ABDIMAS Kuliner Unindra 112014

58
USULAN PROGRAM ABDI MASYARAKAT PELATIHAN HOSPITALITY, HYGINE DAN SANITASI (HHS) USAHA KULINER DI PBB SETU BABABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh: Tim Kuliner Abdimas UNINDRA

description

abdimas

Transcript of ABDIMAS Kuliner Unindra 112014

USULAN PROGRAM ABDI MASYARAKAT

Pelatihan Hospitality, Hygine dan SANITASI (HHS) USAHA KULINER DI pbb SETU BABABAKAN, JAKARTA SELATAN

Oleh: Tim Kuliner Abdimas UNINDRA

November 2014

DAFTAR ISI

Halaman JudulHalaman Pengesahani

Daftar IsiiiiRINGKASANivBAB 1 PENDAHULUAN 1BAB 2. TARGET DAN LUARAN 8BAB 3. METODE PELAKSANAAN 12BAB 4. KHALAYAK PERGURUAN TINGGI 15BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 175.1 Anggaran Biaya 175.2 Jadwal Kegiatan 17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1:Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul Lampiran 2: Gambaran Ipteks yang Akan Ditransfer Kepada Kedua Mitra. Lampiran 3: Peta Lokasi Wilayah Kedua Mitra. Lampiran 4: Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari kedua mitra IbM Lampiran 5: Rincian Biaya Pekerjaan

RINGKASAN

Kunci kesuksesan bisnis kuliner tidak hanya menghasilkan produk berkualitas saja, tapi juga keramahan (hospitality) dalam pelayanan dan sanitasi yang baik. Namun, kedua faktor itu kurang mendapatkan perhatian yang serius bagi karyawan yang bekerja di bisnis kuliner, baik pemula maupun berpengalaman, khususnya kegiatan kuliner diwilayah wisata Setu Babakan, Serengseng Sawah, Jakarta Selatan. Praktik keramahan, higine dan sanitasi dalam kegiatan operasional menjadi tidak maksimal. Dalam jangka panjang akan berdampak negatif bagi bisnis kuliner, maupun bisnis pariwisata di Setu Babakan secara keseluruhan. Hospitality, Hygine dan Sanitasi (HHS)penting karena ketika konsumen mendapatkan pelayanan ramah di restoran, cenderung akan menyampaikannya ke calon pelanggan lain dari mulut ke mulut (WOM).

Usaha kuliner di wilayah wisata PBB Setu Babakan, masih berjalan secara konvensional, disamping belum menyentuh aspek keramah tamahan dalam pelayanan juga masih sangat minim dalam memperhatikan higine dan sanitasi kuliner. Kita masih melihat peroses pengolahan dari fase pengolahan bahan mentah sampai dengan penyajian kepada pelanggan, mengabaikan sanitasi. Olahan makanan yang akan disajikan langsung kepada pelanggan, masih menggunakan tapak tangan telanjang tanpa dilapisi sarung tangan pelastik (glove ). Demikian pula pada fase pengolahan, dimana pekerja yang mengolah makanan tidak menggunakan celemek, yang membatasi pakaian utama dengan bahan makanan yang rentan dengan mikrobiologi yang menempel pada pakaian petugas, dan sikap pelayanan yang jarang memperlihatkan senyum.

Salah satu upaya untuk menghasilkan makanan yang berkualitas baik adalah dengan memperhatikan hygieny dan sanitasi makanan. Ini merupakan salah satu upaya pencegahan untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kuman pada makanan dan minuman. Selain itu, agar diperoleh layanan yang berkualitas, petugas juga dituntut mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dalam bidang kuliner, dietetika, penyajian makanan serta hygieny personal dan penggunaan alat pelindung diri.

Setelah menyaksikan kondisi usaha kuliner di wilayah wisata Setu Babakan pada saat Tim Abdimas UNINDRA, Tim akan melakukan sesuatu yang akan bermanfaat bagi semua pelaku kuliner yang ada di Setu Babakan, khususnya yang berada pada skala UMKM, dengan bentuk pelatihan tentang hospitality, hygine dan sanitasi,. Semoga pelatihan ini akan bisa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelaku kuliner, sehingga para pengunjung merasa puas baik dari citra sara produk juga dari keramahan pelayanan dan sanitasi produk kuliner. Selanjutnya diharapkan tingkat kesejahteraan para pelaku kuliner menjadi lebih baik dan tingkat kunjungan wisata meningkat baik dari kunjungan wislok maupun wisman.

Kegiatan Tim Abdimas yang akan dilaksanan diwilayah wisata Setu Babakan adalah melaksanakan salah satu fungsi TRIDARMA Perguran Tinggi, selain fungsi pengajaran dan penelitian. Untuk melaksanakan rencana termaksud, TIM akan menerapkan konsep pelatihan terpadu, mencakup tata letak peroses pekerjaan kotor dan pekerjaan bersih didapur, tampilan besana saat mengolah makanan, sikap keramah tamahan pada waktu menyajikan makanan dan juga perlakuan sanitasi terhadap makanan yang dihidang. Adapun teori manajemen yang akan diperkenalkan secara sederhana kepada para pelaku kuliner adalah manajemen operasi, manajemen pemasaran, khususnya servqual, dan pengawasan khususnya quality control.

Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Pelatihan Terpadu, Hospitality, Hygine dan Sanitasi Kuliner.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Kuliner adalah salah satu bidang bisnis lain yang mendukung lebih berkembangnya suatu industri wisata, selain bisnis transport, akomodasi dan sarana dan prasarana yang ada dilingkungan lokasi pariwisata. Khususnya wisata PBB Setu Babakan (selanjutnya Setu Babakan) yang berdomisili di Jakarta Selatan, kehadiran bisnis kuliner juga sangat menentukan perkembangan bisnis pariwisata diwilayah yang sama.

Profil bisnis kuliner di Setu Babakan sangat beragam. Dari sisi pelaku bisnis, dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yakni kelompok menengah keatas dan kelompok UMKM. Dikaitkan dengan judul dari Abdimas ini, maka kelompok menengah keatas rata-rata sudah menerapkan layanan yang nyaman baik dari hospitality, hygine dan sanita). Namun untuk kelompok UMKM, khususnya kelompok MIKRO, layanan yang bercirikan HHS belum terlihat. Kelompok ini masih mengolah bisnis kuliner secara apa adanya, kurang memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan HHS.

Sasaran peserta pelatihan adalah para pelaku kuliner yang berada pada kelompok UMKM, yang mewarnai suasana kuliner diwilayah wisata Setu Babakan. Melihat kondisi yang ada, Tim ABDIMAS UNINDRA, tergerak untuk membantu dalam proses belajar, melalui Pelatihan Hospitality dan Sanitasi kepada para pelaku kuliner UMKM, khususnya kelompok MIKRO. Studi empiris menunjukkan ada tiga penyebab terhambatnya para pelaku wisata UMKM, khususnya kelompok MIKRO tidak termotivasi untuk melakukan kegiatan yang sudah disebutkan di atas, yaitu:1. Pelatihan Hospitality, Hygine dan Sanitasi (HHS) tidak pernah dilakukan , sehingga mereka minim pengetahuan tentang bagaimana cara menyajikan hidangan yang memiliki standar HHS2. Pelatihan pelayanan prima secara intensif sehingga menghasilkan kompetensisi dibidang pelayanan prima, sehingga pelanggan merasa puas atas hidangan kuliner yang disajikan.3. Pelatihan pelayanan yang berkualitas secara khusus sehingga para pelaku kuliner, menguasai dan tahu secara benar perlunya sanitasi pada setiap tahap pekerjaan dari fase awal, mengolah bahan mentah sampai pada tahap penyajian kehadapan pelanggan.

Dengan diadakannya Pelatihan HHS terhadap pelaku kuliner kelompok UMKM, diharapkan mereka akan mendapatkan tambahan pengetahuan dibidang pelayanan, khususnya HHS, sehingga menimbulkan rasa puas pelanggan dan menceritakan kepuasan mereka kepada teman bisnis, karabat dan masyarakat disekitar mereka. Hasilnya, Lokasi Wisata Babakan di Jakarta Selatan akan menjadi lebih dikenal, baik pada masyarakat lintas Regional, Nasional maupun Internasional.

B. Permasalahan Mitra Dilihat dari keadaan yang ada seperti paparan di atas, beberapa permasalahan yang menonjol dilingkungan pelaku kuliner UMKM adalah sebagai berikut:

1. Pelaku bisnis kelompok UMKM, khususnya kelompok MIKRO tidak tahu bagaimana cara memberikan pelayanan yang nyaman kepada pelanggan.2. Pelaku bisnis kelmpok UMKM, khususnya kelompok MIKRO tidak tahu bagaimana melakukan pelayanan yang perima.3. Pelaku bisnis kelmpok UMKM, khususnya kelompok MIKRO tidak tahu bagaimana menjaga hygine dan sanitasi pada sat mengolah busine kuliner.

C. Tujuan Kegiatan IbMBerdasarkan analisis situasi dan permasalahan seperti terurai pada butir B diatas, maka tujuan dari kegiatan ini adalah: 1. Memberikan pengetahuan kepada pelaku kuliner UMKM, bahwa HHS mutlak diperlukan agar pelanggan merasa puas, nyaman dan datang kembali dengan membawa teman bermain, teman sekolah, teman bisnis dan sanak keluarga lainnya.1. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya higine dan sanitasi, agar kuliner yang dihidangkan selain menarik, bersih dan lezat juga bebas dari bakteri pathogen. Jadi tidak ada pelanggan yang perotes (complaint), karena merasa sakit perut setelah menikmati hidangan kuliner yang disajikan. 1. Memberikan bimbingan dan arahan bagaimana caranya mengembangkan usaha kuliner agar mampu memberikan pelayanan yang prima, sehingga pelanggan merasa puas atas layanan yang diberikan.1. Memberikan pengetahuan tentang kebersihan lingkungan dapur, tempat makan dan hidangan serta tempat usaha, bahkan kebersihan diri (busana dan hati), agar pelanggan merasa nyaman, menikmati kuliner ditempat usaha kita.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada pelaku kuliner UMKM, agar dalam menjalankan usahanya pelanggan menya rasa nyaman, mendapat pelayanan yang baik, berada dilingkungan yang bersih, menikmati makanan yang lezat dan sehat, serta kepuasan yang perima.

D. Solusi Yang Ditawarkan

Pengabdian masyarakat dengan paket Pelatihan HHS, akan menawarkan solusi sebagai berikut:

1. Pengelolaan UsahaPara pelaku kuliner UMKM warga diberikan pelatihan manajemen sederhana, tentang tata letak dapur (posisi kotor dan bersih, peralatan yang berat dan berbahaya), sehingga tidak menganggu gerak dan lalu lintas sewaktu melakukan kegiatan usaha kuliner.

2. Memberikan pelatihan bagaimana cara menangani makanan (food handler), agar tidak jatuh, terhindar dari benturan, terkontaminasi dengan makanan yang sudah tidak baik dan terbebas dari bakteri pathogen yang bias menyebabkan penyakit.

3. Memberikan pelatihan pelayanan prima dan berkualitas sehingga pelanggan merasa puas dengan sajian kuliner yang diberikan tetapi kenyamanan pelayanan yang diberkan.

4. Uji cobaSetelah para pelaku kuliner UMKM dibekali pelatihan HHS, diharapkan mereka dapat menerapkan pengetahuan yang sudah diterima, sehingga pelanggan merasa puas, dan melakukan kunjung ulang dengan membawa sanak, karabat dan teman bisnis lainnya.

5. Monitoring Dan Evaluasi (Monev) Dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program. Kegiatan ini untuk memonitor dan sekaligus melakukan evaluasi terhadap respons para peserta. Jika dinilai respon para peserta tinggi maka akan diberikan pembinaan berkelanjutan (continuous improvement). Sebaliknya jika respon peserta terhadap program rendah, maka perlu diadakan kajian lebih lanjut dalam menentukan lokasi, program dan peserta (kaizen). Evaluasi tidak hanya terbatas pada peran peserta saja, akan tetapi juga terhadap produk yang dihasilkan (mempunyai nilai jual atau tidak), serta evaluasi terhadap kinerja tim abdimas sebagai penyuluh kegiatan ini.

BAB II

TARGET DAN LUARAN

A. Target

3. Target Teoritis

Pengertian Hospitality, Higiene dan SanitasiHospitality Hospitality atau hospitalitas adalah terjemahan dari kata benda Latin hospitium (atau kata sifatnya hospitalis), yang berasal dari hospes, yang artinya tamu atau tuan rumah. Selanjutnya dalam kondisi berkomunikasi, hospitalitas adalah keramahtamahan, sebuah perwujudan dari ungkapan rasa kehangatan dalam menerima oranglain, rasa hormat, serta persahabatan dan persaudaraan kepada oranglain, terutama kepada tetamu yang datang.Dalam dunia usaha, khususnya inustri jasa, maka hospitality adalah sikap keramah tamahan dalam artian merujuk pada hubungan antara guest/tamu dan host/pelayanan dan juga merujuk pada aktivitas/kegiatan keramah-tamahan yaitu:penerimaan tamu dan pelayanan untuk para tamu dengan kebebasan dan kenyamanan. Hospitality dalam bisnis kuliner, adalah suatu tampilan yang penuh keramah tamahan, baik sejak saat pelanggan dating, mulai duduk memesan makanan, pada saat menikmati hidangan, sampai dengan melakukan pembayaran. Jadi hospitality merupakan paket pelayanan yang lengkap dari lingkungan usaha kuliner, yang mencakup orang (pelayanan), produk (makanan yang dihidang), lingkungan dalam (tata ruang) dan lingkungan luar (parker dan kebersihan lingkungan luar).

HygieneHigene mengandung arti segala hal yang berhubungan dengan kesehatan, baik itu dalam hal pemeliharaan kesehatan, pencegahan terhadap suatu penyakit dan penularannya. Suatu contoh adalah pentingnya personal higiene seperti selalu menjaga kebersihan pribadi, menggunakan pakaian yang selalu bersih, selalu mencuci tangan dan sebagainya.Di dalam buku yang berjudul The Teory of Cattering, bahwa hygiene is the study of healt and the prefentation of the deases yang berarti adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene lebih banyak membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit. Sebagai contoh: Seorang juru masak, disamping harus mampu mengolah makanan yang enak rasanya, menarik penampilannya juga harus aman dimakan. Untuk itu maka makanan harus bebas dari bakteri atau penyakit yang membahayakan kesehatan manusia; sepotong kue yang dihias sangat menarik tapi diolah oleh juru masak yang sedang menderita penyakit diare, kue tersebut telah tercemas/terkontaminasi tetapi tampak menarik selera makan, kue tersebut tanpa sanitasi (bebas kotoran) tetapi tidak hygiene.

Ruang Lingkup HygieneRuang lingkup hygiene ada 3, yaitu :

a. Hygiene PeroranganPengertian, mencakup semua segi kebersihan dan pribadi karyawan (penjamah makanan tersebut). Menjaga hygiene perorangan berarti menjaga kebiasaan hidup bersih dan menjaga kebiasaan hidup bersih dan menjaga kebersihan seluruh anggota tubuh.

b. Hygiene Lingkungan Kebersihan area, lingkungan, bangunan serta peralatan di dapur adalah sangat menunjang untukmenghasilkan makanan yang baik dan bersih dan juga aman dimakan. Telah kita ketahui bahw aseorang dapat menjadi sakit/keracunan makanan yang disebabkan oleh kelengahan kita dalam menjaga kebersihan alat-alat maupun lingkungan tempat pengolahan makanan itu sendiri. Untuk menghindari berkembangbiaknya bakteri yang dapat merusak dan membahayakan makanan tersebut salah satu cara mengatasinya adalah manjaga kebersihan dapur dan alat-alatnya semaksimal mungkin. Hal ini dapat dimungkinkan dengan membuat jadwal secara teratur.

c. Hygiene Makanan Pengertian Bahan makanan yang dipergunakan dalam pengolahan makanan sebagian besar berupa bahan makanan nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, misal; sayur, buah dan lain-lain. Dan bahan makanan hewani yang berasal dari binatang, misal; daging, unggas, ikan dan lain-lain.

SanitasiSanitasi mengandung arti segala hal yang berhubungan dengan keadaan lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit atau pencemaran makanan(cross contamination). Suatu contoh adalah menjaga kebersihan alat-alat yang digunakan untuk mengolah maupun menyajikan makanan, menyimpan bahan makanan dengan tepat, selalu memelihara kebersihan tempat kita mengolah makanan. Dalam dunia kuliner, bukan hanya masalah kebersihan yang diutamakan tetapi juga menyangkut hal-hal sebagai berikut :

Mencegah terjadinya pencemaran makanan apakah itu karena bakteri, benda asing,atau bahan kimia. Menyimpan setiap makanan dengan tepat untuk mencegah perkembangbiakan bakteri dengan cepat. Memasak makanan dengan tepat untuk membunuh bakteri, virus, parasit, dsbnya yang terdapat dalam bahan makanan. Membuang makanan yang telah kedaluwarsa atau yang telah terkontaminasi bakteri dan virus.Dengan demikian secara umum mengenai pentingnya higiene dan sanitasi dalam mengolah makanan. Hal-hal tersebut diatas mutlak diperhatikan ,sehingga nantinya dapat dihasilkan makanan yang sehat dan aman dikonsumsi.

Pentingnya Higiene dan Sanitasi MakananInggris atau Amerika dengan USPHS-nya menerapkan standar yang sangat tinggi dalam hal kesehatan makanan (food safety). Bagi yang melanggar akan dikenakan denda, penutupan usaha, sampai dipenjara.Sehingga higiene dan sanitasi untuk menghasilkan makanan yang sehat sangat penting dipahami dan dipraktekkan dalam dunia kuliner terutama bagi orang- orang yang ada hubungannya dalam pengolahan dan penyajian makanan, seperti tukang masak (cook), pramusaji (waiter dan waitres), tukang cuci (cleaner). Hal ini dapat mencegah terjadinya penularan penyakit, keracunan makanan (food poisoning) yang disebabkan oleh bakteri, virus dan sebagainya. Mereka dapat hidup dimanapun baik dalam makanan maupun minuman kita. Dalam suhu tertentu (danger zone) yaitu antara 4'C sampai 60'C bakteri dapat berkembang biak dengan sangat cepat. Proses pendinginan makanan(dalam Refrigerator atau Freezer) hanya dapat mencegah perkembangan bakteri. Namun dengan proses memasak yang tepat kita dapat membunuh bakteri yang ada dalam bahan makanan yang akan kita olah.Kunci kesuksesan bisnis kuliner tidak hanya menghasilkan produk berkualitas saja, tapi juga keramahan (hospitality) dalam pelayanan yang hygine dan sanitasi yang baik. Namun, kedua faktor itu kurang mendapatkan perhatian yang serius bagi pelaku bisnis kuliner, baik pemula maupun berpengalaman. Jika praktik keramahan dan sanitasi dalam kegiatan operasional menjadi tidak maksimal, dalam jangka panjang akan berdampak negatif bagi bisnis kuliner secara keseluruhan. Hospitality penting karena ketika konsumen mendapatkan pelayanan ramah di restoran, cenderung akan menyampaikannya ke calon pelanggan lain dari mulut ke mulut. Salah satu upaya untuk menghasilkan makanan yang berkualitas baik adalah dengan memperhatikan hygieny sanitasi makanan. Ini merupakan salah satu upaya pencegahan untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kuman pada makanan dan minuman. Selain itu, agar diperoleh layanan gizi yang berkualitas, petugas juga dituntut mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dalam bidang kuliner, dietetika, penyajian makanan serta hygieny personal dan penggunaan alat pelindung diri.

3. Target PraktisTarget praktis dalam pengabdian masyarakat IbM ini adalah :a. Meningkatkan pengetahuan pelaku kuliner wilayah Setu Babakan tentang hygine dan sanitasi.b. Menguasai Pengetahuan tentang hospitality c. Meningkatkan keterampilan (life skill) sehingga mampu dalam penanganan makanan baik dalam membawa, menyimpan rak biasa maupun diruang pendingin (food handler)d. Mampu melakukan pelayanan prima dalam melayani para pelanggane. Memiliki kemampuan mengelola usaha kuliner secara tertata (lay out) baik ditempat pembersihan, mengolah makanan, tata bangku dan meja (table manner), tata hidang (serving) dengan baik. f. Mampu menjaga kebersihan diri, makanan, ruang dapur, ruang saji dan lingkingan usaha.

B. LuaranTarget dan inti dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan usaha kuliner dengan memperhatikan HHS agar mampu meningkatkan kunjungan pelanggan dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan para pelaku kuliner UMKMLuaran yang dihasilkan dari pengabdian masyarakat IbM ini adalah selain kemampuan dibidang pengelolaan usaha kuliner dengan standar HHS, juga mampu menjaga lingkungan usaha, agar memberikan kenyamanan bagi para pelanggan. Adapun cara yang dilakukan untuk menghasilkan produk kuliner yang memiliki standar HHS adalah sebagai berikut:

1. Tempat pemerosesan olahan makanan (dapur) harus bersih, dibedakan dapu bersih dan dapur kotor. Dapur bersih, khusus tempat mengolah bahan baku yang sedang dibersihkan dengan memperhatikann hygine dan sanitasi. Dan dapur kotor adalah tempat mengolah bahan baku, misalnya memotong, menyiangi, mengupas dan lain sebagainya. Sehingga bakteri yang ada pada limbah kotoran bahan baku tidak hinggap pada bahan baku yang sudah siap olah.2. Tempat pencucian piring terpisah dengan dapur, dengan menyediakan tiga bak, yakni bak untuk meletakkan bekas pakai, dengan memisahkan kotoran yang melekat sebelumnya, bak untuk alat yang sudah dibersihkan dengan alat pencuci yang bersabun dan bak untuk tempat pembilasan dengan air bersih. Bibit ikan sebanyak dengan ukuran satu jari di lepaskan kedlam kolam. Pada tahap ini sebagai upaya menjada hygine dan sanitasi.

3. Ketika mengolah/memasak, dikerjakan dengan menggunakan celemek pada saat memasak, sehingga ada batas antara pakaian yang melekat dibadan dengan objek masakan, sehingga kuman dan bakteri yang ada di pakaian tidak terbawa angin masuk kekuali atau tempat pengolahan makanan. Ini juga merupakan tindakan sanitasi. 4. Pada saat menata makanan di piring atau mangkuk sesuai dengan pesanan pelanggan, petugas harus memakai celemek kusus untuk menata makanan jadi dan menggunakan penutup rambut (disarankan penutup rambut khusus untuk kuliner) dan jika kurang sehat, wajib menggunakan masker. Ini tindakan sanitasi.

1. Fase hidang (serving), petugas harus menggunakan baju bersih (meskipun pada usaha skala mikro), jangan menggunakan T Shirt. Serving dilakukan dengan tersenyum disertai dengan sapaan yang ramah. Bertanya, mempersilahkan dan sapaan lainnya harus dilakukan dengan senyum, eye contact dan menggunakan tangan kanan. Ini adalah tindakan hospitality.n pelang

1. Demikian pula untuk fase selanjutnya, jika berkomunikasi dengan, jangan lupa senyum, eye contact dan bersapa ramah dengan nada rendah. Baik pada saat membersihkan meja (clear up), maupun pada saat mengajukan bill (tagihan) kepada pelanggan. Ini adalah sikap hospitality.

1. Setiap petugas harus peduli akan kebersihan, baik didalam lingkungan usaha maupun diluar usaha. Untuk membersihkan hal-hal yang kecil, setiap personal yang terlibat pada usaha (share holder), wajib melakukannya langsung tanpa menanti petugas cleaning service datang. Ini tindakan sanitasi.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

1. Khalayak Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah warga pelaku kuliner disekitar Setu Babakan, Jakarta Selatan. Untuk menjaga kondusifnya kegiatan ini maka peserta yang dilibatkan adalah semua pelaku kuliner UMKM, 2 orang perwakilan dari masing-masing RT, selanjutnya perwakilan tersebut wajib mentransfer kepada warga yang lainnya ditempat masing-masing sesuai dengan perwakilannya. Dari hasil survey awal, warga di lokasi Seyu Babakan sangat mengharapkan pengetahuan dan kerampilan tentang mengolah usaha khususnya kuliner agar bisa mensejahterakan taraf hidup. Pertimbangan memilih warga yang telah atau sedang menjalankan usaha kuliner adalah agar hasil pelatihan segera diterapkan dan merasakan hasil pelatihan yang diberikan dengan segera. Diharapkan nantinya budaya menjaga kebersihan, kesehatan dan kenyamanan dalam mengelola bisnis kuliner, menjadi budaya yang melekat pada diri setiap pelaku usaha kuliner disekitar Setu Babakan. Berdasarkan daftar isian potensi desa dan kelurahan Setu Babakan, para pelaku kuliner disekitar danau sangat banyak dan bervariasi, baik dari skala bisnis, jenis kuliner dan fasilitas yang digunakan. . Perlu adanya motivasi baik dalam bentuk penyuluhan, pelatihan sampai pengawasan yang berkelanjutan. Berdasarkan peneltian yang dilakukan Tim, pelaku kulinar pada skala UMKM, khususnya Mikro, belum memperhatikan faktor hospitality, Hygine dan Sanitasi dalam menjalankan usaha kuliner. 1. Metode Kegiatan Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan mendatangi lokasi kegiatan, yaitu di daerah. Warga di daerah tersebut diundang untuk berkumpul di kantor Kepal Setu Babakan, Jakarta Selatana, kemudian diberikan materi tentang seluk-beluk pengelolaan kuliner yang memperhatikan hospitality, hygine dan sanitasi. Selanjutnya, diberikan uraian tentang hasil yang akan diperoleh jika mkat karena puas dengan cita rasa, yakin bersih, dan nyaman. Dengan demikian hasil penjualan meningkat, kesejahteraan semakin baik, dibandingkan jika lahan dan SDM yang ada tidak diberdayakan dengan maksimal. Untuk menambah keyakinan warga, dalam menambah income keluarga dari pengelolaan kuliner yang berhasil, akan didatangkan nara sumber yang telah sukses menjalankan program tersebut. Satu bulan kemudian diadakan evaluasi keberhasilan kegiatan.Kegiatan ini menggunakan konsep penyuluhan, dimana peserta diberi pembekalan. Dari pembekalan tersebut diharapkan menghasilkan sebuah produk, sehingga nantinya peserta tidak pasif tapi terjadi dialog interaktif yang pada akhirnya mampu mengaplikasikan apa yang diperoleh dari penyuluhan tersebut berupa sesuatu yang berharga dan bernilai ekonomis yaitu pengelolaan usaha terpadu. Tabel 3.1. Sebaran materi yang disampaikan adalah sebagai berikut :NoJenis UraianNara Sumber

1Konsep Pengabdian Masyarakat Anggota TIM/WS

2Konsep Higyne Dan Sanitasi Petugas Kesehatan Masyarakat, Jakarta Selatan

3Konsep Manajemen TerpaduWiriadi Sutrisno, SE, MBA

4Servqual dan Quality QontrolAnggota Tim/WS

5Evaluasi Laporan Pelatihan Manajemen Terpadu Anggota Tim/WS

6PendampinganAnggota Tim

Selama proses kegiatan berlangsung, peserta diberikan kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan Tim Pengabdian Masyarakat, baik dalam bentuk telepon, email, face secara langsung kepada pendamping yang yang selalu berada ditengah-tengah mereka.

1. Langkah-langkah Kegiatan PPMLangkah-langkah yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat IbM ini adalah :

1. Mengadakan penyuluhan untuk memberikan pengetahuan tentang hospitality Hygine dan Sanitasi pada bisnis kuliner di Setu Babakan.1. Kemudian, setelah beberapa kali penyuluhan (minimal 3 kali), selanjutnya tim memberikan pelatihan Hospitality, Hygine dan dan Sanitasi1. Mencoba hasil pelatihan dilapangan , dengan melaksanakan terapan pengelolaan kuliner dengan memperhatikan factor Hospitality, Hygine dan Sanitasi. Evaluasi dan monitoring terhadap kegiatan pelatihan dan pendampingan, sesuai jadwal yang telah disepakati1. Pendampingan dimulai sejak penyuluhan, persiapan pelatihan, pelatihan, sampai pada saat monitoring dan evaluasi.

BAB IVKHALAYAK PERGURUAN TINGGI

Universitas Indraprsata PGRI atau secara singkat disebut Unindra merupakan satu-satunya perguruan tinggi di wilayah DKI Jakarta yang berada dibawah naungan organisasi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Unindra secara resmi terbentuk pada tahun 2004 melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (cq. Dirjen Dikti Depdiknas) nomor 142/D/O/2004 tanggal 6 September 2004, sebagai pengembangan dari STKIP PGRI Jakarta. Dengan moto: MANDIRI, PEDULI dan KREATIF, segenap pimpinan dan civitas Unindra memiliki prinsip bahwa pendidikan tidak harus mahal. Semangat moto dan prinsip tersebut dijadikan sebagai orientasi oleh manajemen Unindra dalam mengelola pendidikan, sehingga mengahsilkan pendidikan berkualitas dengan dana terjangkau. Melalui moto dan prinsip ini pula, Unindra bertekad bahwa pendidikan harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, baik mereka dari kalangan yang mampu maupun yang kurang mampu, tanpa harus membedakan suku, agama, maupun jenis kelamin. Secara umum, fenomena ini merupakan keunggulan yang ditawarkan oleh Universitas Indraprasta PGRI dalam mengelola pendidikan tinggi pada abad milennium dewasa ini. Melalui moto dan prinsip ini pula, Unindra bertekad bahwa pendidikan harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, baik mereka dari kalangan berpunya maupun yang kurang mampu, tanpa harus membedakan suku, agama, maupun jenis kelamin. Secara umum, fenomena ini merupakan keunggulan yang ditawarkan oleh Universitas Indraprasta PGRI dalam mengelola pendidikan tinggi pada abad milennium dewasa ini.Demi menjaga kualitasnya, Unindra selalu mengadakan terobosan-terobasan yang memang bisa mengakses kesemua lapisan masyarakat, misalnya dengan selalu memotivasi para dosen penelitian dan pengabdian masyarakat. Dengan adanya pengabdian masyarakat IbM ini merupakan manifestasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, dimana dosen bukan hanya mengajar tetapi juga harus mengadakan penelitian dan pengabdian masyarakat. Dari kegiatan ini jelas masyarakat terutama warga Desa Setu Babakan, Jakarta Selatan akan mengenal Unindra, sebagai salah satu steakholder Pemerintah, pernah melakukan pengabdian berupa kegiatan yang memang mereka butuhkan, dengan membantu Pemerintah Daerah diluar Jakarta, sehingga kedepannya bisa lebih ditingkatkan kerjasamanya secara berkelanjutan (sustainable).Tim yang dibentuk dalam Pengabdian Masyarakat ini memiliki kepakaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan ini. Susunan tim ini terdiri dari :

Tabel 4. 1. Susunan Team AbdiMas IbMNamaPenjelasan

Sumardi, SE,MM

1. Merupakan dosen pengampu mata kuliah 1. Pengalaman dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat1. Berpengalaman dalam Pengawasan Kuliner

Wiriadi Sutrisno, SE, MBA

1. Merupakan dosen pengampu mata kuliah Manajemen Operasi, Kewirausahaan1. Pengalaman dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat1. Aktif menulis dan penelitian tentang pendidikan 1. Aktif melakukan pelatihan manajemen dan mengkhususkan diri dibidang pariwisata

Polan1. Merupakan dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis1. Pengalaman dalam bidang pengabdian masyarakat 1. Kuliner

Yang mengadakan pengabdian masyarakat ini merupakan team work dengan kualifikasi akademik S2 yang mengajar pada Program Studi Pendidikan Ekonomi pada Fakultas Ilmu Pendidikan Pengetahuan Sosial. (FIPPS) Universitas Indraprasta PGRI.

BAB V

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

1. Anggaran BiayaAnggaran biaya dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat IbM ini adalah sebagai berikut :Tabel 5.1Rekapitulasi Biaya IbMNoJenis UraianJumlah

1Belanja Gaji UpahRp. 8.750.000

2Biaya Operasional untuk Habis PakaiRp. 8.242.500

3Biaya PerjalananRp. 5.600.000

4Biaya Operasional LainnyaRp. 25.260.500

JumlahRp. 49.752.500

B.Jadwal KegiatanKegiatan ini dilaksanakan selama 12 bulan, dimana kegiatan yang sangat membutuhkan waktu adalah proses peersiapan pelatihan sampai Pelaporan Hasil Pelatihan. Adapun rencana kegiatan secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Tabel 5.2Rencana Kegiatan IbM

NoJenis KegiatanTahun I

1234 56789101112

1Survey dan Perijinan Lokasi

2Penyusunan Proposal Pelatihan HS

3Persiapan Pelatihan HS

4Pelaksanaan HS

5Penyusunan Laporan HS

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

SURAT KABAR

Internethttp://setubabakan.wordpress.com/about/sekilas tentang Setu Babakan

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim PelaksanaKetua Tim PelaksanaA. Identitas Diri1Nama Lengkap (dengan gelar)

2Jenis KelaminLaki-Laki

3Jabatan Fungsional

4NIP/NIK/Identitas lainnya-

5NIDN

6Tempat, Tanggal Lahir

7E-mail

8Nomor Telepon/HP

9Alamat KantorJl. Nangka No. 58C Tanjung Barat Jagakarsa Jakarta Selatan

10Nomor Telepon/Faks(021)78835283-7818718/(021)78835283

11Lulusan yang Telah DihasilkanS-1 = orang; S-2 = orang; S-3 = orang

12Nomor Telepon/Faks

13

Mata Kuliah yang Diampu

1

2

-

B. Riwayat PendidikanS-1S-2S-3

Nama Perguruan Tinggi-

Bidang Ilmu-

Tahun Masuk-Lulus -

Judul Skripsi/Tesis/Disertasi

-

Nama Pembimbing/Promotor

-

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)No.TahunJudul PenelitianPendanaan

Sumber*Jml (Juta Rp)

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun TerakhirNo.TahunJudul Pengabdian Kepada MasyarakatPendanaan

Sumber*Jml (Juta Rp)

1

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun TerakhirNo.Judul Artikel IlmiahNama JurnalVolume/Nomor/Tahun

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun TerakhirNo.Nama Pertemuan Ilmiah / SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1

2

3

dst

G. Karya Buku dalam 5 Tahun TerakhirNo.Judul BukuTahunJumlah HalamanPenerbit

1

2

3

dst

H. Perolehan HKI dalam 510 Tahun TerakhirNo.Judul/Tema HKITahunJenisNomor P/ID

1

2

3

dst

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun TerakhirNo.Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah DiterapkanTahunTempat PenerapanRespon Masyarakat

1

2

3

dst

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)No.Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1

2

3

dst

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Pengabdian Masyarakat Iptek Berbasis Masarakat (IbM)Jakarta, 2014

Pengusul,

( )

AnggotaAnggota Tim Pelaksana 1.7 Identitas Diri1Nama Lengkap (dengan gelar)Wiriadi Sutrisno, SE, MBA

2Jenis KelaminLaki-laki

3Jabatan FungsionalAsisten Ahli

4NIP/NIK/Identitas lainnya-

5NIDN0211015501

6Tempat, Tanggal LahirKisaran, 11 Januari 1955

7E-mailWiriadi [email protected]

8Nomor Telepon/HP081377530589

9Alamat KantorJl. Nangka No. 58 C Tanjung Barat Jagakarsa, Jak Sel

10Nomor Telepon/Faks(021) 78835283

11Lulusan yang Telah DihasilkanS-1 = .. orang ; S-2 = orang; S-3 = orang

12Nomor Telepon/Faks

13Mata Kuliah yang Diampu1. Manajemen Operasi

1. Kewira Usahaan

1. Perilaku Organisasi

1. Metode Penelitian

7 Riwayat PendidikanS-1S-2S-3

Nama Perguruan TinggiUniversitas Muhammadiyah, Jakarta, Fakultas EkonomiSekolah Tinggi Manajemen LPPM

Bidang IlmuEkonomi PerusahaanManajemen Pemasaran

Tahun Masuk-Lulus1981 19861990 1992

Judul Skripsi/Tesis/DisertasiAnalisa Cash Management pada Bank ABC, JakartaStrategi Pengembangan Industri Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 1991 1996 PTP Minanga Ogan, Jakarta

Nama Pembimbing/PromotorDrs. Syahris TandjungDr. Pakerti

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)No.TahunJudul PenelitianPendanaan

Sumber*Jml (Juta Rp)

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

7 Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun TerakhirNo.TahunJudul Pengabdian Kepada MasyarakatPendanaan

Sumber*Jml (Juta Rp)

1

2

3

dst

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun TerakhirNo.Judul Artikel IlmiahNama JurnalVolume/Nomor/Tahun

1 Self Employee VS Employment

Jurnal Ilmiah, Universitas Muhammadiyah, Bengkulu 2009

2Strategi Cerdas Dalam Biisnis Pendidikan Di PerguruanTinggi (Blue Ocean vs Red Ocean Strategy)Jurnal Iqtishad, FE UMJ, JakartaJuni, 2010

3Langkah Strategis Yang Dilakukan Pengelola Iqtishad Untuk Meraih Jurnal TerakriditasJurnal Iqtishad, FE UMJ, JakartaDesember, 2010

7 Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun TerakhirNo.Nama Pertemuan Ilmiah / SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1Seminar DosenStrategi Cerdas Dalam Biisnis Pendidikan Di PerguruanTinggi (Blue Ocean vs Red Ocean Strategy) UNINDRA, 2012

2Seminar Go PublishMencegah FP2S dalam PenulisanJurnal IlmiahPasca Sarjana UMJ, 2013

G. Karya Buku dalam 5 Tahun TerakhirNo.Judul BukuTahunJumlah HalamanPenerbit

1Proceeding: Loka Karya Dan Pelatihan Peningkatan Pemahaman Dosen Mengenai Aspek Nilai Islam Dalam Proses Pembelajaran di FE UMJ 2010125 hal.FE UMJ

2Proceeding: Round Table Discussion Epistemology Of Islamic Economic And Curriculum Reform2010130 hal,FEUMJ

3Proceeding: Workshop Penelitian2010136 hal,FEUMJ

4Bahan Ajar Writing Skill (Theory And Practice)2011145 hal.FEUMJ

5Bahan Ajar General English2012122 hal.UNINDRA

6Bahan Ajar Economics English,2012120 hal.UNINDRA

1. General Management2013150UNINDRA

H. Perolehan HKI dalam 510 Tahun TerakhirNo.Judul/Tema HKITahunJenisNomor P/ID

1

2

3

dst

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun TerakhirNo.Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah DiterapkanTahunTempat PenerapanRespon Masyarakat

1

2

3

dst

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)No.Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1Dosen BerprestasiUniveritas Indraprasta PGRI Jakarta2008

2

3

dst

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah .....................................................Jakarta, 2014

Pengusul,

Wiriadi Sutrisno

Anggota Tim Pelaksana 2.A. Identitas Diri1Nama Lengkap (dengan gelar)

2Jenis Kelamin

3Jabatan Fungsional

4NIP/NIK/Identitas lainnya

5NIDN

6Tempat, Tanggal Lahir

7E-mail

8Nomor Telepon/HP

9Alamat KantorJl. Nangka No. 58C Tanjung Barat Jagakarsa Jakarta Selatan

10Nomor Telepon/Faks(021)78835283-7818718/(021)78835283

11Lulusan yang Telah DihasilkanS-1 = orang; S-2 = orang; S-3 = orang

12Nomor Telepon/Faks085692893630

13Mata Kuliah yang Diampu1.

2.

B. Riwayat PendidikanS-1S-2S-3

Nama Perguruan Tinggi-

Bidang Ilmu-

Tahun Masuk-Lulus-

Judul Skripsi/Tesis/Disertasi-

Nama Pembimbing/Promotor-

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)No.TahunJudul PenelitianPendanaan

Sumber*Jml (Juta Rp)

1

2

3

dst

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun TerakhirNo.TahunJudul Pengabdian Kepada MasyarakatPendanaan

Sumber*Jml (Juta Rp)

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun TerakhirNo.Judul Artikel IlmiahNama JurnalVolume/Nomor/Tahun

1

2

3

dst

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun TerakhirNo.Nama Pertemuan Ilmiah / SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1

2

3

dst

G. Karya Buku dalam 5 Tahun TerakhirNo.Judul BukuTahunJumlah HalamanPenerbit

1

2

3

dst

H. Perolehan HKI dalam 510 Tahun TerakhirNo.Judul/Tema HKITahunJenisNomor P/ID

1

2

3

dst

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun TerakhirNo.Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah DiterapkanTahunTempat PenerapanRespon Masyarakat

1

2

3

dst

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)No.Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1

2

3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Pengabdian Masyarakat Iptek Berbasis Masarakat (IbM)Jakarta, 2014

Pengusul,

( )

Lampiran 2Diagram Proses Pelaksanaan IbM Pelatihan H & S

Lampiran 3. Peta Lokasi

Address:Jl. Srengseng Sawah Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta SelatanDKI Jakarta, 12640, Indonesia, Phone:+62 21 7862861

Lampiran 4 Kesepakatan Kerja Sama Dengan Kepala Daerah

Lampiran 5 Kesepakatan Kerjasama Dengan Mitra Abdimas Setu Babakan

Lampiran : 6

PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWISETU BABAKAN JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN

A. Selayang Pandang

Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.

Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.

Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar.Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.

Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama. Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.

1. Keistimewaan

Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.

Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.

Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Quran, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.

Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau.

Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya dengan terlebih dulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.Yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Selain itu Setu babakan adalah salah satu tempat favorit bersepeda santai di Jakarta Selatan.

C. Lokasi

Perkampungan Setu Babakan berlokasi di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia. Pintu masuk utama adalah Pintu Si Pitung yang terletak di Jalan RM. Kahfi II.

1. AksesAkses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju perkampungan Setu Babakan.

Alternatif lainnya, pengunjung yang berangkat dari Terminal Depok dapat juga menggunakan Metromini 616 jurusan Blok MPasar MingguCimpedak atau menggunakan angkutan umum bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung diminta memarkir kendaraannya di tempat yang telah disediakan, kemudian dipersilakan mengunjungi perkampungan dengan berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi Setu Babakan.

Lampiran 7

Foto-foto Kulinar Di Setu Babakan

1

Pengolahan Makanan Yang Tidak Bersih/Sanitasi, tidak pakai Gloves plastic dan clemek

2

Tidak penutup rambutdak Sanitas karena tidak pakai gloves, clemek dan penutup rambut

3Persediaan nasi yang terbuka, member peluang dihinggapi bakteri pathogen, baik melalui lalat maupun udara

4

Tidak pakai penutup rambut, gloves dan lingkungan tidak bersih

5Tidak pakai gloves dan tata letak tidak baik

5 Tata letak makanan siap saji yang terbuka, tidak sanitasi, karena akan terkomunikasi dengan bakteri yang terkirim via udara

Tidak pakai gloves = Tidak sanitasi

Lampiran 8

1

Kampanye Hygine dan Sanitasi

2Tindakan awal hygine dan sanitasi, cuci tangan sebelum dan sesudah memulai kerja

3

Gloves, sarung tangan plastik transparan, alat sanitasi

4

Celemek untuk menjaga kebersihan makanan dari pindahan kuman dan kotoran lain dari petugas kuliner

5

Terapan Sanitasi Kuliner

6

Tata letak makanan siap saji yang sanitasi

32