Abses Gigi

14
BAB I PENDAHULUAN Abses sebenarnya adalah kumpulan nanah yang terakumulasi dalam sebuah rongga yang secara anatomis tidak ada. Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran dari infeksi ke bagian lain dari tubuh. Abses sendiri dapat terjadi diawali dengan adanya proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi. Infeksi adalah masuknya kuman pathogen ataupun toxin dari kuman tersebut ke dalam tubuh manusia serta menimbulkan gejala penyakit, dimana penyakit tersebut dapat timbul setelah mengalami beberapa proses dalam tubuh manusia. Sehingga tubuh mengadakan reaksi yang disebut peradangan. Peradangan adalah reaksi segera dari tubuh terhadap daerah yang mengalami cedera atau kematian sel. Peradangan ini biasa di tandai dengan dolor ( sakit ), rubor ( merah ), kalor ( panas ), tumor ( bengkak ), dan fungsio laesa ( perubahan fungsi ).

description

Abses gigi

Transcript of Abses Gigi

Page 1: Abses Gigi

BAB I

PENDAHULUAN

Abses sebenarnya adalah kumpulan nanah yang terakumulasi dalam sebuah rongga

yang secara anatomis tidak ada. Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan

untuk mencegah penyebaran dari infeksi ke bagian lain dari tubuh. Abses sendiri dapat terjadi

diawali dengan adanya proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi.

Infeksi adalah masuknya kuman pathogen ataupun toxin dari kuman tersebut ke

dalam tubuh manusia serta menimbulkan gejala penyakit, dimana penyakit tersebut dapat

timbul setelah mengalami beberapa proses dalam tubuh manusia. Sehingga tubuh

mengadakan reaksi yang disebut peradangan.

Peradangan adalah reaksi segera dari tubuh terhadap daerah yang mengalami cedera

atau kematian sel. Peradangan ini biasa di tandai dengan dolor ( sakit ), rubor ( merah ), kalor

( panas ), tumor ( bengkak ), dan fungsio laesa ( perubahan fungsi ).

Page 2: Abses Gigi

BAB II

DAFTAR PUSTAKA

Abscess

Kumpulan nanah yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi ( bisa karena bakteri atau parasit ), dimana proses ini merupakan reaksi perlindungan jaringan untuk mencegah perluasan infeksi ke bagian lain dari tubuh.

Klasifikasi abscess gigi dibagi berdasarkan tempat yaitu :

1. Periapikal abscess : terjadi dari sebuah gigi 2. Periodontal abscess : terjadi pada jaringan penunjang gigi ( pada tulang alveolar dan

ligamentum periodontal )

Abscess periapikal

Abscess periapikal adalah pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke jaringan di sekitarnya, yang disebabkan oleh adanya infeksi pada awalnya. Abses periapikal juga dapat terjadi karena adanya peradangan dan supurasi pada jaringan pulpa. Peradangan tersebut dapat menyebar menuju apeks dan akar gigi melalui foramen apikalis, kemudian menembus tulang alveolar dan jaringan lunak jika tidak ditangani dengan benar.

Proses infeksi yang awalnya mengenai pulpa tersebut dapat juga mengenai ligamentum periodontal apabila respon imun tubuh tidak dapat melawan proses infeksi yang sedang terjadi. Hal ini disebut sebagai periodontitis apikalis dan lama kelamaan dapat berkembang menjadi abses periapikal.

Etiologi :

Penyebab tersering adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut : Bakteri coccus aerob gram positif terdapat dalam plak berisi makanan

dan dalam Bakteri coccus anaerob gram positif air liur Bakteri batang anaerob gram negative

Penyebab terjadinya abses periapikal :

o Karies gigi

Karies dentis memecahkan email dan jaringan lunak di lapisan bawah (dentin) dan dengan cepat mencapai pusat gigi  (pulpa) yang

Page 3: Abses Gigi

dikenal sebagai pulpitis bakteri menginfeksi pulpa sampai mencapai tulang gigi (tulang alveolar) periostitis subperiosteal abses menjalar menuju fascial spaces terdekat yang dapat menyebabkan terjadinya facial abscess.

o Ginggivitis

Peradangan local pada ginggiva ( bisa berasal dari apical maupun marginal ) tidak diobati secara benar pus terkumpul di bawah jaringan ginggiva abses ginggiva

o Gangren gigi

Akibat kematian sel pulpa akan mati menjadi media yang baik untuk perkembangan dari bakteri akhirnya mengenai jaringan yang lebih dalam yaitu jaringan periapikal terjadi dalam periapikal adalah pembentukan rongga patologis abses disertai pembentukan pus abses periapikal. Hal ini biasa terjadi akibat kondisi host yang sedang dalam kondisi tidak terlalu baik dan virulensi bakteri cukup tinggi.

Abscess merupakan rongga patologis yang berisi pus yang disebabkan oleh infeksi bakteri campuran. Bakteri yang berperan dalam proses pembentukan abses ini yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Staphylococcus aureus dalam proses ini memliliki enzim aktif yang disebut koagulase yang fungsinya untuk mendepositkan fibrin. Sedangkan Streptococcus mutans memiliki 3 enzim yaitu streptokinase, streptodornose, dan hyaluronidase. Dimana enzim yang terakhir disebut tersebut memiliki fungsi merusak jembatan antar sel. Padahal fungsi jembatan antar sel adalah sebagai ransport nutrisi antar sel, sebagai jalur komunikasi antar sel, sebagai unsur penyusn dan penguat jaringan. Jika jembatan tersebut rusak maka kelangsungan hidup jaringan antar sel dapat terancam kerusakan.

S. mutan dengan 3 enzimnya yang bersifat destruktif tadi, mampu merusak jaringan yang ada di daerah periapikal, sedangkan S. aureus dengan enzim koagulasenya mampu mendepositkan fibrin di sekitar wilayah kerja S. mutan, untuk membentuk sebuah pseudomembran yang terbuat dari jaringan ikat, yang sering kita kenal sebagai sebuah membrane abses ( pada gambaran radiologi : batas abses tidak jelas dan tidak beraturan ). Hal ini adalah peristiwa yang unik dimana S. aureus melindungi dirinya dan S. mutan dari reaksi peradangan dan terapi antibiotik.

Tidak hanya proses desrtruktif yang terjadi pada pembentukan abscess ini tapi juga ada pembentukan pus oleh bakteri pembuat pus ( pyogenik ), salah satunya dalah

Page 4: Abses Gigi

S.aureus. Jadi rongga yang terbentuk oleh bakteri tersebut terisi oleh pus yang terdiri dari leukosit yang mati, jaringan nekrotik, dan bakteri.

Infeksi akan berlanjut terus meluas ke tulang spongiosa lalu menyebar ke berbagai ruangan jaringan atau keluar ke membran mukosa serta permukaan kulit. Dimana penyebaran tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

Virulensi bakteriVirulensi bakteri yang tinggi menyebabkan bakteri dapat bergerak secara leluasa ke segala arah

Ketahanan jaringanKetahanan jaringan sekitar yang tidak baik menyebabkan jaringan menjadi rapuh dan mudah rusak

Perlekatan ototPerlekatan otot mempengaruhi arah gerak pus

Sebelum pus mencapai permukaan kulit, pus yang tadinya ada di dalam tulang akan menuju tepian tulang yang disebut korteks tulang. Tulang yang daLam kondisi hidup dan normal, selalu dilapisi oleh lapisan tipis yang tervaskularisasi dengan baik guna menutriri tulang dari luar, yang disebut periosteum. Karena memiliki vaskularisasi yang baik, respon peradangan juga terjadi ketika pus mulai mencapai korteks dan melakukan eksudainya dengan melepaskan komponen peradangan dari sel plasma ke rongga subperiosteal ( antara korteks dan periosteum ). Apabila hal ini terjadi maka disebut sebagai periostitis. Hal ini biasanya terjadi dalam 3-5 hari, tergantung keadaan host. Apabila dalam 3-5 hari respon peradangan tersebut tidak mampu menghambat aktivitas bakteri penyebab, maka dapat berlanjut ke kondisi yang disebut abscess sub periosteal.

Jika periosteum sudah tertembus oleh pus yang berasal dari dalam tulang tadi maka dengan bebasnya, proses infeksi ini akan menjalar menuju fascial spaces terdekat yang dapat menyebabkan terjadinya facial abscess.

Fascial spaces : 1. Maksila

o Buccal spaceso Infratemporal spaces

2. Mandibulao Submental spaceso Buccal spaceso Sublingual spaceso Submandibular spaces

Page 5: Abses Gigi

Jenis-jenis abses : 1. Subperioteal abscess

Gejala dan pemeriksaan klinis : o Pembengkakan pada pipi dengan rasa sakit yang hebat sekali ( karena

jaringan periosteum mengandung banyak persarafan )o Demamo Lymphadenopatyo Palpasi keras, sakit, dan agak hangato Adanya periodontitisBiasanya hal ini berlangsung sebentar, kemudian jaringan periosteum pecahm pus keluar dan tertimbun di bawah mukosa menjadi submucous abscess.

2. Submucous abscess

Gejala dan pemeriksaan klinis : o Pembengkakan pada pipi namun rasa sakit lebih berkurango Demamo Formix ( muco buccal fold ) terangkat dan lunako Fluktuasi +o Suhu di sekitar pembengkakan naik

3. Subkutan abscess

Gejala dan pemeriksaan klinis :Menyerupai submucous abscess hanya disini pus sudah hamper menembus ke kulit di extra oral, sehingga warnanya tampak sangat hiperemi

4. Perimandibular abscess ( terdapat di bawah insersi M. Buccinatorius )

Gejala dan pemeriksaan klinis : o Pembengkakan di region angulus mandibulao Trismus rahango Tepi mandibula tidak ratao Lymphadenitis akuto Demam

Apabila tidak dirawat dengan benar dapat menyebabkan : Sepsis

Page 6: Abses Gigi

Osteomyelitis Subcutan abscess Plegmon

5. Ginggival abscess Peradangan local pada gingival yang berasal dari bagian apical atau

marginal dimana pus terkumpul di bawah jaringan ginggiva

Gejala dan pemeriksaan klinis : o Oedem ginggivao Fluktuasi +o Gigi menunjukan gejala periodontitis ringano Extra oral belum memperlihatkan adanya kelainan

6. Palatal abscessJaringan ikat longgar di daerah palatum tipis sekali, sehingga jika ada pus maka akan terkumpul di bawah periosteum dan disebut subperiosteal palatal abscess.

7. Abscess infratemporalApabila abscess mengenai spatium infratemporal ( yang terletak di bawah arcus zygomatikus ) dan bisa terjadi trismus. Biasanya terjadi karena penjalaran dari gigi atas yang menyebar di atas M. Buccinatorius

Gejala dan pemeriksaan klinis : o Oedem kelopak matao Trismus rahango Sakit hebat saat membuka muluto Rasa tertekan di regio pterygoideus dan ramus mandibula

8. Abscess fossa caninaBila pus berkumpul di sekitar fossa caninaPenyebab tersering adalah akibat penyebaran dari gigi caninus dan premolar rahang atas dan akar bukal gigi M1 rahang atas.

Gejala dan pemeriksaan klinis : Oedem muka Lipatan nasolabialis hilang Oedem kelopak mata menutupi mata Kulit tegang dan memerah

Page 7: Abses Gigi

9. Abscess submandibulaPneyebaran radang dari gigi-gigi molar rahang bawah yang menembus tulang di bawah m.mylohyoideus

Gejala klinis : Pembengkakakn di region submandibula Gigi biasanya dalam keadaan periodontitis

10. Abscess sublingualPada abses ini, infeksi berjalan kearah lungua dengan menembus tulang di atas m.mylohyoideus. Sering disebut juga abses submukosa sublingual ( karena pus terkumpul di dasar mulut.

Gejala dan pemeriksaan klinis : Oedem sublingual Fluktuasi + Lidah terangkat dan terdorong ke sisi yang normal Demam dan lesu

11. Abscess parapharyngeal

Abses ini mudah menyebabkan penyebaran ke otak melalui foramina dan ke bawah yaitu ke mediastinum.

Gejala dan pemeriksaan klinis ; Trismus rahang Sakit waktu menelan Sakit hebat pada tenggorokan Pilar, tonsil dan uvula terdorong ke medial

12. Ludwig’s anginaperadangan pada jaringan longgar dengan pembentukan pus di dasar mulut. Hal ini paling sering disebabkan dari infeksi pada M2 dan M3 gigi bawah.

Gejala dan pemeriksaan klinis : sistemik

sesak nafas takikardi demam

local : pembengkakan di dasar mulut trismus rahang lidah terangkat sulit makan dan bicara

Page 8: Abses Gigi

hipersalivasi

Komplikasi dari abses gigio abses yang kronis dan pus akan keluar dari intraoral atau pada kulito osteomielitiso sinusitis maksillariso kista sekitar apeks gigio ludwig’s angina

Terapi Drainage pus melalui insisi pada jaringan gusi di daerah akar gigi atau

pelubangan gigi. Sebelumnya dilakukan rontgen untuk mengetahui apakah abses periapikal

tersebut sudah mengenai ulang atau mengumpul pada subginggivanya. Jika sudah mengenai tulang dan mengumpul pada subginggiva insisi

pada gusi Jika belum menembus tulang pelubangan pada tulang rahang menuju

akar gigi Pulpektomi

Pembuangan jaringan pulpa pada corona dan meninggalkan jaringan pulpa sekitar akar ( dilakukan hanya jika hanya mengenai pulpa bagian atas.

Pulpotomi Pembuangan seluruh jaringan pulpa

Periodontal abscess

Periodontal abscess biasanya didahului oleh terjadinya periodontitis. Periodontitis ini menyebabkan terjadinya peradangan di dalam gusi yang dapat menyebabkan jaringan yang mengelilingi akar gigi terpisah dari dasar tulang gigi. Perpisahan ini menciptakan suatu celah kecil yang dikenal sebagai suatu periodontal pocket, yang sulit untuk dibersihkan, sehingga memudahkan bakteri untuk mausk dan menyebar serta berkembang biak.

Periodontal abscess dapat terjadi akibat hasil dari : Penanganan gigi yang secara tidak sengaja menyebabkan terbentuknya

periodontal pocket. Penggunaan antibiotic yang tidak diperlakukan untuk periodontitis sehingga

menyembunyikan abscess yang ada Kerusakan pada gusi

Gejala klinik :o Perdarahan gusi selama makan atau gosok gigi

Page 9: Abses Gigi

o Foeter ex ore

o Gigi goyang pada stadium lanjut

o Pada infeksi lanjut, nyeri dirasakan terus menerus

Terapi 1. Bedah

Insisi gusi untuk memudahkan dilakukannya drainage. Tindaka ini harus dilakukan hati-hati untuk menghindari kerusakan dari jaringan periodontal yang lain. Hal ini perlu diperhatikan karena jaringan periodontal berfungsi sebagai penahan agar gigi tetap tertanam pada tulang rahang.

2. Antibiotik Amoxicillin 250 mg ( 3x/hari ) selama 10 hari Eritromisin 1000mg ( dosis awal ) dilanjutkan dengan 500 mg (

4x/hari ) selama 7 hari Klindamisin 300 mg selama 7 hari

Selain itu juga diberikan terapi simptomatik untuk gejala yang lainnya.

BAB III

Page 10: Abses Gigi

KESIMPULAN

Abscess adalah kumpulan nanah yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi, dimana proses ini merupakan reaksi perlindungan untuk mencegah perluasan infeksi ke bagian tubuh yang lain.

Abscess gigi dibagi menjadi 2 secara garis besar yaitu periapikal abscess dan periodontal abscess. Periapikal abscess sendiri dapat didahului dengan adanya karies gigi, gingivitis, dan gangren pada gigi. Terdapat berbagai jenis periapikal abscess yaitu subperiosteal abscess, submucuous abscess, subkutan abscess, perimandibular abscess, palatal abscess, gingival abscess, dll.

Sedangkan periodontal abscess biasanya disebabkan karena penanganan gigi yang secara tidak sengaja menyebabkan terbentuknya periodontal pocket, penggunaan antibiotic yang tidak diperlakukan untuk periodontitis sehingga menyembunyikan abscess yang ada, dan kerusakan pada gusi.

Penatalaksanaan untuk periapikal abscess dan periodontal abscess pada prinsipnya adalah sama yaitu drainage untuk mengeluarkan pus serta pemberian antibiotic yang digunakan untuk membunuh bakteri.