Absorbsi Perkutan Dari Obat Dipengaruhi Oleh Beberapa Hal

3
Absorbsi perkutan dari obat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah : 1. Struktur kulit Stratum corneum dapat menjadi depot/reservoir untuk obat yang diberikan secara topikal; ini telah dibuktikan dengan pemberian secara topikal glukokortikosteroida, terutama flouro- kortikosteroid. Lamanya stratum corneum brfungsi sebagai depot 7-8 hari. Pemanfaatan terapeutik stratum corneum sebagai reservoir obat masih terus dalam penyelidikan. 2. Difusi pasif Difusi pasif ialah transpor melalui membran yang semipermeabel. Obat yang akan diabsorbsi terlebih dahulu harus berada dalam larutan murni (terdispersi secara molekuler) pada situs penyerapan. 3. Karakteristik kelarutan obat Bahan obat untuk dapat diabsorpsi secara perkutan ialah bahan yang larut dalam lemak dan dalam air (partisi koefisien lemak atau air). Kecepatan difusi obat untuk melewati kulit tergantung pada partisi- koefisien lemak atau air. Kecepatan difusi paling besar bila ratio-distribusi lemak (atau lemak- pelarut) dan air antara 1 dan 2. 4. Konsentrasi obat dalam bentuk sediaannya Penetrasi obat melalui kulit dipengaruhi oleh konsentrasi obat dalam sediaannya, di samping

Transcript of Absorbsi Perkutan Dari Obat Dipengaruhi Oleh Beberapa Hal

Page 1: Absorbsi Perkutan Dari Obat Dipengaruhi Oleh Beberapa Hal

Absorbsi perkutan dari obat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya

adalah :

1. Struktur kulit

Stratum corneum dapat menjadi depot/reservoir untuk obat yang

diberikan secara topikal; ini telah dibuktikan dengan pemberian secara topikal

glukokortikosteroida, terutama flouro-kortikosteroid. Lamanya stratum

corneum brfungsi sebagai depot 7-8 hari. Pemanfaatan terapeutik stratum

corneum sebagai reservoir obat masih terus dalam penyelidikan.

2. Difusi pasif

Difusi pasif ialah transpor melalui membran yang semipermeabel. Obat

yang akan diabsorbsi terlebih dahulu harus berada dalam larutan murni

(terdispersi secara molekuler) pada situs penyerapan.

3. Karakteristik kelarutan obat

Bahan obat untuk dapat diabsorpsi secara perkutan ialah bahan yang larut

dalam lemak dan dalam air (partisi koefisien lemak atau air). Kecepatan

difusi obat untuk melewati kulit tergantung pada partisi-koefisien lemak atau

air. Kecepatan difusi paling besar bila ratio-distribusi lemak (atau lemak-

pelarut) dan air antara 1 dan 2.

4. Konsentrasi obat dalam bentuk sediaannya

Penetrasi obat melalui kulit dipengaruhi oleh konsentrasi obat dalam

sediaannya, di samping difusi-koefisien dari molekul obat dan kelrutan obat

dalam vehikel atau bahan pembawa yang dipergunakan untuk formulasi obat.

5. Hidrasi kulit

Hidrasi kulit juga sangat berpengaruh dan perlu diperhatikan dalam hal

penetrasi obat melalui kulit. Hidrasi secara fisik mengubah jaringan kulit

danmengakibatkan perubahan dalam difusi-koefisien serta aktivitas-koefisien

obat yang akan berpenetrasi, sehingga mempercepat obat melalui kulit.

Rintangan utama penetrasi obat melalui kulit terletak pada lapisan keratin dari

stratum corneum.

Salep yang mengandung cukup air untuk hidrasi lapisan keratin, misalnya

dasar emulsi minyak air (o/w) akan meningkatkan penetrasi perkutan dari

obat-obat tertentu.

Page 2: Absorbsi Perkutan Dari Obat Dipengaruhi Oleh Beberapa Hal

6. Vehikel atau konstituen pembawa obat

Perpindahan obat Dari vehikel nya ke epidermis selain dipengaruhi oleh

partisi-partisi koefisien dari bahan obat antara fase lemak-air juga ada

pengaruh aktivitas termodinamik, difusifitas, dan kelarutan obat dalam

vehikel dan kulit.

7. Kondisi kulit

Kondisi atau keadaan kulit sangat menentukan penetrasi obat. Kulit yang

rusak akan menyebabkan obat lebih mudah melewati epidermis dibanding

kulit yang normal/utuh. Permeabilitas meningkat sekali dengan adanya

goresan-goresan pada kulit (biasanya goresan pada kulit ini dengan sengaja

dimanfaatkan oleh para morfinis untuk efek morpin yang lebih cepat.

8. Kehadiran bahan atau zat pendorong

Pada formulasi obat luar bila dikehendaki adanya penetrasi, sering

ditambahkan suatu bahan/zat yang dapat mendorong/meningkatkan penetrasi

obat melalui kulit masuk ke dalam tubuh. Diantaranya ialah,

dimetilsulfoksida dan solven organik seperti alkohol, benzena dan eter.