ABORTUS Dan Mola Hidatidosa

30

Click here to load reader

description

v

Transcript of ABORTUS Dan Mola Hidatidosa

ABORTUS

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan ialah hasil dari konsepsi atau pembuahan setelah melakukan senggama yang ditandai dengan perubahan fisiologis yang pada hakekatnya terjadi pada seluruh sistem organ, masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai 6 bulan. Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga. Di dalam kehamilan juga banyak proses patofisiologi yang terjadi, di dalam makalah ini dibahas tentang perdarahan pada kehamilan muda.Diantaranya adalah abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa. Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan. Sedangkan kehamilan ektopik terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri, kehamilan ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik karena kehamilan pada pars interstisialis tuba dan kandis servikalis masih termasuk dalam uterus, tetapi jelas bersifat ektopik.Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba, sedangkan yang dimaksud dengan mola hidatidosa ialah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi kanalis mengalami perubahan hidropik. Dalam hal sedemikian disebut mola hidatidosa atau complete mole, sedangkan bila disertai janin atau bagian dari janin disebut mola parsialis atau partial mole.BAB II

ABORTUSA. DefinisiKeguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus, antara lain:

Eastman:abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya antara 400-1000 gram, atau usia kurang dari 28 minggu.

Jeffcoat:abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 29 minggu, yaitu fetus belum viable by low.

Holmer:abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentasi belum selesai.

B. Etiologi

Faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:

1. Kematian fetus adalah faktor ovum sendiri.

2. Faktor ibu meliputi:

a. Adanya kelainan genetalia ibu menderita:

1) Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus, tikornis)

2) Kelainan letak dari uteris seperti retrofeksi uteri, fiksata

3) Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti midasi dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, mioma sub mukosa.

4) Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)

5) Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.

b. Gangguan sirkulasi plasenta

Pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh karena lue.

c. Penyakit-penyakit ibu, misalnya:

1) Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubella, dan sebagainya. Kematian fetus dapat disebabkan toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus.

2) Keracunan pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain.3) Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis

4) Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme hipotiroid, kekurangan vitamin A, C, E, diabetes mellitus.

d. Antagonis RhesusPada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

e. Terlalu cepatnya korpus leteum menjadi atrofis atau faktor serviks, yaitu inkam potensi serviks, sevisitis.

f. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi.

Misal :Sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, kekakuan, caparotomi dan lain-lain atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus, selaput janin rusak langsung karena instrumen-benda, dan obat-obatan.

3. Faktor BapakPenyakit bapak:pada umur lanjut, penyakit kronis

Seperti:TBC, anemi, delum pensasi koralis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, Pb, dan lain-lain) sinar roentgen, avitaminosis.

C. PatofisiologiFaktor-faktor abortus

(kematian fetus, faktor ibu, faktor bapak)

(Perdarahan dalam desidua basalis

(Nekrosis jaringan sekitar

(Sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas

(Uterus berkontraksi mengeluarkan produk konsepsi

Kehamilan < 8 minggukehamilan 8-14 minggu

((

Vili korealis belum menembusvili korealis masuk desidua

Dedidua terlalu dalam

((

Hasil konsepsi dikeluarkan semuahasil konsepsi sebagian keluar

Dan sebagian lagi tertinggi

Perdarahan >>>

Resiko terhadap infeksiresiko kekurangan volume

Berhubungan dengan retensi sebagiancairan kurang dari kebutuhan tubuh

Atau semua pkberhubungan dengan perdarahan abortus

Atau pasca bedah

D. Gejala Klinis AbortusAbortus merupakan salah satu bentuk komplikasi pada kehamilan muda maka pada semua macam abortus banyak atau sedikit masih terdapat sisa tanda-tanda kehamilan. Di samping gejala keguguran sendiri yaitu perdarahan yang keluar dari uterus dan perasaan nyeri karena rahim berkontraksi ketika hasil konsepsi berusaha dikeluarkan.1) Pada abortus imminens semua tanda kehamilan muda masih terdapat.2) Pada abortus tertahan (missed abortion) uterus yang masih lebih besar dari pada keadaan tidak hamil walaupun lebih kecil dari pada yang seharusnya menurut lama amenorea.

3) Pada abortus inkompletus uterus masih lebih besar daripada waktu hamil dan terasa lembut pada palpasi melalui vagina dan serviks terbuka.

4) Pada abortus kompletus dapat diketahui pada pemeriksaan yang lalu terdapat tanda-tanda kehamilan muda sebelum mengalami kegugurannya.

5) Pada abortus insipiens walaupun hasil konsepsi masih terdapat di dalam rahim sehingga uterus masih besar sesuai lama amenorea tetapi serviks sudah terbuka dan teraba kantung ketuban menonjol keluar disertai perdarahan yang banyak dan nyeri karena his.

6) Pada abortus imminens perdarahan mula-mula sedikit berlangsung berhari-hari atau beberapa minggu. Warna darah merah segar jika baru terjadi, bila tercampir dengan darah lama warnanya berubah menjadi kecoklatan.

E. KlasifikasiAbortus dibagi 2, yaitu:

1) Abortus spontan

2) Abortus provakatus

1. Abortus spontan

Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanik ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.

Abortus spontan dibagi atas:

a. Abortus kompletus (keguguran lengkap) seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong.Terapi: hanya dengan uterotonika.

b. Abortus inkompletus (keguguran bersisa): hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

Gejala:Amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas, perdarahan yang bisa sedikit atau banyak dan biasanya berupa stolsel (darah beku) sudah ada keluar fetus atau jaringan.

Terapi:bila ada tanda-tanda syok maka berilah dulu pemberian cairan dan transfuse darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuratase, kemudian beri obat-obatan uterotonika dan antibiotika.

c. Abortus insipions (keguguran sedang berlangsung): abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.Terapi: seperti abortus inkompletus.

d. Abortus iminens (keguguran membalat) : keguguran membalat dan akan terjadi dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan antispasmodila serta istirahat.

Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau kehamilan 2 kali berturut-turut negatif maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret).e. Missed abortion : keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetapi berada dalam rahim atau tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.Gejala:adanya amenorea, serviks tertutup dan perdarahan sedikit-sedikit yang berulang.

Terapi:berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuratase. Hendaknya pada penderita yang diberikan tanpa dan antibiotika.f. Abortus habitualis (keguguran berulang): keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.Terapi:pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus ini lebih besar hasilnya dilakukan sebelum ada konsepsi daripada sesudahnya. Merokok dan minum alkohol harus dikurangi atau dihentikan.

g. Abortus infeksiosus dan abortus septil: abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ke dalam peredaran darah atau perikoneum.

Terapi:

1) Bila perdarahan banyak berikan transfuse darah dan cairan yang cukup.

2) Berikan antibiotika yang cukup dan tepat dengan suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam, berikan suntikan streptomisin 500 mg tiap 12 jam atau antibiotika spectrum luar lainnya.

3) Lakukan dilatasi dan kuratase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.

4) Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.

5) Pada abortus septik terapi hampir sama hanya dosis dan jenis antibiotika ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan uji kepekaan kuman.

6) Tindakan operatik, melihat jenis komplikasi dan banyaknya perdarahan, dilakukan bila keadaan umum membaik dan panas mereda.2. Abortus provakalis (induced abortion): abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat, abortus ini terbagi menjadi:a. Abortus medisinalis (abortus hierapeutica)

Adalah abortus karena tindakan kita sendiri dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya perlu mendapat persetujuan 2-3 tim dokter ahli.

b. Abortus kriminalis

Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

F. Komplikasi Abortus1. Perdarahan (hemorrhage)

2. Perforasi: sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuratase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.3. Infeksi dan tetanus

4. Payah ginjal akut

5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh:

a. Perdarahan yang banyak disebut syok homorogik.

b. Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik.

BAB III

KEHAMILAN EKTOPIK

A. PengertianKehamilan ektopik adalah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium cavum uteri. Sebagian besar kehamilan ektopik terdapat di tuba uterina. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau rupture pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu.

Tidak semua kehamilan ektopik berakhir dengan abortus dalam tuba atau rupture tuba sebagian hasil konsepsi mati dan pada umum muda kemudian diresorbsi. Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.

B. Faktor-faktor Yang Memegang Peranan Dalam Kehamilan Ektopik

1. Faktor dalam lumen tuba

a. Endoselpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga lumen tuba menyemput atau membentuk kantung buntu.

b. Pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering disertai gangguan fungsi silia endosolping.c. Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit.

2. Faktor pada dinding tubaa. Endometriosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba

b. Divertikel tuba kongenital dapat menahan telur yang dibuahi di tempat itu.

3. Faktor di luar dinding tuba

a. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lakukan tuba dapat menghambat perjalanan telur.

b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba

4. Faktor lain

a. Migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau kebalikan dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus. Pertumbuhan telur yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi prematur.

b. Fertilisasi in vitro

C. Tanda dan GejalaTanda dan gejala bergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau rupture tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.

a) Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu

Pada rupture tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsang.b) Perdarahan pervaginamHal ini menunjukkan kematian janin dan berasal dari kavum uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua.

c) Amenorea

Lamanya amenorea tergantung pada kehidupan janin sehingga dapat bervariasi. Sebagian penderita tidak mengalami amenorea karena kematian janin terjadi sebelum haid berikut.

D. Beberapa Jenis Kehamilan Ektopika) Kehamilan servikal

Kehamilan ini jarang dijumpai dan biasanya terjadi abortus spontan didahului oleh perdarahan yang makin lama makin banyak.

b) Kehamilan dalam divertikulum uterus

Akibat kehamilan ini ialah rupture keluar dari uterus atau abortus, kadang-kadang kehamilan dapat berlangsung terus dan memerlukan laparotomi untuk melahirkan janin.c) Kehamilan ovarialTerjadi apabila spermatozoa memasuki folikel degraaf yang baru saja pecah dan menyatukan diri dengan ovum yang masih tinggal dalam folikel.

d) Kehamilan intra dan ekstra uterin

Biasanya terjadi pada kehamilan kembar dengan satu ovum yang dibuahi berimplantasi di kavum uteri dan ovum lain berimplantasi di tuba.

e) Kehamilan andominal

Kehamilan abdominal primer

Terjadi apabila ovum dan spermatozoa bertemu dan bersatu di dalam satu tempat pada peritoneum dalam rongga perut dan kemudian juga berimplantasi di tempat tersebut.

Kehamilan abdominal sekunder

Merupakan pula kehamilan tuba yang walaupun terjadi gangguan tidak menyebabkan meninggalnya mudigah dan vaskularisasi masih cukup untuk memungkinkan mudigah bertumbuh terus.

BAB IV

MOLA HIDATIDOSAA. Definisi

1. Suatu kehamilan patologik dimana korion mengalami beberapa hal sebagai berikut:

a. Degenasi hidrofik dan kistik dan vili khorealis

b. Proliferasi trofoblas

c. Tidak ditemukan pembuluh darah janin

(Chrisdiono, 2004:90).

2. Kehamilan abnormal tanpa embrio yang seluruh vili khoriolisnya mengalami degenerasi hidrofik yang menyerupai anggur.

(FK. UNPAD, 2005:28).

3. Penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang tidak disertai janin dan seluruh villi khorialis mengalami perubahan hirofik.

(Manuaba, 1998:421)

4. Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi khorialis mengalami hidrofik.

(Sarwono Prawirohardjo, 1999:342)

5. Jonjot-jonjot khorion (chorionic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyeripai buah anggur atau mata ikan karena itu disebut hamil anggur atau mata ikan (Rustam Mochtar, 1993:238).B. Etiologi

Penyebab mola hidatisoda belum diketahui, faktor-faktor yang dapat menyebabkannya antara lain:

1. Faktor ovum yaitu ovum memang sudah patologi sehingga mati tapi terlambat dikeluarkan.

2. Imunoselektif dari trofoblast

3. Keadaan sosial ekonomi rendah

4. Paritas tinggi

5. Kekurangan protein

6. Infeksi virus dan faktor kromosom belum jelas.

7. Pada wanita yang ovulasinya distimulasi dengan klomiferm (clomid)

8. Wanita yang berada di kedua ujung masa reproduksi (awal batasan tahun atau premenopause).

9. Lebih banyak ditemukan pada etnik mongoloid daripada kaukaoid.

10. Genetik wanita dengan balanced transclocation mempunyai resiko lebih tinggi.

C. PatologiOvum patologis, kurang protein, dan lain-lain

(Fertilisasi

(Tanpa deferensiasi

(kelainan sel trofoblast) (HCG

(Hyperplasia villy

(jonjot-jonjot korion tumbuh berganda/cairan karsinoma)

(Berisi cairan dan membesar atau bergelembung-gelembung

Rahim membesar >> kehamilan( preeklampsi

((

Mola ( mengandung plasentamual muntah

(

Perdarahan

Resiko SepsisKetakutanKekurangan

Volume cairan

D. Tanda dan Gejala1. Eneg, mual, muntah, dan pusing

2. Uterus lebih besar dari umur kehamilan/lebih kecil/lebih besar, TFU lebih tinggi dari usia kehamilan.

3. Perdarahan sedikit demi sedikit sampai perdarahan banyak dan pengeluaran gelembung mola. Biasanya terjadi antara bulan pertama sampai ke 7 dengan rata-rata 12-14 minggu.

4. Amenore

5. Preeklampsi

6. Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti

E. Klasifikasi

1. Mola Hidatidosa Komplet

Gelembung-gelembung atau vesikula ini bervariasi ukurannya mulai dari yang mudah terlihat sampai beberapa cm, tanda-tanda mola hidatidosa komplet:

a. Degenerasi hidropik dan pembengkakan stoa villus.

b. Tidak adanya pembuluh darah dalam villi yang membengkak

c. Praliferasi epitel trovoblas sehingga mencapai derajat yang beragam.

d. Tidak ditemukannya janin dalam amnion

2. Mola Hidatidosa Parsial

a. Digolongkan mola hidatidosa parsial bila perubahan hidatidosa bersifat lokal serta belum begitu jauh dan masih terdapat janin atau sedikitnya kantung amnion.

b. Sebagian villi yang biasanya avaskuler terjadi pembengkakan hidatidosa yang berjalan lambat, sementara villi lainnya yang vaskuler dengan sirkulasi darah fetus plasenta yang masih berfungsi tidak mengalami perubahan.c. Hyperplasia trofoblastik yang terjadi lebih bersifat lokal daripada general.

Karakteristik mola hidatidosa bentuk komplet dan parsialGambarMola ParsialMola Komplet

Jaringan embrio AdaTidak ada

Pembengkakan

Hidatidosa pada villiFokalDifus

Hyperplasia trofoblasFokalDifus

Inklusi stromaAdaTidak ada

KoriotipePaternal dan maternal 69, XX atau 69, XYY-5%Paternal 46, XX (86%) 46, XY (4%) 20%

Neoplasia trofoblastikKorio karsinoma jarang

F. Komplikasi1. Perdarahan yang hebat sampai syok, kalau tidak segera ditolong berakibat fatal.

2. Perdarahan berulang-ulang mengakibatkan anemia

3. Infeksi sekunder

4. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan

5. Menjadi ganas (PTG) pada kira-kira 18-20% kasus akan menjadi moladestrues atau koriokarsinoma

6. Hiperemesis gravidarum (2-10% pasien)

7. Preeklampsi (12-20% pasien)

G. Pengkajian

1. Biodata pasien

2. Keluhan utama: Muntah, terjadi perdarahan pervaginam, mengeluarkan darah sedikit-sedikit.

3. Riwayat penyakit sekarang:

a. Perdarahan yang sedikit-sedikit, tidak teratur, warna kecoklatan.

b. Muntah-muntah berlebihan dan sering.

DAFTAR PUSTAKAFakultas Kedokteran UNPAD. 1998. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.

Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

MAKALAH

ABORTUS, KEHAMILAN EKTOPIK,

MOLA HIDATIDOSA

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah:

Keperawatan Maternitas I

Dosen Pembimbing :

dr. H. M. Anas, Sp.Og

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

1. DWI ERTINI05001004

2. DWI MARLIYANA SARI 05001005

3. FITRI05001010

4. YULIATI STITI NURBAYA05001031

5. CHALIMATUS SADIYAH050010386. IIN ISMALIA050010PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2007

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Abortus, Kehamilan Ektopik, Mola Hidatidosa. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Maternitas I.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan ataupun dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas terselesaikannya makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh sebab itu demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya serta kami selaku penyusun pada khususnya.

Mojokerto, 25 April 2007

Penyusun

Kelompok 2

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

BABIPENDAHULUAN

1

BABIIABORTUS

A. Definisi

2

B. Etiologi

2

C. Patofisiologi

4

D. Gejala Klinis Abortus

4

E. Klasifikasi

5

F. Komplikasi Abortus

8

BABIIIKEHAMILAN EKTOPIK

A. Pengertian

9

B. Faktor-faktor Yang Memegang Peranan Dalam Kehamilan Ektopik

9

C. Tanda dan Gejala

10

D. Beberapa Jenis Kehamilan Ektopik

10

BABIVMOLA HIDATIDOSA

A. Definisi

12

B. Etiologi

12

C. Patologi

13

D. Tanda dan Gejala

13

E. Klasifikasi

14

F. Komplikasi

15

G. Pengkajian

15

DAFTAR PUSTAKA

16

PAGE 18