abses mandibula

10
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Abses Mandibula Kamis, 23 Februari 2012 TweetBab ini ber isi tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada klien abses mandibula. Secara umum dan khusus tentang abses menurut definisi, etlologi: A. Definisi Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi kibat atau infeksi bakteri. (www.,medicastore.com,2004 ) Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejalaberupa kantong berisi nanah. (Siregar, 2004). Sedangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di mandibula. Abses dapat terbentuk di ruang submandibula atau salah satu komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari daerah leher. (Smeltzer dan Bare, 2001) B. Penyebab Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara antara lain: 1. Bakteri masuk kebawah kuit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril 2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain 3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses. Lebih lanjut Siregar (2004) menjelaskan peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika : 1. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi

Transcript of abses mandibula

Page 1: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 1/10

 

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Abses Mandibula 

Kamis, 23 Februari 2012

Tweet  

Bab ini ber isi tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada klien abses mandibula.

Secara umum dan khusus tentang abses menurut definisi, etlologi:

A.  Definisi

Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi kibat atau infeksi bakteri.

(www.,medicastore.com,2004 )

Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejalaberupa kantong berisi nanah.

(Siregar, 2004). Sedangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di mandibula. Abses dapat

terbentuk di ruang submandibula atau salah satu komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari

daerah leher. (Smeltzer dan Bare, 2001)

B.  Penyebab

Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa

cara antara lain:

1.  Bakteri masuk kebawah kuit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril

2.  Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain

3.  Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan

gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.

Lebih lanjut Siregar (2004) menjelaskan peluang terbentuknya suatu abses akan

meningkat jika :

1.  Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi

Page 2: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 2/10

 

2.  Darah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang

3.  Terdapat gangguan sisitem kekebalan.

Menurut Hardjatmo Tjokro Negoro, PHD dan Hendra Utama, (2001), abses mandibula

sering disebabkan oleh infeksi didaerah rongga mulut atau gigi. Peradangan ini menyebabkan

adanya pembengkakan didaerah submandibula yang pada perabaan sangat keras biasanya tidak 

teraba adanya fluktuasi. Sering mendorong lidah keatas dan kebelakang dapat menyebabkan

trismus. Hal ini sering menyebabkan sumbatan jalan napas. Bila ada tanda-tanda sumbatan jalan

napas maka jalan napas hasur segera dilakukan trakceostomi yang dilanjutkan dengan insisi

digaris tengah dan eksplorasi dilakukan secara tumpul untuk mengeluarkan nanah. Bila tidak ada

tanda- tanda sumbatan jalan napas dapat segera dilakukan eksplorasi tidak ditemukan nanah,

kelainan ini disebutkan Angina ludoviva (Selulitis submandibula). Setelah dilakukan eksplorasi

diberikan antibiotika dsis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob.

Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut, rektum, dan

otot. Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau tepat dibawah kulit terutama jika timbul

diwajah.

C.  Patofisiologi

Jika bakteri menusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeks. Sebgian sel

mati dan hancur, menigglakan rongga yang berisi jaringan dan se-sel yang terinfeksi. Sel-sel

darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalalm melawan infeksi, bergerak kedalam

rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri.sel darah putih kakan mati, sel darah putih yang

mati inilah yang memebentuk nanah yang mengisis rongga tersebut.

Page 3: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 3/10

 

Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong jaringan pada

akhirnya tumbuh di sekliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses hal ini merupakan

mekanisme tubuh mencefah penyebaran infeksi lebih lanjut jka suat abses pecah di dalam tubuh

maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung

kepada lokasi abses.(www.medicastre.com.2004).

Pathway (Hardjatmo Tjokro Negoro, PHD dan Hendra Utama, 2001)

D.  Tanda dan Gejala

Menurut Smeltzer dan Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan

pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa :

1.  Nyeri

2.  Nyeri tekan

3.  Teraba hangat

4.  Pembengakakan

5.  Kemerahan

6.  Demam

Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagi benjolan. Adapun

lokasi abses antar lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. Jika abses akan pecah, maka daerah

pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh,

sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Abses dalam lebih

mungkin menyebarkan infeksi keseluruh tubuh.

Adapun tanda dan gejala abses mandibula adalah nyeri leher disertai pembengkakan di

bawah mandibula dan di bawah lidah, mungkin berfluktuasi.

Page 4: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 4/10

 

E.  Pemeriksan Diagnosis

Menurut Siregar (2004), abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali.

Sedangkan abses dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita abses, biasanya pemeriksaan

darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Untuk menetukan ukuran dan lokasi

abses dalam bissxa dilkukan pemeriksaan rontgen,USG, CT, Scan, atau MRI.

F.  Pengobatan

Menurut FKUI (1990), antibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob harus

diberikan secara parentral. Evaluasi abses dapat dilakukan dalam anasksi lokalal untuk abses

yang dangkal dan teriokalisasi atau eksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan luas.

Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi 05 tiroid, tergantung letak dan

luas abses. Pasien dirawat inap sampai 1-2 hari gejala dan tanda infeksi reda.

Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses akan pecah dengna sendirinya

dan mengeluarkan isinya.kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh

menghancurkan. infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi, abses pecah dan bisa

meninggalkan benjolan yang keras.

Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan

dikeluarkan isinya. Suatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotik 

biasanya sia-sia Antibiotik biasanya diberikan setelah abses mengering dan hal ini dilakukan

untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi

kebagian tubuh lainnya.

G.  Diagnosa Keperawatan

Page 5: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 5/10

 

Menurut T. Heather Herdman, et.al (2007), diagnosa keperawatan yaitu :

1.  Nyeri Akut yang berhubungan dengan egen injuri biologi

2.  Hipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit

3.  Kerusakan Intergritas kulit yang berhubungan dengan trauma mekanik.

H.  Rencana Keperawatan

Menurut Johnson, Marion Meridean Maas dan Sue Moorhead, ed (2000) rencana keperawatan

terdiri dari :

1.  Nyeri Akut yang berhubungan dengan Agen Injury Biologi

a.  Tujuan

Level nyaman.

b.  Kriteria hasil :

No Indikator  1  2  3  4  5 

1. Melaporkan secara fisik sehat

2. Meloporkan puas dapat mengontrol gejala

3. Mengekspresikan puas dengan fisiknya

4. Mengekspresikan kepuasan dengan berhubungan

Sosial

5. Mengekspresikan kepuasan secara spiritua

6. Melaporkan puas dengan kemandiriannya

7. Melaporkan puas dengan kontrol nyeri

Keterangan :

1  : Sangat tidak sesuai

Page 6: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 6/10

 

2  : Sering tidak sesuai

3  : Kadang tidak sesuai

4  : Jarang tidak sesuai

5  : Sesuai

c.  Intervensi (Joane C, Mc.Closkey, 1996)

1)  Manajemen Nyeri

a)  Kaji nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik durasi, frekuensi, dan faktor

presipitas.

b)  Observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan

c)  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

d)  Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri, klabrasi dengan dokter jika ada komplai dan

tindakan nyeri yang tidak berhenti

e)  Ajarkan teknik non farmakologi, lbiotedback, leahsasi, distraksi, anagenh administrasi

f)  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum obat

g)  Cek riwayat alergi

h)  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

i)  Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat sesuai porgram

 j)  Evaluasi efektifitas analgesik tanda dan gejala efek samping

k)  Laksanakan terapi dokter untuk pemberian obat

2.  Hipertermi yang berhubungan dengan proses penyakit (Johnson, Marion Meridean Maas

dan Sue Moorhead, ed., 2000)

a.  Tujuan :

Page 7: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 7/10

 

Status termoregulasi

b.  Kriteria hasil :

No Indikator  1  2  3  4  5 

1. Suhu tubuh DBN

2. Perubahan warna kulit

3. Tidak ada kegelisahan kelelahan

4. Perubahan DBN

5. Tidak ada ditensi pernapasan

DBN : dalam batas normal

Keterangan : 1. Tidak pernah sesuai harapan

2. Jarang sesuai harapan

3. Kadang sesuai harapan

4. Sering sesuai harapan

5. Selalu sesuai harapan

c.  Intervensi (Joane C, Mc.Closkey, 1996)

1)  Menangani panas

a)  Monitor temperatur tiap 8 jam

b)  Monitor warna kulit dan temperatur tiap 8 jam

c)  Monitor TTV tiap 8 jam

d)  Tingkatkan pemasukan cairan melalui mulut

2)  Pengaturan suhu

a)  Monitor suhu paling sedikit 2 hari sesuai kebutuhan

b)  Monitor temperatur baru sampai stabil

c)  Monitor gejala hipertermi

Page 8: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 8/10

 

d)  Monitor TTV

e)  kolaborasi dalam pemberian antipiretik 

f)  Atur suhu lingkungan sesuai kebtuhan pasien

g)  Berikan pemasukan nutrisi dan cairan yang adekuat.]

3.  Kerusakan Integritas kulit yang berhubungan dengan trauma mekanik (Johnson, Marion

Meridean Maas dan Sue Moorhead, ed., 2000)

a.  Tujuan

Integritas kulit dan jaringan yang normal setelah dilakukan perawatan

b.  Kriteria hasil :

Indikator  1  2  3  4  5 

1. Temperatur jaringan DHYD

2. Sensasi DHYD

3. Elastisitas DHYD

4. hidrasi DHYD

5. Respiasi DHYD

6. warna DHYD

7. ketebalan DHYD

8. keutuhan kulit

Keterangan :

1.  Tidak Pernah sesuai Harpan

2.  Jarang Sesuai harapan

3.  Kadang Sesuai Harpan

4.  Sering Sesuai Harapan

5.  Selalu Sesuai Harapan

Page 9: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 9/10

 

c.  Intervensi (Joansone C, McCloskey, 1996)

1)  Perawatan luka

a)  Catat karakteristik luka

b)  Catat karakteristik drainese

c)  Gunakan saleb kulit atau isi

d)  Pakaikan pakaian yang longgar

e)  Gunakan prinsip steril untuk perawatan luka

f)  Ajarkan keluarga dan pasien prosedur perawatan luka

Page 10: abses mandibula

5/17/2018 abses mandibula - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/abses-mandibula-55b07e6e25e37 10/10

 

DAFTAR PUSTAKA 

Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor dalam bahasa Inggris : kurt J. Lessebacher. Et. Al :

editor bahasa Indnesia Ahmad H. Asdie. Edisi 13. jakarta : EGC. 1999.

NANDA, 2005

NIC, 2005

NOC2005

Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit . Editor Huriawati Hartanta. Edisi 2. Jakarta:EGC,2004.

Suzanne, C, Smeltzer, Brenda G Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Bruner and Suddarth. Ali

Bahasa Agung Waluyo. ( et,al) Editor bahasa Indonesia :Monica Ester. Edisi 8 jakarta :EGC,2001.

www.medicastore.Com.2004