Abortus Buku Ajar

22
ABORTUS PENDAHULUAN Kasus abortus (keguguran/gugur kandungan) dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, baik di negara yang sudah maju maupun di negara yang sedang berkembang. Abortus dapat terjadi secara spontan, dapat pula terjadi karena dibuat/disengaja. Alasan abortus yang dibuat (abortus provocatus) sebagian besar adalah karena kehamilan yang tidak dikehendaki. Sebenarnya untuk masa kini kejadian ini adalah suatu keadaan yang kontradiktif. Di satu pihak, segala macam sarana untuk mencegah kehamilan daoat diperoleh dengan mudah, di lain pihak masih juga ada wanita yang tidak menghendaki adanya kehamilannya dan berusaha dengan segala daya upaya untuk menggugurkannya serta tidak jarang menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan. Di Indonesia, abortus provocatus adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya, sehingga dokter dapat diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk memeriksa kasus tersebut. Dengan demikian seorang dokter sangat perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai tenteng aspek kedokteran forensik dari suatu abortus pada umumnya dan abortus provocatus criminalis pada khususnya. Dari aspek kedokteran forensik yang diartikan dengan keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai

Transcript of Abortus Buku Ajar

Page 1: Abortus Buku Ajar

ABORTUS

PENDAHULUAN

Kasus abortus (keguguran/gugur kandungan) dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, baik

di negara yang sudah maju maupun di negara yang sedang berkembang. Abortus dapat terjadi

secara spontan, dapat pula terjadi karena dibuat/disengaja.

Alasan abortus yang dibuat (abortus provocatus) sebagian besar adalah karena kehamilan

yang tidak dikehendaki. Sebenarnya untuk masa kini kejadian ini adalah suatu keadaan yang

kontradiktif. Di satu pihak, segala macam sarana untuk mencegah kehamilan daoat diperoleh

dengan mudah, di lain pihak masih juga ada wanita yang tidak menghendaki adanya

kehamilannya dan berusaha dengan segala daya upaya untuk menggugurkannya serta tidak

jarang menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan.

Di Indonesia, abortus provocatus adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya, sehingga

dokter dapat diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk memeriksa kasus tersebut.

Dengan demikian seorang dokter sangat perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang

memadai tenteng aspek kedokteran forensik dari suatu abortus pada umumnya dan abortus

provocatus criminalis pada khususnya.

Dari aspek kedokteran forensik yang diartikan dengan keguguran adalah pengeluaran hasil

konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap

tercapai (38-40 minggu). Secara garis besar abortus dapat dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu:

1. Abortus dengan penyebab yang wajar (abortus spontanea)

2. Abortus yang sengaja dibuat (abortus provocatus)

20% dari semua kehamilan berakhir dengan abortus

50-60% dari semua kasus abortus adalah abortus spontanea

Patut diduga terjadi abortus spontan bila mengenai:

1. Pasangan suami istri yang belum mempunyai anak

2. Ibu yang sudah mempunyai anak tapi masih mendambakan anak.

Page 2: Abortus Buku Ajar

Abortus provocatus sering terjadi pada:

1. Wanita hamil diluar pernikahan (belum menikah atau hamil dengan pria bukan

suaminya)

2. Kehamilan yang tidak dikehendaki (sudah banyak anak atau karena faktor social

ekonomi)

Penyebab abortus yang spontan:

1. Kelainan uterus

2. Kelainan ovarium

3. Penyakit sistemik ibu

4. Hormonal

5. Rhesus factor

6. Psychogenic instability

Kelainan-kelainan tersebut di atas tidak menjamin tidak terjadinya suatu abortus provocatus

criminalis. Saat terjadinya abortus paling sering terjadi pada kehamilan ± 12 minggu pertama.

Abortus provocatus dibagi menjadi 2:

1. Abortus provocatus atas indikasi medik

2. Abortus provocatus criminalis

Abortus Provocatus atas Indikasi Medik

Walaupun beberapa ahli telah banyak berdebat tenteng kemungkinan perluasan indikasi

medik, namun sampai saat ini di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah

demi menyelamatkan nyawa ibu.

Jadi tidak dibenarkan abortus atas indkasi:

Ekonomi

Page 3: Abortus Buku Ajar

Ethis: Akibat perkosaan

Akibat hubungan diluar nikah

Sosial: Kuatir adanya penyakit turunan, janin cacat

Dalam melakukan tindakan abortus atas indikasi medik, seorang dokter perlu mengambil

tindakan-tindakan pengamanan dengan mengadakan konsultasi kepada seorang ahli

kandungan yang berpengalaman dengan syarat:

1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memilki keahliandan kewenangan untuk

melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai

dengan tanggung jawab profesi.

2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hokum, psikologi).

3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderitaatau suaminya atau keluarga terdekat.

4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang

ditunjuk oleh pemerintah.

5. Prosedur tidak dirahasiakan.

6. Dokumen medik harus lengkap.

Cara-cara yang dipakai untuk melakukan abortus atas indikasi medik adalah:

1. Vaginal: - Ketuban dipecah

- Dilatasi cervix

- Injeksi 10 unit Oxytosin intra uterin

2. Abdominal: Sectio Caesaria

Beberapa indikasi medik yang dapat dipertimbangkan:

1. Faktor kehamilannya sendiri:

- Ectopic Pregnancy yang terganggu

- Kehamilan yang sudah mati

Page 4: Abortus Buku Ajar

- Mola hydatidosa

- Kelaina plasenta

2. Penyakit di luar kehamilannya:

- Ca. cervix

- Ca. mammae yang aktif

3. Penyakit sistemik si ibu:

- Toxaemia gravidarum

- Penyakit ginjal

- Diabetes berat

Abortus Provocatus Criminalis

Kurang lebih 40% dari semua kasus abortus adalah Abortus Provocatus Criminalis (APC).

Pelaku APC biasanya adalah:

1. Wanita bersangkutan

2. Dokter/tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati)

3. Orang lain yang bukan tenaga medis yang karena suatu alasan tidak menghendaki

kehamilan seorang wanita.

Bila pelakunya adalah wanita bersangkutan, sering timbul akibat yang tidak diinginkan,

sehingga sering pula harus berurusan dengan pihak berwajib, karena dikerjakan dengan

ahli sehingga hampir selalu berhasil dengan baik tanpa efek sampingan.

Cara melakukan APC:

1. Kekerasan mekanik:

a. Umum

b. Lokal

Page 5: Abortus Buku Ajar

2. Kekerasan kimiawi/obat-obatan atau bahan-bahan yang bekerja pada uterus.

Kekerasan Mekanik:

a. Umum:

1. Latihan olahraga berlebihan

2. Naik kuda berlebihan

3. Mendaki gunung berlebihan

4. Tekanan/trauma pada abdomen

Pada kekerasan secara umum ini biasanya tidak ditemukan tanda-tanda

kekerasan, tapi cara ini jarang berhasil pada kehamilan yang sehat dan

normal.

b. Lokal:

1. Memasukkan alat-alat yang dapat menusuk ke dalam vagina: pensil,

paku, jeruji sepeda.

2. Alat merenda, kateter atau alat penyemprot untuk menusuk atau

menyemprotkan cairan ke dalam uterus untuk melepas kantung

amnion.

3. Alat untuk memasang IUD.

4. Alat yang dapat dilalui arus listrik.

Abortus provocatus dengan kekerasan mekanik lokal ini dapat berakhir dengan

kematian dalam waktu yang variable dengan kematian sebagai berikut:

1. Immediate (seketika)

a. Vagal reflex

b. Emboli udara (± 10 cc)

c. Perdarahan

d. Keracunan anestesi

Page 6: Abortus Buku Ajar

2. Delayed (beberapa saat setelah tindakan abortus)

a. Septicaemia (alat-alat kotor/kontaminasi dari anus)

b. Pyaemia

c. General peritonitis

d. Toxemia

e. Tetanus

f. Perforasi uteris dan visceral abdomen

g. Emboli lemak (penyemprotan lisol)

3. Remote (lama sekali setelah tindakan abortus)

a. Jaundice

b. Renal failure

c. Bacterial endocarditis

d. Pneumonia, emphysema

e. Meningitis

Kekerasan Kimiawi/Obat-Obatan:

Patut diingat tidak ada satupun obat/kombinasi obat per oral yang mampu menyebabkan

rahim yang sehat mengeluarkan isinya tanpa membahayakan jiwa wanita yang meminumnya.

Karena itulah seorang “abortir profesional” tidak mau membuang-buang waktu/mengambil

resiko melakukan abortus dengan menggunakan obat-obatan.

Page 7: Abortus Buku Ajar

Jenis obat-obatan yang dipakai untuk menginduksi abortus:

1. Emmenagogum: obat untuk melancarkan haid

Cara kerja:

Congesti + engorgement mucosa

Bleeding

Kontraksi uterus

Foetus dikeluarkan

- Direct: langsung bekerja pada uterus/saraf motorik uterus, misal:

o Aloes, cantharides (racun iritan)

o Caulopylin, borax

o Apiol, potassium permanganate (lokal pada vagina)

o Santonin, senega, mangan dioksida, dll

- Indirect: tonicum, hematinin (obat penambah darah)

2. Purgativa/Emetica: obat-obatan yang menimbulkan kontraksi GI tract.

Misal:

- Colocynth: aloe

- Castor oil: magnesium sulfat/sodium sulfat

3. Ecbolica: menimbulkan kontraksi uterus secara langsung

Misal:

- Apiol (hepatotoksik)

- Ergot (true ecbolica)

- Ergometrine

- Extract secale

Page 8: Abortus Buku Ajar

- Extract pituitary

- Exytocin

- Pituitrine

4. Garam dari logam: biasanya sebelum mengganggu kehamilannya sudah

membahayakan keselamatan ibu.

Misal:

- Lead: arsenicum

- HgCl: potassium bichromate, ferro sulfate

- Ferri chloride

Tujuan: menimbulkan kontraksi tonik pada uterus.

PEMERIKSAAN

1. Korban Hidup

Ibu

a. Tanda-tanda kehamilan:

- Striae gravidarum

- Uterus yang membesar

- Hiperpigmentasi areola mammae

- Tes kehamilan (+)

b. Tanda-tanda partus:

- Lochia

- Kesadaran ostium uteri

Page 9: Abortus Buku Ajar

Janin

a. Umur janin

b. Golongan darah

2. Korban Mati

Pemeriksaan post mortem korban abortus criminalis bertujuan:

Mencari bukti dan tanda kehamilan

Mencari bukti abortus dan kemungkinan adanya tindakan criminal dengan obat-

obatan atau instrument

Menentukan kaitan antara sebab kematian dengan ebortus

Menilai setiap penyakit wajar yang ditemukan

Pemeriksaan ibu:

a. Pemotretan sebelum memulai pemeriksaan

- Identifikasi umum

Tinggi badan, berat badan, umur

Pakaian: cari tanda-tanda kontak dengan suatu cairan, terutama

pada pakaian dalam

- Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam jenazah

- Periksa dengan pelpasi uterus untuk kepastian adanya kehamilan

- Cari tanda-tanda emboli udara, gelembung sabun, cairan pada:

Arteria coronaria

Ventrikel kanan

Arteria pulmonalis

Arteria dan vena di permukaan otak

Page 10: Abortus Buku Ajar

Vena-vena pelvis

- Vagina dan uterus di insisi pada dinding anterior untuk menghindari

jejas kekerasan yang biasanya terjadi pada dinding posterior misalnya

perforasi uterus. Cara pemeriksaan: uterus direndam dalam larutan

formalin 10% selama 24 jam, kemudian direndam dalam alcohol 95%

selama 24 jam, iris tipis unuk melihat saluran perforasi. Periksa juga

tanda-tanda kekerasan pada cervix (abrasi, laserasi).

- Ambil sampel untuk pemeriksaan toksikologis:

Isi vagina

Isi uterus

Darah dari vena cava inferior dan kedua ventrikel

Urine

Isi lambung

Rambut pubis

- Periksa golongan darah

Pemeriksaann janin:

a. Umur janin

b. Golongan darah

Penentuan Umur Janin

1. Berdasarkan panjang badan (Rumus Haase)

Umur (Bulan)Panjang badan (cm)

(puncak kepala s/d tumit)

1 1x1 = 1

2 2x2 = 4

Page 11: Abortus Buku Ajar

3 3x3 = 9

4 4x4 = 16

5 5x5 = 25

6 6x5 = 30

7 7x5 = 35

8 8x5 = 40

9 9x5 = 45

10 10x5 = 50

2. Berdasarkan pertumbuhan bagian-bagian tubuh

Umur Kelamin (Bulan) Ciri-Ciri Pertumbuhan

2Hidung, telinga, jari mulai terbentuk (belum

sempurna), kepala menempel ke dada

3Daun telinga jela, kelopak mata masih

melekat, leher mulai terbentuk, belum ada deferensiasi genitalia

4Genetalia eksterna terbentuk dan dapat dikenali, kulit merah dan tipis sekali

5 Kulit lebih tebal, tumbuh bulu lanugo

6Kelopak mata terpisah, terbentuk alis dan

bulu mata, kulit keriput

7 Pertumbuhan lengkap/sempurna

3. Berdasarkan inti penulangan:

- Calcaneus ± 5-6 bulan

- Talus ± 7 bulan

- Femur ± 8-9 bulan

- Tibia ± 9-10 bulan

Page 12: Abortus Buku Ajar

ABORTUS DITINJAU DARI SEGI HUKUM

Sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia, setiap usaha untuk mengeluarkan

hasil konsepsi sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai adalah suatu tindak pidana,

apapun alasannya.

Dalam tahun-tahun terakhir ini dibeberapa negara dimana legalisasi abortus

provocatus masih bersifat terbatas, seakan-seakan timbul suatu revolusi dalam sikap

masyarakat dan pemerintahannya terhadap tindakan pengguguran kandungan, sehingga

terjadi perubahan-perubahan hukum-hukum abortus yang berlaku, dan muncul hukum-hukum

abortus dengan pembatasan-pembatasan tertentu sampai hampir tanpa pembatasan.

Hukum abortus diberbagai negara dapat digolongkan dalam beberapa kategori sebagai

berikut:

1. Hukum yang tanpa pengeculian melarang abortus, seperti di Belanda & Indonesia

(sebelum ada UU No.23 Tahun 1992, tentang Kesehatan)

2. Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan kehidupan penderita

(ibu), seperti diperancis dan pakistan.

3. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik, seperti di Kanada,

Muangthai, Swiss, dan Indonesia (Menyelamatkan kesehatan ibu dan atau

janinnya, sesuai pasal 44 UU No. 23 tahun 1992)

4. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-medik, seperti di

Eslandia, swedia, Inggris, Scandinavia, dan India.

5. Hukum yang memperbolehkan abortus atas Indikasi sosial, seperti di jepang,

Polandia, dan Yugoslavia. (menghindari penyakit keturunan, janin cacat)

6. Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan, seperti di Bulgaria,

Hongaria, dan USSR

Negara-negara yang mengadakan perubahan dalam hukum abortus pada umum yang

mengemukakan salah satu alasan/ tujuan seperti yang tersebut dibawah ini:

1. Untuk memberikan perlindungan hukum pada para medisi yang melakukan

abortus atas indikasi medik.

Page 13: Abortus Buku Ajar

2. Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus provocatus criminalis.

3. Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk

4. Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri nasib kandungannya.

5. Untuk memenuhi desakan masyarakat

Dalam UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menggantikan UU No. 23 tahun

1992 tentang Kesehatan, Abortus tetap dilarang. Abortus hanya di perbolehkan berdasarkan:

a. Indikasi kedaruratan medis yang di deteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang

mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat

dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan

bayi tersebut hidup diluar kandungan.

b. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi

korban perkosaan.

Sebelum dan sesudah tindakan abortus yang dibolehkan atas indikasi diatas, harus

dilakukan konseling oleh konselor yang bersertifikat ( lihat penjelasan pasal 75 UU No.36

tahun 2009). Abortus yang dibolehkan dalam undang-undang ini hanya dapat dilakukan:

a. Sebelum kehamilan berumur 6 (Enam) minggu dihitung dari hari pertama haid

terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis.

b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang

memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri

c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan

d. Dengan Izin suami, kecuali korban perkosaan dan

e. Penyediaan layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh

Menteri

Disamping hal diatas (lihat penjelasan pasal pasal 77 UU No. 36 tahun 2009), dalam

undang- undang ini pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi tidak

bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama

dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 14: Abortus Buku Ajar

Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP).

Pasal 299:

1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya

diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu

haminya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun

atau denda paling banyak empat puluh ribu rupiah.

2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan

perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib,

bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian,

maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian , maka dapat dicabut

haknya untuk melakukan pencaharian.

Pasal 346:

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau

menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat

tahun.

Pasal 347:

1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang

wanita tanpa persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas

tahun.

2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara

paling lama lima belas tahun.

Pasal 348:

1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang

wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima

tahun enam bulan.

2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikarenakan pidana penjara

paling lama tujuh tahun.

Page 15: Abortus Buku Ajar

Pasal 349:

Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang

tesebut Pasal 346, ataupun melakukan ataupun membantu melakukan salah satu

kejahatan yang diterangkan Pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam

Pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan

pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.

Pasal 535:

Barang siapa terang – terangan mempetunjukkan suatu sarana untuk menggugurkan

kandungan, maupun secara terang – terangan atau tanpa diminta menawarkan,

ataupun secara terang – terangan atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta,

menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam

dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima

ratus rupiah.

Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan :

Pasal 75:

1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:

a. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik

yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik

berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga

menyulitkan bayi tersebut hidup diluar kandungan; atau

b. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi

korban perkosaan.

3) Tindakan sebagaiman yang dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah

melalui konseling dan/atau penasehat pra tindakan dan diakhiri dengan konseling

pasca tindakan yang dilakukan konselor yang kompeten dan berwenang.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,

sebagimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 16: Abortus Buku Ajar

Pasal 76

Aborsi sebagaiman dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:

a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama

haidterakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;

b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki ketrampilan dan kewenangan yang memiliki

sertifikat yang diterapkan oleh menteri;

c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkuatan;

d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan

e. Peyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 77

Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan

tidak bertanggungjawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan

peraturan perundang – undangan.

Penjelasan Pasal 75

3) Yang dimaksud “konselor” dalam ketentuan ini adalah setiap orang yang telah

memiliki sertifikat sebagai konselor melalui pendidikan dan pelatihan. Yang dapat

menjadi konselor adalah dokter, psikolog, tokoh masyarkat, tokoh agama, dan setiap

orang yang mempunyai minat dan memilki keterampilan untuk itu.

Penjelasan Pasal 77

Yang dimaksud dengan praktik aborsi yabg tidak bermutu, tidak aman, dan tidak

bertanggung jawab adalah yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa persetujuan

perempuan yang bersangkutan, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak

profesional, tanpa mengikuti standar profesi dan pelayanan yang berlaku,

diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan materi dari pada indikasi medis.

Pasal 203

Pada saat Undang – Undang ini berlaku, semua peraturan pelaksanaan Undang –

Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dinyatakan masih tetap berlaku

sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang – Undang ini.

Page 17: Abortus Buku Ajar

Pasal 204

Pada saat Undang – Undang ini berlaku, Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992

tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495) dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.