ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

15
PENYUSUNAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE (DBMS) KOMPONEN PERPIP AAN MENGGUNAKAN METODE REKURSIF UNTUK MENUNJANG SISTEM P AKAR CAPD Ari Satmoko' ABSTRAK PENYUSUNAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE (DBMS) KOMPONEN PERPIPAAN MENGGUNAKAN METODE REKURSIF UNTUK MENUNJANG SISTEM PAKAR CAPD. Salahsatu kegiatan penelitiandi P2TKN-BATANadalah mengembangkan sistimpakar untuk perancangan otomatis sistim perpipaan yang disebut dengan computer aided piping design (CAPD). Untuk menunjang kinerja CAPD tersebut,dikembangkanlah sistem manajemen database (DBMS) komponen perpipaan. DBMS meliputi dua tugas pokok yaitu menciptakan organisasi hirarkis struktur data daDmengolah data. Komponenperpipaan yang dikelola oleh DBMS sangatberagam. Masing-masing komponen mempunyai struktur data yangberbeda. DBMS dirancang sefleksibel mungkin agar dapat mengakomodasi perbedaan ini. Permasalahan ini dipecahkan dengan menggunakan metode rekursif. Dari hasil evaluasi diperoleh kesimpulanbahwa DBMS telah berfungsi secara memuaskan seperti yangdiharapkan. DBMS ini juga mengizinkan pada operator untukmenambah atau memperkaya database dengan komponen perpipaan yang baru. Pemrograman dibuat dengan bahasa AutoLISP sehingga datanya dapat diakses langsung olehCAPD. ABSTRACT DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS) OF PIPING COMPONENTS USING RECURSIVE METHOD FOR SUPPORTING CAPD EXPERT SYSTEM. One of the research activities in P2TKN-BATAN is developingexpertsystem for automatic piping design called asComputer Aided Piping Design(CAPD). To support the CAPD, it is necessary to develop Database Management System(DBMS) on Piping Components. The DBMS has two main functions. Both are to createthe hierarchyof the data structureand to manipulate data. Piping components to be evaluated are various. Each component has different data structure. The DBMS is designed as flexible as possible in orderto accommodate thesedifferences. These problems are resolved by using a recursivemethod. From the evaluation, it is concluded thatthe DBMS has successfully functioned. The DBMS allows operator to add newpiping components into the database. Since the programis written in AutoLISP, the data can be directlyaccessed by the CAPD. Pusat Pengembangan Teknologi Keselamatan Nuklir -BAT AN 107

Transcript of ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Page 1: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

PENYUSUNAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE (DBMS) KOMPONENPERPIP AAN MENGGUNAKAN METODE REKURSIF UNTUK

MENUNJANG SISTEM P AKAR CAPD

Ari Satmoko'

ABSTRAK

PENYUSUNAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE (DBMS) KOMPONENPERPIPAAN MENGGUNAKAN METODE REKURSIF UNTUK MENUNJANG SISTEMPAKAR CAPD. Salah satu kegiatan penelitian di P2TKN-BATAN adalah mengembangkan sistim pakaruntuk perancangan otomatis sistim perpipaan yang disebut dengan computer aided piping design(CAPD). Untuk menunjang kinerja CAPD tersebut, dikembangkanlah sistem manajemen database(DBMS) komponen perpipaan. DBMS meliputi dua tugas pokok yaitu menciptakan organisasi hirarkisstruktur data daD mengolah data. Komponen perpipaan yang dikelola oleh DBMS sangat beragam.Masing-masing komponen mempunyai struktur data yang berbeda. DBMS dirancang sefleksibel mungkinagar dapat mengakomodasi perbedaan ini. Permasalahan ini dipecahkan dengan menggunakan metoderekursif. Dari hasil evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa DBMS telah berfungsi secara memuaskanseperti yang diharapkan. DBMS ini juga mengizinkan pada operator untuk menambah atau memperkayadatabase dengan komponen perpipaan yang baru. Pemrograman dibuat dengan bahasa AutoLISPsehingga datanya dapat diakses langsung oleh CAPD.

ABSTRACT

DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS) OF PIPING COMPONENTS USINGRECURSIVE METHOD FOR SUPPORTING CAPD EXPERT SYSTEM. One of the researchactivities in P2TKN-BATAN is developing expert system for automatic piping design called as ComputerAided Piping Design (CAPD). To support the CAPD, it is necessary to develop Database ManagementSystem (DBMS) on Piping Components. The DBMS has two main functions. Both are to create thehierarchy of the data structure and to manipulate data. Piping components to be evaluated are various.Each component has different data structure. The DBMS is designed as flexible as possible in order toaccommodate these differences. These problems are resolved by using a recursive method. From theevaluation, it is concluded that the DBMS has successfully functioned. The DBMS allows operator to addnew piping components into the database. Since the program is written in AutoLISP, the data can bedirectly accessed by the CAPD.

Pusat Pengembangan Teknologi Keselamatan Nuklir -BAT AN

107

Page 2: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Risalah Lokakarya Kornputasi dalam Sains clan Teknologi Nuklir XIV, Juli 2003 (107-121)

PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan penelitian di P2TKN-BATAN adalah mengembangkansistim pakar untuk perancangan otomatis sistem perpipaan yang disebut dengancomputer aided piping design (CAPD)[I]. Prinsip kerja sistem pakar tersebut adalahmencari solusi berupa lintasan pipa dengan menerapkan berbagai aturan sepertimisalnya tidak boleh menabrak benda lain, fleksibilitas pipa, panjang lintasan danjumlah belokan minimum, serta aspek-aspek engineering lainnya.

Sebagai suatu sistim pakar, CAPD harus ditunjang oleh database komponenperpipaan yang lengkap. Dalam rangka inilah penelitian dikembangkan untukmenyusun sistem manajemen database atau database management system (DBMS)komponen perpipaan. Untuk menjamin tidak ada konflik dalam pemindahan data,DBMS akan ditulis dengan bahasa pemrograman AutoLISP seperti halnya CAPD[I].

Semua komponen perpipaan mempunyai struktur klasifikasi yang telahdibakukan berdasarkan standar-standar tertentu dengan tujuan untuk menyamakanpersepsi bagi semua pihak yang terkait dengan proses desain, pengadaan, maupunkonstruksi. Tiap-tiap komponen juga memiliki parameter karakteristik yangmenggambarkan dimensi dan bentuk komponen tersebut. Struktur data dan parameter-parameter karakteristik untuk beberapa komponen dapat dilihat dalam Gambar 1 [2].Terlihat denganjelas bahwa struktur data komponen-komponen perpipaan mempunyaiformat yang tidak sarna. Untuk pipa misalnya, klasifikasinya menggunakan istilahnominal pipe size (nps) dan schedule. Parameter karakteristik pipa sangat sederhanahanya terdiri dari diameter luar dan diameter dalam karena memang bentuknyasilinder. Komponen lain seperti misalnya flange mempunyai klasifikasi yang berbedayakni dengan menggunakan klasifikasi class dan nps. Jumlah parameterkarakteristiknya juga berbeda dan relatif lebih banyak seperti diameter luar, diameterhub, panjang total dan tebal sisi silinder.

Karena mengikuti perkembangan teknologi, komponen perpipaan baru terusberkembang menyesuaikan permintaan teknis tertentu di lapangan. Misalnyakomponen mono-flange yang berfungsi seperti flange namun telah dilengkapi denganperalatan instrumentasi untuk kendali. Begitu pula dengan valve-o-let yang miripdengan valve namun mempunyai salah satu sisi yang lebih panjang dibandingkandengan valve biasa. Komponen-komponen perpipaan terus berkembang seiring denganwaktu.

Dan uraian tersebut di atas, DBMS yang sedang dikembangkan ini hams dibuatsefleksibel mungkin. DBMS harns dapat mengevaluasi struktur data dan masing-masing komponen yang berbeda. DBMS juga harns dapat mengakomodasikemungkinan munculnya komponen-komponen barn sebagai akibat danperkembangan teknologi.

108

Page 3: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Penyusunan Sistern Manajemen Database (DBMS) Komponen Perpipaan Menggunakan Metode (Ari Satmoko)

:a.a

M

£:IS

~

~

':S

§

I.

v

I:Q~

m~"Q

109

Page 4: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XIV. Juli 2003

TEORI

Database daD komponen perpipaan

Untuk membentuk suatu database, data mempunyai tingkatan-tingkatan yangterdiri daTi karakter,field, record, file clan database[3]. Karakter merupakan bagian datayang terkecil, dapat berupa angka, huruf ataupun karakter khusus. Fieldmenggambarkan suatu atribut yang menunjukkan identitas daTi data. Dalam DBMSkomponen perpipaan, field menunjukkan parameter karakteristik seperti dimensi,bentuk ataupun berat. Kumpulan daTi field membentuk suatu record yangmenggambarkan suatu unit data individu tertentu. Untuk sebuah komponen perpipaantertentu, tiap-tiap klasifikasi mempunyai record yang berbeda dengan yang lain. Fileadalah kumpulan daTi record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis.Dengan demikian masing-masing komponen akan mempunyai file tersendiri.Kumpulan dari file-file membentuk suatu database.

Seperti terlihat dalam skema pada Gambar 1, struktur data komponen-komponenpipa, flange, valve, reducer clan elbow mempunyai format yang tidak sarna. Namundemikian mereka mempunyai kesamaan yaitu struktur datanya bersifat hirarkis. Untukalasan itulah, database yang disusun ini menggunakan struktur data yang berjenjang(hirarkis). Struktur data dibentuk berdasarkan urutan level yang terdiri daTi beberapaelemen grup data yang disebut dengan node. Tiap-tiap node dapat bercabang ke bawah(mempunyai anakan) menghasilkan nodes lainnya. Aturan lain dalam struktur datahirarkis adalah sebuah node hanya dapat mempunyai sebuah orang tua atau nodeatasan saja.

Struktur data komponen harus mentaati format-format tertentu. Sebagai contohdengan mengacu pada Bautista[2], struktur data (dalam bahasa AutoLISP) yangdiinginkan oleh CAPD dapat digambarkan sebagai berikut untuk komponenflange:

110

Page 5: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Penyusunan Sistem Manajemen Database (DBMS) Komponen Perpipaan Menggunakan Metode (Ari Satmoko)

( ( (class 150) ( «nps 2") (odflange 6.0) (odhub3.0625) (thicknes 0.75) (length 2.5»

«nps 3") (odflange 7.5) (odhub 4.25) (thicknes0.9375) (length 2.75»

«nps 4") (odflange 9.0) (odhub 5.3125) (thicknes0.9375) (length 3.0»

)( (class 300) ( «nps 2") (odflange 6.5) (odhub 3.9375)

(thicknes 0.875) (length 2.75»«nps 3") (odflange 8.25) (odhub 4.625) (thicknes

1.125) (length 3.125»«nps 4") (odflange 10.0) (odhub 5.75) (thicknes

1.25) (length 3.375»

))

Gambar 2. Contoh struktur data dalam AutoLISP untuk komponenflange

Struktur data seperti di atas dapat dibaca sebagai berikut. Flange digolongkanberdasarkan class, dalam hal ini class 150 dan class 300. Masing masing classdigolongkan lagi sesuai dengan dimensi standar pipa yang disebut dengan nps(nominal pipe size). Dalam contoh ini terdapat tiga ukuran yakni 2", 3" dan 4". Datayang mengikuti klasifikasi nps merupakan data karakteristik yang mencirikankomponen flange seperti misalnya odflange, odhub, odpipe, dan seterusnya sesuaidengan class dan nps yang bersangkutan. Data seperti inilah yang harus dimiliki olehDBMS.

Teknik pemrograman

Pemrograman diawali dengan pembuatanflow-chart yang menerangkan alur clanlogika pemrograman. Karena berbagai alasan yang akan didiskusikan di bagianpembahasan, pemrograman akan menggunakan metode rekursif. Proses rekursifmerupakan suatu proses di mana sebuah subprogram memanggil dirinya sendiri[4].Metode ini mensyaratkan adanya sebuah anchor untuk menghentikan proses rekursifdalam kondisi tertentu. Tanpa anchor bersyarat, program rekursif tidak akan pernahberhenti mengeksekusi.

Pada umumnya proses rekursif mempunyai kelemahan yaitu penggunaanmemory stack, pemahaman algoritma relatif susah, clan pemeriksaan kesalahan yang

11

Page 6: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Risalah Lokakarya Komputasi dalam gains dan Teknologi Nuklir XIV, Juli 2003

relatif sulit. Kelemahan pertama berdasarkan kenyataan bahwa pemanggilan sebuahsubprogram alan membutuhkan memory stack. Dalam proses rekursif, sebuahsubprogram belum selesai dieksekusi namun telah memanggil subprogram dirinyalagi. Dengan demikian memory stack yang dibutuhkan alan semakin banyak clanberisiko memberikan error "out of stack memory". Sedangkan kelemahan berupapemahaman algoritma yang relatif susah dan pemeriksaan kesalahan yang relatif sulitlebih berorientasi kepada kemampuan pemrogram dalam memecahkan permasalahanyang timbul. Pemrogram dituntut untuk menggunakan trik-trik ataupun taktik-taktiktertentu.

Dengan menggunakan bahasa tertentu, dalam hal ini AutoLISP, kegiatandilanjutkan dengan penulisan program. Selanjutnya program diuji coba. Mungkin sajaselama penyusunan program terdapat berbagai kesalahan. Secara garis besar terdapattiga jenis kesalahan yaitu kesalahan sintaksis, kesalahan sewaktu proses run-time, clankesalahan logika[3]. Kesalahan sintaksis merupakan kesalahan gramatikal terhadapaturan-aturan yang berlaku sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan.Kesalahan ketik merupakan jenis kesalahan sintaksis. Meski secara sintaksis sudahtidak ada kesalahan, mungkin saja masih muncul kesalahan sewaktu run-time.Misalnya, pembagian dengan nol akan memberikan error. Dalam hal ini kesalahanharus diperbaiki dengan menambah blok instruksi tertentu. Kesalahan logika relatifsulit untuk dicari. Secara keseluruhan, program dapat dieksekusi clan menghasilkansuatu hasil. Output-output inilah yang harus diperiksa apakah program sudah bekerjasebagaimana mestinya. Ini bisa dilakukan dengan pengecekan di mana programdieksekusi dengan menggunakan input-input yang telah diketahui hasilnya. Keluaranprogram dibandingkan dengan prediksi manual.

Bahasa AutoLISP

Bahasa ini merupakan turunan daTi bahasa LISP yang banyak digunakan dalampemrograman berbasiskan kecerdasan buatan. AutoLISP dijalankan di dalam pirantilunak AutoCAD[5&6]. Sebagian besar data yang diolah adalah dalam bentuk list. Data-data lain juga dapat dikelola seperti integer, real, logika clan string.

AutoLISP mengenal dua ripe variabel yakni variabellokal dan global. Variabellokal merupakan parameter formal yang ditransfer secara by value melaluipemanggilan sebuah subprogram. Variabel ini bersifat lokal karena hanya berlaku clandikenal pada saat subprogram tersebut aktif dalam keadaan dipanggil. Begitusubprogram ini selesai dieksekusi clan kemudian ditutup, variabel tersebut akan hilangsecara otomatis.

Selain parameter by value yang bersifat lokal, semua variabel dalam AutoLISPbersifat global. Variabel tersebut tidak memerlukan deklarasi terlebih dahulu, tetapilangsung bisa digunakan. Meski variabel tersebut hanya dioperasikan pada sebuah

112

Page 7: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Penyusunan Sistem Manajemen Database (DBMS) Kornponen Perpipaan Menggunakan Metode(Ari Satmoko)

subprogram kecil, variabel tersebut dapat diakses oleh semua subprogram atauprogram yang ada. Dan meskipun subprogram yang mengolahnya ditutup, variabeltersebut masih dapat digunakan clan tidak akan hilang.

Penjelasan variabel lokal clan global dapat dilihat pada contoh programsederhana berikut:

(defun contob (Z)(setq Z (+ 2.0 5.0»(setq P (+ 2.05.0»

{Blok instruksi}

Pada contoh tersebut, Z adalah variabel lokal clan hanya ada pada waktusubprogram contoh masih aktif dipanggil. Varibel Z clan P mengalami operasimatematika yang sarna, sehingga nilainya adalah sarna yakni 7,0. Namun bedanyaadalah ketika subprogram contoh selesai dipanggil, variabel Z akan hilang clan tidaklagi dikenal oleh program atau subprogram lainnya. Hal ini berbeda dengan variabel Pyang tetap bernilai 7,0 clan dapat dikenal serta dapat digunakan oleh subprogram

lainnya.

PEMBAHASAN DAN PEMROGRAMAN

Secara gang besar, DBMS yang sedang disusun ini mempunyai dua tugas yaknimenciptakan hirarki organisasi struktur data dan mengolah data. Ini dilakukan untuktiap-tiap komponen. Tugas pertama menghasilkan suatu struktur data sebagai referensiuntuk pengolahan data lebih lanjut. Bagian pengolah data berfungsi untukmemanipulasi data-data yang tersimpan dalam sebuah file.

Menyusun hirarki struktur data

Menyusun hirarki struktur data tentu saja harus identik dengan struktur datayang diinginkan (lihat Gambar 2). Untuk tiap-tiap komponen perpipaan, penyusunanhirarki ini hanya perlu dilakukan sekali saja dan hasilnya disimpan dalam sebuah file.Untuk mengaksesnya cukup dengan melakukan loading file tersebut. Jadi pekerjaanmenyusun hirarki struktur data tak lain adalah menciptakan sebuah file AutoLISP.

Inti daTi penyusunan hirarki adalah memberikan inpu-input untuk semua fielddata lengkap dengan urutan levelnya. Gambar 3 menampilkan flowchart subprogram"inpuchild" yang berfungsi untuk menciptakan hirarki struktur data. Subprogramtersebut menggunakan metode rekursif. Sebenamya penggunaan metode rekursif di

113

Page 8: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Risalah Lokakarya Kornputasi dalam Sains clan Teknologi Nuklir XIV, Juli 2003

sini bukan merupakan hal mutlak. Metode iterasi biasa juga bisa digunakan tanpakendala.

Logika pernrograman adalah sebagai berikut. Dimulai daTi level data paling atas,input tentang field data dimasukkan. Kemudian diperiksa apakah field data tersebutmerupakan level terbawah. Bila masih mempunyai anakan, maka program akan segeramencarifield data di level yang lebih bawah, dan seterusnya. Karena rekursif, programmemanggil dirinya sendiri. Bila ternyata field data sudah merupakan level terbawah,maka berikutnya adalah mencari field-field data karakteristik untuk masing-masingkomponen perpipaan. Di sini metode rekursif juga digunakan untuk perulangan.Eksekusi program akan selesai setelah tidak ada lagi data karakteristik yang akandimasukkan.

Gambar 3 Subprogram inpuchild dengan metode rekursif untuk menyusun strukturdata

Pengolah data

Bagian ini merupakan pengolah data yang berfungsi untuk memasukkan,menambah, menghapus ataupun mengambil data daTi database. Pemrograman dibuatdengan sistem modular, artinya program akan dipecah-pecah ke dalam beberapamodul atau subprogram. Dan masing-masing subprogram mempunyai tugas-tugas

114

Page 9: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Penyusunan Sistem Manajemen Database (DBMS) Komponen Perpipaan Menggunakan Metode (Ari Satmoko)

tertentu. Dalam makalah ini, pembahasan hanya mencakup subprogram untukmemasukkan data yang diberi nama "subprogram writedata". Subprogram ini clanjuga modul-modul yang lain menggunakan metode rekursif dengan flowchart yangmmp.

Misalnya untuk flange, anggap bahwa DBMS akan memasukkan sebuah recordtunggal sebagai berikut:

( ( (class 150) « (nps 2") (odflange 6.0) (odhub 3.0625)(thiclrnes 0.75) (length 2.5))))).

Yang menjadi masalah adalah bahwa struktur record tersebut hanya dapatdisusun dengan memulai daTi level terbawah. Ini adalah karakteristik daTi databerbentuk list. Data (odflange 6.0) dan (odhub 3.0625) disusun terlebih dahulu.Berikutnya, (thicknes 0.75) dan (length 2.5) menyusul secara urut ke arab belakang.Karena (nps 2") mempunyai tingkatan data yang lebih tinggi, field ini hamsditambahkan di depan data-data yang telah tersusun. Begitu pula, (class 150) sebagaifield dengan level teratas hams digabungkan di muka. Nilai-nilai daTi field tersebut

dimasukkan melalui keyboard.Namun, prinsip kerja yang harns dilakukan oleh komputer tersebut di atas

berlawanan arab dengan prinsip ergonomi. Manusia, dalam hal ini operator, cenderungmengisi terlebih dahulu data-data berupa class dan nps, barn disusul kemudian oleh

data-data karakteristilrnya.Kalau pemrograman disusun secara independen khusus untuk flange, dengan

mudah pekerjaan tersebut disusun karena sudah tabu berapa jumlah level yang akandikerjakan. Begitu pula dengan nama fieldnya yang praktis sudah diketahui. Namun,membuat program independen akan bermasalah karena masing-masing komponenperpipaan menuntut juga sebuah program. Dapat dibayangkan, pekerjaan menjaditidak efisien karena terlalu banyalrnya program yang harns disusun. Masalah ini akanmenjadi lebih pelik jika ada penambahan komponen-komponen barn untukdimasukkan dalam DBMS. Oleh karena itulah perlu dibuat sebuah program yangbersifat umum dan fleksibel di mana jumlah level data dan jumlah data karakteristikyang menyertainya belum dapat diketahui.

Permasalahan terletak pada bagaimana program dapat menyimpan field levelatas, masuk ke level yang lebih rendah, menyimpan field tambahan barn, dan masukke level yang lebih rendah lagi. Begitu seternsnya hingga berada dalam levelterbawah. Di level bawah, boleh dikatakan relatif tidak ada masalah karena field yangdiinputkan langsung dimanipulasi untuk membentuk struktur list yang diinginkan.Penyimpanan field level atas dengan nilainya menimbulkan masalah karena jumlahlevelnya belum diketahui dan nama field-nya pun tidak sarna tergantung daTi masing-

masing komponen perpipaan.Dengan uraian tersebut, field-field untuk level atas harns dapat disembunyikan

untuk sementara dan akan dipanggil pada waktu dibutuhkan. Trik ini dapat dilakukan

115

Page 10: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XIV, Juli 2003

dengan memanfaatkan variabellokal. Variabel yang mengandung nilai level-level atasdideklarasikan sebagai parameter formal yang ditransfer secara by value melaluisebuah subprogram. Karena struktur data terdiri dari beberapa level, maka subprogramakan dipanggil secara berulang-ulang. Di sini dapat ditarik sebuah catatan bahwametode yang cocok dan efisien untuk pengolahan database yang tleksibel adalahmetode rekursif. Flowchart subprogram untuk memasukkan data dapat dilihat padaGambar 4.

Secara teoritis, metode rekursif memiliki beberapa kelemahan. Dalam kasusdatabase komponen perpipaan, kekhawatiran terhadap kurangnya memory stack dapatdihilangkan karena jumlah perulangan rekursifnya bergantung pada jumlah level datayang relatif tidak banyak. Mengenai kesulitan dalam pemahaman maupun pencariankesalahan, memang diakui bahwa selama penyusunan program pengolah database ini,metode rekursif membutuhkan perhatian yang ekstra hati-hati. Demikian pula,pencarian kesalahan relatif lebih rumit dibandingkan dengan prosedur iterasi biasa.

Mulai:Subprogram Writedata

~lnisialisasi kosong:

data basil & data terbawah

y y

.:(~~~~;~~~:::>T

.c::::::::::::~~~~~~~~~~~~~~~::::::::>

~

field pertcfna strukturdata dihilangkan T

(~~~~)

Gambar 4 Subprogram writedata dengan metode rekursif untuk mamasukkan data

16

Page 11: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Penyusunan Sistem Manajemen Database (DBMS) Kornponen Perpipaan Menggunakan Metode(Ari Satrnoko)

v ALmASI PROGRAM DAN BASIL

Pemrograman sesuai dengan flowchart pada Gambar 3 dan 4 telah selesaidisusun dengan menggunakan bahasa AutoLISP. Selain kedua subprogram tersebut,berbagai subprogram lain juga telah disusun untuk mendukung DBMS. Tahapberikutnya adalah membersihkan kesalahan-kesalahan yang mungkin ada. SuksesnyaAutoCAD dalam me-loading program yang telah dibuat menunjukkan bahwakesalahan sintaksis sudah tidak ada lagi. Kesalahan sewaktu run-time juga dipastikantelah berhasil diatasi. Untuk meyakinkan tidak adanya kesalahan logika, programdiarahkan untuk mendesain sebuah sistim perpipaan seperti ditunjukkan dalamGambar 5.

Berangkat daTi titik A yang berkoordinat (0;0;0), sistim perpipaan dimulaidengan sebuah pipa 2" dengan panjang 5" dengan arab sejajar dengan sumbu X.Sistem diikuti oleh sebuah valve yang diapit oleh sepasang flange. Reducer 2x3mengubah diameter menjadi 3". Hingga titik di sini semua komponen termasuk dalamclass 150. Sistem dilanjutkan dengan class 300 yang diawali dengan valve bertipeglobe yang diapit oleh sepasang flange. Sebuah elbow digunakan untuk mengubaharab menjadi sejajar dalam sumbu Y. Begitu keluar daTi elbow, sistim langsungdihubungkan dengan reducer 3x6 dan dilanjutkan dengan valve bertipe globe yangdiapit oleh sepasangflange. Sistem berakhir dengan pipa 6" dengan panjang 10".

~titlk Qkhir <C)

zreducer 2x3 :2titik nwnl (A) \ ~reducer 3x6

~[XJH:}i M ~ titik belok (B)

class 150 -)I~ class 300

Gambar 5. Sistem perpipaan untuk menguji keandalan DBMS

Komponen-komponen perpipaan yang digunakan da1am sistem tersebut dapatdiringkas da1am Tabe1 1. Berdasarkan data tersebut, secara manual panjang AB dapatdihitung sebesar 43,750. Sedangkan panjang BC sarna dengan 45,250. DBMS jugate1ah di1engkapi dengan berbagai subprogram yang dapat membantu visua1isasi

117

Page 12: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Risalah LDkakarya Kornputasi dalam Sains daD Teknologi Nuklir XN, Juli 2003

komponen perpipaan. DBMS diuji untuk mendesain sistem perpipaan sepertiditunjukkan dalam Gambar 5 tersebut dan kemudian titik akhir daTi gambar sistemperpipaan tersebut akan diperiksa.

Tabe1 1. Ringkasan Komponen Perpipaan

Komponen Jumlah Panjang(inchi)

1. Pipa 2"

~==::~~ 21 7;0

5,°.

2.52. Flange 2"3. Reducer 2x34. Flange 3", class 3005.

globe6. Elbow 3"

2

~

12,5

Valve

3", class 300,' I

112

~~~

17,5

7. Reducer 3x68. Flange 6", class 3009.

gate10. PiDa 6"

Valve,

6", class 300, 1

1 10

DBMS mengevaluasi komponen secara urut. Berdasarkan input-input yangsesuai, DBMS mengakses ke database, melakukan manipulasi, mengambil data yangdiperlukan, clan kemudian menampilkan gambar komponen tersebut. Seperti yangdiharapkan, DBMS clan subprogram pendukung lainnya berhasil menampilkan basilyang memuaskan (lihat Gambar 6). Terlihat dengan jelas, komponen-komponenberupa pipa,jlange, valve, reducer clan elbow sesuai dengan ukuran masing-masing

-1"\

Gambar 6. Visualisasi daTi uji coba sistem DBMS

118

Page 13: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Penyusunan Sistem Manajemen Database (DBMS) Komponen Perpipaan Menggunakan Metode(Ari Satmoko)

Gambar tersebut juga memberikan koordinat akhir sistem perpipaan yangterletak pada posisi (43,75 ,45,25 ,0,00). Koordinat ini persis sarna dengan prediksimanual. Dengan basil ini, dapat diambil kesimpulan bahwa DBMS komponenperpipaan telah berfungsi dengan memuaskan seperti yang diharapkan.

KESIMPULAN

Sistem manajemen database (DBMS) komponen perpipaan telah dikembangkandalam rangka menunjang kinerja sistim pakar CAPD (computer aided piping design)untuk perancangan otomatis sistim perpipaan. DBMS meliputi dua tugas pokok yaitumenciptakan organisasi hirarkis struktur data daD mengolah data. Berbagaisubprogram juga diciptakan untuk menunjang kinerja DBMS seperti misalnyasubprogram untuk menampilkan visualisasi gambar komponen perpipaan. Tugassebagai pengolah data mengizinkan pada operator untuk memasukkan, menambah,menghapus ataupun mengambil data daTi database. Dalam melakukan pengolahandata, DBMS menggunakan metode rekursif di mana sebuah subprogram memanggildirinya sendiri. Metode ini dipertimbangkan sebagai metode yang cocok karena dapatmelakukan perulangan clan mampu menyembunyikan sementara field beserta nilainyadengan jumlah yang belum diketahui. Data tersembunyi tersebut diambil lagi padasaat subprogram selesai dieksekusi. Dengan metode rekursif ini, DBMS dapatditerapkan untuk semua jenis komponen perpipaan. Dari basil evaluasi diperolehkesimpulan bahwa DBMS telah berfungsi secara memuaskan seperti yang diharapkan.DBMS ini juga mengizinkan pada operator untuk menambah atau memperkayadatabase dengan komponen perpipaan yang barn.

DAFTAR PUSTAKA

1 CARMELIT A E. BAUTISTA, The Piping Guide for the Design and Drafting ofIndustrial Piping Sytems, Part ll, Syentek Inc., San Francisco

2.

JOGIY ANTO H. M., Pengenalan Komputer, Penerbit Andi Offset, Cetakanketiga, Yogyakarta, 1992

3, BUDI SUTEDJO, MICHAEL AN, A1goritma clan Teknik Pemrograman, PenerbitAndi Offset, Edisi Pertama, Yogyakarta, 1997

119

Page 14: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains clan Teknologi Nuklir XIV, Juli 2003

4. , AutoCAD Development SystemTM:Manual, Autodesk Inc., Publication 100192-01, 1992

Programmer's Reference

5, MUFID DJOKO PURW ANTO, Pedoman Pemakaian AutoLISP, Penerbit AndiOffset, Yogyakarta, 1993

DISKUSI

UTAJA

2.

Apakah bahasa AUTOLISP berubah dengan versi AUTOCAD ? Bagaimanapengaruhnya hila berubah?Apa data yang dibuat merupakanfile barn atau mengubah data lama?

ARI SATMOKO

1

2.

AUTOLISP sudah terintegrasi dengan AUTOCAD. Dengan perubahan versiAUTOCAD, maka AUTOLISP juga ikut berubah. Semakin baru versinya,fasilitas yang disediakan oleh AUTOLISP/AUTOCAD semakin banyak.Contohnya adalah DBMS yang sedang dikembangkan ini hanya dapatdieksekusi dengan versi AUTOCAD 2000 atau 2002 clan tidak dapat dijalankandengan AUTOCAD R14.Pada awalnya, database adalah kosong. Melalui subprogram write data, datadapat dimasukkan clan kemudian disimpan dalam sebuah file. File tidak dapatdigunakan lagi dengan penambahan, penghapusan ataupun perubahan.

ADE JAMAL

Apakah interface/link antara komponen diperhatikan misalnya rating 150 tidakbisa di link ke 300.Masukan: metode rekursif cocok untuk DBMS yang tidak dapat ditentukanjumlah data, sedangkan metode iterasi jumlah data pasti.

120

Page 15: ABSTRACT - Badan Tenaga Nuklir Nasional

Penyusunan Sistem Manajemen Database (DBMS) Komponen Perpipaan Menggunakan Metode (Ari Satrnoko)

ARI SATMOKO

2.

Antara rating 150 dan 300 tidak bisa di link. Karena DBMS ini menggunakansistem data berjenjang/hierarkis, sehingga masing-masing komponen tidak bisadihubungkan.Terima kasih atas informasinya daD memang sesuai dengan pengalamanpemrograman selama ini.

DAFT AR RIW A Y A T HIDUP

1. Nama : Ari Satmoko

2. Tempat/fangga1 Lahir : Purwokerto, 28 Februari 1968

3. Instansi : P2TKN-BATAN

4. Pekerjaan / Jabatan : Ka Ba1ai Keteknikan

5. Riwayat Pendidikan : (sete1ah SMU sampai sekarang)

Sl Mechanical Engineer, Universitas de Technology de Compiegne,

.

France

.S2 Modelisasi Nurnerik, Universitas de Technology de Compiegne,

.Peneliti di P2TKN-BATAN, 1994- sekarang

.Piping Stress Engineer pada AP600, 1995-1997

.Peneliti di bidang material behavior dalam program ST A Japan, 1998

.Piping Stress Engineer pada PT McDERMOTTE INDONESIA, Juni-

November 2002

7. Organisasi Profesional :

121

France, 1994

6. Pengalaman Kerja :

Moh. zen
Home