokan harinya (pada Hari Kiamat)
ketika kalian menghisab atau
melakukan evaluasi pada saat ini.
Berhiaslah kalian untuk datangnya
sesuatu yang sangat besar yaitu
kematian.”
d. Rasul bersabda: “Orang yang cerdas
adalah orang yang suka mengevaluasi

52
dirinya. Dan orang yang lemah adalah
orang yang menurutkan nafsunya.”
Dalam menyikapi setiap pergantian masa dianjurkan dalam agama kita
yaitu Muhasabah atau evaluasi diri. Muhasabah sebenarnya tidak hanya
dilakukan tiap berganti masa tetapi sebaiknya kita lakukan setiap habis
mengalami peristiwa besar dan yang paling bagus bermuhasabah dilakukan
pada malam hari menjelang tidur, artinya merenung apa saja yang telah kita
lakukan semenjak bangun tidur sampai mau tidur lagi. Fadillah muhasabah
adalah dapat menghapus azab kubur, karena kesalahan yang kita lakukan
sebaiknya langsung dikoreksi dan ditutup dengan kebaikan serta senantiasa
memperbaiki diri.
Muhasabah sebaiknya dilakukan pada malam hari, saat sebelum tidur,
dari semenjak bangun tidur apa saja yang telah kita lakukan, kebaikan atau
kemaksiatan yang telah kita lakukan. Saidina Umar berkata: “Evaluasilah diri
kalian sebelum kalian dievaluasi di Padang Masyar, dan timbanglah amal
kalian sebelum amal kalian ditimbang di Mizan. Sesungguhnya akan mudah
bagi kalian keesokan harinya (pada Hari Kiamat) ketika kalian menghisab atau
melakukan evaluasi pada saat ini. Berhiaslah kalian untuk datangnya sesuatu
yang sangat besar yaitu kematian.”
Muhasabah menjadi penting untuk kita agar tahun yang baru itu dapat
memberikan suatu hal yang lebih baik dibanding tahun yang lalu. Rasul

53
bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang suka mengevaluasi dirinya.
Dan orang yang lemah adalah orang yang menurutkan nafsunya.”3
4. Takwa kepada Allah
Tabel 5
Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi Sub Kategorisasi
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut
pandangan Islam.
-
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah.
a. takut kepada allah karena hanya kepada
Allah kita benar-benar takut.
b. takwa itu taat kepada Allah pantang
dimaksiati, selalu diingat dan tidak
dilupakan, disyukuri dan tidak boleh
dikufuri.
c. membersihkan hati kita dari dosa-dosa
dan diisi oleh ilmu.
d. jika kita ingin bertakwa harus banyak
belajar dan kita amalkan ilmu kita.
Allah menjanjikan kita kebahagiaan
3 Ustadz Drs. H. M. Saman, Tema Muhasabah (evaluasi diri), pada Hari Jumat, 3
Desember 2010.

54
dunia dan akhirat jika kita bertakwa
kepada-NYA.
Kita adalah manusia yang Allah ciptakan sebagai manusia yakni untuk
mengabdi kepada Allah, sesuai dengan firman-Nya,
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyaat: 56).
Ada 3 pertanyaan namun jawabannya sangat luar biasa yang dapat
menjadi bahan renungan kita, yaitu: (1) Kita darimana? (2) Kita mau apa? Dan
(3) Kita mau kemana?
Allah berfiman dalam surat ali-Imran ayat 102,
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Q.S. Ali-Imran: 102).
Takwa kepada Allah ada 3 pengertian, yang pertama, takut kepada
allah karena hanya kepada Allah kita benar-benar takut. Kedua, takwa itu taat
kepada Allah pantang dimaksiati, selalu diingat dan tidak dilupakan, disyukuri
dan tidak boleh dikufuri. Dan yang ketiga takwa adalah membersihkan hati
kita dari dosa-dosa dan diisi oleh ilmu. Oleh karena itu, jika kita ingin

55
bertakwa harus banyak belajar dan kita amalkan ilmu kita. Allah menjanjikan
kita kebahagiaan dunia dan akhirat jika kita bertakwa kepada-NYA.4
5. Rukiyah
Tabel 6
Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut
pandangan Islam.
a. Maksud Allah memberikan kita sakit
karena kadang kita lupa kepada-NYA.
(memori)
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Rukiyah yaitu penyembuhan dengan
mendekatkan diri kepada Allah.
b. Cara membaca al-Qur’an juga harus
baik dengan menggunakan tajwid yang
baik, dibaca secara tartil dan dalam
keadaan khusu’.
c. memohon ampun kepada Allah dengan
beristigfar, mengingat segala dosa kita
yang kecil, yang disengaja ataupun
tidak sengaja insya Allah terhapus dosa
dan Allah beri kita kesembuhan.
4 Ustadz Nazarudin, Tema Takwa kepada Allah, pada Hari Jumat, 31 Desember 2010.

56
d. menundukkan hati dan yakin Allah
tidak akan memberikan manfaat pada
orang yang lalai hatinya.
Tabel 7
Dakwah Profesional
Kategorisasi Sub Kategori
Pendakwah -
Pengarang -
Tentara a. Abu Syahid al-Hudri yang
bertemu dengan suatu kaum, kepala
suku dari kaum tersebut tersengat
kalajengking lalu Beliau bacakan
surat al-Fatihah berulang kali maka
dengan izin Allah dan keberkahan
dari surat al-Fatihah itu sendiri maka
sembuhlah kepala sukunya.
Kita melihat fenomena di dunia Islam, Allah memberikan kita hidayah
dan kenikmatan tetapi Allah uji kita dengan sakit karena Allah sayang sama
kita. Maksud Allah memberikan kita sakit karena kadang kita lupa kepada-
NYA. Allah SWT. Menurunkan obat kepada seluruh hamba-NYA yaitu Al-

57
Quran, obat untuk penyakit fisik, rohani, dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rukiyah yaitu penyembuhan dengan mendekatkan diri kepada Allah. Allah
berfirman:
Artinya: “Alif laam miin. Kitab(Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang
kami anugerahkan kepada mereka.” (Q.S. Al-Baqarah; 1-3)
Cara membaca al-Qur’an juga harus baik dengan menggunakan tajwid
yang baik, dibaca secara tartil dan dalam keadaan khusu’. Cara merukiyah
yang sesuai dengan syari’ah adalah: membacakan al-Qur’an dan doa-doa
menurut Sunnah Nabi. Ada contoh ketika Sahabat Nabi, Abu Syahid al-Hudri
yang bertemu dengan suatu kaum, kepala suku dari kaum tersebut tersengat
kalajengking lalu Beliau bacakan surat al-Fatihah berulang kali maka dengan
izin Allah dan keberkahan dari surat al-Fatihah itu sendiri maka sembuhlah
kepala sukunya.
Caranya merukiyah yaitu pertama, sebelum merukiyah sebaiknya kita
bersuci, berwudhu dengan baik dan benar kemudian memohon ampun kepada
Allah dengan beristigfar, mengingat segala dosa kita yang kecil, yang
disengaja ataupun tidak sengaja insya Allah terhapus dosa dan Allah beri kita
kesembuhan. Yang kedua, menundukkan hati dan yakin Allah tidak akan
memberikan manfaat pada orang yang lalai hatinya. Bacaan al-Q ur’an
adalah untuk orang-orang yang yakin pada Allah lalu mulailah kita membaca

58
doa-doa Nabi setelah itu kita membaca ayat-ayat al-Qur’an. Berikut ini adalah
salah satu doa minta kesembuhan, “Ya Allah, Tuhan pemelihara manusia,
hilangkan penyakit ini, sembuhkanlah penyakit ini, Engkaulah Yang Maha
Penyembuh tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, Ya Allah.
Kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas”. Kemudian setelah itu kita
bersholawat kepada Nabi dan bacalah surat al-Fatihah, surat al-Baqarah ayat
1-5, membaca ayat kursi, setelah itu surat al-Baqarah dua ayat terakhir. Dan
diakhir membaca surat-surat perlindungan yaitu surat al-Ikhlas, surat al-Falaq
dan surat an-Nas.5
6. Bekerja Tanpa Pamrih
Tabel 8
Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut
pandangan Islam.
a. perintah bekerja dan dari hasil bekerja
kita akan mendapat nikmat rizki yang
baik dan halal dari Allah SWT.
b. “Allah mencintai hamba bila ia bekerja
dengan penuh tanggung jawab dan
dedikasi.”
c. kita bekerja dengan penuh kejujuran,
misalnya belajar dengan penuh
5 Ustadz Sutomo, Tema Rukiyah, pada Hari Jum’at, 5 November 2010.

59
kesungguhan tidak hanya membuka-
buka buku.
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Segala kegiatan apabila dilakukan
dengan ikhlas dan tulus akan bernilai
ibadah, termasuk belajar dan menuntut
ilmu agar pintar dan juga bernilai
ibadah.
b. Hendaknya kita harus memasang niat
yang baik, karena niat kita baik
sekalipun belum tercapai akan
mendapat pahala.
Dalam Al-Quran Allah berfirman,
Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya.
dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Q.S. Al-
Mulk: 15).
Di ayat ini ada 2 perintah, yaitu: perintah bekerja dan dari hasil bekerja
kita akan mendapat nikmat rizki yang baik dan halal dari Allah SWT. Segala
kegiatan apabila dilakukan dengan ikhlas dan tulus akan bernilai ibadah,
termasuk belajar dan menuntut ilmu agar pintar dan juga bernilai ibadah.

60
Hendaknya kita harus memasang niat yang baik, karena niat kita baik
sekalipun belum tercapai akan mendapat pahala. Ini berdasarkan sabda Rasul,
“Siapapun yang meniatkan niat yang baik walaupun belum terlaksana maka
tetap Allah beri satu pahala kebaikan.” Segala aktifitas yang baik apabila
niatnya baik, insya Allah akan bernilai ibadah. Apabila memenuhi tiga
kriteria, antara lain: (1) kita bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab,
maksudnya tidak asal-asalan. Sabda Nabi, “Allah mencintai hamba bila ia
bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.” (2) kita bekerja dengan
penuh kejujuran, misalnya belajar dengan penuh kesungguhan tidak hanya
membuka-buka buku. Dan (3) kita bekerja hendaknya yang halal, apabila
bekerja dengan baik tetapi tidak halal maka tidak akan bernilai ibadah.6
7. Pahlawan Islam
Tabel 9
Kategorisasi Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional
Kategorisasi Sub Kategori
Pendakwah -
Pengarang -
Tentara a. Abu Ubaidah juga salah satu
sahabat kepercayaan rosul dan sangan
memiliki semangat yang tinggi dalam
membela rosul.
6 Ustadz Wawan Rusdi, Tema Bekerja tanpa pamrih, pada Hari Jum’at, 15 Oktober 2010.

61
b. Suatu ketika Umar bin Khatab
berkunjung ke rumah Abu Ubaidah
bin Zaroh, Umar kaget karena ia tidak
menemui sofa di rumah Abu Ubaidah,
tidak ada permadani disana, tidak
banyak makanan, yang ada hanya
perkakas dan alat-alat perang, lalu
Umar bertanya, “wahai Abu Ubaidah,
mengapa engkau tidak mengambil
harta untuk keperluanmu sendiri,
sebagaimana yang dilakukan oleh
orang-orang?”, Abu Ubaidah
menjawab, “wahai Amirul Mukminin,
ini sudah cukup menjadikanku tidur
nyenyak.”
c. Akhirnya pada 18 Hijriah, Abu
Ubaidah bin Zaroh meninggal dunia
karena terkena wabah To’un (kolera)
ditengah 33.000 pasukan tentaranya
di medan perjuangan.

62
Pahlawan adalah orang yang berjasa dalam membela Negara,
mempertahankan agama, dan memperjuangkan bangsa agar terbebas dari
penjajah dan kedzholiman yang terjadi.
Abu Ubaidah bin Zaroh adalah salah satu dari 10 orang yang diberikan
kabar oleh Rasulullah saw. untuk masuk surga dan beliau adalah salah satu
sahabat kepercayaan umat. Abu Ubaidah juga salah satu sahabat kepercayaan
rosul dan sangan memiliki semangat yang tinggi dalam membela rosul. Beliau
masuk agama Islam atas ajakan Abu Bakar As-Sidiq dan beliau pernah hijrah
ke Hafsah dalam waktu sekitar 2 tahun kemudian kembali bersama Rasul
mengikuti peristiwa-peristiwa bersama Rasul.
Pengorbanan Abu Ubaidah bin Zaroh ini luar biasa, Beliau mempunyai
ayah yang musyrik dan saat berperang berada di pihak lawan yaitu orang-
orang kafir Qurais. Ketika Perang Badar, ayah beliau sangat ingin membunuh
anaknya padahal Abu Ubaidah bin Zaroh selalu menghindar dari bapaknya.
Dan ketika dalam keadaan yang tidak bisa menghindar lagi akhirnya beliau
berhadapan dengan ayahnya sendiri sehingga pada saat itu Abu Ubaidah
berhasil membunuh ayahnya. Diabadikan oleh oleh Allah dalam ayat al-
Qur’an surat al-Mujadillah ayat 22,

63
Artinya: “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah
dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau
Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang
Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka
dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka
ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas
terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah,
bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (Q.S.
Al-Mujadillah: 22).
Ketika Perang Uhud, Abu Ubaidah adalah orang yang paling cepat
dalam membela Rasul, suatu kali Rasul terjatuh dan Abu Bakar as-Sidiq
melihat Rasul, ia mengejar dan ingin menolong Rasul. Tiba-tiba sudah ada
orang yang bersama dan menolong Rasul. Ternyata orang yang bersama Rasul
adalah Abu Ubaidah bin Zaroh.
Suatu ketika Umar bin Khatab berkunjung ke rumah Abu Ubaidah bin
Zaroh, Umar kaget karena ia tidak menemui sofa di rumah Abu Ubaidah, tidak
ada permadani disana, tidak banyak makanan, yang ada hanya perkakas dan
alat-alat perang, lalu Umar bertanya, “wahai Abu Ubaidah, mengapa engkau
tidak mengambil harta untuk keperluanmu sendiri, sebagaimana yang
dilakukan oleh orang-orang?”, Abu Ubaidah menjawab, “wahai Amirul
Mukminin, ini sudah cukup menjadikanku tidur nyenyak.”

64
Akhirnya pada 18 Hijriah, Abu Ubaidah bin Zaroh meninggal dunia
karena terkena wabah To’un (kolera) ditengah 33.000 pasukan tentaranya di
medan perjuangan.7
8. Hijrah
Tabel 10
Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut
pandangan Islam.
-
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah.
a. seharusnya kaum Muslimin
mengartikan hijrah yaitu berpindah dari
kebatilan menuju kebaikan, hijrah dari
selain Islam menuju kepada keIslaman.
b. Posisi hijrah menjadi wajib karena kita
harus meninggalkan keburukan, karena
setiap saat umat Islam dapat berhijrah
dari keburukan menuju kebaikan.
7 Ustadz Sukriyato, Tema Pahlawan Islam di Zaman Sahabat. Pada Hari Jumat 19
November 2010.

65
Tabel 11
Kategorisasi Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural
No. Kategorisasi Sub Kategori
1. Kmunikasi Politik dalam
Dakwah Struktural melalui
organisasi (lembaga
eksekutif, legislatif, dan
yudikatif)
a. Pada masa lalu Rasulullah saw. sering
mengalami cobaan, hambatan dan
rintangan yang dilakukan oleh orang-
orang kafir Quraisy kota Mekkah, pada
saat itu menentang Islam dan Rasul.
Tabel 12
Kategorisasi Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional
Kategorisasi Sub Kategori
Pendakwah a. Musab Bin Umay, beliau berhasil
mengislamkan beberapa pemuka
kota Yasrib (sekarang bernama
Madinah
Pengarang -
Tentara -

66
Tabel 13
Kategorisasi Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
No. Kategorisasi Sub Kategori
1. Pendekatan Komunikasi
Antar Budaya dalam Dakwah
Kultural
a. Kaum Muslimin sebenarnya baru
berpindah dari tahun 1431 H menuju
1432 H. oleh karena itu, kenapa kaum
Muslimin mulai melupakan tahun
Hijriah yang sebenarnya tonggak
kemenangan umat Islam?
b. seluruh para sahabat sepakat
dimulainya penanggalan tahun saat
hijrahnya nabi, mulailah saat itu kaum
Muslimin memiliki kalender sendiri
yaitu tahun Hijriyah.
Hijrah seolah-olah mulai dilupakan oleh kaum Muslimin, terutama
disaat penanggalan hijriah menjadi penanggalan masehi. Seolah-olah tidak
begitu gemerlapnya perayaan tahun hijriah di tengah-tengah kaum Muslimin.
Minggu lalu kaum Muslimin sebenarnya baru berpindah dari tahun 1431 H
menuju 1432 H. oleh karena itu, kenapa kaum Muslimin mulai melupakan
tahun Hijriah yang sebenarnya tonggak kemenangan umat Islam?
Pada masa lalu Rasulullah saw. sering mengalami cobaan, hambatan
dan rintangan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy kota Mekkah,

67
pada saat itu menentang Islam dan Rasul, lalu Allah membukakan jalan
melalui sahabat yaitu Musab Bin Umay, beliau berhasil mengislamkan
beberapa pemuka kota Yasrib (sekarang bernama Madinah) lalu Rosul
mendapat perintah dari Allah untuk berhijrah yang diikuti oleh kaum
Muslimin. Nabi hijrah ke Yasrib yang sekarang dikenal dengan nama Madinah
al-Munawaroh kota yang pancaran cahayanya akan meliputi seluruh dunia.
Saat itulah kaum Muslimin mampu mengikuti syariat-syariat Islam yang
Alllah turunkan dan terapkan secara total. Oleh karena itu, seluruh para
sahabat sepakat dimulainya penanggalan tahun saat hijrahnya nabi, mulailah
saat itu kaum Muslimin memiliki kalender sendiri yaitu tahun Hijriyah. Berarti
sudah 1432 tahun yang lalu Rasulullah saw. hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Inilah suatu sejarah yang dibuat oleh Rasul kemudian diteruskan oleh para
sahabat dan inilah tahun baru kaum Muslimin yaitu Tahun Hijriah.
Pada saat ini, seharusnya kaum Muslimin mengartikan hijrah yaitu
berpindah dari kebatilan menuju kebaikan, hijrah dari selain Islam menuju
kepada keIslaman. Hal ini harus ada pada kaum Muslimin. Posisi hijrah
menjadi wajib karena kita harus meninggalkan keburukan, karena setiap saat
umat Islam dapat berhijrah dari keburukan menuju kebaikan. Karena makna
hijrah adalah dari kata hajaro yang artinya berpindah.
Yang harus kita pahami bahwa tahun baru Hijriah adalah tonggak
kemenangan Islam, sedangkan bagi umat Islam hijrah adalah berpindah dari
kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah kewajiban kita
sebagai umat Muslim, kita harus melakukan ketaatan ini secara totalitas.

68
Tahun baru Masehi seharusnya tidak perlu diperingati karena tidak ada
momen yang melandasinya.8
9. Menghargai Waktu
Tabel 14
Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut
pandangan Islam.
a. “Bahwa sebaik-baiknya manusia itu
adalah orang yang diberikan panjang
umur kemudian baik pula amal
perbuatannya.” Dan ketika ditanya
tentang “Siapa manusia terburuk, ya
Rasul?”Rasul menjawab, “Bahwa
manusia yang buruk itu adalah orang
yang diberikan umur panjang tapi jelek
amal perbuatannya.”
b. Orang yang menyia-yiakan waktu sama
saja menyia-yiakan ibadah.
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Dalam menyambut Tahun Baru Islam
1432 Hijriah, kita seharusnya lebih
mengintropeksi diri apa yang telah kita
lakukan dan apa yang akan kita
8 Ustadz Abbas. Tema Hijrah. Pada Hari Jumat, 10 Desember 2010.

69
lakukan di tahun berikutnya karena
Allah memberikan waktu, kesempatan,
dan umur panjang yang harus benar-
benar kita pergunakan.
Tabel 15
Kategorisasi Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
No. Kategorisasi Sub Kategori
1. Pendekatan Komunikasi
Antar Budaya dalam Dakwah
Kultural
a. Kalau kata orang Barat, time is
money dan kalau kata orang Arab
“waktu itu seperti pedang” artinya
apabila kita tidak menggunakan
pedang itu dengan baik, maka
pedang itu yang akan menyayat
kita.
b. Para sahabat-sahabat Rasul dan
generasi shaleh di dalam hidupnya
benar-benar memperhatikan waktu.

70
Tabel 16
Kategorisasi Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional
Kategorisasi Sub Kategori
Pendakwah a. Salah satu Sahabat yang juga merupakan
pejuang dan pendakwah yang luar biasa
bernama Mu’ad, dimana Beliau ini
adalah orang yang masuk Islam pada
usia 30 tahun dan meninggal dunia pada
usia 37 tahun. Rasulullah menyatakan
ketika Beliau meninggal, “Sungguh Arsy
dan kursi Allah berguncang karena jasa
dari Sahabat ini, walau Ia masuk Islam
hanya 7 tahun tapi perjuangannya sangat
luar biasa untuk Islam.”
Pengarang a. penulis kitab “Riyadhus Shalihin” yaitu
Imam An-Nawawi, dimana Beliau hidup
tidak lebih dari 40 tahun tetapi dalam
kurun waktu 40 tahun itu Beliau mampu
mengarang dan menyusun sebanyak 500
kitab, salah satunya kitab “Riyadhus
Shalihin” yang diterjemahkan kedalam
berbagai bahasa di dunia ini.
Tentara -

71
Dalam menyambut Tahun Baru Islam 1432 Hijriah, kita seharusnya
lebih mengintropeksi diri apa yang telah kita lakukan dan apa yang akan kita
lakukan di tahun berikutnya karena Allah memberikan waktu, kesempatan,
dan umur panjang yang harus benar-benar kita pergunakan. Kalau kata orang
Barat, time is money dan kalau kata orang Arab “waktu itu seperti pedang”
artinya apabila kita tidak menggunakan pedang itu dengan baik, maka pedang
itu yang akan menyayat kita. Dalam Islam waktu adalah ibadah. Orang yang
menyia-yiakan waktu sama saja menyia-yiakan ibadah. Allah menyatakan di
dalam firman-firman-Nya dimana Allah selalu bersumpah atas nama waktu,
contohnya dalam dalam surat adh-Dhuhaa,
Artinya: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik.” (Q.S. Adh-Dhuhaa)
Kemudian dalam surat al-Fajr,
Artinya : “Demi fajar,” (Q.S. Al-Fijr: 1)
Dalam surat Al-lail,
Artinya: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),” (Q.S. Al-Lail: 1)
Hal ini artinya kita disuruh menggunakan waktu dengan sebaik-
baiknya. Bahkan dalam surat al-Ashr Allah berfirman,

72
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-Ashr : 1-3).
Sungguh Allah menyatakan dalam al-Quran bahwa sangat penting
untuk kita menghargai waktu. Ketika Rasulullah saw. ditanya oleh Sahabat,
“Wahai Rasul, siapa manusia yang terbaik?”lalu Rasul menjawab, “Bahwa
sebaik-baiknya manusia itu adalah orang yang diberikan panjang umur
kemudian baik pula amal perbuatannya.” Dan ketika ditanya tentang “Siapa
manusia terburuk, ya Rasul?”Rasul menjawab, “Bahwa manusia yang buruk
itu adalah orang yang diberikan umur panjang tapi jelek amal perbuatannya.”
Para sahabat-sahabat Rasul dan generasi shaleh di dalam hidupnya
benar-benar memperhatikan waktu. Salah satu Sahabat yang juga merupakan
pejuang dan pendakwah yang luar biasa bernama Mu’ad, dimana Beliau ini
adalah orang yang masuk Islam pada usia 30 tahun dan meninggal dunia pada
usia 37 tahun. Rasulullah menyatakan ketika Beliau meninggal, “Sungguh
Arsy dan kursi Allah berguncang karena jasa dari Sahabat ini, walau Ia masuk
Islam hanya 7 tahun tapi perjuangannya sangat luar biasa untuk Islam.” Atau
ketika kita melihat salah satu generasi shaleh, penulis kitab “Riyadhus
Shalihin” yaitu Imam An-Nawawi, dimana Beliau hidup tidak lebih dari 40
tahun tetapi dalam kurun waktu 40 tahun itu Beliau mampu mengarang dan
menyusun sebanyak 500 kitab, salah satunya kitab “Riyadhus Shalihin” yang

73
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia ini. Betapa mereka sangat
memperhatikan waktu untuk kebaikan dan kemaslahatan.9
10. Pergaulan yang Islami
Tabel 17
Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut
pandangan Islam.
-
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah.
a. Dalam Islam ada etika-etika dan adab
yang harus kita taati.
b. kalau kita bertemu dengan sahabat atau
teman awalilah pertemuan kita dengan
salam Assalammualaikum karena salam
adalah bagian dari doa, artinya kita
ingin teman-teman kita selalu berada
dalam lindungan Allah.”
c. Kalian tidak akan masuk surga sebelum
kalian beriman, kalian tidak akan
menjadi orang mukmin sesungguhnya
sebelum kalian saling mencintai yaitu
9 Ustadz Surahman, Tema Menghargai Waktu, pada Hari Jum’at, 17 Desember 2010.

74
sebarkan Assalamualaikum diantara
kalian.”
d. Kemudian janganlah kita sombong dan
angkuh serta meremehkan teman.
Tetapi kita harus bersikap tawadhu’
dan rendah diri, jadilah pribadi yang
disenangi sehingga kita akan
mempunyai banyak teman.
Tabel 18
Kategorisasi Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
No. Kategorisasi Sub Kategori
1. Pendekatan Komunikasi
Antar Budaya dalam Dakwah
Kultural
a. Allah SWT menciptakan manusia laki-
laki dan perempuan berbeda-beda suku
dan bangsa untuk saling kenal-
mengenal.
b. manusia diciptakan sebagai makhluk
sosial yang selalu berinteraksi dan
bergaul.
c. “Orang yang paling baik adalah orang
yang apabila bergaul, ia memberikan
manfaat kepada sesamanya.” Jadi bila
kita bergaul berusahalah untuk

75
membantu teman kita.
d. Hindarilah oleh kamu sifat berburuk
sangka kepada teman, jangan suka
mencari kesalahan teman, jangan saling
dengki misalnya teman berprestasi
tetapi kita jangan bersikap iri hari
padanya, jangan tidak tegur sapa
kepada teman dan jadilah kalian hamba
Allah bersaudara.
Allah SWT menciptakan manusia laki-laki dan perempuan berbeda-
beda suku dan bangsa untuk saling kenal-mengenal. Al-Quran menjelaskan
manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan
bergaul. Dalam Islam ada etika-etika dan adab yang harus kita taati. Yang
pertama, Rasulullah mengatakan awal mencari teman harus teman yang baik
karena teman yang baik ibarat kita berteman dengan penjual parfum sekalipun
kita tidak membeli parfumnya tapi kita dapat mencoba ataupun mencium
baunya. Sementara jika kita bergaul dengan teman yang tidak baik ibarat
berteman dengan tukang las besi sekalipun tidak terkena percikan api tapi
paling tidak kita mencium bau busuk dari bakaran api tersebut. Maka berhati-
hatilah dalam memilih teman.
Adab kedua dalam pergaulan Islami, yaitu kalau kita bertemu dengan
sahabat atau teman awalilah pertemuan kita dengan salam Assalammualaikum

76
karena salam adalah bagian dari doa, artinya kita ingin teman-teman kita
selalu berada dalam lindungan Allah “Semoga rahmat dan keselamatan Allah
menyertai kalian”. Kemudian temen kita juga kembali mendoakan kita dengan
menjawab Wa’alaikumsalam semoga rahmat dan keselamatan Allah menyertai
kalian juga. Dan Insya Allah keakraban kepada teman akan bertambah karena
kita bergaul dengan adab yang baik dan Islami. Rasul menjelaskan, “Demi
Allah, yang jiwaKu berada digenggaman-Nya. Kalian tidak akan masuk surga
sebelum kalian beriman, kalian tidak akan menjadi orang mukmin
sesungguhnya sebelum kalian saling mencintai yaitu sebarkan
Assalamualaikum diantara kalian.”
Adab yang ketiga yaitu dengan siapapun kita bergaul harus menjadi
teman yang baik dan dipercaya serta menjadi solusi bagi teman-temannya.
Ketika ditanya oleh sahabat Rosul bersabda, “Ya Rosul, siapa manusia yang
paling baik disisi Allah SWT? Nabi menjawab, “Orang yang paling baik
adalah orang yang apabila bergaul, ia memberikan manfaat kepada
sesamanya.” Jadi bila kita bergaul berusahalah untuk membantu teman kita.
Yang keempat, dalam bergaul kita tidak boleh mempunyai sifat yang
buruk. Hindarilah oleh kamu sifat berburuk sangka kepada teman, jangan suka
mencari kesalahan teman, jangan saling dengki misalnya teman berprestasi
tetapi kita jangan bersikap iri hari padanya, jangan tidak tegur sapa kepada
teman dan jadilah kalian hamba Allah bersaudara. Kemudian janganlah kita
sombong dan angkuh serta meremehkan teman. Tetapi kita harus bersikap

77
tawadhu’ dan rendah diri, jadilah pribadi yang disenangi sehingga kita akan
mempunyai banyak teman.10
B. Pengolahan Data
Kategori selanjutnya, peneliti akan menganalisis dan menampilkan
data mengenai ungkapan yang mengandung unsur pesan dakwah dzatiyah,
dakwah professional, dan dakwah melalui profesi yang kemudian dihitung
untuk mencari jumlah frekuensi sehingga dapat ditarik kesimpulan
kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” di Radio
Suara Edukasi.
Berikut ini adalah tabel rincian kategori Dakwah Dzatiyah:
Tabel 19
Rincian Kategori Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No. Deskripsi / Ungkapan Keterangan
1. Kalau tidak beristigfar, dosa-dosa kita
akan semakin banyak sehingga akan
mengalami penyakit hati, contohnya: riya,
belajar karena ingin dilihat dan dipuji
guru.
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
(konteks: Istigfar)
2. Pada saat itu Rasulullah mendapat gelar al-
Ma’sum artinya manusia yang terjaga dari
dosa dan bebas dari segala maksiat.
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
10 Ustadz Wawan.Tema Pergaulan yang Islami. Pada Hari Jumat, 24 Desember 2010.

78
pandangan Islam.
(konteks: terbebas dr
maksiat)
3. Ada 2 kekuatan agar bencana alam tidak
datang, yaitu: (1) keberadaan Nabi dalam
surat al-Fiil, (2) azab tidak turun, jika orang-
orangnya banyak yang senatiasa beristigfar.
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
(konteks: istigfar)
4. “Sesungguhnya Allah Swt sudah mencatat
semua perbuatan baik dan buruk, kemudian
Allah menerangkannya kepada para
malaikat, mana perbuatan yang baik dan
mana pula perbuatan yang buruk yang harus
dicatat.”
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
(konteks: perbuatan baik
dan buruk)
5. Oleh karena itu siapa saja bermaksud
melakukan perbuatan baik, lalu tidak
mengerjakannya, maka Allah mencatat
maksud baik itu sebagai satu amal baik yang
sempurna. Jika orang itu bermaksud
melakukan kebaikan, lalu mengerjakannya,
maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai
sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali
lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
(konteks: melakukan
kebaikan)

79
yang bermaksud melakukan keburukan, lalu
tidak jadi mengerjakannya, maka Allah
mencatatnya sebagai satu amal baik yang
sempurna. Apabila ia bermaksud melakukan
keburukan kemudian mengerjakannya, maka
Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan.”
6. merenung apa saja yang telah kita lakukan
semenjak bangun tidur sampai mau tidur
lagi.
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
(konteks: muhasabah)
7. Maksud Allah memberikan kita sakit karena
kadang kita lupa kepada-NYA. (memori)
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
(konteks: rukiyah)
8. perintah bekerja dan dari hasil bekerja kita
akan mendapat nikmat rizki yang baik dan
halal dari Allah SWT.
(konteks: bekerja tanpa pamrih)
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
9. “Allah mencintai hamba bila ia bekerja
dengan penuh tanggung jawab dan
dedikasi.”
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut

80
pandangan Islam.
(konteks: bekerja tanpa
pamrih)
10. kita bekerja dengan penuh kejujuran,
misalnya belajar dengan penuh
kesungguhan tidak hanya membuka-buka
buku.
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
(konteks: bekerja tanpa
pamrih)
11. “Bahwa sebaik-baiknya manusia itu adalah
orang yang diberikan panjang umur
kemudian baik pula amal perbuatannya.”
Dan ketika ditanya tentang “Siapa manusia
terburuk, ya Rasul?”Rasul menjawab,
“Bahwa manusia yang buruk itu adalah
orang yang diberikan umur panjang tapi
jelek amal perbuatannya.”
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
(konteks: menghargai
waktu)
12. Orang yang menyia-yiakan waktu sama saja
menyia-yiakan ibadah.
(konteks: menghargai waktu)
Manajemen Sensasi,
Persepsi, Memori dan
Berpikir menurut
pandangan Islam.
13. Istigfar adalah salah satu dzikir yang suka
dibaca oleh Rasulullah saw. dalam sehari
nabi beristigfar 70 sampai 100 kali.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.

81
(konteks: istigfar)
14. Rasul saja yang bergelar al-Ma’sum masih
beristigfar sehari tidak kurang 70 kali,
karena dengan beristigfar dapat
menggugurkan dosa-dosa kecil kita pada
Allah.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: istigfar)
15. Istigfar yang tulus, akan menunda
datangnya bala bencana.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: istigfar)
16. “wahai sahabatku semua, istigfar yang
kalian lakukan itu, ibarat dosa-dosa kecil
seperti ranting-ranting kecil ini. Maka kalau
kita beristigfar sama saja kita
menggoyangkan batang pohon kurma
merontokkan dosa-dosa kita kepada Allah
SWT.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: istigfar)
17. “Barangsiapa yang membiasakan membaca
istigfar Allah akan menjadikan dirinya dari
setiap kesempitan, ada jalan keluar, dari tiap
kegelisahan akan ada obatnya dan akan
diberikan rizqi yang tidak disangka-sangka
datangnya.”
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: istigfar)
18. fadilah istigfar yaitu merontokkan dosa- Manajemen akal, kalbu,

82
dosa kecil kita kepada Allah. nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: istigfar)
19. Ikhlas dalam bahasa Arab, adalah tidak ada
sesuatu (kosong), karena semuanya sudah
dipasrahkan kepada Allah, tidak berharap
apa-apa pada makhluk karena semuanya
sudah dipasrahkan kepada Allah. Semua
amal tidak akan sampai kepada Allah,
kecuali dengan hati yang ikhlas. (Kalbu)
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: ikhlas)
20. Dalam menyikapi setiap pergantian masa
dianjurkan dalam agama kita yaitu
Muhasabah atau evaluasi diri. (Nurani)
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: muhasabah)
21. Fadillah muhasabah adalah dapat
menghapus azab kubur, karena kesalahan
yang kita lakukan sebaiknya langsung
dikoreksi dan ditutup dengan kebaikan serta
senantiasa memperbaiki diri.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: muhasabah)
22. “Evaluasilah diri kalian sebelum kalian
dievaluasi di Padang Masyar, dan
timbanglah amal kalian sebelum amal kalian
ditimbang di Mizan. Sesungguhnya akan
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: muhasabah)

83
mudah bagi kalian keesokan harinya (pada
Hari Kiamat) ketika kalian menghisab atau
melakukan evaluasi pada saat ini.
Berhiaslah kalian untuk datangnya sesuatu
yang sangat besar yaitu kematian.”
23. Rasul bersabda: “Orang yang cerdas adalah
orang yang suka mengevaluasi dirinya. Dan
orang yang lemah adalah orang yang
menurutkan nafsunya.” (syahwat)
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: muhasabah)
24. takut kepada allah karena hanya kepada
Allah kita benar-benar takut.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: takut kepada
Allah)
25. takwa itu taat kepada Allah pantang
dimaksiati, selalu diingat dan tidak
dilupakan, disyukuri dan tidak boleh
dikufuri.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: takwa pd Allah)
26. membersihkan hati kita dari dosa-dosa dan
diisi oleh ilmu.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah. (konteks rukiyah)
27. jika kita ingin bertakwa harus banyak
belajar dan kita amalkan ilmu kita. Allah
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan

84
menjanjikan kita kebahagiaan dunia dan
akhirat jika kita bertakwa kepada-NYA.
fitrah.
(konteks: takwa pd Allah)
28. Rukiyah yaitu penyembuhan dengan
mendekatkan diri kepada Allah.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: rukiyah)
29. Cara membaca al-Qur’an juga harus baik
dengan menggunakan tajwid yang baik,
dibaca secara tartil dan dalam keadaan
khusu’.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: membaca
alquran)
30. Memohon ampun kepada Allah dengan
beristigfar, mengingat segala dosa kita yang
kecil, yang disengaja ataupun tidak sengaja
insya Allah terhapus dosa dan Allah beri
kita kesembuhan.
menundukkan hati dan yakin Allah tidak
akan memberikan manfaat pada orang yang
lalai hatinya.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: takwa pd Allah)
31. Segala kegiatan apabila dilakukan dengan
ikhlas dan tulus akan bernilai ibadah,
termasuk belajar dan menuntut ilmu agar
pintar dan juga bernilai ibadah.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: ikhlas)

85
32. Hendaknya kita harus memasang niat yang
baik, karena niat kita baik sekalipun belum
tercapai akan mendapat pahala.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: niat yang baik)
33. seharusnya kaum Muslimin mengartikan
hijrah yaitu berpindah dari kebatilan menuju
kebaikan, hijrah dari selain Islam menuju
kepada keIslaman.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: hijrah)
34. Posisi hijrah menjadi wajib karena kita
harus meninggalkan keburukan, karena
setiap saat umat Islam dapat berhijrah dari
keburukan menuju kebaikan.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: hijrah)
35. Dalam menyambut Tahun Baru Islam 1432
Hijriah, kita seharusnya lebih
mengintropeksi diri apa yang telah kita
lakukan dan apa yang akan kita lakukan di
tahun berikutnya karena Allah memberikan
waktu, kesempatan, dan umur panjang yang
harus benar-benar kita pergunakan.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: hijrah)
36. Dalam Islam ada etika-etika dan adab yang
harus kita taati.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: etika yg baik)

86
37. Kalau kita bertemu dengan sahabat atau
teman awalilah pertemuan kita dengan
salam Assalammualaikum karena salam
adalah bagian dari doa, artinya kita ingin
teman-teman kita selalu berada dalam
lindungan Allah.”
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: mengucapkan
salam)
38. Kalian tidak akan masuk surga sebelum
kalian beriman, kalian tidak akan menjadi
orang mukmin sesungguhnya sebelum
kalian saling mencintai yaitu sebarkan
Assalamualaikum diantara kalian.”
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: mengucapkan
salam)
39. Kemudian janganlah kita sombong dan
angkuh serta meremehkan teman. Tetapi
kita harus bersikap tawadhu’ dan rendah
diri, jadilah pribadi yang disenangi sehingga
kita akan mempunyai banyak teman.
Manajemen akal, kalbu,
nafs, nurani, syahwat, dan
fitrah.
(konteks: pergaulan yang
Islami)
Dari tabel diatas rincian kategori Dakwah Dzatiyah ada 39 ungkapan dari
55 ungkapan yang mengandung Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
yaitu setiap individu sebelum berdakwah dengan orang lain, harus dimulai dari
diri sendiri bagaimana memanfaatkan pancainderanya (sensasi), persepsi
(memaknai stimuli), memori (apa yang diingat), dan cara berpikir menurut
pandangan Islam. Serta Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah.

87
Tabel 20
Rincian kategori Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural
No. Deskripsi / Ungkapan Keterangan
1. Pada masa lalu Rasulullah saw. sering
mengalami cobaan, hambatan dan rintangan
yang dilakukan oleh orang-orang kafir
Quraisy kota Mekkah, pada saat itu
menentang Islam dan Rasul.
Komunikasi Politik
dalam Dakwah Struktural
melalui organisasi
(lembaga eksekutif,
legislatif, dan yudikatif)
(konteks: pahlawan Islam
pd zaman Sahabat)
Mengenai rincian kategori Dakwah Profesional yang terdiri dari 1
ungkapan dari 55 ungkapan yang ada. Tabel ini berisi tentang Komunikasi Politik
dalam Dakwah Struktural melalui organisasi (lembaga eksekutif, legislatif, dan
yudikatif).
Tabel 21
Rincian Kategori Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
No. Deskripsi / Ungkapan Keterangan
1. Kaum Muslimin sebenarnya baru berpindah
dari tahun 1431 H menuju 1432 H. oleh
karena itu, kenapa kaum Muslimin mulai
Komunikasi Antar
Budaya Dakwah Kultural
(konteks: hijrah)

88
melupakan tahun Hijriah yang sebenarnya
tonggak kemenangan umat Islam?
2. seluruh para sahabat sepakat dimulainya
penanggalan tahun saat hijrahnya nabi,
mulailah saat itu kaum Muslimin memiliki
kalender sendiri yaitu tahun Hijriyah.
Komunikasi Antar
Budaya Dakwah Kultural
(konteks: hijrah)
3. Kalau kata orang Barat, time is money dan
kalau kata orang Arab “waktu itu seperti
pedang” artinya apabila kita tidak
menggunakan pedang itu dengan baik, maka
pedang itu yang akan menyayat kita.
Komunikasi Antar
Budaya Dakwah Kultural
(konteks: menghargai
waktu)
4. Para sahabat-sahabat Rasul dan generasi
shaleh di dalam hidupnya benar-benar
memperhatikan waktu.
Komunikasi Antar
Budaya Dakwah Kultural
(konteks: menghargai
waktu)
5 Allah SWT menciptakan manusia laki-laki
dan perempuan berbeda-beda suku dan
bangsa untuk saling kenal-mengenal.
Komunikasi Antar
Budaya Dakwah Kultural
(konteks: pergaulan yg
Islami)
6 manusia diciptakan sebagai makhluk sosial
yang selalu berinteraksi dan bergaul.
Komunikasi Antar
Budaya Dakwah Kultural
(konteks: pergaulan yg
Islami)

89
7 “Orang yang paling baik adalah orang yang
apabila bergaul, ia memberikan manfaat
kepada sesamanya.” Jadi bila kita bergaul
berusahalah untuk membantu teman kita.
Komunikasi Antar
Budaya Dakwah Kultural
(konteks: pergaulan yg
Islami)
8. Hindarilah oleh kamu sifat berburuk sangka
kepada teman, jangan suka mencari
kesalahan teman, jangan saling dengki
misalnya teman berprestasi tetapi kita jangan
bersikap iri hari padanya, jangan tidak tegur
sapa kepada teman dan jadilah kalian hamba
Allah bersaudara.
Komunikasi Antar
Budaya Dakwah Kultural
(konteks: pergaulan yg
Islami)
Mengenai rincian kategori Dakwah Kultural yang terdiri dari 8 ungkapan
dari 55 ungkapan yang ada. Tabel ini berisi tentang Komunikasi Antar Budaya
dalam Dakwah Kultural yaitu dakwah berbasis budaya.
Tabel 22
Rincian kategori Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional
No. Deskripsi / Kutipan Keterangan
1. Abu Syahid al-Hudri yang bertemu dengan
suatu kaum, kepala suku dari kaum tersebut
tersengat kalajengking lalu Beliau bacakan
surat al-Fatihah berulang kali maka dengan
izin Allah dan keberkahan dari surat al-
Tentara yang penolong

90
Fatihah itu sendiri maka sembuhlah kepala
sukunya.
2. Abu Ubaidah juga salah satu sahabat
kepercayaan rosul dan sangan memiliki
semangat yang tinggi dalam membela rosul.
Tentara yang pemberani
dan semangat
3. Suatu ketika Umar bin Khatab berkunjung ke
rumah Abu Ubaidah bin Zaroh, Umar kaget
karena ia tidak menemui sofa di rumah Abu
Ubaidah, tidak ada permadani disana, tidak
banyak makanan, yang ada hanya perkakas
dan alat-alat perang, lalu Umar bertanya,
“wahai Abu Ubaidah, mengapa engkau tidak
mengambil harta untuk keperluanmu sendiri,
sebagaimana yang dilakukan oleh orang-
orang?”, Abu Ubaidah menjawab, “wahai
Amirul Mukminin, ini sudah cukup
menjadikanku tidur nyenyak.”
Tentara yang sederhana
4. Akhirnya pada 18 Hijriah, Abu Ubaidah bin
Zaroh meninggal dunia karena terkena wabah
To’un (kolera) ditengah 33.000 pasukan
tentaranya di medan perjuangan.
Tentara yang Pemberani
5. Musab Bin Umay, beliau berhasil
mengislamkan beberapa pemuka kota Yasrib
Pendakwah yang
mengislamkan pemuka

91
(sekarang bernama Madinah) kota
6. Salah satu Sahabat yang juga merupakan
pejuang dan pendakwah yang luar biasa
bernama Mu’ad, dimana Beliau ini adalah
orang yang masuk Islam pada usia 30 tahun
dan meninggal dunia pada usia 37 tahun.
Rasulullah menyatakan ketika Beliau
meninggal, “Sungguh Arsy dan kursi Allah
berguncang karena jasa dari Sahabat ini,
walau Ia masuk Islam hanya 7 tahun tapi
perjuangannya sangat luar biasa untuk
Islam.”
Pendakwah yang
menghargai waktu
7. penulis kitab “Riyadhus Shalihin” yaitu
Imam An-Nawawi, dimana Beliau hidup
tidak lebih dari 40 tahun tetapi dalam kurun
waktu 40 tahun itu Beliau mampu mengarang
dan menyusun sebanyak 500 kitab, salah
satunya kitab “Riyadhus Shalihin” yang
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di
dunia ini.
Pengarang Kitab

92
Mengenai rincian kategori Dakwah Profesional yang terdiri dari 7
ungkapan dari 55 ungkapan yang ada. Tabel ini berisi tentang berdakwah melalui
profesi yang dimiliki, antara lain: pendakwah, pengarang buku, dan tentara.
Dari ketiga tabel diatas, berikut ini rincian hasil penelitian dihitung dengan rumus:
P = %100xN
F
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Populasi
Tabel 23
Hasil Prosentase Data
No. Kategori Frekuensi Prosentase
1. Komunikasi Intrapribadi
dalam Dakwah Dzatiyah
39 71
2. Komunikasi Politik dalam
Dakwah Struktural
1 2
3. Komunikasi Antar Budaya
dalam Dakwah Kultural
8 14
4. Komunikasi Organisasi
dalam Dakwah Profesional
7 13
Total 55 100
Berdasarkan hasil analisis di atas dari emapt kategorisasi yaitu
Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah, Komunikasi Politik dalam

93
Dakwah Struktural, Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural, dan
Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional terdapat 55 frekuensi
ungkapan dari pemateri, yang terdiri dari Dakwah Dzatiyah 39 ungkapan
(71%), Dakwah Struktural 1 ungkapan (2%), Dakwah Kultural 8 ungkapan
(14%), dan Dakwah Profesional 7 ungkapan (13%). Sehingga dapat dilihat
bahwa dalam analisis ini unsur dakwah mengenai Komunikasi Intrapribadi
dalam Dakwah Dzatiyah lebih menonjol, kemudian sisanya berkaitan dengan
Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural, Komunikasi Antar Budaya
dalam Dakwah Kultural, dan Komunikasi Organiasasi dalam Dakwah
Profesional.
C. Kecenderungan Isi Pesan pada Program “Suara Rohani” di Radio Suara
Edukasi
Untuk mencari kecenderungan isi pesan pada program “Suara
Edukasi”, peneliti menggunakan rumus:
P = %100xN
F
Berdasarkan analisis dan pengolahan data, peneliti menyimpulkan
bahwa kecenderungan isi pesan program “Suara Rohani” adalah Komunikasi
Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah dengan prosesntase 71%, Komunikasi
Politik dalam Dakwah Struktural 2%, Komunikasi Antar Budaya dalam
Dakwah Kultural 14%, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah
Profesional 13%.

94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
serta berdasarkan kategorisasi, observasi, wawancara, dan analisis data, guna
mendapatkan jawaban atas rumusan masalah dalam skripsi ini, maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Isi pesan dakwah pada program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi
1440 AM Ciputat edisi Oktober-Desember 2010 sebanyak 10 materi yang
terbagi dalam empat kategorisasi pesan dalam tiga dimensi komunikasi,
yaitu pesan Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah,
Komunikasi Politik dalam Dakwah Struktural, Komunikasi Antar Budaya
dalam Dakwah Kultural, dan Komunikasi Organisasi Dakwah Profesional.
Maka peneliti melihat bahwa pada dasarnya pesan dakwah yang
disampaikan adalah Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
yang lebih cenderung mengajak untuk memenej pribadi muslim,
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, dan syahwat serta Manajemen
Sensasi, Persepsi, Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam.
Dari 10 materi yang telah diuraikan para narasumber setiap
minggunya, maka peneliti melihat bahwa pada dasarnya kecenderungan isi
pesan dakwah yang di sampaikan oleh narasumber adalah Komunikasi
Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah dengan prosentase 71%, Komunikasi
Politik dalam Dakwah Struktural 2%, Komunikasi Antar Budaya dalam

95
Dakwah Kultural 14%, dan Komunikasi Organisasi dalam Dakwah
Profesional 13%. Hasil ini didapat setelah menganalisis ada 55 ungkapan, 39
ungkapan komunikasi intrapribadi dalam dakwah dzatiyah, 1 ungkapan
komunikasi politik dalam dakwah struktural, 7 ungkapan komunikasi antar
budaya dalam dakwah kultural, dan 8 ungkapan komunikasi organisasi dalam
dakwah profesional. Dalam program “Suara Rohani” kecenderungan isi pesan
dakwah yang disampaikan oleh narasumber adalah pesan komunikasi
intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam program
“Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM Ciputat, maka ada beberapa
saran yang hendak peneliti sampaikan di antaranya:
1. Hendaknya kepada pihak radio Suara Edukasi mengembangkan sayap
dengan mengganti gelombang siarannya dari AM ke FM, hal ini agar radio
tersebut lebih bisa dikenal dan tidak hanya masyarakat sekitar Bogor –
Tangerang saja. Kepada penyiar maupun staff Radio Suara Edukasi agar
terus mendukung program dengan selalu memberikan gagasan dan juga
ide. Agar radio ini bisa lebih maju dan berkembang lagi, serta bermanfaat
baik untuk para pelajar maupun pengajar.
2. Kepada pihak narasumber pada program “Suara Rohani” agar selalu
melakukan inovasi-inovasi seperti tema-tema siaran yang lebih menarik,
pemilihan lagu-lagu Islami yang selalu up-to-date dan gaya bahasa yang
digunakan penyiar harus lebih menarik dan santai agar anak-anak suka,

96
tidak monoton dan tidak bosan untuk didengar. Serta harus kreatif untuk
meningkatkan materi-materi program “Suara Rohani” yang berkualitas
agar lebih banyak lagi kalangan pelajar yang tidak hanya mendengar tetapi
juga ikut serta melalui pesan singkat (SMS) atau menelepon langsung ke
studio.

97
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009.
Arbi, Armawati, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rhineka Cipta, 1998.
Armando, Ade , Komunikasi Internasional, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka,
2007.
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar, 2007.
Bulaeng, Andi, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset, 2004.
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Grafindo, 2003.
Depratemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2007.
Effendi, Lalu Muchin dan Faizah, Psikologi Islam. Jakarta: Penerbit Rahmat
Semesta, 2006.
Effendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000.
__________, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2003.
Fifit Fitriyansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio
Elgangga 100,3 FM – Bekasi,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010.
Hamalik, Oemar, Media Pendidikan. Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994.
Heryanto, Gun Gun , Komunikasi Politik; di Era Industri Citra, PT. Laswell
Visitama, 2010.
Ismail, A. Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, Jakarta: PT. Penamadani.
Jakarta , 2008.

98
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006.
Komalasari, Dian, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah”
Koran Tempo,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Liliweri, Alo, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta:
Penerbit LKis, 2002.
M. Arifin, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 1968.
Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar.
Yogyakarta: Penerbit LKis, 2006.
__________, Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: LKis, 2004.
Muhammad Nuh, Sayid, Dakwah Fardiyah; Pendekatan Personal dalam
Dakwah, Surakarta: Era Intermedia, 2000.
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, 2005.
Mulyana, Deddy , Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005.
___________,dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya,
Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2005.
Munir M. dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah. Jakarta: Penerbit Rahmat
Semesta, 2006.
Nasuhi, Hamid, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan
Disertasi, Ciputat: Penerbit CeQda, 2007.
Nawawi, Hamid, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1998.
Prasetyo Bambang, dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Grafindo, 2005.
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya,
2008.
Setiawan Bambang, dan Muntaha Ahmad, Metode Penelitian Komunikasi.
Jakarta: Universitas Terbuka, 2004.

99
Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian, Jakarta: PT. rineka Cipta, 1999.
Surahman, Winartio, Menyusun Rencana Penelitian. Bandung: CV. Tarsia, 1989.
Syihata, Abdullah, Dakwah Islamiyah. Milik Depatemen Agama, 1986.
Syukir, Asmuni Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. 1983
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
Tri Rahayu Iin, dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara. Malang:
Bayumedia, 2004.
Usman, Basyiruddin, Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Widjaja, A. W. , Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara, 2008.
Yakub, Hamzah, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership, Bandung: CV
Diponegoro, 1982.
Yusuf, Pawit M. , Komunikasi Instruksional: Teori dan Praktik, Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara, 2010.

HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA STUDIO RADIO SUARA EDUKASI
Narasumber : Dra. Hj. Siti Djulaeha
Hari/Tanggal : Jumat, 17 Desember 2010
Tempat : Di Radio Suara Edukasi
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya Radio Suara Edukasi?
Jawab: “Pada awalnya Pustekkom itu namanya PKPK mendirikan radio pendidikan
tetapi di Semarang (sekarang beralih fungsi sebagai pengembang multimedia) dan
Yogyakarta. Kemudian berkembang muncul televisi pendidikan dan menayangkan film,
seperti film “Cinta Indonesia”. Pada saat itu, saya sebagai bidang produksi sebagai
seksi KK, kemudian dipindahkan pada tahun 2002 ke studio radio sebagai kepala studio
radio. Saya terima. Pada saat itu nama radio ini adalah “Studio Radio” sebelum radio
Suara Edukasi. Awalnya saya berpikir, Tv pendidikan dan jejaring pendidikan nasional
sudah ada, kok radio pendidikan tidak ada? Bagaimana kalau kita buat radio
pendidikan. Kebetulan menantu saya bekerja di Women Radio kemudian saya dikenalkan
dan bekerjasama dengan Bapak Wahyu Mulyadi yang bekerja di Women Radio, lalu saya
mulai mengurus izin dengan Dinas Perhubungan kemudian melobi ke Kepala Tata
Usaha Pustekkom yaitu Bapak Heryanto yang mendukung ide saya ini. Karena kita
berada di bawah birokrasi pemerintahan dan memakai surat izin Pustekkom, akhirnya
kita mendapat gelombang 1440 AM. Kemudian kita membangun tower dan peralatan-
peralatan yang dibutuhkan untuk keperluan siaran dan disetujui. Selanjutnya kita diberi
dana untuk membangun ruangan dan studio radio yang didesain oleh Bapak Buyung

Zaini. Sampai sekarang ini kita sudah berdiri hampir 3 tahun dan berfungsi baru di
tahun ke 2 karena sebelumnya kita masih uji coba siaran selama 1 tahun.”
2. Bagaimana respon dari pendengar yang umumnya para pelajar dan kalangan remaja?
Jawab: “Karena kita menggunakan gelombang AM jadi jarang yang mendengarkan.
Kita sudah sosialisasi tetapi memang kurang ada pendengarnya tapi ada sich pendengar
dan beberapa ada siswa-siswa yang member masukan dan saran, seperti meminta siaran
tentang kisah-kisah Nabi, tapi semua itu harus ada dana dari Pustekkom, walaupun
sudah ada naskah siarannya tetapi tidak ada dana produksi, kita tidak bisa bergerak
untuk maju.”
3. Mengapa radio ini bernama “Suara Edukasi”?
Jawab: “Nama radio ini tadinya Radio Edukasi tetapi kita kan’ menggunakan
streamingnya bekerjasama dengan Jardiknas, kalau dengan Jardiknas tidak boleh
menggunakan nama Radio Edukasi oleh karena itu kami memberinya nama Suara
Edukasi.”
4. Bagaimana dengan program-program serta penyiar di Radio Suara Edukasi?
Jawab: “Sejak berdirinya radio, kita belum pernah membuat program khusus. Tetapi
setiap tahunnya kita selalu merencanakan dan menyusun program apa saja yang ingin
kita siarkan. Sekarang kita mempunyai 4 orang penyiar yang telah kita casting dan uji
coba siaran selama 1 tahun. Penyiar di Radio Suara Edukasi bekerja tidak hanya
menyiarkan program tetapi juga mencari berita atau materi siaran, kita hanya
memberikan topik-topiknya saja. Si penyiar yang mencari dan mengolah berita atau
bahan siaran dengan mencari ke internet, buku atau majalah. Itu adalah tugas penyiar.”
5. Bagaimana dengan perkembangan yang sudah dicapai oleh Radio Suara Edukasi?

Jawab: “Alhamdulillah, karena radio pendidikan, radio ini mulai tahun 2010
bekerjasama dengan Universitas Negeri Islam SyarifHidayatullah untuk siaran tentang
belajar Bahasa Arab, kita sudah punya program siaran belajar Bahasa Jerman dan
Bahasa Inggris setiap hari Sabtu.”
6. Apa suka duka atau hambatan yang dialami selama menjadi Kepala Studio Radio?
Jawab: ”Dari awal saya mendirikan radio, saya yang mempunyai ide tetapi kayanya
kurang mendapat dukungan dari pemimpin-pemimpin disini. Untuk pendanaan
operasional pun kurang. Saya juga berpikir tentang para penyiar agar happy bekerja
disini. Saya juga ini radio ini menjadi besar dan pindah menjadi gelombang FM agar
lebih diterima oleh pendengar. Dan Alhamdulillah sewaktu saya mentoring ke Papua
ternyata gelombang radio ini diterima dan jelas didengar di Papua.”
7. Bagaimana sosialisasi radio Suara Edukasi agar dikenal oleh banyak orang?
Jawab: “Kita bekerjasama dengan Tv Edukasi, sebulan 2 kali ada roadshow sosialisasi
Tv Edukasi dan Radio Suara Edukasi ke sekolah-sekolah di sekitar Jabodetabek. Dan
saya juga selalu mengadakan monitoring ke daerah-daerah luar Jakarta.”
8. Apa harapan ibu kedepan untuk Radio Suara Edukasi?
Jawab: “Saya ingin memindahkan gelombang radio ini menjadi FM dan saya tidak ingin
radio ini memutarkan hal yang sama dengan yang ada disekolah tetapi ingin membuat
program siaran pendidikan yang menarik dan fun tapi isinya tetap tentang pembelajaran,
tetapi sampai sekarang belum terealisasikan.”
Ciputat, 17 Desember 2010
Dra. Hj. Siti Djulaeha

HASIL WAWANCARA DENGAN NARASUMBER / USTAD “SUARA ROHANI”
Narasumber : Ustadz Apri Chumaidi
Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Januari 2011
Tempat : di Radio Suara Edukasi
1. Sejak kapan menjadi narasumber SUARA ROHANI?
Jawab: “Kurang lebih sejak bulan April 2010.”
2. Apa yang membuat bapak tertarik untuk mengisi program SUARA ROHANI?
Jawab: “Pertama memang saya dari kecil senang dengan yang bersifat keagamaan,
dirumah, dimesjid, kebetulan di radio ada “Suara Rohani” jadi saya sangat senang
sekali. Di TV Edukasi pun juga sudah saya ajukan agar ada program dakwahnya. Dan
saya juga senang karena Alhamdulillah ini adalah sarana dakwah untuk berbagi ilmu
kepada anak-anak.”
3. Apa tujuan dakwah yang bapak lakukan pada program SUARA ROHANI?
Jawab: “Sesuai dengan permintaan untuk segmen anak, pertama kami diminta untuk
siaran “Doa Harian” kemudian ada narasumbernya, jadi tidak hanya doa harian tetapi
juga menyampaikan materi tentang akhlak, sejarah Nabi dan pesan untuk anak-anak.”
4. Adakah persiapan materi yang khusus bapak bapak siapkan setiap minggunya?
Jawab: “Ya, semua pekerjaan harus ada persiapan. Apalagi kalau mau siaran, kita
harus menguasai materi agar enak menyampaikannya. Salah satu persiapannya adalah
mencari bahan siara lewat internet atau membaca Koran harian agar materi yang
disampaikan up-to-date.”
5. Bagaimana respon pendengar terhadap program SUARA ROHANI?

Jawab: “Kalo pas yang mendengarkannya sangat bagus, para pendengar sangat
senang. Ada juga yang berkomentar, “wah, acara ini bagus dan harus dilanjutkan”.
Cuma unutk para penelpon masih minim mungkin apa karena suaranya kurang jelas.”
6. Materi apa saja yang sudah disampikan selama ini? Ataukah ada materi pengkhususan
setiap minggunya?
Jawab: “Selama ini materi kita fokus tentang peristiwa yang sedang terjadi, karena
setiap minggu disediakan tema oleh produser program kemudian kita combain dengan
peristiwa yang sedang terjadi, misalnya tentang menghargai waktu saat menjelang tahun
baru kemaren.”
7. Bagaimana penyampaian materi yang bapak lakukan dengan segmentasi pendengar 11
tahun ke atas?
Jawab: “Cara penyampaiannya agar kena kepada anak-anak, pertama kita menyapa
para pendengar dengan “sahabat edukasi yang shaleh”, kemudian menyampaikan
materinya dengan bahasa yang ringan. Tetapi ada juga orang dewasa yang
mendengarkan bahkan menelepon.”
8. Apakah ada hambatan-hambatan saat menyampaikna materi?
Jawab: “Hambatan sebagai narasumber adalah jika kita kurang siap atau monoton
dalam menyampaikan materi. Jadi bagaimana cara agar penyampaiannya komunikatif
kepada pendengar.”
9. Adakah suka duka yang dirasakan?
Jawab: “Sukanya, kita senang sekali kalau ada penelepon yang masuk dan dukanya jika
kita tidak bisa menyampaikan materi secara maksimal.”

HASIL WAWANCARA DENGAN PRODUSER PROGRAM “SUARA ROHANI”
Narasumber : Buyung Zaini
Hari/Tanggal : Jumat, 17 Desember 2010
Tempat : Di Radio Suara Edukasi
1. Apa yang melatarbelakangi adanya program SUARA ROHANI?
Jawab: Program SUARA ROHANI dilatarbelakangi karena selain pentingnya
pendidikan formal perlu adanya siraman rohani, seperti pendidikan agama atau nasehat-
nasehat serta kisah-kisah Nabi yang bisa menjadi teladan.
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan program SUARA ROHANI?
Jawab: Program SUARA ROHANI muncul sejak mengudaranya Radio Suara Edukasi
yaitu sekitar dua tahun lalu tetapi pada saat itu disiarkan pada hari Kamis dengan nama
SIRAMAN ROHANI. Tetapi kemudian pindah hari menjadi hari Jum’at dan pergantian
nama menjadi SUARA ROHANI dengan mengikuti nama radionya juga. Siaran pada jam
11.00 sebelum waktu shalat Jum’at dan sampai saat ini tanggapan pendengar sangat
baik.
3. Siapa yang membuat materi siaran SUARA ROHANI setiap minggu?
Jawab: Yang membuat materi SUARA ROHANI setiap minggunya adalah si narasumber
yang akan siaran, kita hanya memberikan tema dan narasumber atau ustadnya yang
mengembangkan tema tersebut.
4. Ada berapa narasumber dalam program SUARA ROHANI?
Jawab: narasumber di SUARA ROHANI kurang lebih ada 10 narasumber/ustad, karena
setiap siaran selalu menampilkan ustad-ustad yang berbeda dengan cara penyampaian

yang berbeda pula tetapi dengan konsep yang sama agar tidak monoton dan pendengar
tidak menjadi bosan.
5. Darimana narasumber SUARA ROHANI?
Jawab: Narasumber berasal dari perguruan tinggi, seperti UIN atau ustad-ustad sekitar
maupun diluar lingkungan Radio Suara Edukasi.
6. Apa kelebihan program SUARA ROHANI?
Jawab: Kelebihan program SUARA ROHANI disbanding dengan program-program lain
adalah interaktif sehingga pendengar bisa bertanya langsung kepada narasumber lewat
telepon.
7. Pesan-pesan dakwah apa saja yang biasa disampaikan?
Jawab: Pesan dakwah yang biasa disampaikan dalam SUARA ROHANI biasanya
mengenai moralitas atau budi pekerti untuk anak-anak, contohnya bagaimana mencintai
orangtua, mengenai shalat ataupun sejarah-sejarah Nabi.
8. Bagaimana konsep penyampaiannya kepada anak-anak dengan usia 11 tahun ke atas?
Jawab: Sebetulnya program SUARA ROHANI siapa saja boleh mendengarkan tidak ada
batasan usia. Tetapi kita menampilkan konsep dengan gaya bahasa seperti halnya
orangtua menyampaikan nasehat kepada anak-anak. Kira-kira seperti itu.
9. Bagaimana mensosialisasikan program SUARA ROHANI kepada anak-anak?
Jawab: Di PUSTEKKOM kan setiap bulan sekali atau dua kali ada program sosialisasi,
nah program SUARA ROHANI ini kita kasih tahu kepada khalayak, khususnya para guru
agar memberitahu kepada murid-muridnya untuk mendengarkan radio Suara Edukasi
khususnya program ini dan kita mensosialisasikannya melalui Televisi Edukasi.
10. Bagaimana respon pendengar terhadap program SUARA ROHANI?

Jawab: Respon pendegar baik sekali, khususnya pendengar sekitar lingkungan Radio
Suara Edukasi. Terbukti dengan banyaknya telepon yang masul pada saat siaran.
11. Apakah ada hambatan-hambatan saat mendirect program ini?
Jawab: Hambatan dalam mendirect program ini kadang-kadang narasumber tidak
selalu on time sehingga kita harus mengisi dulu kekosongan dengan segmen lain, dan
kebetulan penyiar SUARA ROHANI juga ustad yaitu ustad Apri.
12. Apa suka duka selama memegang program ini?
Jawab: Sukanya, senang sekali memegang atau mendirect program inikarena bisa
mengingat kembali pelajaran-pelajaran agama. Dukanya, kadang kecewa saat
narasumbernya tidak bisa hadir.

WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGUSIAR 13/12/2010 14/12/2010 15/12/2010 16/12/2010 17/12/2010 18/12/2010 19/12/2010
08.00 - 09.00
09.00 - 09.05
SUARA
ROHANI
LAGU
ROHANI
meteor atmosfir galaxi matahari asteroid Benua afrika Benua America
budidaya ternak
hutan bakau Bunaken Bauksit ilegal logging
flora yang dilindungi
ketr meny: meny bimb sd:guru b.ing:lucy have peng bhn pemb kepend: anak BI:pemb peny strat pemb:metod
karya ilmiah dan bhn short dark hair sd:anak berkbtu cerdas berkebthn intensif dan tugas dan quis
populer pemb khusus khusus ekstensif
14.00 - 15.00
16.00
Peternakan AyamPeranan
Shodanco Singgih
Dlm Perist
Pecahan Bentuk
Persen
Sesendok Obat
Batuk
BIAS SIANG
Info budaya
BIAS SIANG BIAS SIANGBIAS SIANG BIAS SIANG
Hari Cinta Puspa dan
Satwa Nasional
MUSIK SIANG
PGSD PGSD PGSD PGSDPGSD PGSD
13.30 - 14.00
PGSD
12.00 - 12.30 INFO EDU
12.30 - 13.30
BIAS SIANG
INFO EDU INFO EDU
ENSIKLO EDU ENSIKLO EDU
11.00 - 12.00
ENSIKLO EDU
INFO EDU BIAS weekend
ENSIKLO EDU ENSIKLO EDUENSIKLO EDU ENSIKLO EDU
INFO EDU INFO EDU
Monte si Monyet
Cilikistiqomah Umwelt
SD B.INA SD B.Inggris
beriman pd kitab who am i
10.30 - 11.00
SD Biologi SD Fisika SD Matematika
KAMPUNG EDUDONGENG BAHASA JERMAN
SI ULAR
Pembagian
Wilayah Waktu di
Indonesia
SD IPS
Danau Toba-Sumatra
Utara
10.00 - 10.30
DONGENG Kisah Tokoh WACANA
Ayam dan Srigala Hanzah HS Terompet Ajaib
Wisata Gunung
Bromo Jawa
Timur
Taman Nasional
Ujung Kulon
Taman Nasional
Gunung Gede
Pangrango
Aku ingin menjadi
Tentara
09.05 - 10.00
SAPA EDU SAPA EDU SAPA EDU
Hutan KalimantanAir Terjun Limbong
Sulawesi Barat
MUSIK PAGI
OPENING SIARAN
SAPA EDU SAPA EDU SAPA EDU SAPA EDU
15.00 - 15.30
15.30 - 16.00
SD Biologi SD Fisika
Peternakan Ayam
Peranan
Shodanco Singgih
Dlm Perist
Peredaran
Darah Manusiawho am i
SD Matematika SD B.INA SD B.Inggris
Pecahan Bentuk
Persen
Sesendok Obat
Batuk
SD IPSSD Biologi
Pembagian
Wilayah Waktu di
Indonesia
DONGENG Kisah Tokoh WACANA DONGENG BAHASA JERMAN KAMPUNG EDUDONGENG
Landi Landak
yang KesepianUmwelt SI ULAR
CLOSING
Ayam dan Srigala Hanzah HS Terompet AjaibMonte si Monyet
Cilik